isi evapro yodium

36
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu layanan sosial dasar yang harus dipenuhi oleh pemerintah sebagai kewajibannya untuk menjaga kesejahteraan masyarakat. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan.Dalam pelaksanaannya, pembangunan kesehatan saat ini harus lebih mengutamakan paradigma sehat, daripada paradigma sakit. Hal ini berarti pelayanan kesehatan lebih diarahkan secara terpadu pada proses promotif dan preventif, tanpa melupakan kuratif dan rehabilitatif.Salah satu langkah untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan dikembangkannya sarana dan prasarana kesehatan oleh pemerintah, diantaranya adalah Polindes, Puskesmas dan Rumah Sakit. Berdasarkan Kepmenkes No. 128 tahun 2004, Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal disuatu wilayah kerja tertentu. Wilayah kerja puskesmas pada 1

Upload: tika-chika-wulandari

Post on 29-Jan-2016

41 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

evapro yodium sumpiuh IKM

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Evapro Yodium

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu layanan sosial dasar yang harus

dipenuhi oleh pemerintah sebagai kewajibannya untuk menjaga kesejahteraan

masyarakat. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi

untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan

pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan.Dalam

pelaksanaannya, pembangunan kesehatan saat ini harus lebih mengutamakan

paradigma sehat, daripada paradigma sakit. Hal ini berarti pelayanan

kesehatan lebih diarahkan secara terpadu pada proses promotif dan preventif,

tanpa melupakan kuratif dan rehabilitatif.Salah satu langkah untuk mencapai

tujuan tersebut adalah dengan dikembangkannya sarana dan prasarana

kesehatan oleh pemerintah, diantaranya adalah Polindes, Puskesmas dan

Rumah Sakit.

Berdasarkan Kepmenkes No. 128 tahun 2004, Puskesmas adalah

penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat

pertama. Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan

yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan, yang

melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan

terpadu untuk masyarakat yang tinggal disuatu wilayah kerja tertentu.

Wilayah kerja puskesmas pada mulanya ditetapkan satu kecamatan, kemudian

dengan semakin berkembangnya kemampuan dana yang dimiliki oleh

pemerintah untuk membangun puskesmas, wilayah kerja puskesmas

ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk di satu kecamatan, kepadatan dan

mobilitasnya.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/

kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

suatu wilayah kerja. Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan

memegang peranan yang penting karena fungsi dari puskesmas adalah

mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta

menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan

masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di

1

Page 2: Isi Evapro Yodium

wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan dasar pada

masyarakat, dalam pelaksanaan kegiatannya dijalankan dalam bentuk 6

program pokok Puskesmas. Namun pada umumnya program pokok

Puskesmas ini belum dapat dilaksanakan secara optimal. Adanya keterbatasan

dan hambatan baik di Puskesmas maupun masyarakat dalam pelaksanaan

program pokok Puskesmas maka untuk mengatasinya harus berdasarkan skala

prioritas sesuai permasalahan yang ada, dengan memanfaatkan potensi yang

ada di masyarakat dengan melakukan pemberdayaan masyarakat.

Salah satu hal yang menjadi masalah di Puskesmas I Sumpiuh adalah

program Survey Konsumsi Garam Beryodium. Program ini bertujuan untuk

membantu dalam pemantauan gizi yang cukup untuk mencegah Masalah

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Kecamatan Sumpiuh.

Permasalahan yang muncul adalah capaian target yang belum terpenuhi

secara maksimal pada tahun 2014. Berdasarkan masalah diatas maka perlu

dianalisa ulang mengenai kekurangan dalam pelaksanaan program-program

puskesmas terutama program Survey Konsumsi Garam Beryodium di

Puskesmas I Sumpiuh.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum : Mampu menganalisa masalah kesehatan dan metode

pemecahan masalah kesehatan di Puskesmas I Sumpiuh

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran umum keadaan kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas I Sumpiuh.

b. Mengetahui secara umum program dan cakupan program Survey

Konsumsi Garam Beryodium di Puskesmas I Sumpiuh.

c. Mengetahui pelaksanaan dan keberhasilan program Survey

Konsumsi Garam Beryodium di Puskesmas I Sumpiuh.

d. Menganalisis kekurangan dan kelebihan pelaksanaan program

Survey Konsumsi Garam Beryodiumdi Puskesmas I Sumpiuh.

2

Page 3: Isi Evapro Yodium

C. Manfaat Penulisan

1. Sebagai bahan wacana bagi Puskesmas untuk memperbaiki kekurangan

yang mungkin masih ada dalam program Survey Konsumsi Garam

Beryodium di Puskesmas I Sumpiuh.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Puskesmas, khususnya pemegang

program kerja Survey Konsumsi Garam Beryodium dalam melakukan

evaluasi dalam kinerja program Survey Konsumsi Garam Beryodium di

Puskesmas I Sumpiuh.

3. Sebagai bahan untuk perbaikan program kerja Survey Konsumsi Garam

Beryodium kearah yang lebih baik guna mengoptimalkan mutu

pelayanan kepada masyarakat pada umumnya dan individu pada

khususnya di wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh.

4. Sebagai bahan untuk memperbaiki kekurangan dari program kerja

Survey Konsumsi Garam Beryodium oleh Puskesmas I Sumpiuh.

3

Page 4: Isi Evapro Yodium

II. ANALISIS POTENSI DAN IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS

A. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS I SUMPIUH

1. Keadaan Geografis

Wilayah Puskesmas I Sumpiuh mencakup 7 desa, seluas 2064,175

Ha yaitu :

Kelurahan Kebokura : 202.985 Ha

Desa Karanggedang : 202.458 Ha

Desa Kemiri : 248,914 Ha

Desa Kuntili : 327.050 Ha

Desa Pandak : 275.935 Ha

Desa Lebeng : 228.656 Ha

Desa Ketanda : 542.117 Ha

Batas Wilayah Puskesmas 1 Sumpiuh

Utara : Kec. Somagede Kab Banyumas

Selatan: Kec. Nusawungu Kab. Cilacap

Timur : Wilayah Puskesmas II Sumpiuh

Barat : Kec. Kemranjen Kab. Banyumas

Aksesibilitas/Kemudahan

Jarak Puskesmas ke kabupaten : 100 % aspal 40 km

Jarak Puskesmas ke desa : 0,5 – 6 km

Ke 7 desa dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2

Komunikasi berita : Kantor Pos, Telepone, Radio, TV, Surat Kabar

Keadaan Demografi

Jumlah penduduk keseluruhan 7 Desa wilayah kerja Puskesmas 1

Sumpih 25.755 Jiwa, dengan rincian sebagai berikut:

Kelurahan Kebokura : 3.737 Jiwa

Desa Karanggedang : 1.992 Jiwa

Desa Kemiri : 5.114 Jiwa

4

Page 5: Isi Evapro Yodium

Desa Kuntili : 4.488 Jiwa

Desa Pandak : 3.255 Jiwa

Desa Lebeng : 2.723 Jiwa

Desa Ketanda : 4.446 Jiwa

Jumlah penduduk tertinggi di desa Kemiri sebanyak 5.114 jiwa dan

terendah di Desa Karanggedang sebanyak 1.992 jiwa. Jika kita bandingkan

dengan luas wilayah, kepadatan penduduk tertinggi di Desa Kemiri sebesar

20,55 /Ha., sedangkan Ketanda menempati urutan kepadatan penduduk

terendah sebesar 8,20/Ha.

Jumlah penduduk menurut golongan umur, jumlah terbesar pada

kelompok umur 15-44 tahun sebanyak 1.812 jiwa sedangkan jumlah

terendah pada kelompok umur >65 tahun sebanyak 391 jiwa.

2. Pencapaian Program Kesehatan

Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat,

dalam pelaksanaan kegiatannya dijalankan dalam bentuk 6 program pokok

Puskesmas, yang meliputi; promosi kesehatan, pemberantasan penyakit

menular, kesehatan lingkungan, gizi masyarakat, kesehatan ibu anak dan

keluarga berencana (KIA/KB), serta layanan pengobatan. Namun pada

umumnya program pokok Puskesmas ini belum dapat dilaksanakan secara

optimal. Adanya keterbatasan dan hambatan baik di Puskesmas maupun

masyarakat dalam pelaksanaan program pokok Puskesmas maka untuk

mengatasinya harus berdasarkan skala prioritas sesuai permasalahan yang

ada, dengan memanfaatkan potensi yang ada di masyarakat dengan

melakukan pemberdayaan masyarakat.

a. Promosi kesehatan (Promkes)

Promkes adalah program pelayanan kesehatan puskesmas

diarahkan untuk membantu masyarakat sekitar agar hidup lebih sehat

dan optimal melalui kegiatan penyuluhan, baik individu maupun

masyarakat.

5

Page 6: Isi Evapro Yodium

Program penyuluhan di wilayah Puskesmas I Sumpiuh pada tahun

2013 meliputi penyuluhan DBD, kesling, KIA, TBC, ASI Eksklusif,

NAPZA, Gizi, dan lain-lain. Cakupan desa siaga aktif pada tahun 2013

terealisasi 100% dari target 100%. Program unggulan dalam

kesehatanlingkungan diwilayah kerja Puskesmas I sumpiuh adalah

mengurangi angka ODF (Open Defecation Free), dan PHBS.

Rendahnya angka ODF di wilayah kerja Puskesmas Sumpiuh

dengan persentase 50% yang telah terealisasi dari target 80% pada

tahun 2013, menyebabkan Desa Ketanda mendapatkan bantuan dana

untuk menguranginya.

b. Pemberantasan penyakit menular (P2M)

1) Diare

Jumlah kasus diare diwilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh terbilang

cukup tinggi. Data Puskesmas I Sumpiuh menunjukkan bahwa

Diare merupakan penyakit yang menempati peringkat kedua dari

sepuluh pola penyakit di wilayah kerja Puskesmas I Sumpiuh.

