konstruksi kayu.docx
TRANSCRIPT
TUGAS INDIVIDU
Dasar Teknik
KONSTRUKSI KAYU DAN SAMBUNGAN KAYU
Nama: Usman Maureksa
NIM: P23133112040
A. Konstruksi Kayu
- Pemilihan Kayu
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui
secara jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan, pen-
ciuman, perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu.
Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah :
a. warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,
b. tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
c. arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
d. gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
e. berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
f. kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
g. lingkaran tumbuh,
h. bau, dan sebagainya.
Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan
mempergunakan alat bantu, misalnya kaca pembesar (loupe) atau
menggunakan mikroskop. Sifat struktur yang biasanya diamati adalah :
a. Pori (vessel)
adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal.
Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat
sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun
besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi,
ukuran, jumlah dan bidang perforasi).
b. Parenkim (Parenchyma)
adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu bata dengan
arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang
lintang, parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang
lebih cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat
dibedakan berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu
parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral
(tidak berhubungan dengan pori).
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
c. Jari-jari (Rays)
adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan
mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti
garis-garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding
warna sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran
lebarnya dan keseragaman ukurannya.
d. Saluran interseluler
adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang berfungsi
sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada
setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu,
misalnya beberapa jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara
lain meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing
(Dipterocarpus spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya.
Berdasarkan arahnya, saluran interseluler dibedakan atas saluran
interseluler aksial (arah longitudinal) dan saluran interseluler radial
(arah sejajar jari-jari). Pada bidang lintang, dengan mempergunakan
loupe, pada umumnya saluran interseluler aksial terlihat sebagai
lubang-lubang yang terletak diantara sel-sel kayu dengan ukuran yang
jauh lebih kecil.
e. Saluran getah
adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya
seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis
kayu, tapi hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung
(Dyera spp.)
A. Sifat dan Jenis Kayu
Sifat Fisik Kayu
1. Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar
air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis
yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa)
sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu
semakin berat dan semakin kuat pula.
2. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-
unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll.
Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam
kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat
ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi
kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari
kayu gubal.
3. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi
warna dalam kayu yang berbeda-beda.
4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya,
kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam,
kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan
kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang
pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat
berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat
miring).
6. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba
permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu,
kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
7. Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang
dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau
sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim),
bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
8. Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat,
tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu.
Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai
dekoratif.
9. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air.
Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban
kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya.
Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara
disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC =
Equilibrium Moisture Content).
10.Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara
berkaitan erat dengan elastisitas kayu.
b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya
gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu
sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan
pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
11.Daya Hantar Panas
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak
digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan
langsung dengan sumber panas.
12.Daya Hantar Listrik
13.Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk
aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu.
Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang
baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum
(kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan
daya hantar air.
Sifat Mekanik Kayu
1. Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya
yang berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan
tarik yaitu :
a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik
sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat
lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
2. Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan
muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :
a. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil
daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.
3. Keteguhan Geser
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-
gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari
bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
a. Keteguhan geser sejajar arah serat
b. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
c. Keteguhan geser miring
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari
pada keteguhan geser sejajar arah serat.
4. Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-
gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan
beban mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua)
macam keteguhan yaitu :
a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan
gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.
b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan
gaya yang mengenainya secara mendadak.
5. Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan
bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam
modulus elastisitas.
6. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah
tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau
tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas
proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang
permanen dan kerusakan sebagian.
7. Kekerasan
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang
membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama
dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang
ketahanan terhadap pengausan kayu.
8. Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-
gaya yang berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang
rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar.
Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk
pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah
dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu
atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar
digolongkan menjadi dua kelompok :
a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban
lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh
jamur atau serangga perusak kayu.
b. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat
miring dsb.
Macam Penggunaan Kayu
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari
sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang
diperlukan. Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan untuk tujuan
pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut :
1. Bangunan (Konstruksi)
Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai
keawetan alam yang tinggi.
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur,
kempas, keruing, lara, rasamala.
2. Veneer biasa
Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas
cacat dan beratnya sedang.
Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis,
benuang.
3. Veneer mewah
Persyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai
dekoratif.
Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi,
rengas, sungkai, weru, sonokembang.
4. Perkakas (mebel)
Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah
dikerjakan, mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.
Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling,
sonokembang, ramin.
5. Lantai (parket)
Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah
dipaku dan cukup kuat.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin,
bungur, jati, kuku.
6. Bantalan Kereta Api
Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran,
bintangur, kempas, ulin.
7. Alat Olah Raga
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
Persyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus,
serat halus, serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet.
Jenis kayu : agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli,
sonokeling, teraling.
8. Alat Musik
Persyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah
belah, daya resonansi baik.
Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.
9. Alat Gambar
Persyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih.
Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.
10.Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan
bau.
Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang.
11.Tiang Listrik dan Telepon
Persyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan, cukup kuat,
bentuk lurus.
Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.
12.Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis : serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak
mudah patah dan berwarna gelap.
Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.
13.Korek Api
Persyaratan teknis : sama dengan persyaratan veneer, cukup kuat
(anak korek api), elastis dan tidak mudah pecah (kotak).
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon, perupuk,
pulai, terentang, pinus.
14.Pensil
Persyaratan teknis : BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah
bengkok, warna agak merah, berserat lurus.
Jenis kayu : agathis, jelutung, melur, pinus.
15.Moulding
Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah
dikerjakan, mudah dipaku. Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.
Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll.
16.Perkapalan
Lunas
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : ulin, kapur.
Gading
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang
laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Senta
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang
laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Kulit
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, kuat, liat, tahan binatang
laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, meranti merah.
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
Bangunan dan dudukan mesin
Persyaratan teknis : ringan, kuat dan awet, tidak mudah pecah
karena getaran mesin.
Jenis kayu : kapur, meranti merah, medang, ulin, bangkirai.
Pembungkus as baling-baling
Persyaratan teknis : liat, lunak sehingga tidak merusak logam.
Jenis kayu : nangka, bungur, sawo.
Popor Senjata
Persyaratan teknis : ringan, liat, kuat, keras, dimensi stabil.
Jenis kayu : waru, salimuli, jati.
17.Arang (bahan bakar)
Persyaratan teknis : BJ tinggi.
Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam, gofasa,
johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur.
- Jenis Kayu
jenis-jenis kayu yang sering digunakan dalam pembuatan sebuah
bangunan:
Kayu kelapa: kayu ini lazim digunakan untuk pembuatan kuda-kuda
atau rangka serta pilar sebuah bangunan.
Kayu randu atau kayu kapuk: merupakan jenis kayu yang sering
digunakan dalam proses pengecoran sebuah bangunan.
Bambu: Pada lingkungan masyarakat pedesaan atau tradisional,
bambu banyak digunakan sebagai rangka sebuah bangunan semi
permanen.
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
Kayu balsa: Kayu ini merupakan jenis kayu ringan. Penggunaannya
cocok untuk daerah-daerah yang sering terjadi gempa. Sebab
penggunaan kayu balsa dapat meminimalisir kerusakan akibat
gempa.
Kayu jati, kamper, mahoni, sonokeling, akasia, merbau, sungkai,
keruing, serta kayu durian: Jenis-jenis kayu ini populer digunakan
untuk pembuatan komponen-komponen pelengkap dari bangunan
seperti kusen, pintu, jendela dan berbagai perabotan lainnya.
B. Penyimpanan dan Pengawetan Kayu
C. ayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan
yang mengeras karena mengalami lignifikasi. Penyebab
terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi
selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai
jaringan di batang.Kayu digunakan untuk
berbagai keperluan, mulai dari memasak,
membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela,
rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat
dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan
sebagainya.
D. Kayu dikategorikan ke dalam beberapa kelas awet :
- Kelas awet I (sangat awet), misal : kayu sonokeling, jati
- Kelas awet II (awet), misal : kayu merbau, mahoni
- Kelas awet III (kurang awet), misal : kayu karet, pinus
- Kelas awet IV (tidak awet), misal : kayu sengon
- Kelas awet V (sangat tidak awet)
E. Pengawetan kayu merupakan metode untuk menambah tingkat
keawetan dari kayu dengan perlakuan fisik maupun kimia.
Pengawetan kayu bertujuan untuk menambah umur pakai kayu
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
lebih lama, terutama kayu yang dipakai untuk material bangunan
atau perabot luar ruangan, karena penggunaan tersebut yang
paling rentan terhadap degradasi kayu akibat serangga/organisme
maupun faktor abiotis (panas, hujan, lembab).
Dalam SNI 03-5010.1-1999, hanya kayu dengan kelas awet III, IV
dan V lah yang memerlukan pengawetan, tetapi pada keperluan
tertentu, bagian kayu gubal dari kayu kelas awet I dan II juga perlu
diawetkan. Metode pengawetan kayu sangat beragam, bahan kimia
seperti borax menjadi salah satu bahan yang digunakan untuk
mengawetkan kayu dalam metode vakum, pencelupan dingin,
pencelupan panas hingga metode pemolesan.
Tindakan Pencegahan
Namun demikian dalam hubungannya dengan lingkungan dan
kesehatan pemakai, pengawetan kayu pada perabot sebaiknya
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Minimalkan pengawetan kayu dan jangan lakukan pengawetan
khemis apabila produk furniture anda merupakan produk potensial
kontak langsung dengan makanan.
2. Hindari penggunaan kayu yang diawetkan untuk konstruksi yang
berpotensi kontak langsung dengan air minum dan air bersih.
3. Buang sisa kayu hasil pengawetan dengan cara dikubur, hindari
pembakaran/dijadikan bahan bakar. Asap kayu hasil pengawetan
berpotensi mengandung bahan kimia berbahaya.
4. Hindari diri anda dari debu gergaji/amplas terlalu banyak,
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
gunakan masker yang memadai.
5. Bagi anda yang terlibat pada pengawetan, terutama yang kontak
langsung dengan bahan kimia, gunakan safety wear dan cuci
bersih secara terpisah, pakaian maupun bagian tubuh anda yang
sangat rentan masih terdapat residu bahan kimia.
6. Perhatikan pengolahan dan pembuangan limbah hasil tindakan
pengawetan kayu.
Sambungan Kayu
- Pengertian
adalah dua batang kayu atau lebih yang saling disambungkan satu
sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang.
- Persyaratan
Untuk membuat suatu hubungan kayu yang kokoh, harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
1. Diusahakan hubungan dengan sesedarhana mungkin tapi kokoh,
maksudnya agar dengan mudah dapat dikerjakan, mudah
dipasang, mudah dikontrol
2. Hindari menggunakan kayu yang betul-betul cacat
3. Perhatikan sifat-sifat kayu terutama pada penyusutan,
pengembangan maupun penarikan
4. Hindari menakik kayu terlalu dalam, karena dapat melemahkan
hubungan kayu
5. Bentuk sambungan dari hubungan harus tahan terhadap gaya-gaya
yang bekerja padanya
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
6. Perhatikan rencana penempatan sambungan, apakah akan
ditumpu secara merata atau ditempat-tempat tertentu karena akan
mempengaruhi posisi.kedudukan balok itu sendiri dalam keadaan
rebah atau berdiri ( diletakan pada bidang sisi )
7. Sebelum hubungan kayu disatukan ( dipaku atau diberi mur ), lebih
baik di Lood Manie (cat dasar) agar hubungan tahan lembab dan
awet
Jenis Dan Macam Sambungan Kayu,Macam macam sambungan kayu memang banyak sekali, tapi kali ini akan saya persingkat dan perjelas, silahkan simak uraian berikut :
Macam-macam sambungan kayu ada 2 yaitu :
1. Sambungan Arah Memanjang2. Sambungan Arah Melebar
SAMBUNGAN ARAH MEMANJANG
Sambungan arah memanjang terdiri dari bermacam-macam antara lain ada sambungan : -Bibir Lurus
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
Bibir Lurus Berkait
Bibir Miring
Bibir Miring Berkait
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
Sambungan Tiang, Sambungan Balok Kunci , dsb.
SAMBUNGAN ARAH MELEBAR
Sambungan arah melebar antara lain adalah :
1. Sambungan Alur lidah
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik
2. Sambungan Alur lidah lepas
Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik