mewujudkan kejaksaan yang dipercaya oleh · pdf filemaka keberadaan pancasila sebagai dasar...

30
KONSOLIDASI DAN OPTIMALISASI TUGAS INTELIJEN KEJAKSAAN DALAM MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH MASYARAKAT 1 Oleh Dr. JAN S. MARINGKA 2 I. PENDAHULUAN Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2017 mengangkat tema “Meneguhkan Komitmen Penegakan Hukum Kejaksaan yang baik, benar dan terpercaya demi Suksesnya Program Pembangunan Nasional”. Tema tersebut dirasakan tepat dan menggambarkan kondisi, tantangan dan harapan Pemerintah, Pimpinan serta masyarakat terhadap kinerja Intelijen Kejaksaan saat ini. Dalam sambutannya pada Pembukaan Rapat Kerja bidang Intelijen Kejaksaan pada tanggal 18 September 2017, Jaksa Agung RI menekankan pada pentingnya perubahan mindset serta budaya kerja segenap aparatur Intelijen Kejaksaan dalam menyikapi berbagai perkembangan dan dinamika di bidang penegakan hukum dewasa ini. Perubahan mindset dan budaya kerja mutlak dibutuhkan mengenai kondisi Ancaman, Gangguan Hambatan dan Tantangan di bidang penegakan hukum senantiasa bersifat dinamis, sesuai dengan keadaan masyarakat serta arah kebijakan pembangunan yang diambil oleh Pemerintah. Bercermin pada kondisi saat ini, maka dari berbagai factor yang mempengaruhi penegakan hukum, dapat dikatakan faktor kepercayaan masyarakat merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan penegakan hukum. Hal ini mengingat dengan kompleksitas permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat, maka kehadiran penegakan hukum sebagai sarana penyelesaian konflik sosial dapat menuai berbagai reaksi baik yang bernada pro maupun kontra. Tanpa diimbangi dengan kepercayaan publik, maka dirasakan sulit untuk dapat memberikan pemahaman yang tepat mengenai berbagai dinamika penegakan hukum yang terjadi, khususnya dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan hukum yang beragam di tengah masyarakat. Selanjutnya kepercayaan masyarakat sejatinya meliputi spectrum yang sangat luas, namun dapat dapat disederhanakan menjadi dua aspek mendasar yaitu kepercayaan terhadap integritas aparatur dan kepercayaan terhadap profeionalisme dan kemampuan aparatur dalam melaksanakan amanah penegakan hukum yang diberikan kepadanya. Di satu sisi, upaya mewujudkan aparatur yang berintegritas membutuhkan langkah konsolidasi yang tepat sehingga terwujud kesatuan komitmen dan langkah seluruh jajaran Intelijen dalam 1 Paparan Jaksa Agung Muda Intelijen pada Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2017 tanggal 12 Desember 2017 di Badan Diklat Kejaksaan RI, Ragunan-Jakarta. 2 Jaksa Agung Muda Intelijen.

Upload: lydat

Post on 01-Mar-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

KONSOLIDASI DAN OPTIMALISASI TUGAS INTELIJEN KEJAKSAAN DALAM

MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH MASYARAKAT1

Oleh

Dr. JAN S. MARINGKA2

I. PENDAHULUAN

Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2017 mengangkat tema

“Meneguhkan Komitmen Penegakan Hukum Kejaksaan yang baik, benar dan terpercaya

demi Suksesnya Program Pembangunan Nasional”. Tema tersebut dirasakan tepat dan

menggambarkan kondisi, tantangan dan harapan Pemerintah, Pimpinan serta masyarakat

terhadap kinerja Intelijen Kejaksaan saat ini.

Dalam sambutannya pada Pembukaan Rapat Kerja bidang Intelijen Kejaksaan pada

tanggal 18 September 2017, Jaksa Agung RI menekankan pada pentingnya perubahan

mindset serta budaya kerja segenap aparatur Intelijen Kejaksaan dalam menyikapi berbagai

perkembangan dan dinamika di bidang penegakan hukum dewasa ini. Perubahan mindset dan

budaya kerja mutlak dibutuhkan mengenai kondisi Ancaman, Gangguan Hambatan dan

Tantangan di bidang penegakan hukum senantiasa bersifat dinamis, sesuai dengan keadaan

masyarakat serta arah kebijakan pembangunan yang diambil oleh Pemerintah.

Bercermin pada kondisi saat ini, maka dari berbagai factor yang mempengaruhi

penegakan hukum, dapat dikatakan faktor kepercayaan masyarakat merupakan faktor yang

sangat menentukan keberhasilan penegakan hukum. Hal ini mengingat dengan kompleksitas

permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat, maka kehadiran penegakan hukum

sebagai sarana penyelesaian konflik sosial dapat menuai berbagai reaksi baik yang bernada

pro maupun kontra. Tanpa diimbangi dengan kepercayaan publik, maka dirasakan sulit untuk

dapat memberikan pemahaman yang tepat mengenai berbagai dinamika penegakan hukum

yang terjadi, khususnya dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan hukum yang beragam di

tengah masyarakat.

Selanjutnya kepercayaan masyarakat sejatinya meliputi spectrum yang sangat luas,

namun dapat dapat disederhanakan menjadi dua aspek mendasar yaitu kepercayaan terhadap

integritas aparatur dan kepercayaan terhadap profeionalisme dan kemampuan aparatur dalam

melaksanakan amanah penegakan hukum yang diberikan kepadanya. Di satu sisi, upaya

mewujudkan aparatur yang berintegritas membutuhkan langkah konsolidasi yang tepat

sehingga terwujud kesatuan komitmen dan langkah seluruh jajaran Intelijen dalam

1 Paparan Jaksa Agung Muda Intelijen pada Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2017 tanggal 12

Desember 2017 di Badan Diklat Kejaksaan RI, Ragunan-Jakarta. 2 Jaksa Agung Muda Intelijen.

Page 2: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

2

melaksanakan kebijakan penegakan hukum yang telah digariskan oleh Pimpinan Kejaksaan.

Di lain sisi Peningkatan profeionalisme dan kemampuan aparatur Intelijen dalam mendukung

penegakan hukum tidak terlepas dari langkah optimalisasi yang efektif dalam

memberdayakan segenap potensi dan sumber daya yang ada dalam mencapai sasaran yang

dikehendaki.

Oleh karena itu, maka paparan kami pada kesempatan Rapat Kerja Kejaksaan RI

Tahun 2017 mengambil judul “Konsolidasi dan Optimalisasi Tugas Intelijen Kejaksaan

dalam Mewujudkan Kejaksaan Yang Dipercaya oleh Masyarakat” sebagai penekanan bahwa

cita-cita bersama akan Kejaksaan yang dipercaya oleh masyarakat bukanlah sekedar mimpi,

melainkan hal yang pasti akan dapat diraih, apabila disertai dengan aksi-aksi nyata yang pada

gilirannya melahirkan inovasi demi inovasi menuju perubahan yang diharapkan.

II. KONDISI SAAT INI

A. IDEOLOGI

Bagi bangsa Indonesia tidak ada keraguan sedikitpun mengenai kebenaran dan

ketepatan pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar Negara Republik Indonesia. Dalam

rasionalitas bangsa Indonesia yang terdiri dari keragaman agama, bahasa, budaya, dan ras

maka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama

yang mempersatukan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai akibat yang tidak terhindarkan dari pengaruh globalisasi maka saat ini

Pancasila dihadapkan pada potensi perkembangan ideologi lain yang pada gilirannya ikut

mempengaruhi nilai-nilai yang dianut oleh berbagai kelompok masyarakat dengan

bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Ancaman nyata terhadap

eksistensi Pancasila antara lain lain meliputi perkembangan paham radikalisme baik yang

berbentuk ekstrim kanan maupun ekstrim kiri, usaha-usaha untuk mengganti Pancasila

dengan simbol-simbol keagamaan, serta isu disitegrasi yang dipicu permasalahan yang

mengata-namakan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan).

B. POLITIK

Komisi Pemilihan Umum memperkirakan potensi konflik dalam penyelenggaraan

Pilkada Serentak Tahun 2018 akan meningkat dibanding tahun sebelumnya, Beberapa faktor

yang menyebabkan potensi konflik meningkat pada Pilkada 2018, adalah karena waktu

pelaksanaannya berdekatan dengan Pilpres 2019, banyaknya daerah yang menggelar pilkada,

banyaknya pemilih, serta tingginya anggaran.

Pelaksanaan pilkada serentak yang dijadwalkan berlangsung Juni 2018 diikuti oleh

171 daerah, yakni terdiri atas 17 provinsi dan 154 kabupaten-kota, bersamaan dengan tahapan

persiapan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden di 2019.

Page 3: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

3

Selain itu, jumlah pemilih pilkada yang hampir menyerupai jumlah pemilih nasional juga

menjadi faktor potensi konflik di daerah tinggi. Jumlah pemilih di pilkada 2018 sebanyak 158

juta, atau 80 persen dari total pemilih nasional di 2019 yang mencapai 197 juta pemilih.

C. EKONOMI

Pada bulan September lalu, PricewaterhouseCoopers (PwC) melaporkan negara

berkembang akan mulai mendominasi peringkat ekonomi utama dunia pada 2030. Laporan

tersebut menempatkan negara-negara dengan memproyeksikan produk domestik bruto (PDB)

global mereka, dan purchasing power parity (PPP). Di mana PPP merupakan model yang

menggambarkan daya beli terhadap nilai dari mata uang tertentu. PwC melihat bahwa pasar

negara berkembang, seperti India dan Brasil, termasuk Indonesia akan semakin menantang

dominasi Amerika Serikat dan China, sementara yang lainnya tertinggal. Dalam laporan

tersebut, Indonesis diprediksi menjadi kekuatan ekonomi ke-5 di dunia dengan PDB sebesar

USD5.424 triliun, dibawah Jepang (peringkat 4, USD5.606 triliun), India (peringkat 3,

USD19,511 triliun), Amerika Serikat (Peringkat 2, USD23,475 triliun) dan China (Peringkat

1, USD38.008 triliun).

Munculnya nama Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi dunia tersebut

akan menimbulkan spektrum baru terhadap ancaman stabilitas ekonomi nasional, terutama

upaya untuk menekan daya saing Indonesia dari negara-negara lain yang selama

mendominasi perekonomian dunia.

Di tingkat nasional, pada tanggal 6 Desember 2017 lalu, Presiden Joko Widodo baru

saja menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Angaran (DIPA) APBN 2018 kepada seluruh

kementerian/lembaga dan Gubernue se-Indonesia di Isatana Negara Jakarta. Jumlah belanja

negara dalam APBN 2018 mencapai Rp. 2.200,7 Trilyun yang terdiri dari Belanja Pemerintah

Pusat bagi Kementerian/Lembaga sebesar Rp. 847, 4 Trilyun dan Non Kementerian/Lembaga

sebesar Rp. 607,1 Trilyun. Sejalan dengan hal tersebut, sebesar Rp. 766,2 Trilyun

dialokasikan ke daerah dan dana desa dalam rangka meningkatkan jumlah dan mutu

pelayanan publiK serta mengurangi ketimpangan antar daerah.

D. SOSIAL BUDAYA

Pada tanggal 24 Oktober 2017 Pemeirntah dan DPR telah mensahkan Undang-

Undang Nomor 16 Tahun 2017 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2013 tentang Organisasi Kemansyarakatan menjadi Undang-Undang. Namun demikian pro

kontra terkait dengan kewenangan Pemerintah dalam mengambil tindakan tegas terhadap

organisasi kemasyarakatan yang bertentangan dengan ideologi Pancasila dan Peraturan

Perundang-Undangan dirasakan masih terus berlanjut, antara lain dibuktikan dengan gugatan

yang saat ini tengah berjalan di Mahkamah Konstitusi serta adanya gugatan baru yang

diajukan oleh Perkumpulan Hizbut Tahrir Indonesia ke Pengadilan TUN terhadap Pemerintah

Page 4: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

4

atas Keputusan Menteri Hukum dan HAM No. AHU-30.AH.01.08 Tahun 2017 Tanggal 19

Juli 2017 tentang Pencabutan Keputusan Menteri Hukum dan HAM No. AHU-

00282.60.10.2014 tentang Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan Hizbut Tahrir Indonesia.