Terdapat 820 kasus diare atau 75,3% yang tertangani selama tahun

2013. Dan masih ada sekitar 24,7% kasus yang terdeteksi namun

tidak mendapatkan pelayanan kesehatan. Cakupan penemuan dan

penanganan diare di Puskesmas I Sumpiuh tahun 2013 sebanyak

820 (75.3%), lebih rendah dibanding tahun 2012 sebanyak 864

( 92,2%). Penemuan kasus diare pada tahun 2013 di puskesmas I

Sumpiuh masih dibawah target. Target tahun 2013 adalah 100%

namun hanya terealisasi 80,71%. Angka ODF yang masih rendah

sebesar 50% dari target 80% pada tahun 2013 dan penerapan PHBS

yang masih kurang baik dimungkinkan menjadi salah satu

penyebab tingginya angka diare diwilayah kerja Puskesmas I

Sumpiuh.

2) Penyakit Malaria

Jumlah kasus Malaria tahun 2013 sebanyak 7 kasus, menurun

apabila dibandingkan dengan tahun kasus pada tahun 2012

6

Page 7: Isi Evapro Yodium

sebanyak 23 kasus.Angka kematian penyakit malaria pada tahun

2013 adalah 0/ 10.000 penduduk.

3) TB Paru

Jumlah kasus TB paru positif tahun 2013 sebanyak 21 kasus,

sementara pada tahun sebelumnya didapatkan 25 kasus TB paru

positif atau mengalami penurunan sebanyak 4 kasus. Penemuan

kasus baru TB BTA positif pada tahun 2013 telah tereealisasi

22,86%. Angka ini masih dibawah target penemuan penderita

penyakit TB paru BTA + Kabupaten Banyumas Tahun 2013

sebesar >80%. Angka kesembuhan penyakit TB paru pada tahun

2013 sebesar 100% dan ini telah mencapai target.

4) HIV

Jumlah pasien HIV (+) yang dilaporkan tahun 2014 sebanyak 7

kasus, lebih tinggi dibanding tahun 2013 (3 kasus).Dengan

perincian 2 penderita HIV pasangan suami istri dari desa Kuntili, 1

penderita AIDS berjenis kelamin Perempuan berasal dari desa

Ketanda, 1 penderita HIV berjenis kelamin dari desa lebeng dan 3

penderita HIV dari desa kemiri.

5) AFP/ Acute Flaccid Paralysis

Selama tahun 2013 tidak didapatkan kasus AFP di wilayah

Puskesmas 1 Sumpiuh.

6) Demam Berdarah Dengue

Selama tahun 2013 dilaporkan terdapat 4 kasus DBD diwilayah

Puskesmas Sumpiuh 1, meningkat dibanding tahun 2012 yaitu 1

kasus DBD. Penanganan penderita DBD pada tahun 2013

terealisasi 100% dan ini memenuhi target.

7) Kusta

Selama tahun 2014 diwilayah Puskesmas I Sumpiuh terdapat 2

kasus kusta, yang ditemukan didesa karang gedang pada bulan

oktober tahun 2014

c. Kesehatan lingkungan (Kesling)

7

Page 8: Isi Evapro Yodium

Pada tahun 2013 jumlah institusi yang terdiri sarana kesehatan,

sarana pendidikan, sarana ibadah dan perkantoran diwilayah

Puskesmas I Sumpiuh sebanyak. 291 buah, yang dibina 188 (64,4%).

Standar Pelayanan Minimal institusi yang dibina sebesar 70% dengan

demikian institusi yang dibina diwilayah Puskesmas I Sumpiuh belum

mencapai standar.

1) Rumah Sehat

Berdasarkan tabel 47 diketahui bahwa tahun 2013 dari 6.278

rumah yang diperiksa sebanyak 3.863 (61,5%) rumah. 60,1 %

atau 2.322 rumah diantaranya memenuhi kriteria rumah sehat.

Hasil ini tidakdapat menggambarkan kondisi rumah sehat

seluruh wilayah Puskesmas I Sumpiuh, hal ini karena tidak

seluruh rumah di Puskesmas I sumpiuh tidak diperiksa.

2) Tempat-tempat Umum

Pada tahun 2012 jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang

diperiksa persyaratan kesehatannya sebanyak 51 buah dari 51

buah yang ada. TTU yang memenuhi persyaratan kesehatan

sebanyak 21 buah (67,74%) dari jumlah yang diperiksa.

Dibandingkan tahun 2012 TTU yang memenuhi syarat

kesehatan sebesar 19 buah (57,58%) dari 61 TTU yang

diperiksa. Secara kualitas TTU yang diperiksa mengalami

peningkatan sebesar 10,83%.

d. Gizi masyarakat

Status gizi, terutama pada balita perlu mendapatkan perhatian

berupa pemantauan untuk mempertahankan tumbuh kembang yang

baik. Berdasarkan pemantauan status gizi balita pada tahun 2013

terdapat 200 anak gizi kurang ( 11,4%), menurun bila dibandingkan

dengan tahun 2012 sebanyak 160 anak (11,61%). Pada tahun 2013,

tidak ditemukan adanya balita dengan gizi buruk.

