mri
TRANSCRIPT
![Page 1: MRI](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020808/5571fe1d49795991699aa981/html5/thumbnails/1.jpg)
5/12/2018 MRI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mri5571fe1d49795991699aa981 1/10
6. Pencitraan Resonansi Magnetik
6.1 Pendahuluan
Pencitraan resonansi magnetik atau MRI (Magnetic Resonance Imaging ) adalah
salah satu teknik pencitraan terpenting dalam dunia kedokteran. Didalam MRI,
inti atom dari suatu benda (mis. tubuh manusia) digetarkan oleh gelombang
radio, dan kemudian resonansinya ditangkap oleh suatu sensor. Frekuensi
resonansi ini bergantung pada jenis atom. Dengan teknik tertentu, koordinat
asal dari (sekumpulan) inti atom yang beresonansi bisa diketahui, sehingga
distribusinya dalam ruang (dan waktu) dapat ditentukan.
Mesin MRI modern berkekuatan 2 Tesla buatan GE
MRI didasarkan pada fenomena resonansi magnetik inti atau NMR (Nuclear
Magnetik Resonance ), yang diamati pertamakali pada tahun 1946 oleh dua
orang Fisikawan secara terpisah, yakni Felix Bloch di Universitas Stanford dan
Edward Mills Purcell dari Universitas Harvard. Pada tahun 1952, keduanya
dianugerahi Hadiah Nobel bidang Fisika karena penemuan fenomena ini.
Pemetaan distribusi ruang-waktu dari inti atom sehingga bisa memberikan
citra-citra irisan suatu benda dimungkinkan karena pengkodean spasial. Teknik
ini memanfaatkan gradien dari medan magnetik tetap untuk menentukan
bagian tertentu dari benda yang distimulasi. Pengkodean spasial, yang semula
dinamakan sebagai zeugmatography , ditemukan oleh Paul Lauterbur dari
Unviersitas Illinois pada tahun 1972. Teknik ini dikembangkan lebih lanjut lagi
![Page 2: MRI](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020808/5571fe1d49795991699aa981/html5/thumbnails/2.jpg)
5/12/2018 MRI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mri5571fe1d49795991699aa981 2/10
oleh Peter Mansfield sehingga teknik pencitraan yang cepat bisa dibuat.
Lauterbur dan Mansfield mendapatkan Hadiah Nobel Fisika pada tahun 2003.
Press Release panitia Nobel 2003
• Paul Lauterbur (born 1929), Urbana, Illinois, USA, discovered thepossibility to create a two-dimensional picture by introducing
gradients in the magnetic field. By analysis of the characteristics
of the emitted radio waves, he could determine their origin. This
made it possible to build up two-dimensional pictures of structures
that could not be visualized with other methods.
• Peter Mansfield (born 1933), Nottingham, England, further
developed the utilization of gradients in the magnetic field. He
showed how the signals could be mathematically analysed, which made
it possible to develop a useful imaging technique. Mansfield also
showed how extremely fast imaging could be achievable. This became
technically possible within medicine a decade later.
6.2 Prinsip Resonansi Magnetik
Inti-inti atom dapat dipandang sebagai suatu muatan listrik yang berputar.
Dengan demikian, inti atom merupakan sebuah magnet kecil. Dalam suhu ruang
dan tanpa medan megnetik dari luar, arah magnet inti ini bersifa acak sehingga
secara total kemagnetannya tidak teramati. Jika benda ini berada dalam medan
magnet BB
Y
Z
J atau μ
X
B0
0, maka arah magnet dari inti akan sejajar dengan medan magnet ini
sehingga benda menjadi termagnetisasi dan menghasilkan magnetisasi netto M.
Gambar 6.1 (a) Dipol magnet inti dan (b) presesi dipol magnet
|B0|•γ•t
J dan
μ
![Page 3: MRI](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020808/5571fe1d49795991699aa981/html5/thumbnails/3.jpg)
5/12/2018 MRI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mri5571fe1d49795991699aa981 3/10
Biasanya M ditimbulkan oleh elektron orbital, tapi ada sebagian lagi oleh
Magnetisasi Nuklir/Inti. Inti atom memiliki momen magnet dipol μ, dan
momentum sudut J, dimana |μ|/|J| = γ, nisbah giromagnetik. Untuk atom
hidrogen, nilai dari nisbah giromagnetik adalah 43 MHz/T. Magnetisasidari inti diperlihatkan pada Gambar 6.1 (a).
Dengan adanya medan magnetik dari luar BB0, inti atom akan mengalami gerak
gasing atau presesi di sekitar B0B . Frekuensi presisi ini disebut sebagai frekuensi
Larmor, yang besarnya adalah
0 L f γ = B (frekuensi Larmor)
Untuk medan magnet sebesar |B0| =1.5 T, inti atom hidrogen akan berpresesi
dengan frekuensi sebesar f L = 43×1.5 MHz = 64MHz.
6.3 Ciri-ciri MRI
Beberapa ciri penting dari MRI yang membedakannya dari pencitraan tomografi
lainnya adalah sebagai berikut:
• Ciri-1: Keluaran pemindai MRI berupa larik data/citra multidimensi,
merupakan distribusi spasial dari kuantitas fisik yg diukur. Bedanya dengan
pencitraan tomografi yang lainnya adalah: MRI dapat menghasilkan irisan
citra 2D pada semua arah, citra 3D volumetrik, bahkan citra 4D (3 ruang+1
spektrum). Semuanya tanpa penalaan mekanis.
• Ciri-2: Sinyal MRI datang dari objek itu sendiri. Ini mirip PET dan SPECT,
tetapi tanpa injeksi radioisotop ke tubuh pasien.
• Ciri-3: MRI bekerja pada daerah frekuensi radio (RF), tak ada efek ionisasi yg
menimbulkan bahaya. Resolusi dari MRI tidak dibatasi pada frekuensi kerja
seperti pada penginderaan jarak jauh dengan radar.
• Ciri-4: citra MRI kaya akan informasi: kerapatan spin inti ρ, waktu relaksasi
spin-kisi T1, waktu relaksasi spin-spin T2, gerakan molekuler, efek
suseptibilitas, pergeseran kimiawi. Juga dengan pengubahan parameterwaktu-ulangan (TR), waktu gema (TE) dan sudut putar ( α). Lihat Gambar 6.2.
![Page 4: MRI](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020808/5571fe1d49795991699aa981/html5/thumbnails/4.jpg)
5/12/2018 MRI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mri5571fe1d49795991699aa981 4/10
Gambar 6.2 Penampang lintang kepala hasil eksitasi deretan spin-echo: (a) kontraskerapatan spin (TE = 17 ms, TR=2000 ms), (b) kontras T1 (relaksasi spin-kisi, TE = 18 ms,
TR=400 ms), dan (c) kontras T2 (relaksasi spin-spin, TE = 80ms, TR=2500 ms),
Pada gambar 6.2 terlihat bahwa untuk irisan citra yang sama, dapat dihasilkan
berbagai citra dengan sifat-sifat yang tergantung dari parameter yang diambil
(arti dari parameter-parameter ini akan dijelaskan secara rinci kemudian). Lebih
lanjut lagi, dengan teknik tertentu, aliran fluida di dalam tubuh bisa diamati. Ini
diperlihatkan pada Gambar 6.3 berikut ini.
Gambar 6.3. Penekanan sinyal dari spinstasioner menghasilkan gambar angiografik
dari aliran darah.
Gb.6.4. Citra MRI irisan kepala
Selanjutnya pada Gambar 6.4 diperlihatkan citra MRI irisan kepala. Pada citra
ini bisa diamati hal-hal berikut ini:
o Tulang dan udara tidak kelihatan.
o Lemak dan jaringan marrow terang.
![Page 5: MRI](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020808/5571fe1d49795991699aa981/html5/thumbnails/5.jpg)
5/12/2018 MRI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mri5571fe1d49795991699aa981 5/10
o Otot berwarna gelap.
o Urat nadi terang.
o Grey matter lebih gelap daripada white matter .
Kontras MRI bisa muncul karena setiap jaringan memiliki T1 dan T2 yang khas,misalnya substansi abu-abu (gray matter) memiliki T1= 810 ms dan T2= 101 ms,
sedangkan substansi putih (white matter ) memiliki T1= 680 ms dan T2= 92 ms.
![Page 6: MRI](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020808/5571fe1d49795991699aa981/html5/thumbnails/6.jpg)
5/12/2018 MRI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mri5571fe1d49795991699aa981 6/10
6.4 Komponen Peralatan MRI
Mesin MRI memiliki tiga buah komponen utama yaitu magnet utama, sistem
gradien dan sistem RF. Magnet utama berupa magnet resistif (<0.15 T),
permanen (0.3 T) atau superkonduktif (> >). Fungsinya adalah sebagai
pembangkit medan magnet seragam B0 agar spin terpolarisasi. Sistem Gradien
terdiri atas tiga lilitan saling tegak lurus yang berfungsi untuk membangkitkan
medan berubah waktu (pulsa) yang keragaman spasialnya bisa diatur. Penting
untuk melokalisir sinyal. Sedangkan sistem RF terdiri dari lilitan pengirim dan
penerima. Lilitan pengirim membangkitkan medan magnet berputar B1 untuk
meng-eksitasi sistem spin. Penerima mengubah megnetisasi yang ber-presesi
menjadi sinyal listrik. Bisa jadi hanya ada satu lilitan: transceiver.
(a) (b) (c)
Gb 6.5 Tiga komponen utama mesin MRI : (a) Magnet utama, (b) sistem gradiendan (c) sistem RF
B0
B
B0B0
![Page 7: MRI](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020808/5571fe1d49795991699aa981/html5/thumbnails/7.jpg)
5/12/2018 MRI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mri5571fe1d49795991699aa981 7/10
Gambar 6.6. Diagram blok sistem MRI
Diagram blok dari sistem MRI yang menghubungkan berbagai komponen
diperlihatkan pada Gb. 6.6. Khususnya pada sistem penerima RF, terlihat
adanya demodulator kuadratur yang memberikan sinyal kompleks I + (√-1)Q.
Hal ini perlu diperhatikan dalam pengolahan sinyal MRI, seperti yang
diperlihatkan pada Gb. 6.7 .
Gambar 6.7 Sistem pengolahan sinyal MRI
Pada Gb 6.7. terlihat bahwa sinyal yang diterima oleh sistem RF adalah sinyal
dalam ruang-k , dengan demikian gambaran fisik dari irisan benda tidak bisa
dilihat langsung. Setelah di-transformasi dengan DFT, kita dapat melihat irisan
dari benda. Dengan demikian, kita bisa menggambarkan tahapan pengolahan
sinyal pada sistem MRI seperti diperlihatkan pada Gb.6.8 berikut ini.
_________________
_________________
_________________
_________________ _________________
_________________
_________________
A
B
C
D E
Excitation
K Space
⇐ DFT ⇒
ExcitationRF pulse
Gz
GX
Gy
Slice Selection
Phase Encode
Readout
RF Detected Signal
Image Space
‘Real numbers’
Coherent detectorComplex numbers
I + jQ
![Page 8: MRI](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020808/5571fe1d49795991699aa981/html5/thumbnails/8.jpg)
5/12/2018 MRI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mri5571fe1d49795991699aa981 8/10
Gambar 6.8 Tahapan pengolahan sinyal dalam MRI
Dari blok diagram terlihat terjadinya 2 transformasi
• Transformasi I: persamaan pencitraan, mengatur tata cara pengumpulan
data percobaan. (forward problem ).
• Transformasi II: persamaan rekonstruksi citra, menggunakan data hasil
pengukuran untuk menyusun citra. (inverse problem )
( ) ( ) ( ) xy M S t S k I μ → → → → → xrr r
r r
momen magnetik inti mikroskopik → magnetisasi benda → magnetisasi transversal →
sinyal listrik → sinyal dalam ruang-k → citra yang diinginkan
Tahapan akuisisi data dan pengolahan sinyal dapat dirangkum sebagai berikut.
Konversi momen magnetik inti mikroskopik menjadi besaran makroskopis
magnetisasi benda dicapai dengan memberikan medan magnet B0. Selanjutnya
dari magnetisasi benda diperoleh magnetisasi transversal dengan cara eksitasi
gelombang RF. Magnetisasi transversal ini diubah menjadi sinyal listrik dengan
cara deteksi sinyal yang didasarkan pada hukum Faraday. Sinyal yang
ditangkap ini adalah data-data dalam ruang-k yang diperoleh karena
penggunaan gradien medan magnet. Gradien ini mengkodekan informasi spasial
menjadi tanggapan transien sistem spin akibat RF. Pada tahap akhir, sinyal
![Page 9: MRI](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020808/5571fe1d49795991699aa981/html5/thumbnails/9.jpg)
5/12/2018 MRI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mri5571fe1d49795991699aa981 9/10
dalam ruang-k diubah menjadi citra irisan yang diinginkan melalui roses
rekonstruksi citra.
6.5 Rekonstruksi Citra MRI Ada dua permasalahan mendasar dalam rekonstruksi citra MRI, yakni:
o Rekonstruksi dari cuplikan Transformasi Fourier
o Rekonstruksi dari cuplikan Transformasi Radon
Secara sederhana bisa dirangkum bahwa, jika ruang-k dicuplik secara rectilinier
(persegi empat) maka dipakai transformasi Fourier, sedangkan jika dicuplik
secara radial maka transformasi Radon-lah yang harus diterapkan. Ilustrasi
pencuplikan pada ruang-k ini diberikan pada Gb .6.9 berikut ini.
Gb.6.9 Pencuplikan pada ruang-k secara (a)rektilinier dan (b) radial.
Permasalahan rekonstruksi dari cuplikan Fourier dapat diformulasikan sbb.
Diberikan , dimana kn ∈D, tentukan citra yang diinginkan
I(r). Dalam hal ini D mengandung himpunan titik-titik dalam ruang-k . Untuk
kasus dimensi-satu, dengan pencuplikan seragam, maka D={k
( ) ( ) 2 n j
nS I eπ − ⋅= ∫ k r
k r d r
n =n Δk , n =…,-2,-
1,0,1, ..}. Selanjutnya formula rekonstruksi diberikan oleh
[ ] 2 1 j n kx
n n
nS n e I x
k k
π ∞ ∞
Δ
=−∞ =−∞
⎛ ⎞= −⎜ ⎟Δ Δ⎝ ⎠∑ ∑
Citra diskrit I diperoleh dari cuplikan S dengan menerapkan formula
[ ] ( ) ( ) [ ]1
2
0
2 1 1 2 N
m n j nm N
n
I m N S n N eπ
−
=−
− = − − −∑
![Page 10: MRI](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020808/5571fe1d49795991699aa981/html5/thumbnails/10.jpg)
5/12/2018 MRI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mri5571fe1d49795991699aa981 10/10
Rekonstruksi ini dapat digambarkan dalam diagram blok pada Gb. 6.10 berikut
ini.
S[n]
Gb. 6.10 Diagram blok rekonstruksi Fourier citra MRI
Rekonstuksi Radon telah dijelaskan pada Bab terdahulu dan sekilas akan
diulang pada bagian ini. Rekonstruksi ini disebut juga rekonstruksi dari proyeksi.
Masalah dapat diformulasikan sbb. Diberikan ( ) { } ( ) ( ),n
P p R I I p dr μ δ = = − ⋅∫ r μ r ,
tentukan I(r ), dimana (p,μ) ∈D, dengan D mengandung himpunan titik dalam
ruang Radon, sedangkan μ adalah vektor satuan arah. Bebera teknik
rekonstruksi yang dikenal adalah:
o Metoda backprojection langsung
o Metoda filtered-backprojection
o Rekonstruksi Fourier Langsung
o ART: Algebraic Reconstruction Techniques
Detail dari metoda diatas sudah dijelaskan pada Bab terdahulu.
×
(-1)n
FFT × I[n]
(-1)m