paper mud motor
TRANSCRIPT
![Page 1: Paper Mud Motor](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012306/557202de4979599169a436af/html5/thumbnails/1.jpg)
KINERJA POSSITIVE DISPLACEMENT MOTOR PADA SALAH SATU
SUMUR LAPANGAN CNOOC SES Ltd
Inggit Dwi Kurnia Alam
Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran”
Yogyakarta
ABSTRAK
Pada pemboran berarah dan horizontal diperlukan peralatan yang banyak, bahkan
kadang diperlukan peralatan tambahan yang tidak biasa ataupun jarang digunakan
pada pemboran konvensional. Salah satu peralatan tambahan tersebut adalah
berupa downhole motor yang berfungsi sebagai motor penggerak bit. Tipe dari
downhole motor ada dua yaitu Positive Displacement Motor (PDM) dan Turbin Mud
Motor. Penggunaan downhole motor secara signifikan akan berpengaruh terhadap
operasi pemboran dan ini haruslah diperhitungkan agar operasi pemboran dapat
berjalan dengan baik dan optimal.
1. Pendahuluan
Keberhasilan dalam melaksanakan
kegiatan pemboran untuk mendapatkan
laju penembusan yang optimum
tergantung pada pemilihan Bottom Hole
Assembly (BHA) beserta downhole
motornya dalam hal ini dipakai jenis
possitive displacement motor dan
pengaturan parameter pemboran. Salah
satunya yang dilakukan pada suatu sumur
pada lapangan Perusahaan CNOOC SES
Ltd menggunakan downhole motor
PowerPak yang berfungsi untuk
memutarkan pahat.
Penggunaan Laju alir lumpur penggerak
PDM dan WOB yang diterapkan harus
sesuai dengan formasi yang ditembus.
2. Dasar Teori
2.1. Possitive Displacement Motor
Motor tipe ini digerakan oleh pompa
moineau dengan rotor berbentuk
helicoidal yang berperan sebagai rotor
tersekat di dalam stator. Jika fluida
lumpur dialirkan, rotor akan
berputar untuk memberikan jalan
kepada fluida untuk mengalir.
Rotor bergerak karena ada
perbedaan tekanan dalam motor
yang dihasilkan oleh lumpur. PDM
biasanya ditempatkan langsung di
atas bit pada BHA.
Secara garis besar semua jenis
PDM terdiri dari 4 komponen
utama. Komponen tersebut antara
lain adalah sebagai berikut(
Gambar 1 ) :
1. Dumb Valve Assembly
2. Power Section
3. Connecting Rod Assembly
4. Bearing dan Drive Shaft
Assembly
Dalam pemilihan power modul
PDM yang akan digunakan, ada
banyak faktor yang harus kita
![Page 2: Paper Mud Motor](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012306/557202de4979599169a436af/html5/thumbnails/2.jpg)
perhatikan dan kita perhitungkan sehingga
nantinya motor dapat berooperasi dengan
baik. Faktor-faktor tersebut terdiri dari:
1. Fluida pemboran
2. Hidrolika
3. Pemilihan drill bit
4. Efek temperatur
2.2. Perilaku Beban Pada Bit (WOB)
dan Putaran Pada Bit (RPM)
2.3.1. WOB
Beban pada pahat atau weigth on bit
(WOB) merupakan beban yang diberikan
pada batuan yang arahnya vertikal ke
bawah atau ke arah horisontal bila pada
pemboran horisontal, apabila batuan diberi
beban yang melampaui kekuatan batuan,
maka batuan akan pecah. Adapun beban
yang diberikan tergantung dari formasi
batuan yang akan ditembus dan jenis bit
yang dipergunakan.
Dalam kondisi normal, biasanya WOB
yang efektif dan aman diberikan berkisar
70% - 80% dari berat drill collar yang
digunakan, hal ini dimaksudkan supaya
rangkaian drill pipe bisa tetap tegang dan
diharapkan arah pemborannya lurus sesuai
yang diinginkan.
2.3.2. RPM
Putaran pada bit atau Rotating Per Minute
(RPM) menyatakan jumlah putaran dari
meja putar dalam waktu satu menit yang
diteruskan pada rangkaian pipa bor
termasuk pahat. Dengan kecepatan putar
tersebut, rangkaian pipa bor dan pahatnya
ikut berputar sehingga batuan formasi
dapat dihancurkan dan ditembus. Apabila
faktor – faktor yang lain tetap dan debit
lumpur cukup untuk
membersihkan dasar lubang bor,
maka laju penembusan akan
bertambah dengan naiknya RPM
Keadaan lapisan yang ditembus
akan mempengaruhi kecepatan dari
pemboran, dimana lapisan tersebut
akan dibagi menjadi dua bagian
yaitu :
Lapisan lunak
Pada lapisan yang lunak, biasanya
diberikan pemberian putaran
(RPM) yang besar dan pemberian
WOB yang kecil. Bila pemberian
beban pada pahat besar, maka akan
terjadi balling pada mata pahat,
karena banyaknya serbuk – serbuk
bor yang dihasilkan tetapi
kemampuan membersihkan lubang
bor kurang sempurna.
Lapisan keras
Pada lapisan yang keras, maka
pemberian putaran (RPM) pada
pahat kecil, dan untuk
mendapatkan kecepatan pemboran
yang baik diberikan beban (WOB)
pada pahat yang besar, sehingga
dengan demikian dari lapisan keras
akan memberikan reaksi terhadap
bit.
3. Studi Kasus
Maksud dan tujuan dari penulisan
ini adalah untuk mengetahui
kinerja Possitive Displacement
Motor (PDM) pada suatu
pemboran dalam hubungannya
dengan evaluasi laju alir
penggerakan bit dan WOB,
sehingga laju penembusan saat
![Page 3: Paper Mud Motor](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012306/557202de4979599169a436af/html5/thumbnails/3.jpg)
pengeboran dapat dilakukan dengan baik
dan efisien sesuai dengan yang telah
direncanakan.
3.1. Tahapan Perhitungan
Untuk menentukan nilai dari kecepatan
PDM, nilai laju alir lumpur sangat
dibutuhkan karena dari laju alir lumpur
inilah PDM dapat memutar bit
(Persamaan 1).
Nb=s
xq231 ………………………….. ( 1 )
Tenaga putar yang dibutuhkan untuk
memutar bit di dapatkan dengan
menggunakan (Persamaan 2).
M=
5252:
1714
Nbpxqx ..................... ( 2 )
Keterangan =
Nb = kecepatan rotor (RPM)
q = laju alir lumpur (gpm)
M = torsi (lbf)
∆P = kehilangan tekanan section (psi)
S = spesifik displacement (inch3)
= motor efficiency
Tenaga yang keluar dari PDM atau disebut
dengan mechanical horse power dihasilkan
dari tenaga hidrolika atau hidrolika horse
power, dari perbandingan tenaga yang
dihasilkan dan tenaga yang masuk, dan
dapat dilihat pada (Persamaan 3),
(Persamaan 4) .
Hidrolika HP (in) =1714
.QP ...... ( 3 )
Mechanical HP(out)=5252
.NT.... ( 4 )
Keterangan :
P = hilang tekanan (psi)
Q = laju alir lumpur (gpm)
T = torsi (lbf)
N = kecepatan bit (RPM)
3.2. Kasus Pada Salah Satu
Sumur Lapangan CNOOC
SES Ltd
Perilaku ROP dan parameter
dibawah ini dapat dilihat pada
(Gambar 5)
Pada salah satu sumur lapangan
CNOOC SES Ltd. BHA#1 (PDM
A962M5640XP) lubang 12 ¼”
menembus lapisan lempung secara
sliding ROP tertingginya sebesar
190,2 ft/hr, untuk laju alir 900
gpm, WOB 6000 lbf, dan
differential pressure 100 psi,
menghasilkan kecepatan PDM
100,5 RPM dan torsi 2469,64 ft-
lbf. Untuk rotasi ROP terbesarnya
375 ft/hr menggunakan kecepatan
40 RPM, torsi 5000 ft-lbf, laju alir
950 gpm, WOB 6000 lbf, dan
diff.pressure 100 psi,
menghasilkan putaran PDM
106,083 RPM, dan torsi 2469,64
ft-lbf. Pada BHA#2 ( PDM
A962M5640XP) lubang 12 ¼”
ROP terbesar saat menembus
lempung saat sliding 200 ft/hr
dengan laju alir 850 gpm, WOB
8000 lbf, dan diff.press 100 psi,
![Page 4: Paper Mud Motor](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012306/557202de4979599169a436af/html5/thumbnails/4.jpg)
menghasilkan kecepatan PDM 94,91 RPM
dan torsi 2469,64 ft-lbf. Sedangkan rotasi
ROP terbesar 388,9 ft/hr dengan putaran
40 RPM, torsi 5000 ft-lbf, laju alir 860
gpm, dan diff.press 150 psi, menghasilkan
putaran PDM 96,03 RPM dan torsi
3704,45 ft-lbf.
Untuk formasi pasir BHA#1 (PDM
A962M5640XP) lubang 12 ¼” ROP
tertingginya metode sliding 87,5 ft/hr,
dengan laju alir 830 gpm, WOB 4000 lbf,
dan diff.press 50 psi, menghasilkan
putaran PDM 92,6 dan torsi 1234,82 ft-lbf,
sedangkan metode rotasi menghasilkan
166,7 ft/hr dengan kecepatan 40 RPM,
torsi 5000 ft-lbf, laju alir 830 gpm, WOB
4000 lbf, dan diff.pressure 100 psi,
mengahasilkan kecepatan PDM 92,68
RPM, dan torsi 2469,64 ft-lbf. Pada
BHA#2 (PDM A962M5640XP) lubang 12
¼” ROP tertinggi saat sliding sebesar
152,6 ft/hr dengan laju alir 810 gpm,
WOB 6000 lbf, dan diff.press 100 psi,
menghasilkan PDM 90,45 RPM dan torsi
2469,64 ft-lbf, sedangkan pada rotasi ROP
terbesarnya 231,2 ft/hr dengan putaran 90
RPM, torsi 7000 lbf, laju alir 860 gpm,
WOB 10000 lbf, dan diff.press 100 psi,
menghasilkan putaran PDM 96,03 RPM
dan torsi 2469,64 ft-lbf.
Pada formasi karbonat untuk BHA#2
(PDM A962M5640XP) lubang 12 ¼”
ROP terbesar saat sliding 27,3 ft/hr
dengan laju alir 850 gpm, WOB 8000
gpm, dan diff.press 100 psi didapatkan
kinerja PDM 94,91 RPM dan torsi
2469,64, sedangkan pada rotasi ROP
terbesarnya 112,5 ft/hr dengan putaran 90
RPM, torsi 8000 ft-lbf, laju alir 950 gpm,
WOB 10000 lbf, dan diff.press 100 psi,
menghasilkan kinerja PDM
106,083 RPM dan torsi 2469,64 ft-
lbf.
3.3. Hasil Analisa
Dari hasil pengamatan kasus yang
terjadi maka dapat ditetapkan
konfigurasi laju alir, differential
pressure, dan WOB yang tepat
pada sumur tersebut pada ukuran
lubang bor 12 ¼” dengan jenis
PDM A962M5640XP (Tabel 1).
Untuk formasi lempung metode
sliding memakai laju alir 850-900
gpm, differential pressure 100 psi,
dan WOB 6000-8000 lbf.
Sedangkan pada system rotasi
memakai laju alir 860-950 gpm,
RPM pada top drive 40, torsi pada
top drive 5000 ft-lbf, differential
pressure 100-150 psi, dan WOB
6000-8000 lbf.
Untuk formasi pasir metode sliding
memakai laju alir 810-830 gpm,
differential pressure 50-100 psi,
dan WOB 4000-6000 lbf.
Sedangkan pada system rotasi
memakai laju alir 830-860 gpm,
RPM pada top drive 40-90, torsi
pada top drive 5000-7000 ft-lbf,
differential pressure 100 psi, dan
WOB 4000-10000 lbf.
Untuk formasi karbonat metode
sliding memakai laju alir 850 gpm,
differential pressure 100 psi, dan
WOB 8000 lbf. Sedangkan pada
system rotasi memakai laju alir
950 gpm, RPM pada top drive 90,
torsi pada top drive 8000 ft-lbf,
![Page 5: Paper Mud Motor](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012306/557202de4979599169a436af/html5/thumbnails/5.jpg)
differential pressure 100 psi, dan WOB
10000 lbf.
Hasil ini didasarkan pada parameter yang
optimal menghasilkan nilai ROP dan tidak
melebihi parameter yang sudah diterapkan
pada spesifikasi alat dan tidak mengalami
problem pada saat pemboran berlangsung.
4. Diskusi
Tujuan dari mengetahui kinerja PDM
adalah unutk mengetahui konfigurasi
besarnya laju alir, differential pressure
pada motor, dan WOB yang tepat pada
saat menembus suatu formasi agar ROP (
Rate of Penetration ) yang dihasilkan
besar.
Namun untuk menentukan parameter itu
harus disesuaikan dengan spesifikasi PDM
itu sendiri dan batasan-batasan yang sudah
diterapkan karena akan terjadi problem
apabila melebihinya, yang berakibat umur
dari PDM cepat berkurang yang
menyebabkan ROP pemboran berkurang
pula bahkan terjadi problem.
5. Kesimpulan
Penentuan parameter laju alir lumpur
penghasil RPM pada bit, differential
pressure, dan WOB hasus di dasarkan
pada jenis formasi yang ditembus dan
batasan-batasan dari spesifikasi jenis
Possitive Displacement Motor yang
dipakai agar mendapatkan nilai ROP yang
diinginkan.
Daftar Pustaka
1. A. T. Bourgoyne., “ Applied Drilling
Engineering”,SPE Richardson, Texas,
1986.
2. Baker hughes, “ Drilling
Engineering Workbook “, Baker
Hughes Inteq, Houston, 1995.
3. Baker hughes, “ Navi Drill
Motor Handbook”, Baker
Hughes Incorporated, 2002.
4. Cavo Drilling Motor, “ Motor
Operations Manual “, Black
Gold Ct, Houston, 2005.
5. Schlumberger Annadrill,
“Directional Drilling Training
Manual”, 1996.
6. Schlumberger., “EOWR
CNOOC SES LTD ”, Indonesia,
2009.
7. Schlumberger, ” Powerpak
Steerable Motor Handbook”,
Texas, 2004.
![Page 6: Paper Mud Motor](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012306/557202de4979599169a436af/html5/thumbnails/6.jpg)
Gambar 1.
Possitive Displacement Motor
Gambar 2
Lokasi Lapangan CNOOC SES Ltd
![Page 7: Paper Mud Motor](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012306/557202de4979599169a436af/html5/thumbnails/7.jpg)
Gambar 3
Hubungan Laju Pemboran dengan Besarnya WOB
Gambar 4
Hubungan Laju Pemboran dengan RPM
![Page 8: Paper Mud Motor](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012306/557202de4979599169a436af/html5/thumbnails/8.jpg)
Gambar 5
ROP vs Kedalaman BHA#1 dan BHA#2 Sumur Lapangan CNOOC SES Ltd
Tabel 1
Hasil Analisa Parameter Terhadap Formasi Yang Ditembus
Formation Metode RPM
Flow
(gpm)
WOB
(lbf)
Torque
(ft-lbf)
DP
(psi)
clay sliding 850-900 6000-8000 100
clay rotate 40 860-950 6000-8000 5000 100-150
sand sliding 810-830 4000-6000 50-100
sand rotate 40-90 830-860 4000-10000 5000-7000 100
limestone sliding 850 25000 100
limestone rotate 90 950 10000 8000 100
![Page 9: Paper Mud Motor](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022012306/557202de4979599169a436af/html5/thumbnails/9.jpg)
Gambar 6
WOB avg vs Kedalaman BHA#1 dan BHA#2 Sumur Lapangan CNOOC
SES Ltd
Gambar 7
Laju Alir avg vs Kedalaman BHA#1 dan BHA#2 Sumur Lapangan CNOOC
SES Ltd