kepemimpinan kharismatik dalam pendidikan

28
KEPEMIMPINAN KHARISMATIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Muntamah A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan ,semangat, dan kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka menjadi konform dengan keinginan pemimpin. Untuk itu, maka gaya seseorang di dalam memimpin akan amat berpengaruh terhadap organisasi yang dipimpinnya, baik pengaruh itu bersifat positif maupun negatif terhadap organisasi tersebut. Covey sebagaimana dikutip oleh Muhaimin [2010]menyatakan bahwa 90 persen dari semua kegagalan kepemimpinan adalah kegagalan pada karakter Beberapa tipe kepemimpinan telah dikenal, di antaranya adalah tipe kepemimpinan Karismatis. Kepemimpinan karismatik selama ini selalu identik dengan pengamatan pemimpin di politik dan keagamaan bukan kepemimpinan organisasi dan perusahaan. Kharisma berasal dari bahasa

Upload: muntamah-al-farabi

Post on 13-Aug-2015

341 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

KEPEMIMPINAN KHARISMATIK DALAM

PENDIDIKAN ISLAM

Oleh :

Muntamah

A.        PENDAHULUAN

1.         Latar Belakang

            Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan ,semangat, dan

kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota untuk

mengubah sikap, sehingga mereka menjadi konform dengan keinginan

pemimpin.  Untuk itu, maka gaya seseorang di dalam memimpin akan amat

berpengaruh terhadap organisasi yang dipimpinnya, baik pengaruh itu bersifat

positif maupun negatif terhadap organisasi tersebut. Covey sebagaimana dikutip

oleh Muhaimin [2010]menyatakan bahwa 90 persen dari semua kegagalan

kepemimpinan adalah kegagalan pada karakter

Beberapa tipe kepemimpinan telah dikenal, di antaranya adalah tipe

kepemimpinan Karismatis.  Kepemimpinan karismatik selama ini selalu identik

dengan pengamatan pemimpin di politik dan keagamaan bukan kepemimpinan

organisasi dan perusahaan. Kharisma berasal dari bahasa yunani diartikan karunia

diispirasi ilahi (divenely inspired gift) seperti kemampuan meramal dimasa yang

akan datang.

Makalah ini akan membahas, bagaimana tipe kepemimpinan kharismatik tersebut

apabila digunakan di dalam memimpin suatu sebuah lembaga pendidikan pada

umumnya, dan lembaga pendidikan Islam pada khususnya.  Hal ini sangat

menarik, terutama apabila melihat bahwa Islam merupakan agama yang sejak

awal sejarahnya tidak pernah lepas dari tipe kepemimpinan kharismatik.  Dunia

pendidikan Islam juga demikian, misalnya di dunia pesantren dan madrasah

Page 2: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

diniyah.  Pengaruh seorang tokoh agama biasanya mendahului sebelum berdirinya

suatu lembaga pendidikan Islam tersebut.   Tokoh agama biasanya adalah seorang

tokoh yang memiliki kharisma yang sangat besar di mata pengikut agama

tersebut.  Tokoh agama yang mempunyai kharisma tersebut dapat menjadi

pemimpin yang formal di lembaga pendidikan Islam,  maupun menjadi pemimpin

informal.  Akan tetapi pengaruh pemimpin berkharisma tersebut amat sangat

besar, walaupun pada kenyataan di lapangan ia hanyalah seorang pemimpin

informal.

2.         Rumusan Masalah

            Dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan

masalah sebagai berikut:

a.          Apakah kepemimpinan kharismatik itu?

b.         Bagaimanakah penerapannya di dalam dunia pendidikan Islam?

B.        PEMBAHASAN

1.         Definisi Kepemimpinan

            Untuk mengetahui bagaimanakah definisi tentang kepemimpinan, maka

terlebih dahulu dikemukakan mengenai apa sebenarnya konsep tenatng

kepemimpinan tersebut.

a.         Konsep-konsep Kepemimpinan.

Terdapat sedikitnya tiga konsep kepemimpinan, yaitu :[Ngalim purwanto 2004]

1)         Suatu konsep yang menganggap bahwa kepemimpinan merupakan suatu

kemempauan yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diri

seorang pemimpin.  Menurut konsep ini kepemimpinan diartikan sebagai karunia

yang didapatkan seseorang sejak lahir, bukan karena hasil dari sebuah

Page 3: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

pendidikan.  Konsep ini merupakan konsep kepemimpinan yang paling tua dan

paling lama dianut manusia.  Namun masih banyak pandangan manusia, terutama

di kalangan masyarakat agraris bahwa seseorang muncul diangkat sebagai

pemimpin semata-mata karena ia memiliki sifat-sifat yang baik, atau setidaknya

memiliki potensi yang merupakan pembawaan atau bahkan keturunan yang

diharapkan dapat menajdi teladan bagi oarang-orang yang dipimpinnya

2)         Konsep kedua agak lebih maju lagi.  Konsep ini memandang

kepemimpinan sebagai fungsi kelompok.  Menurut konsep ini, sukses tidaknnya

suatu kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan atau sifat-sifat

yang dimiliki oleh seseorang, tetapi justru yang lebih penting dipengaruhi oleh

sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang dipimpinnya.  Setiap kelompok memiliki

sifat dan ciri yang berlainan, sehingga memerlukan tipe atau gaya kepemimpnan

yang berbeda-beda

3)         Konsep ketiga merupakan konsep yang lebih maju lagi.  Konsep ini tidak

hanya didasari atas pandangan yang bersifat psikologis dan sosiologis, tetapi juga

atas ekonomis dan politis.  Menurut konsep ini, kepemimpinan dipandang sebagai

suatu fungsi dari situasi.  Di samping sifat-sifat individu pemimpin dan fungsi-

fungsi kelompok seperti pada konsep pertama dan kedua, kondisi dan situasi

tempat kelompok itu beradamendapat penganalisaan pula dalam kepemimpinan

ini.  Konsep yang ketiga ini menunjukkan, bahwa betatapun seorang pemimpin

telah memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan dapat menjalankan

fungsinya sebagai anggota kelompok, sukses tidaknya kepemimpinan masih

ditentukan oleh situasi yang selalu berubah yang mempengaruhi perubahan dan

perkembangan kehidupan kelompok yang dipimpinnya.

Demikianlah, untuk mendapatkan kepemimpina yang ideal, ketiga konsep di atas

harus dipadukan, karena ketiganya saling melengkapi.

b.         Definisi Kepemimpinan

Page 4: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

Secara definisi, kepemimpinan memiliki berbagai perbedaan pada berbagai hal,

namun demikian yang pasti ada pada definisi kepemimpinan adalah adanya suatu

proses dalam kepemimpinan untuk memberikan pengaruh sosial pada orang ,

sehingga orang lain tersebut menjalankan suatu proses sebagaimana yang

diinginkan oleh pemimpin, sebagaimana dinyatakan oleh Muhaimin.[2010]

Prajudi Atmosudirjo [Ngalim Purwanto 2004] menyatakan beberapa definisi

kepempimpinan sebagai berikut:

1)         Kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian seseorang

yang men datangkan keinginan pada kelompok orang untuk mencontohnya atau

mengikutinya, atau yang memancarkan suatu pengaruh tertentu, suatu kekauatan

ata u wibawa, yang sedemikian rupa sehingga membuat sekelompok orang mau

melakukan apa yang dikehendakinya.

2)         Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai penyebab kegiatan-kegiatan

atau proses atau kesediaan untuk mengubah pandangan atau sikap baik mentak

maupun fisik dari kelompok orang-orang, baik dalam hubungan organisasi formal

maupun informal.

3)         Kepemimpinan adalah suatu seni, kesanggupan, atau teknik untuk

membuat sekelompok orang bawahan dalam organisasi formal atau para pengikut

atau simpatisan dalam organisasi informal untuk mengikuti atau menaati segala

apayang dikehendakinya, membuat mereka begitu antusias atau bersemangat

untuk mengikutinya, atau bahkan mungkin berkorban untuknya.

4)         Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai suatu bantuk persuasi suatu

seni pembinaan kepompok orang-orang tertentu, biasanya memalui human

relations dan motivasi tepat, sehingga mereka tanpa adanya rasa takut mau

bekerjasama dan mambanting tulang untuk memahami dan mencapai segala apa

yang menajdi tujuan organisasi.

Page 5: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

5)         Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai suatu sarana, suatu

instrumen atau alat, untuk membuat sekelompok orang-orang mau bekerjasama

dan berdaya upaya menaati segala aturan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditentukan.  Dalam hal ini, kepemimpinan dipandang sebagai dinamika suatu

organisasi yang membuat orang-orang bergerak, bergiat, berdaya upaya secara

kesatuan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Dari beberapa definisi di atas, dapat diseimpulkan bahwa kepemimpinan adalah

sekumpulan dari serangkaian kemapuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di

dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan

yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, serta tidak merasa terpaksa.

c.         Definisi Kepemimpinan Kharismatik

kepemimpinan karismatik selama ini selalu identik dengan pengamatan pemimpin

di politik dan keagamaan bukan kepemimpinan organisasi dan perusahaan. Dari

segi bahasa, kharisma berasal dari bahasa yunani diartikan karunia diinspirasi oleh

Tuhan divenely inspired gift seperti kemampuan meramal di masa yang akan

datang.  Sedangkan dari segi istilah para ahli sepakat mengartikan karisma sebagai

“suatu hasil persepsi para pengikut dan atribut-atribut yang dipengaruhi oleh

kemampuan-kemampuan aktual dan perilaku dari para pemimpin dalam konteks

situasi kepemimpinan dan dalam kebutuhan-kebutuhn individual maupun kolektif

para pengikut ”[Jusuf Udaya,terj,1994]

Kepemimpinan kharismatik didasarkan pada kualitas luar biasa yang dimiliki oleh

seseorang sebagai pribadi. Pengertian ini bersifat teologis, karena untuk

mengidentifikasi daya tarik pribadi pada diri seseorang harus menggunakan

asumsi bahwa kemantapan dan kualitas kepribadian yang dimilikinya adalah

anugerah Tuhan. Weber mengidentifikasi sifat kepemimpinan ini dimiliki oleh

mereka yang menjadi pemimpin keagamaan.

Page 6: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

Penampilan seseorang yang diidentifikasikan sebagai kharisma dapat diketahui

dari ciri-ciri fisikal, seperti mata yang bercahaya, suara yang kuat, dagu yang

menonjol atau tanda-tanda yang lain.

Istilah kharisma menunjuk kepada kualitas kepribadian, sehingga dibedakan

dengan orang kebanyakan. Ia dianggap – bahkan diyakini— memiliki kekuatan

supranatural sebagai manusia serba istimewa. Kehadiran seseorang yang

mempunyai tipe seperti itu dipandang sebagai pemimpin akan mampu mencari

dan menciptakan citra yang mendeskripsikan kekuatan dirinya, tanpa bantuan

orang lain pun,.

Seringkali seseorang dianggap memiliki kharisma karena ada

yangmempercayainya mempunyai kekuatan dan kemampuan yang luar biasa

berkesan dihadapan masyarakat. Karenanya, yang bersangkutan sering

memikirkan sesuatu yang gaib, melakukan meditasi untuk mencari inspirasi dan

membuatnya berbeda dengan kebiasaan yang dilakukan oleh orang lain. Meski

demikian, seseorang yang berkharisma tidaklah mengharuskan semua

karakteristik melekat utuh padanya.

Baginya yang penting adalah sifat-sifat luar biasa sebagai atribut diri.

Para pengikut pemimpin kharismatik sering bersikap labil dan mudah berubah.

Hingga batas tertentu, mereka sangat loyal, nyaris mengabaikan kewajiban

kerjanya dan menjual sesuatu untuk mengikuti anjuran pemimpinnya.

Dengan demikian, antara pemimpin dan pengikut terkonstruksi hubungan erat

layaknya sebuah keluarga, termasuk di antara sesama pengikut dalam komunitas

tersebut.Pola hubungan tersebut menjadi bagian dari kewajiban moral pemimpin

untuk membimbing para pengikutnya secara berkelanjutan oleh komunitasnya,

baik diminta maupun tidak, manakala mereka menghadapi kesulitan.

Dalam konteks ini, motivasi dan nasehat pemimpin diterima sebagai sesuatu yang

mencerminkan mutukepribadian yang luar biasa, di mana hingga batas tertentu

diyakini bersumber

dari Tuhan, sehingga dengan demikian, kepercayaan para pengikut terhadapnya

semakin mengental, lantaran dianggap memiliki kemahiran mengetahui sesuatu

Page 7: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

yang terjadi pada diri pengikutnya. Di kalangan pengikut tarekat, kemampuan

tersebut disebut dengan istilah ma’rifat .

Pemimpin kharismatik biasanya lahir dalam suasana masyarakat yang kacau.

Suasana seperti ini memerlukan pemecahan tuntas agar keadaan masyarakat

kembali normal. Untuk itu, memang diperlukan kehadiran figur yang dipandang

sanggup menyelesaikan krisis tersebut. Dalam konteks demikian, tidak heran, bila

proses kepemimpinan kharismatik hampir mendekati otoriter, kurang

mengandalkan unsur musyawarah, rasional dan legal formal,meskipun bisasaja

iaberjiwademokratis. Kepemimpinan jenis ini banyak terdapat pada masyarakat

tradisional, suatu tipe masyarakat yang cenderung memilikihomogenitas tinggi,

kepercayaan sama, pandangan hidup dan nilai budaya sertagaya hidup yang

hampir sama pula.

Homogenitas tersebut dapat menciptakan kesadaran kolektif, persamaan gaya

hidup, hubungan langsung antar anggota masyarakat dan tidak adanya distribusi

kerja impersonal.21 Masyarakat dengan tipe demikian mudah disatukan oleh

pengaruh yang bercorak kharismatis.

Jika pengikut telah terbiasa mengikuti pemimpin kharismanya, mereka menjadi

tergantung kepada nasehat, bimbingan dan kemampuan pemimpinnya.

Persoalannya adalah bagaimana mereka mengatasi kesulitan hidup, manakala

pemimpinnya wafat atau berhalangan tetap, bagaimana kualitas kepemimpinan

tersebut dilestarikan, bagaimana cara mewarisi kualitas kharisma yang bersifat

individualistik ke dalam struktur organisasi sosial yang lebih mapan, stabil dan

berkesinambungan.

Dengan kata lain,bagaimana menjadikan sumber kekuatan yang pada awalnya

milik pribadi menjadi milik komunitas.

Warisan kharisma bagaimanapun mesti dilembagakan pada sistem aturan yang

permanen dan stabil dalam sistem sosial kemasyarakatan.

Kharisma yang mulanya milik pribadi, pada akhirnya dapat mengalami

depersonalisasi dan pelembagaan dalam kondisi tertentu.

Tipe pemimpin karismatik ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan wibawa yang

kuat atau luar biasa untuk menarik serta mempengaruji orang lain, sehingga ia

Page 8: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya serta amat sangat loyal kepadanya.

Sampai sekarangpun orang-orang tidak mengetahui benar sebab-sebabnya, mengapa

seseorang itu memiliki kharisma yang sangat besar.  Dia dianggap mempunyai kekuatan

ghaib dan kemampuan-kemampuan yang di luar manusia pada umumnya yang

diperolehnya sebagai karunia dari Tuhan.  Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan

berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri.  Totalitas keperibadian pemimpin itu

memancarkan pengaruh dan daya tarik yang teramat besar.  Tokoh-tokoh besar agama

pada umumnya mempunyai tipe kepemimpinan kharismatik ini, misalnya para nabi dan

rasul, serta para ulama. 

Sedangkan tokoh-tokoh politik yang kita kenal mempunyai tipe kepemimpinan

kharismatik ini antara lain adalah Sukarno, Mao Tse Tung, Mahatma Gandhi, KH

Abdurrahman Wahid, dll.

Beberapa ciri dan perilaku penting dari pemimpin kharismatik dalam

memperngaruhi sikap dan perilaku pengikut adalah (1) menyampaikan visi yang

menarik; (2) menggunakan bentuk komunikasi yang kuat dan ekspresif saat

menyampaikan visi; (3) mengambil risiko pribadi dan membuat pengorbanan diri

untuk mencapai visi; (4) menyampaikan harapan (ekspektasi) yang tinggi; (5)

memperlihatkan keyakinan akan pengikut; (6) pembuatan model peran dari

perilaku yang konsisten dengan visi; (7) mengelola kesan pengikut akan

pemimpin; (8) membangun identifikasi dengan kelompok atau organisasi dan (9)

memberikan kewenangan kepada pengikut.

Proses pengaruh yang mempengaruhi perilaku sosial dalam kepemimpinan

karismatik teridiri atas identifikasi pribadi, identifikasi sosial, internasiliasi dan

kemampuan diri sendiri.

Pertama, identifikasi pribadi (personal identification), identifikasi pribadi

merupakan sebuah proses mempengaruhi yang dyadic yang terjadi pada beberapa

orang pengikut namun tidak pada yang lainnya. Proses ini akan paling banyak

terjadi pada para pengikut yang mempunyai rasa harga diri rendah, identitas diri

rendah, dan kebutuhan yang tinggi untuk menggantungkan diri kepada tokoh-

tokoh yang berkuasa. Shamir dan kawan-kawan mengakui bahwa identifikasi

pribadi dapat terjadi pada beberapa orang pengikut dari para pemimpin

Page 9: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

karismatik, namun mereka kurang menekankan pada penjelasan tersebut karena

masih ada proses-proses lainnya.

Kedua, identifikasi sosial (sosial identification). Identifikasi sosial merupakan

sebuah proses mempengaruhi yang menyangkut defenisi mengenai diri sendiri

dalam hubungannya dengan sebuah kelompok atau kolektivitas. Para pemimpin

karismatik meningkatkan identifikasi sosial dengan membuat hubungan antara

konsep diri sendiri para pengikut individual dan nilai-nilai yang dirasakan

bersama serta identitas-identitas kelompok. Seorang pemimpin karismatik dapat

meningkatkan identifikasi sosial dengan memberi kepada kelompok sebuah

identitas yang unik, yang membedakan kelompok tersebut dengan kelompok-

kelompok yang lain.

Ketiga, internalisasi (internalization). Para pemimpin karismatik mempengaruhi

para pengikut untuk merangkul nilai-nilai baru, namun lebih umum bagi para

pemimpin karismatik untuk meningkatkan kepentingan nilai-nilai yang ada

sekarang pada para pengikut dan dengan menghubungkannya dengan sasaran-

sasaran tugas. Para pemimpin karismatik juga menekankan aspek-aspek simbolis

dan ekspresif pekerjaan itu, yaitu membuat pekerjaan tersebut menjadi lebih

berarti, mulia, heroic, dan secara moral benar. Para pemimpin karismatik tersebut

juga tidak menekankan pada imbalan-imbalan ekstrinsik dalam rangka mendorong

para pengikut untuk memfokuskan diri kepada inbalan-imbalan intrinsik dan

meningkatkan komitmen mereka kepada sasaran-sasaran objektif.

Keempat, kemampuan diri sendiri (self-efficacy). Efikasi diri individu merupakan

suatu keyakinan bahwa individu tersebut mampu dan kompeten untuk mencpai

sasaran tugas yang sukar. Efikasi diri kolektif menunjuk kepada persepsi para

anggota kelompok bahwa jika mereka bersama-sama, mereka akan dapat

menghasilkan hal-hal yang luar biasa. Para pemimpin karismatik meningkatkan

harapan dari para pengikut bahwa usaha-usaha kolektif dan individual mereka

untuk melaksanakan misi kolektif, akan berhasil. Berbedea dengan teori atribusi

dari kepemimpinan kharismatik, identifikasi pribadi tidak ditekankan. Dalam teori

Page 10: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

konsep diri sumber yang terpenting adalah indentifikasi sosial, internalisasi dan

kemampuan diri sendiri dan kolektif.

Apakah pemimpin karismatik memang terlahir dengan sifat-sifat istimewa? Atau,

bisakah orang belajar menjadi pemimpin karismatik? Ada yang berpendapat

bahwa seseorang dilahirkan dengan sifat-sifat yang membuat mereka karismatik.

Robbins (2005) menjelaskan bahwa penelitian menunjukkan bahwa sifat-sifat

individu juga terkait dengan kepemimpinan karismatik. Pemimpin yang

karismatik cenderung bersifat terbuka, percaya diri, dan memiliki tekad yang kuat

untuk mencapai hasil. Walaupun ada yang berpendapat demikian, bahwa kharisma

merupakan sebuah anugerah namun ada juga yang beranggapan bahwa kharisma

yang adalah anugerah itu juga dapat dipelajari. Sebagian besar ahli percaya

seseorang juga bisa dilatih untuk menampilkan perilaku yang karismatik dan

mendapat manfaat dari menjadi seorang pemimpin yang karismatik. Robbins

(2005) mengatakan bahwa seseorang bisa belajar menjadi karismatik dengan

mengikuti proses yang terdiri atas tiga tahap.

Pertama, seseorang perlu mengembangkan aura karisma dengan cara

mempertahankan cara pandang yang optimis; menggunakan kesabaran sebagai

katalis untuk menghasilkan antusiasme; dan berkomunikasi dengan keseluruhan

tubuh, bukan cuma dengan kata-kata. Kedua, seseorang menarik orang lain

dengan cara menciptakan ikatan yang menginspirasi orang lain tersebut untuk

mengikutinya. Ketiga, seseorang menyebarkan potensi kepada para pengikutnya

dengan cara menyentuh emosi mereka.

Dari studi mengenai kepemimpinan historis mengungkapkan bahwa ada

kharismatik yang positif dan negatif. Sebuah pendekatan yang lebih baik untuk

membedakan antara kharismatik yang positif dan negatif adalah dalam hal nilai

kepribadian mereka (House & Howell, 1992; Howell, 1988; Musser, 1987, dalam

Yukl, 2001). Tidak semua pemimpin yang karismatik selalu bekerja demi

kepentingan organisasinya. Banyak dari pemimpin ini menggunakan kekuasaan

mereka untuk membangun perusahaan sesuai dengan citra mereka sendiri. Mereka

Page 11: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

sering kali mencampuradukkan batas-batas kepentingan pribadi dengan

kepentingan organisasi. Hal yang paling buruk, karisma yang egois ini membuat

si pemimpin menempatkan kepentingan dan tujuan-tujuan pribadi di atas tujuan

organsisai (Sashkin, 2003). Mereka tidak suka dikritik, dikelilingi oleh orang-

orang yang senantiasa patuh dan memiliki sifat “asal bapak senang” dan

menciptakan iklim yang membuat orang takut mempertanyakan atau menantang si

“raja” atau “ratu” bila si pemimpin melakukan kesalahan (Robbins, 2005).

Yukl (2001) menjelaskan bahwa kharismatik negatif memiliki orientasi kekuasaan

secara pribadi. Pada sisi ini, mereka (pemimpin kharismatik) lebih menekankan

pengaruh pada identifikasi diri ketimbang internaliasi. Dan secara sengaja beusaha

untuk lebih menanmkan kesetiaan kepada diri mereka sendiri daripada idealisme

yang harus digapai. Pemimpin kharismatik menggunakan daya tarik ideologis tapi

hanya untuk memperoleh kekuasaan, di mana setelahnya ideologi itu diubah

secara sembarangan sesuai dengan sasaran pribadi sang pemimpin. Sang

pemimpin kharismatik berusah untuk mendominasi dan menaklukan pengikut

dengan membuat mereka tetap lemah dan bergantung pada pemimpin. Selain itu,

otoritas pengambilan keputusan berpusat pada sang pemimpin, minus

penghargaan kepada pengikut dan menggunakan hukuman untuk memanipulasi

pengikut. Informasi dibatasi demi memelihara pencitraan diri sekaligus

pembenaran diri dari segala kesalahan dan membesar-besarkan ancaman eksternal

kepada organisasi. Perilaku negatif ini mencerminkan perhatian yang lebih besar

pada pemujaan diri dan memelihara kekuasaan daripada mengusahakan

kesejahteraan pengikut.

Berbeda dengan kharismatik yang negatif, kharismatik positif memiliki orientasi

kekuasaan sosial. Pemimpin kharismatik lebih menekankan internalisasi dari

nilai-nilai daripada identifikasi pribadi. Mereka berusaha untuk menanamkan

kesetiaan kepada ideologi lebih daripada kesetiaan kepada diri sendiri. Sedangkan

otoritas didelegasikan hingga batas yang cukup besar, informasi dibagikan secara

terbuka, mendorong partisipasi dalam pengambilan keputusan dan penghargaan

digunakan untuk menguatkan perilaku yang konsisten dengan misi dan sasaran

Page 12: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

dari organisasi. Hasilnya adalah kepemimpinan mereka akan menguntungkan bagi

pengikut walaupun konsekuensi yang mendukung tidak dapat dihindari jika

strategi yang didorong oleh pemimpin tidak tepat.

Dari studi mengenai kepemimpinan historis mengungkapkan bahwa ada

kharismatik yang positif dan negatif. Sebuah pendekatan yang lebih baik untuk

membedakan antara kharismatik yang positif dan negatif adalah dalam hal nilai

kepribadian mereka (House & Howell, 1992; Howell, 1988; Musser, 1987, dalam

Yukl, 2001). Tidak semua pemimpin yang karismatik selalu bekerja demi

kepentingan organisasinya. Banyak dari pemimpin ini menggunakan kekuasaan

mereka untuk membangun perusahaan sesuai dengan citra mereka sendiri. Mereka

sering kali mencampuradukkan batas-batas kepentingan pribadi dengan

kepentingan organisasi. Hal yang paling buruk, karisma yang egois ini membuat

si pemimpin menempatkan kepentingan dan tujuan-tujuan pribadi di atas tujuan

organsisai (Sashkin, 2003). Mereka tidak suka dikritik, dikelilingi oleh orang-

orang yang senantiasa patuh dan memiliki sifat “asal bapak senang” dan

menciptakan iklim yang membuat orang takut mempertanyakan atau menantang si

“raja” atau “ratu” bila si pemimpin melakukan kesalahan (Robbins, 2005).

Yukl (2001) menjelaskan bahwa kharismatik negatif memiliki orientasi kekuasaan

secara pribadi. Pada sisi ini, mereka (pemimpin kharismatik) lebih menekankan

pengaruh pada identifikasi diri ketimbang internaliasi. Dan secara sengaja beusaha

untuk lebih menanmkan kesetiaan kepada diri mereka sendiri daripada idealisme

yang harus digapai. Pemimpin kharismatik menggunakan daya tarik ideologis tapi

hanya untuk memperoleh kekuasaan, di mana setelahnya ideologi itu diubah

secara sembarangan sesuai dengan sasaran pribadi sang pemimpin. Sang

pemimpin kharismatik berusah untuk mendominasi dan menaklukan pengikut

dengan membuat mereka tetap lemah dan bergantung pada pemimpin. Selain itu,

otoritas pengambilan keputusan berpusat pada sang pemimpin, minus

penghargaan kepada pengikut dan menggunakan hukuman untuk memanipulasi

pengikut. Informasi dibatasi demi memelihara pencitraan diri sekaligus

pembenaran diri dari segala kesalahan dan membesar-besarkan ancaman eksternal

Page 13: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

kepada organisasi. Perilaku negatif ini mencerminkan perhatian yang lebih besar

pada pemujaan diri dan memelihara kekuasaan daripada mengusahakan

kesejahteraan pengikut.

Berbeda dengan kharismatik yang negatif, kharismatik positif memiliki orientasi

kekuasaan sosial. Pemimpin kharismatik lebih menekankan internalisasi dari

nilai-nilai daripada identifikasi pribadi. Mereka berusaha untuk menanamkan

kesetiaan kepada ideologi lebih daripada kesetiaan kepada diri sendiri. Sedangkan

otoritas didelegasikan hingga batas yang cukup besar, informasi dibagikan secara

terbuka, mendorong partisipasi dalam pengambilan keputusan dan penghargaan

digunakan untuk menguatkan perilaku yang konsisten dengan misi dan sasaran

dari organisasi. Hasilnya adalah kepemimpinan mereka akan menguntungkan bagi

pengikut walaupun konsekuensi yang mendukung tidak dapat dihindari jika

strategi yang didorong oleh pemimpin tidak tepat.

Optimisme dan keyakinan diri amat penting untuk mempengaruihi orang lain agar

mendukung visi dari pemimpin, tetapi optimisme yang berlebihan akan

menyulitkan sang pemimpin untuk mengenali kekurangan dalam visi itu.

Pengalaman akan keberhasilan dan pemujaan bawahan dapat mengakibatkan

pemimpin percaya bahwa penilaiannya tidak bisa salah. Dalam pencarian yang

tekun untuk mencapai visi itu, seorang pemimpin kharismatik dapat mengabaikan

dan menolak bukti bahwa visinya tidak realistis dan mengarah pada kegagalan.

Dan para pemimpin yang percaya akan pemimpin itu akan terhalang untuk

menunjukkan kekurangan atau menyajikan perbaikan.

Di pihak lain, perilaku impulsive dan tidak konvensional yang yang yang

menyebabkan beberapa orang memandang seorang pemimpin yang kharismatik

akan tersinggung dan melawan orang lain yang memandang perilaku itu sebagai

hal yang mengganggu dan tidak tepat. Pendirian yang kuat dari pemimpin

terhadap ideology yang tidak tradisional akan mengasingkan orang yang tetap

teguh pada cara-cara tradisional dalam melakukan berbagai hal. Konsekuensi dari

kharisma yang negatif dapat diringkaskan dalam tabel berikut:

Page 14: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

Beberapa Konsekuensi Negatif dari Pemimpin Kharismatik

• Keinginan akan penerimaan oleh pemimpin menghambat kecaman dari pengikut

• Pemujaan oleh pengikut menciptkan khayalan akan tidak dapat berbuat

kesalahan

• Keyakinan dan optimisme yang berlebihan membutakan pemimpin dari bahaya

nyata

• Penolakan akan masalah dan kegagalan mengurangi pembelajaran organisasi

• Proyek risiko yang terlalu besar akan besar kemungkinannya utnuk gagal

• Mengambil pujian sepenuhnya atas keberhasilan akan mengasingkan beberapa

pengikut yang penting

• Perilaku impulsif yang tidak tradisional menciptakan musuh dan juga orang-

orang yang percaya

• Kebergantungan kepada pemimpin akan menghambat penerus yang kompeten

• Kegagalan untuk mengembangkan penerus menciptakan krisis kepemimpinan

pada akhi

\GaryYukl. 2001.

Kharisma juga memiliki sisi yang terang. Oleh Yukl (2001) sisi terang dari

kharisma atau pengaruh dari kharisma posotif antara lain disebutkan bahwa para

pengikut akan jauh lebih baik bila bersama dengan pemimpin kharismatik yang

positif ketimbang pemimpin kharismatik yang negatif. Bersama pemimpin

kharismatik positif, para pengikut memiliki potensi mengalami pertumbuhan

psikologis dan perkembangan kemampuan mereka dan organisasi akan lebih dapat

beradaptasi terhadap sebuah lingkungan yang dinamis, bermusuhan dan

kompetitif. Pemimpin yang kharismatik positif biasanya mampu menciptakan

ssebuah budaya yang “berorientasi keberhasilan” (Harrison, 1987 dalam Yukl,

2010), “sistem kinerja yang tinggi” (Vail, 19

Page 15: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

Beberapa Konsekuensi Negatif dari Pemimpin Kharismatik

• Keinginan akan penerimaan oleh pemimpin menghambat kecaman dari pengikut

• Pemujaan oleh pengikut menciptkan khayalan akan tidak dapat berbuat

kesalahan

• Keyakinan dan optimisme yang berlebihan membutakan pemimpin dari bahaya

nyata

• Penolakan akan masalah dan kegagalan mengurangi pembelajaran organisasi

• Proyek risiko yang terlalu besar akan besar kemungkinannya utnuk gagal

• Mengambil pujian sepenuhnya atas keberhasilan akan mengasingkan beberapa

pengikut yang penting

• Perilaku impulsif yang tidak tradisional menciptakan musuh dan juga orang-

orang yang percaya

• Kebergantungan kepada pemimpin akan menghambat penerus yang kompeten

• Kegagalan untuk mengembangkan penerus menciptakan krisis kepemimpinan

pada akhirnya

d.         Kepemimpinan kharismatik dalam dunia pendidikan Islam       

Muhaimin[2010 ) Mengutip Maxwell dalam Kasali menyatakan bahwa ada 5

tahapan kepemimpinan yang meliputi :

1)         Level 1, pemimpin yang mempimpin karena legalitas formal, misalnya

memimpin karena surat keputusan (SK)

2)         Level 2, pemimpin yang memimpin dengan kecintaannya, pemimpin pada

level ini sudah memimpin orang, bukan memimpin pekerjaan

3)         Level 3, pempimmpin yang lebih berorientasi pada hasil, pada pemimpin

level ini prestasi kerja adalah sangat penting

4)         Level 4, pada level ini pemimpin berusaha menunmbuhkan pribadi-pribadi

dalam organisasi untuk menjadi pemimpin

Page 16: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

5)         Level 5, pemimpin yang memiliki daya tarik luar biasa, pada pemimpin

level ini, orang-orang ingin mengikutinya bukan karena apa yang telah diberika

pemimpin secara personal atau manfaatnya, tetapi juga karena nilai-nilai dan

simbol-simbol yang melekat pada diri orang tersebut.

Bila diamati, maka pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan kharismatik

terletak pada level 5 pada teori Maxwell tersebut.  Seorang pemimpin yang bertipe

kharismatik pada lembaga pendidikan Islam, akan sangat efektif di dalam

memimpin lembaga pendidikan tersebut.

Pemimpin kharismatik dapat menggunakan suara hati/fitrahnya untuk

melaksanakan proses kepemimpinan.  Bukan hanya sekedar hasil dari pencitraan

seolah-olah.  Tetapi memang pemimpin tersebut mempunyai kharisma yang luar

biasa.  Pemimpin yang mempunyai kharisma, akan sangat mudah di dalam

memimpin suatu lembaga pendidikan.  Dikarenakan seluruh warga di lembaga

pendidikan tersebut mempunyai loyalitas yang tinggi kepada pemimpinnya.

Contoh yang amat mudah adalah apa yang terlihat pada pondok-pondok

pesanren.  Pondok pesantren merupakan salah satu unsur pendidikan Islam,

khususnya di Indonesia .  Kepemimpinan di Pondok Pesantren amat dipengaruhi

oleh tipe kepemimpinan kharismatik.  Seorang kyai sebagai pemimpin pondok

pesantren selalu identik dengan tipe kepemimpinan kharismatik.  Seluruh warga

lembaga pendidikan yang ia pimpin memiliki loyalitas yang sangat tinggi

kepadanya.  Dengan tipe kepemimpinan tersebut, pondok pesantren terbukti tidak

pernah ditinggalkan oleh umat.  Tidak pernah dijumpai pondok pesantren yang

gulung tikar karena kekurangan santri, berbeda dengan sekolah yang dapat gulung

tikar karena kekurangan siswa.  Keadaan yang berbeda tersebut dipengaruhi oleh

tipe kepemimpinan yang berbeda di antara dua lembaga pendidikan tersebut.

Hal ini membuktikan, bahwa penerapan tipe kepemimpinan kharismatik di

lembaga pendidikan Islam dapat dilakukan, dan mempunyai nilai yang positif. 

Keberhasilan tipe kepemimpinan kharismatik tersebut juga tidak lepas dari adanya

Page 17: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

nilai-nilai agama yang melekat pada lembaga-lembaga pendidikan Islam, sehingga

tipe kepemimpinan kharismatik yang pada hakekatnya memang selalu identik

dengan kepemimpin di bidang politik dan keagamaan.

C.        SIMPULAN

Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemapuan dan sifat-sifat

kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana

dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh

semangat, serta tidak merasa terpaksa.

Karisma sebagai “suatu hasil persepsi para pengikut dan atribut-atribut yang

dipengaruhi oleh kemampuan-kemampuan aktual dan perilaku dari para

pemimpin dalam konteks situasi kepemimpinan dan dalam kebutuhan-kebutuhn

individual maupun kolektif para pengikut

Penerapan tipe kepemimpinan kharismatik di lembaga pendidikan Islam dapat

dilakukan, dan mempunyai nilai yang positif.  Keberhasilan tipe kepemimpinan

kharismatik tersebut juga tidak lepas dari adanya nilai-nilai agama yang melekat

pada lembaga-lembaga pendidikan Islam, sehingga tipe kepemimpinan

kharismatik yang pada hakekatnya memang selalu identik dengan kepemimpin di

bidang politik dan keagamaan.

 

 

DAFTAR RUJUKAN

 

Garry Yukl, 1994, Kepemimpinan dalam organisasi, terj. Jusuf Udaya

Jakarta:Prehalindo

Page 18: Kepemimpinan Kharismatik Dalam Pendidikan

Muhaimin et al, 2010, Manajemen Pendidikan,Aplikasinya dalam Penyusunan

Rencana Pengembangan Sekolah.Madrasah , Jakarta:Kencana Prenada Media

Group

Kartini Kartono,1983,  Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Rajawali Press

Ngalim Purwanto,2004,  Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung :

Remaja Rosdakarya

Robbins, Stephen P. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks.