makalah perilaku w2
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga
spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini
diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan
ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat
faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan terdiri dari
faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan dan faktor genetik.
Keempat faktor tersebut saling berinteraksi sehingga mempengaruhi kesehatan perorangan
dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut, faktor perilaku manusia
merupakan faktor determinan yang paling sukar ditanggulangi, Hal ini disebabkan karena
faktor perilaku yang lebih dominan dan memiliki domain yang cukup luas yakni,
pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Dalam rancangan Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan RI tahun 2005-
2025 (Indonesia Sehat 2025) disebutkan bahwa perilaku masyarakat yang diharapkan
adalah perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan
lainnya, sadar hukum, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat,
termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman.
Salah satu indikator untuk menilai perilaku masyarakat terhadap kesehatan adalah
dengan menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga. PHBS terdiri
dari sekumpulan perilaku yang dilaksanakan atas kesadaran dari hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang mampu berperan aktif dalam menigkatkan derajat kesehatan
pribadi, keluarga, maupun masyarakat.
Indikator PHBS dirumah tangga yang dapat dinilai, yaitu : persalinan ditolong
tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, penimbangan bayi dan balita, menggunakan
air bersih untuk keperluan sehari-hari, mencuci tangan dengan air dan sabun,
1
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk di rumah, makan sayur dan buah
setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.
Di wilayah kerja puskesemas Andalas, pencapaian PHBS rumah tangga untuk
beberapa indikator masih terbilang rendah seperti mencuci tangan dengan sabun (30,39
%), makan buah dan sayur setiap hari (22,68 %), dan tidak merokok dalam rumah (14,34
%). Hal ini tentunya mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena PHBS
merupakan salah satu bentuk upaya peningkatan derajat masyarakat.
Oleh karena itu, perlulah perhatian lebih dalam upaya penigkatan pencapaian
PHBS rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Andalas, sehingga pada akhirnya dapat
menigkatkan derajat kesehatan masyarakat.
1.2 Tujuan Penulisan
Memperoleh gambaran masalah perilaku yang mempengaruhi kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Andalas, khususnya mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
1.3 Batasan Masalah
Makalah ini membahas masalah perilaku yang mempengaruhi kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Andalas, khususnya mengenai PHBS.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai
literatur, laporan Puskesmas Andalas tahun 2011, dan diskusi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku dan Perilaku Kesehatan
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.
Menurut Skinner (1983), perilaku merupakan suatu respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus yang diberikan. Respon ini dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu :
a. Bentuk Pasif ( Covert Behaviour)
Merupakan respon internal yang terjadi dalam diri manusia yang tidak dapat
diamati secara langsung, misalnya pengetahuan, persepsi dan perhatian.
Contohnya seorang ibu tahu mengenai ASI eksklusif tapi tetap memberikan
makanan pendamping ASI pada anaknya yang berumur kurang dari 6 bulan.
b. Bentuk Aktif (Overt Behaviour)
Merupakan tindakan nyata dari pengertahuan yang dimiliki seseorang sehingga
dapat diamati secara langsung. Misalnya ibu yang tahu mengenai ASI eksklusif
langsung mempraktekkannya dan tidak memberikan makanan pendamping ASI
pada anak berusia kurang dari 6 bulan.
Perilaku manusia sangat kompleks dan memiliki ruang lingkup yang sangat luas.
Benyamin Bloom (1908) membangi perilaku ke dalam 3 domain yang saling berkaitan
erat satu sama lain. Ketiga domain tersebut adalah pengetahuan (cognitive), sikap
(affective), dan tindakan (psychomotor). Pengetahuan dapat dikatakan sebagai hasil dari
suatu pendidikan ataupun pembelajaran seseorang. Domain pengetahuan sangat
berpengaruh terhadap terbentuknya tindakan dan disebutkan bahwa perilaku yang didasari
dengan pengetahuan akan bertahan lebih lama daripada perilaku yang tidak didasari
pengetahuan. Domain sikap juga menentukan terbentukanya tindakan seseorang. Sikap
terbuka atau penerimaan terhadap pengetahuan yang diberikan akan lebih mempermudah
terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang.
3
Menurut L. Green, perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni :
a. Faktor predisposisi yaitu faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seperti
pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma dan lain-lain.
b. Faktor pendukung yaitu faktor yang memfasilitasi terjadinya perilaku misalnya
puskesmas, posyandu, tempat pembuangan sampah, uang, dan sebagainya.
c. Faktor pendaorong yaitu faktor yang memperkuat terjadinya perilaku misalnya
sikap petugas kesehatan, sikap keluarga dan lain-lain.
Pengaruh perilaku terhadap kesehatan dapat dilihat melalui teori Blum yang
menyatakan bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh determinan lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan genetik (keturunan).
Gambar 2.1 Modifikasi Skema Perilaku Blum - Green
4
Keturunan
Pelayanan kesehatan LingkunganStatus Kesehatan
Faktor Predisposisi (Pengetahuan, sikap,
kepercayaan )
Faktor Pendorong (sikap dan perilaku
petugas )
Perilaku
Komunikasi
Faktor Pendukung (ketersediaan sumber
daya)
TrainingPem. Sosial
Pendidikan kesehatan
Gambar 2.1 menunjukkan bagaimana keterkaitan teori Blum dan Green. Terlihat
banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu perilaku individu yang pada
akhirnya akan menentukan bagaimana derajat atau status kesehatan individu tersebut.
Secara lebih spesifik, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan dapat disebut
sebagai perilaku kesehatan, yaitu suatu respon organisme terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.
Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
sebagi berikut :
a. Perilaku Kesehatan (Health Behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan
tindakan seseorang dalm memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Seperti
tindakan mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan,
sanitasi, dan sebagainya.
b. Perilaku Sakit (Illness Behavior), yaitu segala tindakan yang dilakukan
individu yang merasa sakit , untuk mengenal dan merasakan keadaan
kesehatannya atau rasa sakit. Seperti pengetahuan individu untuk
mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta usaha mencegah penyakit
tersebut.
c. Perilaku Peran Sakit (Sick Role Behavior), yaitu segala tindakan yang
dilakukan individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan.
2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara
dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan
Lingkungan, Gaya Hidup.
5
Perilaku Hidup bersih dan Sehat merupakan salah satu wujud dari perilaku
kesehatan yang dilakukan dalam ruang lingkup rumah tangga. Indikator PHBS rumah
tangga terdiri dari indikator perilaku dan lingkungan, yaitu :
Persalinan ditolong tenaga kesehatan
Pemberian ASI eksklusif
Penimbangan bayi dan balita
Penggunakan air bersih
Mencuci tangan dengan air dan sabun
Menggunakan jamban sehat
Memberantas jentik nyamuk di rumah
Makan sayur dan buah setiap hari
Melakukan aktivitas fisik setiap har
Tidak merokok di dalam rumah
Manfaat pelaksanaan PHBS di rumah tangga , diantaranya :
1) Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2) Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga
3) Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah
tangga
4) Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota
dibidang kesehatan
5) Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
Indikator PHBS ini digunakan untuk menilai Rumah Tangga Sehat, yaitu rumah
tangga yang telah melaksanakan seluruh indikator PHBS tersebut. Penilaian dilakukan
6
dengan pengambilan 210 sampel rumah tangga di setiap kelurahan. Jumlah ini didapat
berdasarkan rekomendasi WHO dengan perhitungan sederhana :
Dari sejumlah sampel tersebut, diharapkan dapat menggambarkan secara
keseluruhan bagaimana penerapan PHBS rumah tangga di suatu kelurahan atau wilayah.
BAB III
ANALISIS SITUASI
3.1. Keadaan Geografis
Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan wilayah kerja meliputi
10 kelurahan dengan luas 8.15 Km2dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Padang Utara,Kuranji
Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Selatan
Sebelah Barat : Kecamatan Padang Barat
Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh
7
30 x 7 = 210 rumah tangga (30 kluster dan 7 rumah tangga per kluster)
Gambar 3.1 Peta wilayah kerja Puskesmas Andalas
3.2 Keadaan Demografi
Data kependudukan Kecamatan Padang Timur sebagai wilayah kerja Puskesmas
Andalas adalah :
Tabel 3.1. Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan
No Kelurahan Jumlah jiwa
1
2
3
Kelurahan Sawahan
Kelurahan Jati Baru
Kelurahan Jati
5,438
6,798
10,207
8
4
5
6
7
8
9
10
Kelurahan Sawahan Timur
Kelurahan Simpang Haru
Kelurahan Andalas
Kelurahan Kubu Marapalam
Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah
Kelurahan Parak Gadang Timur
Kelurahan Ganting Parak Gadang
6,646
4,274
9,785
6,309
10,964
8,217
13,294
Jumlah 81,932
3.3 Sarana dan Prasarana
3.3.1 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Wilayah Kerja Puskesmas Andalas sangat luas, oleh karena itu untuk melayani
masyarakat, Puskesmas Andalas memiliki 1 buah Puskesmas induk, dan 8 buah
Puskesmas pembantu dan 1 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas
Andalas, yaitu :
1. Puskesmas Pembantu Andalas Barat
2. Puskesmas Pembantu Parak Karakah
3. Puskesmas Pembantu Tarandam
4. Puskesmas Pembantu Ganting Selatan
5. Puskesmas Pembantu Jati Gaung
6. Puskesmas Pembantu Sarang Gagak
7. Puskesmas Pembantu Kubu Dalam
8. Puskesmas Pembantu Kampung Durian
9. Poskeskel Kubu Marapalam
Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas Andalas
mempunyai :
1 buah kendaraan roda empat ( Puskel )
5 buah kendaraan roda dua
Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas yaitu :
9
Rumah Sakit Pemerintah : 3
Rumah Sakit Swasta : 6
Klinik Swasta : 6
Dokter Praktek Umum : 51 Orang
Dokter Praktek Spesialis : 15 Orang
Bidan Praktek Swasta : 30 Orang
Dukun Terlatih : 2 Orang
Kader aktif : 352 Orang
Pos KB : 12 Pos
Posyandu Balita : 88
Posyandu Lansia : 8
2.3.2 Sarana dan Prasarana Umum
Taman Kanak-kanak : 34
SD Negeri : 35
SD Swasta : 14
SMP : 11
SMU/SMK : 15
Perguruan Tinggi : 4
Tempat Ibadah : 112
Salon/Pangkas Rambut : 34
Pasar : 2
3.4 Tenaga Kesehatan Puskesmas Andalas
Puskesmas Andalas mempunyai tenaga kesehatan yang bertugas di dalam gedung
induk dan Puskesmas Pembantu. dengan rincian : 51 orang PNS, 8 orang tenaga PTT, 6
orang tenaga volunteer/honor.
Tabel 3. 2. Komposisi Ketenagaan yang ada di Puskesmas Andalas
NO JENIS KETENAGAAN PNS PTT HONOR JML
1. Dokter Umum 2 2
2. Dokter Gigi 5 5
3. SKM 4 1 5
10
4. Akademi Perawat 5 1 6
5. Akademi Bidan 6 7 13
6. Pengatur Gizi / AKZI 1 1 2
7. Perawat 6 6
8. Bidan 7 1 8
9. Perawat Gigi 1 1
10. Sanitarian 2 2
11. Asisten Apoteker 3 3
12. Analis 3 1 4
13. SMU 6 2 10
NO JENIS KETENAGAAN PNS PTT HONOR JML
Jumlah 51 8 6 65
3.5 Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi
Penduduk wilayah kerja Puskesmas Andalas sebagian besar beragama Islam
dengan presentase sebesar 96% dan keadaan ekonomi masyarakat Andalas merupakan
kelompok menengah kebawah.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pencapaian PHBS Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas
Perilaku hidup bersih dan sehat di keluarga perlu dinilai untuk melihat seberapa
besar kesadaran masyarakat dalam upaya menjaga dan meningkatkan kesehatan, baik
pribadi maupun masyarakat. Indikator PHBS rumah tangga yang dapat dinilai adalah :
11
1. Persalinan ditolong tenaga kesehatan
2. Pemberian ASI eksklusif
3. Penimbangan bayi dan balita
4. Penggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik nyamuk di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
Untuk mengetahui pencapaian PHBS di wilayah kerja puskesmas Andalas,
dilakukan pendataan PHBS rumah tangga kepada 210 rumah tangga di masing-masing
kelurahan. Di wilayah kerja Puskesmas Andalas, pendataan dilakukan 1x setahun terhadap
10 kelurahan. Tabel 4.1 berikut menampilkan hasil survey PHBS rumah tangga tahun
2011 di wilayah kerja puskesmas Andalas.
Tabel 4.1 Data Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun 2011
12
No. Nama KelurahanJumlah RT
yang disurvey
RT berPHBS
(RT Sehat)% RT Sehat
1. Sawahan 210 9 4,2
2. Jati Baru 210 39 18,5
3. Jati 210 6 2,85
4. Sawahan Timur 210 11 5,2
5. Simp. Haru 210 7 3,3
6. Kubu Marapalam 210 15 7,1
7. Andalas 210 12 5,7
8. Kubu Dalam Parak Karakah 210 2 0,9
9. Parak Gadang timur 210 25 11.9
10. Ganting Parak gadang 210 8 3,8
Dari tabel 4.1, pencapaian rumah tangga sehat masih sangat rendah karena belum
semua indikator PHBS tercapai di masing-masing rumah tangga. Pencapaian tertinggi
tampak pada kelurahan Jati Baru (18,5 %), namun pencapaian tersebut masih jauh dari
target 65% RT sehat, dan pencapaian terendah yaitu di kelurahan Kubu Dalam Parak
Karakah (0,9%).
Pencapaian dari masing-masing indikator PHBS pada 10 kelurahan tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.2 dan grafik 4.1.
Tabel 4.2 Data Pencapaian PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas 2011
13
Kelur
ahan
No.
phbs
Sawa
han
(%)
Jati
Baru
(%)
Jati
(%)
Sawaha
n
Timur
(%)
Simp.
Haru
(%)
Kubu
Marapal
am
(%)
Andal
as
(%)
Parak
Gadang
Timur
(%)
Kubu
Dalam
Prk.
Krkh
(%)
Ganting
Prk.
Gdng
(%)
1 94.6 98.6 90.5 95 91 90.4 90.4 98 95 95
2 60.1 75 69 60 58.4 65 59 69.2 60,9 60.9
3 80.3 80.2 75.4 81.2 79.6 80.2 78.2 92.3 80.4 80.4
4 94 92.5 85.3 83.1 78 94 83 100 85.6 91
5 20.5 37.2 41.2 35 28.9 29 33.3 28 24.3 26.5
6 97 96 74.3 76 80.3 80 79.5 99 81.4 81
7 78 82.2 69 69.5 81.5 79 84 100 80.2 80.2
8 24.6 36.8 24.5 21.3 19.6 19.2 19.4 21 20.2 20.2
9 51 72.9 25.3 59.8 60.6 60.6 65 51.9 31.9 31.9
10 15.5 14.9 20.2 16.2 12.9 12.9 17.2 20.8 16.8 16.8
0102030405060708090
100 95.9
60.9
80.489.5
30.4
81.4 80.2
20.2
69.8
16.8
LINAKESASI EKSTIMBANGAIR BERSIHCTPSJAMBANJENTIKBUAH/SAYURAKTIFITASTDK MEROKOK
Gambar 4.1 Pencapaian PHBS Di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun
2011
14
Berdasarkan grafik 4.1, tampak pencapaian indikator PHBS terendah adalah tidak
merokok di dalam rumah, disusul makan buah dan sayur, serta cuci tangan pakai sabun.
Dari tabel dapat diketahui kelurahan dengan kebiasaan merokok dalam rumah tertinggi
adalah kelurahan Simpang Haru dan Kubu Marapalam. Sedangkan kebiasaan makan buah
dan sayur setiap hari paling kurang di kelurahan Kubu Marapalam, serta kebiasaan cuci
tangan pakai sabun paling rendah di kelurahan Sawahan.
Masih kurangnya penerapan PHBS di rumah tangga sebagai salah satu perilaku
pencegahan penyakit tentunya menyebabkan berkurangnya kualitas kesehatan masyarakat.
Hal ini dapat dilihat dari kejadian penyakit yang cukup tinggi di Puskesmas Andalas.
Berikut beberapa penyakit dengan angka kejadian yang cukup tinggi di Puskesmas
Andalas sehubungan dengan PHBS.
Tabel 4.3 Jumlah Penyakit yang berkaitan dengan PHBS tahun 2011
Penyakit Jumlah Kasus
ISPA 10759
DIARE 267
DBD 140
TB PARU 96
GIZI BURUK 41
Kurangnya kebiasaan olahraga, makan sayur setiap hari dapat menyebabkan
berkurangnya daya tahan tubuh sehingga memudahkan terjadinya penyakit, seperti ISPA
yang tampak pada tabel dengan jumlah kejadian 10759 kasus sepanjang tahun 2011.
Begitu pula dengan rendahnya kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan belum seluruh ibu
memberikan ASI eksklusif, menjadi salah satu faktor yang menigkatkan kejadian kasus
diare.
Belum seluruh RT yang membersihkan jentik nyamuk, menyebabkan masih
adaanya kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Serta masih ditemukannya
kasus gizi buruk pada bayi dan balita akibat masih ada ibu yang enggan membawa
anaknya untuk ditimbang setiap bulan.
15
Beberapa faktor penyebab rendahnya pencapaian PHBS di wilayah kerja
Puskesmas Andalas adalah :
1. Faktor pendidikan / pengetahuan
Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap PHBS menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan rendahnya pelaksanaan PHBS di rumah tangga. Meskipun
berbagai sosialisasi telah dilakukan, namun tidak mencapai seluruh kalangan
masyarakat, sehingga masih ada sejumlah masyarakat yang tidak tahu
mengenai PHBS dan tidak melaksanakannya.
2. Faktor sikap dan kebiasaan
Sikap sebagai salah satu domain perilaku juga menjadi faktor yang menentukan
keberhasilan pelaksanaan PHBS. Masih banyak masyarakat yang tertutup
terhadap informasi mengenai PHBS, dan juga masih ada masyarakat yang
sudah tahu mengenai PHBS tapi masih tidak melaksanakannya. Hal ini juga
terkait kebiasaan yang sudah sejak lama dilakukan seperti merokok, jarang
olahraga, mencuci tangan hanya saat akan makan dan tidak pakai sabun dan
jarang makan buah dan sayur yang sulit diubah.
3. Faktor sosial ekonomi
Faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap perilaku kesehatan masyarakat,
khususnya golongan masyarakat ekonomi rendah. Salah satu pengaruhnya
adalah terhadap kebiasaan makan buah dan sayur setiap hari. Perekonomian
keluarga yang kurang menyebabkan mereka tidak bisa menyediakan buah dan
sayur setiap hari di rumah.
4.2 Pengelolaan Masalah PHBS Rumah Tangga di Puskesmas Andalas
Untuk meningkatkan pencapaian PHBS rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas
Andalas, dilakukan upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya PHBS.
16
Dilakukan melalui beberapa kegiatan :
1. Penyuluhan
Penyuluhan dalam gedung
Dilakukan di dalam lingkungan Puskesmas
Penyuluhan luar gedung
Dilakukan di sekolah-sekolah, tempat ibadah, bersamaan dengan kegiatan
posyandu, dan lain-lain
Penyuluhan keliling
Dilakukan dengan menggunakan mobil Puskeskel
Penyuluhan Dalam Gedung
Penyuluhan Luar Gedung
Penyuluhan Keliling0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
PHBS
Bahaya Rokok
Gizi Keluarga
ASI Eksklusif8 6 46
10 10
244
8888
Gambar 4.2 Kegiatan Penyuluhan Terkait Perilaku kesehatan di Puskesmas Andalas
2. Pelatihan kader PHBS di Kelurahan Jati
Pelatihan ini dilaksanakan agar para kader dapat memahami pentingnya PHBS dan
bisa melaksanakannya dirumah tangga serta mampu mengajarkan dan menjadi
contoh / role meodel bagi masyarakat sekitarnya.
17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa perilaku kesehatan
masyarakat di wilayah Kerja Puskesmas Andalas masih rendah. hal ini dapat dilihat dari :
Masih sangat rendahnya jumlah Rumah Tangga Sehat di wilayah kerja Puskesmas
Andalas.
Pencapaian Indikator PHBS tidak merokok masih sangat rendah.
5.2 Saran
Melakukan sosialisasi dan edukasi masyarakat yang lebih meluas mengenai PHBS
dan rumah tangga sehat, baik melalui penyuluhan, media informasi (poster,
pamflet, leaflet). Diharapkan dapat mencapai seluruh lapisan dan golongan
masyarakat, sehingga jumlah Rumah Tangga sehat dapat meningkat.
Melakukan penyuluhan dan edukasi langsung kepada para perokok dan remaja
khususnya laki-laki mengenai bahaya merokok.
Menghimbau dan mengajak petugas kesehatan dan tokoh masyarakat untuk
memberikan contoh baik dengan todak merokok di tempat-tempat umum.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pedoman PengembanganKabupaten/kota Percontohan Program PHBS, Makasar, 2006
Laporan Tahunan Puskesmas Andalas, 2011
Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat-Prinsip Dasar, Jakarta, 2003
19