ketuhanan yang maha esa€¦ · menyampaikan rumusan yang diberi nama pancasila yaitu terdiri dari:...
TRANSCRIPT
KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu: Bapak Rikza Chamami
Oleh: Kelompok 1
1. List Nuralifah (1703036005)
2. Ngatiyem (1703036010)
3. Diaz Nur Rizki (1703036017)
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak bergulirnya revormasi pancasila nyaris tidak lagi tampil dalam berbagai
wacana, baik dalam forum-forum diskusi, seminar, maupun dalam program-program
pemerintah. Undang-undang nasional pun dalam pasal 37 ayat 2 tidak menyebutkan
pendidikan pancasila. Ia hanya menyebutkan pendidikan kewarganegaraan,agama, dan
bahasa. Hal ini merupakan indikasi bahwa pancasila dalam funfsi sebagai dasar negara
dilupakan, sehingga secsrs gradual aakan menghilangkan komitmen bangsa untuk
menggunakan sebagaima kehidupan yang ditegaskan dalam UUD1945 ssebagai dasar
dan arah kehidupan berbangsa dan bernegara. Kelahiran perkembangan pancasila sejak
disiapkan untuk diusulkan sebagai dasar falsafah negara hingga saat disah kan pada
tanggal 18 agustus 1945.Semuanya berlangsung pada forum politik, bukan dalam ilmiah
dimana tesis-tesis ilmiah digunakan sebagai dasar argumentasinya. Dalam forum politik
itulah himbauhan politik dikumandangkan kesepakatan politik yang sangat fungdamental
bagi dasar dan arah kehidupan kemerdekaan meneju masa depan yang menjadi cita-cita
bersama. Keberadaan pancasila sebagai dasar negara republic Indonesia yang telah
menempuh setengah perjalanan setengah abad dan telah mengalami pasang surutnya
perjalanan RI, bukan merupakan dasar negara yang lahir tanpa mengalami perdebatan,
baik pada zaman orda lama, orda baru, maupun pada masa reformasi saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses sila pertama?
2. Apa makna sila pertama?
3. Bagaimana hubungan sila pertama dengan agama dan Negara?
4. Bagaimana membumikan sila pertama?
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Proses susan sila pertama
Susuai dengan undang-undang nomer:1 tahun 1942 yang dikeluarkan pada tanggal 7
maret 1942 yaitu sebelum pemerintahan hindia belnda menyerah,dinyatakan bahwa
kedatanagn bala tentaranipon untuk memperbaiki nasib rakyat Indonesia yang diannggap
sebangsa dan seketurunan dengan bangsa jebang .daerah pemerintahan di Indonesia di
bagi bagi tidak lagi sebagai satu pemerintahan,melainkan kedalam beberapa
wilayah,bentuk jawa dan Madura pusatnya di Batavia untuk Sumatra bukit tinggi.sehari
setelah pengurus BPUPKI di lantik,maka badan ini mulai mengadakan siding-sidang di
bawah pimpinannya,yaitu dr.KRP Retjiman Wediyonnigrat.persidangan BPUKPI di bagi
menjadi 2 masa persidangan,yaitu masaa persidangan 1 yang berlangsung pada tanggal
29 mei-1 juni 1940,dan persidangan kedua berlangsung dari tanggal 10-16 juni
1945,yang diselengarakan di gedung Tyuoo sangi-in (sekarang gedung pejambon)
Jakarta.
a) masa persidanagan 1
masa persidangan 1 yang berlangsung selama 4 hari dari 29 mei-1 juni 1945 merupakan
masa siding pleno yang dipimpin secara langsung oleh ketua BPUKI.ketua BPUKI
meminta kepada para anggotanya untuk memberikan pandangan-pandangannya tentang
dasar Indonesia merdeka.adapun pembicara pertama dalam siding ini di isi oleh
Muhammad yamin,ia mengajukan usulan (lisan) mengenai dasar Negara kebangsaan
yang rumusanya terdiri atas lima(5):
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhana
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Yang disusul kemudian dengan usulan tertulis mengenai dasar Negara kebangsaan
tersebut dengan rumusan sebagai berikut:
4
1. Ketuhanan yang maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyak Indonesia
Selanjutnya dalam persidangam 1 hari kedua 30 juni 1945, pembicaranya adalah dari
tokoh-tokoh islam, yaitu Ki Bagous Hadikoesoemo dan KH Wachid Hasyim, yang
mengusulkan dasar Negara islam, namun tanpa menyampaikan sesuatu perumusan.
