penanganan dan perlindungan ‘justice collaborator’ dalam...

43
Penanganan dan Perlindungan Justice CollaboratorDalam Sistem Hukum Pidana di Indonesia Disampaikan oleh : A.H.Semendawai, SH, LL.M Ketua LPSK RI

Upload: lelien

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Penanganan dan Perlindungan‘Justice Collaborator’Dalam Sistem Hukum Pidana diIndonesia

Disampaikan oleh :A.H.Semendawai, SH, LL.MKetua LPSK RI

Page 2: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Latar Belakang• LPSK dirancang untuk memberikan perlindungan

kepada saksi dan korban dalam semua tahap proses peradilan pidana.

• Diharapkan dapat mencegah dan melindungi saksidan korban dari intimidasi dan kekerasan.

• Berperan dalam membantu pengungkapan terjadinya suatu tindak pidana.

• Sehingga partisipasi masyarakat untuk mengungkap tindak pidana dapat terus meningkat.

• Dapat membantu menciptakan iklim kondusif. • Pelapor yang demikian itu harus diberi perlindungan

hukum dan keamanan yang memadai atas laporannya.

Page 3: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

• UU No. 13 tahun 2011 tentang Perlindungan Saksi dan Korban ini tidak dapat dilaksanakan secara utuh.

• Salah satunya Agus Condro. Pengadilan Tipikor, pada Kamis, 16 Juni 2011 telah menjatuhkan hukuman 15 bulan penjara dan denda Rp 50 juta,

• Ia dinilai sbg Pelapor kasus suap cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur BI. Hukumannya tidak jauh berbeda dengan terdakwa-terdakwa lainnya dalam kasus yang sama.

• Putusan ini sangat kontradiktif dengan rekomendasi LPSK yangberpendapat sebagai whistle blower (pengungkap fakta) dalam kasus korupsi pemilihan Deputi Gubernur Senior BI Miranda Swaray Goeltom, Majelis Hakim seharusnya mempertimbangkan posisi AC sebagai orang yang berkontribusi dan bekerjasama dengan aparat penegak hukum untuk menguak kasus korupsi. Sebagai orang pertama yang mengungkapkan kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, seharusnya Agus Condro mendapatkan hak-haknya sebagaimana yang diatur dalam UU No. 13 tahun 2011 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.

Page 4: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

• UU 13/2006 memang tidak memungkinkan membebaskan seorang JC secara penuh. Tetapi hukumannya bisa diringankan.

• Pasal 10 ayat 2, seorang saksi sekaligus terdakwa yang memiliki keterangan yang penting untuk mengungkap kejahatan tidak dapat dibebaskan dari hukuman, tapi kesaksiannya bisa menjadi faktor yang meringankan hukuman.

• APH belum menunjukkan keberpihakannya kpd orang-orang yang mau bekerjasama menguak kasus korupsi.

• Keberpihakan penegak hukum akan mendorong yang lain untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan AC.

• Putusan spt apa yg dianggap tepat u AC? Kenapa APH tidak sensitif atas kebutuhan perlindungan dan reward thp JC? Bagaimana implikasi putusan tsb thp WB danJC lainnya? Adakah usaha untuk mengatasi persoalanini?

Page 5: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Bagaimana Praktek Pasal 10

• Kasus Ciamis• Kasus SD• Kasus Agus Chondro• Kasus Aan• Kasus di …

Page 6: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Kerangka hukum perlindungan

• Kerangka hukum menjadi penting dalam mendukung praktek ini, asalkan dapat dipastikan perlindungan penuh terhadap whistleblower serta pengungkapan dan tindak lanjut yang memadai.

• Mengingat bahwa pelapor adalah orang dalamyang pertama mendeteksi adanya kesalahan,sistem whistleblowing internal merupakan alatyang sangat baik untuk manajemen risiko yangefektif di dalam organisasi.

Page 7: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Kerangka hukum lanjutan• Selain rasa takut atas balas dendam, kurangnya

kepercayaan pada kemampuan mereka yang bertanggung jawab untuk bertindak atas laporanyang disampaikan oleh WB, merupakan penghalangpaling penting dalam mendukung whistleblowing.

