pembuatan simplisia dan penetapan susut pengeringan.doc

12
PEMBUATAN SIMPLISIA DAN PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN Hari/Tanggal : Jumat, 11-November-2013 NAMA KELOMPOK : Anisa (0661 11 136) Ardelia Nurhaida (0661 11 1 Herlina Gustina (0661 11 128) Budi Nurikhsan (0661 11 1 NAMA DOSEN DAN ASISTEN DOSEN : Ike Yulia Wiendarlina, M.Farm.,Apt Lusi Indriani, M.Farm., Apt PROGRAM STUDY FARMASI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2013

Upload: niisa-aniisa-s

Post on 28-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBUATAN SIMPLISIA DAN PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN.doc

PEMBUATAN SIMPLISIA DAN PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN

Hari/Tanggal : Jumat, 11-November-2013

NAMA KELOMPOK :

Anisa (0661 11 136)

Ardelia Nurhaida (0661 11 1

Herlina Gustina (0661 11 128)

Budi Nurikhsan (0661 11 1

NAMA DOSEN DAN ASISTEN DOSEN :

Ike Yulia Wiendarlina, M.Farm.,Apt

Lusi Indriani, M.Farm., Apt

PROGRAM STUDY FARMASI

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2013

Page 2: PEMBUATAN SIMPLISIA DAN PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN.doc

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Praktikum

1. Dapat mempelajari cara pembuatan simplisia nabati dari beberapa macam

tumbuhan obat.

2. memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang

pada proses pengeringan

I.2 Dasar Teori

Obat tradisional bukan hal yang baru bagi masyarakat

Indonesia.Sebelum obat-obat kimia berkembang secara modern, nenek moyang kita

umumnya menggunakan obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan untuk

mengatasi problem kesehatannya. Da r i t umbuhan oba t t e r s ebu t dapa t

d ibua t be rbaga i p roduk yang sangat bermanfaat dalam menunjang

industri obat tradisional, farmasi,makanan dan minuman. Ragam bentuk hasil

olahannya, antara lain berupa simplisia.

Simplisia adalah bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan

bahan yang dikeringkan.

Simplisia dibedakan antara simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia

pelikan (mineral). Dalam praktikum ini yang dimaksud dengan simplisia adalah

simplisia nabati , simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh ,

bagian tumbuh-tumbuhan atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang

secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan

dari tumbuhan dan belum berupa senyawa kimia murni.

Simplisia kering bisa diperoleh dengan berbagai cara pengeringan seperti

pengeringan dengan sinar matahari tidak langsung (diangin-anginkan), pengeringan

dengan oven, dan cara lainnya. Serbuk simplisia adalah serbuk yang dibuat dari

Page 3: PEMBUATAN SIMPLISIA DAN PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN.doc

simplisia dengan peralatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu, tergantung

bahan simplisia yang digunakan.

Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan maupun

kegunaannya, maka simplisia harus memenuhi persyaratan minimal, dan untuk dapat

memenuhi syarat minimal itu, ada beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain

adalah:

1. Bahan baku simplisia

2. Proses pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan baku simplisia

3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia

Pemilihan sumber tanaman obat sebagai bahan baku simplisia nabati 

merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada mutu simplisia, termasuk

di dalamnya pemilihan bibit (untuk tumbuhan hasil budidaya) dan pengolahan

maupun jenis tahan tempat tumbuh tanaman obat.

Pembuatan simplisia secara umum dapat menggunakan cara-cara sebagai berikut:

1. Pengeringan

2. Fermentasi

3. Proses khusus (penyulingan, pengentalan eksudat dll)

4. Dengan bantuan air (misalnya pada pembuatan pati)

Tahap – tahap pembuatan simplisia, yaitu :

1. Pengambilan/ pengumpulan bahan baku

Kadar bahan aktif simplisia bergantung pada:

- Bagian tanaman yang akan digunakan

- Usia tanaman atau bagian tanaman saat panen

- Waktu panen

- Lingkungan tumbuh

Page 4: PEMBUATAN SIMPLISIA DAN PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN.doc

2. Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan

asing lainnya dari bahan simplisia sehingga tidak ikut terbawa pada proses

selanjutnya yang akan mempengaruhi hasil akhir. Bahan nabati yang baik

memiliki kandungan campuran bahan organik asing tidak lebih dari 2%.

3. Pencucian

Pencucian bertujuan menghilang-kan kotoran-kotoran dan mengurangi

mikroba-mikroba yang melekat pada bahan. Pencucian harus segera dilakukan

setelah panen karena dapat mempengaruhi mutu bahan. Pencucian menggunakan

air bersih seperti air dari mata air, sumur atau  PAM. Penggunaan air kotor

menyebabkan jumlah mikroba pada bahan tidak akan berkurang bahkan akan

bertambah.  Pada saat pencucian per-hatikan air cucian dan air bilasannya, jika

masih terlihat kotor ulangi pencucian/pembilasan sekali atau dua kali lagi. Perlu

diperhatikan bahwa pencucian harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat

mungkin untuk menghindari larut dan terbuangnya zat yang terkandung dalam

bahan.

4. Perajangan

Perajangan bahan untuk mempermudah proses pengeringan,pengepakan,

dan penggilingan. Tanaman yang baru dipanen harus dijemur dalam keadaan utuh

selama 1 hari sebelum dirajang. Perajangan bisa dengan pisau atau alat khusus.

Perajangan biasanya hanya dilakukan pada bahan yang ukurannya agak besar dan

tidak lunak seperti akar, rim-pang, batang, buah dan lain-lain.  Ukuran perajangan

tergantung dari bahan yang digunakan dan ber-pengaruh terhadap kualitas

simplisia yang dihasilkan. Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat aktif 

yang terkandung dalam bahan.  Sedangkan jika terlalu tebal, maka pengurangan

kadar air dalam bahan agak sulit dan memerlukan waktu yang lama dalam

penjemuran  dan kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi oleh jamur.

Page 5: PEMBUATAN SIMPLISIA DAN PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN.doc

5. Pengeringan

Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan

dengan cara mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan ( proses

enzimatik ) dapat terhambat.  Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia

terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu yang lama. Dalam

proses ini, kadar air dan reaksi-reaksi zat aktif dalam bahan akan berkurang,

sehingga suhu dan waktu pengeringan perlu diperhati-kan.  Suhu pengeringan

tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan

antara suhu 300 – 900 C (paling baik 600 C), Bila simplisia mengandung bahan

aktif tidak tahan panas maka dikeringkan pada suhu 30 – 45 C atau dengan cara

pengeringan vakum. Hasil yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia

yang mengandung kadar air 10%.  Demikian pula dengan waktu pengeringan juga

bervariasi, tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan seperti rimpang, daun,

kayu ataupun bunga.  Hal lain yang perlu diperhatikan dalam proses pengeringan

adalah kebersihan (khususnya pengeringan menggunakan sinar matahari),

kelembaban udara, aliran udara dan tebal bahan (tidak saling menumpuk).

Pengeringan bahan dapat dilakukan secara tradisional dengan menggunakan sinar

matahari ataupun secara modern dengan menggunakan alat pengering seperti

oven, rak pengering, blower ataupun dengan fresh dryer.

6. Sortasi kering

Sortasi kering merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuannya

yaitu memisahkan benda asing seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan dan

pengotor yang masih ada.

7. Pengepakan dan penyimpanan

Pengepakan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah dikeringkan. 

Jenis kemasan yang digunakan dalam pengepakan dapat berupa plastik, kertas

maupun karung goni. Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu

produk yang dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan, dapat

Page 6: PEMBUATAN SIMPLISIA DAN PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN.doc

melindungi isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan

isi dan kalau boleh mempunyai bentuk dan rupa yang menarik. Sedangkan

Penyimpanan simplisia sebaiknya di tempat yang kelembabannya rendah,

terlindung dari sinar matahari,dan terlindung dari gangguan serangga maupun tikus.

Simplisia dapat rusak karena faktor internal dan eksternal yaitu:

1. Cahaya : terjadi perubahan kimia pd simplisia

2. Oksigen udara : terjadi oksidasi

3. Reaksi kimia internal : reaksi enzimatik

4. Dehidrasi : kehilangan kadar air sehingga simplisia mengeriput

5. Penguapan air : simplisia higroskopis bisa menjadi basah

8. Pemeriksaan mutu

Pemeriksaan mutu Merupakan usaha untuk menjaga keajegan mutu simplisia

Page 7: PEMBUATAN SIMPLISIA DAN PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN.doc

BAB II

METODE KERJA

II.1 Alat dan Bahan

Alat :

-

-

-

Bahan :

- Air

- Daun tempuyung

II.2 Metode Kerja

Pembuatan Simplisia Sonchi folium

Sortasi Kering

Pencucian

Pengumpulan Bahan Daun Tempuyung

Penimbangan

Ditiriskan

Dimasukan dalam oven 50oCDitimbang

Page 8: PEMBUATAN SIMPLISIA DAN PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN.doc

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Data Pengamatan

Page 9: PEMBUATAN SIMPLISIA DAN PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN.doc

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2001, Inventaris Tanaman Obat I ndonesia ( I)Jilid 2, Depkes RI,

Jakarta

Anonim1. 1995. Materia Medika I ndonesia Jilid  IV . Jakarta; Depkes RI

Anonim2, 2000.Parameter S tandar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat

Edisi Pertama. Jakarta Depkes RI

Anonim3. 2004. Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat  I nd onesiaV olume

1Jakarta : BPOM RI

Sudarsono, dkk, 1996,Tumbuhan Obat , PPOT-UGM, Yogyakarta