Kemudian dalam persidangan 1 hari ketiga tanggal 31 mei 1945, pembicara utama
Soepomo, yang didalam pidatonya menyampaikan pandangan tentang dasar Negara
kebangsaan, yaitu melaui aliran pikiran Negara integralistik.
Dalam kaitan ini tidak dijumpai adanya perumusan dasar negar yang lima dari
Sopoemo, kecuali dalam buku karangan Nugraha yang berjudul: “Proses perumusan Sila
Dasar Negara” yang sumbernya dikutip dari buku Muhammad Yamin. Terdapat rutunan
rumusan 5 (lima) dasar Negara usulan Soepomo sebgai berikut:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Dalam Keimbangan lahir batin
4. Kemusyawaraan
5. Keadilan rakyat
Akhirnya persidangan 1 hari keempat/terakhir tanggal 1 juni 1945 pembicaranya adalah
Soekarno ( Bung karno) yang juga mengusulkan dasar Negara kebangsaan dengan
menyampaikan rumusan yang diberi nama Pancasila yaitu terdiri dari:
1. Kebangsaan_nasionalisme
2. Perikemanusiaan_internasionalisme
3. Mufakat_democrati
4. Keadilan sosial
5. Ke_tuhanan yang maha esa
Menurut Bung karno, klima sila ini bila diperas menjadi Tri sila, yaitu:
1. Socio_Nasionalisme
5
2. Socio_Democratilan
3. Ke_Tuhanan
Sedangkan bila Tri sila ini diperas lagi menjadi Eka sila, yaitu “Gotong
Royong”.Kesemua usul-usul ysang diajukan pada masa persidangan 1 tersebut masih
merupakan Usulan perorangan /individual, yang setelah dibahas dalam sidang ternyata
belum menghasilkan kesimpulan yang dapat disepakati. Oleh karena itu atas anjuran
ketua BPUPKI telah diminta agar para pengusul tadi mengajukan usulannya secara
tertulis,yang diharapkan telah masuk 20 juni 1945, dan untuk keperluan itu dibentuk
tugas menampung konseo-konsep dan usul-usul dari para anggota serta menelitinya,
kemudian kemudian diserahkan oleh sekretariat BPUPKI. Panitia kecil/panitia 8 ini
terdiri dari:
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Drs. Mohammad Hatta
3. M. Soetardjo Kartohadikoesoemo
4. K.H. Wachid Hasyim
5. Ki Bagoes Hadikoesoemo
6. Rd. otto Iskandardinata
7. Mr. Muhammad yamin
8. Mr. Alfred Andre Maramis
Setelah konsep-konsep dan usul-usul tersebut ditampung dan diteliti, maka dihasilkan
pokok-pokok masalah yang meliputi 9 (Sembilan) pokok masalah, yaitu:
1. Permintaan Indonesia merdeka dengan selekas-lekasnya
2. Tentang Dasar Negara
3. Masalah unifikasi dan federasi
4. Bentuk pemerintahan dan kepala Negara
5. Tentang warga Negara
6. Masalah pemerintahan di daerah
7. Masalah agama dan hubungannya dengan Negara
8. Masalah pembelaan
9. Masalah keuangan
6
Pertemuan dalam rapat gabungan ini juga telah berhasil membentuk panitia Lainnya yang
terdiri dari 9 orang koma dikenal dengan panitia sembilan guna merumuskan dasar
negara pembentukan panitia ini juga memenuhi kebutuhan dalam mencari modus I jalan
keluar antara Apa yang disebut golongan Islam dengan yang disebut golongan
kebangsaan kebangsaan mengenai soal agama dan negara yang masalahnya telah timbul
sejak dalam masa persidangan 1 Panitia Sembilan ini kemudian berhasil mencapai modus
yang diberi bentuk suatu rencana pembukaan hukum dasar yang kemudian dikenal
dengan sebutan Piagam Jakarta atau nama sebutan yang diberikan oleh Muhammad
Yamin sedangkan diberikan oleh Muhammad Yamin sedangkan soekiman menyebutnya
sebagai gentleman agreement yaitu perjanjian luhur panitia 09.00 merumuskan di dalam
Piagam Jakarta dimuat perumusan dasar negara sebagai hasil kerja kolektif Panitia
Sembilan yang terdiri atas 5 yaitu
1 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2 kemanusiaan yang adil dan beradab
3 persatuan Indonesia
4.kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
a) Masa persidangan ll
Substansi dan inti pembahasan dalam masa persidangan 2 menitikberatkan pada
Pembahasan undang-undang dasar negara Indonesia masa persidangan 2 berlangsung
selama 7 hari dari tanggal 10 sampai 16 Juli 1945
Persidangan 2 hari pertama yang dimulai tanggal 10 Juli 1945 merupakan sidang pleno
BPUPKI. Sidang ini dibuka oleh ketua dengan memberikan kesempatan kepada para
anggota untuk menyampaikan pandangan umum atas pokok-pokok masalah Yang
dilaporkan panitia delapan termasuk rencana pembukaan yang dihasilkan oleh panitia 9
7
Dalam persidangan ini sempat timbul masalah mengenai mentri mana yang harus
dibicarakan terlebih dahulu
Sukarjo wiryopranoto, Otto Iskandardinata dan abikusno tjokrosujoso selaku anggota
BPUPKI meminta agar rencana pembukaan atau perambule itu dibicarakan lebih dulu
namun usulan tersebut ditolak oleh ketua setelah pandangan umum diadakan pemungutan
suara mengenai dua persoalan 5 panitia kecil perancang gudeg ini mengadakan rapat. Setelah
meneliti dan mempelajari pendapat pendapat yang diajukan dalam sidang paripurna
BPUPKI sebelumnya, akhirnya panitia kecil ini berhasil menyusun naskah rencana UUD.
Tanggal 13 Juli 1945 panitia perencanaan UUD yang diketuai oleh Soekarno
mengadakan rapat yang kedua guna membahas naskah rencana UUD hasil kerja dari
panitia kecil/Panitia Tujuh tersebut, dan sebagai tindak lanjutan dibentuknya panitia
penghalus bahasa yang terdiri dari tiga orang yaitu Prof.Dr.P.A.H. Hoesein
Djajadiningrat, Haji Agus Salim dan Prof.Mr.Dr.soepono, guna menyempurnakan dan
menyusun kembali rencana UUD yang telah dibahas itu.
Bagian pembukaan berisi pokok-pokok pikiran yang tersebut atas empat alinea,
sedangkan bagian batang tubuh tersusun atas 16 gram yang presiden 37 pasal, ditambah 4
pasal aturan peralihan tentua ayat aturan tambahan
Pada alinea keempat Pembukaan itu tercantum rumusan Pancasila sebagai dasar negara
RI yang meliputi sila-sila:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Satuan Indonesia
4. Rakyat Aceh dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesi
8
Rumusan dasar negara ini merupakan penyempurnaan atas rumusan dasar negara hasil
Panitia Sembilan yang diterima bulat oleh BPUPKI yaitu panjang mengenai sila satu
yang semula berbunyi Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya menjadi ketuhanan yang maha esa.1
2. makna sila pertama
Dengan sila ketuhanan yang maha esa bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan
ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa dan oleh karenanya manusia Indonesia percaya
dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar Kemanusiaan.
Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembalikan sikap hormat-menghormati
dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut penganut kepercayaan yang
berbeda-beda sehingga dapat selalu dihina kerukunan hidup dan antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sadar bahwa agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa adalah masalah yang
menyangkut kepentingan pribadi dan Tuhan yang maha esa yang dipercayai dengan
diyakininya maka dikembangkan nah Sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai agama dan kepercayaan dan tidak memaksakan suatu agama dan
kepercayaannya itu kepada orang lain
Dari uraian di atas ternyata bahwa terhadap tujuh putri yang sangat berharga dalam
pengamalan sila pertama yaitu:
1. Bahasa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama
dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
1 H.Subandi Al marsudi,SH.,M,Pancasila dan UUD’45 dalam paragdima reformasi,(Jakarta:pt raja gafindo persada,2006)hlm.16-32
9
3. Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dan penganut kepercayaan yang peta pita terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercaya
dan diyakininya.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa
kepada orang lain.
Negara Indonesia adalah negara kebangsaan yang mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa.
Negara sebagai suatu persekutuan hidup bersama sebagai suatu bagian dari masyarakat
bangsa di dunia adalah ketuhanan yang maha esa lain negara berketuhanan yang maha
esa setiap warga negarapun juga ketuhanan yang maha esa Di dalam kehidupan
masyarakat Indonesia dikembalikan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dan penganut penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga dapat
selalu dihina kerukunan hidup dan antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
masyarakat bangsa dan negara konsekuensinya dalam negara harus di realitas kan dalam
penyelenggaraan negara yang berketuhanan yang maha esa baik menyangkut sifat negara
dasar politik negara tujuan negara sistem pendidikan dalam negara kantor utama dalam
sistem hukum di Indonesia
Dengan demikian negara Indonesia yang berketuhanan yang maha esa adalah negara
yang bukan atheis demikian pula negara Indonesia bukan negara kebangsaan yang
chauvinistic yang Congkak dan sombong melainkan negara Indonesia dan negara dan
bangsa yang mendasarkan pada moral agama dan kemanusiaan demikian pula Negara
Indonesia bukanlah negara liberal yang mendasarkan pada kebebasan manusia sebagai
10
makhluk individu sehingga di samping kebebasan dalam ketuhanan tetapi bebas juga
untuk arti Tuhan dan tidak percaya terhadap Tuhan agama apa pun akhirnya negara
Indonesia yang berketuhanan yang maha esa adalah bukan negara agama dalam arti
negara yang berdasarkan pada salah satu ajaran agama tertentu meskipun agama terbesar
sekalipun dengan cara memakan kepada semua warga negara untuk menjalankan agama
tertentu dalam kehidupan kenegaraan.2
3. Hubungan agama dan negara
Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama sebagai
kodrat penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu atau makhluk sosial.
Oleh karena itu sifat sadar kodrat manusia merupakan dasar Negara, sehingga Negara
menifasetasi kodrat manusia secara horizontal dalam hubungan dengan manusia lain
untuk mencapai tujuan bersama. Namun perlu disadari manusia ssebagai warga
hidupbersama, berkedudukan kodrat sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk tuhan
yang maha esa.sebagai makluk prbadi memiliki atau dikaruniai kebebasan atau segala
sesuatu ehendak kemanusiaan.
Negara merupakan produk manusia sehingga merupakan hasil budaya manusia,
sedangkan agama bersumber pada wahyu tuhan yang sifatnya mutlak.Berdasarkan
pengertian kodrat manusia maka terdapat berbagai macam konsep tentang huungan
Negara dengan agama, hal ini sangat ditentukan oleh ontologis manusia masing-masing
dalam memahami hubungan Negara denan agama dalam pancasila atau Negara
kebangsaan yang berketuhanan yang maha esa.
1. Hubungan Negara dengan Agama menurut pancasila
Menurut pancasila Negara adalah berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa atas dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam penjelasan UUD 1945 yaitu alinea
keempat,hal ini tercantum dalam pasal 29 ayat 910, bahwa Negara adalah bedasarkan
atas Ketuhanan yang Maha Esa. Nilai-nilai yang berasal dari tuan yang pada
hakikatnya adalah merupakan hukum tuhan, sumber material bagi segala norma.Pasal
29 ayat (2) memberikan kebebasan kepada seluruh warga Negara untuk memeluk
agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan keimanan dan ketakwaan masing-
masing. 2Prof.H.A.M. Effendy,S.H,falsafah Negara pancasila(semarang:cv cendekia,1995)hlm.65-66
11
2. Hubungan Negara dengan agama menurut paham theokrasi
Bahwa antara Negara dengan agama tidak dapat dipisahkan. Negara menyatu dengan
agama, pemerintah dijalankan berdasarkan firman-firman tuhan, segala tata
kehidupan dalam masyarakat,bangsa dan Negara berdasarkan firman-firman tuhan.
3. Hubungan Negara dengan agama menurut sekulerisme.
Paham ini membedakan dan memisahkan antara Negara dan agama. Oleh karena itu
dalam suatu Negara yang berpaham sekulerisme bentuk, system, serta segala aspek
kenegaraan tidak ada hubungannya dengan agama. Sekulerisme berpandangan bahwa
Negara adalah masalah keduniawian hubungan manusia dengan manusia, adapun
agama adalah urusan akherat yang menyangkut hbungan manusia dengan tuhan.
4. Hubungan Negara dengan agama menurut paham liberalisme
Negara liberal hakekatnya mendasarkan pada kebebasan individu. Negara adalah alat
atau sarana individu, sehingga masalah agama dalam Negara sangat ditentukan oleh
kebebasan individu. Negara memberi kebebasan warganya untuk memeluk dan
menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing. Dan didalam Negara liberal
juga diberi kebebasan untuk tidak percaya kepada tuhan (atheis), bahkan memberi
kebebasan untuk menilai dan mengkritik agama lain. Misalnya Salman rusdi yang
mengkritik kitab suci dengan tulisan ayat-ayat setan. Karena menurut paham liberal
bahwa kebenaran individu adalah sumber kebenaran tertinggi.
5. Hubungan Negara dengan agama menurut paham komunis
Paham ini mendasarkan pada pandangan filosofis materialisme dealektis dan
materialisme historis. Hakekat kenyataan tertinggi adalah materi, dalam pengertian
inimaka komunisme berpaham atheis, karena manusia ditentukan pada diri sendir.
Agama menurut komunisme adalah suatu suatu kesadaran menghasilkan diri manusia
yang kemudian menghasilkan masyarakat Negara. 3
Oleh karenanya Pancasila harus dibaca sebagai kalimat aktif dan tidak pakai frase yang
netral jadi ketuhanan yang maha esa dibaca sebagai maha esa kan Tuhan dan sebagainya
sehingga Pancasila benar-benar efektif dan menyejarah ya tidak sekuler tapi juga bukan
merupakan agama sebagai ideologi Pancasila.Objektifikasi dari Islam hal ini berarti 3 Prof.Dr.Kaelan,M.S,pendidikan pancasila,(Yogyakarta:paradigma,2016)hlm.157-164
12
bahwa unsur-unsur objektif agama ada dalam Pancasila dengan demikian Pancasila
mendapat dukungan ganda Ia adalah ideologi dengan categoricl imperative dan melalui
proses internalisasi yakini tidak secara mekanis melainkan dengan kesadaran ia dapat
masuk dalam wilayah agama.
Di sini nilai-nilai universal Islam secara eksplisit menjiwai muatan Pancasila yang
berprinsip ketuhanan kemanusiaan persatuan permusyawaratan dan keadilan hal ini
sejalan dengan Islam yang menekankan persamaan persatuan permusyawaratan keadilan
dan ketuhanan.
