laporan tahunan 2006 annual report continuing improvement · pajak tangguhan 10,5 4,7 (7,8 ) 6,0...
TRANSCRIPT
Visi & MisiVision & Mission
DAFTAR ISI CONTENTS
Strategi PerusahaanCompany Strategy
Ikhtisar KeuanganFinancial Highlights
Wilayah KerjaBusiness Area
Sekilas PerusahaanCompany in Brief
Peristiwa Penting 2006Important Events 2006
Laporan Dewan KomisarisReport from the BoC
Laporan DireksiReport from the BoD
Jasa AeronautikaAeronautical Services
Jasa Non-AeronautikaNon-Aeronautical Services
Pengembangan UsahaBusiness Development
Sumber Daya ManusiaHuman Resources
Struktur OrganisasiOrganization Structure
Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Responsibility
07
22
40Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
02
08
28
48Manajemen RisikoRisk Management
03
10
32
56Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
04
14
34
60Informasi PerusahaanCorporate Information
06
20
36
61Laporan KeuanganFinancial Report
�
2006 Annual Report
PT Angkasa Pura II secara konsisten melakukan upaya-upaya perbaikan yang berkesinambungan di segala bidang menghadapi tuntutan dinamika pertumbuhan usaha.
PT Angkasa Pura II consistently strives toward continuing improvement in all areas of its operation in order to meet the dynamics of business growth.
CONTINUING IMPROVEMENT
�
2
Laporan Tahunan 2006
Menjadi pengelola bandar udara bertaraf internasional yang mampu bersaing di kawasan regional.
To be an international-class airport management company with high competitiveness regionally.
Mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya memberikan manfaat optimal kepada pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis.
Managing airport services and air traffic services with a priority to flight safety and customer satisfaction, in the effort of creating optimum benefit for shareholders, business partners, employees, the community, and the environment, by firmly holding to business ethics.
VISI VISION MISI MISSION
2
�
2006 Annual Report
STRATEGI PERUSAHAAN COMPANY STRATEGY
• Meningkatkan kualitas pelayanan lalu lintas udara dengan mengimplementasikan
teknologi berbasis satelit.
• Meningkatkan kualitas pelayanan bandara dengan pengembangan fasilitas-fasilitas
terminal, fasilitas bisnis yang berbasis konsep airport city,
• Memanfaatkan keunggulan teknologi dan kompetensi sumber daya manusia yang
dimiliki untuk pengembangan produk-produk non-aeronautika.
• Melakukan kerja sama dengan pihak ketiga yang kompeten dalam pengembangan
bisnis penunjang bandara.
• Meningkatkan nilai perusahaan yang meliputi:
- Customer : pelayanan prima
- Shareholder : Good Corporate Governance
- Employee : equal, opportunity dan welfare
- Society : economic welfare/social responsibility program
• Restrukturisasi organisasi dari organisasi berbasis fungsional menjadi organisasi unit
usaha.
• Meningkatkan hubungan dengan stakeholder (owner, operator, dan regulator).
• Increase the service quality of air traffic through the implementation of a satelite-based
technology.
• Increase the quality of airport service through the development of terminal and business
facilities based on airport city concept.
• Maximize on technology infrastructure and human resource competency to develop
non-aeronautical products.
• Develop joint-cooperation with competent third parties in the development of airport
supporting businesses.
• Increase company values encompassing:
- Customer : excellent service
- Shareholder : good corporate governance
- Employee : equal, opportunity and welfare
- Society : economic welfare/social responsibility program.
• Organization restructuring from a functional-based organization to a business unit-based
organization.
• Further intensify relationship with stakeholder (owner, operator, and regulator).
�
�
Laporan Tahunan 2006
IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHTS
2006 2005 2004 2003 2002 LaporanLabaRugi StatementsofIncomePendapatan Usaha 1.869,7 1.710,4 1.506,3 1.252,9 1.235,8 Operating Revenue Pendapatan Lain-lain 144,7 132,0 116,5 98,6 147,9 Non-Operating Income Beban Usaha 1.275,4 1.036,6 966,7 869,7 768,3 Operating Expenses Beban Lain-lain 97,1 37,5 40,5 58,8 89,5 Non-Operating Expenses Pos-pos Luar Biasa (1,4 ) (99,5 ) (8,7 ) (22,6 ) (17,9 ) Extraordinary ItemsLaba Sebelum Pajak 640,5 668,9 606,9 400,4 508,0 Profit Before Tax Pajak Kini (194,8 ) (231,6 ) (179,7 ) (122,4 ) (137,3 ) Current Income TaxPajak Tangguhan 10,5 4,7 (7,8 ) 6,0 1,0 Deferred Income Tax Laba Bersih 435,1 441,9 419,4 284,0 371,7 Net Profit After Tax Neraca BalanceSheetsAktiva Lancar 1.906,2 1.497,0 1.220,3 1.017,2 1.061,1 Current AssetsAktiva Pajak Tangguhan 6,0 23,7 19,0 26,8 20,8 Deferred Tax AssetsPenyertaan 332,3 284,7 280,9 291,3 292,1 InvestmentAktiva Tetap 3.208,9 1.787,8 1.734,9 1.670,5 1.536,8 Fixed AssetsAktiva Lain-lain 310,1 296,2 298,0 330,4 470,1 Other AssetsJumlah Aktiva 5.763,6 3.889,3 3.553,1 3.336,2 3.380,9 Total Assets Kewajiban Jangka Pendek 288,2 290,7 219,7 220,1 242,8 Current LiabilitiesKewajiban Jangka Panjang 8,4 7,2 10,3 19,3 31,0 Long-Term DebtsDana Titipan Program THT 50,3 40,6 33,8 47,6 170,8 Retiree Welfare Program FundBantuan Pemerintah yang Unstipulated Government’s Belum ditentukan Statusnya 1.599,1 72,9 71,0 71,0 - ContributionEkuitas 3.817,6 3.477,8 3.218,3 2.978,2 2.936,3 EquityJumlah Kewajiban dan Ekuitas 5.763,6 3.889,3 3.553,1 3.336,2 3.380,9 Total Liabilities And Equity RasioKeuangan FinancialRatiosPengembalian Modal (ROE) 9% 15% 15% 11% 18% Return On Equity (ROE)Pengembalian Investasi (ROI) 15% 21% 21% 16% 20% Return On Investment (ROI)Rasio Kas 460% 346% 343% 285% 301% Cash RatioRasio Lancar 661% 515% 555% 462% 437% Current RatioCollection Periods 55 days 55 days 55 days 51 days 37 days Collection PeriodsPerputaran Persediaan 3 days 3 days 3 days 4 days 4 days Inventory Turn OverPerputaran Total Aktiva 36% 49% 46% 41% 42% Total Assets Turn OverRasio Modal Terhadap Jumlah Aktiva 79% 88% 78% 79% 62% Equity to Total Assets
PERBANDINGAN SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR 2002-2006COMPARATIVE IN THE LAST FIVE YEARS 2002-2006
(DALAM MILIAR RUPIAH - IN BILLION RUPIAH)
�.275
97
�.�67
�0�
��5
USAHA DI LUAR USAHAOPERATING NON - OPERATING
AERONAUTIKA NON-AERONAUTIKA DI LUAR USAHAAERONAUTICAL NON-AERONAUTICAL NON - OPERATING
BIAYA EXPENSES (Miliar - Billion) PENDAPATAN REVENUES (Miliar - Billion)
�
Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik menggunakan notasi IndonesiaNumerical notations in all tables and graphics are in Indonesian
Laporan Tahunan 2006
5
2006 Annual Report
BandarUdaraAirport
PergerakanPesawatAircraftMovement
PenumpangPassengers
Kargo(dalamTon)Freight(inTonnes)
2006 2005 PerubahanChange(%) 2006 2005 Perubahan
Change(%) 2006 2005 PerubahanChange(%)
Soekarno–Hatta 247.126 241.882 2,17 30.583.957 27.947.482 9,43 371.266 336.113 10,46
Halim Perdanakusuma 34.337 33.720 1,83 228.488 329.052 -30,56 6.671 6.487 2,83
SM Badaruddin II 15.493 14.018 10,52 1.475.676 1.310.880 12,57 6.003 5.290 13,48
Supadio 17.591 20.151 -12,70 1.220.592 1.124.225 8,57 7.726 7.005 10,29
Polonia 50.512 56.016 -9,82 4.597.268 4.033.073 13,99 31.392 31.347 0,14
Sultan Syarif Kasim II 22.668 21.861 3,69 1.756.352 1.513.561 16,04 11.601 10.954 5,91
Tabing - Minangkabau 14.171 13.996 1,25 1.600.331 1.361.360 17,55 9.986 6.986 42,94
Husein Sastranegara 6.524 14.904 -56,23 382.224 378.419 1,00 315 360 -12,5
Sultan Iskandarmuda 9.502 25.143 -62,21 523.958 465.900 12,46 2.170 2.134 1,69
Kijang 2.161 1.606 34,56 18.035 12.319 46,40 38 43 -11,63
TOTAL 420.085 443.297 -5,24 42.386.881 38.476.271 10,16 447.168 406.719 9,94
PERBANDINGAN TOTAL PRODUKSI LALU LINTAS UDARA 2005/2006COMPARATIVE AIR TRAFFIC TOTAL PRODUCTION 2005/2006
PERTUMBUHAN LALU LINTAS UDARA KONSOLIDASIAN DI 10 BANDARA SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR 2002-2006AIR TRAFFIC GROWTH CONSOLIDATED OF 10 AIRPORTS IN THE LAST FIVE YEARS 2002-2006
TahunFiskalFiscalYear
PergerakanPesawatAircraftMovement
PenumpangPassengers
Kargo(dalamTon)Freight(inTonnes)
Internasional&Domestik
International&Domestic
LokalLocal
JumlahKeseluruhan
GrandTotal
PerubahanChange(%)
Internasional&Domestik
International&Domestic
PerubahanChange(%)
TransitLangsung
DirectTransit
JumlahKeseluruhan
GrandTotal
PerubahanChange(%)
JumlahTotal
PerubahanChange(%)
2006 397.997 22.088 420.085 -5,24 40.348.749 9,55 1.877.537 42.386.881 10,16 447.168 9,94
2005 410.976 32.321 443.297 8,71 36.831.703 7,25 1.644.568 38.476.271 7,04 406.719 6,07
2004 383.899 23.879 407.778 20,66 34.340.511 33,78 1.604.790 35.945.301 33,73 383.452 6,12
2003 314.238 23.712 337.950 24,61 25.668.477 34,81 1.209.621 26.878.098 35,66 361.324 2,82
2002 241.858 29.346 271.204 13,81 19.040.279 27,19 773.177 19.813.456 26,45 351.403 8,94
5
PergerakanPesawatAircraft Movement
2002 2003 2004 2005 2006
400.000
InternasionalInternationalDomestikDomestic
350.000
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
0
PergerakanPenumpangPassengers Movement
2002 2003 2004 2005 2006
35.000.000
InternasionalInternationalDomestikDomesticTransitTransit
30.000.000
25.000.000
20.000.000
15.000.000
10.000.000
5.000.000
0
KargoFreight
2002 2003 2004 2005 2006
300.000
InternasionalInternationalDomestikDomestic
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
0
penumpangpassengers
tontonnes
2006 Annual Report
6
Laporan Tahunan 2006
WILAYAH KERJA BUSINESS AREA
JAKARTA FIR
Sejak tanggal �2 Mei 2005, Flight Information Region (FIR) di
Indonesia yang sebelumnya terdiri dari � wilayah (Jakarta FIR,
Bali FIR, Ujung Pandang FIR dan Biak FIR) telah dikelompokkan
kembali menjadi 2 wilayah, yaitu Jakarta FIR dan Ujung Pandang
FIR. Pengelolaan jasa penerbangan (aeronautika) di Jakarta FIR
dilakukan oleh PT Angkasa Pura II.
Since �2 may 2005, the Flight Information Region in Indonesia
that previously consisted of � regions (Jakarta FIR, Bali FIR, Ujung
Pandang FIR and Biak FIR) have been re-organized into 2 regions,
namely the Jakarta FIR and Ujung Pandang FIR. The provision of
air traffic (aeronautical) services for the Jakarta FIR is assigned to
PT Angkasa Pura II.
6
Sultan Iskandarmuda Airport Husein Sastranegara Airport Soekarno-Hatta Airport Halim Perdanakusuma Airport
UJUNG PANDANG FIR
7
2006 Annual Report
PT (Persero) Angkasa Pura II is a State-Owned Enterprise (SOE) that provides airport management and air traffic services. The company is engaged in activities connected with flight services (aeronautical) as well as airport support services (non-aeronautical).
Initially, PT (Persero) Angkasa Pura II was established on �� August �98� under the name of Perum Pelabuhan Udara Jakarta-Cengkareng to manage and operate the Jakarta-Cengkareng Airport (present-day Soekarno-Hatta International Airport) and the Halim Perdanakusuma Airport. On �9 May �986, the name of the company was changed to Perum Angkasa Pura II and, subsequently on 2 January �99�, it became a ‘Persero’ as covered in the Notarial Deed No. � Year �99� of Notary Muhani Salim SH, with the official name of PT (Persero) Angkasa Pura II.
At present, PT (Persero) Angkasa Pura II manages �0 major airports in the Western Indonesia region, namely the Soekarno-Hatta International Airport (Jakarta), Halim Perdanakusuma Airport (Jakarta), Polonia Airport (Medan), Supadio Airport (Pontianak), Minangkabau International Airport (Ketaping) replacing the former Tabing Airport, Sultan Mahmud Badaruddin II International Airport (Palembang), Sultan Syarif Kasim II Airport (Pekanbaru), Husein Sastranegara Airport (Bandung), Sultan Iskandarmuda Airport (Banda Aceh) and Kijang Airport (Tanjung Pinang). The company also provides air traffic services for the Jakarta Flight Information Region (Jakarta FIR).
PT (Persero) Angkasa Pura II has a reputation as one of the most reliable of SOEs, and has several times ranked in the category of “AAA Healthy” for its sound performances in terms of financial, operational and administrative aspects, while ranking in the “AA Healthy” category in 2006. For three years running in the same period, PT (Persero) Angkasa Pura II has been awarded the accolade of “BEST SOE in Logistics-Tourism-Transportation Category”, as well as the award for “Best SOE in GCG Implementation for 2006” at the BUMN & CEO BUMN Award ceremony in Jakarta.
PT (Persero) Angkasa Pura II merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara. Aktivitasnya meliputi pelayanan jasa penerbangan (aeronautika) dan jasa penunjang bandara (non-aeronautika).
Pada awalnya PT (Persero) Angkasa Pura II bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang didirikan tanggal �� Agustus �98� untuk mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta) dan Bandara Halim Perdanakusuma. Tanggal �9 Mei �986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II dan selanjutnya tanggal 2 Januari �99�, resmi menjadi Persero sesuai Akta Notaris Muhani Salim, SH No. � tahun �99� menjadi PT (Persero) Angkasa Pura II.
Saat ini PT (Persero) Angkasa Pura II mengelola sepuluh bandara utama di kawasan Barat Indonesia, yaitu Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta (Jakarta), Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta), Bandara Polonia (Medan), Bandara Supadio (Pontianak), Bandara Internasional Minangkabau (Ketaping) dulunya Bandara Tabing, Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Bandara Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Bandara Husein Sastranegara (Bandung), Bandara Sultan Iskandarmuda (Bandara Aceh), dan Bandara Kijang (Tanjung Pinang), serta melayani jasa penerbangan untuk wilayah udara (Flight Information Region/ FIR) Jakarta.
PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki reputasi sebagai salah satu BUMN yang handal, dengan keberhasilannya beberapa kali meraih tingkat kesehatan Perusahaan dengan kategori “Sehat AAA” meliputi aspek keuangan, operasi dan administrasi, sementara pada tahun 2006 meraih predikat “Sehat AA”. Selama tiga tahun berturut-turut pula PT (Persero) Angkasa Pura II memperoleh penghargaan sebagai “BUMN Terbaik Kategori Jasa Logistik-Pariwisata-Transportasi”, serta “BUMN Terbaik Kategori Penerapan GCG Tahun 2006” dalam perhelatan BUMN & CEO BUMN Award di Jakarta.
7
Kijang Airport Polonia Airport Sultan Mahmud Badaruddin II Airport Soepadio Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport
SEKILAS PERUSAHAAN COMPANY IN BRIEF
8
Laporan Tahunan 2006
PERISTIWA PENTING 2006 IMPORTANT EVENTS 2006
Aktivitas pemberdayaan masyarakat bagi komunitas di sekitar Bandara Soekarno-Hatta bertempat di gedung Community Center.
Community empowerment activity for community members around Soekarno-Hatta International Airport at the Community Center building.
01MARCH
Pelantikan Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II, Tommy Soetomo, oleh Sekretaris Kementerian BUMN, M. Said Didu, di ruang Auditorium, Kantor Pusat PT Angkasa Pura II.
The inauguration of Tommy Soetomo as Finance Director of PT Angkasa Pura II, by M. Said Didu, Secretary to the Minister of SOE, at the Auditorium room, Head Office, PT Angkasa Pura II.
07APRIL
Deklarasi implementasi Safety Management System (SMS) di lingkungan PT Angkasa Pura II.
Formal declaration of the implementation of Safety Management System (SMS) within PT Angkasa Pura II.
24JANUARY
Rapat Kerja PT Angkasa Pura II sekaligus penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama antara Manajemen dan Serikat Karyawan Angkasa Pura II (Sekarpura II) di Bali.
Working Conference of PT Angkasa Pura II and signing of Collective Labor Agreement between Management and the Employee Association of Angkasa Pura II (Sekarpura II) in Bali.
01- 04FEBRUARY
Sumbangan kepedulian sosial bagi korban gempa bumi Yogyakarta.
Donation for the relief efforts to help victims of the Yogyakarta earthquake.
29MAY
Pelepasan anggota komisaris Muwardi Simatupang yang digantikan oleh Suratto Siswodihardjo di Hotel Sultan, Jakarta.
Farewell ceremony for Muwardi Simatupang that was replaced as Commissioner by Suratto Siswodihardjo, at Hotel Sultan, Jakarta.
26SEPTEMBER
Penandatanganan akta pendirian PT Railink antara PT Angkasa Pura II dengan PT Kereta Api Indonesia di Hotel JW Marriot, Jakarta.
Signing of the establishment deed of PT Railink by PT Angkasa Pura II and PT Kereta Api Indonesia at Hotel JW Marriot, Jakarta.
28SEPTEMBER
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT Angkasa Pura II dengan BRI di Kantor Pusat BRI.
Signing of the Memorandum of Understanding (MoU) between PT Angkasa Pura II and BRI at BRI Head Office.
16OCTOBER
Rapat Koordinasi Ausindo Air Traffic Services bertempat di ruang Auditorium, Kantor Pusat PT Angkasa Pura II.
Coordination Meeting of Ausindo Air Traffic Services at the Auditorium room, PT Angkasa Pura II Head Office.
22NOVEMBER
24 JANUARY
01-04 FEBRUARY
01 MARCH
07 APRIL
29 MAY
27 JUNE
Konperensi ASEAN International Airport Association ke-25.
The 25th ASEAN International Airport Association Meeting.
27-30NOVEMBER
29 JUNE
9
2006 Annual Report
Sunatan massal bagi anak-anak warga masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta di gedung Community Center.
Mass circumcision for children of communities around the Soekarno-Hatta Airport at the Community Center building.
27JUNE
Acara puncak HUT PT Angkasa Pura II dan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
The highlight event commemorating the anniversaries of PT Angkasa Pura II and the Independence Day of the Republic of Indonesia.
16AUGUST
PT Angkasa Pura II menerima penghargaan ”BUMN Terbaik Dalam Penerapan Good Corporate Governance” dan “BUMN Terbaik Kategori Logistik-Pariwisata-Transportasi” dalam BUMN & CEO BUMN Award 2006.
PT Angkasa Pura II was recognized as ”Best SOE in Implementation of Good Corporate Governance” and as “Best SOE in the Logistics-Tourism-Transportation Category” in the BUMN & CEO BUMN Award 2006.
25AUGUST
Peresmian TKI Lounge di Bandara Soekarno-Hatta oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Official inauguration of Indonesian Migrant Workers Lounge at Soekarno-Hatta Airport by Susilo Bambang Yudhoyono, the President of the Republic of Indonesia.
29AUGUST
Rapat Pimpinan Serikat Karyawan Angkasa Pura II (Sekarpura II) yang dibuka oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Edie Haryoto.
Management Meeting of the Employee Association of Angkasa Pura II (Sekarpura II) officially opened by Edie Haryoto, President Director of PT Angkasa Pura II.
06DECEMBER
16 AUGUST
26 SEPTEMBER
27-30 NOVEMBER
22 NOVEMBER
16 OCTOBER
06 DECEMBER
Peletakan batu pertama pembangunan bandara baru Kuala Namu Medan oleh Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI.
Ground breaking ceremony of the construction of the new Kuala Namu airport at Medan by Jusuf Kalla, the Vice President of RI.
29JUNE
PENGHARGAAN AWARD
BUMN & CEO BUMN AwardThe Best in Good Corporate Governance 2006
BUMN & CEO BUMN AwardThe Best in Logistic & Tourism 2006
29 AUGUST
28 SEPTEMBER
�0
Laporan Tahunan 2006
LAPORAN DEWAN KOMISARIS REPORT FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS
JANNES HUTAGALUNGKomisaris Utama President Commissioner
��
2006 Annual Report
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
bimbingan-Nya, sehingga pada tahun 2006 PT Angkasa Pura II yang mengelola �0
bandara di wilayah Indonesia Bagian Barat dapat menunjukkan kinerja yang baik
dalam pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa bandara.
Dewan Komisaris mencatat, bahwa selama tahun 2006 Manajemen PT Angkasa
Pura II telah berhasil menetapkan strategi dan kebijakan yang tepat, baik
dalam meningkatkan pelayanan jasa penerbangan maupun pelayanan jasa
kebandarudaraan, sehingga PT Angkasa Pura II mampu mengatasi berbagai
persoalan yang terjadi dan mencapai kinerja operasi serta kinerja keuangan
dengan predikat Sehat “AA”.
Pencapaian kinerja yang baik ini adalah bukti dari kerja keras dan upaya perbaikan
di segala bidang yang secara terus-menerus dilakukan oleh Manajemen
PT Angkasa Pura II dalam menjalankan visi dan misi Perusahaan, dengan tetap
mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance – GCG).
Kerja keras dan dedikasi manajemen dan karyawan PT Angkasa Pura II telah membuahkan hasil yang memuaskan di tahun 2006.
The dedicated hard work of the management and employees of PT Angkasa Pura II has resulted in satisfactory performance in 2006.
Praise be to the Almighty God for His blessings and divine guidance, that
PT Angkasa Pura II has again shown a good performance throughout 2006, in the
provision of air traffic and airport services to service users at the �0 airports under
its management in the Western Indonesia region.
The Board of Commissioners noted with approval that in 2006 the Management
of PT Angkasa Pura II has successfully executed the appropriate strategies and
policies in its efforts to improve both air traffic services as well as airport services.
As a result, PT Angkasa Pura II was able to rise above its challenges and achieve an
excellent operational and financial performance, with a rating of “Healthy AA”.
This fine achievement is proof of the dedicated hard work and continuing
improvements on all areas conducted by the Management of PT Angkasa Pura
II in the pursuance of the Company’s vision and mission statements, while
consistently emphasizing the implementation of Good Corporate Governance
(GCG) principles.
�2
Laporan Tahunan 2006
We faced many challenges throughout 2006, such as the growth
in aircraft and passenger movements that have exceeded
the existing handling capacities of our airports, as well as the
continuing demands for the upgrading of various air traffic
facilities and expansion of airspace capacity. All of these
challenges should serve to motivate us to strive and achieve even
better performance in the coming years, in order to secure the
peace of mind of people who use the services at our airports.
The Management of PT Angkasa Pura II has a full agenda:
business developments in the non-aeronautical segment, the
follow-up to various accelerated infrastructure development
projects such as the construction of the new airport at Medan,
the construction of the Terminal III building at Soekarno-Hatta
Airport, the planned development of a cargo-processing facility
at Soekarno-Hatta Airport, and preparations to take over the
operations of the Depati Amir and Sultan Thaha airports. These
undertakings require large amounts of investment funding,
and should therefore be performed prudently so as to avoid
endangering the business sustainability of PT Angkasa Pura II in
the future.
To achieve success at those undertakings, the role of
professional and reliable human resources play an important
part in optimizing performance and results. Accordingly, the
Management of PT Angkasa Pura II will need to carefully plan
its programs of continuing human resources development,
thus ensuring the availability of skilled human resources to
support the successful execution of the Company’s business
development and expansion programs.
Banyaknya tantangan yang dihadapi selama tahun 2006, seperti
pertumbuhan pergerakan pesawat dan penumpang yang telah
melebihi kapasitas bandara serta tuntutan terhadap modernisasi
berbagai fasilitas penerbangan maupun tuntutan terhadap
penambahan kapasitas ruang udara, hendaknya dapat dijadikan
sebagai tantangan dalam upaya kita untuk terus meningkatkan
kinerja pelayanan PT Angkasa Pura II di masa yang akan
datang, sehingga hal tersebut dapat menjamin rasa aman bagi
masyarakat pengguna jasa bandar udara.
Langkah-langkah Manajemen PT Angkasa Pura II dalam
mengembangkan usaha di bidang non-aeronautika, tindak
lanjut rencana pembangunan proyek-proyek yang termasuk
dalam percepatan pembangunan infrastruktur, seperti
pembangunan Bandara Medan Baru, Pembangunan Terminal
III Bandara Soekarno-Hatta, rencana pembangunan kawasan
prosesing kargo Bandara Soekarno-Hatta dan penyiapan
pengelolaan Bandara Depati Amir dan Sultan Thaha, perlu
dilaksanakan dengan sikap kehati-hatian, sehingga rencana-
rencana investasi yang membutuhkan pembiayaan besar
tersebut tetap menjamin kelangsungan bisnis PT Angkasa Pura
II di masa yang akan datang.
Dalam mewujudkan hal-hal di atas, peran sumber daya
manusia yang handal dan profesional adalah sangat penting
demi pencapaian hasil kinerja yang optimal. Oleh karena itu,
Manajemen PT Angkasa Pura II perlu merencanakan dengan
baik program-program pelatihan bagi karyawannya secara
berkelanjutan, sehingga dengan demikian PT Angkasa Pura II
memiliki sumber daya manusia yang terampil untuk mendukung
pelaksanaan seluruh rencana program yang telah ditetapkan.
LAPORAN DEWAN KOMISARIS REPORT FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS
��
2006 Annual Report
dari kiri ke kanan from left to right
SUDIRMAN
Komisaris Commissioner
SRI HARDINI
Komisaris Commissioner
JANNES HUTAGALUNG
Komisaris Utama President Commissioner
AMIR SEMBIRING
Komisaris Commissioner
SURATTO SISWODIHARDJO
Komisaris Commissioner
The Board of Commissioners hopes that the presentation of the
BUMN Award on GCG Implementation Year 2006 will serve to
push us in striving to achieve further accomplishments that we
all can be proud of, and to motivate all staff and employees of
PT Angkasa Pura II in improving the level of quality services for
the benefit of all airport service users, while firmly adhering to
prevailing norms, standards and regulations within the corridor
of Good Corporate Governance principles.
In closing, the Board of Commissioner would like to extend a
warm congratulation and sincere thanks to the Management
and all employees of PT Angkasa Pura II for their good work and
achievements in 2006. May our hard work prevails as our best
contribution in the best interest of shareholders and the society.
On behalf of the Board of Commissioners,
Dewan Komisaris berharap, bahwa dengan diterimanya
penghargaan BUMN Award on GCG Implementation Tahun
2006, hendaknya digunakan sebagai dorongan untuk meraih
prestasi-prestasi lain yang membanggakan dan sebagai motivasi
bagi seluruh jajaran PT Angkasa Pura II dalam meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa bandara
dengan tetap memegang teguh norma-norma, standar dan
peraturan yang berlaku sesuai prinsip-prinsip Good Corporate
Governance.
Akhir kata, Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan dan
ucapan selamat kepada Manajemen dan segenap karyawan
PT Angkasa Pura II atas prestasi yang telah dicapai selama tahun
2006. Semoga kerja keras kita dapat memberikan kontribusi
terbaik bagi pemegang saham dan masyarakat umumnya.
Atas nama Dewan Komisaris,
JANNES HUTAGALUNG
Komisaris Utama
President Commissioner
��
Laporan Tahunan 2006
LAPORAN DIREKSI REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS
EDIE HARYOTODirektur Utama President Director
�5
2006 Annual Report
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya bahwa
PT Angkasa Pura II pada tahun 2006 berhasil menunjukkan kinerja yang baik,
sesuai dengan target yang ditetapkan pemegang saham, Komisaris dan Direksi.
Dari sisi kinerja keuangan, dapat kami sampaikan bahwa PT Angkasa Pura II
membukukan laba bersih sebesar Rp ��5,��8 miliar pada tahun 2006. Sekalipun
lebih rendah dari target dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) tahun 2006
sebesar Rp �9�,�5� miliar, jumlah tersebut merupakan peningkatan sebesar �%
dari laba bersih tahun 2005 sebesar Rp ��7,826 miliar. Sementara itu, pendapatan
usaha meningkat sebesar 9% menjadi Rp �.869,76� miliar pada tahun 2006. Lini
pendapatan aeronautika merupakan kontributor pendapatan terbesar dengan
Rp �.�66,829 miliar atau 78% dari total pendapatan, sedangkan pendapatan non-
aeronautika tercatat sebesar Rp �02,9�5 miliar.
Peningkatan pendapatan tersebut juga ditunjang oleh membaiknya kondisi
perekonomian Indonesia secara umum pada tahun 2006, yang berdampak
PT Angkasa Pura II terus mengembangkan kemampuan dalam menyikapi perubahan dan tantangan di industrinya.
PT Angkasa Pura II continues to build the capacity to respond to the changes and challenges in the industry.
Praise be to the Almighty God that with His grace and eternal blessings,
PT Angkasa Pura II has been able to achieve satisfactory results in 2006, according
to the performance targets established by the Shareholders, Commissioners and
Directors of the Company.
In terms of financial performance, we are glad to report that PT Angkasa Pura II
booked a net income of Rp ��5.��8 billion in 2006. Even though it was lower than the
target set at the 2006 Work and Budget Plan of Rp �9�.�5� billion, the achievement
represented an increase of �% over net income of Rp ��7.826 billion recorded in
2005. Meanwhile, operating revenues recorded a growth of 9% to reach Rp �,869.76�
billion in 2006. The aeronautical segment remained as the largest revenue contributor
with Rp �,�66.829 billion, or 78% of total operating revenues, while revenues from
the non-aeronautical segment amounted to Rp �02.9�5 billion.
The increase in operating revenues was also supported by improving
economic conditions overall in Indonesia throughout 2006, which impacted
�6
Laporan Tahunan 2006
on air transportation activities at the �0 airports under the
management of PT Angkasa Pura II. Although total aircraft
movements declined by around 5% that was due more to the
decline in the high growth rate of the airlines business during the
previous years, the volume of passengers and cargoes increased
by approximately �0% respectively, which impacted positively to
increased revenues from the aeronautical segment.
Meanwhile, we are also aware of the fact that open competition
between airports at the regional as well as international levels
will become more of a challenge in the future. Accordingly,
PT Angkasa Pura II continue to gradually develop its aeronautical
as well as non-aeronautical business lines through physical
improvements of airport terminal buildings, as well as through
the development of other airport-related services and businesses
in line with market trends.
Throughout 2006, PT Angkasa Pura II remained consistent with
various efforts to reinforce its competences in aeronautical
services while strengthening the platform for business
sustainability going forward. The Company has implemented the
SMS (Safety Management System) to give better protection to the
safety of all airport users as part of the continuing transformation
towards a Customer Driven Company. In addition, PT Angkasa
Pura II has also put more emphasis on the environmental aspects
of its operations, among other things through corporate social
responsibility (CSR) activities, fulfillment of Environmental
Impact Analysis (AMDAL) requirements, and improved work
safety standards as demanded by the global aviation industry.
pada aktivitas angkutan udara di �0 bandara yang dikelola
oleh PT Angkasa Pura II. Sekalipun jumlah pergerakan pesawat
menunjukkan penurunan sekitar 5% yang disebabkan oleh
berkurangnya tingkat pertumbuhan bisnis airlines yang
sangat tinggi pada tahun-tahun sebelumnya, namun jumlah
penumpang dan kargo yang dilayani tercatat meningkat
masing-masing sekitar �0%, sehingga memberikan dampak
positif terhadap peningkatan pendapatan aeronautika.
Sementara itu kita menyadari bahwa persaingan antara
bandara baik di lingkup regional maupun internasional
semakin merupakan tantangan di masa mendatang. Untuk itu,
PT Angkasa Pura II terus melanjutkan upaya pengembangan
bisnis aeronautika maupun non-aeronautika secara bertahap,
melalui penataan dan pengembangan terminal di bandara yang
dikelola serta pengembangan usaha lainnya yang terkait jasa
penumpang sesuai dengan perkembangan pasar.
Di tahun 2006, PT Angkasa Pura II secara konsisten melakukan
berbagai upaya untuk memantapkan kompetensi di bidang jasa
aeronautika serta memperkokoh landasan untuk keberlanjutan
bisnisnya. Upaya transformasi menjadi suatu Customer Driven
Company antara lain dilakukan melalui penerapan SMS (Safety
Management System) dalam rangka meningkatkan rasa aman
dari para pengguna jasa bandara. Selain itu PT Angkasa Pura
II juga memberikan perhatian yang lebih besar pada aspek
lingkungan melalui aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR), persyaratan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), dan perbaikan faktor keselamatan kerja yang telah
menjadi suatu tuntutan global.
LAPORAN DIREKSI REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS
�7
2006 Annual Report
dari kiri ke kanan from left to right
I GUSTI MADE DHORDY
Direktur Operasi & Teknik EVP of Operations & Engineering
TOMMY SOETOMO
Direktur Keuangan EVP of Finance
EDIE HARYOTO
Direktur Utama President Director
ENDANG DWI SURYANI
Direktur Personalia & Umum EVP of Personnel & General Affairs
S. TULUS PRANOWO
Direktur Komersial & Pengembangan Usaha EVP of Commercial and Business
The Board of Directors believes in the bright prospects for
growth for PT Angkasa Pura II in 2007 and beyond. The project
for the construction of an airport railway that will improve
access to and from the Soekarno-Hatta International Airport
has made a good progress with the establishment of PT Railink,
a joint venture company between PT Angkasa Pura II and
PT Kereta Api Indonesia with a �0:60 shareholding composition.
Meanwhile, the planned addition in 2007 of two more airports,
namely the Sultan Thaha – Jambi and the Depati Amir – Pangkal
Pinang airports, under the management of PT Angkasa Pura II,
is also expected to contribute positively to increased revenues,
primarily from the non-aeronautical segment.
On behalf of the Board of Directors, allow me to thank the Board
of Commissioners and the shareholders for their continuing
trust and support for PT Angkasa Pura II throughout 2006. The
Board of Directors would also like to extend its appreciation to
all employees of PT Angkasa Pura II for their dedication and hard
work. Let us continue to work together in harmony to improve
our performance further and achieve even better successes in
the years to come.
Direksi melihat prospek yang baik bagi pertumbuhan usaha
PT Angkasa Pura II di tahun 2007 dan seterusnya. Proyek kereta
api bandara yang akan meningkatkan kemudahan akses ke
dan dari bandara internasional Soekarno-Hatta telah mencapai
langkah maju dengan pembentukan PT Railink yang merupakan
perusahaan patungan antara PT Angkasa Pura II dan PT Kereta
Api Indonesia dengan komposisi saham �0:60. Sementara itu,
rencana penambahan bandara di bawah kelolaan PT Angkasa
Pura II dengan dua bandara baru pada tahun 2007, yaitu bandara
Sultan Thaha – Jambi dan Depati Amir – Pangkal Pinang, juga
memberikan harapan akan potensi peningkatan pendapatan,
terutama dari jasa non-aeronautika.
Atas nama Direksi, perkenankan saya mengucapkan terima
kasih kepada Dewan Komisaris dan pemegang saham atas
kepercayaan serta dukungan yang diberikan kepada PT Angkasa
Pura II selama tahun 2006. Direksi juga mengucapkan terima
kasih kepada seluruh jajaran karyawan PT Angkasa Pura II atas
dedikasi dan kerja keras mereka. Marilah kita bersama-sama
terus meningkatkan kinerja untuk meraih sukses yang lebih
besar di tahun-tahun mendatang.
EDIE HARYOTO
Direktur Utama
President Director
�9
2006 Annual Report
OUR SERVICESJASA AERONAUTIKA AERONAUTICAL SERVICES
JASA NON-AERONAUTIKA NON-AERONAUTICAL SERVICES
�9
20
Laporan Tahunan 2006
JASA AERONAUTIKA AERONAUTICAL SERVICES
Pelayanan lalu lintas udara atau jasa aeronautika adalah
salah satu dari aktivitas bisnis utama PT Angkasa Pura II.
Dalam melakukan aktivitasnya tersebut, PT Angkasa Pura II
senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya,
baik dari aspek fasilitas, prosedur kerja maupun kemampuan
personil, sehingga mampu melaksanakan misinya untuk
mengelola jasa pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan
keselamatan penerbangan dan kepuasan pengguna jasa
bandara.
Dengan terus bertambahnya jumlah pengguna jasa transportasi
udara dari tahun ke tahun, jumlah penerbangan di berbagai
rute penerbangan di wilayah kerja PT Angkasa Pura II juga terus
meningkat. Jalur penerbangan antara Jakarta-Bali yang memiliki
dua rute (W�6/G�62 dan W�5/G�6�), misalnya, tercatat sebagai
Air traffic services management or Aeronautical services
represent one of the core business activities of PT Angkasa Pura
II. In conducting those activities, PT Angkasa Pura II continuously
strive to improve and enhance the quality of its services in terms
available facilities, work procedures and capability of personnel.
Through these efforts, the Company is able to achieve its mission
statement of managing air traffic services with a priority on flight
safety and the satisfaction of all airport users.
With the steady increase in the number of people who use air
transportation each year, the number of flights taking place over
the various flight routes within the airspace area of PT Angkasa
Pura II also increases in a corresponding manner. The flight
corridor between Jakarta and Bali with its two flight routes (W�6/
G�62 and W�5/G�6�), for example, have become more busy and
2�
2006 Annual Report
Memenuhi tuntutan pengguna jasa transportasi udara akan keselamatan penerbangan.
Keeping up with the demand of air transportation users for flight safety.
rute-rute penerbangan yang semakin padat. Sejak tahun 200�,
PT Angkasa Pura II telah mengimplementasikan RVSM (Reduce
Vertical Separation Minima) yang memungkinkan pemantauan
radar yang lebih efektif atas ruang udara di sepanjang jalur
penerbangan. Dengan demikian, kapasitas ruang udara di rute-
rute tersebut dapat lebih dioptimalkan untuk menampung lebih
banyak jumlah penerbangan, sekaligus tetap mempertahankan
standar faktor keselamatan penerbangan yang tinggi.
Pemanfaatan teknologi memang memegang peranan cukup
penting dalam berbagai upaya yang dilakukan PT Angkasa Pura II
untuk meningkatkan kualitas jasa pelayanan lalu lintas udara yang
dikelola. Dalam beberapa tahun terakhir ini, misalnya, PT Angkasa
Pura II telah melengkapi bandara-bandara yang dikelolanya
dengan beberapa fasilitas dan peralatan canggih seperti:
• Peralatan Flight Procedure Design and Airspace Management
(FPDAM), yang sangat membantu penerbang dalam proses
tinggal landas maupun pendaratan di bandara.
• Peralatan Facility Design Aeronautical Mapping (FDAM) untuk
membuat peta navigasi udara yang dibutuhkan oleh petugas
Air Traffic Services (ATS) dalam menentukan posisi pesawat dan
rute penerbangan.
• Penggunaan Simulation Model (SIMMOD) yang sangat
memudahkan proses penghitungan kapasitas ruang udara,
ruang parkir pesawat dan landasan pacu bandara.
crowded year after year. Since 200�, therefore, PT Angkasa Pura
II has implemented RVSM (Reduce Vertical Separation Minima),
allowing for more effective radar monitoring of the airspace
along the flight route. With this capability, the airspace capacity
along the two flight routes could be optimized to handle a
higher number of flights while still maintaining a high level of
flight safety standards.
Admittedly, the use of technology plays quite an important role
in efforts undertaken by PT Angkasa Pura II in order to improve
the quality of the management of air traffic services. During the
last couple of years, for example, PT Angkasa Pura II has moved
to equip its airports with several sophisticated equipment and
facilities, such as:
• Flight Procedure Design and Airspace Management (FPDAM)
instruments, which greatly help airline pilots in making take-
offs or landings at airports.
• Facility Design Aeronautical Mapping (FDAM) instruments
used in the creation of air navigational maps needed by Air
Traffic Services (ATS) personnel for the determination of flight
routes and the tracking of aircraft position.
• The use of Simulation Model (SIMMOD) that greatly facilitates
the calculation of the capacity of a particular airspace, aircraft
apron or airport runway.
22
Laporan Tahunan 2006
JASA NON-AERONAUTIKA NON-AERONAUTICAL SERVICES
PELAYANANJASAPENUMPANG
Berkembangnya perusahaan-perusahaan penerbangan dalam negeri
yang baru dengan konsep low cost carrier dan menawarkan harga
tiket sangat terjangkau telah menyebabkan beralihnya pengguna
moda angkutan darat dan laut ke moda angkutan udara. Hal ini
mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah penumpang. Tingkat
kepadatan penumpang dalam negeri mencapai puncaknya pada saat
peak season, seperti Hari Raya Lebaran, Natal dan Tahun Baru.
Untuk mempertahankan mutu pelayanan yang prima kepada
para pengguna jasa bandara baik penumpang maupun operator
penerbangan, PT Angkasa Pura II secara berkesinambungan
melakukan langkah-langkah peningkatan pelayanan antara
lain seperti perbaikan dan pemeliharaan fasilitas toilet umum,
PASSENGERSERVICES
The growth and development of new domestic airline
companies with low cost carrier concept and affordable ticket
price has caused a movement of customers from land and sea
transportation modes to air transportation mode. This situation
explains the increase in the number of passengers. Domestic
passenger level reaches its peak during peak seasons, such as
Lebaran, Christmas and New Year.
To maintain a high level of quality services to all airport users
including airline passengers and airline operators, PT Angkasa
Pura II continue to engage in various improvement programs
and undertakings in order to enhance its services, among
other things through the repair and maintenance of public rest
2�
2006 Annual Report
Meningkatkan kapasitas produksi dan pelayanan dalam rangka menjaga profitabilitas usaha.
Improving production and service capacities in order to maintain business profitability.
pengoperasian common use check-in counter, penyediaan Flight
Information System (FIS), serta perubahan pada sistem parkir pesawat
udara yang ada sebelumnya.
Merespon berbagai keluhan pelanggan yang disampaikan secara
langsung maupun tidak langsung, PT Angkasa Pura II bekerjasama
dengan instansi terkait melakukan penertiban secara berkelanjutan
terhadap para pengemudi Taksi Bandara yang melanggar ketentuan,
calo tiket, parkir liar, taksi gelap dan pedagang asongan. Meskipun
belum dapat menghilangkan sepenuhnya kegiatan-kegiatan ilegal
tersebut, upaya ini berhasil dengan baik berkat kerjasama antara unit
dan instansi terkait yang dilaksanakan secara terpadu.
Secara umum tingkat pelayanan terhadap penumpang di semua
bandara di lingkungan PT Angkasa Pura II masih menunjukkan
realisasi kinerja yang optimal. Hal ini terlihat dari pencapaian tingkat
pelayanan (level of service), total waktu pelayanan (overall clearance
time) sesuai dengan tolok ukur yang berlaku.
Namun demikian upaya-upaya peningkatan mutu pelayanan dan
kenyamanan terhadap para pengguna jasa bandara sebagai program
yang berkesinambungan terus dilaksanakan dan dievaluasi melalui
berbagai program, baik yang menyangkut fasilitas, Sumber Daya
Manusia serta sistem dan prosedur.
PELAYANANPENERBANGANHAJI
Tahun 2006, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, PT Angkasa
Pura II mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk melaksanakan
pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji melalui
Bandara Sultan Iskandarmuda, Polonia dan Soekarno-Hatta serta
tambahan 2 (dua) bandara baru sebagai embarkasi/debarkasi haji
yaitu Bandara Sultan Mahmud Badarudin II Palembang dan Bandara
International Minangkabau Padang.
Jumlah jemaah haji tahun 2006-2007 sebanyak 8�.800 orang yang
terbagi dalam 206 kelompok terbang (kloter), naik sebesar 2�,5% dari
tahun sebelumnya.
rooms, the operation of common use check-in counters, the
provision of a Flight Information Service (FIS), and modification
to the airline parking system in use.
In response to direct and indirect complaints from customers,
PT Angkasa Pura II in cooperation with related institutions
engaged in a continuous control operation towards
undisciplined airport cab drivers, ticket hawkers, illegal
parking, illegal cabs, and sidewalk traders. Although these
illegal activities could not yet be fully omitted, efforts to handle
these were achieved by integrated cooperation between units
and related institutions.
In general, the services for passengers in all airports under
the management of PT Angkasa Pura II still show an optimum
performance. This is demonstrated by the level of service
achievement and overall clearance time that is suitable with
the existing standard.
Nevertheless, efforts to improve the quality of service and
comfort for the users of airport service as a continuous
program is constantly performed and evaluated through
various programs that are related to facility, human resource,
and system and procedure.
PILGRIMAGE(HAJJ)FLIGHTSERVICE
As with the previous years, in 2006 PT Angkasa Pura II was
assigned by the government to perform the departure and
arrival service for the pilgrim through Sultan Iskandarmuda,
Polonia and Soekarno-Hatta airports, and 2 (two) additional
new airports as the pilgrimage embarkation/debarkation
points, namely Sultan Mahmud Badarudin II Airport Palembang
and Minangkabau International Airport Padang.
The number of pilgrims in 2006-2007 was 8�,800 person,
which comprised of 206 flight groups, an increase of 2�.5% as
compared to the previous year.
2�
Laporan Tahunan 2006
PELAYANANKARGO
Akhir tahun 2006 menjadi momentum yang sangat baik bagi
PT Angkasa Pura II. Usaha pengelolaan dan pelayanan kargo yang
sejak dioperasikannya Bandara Soekarno-Hatta, dilaksanakan
sepenuhnya oleh para mitra kerja, diambil alih oleh PT Angkasa
Pura II. Persiapan untuk pengoperasian dilakukan sedemikian
rupa dengan melibatkan berbagai unit, karena per � Januari 2007,
PT Angkasa Pura secara resmi akan bertindak sebagai operator dalam
bisnis kargo, yang selama ini dilaksanakan oleh pihak lain. Persiapan
dilakukan secara menyeluruh mulai dari penyediaan SDM, fasilitas
dan organisasinya.
PELAYANANPENGAMANANBANDARA
Aksi terorisme masih menjadi bayangan yang menakutkan dan
harus senantiasa diwaspadai oleh aparat keamanan. Pemanfaatan
kecanggihan teknologi oleh para pelaku kejahatan sering lebih
unggul dari aparat keamanan sehingga kehandalan intelijen sering
tidak berdaya mendeteksi kegiatan dan aksi para teroris lebih dini.
Sasaran dan target operasi teror tidak lagi ditujukan pada obyek-
obyek vital yang menguasai hajat hidup orang banyak. Sasaran dan
target teror kini beralih pada tempat-tempat umum yang banyak
dikunjungi orang. Tempat-tempat seperti bandara, stasiun kereta,
terminal bus, hotel dan mal menjadi sasaran dan target terorisme.
JASA NON-AERONAUTIKA NON-AERONAUTICAL SERVICES
CARGOSERVICES
The end of 2006 was a very good momentum for PT Angkasa
Pura II. Cargo management and services, which has been fully
conducted by its partner since the operation of Soekarno-
Hatta airport, was taken over by PT Angkasa Pura II. Preparation
of the operation was performed by involving various units,
because as of January �, 2007, PT Angkasa Pura II will legally act
as operator of cargo business that was previously conducted by
other party. A comprehensive preparation was implemented,
starting from its human resources recruitment, facilities and
organization.
AIRPORTSAFETYSERVICE
Acts of terrorism have become a frightful threat that keeps
security forces ever vigilant. However, the use of more and
more sophisticated technology by the terrorists often make
intelligence operations by security forces in early detection of
terrorist activities very difficult.
The aim and target of terrorism operation is no longer directed
to vital objects that involve public life. It has moved to public
places that draw public interest. Places like airports, train
stations, bus terminals, hotels and shopping malls have become
the aim and target of terrorism.
25
2006 Annual Report
Sebagai penyelenggara jasa kebandarudaraan, keamanan
merupakan kebutuhan mutlak demi terselenggaranya keselamatan
dan keamanan pelayanan penerbangan. Itu sebabnya, upaya untuk
selalu meningkatkan keamanan bandar udara merupakan bagian tak
terpisahkan dari sistem keamanan dan keselamatan penerbangan.
Untuk menjamin keamanan di bandara, PT Angkasa Pura II didukung
oleh 2.057 personil, setengahnya adalah personil aviation security
(avsec) yang merupakan pegawai PT Angkasa Pura II serta bantuan
dari TNI dan Polri serta personil outsourcing.
Berbagai upaya untuk mewujudkan keamanan dan keselamatan di
bandara terus dilaksanakan, antara lain dengan melengkapi fasilitas/
peralatan pengamanan sesuai standar nasional dan internasional
yang berlaku, mencukupi jumlah personil pengamanan secara
proporsional dan melakukan evaluasi terhadap sistem dan prosedur
serta pelaksanaan latihan penanggulangan kondisi gawat darurat
yang melibatkan berbagai pihak yang beroperasi di bandara serta
program security awareness bagi anggota komunitas bandara.
PELAYANAN PERTOLONGAN KECELAKAAN PENERBANGAN DAN
PEMADAMKEBAKARAN
Katagori bandara untuk fasilitas PKP-PK ditentukan berdasarkan
pada jenis pesawat udara yang beroperasi. Hal ini dimaksudkan
untuk menjamin perlindungan terhadap keselamatan penerbangan.
Semakin besar dan canggih pesawat yang beroperasi di suatu
bandara, maka penyediaan fasilitas PKP-PK, baik jumlah dan
kualitasnya pun harus mengikuti. Selain fasilitas, personnel PKP-PK
juga harus terlatih dan ahli dalam menanggulangi keadaan gawat
darurat penerbangan. Untuk menjamin tingkat response time, fasilitas
dan personil PKP-PK secara berkala diuji melalui program simulasi
latihan penanggulangan gawat darurat (PGD) penerbangan, yang
melibatkan seluruh instansi terkait, baik di lingkungan bandara
maupun di luar bandara. Tahun 2006, kegiatan latihan PGD
dilaksanakan di Bandara Internasional Minangkabau, Padang dan
Bandara Sultan Syarief Kasim II Pekanbaru.
As an operator of airport services, security is an essential
requirement in order to achieve a safe and secure airline and
flight service. Therefore, efforts to increase the airport security
are an integrated part of the flight security and safety system.
In order to maintain the security at the airport, PT Angkasa Pura
II is supported by 2,057 personnel; half of them are aviation
security (avsec) personnel that are employees of the Company,
and assisted by personnel from the Armed Forces, the National
Police and outsourced security personnel.
Various efforts to achieve airport safety and security are
continuously performed, among others by the provision
of security facility/equipment that comply with national
and international standard, fulfilling the number of security
personnel, performing evaluation of system and procedures,
and implementing emergency handling exercises that involve
the various parties operating in the airport, and providing
security awareness program for airport community members.
FLIGHTACCIDENTAIDANDAIRPORTFIREFIGHTERSERVICE
The airport category in terms of flight accident aid and airport
firefighter service (PKP-PK) is determined based on type of
airplanes in operation. This is to ensure a protection toward
flight safety. The greater the size of the airplane and the more
advanced its technology, the higher also the category of PKP-
PK facilities that is needed, both in number as well as quality.
Other than facilities, the PKP-PK personnel must also be well
trained and skilled in handling flight emergency situation.
To ensure the response time level, PKP-PK facilities and
personnel are periodically examined through flight emergency
handling simulation exercises (PGD) that involves all related
institutions within the airport and outside the airport. In 2006,
the emergency handling simulation exercises were held at
Minangkabau International Airport Padang and Sultan Syarief
Kasim II Airport Pekanbaru.
27
2006 Annual Report
OPERATIONAL REVIEWPENGEMBANGAN USAHA BUSINESS DEVELOPMENT
SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
27
28
Laporan Tahunan 2006
PENGEMBANGAN USAHA BUSINESS DEVELOPMENT
PASARDANKAPASITASPELAYANAN
Pada tahun 2006, pergerakan pesawat dan penumpang masih terus
memperlihatkan peningkatan, walaupun pertumbuhannya tidak
setinggi tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan pasar yang tinggi
selama lima tahun terakhir ini telah menimbulkan kekurangan
kapasitas pelayanan pada sebagian besar bandara yang dikelola
PT Angkasa Pura II, yang akhirnya dapat berdampak pada kualitas
layanan bagi pengguna bandara. Untuk itu, PT Angkasa Pura II harus
melakukan pembangunan bandara baru ataupun penambahan
terminal pada bandara yang sudah ada, baik sebagai upaya untuk
meningkatkan kapasitas guna mengakomodasi pertumbuhan
pasar saat ini dan ke depan, maupun dalam rangka pengembangan
bisnis non-aeronautika.
MARKETANDSERVICECAPACITY
In 2006, airplane and passenger movements continued to show
an increasing trend, although the rate of growth was lower
than the previous years. The high market growth within the last
five-year period has resulted in a condition of under-capacity
at most of the airports under the management of PT Angkasa
Pura II, which might ultimately impact on the quality of services
provided to airport users. Accordingly, PT Angkasa Pura II has
a need to built new airports or additional passenger terminals
at its existing airports, both as a means of expanding its service
capacity to accomodate the growing market of today and the
future, as well as in the effort to develop its non-aeronautical
business line.
29
2006 Annual Report
Mengembangkan kemampuan investasi untuk memastikan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.
Developing investment capabilities in order to ensure sustainable business growth.
Pengembangan bisnis aeronautika merupakan suatu aspek
strategis, mengingat desain bandara yang ada saat ini lebih
ditekankan pada keperluan pelayanan dan operasi penerbangan
dan penumpang, sementara kecenderungan bandara modern
di dunia telah memasukkan konsep pengembangan kawasan
perbelanjaan dan industri penunjang penerbangan ke dalam
pengelolaan bandara sebagai suatu entitas komersial.
KAPABILITASFINANSIALDANINVESTASI
PT Angkasa Pura II dihadapkan pada tuntutan untuk melakukan
investasi bagi pengembangan bisnis dan menjaga pertumbuhan
usaha ke depan. Termasuk dalam kebutuhan ini adalah investasi
yang bersifat wajib ataupun investasi untuk kepentingan
pelayanan dan operasi, yang tidak selalu dapat diukur
berdasarkan pertimbangan aspek kelayakan ekonomis semata.
Pembangunan bandara dan infrastruktur penunjang bandara
sebelumnya merupakan tanggung jawab Pemerintah dengan
pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN). Namun pada tahun-tahun mendatang dana APBN
akan lebih diprioritaskan untuk pengembangan infrastruktur
pelayanan publik lain, sehingga pendanaan investasi untuk
pengembangan bandara akan lebih diupayakan melalui pola
kemitraan sektor publik dan swasta.
Dalam pada itu, PT Angkasa Pura II memiliki kondisi keuangan
yang sangat sehat, sebagaimana terlihat dari rasio-rasio
keuangan seperti rasio lancar dan rasio utang terhadap
ekuitas. Tingkat return on investment (ROI) juga cukup tinggi
bila dibandingkan dengan industri lainnya. Dengan kapabilitas
keuangan yang cukup kuat untuk melaksanakan sendiri
investasinya, PT Angkasa Pura II melakukan strategi pendanaan
melalui arus kas internal untuk investasi bagi penggantian atau
pembaharuan fasilitas pelayanan dan operasi. Sementara itu,
kebutuhan investasi untuk pengembangan usaha diupayakan
melalui bauran antara dana internal dan sumber pendanaan
eksternal berupa pinjaman bank, penerbitan obligasi, ataupun
pola kerjasama dengan sektor swasta.
The development of non-aeronautical business line has
become a strategic issue, since the exisiting airports have been
designed with more emphasis on flight and passenger service
and operations, whereas the current trend at modern airports
elsewhere in the world has incorporated the development of
shopping areas and other airline support activities into the
management of airports as a commercial entity.
FINANCIALANDINVESTMENTCAPABILITY
PT Angkasa Pura II is being faced with the necessity of making
investments to develop its business and maintain growth into
the future. Included in these are investments that are mandatory
for its business or investments in the interest of operations and
services, which can not always be measured or justified in terms
of their economic viability alone. The development of airports
and their associated support infrastrucutre has heretofore been
the responsibility of the Government with funding drawn from
the State Budget (Anggaran Pendapatan & Belanja Negara -
APBN). In the years to come, however, funding from the APBN
will be prioritized more for the development of other sectors
of public infrastrucutre, whereby funding for the development
of airports will be seek via other means such as in partnership
ventures between the public and private sectors.
At the same time, PT Angkasa Pura II is deemed to be in a very
healthy financial condition, as can be seen from its financial
ratios such as current ratio and debt-to-equity ratio. Its return
on investment (ROI) level is also quite high compared to other
industries. With such a solid financial capability in funding its
own investment needs, PT Angkasa Pura II is quite capable of
adopting a strategy of funding from internally generated cash
flows for investment needs in the replacement or upgrading
of operations and service facilities. Meanwhile, funding for
investments in business development will be sourced from a mix
of internally generated cash flows and external funding in the
form of bank loans, bonds issuance, or partnership ventures with
the private sector.
�0
Laporan Tahunan 2006
EKSPANSIKEPASARBARU
Saat ini, ada beberapa bandara yang dioperasikan oleh Pemerintah
melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan dinilai memiliki potensi
untuk berkembang lebih lanjut bila melihat kecenderungan
pertumbuhan pasar dan penumpang pesawat udara saat ini dan ke
depan. Pada tahun 2006, Pemerintah telah menyetujui pengambil-
alihan dua diantara bandara tersebut yaitu Bandara Sultan Thaha
– Jambi dan Bandara Depati Amir – Pangkal Pinang untuk dikelola
oleh PT Angkasa Pura II.
Di kedua bandara tersebut, PT Angkasa Pura II akan harus
melakukan investasi untuk pengembangan dan peningkatan
kapasitas, pelayanan, operasi dan bisnis non-aeronautika. Di sisi
lain, pengelolaan dua bandara tambahan tersebut akan dapat
meningkatkan volume bisnis serta nilai aset PT Angkasa Pura II,
disamping berkontribusi dalam mengurangi beban APBN.
RISIKOBISNIS
Pada tahun 2006, Rencana Undang-Undang (RUU) Penerbangan
tengah dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Terdapat dua
isu pokok dalam RUU tersebut yaitu (i) penyelenggaraan pelayanan lalu
lintas udara (Air Traffic Service - ATS) oleh Pemerintah sebagai pengelola
tunggal, dan (ii) pengoperasian bandara oleh sektor swasta.
Di kebanyakan negara lain, penyelenggaraan ATS yang semula
dikelola oleh pemerintah kemudian cenderung diprivatisasi,
sehingga terdapat pemisahan antara fungsi pengelola dan regulator.
Adapun mengenai kebutuhan akan pengelola tunggal dengan
tujuan efisiensi dan efektivitas kinerja, dapat diupayakan misalnya
melalui pembentukan anak perusahaan dari Angkasa Pura I dan
Angkasa Pura II yang akan menjadi penyedia jasa ATS tunggal.
Apabila sektor swasta akhirnya diperbolehkan untuk
mengoperasikan bandara, hal tersebut akan memberikan tantangan
tersendiri bagi PT Angkasa Pura II untuk meningkatkan pelayanan
bandara, termasuk kemudahan akses bandara, sehingga mampu
terus bersaing. Dalam hal ini, PT Angkasa Pura II mengharapkan
Pemerintah untuk juga menetapkan tatanan kebandarudaraan
nasional yang memungkinkan adanya kompetisi yang sehat antar-
bandara dalam lingkup keselamatan, operasi dan efisiensi.
Selain itu, akhir-akhir ini juga terdapat kecenderungan adanya
keinginan pihak Pemerintah Daerah (seperti misalnya Jawa Barat
dan Riau) untuk membangun bandara sendiri. Disini, PT Angkasa
Pura harus menentukan sikap antara mempertahankan bandara
yang lama (dan bersaing dengan bandara baru) atau bermitra
dengan Pemerintah Daerah dalam membangun bandara baru
tersebut. Banyak hal yang harus dipertimbangkan antara lain
ketersediaan dana, kapasitas pasar dan bandara, serta status aset
di bandara lama dan bandara mitra. Pada akhirnya, pilihan antara
PENGEMBANGAN USAHA BUSINESS DEVELOPMENT
EXPANSIONINTONEWMARKETS
At present, there are a number of airports operated by the
Government through the Technical Operating Unit (Unit
Pelaksana Teknis – UPT), and which are deemed to have the
potential for further development in light of current and future
market growth trends. In 2006, the Government has approved
two such airports, namely the Sultan Thaha Airport – Jambi
and the Depati Amir Airport – Pangkal Pinang, to be transferred
under the management of PT Angkasa Pura II.
At the two airports named above, PT Angkasa Pura II will need to
allocate investment for the development and improvement in
service capacity, services, operations and non-aeronautical business.
On the other hand, the addition of two more airports will impact on
increased volume of business and asset value of PT Angkasa Pura II,
while contributing to reduce the burden on the APBN.
BUSINESSRISK
In 2006, the proposed Aviation Bill was still being discussed at
the Indonesian parliement (People’s Representative Assembly –
DPR). Two of the major issues in the bill are (i) the provision of Air
Traffic Service (ATS) services by the Government as a single ATS
provider, and (ii) the operation of airports by the private sector.
In most other countries, the provision of ATS services formerly
undertaken by the government tended eventually to be privatized,
separating the function of operator from that of regulator. With
respect to the need for a single provider in the interest of efficiency
and work effectiveness, alternatives exist such as through the
establihment of a subsidiary company of Angkasa Pura I and
Angkasa Pura II that will serve as a single ATS provider.
In the event that airport operations could be conducted by
the private sectors, this will pose considerable challenges for
PT Angkasa Pura II to enhance services at its airports, including
aspect of accessibility, in order to remain competitive. In this
regard, PT Angkasa Pura II hopes that the Government will also
provide a national regulatory framework for airport operations
that will allow a level playing field between airport operators to
compete in terms of safety, operations and efficiency.
In addition, there was an increasing tendency of late in the part of
Regional Government wishing to build their own airports (such
as the case in West Java and Riau). PT Angkasa Pura II will be faced
with the decision of either to maintain the existing airport (in
competition with the new airport) or to enter into a partnership
with the Regional Government in building and operating the
new airport. Among issues that has to be considered are the
availability of funds, market and airport capacity, and the status
of physical assets in the old and the new airport. Ultimately,
��
2006 Annual Report
kedua alternatif tersebut harus didasarkan pada penilaian atas
peningkatan pelayanan publik, prospek komersial bandara, serta
rencana tata kawasan dari Pemerintah Daerah bersangkutan.
PROSESBISNIS
Beberapa isu utama yang berkembang di masyarakat akhir-akhir
ini yang berkaitan dengan keberadaan PT Angkasa Pura II antara
lain adalah aspek kekhawatiran publik atas faktor keselamatan
penerbangan, pemberantasan korupsi, serta tuntutan
masyarakat di sekitar bandara. Untuk itu, pengembangan
proses bisnis di lingkungan PT Angkasa Pura II pada tahun
2006 diarahkan untuk mencapai tingkat keselamatan yang
tinggi dalam industri penerbangan, implementasi Tata Kelola
Perusahaan yang Baik secara menyeluruh, dan melaksanakan
aktivitas Tanggung Jawab Sosial Perusahaan secara efektif.
Diantara langkah-langkah yang telah ditempuh adalah:
(�) Implementasi Key Performance Indicator (KPI) yang disusun
berdasarkan standar ICAO untuk keselamatan penerbangan,
serta KPI untuk pelaksanaan setiap aspek fungsional
perusahaan;
(2) Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan
kapabilitas organisasi melalui pemberdayaan SDM dan
peningkatan sense of crisis dalam melaksanakan strategi
tersebut di atas.
a decision between the two alternatives should be based on the
expected benefits in terms of improved service to the public, the
commercial prospects of the airports, and the area master plan
of the respective regional government.
BUSINESSPROCESSES
Among some of the more important current issues in the
general public that are related to PT Angkasa Pura II are public
concern over flight safety, corruption cases, and accomodating
the the needs and demands of communities around the
airports under its management. In this respect, business process
development within PT Angkasa Pura II in 2006 was directed to
the achievement of high safety level as required in the aviation
industry, the implementation of Good Corporate Governance in
all of its aspects, and the effective conduct of Corporate Social
Respoinsibility activities.
Among the steps taken were:
(�) Implementation of Key Performance Indicator (KPI) on
the basis of ICAO standards regarding flight safety, and
application of KPI in each functional aspect of the company;
(2) Improvement of Human Resources competence and
organizational capability through the empowerment of
employees and instilling a higher sense of crisis in carrying
out the above strategy.
�2
Laporan Tahunan 2006
SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES
Sumber daya manusia memegang peranan penting yang dapat
menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai
sasaran-sasaran bisnisnya. PT Angkasa Pura II, khususnya,
menghadapi beberapa tantangan bisnis yang tidak dapat
dipandang ringan di tahun-tahun mendatang, antara lain berkaitan
dengan tuntutan atas pelayanan bandara yang lebih baik dari aspek
keamanan dan keselamatan. Deregulasi industri penerbangan
yang bergulir cepat juga akan meningkatkan persaingan terbuka
antar bandara di tingkat domestik, regional maupun internasional,
yang pada gilirannya menuntut peningkatan kualitas pelayanan
bandara sebagai salah satu cara memenangkan persaingan. Oleh
karenanya, PT Angkasa Pura II dituntut untuk terus-menerus
mengupayakan peningkatan kompetensi dan profesionalisme
kerja dari seluruh karyawannya.
Human resources play an important part that may decide
the success or failure of a company in achieving its business
objectives. In particular, PT Angkasa Pura II is being confronted
today with some quite difficult challenges with respect to its
business in the coming years, including those related to the
increasing demand for better airport services in terms of safety
and security aspects. The fast-paced deregulation of the air
transportation industry will also result in open competition
between airports in the domestic, regional and international
scope, which in turn demands higher service quality in airports
as a way to stay competitive. Accordingly, PT Angkasa Pura II is
obligated to continuously strive to improve the competences
and working professionalism of its employees.
��
2006 Annual Report
Terus meningkatkan profesionalisme dan produktivitas karyawan untuk menunjang tercapainya tujuan-tujuan usaha.
Continuing improvement in employee professionalism and productivity in support of the attainment of business objectives.
Peningkatan kompetensi karyawan diupayakan melalui program-
program pendidikan dan pelatihan yang meliputi aspek pendidikan
formal, pelatihan teknis dan manajerial, maupun kursus-kursus
penyegaran dan pengembangan kemampuan umum lainnya.
Selama tahun 2006, tercatat sebanyak 2.��8 orang karyawan
telah berpartisipasi dalam berbagai program pendidikan dan sesi
pelatihan yang diselenggarakan oleh PT Angkasa Pura II, baik secara
internal maupun melalui kerjasama dengan lembaga eksternal.
PT Angkasa Pura II juga telah menerapkan sistem manajemen
pengembangan sumber daya manusia yang komprehensif,
terarah dan berkelanjutan dengan konsep negative growth melalui
peningkatan produktivitas setiap karyawan. Pada akhir tahun
2006, jumlah karyawan tercatat sebanyak �.680 orang, termasuk 2�
karyawan yang diperbantukan pada anak perusahaan. Sementara
itu, jumlah rekrutmen baru pada tahun tersebut tercatat sebanyak
�96 orang dari berbagai latar belakang pendidikan formal.
Improved competence of employees is achieved through
a continuing series of training and educational programs
involving aspects of formal education, technical and managerial
training, refreshment courses as well as general knowledge
and personal development. Throughout 2006, a total of 2,��8
personnel have participated in various training sessions and
educational programs conducted by PT Angkasa Pura II,
undertaken internally as well as in cooperation with various
external institutions.
PT Angkasa Pura II has also put in place a comprehensive,
structured and continuing human resources management
system, which utilizes the negative growth concept in striving
for increased employee productivity. As at year-end 2006, the
Company has �,680 employees in all, including 2� personnel
who were seconded to its subsidiary companies. During the
year, the Company recruited a total of �96 new employees from
a variety of formal educational background.
��
Laporan Tahunan 2006
STRUKTUR ORGANISASI ORGANIZATION STRUCTURE
BOC SECRETARY BOARD OF COMMISSIONERS
EVP OFOPERATIONS
&ENGINEERING
EVP OFCOMMERCIAL &
BUSINESSDEVELOPMENT
CHIEF OF SME - CDCOORDINATOR OF PLANNING & DISTRIBUTION
COORDINATOR OF COLLECTING & REPORTING
CHIEF OF CORPORATE SAFETY & RISK
COORDINATOR OF SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
COORDINATOR OF RISK MANAGEMENT
CHIEF OF AUCTIONAUCTION SECRETARY
VICEPRESIDENTOF AIRPORTSERVICES
VICEPRESIDENT
OF AIR TRAFFICSERVICES
VICEPRESIDENT
OF ELECTRONIC & ELECTRICAL
MECH ENGINEERING
VICEPRESIDENT
OF CIVIL ENGINEERING
AIRPORT SERVICES QUALITY
ASSURANCE MANAGER
AIR TRAFFIC SERVICES
STANDARDIZA-TION
MANAGER
AIR TRAFFIC SERVICES
OPERATIONS MANAGER
AIR TRAFFIC SERVICES QUALITY
ASSURANCE MANAGER
ELECTRONIC FACILITY
MANAGER
ELECTRICAL MECHANICAL & EQUIPMENT
FACILITY MANAGER
ELECTRONIC &ELECTRICAL MECHANICAL
FACILITYQ. ASSURANCE
MANAGER
RUNWAY& AIRPORT
FIELDS MANAGER
BUILDINGS&
ENVIRONMENTMANAGER
CIVIL ENGINEERINGS
QUALITY ASSURANCE MANAGER
VICEPRESIDENTOF AVIATION BUSINESS
VICEPRESIDENTOF AIRPORT BUSINESS
VICEPRESIDENT
OF PROPERTY & SUBSIDIARY BUSINESS DEV.
AVIATION BUSINESS
DEVELOPMENT MANAGER
AVIATION BUSINESS RELATIONS MANAGER
AIRPORT BUSINESS
DEVELOPMENT MANAGER
AIRPORT BUSINESS RELATIONS MANAGER
PROPERTY BUSINESS
DEVELOPMENT MANAGER
SUBSIDIARY BUSINESS
DEVELOPMENT MANAGER
AIRPORT SERVICES
STANDARDIZATIONMANAGER
AIRPORT SERVICES
OPERATIONSMANAGER
�5
2006 Annual Report
COMMITTEE AUDIT
HEAD OF INTERNAL AUDITORS
SUP. OF OPERATIONS & ENGINEERING AUDITORSUP. OF COMMERCIAL & BUSSINESS DEV. AUDITORSUP. OF FINANCE & SME-CD AUDITORSUP. OF PERSONNEL & GENERAL AFFAIRS AUDITORSUP. OF SPECIAL AFFAIRS AUDITOR
B.O.D SECRETARY MANAGER
INSTITUTIONAL RELATIONS MANAGER
STATISTIC, RESEARCH & DEV. MANAGER
INFORMATION SYSTEM DEV. MANAGER
INFORMATION SYSTEM SUPPORT MANAGER
HEAD OF RESEARCH, DEV. PLANNING & IT
HEAD OF LEGAL AFFAIRS
LEGAL CONTRACT MANAGER
LEGAL AID MANAGER
REGULATION MANAGER
EVP OFFINANCE
EVP OFPERSONNEL &
GENERAL AFFAIRS
VICEPRESIDENT
OF BUDGETING
VICEPRESIDENT
OF ACCOUNTING
VICEPRESIDENT
OF TREASURY
CASH BUDGET
MANAGER
GENERALACCOUNTING
MANAGER
FINANCIALADMINISTRATION
MANAGER
CORPORATE BUDGET
MANAGER
MANAGEMENTOF
ACCOUNTINGMANAGER
FISCAL MANAGER
INVENTORY & FIXED ASSET
MANAGER
CORPORATE INTERNAL AFFAIRS
MANAGER
VICEPRESIDENTOF HUMANRESOURCE
DEVELOPMENT
VICEPRESIDENTOF HUMANRESOURCE
ADMINISTRATION
VICEPRESIDENT
OF GENERAL AFFAIRS
HUMAN RESOURCE PLANNING &
DEVELOPMENT MANAGER
PERSONNEL ADMINISTRATION
& INTERNAL RELATIONS MANAGER
CORPORATEADMINISTRATION
MANAGER
ORGANIZATION& JOB
EVALUATION MANAGER
PERSONNEL WELFARE MANAGER
TRAINING MANAGER
PERSONNEL APPRAISAL
ADMINISTRATIONMANAGER
MEDICAL SERVICES& HEALTH SAFETY
MANAGER
�6
Laporan Tahunan 2006
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Peran aktif PT Angkasa Pura II pada masalah pengembangan
masyarakat dan lingkungan di sekitar wilayah kerja merupakan
tanggung jawab sosial PT Angkasa Pura II terhadap
stakeholdernya, hal ini sebagai salah satu wujud dalam
penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Komunikasi
dengan masyarakat sekitar untuk mengatasi permasalahan
yang dihadapi oleh kedua belah pihak, juga dibangun secara
terus-menerus untuk membina hubungan yang harmonis dan
memperoleh dukungan bagi operasional PT Angkasa Pura II.
Selain itu, PT Angkasa Pura II sebagai sebuah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) wajib melaksanakan program pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyisihkan
sebagian laba bersih PT Angkasa Pura II setiap tahunnya. Program
pemerintah ini dijalankan melalui Program Kemitraan dan
The active participation of PT Angkasa Pura II in development
and environmental issues in the communities surrounding its
operating areas represents the fulfillment of corporate social
responsibility towards stakeholders, and a way to implement
Good Corporate Governance practices. Establishing open
channel of communication with these communities in resolving
common problems also creates harmonious relationship as well
as goodwill and support towards the operational activities of the
Company.
In addition, PT Angkasa Pura II has an obligation as a State-Owned
Enterprise (SOE) to set aside a portion of its net income each year
in support of the government’s national welfare development
program. The government’s initiative is undertaken through the
Partnership and Community Development Program (PKBL) that
�7
2006 Annual Report
Memberikan kontribusi nyata menuju peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.
Making meaningful contributions toward greater socio-economic welfare of the community.
Program Bina Lingkungan (PKBL) seperti yang diamanatkan oleh
Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor KEP.2�6/MBU/200�.
PT Angkasa Pura II pada tahun 2006 telah menyalurkan dana
sejumlah Rp �2,2 miliar lebih bagi Program Kemitraan dalam
rangka mendukung pengembangan usaha kecil dan koperasi
di Indonesia. Dana Program Kemitraan tersebut disalurkan
dalam bentuk pinjaman modal kerja untuk membantu
pengembangan usaha para mitra binaan di sektor Usaha Kecil
dan Menengah (UKM). Dana tersebut juga digunakan untuk
pelatihan kewirausahaan bagi calon mitra binaan dan untuk
mengikutsertakan produk mitra binaan pada beberapa pameran
di dalam negeri maupun luar negeri. Sampai saat ini, PT Angkasa
Pura II telah membantu sejumlah pengusaha kecil dan koperasi
yang merupakan mitra binaan di berbagai provinsi di Indonesia,
antara lain di Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau,
Riau Kepulauan, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan
Barat, DKI, Jawa Barat dan Banten.
Tanggung jawab sosial PT Angkasa Pura II juga dilaksanakan
melalui Program Bina Lingkungan yang ditujukan untuk
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar
lokasi bandara di wilayah kerja PT Angkasa Pura II. Bantuan
Program Bina Lingkungan yang telah direalisasikan pada tahun
2006 sejumlah Rp. 5,� miliar lebih untuk membantu aktivitas
pendidikan dan kesehatan masyarakat dalam berbagai bentuk
seperti beasiswa, pengobatan gratis, peningkatan gizi anak
dan perbaikan sanitasi. Bantuan ini juga diperuntukan bagi
pembangunan atau perbaikan berbagai fasilitas seperti gedung
sekolah, tempat beribadah, sarana olahraga dan lain sebagainya.
Selain itu juga, dana Program Bina Lingkungan di PT Angkasa
Pura II telah dialokasikan untuk membantu meringankan beban
para korban bencana alam yang terjadi di beberapa daerah di
Indonesia pada tahun 2006.
is formally regulated in the Decree of the State Minister of SOE
No. KEP.2�6/MBU/200�.
In 2006, PT Angkasa Pura II has disbursed a total of Rp �2.2
billion in funding to help develop small-scale businesses and
cooperatives in Indonesia through the Partnership Program.
The funds for the Partnership Program are disbursed as working
capital loans for business development purposes of Partner
businesses in the small to medium enterprise (SME) sector. The
funds are also allocated to help organize training courses in
entrepreneurship for potential Partners, and to help showcase
the products of these Partners in domestic and overseas trade
exhibitions. Up until now, PT Angkasa Pura II has helped a
number of small-scale businesses and cooperatives as its
Partners located in various provinces in Indonesia, such as
Nanggroe Aceh Darussalam, North Sumatera, Riau, Riau Islands,
West Sumatera, South Sumatera, West Kalimantan, Jakarta, West
Java and Banten.
Corporate social responsibility is also fulfilled through the
Community Development Program with the objective of
improving the social welfare of communities around the
locations of PT Angkasa Pura II airports. In 2006, funding for the
Community Development Program totaled more than Rp 5.�
billion, in support of various activities in education and public
health for the communities such as scholarships, free healthcare
service, child nutrition programs, and improved sanitation.
Funding has also been allocated for the construction or
rehabilitation of various public facilities such as school buildings,
religious centers, sports facilities, and others. In addition, through
the Community Development Program, PT Angkasa Pura II has
also donated funds to help victims of natural disaster that had
occurred in several areas in Indonesia during 2006.
�9
2006 Annual Report
TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT
CORPORATE GOVERNANCE REPORT
�9
�0
Laporan Tahunan 2006
TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG)
di lingkungan PT Angkasa Pura II didasarkan kepada Surat
Keputusan Menteri BUMN No: Kep-��7/M-MBU/2002 tanggal
� Agustus 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate
Governance (GCG), yang dijabarkan lebih lanjut menjadi
kebijakan formal PT Angkasa Pura II melalui Keputusan Bersama
Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II Nomor: Kep. 258.�/
GCG/X/APII-200� dan Direksi PT Angkasa Pura II Nomor. Kep
�8�.�/KS.005/AP II-200� mengenai Pedoman Good Corporate
Governance PT Angkasa Pura II.
The implementation of Good Corporate Governance (GCG)
practices within PT Angkasa Pura II is based on the Decision
Letter of the Minister of SOE No: Kep-��7/M-MBU/2002 dated
August �, 2002, on the Implementation of Good Corporate
Governance Practices, which was further elaborated into a
formal company policy through the Joint Decision of the Board
of Commissioners and Board of Directors of PT Angkasa Pura
II No: Kep. 258.�/GCG/X/APII-200� and No: Kep. �8�.�/KS.005/
APII-200�, on the Guideline of Good Corporate Governance of
PT Angkasa Pura II.
��
2006 Annual Report
Menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik sebagai warga dunia usaha yang bertanggung jawab.
Implementing Good Corporate Governance practices as a responsible corporate citizen.
PT Angkasa Pura II menerapkan lima prinsip utama dalam Tata
Kelola Perusahaan yang Baik yaitu, Transparasi Kemandirian,
Akuntabilitas, Pertanggungjawaban dan Kewajaran, dalam
rangka meningkatkan kinerja PT Angkasa Pura II dan
akuntabilitas kepada publik.
Berdasarkan surat Sekretaris Kementerian BUMN nomor
S-6��/S.MBU/2005 tentang Review Penerapan Good Corporate
Governance, Angkasa Pura II melaksanakan Review GCG
bekerjasama dengan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi DKI Jakarta II.
Dalam penilaian penerapan GCG untuk tahun 200� sampai
dengan 2005, Angkasa Pura II menunjukkan perbaikan di
bidang penerapan GCG dan mencapai nilai total 7�.�85.
Berdasarkan pencapaian tersebut, PT Angkasa Pura II
mendapat penghargaan “BUMN Terbaik dalam Penerapan Good
Corporate Governance” dalam perhelatan BUMN & CEO BUMN
Award 2006 di Jakarta.