Di lain sisi, mengingat sifat organisasi masyarakat terlarang, yang bersifat laten dan

dapat timbul kembali dikemudian hari dalam bentuk lain, maka diperlukan pengawasan dan

pembinaan terhadap eks anggota organisasi masyarakat yang dinyatakan terlarang sehingga

dapat kembali dan diterima di tengah-tengah masyarakat. Dalam konteks tersebut, maka

Surat Keputusan Bersama Mendagri, Menkumham dan Jaksa Agung tentang Peringatan dan

Pembinaan terhadap Mantan Anggota Hizbut Tahrir Indonesia serta INSJA No.

03/A/JA//08/2017 tentang Tindak Lanjut Pencabutan Status Badan Hukum HTI perlu untuk

segera disosialisasikan dan dilakanakan sebagai dasar bagi unsur Kejaksaan di daerah dalam

mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka mencegah timbulnya konflik

horizontal antara eks anggota HTI dengan komponen masyarakat lainnya.

E. PERTAHANAN DAN KEAMANAN

Globalisasi dan kemajuan teknologi informasi pada akhirnya telah menjadikan

wilayah kedaulatan suatu negara menjadi lebih abstrak, sehingga mudah ditembus oleh para

pelaku atau aktor internasional. Karena itu, kerawanan penetrasi asing terhadap wilayah

yurisdiksi nasional yang melampaui batas kedaulatan negara, hampir dipastikan mengandung

resiko ancaman keamanan yang bersifat transnasional, antara lain seperti kejahatan lintas

negara.

Konstelasi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan posisi diantara

benua Asia dan Australia serta diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, menempatkan

Indonesia menjadi daerah perlintasan strategis dari berbagai kawasan. Sebagai negara yang

memiliki posisi strategis di titik silang dunia, maka Indoneisa sangat berkepentingan dalam

mencegah berkembangannya berbagai bentuk kejahatan lintas negara seperti narkotika,

illegal fishing, illegal logging, dan korupsi.

Indonesia yang memiliki salah-satu garis pantai terpanjang di dunia ini setiap tahun

diperkirakan kehilangan 6,7 juta ton ikan dengan kerugian mencapai Rp. 300 triliun rupiah

tiap tahun, sementara itu berdasarkan data BNN kerugian akibat bisnis narkotika yang

diderita oleh Indonesia cukup besar, yaitu mencapai Rp 48 triliun, belum lagi angka kematian

akibat overdosis diperkirakan mencapai 104.000 orang yang berumur 15 tahun dan 263.000

orang yang berumur 64 tahun, serta jumlah pengguna narkotika di Indonesia tahun 2015

mencapai 5,1 juta orang.

Di lain sisi, potensi kerugian yang ditanggung negara akibat pembalakan liar (illegal

logging) mencapai Rp 83 miliar per hari atau Rp 30, 3 triliun per tahun. Kegiatan pembalakan

liar telah memusnahkan hampir tiga perempat hutan alam di Indonesia. Luas areal hutan

Indonesia yang hilang dalam setahun setara dengan luas negara Swiss, yakni 41.400 kilo-

Page 5: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

5

meter persegi. Sementara itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Gajah

Mada, kerugian yang dialami oleh Indonesia akibat korupsi dari tahun 2001 – 2015 mencapai

203,9 Trilyun, yang sebenarnya dapat untuk dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur

dan akses yang mampu menjamin kekuatan dan pemerataan ekonomi di setiap wilayah di

Indonesia sebagai stabilitas kemantapan ekonomi nasional.

Berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah bahwa fenomena kejahatan lintas negara

telah menciptakan spectrum ancaman yang sedemikian unik, suatu ancaman terhadap

kehidupan manusia yang semakin luas dan beragam. Ancaman tersebut tidak lagi berasal dari

aktor-aktor negara berupa ancaman agresi seperti timbulnya perang-perang besar, namun

melibatkan aktor-aktor non-negara yang perkembangannya lebih mengancam kedaulatan

negara. Penguasaan terhadap suatu negara dengan cara-cara lama melalui jalan perang secara

langsung sudah mulai ditinggalkan berganti dengan strategi perang secara tidak langsung

dengan menguasai kehidupan secara multidimensi.

III. PROBLEMATIKA

A. MINDSET DAN KARAKTER APARATUR INTELIJEN KEJAKSAAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara,

Intelijen Kejaksaan adalah bagian dari Intelijen Negara yang melaksanakan fungsi intelijen

penegakan hukum. Untuk itu upaya memahami karakter intelijen Kejaksaan tidak mungkin

dapat dicapai tanpa memahami secara utuh kedudukan dan peranannya dalam kerangka

intelijen negara serta ruang lingkup tugasnya sebagai intelijen penegakan hukum.

Pasal 1 angka 2 UU No. 17 Tahun 2011 memberikan definisi Intelijen Negara

sebagai penyelenggara Intelijen yang merupakan bagian integral dari sistem keamanan

nasional yang memiliki wewenang untuk menyelenggarakan fungsi dan kegiatan Intelijen

Negara. Menurut Pasal 4, Intelijen Negara berperan melakukan upaya, pekerjaan, kegiatan,

dan tindakan untuk deteksi dini dan peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan,

dan penanggulangan terhadap setiap hakikat ancaman yang mungkin timbul dan mengancam

kepentingan dan keamanan nasional. Selanjutnya sebagaimana diatur dalam Pasal 5, tujuan

Intelijen Negara adalah mendeteksi, mengidentifikasi, menilai, menganalisis, menafsirkan,

dan menyajikan Intelijen dalam rangka memberikan peringatan dini untuk mengantisipasi

berbagai kemungkinan bentuk dan sifat ancaman yang potensial dan nyata terhadap

keselamatan dan eksistensi bangsa dan negara serta peluang yang ada bagi kepentingan dan

keamanan nasional.

Patut diakui bahwa seringkali terdapat pemahaman yang keliru yaitu seolah-olah

apabila berbicara tentang kepentingan dan keamanan nasional, maka hanya identik dengan

intelijen yang dikelola oleh dan dengan menggunakan pendekatan Militer. Sayangnya

Page 6: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

6

pendekatan yang keliru tersebut masih terus ada di sebagian kalangan jajaran Intelijen

Kejaksaan saat ini, sehingga pada akhirnya komunitas intelijen sipil seringkali mengambil

karakteristik yang lebih sempit dan membatasi ruang geraknya pada lingkup tugas dan fungsi

masing-masing sehingga seolah-olah terjadi pengkotak-kotakan di kalangan intelijen negara.

Kondisi tersebut di atas pada gilirannya berimplikasi pada mekanisme dan pola kerja

jajaran Intelijen Kejaksaan dalam melaksanakan fungsi Penyelidikan, Pengamanan dan

Penggalangan (Lid, Pam, Gal) yang menjadi cara kerja Intelijen pada umumnya, Dengan

mengartikan konsep penegakan hukum dalam arti sempit, maka seringkali orientasi kegiatan

dan operasi Intelijen yang dilakukan oleh Kejaksaan akhirnya terjebak pada rutinitas

pengungkapan dugaan tindak pidana korupsi dan melupakan fungsi dan perannnya yang

sebenarnya jauh lebih besar dan strategis dalam melakukan deteksi dini terhadap berbagai

potensi AGHT di bidang IPOLEKSUSBUDHANKAM yang terdapat di wilayah territorial

penugasannya.

Dalam konteks tersebut tidak boleh dilupakan bahwa Intelijen Kejaksaan memiliki

fungsi sebagai pendukung utama dari keberhasilan tugas Kejaksaan yang dilakukan oleh

bidang Pembinaan, Pidum, Pidsus, Datun, Pengawasan dan Badan Diklat Kejaksaan RI.

Untuk dapat memberikan dukungan secara efektif, jajaran Inteljen harus mampu menyelami

dan memahami setiap bentuk tantangan tugas yang dihadapi oleh masing-masing bidang

tersebut yang tentunya memiliki karakteristik berbeda.

B. KECEPATAN INFORMASI DAN DETEKSI DINI

Di dalam fungsi intelijen yang berkaitan dengan ruang lingkup intelijen, fungsi

intelijen dapat dijabatkan menjadi tiga tataran ruang lingkup, yaitu pada tataran strategis,

operasional dan taktis.

Pada tataran strategis, intelijen menyediakan data atau informasi secara cepat dan

akurat dan mendahului proses antar pemerintahan, serta menciptakan keuntungan maksimal,

yang pada akhirnya memungkinkan Pemerintah memanfaatkan dan mengantisipasi langkah-

langkah taktis dalam penyelengaraan negara. Pada tataran operasional, kegiatan intelijen

merupakan bagian dari sistem peringatan dini negara dan sistem pertahanan negara yang

memungkinkan pembuat kebijakan memiliki kewaskitaan (kewaspadaan dini) atau

foreknowledge. Dalam sistem peringatan dini negara, kegiatan Intelijen ditujukan untuk

mengumpulkan, mengolah dan menilai informasi-informasi yang berkaitan dengan sumber-

sumber ancaman terhadap keamanan nasional. Sedangkan sebagai bagian sistem pertahanan

negara, kegiatan intelijen ditujukan untuk menghasilkan pusat data melalui suatu analisis

strategis yang mendalam mengenai motif, tujuan, identitas, struktur organisasi, sumber

dukungan dan kelemahan dari sumber-sumber ancaman potensial.

Page 7: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

7

Pada tataran taktis, intelijen terbagi dalam wilayah operasi intelijen yang dihubungkan

dengan tugas-tugas yang lebih spesifik. Hal ini berkaitan erat dengan tipe kegiatan intelijen

tersebut, yakni kegiatan intelijen positif dan kegiatan intelijen agresif. Dengan kegiatan

intelijen yang terbagi dalam wilayah operasi intelijen, yang dihubungkan dengan tugas yang

spesifik, maka kegiatan intelijen bergerak dalam kekhususan-kekhususan bidang, termasuk

intelijen kejaksaan yang melaksanakan kegiatan intelijen penyelidikan, pengamanan dan

penggalangan untuk melakukan pencegahan tindak pidana untuk mendukung penegakan

hukum baik preventif maupun represif di bidang ideologi, politik, ekonomi, keuangan, sosial

budaya, pertahanan dan keamanan, melaksanakan cegah tangkal terhadap orang-orang

tertentu dan/atau turut menyelenggarakan ketertiban dan ketenteraman umum.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jelaslah bahwa informasi Intelijen adalah

informasi yang dihargai atas kecepatan, ketepatan waktu dan relevansinya, bukan detail dan

keakuratannya. Informasi Intelijen berbeda dengan data yang berupa informasi yang akurat,

atau fakta yang merupakan informasi yang telah diverifikasi. Intelijen kadang disebut "data

aktif" atau "intelijen aktif", informasi ini biasanya mengenai rencana, keputusan, dan kegiatan

suatu pihak, yang penting untuk ditindak-lanjuti atau dianggap berharga dari sudut pandang

organisasi pengumpul intelijen.

Dalam kenyataannya, karakter dari informasi intelijen sebagai diuraikan di atas belum

dapat sepenuhnya dihayati oleh jajaran Intelijen Kejaksaan. Dalam prakteknya, masih

aparatur Intelijen Kejaksaan masih sering mencampuradukkan antara pola pikir penegak

hukum yang bertindak atas dasar sebuah fenomena atau peristiwa dengan pola tindak sebagai

insan Intelijen yang bergerak justru sebelum sebuah potensi AGHT menjadi kenyataan atau

gejala yang dapat dilihat atau ditangkap oleh pihak lain.

Kondisi sebagaimana dijelaskan di atas pada dataran praktis menempatkan jajaran

Intelijen Kejaksaan di posisi hilir yaitu baru bereaksi setelah terdapatnya dugaan

penyimpangan atau pelanggaran. Dalam konteks tersebut maka informasi yang disajikan

kepada Pimpinan seringkali telah berkurang nilai strategis untuk dapat melakukan antisipasi

dan deteksi dini terhadap potensi AGHT di bidang penegakan hukum.

C. SARANA DAN PRASARANA INTELIJEN

Kemajuan yang sangat pesat dalam bidang teknologi, baik itu teknologi komunikasi,

komputer, teknologi informasi serta teknik dan elektronik, sangat mempengaruhi sebuah

sistem pada dunia intelijen yang kesemuanya itu bertujuan untuk mencapai keunggulan

informasi intelijen serta keunggulan manajemen kegiatan intelijen. Hal ini membawa

perubahan pada strategi, taktik dan teknik yang dijalankan karena kesadaran yang dalam akan

peran dominasi teknologi pada sebuah postur institusi intelijen.

Martin Libicki, dalam bukunya yang berjudul “What is Information Warfare”,

menjelaskan bahwa Information Warfare atau perang informasi bukanlah teknik perang yang

Page 8: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

8

sama seperti perang konvensional pada umumnya, tetapi sangat jauh berbeda. Perkembangan

teknologi telah mengubah bentuk perang informasi yang perlindungan, manipulasi,

pengurangan bentuk, serta penyekatan informasi (protection, manipulation, degradation and

denial of information). Ketujuh bentuknya dapat dilihat sebagai berikut:

Bentuk pertama adalah Command & Control Warfare yang bertujuan untuk

memisahkan unit dan bagian-bagian penting dari pasukan lawan dari pusat komando dan

kendali kegiatan intelijennya (head) sehingga pergerakan lawan dapat dikacaukan. Bentuk

Kedua adalah Intelligence-Based Warfare yang berisi taktik pergerakan dan strategi kontra

pergerakan yang bertujuan untuk mengetahui dan menguasai kemampuan prospek dan

kekuatan lawan. Bentuk Ketiga adalah Electronic Warfare yang menggunakan peralatan

sistem radio serta elektronika dengan menggunakan sistematika yang tersandikan. Bentuk

keempat adalah Psychological Warfare yang bertujuan untuk mempengaruhi alam sadar

berfikir dari pihak teman, pihak yang netral, dan pihak lawan, dengan tujuan yang telah di

kondisikan sebelumnya. Bentuk Kelima adalah Hacker Warfare yang menggunakan metode

menyerang sistem komputer dan sistem teknologi informasi. Bentuk Keenam adalah

Economic Information Warfare, yang memfungsikan penyekatan atau mengubah arah

informasi demi terwujudnya keunggulan ekonomi dan logistic. Bentuk Ketujuh adalah Cyber

Warfare yang mengambil tempat di dunia jaringan intra komputer yang berskala dari pintar

dan cerdas hingga tidak masuk akal.

Berbagai variabel tersebut diatas melahirkan konsep baru dalam Komando, Kendali,

Komunikasi dan Intelijen (Command, Control, Communication Intelligence atau C3I) yang

saat ini telah berevolusi menjadi sistem Komando, Kendali, Kominikasi Komputer Intelijen

dan Pengamatan (Command Control Communication Computer Intelligence + Surveilance

Recconasisance atau C4I+SR). Oleh karenanya, sudah sepatutnya organisasi intelijen

Kejaksaan melihat hakekat penggunaan teknologi dalam dunia intelijen sebagai kebutuhan

yang obyektif, kekinian dan sebenarnya,. Tanpa dukungan dan penguasaan informasi dengan

sendirinya pengerahan dan penggunaan kekuatan Intelijen dalam mengawasi, menghalangi,

dan menggalang pendadakan stratejik tidak mudah tercapai dengan maksimal.

IV. STRATEGI

Upaya penegakan hukum harus dilaksanakan dengan sebuah strategi yang efektif

guna mencapai tujuan yang dikehendaki. Strategi dibutuhkan guna mengelola dan

mengalokasi sumber daya yang terbatas sehingga dapat menghasilkan manfaat yang sebesar-

besarnya. Di sisi lain pemilihan skala prioritas untuk mengalokasi sumber daya yang terbatas

tersebut tidak lain merupakan esensi dan tugas utama dari manajemen kepemimpinan

sehingga organisasi tersebut tidak terjebak dalam pola rutinas yang walaupun sepintas terlihat

bekerja, namun sejatinya organisasi tersebut berjalan ditempat dan tertinggal.

Page 9: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

9

Oleh karena itu penentuan strategi membutuhkan tingkatan komitmen dari suatu

organisasi, dimana tim organisasi tersebut bertanggung jawab dalam memajukan strategi

yang mengacu pada hasil atau tujuan akhir. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan penerapan strategi dalam suatu organisasi atau instansi adalah

sebagai sarana untuk mencapai hasil akhir dengan merumuskan kebijakan dan teknik tertentu

untuk mencapai sasaran tersebut dan memastikan implementasinya secara tepat.

Sebagaimana Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor:

013/A/JA/11/2017 Tanggal 10 November 2017 tentang Strategi Kepemimpinan, upaya

mencapai sasaran penegakan hukum yang digariskan oleh Pimpinan Kejaksaan dibangun

melalui pendekatan Konsolidasi, Optimalisasi dan Pemulihan Kepercayaan Publik.

Konsolidasi adalah upaya meningkatkan komitmen dan kesatuan langkah seluruh

jajaran Kejaksaan mulai dari tingkat pimpinan, para Jaksa dan pegawai serta pemangku

kepentingan terkait dalam mendukung pelaksanaan arah kebijakan penegakan hukum serta

pelaksanaan tugas dan fungsi Kejaksaan. Optimalisasi adalah upaya meningkatkan

efektivitas kinerja pelaksanaan tugas Kejaksaan terkait dengan peranan fungsi intelijen

penegakan hukum, penanganan perkara tindak pidana umum, penanganan perkara tindak

pidana korupsi dan tindak pidana khusus lainnya, penanganan perkara di bidang perdata dan

tata usaha negara, dengan mengedepankan aspek kualitas serta keseimbangan antara unsur

kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan. Pemulihan kepercayaan masyarakat adalah

upaya membangun kepercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan tugas penegakan hukum

oleh Kejaksaan melalui interaksi aktif serta program yang bersentuhan dengan kebutuhan dan

kesadaran hukum masyarakat.

Bagi jajaran Intelien, Strategi kepemimpinan yang digariskan oleh Pimpinan

Kejaksaan tersebut, memiliki arti penting dalam menentukan arah dan langkah pembangunan

karakter Intelijen Kejaksaan ke depan, sebagai berikut :

A. KONSOLIDASI

Sebagaimana diuraikan di atas, konsolidasi berbicara mengenai upaya

meningkatkan komitmen dan kesatuan langkah seluruh jajaran Kejaksaan mulai dari tingkat

pimpinan, para Jaksa dan pegawai serta pemangku kepentingan terkait dalam mendukung

pelaksanaan arah kebijakan penegakan hukum serta pelaksanaan tugas dan fungsi Kejaksaan.

Kesatuan langkah tersebut menjadi penting, mengingat sejalan dengan azas “Een en

Ondelbaar” maka sejatinya seluruh jajaran Kejaksaan sampai dengan unit kerja terkecil

merupakan satu kesatuan tubuh dibawah pimpinan Jaksa Agung sebagai penanggung jawab

tertinggi pelaksanaan tugas-tugas Kejaksaan.

Dalam konteks tersebut di atas, maka keberadaan Intelijen Kejaksaan harus

didudukkan kembali pada posisinya sebagai unsur pendukung dalam menjamin suksesnya

pelaksanaan tugas dan fungsi Kejaksaan, baik yang dilaksanakan oleh bidang Pembinaan,

Page 10: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

10

Bidang Tindak Pidana Umum, Bidang Tindak Pidana Khusus, Bidang Perdata dan TUN,

bidang Pengawasan dan Badan Diklat Kejaksaan RI. Sebaliknya sesuai dengan Doktrin

INDERA INTELIJEN, maka perlu diperkuat kembali penghayatan bahwa seluruh aparatur

Kejaksaan merupakan insan intelijen yang memliki tanggung jawab sebagai mata dan telinga

Pimpinan dalam setiap pembidangan yang menjadi tugasnya.

Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor PER-

006/A/JA/07/2017 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia,

Jajaran Jaksa Agung Muda Intelijen akan didukung oleh 5 (lima) Direktorat yang

membidangi teknis yaitu Direktorat Ideologi, Politik, Pertahanan dan Keamanan (Direktorat

A), Direktorat Sosial, Budaya dan Kemasyarakatan (Direktorat B), Direktorat Ekonomi dan

Keuangan (Direktorat C), Direktorat Pengamanan Pembangunan Strategis (Direktorat D),

Direktorat Teknologi Informasi dan Produksi Intelijen (Direktorat E) dan Pusat Penerangan

Hukum.

Pada tingkat Kejaksaan Tinggi, terdapat pengembangan struktur pada Asistel

Intelijen yang nantinya akan didukung oleh (lima) Seksi yaitu Seksi Ideologi, Politik,

Pertahanan dan Keamanan, (Seksi A); Seksi Sosial, Budaya dan Kemasyarakatan (Seksi B),

Seksi Ekonomi dan Keuangan (Seksi C), Seksi Pengamanan Pembangunan Strategis (Seksi

D), Seksi Teknologi Informasi dan Produksi Intelijen (Seksi E) dan Seksi Penerangan

Hukum.

Kondisi tersebut berjalan seiring dengan pengembangan organisasi di tingkat

Kejaksaan Negeri, dimana Kepala Seksi Intelijen akan didukung oleh (3) Sub Seksi yaitu

Subseksi Ideologi, Politik, Pertahanan Keamanan, Sosial, Budaya, dan Kemasyarakatan,

Subseksi Ekonomi, Keuangan dan Pengamanan Pembangunan Strategis; dan Subseksi

Teknologi Informasi, Produksi Intelijen, dan Penerangan Hukum.

Keberadaan struktur baru di lingkungan bidang Intelijen Kejaksaan tersebut,

tentunya membutuhkan upaya konsolidasi yang harus dilakukan secara komprehensif baik

menyangkut pengisian formasi Pejabat maupuan menyesuaikan bidang tugas masing-masing,

sehingga tidak menimbulkan tumpang tindih ataupun sebaliknya kevakuman dalam

pelaksanaan tugas di lapangan.

Selanjutnya upaya konsolidasi juga menyangkut langkah membangun sinergitas

dengan seluruh pemangku kepentingan Intelijen baik di Pusat dan di Daerah. Dalam konteks

tersebut perlu dipahami bahwa setiap komponen masyarakat merupakan pemangku

kepentingan Intelijen baik yang bersifat Promoteur (Ketertarikan Tinggi, Pengaruh Tinggi),

Latens (Ketertarikan Kurang, Pengaruh Tinggi), Defender (Ketertarikan Tinggi, Pengaruh

kurang), maupun Apethetic (Ketertarikan Kurang, Pengaruh kurang). Oleh karena itu

identifikasi secara tepat berbagai pemangku kepentingan tersebut akan sangat mendukung

Page 11: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

11

dalam upaya membangun komunikasi dan pola hubungan dengan setiap komponen

dimaksud.

B. OPTIMALISASI

1) TP4P DAN TP4D

Kehadiran TP4 untuk mengawal dan mengamankan proyek pembangunan

nasional mendapatkan apresiasi dari stakeholder terkait, yang terlihat dari

banyaknya permintaan pengawalan dan pengamanan kepada TP4. Sejak Tahun

2015, TP4P telah melakukan pengawalan dan pengamanan terhadap 44 kegiatan

dengan keseluruhan pagu anggaran sebesar Rp. 247.566.063.018.086 (dua ratus

empat puluh tujuh trilyun lima ratus enam puluh enam milyar enam puluh tiga juta

delapan belas ribu delapan puluh enam rupiah) dan USD 25.095.672,35 (dua puluh

lima juta sembilan puluh lima ribu enam ratus tujuh puluh dua koma tiga lima

dollar amerika), belum terhitung pendampingan yang dilakukan oleh jajaran TP4D

di Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaajn Negeri yang dirasakan jauh melampaui

ekspektasi program tersebut.

Semakim tingginya permintaan pendampingan yang diajukan kepada TP4P

dan TP4D maka harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan teknis dan yuridis

para Jaksa yang terlibat dalam Tim khususnya di bidang pengadaan barang dan jasa,

administrasi pemerintahan maupun akuntabilitas keuangan negara. Selanjutnya

dengan kompleksitas permasalahan yang dihadapi di lapangan, maka bangunan

koordinasi dengan kementerian/lembaga, organisasi profesi dan kalangan Akademisi

perlu ditingkatkan terutama menyangkut pemecahan masalah yang membutuhkan

kompetensi dan keahlian khusus.

Sebaliknya, dalam rangka menjaga kepercayaan masyarakat terhadap

keberadaan TP4, maka agar setiap jajaran senantiasa meningkatkan kewaspadaan

terhadap potensi disalahgunakannya pendampingan yang dilakukan sebagai topeng

untuk menutupi penyimpangan yang terjadi. Untuk itu dirasakan perlu dilakukan

evaluasi berkala dan crash program terhadap permintaan pendampingan yang tidak

dilanjuti dengan kerja sama secara aktif dan terbuka dari mitra TP4 dalam

berkonsultasi dan melaporkan perkembangan kemajuan pekerjaan. Hal ini dirasakan

penting untuk mengatisipasi adanya penyimpangan terselubung yang pada akhirnya

akan mempersulit posisi Kejaksaan dalam kapasitas sebagai lembaga penegak

hukum.

2) PENGAMANAN SUMBER DAYA ORGANISASI

Sebagai lembaga penegak hukum, pelaksanaan tugas oleh jajaran Korps

Adhyaksa tidak dapat dilepaskan dari potensi ancaman baik terhadap keamanan

Page 12: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

12

kantor, dokumen, informasi maupun personil dari gangguan pihak-pihak tertentu

yang merasa tidak puas atau bermaksud menghalangi atau menghambat pelaksanaan

amanah penegakan hukum oleh institusi Kejaksaan. Di lain pihak, Undang-Undang

memberikan jaminan perlindungan terhadap Jaksa dalam melaksanakan tugas-

tugasnya termasuk dari tindakan pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan,

penangkapan, dan penahanan yang hanya dapat dilakukan atas izin Jaksa Agung.

Dalam konteks tersebut di atas, maka dirasakan perlu ditingkatkan mekanisme

kerja sama yang efektif antara jajaran Intelijen Kejaksaan dengan bidang pembinaan

dan bidang pengawasan, terutama dalam pengamanan lingkungan kantor serta

personil Kejaksaan yang melaksanakan tugas di luar lingkungan kantor, termasuk

izin keluar kantor pada jam dinas. Selanjutnya dalam rangka pengamanan terhadap

personil yang meninggalkan wilayah hukum penugasan, maka dirasakan perlu

diterapkan kembali secara efektif mekanisme izin Pimpinan dan kewajiban untuk

melapor pada Kejaksaan Negeri setempat tentang lokasi domisili sementara di kota

tersebut.

3) CEGAH DAN TANGKAL

Globalisasi pasar keuangan, berbagai bentuk transaksi perdagangan dan

cepatnya pertukaran informasi telah ikut mendorong pergerakan kegiatan pelaku

kejahatan secara lintas negara. Semakin meningkatnya mode transportasi dan

semakin menyempitnya batas antar negara memudahkan para pejahat dapat

berpindah dari satu negara ke negara lain dengan leluasa.

Di lain sisi, pelaku kejahatan tidak lagi didominasi oleh pelaku individual

melainkan berkembang menjadi sebuah jaringan yang sangat luas daam bentuk

kejahatan terorganisir. Organisasi ini dapat beroperasi di berbagai negara seolah-

olah tidak ada batasan. Pelaku kejahatan dapat merencanakan aksinya di suatu

negara, dan mewujudkannya di negara lain dan kemudian bersembunyi di negara

lain sambil menikmati asset hasil kejahatannya.

Oleh karena itulah, tugas penegakan hukum dewasa ini tidak lagi semata-mata

dihadapkan pada kompleksitas pengungkapan dan pembuktian dugaan tindak

pidana, melainkan juga harus diimbangi oleh upaya pengamanan terhadap subyek

hukum tersangka, terdakwa dan tepidana terutama mempersempit kesempatan untuk

melarikan diri ke luar negeri guna menghindari proses hukum terhadapnya.

Kewenangan yang dimiliki oleh Jaksa Agung berdasarkan Pasal 35 UU No. 16

Tahun 2004 untuk melakukan pencegahan dan penangkalan terhadap orang tertentu

untuk masuk atau keluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia karena

keterlibatannya dalam perkara pidana dirasakan semakin memiliki peranan yang

strategis dalam menjamin keberhasilan proses penegakan hukum.

Page 13: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

13

Untuk dapat mendukung kecepatan dan ketepatan penggunaan instrument

Cekal, maka dirasakan perlu langkah jajaran Intelijen untuk tidak hanya menunggu

adanya permintaan dari bdang Tindak Pidana Umum ataupun Tindak Pidana

Khusus, melainkan proaktif membangun komunikasi terutama terkait persiapan

kelengkapan administrasi yang dibutuhkan dalam pengajuan permintaan Cekal

kepada Jaksa Agung RI.

4) ADHYAKSA MONITORING CENTRE.

Pada tanggal 28 November 2017 bertempat di Bandara Soekarno Hatta-

Jakarta, telah diterima penyerahan Buronan Kejahatan atas nama dr. Bagoes

Soetjipto Soelyodikoesomo,S.PjP (Terpidana Tindak Pidana Korupsi di wilayah

hukum Kejati Jawa Timur) yang diamankan oleh Tim Adhyaksa Monitoring Centre

dengan dibantu oleh Atase Kepolisian pada KBRI Kuala Lumpur dan Polisi Di Raja

Malaysia pada hari Minggu tanggal 26 November 2017 sekira jam 22.40 waktu

setempat di Apartemen Nusa Perdana Taman Nusa perintis 3 Gelang Patah, Johor

Bahru, Malaysia.. Pemulangan Terpidana dr. Bagoes Soetjipto menandakan satu

lagi contoh keberhasilan Adhyaksa Monitoring Centre dalam upaya penelurusan

buronan kejahatan Kejaksaan serta kerja sama penegakan hukum yang berjalan

efektif dengan jajaran dan instansi terkait.

Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan Adhyaksa Monitoring Centre,

diharapkan ke depan AMC bukan saja berfungsi melakukan penelusuran terhadap

mereka yang secara faktual masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO), melainkan

memiliki database terhadap setiap tersangka, terdakwa dan terpidana yang

dikhawatirkan melarikan diri, namun dikarenakan alasan perundang-undangan tidak

memungkinkan untuk dapat dilakukan penahanan yaitu antara lain terhadap mereka

yang keluar dari tahanan demi hukum karena habis masa penahanannya ataupun

tindak pidana yang dipersangkakan atau didakwakan tidak memenuhi syarat

obyektif untuk dilakukan penahanan.

C. PEMULIHAN PUBLIC TRUST

Kata kunci utama dalam membangun kepercayaan adalah interaksi antara kedua

belah pihak. Untuk itulah, sejatinya penegakan hukum tidak dapat berjalan dalam menara

gading, melainkan harus membuka diri dalam menjalin komunikasi aktif dengan berbagai

komponen masyarakat yang ada. Dalam konteks tersebut, maka diharapkan masyarakat

semakin memperoleh pemahaman yang tepat dalam menyikapi berbagai dinamika hukum

yang ada, sebaliknya aparat penegak hukum dapat memperoleh masukan yang diperlukan,

sehingga arah penegakan hukum yang dilakukan dalam berjalan secara tepat sasaran.

Seiring dengan era transparansi dan keterbukaan informasi saat ini, maka kesan

misterius, tertutup, klandestin, dan bahkan kekerasan yang sering muncul dalam

Page 14: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

14

gambaran public tentang insan Intelijen harus diubah. Terkadang mindset awam ini masih

diikuti oleh sinimisme terhadap profesi Intelijen, Memasuki era keterbukaan, Intelijen

ditantang untuk mengubah karakter misterius yang melekat menjadi karakter yang lebih

impresif terbuka dengan public. Sebaliknya dalam rangka menjalin dukungan masyarakat

terhadap keberhasilan penegakan hukum, maka insan Intelijen Kejaksaan harus dapat

menjadi corong informasi sekaligus etalase untuk memberikan penjelasan dan

pemahaman kepada publik mengenai kebijakan penegakan hukum yang diambil oleh

institusi Kejaksaan.

Selanjutnya upaya mewujudkan Kejaksaan yang terpercaya tidak data berjalan

sendiri, namun harus dibangun dalam sebuah grand design yang melibatkan pemangku

kepentingan terkait termasuk kalangan perguruan tinggi dan lembaga swadaya

masyarakat. Dalam konteks tersebut maka penggalangan dan kerja sama dengan

perguruan tinggi dan LSM diperlukan sehingga peranan kedua sektor tersebut dalam

penegakan hukum tidak hanya terkesan sekedar instrumen kontrol melalui suara kritis

terhadap proses penegakan hukum, melainkan juga dapat berkontribusi menyumbangkan

pemikiran dan gagasan segar yang dibutuhkan dalam penguatan institusi Kejaksaan.

V. QUICK WINS

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka sebagai arah percepatan pencapaian sasaran

tugas jajaran Intelijen Kejaksaan ke depan, ditetapkan Qiuck Wins sebagai berikut :

1. PROGRAM JAKSA MENYAPA OLEH SATUAN INTELIJEN PADA

KEJAKSAAN TINGGI DAN KEJAKSAAN NEGERI DI SELURUH INDONESIA.

Program “Jaksa Menyapa” lahir dari pemikiran bahwa diperlukan langkah aktif guna

menjangkau masyarakat dalam rangka menumbuhkan kesadaran serta mendukung

kebijakan penegakan hukum yang diambil oleh insitusi Kejaksaan. Dengan tingkat

pendidikan dan informasi yang terbatas, maka tidak semua kalangan masyarakat dapat

memahami secara utuh dinamika penegakan hukum yang terjadi. Untuk itu, kehadiran

program ini diharapkan dapat memberikan informasi secara tepat dan akurat kepada

masyarakat dalam menyikapi berbagai isu penegakan hukum baik di tingkat lokal

maupun nasional.

Di lain sisi, program ini juga bertujuan untuk mewujudkan kehadiran institusi Kejaksaan

dalam membantu penyelesaian permasalahan-permasalahan hukum yang dihadapi oleh

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan keberadaan Kejaksaan Negeri yang

terletak di ibukota Kabupaten/Kota serta keterbatasan anggaran penerangan/penyuluhan

hukum, maka tidak seluruh masyarakat terutama yang berada di wilayah terpencil dapat

memperoleh akses untuk berkonsultasi terkait permasalahan hukumnya ke kantor

Kejaksaan. Demikian pula stigma kaku dan tegas yang melekat pada institusi penegak

Page 15: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

15

hukum, seringkali menimbulkan rasa takut dan enggan bagi masyarakat untuk

menyampaikan permasalahan hukumnya kepada aparat Kejaksaan.

Dengan memanfaatkan jaringan radio RRI yang mampu menjangkau sampai ke daerah-

daerah terpencil diharapkan program ini dapat menjadi strategi baru dalam memberikan

penyuluhan hukum kepada masyarakat. Sementara itu, dengan format diskusi interaktif,

keberadaan program ini dapat pula menjadi wujud komunikasi dua arah antara institusi

Kejaksaan dengan masyarakat, yaitu di satu sisi masyarakat dapat memperoleh solusi

terkait permasalahan hukum yang dihadapi, dan dilain sisi dapat pula menjadi sarana bagi

Kejaksaan untuk memperoleh informasi serta feedback mengenai berbagai kebijakan

hukum dan kondisi aktual yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

2. ADHYAKSA COMMAND CENTRE dan Hotline SIAGA ADHYAKSA

Distribusi informasi dari jajaran Intelijen kepada Pimpinan Kejaksaan sebagai

User saat ini dihadapkan pada tantangan kecepatan penyebaran informasi di tengah-

tengah masyarakat sebagai dampak dari kemajuan teknologi dan era keterbukaan publik;.

Di lain sisi penyampaian informasi yang diterima oleh Pimpinan secara berjenjang,

(terutama dari Kejaksaan Negeri selaku ujung tombak Indera Adhyaksa di daerah)

seringkali dirasakan telah berkurang nilai strategisnya, mengingat informasi tersebut telah

menjadi pemberitaan yang menyebar luas melalui media online dan media sosial. Hal ini

pada gilirannya menimbulkan kesulitan bagi Pimpinan untuk mengambil langkah-langkah

antisipatif dan koordinasi yang dibutuhkan sebagai deteksi dini terhadap Ancaman,

Ganggungan, Hambatan dan Tantangan dalam pelaksanaan tugas-tugas Kejaksaan.

Dalam rangka mempercepat distribusi informasi, pada praktek yang berkembang

sering digunakan media komunikasi antara lain melalui aplikasi Whatsapp, Telegram,

BlackBerry Messenger, Yahoo Massenger dan media komunikasi berbasis smartphone

lainnya. Namun mengingat penggunaannya masih bersifat parsial dan belum terdapat

perangkat yang secara khusus melakukan fungsi analisa, distribusi informasi serta alur

koordinasi, maka pemanfaatan media komunikasi tersebut dirasakan belum memberikan

manfaat yang maksimal.

Berdasarkan Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor PER-006/

A/JA/07/2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia, maka

tugas penyiapan, pengumpulan, pengolahan, penyajian, pendistribusian dan pengarsipan

produk intelijen merupakan lingkup tugas Sub Direktorat E.1 Pada Direktorat Teknologi

Informasi dan Produksi Intelijen. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kepala Sub

Direktorat E.1 dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala Seksi yaitu 1) Seksi Produksi Intelijen

Ideologi, Politik, Pertahanan dan Keamanan, Sosial, Budaya, dan Kemasyarakatan; dan 2)

Seksi Produksi Intelijen Ekonomi, Keuangan dan Pengamanan Pembangunan Strategis.

Page 16: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

16

Berdasarkan struktur tersebut, dirasakan terdapat kebutuhan akan ADHYAKSA

COMMAND CENTRE (ACC) sebagai sebuah unit pelaksana khusus dengan tugas

mendorong kinerja produksi intelijen dan percepatan informasi dari Kejaksaan Tinggi dan

Kejaksaan Negeri di seluruh Indonesia, sebagai berikut :

a. ACC dipimpin oleh seorang Koordinator (disebut Koordinator ACC) di lingkungan

Jaksa Agung Muda Intelijen yang bertanggung jawab kepada Jaksa Agung Muda

Intelijen dan secara administrasif dibawah koordinasi Direktur E Jamintel.

b. Koordinator ACC membawahi 3 (tiga) orang Ketua Satuan Tugas Wilayah dan 1

(satu) orang Ketua Tim Analis, yaitu :

i. Wilayah I, meliputi Kejaksaan Tinggi Aceh; Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara;

Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat; Kejaksaan Tinggi Riau; Kejaksaan Tinggi

Jambi; Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan; Kejaksaan Tinggi Kepulauan Bangka

Belitung; Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau; Kejaksaan Tinggi Bengkulu;

Kejaksaan Tinggi Lampung; Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat; Kejaksaan

Tinggi Kalimantan Tengah; Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan; dan

Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur.

ii. Wilayah II meliputi Kejaksaan Agung; Kejaksaan Tinggi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta; Kejaksaan Tinggi Banten; Kejaksaan Tinggi Jawa Barat; Kejaksaan

Tinggi Jawa Tengah; Kejaksaan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta; dan

Kejaksaan Tinggi Jawa Timur.

iii. Wilayah III meliputi Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara; Kejaksaan Tinggi

Sulawesi Tengah; Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara; Kejaksaan Tinggi

Sulawesi Selatan; Kejaksaan Tinggi Gorontalo; Kejaksaan Tinggi Bali;

Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat; Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara

Timur; Kejaksaan Tinggi Maluku; Kejaksaan Tinggi Maluku Utara; dan

Kejaksaan Tinggi Papua.

Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Satuan Tugas Wilayah dibantu oleh para

Pelaksana yang masing-masing meliputi wilayah kerja Kejaksaan Tinggi dan

Kejaksaan Negeri di bawahnya.

c. Tugas dari masing-masing Ketua Satuan Tugas adalah menjamin tersedianya

Informasi dari seluruh Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri yang menjadi

wilayah kerjanya mengenai kondisi IPOLEKSOSBUDHAMKAM melalui sarana

tercepat hotline 24 Jam yang disebut SIAGA ADHYAKSA (Telp, Fax, E-mail,

Whatsaap, Telegram), dan melaporkan secara realtime sesuai dengan urutan nilai

strategis kepada Jaksa Agung Muda Intelijen.

d. Apabila informasi tersebut mendapat atensi dari Pimpinan, akan dilanjutkan dengan

pembuatan laporan secara berjenjang dari unit kerja terkait sesuai dengan mekanisme

administrasi intelijen yang berlaku.

Page 17: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

17

3. PROGRAM 310 (TIGA-SATU-KOSONG) PENCARIAN BURONAN TINDAK

PIDANA

Keberhasilan Kejaksaan dalam menangkap dan mengembalikan buronan

kejahatan dirasakan memiliki efek yang signifikan dalam menunjukkan komitmen

institusi Kejaksaan dalam menuntaskan upaya penegakan hukum terutama terkait dengan

perkara tindak pidana korupsi.Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam mendorong

efektifitas kinerja, perlu ditetapkan target operasi intelijen di bidang pencarian dan

pengamanan terhadap buronan kejahatan pada setiap Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan

Negeri yang disebut Program 310 yaitu penangkapan minimal 1 (satu) orang Buronan

Kejaksaan dalam triwulan pertama Tahun 2018 guna mewujudkan zero tunggakan

eksekusi badan dalam perkara tindak pidana.

JAKARTA, 12 DESEMBER 2017

JAKSA AGUNG MUDA INTELIJEN,

Dr. JAN S. MARINGKA

Page 18: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

18

KINERJA JAKSA AGUNG MUDA BIDANG INTELIJEN

JANUARI – NOVEMBER 2017

Terkait dengan evaluasi kinerja dan capaian yang telah dilakukan oleh Jaksa Agung Muda

Intelijen selama bulan Januari s/d Nopember 2017, sebagai berikut :

1. Sekretariat Jaksa Agung Muda Intelijen.

"Terlaksananya Kegiatan Koordinasi dengan Seluruh Satuan Kerja dalam rangka

Penyiapan Rumusan Rencana Kerja, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

Intelijen di Seluruh Indonesia" selama bulan Januari s/d September 2017, dalam bentuk :

- Memberikan pelayanan kesekretariatan secara optimal sehingga seluruh kegiatan

Tupoksi dalam program Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan Permasalahan

Hukum di Bidang IPOLESOSBUDHANKAM di masing - masing Direktorat dan

Puspenkum terlaksana dengan tepat waktu, tertib administrasi dan keuangan;

- Melaksanakan Pembahasan Perubahan Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia

Nomor : PER-006/A/JA/03/2014 tanggal 20 Maret 2014 tentang perubahan atas PER-

009/A/JA/01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia

Khusus Bidang Intelijen yang saat ini sedang menunggu hasil Keputusan

KEMENPAN atas Rapat terakhir pada tanggal 15 Maret 2017;

- Melaksanakan kegiatan Supervisi dan Evaluasi Kinerja Bidang Intelijen Tahun 2017

di Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat pada tanggal 20 s/d 22 Maret 2017;

- Melaksanakan kegiatan Supervisi dan Evaluasi Kinerja Bidang Intelijen Tahun 2017

di Kejaksaan Tinggi Riau pada tanggal 22 s/d 24 Mei 2017;

- Melaksanakan kegiatan Supervisi dan Evaluasi Kinerja Bidang Intelijen Tahun 2017

di Kejaksaan Tinggi Gorontalo pada tanggal 22 s/d 24 Mei 2017;

- Melaksanakan kegiatan Supervisi dan Evaluasi Kinerja Bidang Intelijen Tahun 2017

di Kejaksaan Tinggi Maluku pada tanggal 24 s/d 25 Juli 2017;

- Melaksanakan kegiatan Supervisi dan Evaluasi Kinerja Bidang Intelijen Tahun 2017

di Kejaksaan Tinggi Papua pada tanggal 26 s/d 28 Juli 2017;

- Melaksanakan kegiatan Rapat Kerja Teknis Bidang Intelijen Tahun 2017 pada tanggal

18 s/d 19 September 2017 di Sasana Pradana Kejaksaan Agung RI;

- Melaksanakan kegiatan Supervisi dan Evaluasi Kinerja Bidang Intelijen Tahun 2017

di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat pada tanggal 6 s/d 8 Nopember 2017;

- Melaksanakan kegiatan Supervisi dan Evaluasi Kinerja Bidang Intelijen Tahun 2017

di Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan pada tanggal 8 s/d 10 Nopember 2017;

- Melaksanakan kegiatan Supervisi dan Evaluasi Kinerja Bidang Intelijen Tahun 2017

di Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah pada tanggal 22 s/d 24 Nopember 2017;

- Melaksanakan kegiatan Supervisi dan Evaluasi Kinerja Bidang Intelijen Tahun 2017

di Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat pada tanggal 27 s/d 29 Nopember 2017;

- Melaksanakan kegiatan Supervisi dan Evaluasi Kinerja Bidang Intelijen Tahun 2017

di Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat pada tanggal 28 s/d 30 Nopember 2017;

Page 19: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

19

- Memberikan Penilaian Kinerja Intelijen Kejaksaan Tinggi Se-Indonesia sebanyak 10

kali selama Tahun 2017.

2. Direktorat I

"Meningkatnya Upaya Penyelamatan Keuangan Negara dan Penganggulangan Tindak

Pidana di Kejaksaan Agung" selama bulan Januari s/d Nopember 2017, dalam bentuk :

No Kegiatan Target Realisasi

Kegiatan

1. Pelaksanaan Laporan Hasil Operasi Intelijen Bidang

Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan (PRINOPS)

80 LHK 72 LHK

2. Laporan Hasil Kegiatan Intelijen Bidang Ekonomi,

Keuangan dan Pembangunan (PRINTUG)

50 LHK 32 LHK

3. Pelaksanaan Pelacakan Aset yang berkaitan dengan

Tindak Pidana.

70 KEG 72 KEG

4. Tim Pengawalan dan Pengamanan dan Pembangunan

Tingkat Pusat (TP4P)

20 KEG 24 KEG

5. Sosialisasi TP4P antar Kementerian / BUMN 12 KEG 42 KEG

- Rekapitulasi Kegiatan Penyelidikan, Pengamanan, Penggalangan selama bulan

Januari s/d Nopember 2017 yang dilaksanakan oleh Kejaksaan Tinggi Seluruh

Indonesia sebagai berikut :

Kegiatan berdasarkan Surat Perintah Operasi Intelijen sebanyak 603 kegiatan;

Kegiatan berdasarkan Surat Perintah Tugas sebanyak 1.148 kegiatan;

Kegiatan Pengamanan yang telah dilaksanakan sebanyak 256 kegiatan;

Kegiatan Penggalangan yang telah dilaksanakan sebanyak 40 kegiatan;

Kegiatan Pelacakan Aset yang telah dilaksanakan sebanyak 140 kegiatan.

- Kegiatan Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan Pusat

(TP4P) terhadap proyek strategis di Kementerian/Lembaga, BUMN/D yang sudah

diterima kurun waktu Januari s/d Nopember 2017 sebanyak 28 kegiatan antara lain :

a) Pengawalan dan Pengamanan.

1) Proyek Light Rail Transit (LRT) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi

(Jabodebek) pada PT Adhi Karya dengan anggaran sebesar Rp.

21.300.000.000.000.

2) Pengadaan Barang/Jasa untuk pekerjaan Pembangunan GITET 500 kV dan

SUTET 500 kV Jalur Utara Jawa pada PT PLN (Persero) Rp.

4.627.902.214.846.

Page 20: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

20

3) Proyek pembangunan Equestrian pada PT Pulomas Jaya dengan anggaran

sebesar Rp. 417.000.000.000

4) Penyelesaian permasalahan perjanjian PLTU Ambon (2 x 15 MW) dengan

Nilai Kontrak USD 25.095.672,35 + IDR 219.243.486.680,00 pada PT PLN

(Persero)

5) Pengadaan dan penyaluran bantuan benih padi Inbrida RP. 135.000.000.000

dan jagung Hibrida Rp. 540.000.000.000 Tahun Anggaran 2017 pada

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada Kementerian Pertanian RI.

6) Pembangunan Bandar Udara Internasional Baru di Kulon Progo -

Yogyakarta pada PT Angkasa Pura I (Persero)dengan anggaran sebesar Rp.

34.000.000.000.000

7) Proyek pembangunan infrastruktur Gas Bumi pada PT Perusahaan Gas

Negara (Persero) dengan anggaran sebesar Rp. 1.300.000.000.000.

8) Pengadaan penyedia Jasa Tenaga Alih daya (Outsourcing) pada PT Bank

Negara Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2017 dengan anggaran sebesar Rp.

156.840.000.000.

9) Proyek Light Rail Transit (LRT) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi

(Jabodebek) pada Kementerian Perhubungan R.I. dengan anggaran sebesar

Rp. 21.300.000.000.000

10) Penugasan Pemerintah kepada Perum Bulog berdasarkan Perpres No. 48

Tahun 2016 tentang Penugasan Kepada Perusahaan Umum (Perum) Bulog

Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional.

11) Pekerjaan pada Satuan Kerja Perhubungan Darat Provinsi Sumatera Utara

Ditjen Hubungan Darat Kementerian Perhubungan RI., TA. 2017 di Bidang

Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) dan Angkutan Sungai Danau

Penyebrangan (ASDP) dengan anggaran sebesar Rp. 151.000.000.000.

12) Proyek Intermediate Treatment facility TA. 2016-2018 pada PT Jakarta

Propertindo dengan anggaran sebesar Rp. 7.000.000.000.000

13) Proyek perluasan Bandara Soekarno Hatta berupa pengadaan tanah untuk

Pembangunan Runway ke 3 pada PT Angkasa Pura II (Persero) dengan

anggaran sebesar Rp. 250.838.241.000

14) Penyaluran Tunjangan Profesi bagi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah

(PNSD) pada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

15) Program kegiatan pada Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian

Pendidikan Dan Kebudayaan terkait dengan pekerjaan Pengiriman Materi

Pameran Internasional Europalia di Belgia (Europalia Arts Festival

Indonesia 2017/2018) pada satuan Kerja Direktorat Pelestarian Cagar

Budaya dan Permuseuman Tahun 2017.

16) Program kegiatan pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk pengadaan alat TIK.

17) Pengadaan sarana pembelajaran berupa Alat Permainan Edukatif (APE)

Tahun 2017 pada Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Ditjen Pendidikan

Page 21: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

21

Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

18) Pengadaan Jasa Konsultan dan Konstruksi Pembangunan Depo Container Isi

Lahan C.04 PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero).

19) Pengadaan Jasa Konsultan dan Konstruksi Pembangunan Officer Tower

pada PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero)

20) Penyediaan Kapal Perikanan Tahun Anggaran 2017 di Satuan Kerja

Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan Ditjen Perikanan

Tangkap pada Kementerian Kelautan dan Perikanan.

21) Pengadaan Farmasi Alat Medik dan Non Medik TA. 2017-2018 pada Rumah

Sakit Umum Pusat Fatmawati dengan anggaran sebesar Rp.

436.478.587.000

22) Pengadaan Jasa Konsultan dan Konstruksi Pembangunan Dermaga Lahan

C.04 Kawasan Marunda pada PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero)

23) Permasalahan Hukum Pengadaan Pembelian Satuan Unit Rumah Susun

(Non Hunian) untuk Kantor Pusat BJB Tower pada PT Bank Pembangunan

Jawa Barat Banten

24) Pembangunan Gardu Induk (GI) 150 KV New Sanur pada PT PLN

(Persero).

25) Revitalisasi Alat Laboratorium Hidrodinamika pada Satuan Kerja Balai

Teknologi Hidrodinamika (BTH) Surabaya pada Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT).

26) Proyek pada PT Bank Negara Indonesia (Persero), yaitu :

- Pengadaan Kalender dan Buku Kerja

- Pembangunan Gedung Menara BRI Gatot Subroto

27) Revitalisasi Bangunan Pabrik, Mesin Pengolahan Benih, Alat Mesin

Pertanian dan Investasi Pengadaan Tanah serta Pembangunan Pabrik

Pengolahan Benih Baru di Provinsi Kalimantan Selatan, NTB, Aceh, dan

Sulawesi Tengah pada PT Sang Hyang Seri (Persero).

28) Proyek pada PT Petrokimia Gresik yaitu :

- Proyek Gudang Inbag 50.000 Ton

- Proyek Dermaga C

- Proyek Conveying System

3. Direktorat II.

"Meningkatnya Kualitas Pelaksanaan Kegiatan Intelijen di Bidang Politik, Sosial Budaya

dan Sumber Daya Organisasi di Lingkungan Kejaksaan Agung" selama bulan Januari s/d

Nopember 2017, dalam bentuk :

No Kegiatan Target Realisasi

Kegiatan

1. Laporan Hasil LID, PAM dan GAL guna Kegiatan

Pencegahan / Penangkalan Orang Asing, Wasmedmas

50 Lhk 66 Lhk

Page 22: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

22

dan Barcet, Politik Sosial Budaya dan Sumber Daya

Organisasi.

2. Pudata / Baket Pakem 8 Keg 10 Keg

3. Kegiatan Rapat Pakem 12 Keg 13 Keg

4. Posko Intelijen 12 Bln 11 Bln

5. Posko Bandara 12 Bln 11 Bln

- Kegiatan Subdit Politik, Sosial dan Budaya selama bulan Januari s/d Nopember 2017

yang telah dilaksanakan antara lain :

1. Politik.

Terkait masalah politik telah terlaksana Pesta Demokrasi Pilkada Serentak Tahun

2017 dan dalam pelaksanaannya telah dilaksanakan :

- Dalam rangka Pilpres, Pileg dan Pilkada serentak JAM Intelijen telah

membentuk Adhyaksa Command Center yang brfungsi sebagai Posko Pemilu;

- Berdasarkan SP.TUG-012/D/Dsp.1/02/2017 telah melakukan Kegiatan

Puldata dan Pulbaket Pilkada DKI Tahun 2017;

- Berdasarkan SP.TUG-034/D/Dsp.1/04/2017 telah melakukan Kegiatan

Puldata dan Pulbaket Pilkada DKI Putaran Kedua Tahun 2017 (Kep. Seribu);

- Berdasarkan SP.TUG-035/D/Dsp.1/04/2017 telah melakukan Kegiatan

Puldata dan Pulbaket Pilkada DKI Putaran Kedua Tahun 2017 (Kota Jakarta

Pusat);

- Berdasarkan SP.TUG-036/D/Dsp.1/04/2017 telah melakukan Kegiatan

Puldata dan Pulbaket Pilkada DKI Putaran Kedua Tahun 2017 (Kota Jakarta

Utara);

- Berdasarkan SP.TUG-037/D/Dsp.1/04/2017 telah melakukan Kegiatan

Puldata dan Pulbaket Pilkada DKI Putaran Kedua Tahun 2017 (Kota Jakarta

Selatan);

- Berdasarkan SP.TUG-038/D/Dsp.1/04/2017 telah melakukan Kegiatan

Puldata dan Pulbaket Pilkada DKI Putaran Kedua Tahun 2017 (Kota Jakarta

Barat);

- Berdasarkan SP.TUG-039/D/Dsp.1/04/2017 telah melakukan Kegiatan

Puldata dan Pulbaket Pilkada DKI Putaran Kedua Tahun 2017 (Kota Jakarta

Timur);

- Berdasarkan SP.TUG-042/D/Dsp.1/04/2017 telah melakukan Kegiatan

Puldata dan Pulbaket terkait jumlah Napi Teroris yang akan mendapatkan

pembebasan bersyarat dan akan bebeas atau selesai menjalani hukuman pada

tahun 2017.

2. Sosial.

Dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang sosial, telah

melaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 32

(3), Pasal 34 (2), Pasal 52 (3) dan Pasal 58 Undang - Undang Nomor 7 tahun 2012

Page 23: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

23

tentang Penanganan Konflik Sosial Kejaksaan Agung R.I telah menetapkan

Rencana Aksi yang akan dilaksanakan pada B.04 periode Januari s/d April 2017

antara lain :

- Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat;

- Peningkatan Peran Bakor Pakem;

- Percepatan Proses Penegakan Hukum.

Kriteria keberhasilan adalah Penguatan Peran Masyarakat dalam mencegah

terjadinya konflik sosial. Target capaian sebagai ukuran keberhasilan pada B04 ini

adalah terlaksananya penyuluhan Hukum / Penerangan Hukum kepada masyarakat

dalam rangka mencegah terjadinya potensi konflik di 2 propinsi.

Untuk memenuhi target tersebut Tim pelaksanaTugas jaksa Agung Muda Intelijen

telah melakukan kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

- Berdasarkan Surat Perintah Jaksa Agung Muda Intelijen Nomor :

09/D/L.2/03/2017 tanggal 29 Maret 2017 Melaksanakan kegiatan Penyuluhan

hukum bertempat di kantor Walikota Manado Sulawesi Utara pada tanggal 10

s/d 13 April 2017 yang di ikuti oleh lebih kurang 250 orang yang terdiri dari

beberapa pejabat Walikota Manado, Para Guru, Murid sekolah SMP/SMA.

Adapun materi yang disampaikan :

Pemahaman difinisi hukum;

Fungsi Hukuman;

Penyebab terjadinya Konflik;

Pencegahan terjadinya Konflik.

- Berdasarkan Surat Perintah Tugas Jaksa Agung Muda Intelijen Nomor :

SP.TUG-031/D/Dsp.2/04/2017 tanggal 17 April 2017 melaksanakan kegiatan

penyuluhan Hukum terkait Penanganan Konflik Sosial di Kabupaten Pesisir

Barat Propinsi Lampung.

Adapun Materi yang disampaikan terkait permasalahan- Penanganan konflik

menurut UU Nomor 7 Tahun 2010, meliputi :

Tujuan penanganan konflik;

Peran serta masyarakat dalam penanganan konflik;

Mekanisme penyelesaian konflik.

Pelaksanaan penyuluhan hukum dilakukan dengan cara dialog antara Audiens

dengan petugas pemapar berlangsung lebih kurang selama 2 jam.

- Berdasarkan Surat Perintah Tugas Jaksa Agung Muda Intelijen Nomor :

SP.TUG-029/D/Dsp.2/04/2017 tanggal 17 April 2017 melaksanakan kegiatan

Rencana Aksi Kejaksaan RI tahun 2017 dengan materi wawasan Kebhinekaan,

PAKEM, Kerawanan Konflik Sosial terkait isu SARA, lahan atau faktor

lainnya serta melakukan pemantauan, puldata dan pulbaket terhadap Ormas,

PORA dan PAKEM di daerah Gorontalo.

- Berdasarkan Surat Perintah Tugas Jaksa Agung Muda Intelijen Nomor :

SP.TUG-030/D/Dsp.2/04/2017 tanggal 17 April 2017 melaksanakan kegiatan

Rencana Aksi Kejaksaan RI tahun 2017 dengan materi wawasan Kebhinekaan,

PAKEM, Kerawanan Konflik Sosial terkait isu SARA, lahan atau faktor

lainnya serta melakukan pemantauan, puldata dan pulbaket terhadap Ormas,

PORA dan PAKEM di daerah Kalimantan Barat.

Page 24: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

24

- Berdasarkan Surat Perintah Tugas Jaksa Agung Muda Intelijen Nomor :

SP.TUG-031/D/Dsp.2/04/2017 tanggal 17 April 2017 melaksanakan kegiatan

Rencana Aksi Kejaksaan RI tahun 2017 dengan materi wawasan Kebhinekaan,

PAKEM, Kerawanan Konflik Sosial terkait isu SARA, lahan atau faktor

lainnya serta melakukan pemantauan, puldata dan pulbaket terhadap Ormas,

PORA dan PAKEM di daerah Lampung.

- Berdasarkan Surat Perintah Tugas Jaksa Agung Muda Intelijen Nomor :

SP.TUG-053/D/Dsp.3/04/2017 tanggal 30 Mei 2017 melaksanakan kegiatan

Sosialisasi menyangkut pelaksanaan cekal termasuk juga Penanganan Konflik

Sosial berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan

Konflik Sosial.

- Telah didistribusikan Troop Info Nomor : R-TI-17/D/Dps/08/2017 tanggal 31

Agustus 2017 perihal Lembaga Penyelenggaran Negara RI (LPPNRI).

3. Budaya.

Untuk Kegiatan bidang Budaya, telah dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan Rencana Aksi 2017 dengan kegiatan pada pokoknya Penyuluhan

Hukum berkaitan dengan Pakem sebagaimana dijelaskan diatas.

Terkait dengan PERPPU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas UU

Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS)

Berkenanaan dengan penerbitan PERPPU Nomor 2 Tahun 2017 tentang

Peruabahan Atas UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatn

(Ormas), KEMENKUMHAM RI tanggal 19 Juli 2017 telah mencabut status

badan hukum yang dimiliki oleh Ormas HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) dengan

Surat Keputusan MENKUMHAM Nomor : AHU-30.AHA.01.08 Tahun 2017

tentang Pencabutan Keputusan MENKUMHAM Nomor AHU-00282.60.10.2014

tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Hizbut Perkumpulan

Hizbut Tahrir Indonesia.

Menyikapi hal tersebut Jaksa Agung mengeluarkan Instruksi Jaksa Agung

Nomor : INS-003/A/JA/08/2017 tentang Tindak Lanjut Pencabutan Status

Badan Hukum Perkumpulan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang isinya

adalah Instruksi kepada para Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala Kejaksaan Negeri

dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri untuk :

- Melakukan koordinasi aktif dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah

(FORKOPIMDA) dalam rangka mengamankan penerapan Perppu Nomor 2

Tahun 2017.

- Melakukan koordinasi aktif dengan Kepolisian dan unsur penegak hukum

lainnya dalam rangka penegakan hukum apabila ada pelanggaran hukum yang

dilakukan oleh pihak-pihak baik perorangan, terorganisir dalam kelompok

atau kegiatan lain dengan masih mengatasnamakan HTI di daerah masing-

masing.

- Melakukan sosialisasi dan penjelasan berkenaan alasan, pertimbangan dan

keputusan yang diambil pemerintah untuk membubarkan organisasi

kemasyarakatan HTI.

Page 25: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

25

Disamping itu menindak lanjuti Surat Mentri Hukum dan Hak Azasi Manusia RI

Nomor : M.HH-01.AH.01.012 Tahun 2107 tentang Tindak Lanjut Pencabutan

Status Hukum Perkumpulan Hizbut Tahrir Indonesia, Jaksa Agung RI telah

Menyampaikan kepada Seluruh Jajaran Kejaksaan Perihak Surat Edaran tersebut,

sebagai pelengkap Instruksi Jaksa Agung RI Nomor : INS-003/A/JA/08/2017

tentang Tindak Lanjut Pencabutan Status Badan Hukum Perkumpulan Hizbut

Tahrir Indonesia (HTI), guna menjadi bahan tindak lanjut.

4. Pelaksanaan Posko Komite Intelijen Pusat (KOMINPUS).

Menempatkan personil Jaksa Bidang Intelijen Kejaksaan Agung R.I pada Pusat

Komando-Komite Intelijen Pusat (Posko-Kominpus) di Badan Intelijen Negara

sebagai Liaison Officer (LO) Tahun 2017 sesuai Surat Perintah Jaksa Agung

Muda Intelijen dan melaporkan segala bentuk Informasi dan kegiatannya dalam

bentuk Laporan Informasi Harian maupun Laporan Informasi Khusus, dan

selanjutnya di olah untuk digunakan pimpinan kejaksaan RI selaku User dalam

melakukan deteksi dan pencegahan dini guna mendukung kebijakan Pemerintah

dalam pelaksanaan Pembangunan dan Pemerintahan.

5. Terorisme.

Telah melakukan kegiatan pengumpulan data dan bahan keterangan terkait jumlah

napi teroris yang akan mendapatkan pembebasan bersyarat dan akan bebas atau

selesai menjalani hukuman pada tahun 2017 guna memberikan dukungan

informasi kepada bidang Pidana Umum, yaitu terkait napi teroris yang bebas

bersyarat untuk diikutkan dalam program pemerintah Deradikalisasi Napi

Terorisme yang di laksanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

(BNPT) dan Polri.

- Kegiatan Subdit Wasmed, Barcet dan Pakem selama bulan Januari s/d Nopember

2017 yang telah dilaksanakan antara lain :

Berperan aktif dalam proses pembahasan RUU tentang Sistem Perbukuan dan

Rancangan Undang-Undang tentang Kebuadayaan;

Berperan aktif dalam proses pembahasan RPerpres tentang Barang Cetakan,

RPerpres tentang Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan dalam

Masyarakat (PAKEM);

Menyusun konsep PERJA tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang

Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan dalam Masyarakat

(PAKEM);

Bersama-sama dengan Tim Pelaksana Tugas yang diperintah JAM Intel telah

berhasil menyusun perubahan struktur ORTAKER sebagaimana diatur dalam

PERJA Nomor : PER-006/A/JA/07/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kejaksaan RI;

Sehubungan dengan rekomendasi tersebut diatas telah dicapai kinerja sebagai berikut

:

Berhasil memasukan kewenangan kejaksaan dalam UU Sistem Perbukuan

sebagaimana diatur dalam BAB XI Pasal 69 UU No. 3 tahun 2017 tentang Sistem

Perbukuan.

Page 26: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

26

Bahwa RUU ini merupakan produk inisiatif DPR yang diserahkan ke pihak

eksekutif (Setneg), semula dalam drfat RUU tentang Sistem Perbukuan tidak

mengatur adanya “Pengawasan” terhadap sistem perbukuan di Indonesia, namun

dalam pembahasannya dimana Kejaksaan masuk dalam tim Pokja telah memberi

masukan tentang pentingnya Pengawasan dalam ekosistem perbukuan, dalam

pembahsan RUU berhasil meyakinkan peserta rapat tentang pentingnya

pengawasan sebagaimana diatur dalam Pasal 30 ayat (3) huruf c UU No. 16 tahun

2004 tentang Kejaksaan RI, (Kejaksaan mempunyai kewenangan terhadap

peredaran barang cetakan dan buku merupakan bagian dari barang cetakan) pada

akhirnya berhasil memasukan kewenangan Kejaksaan untuk mengawasai

substansi buku untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman umum.

Dengan dimasukannya kewenangan Kejaksaan dalam UU No. 3 tahun 2017

dimaksudkan sebagai pencegahan terjadinya tindak pidana dalam rangka

mendukung penegakan hukum, baik preventif maupun edukatif dibidang ideologi,

politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanandan keamanan sehingga tercipta

ketertiban dan ketentraman umum.

Berhasil meningkatkan regulasi kewenangan Kejaksaan dibidang pengawasan

aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara dan

pencegahan penyalahgunaan dan / atau penodaan agama. sebagaimana diatur

dalam Pasal 30 ayat (3) huruf d dan e UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan

RI, semula landasan opersaionalnya diatur dalam Peraturan Jaksa Agung RI.

Nomor : PER-019/A/JA/09/2015 tanggal 16 September 2015 tentang Tim

Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan dalam

Masyarakat menjadi Peraturan Presiden yang saat ini masih dalam proses

pembahasan di Dirjen Rancangan Peraturan Perundang-undangan

Kemenkumham, peningkatan regulasi tersebut telah disetujui oleh anggota Tim

Pakem seluruh Indonesia sebagaimana hasil rekomendasi pertemuan Tim Pakem

seluruh Indonesia yang digagas oleh Dirjen Polpim Kemendagri tanggal 15 Mei

2017 di Malang, salah satu rekomendasinya sepakat untuk meningkatkan landasan

operasional Tim Pakem yang semula diatur dalam Perja menjadi PERPRES

mengingat anggota Tim Pakem terdiri dari Kementerian Lembaga dan Stake

Holder terkait, selain itu juga sepakat dalam Peraturan Presiden ditambahkan

perluasan kewenangan Tim Pakem yang semula hanya mengawasi aliran

keperecayaan agar tidak membentuk agama baru dan mengawasi aliran keagaan

agar tidak menyimpang dari ajaran pokoknya kedepan akan diperluas kewenangan

Tim Pakem yaitu dapat melakukan pembahasan terhadap ancaman, tantangan,

hambatan dan gangguan dibidang IPOLEKSOSBUD HANKAM yang berpotensi

menimbulkan konflik sosial yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa

serta kebhinekaan yang bersumber dari isu keagamaan / kepercayaan terhadap

Tuhan YME.

Berhasil Berhasil meningkatkan regulasi kewenangan Kejaksaan dibidang

Pengawasan Peredaran Barang Cetakan, sebagaimana diatur dalam Pasal 30 ayat

(3) huruf c UU No. 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, semula landasan

opersaionalnya diatur dalam Keputusan Jaksa Agung RI. Nomor : KEP-

132/A/JA/09/2015 tanggal 2 September 2015 tentang Standar Operasional

Prosedur Pelaksanaan Pengawasan Peredaran Barang Cetakan, menjadi

Peraturan Presiden yang saat ini masih dalam proses pembahasan di Dirjen

Rancangan Peraturan Perundang - undangan Kemenkumham, peningkatan

Page 27: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

27

regulasi tersebut dilakukan mengingat dalam melakukan pengawasan peredaran

barang cetakan melibatkan Kementerian Lembaga dan Stake Holder terkait.

- Kegiatan Subdit Cegah Tangkal dan Orang Asing selama bulan Januari s/d Nopember

2017 yang telah dilaksanakan antara lain :

Berdasarkan Surat Perintah Tugas Jaksa Agung Muda Intelijen Nomor : SP.TUG-

009/D/Dsp.3/02/2017 tanggal 06 Pebruari 2017 melaksanakan kegiatan

monitoring dan Puldata perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja asing yang

disponsori oleh PT. Halliburton Indonesia d/a Kawasan Industri dan Perdagangan

Taman Tekno Blok D No. 1 Sektor XI BSD, Tangerang Selatan an. Syed

Muhammad Nametullah;

Berdasarkan Surat Perintah Tugas Jaksa Agung Muda Intelijen Nomor : SP.TUG-

010/D/Dsp.3/02/2017 tanggal 07 Pebruari 2017 melaksanakan kegiatan

monitoring dan Puldata perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja asing yang

disponsori oleh PT. Business Consultan Authrity Of Indonesia Rasuna Office Park

Bloc/Unit No. 02 Komplek Rasuna Epicentrum Jl. Rasuna Said Kuningan Jakarta

Selatan an. Junaid Zubair Ali;

Berdasarkan Surat Perintah Tugas Jaksa Agung Muda Intelijen Nomor : SP.TUG-

011/D/Dsp.3/02/2017 tanggal 08 Pebruari 2017 melaksanakan Pengawasan dan

Pemantauan atas pengajuan Pencegahan Keluar Negeri an. Bambang Suhandi T,

SE, Frans Leonardi, Edy Sulistyo, SE dan Ng Mei King alia Melia terhadap

domisi perbuatan tindak pidana yang dilakukan, kelayakan dilakukan pencegahan

sebelum diterbitkan SK Jaksa Agung RI;

Berdasarkan Surat Perintah Jaksa Agung Muda Intelijen Nomor : PRIN-

1581/D/Dsp.3/06/2017 tanggal 05 Juni 2017 melaksanakan Pengawasan dan

Pemantauan di Kejaksaan Tinggi Jambi atas pengajuan Pencegahan keluar negeri

an. Prof. Dr. Drs. H. Aulia Tasman, M.Sc, Phd bin Saharji’un terhadap domisili

perbuatan tindak pidana yang dilakukan kelayakan dilakukan pencegahan sebelum

diterbitkan Surat Keputusan Jaksa Agung RI.

- Kegiatan Subdit Pengamanan Sumber Daya Organisasi selama bulan Januari s/d

Nopember 2017 yang telah dilaksanakan antara lain :

Terhadap Bidang Pembinaan

Melaksanakan kegiatan / operasi Intelijen dalam rangka mendukung pelaksanaan

tugas dan wewenang Jaksa Agung Muda Pembinaan , misalnya pengamanan

terhadap Rekuitmen Pegawai, Rekuitmen Pembentukan Jaksa dan Pengamanan

terhadap Pengadaan Barang dan Jasa, kegiatan upacara Hari Bhakti Adhyaksa

serta kegiatan Dinas Jaksa Agung diluar kantor Kejaksaan Agung;

Terhadap Bidang Pengawasan

Melaksanakan kegiatan operasi Intelijen dalam rangka mendukung pelaksanaan

dan wewenang Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan yaitu Puldata dan

informasi atas laporan masyarakat atau informasi terkait pegawai Kejaksaan yang

diduga melakukan perbuatan tercela sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) laporan.

Page 28: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

28

4. Direktorat III.

Kegiatan “Meningkatnya Kualitas Pelaksanaan Kegiatan Administrasi Intelijen,

Peningkatan Kemampuan, Keterampilan dan Integritas Kepribadian Aparat Intelijen

Yustisial di Lingkungan Kejaksaan” selama bulan Januari s/d Nopember 2017 Direktorat

III telah melaksanakan kinerja, dalam bentuk :

No Kegiatan Target Realisasi

Kegiatan

1. Laporan Hasil Kegiatan Produksi dan Sarana

terhadap Pelaksanaan Intelijen.

85 LHK 80 LHK

2. Operasional Monitoring Center. 12 Bulan 11 Bulan

3. Assement Infrastruktur 5 Lokasi 5 Lokasi

4. Operasional Monitoring Sinyal. 85 Kegiatan 86 Kegiatan

5. Tatical Pasif 10 Kegiatan 10 Kegiatan

6. PAM Info Strerilisasi 15 LHK 20 LHK

7 PAM Info Email Persandian 3 Kegiatan 2 Kegiatan

8. Pelatihan Aplikasi Sandi 1 Kegiatan 1 Kegiatan

Kegiatan Pengamanan dalam pelaksanaan Penangkapan Buron Kejaksaan selama bulan

Januari s/d Nopember 2017, sebagai berikut :

- Tahun 2017 sebanyak 7 orang dengan rincian :

Tersangka sebanyak 1 orang;

Terdakwa sebanyak 1 orang;

Terpidana sebanyak 5 orang;

Saksi sebanyak Nihil orang.

5. Pusat Penerangan Hukum.

Kegiatan Tupoksi Puspenkum "Meningkatnya Kesadaran Hukum Masyarakat dan Fungsi

Kehumasan, sebagai berikut :

a. Bidang Penyuluhan dan Penerangan Hukum selama bulan Januari s/d Nopember 2017

telah melaksanakan kinerja, dalam bentuk :

- Kegiatan Penerangan Hukum telah dilaksanakan sebanyak 14 kegiatan

- Media Komunikasi untuk Kegiatan Penerangan Hukum / Penyuluhan Hukum,

yaitu :

1) Pembuatan Souvenir 1.500 buah; (dalam proses pembuatan)

2) Buku Visdat Kegiatan Penerangan Hukum / Penyuluhan Hukum 700 buah;

(dalam proses mengumpulkan data-data untuk menjadi isi buku Visdat)

Page 29: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

29

3) Cetak Buku Saku / Booklet 1.500 buah; (menunggu kepastian revisi anggaran)

4) Pembuatan brosur dan Design dalam Bahasa Inggris sebanyak 500 buah;

(dalam proses pembuatan)

5) Pembuatan Banner dan Design; (dalam proses pembuatan)

6) Pembuatan alat peraga Penerangan Hukum / Penyuluhan Hukum; (menunggu

kepastian revisi anggaran)

7) Pembuatan Video profile Bahasa Inggris dan Video Grafis; (dalam proses

pembuatan)

8) Pembuatan Poster dan Design (menunggu kepastian revisi anggaran)

9) Pembuatan Brosur dan Design 1.500 buah; (dalam proses pembuatan)

- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Penerangan Hukum / Penyuluhan Hukum telah

melaksanakan sebanyak 5 lokasi, yaitu :

1) Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara;

2) Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur;

3) Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara;

4) Kejaksaan Tinggi Maluku Utara;

5) Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat.

- Kegiatan Jaksa Masuk Sekolah telah dilaksanakan sebanyak ….. kegiatan, yaitu :

1) SMPN 103 Cijantung Jakarta Timur (16 Februari 2017);

2) SMKN 1 Boedi Oetomo Jakarta Pusat (06 Maret 2017);

3) SMAN 39 Cijantung Jakarta Timur (23 Februari 2017);

4) SMAN 1 Boedi Oetomo Jakarta Pusat (28 Februari 2017);

5) SMAN 10 Pasar Baru Jakarta Pusat (01 Maret 2017);

6) SMKN 53 Cengkareng Jakarta Barat (09 Maret 2017;

7) SMPN 131 Jakarta Selatan (03 Maret 2017);

8) SMPN 249 Cengkareng Jakarta Barat (23 Maret 2017);

9) SMAN 18 Tanjung Priok Jakarta Utara (04 April 2017);

10) SMAN 15 Sunter Jakarta Utara (05 April 2017);

11) SMPN 108 Cengkareng Jakarta Barat (10 April 2017);

12) SD Sighor Da’arul Qur’an Cipodoh Tangerang (07 September 2017).

b. Bidang Hubungan Media Massa selama periode Januari s/d Nopember 2017 telah

melaksanakan kinerja, dalam bentuk :

- Dokumentasi Kegiatan Yang diselenggarakan Kejaksaan Agung RI telah

melaksanakan kegiatan sebanyak 8 Bulan dari target yang ditetapkan selama 1

tahun sebanyak 12 Bulan;

Page 30: MEWUJUDKAN KEJAKSAAN YANG DIPERCAYA OLEH · PDF filemaka keberadaan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa merupakan tonggak utama yang ... nasional yang memiliki wewenang untuk

30

- Kegiatan Diskusi / Sarasehan dengan Forwaka belum dilaksanakan kegiatannya

dari target yang telah ditetapkan dalam 1 tahun sebanyak 1 kegiatan;

- Workshop Kehumasan bagi Pejabat Es IV dan Staf Kehumasan telah

melaksanakan kegiatan sebanyak 1 kegiatan dari target yang telah ditetapkan

dalam 1 tahun sebanyak 1 kegiatan;

- Pengelolaan Website Kejaksaan Agung RI telah melaksanakan kegiatan sebanyak

8 bulan dari target yang telah ditetapkan dalam 1 tahun sebanyak 12 bulan;

- Kegiatan Hubungan Media Massa telah melaksanakan kegiatan sebanyak 12

kegiatan dari target yang telah ditetapkan dalam 1 tahun sebanyak 48 kegiatan;

- Penyelenggaraan Kehumasan dan Pemberitaan telah melaksanakan kegiatan

sebanyak 8 kegiatan dari target yang telah ditetapkan dalam 1 tahun sebanyak 12

kegiatan;

- Pengelola dan Pemeliharaan Televisi Monitoring telah melaksanakan kegiatan

sebanyak 8 kegiatam dari target yang telah ditetapkan dalam 1 tahun sebanyak 12

kegiatan;

- Pelayanan Informasi Publik telah melaksanakan kegiatan sebanyak 8 kegiatan dari

target yang telah ditetapkan dalam 1 tahun sebanyak 12 kegiatan;

- Pengadaan Drone hingga belum terlaksana dari target yang telah ditetapkan dalam

1 tahun sebanyak 1 unit.

c. Bidang Hubungan Lembaga / Pemerintah / Non Pemerintah selama periode Januari

s/d Nopember 2017 telah melaksanakan kinerja, dalam bentuk :

- Kegiatan pameran, Visualisasi Publikasi dan Promosi telah melaksanakan

kegiatan sebanyak 2 kegiatan dari target yang telah ditetapkan dalam 1 tahun

sebanyak 4 kegiatan;

- Pos Pelayanan Hukum dan Pos Pelayanan Pengaduan Masyarakat telah

melaksanakan kegiatan sebanyak 8 bulan dari target yang telah ditetapkan dalam 1

tahun sebanyak 12 bulan;

- Kerjasama Antar Instansi Pemerintah dan non Pemerintah telah melaksanakan

kegiatan sebanyak 8 bulan dari target yang telah ditetapkan dalam 1 tahun

sebanyak 12 bulan;

- Kegiatan Badan Koordinasi Kehumasan hingga bulan Mei 2017 belum

dilaksanakan kegiatan dari target yang telah ditetapkan dalam 1 tahun sebanyak 1

kegiatan.

Jakarta, Desember 2017