makalah farmakologi

59
BAB II PEMBAHASAN A. Proses perjalanan makanan didalam tubuh manusia Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam proses pencernaan makanan. Fungsi utama mulut adalah untuk menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat menghaluskan makanan karena di dalam mulut terdapat gigi dan lidah. Gigi berfungsi menghancurkan makanan. Adapun fungsi lidah adalah membolak-balikan makanan sehingga semua makanan dihancurkan secara merata. Selain itu, lidah berfungsi membantu menelan makanan. Gigi dan lidah termasuk alat pemroses pencernaan secara mekanis. Selain mencerna makanan secara mekanis, di mulut juga terjadi pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara kimiawi dimungkinkan karena kelenjar air liur menghasilkan ludah yang mengandung air, lendir, dan enzim ptialin. Air dan lendir berguna untuk melumasi rongga mulut dan membantu proses menelan. Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37 o C.

Upload: dudi-nurmalik

Post on 23-Jan-2016

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yosh

TRANSCRIPT

Page 1: makalah farmakologi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses perjalanan makanan didalam tubuh manusia

Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Mulut merupakan organ pencernaan

yang pertama bertugas dalam proses pencernaan makanan. Fungsi utama mulut adalah

untuk menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan ke

dalam perut. Mulut dapat menghaluskan makanan karena di dalam mulut terdapat gigi

dan lidah. Gigi berfungsi menghancurkan makanan. Adapun fungsi lidah adalah

membolak-balikan makanan sehingga semua makanan dihancurkan secara merata. Selain

itu, lidah berfungsi membantu menelan makanan. Gigi dan lidah termasuk alat pemroses

pencernaan secara mekanis.

Selain mencerna makanan secara mekanis, di mulut juga terjadi pencernaan secara

kimiawi. Pencernaan secara kimiawi dimungkinkan karena kelenjar air liur menghasilkan

ludah yang mengandung air, lendir, dan enzim ptialin. Air dan lendir berguna untuk

melumasi rongga mulut dan membantu proses menelan. Enzim ptialin berfungsi

mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi

gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya.

Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.

Setelah dikunyah di mulut, makanan ditelan agar masuk ke lambung melalui suatu

saluran yang disebut kerongkongan. Kerongkongan atau esofagus berfungsi menyalurkan

makanan dari mulut ke lambung. Di dalam leher sesungguhnya terdapat dua saluran, yaitu

kerongkongan (letaknya di belakang) dan tenggorokan atau trakea (letaknya di depan).

Kerongkongan merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan antara mulut dengan

lambung. Tenggorokan merupakan saluran pernapasan yang menghubungkan antara

rongga mulut dengan paru-paru. Oleh karena itu, di bagian dalam mulut terdapat

persimpangan dua saluran yang dijaga oleh sebuah klep yang disebut epiglotis. Pada

waktu bernapas, klep tersebut membuka sehingga udara dapat masuk ke tenggorokan.

Sewaktu menelan makanan, klep tersebut akan menutup tenggorokan sehingga makanan

tidak masuk ke tenggorokan. Jadi, klep tersebut berfungsi menjaga kerja antara

kerongkongan dan tenggorokan agar proses pencernaan dan pernapasan dapat berjalan

Page 2: makalah farmakologi

dengan lancar. Pada saat melewati kerongkongan, makanan didorong masuk ke lambung

oleh adanya gerak peristaltik otot-otot kerongkongan. Hal ini dikarenakan dinding

kerongkongan tersusun atas otot polos yang melingkar dan memanjang serta berkontraksi

secara bergantian. Akibatnya, makanan berangsur-angsur terdorong masuk ke lambung.

Di kerongkongan makanan hanya lewat saja dan tidak mengalami pencernaan.

Setelah makanan melewati kerongkongan, makanan akan masuk ke lambung.

Lambung merupakan alat pencernaan yang berbentuk kantung. Dinding lambung tersusun

dari otot-otot yang memanjang, melingkar, dan menyerong. Hal ini memungkinkan

makanan yang masuk ke dalam lambung dibolak-balik dan diremas lagi sehingga menjadi

lebih halus. Makanan yang dikunyah di mulut belumlah cukup halus. Oleh karena itu,

perlu dihaluskan lagi di lambung. Agar lambung tidak bekerja terlalu berat, sebaiknya

saat mengunyah makanan sampai benar-benar halus sebelum menelannya. Selain

mencerna makanan secara mekanis, lambung juga mencerna makanan secara kimiawi. Di

lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim

sebagai berikut:

Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya

dimiliki oleh bayi.

Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.

HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.

Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan

kolesistokinin pada usus halus.

Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun

lipase yang dihasilkan sangat sedikit.

Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam,

setelah dicerna di lambung makanan akan masuk ke usus halus. Usus halus terdiri atas

tiga bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus

penyerapan (ileum). Usus dua belas jari dan usus kosong berperan penting dalam

pencernaan makanan secara kimiawi. Di usus dua belas jari ini kantong empedu dan

pankreas mengeluarkan cairan pencernaannya. Empedu yang dihasilkan oleh kantong

empedu akan berperan dalam pencernaan lemak dengan cara mengemulsikan lemak

sehingga dapat dicerna lebih lanjut. Cairan pankreas mengandung enzim-enzim

pencernaan penting, yaitu sebagai berikut :

Page 3: makalah farmakologi

Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih

sederhana (maltosa).

Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Tripsinogen. Akan diaktifkan oleh enzim enterokinase dan diaktifkan menjadi tripsin,

yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino

yang siap diserap oleh usus halus.

Pencernaan makanan berakhir di ileum. Di sini makanan yang telah dicerna akan

diserap dinding ileum. Glukosa, asam amino, mineral, dan vitamin akan diserap melalui

pembuluh darah dinding ileum. Adapun asam lemak dan gliserol akan diserap melalui

pembuluh getah bening. Pembuluh getah bening ini pada akhirnya akan bermuara pada

pembuluh darah sehingga sari-sari makanan dapat diedarkan ke seluruh tubuh.

Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di

dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus

dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu

(bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna

kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati.

Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu memberikan ciri

warna cokelat pada feses.

Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir

akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri

Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi

feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K.

Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus

besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar

air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari

usus besar.

Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini

dinamakan defekasi dan dilakukan dengan sadar.

Page 4: makalah farmakologi

Gambar 1. Proses pencernaan makanan

B. Enzim-enzim yang berperan dalam proses pencernaan manusia

Mulut

Rongga mulut atau mulut mengandung kelenjar ludah yang mengeluarkan berbagai

enzim untuk membantu langkah pertama dari metabolisme makanan. Kelenjar ludah

mengeluarkan enzim lisozim yang memiliki aksi antibakteri. Enzim-enzim yang

disekresi oleh mulut terutama memberikan perlindungan terhadap bakteri. Betaine

membantu menjaga keseimbangan cairan di dalam mulut. Daftar enzim pencernaan

disekresi oleh rongga mulut yang disebutkan dalam tabel.

Amilase : Mengubah pati menjadi gula larut

Betaine : Menjaga keseimbangan cairan sel sebagai osmolytes

Bromelain : Agen anti-inflamasi, tenderizes daging

Lambung

Enzim-enzim yang dikeluarkan oleh lambung dikenal sebagai enzim lambung.

Mereka bertanggung jawab untuk mogok makromolekul kompleks seperti protein dan

lemak menjadi senyawa sederhana. Pepsinogen adalah enzim utama perut dan bentuk

aktifnya adalah pepsin. Lambung mengeluarkan asam klorida yang membunuh bakteri

dan kuman dan menyediakan lingkungan asam untuk aktivitas enzimatik tepat enzim

protease. Daftar enzim pencernaan disekresi oleh lambung yang disebutkan di bawah.

Pepsin : Menyederhanakan protein menjadi peptida kecil

Page 5: makalah farmakologi

Amilase : Degradasi pati

Gelatinase : Degradasi gelatin dan kolagen hadir sebagai proteoglikan

dalam daging

Rennin : Konversi susu cair untuk partikel padat

lipase lambung : Degradasi lemak mentega

Pankreas

Pankreas adalah gudang enzim pencernaan dan merupakan kelenjar pencernaan

utama tubuh kita. Enzim-enzim pencernaan karbohidrat kerusakan pankreas dan

molekul pati menjadi gula sederhana. Mereka juga mengeluarkan kelompok enzim

yang membantu dalam degradasi asam nukleat. Ini berfungsi baik sebagai endokrin

dan kelenjar eksokrin. Enzim-enzim pencernaan disekresi oleh pankreas yang

tercantum dalam tabel.

Lipase pankreas : mendegradasi trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol

Phospholipase : menghidrolisis fosfolipid menjadi asam lemak dan zat

lipofilik

Tripsin : Mengkonversi protein menjadi asam amino dasar

Steapsin : Perincian trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak

Chymotrypsin : Mengkonversi protein menjadi asam amino aromatik

Carboxypeptidase : Degradasi protein menjadi asam amino

Pankreas amilase : Degradasi karbohidrat menjadi gula sederhana

Elastases : Turunkan protein elastin

Nucleases : Konversi asam nukleat nukleotida dan nukleosida

Usus Kecil

Langkah terakhir pencernaan dilakukan oleh usus kecil. Ini berisi sekelompok

enzim yang rinciannya produk tercerna oleh pankreas. Ini terjadi sesaat sebelum

ekskresi. Makanan akan dikonversi menjadi bentuk semi-padat dengan aktivitas

enzim hadir dalam duodenum, jejunum, dan ileum. Enzim berfungsi di bagian sistem

pencernaan yang disebutkan di bawah.

Sukrase : Mengkonversi sukrosa disakarida dan monosakarida

Page 6: makalah farmakologi

Maltase : Mengkonversi  maltosa menjadi glukosa

Laktase : Mengkonversi  laktosa menjadi glukosa dan galaktosa

Isomaltase : Mengkonversi maltosa untuk isomaltose

Saluran Pencernaan Nama enzim dan fungsinya

Mulut(Kelenjar

Ludah/ Saliva)

Enzim Ptialin : (Amilase) berfungsi Memecah pati menjadi Maltosa

Enzim Betaine: Menjaga keseimbangan cairan sel sebagai

osmolytes

Enzim Bromelain agen anti-inflamasi, tenderizes daging

Lambung (Kelenjar

Lambung)

1.   Enzim Renin berfungsi mengubah kaseinogen menjadi kasein

2.   Enzim Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi proteosa,

pepton dan polipeptida

Pankreas (Saluran

Pankreas)

1.   Enzim Amilase Pankreas berfungsi untuk mencerna amilum

menjadi maltosa atau disakarida lainnya.

2.   Enzim Lipase Pankreas berfungsi mengubah emulsi lemak menjadi

asam lemak dan gliserol.

3.   Enzim Tripsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi

polipeptida

Usus (Kelenjar Usus)1.   Enzim Enterokinase (enzim khusus) berfungsi untuk

mengubahTripsinogen menjadi Tripsin yang digunakan dalam

saluran pangkreas

2.   Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi

Glukosa

3.   Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi

Glukosa dan Galaktosa

4.   Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi

Glukosa dan Fruktosa

5.   Enzim Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi

Page 7: makalah farmakologi

asam amino

6.   Enzim Lipase berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam

lemak dan Gliserol

Tabel 1. Tabel enzim yang berperan dalam sistem pencernaan manusia

C. Penyakit yang berada pada saluran pencernaan

Sistem pencernaan sangat penting dalam menunjang kesehatan. Sistem

pencernaan memroses apa yang kita makan dan minum untuk memenuhi kebutuhan

tubuh akan nutrisi dan energi untuk berfungsi dengan baik. Sistem pencernaan

meliputi mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar hingga anus. Saat ini

penyakit pada sistem pencernaan sangat umum dijumpai. Gaya hidup modern

merupakan salah satu penyebab maraknya penyakit sistem pencernaan. Konsumsi

makanan berkalori tinggi seperti junk food dan konsumsi alkohol dengan sedikit

asupan serat, sayuran dan buah meningkatkan resiko penyakit sistem pencernaan.

Tubuh yang sehat tergantung dari fungsi sistem pencernaan yang baik.

Tukak lambung

Gambar 2. Tukak lambung

Gejala Tukak Lambung bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada orang yang

mempunyai pola makan yang tidak sehat dan sering terlambat makan. Selain itu orang

yang terbiasa makan makanan yang terlalu pedas, juga bisa terjangkit gejala tukak

lambung.

Page 8: makalah farmakologi

Lambung adalah salah satu bagian dari alat pencernaan, merupakan organ berotot

yang berongga dan mempunyai dua lubang, yaitu satu lubang berupa pintu masuk dari

esofagus dan satu lagi merupakan pintu keluar menuju usus kecil.

Fungsi lambung antara lain yaitu untuk menyimpan makanan untuk sementara,

mencampur dan membantu mencerna makanan dengan bantuan sekresi-sekresi

lambung dan asam hidroklorida, dan mengkontraksi makanan ke dalam usus kecil.

Jika fungsi lambung ini tidak berjalan dengan baik, kemungkinan diakibatkan oleh

adanya gejala tukak lambung.

Tukak lambung atau gastritis, atau lebih dikenal juga dengan penyakit maag

merupakan suatu gangguan pencernaan yang umum terjadi. Pada penyakit ini terjadi

suatu iritasi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga menjadi merah,

bengkak, berdarah dan luka yang sebelumnya diawali dulu dengan adanya gejala

tukak lambung. Tukak lambung dapat berupa serangan akut atau gangguan kronis.

Serangan akut terjadi mendadak misalnya setelah minum alkohol, kopi, makanan

berbumbu banyak atau yang susah dicerna.

Pada umumnya gejala tukak lambung dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut

ini :

Terlalu banyak makanan yang mengiritasi lambung, seperti yang pedas, asam,

minuman beralkohol,

Obat-obatan seperti aspirin (dosis tinggi), kortison, kafein, kortikosteroid.

Adanya stress dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang.

Adanya asam lambung yang berlebihan.

Waktu makan yang tidak teratur, sering terlambat makan, atau makan berlebihan

Tertelannya substansi/zat yang korosif, seperti alkali, asam kuat, cairan pembersih

kimiawi, dan lain-lain.

Infeksi bakteri

Adapun gejala tukak lambung pada umumnya berupa :

Mual dan sering muntah agak asam. Pada kondisi berat lambung mungkin dapat

mengelupas sehingga mengakibatkan muntah darah

Page 9: makalah farmakologi

Perut terasa nyeri, pedih, kembung dan sesak (sebah) pada bagian atas perut.

Napsu makan menurun drastis, wajah pucat, keringat dingin, pusing.

Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar

Sulit tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut sebelah atas (ulu hati).

Pada tukak lambung kronis, gejala yang ditunjukan lebih ringan, seringkali gejala

tukak lambung menjadi samar, seperti tidak toleran terhadap makanan pedas atau

berlemak atau nyeri ringan yang akan hilang setelah makan.

Diare

Gambar 3. Mekanisme diare

Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris =

diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana tinja atau feses berubah menjadi lembek

atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam.

Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose),

kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu. Biasanya disertai sakit

perut dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan

tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang

melebihi 200 gram per hari.

Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan

dapat menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.

Page 10: makalah farmakologi

Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar.

Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur

dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan

sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang

lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan

tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.

Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali

akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan

mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus

umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang

sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat

mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.

Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau

botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn.

Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala

umum radang usus buntu.

Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama

dalam eseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol

lebih baik makan terlebih dahulu.

Kondisi cuaca yang tidak stabil, sanitasi tempat pengungsian yang buruk serta

kondisi rumah yang masih kotor terkena genangan air, juga sulitnya mendapat air

bersih menyebabkan mudahnya terjadi wabah diare setelah banjir. Penyakit diare

yang terlihat ringan justru bisa membahayakan jiwa, karena saat tubuh kekurangan

cairan, maka semua organ akan mengalami gangguan. Diare akan semakin berbahaya

jika terjadi pada anak-anak.

Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai

dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala

lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut sering berbunyi.

Page 11: makalah farmakologi

Sembelit

Gambar 4. Sembelit

Konstipasi atau sering disebut sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan

di mana seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan

tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat

menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat

disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan

kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya.

Konstipasi atau sembelit adalah keluhan pada sistem pencernaan yang paling

umum dan banyak ditemui di masyarakat luas termasuk di sekitar kita. Bahkan

diperkirakan sekitar 80% manusia pernah mengalami konstipasi atau sembelit.

Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita antara lain:

Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi.

Menderita panas dalam.

Stres atau depresi dan aktivitas yang cukup padat.

Pengaruh hormon dalam tubuh (misalnya dalam masa menstruasi atau kehamilan).

Usus kurang elastis (biasanya karena sedang dalam masa kehamilan atau usia

lanjut).

Kelainan anatomis pada sistem pencernaan.

Gaya hidup dan pola makan yang kurang teratur (seperti diet yang buruk).

Efek samping akibat meminum obat yang mengandung banyak kalsium atau

alumunium (misalnya obat antidiare, analgesik, dan antasida).

Page 12: makalah farmakologi

Kekurangan asupan vitamin C dan kekurangan makanan berserat.

Merupakan gejala penyakit (misalnya tifus dan hernia).

Sering menahan rangsangan untuk buang air besar dalam jangka waktu yang lama.

Emosi, karena orang yang emosi atau cemas ususnya kejang, sehigga pertaltik

usus terhenti dan usus besar menyerap kembali cairan feses. Akibatnya feses

menjadi semakin keras.

Jarang atau kurang berolahraga.

Kelebihan konsumsi serat.

Kelebihan memakan daging. Terutama daging merah karena sulit dicerna dan

memiliki banyak zat besi. Besi adalah zat yang membuat pengerasan tinja,

membuatnya berwarna gelap dan hitam.

Dari penyalahgunaan obat, seperti obat laksatif. Sebagai contoh, pemakaian

pencahar berguna untuk melancarkan gerakan peristaltik. Lama-kelamaan usus

menjadi terbiasa dan bergantung pada obat tersebut, mengakibatkan reaksi usus

menjadi lamban, dan menghambat gerak peristaltik mandiri usus.

Makanan beku menghemat waktu dan energi tetapi menyebabkan banyak masalah

kesehatan. Makanan beku memiliki serat yang sangat rendah dan banyak

pengawet yang dapat mengganggu gerakan usus. Seperti es krim yang hampir tak

mengandung serat sehingga tidak dapat membantu mengatur pergerakan usus

ditambah lagi dengan kandungan gula dan susu di dalamnya dapat mengeraskan

tinja.

Memakan buah atau sayuran tertentu yang dapat memadatkan kotoran secara

alami secara berlebihan seperti pisang.

Gejala dan tanda akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain,

karena pola makan, hormon,gaya hidup dan bentuk usus besar setiap orang berbeda-

beda, tetapi biasanya gejala dan tanda yang umum ditemukan pada sebagian besar

atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai berikut:

Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja (jika

tinja sudah tertumpuk sekitar 1 minggu atau lebih, perut penderita dapat terlihat

seperti sedang hamil).

Page 13: makalah farmakologi

Tinja menjadi lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, jumlahnya lebih sedikit

daripada biasanya (kurang dari 30 gram), dan bahkan dapat berbentuk bulat-bulat

kecil bila sudah parah.

Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang-kadang

harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat

mengeluarkan tinja (bahkan sampai mengalami ambeien dan berkeringat dingin).

Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.

Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit akibat

bergesekan dengan tinja yang panas dan keras.

Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk daripada biasanya

(bahkan terkadang penderita akan kesulitan atau sama sekali tidak bisa buang

angin).

Menurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu transit buang air

besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih).

Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.

Sakit punggung bila tinja yang tertumpuk cukup banyak.

Bau mulut.

Sedangkan untuk gejala psikologis yang dapat terjadi pada para penderita konstipasi

antara lain:

Kurang percaya diri

Lebih suka menyendiri atau menjauhkan diri dari orang sekitar.

Tetap merasa lapar tapi ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi ketika hamil

perut akan terasa mulas) karena ruang dalam perut berkurang.

Emosi meningkat dengan cepat.

Sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stres sehingga

rentan sakit kepala atau bahkan demam.

Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas

mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk.

Kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas.

Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi tubuh terasa terbebani yang

mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun.

Nafsu makan dapat menurun.

Page 14: makalah farmakologi

Cacingan

Gambar 5. Siklus cacingan

Cacingan bisa saja terjadi pada orang dewasa, namun kecenderungannya lebih banyak

terjadi pada anak-anak karena anak-anak lebih sulit untuk menjaga kebersihan

terutama pada saat mereka bermain. Kurangnya pemahaman dan kesadaran akan

manfaat kebersihan membuat anak tidak perduli dengan kebersihan mereka di tambah

sikap orang tua yang juga menganggapnya sepele bisa membuat tingkat kejadian

cacingan pada anak menjadi lebih besar. Ini sangat berbeda jauh dengan orang tua

yang sudah paham dan sadar akan kebersihan, sehingga bilapun ada orang dewasa

yang cacingan, jumlahnya sangat minim. Ciri-ciri orang yang cacingan yaitu:

Berdasarkan jenis cacing yang menginfeksinya:

Cacing kremi : Gejalanya adalah rasa gatal di sekitar daerah anus atau vulva

(kemaluan wanita). Gejala ini akan memburuk di malam hari ketika cacing kremi

biasanya akan keluar dari permukaan tubuh untuk menaruh telurnya di sekitar

anus/vulva. Cacing juga biasanya dapat terlihat di feses.

Cacing gelang : Biasanya tidak menimbulkan gejala, meskipun untuk jenis

toxocara canis dapat menyebabkan masalah penglihatan apabila terdapat di mata

karena menimbulkan radang & luka pada retina mata. Cacing gelang ini juga

dapat berpindah ke bagian paru-paru menyebabkan timbulnya batuk & asma, serta

menimbulkan bengkak di organ tubuh lain.

Page 15: makalah farmakologi

Cacing pita : Dapat menimbulkan rasa sakit di daerah perut. Cacing pita dapat

menutupi daerah otot, kulit, jantung, mata & otak.

Gejala yang bisa dilihat secara umum

Wajah agak pucat, lesu dan kurang bergairah

Kurus dan perut agak buncit

Berat badan tidak naik-naik meski nafsu makan tidak berkurang

Pada anak(bayi) tampak gelisah dimalam hari dan sering-garuk pantat (bagian

anus)

Sering mengalami gangguan lambung, mulas, diare atau sulit buang air besar

(seperti gejala penyakit maag)

Suka batuk

Dan lain-lain.

Apabila terjadi infeksi yang lebih lanjut menunjukkan cacing sudah berpindah tempat

dari usus ke organ lain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat

timbul gejala :

Demam

Adanya benjolan di organ/jaringan tersebut

Dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing

Infeksi bakteri

Kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena

Page 16: makalah farmakologi

Amoebiasis

Gambar 6. Tahapan amoebiasis

Amebiasis adalah penyakit infeksi usus besar yang disebakan oleh Entamoeba

histolytica, dengan atau tanpa gejala penyakit (yang paling sering adalah infeksi tanpa

gejala penyakit). Penderita ini disebut carrier.

Entamoeba histolytica merupakan satu-satunya protozoa yang dapat

mengakibatkan penyakit pada manusia,. Ada 2 macam bentuk amoeba yaitu, bentuk

trofozoit yang dapat bergerak dan bentuk kista.

Bentuk trofozoit ada 2 macam; trofozoit komensal dan trofozoit pathogen.

Trofozoit komensal dapat dijumpai dalam lumen usus tanpa menyebakan gejala

penyakit. Bila penderita mengalami diare maka trofozoit akan keluar bersama tinja.

Trofozoit pathogen dapat dijumpai dalam lumen dan dinding usus maupun di luar

usus, dapat menyebabkan gejala disentri, diameternya lebih besar dari trofozoit

komensal, mengandung beberapa eritrosit didalamnya. Trofizoit ini bertanggung

jawab terhadap timbulnya gejala penyakit, namun cepat mati apabila berada di luar

tubuh manusia.

Bentuk kista ada 2 ; kista muda dan kista dewasa, kista muda berinti 1,

mengandung satu gelembung glikogen dan badan-badan kromatoid yang berbentuk

batang berujung tumpul. Kista dewasa berinti empat. Kista hanya terbentuk dan

dijumpai di lumen usus.

Kebanyakan penderita, terutama yang tinggal di daerah beriklim sedang tidak

menunjukan gejala. Kadang-kadang gejalanya samar-samar, sehingga hampir tidak

diketahui. Gejalanya bisa berupa diare yang hilang-timbul dan sembelit, banyak

Page 17: makalah farmakologi

buang gas (flatulensi) dan kram perut. Bila disentuh, perut akan terasa nyeri dan tinja

bisa mengandung darah serta lendir. Bisa terjadi demam ringan dan sering terjadi

penurunan berat badan dan anemia.

Bila trofozoit menyusup ke dalam dinding usus, maka akan terbentuk suatu

benjolan besar (ameboma). Ameboma bisa menyumbat usus dan sering disalah

artikan sebagai kanker. Kadang trofozoit menyebabkan lubang pada dinding usus.

Jika isi usus sampai keluar ke rongga perut, maka akan terjadi nyeri perut yang hebat

dan infeksi perut (peritonitis).

Invasi trofozoit kedalam usus buntu dan sekelilingnya bisa menyebabkan

apendisitis (peradangan usus buntu) ringan. Pembedahan yang dilakukan untuk

mengatasi apendisitis bisa menyebabkan trofozoit keseluruh perut. Oleh karena itu,

pembedahan perlu ditunda sampai 48-72 jam untuk memberikan obat-obatan untuk

membunuh trofozoit.

Di dalam hati, bisa terbentuk suatu abses yang berisi trofozoit. Keadaan ini

menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman didaerah hati, demam yang hilang-timbul,

berkeringat, menggigil, mual muntah, kelemahan, penurunan berat badan yang

kadang sakit kuning ringan.

D. Obat Saluran Pencernaan

Obat Tukak Lambung

Obat tukak lambung terdiri dari : a. Antasid

b. Obat penghambat sekresi asam lambung

c. Obat yang meningkatkan pertahanan mukosa lambung

Antasida

Antasid ialah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna

menghilangkan nyeri tukak peptik. Antasid tidak mengurangi volume HCl yang

dikeluarkan lambung, tetapi peninggian pH akan menurunkan aktivitas pepsin.

Mula kerja antasid sangat bergantung pada kelarutan an kecepatan netralisasi

asam, sedangkan kecepatan pengosongan lambung sangat menentukan hasil

kerjanya. Antasid dibagi menjadi dua golongan yaitu antasid sistemik dan antasid

non-sistemik. Antasid sistemik diabsorpsi dalam usus halus sehingga

menyebabkan urine menyebabkan bersifat alkalis. Sedangkan antasid non

Page 18: makalah farmakologi

sistemik tidak di absorpsi dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis

metabolik.

SEDIAAN ANTASID

Nama Obat Bentuk

sediaan dan

dosis

Indikasi Efek samping

Natrium

bikarbonat

Tablet 500

mg

Dosis : 1-4

gr/hari

Digunakan

untuk

mengobati

asidosis

sistemik,

untuk

membuat urin

alkali,

mengatasi

pruritus pada

penggunaan

lokal

Alkalosis sistemik,

edema perporasi

lambung

Alumunium

hidroksida

Tablet

suspensi 4%

Dosis

tunggal 0,6

gr

Masa kerja

sebagai

antasid lama,

mempunya

sifat astringen

dan

demulsen.

Dapat

digunakan

untuk

mengobati

nefrolitiasis

fosfat.

Ekskresi Al-Fosfat

melalui tinja meningkat,

menimbulkan sindroma

deplesi fosfat.

Menyebabkan

konstipasi, mual, dan

muntah serta obstruksi

usus.

Alumunium Suspensi 4- Konstipasi

Page 19: makalah farmakologi

fosfat 5% dosisnya

15-45 ml

Al-karbonat

basa

Suspensi

berisi 5%

Al2O3 dan

2,4% CO2

Dosis : 8 ml

Sifat

farmakologi

sama seperti

alumunium

hidroksida. 1

ml suspensi

dapat

menetralkan

1,2-1,5 mEq

asam

konstipasi

Al-natrium

dihidroksi-

karbonat

Tablet : 300

mg

Dosis : 300-

600 mg

Kombinasi

antara

NaHCO3 dan

alumunium

hidroksida

Konstipasi

Kalsium

karbonat

Dosis : 2-

3g/hari

Tablet : 0,5

– 0,6 g

Mula kerja

cepat, massa

kerja panjang

Fenomen acid rebound,

tinja menjadi keras,

konstipasi, kerusakan

ginjal, hiperkalsemia,

alkalosis, millik alkali

sindrom

Magnesium

karbonat

Dosis : 0,6 –

2g/hari

Efeknya lebih

lambat

daripada

kalsium

karbonat.

Kebutuhan

nya lebih

besar

daripada

kalsium

Diare

Page 20: makalah farmakologi

karbonat

Magnesium

hidroksida

Suspensi

susu

magnesium

7 – 8%

Dosisi: 5 –

30ml

Tablet :325

mg

Kerjanya

lama, efek

netralisasinya

lengkap. Ion

magnesium

yang

diabsorpsi

akan

menyebabkan

efek sistemik.

Urin menjadi

alakalis

Diare (bersifat katartik),

ion magnesium yang

diserap akan

menyebabkan kelainan

neuromuskular

Magnesium

trisilikat

Tablet :

500mg

Dosis : 1 -4

g/hari

SiO2 yang

terjadi dapat

melapisi dan

melindungi

ulkus.

Kerjanya

lambat.

Sebagai

adsorben

pada

keracunan

oral.

Diare, siliceous

nephroliths

Obat Penghambat Sekresi Asam Lambung

Obat ini di indikasikan untuk tukak peptid karena dapat menghambat sekresi

asam lambung yaitu antihistamin H2, anti muskarinik, penghambat pompa proton

dan misoprostol. Penghambat pompa proton dapat dikatakan bekerja lokal.

Penghambat pompa proton (PPI), merupakan penghambat sekresi asam lambung

lebih kuat dari AH2. Obat ini bekerja diproses terakhir produksi asam lambung, lebih

distal dari AMP.

Page 21: makalah farmakologi

Indikasi penghambat pompa proton = AH2 yaitu pada penyakit peptik. Terhadap

sindrom zollinger – ellison, obat ini dapat menekan produksi asam lambung lebih

baik dari AH2 pada dosis yang efek samping nya tidak terlalu mengganggu.

Efeksamping yang umum terjadi adalah, mual, nyeri perut, konstipasi, flatulence,

dan diare. Dilaporkan pula terjadi myopati subakut, artralgia, sakit kepala dan ruam

kulit.

Interaksi obat. PPI dapat mempengaruhi eliminasi beberapa obat yang

mempunyai jalur metabolisme yang sama dengannya antara lain : warfarin

(Esomeprazol, lansoprazol, omefrazol, dan rabefrazol), diazepam (essomefrazol,

omefrazol) dan siklosforin ( omefrazol, dan rabefrazol). Omefrazol merupakan obat

yang dapat menghambat aktifitas enzim CYP2C19 dalam PPI.

Dosis pada obat – obat penghambat sekresi asam lambung :

Obat Dosis lazim untuk peptic

user/GERD

Omeprazol 20 – 40 mg 1 x sehari

Essomeprazol 20 – 40 mg 1 x sehari

Lansoprazol 30 mg 1 x sehari

Pantofrazol 40 mg 1 x sehari

Rabefrazol 20 mg 1 x sehari

Misoprostol merupakan suatu analog metilester prostaglandin E1. Obat ini

berefek menghambat sekresi HCl dan bersifat sitoprotektif untuk mencegah tukak

saluran cerna yang diinduksi obat – obat AINS. Misoprostol merupakan

prostaglandin sintetik pertama yang efektif secara oral. Obat ini menyembuhkan

tukak lambung dan duodenum, efeknya berbeda bermakna dibanding plasebo dan

sebanding dengan simetidin. Misofrostol, menyembuhkan tukak duodenum yang

telah refrakter terhadap AH2.

Efek samping ringan antara lain mual, gangguan abdomen, pusing dan sakit

kepala, diare timbul pada 14 – 40 % pasien. Misofrostol sebaliknya tidak diberi pada

wanita hamil. Dalam suatu penelitian dilaporkan timbulnya pendarahan pada 50%

wanita hamil triemester 1, dan 7% mengalami keguguran.

Page 22: makalah farmakologi

Dosis dan sediaan. Oral, dewasa 200mg, 4 x perhari atau 400mg, 2 x perhari.

Obat ini diindikasikan untuk propilaksis tukak lambung pada pasien beresiko tinggi

(usia lanjut dan pasien yang pernah menderita tukak lambung atau pendarahan

saluran cerna yang memerlukan ains).

Obat yang meningkatkan pertahanan mukosa lambung

Senyawa alumunium sukrosa sulfat ini membentuk polimer mirip lem dalam

suasana asam dan terikat pada jaringan nekrotik tukak seca selektif. Indikasi

sukralfat sama efektifnya dengan simetidin untuk pengobatan tukak lambung dan

tukak duodenum. Efek samping : dari penelitian, kira-kira 4,7% pasien mengalami

konstifasi. Karena sukralfat mengandung aluminium sehingga harus hati-hati pada

pasien gagal ginjal. Interaksi, sukralfat mengganggu absorpsi tetrasiklin, farfarin,

penitoin dan digoksin sehingga diberikan dengan interval 2 jam. Dosis : dewasa

untuk tukak duodenum dan tukak peptik 1g 4 kali sehari 1 jam sebelum makan

selama 4-8 minggu

Digestan merupakan obat yang membantu proses pencernaan. Bermanfaat pada

defisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna makanan di saluran cerna.

Laksativa

Patofisiologi konstipasi ialah kesulitan defekasi karena tinja yang mengeras,

sedangkan obstipasi ialah kesulitan defekasi karena adanya obstruksi intral atau

ekstralumen usus. Penyebab konstipasi : psikis, penyakit, obat.

mekanisme kerja pencahar sesungguhnya belum dapat dijelaskan, karena

kompleksnya faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi kolon, transpor air dan

elektrolit. Secara umum dijelaskan : sifat hidrofilik atau osmotiknya, pencahar

bekerja langsung ataupun tidak langsung terhadap mukosa kolon, pencahar

meningkatkan motilitas usus akibat menurunnya absorpsi garam dan air.

Mekanisme pencahar yang sepenuhnya masih belum jelas, namun secara umum

dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Sifat hidrofilik atau osmotiknya sehingga terjadi penarikan air dengan akibat

massa, konsistensi, dan transit feses bertambah.

b. Laksatif bekerja secara langsung ataupun tidak langsung pada mukosa kolon

dalam menurunkan absorbs NaCl dan air

Page 23: makalah farmakologi

c. Laksatif juga dapat meningkatkan motilitas usus dengan akibat menurunnya

absorbs garam dan air yang selanjutnya mengubah waktu transit feses.

Klasifikasi pencahar : pencahar rangsang, merangsang mukosa, saraf intramural

atau otot polos usus sehingga meningkatkan peristalsis dan sekresi lendir usus.

Pencahar rangsang dapat menghambat Na+, K+ -ATP ase yang mungkin merupakan

sebagian dari kerjanya sebagai pencahar. Banyak diantara pencahar rangsang juga

meningkatkan sintesis prostaglandin dan siklik AMP, dan kerja ini meningkatkan

sekresi air dan elektrolit.

Minyak Jarak

Minyak jarak (castrol oil-oleum ricini) berasal dari biji ricinus communis, suatu

trigliserida asam ricinoleat dan asam lemak tidak jenuh. Di dalam usus halus minyak

jarak di hidrolisis oleh enzim lipase menjadi gliserol dan asam trisinoleat. Minyak

jarak juga bersifat emolien. Minyak jarak menyebabkan kolik, dehidrasi yang

disertai gangguan elektrolit.

Difenilmetan Fenolftalein

Difenilmetan Fenolftalein di berikan per oral dan mengalami absorpsi kira-kira

15% di usus halus. Efek fenolftalein dapat bertahan lama karena mengalami sirkulasi

enterohepatik. Fenolftalein relatif tidak toksik untuk pengobatan jangka pendek,

tetapi dosis berlebihan meningkatkan kehilangan elektrolit. Efek pencahar timbul 6-

12 jam setelah pemberian oral dan seperempat sampai satu jam setelah pemberian

rektal. Pada pemberian oral, bisakodil di absorpsi kira-kira 5% dan diekskresi

bersama urin dalam bentuk glukuronid. Ekskresi bisakodil terutama dalam tinja.

Dosis oral dewasa 10-15 mg dan anak 5-10 mg (0,8mg/kg bb). Oksifenisatin asetat.

Farmakodinamik oksifenisatin asetat mirip dengan bisakodil. Efek pencaharnya

tidak melebihi bisakodil.

Antrakinon

Antrakinon, termasuk golongan ini ialah kaskara sagrada, sena dan dantron. Efek

pencahar golongan ini bergantung pada antrakinon yang dilepaskan dari ikatan

glikosidanya. Efek pencahar antakinon timbul setelah 6 jam.

Page 24: makalah farmakologi

Kaskara sagrada

Kaskara sagrada, diperoleh dari kulit pohon rhamnus purshiana yang

mengandung 6-9% antrakinon. Pemberian kaskara sagrada per oral menyebabkan

tinja menjadi lembek setelah 8-12 jam.

Sena

Sena, berasal dari daun atau buah cassia acutifolia dan cassia angustifolia

mengandung zat aktif senosida A dan B.

Dantron

Dantron (dihidroksiantrakinon) lebih banyak mengandung bentuk antrakinon

bebas daripada bentuk glikosidanya. Tinja menjadi lembek 6-8 jam setelah

pemberian.

Pencahar garam dan pencahar osmotik

Pencahar garam dan pencahar osmotik, contoh obat dari golongan ini ialah

(MgSO4) diabsorpsi melalui usus kira-kira 20% dan di ekskresi melalui ginjal.

Garam magnesium tidak boleh diberikan pada pasien dengan gagal ginjal.

Laktulosa

Laktulosa, merupakan disakarida semisintetik yang tidak dipecah oleh enzim usus

dan tidak diabsorpsi di usus halus. Laktulosa tersedia dalam bentuk syrup. Obat ini

diminum bersama sari buah atau air dalam jumlah cukup banyak.

Pencahar pembentuk massa

Pencahar pembentuk massa obat golongan ini berasal dari alam atau dibuat secara

semi sintetik. Golongan ini bekerja dengan mengikat air dan ion dalam lumen kolon,

dengan demikian tinja akan menjadi lebih banyak dan lunak.

Pencahar emolien

Pencahar emolien obat yang termasuk golongan ini memudahkan defekasi

dengan jalan melunakan tinja tanpa merangsang peristalsis usus, baik langsung

maupun tidak langsung.

Page 25: makalah farmakologi

Penggunaan, penyalah gunaan dan bahaya pencahar

Penggunaan, penyalah gunaan dan bahaya pencahar. Pencahar terutama

digunakan untuk mengobati konstipasi fungsional dan tidak dapat mengatasi

konstipasi yang disebabkan keadaan fatologis usus. Banyak penyebab konstipasi

fungsional dapat diatasi secara sederhana tanpa obat, misalnya dengan makanan

berserat, minuman adekuat, dan olahraga. Penyalah gunaan pencahar yang

banyak terjadi di masyarakat dengan alasan menjaga kesehatan, sama sekali tidak

rasional karena akan menurunkan sensitifitas mukosa sehingga usus gagal

bereaksi terhadap rangsang fisiologik. Kontra indikasi, penggunaan pencahar

pada pasien dengan dugaan apendisistis, obstruksi usus atau sakit perut yang tidak

diketahui sebabnya, dapat membahayakan. Semua pencahar tidak boleh diberikan

pada pasien dengan mual, muntah, sepasme, kolik, atau berbagai gangguan

abdoemn lainnya.

Nama obat Bentuk sediaan dan dosis

Indikasi Efek samping

PENCAHAR RANGSANGMinyak jarak Dewasa :

15-60 mlAnak : 5-15 ml

Menetralkan rasa kembung (kosntipasi), merangsang pemuntahan

Confusion, denyut nadi tidak teratur, kram otot, rash kulit, lelah.

Difenilmetan fenolftalein

Tablet 125 mgDosis 60-100 mg

Efek pencahar terlihat setelah 6-8 jam

Elktrolit banyak keluar urin & tinja warna merah. Reaksi alergi

Bisakodil Tablet salut enteral 5 dan 10 mgSuppo 10 mgDewasa : 10-15 mgAnak : 5-10 mg

Sembelit, menghilangkan rasa nyeri pada buang air besar, spthemoroid, sebelum dan sesudah operasi, persiapan untyk barium enema, persiapan usus besar untuk protoksigmoidoskopi

Kolik usus, perasaan terbakar pada penggunaan rektal.

Antrakinon Sirup dan Pigmentasi

Page 26: makalah farmakologi

kaskara sagrada

elixir dan tablet 125 mgDosis 2-5 ml/100-300 ml

mukosa kolon

Sena Sirup dan elixir, dosis 2-4 mlTablet 280 mg, dosis 0,5-2 g

Penggunaan lama menyebabkan kerusakan neuron mesenterik

Dantron Tablet 75 mg, dosis 75-150 mg

Konstipasi pada pasien gagal jantung dan pada orang tua

-

Oksifenisatin Tablet 5 mg, sirup 5mg/5mlSuppo 10 mgDewasa, oral 4-5 mg, per rektal 10 mgAnak, oral 1-2 mg

Ikterus, hepatitis dan reaksi hipersensitivitas

PENCAHAR GARAMMagnesium sulfat

Bubuk, dewasa 15-30 g

Konstipasi, pengosongan usus yang cepat sebelum proses radiologi, endoskopi dan bedah

Mual, dehidrasi, dekompensasi ginjal, hipotensi paralisis pernapasan

Susu magnesium

Suspensi, dewasa 15-30 mg

Sda

Magnesium oksida

Dewasa 2-4 g

-

Magnesium sitrat

Dewasa 200 ml

-

Natrium fosfat Dewasa 4-8 g

Diuresis, dehidrasi

Natrium sulfat Dewasa 15 gPENCAHAR PEMBENTUK MASSA (SEMISINTETIK)

Metil selulosa Bubuk/granula 500 mgTablet/kapsul 500

Obstruksi usus dan esofagus

Page 27: makalah farmakologi

mgAnak 3-4 X 500 mg/hariDewasa 2-4 X 1,5 g/hari

Natriumkarboksi metil selulosa

Tablet : 0,5 dan 1 gKapsul 650 mgDewasa : 3-6 g

Sda

Kalsium polikarboksil

1-2 X 1000 mg sehari, max 6 gr/hari disertai air minum 250 ml

-

ZAT ALAMIAgar Dewasa : 4-

16 gPENCAHAR EMOLIEN

Dioktil natrium sulfosuksinat

Dosis tablet 50-300 mgSuspensi 4mg/mlAnak : 10-40 mg/hariDewasa : 50-100 mg/hari

Pada hewan coba menyebabkan muntah dan diare

Dioktil kasium sulfosuksinat

Kapsul 50 dan 240 mgDewasa : 50-240 mg/hari

Kolik usus

Paraffin cair Dewasa : 15-30 ml/hari

Mengganggu absorpsi zat-zat larut lemak. Lipid pneumonia hipoprotrombinemia dan pruritus ani.

Minyak zaitun 30 mg

Tabel 2. Daftar zat aktif laksativa

Obat cacing

Page 28: makalah farmakologi

Antelmintik atau obat cacing adalah obat yg dipergunakan untuk memberantas atau

mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Kebanyakan obat cacing

efektif terhadap satu macam cacing sehingga diperlukan diagnosis tepat sebelum

menggunakan obat tertentu.

Dietilkarbamazin

Pemerian :

Merupakan obat pilihan pertama untuk filariasis

Dl bentuk garam sitrat, kristal tak berwarna, mudah larut air, rasa tidak enak.

Aktivitas Antelmintik :

Menyebabkan hilangnya mikrofilaria dalam peredaran darah

Cacing betina dan mikrofilaria dalam nodulus tidak dipengaruhi

Mekanisme kerja :

Menurunkan aktivitas otot àparalisis

Menyebabkan perubahan pada permukaan membran mikrofilaria à lebih mudah

dihancurkan oleh daya tahan tubuh hospes

Farmakokinetik :

Absorpsi : cepat àusus

Distribusi : merata ke seluruh jaringan , kecuali jaringan lemak

Ekskresi : urin , 70% dalam bentuk metabolit

Pemakaian berulang àakumulasi

Efek samping :

Pada dosis terapi :aman

Malaise, nyeri sendi, anoreksia, muntah à hilang bila terapi dihentikan

Sakit kepala, muntah,gelisah à rangsangan pd SSP

Alergi à timbul karena matinya parasit atau substansi yg dilepaskan oleh

mikrofilaria yg hancur , berupa : sakit kepala, malaise, edem, gatal, hiperpireksia,

artralgia, takikardia, berlangsung 3-7 hari.

Dapat terjadi ensefalitis karena alergi à jarang

Posologi :

Sediaan :

Tablet : 50mg, 200mg dan 400mg

Dosis :

Page 29: makalah farmakologi

Tergantung pada jenis cacing

Indikasi :

Pengobatan masal infestasi W brancofti à 5-6mg/kgBB , per oral, 1 hari/minggu atau

per bulan, sebanyak 6-12 dosis

Mebendazol

Efek Antelmintik :

Efektif untuk mengobati infestasi : cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang,

T trichiura, cacing pita

Mekanisme kerja :

Menyebabkan kerusakan struktur subseluler

Menghambat sekresi enzim asetilkolinesterase

Menghambat intake glukosa

Akibatnya cacing mati pelan-pelanà hasil terapi baru terlihat sesudah 3 hari

pemberian obat

Menimbulkan sterilitas pada telur cacing T trichiura, cacing tambang dan ascaris

à gagal berkembang menjadi larva

Larva yg sudah matang à tidak dapat dipengaruhi oleh mebendazol

Farmakokinetik :

Absorpsi oral tidak baik

BA rendah , karena metabolisme lintas pertama hepatik cepat.

Ekskresi : urin

Absorpsi meningkat bila diberikan bersama makanan yg berlemak

Efek non-terapi dan kontra indikasi :

Batas keamanan lebar

Diare dan sakit perut ringan, sementara

Tidak dianjurkan pada wanita hamil trimester I, karena efek embryotoxic dan

teratogenik pd hewan uji

Penggunaan pada anak < 2 tahun à dipertimbangkan , karena uji coba klinik

masih sedikit.

Indikasi :

Obat terpilih untuk enterobiasis dan tricuriasis, terutama pada anak-anak

Untuk infestasi A duodenale

Page 30: makalah farmakologi

Alternatif pilihan untuk N americanus dan askaris sesudah pirantel pamoatà

perlu dosis ganda.

Posologi :

Sediaan :

Tablet 100mg dan sirup 10mg/ml

Dosis :

- Untuk askariasis, trichuris dan cacing tambang : pada dewasa dan anak sama :

2x100mg/hari , selama 3 hari. Bila perlu pengobatan ulang 3 minggu kemudian

- T. Solium : 2x 300mg/hari, selama 3-4 hari

Interaksi :

Karbamazepin à menurunkan konsentrasi mebendazol dalam darah

Simetidin à meningkatkan konsentrasi dalam darah

Niklosamid

Efek antelmintik :

Terutama efektif terhadap cacing pita

Mekanisme kerja :

Menghambat respirasi dan ambilan glukosa

Menghambat fosforilasi ADP

Efek non-terapi :

Absorpsi sangat sedikit à hampir bebas dari efek samping

Cukup aman untuk kehamilan, penderita dengan keadaan umum buruk

Tidak mengganggu fungsi hati, ginjal dan darah, tidak iritasi lambung

Indikasi :

Obat terpilih untuk T saginata, D latum

Untuk T. Solium àtidak merusak telur dl segmen cacing à dapat menyebabkan

sistiserkosisà perlu pencahar

Posologi:

Tablet kunyah 500mg, dimakan waktu perut kosong

Dosis :

Dewasa : 2 gram, dosis tunggal

Anak Berat Badan > 34kg : 1,5 gram

Anak Berat badanB 11 – 34 kg : 1 gram

Page 31: makalah farmakologi

Piperazin

Efek antelmintik :

Efektif thd A lumbricoides dan E vermicularis

Cara kerja : paralisis otot cacing à mudah dikeluarkan

Cacing keluar 1-3 hari sesudah pengobatan, tidak perlu pencahar

Farmakokinetika :

Absorpsi melalui saluran cerna :baik àbiotransformasi

Ekskresi : urin , selama 24 jam

Efek non-terapi :

Batas keamanan lebar

Pada dosis terapi kadang-kadang terjadi : nausea, vomitus, diare,alergi

Takar lajak atau terjadi akumulasi karena gangguann fungsi ginjal : inkoordinasi

atau kelemahan otot, vertigo, kesulitan bicara, bingung à gejala hilang bila terapi

dihentikan

Kontra indikasi :

Epilepsi àmemperkuat efek kejang

Gangguan fungsi hati dan ginjal

Penderita malnutrisi dan anemi berat à pengawasan

Karena menghasilkan nitrosamin àpenggunaan pada wanita hamil hanya bila

tidak ada obat alternatif lain.

Posologi :

Dalam bentuk garam sitrat :

Tablet 250mg dan sirup 500mg/5ml

Dalam bentuk garam tartrat :

Tablet 250mg dan 500mg

Dosis :

Askariasis :

Dewasa : 3,5 g sekali sehari, diberikan 2 hari berturut-turut

Anak : 75mg /kg BB, maks 3,5g,sekali sehari

Enterobiasis :

dewasa dan anak : 65mg/kg BB , maksimal 2,5 g, sekali sehari selama 7 hari,

terapi diulang sesudah 1-2 minggu

Page 32: makalah farmakologi

Pirantel Pamoat

Efek antelmintik:

Terutama untuk cacing gelang, kremi, cacing tambang

Cara kerja : spasme otot cacing àmati

Farmakokinetika :

Absorpsi saluran cerna : baik

Ekskresi : feses, << urin

Efek non-terapi:

Efek samping jarang, ringan dan sementara : keluhan pada saluran cerna, sakit kepala,

demam

Kontra indikasi :

Wanita hamil dan anak < 2 th

Tidak boleh digunakan bersama piperazin

Hati-2 pada penderita gangguan fungsi hati à SGOT >>

Indikasi :

Obat terpilih untuk : askariasis, ankilostomiasis, enterobiosis dan strongiloidiasis

Dengan dosis tunggalà angka penyembuhan cukup tinggi

Posologi :

Sediaan :

Tablet : 125 mg dan 250mg

Sirup :50mg/ml

Dosis :

Dosis tunggal : 10mg/kg BB, setiap saat, tidak dipengaruhi makanan /minuman.

Untuk enterobiasis à dianjurkan mengulang dosis setelah 2 minggu

Untuk N americanus sedang dan berat à pemberian 3 hari berturut-turut

Prazikuantel

Efek antelmintik :

Efektif terhadap cestoda dan trematoda pada hewan dan manusia

Cara kerja :

Paralisis spastik reversibel à cacing terlepas dari tempatnya yg normal

Pada dosis terapi yg lebih tinggi àisi cacing keluar à memacu mekanisme

pertahanan tubuh hospes à cacing hancur

Farmakokinetik :

Page 33: makalah farmakologi

Absorpsi p.o.: baik

Ekskresi : urin dalam waktu 24 jam (metabolit >>>, utuh <<)

Efek samping :

Sakit perut, anoreksia, sakit kepala dan pusing : ringan , sementara, berhubungan dg

dosis.

Kontra indikasi :

Jangan diberikan pada wanita hamil trimester I dan menyusui

Umur kurang dari 4 th

Ocular cysticercosis : karena kehancuran parasit di mata à cacat menetap

Posologi :

Harus diminum dengan air, sesudah makan, tidak boleh dikunyah karena pahit.

Obat terpilih untuk skistosoma , dosis 20mg/kgBB, 3xsehari,selama 1 hari

Untuk S haematobium, S mansoni : dosis tunggal , 40mg/kgBB

S japonicum : 2x30mg/kgBB, selama 1 hari

Tiabendazol

Efek antelmintik :

Efektif thd strongiloides, askariasis, oksiuriasis, larva migran kulit, trikuriasis dan

trikinosis akut.

Cara kerja :menghambat enzim pada cacing

Dapat membentuk kompleks yg berwarna dg logam

Mempunyai efek imunosupresi dan antiinflamasi

Farmakokinetik :

Absorpsi melalui usus : baik, dapat diserap melalui kulit

Ekskresi: urin dalam waktu 1 hari ekskresi mencapai 90%

Efek non-terapi :

Efek samping yg sering : anoreksia,mual,muntah, pusing

Jarang : diare, sakit kepala,pusing, lelah,mengantuk

Perubahan fungsi hati selintas

Kristaluria yg hilang waktu pengobatan dihentikan

Terjadi : hiperglikemia, jaundice dan kelainan fungsi hati

Indikasi :

Obat terpilih untuk S stercoralis dan cutaneous larva migrans dari A braziliensis

dan A caninum

Page 34: makalah farmakologi

Sebaiknya tidak untuk askaris, trikuris, cacing kremi dan cacing tambang à

sediaan lain yg aman masih ada

Kontra indikasi :

Anak-2 dengan BB < 15kg

Aktivitas yang perlu kewaspadaan

Penderita gangguan fungsi hati dan ginjal à pakai alternatif

Hipersensitif

Posologi :

Sediaan :

- Tablet 500mg dan sirup 100mg/ml

- Dosis standar : 2x25mg/kgBB (maks 1,5 gram )

- Pemberian obat sehabis makan, preparat tablet harus dikunyah dengan baik

Albendazol

Efektifitas antelmintik

Efektif untuk kremi, gelang, trikuris, S stercoralis, N americanus, Cysticercosis dan

hidatid

Farmakokinetika

Absorpsi per oral : baik oleh usus

Ekskresi : urin, feses <<

Mekanisme kerja :

Menghambat ambilan glukosa oleh larva dan cacing dewasa à parasit mati

Membunuh larva N americanus

Merusak telur cacing gelang, tambang dan trikuris

Indikasi

Untuk infeksi cacing kremi, tambang, askaris atau trikuris

Untuk kremi à pengobatan diulang sesudah 2 minggu

Untuk cacing tambang dan trikuris : lama pengobatan yg dianjurkan 2-3 hari

Untuk cacing S. stercoralis

Hydatid

Neuro-cysticercosis

T. Saginata, cutaneous larva-migrans

Kontra indikasi:

Anak < 2th

Page 35: makalah farmakologi

Wanita hamil

Sirosis hati

Efek samping

Untuk penggunaan 1-3 hari à aman

Efek samping : nyeri ulu hati, diare, sakit kepala, mual, lemah, insomnia

Pada pengobatan penyakit hidatid :alopecia, leukemia reversibel, peningkatan

transaminase reversibel, anafilaksis

Penggunaan kronis pada hewan uji : diare, anemia, hipotensi, kelainan fungsi

hati, toksisitas terhadap fetus

PEMILIHAN PREPARAT

Jenis infeksi Obat pilihan I Obat pilihan II

Askaris Pirantel Pamoat

Mebendazol

Levamisol

Piperazin Sitrat

Cacing kremi Mebendazol

Pirantel Pamoat

Cacing tambang Mebendazol

Pirantel Pamoat

T trichiura Mebendazol

Tiabendazol

Strongiloides stercoralis Tiabendazol Mebendazol

T saginata dan T solium

Prazikuantel Niklosamid

Filaria Dietilkarbamazin

S haematobium Prazikuantel

S mansoni Prazikuantel

S japonicum Prazikuantel Niridazol

Tabel 3. Pilihan obat pada jenis infeksi cacingan

Page 36: makalah farmakologi

Amubsid/Antiamoeba

Amubisid berdasarkan tempat kerjanya, amubisid dibagi 3 golongan : (1)

amubisid jaringan, yaitu obat yang bekerja terutama pada dinding usus, hati dan

jaringan ekstraintestinal lainnya, yang termasuk golongan ini ialah dehidroemetin,

emetin dan klorokuin (2) amubisid luminal yaitu yang bekerja dalam rongga usus dan

disebut juga amubisid kontak, yang termasuk golongan ini ialah diodohidroksikuin,

yodoklorhidroksikuin, kiniofon, glikobiarsol, karbarson, emetin bismut iodida,

klefamid, diloksanid furoat, teklozan etofamid dan beberapa anti biotik misalnya

tetrasiklin, eritromisin dan paromomisin ; dan (3) amubisid yang bekerja pada lumen

usus dan jaringan contohnya antara lain metronidazol dan tinidazol.

1. Emetin

Merupakan pengobatan untuk amebiasis yang berat namun kedudukannya telah

digantikan oleh metronidazol, sekarang emetin hanya boleh digunakan bila

metronidazol tidak efektif atau di kontraindikasikan pemberiannya

2. Derivat 8-hidroksikuinolin

Beberapa derivat 8-hidroksikuinolin yang berperan dalam amubiasis yaitu diyodo

hidroksikuin (iodokuinol ) dan yodoklorhidroksikuin (kliokuinol).

Farmakologi : memperlihatkan efek amubisid langsung

Mekanisme kerja : belum jelas

Efek samping dan kontra indikasi : subacute myelo-optic neuropathy (SMON).

Gejalanya atrofioptik, penurunan visus dan neurofatik perifer

3. Metronidazol dan tinidazol

Ialah 1-(β-hidroksil-etil)-2-metil-5-nitroinidazol berbentuk kristal kuning muda

dan sedikit larut dalam air atau alkohol

Farmakologi : memperlihatkan daya amubisid langsung

Farmakokinetik : absorpsi metronidazol berlangsung dengan baik sesudah

pemberian oral. Dosisnya 500 mg/oral, waktu paruhnya berkisar antara 8-10 jam

Efek samping dan kontraindikasi : sakit kepala, mual, mulut kering dan rasa kecap

logam, muntah, diare dan spasme usus (jarang dialami). Lidah berselaput, glositis

dan stomatitis dapat terjadi selama pengobatan, mungkin berkaitan dengan

moniliasis. Pusing, pertigo, ataksia, parestesia pada ekstremitas, urtikaria,

flushing, pruritus, disuria, sistitis, rasa tekan pada pelvik, kering pada mulut,

Page 37: makalah farmakologi

vagina dan vulva. Pemberian obat ini tidak dianjurkan bila ditemukan ataksia,

kejang atau gejala susunan saraf pusat yang lain dan ibu hamil.

Indikasi : digunakan untuk amubiasis, trikomoniasis dan infeksi bakteri anaerob,

drakunkuliasis.

Dosis : tablet 250 dan 500 mg, suspensi 125 mg/5 ml. Suppositoria 500 mg dan 1

gr. Untuk amubiasis dosis oral untuk dewasa 3x750 mg/hari selama 5-10 hari.

Anak 35-50 mg/kg bb/hari terbagi dalam tiga dosis. Untuk trikomoniasis wanita

dianjurkan 3x250 mg/hari selama 7-10 hari bila perlu dengan selang waktu 4-6

minggu.

4. Klorokuin

Dosis : orang dewasa 2x300 mg/hari. Pada hari pertama dilanjutkan 2x150

mg/hari selama 2 atau 3 minggu. Anak : 10 mg/kg bb/hari dalam dua dosis terbagi

selama tiga minggu.

Indikasi : digunakan untuk amubiasis hati bila metronidazol tidak berhasil atau

ada kontraindikasi

5. Diloksanid furoat

Efek samping : meteorismus dan flatus, keram perut, mual, muntah, fruritus dan

urtikaria kadang-kadang terjadi

Indikasi : untuk amubiasis ekstraintestinal , pengobatan pembawa kista amoeba

Dosis : bentuk tablet, oral 500 mg diberikan 3xsehari 1 tablet selama 10 hari.

Dosis anak 20 mg/kg bb/hari terbagi tiga selama 10 hari.

Antiemetik

Antiemetik adalah obat-obatan yang digunakan dalam penatalaksanaan mual

dan muntah. Obat-obatan tersebut bekerja dengan cara mengurangi hiperaktifitas

refleks muntah menggunakan satu dari dua cara: secara lokal, untuk mengurangi

respons lokal terhadap stimulus yang dikirim ke medula guna memicu terjadinya

muntah, atau secara sentral, untuk menghambat CTZ secara langsung atau

menekan pusat muntah. Antiemetik yang bekerja secara lokal dapat berupa

anastid, anestesi lokal, adsorben, obat pelindung yang melapisi mukosa GI, atau

obat yang mencegah distensi dan menstimulasi peregangan saluran GI. Agen ini

sering kali digunakan untuk mengatasi mual yang ringan.

Page 38: makalah farmakologi

Antiemetik yang bekerja secara sentral terbagi atas beberapa kelompok:

fenootiazin, nonfenotiazin, penyekat reseptor serotonin (5-HT3),

antikolinergik/antihistamin, dan kelompok yang bermacam-macam. Dua jenis

fenotiazin yang umum digunakan adalah proklorperazin (compazine) dan

prometazin (phenergan) keduanya memiliki awitan yang cepat dan efek

merugikan yang terbatas.

Agen lainnya adalah dronabinol (marinol), yang mengandung bahan aktif

kanabis (mariyuana), hidroksizin (generik) yang dapat menekan area kortikol

pada SSP dan trimetobenzamid (tigan), ini serupa dengan antihistamin dan tidak

menimbulkan sedeasi. Trimetobenzamid sering kasli merupakan obat pilihan

dalam kelompok ini karena tidak dikaitkan dengann sedadi yang berlebihan dan

sepresi SSP. Obat ini tersedian dalam bentuk oral,parenteral,dan surositoria. Obat

ini diabrsorpsi dengan cepat, di metabolisme dalam hati dan diekskresi melalui

urine. Obat ini menembus plasenta dan menembus ASI, dan digunakan jika

manfaatnya lebih besar pada ibu dari pada resiko potensial pada janin atau

neonatus.

Hidroksizin digunakan untuk mual dan muntah sebelum dan sesudah pelahiran

atau pembedahan obsterik. Obat ini diabsorpsi dengan cepat, dimetabolisme

dalam hati dan diekskresi melalui urine. Obat ini tidak dikaitkan dengan masalah

pada janin selama kehamilan dan diperkirakan tidak masuk ke ASI. Sama halnya

dengan semua jenis obat, kewaspadaan perlu digunakan selama kehamilan dan

laktasi.

Dronabinol disetujui untuk penatalaksanaan mual dan muntah yang berkaitan

dengan kemoterapi kanker jika pasien tidak berespons terhadap pengobatan lain.

Mekanisme kerja obat ini masih belum diketahui dengan cepat. Obat ini

merupakan zat yang dikendalikan kategori C-III, dan harus digunakan di bawah

pengawasan ketat karena adanya kemungkinan perubahan status mental. Obat ini

diabsobsi dengan mudah dan dimetabolisme dalam hati dengan ekskresi melalui

empedu dan urine.

Perfenazin (trilafon)

Sediaan :Tablet.

Kelompok Obat: Antipsikotik(antiemetik)

Page 39: makalah farmakologi

Mekanisme Kerja: Tidak begitu jelas, diduga menghambat reseptor dopamine

pada mesokortikal-mesolimbik otak depan, nigrostriatal, dan sel mamotropi

hipofise anterior.

Indikasi: Skizofrenia kronis atau akut, ansites berat, ansietas yang disertai

depresi, depresi karena penyakit organis, antiemetic terutama pasca operasi.

Kontraindikasi: Wanita hamil dan menyusui, depresi SSP atau koma, sindrom

Reye, anak-anak, MCI. Hati-hati pemberian pada penyakit hati.

Efek samping: Pandangan kabur, salivasi, hidung tersumbat, sakit kepala, reaksi

ekstrapiramidal, dikinesia tardif.

Interaksi Obat: Tidak boleh diberikan bersama penghambat MAO karena

menimbulkan hiperpiretik krisis. Epinefrin tidak boleh diberikan bersama karena

mengantagonis obat ini. Simetidin menurunkan metabolism perferazin. Paralitik

ileus dapat terjadi bila digabung dengan obat antikolinergik.

Dosis

- Skizofernia: dewasa: 8-32 mg/hari dosis terbagi.

- Antiemetic: dewasa: oral: 4-6 x 2-4 mg/hari.

- IM: 5 mg atau 10 mg