makalah hdr

49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gaya hidup dan persaingan hidup menjadi semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena tuntutan atau kebutuhan hidup yang semakin meningkat seperti pemenuhan kebutuhan ekonomi sandang, pangan, papan, pemenuhan rasa sayang, rasa aman dan aktualisasi diri dapat mengakibatkan tingginya tingkat stress dikalangan masyarakat juga individu kurang atau tidak mampu dalam menggunakan mekanisme koping dan gagal dalam beradaptasi maka individu mengalami berbagai penyakit baik fisik maupun mental. Akibat-akibat stress terhadap seseorang dapt bermacam-macam dan hal ini tergantung pola kekuatan konsep dirinya yang akhirnya menentukan besar kecilnya toleransi seseorang terhadap stres, tetapi meskipun demikian fleksibelitas dan adaptasibilitas juga diperlukan agar seseorang dapat menghadapi stresnya dengan baik. (Rasmun,2004,p.1) Kecenderungan (trend) gangguan mental psikiatri akan semakin meningkat seiring dengan terus berubahnya situasi ekonomi dan politik ke arah tidak menentu,prevalensi bukan saja pada kalangan menegah ke atas sebagai dampak langsung atau tidak langsung HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 1

Upload: jelly-karina-matulessy

Post on 26-Nov-2015

91 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah HDR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gaya hidup dan persaingan hidup menjadi semakin tinggi. Hal ini

disebabkan karena tuntutan atau kebutuhan hidup yang semakin

meningkat seperti pemenuhan kebutuhan ekonomi sandang, pangan,

papan, pemenuhan rasa sayang, rasa aman dan aktualisasi diri dapat

mengakibatkan tingginya tingkat stress dikalangan masyarakat juga

individu kurang atau tidak mampu dalam menggunakan mekanisme

koping dan gagal dalam beradaptasi maka individu mengalami berbagai

penyakit baik fisik maupun mental. Akibat-akibat stress terhadap

seseorang dapt bermacam-macam dan hal ini tergantung pola kekuatan

konsep dirinya yang akhirnya menentukan besar kecilnya toleransi

seseorang terhadap stres, tetapi meskipun

demikian fleksibelitas dan adaptasibilitas juga diperlukan agar seseorang

dapat menghadapi stresnya dengan baik. (Rasmun,2004,p.1)

Kecenderungan (trend) gangguan mental psikiatri akan semakin

meningkat seiring dengan terus berubahnya situasi ekonomi dan politik ke

arah tidak menentu,prevalensi bukan saja pada kalangan menegah ke

atas sebagai dampak langsung atau tidak langsung ketidakmampuan

individu dalam penyesuaian diri terhadap perubahan sosial.

Seseorang dengan harga diri rendah akan merasa tidak berdaya,

frustasi, depresi, dan menjadi korban. Orang tersebut akan sangat rentan

terhadap tekanan akibat stress, sementara mereka yang memiliki harga

diri tinggi akan memperlihatkan keyakinan diri dan antusias serta dapat

mengatasi rasa frustasi dengan baik karena perasaan harga diri ini sangat

penting untuk mengurangi stres secara efektif. (Nation Safety Council,

2003,p.14)

Masalah gangguan konsep diri; harga diri rendah akan memberikan

dampak negatif pada klien diantaranya klien akan merasa malu, minder

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 1

Page 2: Makalah HDR

akan keadaan dirinya dan cenderung menarik diri dari kehidupan sosial.

Kemudian dengan adanya frustasi, depresi dan rasa tidak mampu,atau

tidak berdaya akan mempengaruhi kemampuan klien dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya, misalnya klien menjadi tidak mampu dalam hal

perawatan diri, dan kebutuhan spiritualnyapun akan terganggu bahkan

timbul waham agama.

Dengan adanya krisis multi dimensi, gaya hidup dan persaingan hidup

yang berat banyak individu yang tidak mampu bertahan sehingga

menyebabkan individu tersebut mengalami gangguan fisik maupun mental

yang berat. Maka dari itu dengan banyaknya prevalensi orang yang

terkena ganguan jiwa khususnya harga diri rendah maka penulis tertarik

untuk mengangkat studi khusus tentang asuhan keperawatan pada klien

dengan ganguan konsep diri; harga diri rendah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari harga di rendah ?

2. Apa tanda dan gejala dari harga diri rendah ?

3. Bagaimana psikodinamika dari harga diri rendah ?

4. Bagaimana rentang respon dari harga diri rendah ?

5. Bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan harga diri

rendah ?

6. Apa terapi aktifitas kelompok pada harga diri rendah ?

C. Tujuan  

1. Untuk mengetahui pengertian dari HDR

2. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari HDR

3. Untuk mengetahui psikodinamika dari HDR

4. Untuk mengetahui rentang respon dari HDR

5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada gangguan HDR

6. Untuk mengetahui terapi aktifitas kelompok pada HDR

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 2

Page 3: Makalah HDR

D. Manfaat

Dapat menambah pengetahuan tentang ruang lingkup dan asuhan

keperawatan harga diri rendah.

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 3

Page 4: Makalah HDR

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Harga Diri Rendah

Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan

kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan

mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart, Gail, W, 1998)

Konsep diri rendah adalah semua ide, pikiran, perasaan,

kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam hubungan

dengan orang lain (Suliswati, 2005).

Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau

kemampuan diri yang negatif, dapat seara langsung atau tidak langsung

diekspresikan ( Town, send, Maryc, 1998).

Harga diri rendah adalah suatu keadaan dimana individu mengalami

atau beresiko mengalami evaluasi diri negative tentang kemampuan diri

(Carpenito, 2000).

Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami

evaluasi diri negative yang mengenai diri atau kemampuan dalam waktu

lama (Lynda wall, edisi 8, 2001).

Harga diri rendah adalah penilaian individu tentng nilai personal yang

diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai

dengan ideal diri ( Keliat, Budi, Anna, 2005)

B. Tanda dan gejala

1. Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat

terhadap tindakan penyakit. Misalnya malu dan sedih karena

rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan akibat penyakit

kronis seperti kanker.

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya

tidak ke RS menyalahkan dan mengejek diri sendiri.

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 4

Page 5: Makalah HDR

3. Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak

mampu, saya memang bodoh dan tidak tahu apa – apa.

4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau

bertemu orang lain, lebih suka menyendiri.

5. Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram

mungkin memilih alternatif tindakan.

6. Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang

suram mungin klien ingin mengakhiri kehidupan.

Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan

tanda – tanda sebagai berikut :

1. Produktivitas menurun.

2. Mengukur diri sendiri dan orang lain.

3. Destructif pada orang lain.

4. Gangguan dalam berhubungan.

5. Perasaan tidak mampu.

6. Rasa bersalah.

7. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.

8. Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri.

9. Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.

10. Pandangan hidup yang pesimis.

11. Keluhan fisik.

12. Pandangan hidup yang bertentangan.

13. Penolakan terhadap kemampuan personal.

14. Destruktif terhadap diri sendiri.

15. Menolak diri secara sosial.

16. Penyalahgunaan obat.

17. Menarik diri dan realitas.

18. Khawatir.

Menurut Budi Anna Keliat, 1999. Tanda dan Gejala HDR antara lain :

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan

terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 5

Page 6: Makalah HDR

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri

sendiri)

3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)

4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai

harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri

kehidupannya.

Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1994:20); perilaku

yang berhubungan dengan harga diri rendah antara lain:

1. Mengkritik diri sendiri atau orang lain

2. Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan

3. Perasaan tidak mampu

4. Rasa bersalah

5. Sikap negatif pada diri sendiri

6. Sikap pesimis pada kehidupan

7. Keluhan sakit fisik

8. Pandangan hidup yang terpolarisasi

9. Menolak kemampuan diri sendiri

10. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri

11. cemas dan takut

12. Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif

13. Mengungkapkan kegagalan pribadi

14. Ketidak mampuan menentukan tujuan

15. Produktivitas menurun

16. Perilaku destruktif pada diri sendiri

17. Perilaku destruktif pada orang lain

18. Penyalahgunaan zat

19. Menarik diri dari hubungan sosial

20. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah

21. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)

22. Tampak mudah tersinggung/mudah marah

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 6

Page 7: Makalah HDR

C. Psikodinamika

1. Etiologi

Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat

terjadi secara:

a. Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus

operasi, kecelakaan, diceraikan suami, putus sekolah, putus

hubungan kerja, perasaan malu karena sesuau terjadi (korban

perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).

1) Pada klien yang dirawat dapat terjadi HDR, karena privacy

yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik

yang sembarangan, pemeriksaan alat yang tidak sopan

(pencukuran kumis, pemasangan kateter, pemeriksaan

perineal).

2) Harapan akan sturktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak

tercapai karena dirawat atau sakit atau penyakit.

3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai,

misalnya berbagai tindakan tanpa persetujuan.

b. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung

lama, yaitu sebelum sakit atau dirawat, klien ini mempunyai

cara berfikir yang negative. Kejadian sakit dan dirawat akan

menambah persepsi negative terhadap dirinya.

2. Proses perjalanan penyakit

Konsep diri dipelajari melalui kontak social dan pengalaman

pribadi individu berhubungan dengan orang lain, dan interaksi dengan

dunia luar dirinya, konsep diri berkembang terus mulai dari bayi

hingga lanjut usia. Konsep diri belum ada saat saat bayi dilahirakan,

tetapi mulai berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal

dan membedakan dirinya dengan orang lain dan mempunyai

pengalaman dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan

ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan berbicara individu,

pengalaman dalam keluarga merupakan dasar pembentukan konsep

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 7

Page 8: Makalah HDR

diri karena keluarga dapat memberikan perasaan mampu dan tidak

mampu. Perasaan diterima atau ditolak dan dalam keluarga individu

mempunyai kesempatan untuk mengidentifikasi perilaku orang lain

dan mempunyai penghargaan yang pantas tentang tujuan, perilaku

dan nilai.

Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri

dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.

Pencapaian ideal diri atau cita-cita / harapan langsung menghasilkan

perasaan berharga.

Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dari menganalisa

seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh dari

diri sendiri dan orang lain. Individu akan merasa harga dirinya tinggi

bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa

harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai

atau tidak diterima lingkungan. Harga diri dibentuk sejak kecil dari

adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai

meningkatkanya usia dan terancam pada masa pubertas.

Coopersmith dalam buku Stuart dan Sundeen menyatakan ada 4 hal

yang dapat meningkatkan harga diri anak, yaitu:

a. Memberi kesempatan untuk berhasil;

b. Menanamkan idealisme;

c. Mendukung aspirasi atau ide;

d. Membantu membentuk koping.

Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang

negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal

mencapai keinginan.

3. Komplikasi

a. Perilaku kekerasan yang ditujukan pada diri sendiri, orang

lain, dan lingkungan.

b. Isolasi sosial.

c. Waham.

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 8

Page 9: Makalah HDR

C. Rentang Respon

Respon Adaptif                                                          Respon Maladaptif

 

Aktualisasi  Konsep diri Harga Kerancauan Depersonalisasi

Diri positif Diri Rendah Identitas 

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri

adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa

seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999).

Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu

yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri.

Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah.

Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan

orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek

utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.

Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang

negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga

diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan

produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak

mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.

Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,

harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali,

kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang

lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin

ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :

1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau

menyaksikan kejadian yang mengancam.

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 9

Page 10: Makalah HDR

2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang

diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis

transisi peran :

a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif

yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk

tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga

dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk

peyesuaian diri.

b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau

berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau

kematian.

c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari

keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin

dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran,

bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik,

prosedur medis dan keperawatan.

Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :

1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus

operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan

kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah

karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang

sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan

kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan

struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di

rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.

2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung

lama.

D. Asuhan Keperawatan

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang

melibatkan hubungan kerjasama antara perawat dengan klien, keluarga,

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 10

Page 11: Makalah HDR

dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Proses

keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai

dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan

keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat

diidentifikasikan, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan.

1. Pengkajian

a. Faktor predisposisi

1) Faktor yang mempengaruhi citra tubuh:Kehilangan/ kerusakan

bagian tubuh (anatomi dan fisiologi);

a) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibat

penyakit;

b) Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan

fungsi tubuh;

c) Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi.

2) Faktor yang mempengaruhi harga diri:

a) Penolakan;

b) Kurang penghargaan;

c) Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu

dituruti, terlalu dituntut;

d) Persaingan antar saudara;

e) Kesalahan dan kegagalan berulang;

f) Tidak mampu mencapai standar.

3) Faktor yang mempengaruhi peran:

a) Sterotifik peran seks;

b) Tuntutan peran kerja;

c) Harapan peran cultural.

4) Faktor yang mempengaruhi identitas:

a) Ketidak percayaan orang tua;

b) Tekanan dari “peer group”;

c) Perubahan struktur social.

b. Faktor Presipitasi

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 11

Page 12: Makalah HDR

1) Trauma

Masalah spesifik dengan konsep diri adalah situasi yang

membuat individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma

emosi seperti penganiayaan seksual dan psikologis pada

masa anak-anak atau merasa terancam atau menyaksikan

kejadian yang mengancam kehidupan.

2) Ketegangan peran

Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasa

tidak mampu melakukan peran yang bertentangan dengan

hatinya atau tidak merasa sesuai dalam melakukan perannya.

Ketegangan peran ini sering dijumpai saat terjadi konflik

peran, keraguan peran, dan terlalu banyak peran. Konflik

peran terjadi saat individu menghadapi dua harapan yang

bertentangan dan tidak dapat dipenuhi. Keraguan peran

terjadi bila individu tidak mengetahui harapan peran yang

spesifik atau bingung tentang peran yang sesuai.

c. Manifestasi klinis

1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat

tindakan penyakit, misalnya malu dan sedih karena rambut

jadi botak setelah mendapatkan terapi sinar pada kanker.

2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri (misalnya ini tidak akan

terjadi jika saya segera kerumah sakit), menyalahkan,

mengejek, dan mengkritik diri sendiri.

3) Merendahkan martabat, misalnya saya tidak bisa, saya tidak

mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.

4) Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri, klien tidak

ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.

5) Percaya diri kurang, klien sukar dalam mengambil keputusan

misalnya tentang memilih alternatif tindakan.

6) Mencederai diri akibat harga diri yang rendah disetai harapan

yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 12

Page 13: Makalah HDR

d. Mekanisme koping

Mekanisme koping adalah segala usaha yang diarahkan untuk

menanggulangi stress. Usaha ini dapat berorientasi pada tugas

dan meliputi usaha pemecahan masalah langsung.

1) Pertahanan jangka pendek

a) Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari

kritis, misalnya: kerja keras, nonton, dll.

b) Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti

sementara, misalnya: ikut kegiatan social, politik, agama,

dll.

c) Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan

diri, misalnya: kompetisi pencapaian akademik.

d) Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk

membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam

kehidupan, misalnya: penyalahgunaan obat.

2) Pertahanan jangka panjang

a) Penutupan identitas

Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang

yang penting bagi individu tanpa memperhatikan

keinginan, aspirasi, potensi diri individu.

b) Identitas negative

Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima

oleh nilai-nilai harapan masyarakat.

3) Mekanisme pertahanan ego

a) Fantasi;

b) Dissosiasi;

c) Isolasi;

d) Proyeksi;

e) Displacement;

f) Marah atau amuk pada diri sendiri.

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 13

Page 14: Makalah HDR

e. Sumber koping

Sumber koping adalah suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan

strategi seseorang.

1) Individu;

2) Keluarga;

3) Teman bermain;

4) Masyarakat.

f. Pemeriksaan diagnostik

1) MMPI (Minnesota Multiphasie Personality Inventory)

Yaitu suatu tes yang bertujuan untuk mengetahui gambaran

atau profil kepribadian kondisi patologi seseorang dan untuk

mengetahui potensi atau bakat yang ada pada seseorang

dengan menggunakan sebuah buku yang berisi pertanyaan,

lembar jawaban, dan isi serta satu lembar hasil tes.

2) EEG (Electro Enchefatograf)

Yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya

dugaan mental organic, kejang, dan gangguan tidur.

3) CT (Computed Tomography) dan MRI (Magnetic Resonance

Imaging)

Yaitu gambaran yang dapat menunjukan struktur otak serta

menggambarkan penggunaan volume otak.

g. Pohon masalah

Resiko isolasi sosial: menarik diri Masalah akibat

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Core problem

Berduka disfungsional Masalah penyebab

2. Diagnosa Keperawatan

a. Harga diri rendah

b. Isolasi social

c. Gangguan citra tubuh

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 14

Page 15: Makalah HDR

3. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa keperawatan : Harga diri rendah

a. Tujuan umum

Klien memiliki konsep diri yang positif.

b. Tujuan khusus

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat.

Kriteria Evaluasi:

Setelah … kali interaksi klien menunjukan ekspresi wajah

bersahabat, menunjukan rasa senang, ada kontak mata, mau

berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam,

klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau

mengutarakan masalah yang dihadapi.

Rencana Tindakan:

1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik:

a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.

b) Perkenalkan diri dengan sopan.

c) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai

klien.

d) Jelaskan tujuan pertemuan.

e) Jujur dan menepati janji.

f) Tunjukan sikap empati dan menerikam klien apa adanya.

g) Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan

kemampuan yang dimiliki.

Kriteria Evaluasi:

Setelah … kali interaksi klien menyebutkan:

1) Aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien.

2) Aspek positif keluarga.

3) Aspek positif lingkungan klien.

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 15

Page 16: Makalah HDR

Rencana Tindakan:

1) Diskusikan dengan klien tentang:

a) Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan.

b) Kemampuan yang dimiliki klien.

2) Bersama klien buat daftar tentang:

a) Aspek positif klien, keluarga, lingkungan.

b) Kemampuan yang dimiliki klien.

3) Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian

negative.

TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk

dilaksanakan.

Kriteria Evaluasi:

Setelah … kali interaksi klien menyebutkan kemampuan yang

dapat dilaksanakan.

Rencana Tindakan:

1) Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat

dilaksanakan.

2) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan

pelaksanaannya.

TUK 4 : Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki.

Kriteria Evaluasi:

Setelah … kali interaksi klien membuat rencana kegiatan harian.

Rencana Tindakan:

1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan

setiap hari sesuai kemampuan klien.

a) Kegiatan mandiri.

b) Kegiatan dengan bantuan.

2) Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien.

3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien

lakukan.

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 16

Page 17: Makalah HDR

TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang

dibuat.

Kriteria Evaluasi:

Setelah … kali interaksi klien melakukan kegiatan sesuai jadwal

yang dibuat.

Rencana Tindakan:

1) Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan.

2) Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien.

3) Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien.

4) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah

pulang.

TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Kriteria Evaluasi:

Setelah … kali interaksi klien memanfaatkan sistem pendukung

yang ada di keluarga.

Rencana Tindakan:

1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara

merawat klien dengan harga diri rendah.

2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.

3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.

4. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Medis

Menurut Anna Issacs, (2005) terapi modalitas pengobatan secara

medis yaitu terapi somatic antara lain:

1) Psikofarmakologi

a) Medikasi psikotropik (psikoaktif) mengeluarkan efeknya di

dalam otak, mengubah emosi dan mempengaruhi

perilaku.

b) Neurotransmitter adalah pembawa pesan kimiawi yang

membawa penghambat atau penstimulasi dari satu

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 17

Page 18: Makalah HDR

neuron ke neuron lain melintasi ruang (sinaps) diantara

mereka.

c) Terapi elektrokonvulsif (ECT)

2) Antipsikotik (neuroleptik)

Secara teori pelaksanaan medis khusus klien Tn. K dengan

harga diri rendah tidak ada, namun secara medis klien Tn. K

yang didiagnosa medis skizofrenia paranoid diberi terapi

sebagai berikut:

1) Chlorpromazine (CPZ)

Indikasi : Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat

dalam kemampuan menilai realitas, kesadaran diri

terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu,

berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental: waham,

halusinasi, gangguan perasaan, dan perilaku yang aneh

atau tidak terkendali, berdaya berat dalam kehidupan

sehari-hari, tidak mampu kerja, hubungan sosial, dan

melakukan kegiatan rutin.

Kontra indikasi : Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi,

kelainan jantung, dan ketergantungan obat.

Mekanisme kerja : Memblokade dopamine pada reseptor

pasca sinaps di otak khususnya system ekstra pyramidal.

Efek samping : Sedasi, gangguan otonomik (hipotensi,

antikolinergik/ parasimpatik, mulut kering, mata kabur,

kesulitan dalam buang air kecil, hidung tersumbat,

gangguan irama jantung), metabolic (jaundice).

2) Haloperidol (HR/ Resperidone)

Indikasi : Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita

dalam fungsi kehidupan sehari-hari.

Kontra indikasi : Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi,

kelainan jantung, febris, dan ketergantungan obat.

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 18

Page 19: Makalah HDR

Mekanisme kerja : Obat anti psikosis dalam memblokade

dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak

khususnya system ekstra pyramidal.

Efek samping : Sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan

otonomik (hipotensi, anti kolinergik, mulut kering, kesulitan

buang air kecil dan buang air besar, hidung tersumbat,

mata kabur)

3) T rihexyphenidyl (THP)

Indikasi : Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk

pasca ansefalitis dan idiopatik, sindrom Parkinson akibat

obat, misalnya reserpina dan fenotiazine.

Kontra indikasi : Hipersensitifitas terhadap trihexyphenidyl,

psikosis berat, hipertropi prostate, dan obstruksi saluran

cerna.

Mekanisme kerja : Sinergis dengan kinidine, obat anti

depresan trisiklik dan anti kolinergik lainnya.

Efek samping : Mulut kering, penglihatan kabur, pusing,

mual, muntah, bingung, agitasi, konstipasi, takikardi,

retensi urine.

b. Penatalaksanaan Keperawatan

Menurut Ann Isaacs, (2005) terapi modalitas pengobatan secara

keperawatan yaitu terapi aktivitas kelompok dan terapi keluarga. Terapi

aktivitas kelompok meliputi:

1) Dinamika kelompok adalah kekuatan yang bekerja untuk

menghasilkan pola perilaku dalam kelompok.

2) Proses kelompok adalah makna interaksi verbal dan non verbal

didalam kelompok meliputi isi komunikasi, hubungan anatar anggota,

pengaturan tempat duduk, pola atau nada bicara, bahasa dan sikap

tubuh serta tema kelompok untuk stimulasi persepsi: harga diri rendah

yaitu identifikasi hal positif pada diri dan melatih positif pada diri.

Sedangkan untuk terapi keluarga meliputi:

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 19

Page 20: Makalah HDR

1) Terapi keluarga adalah membantu individu dalam keluarga agar tidak

didominasi oleh reaktivitas emosi dan untuk mencapai tingkat

diferensiasi diri yang lebih tinggi.

2) Terapi structural adalah mendorong terjadinya perubahan dalam

organisasi keluarga untuk memodifikasi posisi setiap anggota keluarga

di dalam kelompok.

3) Terapi interaksional adalah mengidentifikasi hukum yang tidak terlihat

dan tidak terucap yang mengatur hubungan keluarga dan

menggunakan teori komunikasi untuk meningkatkan parbaikan

hubungan.

4) Peran perawat pada terapi keluarga adalah mengajarkan pada

keluarga tentang penyakit, sumber daya dan program pengobatan

menggunakan teknik komunikasi terapeutik dan berkolaborasi dengan

tim kesehatan lain untuk meningkatkan fungsi keluarga.

5. Pelaksanaan Keperawatan

Menurut Budi Anna, Keliat, (2005) implementasi keperawatan

disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Pada situasi nyata,

implementasi sering kali jauh berbeda dengan rencana. Hal itu terjadi

karena perawat belum terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam

melaksanakan tindakan keperawatan.

Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan perawat

perlu mamvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai

dan dibutuhkan oleh klien saat ini (here and now). Perawat juga menilai

diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, dan

teknikal yang diperlukan untuk kelaksanakan tindakan. Perawat juga

menilai kembali apakah tindakan aman bagi klien. Pada saat akan

melaksanakan tindakan keperawatan, perawat membuat kontrak dengan

klien yang isinya menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta

ynag diharapkan dari klien. Dokumentasikan semua tindakan keperawatan

yang telah dilaksanakan beserta respon klien.

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 20

Page 21: Makalah HDR

Fokus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kegiatan

pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memnuhi kebutuhan fisik

dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi:

a. Independen

Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang

dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perinah dari dokter

atau tenaga ksehatan lainnya. Tipe dari aktifitas yang dilaksanakan

perawat secar independen didefinisikan berdasarkan diagnosa

keperawatan. Tindakan tersebut merupakan suatu respon dimana

perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan

keperawatan secara pasti berdasarkan pendidikan dan

pengalamannya. Tipe tindakan independen dikategorikan menjadi 4

yaitu tindakan diagnostic, tindakan terapeutik, tindakan edukatif, dan

tindakan merujuk.

b. Interdependen

Tindakan keperawatan menjelaskan suatu kegiatan yangn

memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya,

misalnya ahli fisioterapi, ahli laboratorium, dan dokter.

c. Dependen

Tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana

tindakan medis. Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana

tindakan medis dilaksanakan.

Adapun strategi pelaksanaan tindakn keperawatn untuk klien dengan

harga diri rendah yaitu:

a. SP I pasein:

1) Membina hubungan saling percaya

2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

pasien.

3) Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat

digunakan.

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 21

Page 22: Makalah HDR

4) Melatih pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

kemampuan pasien.

5) Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih.

6) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien.

7) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

b. SP II pasien :

1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2) Melatih kemampuan kedua

3) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

c. SP I keluarga:

1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat

pasien

2) Menjelaskan pengertian tanda dan gejala harga diri rendah yang

dialami pasien berserta proses terjadinya.

3) Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah.

d. SP II keluarga:

1) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan

harga diri rendah.

2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada

pasien harga diri rendah.

e. SP III keluarga:

1) Membantu keluarga membuat jadual aktivitas dirumah termasuk

minum obat(dischargc planning)

2) Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.

6. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,

rencana tindakan, dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Melalui

evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi

selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan

tindakan ( Nursalam 2001 hal 71 ).

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 22

Page 23: Makalah HDR

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam

mencapai tujuan. Hal ini bisa di lakukan dengan mengadakan hubungan

dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan

yang di berikan. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua komponen untuk

mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan yaitu :

a. Evaluasi proses formatif

Aktifitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan

tindakan keperawatan. Evaluasi proses harus di laksanakan segera

setelah perencanaan keperawatan di laksanakan untuk membantu ke

efektifan terhadap tindakan. Evaluasi formatif terus menerus di

laksanakan sampai tujuan yang telah di tentukan tercapai.

b. Evaliasi hasil sumatif

Fokus evaluasi hasil adalah perubahan atau perilaku atau status

kesehatan klien pada akhir tindakan keperawatan klien. Tipe evaluasi

ini di laksanakan pada akhir tindakan secara paripurna. Adapun

metode pelaksanaan evaluasi sumatif terdiri dari interview akhir

pelayanan, pertemuan akhir pelayanan, dan pertanyaan kepada klien

dan keluarga. Evaluasi sumatif bisa menjadi suatu metode dalam

memonitor kualitas dan efisiensi tindakaan yang telah diberikan.

Evaluasi askep adalah penilaian respon klien semem tara/setelah

tindakan keperawatan di laksanakan metode evaluasi adalah

mengidentifikasi data subjek dan objek. Sebagai hasil respon klien setelah

tindakan keperawatan di lakukan.

E. Terapi aktivitas kelompok (TAK)

TAK STIMULASI PERSEPSI : HARGA DIRI RENDAH

Topik : Harga diri rendah

Terapis : Mahasiswa praktikan

Sasaran : 

Bangsal :

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 23

Page 24: Makalah HDR

Kriteria pasien

Klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah

Sehat secara fisik

Kooperatif

1. Leader  :

Bertugas :

Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok

Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok

Menetapkan jalannya tata tertib

Menjelaskan tujuan diskusi

Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi

pada kelompok terapi diskusi tersebut .

Kontrak waktu

Menimpulkan hasil kegiatan

Menutup acara

2. Co leader

Bertugas :

Mendampingi leader jika terjadi bloking

Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan

Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah

3. Observer

Bertugas :

Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai

akhir

Mencatat semua aktifitas dalam terapi aktifitas kelompok

Mengobservasi perilaku pasien

4. Vasilitator

Bertugas :

Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus

dilakukan

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 24

Page 25: Makalah HDR

Mendampingi peserta  TAK

Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok

Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan

5. Anggota

Bertugas :

Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi

6. Operator

Bertugas : mengoperasikan alat 

Uaraian seleksi kelompok

a. Hari/ tanggal  :

b. Tempat pertemuan :

c. Waktu :

d. Lamanya :  45 menit

e. Kegiatan : Terapi aktivitas kelompok harga diri rendah

f. Jumlah anggota :

g. Jenis TAK : Harga diri rendah

TAK STIMULASI PERSEPSI : HARGA DIRI RENDAH

Sesi 1 : identifikasi Hal Positif pada Diri

Tujuan

1. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan .

2. Klien dapat mengidentifikasi halpositif pada dirinya .

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran .

2. Ruangan nyaman dan tenang .

Alat

1. Spidol sebanyak klien yang mengikuti TAK .

2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK .

Metode

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 25

Page 26: Makalah HDR

1. Diskusi

2. Permainan

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan

konsep diri : harga diri rendah .

b. Membuat kontrak dengan klien .

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan .

2. Orientasi

a. Salam terapiutik 

1) Salam dan terapis pada klien .

2) perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan

nama ) .

3) menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan

nama) .

b. Evaluasi / validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini .

c. Kontrak

1) Terapis menjalankan tujuan kegiatan ,yaitu bercakap – cakap

tentang hal positif diri sendiri .

2) Terapis menjalaskan aturan main berikut .

Jika ada klien yang meninggalkan kelompok,harus meminta

izin kepada terapis .

Lama kegiatan 45 menit .

Setiap kali mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai .

3) Tahap kerja

a) Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama

panggilan serta memakai papan nama .

b) Terapis membagikan kertas dan spidol pada klien .

c) Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang

tidak menyenangkan

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 26

Page 27: Makalah HDR

d) Terapis memberi pujian atas peran serta klien

e) Terapis membagikan kertas yang kedua

f) Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri

sendiri : kemampuan yang dimiliki ,kegiatan yang biasa

dilakukan dirumah dan dirumah sakit

g) Terapis meminta klien membacakan hal positif yang

sudah ditulis secara bergiliran sampai semua klien

mendapatkan bergiliran .

h) Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien

4) Tahap terminasi

a) Evaluasi

Terapis menanyakan perasaan klien setelah mangikuti

TAK

Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b) Tindak lanjut

Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum

tertulis

c) Kontrak yang akan datang

Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal

positif diri yaitu melatih hal positif diri yang dapat

diterapkan dirumah sakit dan dirumah .

Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja . Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai

dengan tujuan TAK . Untuk TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah sesi

1, kemampuan klien yang diharapkan adalah menuliskan pengalaman

yang tidak menyenagkan dan aspek positif ( kemampuan yang dimiliki ) .

Formulir evaluasi sebagai berikut .

Sesi 1

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 27

Page 28: Makalah HDR

Stimulasi persepsi : harga diri rendah

Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan

 dan hal positif diri sendiri

N

No

Nama

klien

Menulis pengalaman yang

tidak menyenangkan

Menulis hal

positif diri sendiri

1

2

3

7

Petunjuk :

1. tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

2. untuk tiap klien,beri nilai pada tiap kemampuan menulis pengalaman

yang tidak menyenangkan dan aspek positif diri sendiri . Beri

tanda √ jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak mampu .

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien . Contoh : Klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi

peraepsi harga diri rendah . Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman

yang tidak menyenangkan, mengalami kesulitan hal positif diri . Anjurkan

klien menulis kemampuan dan hal positif dirinya dan tingkatkan

reinforcement ( pujian ) .

Sesi 2 : Melatih Positif pada Diri

Tujuan

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 28

Page 29: Makalah HDR

1. Klien dapat menilai hal positif diri yang dapat digunakan .

2. Klien dapat memilih hal positif diri yang dapat dilatih .

3. Klien dapat melatih hal positif diri yang telah dilatih .

4. Klien dapat menjadwalkan penggunaan kemapuan yang telah dilatih .

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran .

2. Sesuaikan dengan kemempuan yang akan dilatih .

3. Ruangan nyaman dan tenang .

Alat

1. Spidol dan papan tulis/ whiteboard/flipchart

2. Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih

3. Kertas daftar kemampuan positif pada sesi 1

4. Jadwal kegiatan sehari- hari dan pulpen

Metode

1. Diskusi dan Tanya jawab

2. Bermain peran

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1) Salam dari terapis kepada klien

2) Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evalauasi / validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini .

2) Menanyakan apakah ada tambahan hal positif klien .

c. Kontrak

1) terapis menjeleskan tujuan kegiatan , yaitu melatih hal positif

pada klien .

2) terapis menjelaskan aturan main berikut .

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 29

Page 30: Makalah HDR

jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus

meminta izin kepada terapis

lama kegiatan 45 menit

setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3) Tahap kerja

a) terapis meminta semua klien membaca ulang daftar

kemampuan positif pada sesi 1 dan memilih satu untuk

dilatih.

b) terapis meminta klien menyebutkan pilihannya dan ditulis

di whiteboard .

c) terapis meminta klien untuk memilih satu dari daftar

whiteboard . Kegiatan yang paling banyak dipilih diambil

untuk dilatih .

d)   terapis melatih cara pelaksanaan kegiatan / kemampuan

yang dipilih dengan cara berikut .

terapis memperagakan

klien memperagakan ulang

berikan pujian sesuai dengan keberhasilan klien .

e) Kegaiatan a sampai dengan d, dapat diulang untuk

kemampuan/ kegiatan yang berbeda .

4) Tahap terminasi

a) Evaluasi

terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti

TAK .

terapis memberikan pujian kepada kelompok .

b) Tindak lanjut

terapis meminta klien memasukkan kegiatan yang telah

dilatih pada jadwal kegiatan sehari -      hari

c) Kontrak yang akan datang

Menyepakati TAK yang akan datang untuk hal positif lain .

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 30

Page 31: Makalah HDR

Menyepakati waktu dan tempat sampai aspek positif

selesai dilatih .

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakuakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja . Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai

dengan tujuan TAK . untuk TAK stimulasi persepsi harga diri rendah sesi 2

,kemampuan klien yang diharapkan adalah memiliki satu hal positif yang

akan dilatih dan memperagakannya . Formulir evaluasi sebagai berikut .

Sesi 2

Stimulasi persepsi : harga diri

Kemampuan melatih kegiatan positif

N

No

Nama

klien

Membaca

daftar hal

positif

Memilih satu

hal positif yang

akan dilatih

Memperagakan

kegiatan positif

Petunjuk :

1. tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama .

2. untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan membaca ulang

daftar hal positif dirinya, memilih satu hal positif untuk dilatih dan

memperagakan kegiatan positif tersebut . Beri tanda √ jika klien

mampu dan tanda x jika klien tidak mampu .

Dokumentasi

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 31

Page 32: Makalah HDR

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada

catatan proses keperawatan tiap klien . Contoh : klien mengikuti sesi 2,

TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah . Klien telah melatih merapikan

tempat tidur . Anjurkan dan jadwalkan agar klien melakukannya serta

berikan pujian .

BAB III

PENUTUP

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 32

Page 33: Makalah HDR

A. Kesimpulan

Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang

negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga

diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan

produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak

mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial. Faktor yang

mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua

yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai

tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri

yag tidak realistis.

B. Saran

Setelah membaca dan memahami makalah ini diharapkan pembaca

dapat menerapkan isi dari makalah ini tentang “harga Diri Rendah”. Kami

menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat

saya harapkan untuk perbaikan makalah saya yang selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC:Jakarta.

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 33

Page 34: Makalah HDR

Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC:Jakarta.

Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC:

Jakarta.

Stuart. G.W and Laraia. Principle and practice of psychiatric nursing.7thed.

St Louis.  Mosby Year Book. 2001.

Towsend, M.C. (1998) Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan

PsikiatriUntuk Pembuatan Rencana Keperawatan, Jakarta: EGC

Yosep, Iyus.2010.Keperawatan Jiwa(edisi revisi).PT. Rafika Aditama.

http://www.kapukonline.com/2011/09/

askepasuhankeperawatanjiwahargadirirend.html

http://sichesse.blogspot.com/2012/04/rencana-keperawatan-harga-diri-

rendah.html

HDR/Kelompok IV/B1/STIK`NH | 34