8

Page 9: Isi Evapro Yodium

e. Kesehatan ibu anak dan keluarga berencana (KIA/KB)

Program MDG’s 4 dan 5 atau Program yang dilaksanakan untuk

menurunkan Angka Kematian Anak dan Meningkatkan Kesehatan Ibu

tergabung kedalam program Kesehatan Ibu, Anak dan, Keluarga

Berencana (KIA/KB). Kejadian kematian dapat digunakan sebagai

indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan

program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada

umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey dan

penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit

yang terjadi pada periode tahun 2013 akan diuraikan di bawah ini.

Terdapat beberapa gambaran output dari pelaksanaan program

KIA/KB di wilayah kerja Puskesmas Sumpiuh I pada tahun 2014

yaitu:

1) Angka Kematian Bayi

Pada tahun 2013 terdapat 206 kelahiran hidup di 7 desa

wilayah kerja puskesmas 1 Sumpiuh. Jumlah Angka Kematian

Bayi (AKB) sebesar 6,7 per 1000 kelahiran hidup yang terjadi

di Desa Kemiri, Desa Pandak, Desa Lebeng, Desa Ketanda

(still birth 0 kasus). Angka kunjungan bayi terealisasi sebesar

94,22% selama tahun 2013. Hal ini masih berada di bawah

target karena target 2013 adalah 100%.

2) Angka Kematian Ibu

Jumlah wanita yang melahirkan pada tahun 2013 di wilayah

kerja Puskesmas I Sumpiuh sebanyak 445 ibu melahirkan, dan

proporsi angka kematian ibu adalah 0 per 100.000 kelahiran

hidup selama tahun 2013.

3) Angka Kematian Balita

Proporsi angka kematian balita di wilayah kerja Puskesmas I

Sumpiuh sebesar 6,7 per 1000 kelahiran hidup dari 1754 balita

yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sumpiuh 1 selama tahun

2013. Angka cakupan pelayanan balita terealisasi 100% dari

target 90% selama tahun 2013.

9

Page 10: Isi Evapro Yodium

f. Layanan pengobatan

Layanan pengobatan adalah pelayan yang meliputi kuratif dan

rehabilitatif.Bentuk pelayanan ini adalah diagnosis kemudian

dilakukan pengobatan oleh seorang dokter.

Selama tahun 2013 terdapat 606 kasus penyakit tidak menular di

wilayah Puskesmas I Sumpiuh. Lima penyakit tidak menular dengan

angka prevalensi terbesar sesuai angka kunjungan, antara lain:

Hipertensi esensial, Asma Bronkiale, DM Tipe 2, Dekompensasio

Cordis dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Kasus tertinggi

PTM adalah kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar

52,6% (319 kasus) dan 65,52% diantaranya adalah Hipertensi esensial.

Dari hasil data sekunder, diperoleh hasil bahwa sebagian besar

penyakit yang diderita oleh pengunjung Puskesmas Sumpiuh I

merupakan menular dan penyakit degeneratif. Antara lain penyakit

Diare, ISPA, TBC, Hipertensi, Radang sendi, dan DM Tipe 2. Hal ini

menunjukkan adanya besar masalah yang cenderung seimbang antara

terjadinya penyakit menular dan penyakit yang diakibatkan oleh faktor

perilaku diwilayah kerja Puskesmas Sumpiuh 1.

B. INPUT

Man

1. Dokter dan Dokter Gigi

Jumlah dokter umum yang ada di Puskesmas I Sumpiuh pada tahun

2015 sebanyak 2 orang dan jumlah dokter gigi sebanyak 1 orang.

2. Tenaga Perawat dan Bidan

Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2015 mempunyai tenaga perawat

dan bidan sebanyak 25 orang yang terdiri dari 10 bidan, 14 perawat,

dan 1 perawat gigi.

3. Tenaga Farmasi

Di Puskesmas I Sumpiuh Pada tahun 2015 mempunyai tenaga

kefarmasian sebanyak 1 orang (Apoteker)

10

Page 11: Isi Evapro Yodium

4. Tenaga Gizi

Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2015 mempunyai tenaga gizi

sebanyak 1 orang

5. Tenaga Penyuluhan Kesehatan

Puskesmas I Sumpiuh memiliki seorang tenaga promosi kesehatan

6. Tenaga Sanitasi

Puskesmas I Sumpiuh pada tahun 2015 mempunyai tenaga sanitasi

sebanyak 1 orang

Money

Sumber dana untuk kegiatan program-program Puskesmas I

Sumpiuh berasal dari APBD Kabupaten Banyumas dan ABPN

Material

Logistik dan obat berasal dari BLUD, sedangkan untuk

penyediaan vaksin puskesmas berasal dari dinas kesehatan. Jumlah dan

jenisnya disesuaikan dengan perencanaan yang telah diajukan oleh

Puskesmas.Alat-alat kesehatan untuk yang diperlukan untuk puskesmas

sudah cukup memadai.