• Oleh karena itu sangat penting untuk tidak hanyamelindungi individu agar bersedia menjadi WB, tetapi juga untuk memastikan tindak lanjut daninvestigasi pengungkapan secara independen danmemadai.

• Hal ini tidak hanya diperlukan untuk melindungiindividu-individu terhadap perlakuan tidak adil: tetapi merupakan alat penting untuk memastikantempat kerja aman dan bertanggung jawab, untukmengurangi risiko terhadap reputasi dan keuanganserta untuk melindungi kepentingan umum.

Page 8: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Dasar hukum perlindungan wb untukTP Korupsi• UNCAC Pasal 33• Perlindungan pelapor• Negara Pihak wajib mempertimbangkan

untuk memasukkan ke dalam system hukumnasionalnya tindakan-tindakan yang perluuntuk memberikan perlindungan terhadapperlakuan yang tidak adil bagi orang yang melaporkan dengan itikat baik dan denganalasan alasan yang wajar kepada pihak yang berwenang fakta-fakta mengenai kejahatanmenurut Konvensi ini.

Page 9: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Perangkat Hukum• PP 71 Tahun 2000 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

• Pasal 10 UU No. 13 Tahun 2006 UU Ttg PSK• Bab VII UU No. 15 Tahun 2002 – UU No. 23

Tahun 2003 Ttg TPPU• Pasal 31 UU No. 31 Tahun 1999 Ttg

Pemberantasan TIPIKOR

Page 10: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Pengertian Whistleblower• PP 71 Th 2000, Pelapor adalah orang

yang memberi suatu informasi kepada penegak hukum atau Komisi mengenai terjadinya suatu tindak pidana korupsi dan bukan pelapor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 24 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 KUHAP.

• Penjelasan Pasal 10 ayat 1 UU No. 13 Tahun 20006

• “Pelapor" adalah orang yang memberikan informasi kepada penegak hukum mengenai terjadinya suatu tindak pidana.

Page 11: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Lanjutan

• UU No. 31 Th 1999. Ttg Pemberantasan Tipikor. Pelapor adalah orang yang memberi informasi kepada penegak hukum mengenai terjadinya suatu tindak pidana korupsi

Page 12: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Lanjutan

• Whistleblower :• Seseorang yang mengungkapkan

pelanggaran atau perbuatan salah yang terjadi dalam suatu organisasi kepada publik atau orang yg memiliki otoritas.

• Seorang pekerja yg memiliki pengetahuan atau informasi dari dalam tentang aktifitas illegal yg terjadi didalam organisasinya dan melaporkannya ke Publik.

Page 13: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

PP No. 71 Tahun 2000

• Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

• Peran perorangan, Ormas, LSM• Memiliki Hak melaporkan ke Penegak

Hukum atau Komisi• Tertulis, data, fotocopy KTP/identitas lain• Klarifikasi dengan gelar perkara

Page 14: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Hak dan tanggung-jawab Masyarakat dan perlindungan

• Memperoleh pelayan dan jawaban (30 hari)

• Berhak atas perlindungan hukum status hukum dan rasa aman

• Perlindungan Hukum tdk diberikan bila :▫ Pelapor terlibat▫ Tuntutan dalam perkara lain

• Merahasiakan identitas dan informasi• Perlindungan Fisik Pelapor maupun

keluarga

Page 15: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Penghargaan• Berjasa• Piagam atau Premi• Tatacara Pemberian Penghargaan Kepmen

Kumdang• 2 permil dari nilai kerugian keuangan negara yg

dikembalikan• Piagam diberikan perkara dilimpahkan ke

Pengadilan• Premi setelah berkekuatan hukum tetap

Page 16: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Perlindungan Menurut UU No. 15 th 2002 TPPU sebagaimana diubah dgn UU No. 25 Th 2003

• BAB VII PERLINDUNGAN BAGI PELAPOR DAN SAKSI

Pasal 391. PPATK, penyidik, penuntut umum, atau hakim wajib

merahasiakan identitas pelapor.2. Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) memberikan hak kepada pelapor atau ahli warisnya untukmenuntut ganti kerugian melalui pengadilan.

Pasal 401. Setiap orang yang melaporkan terjadinya dugaan tindak pidana

pencucian uang, wajib diberi perlindungan khusus oleh negaradari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa, dan/atau hartanya, termasuk keluarganya.

2. Ketentuan mengenai tata cara pemberian perlindungan khusussebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut denganPeraturan Pemerintah.

Page 17: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Lanjutan• Pasal 41

1. Di sidang pengadilan, saksi, penuntut umum, hakim, dan orang lain yang bersangkutan dengan tindak pidana pencucian uang yang sedang dalam pemeriksaan dilarang menyebut nama atau alamatpelapor, atau hal-hal lain yang memungkinkan dapat terungkapnyaidentitas pelapor.

2. Dalam setiap persidangan sebelum sidang pemeriksaan dimulai, hakim wajib mengingatkan saksi, penuntut umum, dan orang lain yang terkait dengan pemeriksaan perkara tersebut, mengenailarangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

• Pasal 421. Setiap orang yang memberikan kesaksian dalam pemeriksaan

tindak pidana pencucian uang, wajib diberi perlindungan khususoleh negara dari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa, dan/atau hartanya, termasuk keluarganya.

2. Ketentuan mengenai tata cara pemberian perlindungan khusussebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut denganPeraturan Pemerintah.

Page 18: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

lanjutan

• Pasal 43• Pelapor dan/atau saksi tidak dapat dituntut baik

secara perdata atau pidana atas pelaporan dan/atau kesaksian yang diberikan oleh yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dan Pasal 42.

Page 19: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

PP 57 Th 2003• Pasal 2(1) Setiap Pelapor dan Saksi dalam perkara tindak

pidana pencucian uang wajib diberikan perlindungan khusus baik sebelum, selama maupun sesudah proses pemeriksaan perkara.

(2) Perlindungan khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia.

• Pasal 3▫ Penyidik, Penuntut Umum, dan Hakim wajib

memberikan perlindungan khusus kepada Saksi pada setiap tingkat pemeriksaan perkara.

• Pasal 4▫ Pelapor dan Saksi tidak dikenakan biaya atas

perlindungan khusus yang diberikan kepadanya

Page 20: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Bentuk Perlindungan Khususa. perlindungan atas keamanan pribadi, dan/atau

keluarga Pelapor dan Saksi dari ancaman fisik atau mental;

b. perlindungan terhadap harta Pelapor dan Saksi;c. perahasiaan dan penyamaran identitas Pelapor

dan Saksi; dan/ataud. pemberian keterangan tanpa bertatap muka

dengan tersangka atau terdakwa pada setiap tingkat pemeriksaan perkara.

Page 21: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

• Pasal 31• (1) Dalam penyidikan dan pemeriksaan di

sidang pengadilan, saksi dan orang lain yang bersangkutan dengan tindak pidana korupsidilarang menyebut nama atau alamat pelapor, atau hal-hal lain yang memberikankemungkinan dapat diketahuinya identitaspelapor.

• (2) Sebelum pemeriksaan dilakukan, larangansebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberitahukan kepada saksi dan orang lain tersebut.

Page 22: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

• Pasal 15• KPK berkewajiban : memberikan perlindungan

terhadap saksi atau pelapor yang menyampaikan laporan ataupun memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak pidana korupsi;

• Penjelasan Pasal 15 Huruf a Yang dimaksud dengan “memberikan perlindungan”, dalam ketentuan ini melingkupi juga pemberian jaminan keamanan dengan meminta bantuan kepolisian atau penggantian identitas pelapor atau melakukan evakuasi termasuk perlindungan hukum.

Page 23: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Perlindungan Pelapor UU 13/2006

1. Saksi, Korban, dan PELAPOR tidak dapat dituntut secara hukum baik pidana maupun perdata atas laporan, kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya.

2. Seorang Saksi yang juga tersangka dalam kasus yang sama tidak dapat dibebaskan dari tuntutan pidana apabila ia ternyata terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah, tetapi kesaksiannya dapat dijadikan pertimbangan hakim dalam meringankan pidana yang akan dijatuhkan.

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku terhadap Saksi, Korban, dan pelapor yang memberikan keterangan tidak dengan itikad baik.

Page 24: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Kendala

• Perundang-undangan• Kelembagaan• Kerjasama antar lembaga

Page 25: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Kelemahan Perundang-undangan• Pelapor, hanya diakui sebagai Pelapor bila

menyampaikan laporannya kepada Aparat PenegakHukum maupun Komisi▫ Bagaimana bila disampaikan ke Parlemen??, media-massa,

mirbar bebas, aparat pemerintah lainnya …• Tidak jelas pengertian tentang tidak dapat dituntut

secara hukum baik pidana maupun perdata atas laporan…▫ Sebatas pencemaran nama-baik ?▫ Terkait dengan perkara yg dilaporkannya?

• Pasal 5 ayat 2 PP 71• Perlindungan mengenai status hukum tdk diberikan

apabila dari hasil penyelidikan dan penyidikan terdapatbukti yang cukup yg memperkuat keterlibatan pelapor

Page 26: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Lanjutan• Bagaimana dengan konsep Plea Bargain• Kalau Pelaku Kelas Kakap?• Hak-hak Pelapor apakah sama dengan Saksi?,

misalnya hak untuk mendapatkan informasimengenai perkembangan kasus yang dilaporkannya.

• Apakah Pelapor dpt dilindungi dari penguasaandata-data yang terindikasi sebagai data korupsiatau penyimpangan

• Apakah perlindungan terhadap Pelapor harusmemenuhi syarat perlindungan saksi? Ataumengacu ke UU Tipikor atau Money Laundring

Page 27: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Tumpang Tindih peran

• Siapa yang bertanggung-jawab melindungi Pelapor?▫ Korupsi KPK dan Kepolisian▫ Money Laundring PPATK dan Kepolisian

• Bagaimana dengan Pelapor untuk kejahatan lainnya spt drug trafficking, human trafficking ?

• Pelapor dan sekaligus Saksi yang memenuhi persyaratan dilindungi oleh LPSK

• Perlu dilakukan koordinasi antar lembaga

Page 28: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya
Page 29: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Subyek whistleblower yang dilindungi dalam hukum nasional. • Dalam konteks Indonesia luasan cakupan pengertian sebagai

subyek hukum yang dilindungi sebagai whistleblower sebaiknya mencakup collaborator of justice.

• Mengacu pengertian dalam rekomendasi yang dihasilkan oleh Council of Europe Committee of Minister, collaborator of justice adalah seseorang yang juga berperan sebagai pelaku tindak pidana, atau secara meyakinkan adalah merupakan bagian dari tindak pidana yang dilakukan secara bersama-sama atau kejahatan terorganisir dalam segala bentuknya, atau merupakan bagian dari kejahatan terorganisir, namun yang bersangkutan bersedia untuk bekerjasama dengan aparat penegak hukum untuk memberikan kesaksian mengenai suatu tindak pidana yang dilakukan bersama-sama atau terorganisir, atau mengenai berbagai bentuk tindak pidana yang terkait dengan kejahatan terorganisir maupun kejahatan serius lainnya.

Page 30: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Ketentuan UMUM Draft RUU 13/2006

• Pelapor Pelaku adalah saksi dan/atau pelapor yang juga pelaku tindak pidana

• Yang membantu aparat penegak hukum untuk mengungkap suatu tindak pidana dan/atau pengembalian aset-aset/hasil suatu tindak pidana kepada negara

• Dengan memberikan kesaksian, laporan atau informasi lain.

Page 31: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Lanjutkan

• Pasal 5(1) Seorang Saksi, Korban, Pelapor dan Pelapor Pelaku

berhak:a. memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi,

keluarga, dan harta bendanya, serta bebas dariAncaman yang berkenaan dengan kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya;

b. ikut serta dalam proses memilih dan menentukanbentuk perlindungan dan dukungan keamanan;

c. memberikan keterangan tanpa tekanan;d. mendapat penerjemah;d. bebas dari pertanyaan yang menjerat;dst ...

Page 32: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Pasal 10(1) Selain perlindungan yang dimaksud dalam Pasal 5,

Pelapor Pelaku berhak mendapatkan penanganansecara khusus dan penghargaan atas tindak pidanayang diungkap atau atas tindak pidana lain yang dilakukannya.

(2) Penanganan secara khusus sebagaimana dimaksudayat (1) berupa:

a. pemisahan tempat tahanan dan penjara yang berjauhandengan tersangka dan/atau narapidana lain yang diungkap.

b. pemberkasan yang terpisah dengan terdakwa lain atastindak pidana yang diungkapkannya; dan/atau

c. penundaan penuntutan atas tindak pidana yang diungkapkannya dan/atau tindak pidana lain yang diakuinya;

Page 33: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Lanjutand. penundaan proses hukum atas pengaduan yang

timbul karena informasi, laporan dan/ataukesaksian yang diberikannya.

(3) Pelapor Pelaku dapat memperoleh penghargaanberupa:a. keringanan tuntutan;b. Penghapusan penuntutan;c. Pemberian remisi dan/atau grasi atas dasar

pertimbangan khusus apabila pelapor pelaku adalahseorang narapidana.

(4) Dalam menjatuhkan vonis, hakim wajibmempertimbangkan keringanan hukuman bagiPelapor Pelaku.

Page 34: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Penjelasan• Pasal 10• Ayat 1• Tindak pidana yang dilaporkan antara lain tindak pidana

Korupsi, pencucian uang, terorisme, lingkungan, perikanan, kehutanan, keamanan makanan, perbankan, Narkotika, dan tindak pidana lainnya yang mengancam keselamatan dan keamanan warga dan negara berhak mendapatkanperlindungan atau tindak pidana tertentu berdasarkankeputusan LPSK.

• Ayat 3• Huruf a• Keringanan tuntutan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf

(a) dan (b) dapat berupa, antara lain, pengajuan tuntutan hukuman percobaan, pengajuan tuntutan denda dalam haldimungkinkan serta tuntutan yang lebih rendah dariterdakwa pelaku utama diperkara yang diungkapkan atau tuntutan bagi terdakwa lain pada kasus sejenis;

Page 35: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Wewenang • Pasal 12B• Dalam melaksanakan tugas pemberian

perlindungan dan bantuan pada pelapor, saksi, korban dan Pelapor pelaku sebagaimana dimaksuddalam Pasal 12A, LPSK berwenang:

• d. membuat perjanjian tentang penanganan khususdan/atau penghargaan bagi pelapor Pelakubersama-sama dengan Jaksa Agung atau KetuaKPK;

• g. menyembunyikan saksi, korban, pelapor danpelapor pelaku dalam tempat-tempat perlindungan;

• h. mengganti identitas saksi, pelapor, dan/atauPelapor Pelaku;

Page 36: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Syarat Justice Collaborator• Pasal 28A• (1) Penanganan khusus, perlindungan, dan

penghargaan bagi Pelapor Pelaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 diberikan dengan mempertimbangkan syarat sebagai berikut:a. Keseriusan tindak pidana yang diungkap;b. Sifat pentingnya keterangan yang diberikan oleh

Pelapor Pelaku;c. Pelapor pelaku bukan pelaku utama dalam tindak

pidana yang diungkapnya;d. Tindak pidana lain yang dilakukan oleh Pelapor

pelaku;e. Keselamatan jiwa Pelapor pelaku dan keluarganya;f. Rasa keadilan masyarakat.

Page 37: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

(2) Pemberian penanganan khusus danpenghargaan kepada Pelapor pelaku atas tindakpidana-tindak pidana lain yang pernahdilakukan olehnya sebagaimana dimaksud padaPasal 10 hanya dapat diberikan denganpersyaratan sebagai berikut:a. Pelapor pelaku mengakui sendiri tindak pidana-

tindak pidana yang pernah ia lakukan sebelumnyayang belum pernah diperiksa atau diputus olehpengadilan;

b. Tindak pidana lainnya sebagaimana dimaksudpada huruf a merupakan tindak pidana yang lebihringan dibandingkan dengan tindak pidana yang ia bantu ungkap; dan

Page 38: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

• c. Tindak pidana lainnya sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak termasuk:1. Tindak pidana pembunuhan dan/atau

kekerasan seksual;2. Tindak pidana dimana korbannya tidak

setuju dengan restitusi yang diberikan; dan/atau

3. Tindak pidana dimana terdapat tuntutan masyarakat yang luas agar pelapor pelaku diadili.

Page 39: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

“Tata Cara Pemberian Perlindungan, Penanganan Khusus dan Penghargaan”

Pasal 32A(1) Tata cara memperoleh perlindungan bagi Pelapor pelaku sebagaimana dimaksuddalam Pasal 10 dilakukan sesuai ketentuan dalam Pasal 29, 30, 31, dan 32:(2) Tata cara memperoleh penanganan khusus dan penghargaan bagi Pelapor pelakusebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 adalah:a. pelapor pelaku, baik atas inisiatif sendiri maupun atas permintaan pejabat yangberwenang, mengajukan permohonan secara tertulis kepada LPSK;b. LPSK segera melakukan pemeriksaan terhadap permohonan sebagaimanadimaksud pada huruf a;c. berdasarkan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf b, LPSKmemberikan rekomendasi untuk menerima atau tidak menerima permohonanpemberian penanganan khusus, dan/atau penghargaan kepada Jaksa Agungatau Ketua KPK;d. rekomendasi sebagaimana dimaksud huruf c memuat identitas Pelapor pelaku,alasan dan bentuk pemberian penanganan khusus dan/atau penghargaan yangdiusulkan.

Page 40: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

(3) Dalam hal Jaksa Agung atau Ketua KPK menganggapPelapor pelaku layak mendapatkan penanganan khusus, dan/atau penghargaan, Jaksa Agung atau Ketua KPK:a. Mengajukan usulan kepada Presiden dalam hal

penghargaan yang dianggap layak diberikan berupa Grasi.b. Memutuskan sendiri untuk pemberian penghargaan

berupa penanganan khusus dan penghargaan lainnya.(4) Keputusan Jaksa Agung atau Ketua KPK sebagaimana

dimaksud ayat (4) huruf b bersifat mengikat dandiberikan kepada instansi terkait untuk dilaksanakanserta tembusannya diberikan kepada LPSK dan pemohon.

(5) Dalam hal Jaksa Agung atau Ketua KPK menolakrekomendasi LPSK, penolakan tersebut disertai denganalasan penolakan disampaikan kepada LPSK untukkemudian diteruskan kepada pemohon.

Page 41: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Pembatalan PenghargaanPasal 32B(1) Penghargaan terhadap Pelapor Pelaku dibatalkan

apabila dikemudian hari diketahui bahwa kesaksian, laporan atau informasi lain yang diberikan ternyataadalah palsu.

(2) Pembatalan sebagaimana ayat (1) dilakukan oleh JaksaAgung atau Ketua KPK segera setelah diketahuinyakebohongan tersebut melalui surat pembatalanpemberian penghargaan.

(3) Jaksa Agung atau Ketua KPK mengajukan peninjauankembali atas perkaraperkara yang sudah berkekuatanhukum tetap yang didasarkan atas keterangan PelaporPelaku.

(4) Jaksa Agung melakukan proses pemidanaan atas keterangan palsu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Page 42: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Tidak Terbukti, Tidak Batal

• Pasal 32C• Tidak terbuktinya tindak pidana yang

dilaporkan dan atau dibantu oleh Pelapor Pelaku tidak membatalkan perlindungan yang diberikan kepadanya sepanjang informasi, bukti-bukti atau keterangannya sebagai saksi tidak dilakukan berdasarkan kesaksian, laporan atau informasi lain yang bersifat palsu.

Page 43: Penanganan dan Perlindungan ‘Justice Collaborator’ Dalam ...lama.elsam.or.id/downloads/1308812895_Penanganan_dan_Perlindung… · untuk memasukkan ke dalam system hukum nasionalnya

Kesimpulan

• Praktek Perlindungan thp JC sdh ada, namun belumseragam serta belum memuaskan

• Perlu dibuat aturan yg lebih detil dan pasti• Perlu menyamakan persepsi dan pemahaman ttg

arti penting keberadaan Saksi, Korban, Pelaporserta Pelapor/Saksi yg juga sebagai Pelaku

• Usaha untuk mempraktekkan dan memperbaiki danmemanfaat peluang yang ada harus terus dilakukan.

• Terus mensinergikan seluruh energi positif untukpencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana…