learning by discovery ppt
TRANSCRIPT
LEARNING BY DISCOVERY(DISCOVERY LEARNING)
KELOMPOK : IIINURMIRANTI IPASURATNI HI. DIKIRJUNIAWANTI MAHMUD
Konsep Dasar Discovery Learning
Belajar penemuan (Discovery Learning) merupakan salah satu
model pembelajaran kognitif yang dikembangkan oleh Bruner.
Discovery Learning menurut Bruner (Bahm dalam Mawaddah,
Kartono dan Suvitno, 2015: 12) adalah aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran, siswa mengkontruksi pengetahuan
berdasarkan informasi baru dan dari data yang mereka
kumpulkan dalam lingkungan belajar yang eksploratif
Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan
sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila siswa tidak
disajikan dengan materi pelajaran dalam bentuk utuh, tetapi
diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru
berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat
guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar siswa sesuai dengan tujuan (Sinambela P N, 2013: 21)
Model Discovery Learning merupakan suatu cara mengajar
yang melibatkan siswa dapat proses kegiatan mental melalui
tukar pendapat, dengan diskusi seminar, membaca sendiri
dan mencoba sendiri agar anak dapat belajar sendiri.
Dengan menggunakan model ini, siswa dapat dilibatkan
dalam proses kegiatan mental sehingga siswa lebih
bersemangat dan antusias untuk belajar serta kemungkinan
hasil belajar siswa meningkat itu tinggi (Sinatra Y, 2012: 2)
Langkah – Langkah Pembelajaran DISCOVERY LEARNING
Depdikbud (Sinambela P N, 2013: 21-22)
tahapan dalam pembelajaran yang
menerapkan Discovery Learning ada 6, yakni:
1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Tahap awal dalam pembelajaran ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak member generalisasi, agar timbul keinginan dari siswa untuk menyelidiki sendiri. Selain itu guru sebagai fasilitator memulai pembelajarannya dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
2. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)Tahap kedua dari pembelajaran ini adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin kejadian-kejadian dari masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
3. Data collection (Pengumpulan Data)Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca sumber belajar, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan kegiatan lainnya yang relevan.
4. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah, pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
5. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan sebelumnya dengan beberapa fenomena yang sudah diketahui, dihubungkan dengan hasil data processing. Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.