Dengan demikian sama-sama murni antara Islam sebagai agama dan Pancasila
sebagai ideologi tidak ada pertentangan. Namun sama-sama praktis antara Islam sebagai
agama dan Pancasila sebagai ideologi dapat berseberangan dikarenakan perbedaan
kepentingan Politik
Berkaitan dengan ideologi nasional keinginan umat Islam sangat. Mereka menginginkan
kesatuan ideologi dengan kenyataan murni dengan praktis satuan kata dengan perubahan
Pancasila harus disosialisasikan sebagai common denominator semua golongan agama
ras suku dan kelompok kepentingan. Semua agama perlu melihat Pancasila sebagai suatu
objektivitas ajaran agama sebagai rujukan bersama.
Demikian juga halnya dengan ras suku dan kelompok kepentingan. Indonesia sudah amat
beruntung Islam sebagai agama mayoritas penduduknya adalah agama damai kita agresif
hal ini identik dengan watak dan moral dasar bangsa Indonesia yang terkenal dengan
keramahannya.4
4. membumikan Sila pertama
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sering disebut dengan way of life life life,
Weltanschauung,wereld EN levensbschouwing. Pandangan hidup,pegangan hidup,
pedoman hidup, dan petunjuk hidup sebagai pandangan hidup Pancasila dipergunakan
sebagai petunjuk hidup sehari-hari, dengan kata lain Pancasila sebagai petunjuk arah bagi
semua kegiatan dalam aktivitas hidup dan kehidupan. Pancasila sebagai pandangan hidup
4 Dr.M.Abdul karim,M.A,M.M,penggali muatan pancasila dalam perspektif islam,(jogyakarta:surya raja,2004)hlm.47-49
13
pegangan hidup pedoman hidup dan petunjuk hidup berarti bahwa semua tingkah laku
dan tindak-tanduk serta perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai oleh sila-sila
Pancasila. Dan cara pengamalan kita terhadap sila pertama adalah dengan menyakini
ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa, dengan dibuktikannya dengan menjalankan
perintahnya dan mejauhi larangan. Berikut secara umum larangan yang harus dihindari
antara lain:
1. Tidak boleh melakukan kekerasan
2. Tidak boleh Mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh Berbohong
5. Tidak Boleh mabok minuman keras.5
BAB III
5 Prof.Dr.Hamid Darmadi,M.Pd,pengantar pendidikan kewarganegaraan,(bandung:alfabeta,2010)hlm.248
14
PENUTUP
Rumusan dasar negara ini merupakan penyempurnaan atas rumusan dasar negara hasil
Panitia Sembilan yang diterima bulat oleh BPUPKI yaitu panjang mengenai sila satu
yang semula berbunyi Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya menjadi ketuhanan yang maha esa. Di dalam kehidupan
masyarakat Indonesia dikembalikan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dan penganut penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga dapat
selalu dihina kerukunan hidup dan antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu
persekutuan hidup bersama sebagai kodrat penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai
makhluk individu atau makhluk sosial. Pancasila sebagaiPandangan hidup,pegangan
hidup, pedoman hidup, dan petunjuk hidup sebagai pandangan hidup Pancasila
dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari,
15
Dartar pustaka
H.Subandi Al marsudi,SH.,M,Pancasila dan UUD’45 dalam paragdima reformasi,(Jakarta:pt
raja gafindo persada,2006)
Prof.H.A.M. Effendy,S.H,falsafah Negara pancasila(semarang:cv cendekia,1995)
Prof.Dr.Kaelan,M.S,pendidikan pancasila,(Yogyakarta:paradigma,2016)
Dr.M.Abdul karim,M.A,M.M,penggali muatan pancasila dalam perspektif
islam,(jogyakarta:surya raja,2004) Prof.Dr.Hamid Darmadi,M.Pd,pengantar pendidikan
kewarganegaraan,(bandung:alfabeta,2010)