konf.runway

37
KONFIGURASI LAPANGAN TERBANG

Upload: ryan-civilian

Post on 12-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

lap trbng

TRANSCRIPT

Page 1: Konf.runway

KONFIGURASI LAPANGAN TERBANG

Page 2: Konf.runway

SISTEM LAPANGAN TERBANG (Airport Systems)

Page 3: Konf.runway

KONFIGURASI LAPANGAN TERBANG

Definisi :

Jumlah dan orientasi dari landas pacu dan lokasi terminal relatif terhadap landas pacu.

Page 4: Konf.runway

� Jumlah Landas Pacu tergantung pada volume lalulintas udara

� Orientasi Landas Pacu tergantung pada arahangin & luas wilayah yang tersedia untukpengembangan

� Lokasi bangunan terminal penumpang didisainuntuk dapat memenuhi kemudahan aksesmenuju landas pacu.

Page 5: Konf.runway

LANDAS PACU (RUNWAYS)

Runways dan taxiways (landas hubung) didisainsedemikian rupa dengan maksud agar :

1. Dapat menyediakan jarak pemisah yang cukup didalam lalulintas udara

2. Dapat mengurangi interferensi dan delay dalamproses landing, taxiing & takeoff

3. Dapat menyediakan jarak hubung (taxi distance) terpendek dari terminal ke ujung runways

4. Dapat menyediakan taxiways yang cukup sehinggapesawat yang landing dapat meninggalkan runways secepat mungkin dan menuju terminal dalam jaraksependek mungkin.

Page 6: Konf.runway

TAXIWAYSFungsi utama taxiways :

Menyediakan akses dari runways menuju terminal dan

hanggar service.

Beberapa pedoman :

� Pesawat yg baru landing tidak mengganggu pesawat yang sedangtaxiing untuk takeoff

� Bila diperlukan, dibuat paralel one-way taxiways

� Rute harus sedemikian hingga jarak antara ujung runways dan terminal menjadi sedekat mungkin

� Taxiways dapat dibuat di beberapa lokasi sepanjang runways

� Rute taxiways sedapat mungkin menghindari persilangan denganrunways aktif.

Page 7: Konf.runway

KONFIGURASI RUNWAYS

Konfigurasi dasar runways :

1. Single Runways

2. Parallel Runways

3. Intersecting Runways

4. Open-V Runways

Umumnya merupakan kombinasi dari konfigurasidasar tsb.

Page 8: Konf.runway

Jenis-jenis Konfigurasi Runway :

a. Single Runway

b. Two Parallel

Runways – even

threshold

c. Two parallel

Runways –

staggered

threshold

d. Four Parallel

Runways

e - g. Intersecting

Runways

h - i. Open-V

Runways

(Diverging &

Converging)

Page 9: Konf.runway

Kapasitas udara (Airfield Capacity) :

- Jumlah pesawat yang dapat dioperasikanselama waktu tertentu dalam batas level delay yang diperkenankan � Practical Capacity

- Maksimum jumlah pesawat yang dapatdioperasikan selama waktu tertentu, dimanademand terjadi secara menerus (selalu adapesawat yang siap untuk takeoff & landing) �Ultimate/Saturation Capacity

Page 10: Konf.runway

Kapasitas tergantung antara lain pada jenis instrumenpengontrol lalulintas udara, yaitu :

1. VFR (Visual Flight Rules)

Untuk approach menggunakan pendekatan

visual (pilot)

2. IFR (Instrument Flight Rules)

Approach mengunakan pendekatan

instrumen, yaitu dibantu dengan air traffic

control

Page 11: Konf.runway

Single Runway

Merupakan konfigurasi runway yang paling sederhana.

Kapasitas :

- Untuk kondisi VFR : 45 – 100 operasi/jam

- Untuk kondisi IFR : 40 – 50 operasi/jam ,

tergantung pada komposisi campuran pesawat& alat bantu navigasi yang tersedia.

Page 12: Konf.runway

Parallel Runways

Kapasitasnya tergantung pada jumlahrunways dan jarak antar runways (umumnya2-4 runways)

Page 13: Konf.runway

Parallel Runways terdiri dari :

1. Close – spaced Parallel Runway �

Separasi 2500 ft (762 m)

2. Medium-spaced �

separasi antara 2500 ft – 3400 ft

Memungkinkan independent-departure pada 2 runway

atau

Satu runway dipakai untuk landing dan runway lainnya untuktakeoff secara independen.

Namun landing untuk 2 runway tidak bisa saling independen

3. Independent Runway �

separasi 3400ft – 5000ft

Tidak perlu koordinasi antara keduanya, asalkan jumlah air traffic management & terminal air space memadai

Page 14: Konf.runway

Kelebihan Independent Runway :

� Efisien dalam utilisasi fasilitas (fasilitas bersama)

� Kapasitas yang lebih besar

� Sirkulasi lalulintas udara yang lebih bagus (pesawat tidakperlu memotong runway aktif)

Kekurangan :

� Landside facilities sukar dikembangkan

Page 15: Konf.runway

Staggered Runway :

Kelebihan :

� Ada separasi vertikal

� Jarak taxiing berkurang (kalau 1 runway untuk landing dan lainnya untuk takeoff.

Namun bila traffic >> dan kedua runway dipakai untuktakeoff & landing, jarak taxiing menjadi tidak ekonomis)

Kekurangan :

� Penguasaan tanah jadi besar

Page 16: Konf.runway

Contoh Operasi Staggered Runway

Bila sedang beroperasi dg orientasi Timur Laut :

Bila sedang beroperasi dg orientasi Barat Daya :

Terminal

TO

Landin

g

Terminal

TO

Landin

g

Page 17: Konf.runway

Intersecting Runways

� Digunakan pada kondisi dimana arah angin yang kuat berasal dari beberapa arah.

� Kapasitas kedua runways tergantung pada lokasipersilangan diantara keduanya dan juga pada jenisoperasi runways tsb

� Semakin jauh jarak titik persilangan dengan takeoff end & landing threshold, semakin kecilkapasitasnya.

Page 18: Konf.runway

Open-V Runways

� Alasan penggunaan juga disebabkan karenamasalah arah angin

� Kapasitas lebih besar dicapai pada tipe open-V yang arah landing dan takeoff-nya menjauhdari V.

Page 19: Konf.runway

HUBUNGAN ANTARA TERMINAL DAN RUNWAYS

Page 20: Konf.runway
Page 21: Konf.runway

Prinsip penempatan terminal :

Menyediakan taxiing distance terpendekantara terminal dan runways.

Page 22: Konf.runway

Contoh layout beberapa airport :

London/Gatwick

Page 23: Konf.runway

� London / Gatwick :

- Sebenarnya single runway

- RW 08L/26R dipakai sebagai taxiway

- Runway aktif 08R/26L

- Waktu maintenance 08L/26R dipakai sebagai runway

- Taxiing distance : 3.5 km

- Kapasitas 32 juta penumpang/thn (no.23 dunia)

Page 24: Konf.runway

Frankfurt/Main

Page 25: Konf.runway

Frankfurt / Main :

• Terdiri dari 2 close runway dan 1 runway (hanya untuktakeoff ke selatan)

• Kekurangan : Runway jauh dari terminal

• Main apron memotong aktif runway. Akibatnya delay >> , taxii times >>, beban air traffic controller >>

Page 26: Konf.runway

Munich Airport

Terdiri dari Independent Parallel Runway

Page 27: Konf.runway

Atlanta

Inner Runway (08R/26L & 09L/27R) untukTO

Outer Runway (08L/26R & 09R/27L) untuklanding

Akibatnya jarakantara 2 runway landing jadi jauh� independen

Page 28: Konf.runway

Bandara Soekarno Hatta

Page 29: Konf.runway

Layout Bandara Soekarno Hatta

Page 30: Konf.runway

Changi Airport - Singapore

Page 31: Konf.runway

ANALISA ANGINKetentuan Umum :

� Lalulintas runways harus berorientasi sedekat mungkin padaarah angin.

� Landing dan takeoff umumnya dilakukan “menuju” angin(maksimum tail wind yang diizinkan 5-6 knots atau 9-11 km/jam)

Contoh :

Pada waktu angin bertiup dari utara, runway yang berorientasi arah utara lebih dipilih dan landing maupuntakeoff dilakukan dengan arah selatan ke utara .

Jika yang beroperasi runway lainnya, maka komponencrosswindnya adalah komponen vektor kecepatan anginpermukaan yang tegak lurus dengan centerline runway.Besarnya crosswind harus lebih kecil dari Maximum Allowable Crosswind

Page 32: Konf.runway

Besarnya crosswind = Kecepatan angin x sin sudut antara arah angin dancenterline runway

Sewaktu landing dan takeoff, pesawat dapat bergerak di runway selamakomponen Cross Wind tidak melebihi batas tertentu, yaitu :Menurut ICAO �Maximum Allowable Crosswind :- 19 km/jam (10,5 knots) untuk pesawat yang RFL ≤ 1200 m- 24 km/jam (13 knots) untuk pesawat yang 1200m<RFL≤ 1499m- 37 km/jam (20 knots) untuk pesawat yang RFL ≥ 1500 m

Page 33: Konf.runway

Centerline Runway

VAnginCrosswind

Α

Page 34: Konf.runway

Menurut ICAO & FAA :

Jumlah dan orientasi runway sedemikiansehingga crosswind coveragenya paling sedikit95%.

Artinya :

Persentase waktu dimana pengguna runway dibatasi karena adanya crosswind harus lebihkecil dari 5%.

Page 35: Konf.runway

Arah Runways dapat ditentukan secara grafismelalui WIND ROSE

Angka2 dalam sel WindRose menggambarkanpersentase waktu dimana angin yang diobservasi berada di dalam batas orientasidan kecepatan tertentu.

Page 36: Konf.runway

Contoh Data Angin untuk pembuatan Wind Rose

% of wind : % waktu terjadinya angin dg kecepatan dan arah tsb dlm 1 periode

Page 37: Konf.runway

Contoh Wind Rose