Metode

Keterampilan petugas diperoleh dari pendidikan perguruan tinggi

dan dari pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Banyumas yang diadakan sewaktu-waktu dan berkala.

Minute

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan besarnya

kasus dan demographi/wilayah terdapatnya kasus. Rutin dilakukan satu

tahun sekali dalam survey.

Market

Sasaran masyarakat pada program promosi kesehatan tentang

kejadian GAKY adalah kepada seluruh masyarakat wilayah kerja

Puskesmas 1 Sumpiuh.

11

Page 12: Isi Evapro Yodium

C. Proses

Perencanaan (P1) :

Arah : Terwujudnya “Pelayanan Kesehatan Dasar Paripurna Menuju

Masyarakat Sehat Mandiri”. Untuk mempermudah mencapai tersebut,

perencanaan mengacu pada Standart Pelayanan Minimal (SPM) untuk

program Kesehatan Lingkungan yang sudah ditetapkan di tingkat Provinsi.

Pengorganisasian (P2)

1. Penggalangan kerjasama dalam Tim Penanggulangan Gangguan Akibat

Kurang Yodium (TPGAKY)

2. Rakor bulanan Puskesmas Sumpiuh

3. Penggalangan kerjasama lintas sektoral

4. Mempertimbangkan jumlah tenaga, beban kerja dan sarana

Penggerakan dan pelaksanaan program

Tim Puskesmas Sumpiuh bekerjasama dengan bagian PKK, Bidan

Desa, Kepala Desa, dan Lurah guna menindaklanjuti Gangguan Akibat

Kurang Yodium.

Pengawasan dan pengendalian (P3) untuk kelancaran kegiatan

1. PWS = Pemantauan wilayah setempat

2. Puskesmas Sumpiuh khususnya bagian TPGAKY

3. Dinas Kesehatan wilayah Bayumas

4. Perangkat desa setempat

D. OUT PUT :

Angka kejadian masih ditangani secara sektoral, bila ada kasus

langsung dirujuk ke Rumah Sakit. Oleh sebab itu diperlukan masyarakat yang

aktif dan peduli terhadap pemakaian garam beryodium dan masalah kesehatan

yang muncul.

E. EFFECT :

Dengan adanya angka kejadian GAKY yang terkena dalam suatu

daerah diharapkan masyarakat lebih berperan aktif dalam menjaga kesehatan

lingkungan, mengutamakan kebersihan pribadi, sehingga faktor lingkungan

12

Page 13: Isi Evapro Yodium

yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya penyakit menular

(diare) di masyarakat.

F. OUTCOME (IMPACT)

Dampak program yang harapkan adalah menurunnya angka kejadian

gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). Untuk mempermudah menilai

outcome digunakan indikator, yaitu: tingkat dan jenis morbiditas (kejadian

sakit).

13

Page 14: Isi Evapro Yodium

BAB IV

IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS DARI HASIL ANALISIS SWOT

A. Swot

1. Strenght

a. Tenaga

Program TPGAKY tidak hanya diberikan tanggung jawab kepada 1 orang,

tetapi seluruh tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan, ahli gizi, apoteker,

petugas laborat) dapat menjadi sumberdaya untuk keberlangsungan

kegiatan promosi kesehatan.

b. Sarana dan Prasarana

Puskesmas I Sumpiuh memiliki sarana dan prasarana kesehatan yang

cukup lengkap, seperti laboratorium dan instalasi gawat darurat.

Puskesmas Sumpiuh 1 mempunyai alat Iodina test untuk memeriksa garam

secara kualitatif. Bahan-bahan yang digunakan untuk promosi kesehatan

cukup baik yaitu leaflet, dan penyuluhan.

c. Motivasi

Memiliki tenaga kesehatan yang loyal, keterampilan dan koordinasi satu

sama lain yang baik serta motivasi yang kuat untuk bekerja keras demi

kemajuan Puskesmas.

d. Pengetahuan dan Keterampilan

Pengetahuan dan ketrampilan tenaga petugas kesehatan baik, tanggap, dan

terampil.

B. Weakness

a. Perilaku menggunakan garam beryodium di masyarakat kurang

b. Partisipasi masyarakat untuk menggunakan garam beryodium kurang

c. Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah

C. Opportunity

Pemantauan dari dinas kesehatan tentang pemberantasan penyakit akibat

kurangnya yoidum dan dukungan penuh dari dinas kesehatan Kabupaten

Banyumas.

14

Page 15: Isi Evapro Yodium

D. Treat

Masyarakat sukar diajak kerja sama dalam menggunakan garam beryodium

sehingga terjadinya penderita kekurangan yodium. Jumlah penderita

kekurangan yodium selalu ada dan memiliki jumlah yang berbeda pada setiap

tahun.

Tabel 1. Jumlah Penderita Puskesmas Sumpiuh

Tahun Jumlah Penderita

2012

2013

Bumil 1

Bumil 1

2014 Bayi 1 : NHI (+)

2015 Bayi 1 : NHI (+) desa Kemiri

Dewasa 4 orang

Alternatif pemecahan dari masalah peningkatan kejadian penyakit akibat

kekurangan yodium dengan meningkatkan kesadaran di masyarakat terutama

penggunaan garam beryodium. Hal ini dimaksudkan supaya menurunkan

angka kejadian penyakit karena kekurangan yodium.