STRUKTURTATAKELOLAPERUSAHAAN
Struktur tata kelola perusahaan di lingkungan PT Angkasa Pura
II terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris,
Direksi, serta Komite Audit yang berada di bawah Dewan
Komisaris.
RAPATUMUMPEMEGANGSAHAM
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi PT Angkasa Pura II dan memegang semua
wewenang yang tidak dapat dilimpahkan kepada Dewan
Komisaris dan Direksi selama masih dalam batas yang diatur
oleh Undang-Undang Perseroan nomor � tahun �995 dan
Anggaran Dasar PT Angkasa Pura II, yang telah diubah terakhir
dengan akta Notaris H. Harjono Moekiran SH. Nomor 27 tanggal
26 November �998. Disamping itu, RUPS adalah salah satu cara
berkomunikasi antara Pemegang Saham dengan Manajemen
PT Angkasa Pura II.
PT Angkasa Pura II implements the following five core
principles of good corporate governance, namely Transparency,
Independency, Accountability, Responsibility and Fairness,
in order to improve both the performance and public
accountability of the Company.
On the basis of the Letter of the Secretary to the Minister of
SOE No: S-6��/S.MBU/2005 on the Review of Good Corporate
Governance Implementation, Angkasa Pura II has conducted
a GCG Review in cooperation with the Supervisory Agency for
Financial and Development (BPKP) DKI Jakarta Representative
Office II. In the assessment for GCG implementation in 200�
through 2005, Angkasa Pura II has shown an improved
performance with a total score of 7�,�85. Based on that
achievement, PT Angkasa Pura II had been recognized as “Best
BUMN in Good Corporate Governance Implementation” in the
BUMN & CEO BUMN Award 2006 ceremony held in Jakarta.
CORPORATEGOVERNANCESTRUCTURE
The corporate governance structure within PT Angkasa Pura
II consists of the General Meeting of Shareholders, the Board
of Commissioners, the Board of Directors, and the Audit
Committee under the Board of Commissioners.
GENERALMEETINGOFSHAREHOLDERS
The General Meeting of Shareholders (GMS) constitutes the
highest authority of the Company, as the holder of all authorities
that have not been delegated to the Board of Commissioners
and the Board of Directors within the stipulations set out in the
Corporation Law No. � Year �995 and the Article of Association
of PT Angkasa Pura II, last amended through notary deed No. 27
dated November 26, �998, of Notary H. Harjono Moekiran SH.
The GMS is also a communication forum between shareholders
and the management of the Company.
�2
Laporan Tahunan 2006
Dalam pelaksanaannya, RUPS diselenggarakan 2 (dua) kali
dalam satu tahun, yaitu RUPS Tahunan mengenai Laporan
Tahunan dan Perhitungan Tahunan yang berfungsi untuk
mengesahkan laporan tahunan dan kinerja tahun buku
yang lalu serta RUPS untuk mengesahkan Rencana Kerja dan
Anggaran Perseroan (RKAP) tahun buku yang akan datang.
DEWANKOMISARIS
Dewan Komisaris, yang bertindak atas nama Pemegang Saham,
bertugas memantau dan mengawasi kebijakan pengelolaan
PT Angkasa Pura II oleh Direksi serta memberi masukan
mengenai rencana pengembangan PT Angkasa Pura II,
anggaran tahunan, pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar
Perusahaan dan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dewan Komisaris juga bertanggung jawab melakukan
pengawasan terhadap temuan audit intern maupun ekstern
dan memastikan tindak lanjut atas temuan tersebut. Dalam
melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite
Audit untuk memastikan diterapkannya praktik Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (GCG).
Pada akhir tahun 2006 Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II
terdiri atas 5 (lima) orang yaitu seorang Komisaris Utama dan
� (empat) orang anggota. Dewan Komisaris telah menetapkan
pembagian tugas secara terinci dan berimbang serta memiliki
mekanisme pengambilan keputusan secara kolektif.
Dewan Komisaris mengadakan rapat sekurang-kurangya �
kali dalam satu bulan dengan Direksi untuk membahas kinerja
PT Angkasa Pura II, dalam rapat yang jumlah pesertanya telah
memenuhi kuorum. Dewan Komisaris memberikan masukan
mengenai agenda rapat, yang telah dijadwalkan sebanyak �0
kali pada tahun 2006, serta rapat Dewan Komisaris dengan
Komite Audit sebanyak � kali.
DIREKSI
Untuk melaksanakan kegiatan operasinya, PT Angkasa Pura II
dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari seorang Direktur Utama
dan empat orang Direktur yang diangkat setelah melalui proses
Fit and Proper Test.
Direksi menandatangani kontrak Manajemen pada saat
pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan
(RKAP). Anggota Direksi hadir pada setiap rapat Komisaris
dengan Direksi. Kegiatan Direksi telah didokumentasikan,
ditatausahakan, serta diadministrasikan dengan tertib.
In practice, the GMS is convened 2 (two) times a year, consisting
of the Annual General Meeting of Shareholders for the approval
of the Annual Report and Company Performance for the prior
Fiscal Year, and the General Meeting of Shareholders for the
approval of the Work & Budget Plan for the next Fiscal Year.
BOARDOFCOMMISSIONERS
The Board of Commissioners, which act on behalf of the
shareholders, has the duty of monitoring and supervising the
policies of the Board of Directors in the management of the
Company, and to make recommendations on the business
development plan and yearly budget of the Company, as well
as the execution of stipulations of the Article of Association and
resolutions of the General Meeting of Shareholders. The Board
of commissioners is also responsible to supervise the findings
of internal and external auditors, and to ensure proper follow-
up actions on those findings. In discharging its duties, the Board
of Commissioners is assisted by the Audit Committee to ensure
adherence to good corporate governance (GCG) practices.
As at year-end 2006, the Board of Commissioners of the
Company consists of 5 (five) persons comprising a President
Commissioner and � (four) Commissioners. The Board of
Commissioners has set up a detailed and balanced distribution
of duties as well as a mechanism for collective decision making
process.
The Board of Commissioners met at least � (one) time each
month with the Directors to discuss the Company’s performance,
in a meeting that met the required quorum. The Board of
Commissioners makes recommendations on the agenda of
meetings, which have been scheduled for �0 meetings in 2006,
as well as � meetings of the Board of Commissioners and the
Audit Committee.
BOARDOFDIRECTORS
In its operational activities, the Company is led by a Board of
Directors, consisting of a President Director and four Directors,
which were elected through a Fit and Proper Test process.
The Board of Directors has signed a Management Contract at
the approval of the annual Work and Budget Plan (RKAP). The
Directors have been in attendance at each meeting between
the Commissioners and Directors. The activities of the Board of
Directors have been properly documented and filed in good
order.
TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
��
2006 Annual Report
Direksi telah mengadakan rapat rutin setiap minggu yang
dilaksanakan untuk membahas permasalahan dengan agenda
yang ditetapkan sebelumnya. Pengambilan keputusan rapat
dilakukan melalui suatu pembahasan yang dimaksudkan untuk
mengungkap pendapat masing-masing Direksi. Rapat Direksi
merupakan wahana sekaligus mekanisme bagi pengambilan
keputusan Direksi secara kolektif yang melibatkan jajaran
lain dalam PT Angkasa Pura II. Di dalam penyelenggaraannya,
rapat dilakukan melalui undangan secara tertulis dengan
mencantumkan agenda, acara, waktu dan tempat rapat yang
dihadiri seluruh Direksi dan dipimpin oleh Direktur Utama.
Pada tahun 2006, rapat dilaksanakan sebanyak 92 kali yang
risalahnya dibuat dan didokumentasikan oleh Sekretaris
Perusahaan.
KOMITEAUDIT
Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris dengan
cara memberikan pendapat atas laporan maupun hal lain
yang disampaikan oleh Direksi, terutama dalam bidang
laporan keuangan, tata kelola perusahaan serta pengawasan
perusahaan, untuk memperoleh keyakinan yang memadai
bahwa pengelolaan perusahaan dilaksanakan secara efektif
dan efisien. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, diadakan rapat
antara Dewan Komisaris dengan Komite Audit sebanyak � (tiga)
pertemuan.
Komite Audit PT Angkasa Pura II terdiri dari seorang Komisaris
sebagai ketua komite dan dua orang tenaga profesional
dari luar perusahaan. Anggota komite dari luar perusahaan
dimaksudkan agar dapat meberikan penilaan yang obyektif,
karena tidak mempunyai kaitan dengan Manajemen baik
dalam hal kepemilikan maupun kaitan dengan kegiatan usaha
PT Angkasa Pura II.
Sebagai pedoman pelaksanaan tugasnya, Komite Audit telah
dilengkapi dengan Piagam Komite Audit yang mengikat semua
pihak, antara lain memuat tujuan, tugas dan tanggung jawab
serta kewenangan Komite Audit. Komunikasi antara Komite
Audit dengan Satuan Pengawas Intern (SPI) ataupun Auditor
Independen telah dilaksanakan dengan baik. Komite Audit
juga telah melaporkan hasil kerjanya kepada Dewan Komisaris
secara berkala.
The Board of Directors held routine weekly meetings to discuss
various issues according to a previously established agenda.
In these meetings, decisions were reached through a process
that allows each Director to voice his opinions. Meetings of
the Directors thus provide a forum as well as a mechanism for
collective decision-making by the Directors that also involve
other personnel of the Company. Meetings of the Directors
are convened through a written invitation that includes the
agenda, event, time and venue of the meeting, attended by all
the Directors and presided by the President Director. In 2006, a
total of 92 meeting were held, the minutes of which were made
and documented by the Corporate Secretary.
AUDITCOMMITTEE
The Audit Committee assists the Commissioners by providing
its opinion on the reports and other information submitted
by the Board of Directors, particularly with regards to financial
reports, corporate governance, and internal control, in order to
ensure that the Company have been managed in an efficient
and effective manner. In the discharge of these functions,
meetings between the Board of Commissioners and the Audit
Committee were held � (three) times.
The Audit Committee of PT Angkasa Pura II consists of a
Commissioner that serves as Chairman of the committee
and two professional members external to the Company. The
external members are meant to ensure the objectivity of the
committee, as they are not related to the Management by way
of ownership or business relations with the Company.
As a guide to the discharge of its duties, the Audit Committee
has been equipped with a binding Audit Committee Charter,
which among other things sets out the objectives, duties,
responsibilities and authority of the Audit Committee.
Communication between the Audit Committee and the Internal
Audit Unit (SPI) as well as the Independent Auditors have been
performed properly. The Audit Committee has also submit
regular reports of its activities to the Board of Commissioners.
��
Laporan Tahunan 2006
SEKRETARISPERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan merupakan penghubung antara Direksi
dengan Manajemen, Komisaris dan Pemegang Saham serta
berfungsi sebagai wakil PT Angkasa Pura II dalam berhubungan
dengan stakeholder PT Angkasa Pura II. Sekretaris Perusahaan
menangani jenis-jenis informasi yang relevan untuk
dipublikasikan atau diedarkan di internal maupun eksternal
PT Angkasa Pura II, sebagai salah satu perwujudan prinsip
transaparansi pelaksanaan GCG dan Corporate Social
Responsibility (CSR) di lingkungan PT Angkasa Pura II.
PENGENDALIANINTERN
Dalam struktur organisasi PT Angkasa Pura II terdapat
fungsi pengawasan dan pengendalian intern. Fungsi ini
ditandatangani oleh Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang
bertanggung jawab langsung kepada kepada Direktur Utama.
Tugas SPI antara lain adalah melakukan pemeriksaan intern
keuangan dan pemeriksaan operasional PT Angkasa Pura II serta
menilai sistem pengendalian internal di bidang keuangan dan
operasional, pengelolaan pelaksanaannya serta memberikan
saran-saran perbaikannya. SPI juga berfungsi untuk membantu
tercapainya target PT Angkasa Pura II yang ditetapkan dalam
RKAP dan membantu pelaksanaan efesiensi operasional dan
likuiditas.
PENGELOLAANRISIKO
Pengelolaan risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam praktek manajemen di lingkungan PT Angkasa Pura II.
Proses pengelolaan risiko yang dijalankan secara sistematis
akan memungkinkan terciptanya proses pembuatan keputusan
secara efektif, baik pada tahap awal keputusan tersebut diambil
sampai saat keputusan tersebut dijalankan.
Guna kepentingan stakeholder terkait unsur keselamatan dan
risiko perusahaan lainnya, Angkasa Pura II menjalankan proses
pengelolaan risiko pada kondisi sebagai berikut:
a. Pada saat persiapan penerapan pengelolaan risiko
b. Pada saat mengubah kebijakan tertentu
c. Pada saat memperbaiki dan menerapkan strategi atau
prosedur operasional baru
d. Pada saat pengeksekusian proyek pekerjaan baru
e. Pada saat memutuskan pembiayaan yang memakan
ongkos besar
f. Pada saat menangani isu publik, politis, dan isu lainnya
yang sensitif.
CORPORATESECRETARY
The Corporate Secretary perform a liaison function between the
Board of Directors and the Management, Commissioners and
Shareholders, and represent the Company in its relations with
other stakeholders of the Company. The Corporate Secretary
also handles the dissemination of pertinent information for
internal use or external parties, as a form of the implementation
of transparency in the interest of Good Corporate Governance
and Corporate Social Responsibility of the Company.
INTERNALCONTROL
The organization structure of the Company provides for a
supervisory and internal control function, which is undertaken
by the Internal Audit Unit (SPI) directly responsible to the
President Director.
Among other things, the SPI is responsible to conduct internal
financial and operational audits, assessing the effectiveness
of internal control systems for financial and operational, and
providing recommendations for its improvements. The SPI is
also responsible to support the achievement of the Company’s
objectives as set in the RKAP, and to help maintain an efficient
operation and liquidity.
RISKMANAGEMENT
The management of risks constitutes an integral part of
management practices within PT Angkasa Pura II. The
application of proper and systematic risk management
processes will enable an effective decision making, from the
beginning of the decision making process and then throughout
its execution.
In the interest of its stakeholders with regard to safety issues and
other company risks, Angkasa Pura II applies risk management
processes in the following conditions:
a. Preparation of risk management implementation
b. Making changes to certain company policies
c. Improving or implementing new strategy or operating
procedure
d. Executing a new project
e. Decision for major financing
f. Handling public or political-related issues as well as other
issues of a sensitive nature.
TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
�5
2006 Annual Report
Dalam operasional bisnis, aspek risiko harus diperhitungkan
dengan seksama. Seringkali kinerja bisnis mengalami tekanan
karena risiko tidak diperhatikan dan diperhitungkan dengan
baik. Oleh karena itu, pengelolaan risiko harus diperhitungkan
dan dipetakan jauh sebelum risiko berdampak negatif terhadap
output dan proses bisnis PT Angkasa Pura II. Risiko rugi harus
dikendalikan agar operasi bisnis berjalan menguntungkan.
Kerugian yang mungkin timbul dalam pengelolaan usaha
dapat bersumber dari internal maupun eksternal PT Angkasa
Pura II.
Secara khusus, pengelolaan risiko di lingkungan
PT Angkasa Pura II ditetapkan dalam pasal 58 dan 59
Surat Keputusan Direksi no: 0�.0�.0�/00/09/2006, dimana
terkonsentrasi pada masing-masing Sub Direktorat yang terkait
dengan tiga aspek risiko berikut ini:
1. RisikoTeknis
Meliputi risiko global (global risk) yaitu yang berkaitan
dengan perubahan lingkungan, perkembangan teknologi
dan pergeseran politik. Berikutnya adalah risiko produksi
yaitu ketika proyeksi pendapatan berpotensi tidak
terpenuhi akibat membesarnya biaya operasional.
In business operations, risk factors should be carefully
calculated. Often enough, business performance suffers due
to lack of proper consideration and calculation of risk factors.
Accordingly, the management of risks should be prepared and
mapped out long before the impact of risks can negatively
affect business output and processes. The risk of loss should be
mitigated as far as possible for the business to show a profit
from its operations. Risk of loss in a business may arise either
from internal as well as external conditions.
In particular, risk management at PT Angkasa Pura II has
been formally established through Art. 58 and 59 of Decision
Letter of the Board of Directors No. 0�.0�.0�/00/09/2006, the
responsibility resting with the respective sub-directorate
related to the following three risk aspects:
1. TechnicalRisk
This includes global risk, namely risk factors that are related
to environment changes, technological development, and
political shifts. Next is production risk, with the possibility
of failure to achieve the projected revenue due to the
escalation of operating costs.
�6
Laporan Tahunan 2006
Berkaitan dengan ini, PT Angkasa Pura II dengan intensif
memperhitungkan dan melakukan riset komprehensif
yang tepat terhadap kemungkinan-kemungkinan setiap
perubahan lingkungan, politik, teknologi, dan kendala-
kendala yang berkaitan dengan operasional pemasaran
dan bisnis.
2. RisikoKeuangan
Naik turunnya nilai tukar Rupiah, tidak seimbangnya arus
dana (cash flow) antara yang masuk dan yang keluar,
tingkat suku bunga, tidak seimbangnya strukur modal,
dan kendala dalam pengendalian kerugian akibat investasi
adalah hal-hal yang harus diperhitungkan dengan cermat
oleh PT Angkasa Pura II.
Dalam hal ini, PT Angkasa Pura II senantiasa menyiapkan
untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan buruk
akibat meningkatnya risiko dalam berbagai hal tersebut.
Upaya-upaya yang dilakukan adalah dengan menjaga
ketat tingkat atau rasio-rasio keuangan PT Angkasa Pura
II. Menajemen menjaga agar PT Angkasa Pura II senatiasa
berada pada tingkat yang sehat dengan melakukan
pengelolaan usaha berdasarkan aturan yang ditetapkan
Menteri Keuangan mengenai kesehatan keuangan BUMN.
Disamping itu, PT Angkasa Pura II juga secara intensif
mencari alternatif-alternatif pengelolaan peluang dan
operasi bisnis yang lebih aman, cermat dan sehat.
3. RisikoHukum
Sebagai perusahaan lembaga berbadan hukum,
PT Angkasa Pura II tidak akan lepas dari persoalan-persoalan
hukum yang mungkin akan lebih merugikan PT Angkasa
Pura II. Kerugian hukum bisa berakibat fatal terhadap
pencapaian usaha PT Angkasa Pura II. Untuk itu, PT Angkasa
Pura II telah melindungi dirinya dengan ketentuan hukum
yang berlaku dan senantiasa menyesuaikan diri dengan
berbagai kemungkinan perubahan serta pergeseran dalam
sistem regulasi hukum yang berlaku.
With regard to these risks, the Company has calculated
and made a comprehensive research on the possible
impact of each changes in the environment, political and
technological aspects, as well as constraints related to
marketing and business operations.
2. FinancialRisk
The fluctuations in the Rupiah exchange rates, imbalances
between incoming cash flows and outgoing cash flows,
interest rate trend, unbalanced capital structure, and the
mitigation of loss due to imprudent investments; these are
just some of the issues that have to carefully considered by
the Company.
In this regards, the Company has prepared itself to face the
possible negative impact arising from those risk factors.
Toward that end, the Company keeps a close watch on
its financial ratios. The management strives to maintain
a healthy level of financial ratios, in accordance with the
financial health rating requirements for State-Owned
Enterprises established by the Minister of Finance. In
addition, the Company also seeks alternative business
opportunities and operations that are more secure,
meticulous and healthy.
3. LegalRisk
As a legal business entity, Angkasa Pura II may from time
to time engaged in lawsuits that present the potential
for further losses. A legal setback may have a significant
adverse impact on the Company’s business performance.
Accordingly, the Company strives to protect itself by
strict observance of prevailing laws, as well as adapting
to possible changes in the prevailing laws or regulation
systems.
TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
�7
2006 Annual Report
MEDIAPENYEBARANINFORMASI
Akses informasi Pemegang Saham kepada semua kegiatan
PT Angkasa Pura II harus dibuka seluas mungkin. Upaya ini
ditujukan tidak saja demi membangun komunikasi dengan
PT Angkasa Pura II namun juga untuk menciptakan transparansi
dalam pengelolaan Perusahaan.
Informasi tentang PT Angkasa Pura II harus sampai kepada
Pemegang Saham dan masyarakat, karena mereka berhak
memperoleh informasi dan perkembangan apapun dari
PT Angkasa Pura II dimana mereka memiliki andil dan
bersentuhan kepentingannya.
Prinsip keterbukaan informasi ini diharapkan dapat menjaga
dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan persepsi
positif Pemegang Saham terhadap kebijakan dan operasional
usaha yang dilakukan Angkasa Pura II.
Untuk itu, PT Angkasa Pura II membangun sistem penyajian
informasi on-line melalui website http://www.angkasapura2.
com dan BUMN online.
ETIKAPERUSAHAAN
Dari masa ke masa, peningkatan kualitas pelayanan PT Angkasa
Pura II terus ditingkatkan demi menjawab tuntutan dan
memuaskan pelayanan kepada pelanggan, dimana PT Angkasa
Pura II telah menetapkan moto “Honestly, Serving Our Best”.
Sesuai dengan sifat usaha yang bergerak di bidang pelayanan
jasa bandara dan jasa lalu lintas udara, PT Angkasa Pura II sangat
memperhatikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan
demi kenyamanan dan keamanan saat menggunakan jasa
kebandarudaraan dan keselamatan lalu lintas udara.
INFORMATIONDISCLOSURE
Shareholders should have as much access as possible to
information regarding the activities of the Company, thus
establishing a communication channel with the Company
as well as improving transparency in the management of the
Company.
Pertinent information about the Company should be freely
disclosed to all shareholders as well as the general public, which
as stakeholders of the Company have the right to be provided
with information on the developments of the Company.
By maintaining transparency in information disclosure, the
Company can expects better knowledge, understanding and
positive perception on the part of shareholders towards the
business policies and operations of PT Angkasa Pura II.
Accordingly, Angkasa Pura II has developed an online
information disclosure system through its website at http://
www.angkasapura2.com and the BUMN On-Line website.
CORPORATEETHICS
From time to time, the Company strives to continuously
improve the level of service quality to meet market demand
and achieve customer satisfaction, whereby PT Angkasa Pura II
has adopted the motto of “Honestly, Serving Our Best”.
In line with the nature of its business as a provider of airport
management and air traffic services, the Company is always
concerned to provide the best service to customers in terms
of their comfort and safety as users of the Company’s airport
management and air traffic services.
�8
Laporan Tahunan 2006
PT Angkasa Pura II memandang pengelolaan faktor keselamatan
penerbangan dan risiko bisnis lainnya dalam aktivitasnya sebagai
suatu kebutuhan mendasar dalam proses bisnis Perusahaan,
sekaligus secara proporsional merupakan bentuk pemenuhan
kepentingan seluruh stakeholder perusahaan. Oleh karena itu,
pada September 2006, PT Angkasa Pura II telah membentuk satu
unit kerja tersendiri untuk menangani isu-isu tersebut. Secara
spesifik, unit kerja ini mempunyai tugas membantu Direksi
dalam penetapan, penyelenggaraan dan pengendalian program
pengelolaan keselamatan penerbangan dan risiko lainnya dalam
pelayanan operasi bandara, pelayanan lalu lintas udara, dan
fasilitas bandara, termasuk risiko kerja dan keamanan bandara
sebagai penunjang operasional.
MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT
PT Angkasa Pura II considers the management of flight safety
and other business risk factors inherent in its activities as a
basic requirement in the business processes of the Company,
and at the same time proportionally as a fulfillment of the
interest of all stakeholders. Accordingly, on September 2006,
PT Angkasa Pura II has established a separate work unit to
manage these issues. Specifically, this unit is responsible to
assist the Board of Directors in determining, executing and
controlling the various programs in the management of flight
safety and other risk factors related to aspects of airport
operations, air traffic service, and airport facilities, including
occupational risk and airport security as operational support
functions.
�9
2006 Annual Report
Membangun kultur organisasi yang memungkinkan pengelolaan risiko perusahaan secara efektif.
Building an organization culture that will enable the effective management of corporate risks.
PENGELOLAANKESELAMATANPENERBANGAN
Pada dasarnya, pengelolaan faktor keselamatan penerbangan
merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar dan harus
di utamakan oleh Perusahaan sebagaimana dipersyaratkan
oleh ICAO.
PT Angkasa Pura II memandang upaya pengelolaan keselamatan
penerbangan sebagai sinergi positif dari sumber daya manusia
dan seluruh sub-sistem lainnya dalam suatu rangkaian tindakan
yang ditujukan untuk menjaga keselamatan penerbangan dalam
rangka menjamin keselamatan dan kenyamanan penumpang,
awak pesawat, petugas di darat serta masyarakat, termasuk
instalasi bandar udara, dari ancaman kecelakaan.
Mengingat luasnya ruang lingkup yang terkait dengan aspek
keselamatan penerbangan, PT Angkasa Pura II melakukan upaya
peningkatan dan penyempurnaan pengelolaan keselamatan
penerbangan secara bertahap, berdasarkan tingkat kepentingan
serta hasil analisa risiko aktivitas operasional yang telah dilakukan
sebelumnya. Pada tahap awal, PT Angkasa Pura II memastikan
telah tersedianya sistem penanganan awal (contingency plan)
yang memadai untuk menjamin bahwa setiap kekurangan yang
ditemukan dapat ditangani dengan segera secara semestinya
sehingga tidak meluas dan berkembang menjadi persoalan
keselamatan yang melewati batas yang dapat ditolerir.
Pada tahap lanjutan, pengembangan sistem pengelolaan
keselamatan penerbangan di lingkungan PT Angkasa Pura II
dilakukan melalui pendekatan ‘as low as reasonably practicable’,
dengan mengupayakan keseimbangan yang optimal antara
kepentingan untuk menjaga kinerja keselamatan penerbangan
di satu sisi dan pertumbuhan usaha di sisi lainnya.
PT Angkasa Pura II telah melaksanakan sejumlah program
pendahuluan terkait dengan pengelolaan faktor keselamatan
penerbangan, antara lain sistem pelaporan keselamatan,
investigasi internal, audit keselamatan dan seminar/forum
keselamatan. Secara khusus, komitmen terhadap pengelolaan
faktor keselamatan penerbangan diwujudkan melalui proses
MANAGEMENTOFFLIGHTSAFETY
The management of flight safety is basically an essential
prerequisite that cannot be compromised and should become
the first priority of the Company as required by the ICAO.
PT Angkasa Pura II considers the management of flight safety as a
positive synergy between human resources and all the other sub-
systems in a series of activities designed to maintain flight safety
to ensure the safety and comfort of airplane passengers, airplane
crews, ground personnel and the surrounding communities
including airport facilities, from the risk of accidents.
In view of the broad scope of aspects related to flight safety,
PT Angkasa Pura II implements the improvement and
enhancement of flight safety management in stages, based
on the level of importance as well as results of previous risk
analysis on operating activities. In the preliminary stages,
PT Angkasa Pura strives to ensure the availability of adequate
contingency plans in order to make sure that every deficiencies
that have been identified can be handled promptly and
properly to prevent these issues from developing further into
serious safety problems above tolerable levels. In the latter
stages, the development of flight safety management system
within PT Angkasa Pura II is undertaken using the so-called
‘as low as reasonably practicable’ approach, which seeks an
optimum balance between the need to maintain a certain
level of flight safety performance on the one hand and the
interests of business growth on the other hand.
PT Angkasa Pura has already undertaken several preliminary
initiatives related to the management of flight safety, among
other things the establishment of a safety reporting system,
internal investigation, safety audit and seminars of safety.
Specifically, the commitment towards the management of
flight safety is implemented through continuous evaluations
and follow-up actions related to recognized defficiencies
that exist in the eight major aspect of business processes at
PT Angkasa Pura II.
50
Laporan Tahunan 2006
evaluasi dan tindak lanjut terhadap kekurangan yang ada di
delapan aspek utama proses bisnis PT Angkasa Pura II.
Delapan wilayah utama tersebut mencakup: memastikan bahwa
proses bisnis telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
regulator; memastikan adanya konsistensi dalam pelaksanaan
ketentuan dan prosedur kerja oleh setiap personil di lapangan;
memastikan adanya akuntabilitas terhadap keselamatan di
masing-masing unit kerja, memastikan bahwa proses bisnis
telah terdokumentasi secara efektif; memastikan bahwa budaya
kerja telah memungkinkan terbangunnya kesadaran terhadap
faktor keselamatan; memastikan adanya proses yang sistematis
untuk mengidentifikasi titik-titik lemah di setiap proses kerja
serta langkah antisipasi untuk pengelolaan risiko yang ada;
memastikan adanya mekanisme supervisi dan pengendalian
yang konsisten terhadap aktivitas sehari-hari; serta memastikan
bahwa pihak ketiga yang terlibat telah memenuhi dan secara
konsisten menjalankan ketentuan dan peraturan yang ada
menyangkut pengelolaan faktor keselamatan penerbangan.
Secara bersama-sama, keseluruhan agenda diatas beserta
rincian program kerjanya masing-masing diarahkan untuk
mencapai tujuan utama pengelolaan faktor keselamatan
(Safety Management System), yaitu menekan kontribusi
PT Angkasa Pura II terhadap timbulnya musibah berupa
kecelakaan organisasi dan kecelakaan individu di wilayah kerja
Perusahaan.
PENGELOLAANRISIKOPERUSAHAANLAINNYA
Penyelenggaraan bisnis kebandarudaraan dan pelayanan lalu
lintas udara merupakan proses yang kompleks, dilihat dari
perspektif ragam sumber daya yang terlibat, cakupan areal bisnis
berdasarkan geografis, elemen eksternal yang berkepentingan,
maupun pengaruh perkembangan teknologi. Kompleksitas
tersebut menuntut PT Angkasa Pura II untuk menjalankan
pengelolaan risiko secara terstruktur, komprehensif, terpadu dan
sistematis. Oleh karenanya, PT Angkasa Pura II secara bersungguh-
sungguh melakukan upaya-upaya untuk mengidentifikasi
situasi dan kondisi yang berpotensi menurunkan nilai manfaat
yang diperoleh secara finansial maupun non-finansial, untuk
mengembangkan dan menyusun langkah-langkah strategis dan
proaktif guna mengantisipasi timbul dan meluasnya implikasi
negatif dari aktifitas bisnis secara keseluruhan, serta untuk
mengoptimalkan potensi manfaat dari aktifitas bisnis yang ada.
Komitmen pada pengelolaan risiko di lingkungan PT Angkasa
Pura II tidak hanya terlihat dari pembentukan Komite Risiko
MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT
These eight major areas consist of: ensuring that the
business processes have complied with the requirements
as established by regualtors; ensuring the consistency in
the implementation of work regulations and procedures by
each field personnel; ensuring the accountability towards
safety in the respective work units; ensuring that business
processes have been documented effectively; ensuring
that the work environment and culture support increasing
awareness on safety factors; ensuring the availability of
systematic processes to identify weaknesses in each work
processes and the anticipatory steps to mitigate existing risk
factors; ensuring the availability of consistent supervisory
and control mechanism in daily activities; and ensuring
that any third-party involved have complied with and have
consistently implemented the prevailing requirements and
regulations related to the management of flight safety.
Altogether, the various main agenda as set out above, along
with their respective detailed work programs, are directed
towards the achievement of the main objective of the Safety
Management System, namely to minimize the contribution
made by PT Angkasa Pura II in disasters in the form of
organizational or individual accidents within the operating
areas of the Company.
MANAGEMENTOFOTHERRISKFACTORS
The business undertaking of airport management and air
traffic services provision represent a highly complex process,
seen from the perspective of the various resources involved,
the work areas in term of geographic coverage, the variety
of external elements involved, as well as the influence from
technological progress. This complexity demands that
PT Angkasa Pura II conducts its risk management undertaking
in a structured, comprehensive, integrated and systematic
manner. Accordingly, PT Angkasa Pura II engages in resolute
efforts to identify potential situation or condition that might
impact on the reduction of the financial or non-financial
benefits or values, to develop and formulate strategic and
proactive steps to anticipate the occurence and expansion of
negative implications from its business activities as a whole,
and to optimize the potential benefits from exisitng business
activities.
The commitment towards risk management within
PT Angkasa Pura II is not only shown by the establishment of
a Risk Committee or the implementation of internal control
mechanism, but also from efforts in riks sharing undertaken
5�
2006 Annual Report
ataupun pelaksanaan pengendalian risiko internal saja, namun
juga dari upaya risk sharing yang dilakukan dengan organisasi
lain, seperti misalnya pengadaan Airport Liability Insurance
yang dijalin dengan PT Jasindo dan PT Marsh Indonesia. Polis
Airport Liability Insurance ini merupakan upaya pengendalian
risiko dalam mengantisipasi dampak negatif yang timbul akibat
aktivitas yang berlangsung di berbagai bandara dan tempat lain
yang terkait dengan bisnis PT Angkasa Pura II sebagai operator
bandara, termasuk pergerakan pesawat di darat, pada saat
proses taxiing pesawat, pendaratan dan tinggal landas pesawat
sampai dengan 5 mil dari bandara.
Penetapan risiko di lingkungan PT Angkasa Pura II didasarkan
pada konsep bahwa proses bisnis yang dilakukan memiliki
dampak langsung pada dua komponen utama, yaitu dampak
kepada pengguna jasa yang berupa ketidak nyamanan,
rendahnya mutu pelayanan dan bahkan ancaman keselamatan;
serta dampak kepada perusahaan yang terwujud dalam
tingginya biaya usaha baik finansial maupun non-finansial dan/
atau rendahnya nilai perputaran usaha. Pada akhirnya, berbagai
faktor risiko tersebut dapat berpengaruh pada pengurangan
ataupun peningkatan manfaat material dan non-material yang
with external organization, such as the Airport Liability
Insurance coverage taken in cooperation with PT Jasindo and
PT Marsh Indonesia. The Airport Liability Insurance policy
represents a form of risk mitigation in anticipation of the
negative impact arising from the various activities at airports
and other areas related to the business of PT Angkasa Pura II as
an airport operator, including ground movement of aircrafts,
and during the process of aircraft taxiing, landing and take-
off up to a 5-mile radius from the respective airport.
The determination of risk factors within PT Angkasa Pura II
is based on the concept that the various business processes
of the Company have a direct impact on two major
components, namely the impact on service users in the form
of inconvenience, low service quality, or even safety hazards;
and the impact to the Company in terms of high operating
costs whether financially or non-financially, and/or low
business volume. Ultimately, the various risk factors may have
an impact on reducing or increasing the material and non-
material benefits that are proportionally received by all the
stakeholders of the Company. The following table illustrates
the relation of the two components within the context of
52
Laporan Tahunan 2006
secara proporsional diterima oleh seluruh stakeholder yang
ada. Tabel berikut menggambarkan hubungan pengaruh dua
komponen tersebut sesuai dengan konteks bisnis kebandara
udaraan dan pelayanan lalu lintas udara di PT Angkasa Pura II:
Meskipun memiliki besaran dampak yang beragam, ke �7
faktor risiko di atas selalu menjadi dasar bagi analisis risiko guna
menetapkan pilihan pengendalian risiko yang paling tepat. Agar
pengelolaan risiko dapat berlangsung efektif, maka tahapan
penting yang perlu dilakukan adalah memberikan tanggapan
terhadap beberapa pertanyaan mendasar seperti berikut
ini: Secara bagaimana masing-masing faktor risiko tersebut
akan mempengaruhi tujuan Perusahaan? Bila pengaruh itu
ada, seberapa besar tingkat pengaruhnya? Apakah pengaruh
itu mengalami fluktuasi seiring dengan waktu? Perlukah
dilakukan langkah-langkah antisipasi? Sudah adakah elemen
pengendalian yang ditempatkan pada masing-masing faktor
risiko tersebut? Dari elemen pengendalian yang ada, mana yang
paling menguntungkan bagi Perusahaan? Apakah risk appetite
Perusahaan terhadap output dari masing-masing elemen
pengendalian telah sejalan dengan tujuan Perusahaan?
Sesuai dengan sifatnya, pengelolaan risiko di lingkungan
PT Angkasa Pura II dibagi dalam tiga tingkatan utama, yaitu pada
(i) tingkat strategik, (ii) tingkat makro, dan (iii) tingkat mikro.
Pada tingkat strategik, yang menjadi wilayah kewenangannya
mencakup penetapan arah strategis dan tingkat toleransi risiko,
serta evaluasi terhadap kecukupan pengendalian yang ada.
airport management and air traffic services provision by
PT Angkasa Pura II:
Although the magnitude of impact varies, the �7 risk factors
listed above are always form the basis of risk analysis processes
in order to determine the most suitable mode of risk control.
To ensure an effective risk management, an important stage
in the process is to search for answers to the following basic
questions: In what way each of the risk factors has an impact
on the Company’s objectives? If there is an impact, how big
is the impact? Does the impact fluctuate with the passage of
time? Is there a need for anticipatory measures? Is there any
risk control measures for each of the risk factors? Which risk
control measures provide the most benefit to the Company?
Is the Company’s risk appetite regarding the output of
the respective risk control measures consistent with The
Company’s objectives?
Based on the nature of the respective risks, the management
of risks within PT Angkasa Pura II is conducted at three
different major levels, namely (i) the strategic level, (ii) the
macro level, and (iii) the micro level. At the strategic level, the
scope of authority consists of the determination of strategic
direction and risk tolerance levels and the evaluation of
the adequacy of existing control mechanism. At the macro
level, the authority includes the formulation of technical
No FaktorRisiko DampakLangsungpadaPelanggan DampakLangsungpadaPerusahaan RiskFactors DirectInfluenceforCustomers DirectInfluenceforCompany
1 Regulasi Regulatory √ √
2 Lingkungan Environmental √ √
3 Politik Political √
4 Pasar Market √
5 “Force Majeure” “Act of God” √ √
6 Anggaran Budgetary √
7 Praktek Curang Fraud √
8 Investasi Investment √ √
9 Kewajiban Liability √
10 Kebijakan Perusahaan Corporate Policy √ √
11 Operasional Operational √ √
12 Informasi Information √
13 Reputasi Reputational √
14 Teknologi Technological √ √
15 Inovasi Innovation √ √
16 Personil Personnel √ √
17 Keselamatan & Kesehatan Health & Safety √ √
MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT
5�
2006 Annual Report
Pada tingkat makro, kewenangannya mencakup pendefinisian
teknis dari arah strategis ke dalam kebijakan pengelolaan
risiko Perusahaan, serta pembangunan kultur organisasi yang
memungkinkan pengelolaan risiko yang efektif. Pada tingkat
mikro, kewenangan telah memasuki wilayah teknis, melalui
penerapan pengendalian risiko dalam bentuk pendeteksian
dini, pemberian arahan teknis, pelaksanaan program preventif
dan langkah korektif.
Sistem pengelolaan risiko di lingkungan PT Angkasa Pura
II sebagaimana diuraikan di atas pada gilirannya tertuju
pada tercapainya misi Perusahaan, yaitu mengelola jasa
kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang
mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan
pelanggan, dalam upaya memberikan manfaat optimal kepada
pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan
lingkungan, serta dengan memegang teguh etika bisnis.
definition of the strategic direction into formal company
policies, and the development of a company culture that
support an effective risk management process. At the micro
level, the authority has entered into technicalities, with the
implementation of risk control mechanisms in the form
of early warning system, technical guidance, preventive
programs and corrective actions.
Risk management systems as practiced within PT Angkasa
Pura II as described above are ultimately geared toward the
fulfillment of the Company’s mission statement, namely the
provision of airport management and air traffic services
with an emphasis on floght safety and the satisfaction of
service users, in the attempt to provide optimum benefit to
shareholders, work partners, employees, the general public
and the environment, while adhering to the highest business
ethics.
55
2006 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION & ANALYSISDISKUSI & ANALISIS MANAJEMEN MANAGEMENT DISCUSSION & ANALYSIS
INFORMASI PERUSAHAAN CORPORATE INFORMATION
55
56
Laporan Tahunan 2006
DISKUSI & ANALISIS MANAJEMEN MANAGEMENT DISCUSSION & ANALYSIS
TINJAUANUMUM
Sebagai perusahaan yang mengelola bisnis kebandarudaraan
dan pelayanan lalu lintas udara, dalam menjalankan usahanya
PT Angkasa Pura II selain berpedoman pada prinsip-prinsip
bisnis secara umum, harus juga berpedoman pada berbagai
regulasi, baik yang diterbitkan oleh International Civil Aviation
Organization (ICAO) maupun regulator dalam hal ini Departemen
Perhubungan/Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Berbagai
regulasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan bisnis dan
kinerja PT Angkasa Pura II.
Pertumbuhan lalu lintas merupakan faktor pendorong utama
dalam peningkatan kinerja PT Angkasa Pura II. Di sisi lain,
pertumbuhan lalu lintas juga menuntut peningkatan kapasitas
dan kualitas pelayanan. Untuk mempertahankan standar level
GENERALREVIEW
As a company that provides airport management and air
traffic services, the business practices of PT Angkasa Pura II are
guided not only by the normal business principles in general,
but also by various regulations, issued by the International
Civil Aviation Organization (ICAO) or the regulatory agency,
namely the Ministry of Transportation/Directorate General of
Air Transportation. The various regulations may affect business
decisions or the performance of the Company.
The increase in traffic constitutes the main driver of growth for the
Company’s financial performance. On the other hand, increased
traffic also demands corresponding improvement in capacity
and service quality. To maintain the established standards
of level of service may require increases in certain expense
57
2006 Annual Report
Pada tahun 2006, pendapatan usaha dan laba bersih meningkat sebesar masing-masing 9% dan 4% dibandingkan tahun sebelumnya.
In 2006, operating revenues and net income registered growth of 9% and 4%, respectively, over the previous year.
of service yang telah ditetapkan, maka sudah barang tentu akan
meningkatkan beberapa pos biaya. Manajemen PT Angkasa
Pura II bertekad untuk terus meningkatkan pelayanan prima
guna meningkatkan nilai PT Angkasa Pura II.
Pertumbuhan pergerakan pesawat domestik dalam 5 tahun
terakhir melambat bahkan menurun negatif pada 2006. Hal
ini didorong oleh telah jenuhnya fenomena ”Low Cost Carrier”
dan adanya tuntutan pengguna jasa bandara akan peningkatan
keselamatan dan keamanan penerbangan.
Hal lain yang menjadi perhatian adalah munculnya
kompetisi yang tajam dalam tarif angkutan udara, dan hal ini
mengakibatkan persaingan kurang sehat di antara perusahaan
penerbangan. Pemerintah (regulator) telah melakukan evaluasi
dan memperketat pemberian izin operator penerbangan baru.
Berbeda dengan pergerakan pesawat domestik, maka
pergerakan pesawat internasional mengalami pertumbuhan
yang lebih baik. Terdapat maskapai penerbangan baru yang
melayani penerbangan internasional.
PENDAPATANUSAHA
Pendapatan usaha dikelompokkan dalam pendapatan
aeronautika dan pendapatan non-aeronautika. Pendapatan
aeronautika terdiri dari: pendapatan jasa pendaratan,
pendapatan jasa penerbangan (route charges), pendapatan jasa
pelayanan penumpang, pendapatan pemakaian aviobridge,
serta pendapatan pemakaian konter. Pendapatan aeronautika
juga terdiri pendapatan domestik dan pendapatan internasional.
Pendapatan aeronautika domestik seluruhnya diterima dalam
mata uang Rupiah, sedang pendapatan aeronautika internasional
diterima dalam mata uang Dollar Amerika, kecuali pendapatan
jasa pelayanan penumpang. Pendapatan yang diterima dalam
mata uang Rupiah dipengaruhi oleh volume produksi/penjualan
dan tarif, sedang yang diterima dalam mata uang Dollar Amerika
dipengaruhi oleh volume produksi/penjualan, tarif, dan nilai
tukar Dollar Amerika terhadap Rupiah.
accounts. The Management of PT Angkasa Pura II is committed
to continual service improvement in order to increase value for
the Company.
The growth of domestic aircraft movement has been slowing
down in the last five years and even showed negative growth
in 2006. This mainly because the phenomenon of ’low cost
carrier’ having reached its saturation point, as well as increased
expectation from airport service users for improved flight safety
and security.
Another factor of influence is the fierce competition in air fares,
which have led to rather unhealthy competition between airlines.
The Government as regulator have evaluated the condition and
consequently restricted the issuance of licenses for new airline
operators.
Unlike the movement of domestic aircrafts, international
aircrafts movement recorded a better growth rate, with several
new airlines serving international routes.
OPERATINGREVENUES
Operating revenues are grouped into aeronautical revenues and
non-aeronautical revenues. Aeronautical revenues comprise
of aircraft landing charges, route charges, passenger service
charges, aviobridge charges and terminal counter charges.
Aeronautical revenues are also grouped into domestic and
international-based revenues. Domestic aeronautical revenues
are denominated in Rupiah currency, while international
aeronautical revenues are denominated in US Dollar currency,
except for revenues from passenger service charges. Revenues
denominated in Rupiah currency are affected solely by sales/
production volume and tariff level, while revenues in US Dollar
currency are affected by sales/production volume and tariff as
well as the prevailing US Dollar-Rupiah currency exchange rate.
58
Laporan Tahunan 2006
Pendapatan non-aeronautika terdiri dari pendapatan sewa ruang,
pendapatan sewa tanah, pendapatan konsesi, pendapatan parkir
kendaraan dan pas bandara, pendapatan pemakaian listrik, air,
dan telepon, pendapatan sewa tempat reklame, dan pendapatan
non-aeronautika lain-lain yaitu antara lain pendapatan anjungan
pengantar (waving gallery), pemakaian kabel data, ground
handling, jasa pergudangan, marshalling, pemakaian CUTE, serta
fasilitas executive lounge di bandara.
Pada tahun 2006, pendapatan usaha tercatat sebesar Rp �.869,76
miliar, meningkat sebesar 9,�% dari Rp �.7�0,�8 miliar pada tahun
2005. Komponen pendapatan aeronautika dan pendapatan
non-aeronautika adalah masing-masing sebesar Rp �.�66,8�
miliar dan Rp �02,9� miliar pada tahun 2006, dibandingkan
Rp �.�6�,�9 miliar dan Rp ��8,99 miliar masing-masing pada
tahun 2005.
PENDAPATANDILUARUSAHA
Pendapatan di luar usaha antara lain terdiri dari pendapatan
bunga, laba anak perusahaan, pendapatan selisih kurs, dan
lain-lain. Pendapatan di luar usaha tahun 2006 adalah sebesar
Rp ���,76 miliar, meningkat sebesar ��,7% dari Rp �29,59 miliar
di tahun 2005.
KOMPOSISIPENDAPATAN
Sebagai mana diuraikan di atas, pendapatan PT Angkasa
Pura II dikelompokkan menjadi � (tiga) segmen utama, yaitu
pendapatan aeronautika, pendapatan non-aeronautika, dan
pendapatan di luar usaha. Pendapatan aeronautika dapat juga
dibedakan menjadi pendapatan aeronautika ATS yang terdiri dari
pendapatan jasa pendaratan dan pendapatan jasa penerbangan
(route charges) dan pendapatan aeronautika non-ATS yang
terdiri dari pendapatan pelayanan jasa penumpang, pemakaian
avio bridge dan pemakaian konter.
Komposisi pendapatan PT Angkasa Pura II dalam � (tiga) tahun
terakhir adalah sebagai berikut :
Non-aeronautical revenues consist of space rent revenue, land
rent revenue, business concession fees, vehicle parking and
airport pass, utility charges for electricity, water and telephone,
advertising space revenue, and other non-aeronautical revenues
such as revenues from waving gallery, cable data, ground
handling, warehousing services, marshalling fees, CUTE fees, and
airport executive lounge revenues.
In 2006, operating revenues amounted to Rp �,869.76 billion, an
increase of 9.�% from Rp �,7�0.�8 billion in 2005. The components
for aeronautical revenues and non-aeronautical revenues were
Rp �,�66.8� billion and Rp �02.9� billion, respectively, in 2006,
as compared with Rp �,�6�.�9 billion and Rp ��8.99 billion,
respectively, in 2005.
NON-OPERATINGINCOME
Non-operating income consists among others of interest
income, equity share in net profit of subsidiaries, gain from
foreign exchange translation, and others. Non-operating income
in 2006 amounted to Rp ���.76 billion, an increase of ��.7% from
Rp �29.59 billion in 2005.
REVENUECOMPOSITION
As had been mentioned above, the Company’s revenue stream
is grouped into � (three) main segments, namely aeronautical
revenues, non-aeronautical revenues, and non-operating
revenues. Aeronautical revenues are further grouped into ATS
revenues consisting of aircraft landing fees and route charges,
and non-ATS revenues comprising passenger service charges,
aviobridge charges and terminal counter charges.
The Company’s revenue composition for the last � (three) years
is as follows:
75%
�8%
7%
7�%
�9%
7%
7�%
20%
7%
AERONAUTIKA NON-AERONAUTIKA DI LUAR USAHAAERONAUTICAL NON-AERONAUTICAL NON - OPERATING
2004 2005 2006
DISKUSI & ANALISIS MANAJEMEN MANAGEMENT DISCUSSION & ANALYSIS
59
2006 Annual Report
Proporsi pendapatan aeronautika ATS cenderung menurun,
sedang pendapatan aeronautika non-ATS meningkat.
Berdasarkan trend tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat kecenderungan yang positif yakni membesarnya porsi
pendapatan aeronautika non-ATS, karena pada dasarnya aktivitas
tersebut bersifat komersial sedangkan ATS bersifat cost recovery.
Di lain sisi mengurangi ketergantungan PT Angkasa Pura II pada
pendapatan dari aktivitas ATS.
BEBANUSAHA
Beban usaha terdiri dari beban pegawai, beban pemeliharaan dan
persediaan, beban operasional, beban umum, penyisihan piutang
ragu-ragu, serta beban penyusutan dan amortisasi. Total beban
usaha pada tahun 2006 mencapai Rp �272,�� miliar, naik �9% dari
jumlah tahun 2005 sebesar Rp �.068,62 miliar.
Komponen yang mempengaruhi kenaikan secara signifikan adalah
beban penyusutan yang sangat tinggi pada 2006 disebabkan
karena adanya aset baru bandara Minangkabau Padang dan Sultan
Mahmud Badaruddin II Palembang yang berasal dari pemerintah.
Beban penyusutan ini bahkan lebih tinggi dari pendapatan kedua
bandara tersebut. Untuk selanjutnya PT Angkasa Pura II harus terlibat
aktif di dalam perencanaan pembangunan bandara dengan APBN
melalui masukan perhitungan kelayakan kepada pemerintah.
Komponen lainnya adalah beban operasional yang didominasi
oleh biaya listrik yang sangat tergantung pada penetapan
tarif oleh PLN. Pada saat ini PLN menetapkan tarif yang sangat
tinggi untuk pemakaian selama peak hours. PT Angkasa Pura
II akan menggunakan sistem baru untuk penambahan daya
dan penggunaan listrik antara lain dengan co-generation atau
cristophia.
Kenaikan beban pegawai di tahun 2006 dikarenakan adanya
penyesuaian Indeks Harga Konsumen yang berpengaruh pada
kenaikan tunjangan prestasi berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama.
Manajemen telah melaksanakan kajian untuk mengaitkan
kenaikan penghasilan pegawai dengan produktivitasnya.
BEBANDILUARUSAHA
Beban di luar usaha tahun 2006 tercatat sebesar Rp 97,�5 miliar,
meningkat sebesar �59,0% dari Rp �7,50 miliar pada tahun 2005.
Beban di luar usaha pada tahun 2006 didominasi oleh beban
selisih kurs yang mencapai Rp 66,0 miliar.
PEROLEHANLABA
Laba usaha tahun 2006 tercatat sebesar Rp 59�,�� miliar,
dibandingkan Rp 6��,75 miliar di tahun 2005. Sementara itu,
laba bersih tercatat sebesar Rp ��5,�5 miliar di tahun 2006,
dibandingkan Rp ��7,82 miliar di tahun 2005.
The contribution of aeronautical ATS revenues tended to decline,
while aeronautical non-ATS revenues tended to grow. This trend
indicates a positive tendency, whereby the portion of non-ATS
aeronautical revenues is growing larger reflecting its basic nature
as a commercial activity, as compared with ATS revenues that are
basically in the nature of cost recovery. This trend has the positive
impact of reducing the Company’s dependency on revenues from
ATS services.
OPERATINGEXPENSES
Operating expenses consist of personnel expenses, maintenance
and inventory expenses, operational expenses, general expenses,
provision for doubtful accounts, and depreciation and amortization
expenses. Total operating expenses in 2006 amounted to Rp �,272.��
billion, an increase of �9% from Rp �,068.62 billion in 2005.
The component that contributed significantly to this increase was
the depreciation expense that rose sharply in 2006 due to new assets
at Minangkabau airport, Padang, and Sultan Mahmud Badaruddin
II airport, Palembang, newly received from the Government. The
depreciation expenses for these assets exceeded the revenues
generated by the respective airports. In the future, the Company
must be more proactive in the planning for airport development
funded by the State Budget, for example by preparing a feasibility
evaluation for input to the Government.
Another large component was the operational expenses that were
dominated by utility charges for electricity, which depended on the
tariff set by PLN. Currently, PLN charges a premium tariff for peak
hours electricity usage. The Company plans to explore new systems
in additional power and electricity usage, such as co-generation or
cristophia.
The increase in personnel expenses in 2006 was due to Consumer
Price Index adjustments resulting in increased performance
benefits as stipulated in the Collective Labor Agreement. The
Management has prepared a review to link employee remuneration
to productivity levels.
NON-OPERATINGEXPENSES
Non-operating expenses in 2006 amounted to Rp 97.�5 billion, an
increase of �59.0% compared with Rp �7.50 billion in 2005. The
largest contributor to non-operating expenses in 2006 was foreign
exchange translation loss that amounted to Rp 66.0 billion.
PROFITABILITY
Operating income in 2006 amounted to Rp 59�.�� billion, compared
with Rp 6��.75 billion in 2005. Meanwhile, net income amounted to
Rp ��5.�5 billion in 2006, compared with Rp ��7.82 billion in 2005.
60
Laporan Tahunan 2006
KANTOR PUSAT HEAD OFFICE
PT Angkasa Pura IIJakarta International Airport Soekarno-HattaBuilding 600, PO Box �00�/BUSHJakarta �9�20, IndonesiaTel. : (62-2�) 550 5079, 550 502�Fax. : (62-2�) 550 2���Homepage: www.angkasapura2.co.id
Jakarta International Airport Soekarno-Hatta
Building 601, PO Box 1001/BUSH
Jakarta 19120
Tel. : (62-21) 550 7300
Fax. : (62-21) 550 6823
E-mail : [email protected]
Halim Perdanakusuma Airport
Terminal Building, 2nd Fl.
Jakarta 13610
Tel. : (62-21) 809 1108
Fax. : (62-21) 809 3351
E-mail : [email protected]
Husein Sastranegara Airport
Husein Sastranegara Airport, Bandung 40001
Tel. : (62-22) 604 1222
Fax. : (62-22) 603 3971
E-mail : [email protected]
Polonia Airport
Polonia Airport, Medan 20157
Tel. : (62-61) 456 5777
Fax. : (62-61) 456 1800
E-mail : [email protected]
ALAMAT-ALAMAT KANTOR CABANG BRANCH OFFICE ADDRESSES
MITRA ALIANSI ALLIANCE PARTNERS
PTGAPURAANGKASAUsaha patungan PT Angkasa Pura II, PT Angkasa Pura I, dan PT Garuda Indonesia. Bergerak di bidang pelayanan ground handling pesawat udara (pre-flight dan post-flight), serta pergudangan.
Joint-venture between PT Angkasa Pura II, PT Angkasa Pura I, and PT Garuda Indonesia. Engaged in providing ground handling services (pre-flight and post-flight) for aircrafts and warehousing services.
PTANGKASAPURASCHIPHOL(PTAPS)Usaha patungan PT Angkasa Pura II dan Bandara Amsterdam Schiphol. Bergerak di bidang konsultansi jasa manajemen bandar udara, pendidikan/pelatihan teknis, perdagangan dan penyediaan barang, pengelolaan ruangan secara komersial, pengelolaan perbaikan bangunan dan pengadaan teknologi informasi.
Joint-venture between PT Angkasa Pura II with Amsterdam Schiphol Airport. Engaged in aviation airport consultancy, training and technical assistance, trading and supplier, airport commercial management, building maintenance management, and provision of information technology.
PTPURANTARAMITRAANGKASADUA(PTPMADUA)Usaha patungan PT Angkasa Pura II dan PT Purantara Mitra Angkasa. Bergerak di bidang layanan jasa boga pesawat udara (in-flight catering).
Joint-venture between PT Angkasa Pura II, and PT Purantara Mitra Angkasa. Engaged in providing in-flight catering services.
Sultan Iskandarmuda Airport
Sultan Iskandarmuda Airport, Banda Aceh 23372
Tel. : (62-651) 213 41
Fax. : (62-651) 635 352
E-mail : [email protected]
Sultan Mahmud Badaruddin II Airport
Sultan Mahmud Badaruddin II Airport, Palembang 30761
Tel. : (62-711) 411 778
Fax. : (62-711) 411 840
E-mail : [email protected]
Supadio Airport
Supadio Airport, Pontianak 78381
Tel. : (62-561) 721 560
Fax. : (62-561) 721 212
E-mail : [email protected]
Sultan Syarif Kasim II Airport
Sultan Syarif Kasim II Airport, Pekanbaru 28284
Tel. : (62-761) 674 694
Fax. : (62-761) 674 827
E-mail : [email protected]
Minangkabau Airport
Minangkabau Airport, Ketaping
Padang Pariaman 25171
Tel. : (62-751) 819123
Fax. : (62-751) 819040
E-mail : [email protected]
Kijang Airport
Kijang Airport, Tanjung Pinang 29125
Tel. : (62-771) 442 434
Fax. : (62-771) 410 34
E-mail : [email protected]
Sultan Thaha Airport
Sultan Thaha Airport, Jambi
Tel. : (62-741) 572 344
Fax. : (62-741) 572 244
Depati Amir Airport
Depati Amir Airport, Bangka
Pangkal Pinang
Tel. : (62-717) 421 041
Fax. : (62-717) 421 042
INFORMASI PERUSAHAAN CORPORATE INFORMATION
60
Laporan Tahunan 2006
6�
2006 Annual Report
PT (PERSERO) ANGKASA PURA II
LAPORAN KEUANGAN DANLAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
31 DESEMBER 2006 DAN 2005
FINANCIAL STATEMENT ANDINDEPENDENT AUDITOR’S REPORT
DECEMBER 31, 2006 AND 2005
Grant Thornton Hendrawinata
6�
Laporan Tahunan 2006
No. : APII-06/�.�/UGS/07
Dewan Komisaris dan Direksi
PT (PERSERO) ANGKASA PURA II
Kami telah mengaudit neraca PT (Persero) Angkasa Pura II tanggal ��
Desember 2006, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Kami juga melakukan pengujian atas kepatuhan Perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern. Laporan
keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan
pengendalian intern adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan.
Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan audit kami. Laporan keuangan
PT (Persero) Angkasa Pura II untuk tahun yang berakhir pada tanggal
�� Desember 2005 telah diaudit oleh auditor independen lain, yang
laporannya bertanggal 20 April 2006 dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian, dengan paragraf penjelasan tambahan mengenai
kepatuhan terhadap perundang-undangan dan pengendalian intern
yang dilaporkan secara terpisah.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan Standar Audit Pemerintahan
yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Standar tersebut
mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas
dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas
dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian
atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang
dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian
atas kepatuhan Perusahaan terhadap kontrak, persyaratan bantuan
dan pasal-pasal tertentu peraturan perundang-undangan serta
kepatuhan terhadap pengendalian intern. Kami yakin bahwa audit
kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
No. : APII-06/�.�/UGS/07
Boards of Commissioners and Directors
PT (PERSERO) ANGKASA PURA II
We have audited the accompanying balance sheets of PT (Persero)
Angkasa Pura II as of December ��, 2006, and the related statements
of income, changes in equity, and cash flows for the year then ended.
We have also tested the Company’s compliance to the existing laws
and internal control. These financial statements and the Company’s
compliance to the existing laws and internal control are the
responsibility of the Company’s management. Our responsibility is
to express an opinion on these financial statements and compliance
to the existing laws and internal control based on our audits. The
financial statements of PT (Persero) Angkasa Pura II for the year
ended December ��, 2005, were audited by other independent
auditors, whose report dated April 20, 2006, expressed an unqualified
opinion of those statements, and included an explanatory paragraph
on compliance to the existing laws and internal control that was
reported separately.
We conducted our audits in accordance with auditing standards
established by the Indonesian Institute of Accountants and
Government Auditing Standards established by the Supreme
Auditor Institution (BPK). Those standards require that we plan and
perform the audit to obtain reasonable assurance about whether
the financial statements are free of material misstatement. An
audit includes examining, on a test basis, evidence supporting the
amounts and disclosures in the financial statements. An audit also
includes assessing the accounting principles used and significant
estimates made by the management, as well as evaluating the overall
financial statements presentation. In addition, our audit also includes
examination of the Company’s compliance to existing contracts,
aid restrictions, certain articles of the laws, and internal control. We
believe that our audits provide a reasonable basis for our opinion.
Laporan Auditor IndependenIndependent Auditor’s Report
Grant Thornton Hendrawinata
65
2006 Annual Report
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan PT (Persero) Angkasa Pura II tanggal �� Desember 2006,
dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Seperti yang dijelaskan pada catatan �� atas laporan keuangan,
pada tahun 2005 perusahaan telah melakukan penyesuaian pada
penyusutan aktiva tetap tertentu. Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No 25 mensyaratkan perlakuan atas penyesuaian
penyusutan aktiva tetap tertentu tersebut harus diterapkan secara
retrospektif. Untuk tujuan komparatif, laporan keuangan tahun 2006
telah disajikan kembali sesuai dengan penerapan Standar Akuntansi
Keuangan tersebut di atas.
Kepatuhan terhadap perundang-undangan dan pengendalian
intern kami sampaikan secara terpisah kepada Dewan Komisaris dan
Direksi PT (Persero) Angkasa Pura II masing-masing dalam laporan
kami No APII-06/�.�B/UGS/07 dan APII-06/�.�C/UGS/07 tanggal 20
April 2007.
In our opinion, the financial statements referred to above present
fairly, in all material aspects, the financial position of PT (Persero)
Angkasa Pura II as of December ��, 2006, the results of its operations
and its cash flows for the year then ended, in conformity with
generally accepted accounting principles in Indonesia.
As discussed in Note �� to the financial statements, the Company
in 2006 have adjusted the depreciation for certain fixed assets. The
Statements of Financial Accounting Standard (PSAK) No. 25 requires
that adjustments to the depreciation for certain fixed assets should
be implemented retrospectively. For comparison purposes, the
financial statements for the year 2005 have been restated to reflect
the implementation of the above Financial Accounting Standard.
The Company’s compliance to the existing laws and internal control
are submitted to the management of PT (Persero) Angkasa Pura II
separately in our respective reports No. APII-06/�.�B/UGS/07 and
APII-06/�.�C/UGS/07, both dated April 20, 2007.
Drs. Achmad Hidayat Register Negara No. D-2�60
No. Ijin 98.�.0���State Registration No. : D-2�60
License Number 98.�.0���
20 April 2007
Laporan Auditor IndependenIndependent Auditor’s Report
Grant Thornton Hendrawinata
66
Laporan Tahunan 2006
PT (PERSERO) ANGKASA PURA IINERACA31 Desember 2006 dan 2005
PT (PERSERO) ANGKASA PURA IIBALANCE SHEETS
December 31, 2006 and 2005
A K T I V A ASSETS
AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS
Kas dan Setara Kas 2e, � �.0��.9��.9��.0�7 707.0�9.6�2.68� Cash and Cash Equivalents
Surat Berharga 2f, 2q, � 28�.��7.005.285 298.�20.��2.569 Marketable Securities
Piutang Usaha 2g, 2h, 5 280.�27.�0�.��8 257.0��.007.8�2 Accounts Receivable
Piutang Lain-lain 6 ��.809.6�8.250 27.8�2.69�.27� Other Receivable
Persediaan 2i, 7 �6.9�5.�89.�02 �6.2�9.7��.�99 Inventory
Uang Muka Kontrak 8 �.5�5.000.000 5.0�0.050.9�� Advance to Contractors
Biaya Dibayar Dimuka 9 2�.692.258.�0� �6.950.960.065 Prepaid Expenses
Pajak Dibayar Dimuka �0 �0�.905.700.70� 52.2�8.5��.9�� Prepaid Taxes
Pendapatan yang Masih Harus Diterima �� ��8.978.���.887 ��7.�92.088.��� Accrued Revenue
Jumlah Aktiva Lancar 1.906.244.825.683 1.497.878.021.570 Total Current Assets
AKTIVA PAJAK TANGGUHAN �6 6.065.478.439 16.638.201.434 DEFERRED TAX ASSETS
PENYERTAAN 2f, 2q, �2 332.323.471.570 284.675.543.102 INVESTMENT
AKTIVA TETAP 2j, 2k, �� FIXED ASSETS
Harga Perolehan �.69�.�66.597.6�8 �.580.0�0.662.�92 Acquisition Costs
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap (�.58�.058.�06.75�) (�.�9�.957.959.��5) Accumulated Depreciation
Nilai Buku �.���.�08.�90.867 �.�85.052.70�.077 Book Value
Aktiva dalam Konstruksi 97.80�.��6.857 9�.��5.280.5�5 Construction in Progress
Jumlah Aktiva Tetap 3.208.909.337.724 3.279.467.983.612 Total Fixed Assets
AKTIVA LAIN-LAIN OTHER ASSETS
Uang Jaminan �� 2.��2.79�.5�0 2.��2.79�.5�0 Security Deposits
Biaya Ditangguhkan 2m, �� �2.��0.�78.6�8 2�.258.86�.055 Deferred Charges
Aktiva Non Operasional �� 275.677.5��.29� 287.�25.6�5.�28 Non-Operating Assets
Jumlah Aktiva Lain-lain 310.150.814.439 312.727.270.913 Total Other Assets
JUMLAH AKTIVA 5.763.693.927.855 5.391.387.020.631 TOTAL ASSETS
Catatan 2006 2005 Notes (Disajikan kembali) (Restated) Rp Rp
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuanganThe accompanying notes are an integral part of these financial statements
67
2006 Annual Report
PT (PERSERO) ANGKASA PURA IINERACA (Lanjutan)31 Desember 2006 dan 2005
PT (PERSERO) ANGKASA PURA IIBALANCE SHEETS (Continued)
December 31, 2006 and 2005
KEWAJIBAN DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES
Biaya yang Masih Harus Dibayar �5 �28.752.�29.9�7 ���.525.627.0�9 Accrued Expenses
Hutang Pembelian Aktiva Tetap �6 2.8�0.89�.8�0 8.���.�26.�8� Fixed Asset Purchase Payable
Hutang Dana Pensiun �7 �.��7.765.7�6 �.5�6.8�0.�29 Payable to Pension Fund
Hutang Lain-lain �8 92.966.222.672 89.2�9.795.697 Other Payable
Pendapatan Diterima Dimuka �9 25.87�.�27.�87 �8.900.0�7.25� Revenue Collected in Advance
Hutang Pajak 20 ��.�6�.87�.��� ��.2�6.092.��� Taxes Payable
Pinjaman Jangka Panjang yang Current Portion of
Jatuh Tempo � Tahun 2� – 5.97�.�05.68� Long-Term Liabilities
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 288.213.410.486 290.753.894.836 Total Current Liabilities
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG LONG-TERM DEBTS
Hutang Jaminan 22 8.�20.678.575 7.2��.696.578 Accountable Guarantee Payable
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 8.420.678.575 7.231.696.578 Total Long-Term Liabilities
DANA TITIPAN PROGRAM THT 2� 50.317.169.144 40.588.334.721 RETIREE WELFARE PROGRAM FUND
BANTUAN PEMERINTAH YANG BELUM UNSTIPULATED DITENTUKAN STATUSNYA 2� 1.599.101.043.666 1.599.101.043.666 GOVERNMENT’S CONTRIBUTION
EKUITAS EQUITY Modal Saham - modal dasar sebanyak Paid in Capital, �,900,000 shares
7.600.000 saham, ditempatkan dan out of authorized capital of
disetor penuh �.900.000 saham dengan 7,600,000 shares with par value
nilai nominal Rp �.000.000 per saham �, 25 �.900.000.000.000 �.900.000.000.000 of Rp �,000,000 per share
Modal Disetor Lainnya 8�.099.57�.6�� 8�.099.57�.6�� Additional Paid in Capital
Penyertaan Modal Pemerintah ��8.955.0�9.29� ��8.955.0�9.29� Government Contributed Capital
Jumlah Modal 2.100.054.612.937 2.100.054.612.937 Total Paid in Capital
Saldo Laba ��5.269.56�.7�0 �56.95�.286.22� Retained Earnings
Cadangan Umum �.282.��7.�5�.��7 896.70�.�5�.669 General Reserve
Jumlah Ekuitas 3.817.641.625.984 3.453.712.050.830 Total Equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 5.763.693.927.855 5.391.387.020.631 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan 2006 2005 Notes (Disajikan kembali) (Restated) Rp Rp
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuanganThe accompanying notes are an integral part of these financial statements
68
Laporan Tahunan 2006
PT (PERSERO) ANGKASA PURA IILAPORAN LABA RUGIUntuk tahun yang berakhir 31 Desember 2006 dan 2005
PT (PERSERO) ANGKASA PURA IISTATEMENTS OF INCOME
For the year ended December 31, 2006 and 2005
PENDAPATAN USAHA 2b, 26 OPERATING REVENUE
Pendapatan Aeronautika �.�66.828.790.962 �.�6�.�9�.0��.555 Aeronautic
Pendapatan Non Aeronautika �02.9��.977.�65 ��8.988.��6.�87 Non-Aeronautic
Jumlah Pendapatan Usaha 1.869.763.768.427 1.710.379.350.742 Total Operating Revenue
BEBAN USAHA OPERATING EXPENSE
Beban Pegawai 2b, 27 (55�.�92.8�8.005 ) (�60.86�.��9.878 ) Personnel Expense
Beban Pemeliharaan dan Persediaan 2b, 28 (��7.7�7.�6�.2�2 ) (��0.9�7.99�.8�8 ) Maintenance and Inventory Expense
Beban Sewa 2b, 29 (�82.�68.8��.9�9 ) (��5.2�5.�8�.06� ) Rent Expense
Beban Umum dan Aktiva Dibiayakan 2b, �0 (�79.6�6.�7�.056 ) (�65.7�6.8��.��� ) General Expense and Asset Expensed
Beban Piutang Ragu-ragu 2h, �� (2�.28�.26�.��0 ) (28.660.9�8.�68 ) Bad Debts
Beban Penyusutan dan Amortisasi 2h, �2 (2�9.82�.792.9�� ) (�57.20�.55�.�59 ) Depreciation and Amortization
Jumlah Beban Usaha (1.275.433.261.286 ) (1.068.627.158.798 ) Total Operating Expenses
LABA USAHA 594.330.507.141 641.752.191.944 OPERATING INCOME
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN NON-OPERATING INCOME (EXPENSE)
Pendapatan Lain-lain �� ���.76�.6��.6�6 �29.590.855.2�� Non-Operating Income
Beban Lain-lain �� (97.�50.6��.78� ) (�7.502.207.�20 ) Non-Operating Expense
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain 47.612.969.855 92.088.647.921 Total Non-Operating Income
LABA SEBELUM PROFIT BEFORE
POS LUAR BIASA 641.943.476.996 733.840.839.865 EXTRAORDINARY ITEMS
Pos-Pos Luar Biasa �5 (�.�08.9��.��0 ) (99.��9.��5.6�7 ) Extraordinary Items
LABA SEBELUM PAJAK 640.534.565.656 634.391.494.228 PROFIT BEFORE TAX
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK �6 INCOME TAX
Pajak Kini (�9�.8��.�86.265 ) (2��.202.2��.�9� ) Current Income Tax
Pajak Tangguhan (�0.572.722.995 ) (2.�6�.�9�.22� ) Deferred Income Tax
LABA BERSIH 435.148.456.396 417.825.856.610 NET PROFIT AFTER TAX
Catatan 2006 2005 Notes (Disajikan kembali) (Restated) Rp Rp
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuanganThe accompanying notes are an integral part of these financial statements
69
2006 Annual Report
PT (PERSERO) ANGKASA PURA IILAPORAN PERUBAHAN EKUITASUntuk tahun yang berakhir 31 Desember 2006 dan 2005
PT (PERSERO) ANGKASA PURA IISTATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
For the year ended December 31, 2006 and 2005
Saldo per Balance As of 31 Desember 2004 2.100.054.612.937 660.987.768.693 457.298.126.860 3.218.340.508.490 December 31, 2004
Pembagian Laba Perusahaan dari Laba Tahun 2004 Profit Distribution for 2004
Dividen - - (�67.765.000.000) (�67.765.000.000) Dividend
Pembinaan Usaha Kecil Small Scale dan Koperasi (PUKK) - - (�.�9�.��7.000) (�.�9�.��7.000) Business and Cooperations
Bina Lingkungan - - (8.�88.2�5.000) (8.�88.2�5.000) Environmental Development
Tantiem dan Jasa Produksi - - (�.��9.000.000) (�.��9.000.000) Bonus and Tantiem
Cadangan Umum - 2�5.7�5.�82.976 (2�5.7�5.�82.976) - General Reserve
Koreksi Laba Tahun Lalu - - �.2�2.0�7.7�2 �.2�2.0�7.7�2 Correction to Prior Years’ Profit
Laba Tahun Berjalan - - ��7.825.856.6�0 ��7.825.856.6�0 Current Year’s Profit
Saldo per Balance As of 31 Desember 2005 2.100.054.612.937 896.703.151.669 456.954.286.224 3.453.712.050.832 December 31, 2005
Pembagian Laba Perusahaan dari Laba Tahun 2005 Profit Distribution for 2005
Dividen - - (��.��2.6��.000) (��.��2.6��.000) Dividend
Pembinaan Usaha Kecil Small Scale dan Koperasi (PUKK) - - (�.���.26�.000) (�.���.26�.000) Business and Cooperations
Bina Lingkungan - - (�.���.26�.000) (�.���.26�.000) Environmental Development
Tantiem dan Jasa Produksi - - (�.�0�.000.000) (�.�0�.000.000) Bonus and Tantiem
Cadangan Umum - �85.6��.299.668 (�85.6��.299.668) - General Reserve
- �85.6��.299.668 (���.952.�70.668) (56.��8.�7�.000)
Koreksi Laba Tahun Lalu - - (��.880.7�0.2��) (��.880.7�0.2��) Correction to Prior Years’ Profit
Laba Tahun 2006 - - ��5.��8.�56.�96 ��5.��8.�56.�96 Current Year’s Profit 2006
Saldo per Balance As of 31 Desember 2006 2.100.054.612.937 1.282.317.451.337 435.269.561.710 3.817.641.625.984 December 31, 2006
Modal Cadangan Umum Saldo Laba Jumlah Ekuitas Paid in Capital General Reserve Net Profit Total Equity Rp Rp Rp Rp
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuanganThe accompanying notes are an integral part of these financial statements
70
Laporan Tahunan 2006
PT (PERSERO) ANGKASA PURA IILAPORAN ARUS KASUntuk tahun yang berakhir 31 Desember 2006 dan 2005
PT (PERSERO) ANGKASA PURA IISTATEMENTS OF CASH FLOWS
For the year ended December 31, 2006 and 2005
2006 2005 (Disajikan kembali) (Restated) Rp Rp
ARUS KAS DARI KEGIATAN OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Laba Bersih ��5.��8.�56.�96 ��7.825.856.6�0 Net Profit
Ditambah (dikurangi) pos-pos yang tidak mempengaruhi kas : Add / (deduct) items no affecting cash flows :
Beban Penyusutan 209.800.65�.07� �57.20�.55�.�59 Depreciation
Beban Amortisasi �0.02�.��9.8�6 6.5�2.69�.922 Amortization
Pendapatan Bunga (78.928.296.��8 ) (27.�6�.6��.69� ) Interest Income
Beban Bunga �0�.2�2.5�9 9�0.566.895 Interest Expense
(Keuntungan) Kerugian Atas Penjualan Aktiva Tetap (�2�.500.000 ) 826.0�0.5�8 (Gain) / Loss on Sale of Fixed Assets
576.025.695.416 555.942.094.411
Penurunan Investasi Jangka Pendek ��.98�.�07.28� ��2.0�5.�89.569 Decrease of Marketable Securities
Kenaikan Piutang Usaha (2�.28�.�9�.�76 ) (28.67�.���.�99 ) Increase of Account Receivable
Penurunan (Kenaikan) Piutang Lain-lain (�.976.92�.976 ) 56.�20.�78.9�7 Decrease (Increase) of Other Receivable
Kenaikan Persediaan (695.757.90� ) (2.262.50�.076 ) Increase of Inventory
Penurunan Uang Muka Kontrak �85.050.9�� 2.�7�.275.6�� Decrease of Advance to Contractors
Kenaikan Biaya Dibayar Dimuka (6.7��.298.0�8 ) (6.288.62�.7�� ) Increase of Prepaid Expenses
Kenaikan Pajak Dibayar Dimuka (52.657.�56.788 ) (2�.29�.26�.��7 ) Increase of Prepaid Tax
Kenaikan Pendapatan yang Masih Harus Diterima (�.586.�5�.776 ) (�0.977.02�.5�7 ) Increase of Accrued Revenue
Penurunan/(Kenaikan) Aktiva Pajak Tangguhan �0.572.722.995 (�.67�.7�9.0�6 ) Decrease (Increase) of Deferred Tax Assets
(Penurunan)/Kenaikan Biaya yang Masih Harus Dibayar (2.77�.297.��2 ) �2.�2�.576.2�6 (Decrease) Increase of Accrued Expenses
Penurunan Hutang Pembelian Aktiva Tetap (5.520.5�2.6�� ) (909.90�.5�� ) Decrease of Payable for Fixed Assets Procurement
Penurunan Hutang Dana Pensiun (�89.0��.6�� ) (�0.85�.65�.598 ) Decrease of Payable to Pension Fund
Kenaikan Dana Titipan Program THT 9.728.8��.�2� 6.8��.��6.6�� Increase of Retire Welfare Program Fund
Kenaikan Hutang Lain-lain �.726.�26.975 �9.8�0.�66.9�� Increase of Other Payable
Kenaikan Pendapatan Diterima Dimuka 6.97�.289.9�6 �.978.�79.��8 Increase of Revenue Collected in Advance
Kenaikan Hutang Pajak �.2�8.778.79� �.�69.662.5�9 Increase of Tax Payable
Penurunan Hutang JK Panjang JT satu tahun (5.97�.�05.68� ) (5.��7.9�0.007 ) Decrease of Current Portion of Long-Term Debts
Kas yang Berasal Aktifitas Operasi Cash Generated from Operating Activities
Penerimaan Bunga 78.928.296.��8 27.�6�.6��.69� Interest Receipt
Pembayaran Bunga (�0�.2�2.5�9 ) (9�0.566.895 ) Interest Payment
Jumlah Arus Kas Bersih dari Kegiatan Operasi 599.138.296.624 723.841.028.675 Net Cash Provided by Operating Activities
ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Kenaikan Penyertaan (�7.6�7.928.�68 ) (�.8�6.808.�66 ) Increase of Investment
Kenaikan Aktiva Tetap (��5.7�2.6�0.86� ) (�.6�2.060.05�.��8 ) Increase of Fixed Assets
Kenaikan Aktiva Dalam Konstruksi (�.�85.866.�22 ) (60.�66.977.802 ) Increase of Construction in Progress
Kenaikan Jaminan Listrik - �0.685.�7� Decrease of Electricity Security Deposits
Kenaikan Biaya Ditangguhkan (8.87�.6�7.56� ) (7.9�6.5�9.296 ) Increase of Deferred Charges
Kenaikan Aktiva Non Operasional ��.��8.07�.0�7 9.779.0�5.�68 Decrease of Non-Operating Assets
Jumlah Arus Kas Bersih dari Kegiatan Investasi (184.189.979.179 ) (1.704.500.688.461 ) Net Cash Used in Investing Activities
ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Kenaikan Hutang Jaminan yang Akan Diperhitungkan �.�88.98�.997 2.6�7.�88.299 Increase of Accountable Guarantee Payable
Penurunan Pinjaman Luar Negeri - (5.6�6.0�8.�95 ) Decrease of Off-Shore Loans
Penurunan Cadangan Umum (8�.2��.02�.088 ) (�8�.9�7.8�0.�68 ) Decrease of General Reserves
Kenaikan BPYBDS - �.528.06�.�00.5�� Increase of Unstipulated Government’s Contribution
Net Cash Flows Provided by/(used in)
Jumlah Arus Kas Bersih dari Kegiatan Pendanaan (80.054.039.091 ) 1.343.116.659.849 Financing Activities
NET INCREASE IN
KENAIKAN (PENURUNAN) KAS BERSIH 334.894.278.354 362.457.000.064 CASH AND CASH EQUIVALENTS
Saldo Kas dan Setara Kas Awal Tahun 707.0�9.6�2.68� ���.562.6�2.6�9 Cash and Cash Equivalents at Beginning of The Year
CASH AND CASH EQUIVALENTS
SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 1.041.913.911.037 707.019.632.683 AT END OF YEAR