penerapan model pembelajaran tipe talking chips …

102
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PENGABUAN SKRIPSI Oleh: SITI ASNAH NIM .TB 151041 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 19-Apr-2022

12 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING

CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

NEGERI 1 PENGABUAN

SKRIPSI

Oleh: SITI ASNAH

NIM .TB 151041

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI 2019

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PENGABUAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: SITI ASNAH

NIM .TB 151041

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI 2019

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …
Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

KEMENTERIAN AGAMA RI UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.

Revisi Tgl.

Revisi Halaman

In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 15-10 2019

R-0 - 1 dari 1

Hal : Nota Dinas Lampiran : - Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi di Tempat

Assalamu’alaikum wr.wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara;

Nama : Siti Asnah NIM : TB. 151041 Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Tipe Talking Chips Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengabuan

Sudah dapat diajukan kembali kepada FakultasTarbiyah dan Keguruan Jurusan/Program Studi Tadris Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Biologi.

Dengan ini kami mengharap agarskripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jambi, Oktober 2019 Pembimbing II

Nanang Nofriadi. M.Pd NIDN : 2006118801

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …
Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

KEMENTRIAN AGAMA RI UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Jl. Jambi - Ma Km.16 Simp. Sei. Duren Kab. Muaro Jambi 36363

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas dan sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-undang yang berlaku.

Jambi, 15 Oktober

2019

Siti Asnah

TB.151041

Materai 6.000.-

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

PERSEMBAHAN

Dengan mengharap ridho Allah SWT, Skripsi ini penulis persembahkan kepada yang

tercinta :

Ayahanda Sarnubi dan Ibunda tercinta Kastaniah

Yang telah mengasuh dan membesarkan,

Mendidik dan menyekolahkan sampai ke jenjang perguruan tinggi,

Sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan

dan dapat meraih gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Keluarga tercinta, Abang-abang ku tersayang Hasbiansyah, Muhammad Sazali,

Muhammad Saleh, dan Muhammad Nazib

yang selalu setia mendampingi,

memberi semangat, motivasi, materil dan spiritual

sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai pada jenjang

pendidikan sarjana

Dan saudara-saudara, sahabat-sahabat seperjuangan khususnya Biologi VIII A, dan

orang-orang yang selalu support saya.

Tak ada yang dapat penulis berikan selain do’a dan terimakasih yang tulus

Dan iklas dan hanya Allah SWT saja yang dapat membalasnya

Amin Ya Robbal’Alamin

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

Motto

هي أحسن إن هم بالتي ة وجادل ة الحسن ة والموعظ م ك بالحك ادع إلى سبيل ربهو ك هتدين رب هو أعلم بالم ه و من ضل عن سبيل أعلم ب

Artinya :

“(Wahai Nabi Muhmmad SAW) Serulah (semua manusia) kepada jalan (yang

ditunjukkan) Tuhan Pemelihara kamu dengan hikmah (dengan kata-kata bijak

sesuai dengan tingkat kepandaian mereka) dan pengajaran yang baik dan bantalah

mereka dengan (cara) yang terbaik. Sesungguhnya Tuhan pemelihara kamu,

Dialah yang lebih mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan

dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk).

(QS.An-Nahl ayat 125)

https://tafsirweb.com/4473-surat-an-nahl-ayat-125.html

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan nikmat-Nya kepada peneliti terutama dalam rangka menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah menuntun dan membawa manusia dari zaman jahiliyah ke zaman

yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat akademik

guna mendapatkan gelar Sarjana Tadris Biologi pada Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Peneliti menyadari sepenuhnya

bahwa penyelesaian skripsi ini mendapat banyak masukan-masukan maupun

arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini

peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof.Dr.H. Suaidi Asy’ari, M.A,Ph.Dselaku Rektor UIN Suthan Thaha

Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. H. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Suthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ibu Reny Safita, S.Pt, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tadris Biologi Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Fery Kurniawan, M.Si Sebagai Sekretaris Jurusan Tadris Biologi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Ibu Try Susanti, M.Si Selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Nanang

Nofriadi, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu

dan mencurahkan pikirannya demi mengarahkan peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Tadris Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi

7. Bapak Kasiyo, S.Pd selaku Kepala Sekolah, Ibu Suhaibah, S.Pd selaku guru

IPA, Bapak dan Ibu majelis guru serta staf – staf di Sekolah Menengah Atas

Negeri 1 Pengabuan

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

Atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis baik secara langsung

maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak

terhingga, semoga amal baik yang telah diberikan oleh semua pihak mendapat

balasan, yaitu rahmat dan hidayat dari Allah SWT. Amin.

Jambi, September 2019

Peneliti

Siti Asnah

NIM. TB. 151041

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

x

ABSTRAK

Nama : Siti Asnah Program Studi : Biologi Judul : Penerapan Model Pembelajaran Tipe Talking Chips Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengabuan Skripsi ini membahas tentang penerapan model pembelajaran tipe Talking Chips untuk meningkatkan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengabuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengikuti proses pembelajaran biologi pada mata pelajaran sistem pertahanan tubuh dengan model pembelajaran tipe talking chips. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) . Subjek dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA yang berjumlah 21 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, dokumentasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai rata-rata kelas yang diperoleh saat prasiklus sebesar 60,90 (rendah) dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 19% (rendah) , siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 71,42 (cukup) dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 71% (cukup),pada siklus II menjadi 79,38 (tinggi), dengan persentase ketuntasan menjadi 90% (tinggi) atau 19 siswa dari 21 siswa sudah mencapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.

Kata kunci : Model Pembelajaran, Talking Chips, hasil belajar, Biologi, PTK

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

xi

ABSTRACT

Nama : Siti Asnah Program Studi : Biologi Judul : Application of learning model of Talking Chips type to

improve student learning outcomes in state high school pengabuan

This thesis discusses the application of the Talking Chips type learning model to improve student learning outcomes in Pengabuan State High School 1 Pengabuan. This study aims to improve student learning outcomes after participating in the learning process of biology in the subjects of the body's defense system with the learning model of talking chips type. This research is a classroom action research (CAR). The subjects in this study were class XI Natural Sciences, amounting to 21 students. Data collection techniques used are observation, documentation and tests. The results showed that the average grade obtained during the pre-cycle of 60.90 (low) with a percentage of mastery learning by 19% (low), the first cycle obtained an average grade of 71.42 (enough) with a percentage of mastery learning by 71% (enough), in the second cycle to 79.38 (high), with the percentage of mastery learning being 90% (high) or 19 students out of 21 students who had achieved the mastery learning that has been set. This shows that student biology learning outcomes have increased from cycle I to cycle II.

Keywords: Learning Model, Talking Chips, learning outcomes, Biology, PTK

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i NOTA DINAS I ......................................................................................... ii NOTA DINAS II ........................................................................................ iii PENGESAHAN ......................................................................................... iv PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................ v PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi MOTTO...................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................... viii DAFTAR ISI .............................................................................................. x DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4 C. Fokus Penelitian ....................................................................... 4 D. Rumusan Masalah .................................................................... 5 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual ............................................................... 7

1. Pengertian Belajar .............................................................. 7 2. Pengertian Pembelajaran .................................................... 9 3. Hasil Belajar ....................................................................... 11 4. Model Pembelajaran tipe Talking Chips ............................ 13

4.1 Pengertian Talking Chips ......................................... 13 4.2 Tujuan Model Talking Chips ...................................... 15

B. Study Relevan ......................................................................... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ............................................... 18 B. Setting dan Subjek Penelitian................................................ 19 C. Variabel yang diteliti ........................................................... 21 D. Rencana Tindakan ............................................................... 21

1. Prasiklus ............................................................................ 21 2. Pelaksanaan Siklus I .......................................................... 22 3. Pelaksanaan Siklus II ........................................................ 24

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ..................... 27 1. Sumber Data ...................................................................... 27 2. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 27 3. Teknik Analisis Data ......................................................... 29

F. Indikator Kinerja ................................................................... 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ..................................................................... 32 1. Prasiklus ………………………………………………. 32 2. Penerapan Teknik Talking Chips Siklus I ........................ 34 3. Penerapan Teknik Talking Chips Siklus II....................... 43

B. Pembahaasan ......................................................................... 47 BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 52 B. Saran ....................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian Siswa SMAN 1 Pengabuan .......................... 3

Tabel 3.1 Rumus Menghitung Observasi Aktivitas Siswa ............................. 31

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Aktivitas Siswa ............................... 31

Tabel 3.3 Rumus Nilai Akhir Hasil Tes Siswa .............................................. 32

Tabel 3.4 Rumus Nilai Rata-Rata Kelas .......................................................... 32

Tabel 3.5 Rumus Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ................................ 33

Tabel 4.1 Hasil Belajar Sebelum Penerapan Talkng Chips ............................. 35

Tabel 4.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa PadaSiklus ke-1 ......... 37

Tabel 4.3 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus ke-1 ........... 38

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Siklus 1 .................................... 41

Tabel 4.5 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Pada Siklus ke-2 ........ 43

Tabel 4.6 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus ke-2 ........... 44

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Siklus 2 .................................... 54

Tabel 4.8 Hasil Belajar Penerapan Talking Chips Setiap Siklus ..................... 47

Tabel 4.9 Rata-Rata Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Setiap Siklus ............ 51

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa ....... 49

Gambar 2. Diagram Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa ................ 49

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

2

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

manusia sehingga pendidikan tidak dapat terpisahkan sampai akhir zaman, dan

hal ini adalah Sifat mutlak dalam kehidupan saat ini dalam menyongsong

cita-cita setiap individu dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.

Perkembangan pendidikan merupakan suatu faktor yang sangat menentukan

dalam suatu bangsa. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut

masyarakat pada suatu negara untuk dapat mengikuti dan memahami

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, pendidikan perlu

mendapat perhatian baik dalam usaha pengembangan maupun peningkatan

mutu pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Hal ini menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan

sangat dipengaruhi oleh negara yang mana pendidikan itu sendiri mempunyai

tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembentukan manusia

indonesia seutuhnya. Sebagaimana yang terdapat dalam Undang-undang

tentang sistem Pendidikan Nasional No.20 Bab II pasal 3 Tahun 2003 Etty

(2007: 38) Menjelaskan1:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

kelangsungan hidup suatu negara dan bangsa. Untuk itu dalam upaya

meningkatkan kualitas pendidikan membutuhkan cara-cara baru yang harus

dikembangkan sebagai

1

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

2

penunjang dalam kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan prasarana dalam

pendidikan. Dalam hal ini peran penting seorang tenaga pendidik sangat

mempengaruhi hasil belajar siswa, maka guru-guru dituntut untuk membuat

pembelajaran yang inovatif dalam mendorong siswa dapat menerima pembelajar

secara optimal. Oleh karena itu inovasi dalam hal ini adalah penggunaan metode

ataupun model pembelajaran yang tepat sasaran.

Pembelajaran adalah suatu sistem yang dirancang sedemikian rupa untuk

mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa (Firdaus, 2012).

Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru hendaknya dapat menciptakan

interaksi yang baik.Dengan demikian inovasi dalam proses belajar mengajar tidak

hanya tergantung pada siswa semata, akan tetapi inovasi dari mentor yang

mengawasi jalannya proses belajar juga sangat diperlukan yakni para tenaga guru

secara langsung pada setiap pelajaran yang diajarkan.

SMA 1 Pengabuan merupakan sekolah yang berdiri satu-satunya di desa teluk

nilau, pertumbuhan siswa yang semakin lama semakin banyak membuat sekolah

tersebut harus berbenah diri dalam meningkatkan akreditasi dan lulusan yang

berkualitas, dalam peningkatan ini tentu butuh dorongan dari guru-guru yang

mengajar khususnya pada jurusan Ilmu Pengetahuan Alam.

Pemilihan penggunaan metode ataupun media tersebut juga perlu

pertimbangan yang baik terkait materi yang akan disampaikan dan memperhatikan

kesiapan intelektual siswa. Penyampain atau memberikan materi yang

membutuhkan tingkat pemahamn materi lebih, salah satu cara untuk mensiasatinya

diperlukan bantuan media. Media memiliki peranan penting dalam pencapaian

tujuan pembelajaran yang efektif, sehingga dalam suatu proses pembelajaran akan

terjadi suatu komunikasi. Komunikasi tersebut merupakan proses penyampaian

pesan dari sumber (guru) melalui media tertentu ke penerima pesan (siswa). media

pembelajaran merupakan alat komunikasi dalam penyampaian materi dan dapat

memaksimalkan proses belajar siswa, yang pada akhirnya diharapkan dapat

mengoptimalkan hasil belajar yang ingin dicapai. Tugas pengajar tidak hanya

menyampaikan materi saja tetapi harus berperan aktif dalam memfasilitasi kegiatan

belajar siswa melalui optimalisasi media dan sumber belajar yang lain. Suatu

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

3

pembelajaran harus disajikan dengan menarik dan menyenangkan agar pelajar atau

peserta didik lebih aktif dalam belajar biologi, sehingga siswa tidak merasa

dibebani oleh pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan juga wawancara penulis kepada salah satu

guru mata pelajaran IPA kelas XI di SMA Negeri 1 Pengabuan guru mengatakan

bahwa “dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di SMA ini masih

menggunakan metode ceramah sehingga proses pembelajaran hanya berpusat pada

guru”. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah pada SMA 1

dalam wawancara diatas sangat tidak relevan lagi untuk dilakukan, karena

pembelajaran metode ceramah ini sangat terpusat pada guru dan siswa-siswa yang

aktif saja cenderung menjadikan siswa-siswa yang lain menjadi pasif.Hal ini

memang benar terjadi karena penulis melihat langsung bagaimana proses belajar

mengajar pada setiap kelas, bahkan di salah satu kelas saat guru tersebut

menjelaskan didepan siswa yang duduk dibelakang asik bercerita dengan teman

sesamanya bahkan ada juga yang tidur, hal ini tentu berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa, karena tidak semua siswa dilibatkan secara aktif dalam fokus diskusi

proses pembelajaran yang dilakukan, sehingga hanya sebagian siswa yang

mencapai ketuntasan belajar. Hal ini terlihat dari nilai ulangan semester siswa yang

diperoleh rata-rata tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1 hasil nilai ulangan harian SMAN 1 Pengabuan Tahun Ajaran

2018/2019

B

e

r

d

asarkan tabel diatas, terlihat bahwa masih banyak siswa mendapatkan nilai

yang belum mencapai target KKM, untuk menyelesaikan masalah tersebut

No KKM Nilai Jumlah Persentase

1 70 70 4 12%

2 70 70 17 88%

Jumlah 21 100%

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

4

guru dapat memilih alternatif metode pembelajaran yang sesuai yaitu model

talking chips. Model ini pada dasarnya adalah untuk menyalurkan pandangan

ataupun pendapat siswa dalam situasi pembelajaran. Isjoni (2014:79) Model

pembelajaran kooperatif tipe talking chips merupakan salah satu tipe model

pembelajaran kooperatif yang masing-masing anggota kelompoknya mendapat

kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi mereka dan

mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota kelompok lain.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran tipe Talking Chips

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Pengabuan”.

B. Identifikasi Masalah

Memperhatikan masalah diatas kondisi yang ada saat ini adalah :\

1. Pembelajaran Biologi di kelas kurang efektif ( cenderung monoton)

2. Kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran Biologi

3. Model pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan materi yang

disampaikan

4. Rendahnya hasil belajar siswa untuk pembelajaran Biologi

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dikarenakan terbatasnya

waktu dan biaya maka supaya penelitian lebih terfokus pada permasalahan

yang dibahas maka peneliti membatasi masalahnya untuk memfokuskan

penelitiannya pada “Penerapan Model Pembelajaran tipe Talking Chips

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem

Pertahanan Tubuh di SMA Negeri 1 Pengabuan”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan model pembelajaran tipe

talking chips dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI di SMA

Negeri 1 Pengabuan?

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok masalah yang telah dikemukakakn di atas, maka tujuan

penelitian pada hakikatnya adalah “Untuk mengetahui Penggunaan Model

Pembelajaran Tipe Talking Chips Dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa di

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengabuan”

2. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang dicapai, maka penelitian ini diharapkan

memiliki kegunaan yaitu:

1. Bagi Guru

Memberikan pengetahuan dan inovasi baru terkait penggunaan model

pembelajaran tipe talking chips sebagai salah satu media pembelajaran.

Memberikan referensi terkait pemanfaatan penggunaan mode; pembelajaran

yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar.

Model pembelajaran dalam penelitian dapat dikembangkan oleh guru sesuai

kebutuhan.

Meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar.

2. Bagi Siswa

Membantu menarik perhatian siswa dalam meningkatkan proses

pembelajaran biologi .

Membantu siswa lebih mudah memahami materi pada mata pelajaran

biologi khususnya pada materi sistem imun dengan menarik dan

menyenagkan.

Membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Membantu mengembangkan kemampuan siswa berfikir rasional dan

keterampilan siswa untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru dalam

kehidupan nyata.

3. Bagi Sekolah

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

6

Diharapkan dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah tersebut dengan meniciptakan suatu pembelajaran

yang efektif, efesien, dan menyenangkan.

Membantu meningkatkan kualitas pembelajaran biologi di sekolah untuk

menciptakan siswa yang cerdas dan berprestasi.

4. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan penggunaan model

pembelajaran tipe talking chips dalam pembelajaran biologi.

Mampu melakukan penelitian tindakan kelas dengan baik dan benar dapat

memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas.

Memberikan dan berbagi sedikit pengalaman untuk dapat meningkatkan

sarta mendukung profesi dalam dunia pendidikan baik peneliti maupun

pembaca.

Dapat mengembangkan dan mengaplikasikan recana pembelajaran dengan

berbagai media pembelajaran ke dalam pembelajaran biologi.

Sebagai sarana mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu dan teori yang

telah diperoleh selama dibangku kuliah.

Penelitian ini bermanfaat dalam menyelesaikan tugas akhir untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

7

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual

1. Pengertian Belajar

Islam memandang umat manusia sebagai makhluk yang dilahirkan

dalam keadaan kosong, tidak berilmu pengetahuan. Akan tetapi, Tuhan

memberi potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan

umat manusia itu sendiri. Potensi-potensi tersebut terdapat dalam

organ-organ fisik dan psikis manusia yang berfungsi sebagai alat-alat

penting untuk kegiatan belajar.

Menurut pendapat Slameto (2010:2) Belajar sangat berperan penting

dalam mempertahankan kehidupan sekelompok bangsa ditengah-tengah

persaingan yang semakin ketat diantara bangsa-bangsa lainnya yang lebih

dahulu maju. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan

dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, pengertian belajar ialah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan adalah sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Slameto ( 2003:55) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak

jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor

intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam

diriindividu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor

dari luar individu. Dari proses belajar haruslah diperhatikanapa yang dapat

dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya

mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian,

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

8

merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan atau

menunjang belajar.

Hamzah (2009:76) untuk menciptakan pembelajaran yang aktif ,

beberapa penelitiam menemukan salah satunya adalah anak belajar dari

pengalamannya, selain anak harus belajar memecahkan masalah yang dia

perolah. Anak-anak dapat belajar dengan baik dari pengalaman mereka.

Mereka belajar dengan cara melakukan, menggunakan indera mereka,

menjelajahi lingkunga, baik lingkungan benda, tempat serta

peristiwa-peristiwa di sekitar mereka.

Muhibbinsyah (2013:87) Sebagian beranggapan bahwa belajar adalah

semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta dalam bentuk

informasi/materi pelajaran. Proses belajar itu terjadi karena adanya

interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar

dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa

seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri

orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat

pengetahuan, keterampilan atau sikapnya. Belajar pada hakikatnya adalah

proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar

dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses

berbuat melalui berbagai pengalaman. Sejalan dengan konsep diatas

tersebut menegaskan bahwa indikator belajar ditentukan oleh perubahan

dalam tingkah laku yang bersifat permanaen sebagai hasil dari pengalaman

atau latihan (Trianto, 2009:17)

Dalyono (2010:49) Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu

usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di

dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap,

kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Secara

umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan tingkah

tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil pengalaman

dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Artinya bahwa dalam belajar terdapat tingkah laku yang mengalami

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

9

perubahan sebagai akibat dari interaksi dan pengalaman serta latihan, dan

karena itu, perubahan tingkah laku yang disebabkan bukan oleh latihan

latihan dan pengalaman tidak digolongkan sebagai belajar. Belajar

Belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisme sebagai hasil

pengalaman.

Belajar berlangsung secara berkelanjutan, artinya bahwa belajar

diarahkan kepada adanya perubahan tingkah laku, proses perubahan

tingkah laku dimulai dari suatu yang tidak dikenal, kemudian dikuasai atau

dimiliki serta dipergunakan. Belajar juga sebagai suatu aktivitas yang

berproses menuju kepada suatu perubahan dan terjadi melalui

tahapan-tahapan tertentu, tahapan-tahapan tersebut dapat ditunjukan dalam

bentuk perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.

Belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisme sebagai

hasil pengalaman (Dalyono. 2010:49)

2. Pengertian Pembelajaran

Menurut Trianto (2009:17)Pembelajaran merupakan interaksi dua

arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana diantara keduanya terjadi

komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target

yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran secara simpel dapat

diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan

pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran

hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan

siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)

dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur

yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia

terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya

Oemar Hamalik (2013:57).

Pembelajaran adalah suatu kegiatan di mana seorang guru

memberikan atau menyampaikan informasi atau ilmu kepada para peserta

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

10

didiknya atau dapat kita katakan bahwa pembelajaran ini merupakan

sebuah alih atau transfer ilmu. Pembelajaran itu sendiri saat ini yang

diterapkan di berbagai sekolah yang ada di masyarakat semakin

bervariasi. Hal ini terjadi karena dorongan yang kuat untuk memiliki atau

menciptakan sebuah pembelajaran yang lebih baik dan efektif sehingga

akan mampu mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan hal tersebut maka yang

akhirnya menjadi dasar pengembangan pendidikan melalui inovasi

terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah.

Menurut Hilgard (Pasaribu, 1983:59) belajar adalah suatu proses

perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan, apabila perubahan

tersebut disebabkan pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang

seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan, maka tidak dapat disebut

belajar. Yang dimaksud perubahan disini adalah mencakup pengetahuan,

kecakapan dan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan atau

pengalaman. Adapun menurut Benjamin Bloom, (Syaifurahman, 3013:58)

belajar adalah perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif dan

sikomotorik agar mencapai taraf hidupnya sebagai pribadi, masyarakat,

maupun makhluk Tuhan yang maha esa.

Chatarina (2012:203-214) Proses pembelajaran saat ini terlihat

aktivitas yang menonjol terjadi pada peserta didik, guru lebih cenderung

berperan sebagai fasilitator dan motivator, dalam kegiatan ini guru

berhadapan dengan peserta didik yang mempunyai karakterisktik yang

berbeda. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, sudah banyak

metode dan model yang diciptakan oleh pada ahli pendidikan dalam

melalukan pendekatan agar ketiga ranah yaitu kognitif, afektif,

psikomotor dapat tercapai secara utuh.

Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu

dengan yang lain memiliki hubungan yang saling berkaitan. Guru sebagai

ujung tombak pelaksanaan pendidikan dilapangan sangat menentukan

keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan.

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

11

Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pengajaran yang

diharapkan adalah keterlibatan secara mental ( intelektual dan emosional)

yang dalam beberapa hal dibarengi dengan keaktifan fisik. Sehingga

peserta didik betul-betul berperan serta dan berpartisipasi aktif dalam

proses pengajaran ( Rohani, 2004:61).

Dari beberapa uraian yang telah dijelaskan diatas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru

dan peserta didik dalam memberikan ilmu pengetahuan yang saling

mempengaruhi pemikiran maupun tingkah laku dengan unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas dan prosedur untuk mencapai suatu tujuan

pembelajaran tertentu. Dengan pembelajaran maka terjadi interaksi dan

komunikasi dua arah yang simetris antara peserta didik dan guru dalam

mendorong dan menumbuhkan pola berpikir anak didik menjadi lebih baik

dalam melakukan proses belajar.

3. Hasil Belajar

Winkel dalam buku Evaluasi Hasil Belajar (Purwanto, 2009:45)

menyatakan: “Hasil belajar ialah perubahan yang mengakibatkan manusia

berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”

Setiap proses pembelajaran, keberhasilannya diukur dari seberapa

jauh hasil yang dicapai, disamping di ukur dari segi prosesnya. Oleh

karenanya, konsep hasil belajar penting dipahami ( Lufri, 2010;76 ). Hasil

belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar yang

dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Dalam penelitian ini

akan dilihat hasil belajar siswa dari kedua faktor tersebut, faktor internal

yaitu sikap belajar siswa yang memfokuskan pada keaktifan siswa dalam

aktifitas belajar dan faktor internal dari metode pembelajaran yang

digunakan guru dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mencapai

tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. ( Mardiyan, 2012: 62 ).

Dari beberapa penjelasan di atas dalam mengukur hasil belajar,

penilaian yang dapat digunakan ada 3 aspek, yaitu :

1) Mengembangkan kecakapan kognitif

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

12

Siswa secara terarah baik oleh orang tua maupun oleh guru, hal ini

sangat penting karena pengembangan fungsi kecakapan kognitif siswa

yang sangat penting dikembangkan secara khusus yakni:

a) strategi belajar memahami isi materi pelajaran

b) strategimemiliki arti penting isi materi pembelajaran dan aplikasinya

serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi

pembelajaran tersebut. Tanpa pengembangan dua macam kognitif ini

siswa akan sulit mampu mengembangkan kecakapan afektif dan

psikomotorik.

2) Mengembangkan kecakapan afektif

Keberhasilan pengembangan kecakapan kognitif juga menghasilkan

kecakapan afektif kecakapn afektif adalah sikap, perasaan emosi dan

karakteristik moral yang merupakan aspek-aspek penting bagi

perkembangan siswa.

3). Mengembangkan kecakapan psikomotor

Keberhasilan mengembangkan kecakapan kognitif juga akan

berdampak positif terhadap pengembangan kecakapan psikomotor

adalah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati baik

kuantitasnya karena sikapnya yang terbuka, namun disamping

kecakapan kognitif ia juga banyak terikat oleh kecakapan afektif.

4. Model pembelajaraan tipeTalking Chips

4.1 Pengertian Talking Chips

Talking adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa inggris yang

yang berarti berbicara, sedangkan chips yang berarti kartu. Jadi arti

talking chips adalah kartu untuk berbicara. Sedangkan talking chips

dalam pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang dilakukan

dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang, masing-masing

anggota kelompok membawa sejumlah kartu yang berfungsi untuk

menandai apabila mereka telah berpendapat dengan memasukkan

kartu tersebut ke atas meja (Isjoni, 2014:72). Model pembelajaran tipe

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

13

tipe talking chips adalah salah satu tipe model pembelajaran

kooperatif yang masing-masing anggota kelompoknya mendapatkan

kesempatan yang sama dalam memberikan kontribusi mereka dan

dapat mendengarkan pandangan dan serta pemikiran anggota

kelompok lainnya( nur aklami fuazan, 2016). Strategi talking chips

merupakan salah satu strategi dalam pelaksanaannya lebih cocok

dipadukan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

karena strategi talking chips memggunakan beberapa kartu selama

berdiskusi sehingga selain untuk meningkatkan hasil belajar kognitif

kooperatif tipe STAD dengan strategi talking chips merupakan model

model pembelajaran yang lebih mengutamakan pemerataan

kesempatan dalam kelompok yang heterogen (lukluk, 2016:32 ).

Lukman Zein (2009:138) Model Pembelajaran tipe talking chips

ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua

tingkat usia anak didik. Kegiatan talking chips membutuhkan

pengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok. Teknik ini dapat

memberikan kontribusi siswa secara merata. Teknik ini dapat

digunakan untuk berdiskusi, mendengarkan pandangan dan pemikiran

pemikiran anggota yang lain ataupun untuk saling mengevaluasi

hapalan. Dalam kegiatan pembelajaran talking chips, masing-masing

anggota kelompok mendapatkan kesempatan yang sama untuk

memberikan kontribusi mereka serta mendengarkan pandangan dan

pemikiran anggota yang lain. Adapun tahapan dalam pelaksanaan

taking chips yaitu: (1) siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil

sekitar 4-6 orang perkelompok. (2) para siswa diminta untuk

mendiskusikan suatu masalah atau materi pelajaran. (3) Setiap

kelompok diberi 2-3 kartu yang digunakan untuk siswa berbicara.

Setelah siswa mengemukakan pendapatnya, maka kartu disimpan di

atas meja kelompoknya. Proses dilanjutkan sampai seluruh siswa

dapat menggunakan kartunya untuk berbicara. Cara ini membuat

tidak ada siswa yang mendominasi dan tidak ada siswa yang tidak

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

14

aktif, semua siswa harus mengungkapkan pendapatnya. Disamping

itu, penerapan model pembelajaran kooperatif teknik talking chips

merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa

(student oriented), Masitoh (2009:244).

Talking chips mempunyai dua proses yang penting, Gusliana Sari

(2017:30-31) yaitu : proses sosial dan proses dalam penguasaan

materi. Proses sosial berperan penting dalam talking chips yang

menuntut siswa untuk dapat bekerjasama dalam kelompoknya,

sehingga para siswa dapat membangun pengetahuan mereka didalam

lingkungan kelompoknya. Para siswa belajar untuk berdiskusi,

meringkas, memperjelas suatu gagasan, dan konsep materi yang

mereka pelajari, serta dapat memecahkan masalah-masalah. Talking

Chips mempunyai tujuan tidak hanya sekedar penguasaan bahan

pelajaran, tetapi adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi

tersebut. Hal ini menjadi ciri khas dalam pembelajaran kooperatif.

Disamping itu, talking chips merupakan metode pembelajaran

secara kelompok, maka kelompok merupakan tempat untuk mencapai

tujuan pembelajaran sehingga kelompok harus mampu membuat

siswa untuk belajar. Dengan demikian semua anggota kelompok

harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain

dengan kelompoknya, siswa juga dapat berinteraksi dengan anggota

kelompok lain sehingga tercipta kondisi saling ketergantungan positif

didalam kelas mereka pada waktu yang sama. Proses penguasaan

materi berjalan karena para siswa dituntut untuk dapat menguasai

materi.

4.2 Tujuan Model Talking Chips

Warsono et.al (2012:235) Talking chips mempunyai tujuan tidak

hanya sekedar penguasaan bahan pelajaran tetapi adanya unsur

kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Aktivitas ini mendorong

mendorong timbulnya partisipasi setara dan keterampilan berwacana

dalam kelompok. Kegiatan ini juga menjamin agar setiap kelompok

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

15

berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. Hal ini menjadi ciri khas

dalam pembelajaran kooperatif. Disamping itu, talking chips

merupakan model pembelajaran secara kelompok, maka kelompok

merupakan tempat untuk mencapai tujuan sehingga kelompok harus

mampu membuat siswa untuk belajar. Dengan demikian semua

anggota kelompok harus saling membantu untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Selain itu siswa tidak hanya berinteraksi hanya kepada

kelompoknya saja tapi siswa juga dapat berinteraksi dengan anggota

kelompok lain sehingga tercipta kondisi saling ketergantungan dan

bertukar argumentasi di dalam kelas saat diskusi kelompok

berlangusung. Dengan demikian proses penguasaan materipun

berjalan karena adanya tuntut bagi setiap siswa untuk mengemukakan

pendapatnya. Dengan menggunakan modeltalking chips

mengarahkan siswa untuk dapat mengapresiasikan pendapat mereka

dan melatih keberanian serta rasa percaya diri yang ada pada diri

siswa.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Talking Chips

Masitoh et.al (2009:244) adapun prosedur dalam pembelajaran

kooperatif tipe talking chips yaitu:

a. Guru menyiapkan kotak kecil yang berisikan keping kertas

berbentuk bulat atau persegi berwarna warni.

b. Setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua

atau tiga buah keping kertas.

c. Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat

ide harus menyerahkan salah satu keping kertas dan

meletakkannya di dalam wadah yang telah disediakan.

d. Jika kartu yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh

berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kartu

mereka.