15

Page 16: Isi Evapro Yodium

BAB V

PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DARI HASIL ANALISIS SWOT

Berdasarkan analisis SWOT yang sudah dilakukan maka survey konsumsi

garam beryodium merupakan sasaran utama yang diambil oleh kelompok kami di

program TPGAKY puskesmas. Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk

meningkatkan mutu gizi serta konsumsi pangan, sehingga berdampak pada

perbaikan keadaan atau status gizi, terutama status gizi kurang dan status gizi

buruk, serta mempertahankan keadaan status gizi baik. Puskesmas merupakan

sarana kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan yang

mempunyai program dasar yaitu “Perbaikan Gizi” karena masalah gizi merupakan

masalah kesehatan yang masih perlu ditanggulangi.

Saat ini, konsumsi garam beryodium masih rendah. Hasil survey konsumsi

garam beryodium tingkat rumah tangga secara nasional pada tahun 2002

menunjukkan bahwa 18,53% rumah tangga mengkonsumsi garam dengan

kandungan yodium > 30 ppm, masih sedikit rumah tangga yang menggunakan

garam beryodium sesuai dengan anjuran kandungan yodium yang baik yang telah

ditetapkan oleh dinas kesehatan yaitu 90%. Hasil survey konsumsi garam

beryodium rumah tangga di provinsi Jawa Tengah tahun 2007 menunjukkan ibu

rumah tangga yang mengkonsumsi garam yang mengandung yodium sebanyak

58,6% dan menurut data Puskesmas Sumpiuh 1 penduduk di suatu desa/kelurahan

pada tahun 2014 yang mengkonsumsi garam beryodium adalah 71,43%.

Kekurangan konsumsi garam beryodium akan mengakibatkan gangguan

akibat kurang yodium atau GAKY. GAKY adalah sekumpulan gejala yang timbul

karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus menerus dalam

jangka waktu cukup lama. menurut Depkes RI (2004), GAKY merupakan salah

satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya

mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang

mencakup 3 aspek yaitu perkembangan kecerdasan, perkembangan sosial dan dan

perkembangan ekonomi.

16

Page 17: Isi Evapro Yodium

A. Definisi Yodium

Yodium sendiri adalah adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di

tanah maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup. Dalam tubuh manusia

Yodium diperlukan untuk membentuk Hormon Tiroksin yang berfungsi untuk

mengatur pertumbuhan dan perkembangan termasuk kecerdasan mulai dari

janin sampai dewasa. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan

bioaktivitas hormon ini, yaitu trijodotyronin (T3) dan tetrajodotyronin (T4)

atau thyroxin. Iodium dikonsentrasikan di dalam kelenjar gondok (glandula

thyroxin) untuk dipergunakan dalam sintesa hormon thyroxin. Hormon ini

ditimbun dalam folikel kelenjar gondok, terkonjugasi dengan protein

(globulin) yang disebut thyroglobulin yang merupakan bentuk yodium yang

disimpan dalam tubuh, apabila diperlukan, thyroglobulin dipecah dan akan

melepaskan hormon thyroxin yang dikeluarkan oleh folikel kelenjar ke dalam

aliran darah (Yuastika, 1995).

Kekurangan yodium memberikan kondisi hypothyroidism dan tubuh

mencoba untuk mengkompensasikan dengan penambahan jaringan kelenjar

gondok yang menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid tersebut. Jumlah

iodium dalam tubuh manusia relatif sangat kecil dan kebutuhan untuk

pertumbuhan normal hanya 100-150 mikrogram (0,1-0,15 mg) perhari.

Kebutuhan ini dapat dipenuhi dari konsumsi 6 gram garam beriodium dengan

kandungan minimal 40 ppm, sekitar 60 mikrogram iodium yang dikonsumsi

tersebut akan ditangkap oleh kelenjar tiroid untuk pembentukan hormon

thyroxin (Permaesih, 2000).

B. Gangguan akibat kekurangan yodium

Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah rangkaian efek

kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya

terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai

terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan

pertumbuhan pada anak dan orang dewasa.

17

Page 18: Isi Evapro Yodium

Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) juga merupakan defisiensi

yodium yang berlangsung lama akibat dari pola konsumsi pangan yang kurang

mengkonsumsi yodium sehingga akan mengganggu fungsi kelenjar tiroid,

yang secara perlahan menyebabkan kelenjar membesar sehingga

menyebabkan gondok.

Defisiensi yodium akan menguras cadangan yodium serta mengurangi

produksi tetraiodotironin/T4. Penurunan kadar T4 dalam darah memicu

sekresi Thyroid Stimulating Horrmon (TSH) yang selanjutnya menyebabkan

kelenjar tiroid bekerja lebih giat sehingga fisiknya kemudian membesar

(hiperplasi). Pada saat ini efisiensi pemompaan yodium bertambah yang

dibarengi dengan percepatan pemecahan yodium dalam kelenjar.

Kekurangan yodium pada masa kehamilan dan awal kehidupan

menyebabkan perkembangan otak terhambat. Titik paling kritis GAKY adalah

trimester ke-2 kehamilan sampai dengan 3 tahun setelah lahir.

KELOMPOK RENTAN DAMPAK

Ibu Hamil Keguguran

Janin Lahir mati, Meningkatkan kematian

janin,Kematian bayi, Kretin

( Keterbelakangan mental, Tuli,

Mata juling, Lumpuh spatis ), Cebol,

Kelainan fungsi psikomotor

Neonatus Gondok dan Hipotiroid

Anak dan Remaja Gondok, Gangguan pertumbuhan

fisik dan mental, Hipotiroid juvenile

Dewasa Gondok dan Hipotiroid

C. Faktor Penyebab Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah suatu penyakit yang

ditandai dengan terjadinya pembesaran kelenjar gondok (kelenjar tiroid) dan

diderita oleh sejumlah besar penduduk yang tinggal di suatu daerah tertentu.

18

Page 19: Isi Evapro Yodium

GAKY dapat sebabkan oleh beberapa faktor, yakni:

a. Defisiensi Iodium dan Iodium Excess

1. Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah

GAKY. Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses

adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur iodium dalam

makanan dan minuman yang dikonsumsinya.

2. Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar

secara terus menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di

Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi ganggang laut dalam

jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan

terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan

proses coupling.

b. Lokasi (Geografis dan non geografis)

Faktor lokasi dapat berpengaruh terhadap kejadian GAKY, hal ini

disebabkan kandungan yodium yang berbeda di setiap daerah. Penderita

GAKY secara umum banyak ditemukan di daerah perbukitan atau

dataran tinggi, karena yodium yang berada dilapisan tanah paling atas

terkikis oleh banjir atau hujan dan berakibat tumbuh-tumbuhan, hewan

dan air di wilayah ini mengandung yodium rendah bahkan tidak ada.

c. Asupan Energi dan Protein

Gangguan akibat kekurangan yodium secara tidak langsung dapat

disebabkan oleh asupan energi yang rendah, karena kebutuhan energi

akan diambil dari asupan protein. Protein (albumin, globulin,

prealbumin) merupakan alat transport hormon tiroid. Protein transport

berfungsi mencegah hormon tiroid keluar dari sirkulasi dan sebagai

cadangan hormon. Dengan adanya defisiensi protein dapat berpengaruh

terhadap berbagai tahap dalam sintesis hormon tiroid terutama tahap

transportasi hormone.

d. Pangan Goitrogenik

Zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat mengganggu struktur dan

fungsi hormon tiroid secara langsung dan tidak langsung. Secara

langsung zat goitrogenik menghambat uptake yodida anorganik oleh

19

Page 20: Isi Evapro Yodium

kelenjar tiroid. Seperti tiosianat dan isotiosianat menghambat proses

tersebut karena berkompetisi dengan yodium. Ada dua jenis zat

goitrogenik yang berasal dari bahan pangan yaitu:

1. Tiosianat terdapat dalam sayuran kobis, kembang kol, sawi,

rebung, ketela rambat dan jewawut

2. Isotiosianat terdapat pada kobis.

Berdasarkan mekanis kerjanya, zat goitrogenik dipengaruhi oleh

proses sintesis hormon dan kelenjar tiroid trhadap bahan – bahan

goitrogenik. Bahan tersebut adalah: rebung, ubi jalar, bawang

merah, bawang putih.

e. Genetik

Faktor genetik dalam hal ini merupakan variasi individual terhadap

kejadian GAKY dan mempunyai kecenderungan untuk mengalami

gangguan kelenjar tiroid. Faktor genetic banyak disebabkan karena

keabnormalan fungsi faal kelenjar tiroid. Penyebab genetic lain adalah

sejumlah cacat metabolic yang diturunkan. Cacat ini adalah cacat pada

pengangkutan yodium, cacat pada iodinasi, cacat perangkaian,

defisiensi deiodinasi, dan produksi protein teriodinasi yang abnormal

E. Cara Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

(GAKY)

Menurut modul Peningkatan Konsumsi Garam Beryodium Direktorat

Bina Gizi Masyarakat Depkes RI 2004, di Indonesia terdapat beberapa

strategi (baik jangka pendek maupun jangka panjang) sebagai upaya

penanggulangan Dampak Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

sebagai berikut :

1. Strategi Jangka Panjang

a. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), merupakan sebuah

strategi pemberdayakan masyarakat dan komponen terkait agar

mempunyai visi dan misi yang sama untuk menanggulangi GAKY

melalui kegiatan pemasyarakatan informasi, advokasi,

pendidikan/penyuluhan tentang ancaman GAKY bagi kualitas

20

Page 21: Isi Evapro Yodium

sumber daya manusia. Juga terkait pentingnya mengkonsumsi garam

beryodium, hak memperoleh kapsul beryodium bagi daerah endemik

dan penganekaragaman konsumsi pangan.

b. Surveillans, merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara

berkesinambungan terhadap beberapa indikator untuk dapat

melakukan deteksi dini adanya masalah yang mungkin timbul agar

dapat dilakukan tindakan/intervensi sehingga keadaan lebih buruk

dapat dicegah. Kegunaan surveillans yaitu mengetahui luas dan

beratnya masalah pada situasi terakhir, mengetahui daerah yang

harus mendapat prioritas, memperkirakan kebutuhan sumber daya

yang diperlukan untuk intervensi, mengetahui sasaran yang paling

tepat dan mengevaluasi keberhasilan program.

c. Iodisasi garam, merupakan kegiatan fortifikasi garam dengan

Kalium Iodat (KOI3). Tujuan kegiatan ini agar semua garam yodium

yang dikonsumsi masyarakat mengandung yodium minimal 30 ppm.

Target program ini 90% masyarakat mengkonsumsi garam

beryodium yang cukup (30 ppm).

2. Strategi Jangka Pendek

Sedangkan strategi jangka pendek sebagai upaya penanggulangan GAKY

yaitu dengan melakukan kegiatan distribusi kapsul minyak beryodium.

Program yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 1992 ini dilakukan

untuk mempercepat perbaikan status yodium masyarakat bagi daerah

endemik sedang dan berat pada kelompok rawan. Kapsul minyak

beryodium 200 mg diberikan pada Wanita Usia Subur (WUS) sebanyak 2

kapsul/tahun, sedangkan untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak SD

kelas 1-6 sebanyak 1 kapsul/tahun.

21

Page 22: Isi Evapro Yodium

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Melihat hasil analisis SWOT, didapatkan isu strategis yang dapat

dilakukan untuk mendapatkan alternatif pemecahan masalah, meliputi :

1. Peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya konsumsi garam

beryodium.

2. Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya konsumsi

garam beryodium melalui banner, pamplet, leaflet atau penyuluhan yang

rutin dilakukan oleh promkes maupun gizi di puskesmas.

3. Pemantauan yang dilakukan secara berkesinambungan tentang penggunaan

garam beryodium di rumah tangga.

4. Puskesmas bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektoral untuk

mengadakan garam beryodium di rumah tangga.

22

Page 23: Isi Evapro Yodium

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Pemilihan program TPGAKY sebagai salah satu masalah dalam program

Puskesmas Sumpiuh I adalah rendahnya angka konsumsi garam

beryodium dan terdapat 4 orang penderita.

2. Beberapa hal yang menjadi dasar kurang tercapainya program TPGAKY

di Puskesmas Sumpiuh I adalah :

a. Aspek penegakkan hukum, terdapat peraturan yang mengikat kepada

perusahaan besar untuk menjual garam beryodium.

b. Kesadaran masyarakat masih kurang terhadap pentingnya konsumsi

garam beryodium

c. Banyumas bukan merupakan produsen yodium namun merupakan

konsumen. Jadi banyak garam yang beredar tidak ada yodium.

3. Kekuatan yang paling mendukung program TPGAKY di Puskesmas

Sumpiuh I adalah :

a. Program TPGAKY tidak hanya diberikan tanggung jawab kepada 1

orang, tetapi seluruh tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan, ahli

gizi, apoteker, petugas laborat) dapat menjadi sumberdaya untuk

keberlangsungan kegiatan promosi kesehatan.

b. Puskesmas I Sumpiuh memiliki sarana dan prasarana kesehatan yang

cukup lengkap, seperti laboratorium dan instalasi gawat darurat.

Puskesmas Sumpiuh 1 mempunyai alat Iodina test untuk memeriksa

garam secara kualitatif. Bahan-bahan yang digunakan untuk promosi

kesehatan cukup baik yaitu leaflet, dan penyuluhan.

c. Memiliki tenaga kesehatan yang loyal, keterampilan dan koordinasi

satu sama lain yang baik serta motivasi yang kuat untuk bekerja keras

demi kemajuan Puskesmas.

d. Pengetahuan dan ketrampilan tenaga petugas kesehatan baik, tanggap,

dan terampil.

23

Page 24: Isi Evapro Yodium

4. Alternatif pemecahan dapat berupa :

a. Peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya konsumsi

garam beryodium.

b. Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya konsumsi

garam beryodium melalui banner, pamplet, leaflet atau penyuluhan

yang rutin dilakukan oleh promkes maupun gizi di puskesmas.

c. Pemantauan yang dilakukan secara berkesinambungan tentang

penggunaan garam beryodium di rumah tangga.

B. SARAN

1. Untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan adalah dengan

melaksanakan sosialisasi secara terus-menerus kepada masyarakat

mengenai Pentinganya konsumsi garam beryodium yang dilaksanakan

oleh petugas Puskesmas bekerja sama dengan lintas program dan lintas

sektoral.

2. Monitoring dan evaluasi kegiatan secara rutin untuk dapat diketahui

perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan .

24