makalah perilaku w2

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan terdiri dari faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan dan faktor genetik. Keempat faktor tersebut saling berinteraksi sehingga mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut, faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling sukar ditanggulangi, Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dan memiliki domain yang cukup luas yakni, pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dalam rancangan Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan RI tahun 2005-2025 (Indonesia Sehat 2025) disebutkan bahwa perilaku masyarakat yang diharapkan adalah perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, 1

Upload: pratiwi-dian-pramana

Post on 14-Jul-2016

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH PERILAKU W2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga

spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini

diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan

ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat

faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan terdiri dari

faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan dan faktor genetik.

Keempat faktor tersebut saling berinteraksi sehingga mempengaruhi kesehatan perorangan

dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut, faktor perilaku manusia

merupakan faktor determinan yang paling sukar ditanggulangi, Hal ini disebabkan karena

faktor perilaku yang lebih dominan dan memiliki domain yang cukup luas yakni,

pengetahuan, sikap, dan tindakan.

Dalam rancangan Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan RI tahun 2005-

2025 (Indonesia Sehat 2025) disebutkan bahwa perilaku masyarakat yang diharapkan

adalah perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan

lainnya, sadar hukum, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat,

termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman.

Salah satu indikator untuk menilai perilaku masyarakat terhadap kesehatan adalah

dengan menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga. PHBS terdiri

dari sekumpulan perilaku yang dilaksanakan atas kesadaran dari hasil pembelajaran yang

menjadikan seseorang mampu berperan aktif dalam menigkatkan derajat kesehatan

pribadi, keluarga, maupun masyarakat.

Indikator PHBS dirumah tangga yang dapat dinilai, yaitu : persalinan ditolong

tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, penimbangan bayi dan balita, menggunakan

air bersih untuk keperluan sehari-hari, mencuci tangan dengan air dan sabun,

1

Page 2: MAKALAH PERILAKU W2

menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk di rumah, makan sayur dan buah

setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.

Di wilayah kerja puskesemas Andalas, pencapaian PHBS rumah tangga untuk

beberapa indikator masih terbilang rendah seperti mencuci tangan dengan sabun (30,39

%), makan buah dan sayur setiap hari (22,68 %), dan tidak merokok dalam rumah (14,34

%). Hal ini tentunya mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena PHBS

merupakan salah satu bentuk upaya peningkatan derajat masyarakat.

Oleh karena itu, perlulah perhatian lebih dalam upaya penigkatan pencapaian

PHBS rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Andalas, sehingga pada akhirnya dapat

menigkatkan derajat kesehatan masyarakat.

1.2 Tujuan Penulisan

Memperoleh gambaran masalah perilaku yang mempengaruhi kesehatan di

wilayah kerja Puskesmas Andalas, khususnya mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

1.3 Batasan Masalah

Makalah ini membahas masalah perilaku yang mempengaruhi kesehatan di

wilayah kerja Puskesmas Andalas, khususnya mengenai PHBS.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai

literatur, laporan Puskesmas Andalas tahun 2011, dan diskusi.

2

Page 3: MAKALAH PERILAKU W2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku dan Perilaku Kesehatan

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.

Menurut Skinner (1983), perilaku merupakan suatu respon atau reaksi seseorang terhadap

stimulus yang diberikan. Respon ini dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu :

a. Bentuk Pasif ( Covert Behaviour)

Merupakan respon internal yang terjadi dalam diri manusia yang tidak dapat

diamati secara langsung, misalnya pengetahuan, persepsi dan perhatian.

Contohnya seorang ibu tahu mengenai ASI eksklusif tapi tetap memberikan

makanan pendamping ASI pada anaknya yang berumur kurang dari 6 bulan.

b. Bentuk Aktif (Overt Behaviour)

Merupakan tindakan nyata dari pengertahuan yang dimiliki seseorang sehingga

dapat diamati secara langsung. Misalnya ibu yang tahu mengenai ASI eksklusif

langsung mempraktekkannya dan tidak memberikan makanan pendamping ASI

pada anak berusia kurang dari 6 bulan.

Perilaku manusia sangat kompleks dan memiliki ruang lingkup yang sangat luas.

Benyamin Bloom (1908) membangi perilaku ke dalam 3 domain yang saling berkaitan

erat satu sama lain. Ketiga domain tersebut adalah pengetahuan (cognitive), sikap

(affective), dan tindakan (psychomotor). Pengetahuan dapat dikatakan sebagai hasil dari

suatu pendidikan ataupun pembelajaran seseorang. Domain pengetahuan sangat

berpengaruh terhadap terbentuknya tindakan dan disebutkan bahwa perilaku yang didasari

dengan pengetahuan akan bertahan lebih lama daripada perilaku yang tidak didasari

pengetahuan. Domain sikap juga menentukan terbentukanya tindakan seseorang. Sikap

terbuka atau penerimaan terhadap pengetahuan yang diberikan akan lebih mempermudah

terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang.

3

Page 4: MAKALAH PERILAKU W2

Menurut L. Green, perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni :

a. Faktor predisposisi yaitu faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seperti

pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma dan lain-lain.

b. Faktor pendukung yaitu faktor yang memfasilitasi terjadinya perilaku misalnya

puskesmas, posyandu, tempat pembuangan sampah, uang, dan sebagainya.

c. Faktor pendaorong yaitu faktor yang memperkuat terjadinya perilaku misalnya

sikap petugas kesehatan, sikap keluarga dan lain-lain.

Pengaruh perilaku terhadap kesehatan dapat dilihat melalui teori Blum yang

menyatakan bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh determinan lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan dan genetik (keturunan).

Gambar 2.1 Modifikasi Skema Perilaku Blum - Green

4

Keturunan

Pelayanan kesehatan LingkunganStatus Kesehatan

Faktor Predisposisi (Pengetahuan, sikap,

kepercayaan )

Faktor Pendorong (sikap dan perilaku

petugas )

Perilaku

Komunikasi

Faktor Pendukung (ketersediaan sumber

daya)

TrainingPem. Sosial

Pendidikan kesehatan

Page 5: MAKALAH PERILAKU W2

Gambar 2.1 menunjukkan bagaimana keterkaitan teori Blum dan Green. Terlihat

banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu perilaku individu yang pada

akhirnya akan menentukan bagaimana derajat atau status kesehatan individu tersebut.

Secara lebih spesifik, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan dapat disebut

sebagai perilaku kesehatan, yaitu suatu respon organisme terhadap stimulus yang berkaitan

dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.

Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan

sebagi berikut :

a. Perilaku Kesehatan (Health Behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan

tindakan seseorang dalm memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Seperti

tindakan mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan,

sanitasi, dan sebagainya.

b. Perilaku Sakit (Illness Behavior), yaitu segala tindakan yang dilakukan

individu yang merasa sakit , untuk mengenal dan merasakan keadaan

kesehatannya atau rasa sakit. Seperti pengetahuan individu untuk

mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta usaha mencegah penyakit

tersebut.

c. Perilaku Peran Sakit (Sick Role Behavior), yaitu segala tindakan yang

dilakukan individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan.

2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara

dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta

berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu

mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan

Lingkungan, Gaya Hidup.

5

Page 6: MAKALAH PERILAKU W2

Perilaku Hidup bersih dan Sehat merupakan salah satu wujud dari perilaku

kesehatan yang dilakukan dalam ruang lingkup rumah tangga. Indikator PHBS rumah

tangga terdiri dari indikator perilaku dan lingkungan, yaitu :

Persalinan ditolong tenaga kesehatan

Pemberian ASI eksklusif

Penimbangan bayi dan balita

Penggunakan air bersih

Mencuci tangan dengan air dan sabun

Menggunakan jamban sehat

Memberantas jentik nyamuk di rumah

Makan sayur dan buah setiap hari

Melakukan aktivitas fisik setiap har

Tidak merokok di dalam rumah

Manfaat pelaksanaan PHBS di rumah tangga , diantaranya :

1) Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.

2) Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga

3) Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya

dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya

pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah

tangga

4) Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota

dibidang kesehatan

5) Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan

Indikator PHBS ini digunakan untuk menilai Rumah Tangga Sehat, yaitu rumah

tangga yang telah melaksanakan seluruh indikator PHBS tersebut. Penilaian dilakukan

6

Page 7: MAKALAH PERILAKU W2

dengan pengambilan 210 sampel rumah tangga di setiap kelurahan. Jumlah ini didapat

berdasarkan rekomendasi WHO dengan perhitungan sederhana :

Dari sejumlah sampel tersebut, diharapkan dapat menggambarkan secara

keseluruhan bagaimana penerapan PHBS rumah tangga di suatu kelurahan atau wilayah.

BAB III

ANALISIS SITUASI

3.1. Keadaan Geografis

Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan wilayah kerja meliputi

10 kelurahan dengan luas 8.15 Km2dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Padang Utara,Kuranji

Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Selatan

Sebelah Barat : Kecamatan Padang Barat

Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh

7

30 x 7 = 210 rumah tangga (30 kluster dan 7 rumah tangga per kluster)

Page 8: MAKALAH PERILAKU W2

Gambar 3.1 Peta wilayah kerja Puskesmas Andalas

3.2 Keadaan Demografi

Data kependudukan Kecamatan Padang Timur sebagai wilayah kerja Puskesmas

Andalas adalah :

Tabel 3.1. Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan

No Kelurahan Jumlah jiwa

1

2

3

Kelurahan Sawahan

Kelurahan Jati Baru

Kelurahan Jati

5,438

6,798

10,207

8

Page 9: MAKALAH PERILAKU W2

4

5

6

7

8

9

10

Kelurahan Sawahan Timur

Kelurahan Simpang Haru

Kelurahan Andalas

Kelurahan Kubu Marapalam

Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah

Kelurahan Parak Gadang Timur

Kelurahan Ganting Parak Gadang

6,646

4,274

9,785

6,309

10,964

8,217

13,294

Jumlah 81,932

3.3 Sarana dan Prasarana

3.3.1 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Wilayah Kerja Puskesmas Andalas sangat luas, oleh karena itu untuk melayani

masyarakat, Puskesmas Andalas memiliki 1 buah Puskesmas induk, dan 8 buah

Puskesmas pembantu dan 1 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas

Andalas, yaitu :

1. Puskesmas Pembantu Andalas Barat

2. Puskesmas Pembantu Parak Karakah

3. Puskesmas Pembantu Tarandam

4. Puskesmas Pembantu Ganting Selatan

5. Puskesmas Pembantu Jati Gaung

6. Puskesmas Pembantu Sarang Gagak

7. Puskesmas Pembantu Kubu Dalam

8. Puskesmas Pembantu Kampung Durian

9. Poskeskel Kubu Marapalam

Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas Andalas

mempunyai :

1 buah kendaraan roda empat ( Puskel )

5 buah kendaraan roda dua

Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas yaitu :

9

Page 10: MAKALAH PERILAKU W2

Rumah Sakit Pemerintah : 3

Rumah Sakit Swasta : 6

Klinik Swasta : 6

Dokter Praktek Umum : 51 Orang

Dokter Praktek Spesialis : 15 Orang

Bidan Praktek Swasta : 30 Orang

Dukun Terlatih : 2 Orang

Kader aktif : 352 Orang

Pos KB : 12 Pos

Posyandu Balita : 88

Posyandu Lansia : 8

2.3.2 Sarana dan Prasarana Umum

Taman Kanak-kanak : 34

SD Negeri : 35

SD Swasta : 14

SMP : 11

SMU/SMK : 15

Perguruan Tinggi : 4

Tempat Ibadah : 112

Salon/Pangkas Rambut : 34

Pasar : 2

3.4 Tenaga Kesehatan Puskesmas Andalas

Puskesmas Andalas mempunyai tenaga kesehatan yang bertugas di dalam gedung

induk dan Puskesmas Pembantu. dengan rincian : 51 orang PNS, 8 orang tenaga PTT, 6

orang tenaga volunteer/honor.

Tabel 3. 2. Komposisi Ketenagaan yang ada di Puskesmas Andalas

NO JENIS KETENAGAAN PNS PTT HONOR JML

1. Dokter Umum 2 2

2. Dokter Gigi 5 5

3. SKM 4 1 5

10

Page 11: MAKALAH PERILAKU W2

4. Akademi Perawat 5 1 6

5. Akademi Bidan 6 7 13

6. Pengatur Gizi / AKZI 1 1 2

7. Perawat 6 6

8. Bidan 7 1 8

9. Perawat Gigi 1 1

10. Sanitarian 2 2

11. Asisten Apoteker 3 3

12. Analis 3 1 4

13. SMU 6 2 10

NO JENIS KETENAGAAN PNS PTT HONOR JML

Jumlah 51 8 6 65

3.5 Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi

Penduduk wilayah kerja Puskesmas Andalas sebagian besar beragama Islam

dengan presentase sebesar 96% dan keadaan ekonomi masyarakat Andalas merupakan

kelompok menengah kebawah.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pencapaian PHBS Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas

Perilaku hidup bersih dan sehat di keluarga perlu dinilai untuk melihat seberapa

besar kesadaran masyarakat dalam upaya menjaga dan meningkatkan kesehatan, baik

pribadi maupun masyarakat. Indikator PHBS rumah tangga yang dapat dinilai adalah :

11

Page 12: MAKALAH PERILAKU W2

1. Persalinan ditolong tenaga kesehatan

2. Pemberian ASI eksklusif

3. Penimbangan bayi dan balita

4. Penggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik nyamuk di rumah

8. Makan sayur dan buah setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah

Untuk mengetahui pencapaian PHBS di wilayah kerja puskesmas Andalas,

dilakukan pendataan PHBS rumah tangga kepada 210 rumah tangga di masing-masing

kelurahan. Di wilayah kerja Puskesmas Andalas, pendataan dilakukan 1x setahun terhadap

10 kelurahan. Tabel 4.1 berikut menampilkan hasil survey PHBS rumah tangga tahun

2011 di wilayah kerja puskesmas Andalas.

Tabel 4.1 Data Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun 2011

12

Page 13: MAKALAH PERILAKU W2

No. Nama KelurahanJumlah RT

yang disurvey

RT berPHBS

(RT Sehat)% RT Sehat

1. Sawahan 210 9 4,2

2. Jati Baru 210 39 18,5

3. Jati 210 6 2,85

4. Sawahan Timur 210 11 5,2

5. Simp. Haru 210 7 3,3

6. Kubu Marapalam 210 15 7,1

7. Andalas 210 12 5,7

8. Kubu Dalam Parak Karakah 210 2 0,9

9. Parak Gadang timur 210 25 11.9

10. Ganting Parak gadang 210 8 3,8

Dari tabel 4.1, pencapaian rumah tangga sehat masih sangat rendah karena belum

semua indikator PHBS tercapai di masing-masing rumah tangga. Pencapaian tertinggi

tampak pada kelurahan Jati Baru (18,5 %), namun pencapaian tersebut masih jauh dari

target 65% RT sehat, dan pencapaian terendah yaitu di kelurahan Kubu Dalam Parak

Karakah (0,9%).

Pencapaian dari masing-masing indikator PHBS pada 10 kelurahan tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.2 dan grafik 4.1.

Tabel 4.2 Data Pencapaian PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas 2011

13

Page 14: MAKALAH PERILAKU W2

Kelur

ahan

No.

phbs

Sawa

han

(%)

Jati

Baru

(%)

Jati

(%)

Sawaha

n

Timur

(%)

Simp.

Haru

(%)

Kubu

Marapal

am

(%)

Andal

as

(%)

Parak

Gadang

Timur

(%)

Kubu

Dalam

Prk.

Krkh

(%)

Ganting

Prk.

Gdng

(%)

1 94.6 98.6 90.5 95 91 90.4 90.4 98 95 95

2 60.1 75 69 60 58.4 65 59 69.2 60,9 60.9

3 80.3 80.2 75.4 81.2 79.6 80.2 78.2 92.3 80.4 80.4

4 94 92.5 85.3 83.1 78 94 83 100 85.6 91

5 20.5 37.2 41.2 35 28.9 29 33.3 28 24.3 26.5

6 97 96 74.3 76 80.3 80 79.5 99 81.4 81

7 78 82.2 69 69.5 81.5 79 84 100 80.2 80.2

8 24.6 36.8 24.5 21.3 19.6 19.2 19.4 21 20.2 20.2

9 51 72.9 25.3 59.8 60.6 60.6 65 51.9 31.9 31.9

10 15.5 14.9 20.2 16.2 12.9 12.9 17.2 20.8 16.8 16.8

0102030405060708090

100 95.9

60.9

80.489.5

30.4

81.4 80.2

20.2

69.8

16.8

LINAKESASI EKSTIMBANGAIR BERSIHCTPSJAMBANJENTIKBUAH/SAYURAKTIFITASTDK MEROKOK

Gambar 4.1 Pencapaian PHBS Di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun

2011

14

Page 15: MAKALAH PERILAKU W2

Berdasarkan grafik 4.1, tampak pencapaian indikator PHBS terendah adalah tidak

merokok di dalam rumah, disusul makan buah dan sayur, serta cuci tangan pakai sabun.

Dari tabel dapat diketahui kelurahan dengan kebiasaan merokok dalam rumah tertinggi

adalah kelurahan Simpang Haru dan Kubu Marapalam. Sedangkan kebiasaan makan buah

dan sayur setiap hari paling kurang di kelurahan Kubu Marapalam, serta kebiasaan cuci

tangan pakai sabun paling rendah di kelurahan Sawahan.

Masih kurangnya penerapan PHBS di rumah tangga sebagai salah satu perilaku

pencegahan penyakit tentunya menyebabkan berkurangnya kualitas kesehatan masyarakat.

Hal ini dapat dilihat dari kejadian penyakit yang cukup tinggi di Puskesmas Andalas.

Berikut beberapa penyakit dengan angka kejadian yang cukup tinggi di Puskesmas

Andalas sehubungan dengan PHBS.

Tabel 4.3 Jumlah Penyakit yang berkaitan dengan PHBS tahun 2011

Penyakit Jumlah Kasus

ISPA 10759

DIARE 267

DBD 140

TB PARU 96

GIZI BURUK 41

Kurangnya kebiasaan olahraga, makan sayur setiap hari dapat menyebabkan

berkurangnya daya tahan tubuh sehingga memudahkan terjadinya penyakit, seperti ISPA

yang tampak pada tabel dengan jumlah kejadian 10759 kasus sepanjang tahun 2011.

Begitu pula dengan rendahnya kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan belum seluruh ibu

memberikan ASI eksklusif, menjadi salah satu faktor yang menigkatkan kejadian kasus

diare.

Belum seluruh RT yang membersihkan jentik nyamuk, menyebabkan masih

adaanya kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Serta masih ditemukannya

kasus gizi buruk pada bayi dan balita akibat masih ada ibu yang enggan membawa

anaknya untuk ditimbang setiap bulan.

15

Page 16: MAKALAH PERILAKU W2

Beberapa faktor penyebab rendahnya pencapaian PHBS di wilayah kerja

Puskesmas Andalas adalah :

1. Faktor pendidikan / pengetahuan

Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap PHBS menjadi salah satu faktor

yang menyebabkan rendahnya pelaksanaan PHBS di rumah tangga. Meskipun

berbagai sosialisasi telah dilakukan, namun tidak mencapai seluruh kalangan

masyarakat, sehingga masih ada sejumlah masyarakat yang tidak tahu

mengenai PHBS dan tidak melaksanakannya.

2. Faktor sikap dan kebiasaan

Sikap sebagai salah satu domain perilaku juga menjadi faktor yang menentukan

keberhasilan pelaksanaan PHBS. Masih banyak masyarakat yang tertutup

terhadap informasi mengenai PHBS, dan juga masih ada masyarakat yang

sudah tahu mengenai PHBS tapi masih tidak melaksanakannya. Hal ini juga

terkait kebiasaan yang sudah sejak lama dilakukan seperti merokok, jarang

olahraga, mencuci tangan hanya saat akan makan dan tidak pakai sabun dan

jarang makan buah dan sayur yang sulit diubah.

3. Faktor sosial ekonomi

Faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap perilaku kesehatan masyarakat,

khususnya golongan masyarakat ekonomi rendah. Salah satu pengaruhnya

adalah terhadap kebiasaan makan buah dan sayur setiap hari. Perekonomian

keluarga yang kurang menyebabkan mereka tidak bisa menyediakan buah dan

sayur setiap hari di rumah.

4.2 Pengelolaan Masalah PHBS Rumah Tangga di Puskesmas Andalas

Untuk meningkatkan pencapaian PHBS rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas

Andalas, dilakukan upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang

pentingnya PHBS.

16

Page 17: MAKALAH PERILAKU W2

Dilakukan melalui beberapa kegiatan :

1. Penyuluhan

Penyuluhan dalam gedung

Dilakukan di dalam lingkungan Puskesmas

Penyuluhan luar gedung

Dilakukan di sekolah-sekolah, tempat ibadah, bersamaan dengan kegiatan

posyandu, dan lain-lain

Penyuluhan keliling

Dilakukan dengan menggunakan mobil Puskeskel

Penyuluhan Dalam Gedung

Penyuluhan Luar Gedung

Penyuluhan Keliling0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

PHBS

Bahaya Rokok

Gizi Keluarga

ASI Eksklusif8 6 46

10 10

244

8888

Gambar 4.2 Kegiatan Penyuluhan Terkait Perilaku kesehatan di Puskesmas Andalas

2. Pelatihan kader PHBS di Kelurahan Jati

Pelatihan ini dilaksanakan agar para kader dapat memahami pentingnya PHBS dan

bisa melaksanakannya dirumah tangga serta mampu mengajarkan dan menjadi

contoh / role meodel bagi masyarakat sekitarnya.

17

Page 18: MAKALAH PERILAKU W2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penjelasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa perilaku kesehatan

masyarakat di wilayah Kerja Puskesmas Andalas masih rendah. hal ini dapat dilihat dari :

Masih sangat rendahnya jumlah Rumah Tangga Sehat di wilayah kerja Puskesmas

Andalas.

Pencapaian Indikator PHBS tidak merokok masih sangat rendah.

5.2 Saran

Melakukan sosialisasi dan edukasi masyarakat yang lebih meluas mengenai PHBS

dan rumah tangga sehat, baik melalui penyuluhan, media informasi (poster,

pamflet, leaflet). Diharapkan dapat mencapai seluruh lapisan dan golongan

masyarakat, sehingga jumlah Rumah Tangga sehat dapat meningkat.

Melakukan penyuluhan dan edukasi langsung kepada para perokok dan remaja

khususnya laki-laki mengenai bahaya merokok.

Menghimbau dan mengajak petugas kesehatan dan tokoh masyarakat untuk

memberikan contoh baik dengan todak merokok di tempat-tempat umum.

18

Page 19: MAKALAH PERILAKU W2

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Pedoman PengembanganKabupaten/kota Percontohan Program PHBS, Makasar, 2006

Laporan Tahunan Puskesmas Andalas, 2011

Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat-Prinsip Dasar, Jakarta, 2003

19