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

16

e. Jika semua kartu sudah habis, sedangkan tugas belum selesai,

kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi

kartu lagi dan mengulangi prosedurnya kembali.

Dalam setiap pembelajaran pasti ada sisi kelebihan ataupun

keunggulan dan kekurangan. Begitu juga didalam pembelajaran

melalui modeltalking chips.

a. Kelebihan model talking chips(nina, 2015 : 177).

1) Mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering

mewarnai kerja kelompok.

2) Menghindari anggota kelompok yang dominan berbicara.

3) Mendorong siswa untuk lebih aktif berbicara saat berdiskusi

kelompok.

4) Mempermudah siswa untuk menyampaikan gagasan dan ide.

5) Memberikan kesempatan bagi siswa yang pasif untuk dapat

mengemukakan idenya dalam berdiskusi, sehingga antara siswa

yang aktif dan dominan dengan siswa yang pasif memiliki

kesempatan yang sama untuk menyalurkan ide dan gagasan.

6) Menuntut siswa untuk memiliki tanggung jawab, sehingga

siswa tidak bergantung kepada rekan kelompoknya saja, akan

tetapi juga ikut berkontribusi dalam kelompok.

b. Kelemahan model talking chips

1) Tidak semua konsep dapat menggunakan model talking chips,

disinilah tingkat personalitas guru dapat dinilai. Seorang guru

yang profesional tentu dapat memilih metode dan metode

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dibahas

dalam proses pembelajaran.

2) Pengelolaan waktu saat persiapan dan pelaksanaan perlu

diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,

terutama dalam proses pembentukan kualitas pengetahuan

siswa.

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

17

3) Memerlukan waktu yang cukup lama.

4) Guru harus terus mengawasi setiap siswa dalam kelas, sehingga

metode ini akan semakin sulit ditangani apabila jumlah siswa

dikelas terlalu banyak.

B. Study Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Acep Amirta yang berjudul Pengaruh

model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Talking Chips

Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Konsep Ikatan Kimia,

Universitas Syarief Hidayatullah Jakarta 2010, dari hasil pengamatan

menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan metode kooperatif

teknik Talking Chips memiliki penguasaan materi yang lebih baik jika

dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode diskusi biasa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Lailatul Nurul Ayni yang berjudul

Peningkatan keterampilan berbicara materi memberikan tanggapan

disertai alasan melalui metode Talking Chipps pada siswa kelas VIA

MI Badrussalam Kali Kendal Surabaya”, Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel Surabaya 2018, dari hasil penelitian menunjukan bahwa

Penerapan metode talking chips materi memberikan tanggapan disertai

alasan hasil nilai rata-rata kelas dan ketuntasan keterampilan berbicara

siswa menjadi meningkat menjadi 80%.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Gusliana Sari yang berjudul Penerapan

model pembelajaran talking chips Dalam meningkatkan hasil belajar

siswa pada materi asam basa Di sman 1 meureubo aceh barat.

Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Darussalam, Banda Aceh 2017. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa

bahwa ktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran Talking Chips

Chips pada materi asam basa mengalami peningkatan, Respon siswa

terhadap penerapan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Talking Chips pada materi asam basa memiliki nilai sangat

sangat baik.

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

18

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian tindakan ini digunakan untuk membenahi perbaikan mutu pada

proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian

yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,

dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil

belajar siswa menjadi meningkat (Ansori, 2007 : 4).

Dalam hal ini, peneliti terjun ke lapangan untuk mengamati dan meneliti

secara langsung pada saat guru melakukan proses pembelajaran atau mengajar.

Peneliti dalam melakukan penelitian tindakan menggunakan bentuk

kolaboratif, dimana guru sebagai mitra kerja peneliti. Menurut Seharsini,

Suhardjono dan Supardi menyatakan mengenai pengertian PTK dengan

memisahkan kata-kata dari penelitian-tindakan-kelas (Kurniyanto, 2009 : 3-9).

1. Penelitian adalah menunjukkan kegiatan mencermati suatu objek,

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

mendapatkan data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu dalam hal yang diminati.

2. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian

siklus kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi

dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu sekelompok peserta didik

dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang

sama pula.

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

19

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan metode

penelitian tindakan kelas yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Metode Kurt

Lewin berbentuk spiral yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan tidak

hanya sekali namun berulang. Metode Kurt Lewin merupakan metode yang

selama ini menjadi acuan pokok (dasar) dari berbagai metode Action Research,

terutama Classroom Action Research (CAR). Kurt Lewin menyatakan

bahwa dalam suatu siklus terdapat empat langkah pokok, meliputi

(Badrujaman : 20) :

1. Perencanaan (planning)

2. Pelaksanaan (acting)

3. Pengamatan atau observasi (observing)

4. Refleksi (reflecting)

Peneliti menggunakan metode Kurt Lewin karena dalam metode tersebut

penelitian tidak dilakukan hanya sekali saja, apabila pada siklus I belum

berhasil, maka masih dapat meneruskan pada siklus ke II, apabila pada

siklus ke II masih belum berhasil, maka peneliti dapat melanjutkan ke siklus

berikutnya (Ekawarna, 2013 : 19).

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan

observasi awal untuk menemukan masalah, melakukan identifikasi masalah,

menentukan batasan masalah, menganalisis masalah dengan menentukan

faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama terjadinya masalah,

merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan

hipotesis-hipotesis tindakan sebagai pemecahan, menentukan pilihan hipotesis

tindakan pemecahan masalah, merumuskan judul perencanaan kegiatan

pembelajaran berbasis PTK (Kurnianto, (2009 : 10-12).

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas XI SMA 1 Pengabuan yang

beralamatkan di jalan parit 3 Teluk Nilau.

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

20

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester genap

tahun ajaran 2019/2020 dan disesuaikan pada mata pelajaran IPA (

biologi )

2. Karakteritik Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA 1 SMA1 Pengabuan

Teluk Nilau Tahun Pelajaran 2018-2019. Dengan jumlah 21 siswa dalam

satu kelas, siswa laki-laki berjumlah 10 siswa dan siswa perempuan

berjumlah 11 siswa.

PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan

hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Talking Chips

dengan memperhatikan kesesuaian isi, menyampaikan pendapat atau ide

dalam pemahaman materi siswa kelas XI SMA 1 Pengabuan Teluk Nilau

dalam mengikuti pelajaran. Dengan Prosedur perencanaan (planning),

tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection).

Melalui dua siklus tersebut maka dapat diamati peningkatan hasil belajar

siswa XI SMA 1 Pengabuan Teluk Nilau.

Penelitian ini diawali dengan pendataan kondisi pembelajaran pada

mata pelajaran Biologi sebelum penerapan Model Talking Chips

dilakukan. Perekaman data ini berupa foto kondisi kelas, kumpulan nilai

siswa, observasi, dan hasil wawancara terhadap guru. Hal ini dilakukan

sebagai bahan untuk menentukan alat ukur perubahan kondisi belajar pada

saat sebelum dan sesudah diterapkannya model talking chips. Kemudian

melakukan perencanaan meliputi: menyiapkan rumusan masalah,

penyusunan RPP, dan menyiapkan instrumen observasi. Selanjutnya

tindakan dan observasi meliputi tindakan yang dilakukan peneliti sebagai

upaya membangun respon terhadap diskusi materi yang dilaksanakan,

mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya modeltalking chips, serta

mencatat kekurangan yang harus diperbaiki dan yang terakhir adalah

refleksi.

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

21

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Disini peneliti mengkaji dan menganalisis hasil observasi untuk

mengetahui sejauh mana efektivitas pelaksanaan siklus I. Kekurangan dan

kelebihan yang timbul pada siklus I tersebut dipergunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam melakukan tindakan pada siklus selanjutnya.

C. Variabel Yang Diteliti

Penelitian ini menggunakan variabel penerapan metode talking chips

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi diskusi Biologi di kelas XI

SMAN 1 Pengabuan Teluk Nilau, penelitian tersebut terdapat beberapa

variable diantaranya sebagai berikut:

1. Variabel Input : Siswa kelas kelas XI SMAN 1 Pengabuan Teluk Nilau.

2. Variabel Proses : Penerapan model Talking chips.

3. Variabel Output : Peningkatan hasil belajar siswa

D. Rencana Tindakan

Pada rencana tindakan peneliti memilih dan menggunakan metode Kurt

Lewin yakni, a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) pengamatan, d) refleksi,

karena pada penerapan model talking chips masih terdapat kekurangan hingga

memungkinkan melakukan pengulangan kembali dan melakukan

perbaikan-perbaikan pada siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang

diinginkan peneliti tercapai. Jika pada penerapan model talking chips pada

siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil, maka peneliti akan

melanjutkan dengan siklus-siklus selanjutnya.

1. Prasiklus

a. Mengidentifikasi Masalah

Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan wali kelas terkait dengan

permasalahan yang selama ini muncul dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas XI, diantaranya tentang metode apa yang digunakan dalam pebelajaran

di kelas, bagaimana motivasi dan prestasi belajar siswa selama ini pada

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang akan dijadikan sebagai acuan

untuk perbaikan kegiatan pembelajaran berikutnya.

b. Memeriksa Lapangan

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

22

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Peneliti mengobservasi permasalahan yang ada di lapangan pada saat

kegiatan belajar berlangsung, untuk mengetahui permasalahan yang telah

diidentifikasi sebelumnya. Kemudian peneliti juga melakukan pencatatan

terhadap kejadian-kejadian di lapangan. Sebagai kegiatan memeriksa lapangan

peneliti melaksanakan pre test dengan menggunakan bertanya jawab dengan

siswa.

2. Pelaksanaan siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Setelah peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi, peneliti

merencanakan tindakan dan berdiskusi dengan wali kelas XI, dengan harapan

permasalahan tersebut dapat terselesaikan dan dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran. Adapun perencanaan yang dipersiapkan antara lain:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model talking

chips.

2) Menyiapkan alat dan bahan.

3)Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa selama

pembelajaran.

4) Menyusun lembar kerja siswa.

5) Menyiapkan instrument penilaian unjuk kerja siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan di kelas XI sesuai dengan perencanaan dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada tahap pelaksanaan

peneliti melaksanakan pembelajaran pada materi memberikan tanggapan

disertai alasan dengan penerapan model talking chips Kegiatan pelaksanaan

yang dilakukan sebagai berikut:

1 . Pendahuluan

a) Guru mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai

b) Guru mengucapkan salam, dilanjuytkan berdoa dan presensi

c) Guru melakukan apersepsi, menyampaikan motivasi dan menyampaikan

tujuan pembelajaran

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

23

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

d) Guru memancing siswa untuk bertanya dan membangkitkan rasa ingin

tahunya terhadap materi yang akan di pelajari hari ini

e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaatnya bagi kehidupan

siswa

f) Guru menyampaikan garis besar cakupan materi kepada siswa.

2) Kegiatan Inti

a) Peserta didik membaca materi yang ada dibuku paket siswa tentang

materi yang ada di buku paket siswa

b) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi pembelajaran

c) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi

d) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah

menggunakan metode talking chips

e) Peserta didik membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6

siswa

f) Setiap kelompok diberikan lembar kerja berupa gambar yang berbeda

untuk mengidentifikasi permaslahan faktual yang ada pada gambar

g) Masing-masing kelompok berdiskusi

h) Setiap kelompok bergantian mempersentasikan hasil diskusi mereka

i) Siswa dari kelompok lain dapat menggunakan kupon berbicara pada saat

menggunakan komentar baik berupa pujian, kritikan, maupun saran untuk

memecahkan persoalan yang tersampaikan. Sebelum berbicara, siswa

meletakkan kupon terlebih dahulu pada kotak yang telah tersedia. Siswa

dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya, siswa yang telah

habis kuponnya tidak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon

harus bicara sampai kuponnya habis.

j) Siswa diberikan reeward dengan bertepuk tangan

k) Siswa diberikan konfirmasi hasil diskusi

3) penutup

a) Guru dan siswa bertanya jawab saling tanya jawab tentang materi yang

telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian

indikator dan kompetensi dasar

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

24

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

b) Guru memberikan kesimpulan dan penguatan terhadap hasil

pembelajaran pada pertemuan ini

c) Guru memberikan evaluasi

d) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah dan berdoa

e) Guru mengucapkan salam

c. Observasi

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai

semua proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk melakukan

proses perbaikan pembelajaran dengan model Talking Chips pada siswa

kelas XI SMA 1 Pengabuan di Teluk Nilau. Pengamatan yang dilakukan di

antaranya, sebagai berikut:

1) Mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran. Data ini

diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan guru kolaborasi dengan

menggunakan lembar observasi guru.

2) Mengamati aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. Data ini

diperoleh dari hasil pengamatan guru kolaborasi dengan menggunakan

lembar observasi peserta didik.

3) Menilai unjuk kerja siswa dalam aspek keaktifan dalam memyampaikan

pendapat atau gagasan dengan memperhatikan kesesuaian isi materi

yang sedang didiskusikan.

d. Refleksi

Pada tahap ini yang harus dilakukam oleh peneliti adalah:

1) Mencatat hasil observasi.

2) Mengevaluasi hasil observasi.

3) Menganalisis hasil pembelajaran.

4) Mencatat kekurangan dan kelebihan untuk dijadikan bahan

penyusun rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK

dicapai.

Apabila pada pelaksanaan siklus 1 yang telah diketahui memiliki

hambatan, kekurangan pada proses pembelajaran maka perlu adanya

pengulangan yakni dengan melanjutkan ke siklus II. Pada umumnya.Kegiatan

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

25

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

siklus ke II memiliki banyak tambahan, karena siklus II adalah untuk

memperbaiki siklus 1 yang belum berhasil.

3. Pelaksanan Siklus II

a. Perencanaan

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan refleksi

pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

2) Pengembangan program tindakan dari siklus I.

3) Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran. Pada siklus I, terdapat 7

persoalan faktual yang diberikan oleh guru, dan setiap kelompok

mendapatkan pembahasan yang berbeda. Sedangkan pada siklus II, hanya

terdapat 3 persoalan faktual saja.

4) Mempersiapkan instrumen penilaian untuk mengukur keaktifan, respon,

pada materi memberikan yang sedang dibahas.

b. Tindakan

Melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi diskusi

dengan memberikan tanggapan disertai alasan dengan menggunakan metode

Talking Chips sesuai rencana pelaksanaan pembelajara (RPP) hasil refleksi

siklus I. Perbedaan RPP siklus 1 dan RPP siklus 2 yaitu terletak pada kegiatan

kegiatan inti. Pada siklus 1, persoalan faktual diberikan oleh guru dan setiap

kelompok mendapatkan pembahasan yang berbeda-beda dan beragam.

Sedangkan pada siklus II, setiap kelompok mendapat persoalan yang sama. Di

bawah ini adalah perencanaan yang telah dipersiapkan dalam siklus II :

1 . Pendahuluan

a) Guru mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai

b) Guru mengucapkan salam, dilanjuytkan berdoa dan presensi

c) Guru melakukan apersepsi, menyampaikan motivasi dan menyampaikan

tujuan pembelajaran

d) Guru memancing siswa untuk bertanya dan membangkitkan rasa ingin

tahunya terhadap materi yang akan di pelajari hari ini

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

26

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaatnya bagi kehidupan

siswa

f) Guru menyampaikan garis besar cakupan materi kepada siswa.

2) Kegiatan Inti

a) Peserta didik membaca materi yang ada dibuku paket siswa tentang materi

yang ada di buku paket siswa

b) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi pembelajaran

c) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi

d) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah

menggunakan metode talking chips

e) Peserta didik membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6

siswa

f) Setiap kelompok diberikan lembar kerja berupa gambar yang berbeda

untuk mengidentifikasi permaslahan faktual yang ada pada gambar

g) Masing-masing kelompok berdiskusi

h) Setiap kelompok bergantian mempersentasikan hasil diskusi mereka

i) Siswa dari kelompok lain dapat menggunakan kupon berbicara pada saat

menggunakan komentar baik berupa pujian, kritikan, maupun saran

untuk memecahkan persoalan yang tersampaikan. Sebelum berbicara, siswa

meletakkan kupon terlebih dahulu pada kotak yang telah tersedia. Siswa dapat

tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya, siswa yang telah habis

kuponnya tidak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara

sampai kuponnya habis.

j) Siswa diberikan reeward dengan bertepuk tangan

k) Siswa diberikan konfirmasi hasil diskusi

3) penutup

a) Guru dan siswa bertanya jawab saling tanya jawab tentang materi yang

telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian

indikator dan kompetensi dasar

b) Guru memberikan kesimpulan dan penguatan terhadap hasil

pembelajaran pada pertemuan ini

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

27

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

c) Guru memberikan evaluasi

d) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah dan berdoa

e) Guru mengucapkan salam

c. Pengamatan

1) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

pada siklus II.

2) Memantau kegiatan diskusi siswa pada setiap kelompok.

3) Mengamati respon siswa dengan memperhatikan keaktifan,

menyampaikan pendapat serta memberikan tanggapan disertai alasan

pada siklus II

d. Refleksi

Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II serta

diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi dan membuat

kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia materi

memberikan tanggapan disertai alasan melalui metode kooperatif tipe keping

bicara Talking Chips dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial setelah melaksanakan rangkaian kegiatan

mulai dari siklus I sampai siklus II.

E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan

1. Sumber Data

Sumber penelitian tindakan kelas yakni:

a) Guru

Dari sumber data guru, untuk melihat tingkat keberhasilan, kegagalan,

implementasi dari model Talking Chips.

b) Siswa

Dari sumber data siswa, untuk mendapatkan data mengenai hasil penerapan

peningkatan keterampilan pada materi memberikan tanggapan disertai alasan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono, (2007:224) Teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

28

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang diambil atau yang dilakukan

peneliti adalah teknik observasi, wawancara, dan unjuk kerja. Teknik

pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar

mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data

dengan cara diantaranya sebagai berikut:

a) Observasi

Observasi adalah salah satu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis, objektif, dan rasional untuk mengetahui berbagai fenomena,

baik dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2009:115).

Observasi merupakan proses pengindraan secara langsung terhadap kondisi

atau keadaan, proses serta perilaku siswa dalam proses pembelajaran

berlangsung. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan guru dalam penerapan metode

talking chips yang dilaksanakan pada proses pembelajaran.

b) Wawancara

Nasution (1996:113) Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal

yang bertujuan untuk memperoleh informasi, seperti melakukan percakapan.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan

informasi melalui komunikasi secara langsung pada narasumber. Teknik

wawancara dilakukan untuk mendapat data tentang mengenai proses

pembelajaran yang dialami sebelum diberi tindakan dengan menggunakan

model talking chips, dan proses pembelajaran yang dialami setelah diberi

tindakan dengan menggunakan model talking chips.

c) Dokumentasi

Suharsimi (2006:231) menyebutkan Dokumentasi adalah laporan

tertulis yang berupa gambar, dokumen-dokumen resmi, foto mengenai

peristiwa yang isinya memberikan penjelasan atau gambaran terhadap suatu

peristiwa. Dokumentasi merupakan suatu kegiatan untuk mencari

mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa transkrip,

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

29

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

buku, catatan, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, dan lainnya. Teknik

dokumentasi ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data seperti RPP,

lembar validasi, data peserta didik dan guru, profil sekolah serta nilai KKM

yang harus ditempuh siswa.

3. Teknik Analisis Data

Suharsimi (2006:128), Analisis data merupakan cara yang digunakan

dalam pengolahan data yang berhubungan erat dengan perumusan masalah

yang telah diajukan sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan.

Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara kualitatif, yaitu data

yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran

kenyataan atau fakta sesuai data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui keterampilan berbicara yang dicapai siswa, juga untuk mengetahui

respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

a) Observasi

1) Guru

Observasi terhadap guru sebagai pengajar, akan mengamati kegiatan

guru dalam proses pembelajaran IPA dengan mengunakan model talking

chips.

2) Siswa

Observasi terhadap siswa sebagai pelajar, akan dicari prosentase

kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran Bahasa Indonesia

menggunakan model talking chips. Imas Kurniasih et al (2014:42)

Adapun analisis observasi dihitung dengan menggunakan rumus:

Tabel 3.1 Rumus Menghitung Observasi Aktivitas Siswa

Rumus Keterangan

P= NF X 100 P = Prosentase yang akan dicari.

F = Jumlah seluruh skor yang diperoleh. N = jumlah seluruh skor ideal.

Adapun kriteria tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran:

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Aktivitas Siswa

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

30

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tingkat keberhasilan (% Arti 90-100 Sangat Tinggi 80-89 Tinggi 60-79 Cukup 40-59 Rendah > 40 Sangat rendah

3) Analisis Hasil Tes Siswa

Untuk analisis tingkat keberhasilan atau prosentase ketuntasan belajar

siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung, dilakukan dengan cara

memberikan instrumen non tes berupa penilaian unjuk kerja. Analisis ini

dihitung dengan menggunakan statistik sederhana sebagai berikut:

a.Penilaian Unjuk Kerja

Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja

yang berupa keterampilan berbicara siswa dalam materi memberikan

tanggapan disertai alasan dengan memperhatikan kegiatan, respon, hasil

pembelajaran. Untuk mengamati penilaian unjuk kerja peserta didik digunakan

instrumen lembar observasi skala penilaian (rating scale).

Untuk analisis hasil tes siswa dilakukan dengan cara mengubah skor yang

diperoleh siswa menjadi nilai siswa. Dapat dituliskan dengan rumus:

Tabel 3.3 Rumus Nilai Akhir Hasil Tes Siswa

Rumus Keterangan

Nilai Akhir =maksimalskor

diperolehyangnilaix 100

1. Nilai yang diperoleh adalah jumlah skor yang diperoleh siswa pada saat unjuk kerja.

2. Skor maksimal adalah jumlah skor maksimal dari keseluruhan poin pada nilai unjuk kerja.

Anas Sudijono ( 2010:81) menyebutkan, setelah nilai siswa diketahui,

peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan

jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Sudjana

menyatakan bahwa untuk menghitung rata-rata kelas dihitung dengan

menggunakan rumus :

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

31

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 3.4 Rumus Nilai Rata-rata Kelas

Rumus Keterangan

M= N

x M = Nilai rata-rata ∑x= jumlah semua nilai siswa N = jumlah siswa

b. Penilaian Ketuntasan Belajar

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, bahwa tingkat

pencapaiaan untuk tes formatif adalah 75%, dan siswa mencapai KKM 70.

Namun peneliti menganggap bahwa peningkatan hasil belajar siswa melalui

model talking chips berhasil meningkat jika siswa memperhatikan dalam

kegiatan diskusi, respon, hasil pebelajaran memenuhi ketuntasan minimal

75%.

Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa dapat digunakan rumus

Masnur (2012:54) :

Tabel 3.5 Rumus Persentase Ketuntasan Keberhasilan Belajar Siswa

Rumus Keterangan

P=NX

x 100%

P = prosentase yang dicari ∑x= jumlah siswa yang tuntas belajar. N = jumlah siswa

F. Indikator Kinerja

Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut:

1. Penerapan model talking chips sekurang-kurangnya berkategori baik.

2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Biologi

kelas XII SMA 1 Pengabuan ini adalah 70.

3. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil, jika observasi aktivitas guru dan siswa

mendapatkan nilai minimal 70.

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

32

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian berbasis Classroom Research (PTK) ini dilakukan dalam

dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yakni tahap perencanaan

(planning), tahap tindakan (action), tahap observasi (observing), dan tahap

refleksi (reflection). Subyek penelitian ini ialah siswa-siswi kelas XI di SMA

Negeri 1 Pengabuan dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 11 siswa

perempuan dan 10 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan dengan

menerapkan metode talking chips pada mata pelajaran Biologi dengan

materi sistem pertahanan tubuh.

Data yang diperoleh peneliti dari hasil penelitian yang dilakukan ialah

berupa hasil wawancara, dokumentasi, data hasil observasi aktivitas siswa

selama proses belajar mengajar, data hasil observasi aktivitas guru dalam

mengolah pembelajaran yang digunakan untuk mengatahui penerapan metode

talking chips dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

biologi. Penilaian untuk kerja yang dilakukan guna mengetahui hasil

peningkatan hasil belajar setelah menggunakan motode talking chips.

Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari pra siklus, siklus I dan siklus II.

1. Pra siklus

Pelaksanaan kegiatan prasiklus dalam penelitian ini dilakukan dengan

mengumpulkan data melalui tes. Terkait dengan teknik pembelajaran yang

digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA tentang biologi di kelas XI.

Kendala ketika proses pembelajaran biologi tentang sistem pertahanan tubuh

yaitu siswa terlihat kurang bersemangat dan kurang aktif sehingga ada

beberapa siswa hasil belajarnya masih belum mencapai KKM dan 17 siswa

yang belum mencapai KKM. Dari keterangan di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa tingkat hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

33

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Pengabuan pada mata pelajaran biologi tentang sistem imun masih di bawah

rata-rata atau rendah

Tabel 4.1 hasil belajar siswa sebelum penerapan teknik Talking Chips/

Pra-siklus

No Nama KKM Nilai Keterangan

1 Agustuni Jumiati 70 60 Tidak Tuntas 2 Al-Ikhwan DafriAldi 70 72 Tuntas 3 Analisa Anasdar 70 52 Tidak Tuntas 4 Arbain 70 88 Tuntas 5 Azizah 70 64 Tidak Tuntas 6 Dea Amanda 70 72 Tuntas 7 Dewi Fitri Anggraini 70 64 Tidak Tuntas 8 Feby Amalia 70 60 Tidak Tuntas 9 Gilang Saputra Pratama 70 54 Tidak Tuntas 10 Hermawan 70 76 Tuntas 11 Khairum Niswah 70 60 Tidak Tuntas 12 Khofif Al-Maqqi 70 68 Tidak Tuntas 13 M. Fajar Auliya Saputra 70 60 Tidak Tuntas 14 M. Revanza Al-Fahrezi 70 52 Tidak Tuntas 15 Nekmatun Saleha 70 65 Tidak Tuntas 16 Nurhayati 70 58 Tidak Tuntas 17 Nova Agustina 70 52 Tidak Tuntas 18 Sinta Bella 70 48 Tidak Tuntas 19 Syaripudin 70 48 Tidak Tuntas 20 Tasriatul Mardiah 70 54 Tidak Tuntas 21 Tiara Dwi Desma wanti 70 52 Tidak Tuntas Jumlah Nilai 1279 4

Jumlah Nilai Rata-Rata 60,90 19,04

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

34

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Penerapan teknik Talking Chips Siklus I

a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

dengan mengikuti kurikulum yang digunakan di sekolah SMA 1

Pengabuan yakni K13, dan menetapkan standar kompetensi pada mata

pelajaran biologi kelas XI MIPA 1 SMAN 1 Pengabuan, materi yang

digunakan yaitu sistem imun pada manusia. Kemudian menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilakukan pada siklus I yaitu

dengan menggunakan Teknik Talking Chips. Kemudian diberikan soal

yang berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 25 soal yang harus

dijawab oleh siswa. Tahap terakhir dalam perencanaan ini yaitu

menetapkan kriteria keberhasilan pembelajaran. Dalam penelitian ini siswa

dikatakan berhasil apabila nilai siswa mencapai kriteria ketuntasan

minimal dengan nilai 70.

b. Pelaksanaan Tindakan

Setelah perencanaan maka peneliti siap melaksanakan penelitian

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Penelitian

siklus I dilaksanakan mulai tanggal 20 Mei 2019 di kelas XI MIPA 1 SMA

Negeri 1 Pengabuan pada pertemuan pertama berlangsung 2 jam

pelajaran dengan alokasi waktu (2x45menit), Kegiatan pembelajaran yang

peneliti lakukan adalah menerapkan pembelajaran sesuai dengan perangkat

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dalam hal ini

dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan

akhir penutup.

Kegiatan pembelajaran yang peneliti lakukan mulai dari kegiatan

awal pada proses pembelajaran yaitu guru mengucapkan salam dan

mengajak semua siswa berdo’a serta melakukan absen kehadiran siswa.

Langkah selanjutnya guru menyampai tujuan pembelajaran yang akan

dicapai pada materi yang akan dipelajari. Siswa memperhatikan tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada kegiatan inti langkah

pembelajaran yang dilakukan sebelum membuka materi, guru bertanya

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

35

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

tentang sistim imun manusia, Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk

membaca dan mencatat materi tentang sistim imun manusia yang

menjadi pembahasan. Setelah itu, guru menjelaskan materi tentang sistim

imun, pada saat guru menjelaskan sebagian besar siswa memperhatikan

dengan seksama tetapi selang beberapa waktu ada beberapa siswa yang

tidak memperhatikan atau fokus dalam menyimak penjelasan guru

sehingga siswa lain menjadi terganggu.

Langkah selanjutnya guru memberikan pembelajaran

menggunakan teknik Talking Chips. Guru menjelaskan kepada siswa

langkah-langkahnya yaitu; Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok,

masing-masing terdiri dari 4-5 orang, setiap siswa diberikan satu buah

kartu (Classroon Action Research), Setelah masing-masing siswa

mendapatkan kartu (CAR) bermain kemudian peneliti memberikan soal

untuk dijawab secara bebas, bagi siswa yang dapat menjawab kartu yang

telah diterima diberikan kepada peneliti sampai kartu itu habis, jika ada

siswa yang menerima lebih dari satu kartu maka ia wajib menjawab 2 soal

yang telah disiapkan.

Setelah siswa selesai menerapkan pembelajaran menggunakan teknik

Talking Chips siswa diminta untuk kembali ke tempatnya masing-masing

dan mendengarkan guru memberi subtansi terhadap hasil diskusi.

Kemudian guru memberikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan

secara individu, langkah akhir yang dilakukan pada kegiatan penutup yaitu

guru mengajak siswa bersama-sama menyimpulkan dari materi yang telah

diberi pengayaan pada persoalan yang menjadi pokok pembahasan.

c. Observasi

Observasi peneliti lakukan bersamaan dengan kegiatan

pembelajaran. Dalam hal ini kegiatan pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan teknik Talking Chips.

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

36

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 4.2 Hasil observasi terhadap aktivitas siswa kelas XI MIPA 1

SMAN 1 Pengabuan pada siklus 1

NO Aktivitas Belajar Siswa Skor Jumlah 1 2 3 4

PENDAHULUAN v 2 1 5 menit sebelum jam pelajaran siswa sudah

berada didalam kelas v 3

2 Siswa berdoa dengan seksama v 3 3 Siswa menyimak guru saat mengabsen

kehadiran v 3

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN 4 Siswa mendengarkan guru yang

menyampaikan tujuan dalam proses pembelajaran

v 3

5 Siswa melakukan proses pembelajaran sesuai dengan instruksi guru

v 3

6 Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan gembira dan menyenangkan

v 3

7 Masing masing siswa melakukan proses pembelajaran dengan tidak terpaksa

v 2

8 Siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan berkelompok dan dapat menyesuaikan diri

v 2

9 Siswa dapat memahami proses pembelajaran dengan menggunakan talking chips

v 2

PENUTUP 10 Siswa memberikan kesimpulan v 3 11 Siswa mengerjakan evaluasi dengan tenang v 2 12 Siswa menyimak guru menyimpulkan dan

menutup pelajaran v 2

Jumlah 33

Rata- rata 2,75

Sumber : file:///C:/Users/Asus/Downloads/lampiran%20-%2010604227022.pdf

Keterangan :

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = jarang

Skor 3 = sering

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

37

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Skor 4 = selalu

Skor yang diperoleh :

0 - 20, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran rendah

21- 40 , berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sedang

41 - 60, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tinggi

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil observasi siswa atau aktivitas siswa

masih belum terlaksana dengan baik, hasil yang diamati sesuai dengan yang

diharapkan, hal itu menunjukkan aktivitas siswa dalam belajar masih rendah dan

upaya untuk meningkatkan hasil belajar belum terlaksana dengan baik. Adapun

hasil observasi pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.3 Hasil observasi terhadap aktivitas guru di kelas XI MIPA 1

SMAN 1 Pengabuan pada siklus 1

NO Aktivitas Belajar Siswa Skor Jumlah 1 2 3 4

PERSIAPAN 1 Guru mempersiapkan RPP v 2 2 Tujuan pembelajarannya dinyatakan dalam

kalimat yang jelas dalam RPP v 2

3 Guru mempersiapkan media pembelajaran v 2 4 Guru mempersiapkan setting kelas untuk

pembelajaran v 2

Persentasi/ penyampaian pembelajaran v 2 5 Guru menampilkan pembelajaran yang hendak

dicapai v 2

6 Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik

v 2

7 Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah-langkah dan urutan yang logis

v 1

8 Petunjuk-petunjuk pembelajaran singkat dan jelas sehingga mudah dipahami

v 2

9 Materi pembelajaran baik kedalaman dan keluasannya sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa

v 1

10 Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa

v 3

11 Apabila siswa bertanya, maka guru memberikan jawaban dengan jelas dan

v 2

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

38

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

memuaskan Metode pembelajaran / pelaksanaan

pembelajaran

12 Pembelajaran dilakukan secara bervariasi selama alokasi waktu yang tersedia, tidak monoton dan membosankan

v 2

13 Apabila terjadi suatu permasalahan maka guru dapat bertindak dengan mengambil keputusan terbaik agar pembelajaran tetap berlangsung secara efektif dan efisien

v 1

14 Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan

v 2

15 Selama pembelajaran berlangsung guru tidak hanya berada pada posisi tertentu tetapi bergerak secara dinamis didalam kelasnya

v 2

16 Guru mengenali dan mengenali nama setiap siswa yang ada didalam kelasnya

v 1

17 Media pembelajaran didalam pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif

v 1

18 Latihan diberikan secera efektif v 1 Karakteristik pribadi guru v 2 19 Guru berupaya memancing siswa agar terlihat

aktif dalam pembelajaran v 2

20 Guru bersifat tegas dan jelas v 2 21 Menyimpulkan hasil belajar dengan tepat

waktu v 2

Jumlah Rata- rata

41 1,95

Sumber :file:///C:/Users/Asus/Downloads/lampiran%20%2010604227022.pdf

Keterangan :

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = jarang

Skor 3 = sering

Skor 4 = selalu

Skor yang diperoleh :

0 - 28, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran rendah

29- 57 , berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sedang

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

39

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

58 - 84, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tinggi

Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru yang

menjadi objek pengamatan peneliti,bahwa hasil observasi guru atau

aktivitas guru juga masih belum terlaksana dengan baik, hasil yang

diamati sesuai dengan yang diharapkan, hal itu menunjukkan aktivitas

guru dalam proses belajar masih rendah dan upaya untuk meningkatkan

hasil belajar belum terlaksana dengan baik.. Beberapa aktivitas yang

belum terlaksana menjadi pengamatan untuk melakukan tindakan

selanjutnya dan kemudian menjadi pembanding pada pertemuan ke siklus

2, selanjutnya peneliti langsung memberikan tes akhir kepada siswa untuk

mengetahui keberhasilan dalam menerapkan teknik tersebut.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti melihat data yang telah diperoleh dari

siklus I dimana peneliti belum menerapkan seluruhnya dari prosedur yang

telah direncanakan sebelumnya oleh peneliti. Hal ini terjadi karena peneliti

belum terbiasa dalam menggunakan teknik Talking Chips dan peneliti

belum bisa menginisiasi batas waktu dalam pembelajaran. Data hasil tes

akhir siswa pada siklus I untuk melihat capaian angka lebih atau sama

dengan KKM yang tepeneliti tentukan. Untuk itu, dalam hal ini dapat

dilihat dari lembar hasil belajar siswa. Maka penelitian pelaksanaan

tindakan pada tahap pertama menjadi ukuran keberhasilan jika belum

berhasil maka peneliti akan melanjutkan pada siklus ke 2 dan mencermati

kekurangan-kekurangan pada siklus 1.

Tabel 4 .4 Hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN1 Pengabuan pada siklus 1

No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Agustuni Jumiati 70 75 Tuntas

2 Al-Ikhwan DafriAldi 70 72 Tuntas

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

40

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3 Analisa Anasdar 70 64 Tidak Tuntas

4 Arbain 70 88 Tuntas

5 Azizah 70 64 Tidak Tuntas

6 Dea Amanda 70 72 Tuntas

7 Dewi Fitri Anggraini 70 64 Tidak Tuntas

8 Feby Amalia 70 70 Tuntas

9 Gilang Saputra Pratama 70 75 Tuntas

10 Hermawan 70 76 Tuntas

11 Khairum Niswah 70 75 Tuntas

12 Khofif Al-Maqqi 70 80 Tuntas

13 M.Fajar Auliya Saputra 70 75 Tuntas

14 M.Revanza Al-Fahrezi 70 70 Tuntas

15 Nekmatun Saleha 70 70 Tuntas

16 Nurhayati 70 65 Tidak Tuntas

17 Nova Agustina 70 70 Tuntas

18 Sinta Bella 70 60 Tidak Tuntas

19 Syaripudin 70 75 Tuntas

20 Tasriatul Mardiah 70 65 Tidak Tuntas

21 Tiara Dwi Desmawanti 70 75 Tuntas

Jumlah Nilai 1500 15

Jumlah Nilai Rata-Rata 71,42 71,42

Dari tabel di atas dapat dilihat dari hasil pelaksanaan yang peneliti

lakukan terdapat 15 siswa yang tuntas dan 6 siswa yang tidak tutas dari

penerapan proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik Talking

Chips. Capaian diatas tentunya belum maksimal dikarenakan peneliti

masih canggung atau belum terbiasa dalam menerapkan pembelajaran

menggunakan teknik Talking Chips dan peneliti belum secara total

melakukan pelaksanaan prosedur dalam pembelajaran yang telah

direncanakan, sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti proses

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

41

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

belajar mengajar sehingga tentunya berdampak pada hasil ahir terhadap

belajar siswa.

3. Penerapan Teknik Talking Chips Siklus II

Kegiatan pelaksanaan siklus II merupakan lanjutan dari siklus I yang

didasarkan pada hasil refleksi peneliti. Adapun pembelajaran pada siklus II

adalah sebagai berikut :

a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

dengan mengikuti kurikulum yang digunakan di sekolah SMAN1

Pengabuan yakni K13, dan menetapkan standar kompetensi pada mata

pelajaran biologi kelas XI SMA 1 Pengabuan, materi yang digunakan

yaitu sistim imun pada manusia. Kemudian menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilakukan pada siklus II yaitu

dengan menggunakan Teknik Talking Chips. Rencana pelaksanaan

pembelajaran juga dilengkapi dengan lembar kinerja yang digunakan

dalam penerapan pembelajaran Teknik Talking Chips dan dikerjakan siswa

secara individu , menyusun soal sebagai penilaian dari hasil belajarsiswa.

Soal yang diberikan berupa soal isian yang terdiri dari 35 soal yang harus

dijawab oleh siswa. Tahap terakhir dalam perencanaan ini yaitu

menetapkan kriteria keberhasilan pembelajaran. Dalam penelitian ini siswa

dikatakan berhasil apabila nilai siswa mencapai kriteria ketuntasan

minimal dengan nilai 70.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tindakan yang dilaksanakan pada siklus II tidak jauh berbeda

dengan siklus I. Pelaksanaan siklus ke II ini bertujuan untuk kembali

mengukur kemampuan siswa terhadap hasil belajar pada pokok

pembahasan mengenai sistem imun pada manusia. Kegiatan berlangsung

sebanyak 2 kali pertemuan, pertemuan I membahas tentang sistem imun

kemudia pertemuan ke II membahas tentang contoh kegagalan pada sistem

imun pada manusia. Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan pada hari senin

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

42

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

tanggal 27 Mei 2019 di kelas XI SMA Negeri 1Pengabuan pada pertemuan

pertama berlangsung 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu (2 x 45

menit), Kegiatan pembelajaran yang peneliti lakukan adalah menerapkan

pembelajaran sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah dilakukan

pada siklus I.

c. Observasi

Observasi peneliti lakukan bersamaan dengan kegiatan

pembelajaran. Dalam hal ini kegiatan pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan teknik Talking Chips.

Tabel 4.5 Hasil observasi terhadap aktivitas siswa kelas XI MIPA 1 SMAN

1 Pengabuan pada siklus ke-2

NO Aktivitas Belajar Siswa Skor Jumlah

1 2 3 4 PENDAHULUAN

1 5 menit sebelum jam pelajaran siswa sudah berada didalam kelas

v 4

2 Siswa berdoa dengan seksama v 4 3 Siswa menyimak guru saat mengabsen

kehadiran v 3

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN 4 Siswa mendengarkan guru yang

menyampaikan tujuan dalam proses pembelajaran

v 4

5 Siswa melakukan proses pembelajaran sesuai dengan instruksi guru

v 4

6 Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan gembira dan menyenangkan

v 4

7 Masing masing siswa melakukan proses pembelajaran dengan tidak terpaksa

v 3

8 Siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan berkelompok dan dapat menyesuaikan diri

v 3

9 Siswa dapat memahami proses pembelajaran dengan menggunakan talking chips

v 4

PENUTUP 10 Siswa memberikan kesimpulan v 2 11 Siswa mengerjakan evaluasi dengan tenang v 3 12 Siswa menyimak guru menyimpulkan dan

menutup pelajaran v 4

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

43

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Jumlah 42

Rata- rata 3,5

Sumber : file:///C:/Users/Asus/Downloads/lampiran%20 %2010604227022.pdf

Keterangan :

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = jarang

Skor 3 = sering

Skor 4 = selalu

Skor yang diperoleh :

0 - 20, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran rendah

21- 40 , berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sedang

41 - 60, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tinggi

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil observasi siswa atau aktivitas

siswa terlaksana dengan sangat baik, seperti yang terlihat pada siklus 1

aktivitas nya tidak ada yang mencapai skor tinggi, pada siklus ke-2 ini

aktivitas siswa begitu aktif sesuai dengan yang diharapkan, hal itu

menunjukkan aktivitas siswa dalam belajar sangat meningkat, dan upaya

untuk meningkatkan hasil belajar sudah terlaksana dengan baik. Adapun

hasil observasi pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Hasil observasi terhadap aktivitas guru di kelas XI MIPA 1 SMAN 1 Pengabuan pada siklus ke-2

NO Aktivitas Belajar Siswa Skor Jumlah 1 2 3 4

PERSIAPAN 1 Guru mempersiapkan RPP v 3 2 Tujuan pembelajarannya dinyatakan dalam

kalimat yang jelas dalam RPP v 3

3 Guru mempersiapkan media pembelajaran v 3

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

44

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

4 Guru mempersiapkan setting kelas untuk pembelajaran

v 3

Persentasi/ penyampaian pembelajaran v 3 5 Guru menampilkan pembelajaran yang

hendak dicapai v 3

6 Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik

v 4

7 Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah-langkah dan urutan yang logis

v 2

8 Petunjuk-petunjuk pembelajaran singkat dan jelas sehingga mudah dipahami

v 2

9 Materi pembelajaran baik kedalaman dan keluasannya sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa

v 2

10 Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa

v 2

11 Apabila siswa bertanya, maka guru memberikan jawaban dengan jelas dan memuaskan

v 2

Metode pembelajaran / pelaksanaan pembelajaran

12 Pembelajaran dilakukan secara bervariasi selama alokasi waktu yang tersedia, tidak monoton dan membosankan

v 4

13 Apabila terjadi suatu permasalahan maka guru dapat bertindak dengan mengambil keputusan terbaik agar pembelajaran tetap berlangsung secara efektif dan efisien

v 4

14 Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan

v 3

15 Selama pembelajaran berlangsung guru tidak hanya berada pada posisi tertentu tetapi bergerak secara dinamis didalam kelasnya

v 3

16 Guru mengenali dan mengenali nama setiap siswa yang ada didalam kelasnya

v 2

17 Media pembelajaran didalam pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif

v 4

18 Latihan diberikan secera efektif v 4 Karakteristik pribadi guru 19 Guru berupaya memancing siswa agar terlihat

aktif dalam pembelajaran v 4

20 Guru bersifat tegas dan jelas v 3 21 Menyimpulkan hasil belajar dengan tepat

waktu v 3

Jumlah Rata- rata

66 3,14

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

45

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Sumber

file:///C:/Users/Asus/Downloads/lampiran%20-%2010604227022.pdf

Keterangan :

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = jarang

Skor 3 = sering

Skor 4 = selalu

Skor yang diperoleh :

0 - 28, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran rendah

29- 57 , berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sedang

58 - 84, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tinggi

Berdasarkan tabel diatas pada siklus ke-2 ini dapat dilihat bahwa

aktivitas guru dalam melakukan kegiatan lebih baik dari sebelumnya. Guru

melaksanakan atau menerapkan seluruh rencana kegiatan dari prosedur

perencana yang telah dirancang sebelumnya yaitu semua indikator dalam

RPP , dalam hal ini peneliti sudah lebih terbiasa dalam pelaksanaan dalam

menerapkan motode belajar menggunakan teknik Talking Chips. Mengenai

kendala keterbatasan waktu peneliti sudah mengatur waktu pelajaran

semaksimal mungkin dalam proses pembelajaran agar waktu yang telah

ditentukan dapat mencapai terget rencana pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

Dalam pelaksanaan pertemuan siklus ke-2 ini guru masih

menjelaskan materi sepeti pada tahap sikslus 1 yaitu tentang sistem imun

pada tubuh manusia, selanjutnya peneliti menganjurkan siswa untuk duduk

dikelompok sesuai dengan kelempok yang telah dibagi pada siklus I

kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi

yang belum jelas atau yang sulit dipahami dengan tujuan agar siswa lebih

mendalami mengenai materi dalam proses pembelajaran. Peneliti

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

46

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

memberikan pertanyan kepada setiap kelompok dan setiap siswa yang

menjawab harus meletakkan kartu (CAR)yang dimilikinya diatas meja.

Nilai siswa dihitung dari jumlah jawaban yang benar dan peneliti

memberikan reward kepada seluruh siswa.

d. Tahap Refleksi

Setelah melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan

pembelajaran di dalam kelas, selanjutnya peneliti bersama guru

mengadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan dalam kegiatan

tindakan siklus II. Dari hasil data yang diperoleh dari siklus II bahwa guru

telah menjalankan aktivitas pembelajaran seluruh indikator yang telah

direncanakan sebelumnya. Data tes akhir yang peneliti peroleh pada siklus

II, siswa memperoleh bobot penilai yang sama bahkan lebih dari nilai

KKM yang ditentukan. Keadaan di atas maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan teknik Talking Chips

pada siklus II telah mencapai peningkatan hasil belajar siswa. Dengan

tercapainya target pembelajaran yang memenuhi syarat KKM yang telah

dirancang dan dilaksanakan pada proses pembelajaran siklus II, maka

dalam hal ini peneliti tidak perlu melakukan siklus selanjutnya karena

capaian target standar pembelajaran sudah tercapai dalam peningkatan

hasil belajar siswa.

Tabel 4 .7 Hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN1 Pengabuan

pada siklus 2

No Nama KKM Nilai Keterangan

1 Agustuni Jumiati 70 76 Tuntas 2 Al-Ikhwan DafriAldi 70 88 Tuntas 3 Analisa Anasdar 70 85 Tuntas 4 Arbain 70 92 Tuntas 5 Azizah 70 68 Tidak Tuntas 6 Dea Amanda 70 72 Tuntas 7 Dewi Fitri Anggraini 70 88 Tuntas 8 Feby Amalia 70 80 Tuntas 9 Gilang Saputra Pratama 70 64 Tidak Tuntas

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

47

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

B

erdasarkan tabel diatas dapat menunjukan bahwa dari 21 siswa terdapat 2

siswa yang tidak tuntas setelah melakukan proses belajar mengajar dengan

menerapkan teknik Talking Chips, pada siklus ke II ini hasil belajar siswa

meningkat dibandingkan dengan pra siklus dansiklus I, karena peneliti

sudah menerapkan seluruh prosedur dari pembelajaran yang menggunakan

teknik Talking Chips. Selain itu peneliti juga mengkondisikan waktu

belajar siswa dengan baik mungkin dengan menstimulus semua siswa pada

saat pembelajaran berlangsung sehingga siswa antusias dalam mengikuti

proses belajar mengajar secara hikmat.

B. Pembahasan

1. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Biologi

Hasil dari aktivitas pembelajaran siswa pada mata pelajaran biologi

dengan menerapkan metode talking chips selalu meningkat pada tiap

siklusnya. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh saat pra siklus sebesar 60,4

(cukup), siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 75 (cukup) menjadi 80 (tinggi)

pada siklus II. Persentase tetuntasan belajar pra siklus sebesar 19% (sangat

rendah), siklus I sebesar 71% (cukup) dan pada siklus II menjadi 90% (sangat

tinggi) atau 19 siswa dari 21 siswa sudah mencapai ketuntasanbelajar yang

telah ditetapkan. Siklus II menunjukkan bahwa perbaikan yang dilakukan

peneliti cukup berhasil.

10 Hermawan 70 76 Tuntas 11 Khairum Niswah 70 72 Tuntas 12 Khofif Al-Maqqi 70 88 Tuntas 13 M.Fajar Auliya Saputra 70 75 Tuntas 14 M.Revanza Al-Fahrezi 70 80 Tuntas 15 Nekmatun Saleha 70 80 Tuntas 16 Nurhayati 70 80 Tuntas 17 Nova Agustina 70 84 Tuntas 18 Sinta Bella 70 80 Tuntas 19 Syaripudin 70 72 Tuntas 20 Tasriatul Mardiah 70 85 Tuntas 21 Tiara Dwi Desmawanti 70 82 Tuntas Jumlah Nilai 1667 19

Jumlah Nilai Rata-Rata 79,38 90,47

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

48

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 4.8 Hasil Belajar Penerapan Talking Chips Setiap Siklus

Perbedaan hasil pada siklus I dan siklus II dipengaruhi faktor dari dalam diri

siswa dan juga dari luar diri siswa. Guru turut berperan dalam faktor luar dari

siswa atau lingkungan dalam belajar seperti halnya peran guru dalam melakukan

perbaikan pada siklus II untuk memperbaiki kesaahan pada siklus I sehingga

mencapai hasil pembelajaran yang lebih maksimal.

Kurang maksimalnya hasil belajar siswa pada siklus I dipengaruhi oleh

beberapa faktor, seperti Guru tidak memberikan apersepsi dengan mengaitkan

materi yang telah dipelajari dipertemuan sebelumnya. Guru tidak memancing

siswa bertanya dan membangkitkan rasa ingin tahunya terhadap materi yang akan

dipelajari hari ini, kemudian pada aktivitas pembahasan materi secara

berkelompok siswa tidak mempresentasikan hasil diskusi mereka secara

bergantian karena keterbatasan waktu jam pelajaran. Maka pada penerapan siklus

II peneliti menyiasati hal tersebut dengan memberikan kartu bermain, Setelah

masing-masing siswa mendapatkan kartu (CAR) bermain kemudian peneliti

memberikan soal untuk dijawab secara bebas, bagi siswa yang dapat menjawab

kartu yang telah diterima diberikan kepada peneliti sampai kartu itu habis, artinya

masing masing-masing siswa akan mendapatkan bagian soal hingga tuntas.

Selanjutnya guru memberi subtansi terhadap hasil diskusi yang telah

dilakukan, kemudia guru mengajak siswa bersama-sama menyimpulkan dari

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Pra Siklus I Siklus I Siklus II

1 30-39 0 0 0 2 40-49 2 0 0 3 50-59 7 0 0 4 60-69 8 6 2 5 70-79 3 13 6 6 80-89 1 2 12 7 90-99 0 0 1 8 100 0 0 0 Jumlah 21 21 21

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

49

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

materi yang telah diberi pengayaan pada persoalan yang menjadi pokok

pembahasan. Langkah akhir yang dilakukan pada kegiatan penutup yaitu dalam

melakukan evaluasi dari materi yang disampaikan kemudian guru memberikan

lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dalam hal ini untuk

memastikan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas.

Gambar 1.

Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa

0

2

4

6

8

10

12

14

30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 100

Jum

lah S

isw

a

Rentang Nilai

Diagram Hasil Belajar Perlakuan Siklus

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

50

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Gambar 2.

Diagram Perbandingan persentase Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan uraian di atas, maka penerapan metode talking chips dalam

mengevaluasi capaian belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pengabuan pada mata

pelajaran biologi, metode talking chip mampu untuk meningkatkan hasil belajar

siswa, dengan memberikan konstribusi yang merata kepada setiap siswa. Metode

talking chips membantu siswa memiliki kesempatan yang sama, untuk aktif dalam

berdiskusi dan menjawab soal-soal yang telah disiapkn. Menurut pengakuan siswa

dalam wawancara yang dilakukan peneliti setelah penerapan metode talking chips,

siswa lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan memahami terhadap

materi yang diberikan, selain itu metode pembelajaran talking chips ini

menjadikan pembelajaran yang awalnya diam atau tidak aktif dalam kelas menjadi

lebih menarik dan menyenangkan. Dalam penerapan metode talking chips dalam

proses pembelajaran, siswa juga merasa pembelajaran dengan menjadikan

teman-teman mereka antusias dan aktif.

faktor yang sangat mempengaruhi terhadap belajar siswa dimuali dari

diri siswa sendiri dan lingkungan. Keberhasilan dan kualitas hasil belajar siswa

tergantung pada bagaimana guru mengelola pembelajaran dengan baik, termasuk

dalam penggunaan metode yang digunakan saat pembelajaran. Dari beberapa

siklus yang peneliti sudah lakukan hingga pada akhirnya dengan keterangan

tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa dengan penerapan

0%

20%

40%

60%

80%

100%

pra siklus siklus I siklus II

Pers

enta

se

Persentase Hasil Belajar

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

51

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

pembelajaran menggunakan metode Talking Chips dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

2. Aktivitas Dalam Pembelajaran Biologi

Adapun gambaran peningkatan aktivitas siswa yang telah diamati dari

siklus I sampai siklus II yang diperoleh dari langkah-langkah model pembelajaran

Talking Chips dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa

disetiap siklus dengan menggunakan model Talking Chips. Sehingga dapat

dikatakan penggunaan model berhasil meningkatkan aktivitas siswa.

Adapun rata-rata peningkatan aktivitas siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran dua siklus dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9. Rata-rata Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Setiap Siklus

No Aktivitas Rata-rata nilai

Siklus I Siklus II 1 Aktivitas Siswa 2,75 3,5 2 Aktivitas Guru 1,95 3,14

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil observasi aktivitas siswa

pada siklus I dan siklus II, terjadinya peningkatan pada setiap pertemuan persiklus

yang mana pada siklus I rata-rata aktivitas siswa 2,75% meningkat menjadi 3,5%.

Hal ini dapat dikarenakan antusias siswa yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran talking chips sehingga memberikan

suasana yang menyenangkan di kelas. Sementara hasil observasi aktivitas guru

pada siklus I dan II juga mengalami peningkatan pada setiap siklus yang mana

pada siklus I rata-rata aktivitas guru 1,95% meningkat menjadi 3,14%. Hal ini

dikarenakan semangat guru pada saat kegiatan pembelajaran semakin meningkat.

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

52

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran tipe talking chips terlihat hasil pembelajaran yang dicapai

siswa meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan model

pembelajaran tipe talking chips dapat meningkatkan hasil belajar dan

keaktifan siswa dalam belajar, terbukti dari hasil penelitian ini pada

siklus 1 yaitu dengan nilai rata-rata ketuntasan 71,42 dan pada siklus 2

dengan nilai rata-rata yaitu 79.38 dengan demikian penerapan teknik

Talking Chips dapat meningkat hasil belajar siswa hingga sembilan puluh

persen. Dengan ini peneliti menyarankan agar guru dapat menerapkan

model pembelajaran tipe talking chips dalam proses pembelajaran

Biologi di SMAN1 Pengabuan.

Hasil observasi setiap aktivitas siswa juga mengalami peningkatan

pada setiap siklusnya, dalam penelitian ini menemukan bahwa penggunaan

model pembelajaran tipe talking chips mampu meningkatkan hasil belajar

Biologi siswa SMAN1 Pengabuan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan saran

kepada guru sebagai berikut :

1. Guru dapat menerapkan teknik Talking Chips dalam setiap materi

pelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran, karena model

pembelajaran tipe talking chips ini dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Agar penerapan metode talking chips lebih efisien dan

efektif maka perlu didukung oleh media pembelajaran yang lebih

menarik.

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

53

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Guru diharapkan memperkaya pengetahuan dengan mengikuti

pelatihan dan berbagai macam teknik mengajan sesuai dengan

perkembangan ilmu dan tekhnologi yang berkembang sehingga tidak

menjadi sekolah tertinggal.

3. Guru sebaiknya lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakan metode

maupun strategi pembelajaran, agar kegiatan pembelajaran dapat

berlangsung dengan lebih menyenangkan dan bernilai sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

DAFTAR PUSTAKA

Chatarina Febriyanti, (2012) “Pengaruh Bentuk Umpan Balik dan Gaya Kognitif

Terhadap Hasil Belajar Trigonometri”. Jurnal Formatif Wina Sanjaya,

(2008), Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta : Kencana.

Dalyono, (2010). Psikologi Pendidikan, Jakarta:, Renika Cipta.

Ekawarna, (2013), Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Selatan : GP Press Grup.

Etty Sofyatiningrum, (2007), Terapan Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Kimia di SMA/MA (Prossiding Seminar Internasional Pendidikan IPA).

Firdaus, T. (2012). Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe True or False

untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan

Hidrokarbon di Kelas X SMA Negeri 6 Pekanbaru. Jurnal Pendidikan

Kimia Vol 1: 6.

Gusliana Sari, (2017). Penerapan model pembelajaran talking chips Dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi asam basa Di sman 1

meureubo aceh barat. Skripsi: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan.

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh.

Lukman Zain, (2009). Pembelajaran, Jakarta : Dirjen Pendidikan Islam DEPAG

RI.

Lukluk Rahmawati dkk(2016). pengembangan perangkat pembelajaran IPA

menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan strategi talking

chips untuk meningkatkan hasil belajar. Jurnal pendidikan sains pasca

sarjana Universitas Negeri Surabaya.

Lufri. 2010. Strategi Pembelajaran Biologi Padang : Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Negeri Padang

Mardiyan, Riri. 2012. Penngkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Akutansi Materi Jurnal Pada Siswa Kelas XI Ips 3 sma

Negeri 3 Bukittinggi Dengan Metode Bermain Peran ( role playing).

Pakar pendidikan Vol. 10 No 2

Muhibbin Syah, (2013). Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

Masitoh, Laksmi Dewi, (2009), Strategi Pembelajaran. Jakarta Dirjen Pendidikan

Islam DEPAG RI.

Nur Aklami Faozan dkk, (2016), peningkatan keterampilan menulis tanggapan

deskriptif menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing

gemerincing (talkig chips) dengan media foto pada peserta didik kelas

VII di SMP Negeri 1 Ungaran. Jurnal, Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia, FBS, UNNES.

Nina Farliana, (2015), peningkatan keaktifan dan hasil belajar materi analisis

swot melalui talking chips dengan media audio visual. Jurnal, Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Selamat Sri ( STIESS) Kendal.

Oemar Hamalik, (2013). Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara.

Rido Kurniyanto dkk, (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana

Prima.

Slameto, (2010). Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka

Cipta.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta

Kencana.

Warsono Dan Hariyanto, ( 2012), Pembelajaran Aktif. Bandung PT Remaja

Rosdakarya.

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus 1

Satuan pendidikan : SMAN 1 Pengabuan

Mata pelajaran : Biologi

Kelas/semester : XI / II

Materi Pelajaran : Sistem Pertahanan Tubuh

Pertemuan : 1 dan 2

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

I. KOMPETENSI INTI

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian Sistem Endokrin, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

II. KOMPETENSI DASAR 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang

struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.

1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.

1.3. Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/ laboratorium.

2.2. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.

3.14. Mengaplikasikan pemahaman tentang prinsip-prinsip sistem immun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan kekebalan yang dimilikinya melalui program immunisasi sehingga dapat terjaga proses fisiologi di dalam tubuh.

4.16. Menyajikan data jenis-jenis imunisasi (aktif dan pasif) dan jenis penyakit yang dikendalikannya. IV. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh 2. Pertahanan tubuh nonspesifik dan spesifik 3. Menjelaskan struktur dan fungsi antibodi 4. Menjelaskan struktur dan fungsi antigen 5. Menjelaskan tentang sistem limfatik 6. Menyebutkan fungsi- fungsi sistem limfatik 7. Menyebutkan organ- organ limfoid 8. Membuktikan bahwa kuman penyait dapat masuk ke dalam tubuh lewat

kulit yang terluka melalui praktikum

V. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh 2. Pertahanan tubuh nonspesifik dan spesifik 3. Menjelaskan struktur dan fungsi antibodi 4. Menjelaskan struktur dan fungsi antigen 5. Menjelaskan tentang sistem limfatik 6. Menyebutkan fungsi-fungsi sistem limfatik 7. Menyebutkan organ-organ limfoid

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

8. Membuktian bahwa kuman penyakit dapat masuk ke dalam tubuh lewat kulit yang terluka melalui praktikum

VI. MATERI PELAJARAN Pertemuan pertama

Sistem pertahanan tubuh

Sistem pertahanan tubuh atau bisa disebut juga sistem kekebalan adalah sel-sel dan banyak struktur biologis lainnya yang bertanggung jawab atas imunitas, yaitu pertahanan pada organisme untuk melindungi tubuh dari pengaruh biologis luar dengan mengenali dan membunuh patogen. Sementara itu, respons kolektif dan terkoordinasi dari sistem imun tubuh terhadap pengenalan zat asing disebut respons imun. Agar dapat berfungsi dengan baik, sistem ini akan mengidentifikasi berbagai macam pengaruh biologis luar seperti dari infeksi, bakteri, virus sampai parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel dan jaringan organisme yang sehat agar tetap berfungsi secara normal. Sistem pertahanan tubuh berfungsi melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Benda asing tersebut dapat berupa mikroorganisme penyebab penyakit ( pathogen) misal : virus, bakteri , jamur dan protozoa besel satu.

Sistem pertahanan tubuh terdiri atas 3 macam lapisan pertahanan antara lain dapat dilihat pada table beikut :

Pertahanan Tubuh Non Spesifik Pertahanan Tubuh Spesifik

Lapisan Pertahanan Pertama

Lapisan Pertahanan Ke Dua

Lapisan Pertahanan Ke Tiga

Kulit Sel Darah Putih Fagositik Limfosit

Membran Mukosa Protein Anti Mikroba Antibodi

Sekresi dari kulit dan Membran Mukosa

Respon Peradangan

Pada Lapisan pertama dikenal dengan sistem pertahanan tubuh nonspesifik

eksternal dan pada lapisan pertahanan ke dua dikenal dengan sistem pertahanan tubuh nonspesifik internal.

Pertahanan tubuh nonspesifik untuk lebih dapat mengetahuinya bisa dilihat pada penjelasan dibawah ini. A) Pertahanan tubuh nonspesifik internal

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

https://alkafyuone.files.wordpress.com/2013/05/pertahanan-nonspesifik-1.jpg

Sistem pertahanan tubuh non spesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikroorganisme pathogen satu dengan yang lainnya.

Pertahanan yang terdapat di permukaan tubuh antara lain :

Pertahanan fisik, dilakukan oleh kulit dan membran mukosa

Pertahanan mekanis, dilakukan oleh rambut hidung dan silia

Pertahanan kimiawi, dilakukan oleh sekret yang dihasilkan oleh rambut hidung dan silia.

Petahanan biologis, dilakukan oleh populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membran mukosa.

Awal dari system pertahanan tubuh pada mahluk hidup adalah integumen atau penutup tubuh. Pada kulit mengeluarkan minyak dan keringat yang mengandung asam dan garam dengan pH berkisar antara 3 -5 kondisi ini dapat membunuh bakteri atau setidaknya mencegah banyaknya kolonisasi mikroorganisme di permukaan kulit.

Pada permukaan saluran pernafasan, usus, saluran pernafasan , system ekskresi, system reproduksi terdapat lapisan lendir (mucus).Membran mukosa juga mensekresikan mucus sehingga mampu membunuh mikrorganisme yang membahayakan tubuh. Pada mulut terdapat saliva (air liur) yang mengandung protein lisozim sebagai protein anti mikroba.Pada usus besar terdapat bakteri E. Coli yang menjadi pesing nutrisi bagi mikroorganisme pendatang baru.

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

B) Pertahanan Tubuh Nonspesifik Internal

1. Respon peradangan (inflamasi)

https://alkafyuone.files.wordpress.com/2013/05/inflamasi.jpg

Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap kerusakan jaringan, missal akibat tergores atau benturan keras. Pada proses ini dipengaruhi oleh Histamin dan Prostalgidin.

Histamin yang dihasilkan oleh sel tubuh berperan untuk meningkatkan konsentrasi otot dan permeabilitas dinding pembuluh darah kapiler di sekitar areal yang terinfeksi. Peningkatan aliran darah akan memudahkan perpindahan sel – sel fagosit dari darah ke dalam jaringan yang terluka Netrofil merupakan fagosit pertama yang menyelubungi luka selanjutnya monosit berperan dengan berkembang menjadi makrofag yang akan membersihkan sel – sel jaringan yang rusak.

2. Fagositosis

https://www.sridianti.com/pengertian-fagositosis.html

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel – sel fagosit dengan cara mencerna mikroorganisme / partikel asing yang masuk kedalam tubuh.

Fagiositosis dapat terjadi pada saat tubuh kita demam dikarenakan dalam sel darah putih melepaskan suatu senyawa yang disebut pirogen, pirogen akan meningkatkan suhu tubuh lebih tinggi karena proses respon sistemik yang dihasilkan oleh mikroorganisme pathogen.Proses tersebut membantu menghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen. Dengan kata lain demam dalam tingkat normal adalah proses imun tubuh dalam penghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen

4. Protein anti mikroba

Jenis protein yang berperan dalam system pertahanan tubuh nonspesifik yaitu protein komplemen dan interferon, protein komplemen membunuh bakteri penginfeksi dengan cara membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri tersebut. Interferon akan membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus sehingga serangan virus dapat dicegah.

https://alkafyuone.files.wordpress.com/2013/05/protein-anti-mikrobaa.jpg

Pertahanan Tubuh Spesifik

Pada system pertahan tubuh ini bereaksi terhadap antigen dengan cara mengaktifasikan sel limfosit B yang akan mensekresikan protein khusus yang disebut antibody, setiap antigen memiliki susunan molekul khusus yang merangsang limfosit B tertentu untuk mensekresikan antibody yang berinteraksi secara spesifik dengan antigen tersebut.

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

Limfosit B dibentuk pada sumsum tulang kuning yang mengalami pembelahan atau diferensiasi menjadi sel plasma dan sel limfosit B ( didalam tubuh limfosit B jumlahnya mencapai 30% ). Sel plasma yang terbentuk bertugas menyekresikan antibody ke dalam cairan tubuh. Adapun limfosit B memori berfungsi menyimpan informasi antigen.

Limfosit T dibentuk dibentuk disumsum tulang akan tetapi pematangan llimfosit T terjadi di kelenjar timus, setelah mengalami pematangan limfosit T dan limfosit B akan masuk kedalam system peredaran limfatik, oleh karena itu sel – sel limfotik banyak ditemui pada peredaran darah limfatik,sumsum tulang, kelenjar timus, kelenjar limpa, amandel, darah dan system pencernaan.

Berikut akan saya jabarkan dalam table beberapa peranan dan fungsi limfosit .

Tipe Limfosit Jenis Limfosit Fungsi Limfosit B ( sel B ) Sel B plasma Membentuk antibody.

Sel B pengingat Mengingat antigen yang pernah masuk kedalam tubuh.

Sel B pembelah Membentuk sel B plasma dan sel B pengingat.

Limfosit T ( sel T ) Sel T pembunuh Menyerang pathogen yang masuk kedalam tubuh, sel tubuh yang terinfeksi, serta sel kanker secara langsung.

Sel T pembantu Menstimulasikan pembentukkan jenis sel T lainnya dan sel B plasma serta mengaktifasikan makrofag untuk melakukan fagositosis.

Sel T Supresor Menurunkan dan menghentikan respon imun dengan cara menurunkan produksi antibody dan mengurangi aktifitas sel T pembunuh.

Antibodi

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

https://alkafyuone.files.wordpress.com/2013/05/antibodi.jpg

Levine dan miller (1991 : 785) menjelaskan bahwa terdapat lima kelompok immunoglobulin yakni IgM, IgA, IgG, IgD dan IgE berikut akan saya jelaskan dalam table tipe – tipe antibody beserta karakteristiknya.

No Tipe Antibodi Karakteristik 1 IgM Antibodi ini dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi

infeksi yang pertama kali ( respon kekebalan primer )

2 IgG Antibodi ini banyak terdapat di dalam darah dan diproduksi saat terjadi infeksi kedua ( respon kekebalan sekunder ). IgG juga mengalir melalui plasenta dan memberi kekebalan pasif dari ibu dan janin.

3 IgA Antibody IgA dapat ditemukan didalam air mata, air ludah, keringat dan membran mukosa. IgA berfungsi untuk mencegah infeksi pada permukaan epithelium. IgA juga terdapat dalam kolestrum yang berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi saluran pencernaan.

4 IgD Antibodi ini ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor dan berfungsi merangsang pembentukkan antibody oleh sel B plasma.

5 IgE Antibodi ini ditemukan terikat pada basofil didalam sirkulasi darah dan mastosit di dalam jaringan yang berfungsi mempengaruhi sel untuk melepaskan histamin yang terlibat dalam reaksi alergi.

Antigen

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

Respon kekebalan tubuh terhadap antigen dapat dikelompkan menjadi dua macam yaitu kekebalan humoral ( antibody – mediated immunity ) dan kekebalan seluler ( cell – mediated immunity). Berikut akan saya jelaskan satu persatu respon kekebalan tubuh.

1) Kekebalan Humoral

Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibody yang beredar dalam cairan darah dan limfe. Antibody yang beredar sebagai respon humoral bekerja melawan bakteri bebas, racun, virus dan mikroorganisme lainnya yang berada dalam cairan tubuh. Serangkaian respon terhadap pathogen ini disebut dengan respon kekebalan primer antara lain :

Netralisasi yaitu antibody akan menetralkan suatu virus dengan cara melekat pada molekul yang harus digunakan oleh virus untuk menginfeksi sel inang.mekanisme ini akan menetralkan racun dari mikroorganisme sehingga akan mudah difagositosis oleh makrofag.

Aglutinasi (penggumpalan) yaitu proses penggumpalan bakteri atau virus yang diperantarai oleh antibody yang akan bekerja menetralkan mikrorganisme tersebut. Terjadi karena setiap molekul antibody memiliki paling tidak dua tempat pengikatan antigen. Kompleks besar yang terbentuk melalui proses aglutinasi yang akan memudahkan fagositosis makrofag.

Presipitasi (pengendapan) yaitu proses dimana molekul – molekul antigen yang terlarut dalam cairan tubuh akan diendapkan oleh antibody. Proses ini akan memudahkan proses pengeluaran dan pembuangan antigen oleh fagositosis.

Fiksasi komplemen (aktivasi) yaitu mengaktivasikan komplemen dengan adanya kompleks antigen – antibody. Apabila ada infeksi maka protein yang pertama dalam rangkaian protein komplemen akan diaktifkan, reaksi komplemen ini akan mengakibatkan lisisnya banyak jenis virus dan sel – sel pathogen.

2) Kekebalan Seluler

Kekebalan seluler melibatkan sel T Yang bertugas menyerang sel – sel asing atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya diatas.

Berdasarkan cara memperolehnya kekebalan tubuh digolongkan menjadi dua kelompok yaitu kekebalan aktif dan kekebalan pasif.

1. Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri, Tubuh membentuk antibody sendiri karena infeksi antigen. Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami dan buatan sebagai contoh secara alami melalui penyakit

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

seperti halnya penyakit cacar dan secara langsung tubuh membentuk vaksinasi virus cacar dengan cara didalam tubuh penderita dikembangkan kekebalan humoral dan kekebalan seluler, setelah mengidap penyakit cacar penderita tidak akan terkena dua kali penyakit cacar. Sedangkan cara buatan dengan adanya vaksinasi (imunisasi) terhadap mikroorganisme tertentu dengan cara dimasukkan antigen yang telah dilemahkan atau telah mati kedalam tubuh.

2.Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh setelah menerima antibody dari luar. Kekebalan ini dapat diperoleh dengan cara alami yaitu dengan cara pemberian ASI ( Air Susu Ibu ) dan secara buatan melalui penyuntikkan antiserum yang mengandung antibody IgG atau immunoglobulin lainnya. Kekebalan pasif buatan ini hanya bertahan beberapa minggu saja karena immunoglobulin yang berasal dari tubuh akan diuraikan oleh tubuh orang tersebut.

Pertemuan kedua

Sistem limfatik

Sistem limfatik terdiri atas dua bagian penting, yaitu pembuluh limfa serta berbagai macam jaringan dan organ limfoid diseluruh tubuh. Pembuluh limfa berfungsi untuk mengangkut cairan kembali ke peredaran darah. Organ limfoid berfungsi sebagai tempat hidup sel fagositik dan limfosit yang berperan penting untuk melawan penyakit.

Limfa adalah cairan yang berasal dari dalam pembuluh limfa. Limfa berasal dari plasma darah yang merembes keluar dari pembuluh kapiler di sistem peredaran darah. Cairan yang keluar tersebut menjadi cairan intersisial yang mengisi ruang antarsel di jaringan. Setelah beredar ke seluruh tubuh, cairan tersebut terkumpul dan kembali ke sistem peredaran darah melalui sistem limfa. 1. Pembuluh Limfa Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran darah. Peredaran limf adalah peredaran terbuka. Limfa dari jaringan tubuh akan masuk ke kapiler limfa. Kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain membentuk pembuluh limfa. Semua cairan limfa berasal dari daerah kepala, leher, dada , paru-paru jantung dan lengan kanan terkumpul dalam pembuluh- pembuluh limfa .

Fungsi Sistem limfatik

suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

Fungsi sistem limfa yaitu:

1. Mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi darah 2. Mengangkut limfosit 3. Membawa lemak emulsi dari usus 4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan

penyebaran 5. Menghasilkan zat antibodi

Organ-organ limfoid Organ-organ limfoid berperan sebagai tempat hidup sel fagositik. Organ- organ limfoid terdiri atas limpa, nodus limfa, sumsum tulang, timus,dan tonsil.

1) Limpa Limpa merupakan organ limfoid yang paling besar. Kelenjar yang dihasilkan dari limpa berwarna ungu tua. Limpa terletak di belakang lambung. Fungsi limpa antara lain: a) membunuh kuman penyakit; b) membentuk sel darah putih (leukosit) dan antibodi; c) menghancurkan sel darah merah yang sudah tua.

2) Nodus limfa Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil yang disebut nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil lagi yang disebut sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam limfa.

3) Sumsum tulang Sumsum tulang merupakan jaringan penghasil limfosit. Sel-sel limfosit yang dihasilkan tersebut akan mengalami perkembangan. Limfosit yang berkembang di dalam sumsum tulang akan menjadi limfosit B. Sedangkan limfosit yang berkembang di dalam kelenjar timus akan menjadi limfosit T. Limfosit-limfosit ini berperan penting untuk melawan penyakit 4) Timus Timus memiliki fungsi spesifik, yaitu tempat perkembangan limfosit yang dihasilkan dari sumsum merah untuk menjadi limfosit T. Timus tidak berperan dalam memerangi antigen secara langsung seperti pada organorgan limfoid yang lain. Untuk memberikan kekebalan pada limfosit T ini, maka timus mensekresikan hormon tipopoietin. 5) Tonsil Tonsil disebut juga amandel. Tonsil terletak di bagian kiri dan kanan pangkal tenggorokan. Tonsil mensekresikan kelenjar yang banyak mengandung limfosit, sehingga tonsil dapat berfungsi untuk membunuh bibit penyakit dan melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring.

VII. METODE PEMBELAJARAN Pendekatan : Pendekatan ilmiah (scientifict approach)

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

Model : Talking Chips : Tipe Kartu Berbicara

Metode : 1. Ceramah 2. Persentase Siswa 3. Diskusi Kelas 4. Observasi 5. Kuis

VIII. SUMBER PEMBELAJARAN a. Sumber Belajar

a. Campbell, Neil A, dkk. 2003. Biologi Jilid 2, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

b. Dra.S.A Pratiwi dkk. 2012. biologi untuk SMA/MA. Kelas XI. Jakarta penerbit erlangga.

IX. MEDIA PEMBELAJARAN b. Media

a. Kartu Berbicara Untuk Bermain Talking Chips b. Papan Tulis, Spidol c. Peta Konsep Materi Sistem Pertahanan Tubuh

X. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan ke-1 ( 2 x 45 menit )

Kegiatan Aktivitas

Waktu Guru Siswa Awal

-Guru mengucapkan salam -Memeriksa kehadiran siswa atau mengabsen siswa -Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum belajar Mengkondisikan kelas, agar kondusif proses pembelajaran, dengan cara guru bertanya: - “Anak- anak Ibuk semua sudah

siap untuk belajar?” - “Keluarkan buku dan alat

tulisnya!”

Apersepsi - Guru bertanya “pada musim

pancaroba, apakah anak-anak ibu mudah sekali terserang penyakit flu sedangkan orang lain ada yang jarang sekali terserang penyakit flu ? Nah apa yang mempengaruhi

- Siswa menjawab salam

- Menyimak guru ketika absen

- Siswa berdoa sebelum memulai pelajaran

- Siswa menjawab “

siap buk “ - Siswa mengerjakan

apa yang diperintahkan

- Siswa menjawab

dengan serentak “Pernah Buk”

- Menyimak penjelasan

15

Menit

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

tubuh kita pada saat terserang penyakit? semua gejala tersebut dapat kita cegah atau dihindari apabila pertahanan tubuh kita kuat.

Motivasi - Dengan mengetahui bahwa

tubuh kita dapat mudah sekali terserang penyakit yang akan terjadi dalam tubuh kita, itu mariah kita semua bersyukur atas semua Karunia dari Allah, nah cara kita mensyukuri nikmat Allah adalah dengan belajar yang rajin dan menutut ilmu

-Guru menyampaikan judul dan tujuan pembelajaran

guru tentang keterkaitan pertanyaan yang di lontarkan dengan materi pelajaran hari ini

- Menyimak guru menjelaskan motivasi

- Menyimak guru menjelaskan

Inti

Mengamati: - Guru menjelaskan di papan

tulis tentang sistem pertahanan tubuh

- Guru menjelaskan materi

sistem pertahanan tubuh dengan memperlihatkan media peta konsep yang ditempel di papan tulis

Menanya : - Guru bertanya, sampai disini

bisa dipahami? - Guru menjawab dan

menjelaskan kembali Membimbing Kelompok Belajar : - Siswa dibagikan dalam 5

kelompok belajar - Guru menyuruh perwakilan dari

kelompok untuk mengambil kartu talking chips

- Setiap siswa mendapatkan 1 atau lebih kartu talking chips

- Perkelompok mendapatkan masing-masing Lembar Kerja

- Siswa menyimak guru

menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh

- Siswa memperhatikan media yang dibawa oleh guru dan menyimak guru menjelaskan

- Siswa mengajukan

pertanyaan yang belum di pahami

- Siswa menyimak guru menjelaskan

- Siswa berpindah dan duduk perkelompok

- Perwakilan kelompok mengambil kartu talking chips

- Siswa berdiskusi

bersama kelompok

65 Menit

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

yang berbeda materi dengan kelompok lain.

- guru menjelaskan langkah-langkah menggunakan metode talking chips

- Guru memberi waktu kepada siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama dengan kelompok untuk membahas materi sistem pertahanan tubuh

- Siswa mendapatkan kartu sebagai tiket untuk berbicara atau mengemukakan pendapat mereka

- Setiap kelompok bergantian mempersentasikan hasil diskusi mereka.

- Siswa dari kelompok lain dapat menggunakan kartu untuk mengemukakan pertanyaan, kritik ataupun pujian kepada kelompok lain saat menjelaskan

- Sebelum berbicara, siswa meletakkan kartu terlebih dahulu pada kotak yang telah disediakan.

- Siswa yang telah habis kupon nya tidak boleh berbicara lagi dan siswa masih memegang kartu harus berbicara lagi sampai kartu nya habis.

- Guru meminta siswa menjelaskan di depan kelas hasil diskusi perkelompok

- Guru membimbing atau menilai kemampuan siswa dalam berdiskusi dan berkomunikasi secara lisan

Mengkomunikasikan : - Guru menilai kemampuan siswa

berdiskusi dan bekerja sama

masing- masing - siswa begitu menikmati permainan - Perwakilan kelompok

maju kedepan untuk menjelaskan

- Penutup Evaluasi

- Guru membuat kesimpulan tentang sistem Pertahanan tubuh Guru mengingatkan kembali

- Siswa membuat

kesimpulan bersama

10 Menit

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

pada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

- Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah

- Mengucap salam

- Siswa menjawab perintah guru “ iya buk “

- Siswa membaca hamdalah

- Menjawab salam Pertemuan ke-2 ( 2 x 45 menit )

Kegiatan Aktivitas

Waktu Guru Siswa Awal

-Guru mengucapkan salam -Memeriksa kehadiran siswa atau mengabsen siswa -Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum belajar Mengkondisikan kelas, agar kondusif proses pembelajaran, dengan cara guru bertanya: - “Anak- anak Ibuk semua sudah

siap untuk belajar?” - “Keluarkan buku dan alat

tulisnya!”

Apersepsi - Guru mengajak siswa untuk

mengingat kembali materi pada pertemuan sebelumya

- Guru bertanya “ Apakah anak-anak ibuk pernah diserang suatu penyakit yang menyebabkan tubuh kita terasa kurang atau tidak stabil?

-Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dengan pernyataan “Pada pertemuan kali ini, kita akan belajar mengenai sistem pertahanan tubuh tentang sistem limfatik Motivasi - Pertemuan kali ini diharapkan

dapat memotivasi kalian agar selalu ingat betapa pentingnya kesehatan untuk kita., nah cara kita mensyukuri nikmat Allah adalah dengan belajar yang rajin dan menutut ilmu

- Siswa menjawab salam

- Menyimak guru ketika absen

- Siswa berdoa sebelum memulai pelajaran

- Siswa menjawab “

siap buk “ - Siswa mengerjakan

apa yang diperintahkan

- menjawab pertanyaan guru dengan menaruh sikap hormat dan memberikan perhatian

- Menyimak penjelasan

guru tentang keterkaitan pertanyaan yang di lontarkan dengan materi pelajaran hari ini

- Menyimak guru

menjelaskan motivasi

- Menyimak guru menjelaskan

15 Menit

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

Guru menyampaikan judul dan tujuan pembelajaran

Inti

Mengamati: - Guru menjelaskan di papan

tulis tentang sistem limfatik Menanya : - Guru bertanya, sampai disini

bisa dipahami? - Guru menjawab dan

menjelaskan kembali Membimbing Kelompok Belajar - Siswa dibagikan dalam 5

kelompok belajar - Guru menyuruh perwakilan dari

kelompok untuk mengambil kartu talking chips

- Setiap siswa mendapatkan 1 atau lebih kartu talking chips

- Perkelompok mendapatkan masing-masing Lembar Kerja yang berbeda materi dengan kelompok lain.

- guru menjelaskan langkah-langkah menggunakan metode talking chips

- Guru memberi waktu kepada siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama dengan kelompok untuk membahas materi sistem limfatik

- Siswa mendapatkan kartu sebagai tiket untuk berbicara atau mengemukakan pendapat mereka

- Setiap kelompok bergantian mempersentasikan hasil diskusi mereka.

- Siswa darikelompok lain dapat menggunakan kartu untuk mengemukakan pertanyaan, kritik ataupun pujian kepada kelompok lain saat menjelaskan

- Sebelum berbicara, siswa

- Siswa menyimak guru

menjelaskan materi - Siswa memperhatikan

dan menyimak guru menjelaskan

- Siswa berpindah dan

duduk perkelompok - Perwakilan kelompok

mengambil kartu talking chips

- Siswa berdiskusi

bersama kelompok masing- masing

- siswa begitu menikmati permainan

65 Menit

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

meletakkan kartu terlebih dahulu pada kotak yang telah disediakan.

- Siswa yang telah habis kupon nya tidak boleh berbicara lagi dan siswa masih memegang kartu harus berbicara lagi sampai kartu nya habis.

- Guru meminta siswa mempresentasi di depan kelas hasil diskusi perkelompok

- Guru membimbing atau menilai kemampuan siswa dalam berdiskusi dan berkomunikasi secara lisan

Mengkomunikasikan : - Guru menilai kemampuan siswa

berdiskusi dan bekerja sama

- Perwakilan kelompok

maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi

Penutup Evaluasi

- Guru membuat kesimpulan - Guru memberikan post test - Guru menutup pelajaran dengan

bacaan hamdalah - Mengucap salam

- Siswa membuat

kesimpulan bersama - Siswa mengerjakan

tugas yang diberikan - Siswa membaca

hamdalah - Menjawab salam

10 Menit

XI. PENILAIAN

Jenis penilaian Jenis tagihan Bentuk instrumen (tagihan)

Nilai karakter

a. Hasil belajar

1. Penilaian kognitif

1. Ulangan • Harian • Tengah

semester/ Mid

2. Tugas • Individu • kelompo

k

1. Produk • Jawaban

hasil diskusi kelompok/ kelas

2. Tes pilihan ganda

3. Tes uraian

• Jujur • Mandiri • Kerjasa

ma

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

2. Penilaian Psikomotorik

• Observasi • Lembar hasil observasi

• Rasa ingin tahu

• Kerja keras

b. Penilaian Afektif • Sikap siswa saat proses pembelajaran

• Lembar pengamatan sikap

• Peduli sosial

• Toleransi

1. Penilaian Kognitif

Butir soal pilihan ganda

1. Sistem kekebalan tubuh yakni .... a. kemampuan mempertahankan tubuh dari penyakit b. keberhasilan tubuh memproduksi sel kekebalan c. kemampuan memakan antigen yang masuk d. berhasil menjalani persaingan dalam kehidupan e. keberhasilan menghasilkan limfosit dewasa

2. Ilmu yang mempelajari sistem kekebalan tubuh dinamakan .... a. vaksinasi b. embriologi

c. Virology

d. immunologi

e. infeksi 3. Kemampuan tubuh untuk melawan semua jenis benda asing yang masuk ke dalam tubuh yakni ….

a. alergi b. imunitas c. Vaksinas

d. Imunisasi

e. infeksi

4. Tubuh kita tidak mudah terkena infeksi berbagai patogen yang masuk bersama makanan karena ....

a. adanya tonsil di pangkal mulut b. lambung menghasilkan HCL dan enzim pencerna protein c. air ludah mengandung ptialin d. patogen hancur melalui pencernaan mekanis e. patogen dalam makanan akan diserang oleh limfosit

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

5. Kelenjar ludah dan kelenjar air mata turut berperan dalam sistem pertahanan tubuh karena ....

a. menyekresi cairan yang mengandung enzim lisozim yang dapat mencerna bakteri

b. menyekresi lendir yang kentaldan lengket untuk memerangkap mikroba c. menghasilkan larutan HCL yang dapat membunuh mikroba d. menghasilkan larutan garam yang dapat membunuh mikroba e. tersusum dari epitelium yang berlapis keratin

6. Yang dimaksud dengan antibodi adalah .... a. asam amino yang dihasilkan monosit bila ada antigen yang masuk ke dalam

tubuh b. asam amino yang dihasilkan limfosit bila ada antigen yang masuk ke dalam

tubuh c. protein yang mampu memakan antigen d. protein yang dihasilkan monosit bila ada antigen yang masuk ke dalam

tubuh e. protein yang dihasilkan limfosit bila ada antigen yang masuk ke dalam

tubuh

7. Zat asing seperti virus, protein asing, mikroorganisme dan bakteri disebut .... a. leukosit b. imunitas

c. antibodi

d. Antigen

e. vaksin 8. Epitop merupakan bagian antigen yang berfungsi sebagai .…

a. penyebar penyakit b. pengikat antibodi yang sesuai c. penyerang antibodi d. melemahkan sistem pertahanan tubuh e. penyebab penyakit

10. Protein antibodi disebut dengan .... a. immunoglobulin b. antigen c. Histamine

d. Limfa

e. Plasma

11. Sel penghasil antibodi ialah .... a. leukosit b. Monosit

c. Limfosit

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

d. basofil

e. isograf

12. Pada tahap pelenyapan antigen terdapat proses penggumpalan yakni pengikatan bakteri atau virus sehingga mudah dinetralkan. Proses ini dinamakan ....

a. presipiasi b. filtrasi komplemen c. opsonisasi d. aglutinasi e. Makrofaga

13. Organ penghasil antibodi di dalam tubuh ialah .... a. hipotalamus & sumsum tulang b. tulang selangka c. kelenjar timus & sumsum tulang d. kelenjar pankreas e. kelenjar tiroid & paratiroid

14. Proses pelenyapan bakteri yang diikat antibodi oleh makrofaga melalui fagositosis dinamakan ....

a. netralisasi b. makrofaga

c. Presipitasi

d. aglutinasi e. opsonisasi

15. Salah satu faktor seseorang dapat mengalami kekebalan aktif alami, yaitu .... a. tubuh diberi vaksin b. tubuh sudah mengenali antigen penyebab penyakit c. antibodi yang dimiliki sangat kuat d. sistem pertahanan tubuh sangat baik e. Limfosit dan monosit yang berkembang lebih matang

16. Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan antigen yang telah dilemahkan dinamakan ....

a. vaksinisasi b. Imunisasi c. isoimun d. heteroimun e. Autoimun

17. Tubuh akan memperoleh kekebalan aktif buatan setelah .... a. disuntik serum antitetanus b. Divaksinasi c. sembuh dari penyakit cacar d. disuntik globulin imun

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

e. minum ASI

18. Pemberian vaksin polio menyebabkan seorang anak .... a. sembuh dari penyakit polio b. memperoleh zat antivirus polio c. menularkan penyakit polio d. membentuk antibodi pencegah polio e. terkena polio

19. ASI dapat menjadikan tubuh bayi memiliki kekebalan .... a. adaptif b. aktif alami c. aktif buatan d. pasif alami e. pasif buatan

20. Kekebalan pasif alami dapat diperoleh dari .... a. plasenta dan vaksin b. vaksin dan serum c. plasenta dan ASI d. ASI dan vaksin e. imunisasi dan serum

21. Penerimaan serum pada tubuh dapat menimbulkan kekebalan .... a. aktif alami b. aktif buatan c. pasif alami d. pasif buatan e. Adaptif

22. Perhatikan gambar di bawah ini !

Gambar tersebut merupakan gambar…. a. antibodi b. antigen c.fagositosit d. Limfa e. inflasmasi

23. Penyakit AIDS dapat menyebabkan kematian karena .... a. terjadi kerusakan pada jaringan darah b. menyerang sistem pernapasan c. menyebabkan kanker paru-paru

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

d. sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi e. kerja otot jantung terganggu

24. Antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi adalah .... a. Imunoglobulin A b. Imunoglobulin D c. Imunoglobulin E d. Imunoglobulin G e. Imunoglobulin M

25. Apabila seorang terkena suatu alergen, maka ia akan merasa gatalgatal, kulit melepuh, kulit merahmerah, bersin-bersin, dan mata bengkak. Untuk meringankannya maka diberi ....

a. Autoimun b. antihistamin

c. Histamin

d. Imunoglobulin

e. antibodi 2. Penilaian Psikomotorik

No Aspek yang dinilai Skor

1 2 3

1 Kerjasama dengan anggota kelompok

2 Terampil melakukan kegiatan diluar kelas

3 Terampil menuliskan data yang diperoleh setelah observasi

Rubrik Penilaian Psikomotor

Aspek yang dinilai

Skor dan kriteria 1 2 3

Kerja sama dengan anggota kelompok

Jika siswa pasif dan kurang berinteraksi dalam kelompok

Jika siswa berinteraksi dengan anggota kelompok tetapi tidak membahas materi diskusi

Jika siswa aktif dan berinteraksi dengan anggota kelompok dan membahas materi diskusi

Terampil melakukan kegiatan

Jika siswa melakukan kegiatan diluar tetapi salah atau kurang

Jika siswa melakukan kegiatan diluar dengan benar tetapi kurang jelas

Jika siswa melakukan kegiatan diluar

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

diluar kelas tepat dengan benar dan jelas

Terampil menuliskan hasil pengamatan

Jika siswa menuliskan hasil pengamatan dengan tidak rapih dan lengkap

Jika siswa menuliskan hasil pengamatan dengan rapih tapi tidak lengkap

Jika siswa menuliskan hasil pengamatan dengan rapih dan lengkap

Nilai = x 100 %

Kategori baik jika nilai peserta didik ≥ 70.

3. Penilaian Afektif

Penilaian Sikap 1. Instrumen Penilaian sikap

No

Pernyataan Ya

Tidak

1. Saya merasa tertarik mengikuti proses pembelajaran 2. Saya merasa pembelajaran ini bermanfaat 3. Saya berusaha melaksanakan kegiatan sesuai observasi 4. Saya mengajukan pertanyaan mengenai cara pembuatanskema jej

aring makanan

5. Saya berusaha mendiskusikan materi pembelajaran denganteman 6. Saya bertanya kepada guru bila belum jelas

Jambi , mei 2019 Mengetahui,

Kepala SMAN 1 Pengabuan

Kasiyo, S.Pd NIP. 196402061987031004

Guru Mata Pelajaran,

Suhaibah S.Pd

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

Gambar 1.Foto bersama siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pengabuan

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

Gambar 2 : Siswa sedang melakukan proses pembelajaran

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 3 :siswa mengangkat atau memperlihatkan chips pada saat diskusi

Sumber : Dokummen Pribadi

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

Gambar 4: siswa mengumpulkan chips sebagai tanda sudah memberikan tanggapan atau berbicara

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

Gambar 5: siswa pada saat berdiskusi dalam pembelajaran

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6: Siswa pada saat berdiskusi dengan masing-masing kelompok

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 7: Bentuk chips yang di gunakan saat menerapkan model pembelajaran yang bernama Talking Chips.

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …
Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …
Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS …