laporan penyelidikan epidemiologi keracunan pangan di hotel pangeran

Upload: rista-nta-vega

Post on 10-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

epid

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Laporan Penyelidikan Epidemiologi Keracunan Pangan Di Hotel Pangeran

    1/6

    LAPORAN PENYELIDIKAN

    EPIDEMIOLOGI KERACUNAN PANGAN DI

    HOTEL PANGERAN PADANGPosted onApril 18, 2008bydinkeskotapadang1

    LAPORAN PENYELIDIKAN KLB KERACUNAN PANGAN

    DI PANGERAN BEACH HOTEL KELURAHAN FLAMBOYAN BARU KECAMATAN PADANG

    BARAT KOTA PADANG

    PADA TANGGAL 14 NOVEMBER 2007

    (dr.Hj.Gentina, dr. Fionaliza, MKM, Mardia Nelisna, SKM)

    I. PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Penyakit yang disebabkan oleh pangan masih merupakan salah satu penyebab utama

    kematian dan kesakitan di Indonesia. Pangan merupakan jalur utama penyebaran patogen dan

    toksin yang diproduksi oleh mikroba patogen. Pangan juga dapat menimbulkan masalah serius

    jika mengandung racun akibat cemaran kimia, bahan berbahaya maupun racun alami yang

    terkandung dalam pangan, yang sebagian diantaranya menimbulkan KLB keracunan pangan.

    Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan adalah suatu kejadian dimana terdapat

    dua orang atau lebih yang menderita sakit dengan gejala yang sama atau hampir sama setelah

    mengkonsumsi pangan, dan berdasarkan analisis epidemiologi, pangan tersebut terbukti

    sebagai sumber penularan.KLB keracunan pangan masih menjadi masalah kesehatan

    masyarakat, terutama di perkotaan, pemukiman dan perindustrian.

    Keracunan pangan secara umum disebabkan oleh bahan kimia beracun (tanaman,

    hewan, metabolit mikroba) kontaminasi kimia, mikroba patogen dan non bakteri (parasit,

    ganggang, jamur, virus, spongiform enchaphalopathies).

    Gejala dan tanda-tanda klinik keracunan pangan bervariasi tergantung pada jenisetiologinya. Secara umum gejala keracunan pangan dapat digolongkan kedalam 6 kelompok,

    yaitu :

    1. Gejala utama yang terjadi pertama-tama pada saluran gastrointestinal atas (mual,

    muntah).

    2. Gejala sakit tenggorokan dan pernafasan.

    3. Gejala utama terjadi pada saluran gastrointestinal bawah (kejang perut, diare).

    4. Gejala neurologik (gangguan penglihatan, perasaam melayang, paralisis).

    5. Gejala infeksi umum (demam, menggigil, rasa tidak enak, letih, pembengkakan kelenjar

    limfe).

    6. Gejala alergik (wajah memerah, dan gatal-gatal)

    Untuk mengidentifikasi etiologi KLB keracunan pangan dapat dilakukan denganmermeriksa spesimen tinja, air kencing, darah atau jaringan tubuh lainnya, pemeriksaan

    muntahan serta pemeriksaan sumber makanan yang dimakan. Dengan memperhatikan gejala

    dan didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium ini dapat diketahui penyebab KLB

    keracunan pangan.

    Pada hari Rabu tanggal 14 November 2007 berdasarkan laporan peserta pertemuan

    Bimbingan, Penetapan dan Sosialisasi Sosialisasi UU Perlindungan Konsumen No. 8, GAKY,

    dan BPSK) yang diadakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Padang di

    http://dinkeskotapadang1.wordpress.com/2008/04/18/laporan-penyelidikan-epidemiologi-keracunan-pangan-di-hotel-pangeran-padang/http://dinkeskotapadang1.wordpress.com/author/dinkeskotapadang1/http://dinkeskotapadang1.wordpress.com/author/dinkeskotapadang1/http://dinkeskotapadang1.wordpress.com/2008/04/18/laporan-penyelidikan-epidemiologi-keracunan-pangan-di-hotel-pangeran-padang/
  • 5/20/2018 Laporan Penyelidikan Epidemiologi Keracunan Pangan Di Hotel Pangeran

    2/6

    Pangeran Beach Hotels Padang, telah terjadi keracunan pangan di Pangeran Beach Hotels.

    Pada hari tersebut jam 14.00dilaporkan sebanyak 21 peserta pertemuan mengalami keluhan

    mual, muntah, pusing serta sebagian kecil diare. Peserta pertemuan memakan snack berupa

    lemper (ketan yang diisi daging ayam), cake coklat) serta minum teh atau kopi susu pada saat

    selesai pembukaan acara pada jam 09.00 pagi. Lima belas menit kemudian tiga orang peserta

    mulai merasakan mual, dan pusing. Kemudian beberapa waktu ke depan sebagian pesertamulai merasakan keluhan yang sama.

    Pada jam 14.30 tanggal 14 November 2007 tsb, 17 orang peserta pertemuan dirujuk ke

    rumah sakit Yos Sudarso dan 4 orang dirujuk ke RS Selasih Berdasarkan pemeriksaan dokter

    di RS Selasih 1 orang pasien boleh pulang, sedangkan sisanya tetap dirawat di kedua rumah

    sakit tersebut. Pada jam 14.30 telah dilakukan pengamanan dan pengambilan sample berupa

    lemper, cake coklat, susu serta teh. Pada tanggal 15 November 2007, jumlah korban keracunan

    yang dirujuk dan dirawat bertambah sebanyak 15 orang yang dirujuk ke RS Yos Sudarso. Jadi

    sampai tanggal 15 November 2007 jumlah korban keracunan yang dirujuk ke RS sebanyak 36

    orang.

    2.Tujuan

    2.1 Tujuan Umum

    Mengetahui besar dan luasnya masalah serta gambaran epidemiologi peningkatan

    kasus diduga keracunan pangan di Pangeran Beach Hotel Padang.

    2.2 Tujuan Khusus

    - Memastikan KLB keracunan pangan.

    - Mengetahui distribusi kasus secara epidemiologi .

    - Megetahui Attack Rate kasus keracunan pangan

    - Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tersebut.

    - Mengetahui besarnya masalah yang ditimbulkan

    II. METODOLOGIPenyelidikan KLB keracunan pangan ini menggunakan rancangan penelitian

    epidemiologi deskriptif dengan menggunakan desain kross seksional. Data primer diperoleh

    dengan melakukan investigasi langsung di Pangeran Beach Hotel, RS Selasih dan Yos

    Sudarso Padang.

    III. HASIL INVESTIGASI

    Pada hari Rabu tanggal 14 November 2007 tim Surveilance Keracunan Pangan DKK

    turun ke Pangeran Beach Hotels serta ke RS Selasih dan Yos Sudarso untuk melakukan

    investigasi. Dari 80 orang yang ikut makan snack tersebut ternyata sebanyak 36 orang

    merasakan keluhan.

    Dari hasil wawancara didapatkan bahwa sebagian besar peserta yang memakan lempermerasakan keluhan.

    Tabel 1 : Distribusi Gejala KLB Keracunan Pangan di Pangeran Beach

    Hotel Kelurahan Flamboyan Baru Kecamatan Padang Barat Pada Tanggal 14 November

    2007

    No Gejala dan Tanda Jumlah Kasus %

  • 5/20/2018 Laporan Penyelidikan Epidemiologi Keracunan Pangan Di Hotel Pangeran

    3/6

    1.2.3.4.5.

    MualMuntahPusingKejang perutDiare

    36363477

    10010094,419,419,4

    Dari tabel diatas terlihat bahwa gejala yang paling dominan adalah mual dan muntah (100 %).

    3.1 Definisi Kasus

    Berdasarkan distribusi frekwensi menurut gejala seperti terlihat pada Tabel 1 di

    dapatkan definisi kasus sebagai berikut :

    Orang yang hadir d alam jamuan makan snack pada pertemuan tanggal 14 November

    2007 di Pangeran Beach Hotel K elurahan Flamb oyan B aru Kecamatan Padang B arat

    dengan gejala mual, muntah, dan p using dengan atau tanpa gejala lain.

    3.2 Waktu

    Waktu terjadinya penyakit dapat dilihat pada tabel masa inkubasi dan kurva epidemik.

    Tabel 2 : Masa Inkubasi Kasus KLB Keracunan Pangan di Pageran Beach

    Hotel Kelurahan Flamboyan Baru Kecamatan Padang BaratPada Tanggal 14 November 2007

    Masa Inkubasi Kasus %

    1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

    15 menit20 menit30 menit1 jam2 jam2,5 jam3 jam3,5 jam4 jam4,5 jam5 jam5,5 jam

    313187424111

    8,32,78,32,7

    22,219,411,15,5

    11,12,72,72,7

    Gambar 1: Kurva Epidemik KLB Keracunan Pangan Di Pangeran Beach Hotel

    Kelurahan Flamboyan Baru Kecamatan Padang Barat.

    r

    Waktu terpapar tanggal 14 November mulai jam 09.00 s/d 09.30 : Median masa inkubasi 2 jam (120 menit)

    Masa inkubasi terpendek = 15 menit

    Masa inkubasi terpanjang = 5,5 jam (330 menit ). Masa inkubasi rata-rata = 132 menit

    Dari masa inkubasi rata-rata dan gejala yang dominan muncul mual dan muntah 100 %

    diduga penyebabnya adalah Staphylococcuc Aureus dan Bacillus Aureus.

    Attack Rate:

    Pada kasus ini di dapatkan attack rate adalah 36/80 x 100 % = 45 %,dengan case

    fatality rate 0 %.

  • 5/20/2018 Laporan Penyelidikan Epidemiologi Keracunan Pangan Di Hotel Pangeran

    4/6

    3.3 Orang

    Tabel 3 : Distribusi Kasus KLB Keracunan Pangan di Pangeran Beach Hotel

    Kelurahan Flamboyan Baru Kecamatan Padang Barat

    Menurut Golongan Umur

    PROPORSI KASUS BERDASARKAN GOLONGAN UMUR

    15-19 th

    3%

    20-44 th

    47%

    45-54 th

    42%

    55-64 th8%

  • 5/20/2018 Laporan Penyelidikan Epidemiologi Keracunan Pangan Di Hotel Pangeran

    5/6

    Dari diagram pie diatas terlihat bahwa kasus terbanyak terjadi pada golongan umur 20-44 tahun

    (47,2 %) diikuti golongan umur 45-54 th (41,6 %).

    Tabel 4 : Jumlah Kasus KLB Keracunan Pangan di Pangeran Beach Hotel

    Kelurahan Flamboyan Baru Kecamatan Padang Barat

    Menurut Jender

    No Jenis Kelamin Kasus % Meninggal

    1.

    2.

    Laki-laki

    Perempuan

    25

    11

    69,4

    30,6

    0

    0

    Dari tabel diatas terlihat bahwa laki-lakimerupakan kasus terbanyak (69,4 %).

    3.3 Tempat

    Tempat Kejadian adalah Pangeran Beach Hotel kelurahan Flamboyan Baru Kecamatan

    Padang Barat Padang.

    3.4 Pemeriksaan Laboratorium

    Untuk membantu menegakkan penyebab keracunan pangan ini dilakukan pengambilan

    sampel berupa 200 gram lemper dan cake coklat, kopi, serta susu yang kemudian dikirim ke

    Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan di Gunung Panggilun. Hasil pemeriksaan Laboratorium

    menunjukkan adanya Staphylococcus Aures.

    IV. TINDAKAN YANG TELAH DILAKUKAN

    1. Pelacakan kasus ke lapangan.2. Pengamanan, pengambilan, serta pengiriman sample Ke laboratorium Kesehatan

    Gunung

    Pangilun Padang.3. Pengobatan penderita yang dirujuk ke RS Yos Sudarso dan Selasih

    4. Pengawasan dan penyuluhan di Tempat Pengolahan Makanan.

    V. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil investigasi dapat disimpulkan:

    1. Telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan di Pangeran Beach Hotel

    pada tanggal 14 November sampai 15 November 2007.

    2. Kasus lebih banyak menyerang Laki-laki (69,4%) dibanding perempuan dan lebih banyakmenyerang usia 20-44 tahun (47 %). Kasus dimulai tanggal 14 November 2007 dan

    berakhir tanggal 15 November 2007.

    3. Attack Rate Keracunan makanan sebesar 45 % dengan Case Fatality Rate 0%.

    4. Dari gejala, masa inkubasi rata-rata serta keluhan yang dirasakan penderita keracunan

    makanan, penyebab keracunan ini dicurigai adalah Bacillus Cereus atau Stapyllococcus

    Aureus. Hasil laboratorium menunjukkan positif Staphylococcus Aureus.

    VI. SARAN

  • 5/20/2018 Laporan Penyelidikan Epidemiologi Keracunan Pangan Di Hotel Pangeran

    6/6

    Perlunya ditingkatkan penyuluhan tentang cara mengolah, serta menyimpan makanan

    yang higienis.