pengaruh model pembelajaran talking chips …

177
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI KELAS XI SMA NEGERI 1 LUWU ROSNIDAR 1601412018 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS COKROAMINTO PALOPO 2020

Upload: others

Post on 14-May-2022

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

SISTEM EKSKRESI KELAS XI

SMA NEGERI 1 LUWU

ROSNIDAR

1601412018

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINTO PALOPO

2020

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI KELAS

XI SMA NEGERI 1 LUWU

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo

ROSNIDAR

1601412018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2020

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

ii

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

iii

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

iv

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

v

ABSTRAK

Rosnidar, 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chips

terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekskresi Kelas XI SMA Negeri 1 Luwu

(dibimbing oleh Muhammad Ilyas dan Fitrah Al Anshori).

Masalah penelitian ini adalah hasil belajar siswa belum optimal, maka

perlu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking chips. Penelitian

ini bertujuan: Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran talking chips

terhadap hasil belajar siswa kelas XI pada materi sistem ekskresi di SMA Negeri 1

Luwu. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian yang

digunakan adalah quasi experimental jenis penelitian ini yaitu nonequivalent

control group design. Instrumen yang digunakan adalah prites dan posttest.

Teknik pengambilan perlakuan pada penelitian ini adalah purposive sampling.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif kelas kontrol sebelum dibelajarkan

pembelajaran langsung rata-rata 46,42 berada pada kategori rendah dan setelah

dibelajarkan model pembelajaran langsung berada pada kategori tinggi yaitu

80,65 sedangakan hasil analisis deskriptif kelas eksperimen menunjukkan bahwa

rata-rata prites sebelum dibelajarkan model pembelajaran talking chips berada

pada kategori rendah yaitu 48,58, dan setelah dibelajarkan model pembelajaran

talking chips berada pada kategori tinggi rata-rata posstets yaitu 89,16. Hasil

analisis data statistik inferensial dengan uji independent samples test di peroleh

kesimpulan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe talking

chips terhadap hasil belajar siswa pada materi ekskresi kelas XI SMA Negeri 1

Luwu.

Kata kunci: model pembelajaran, talking chips, hasil belajar.

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

Talking Chips Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Ekskresi Kelas

XI SMA Negeri 1 Luwu” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari, keberhasilan penyusunan proposal penelitian ini tidak

terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan

doa dan semangat kepada penulis khususnya kedua orang tua, ayah Rustang dan

Ibu Marwati yang telah memberikan dukungan selama melakukan pendidikan dan

mendoakan agar penulis dapat menyelesaikan semua tantangan yang dihadapi

dengan baik. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Hanafie Mahtika, M.S., Selaku Rektor Universitas

Cokroaminoto Palopo.

2. Ibu Dr. Ma’rufi, M.Pd., Selaku Wakil Rektor Bidang akademik Universitas

Cokroaminoto Palopo.

3. Ibu Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum., MA., Selaku Dekan FKIP Universitas

Cokroaminoto Palopo.

4. Bapak Akhmad Syakur, S.Pd., M.Sc., Selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Biologi Universitas Cokroaminoto Palopo.

5. Bapak Dr. Muhammad Ilyas, M.Pd., Selaku sebagai pembimbing I yang

membantu penulis dalam pembuatan proposal ini.

6. Bapak Fitrah Al Anshori, S.Pd., M.Pd., Selaku sebagai Pembimbing II yang

membantu penulis dalam pembuatan proposal ini.

7. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cokroaminoto

Palopo yang selalu memberikan masukan dan arahan dalam menyelesaikan

proposal ini.

8. Serta teman-teman seperjuangan di kelas 7a Program Studi Pendidikan

Biologi Universitas Cokroaminoto Palopo Angkatan 2016, yang selalu

menjunjung kekompakan dalam berbagai hal terutama dalam proses belajar

dan pembelajaran di kampus tercinta.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

vii

Penulis sangat sadar akan segala bantuan dan dorongan yang telah

diberikan semua pihak. Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala

kerendahan hati, penulis menyadari bahwa hanya Tuhanlah yang memiliki segala

kesempurnaan, sehingga tentu masih banyak lagi rahasia-Nya yang belum tergali

dan belum kita ketahui. Oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik

dan saran membangun diri semua pihak sehingga terjadi satu sinergi yang pada

akhirnya akan membuat pemikiran ini biar lebih disempurnahkan lagi dimasa

yang akan dating. Dan akhirnya penulis berharap proposal ini basa bermanfaat

bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

Palopo, 8 Agustus 2020

Rosnidar

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

viii

RIWAYAT HIDUP

Rosnidar lahir di werinni, Sulawesi Selatan pada tanggal 05

Mei 1997. Anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan

Ayahanda Rustang dan Ibunda Marwati di bumi dengan

membawa sebuah amanah, yaitu menjalani kehidupan ini

dengan menjalankan misi yaitu berbagi kasih dan dapat

bermamfaat bagi orang lain. Penulis mempunyai adik yaitu

Rosmila. Untuk mewujudkan langkah awal yang ditempuh

oleh penulis adalah berkibrah di dunia pendidikan. Penulis

menyelesaikan jenjang Sekolah Dasar pada tahun 2004-2010 di Sekolah Dasar

(SD) Negeri 348 Tarramatekkeng, kecamatan Ponrang Selatan, Kabupaten Luwu.

Lalu pada tahun 2010-2013 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Negeri 2 Belopa, kecamatan Kamanre, kabupaten luwu. Lalu pada

tahun 2013-2016 penulis melanjutkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Negeri 1 Palopo di Palopo. Pada tahun 2016 penulis menginjakkan kakinya di

dunia perguruan tinggi yaitu Universitas Cokroaminoto Palopo. Penulis

menempuh studi pada Program strata satu (S1) Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo.

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... vii

DAFTA ISI ..........................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori .......................................................................................... 5

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 17

2.3 Kerangka Pikir ...................................................................................... 18

2.4 Hipotesis ............................................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian .................................................................. 20

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 21

3.3 Satuan Eksperimen dan Perlakuan ....................................................... 21

3.4 Variabel Penelitian ............................................................................... 22

3.5 Prosedur Penelitian ............................................................................... 22

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

x

3.6 Defenisi operasional. ............................................................................ 23

3.7 Instrumen Penelitian ............................................................................. 23

3.8 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 24

3.9 Teknik Analisis Data ............................................................................ 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 28

4.2 Pembahasan Penelitian ......................................................................... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 42

5.2 Saran ..................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Desain Penelitian Nonequivalent Control Grup Design ......................... 20

Tabel 2. Keadaan Satuan Eksperimen ................................................................... 21

Tabel 3. Tingkat Penguasaan Hasil Belajar .......................................................... 25

Tabel 4. Data Nilai Statistik Hasil Prites Kelas Kontrol ...................................... 28

Tabel 5. Batasan Kriteria Hasil Belajar Siswa (Prites) Kelas Kontrol ................. 28

Tabel 6. Data Nilai Statistik Hasil Posttest Kelas Kontrol ................................... 29

Tabel 7. Batasan Kriteria Hasil Belajar Siswa (Posttest) Kelas Kontrol .............. 29

Tabel 8. Data Nilai Statistik Hasil Pretest Kelas Eksperimen .............................. 30

Tabel 9. Batasan kriteria hasil belajar siswa (pretes) kelas eksperimen ............... 30

Tabel 10. Data Nilai Statistik Hasil Posstest Kelas Eksperimen .......................... 31

Tabel 11. Batasan Kriteria Hasil Belajar Siswa (Posstest) Kelas Eksperimen ..... 31

Tabel 12. Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Sebelum Dan

Setelah Diajar Dengan Menggunakan Metode Ceramah ..................... 32

Tabel 13. Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Sebelum

Dan Setelah Diajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Talking Chips ............................................................. 32

Tabel 14. Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran ...................................... 33

Tabel 15. Hasil Analisis Uji Normalitas Kelas Kontrol ........................................ 35

Tabel 16. Hasil Analisis Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................................. 35

Tabel 17. Hasil Analisis Data Uji Homogenitas Prites kelas eksperimen kelas

kontrol ................................................................................................... 36

Tabel 18. Hasil Analisis Data Uji Homogenitas Possttes Kelas Eksperimen Kelas

Kontrol .................................................................................................. 36

Tabel 19. Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah diajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips dan

kelas kontrol setelah diajar dengan pembelajaran langsung ................. 37

Tabel 20. Hasil analisis data uji independent samples test .................................. 37

Tabel 21. Hasil uji hipotesis .................................................................................. 37

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Ginjal ................................................................................................... 12

Gambar 2. Paru-paru ............................................................................................. 13

Gambar 3. Hati ...................................................................................................... 14

Gambar 4. Kulit ..................................................................................................... 15

Gambar 5. Bagan kerangka fikir ........................................................................... 19

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Nilai Prites dan Possttest Kelas Kontrol ............................................................... 47

Nilai Prites dan Possttest kelas Eksperimen ......................................................... 48

Daftar Hadir .......................................................................................................... 50

Hasil Analisis Deskriptif dan Inferensial .............................................................. 52

Soal pretest dan posttest ........................................................................................ 60

Instrumen Penilaian Kognitif ................................................................................ 75

Silabus ................................................................................................................... 88

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas Eksperimen ............................. 92

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas Kontrol ..................................104

Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................................................114

Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran kelas eksperimen ...................................133

Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran kelas kontrol ..........................................135

Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan .....................137

Pengajuan Judul ..................................................................................................139

Surat Keterangan Melakukan Penelitian .............................................................141

Surat Telah Melaksanakan Penelitian .................................................................143

Dokumentasi .......................................................................................................145

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

xiv

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang/Singkatan Arti dari Keterangan

> Lebih dari

< Kurang dari

≥ Lebih dari atau sama dengan

≤ Kurang dari atau sama dengan

H0 Tidak ada perbedaan penggunaan model Talking Chips

terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem

ekskresi kelas XI SMA Negeri 1 Luwu.

H1 Adanya perbedaan penggunaan model pembelajaran

Talking Chips terhadap hasil belajar siswa pada materi

sistem ekskresi kelas XI SMA Negeri 1 Luwu.

µ1 Rata-rata hasil belajar biologi menggunakan model

pembelajaran talking chips

µ2 Rata-rata hasil belajar biologi menggunakan model

pembelajaran langsung

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang penting untuk upaya meningkatkan

generasi bangsa, dimana pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara

pendidik dengan peserta didik di mana yang dilakukan bukan hanya di sekolah

saja akan tetapi dapat dilaksanakan diluar lingkungan sekolah baik itu di rumah,

pendidikan akan di lakukan dari jenjang pertama sampai jenjang-jenjang

berikutnya. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan belajar peserta

didik agar dapat memperoleh apa yang diinginkan peserta didik dalam

pendidikannya, Perubahan tersebut bersifat, positif dalam arti berorientasi kearah

yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya.

Menurut Ilyas (2015), pendidikan merupakan suatu kegiatan yang

berintikan ke interaksi antara peserta didik dengan para pendidik dan berbagai

sumber pendidikan lainnya. Interaksi antara pendidik dengan siswa dapat berupa

pembelajaran di dalam kelas, mendapatkan sumber-sumber di media internet,

pengajaran, latihan serta bimbingan-bimbingan dari pendidik di luar sekolah

seperti bimbingan belajar (bimbel). Menurut Sahertian (2000), pendidikan

merupakan hal yang telah dirancang dengan sadar yang bertujuan untuk mencapai

sesuatu yang telah ditetapkan. Dalam hal itu, guru merupakan pedoman yang

harus di kembangkan sampai ke generasi selanjutnya.

Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan belajar. Hasil

belajar siswa menjadi tolak ukur dalam suatu pembelajaran, dan sebagaimana

nantinya guru tidak memberikan informasi seluruhnya ke pada peserta didik agar

siswa lebih optimis dan rasa penasaran siswa akan pengetahuan lebih tinggi

sehingga siswa haus akan pengetahuan dan lebih giat lagi untuk belajar agar rasa

penasaran siswa dapat terpenuhi.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh proses pembelajaran masih

didominasi oleh guru, peserta didik kurang aktif dalam mengikuti pelajaran dan

pemikiran peserta didik masih tebayang-bayang karena diakibatkan pemilihan

model dan media pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga berdampak pada

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

2

kurangnya minat, ketelitian, semangat, disiplin, perilaku, motivasi dan keaktifan

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Permasalahan lain yang dialami oleh

guru adalah masih banyak ditemui siswa yang kurang paham dengan materi yang

disampaikan, namun tidak aktif bertanya atau berdiskusi dengan guru ataupun

sesama siswa karena masi ada rasa malu sehingga mengakibatkan siswa kurang

aktif dan rendah pada hasil belajarnya. Permasalahan ini memperlihatkan guru

belum menggunakan metode yang tepat dalam menyelesaikan masalah

pembelajaran tersebut, khususnya pada pembelajaran Biologi, hal ini dapat

berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa.

Seorang guru bukan hanya bertugas mengajar, tetapi juga guru diharapkan

dapat membimbing serta mengarahkan dan merangsang pikiran siswa agar lebih

aktif dalam mengikuti pelajaran serta memacu siswa agar memperoleh hasil

belajar yang baik dan memperoleh nilai yang memuaskan oleh karena itu untuk

memperoleh nilai yang maksimal maka di gunakan model pembelajaran talking

chips agar nilai siswa yang awalnya tidak memuaskan menjadi memuaskan.

Model pembelajaran talking chips ialah pembelajaran yang di lakukam

pada kelompok kecil yang terdiri 5-6 siswa dalam kelompok yang di mana

didalamnya akan di bagikan kancing-kancing sebagai kartu berbicara, setiap siswa

akan dibagikan 2 kancing untuk digunakan bertanya pada kelompok lainnya

setelah bertanya kancing yang yang telah diguakan akan di simpan di tengah-

tengah meja kelompok jika semua kancing sudah habis maka tidak bisa bertanya

lagi. Model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan rasa keningina untuk

belajar yang kuat dan dapat memotivasi siswa serta merangsang pikiran siswa

agar lebih aktif lagi sehingga siswa tidak jenuh dalam proses belajar dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa yang awalnya rendah menjadi meningkat.

Berdasarkan hasil observasi penelitian SMA Negeri 1 Luwu pelaksanaan

pembelajaran biologi peserta didik masih belum optimal dalam melaksanakan

pengamatan dan percobaan disebabkan karena kurangnya fasilitas belajar

terutama metode pembelajaran. Selain itu pembelajaran yang berlangsung selama

ini lebih berpusat pada guru dengan menggunakan metode ceramah yang

membuat siswa kurang aktif, Guru masih berperan aktif di bandingkan dengan

siswa.

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

3

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu mendorong siswa untuk lebih aktif dalam

proses pembelajaran agar proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru

saja, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chips terhadap Hasil Belajar Siswa

pada Materi Ekskresi Kelas XI SMA Negeri 1 Luwu”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat

dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas XI Mia 7 SMA Negeri 1 Luwu

sebelum dan sesudah dibelajarkan Model Pembelajaran talking chips pada

materi sistem ekskresi?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas XI Mia 6 SMA Negeri 1 Luwu

sebelum dan sesudah dibelajarkan Model Pembelajaran Langsung pada

materi sistem ekskresi?

3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran talking chips terhadap hasil belajar

siswa kelas XI pada materi sistem ekskresi di SMA Negeri 1 Luwu?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe talking chips terhadap hasil belajar siswa pada

materi ekskresi kelas XI SMA Negeri 1 Luwu.

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI SMA Mia 7 Negeri 1 Luwu

sebelum dan sesudah dibelajarkan model pembelajaran tipe talking chips pada

materi sistem ekskresi.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI SMA Mia 6 Negeri 1 Luwu

sebelum dan sesudah dibelajarkan model pembelajaran langsung pada materi

sistem ekskresi.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran talking chips terhadap hasil

belajar siswa kelas XI pada materi sistem ekskresi di SMA Negeri 1 Luwu.

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

4

1.4 Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam proses penelitian ini,

antara lain:

1. Manfaat secara teoritis

Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan

masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan mengenai pengaruh model

pembelajaran talking chips terhadap hasil belajar siswa pada materi ekskresi

pada SMA Negeri 1 Luwu.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Peneliti mendapat pengalaman baru tentang model pembelajaran talking

chips, sehingga dapat memberikan acuan untuk siswa agar siswa lebih

berkompeten dari pengalaman yang telah diberikan semasa di bangku

perkuliahan.

b. Bagi siswa

Menciptakan suasana yang menyenangkan dan bervariasi serta dapat

memperoleh pengalaman belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan model

pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran biologi.

d. Bagi sekolah

Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan bagi guru dan sekolah

dalam rangka meningkatkan dan memperbaiki kualitas belajar mengajar.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran kelompok

pada setiap kelompoknya biasanya terdiri dari 5-6 peserta didik dengan

kemampuan berbeda-beda seperti rendah, sedang, tinggi. Menurut Thompson, et

al. (1995), Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam

kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain dalam

menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Konsep model pembelajaran menurut

Trianto (2010), menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran dikelas maupun diluar kelas atau pembelajaran perkelompok agar

siswa lebih berkesan aktif. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari

campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Tujuannya untuk melatih

siswa menerima perbedaan dan bekerja sama dengan teman yang berbeda latar

belakangnya dan tidak membandingkan teman yang kemampuan belajarnya yang

rendah dengan teman yang kemampuannya tinggi. Pada pembelajaran kooperatif

diajarkan untuk bekerja sama dalam kelompok agar dapat mempertanggung

jawabkan hasilnya dan membagi rata soal untuk di kerjakan bersama di dalam

kelompoknya masing-masing. siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan

atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas

anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan (Slavin, 1995).

Syaipul (2009) mengatakan bahwa model pembelajaran adalah melukiskan

sebuah prosedur-prosedur atau rancangan yang telah ditetapkan dalam

pembelajaran untuk mencapai tujuannya dan berfungsi sebagai pedoman bagi

guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran disekolah maupun diluar

lingkungan sekolah. Menurut Humalik (1994), pembelajaran dilakukanan atar

pendidik dan siswa baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka

maupun secara tidak langsung seperti homes kuling yang dilakukan di rumah,

yaitu dengan menggunakan berbagai media serta pembelajaran juga merupakan

suatu proses yang berlangsung secara berkelanjutan dan bertahap-tahap, yakni

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

6

tahap persiapan, pelaksanaan dan tidak lanjut. Menurut Eggen dan Kauchak dalam

Wardhani (2005), model pembelajaran merupakan menyampaian intruksi berupa

pesan untuk strategi pembelajaran yang akan di sampaikan dalam keadaan sadar

sehingga dapat bersifat aktif.

Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah Pembelajaran

kooperatif tipe talking chips pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan pada

tahun (1992). Dalam kegiatan talking chips, masing-masing anggota kelompok

berperan penting dalam memberikan masukan-masukan mereka pada kelompok

lainnya atau berkontruksi dengan menggunakan kancing yang telah diberikan

kepada mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.

Menurut Slavin (2009) pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

dikerjakan bersama dimana didalamnya saling bertukar pikirannya masing-masing

siswa dalam memecahkan masalah sehingga mampu mencapai hasil belajar baik

per ssiwa maupun perkelompok.

Menurut Suprijono (2010) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang

lebih luas meliputi jenis pembelajaran yang bersifat kerja kelompok termasuk

bentuk-bentuk pembelajaran lainnya yang lebih dominan dibimbing oleh guru

atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih

diarahkan oleh seorang guru, dimana guru memberikan tugas kepada peserta didik

dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan pembelajaran berupa

buku dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan

masalah yang dimaksud, guru biasanya menempatkan ujian tertentu pada akhir

tugas.

Menurut Saleh (2012) belajar Koperatif adalah cara belajar yang

menerapkan kerja sama dalam sekelompok kecil berjumlah 5-6 siswa dalam

kelompok sehingga mereka dapat belajar bersama dalam satu tim untuk

mendapatkan suatu tujuan bersama yang telah ditetapkan. Pembelajaran

kooperatif di dukung oleh teori Vygostski. Dukungan teori Vygostski terhadap

model pembelajaran kooperatif adalah penekanan belajar sebagai proses dialog

interaktif. Menurut Anita Lie (2008), model pembelajaran ini didasarkan pada

falsafat homo homoni socius. Berlawanan dengan teori Darwin. Falsafah ini

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

7

menekankan bahwa manusia adalah mahluk social. Setiap model pembelajaran

pasti memiiki kelebihan dan kekurangan.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran langsung ialah

a. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan menyampaikan tujuan

pembelajaran serta metode pembelajaran yang akan digunakan dalam

pertemuan tersebut.

b. Guru menyampaikan cangkupan materi yang akan di presentasikan di depan

kelas.

c. Melakukan bimbingan yang akan dilaksanakan dengan cara memberikan

pertanyaan untuk menguji pemahaman siswa

d. Siswa diberi waktu luang untuk mengasah materi atau pengetahuan baik

secara individu maupun pergroup.

e. Guru membuat latihan tugas individu kepada siswa, latihan tersebut berguna

untuk mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi yang sudah

dipelajari.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif.

Sanjaya (2006) menuliskan beberapa keunggulan model pembelajaran kooperatif

sebagai berikut:

1) Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu tergantung lagi pada

guru, tapi siswa dapat menambah kemampuan berfikirnya sendiri,

menemukan informasi dari berbagi sumber, dan belajar dari siswa yang

mempunyai kelebihan.

2) Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan

ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya

dengan ide-ide orang lain.

3) Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa

untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa

dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan,

karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

4) Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa

menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (real).

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

8

5) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan

memberikan rangsangan untuk berfikir.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif antara lain:

1) Siswa yang mempunyai kelebihan akan merasa terhambat dalam

pembelajaran oleh siswa yang mempunyai kemampuan kurang, akibatnya

keadaan seperti ini dapat mengganggu kerjasama dalam kelompok.

2) Siswa yang memiliki nilai yang kurang bergantung pada siswa yang memiliki

nilai di atas standar.

3) Penilaian mempengaruhi nilai siswa yang mempunyai kelebihan karena guru

membagi rata nilai siswa tetapi guru mengharapkan presentasi atau nilai

perindividu.

4) Keberhasilan di dalam kelompok memerlukan waktu yang cukup lama karena

tidak mungkin menyelesaikannya dalam waktu singkat.

5) Walaupun di dalam kemampuan bekerja sama antar kelompok merupakan hal

yang sangat penting akan tetapi banyak aktivitas-aktivitas di luar yang

mengakibatkan kemampuan perindividu siswa rendah.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chips

a. Pengertian Model Pembelajaran Talking Chips

Model pembelajaran talking chips adalah pembelajaran yang

menggunakan kelompok kecil yang beranggotakan sekitar 5-6 orang dengan

menggunakan kartu berbicara bisa benda berupa kancing-kancing yang berwarna

kemudian benda tersebut di berikan keketua kelopok yang telah dipilih anggota

kelompoknya, ketua kelompok memberikan ke setiap anggotanya kancing untuk

digunakan pada saat berdiskusi. Kagan mengemukakan tipe Kancing Gemerincing

dengan istilah talking chips. Chips yang dimaksud oleh Kagan dapat berupa

kancing-kancing yang berwarna. Istilah talking chips di Indonesia lebih dikenal

sebagai model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing (Anita, 2008).

Tujuan akhir yang ingin dicapai pada model pembelajaran ini bahwa siswa yang

awalnya memiliki nilai dibawah standar menjadi berkompeten untuk

memperolehnya siswa harus belajar lebih giat lagi dan percaya diri yang tinggi

akan membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang di dapatkan pada

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

9

saat berdiskusi atau dalam proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa tidak

lagi malu-malu dalam bertanya pada guru maupun dengan teman sekelasnya.

b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Talking Chips

Anita (2008) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran model

pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing, yaitu:

1) Guru menyiapkan sebuah kotak yang berisi benda-benda kecil bisa berupa

kancing-kancing, potongan sedotan, lidi, dan lain-lain.

2) Sebelum memulai pembelajaran atau memulai tugasnya setiap siswa

diberikan 2 kancing

3) Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapatnya, dia

harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-

tengah meja kelompok.

4) Jika kancing yang dimiliki salah seorang siswa habis, dia tidak boleh

berbicara lagi sampai semua rekannya menghabiskan kancingnya masing-

masing.

5) Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok

boleh mengambil kesempatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan

mengulangi prosedurnya kembali.

c. Kelebihan model pembelajaran Talking Chips

Adapun kelebihan dari model pembelajaran Kancing Gemerincing adalah

sebagai berikut:

1) Dengan talking chips, siswa lebih terkesan percaya diri karena bebas dalam

mengumukakan pendapat yang ada dalam pikirannya.

2) Setiap anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama sehingga siswa

yang kurang pasif menjadi aktif karena diberikan kesempatan bukan hanya

siswa yang nilainya dominan saja yang aktif dalam berdiskusi.

3) Dalam talking chips semua memiliki tanggung jawab dalam keberhasilan

diskusi kelompok tidak hanya bergantung pada siswa memiliki nilai teratas

saja.

4) Memastikan semua siswa mendapat kesempatan untuk berperan serta dalam

diskusi.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

10

d. Kekurangan Model Pembelajaran Talking Chips

Kekurangan dalam model pembelajaran kooperatif tipe talking chips

1) Tidak semua metode-metode atau konsep-konsep dalam pembelajaran dapat

menggunakan model pembelajaran talking chips.

2) Pengelolaan waktu kurang sehingga saat persiapan dan pelaksanaan

pembelajaran tidak selesai tepat waktu.

3) Pemebelajaran model talking chips memerlukan persiapan yang sangat sulit.

4) Guru dituntut untuk lebih mengawasi setiap siswa yang ada di kelas, oleh

karena itu cukup sulit dilakukan untuk mengawasi kelakuan siswa terutama

jumlah siswa dalam kelas melebihi 30 siswa.

3. Hasil belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemajuan yang diperoleh seseorang dalam segala hal

akibat sering belajar di rumah maupun di sekoah, belajar tidak hanya di lakukan di

sekolah saja akan tetapi dapat di lakukan di mana saja. Seseorang yang

mempelajari sesuatu melalui proses pembelajaran telah memperoleh hasil yang

telah dipelajarinya, hasil maksimal yang diperoleh inilah yang dikatakan hasil

belajar. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

tujuan kurikulum maupun tujuan intruksional, hasil belajar secara garis besar

dibagi menjadi tiga ranah yaitu:

1) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,

yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

2) Ranah Afektif

Berkenan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni, penerimaan,

jawaban atau reaksi, penilian, organisasi dan internalisis.

3) Ranah Psikomotor

Berkenan dengan hasil keterampilan dan kemampuan bertindak yang dari

enam aspek yakni, gerakan refleksi, ketepatan, gerakan keterampilan kompleks

dan gerakan ekspresif dan interpretatife.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

11

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Ahira (dalam Asniar, 2013), hasil belajar secara umum dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal

dari diri siswa seperti kecerdasan, minat, bakat dan motivasi sedangkan faktor

eksternal berasal dari luar diri siswa seperti pengaruh lingkungan keluarga sekolah

dan masyarakat.

Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh diantaranya yaitu :

1) Faktor guru, Guru adalah pengelolah pembelajaran atau disebut

pembelajaran. Faktor ini yang perlu diperhatikan adalah keterampilan

mengajar, mengelolah tahapan pembelajaran, dan memamfaatkan metode.

2) Faktor siswa, Siswa adalah subjek yang belajar atau disebut pelajar.

3) Faktor Kurikulum, Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa

dalam mengorganisasikan tujuan dan isi pelajaran.

4) Faktor Lingkungan, Lingkungan atau latar belakang adalah konteks terjadinya

pengalaman belajar.

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan

menjadi tiga macam, yaitu:

1) Faktor internal (faktor dari dalam dalam siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar

siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan

kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.

4. Sistem Ekskresi pada Manusia

Proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan tubuh

disebut ekskresi. Ekskresi diperlukan tubuh agar zat sisa tersebut tidak meracuni

tubuh karena dapat merusak berbagai organ dalam tubh bahkan dapat

menyebabkan kematian. Sistem ekskresi pada manusia melibatkan beberapa organ

ekskresi yaitu ginjal, paru-paru, hati, kulit.

a. Ginjal

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

12

Ginjal disebut organ ekskresi karena mengeluarkan urine. Unit fungsional

dari ginjal adalah nefron. nefron yang sebagian besar terdapat di daerah korteks.

Nefron terdiri atas tubulus renalis dan pembuluh-pembuluh darah. Bagian ujung

tubulus renalis yang menerima filtrat dari darah membentuk cawan yang

dinamakan kapsul Bowman, Didalam kapsul Bowman terdapat kapiler-kapiler

halus yang di sebut glomerulus. Dari kapsul Bowman, filtrat berjalan melalui

bagian-bagian tubulus renalis, yaitu tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle,

dan tubulus kontortus distal. Tubulus kontortus distal bermuara pada tubulus

pengumpul. Tubulus pengumpul kemudian mengalirkan filtrat yang disebut kini

dengan urine, kedalam pelvis renalis.

Masing-masing nefron mendapat aliran darah dari erteriol aferen, cabang

dari arteri ginjal yang kemudian membentuk kapiler-kapiler glomerulus.

Glomerulus mengalirkan filtratnya melalui arteriol aferen yang kemudian

membentuk jaring-jaring kapiler yang disebut kapiler peritubular.

Gambar 1. ginjal

Tubuh mengeluarkan kelebihan cairan dan garam-garam terlarut dalam

bentuk urine Pengeluaran urine penting untuk menjaga keseimbangan cairan antar

sel. Pada pembentukan urine terdapat 3 proses yang akan dijelaskan di bawah ini

yaitu:

1) Filtrasi ( penyaringan )

Filtrasi terjadi pada glomerulus. Pada proses ini, tekanan darah memaksa

air dan garam terlarut keluar dari kapiler gromelurus untuk memasuki kapsul

Bowman. Dalam proses ini terjadi penyaringan darah. Sel-sel darah, protein, dan

zat terlarut dengan berat molekul besar tertinggal, sedangkan air dan zat terlarut

dengan berat molekul kecil (glukosa, ion natrium, urea) akan di keluarkan dari

kapiler. Hasil akhir dari proses ini adalah filtrat glomerulus atau urine primer yang

akan mengalir kedalam bagian tubulus kontortus proksimal.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

13

2) Reabsorpsi ( penyerapan kembali )

Reabsorpsi berlangsung pada bagian tubulus kontortus proksimal,

lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal. Dalam proses ini, air dan zat terlarut

bergerak keluar dari nefron melalui dinding tubulus dengan proses difusi atau

transpor aktif, kemudian memasuki kapiler yang terletak bersebelahan dengan

nefron. Sebagian besar air dan zat terlarut yang masih dapat di gunakan oleh

tubuh diserap kembali. Urine primer yang telah mengalami reabsorpsi disebut

urine sekunder. Didalam urine sekunder, zat-zat yang masih berguna sudah di

temukan lagi.

3) Augmentasi ( penambahan )

Augmentasi terjadi sepanjang dinding tubulus, tetapi dengan arah

berlawanan dengan reabsorpsi Ion hidrogen, kalium, dan senyawa lain yang

bergerak ke luar kapiler memasuki sel-sel dinding nefron dan di sekresikan oleh

sel-sel ke dalam cairan yang terdapat di dalam nefron. Pada proses tersebut,

senyawa-senyawa racun yang diserap usus di keluarkan dari dalam tubuh.

Penisilin dan beberapa senyawa obat lain juga dikeluarkan dari tubuh melalui cara

ini.

b. Paru-paru

Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai

alat ekskresi. Oksigen yang memasuki alveolus akan berdifusi dengan cepat

memasuki kapiler darah yang mengelilingi alveolus, sedangkan karbondioksida

akan berdifusi dengan arah yang sebaliknya. Darah pada alveolus akan mengikat

oksigen dan mengankutnya ke jaringan tubuh. Di dalam pembuluh kapiler

jaringan tubuh, darah mengikat karbondioksida (CO2) untuk dikeluarkan bersama

uap air.

Gambar 2. paru-paru

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

14

c. Hati

Selain berperan dam sistem pencernaan, hati juga berperan dalam sistem

ekskresi, yaitu mengekresikan zat warna empedu yang disebut dengan bilirubin.

Bilirubin dihasilkan dari pemecahan hemoglobin yang terdapat pada sel darah

merah. Sel darah merah hanya memiliki rentang waktu hidup antar 100-120 hari

karena sel darah merah tidak memiliki inti sel dan membrane selnya selalu

bergesekan dengan pembuluh kapiler darah. Hati tidak memiliki inti sel, sel darah

merah tidak dapat membentuk komponen baru untuk menggantikan komponen sel

yang rusak.

Sel darah merah yang rusak akan dihancurkan oleh makrofag di dalam ahti

dan limpa Hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah dipecah menjadi

zat besi, globin dan hermin. Zat besi selanjutnya dibawa menuju sumsum merah

tulang untuk digunakan membentuk hemoglobin baru. Globin dipecah menjadi

asam amino untuk diguanakan dalam pembentukan protein lain, sedangkan hemin

diubah menjadi zat warna hijau yang disebut biliverdin. Biliverdin kemudian

diubah menjadi biliverdin yang merupakan zat warna kuning orange bilirubin

selanjutnya dikeluarkan bersama getah empedu. Getah empedu dikeluarkan ke

usus dua belas ajar, kemudian menuju usus besar. Didalam usus besar bilirubin

diubah mnjadi urobilinogen diubah menjadi urobilin sebagai pewarna kunig pada

urine dan sterkobilin sebagai pigmen cokelat pada feses.

Organ hati juga berfungsi mengubah amonia (NH3) yang berbahaya jika

berada dalam tubh, menjadi zat yang lebih aman, yaitu urea. Amonia tersebut

dihasilkan dari proses metabolisme asam amino. Urea dari dalam hati akan

dikeluarkan dan diangkat oleh darah menuju ginjal untuk dikeluarkan bersama

urine.

Gambar 3. hati

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

15

d. Kulit

Kulit mengeluarkan keringat karena mempunyai kelenjar keringat

(glandula sudorifera). Keringat mengandung air, garam dan sedikit larutan urea.

Keringat kemudian dikeluarkan melalui pori-pori yang ada di permukaan kulit.

Keringat yang dikeluarkan akan menyerap panas tubuh.

Apabila suhu tubuh meningkat, maka produksi keringat akan banyak pula

untuk mempertahankan suhu tubuh. Sedangkan apabila suhu di lingkungan rendah

sisa metabolisme akan dikeluarkan lebih banyak melalui ginjal. Kulit terdiri atas

lapisan luar (epidermis), dan lapisan dalam (dermis).

Gambar 4. Kulit

1) Epidermis (kulit Ari)

Ketebalan epidermis menentukan ketebalan kulit. Kulit yang

tebal,misalnya pada telapak tangan, ujung jari, dan telapak kaki, memiliki lima

lapisan epidermis, yaitu sternum basal,sternum lusidum,dan sternum korneum.

kulit yang tipis, seperti yang melapisi tubuh, tidak memiliki sternum lusidum.

Sel-sel di sternum basal,sternum spinosum,dan sternum granulosum

merupakan sel hidup karena mendapat nutrient dari kapiler di jaringan ikat (dalam

hal ini adalah dermis). Sebaliknya, sel-sel di sternum lasidum dan sternum

korneum merupakan sel mati karena kapiler tidak mencapai lapisan ini karena

kapiler tidak mencapai lapisan ini.

2) Dermis (kulit jangat) atau korium

Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, dan ujung saraf.

Selain itu, terdapat pula kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar

minyak (glandula sebassea) yang terletak dekat akar rambut dan berfungsi

meminyaki rambut, sehingga merangsang produksi keringat. Kelenjar merangsang

produksi keringat kelenjar keringat akan menyerap air, ion-ion, NaCl dan urea

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

16

dari dalam darah yang kemudian dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Kelenjar

keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dan epidermis masuk ke bagian

dermis. pangkal kelenjarnya menggulung dan dikelilingi oleh darah inilah kelenjar

keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri dari air dn 1% larutan garam

beserta urea.

Gangguan pada sistem ekskresi pada manusia dan upaya untuk mencegah

atau menanggulanginya yaitu sebagai berikut:

a) Nefritis

Nefritis adalah penyakit rusaknya nefron, terutama pada bagian-bagian

glomorelus ginjal. Nefritis disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus.

Upaya penanganan nefritis adalah dengan proses cuci darah atau pengcangkokan.

b) Hematuria

Hematuria merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya sel-sel darah

merah pada urine. Hal ini disebabkan penyakit pada saluran kemih akibat gesekan

dengan batu ginjal. Penanganan yang diberikan adalah dengan memberiantibiotik

untuk membersihkan infeksi bakteri pada saluran kemih.

c) Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus terjadi karena kekurangan hormon ADH. Kekurangan

hormon ADH dapat menyebabkan volume urine yang dihasilkan sangat banyak,

sekitar 30x lebih banyak dari volume urine normal. Upaya penanganan adalah

dengan membersihkan suntikan hormone antidiuretik sehingga dapat

mempertahankan pengeluaran urine secara normal.

Teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi pada manusia

sebagai berikut:

1. Transplantasi Ginjal

Transplantasi ginjal adalah terapi penggantian ginjal pasien dengan ginjal

lain yang berasal dari orang yang hidup atau yang sudah meninggal. Transplantsi

ginjal menjadi terapi pilihan untuk sebagian besar pasien yang menderita gagal

ginjal dan penyakit ginjal stadium akhir dengan tujuan untuk meningkatkan

kualitas hidup pasien. Tapi kamu tidak bisa sembarangan memilih ginjal untuk

dicangkok, lho. Ada serangkaian tes yang harus dilewati pasien untuk memastikan

tubuhnya cocok dengan ginjal dari pendonor. Selain itu, pasien juga dianjurkan

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

17

untuk berhenti merokok, membatasi minuman beralkohol, berolahraga sesuai

anjuran dokter, rutin berkonsultasi dengan dokter, dan mengonsumsi obat-obatan

dan makanan sesuai dengan saran dokter.

2. Cangkok Kulit (Skin Grafting)

Cangkok kulit atau skin grafting adalah tindakan memindahkan sebagian

atau seluruh ketebalan kulit dari donor ke resipien yang membutuhkannya. Kulit

yang digunakan dapat berasal dari diri sendiri atau orang lain. Biasanya, kulit

donor diambil dari paha, pantat, punggung atau perut. Cangkok kulit bertujuan

untuk penanganan luka bakar yang parah, dengan area luka yang luas. Selain

untuk menangani berbagai luka badan, cangkok kulit juga bisa digunakan untuk

operasi plastik atau bedah rekonstruktif.

3. Hemodialisis

Hemodialisis atau Proses cuci darah ini sendiri bertujuan untuk

membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme melalui proses penyaringan

yang terjadi di luar tubuh. Umumnya, hemodialisis dilakukan untuk menolong

penderita gagal ginjal. Hemodialisis menggunakan alat yang berfungsi sebagai

ginjal buatan. Alat tersebut namanya dialiser, yang berisi membran selektif

permeabel dan cairan dialisat. Pada mesin juga terdapat alat pencatat serta

pengontrol aliran darah, suhu dan tekanan. Obat anti pembekuan darah (heparin)

juga diberikan pada pasien, untuk mencegah pembekuaan darah selama proses

pencucian darah.

Untuk menyaring seluruh darahnya, umumnya setiap orang memerlukan

waktu 9-12 jam dalam seminggu. Pencucian darah dibagi menjadi tiga kali

pelaksanaan, sehingga diperlukan waktu 3-5 jam untuk sekali cuci darah.

Meskipun demikian, hal tersebut tergantung pada tingkat kerusakan ginjal. Untuk

penderita gagal ginjal kronis, apabila tidak ingin melakukan cuci darah terus

menerus, alternatif lainnya adalah dengan melakukan cangkok ginjal.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

1. Ni Nyam Satriani (2018) Menyimpulkan bahwa model pembelajaran Talking

Chips berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Gugus IV

Kecematan Sukawati Tahun ajaran 2017/2018.

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

18

2. Ashar Hasairin (2018) Hasil belajar siswa kelas X MIA1 Medan dengan

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips pada materi

keanekaragaman hayati mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.

3. Dewi Dkk (2015) Menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran koperatif

dengan teknik kancing gemerincing mampu meningkatkan prestasi belajar

siswa matematika siswa kelas 6 SD No 1 Punggul.

4. Haryana (2013) Menyimpulkan bahwa model pembelajaran koperatif tipe

kancing gemerincing terhadap hasil belajar kognitif siswa di SMA Negeri 2

Ujung Batu memenuhi standar ketuntasan

5. Metti Aulia (2019) Menyimpulkan bahwa penerapan metode Talking Chips

dapat meningkatkan prestasi belajar dan hasil belajar biologi pada materi

sistem saraf manusia di kelas XI SMAN 1 Meureubo Kabupaten Aceh.

2.3 Kerangka Pikir

Kerangka fikir merupakan serangkaian konsep atau penjelasan antara

terhadap suatu gejala yang menjadi objek permasalahan kita. Kerangka fikir ini

disusun berdasarkan tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang disusun,

maupun hasil penelitian yang relevan atau terkait. Kerangka fikir ini digunakan

sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada.

Dalam pembelajaran biologi di sekolah SMA Negeri 1 luwu masih

berfokus pada model pembelajaran langsung sehingga siswa kurang antusias

dalam mengikuti mata pelajaran karena kurang menarik bagi siswa dan pada saat

pembelajaran berlangsung siswa melakukan aktivitas sendiri dalam kelas dan

tidak fokus pada materi yang di jelaskan oleh guru sehingga mengakibatkan siswa

kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Untuk mengatasi permasalahan diatas perlu digunakan model

pembelajaran talking chips model pembelajaran ini dapat memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran peserta didik bisa belajar bersama teman-temannya dalam kelompok

melalui diskusi dan tanya jawab sehingga siswa lebih tertantang untuk mengasah

kemampuan menyeleaikan masalah dengan cara menganalisis data agar dapat

memecahkan masalah serta menemukan solusinya.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

19

Untuk lebih jelasnya, kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat dari

bagan dibawah ini.

Gambar 5. Bagan kerangka fikir

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan

di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

1. Adanya perbedaan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Luwu pada

materi sistem ekskresi yang dibelajarakan dengan model pembelajaran talking

chipsdan model pembelajaran langsung

SMA Negeri 1 Luwu

Masalah: Kurangnya hasil belajar siswa

Model pembelajaran Talking Chips

Penyebabnya: Model pembelajaran masih

menggunakan model pembelajaran langsung

Hasil Belajar Siswa

Analisis

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan dua

kelas yaitu kelas eksprimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian eksprimen,

peneliti membagi objek atau subjek menjadi dua kelompok yaitu kelompok

treatment yang mendapatkan perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran talking chips dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan

perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Penelitian

eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu

terhadap variabel lainnya.

2. Desain penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan desain Quasi Experimental. Desain

Quasi Experimental desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepunuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar kelas yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain Quasi Experimental yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu Nonequivalent Control Group Design dan

menggunakan dua kelas dalam pengambilan sampel. Dimana dalam desain ini

dilakukan test sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen/tes awal (O1) disebut

pretest, dan sesudah ekperimen/tes akhir (O2) disebut posttest. Desainnya sebagai

berikut:

Tabel 1. Nonequivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Sumber : Sugiyono (2016)

Keterangan:

O1 = Pretest (tes awal kelas eksperimen).

O2 = Pretest (tes awal kelas kontrol).

X = Perlakuan (menggunakan model pembelajaran Talking Chips).

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

21

- = Tidak diberi perlakuan.

O3 = Posttest (tes akhir kelas eksperimen).

O4 = Posttest (tes akhir kelas kontrol)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Luwu, terletak di Jl Topoka No. 371

Kabupaten Luwu. Waktu pelaksanaan dilaksanakan pada semester genap tahun

2019/2020.

3.3 Satuan Eksperimen dan Perlakuan

1. Satuan Eksperimen

Penelitian ini yang menjadi Satuan Eksperimen adalah siswa kelas XI Mia

SMA Negeri 1 Luwu Tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 8 kelas.

Tabel 2. Keadaan Satuan Eksperimen Kelas Nilai Rata-Rata Jumlah

XI Mipa1 79,1 34

XI Mipa 2 77,5 32

XI Mipa 3 75,4 35

XI Mipa 4 77,3 34

XI Mipa 5 77,3 34

XI Mipa 6 76,2 31

XI Mipa 7 76,2 31

XI Mipa 8 75,5 32

Total 263

Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Luwu

2. Perlakuan

Perlakuan sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki satuan

eksperimen. Teknik pengambilan perlakuan pada penelitian ini adalah purposive

sampling (penunjukan langsung). Adapun yang terpilih sebagai perlakuan dalam

penelitian ini yaitu kelas XI Mia 6 sebanyak 31 siswa sebagai kelas eksperimen

dan XI Mia 7 sebanyak 31 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik ini digunakan

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

22

karena dari ke delapan kelas, kelas XI Mia 6 dan XI Mia 7 yang jumlah siswanya

sama yaitu 31 siswa dan memiliki nilai rata-rata yang sama yaitu 76,2.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (Independent) dan

variabel terikat (Dependent). Variabel bebas dari penelitian ini adalah model

pembelajaran Talking Chips (X), sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar

yang didapatkan setelah pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Talking Chips (Y).

3.5 Presedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut:

a. Melakukan observasi di SMA Negeri 1 Luwu terhadap proses pembelajaran

biologi yang dilaksanakan di sekolah.

b. Menentukan kelas dalam penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas yang diberi

perlakuan) dan kelas kontrol (pembelanjaran langsung).

c. Menentukan materi yang akan diajarkan dalam penelitian.

d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencerminkan

model pembelajaran Talking Chips 4 kali pertemuan.

e. Membuat instrument penelitian berupa tes yaitu Pretest dan postest untuk

evaluasi sebelum dan sesudah pembelajaran.

f. Melakukan validitas instrumen.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:

a. Sebelum memulai proses pembelajaran, peneliti terlebih dahulu

memperkenalkan diri kepada siswa dan menjelaskan tujuan penelitian yang

akan dilaksanakan oleh peneliti.

b. Penelitian dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

c. Peneliti kemudian memberikan tes awal (pretest) kepada siswa tanpa

melakukan pembelajaran terlebih dahulu pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

23

d. Setelah pretest diberikan kemudian hasilnya dikumpulkan dan dicatat pada

daftar nilai.

e. Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan pengajaran kepada siswa sesuai

dengan jadwal mata pelajaran di sekolah tempat dilakukan penelitian.

f. Peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dengan menggunakan model

pembelajaran Talking Chips pada kelas eksperimen dan model pembelajaran

Langsung pada kelas kontrol.

g. Setelah melakukan pengajaran maka selanjutnya siswa diberikan tes akhir

(posttest) untuk mengukur ada tidaknya peningkatan pemahaman belajar siswa

sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Talking Chips.

3. Tahap Pengumpulan Data

Setelah pelaksanakan pembelajaran, data hasil belajar siswa dikumpulkan.

Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum pembelajaran (pretest) untuk

mengetahui kemampuan awal siswa dalam penguasaan materi dan tes sesudah

pembelajaran (posttest) yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa

setelah pembelajaran.

3.6 Defenisi operasional

Defenisi operasional adalah penjelasan mengenai definisi dari variabel

yang telah terpilih. Dalam penelitian ini yang terjadi variabel penelitiannya adalah

sebagai berikut:

1. Model pembelajaran talking chips adalah model yang dikembangkan untuk

melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dalam menyelesaikan

permasalahan yang ada dalam pertanyaan yang ada.

2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik yang terjadi setelah

mengikuti pembelajaran.

3.7 Instrumen Penelitian

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengamat sebelum

melakukan penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah

yang ada pada siswa dan sekolah terutama mengenai proses pembelajaran

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

24

mengenai ekskresi. Observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti agar data

dan keterangan yang didapat merupakan data dan pernyataan yang akurat, karena

peneliti melihat langsung keadaan siswa dan siswi di SMA Negeri 1 Luwu.

2. Tes

Tes yang akan dilakukan berupa tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-

test). Pre-test yaitu tes yang diberikan kepada siswa sebelum melakukan proses

belajar mengajar mengenai ekskresi. Tes awal ini bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana materi yang aka diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.

Post-test adalah tes yang diberikan setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Tes

tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat

penguasaan materi) peserta didik setelah dilakukan model pembelajaran tipe

talking chips. Soal tes diberikan dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 30

soal, setiap soal terdiri dari lima pilihan jawaban a, b, c, d dan e. Poin atau nilai

dari pilihan ganda tersebut sudah konstan dan tidak bisa diganti beda dengan

essay klau essay sudah ada point-point tersendiri dari guru yang bersangkutan,

Pilihan ganda sudah ada jawaban yang cocok di buku sisa siswa yang

mencocokan berdasarkan kemampuan siswa dalam materi ekskresi jika jawaban

siswa salah maka nilainya nol jika benar nilainya satu. Untuk menentukan skor

soal tes yang diberikan kepada siswa melalui lembaran evaluasi dianalisis dengan

menggunakan formula:

S = 𝐵

𝑁x100

Keterangan:

S = Skor

B = Jumlah item yang dijawab benar

N = Jumlah soal pilihan ganda

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

pengamatan langsung terhadap objek kajian untuk mengumpulkan data-data dan

memperoleh informasi yang dibutuhkan. Teknik observasi yang dilakukan dalam

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

25

penelitian ini adalah observasi langsung dengan tujuan untuk menentukan waktu

yang tepat melaksanakan penelitian.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini, wawancara awal dilakukan dengan guru dan siswa

untuk meningkatan tindakan yang akan dilakukan, Wawancara dilakukan untuk

mengetahui kondisi awal siswa dan masalah-masalah yang dihadapi siswa.

3. Tes

Tes dilakukan dengan memberikan tes awal (pretest). Setelah pretest

dilakukan siswa diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran

Talking Chips pada kelas eksperimen dan model pembelajaran Langsung pada

kelas kontrol, kemudian diakhiri pembelajaran siswa tes akhir (posttest).

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi

penelitian.

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik

analisis deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial yang bertujuan untuk

mengkaji variabel penelitian dengan bantuan program Statistical Product and

Service Solutions (SPSS).

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan data penelitian berupa

perolehan skor rata-rata, nilai maksimal, nilai maksimum dan standar deviasi

masing-masing kelompok perlakuan. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar

biologi sebelum dan sesudah siswa diberikan perlakuan, pedoman yang digunakan

untuk mengubah skor mentah yang diperoleh siswa menjadi skor standar (nilai)

untuk mengetahui tingkat daya serap siswa mengikuti prosedur yang diterapkan.

Tabel 3. Tingkat penguasaan hasil belajar. Tingkat penguasaan % Kategori

0-39 Sangat Rendah

40-59 Rendah

60-74 Sedang

75-90 Tinggi

91-100 Sangat Tinggi

Sumber: Sugiyono, 2016

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

26

Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah satu guru SMA Negeri 1

Luwu menyatakan bahwa kriteria ketuntasan maksimum (KKM) mata pelajaran

Biologi yang harus dipenuhi siswa adalah minimal 75. Dari kriteria tersebut siswa

yang memperoleh N ≥ 75 maka siswa bersangkutan mencapai kemampuan

pemecahan masalah siswa.

2. Statistik inferensial.

Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu uji

t hipotesis (independent t-test), namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians dari atas

hasil belajar siswa pada yang diajar.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diteliti

berasal dari populasi yang berdisrtibusi normal atau tidak. Adapun kriteria

pengujian yaitu:

1) Jika Probalitas (P) ≤ 0,05, maka data tidak mengikuti populasi yang

berdistribusi normal (asimetris)

2) Jika Probalitas (P) ≥ 0,05, maka data mengikuti populasi yang berdistribusi

normal (asimetris)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diteliti

mempunyai variansi yang homogen. Adapun kriteria pengujian yaitu :

1) Jika signifikan hitung ≥ 0,05 (p ≥ 0,05) maka data memiliki variansi yang

homogen

2) Jika signifikan hitung ≤ 0,05 (p ≤ 0,05) maka data memiliki variansi yang

tidak homogen

c. Uji Hipotesis

Hasil pembelajaran kognitif siswa yang berupa nilai pretest dan posttest

dianalisis menggunakan analisis anakova. Sebelum dilakukan uji kovarian

(anakova) terhadap nilai pretest dan posttest, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas. Hipotesis statistika dari penelitian ini adalah hipotesis nol (H0) dan

hipotesis alternative (H1) dengan keterangan sebagai berikut:

H0 : µ1 = µ2 lawan H1 : µ1 ≠ µ2

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

27

2. H0: Tidak ada perbedaan penggunaan model Talking Chips terhadap hasil

belajar siswa pada materi sistem ekskresi kelas XI SMA Negeri 1 Luwu.

3. H1: Adanya perbedaan penggunaan model pembelajaran Talking Chips

terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi kelas XI SMA Negeri

1 Luwu.

Kriteria pengambilan kesimpulan:

µ1: Parameter rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas kelas XI SMA Negeri 1

Luwu sebelum dan sesudah diajarkan menggunakan model pembelajaran

Talking Chips.

µ2: Parameter rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas kelas XI SMA Negeri 1

Palopo sebelum dan sesudah diajarkan menggunakan model pembelajaran

langsung.

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5% dengan kriteria

kesimpulan sebagai berikut:

1) Jika nilai p≥0,05 maka H0 diterima

2) Jika nilai p<0,05 maka H0 ditolak

Data yang diperoleh dengan tes yang diberikan setelah penelitian akan

dianalisis dengan SPSS 25 untuk memberikan kesimpulan terhadap hipotesis yang

telah dirumuskan.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis Data Statistik Deskriptif

1. Data Hasil Belajar Siswa

a. Deskripsi data pretest kelas kontrol

Data nilai hasil pretest materi sistem ekskresi kelas XI Mia 7 sebagai kelas

kontrol terlebih dahulu diberikan soal pretest untuk mengetahui pengetahuan awal

siswa sebelum dilakukan pembelajaran. Data hasil pretest siswa dapat dilihat pada

tabel berikut ini

Tabel 4. Data nilai statistik hasil pretest kelas kontrol

Statistik Nilai Statistik

Jumlah sampel 31

Nilai rata-rata 46,42

Median 47

Nilai tertinggi (maksimum) 60

Nilai terendah (minimum) 37

Range 23

Standar deviasi 6,515

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel tersebut menunjukkan gambaran dari nilai statistic hasil pretest

kelas kontrol dengan jumlah sampel 31 memperoleh nilai rata-rata yaitu 46,42,

nilai tengah (median) diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 47, nilai

tertinggi diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 60, nilai terendah

diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 37, rentang (range) diperoleh

dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 23, dan standar deviasi diperoleh dari

jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 6,515.

Tabel 5. Batasan kriteria hasil belajar siswa (pretest) kelas kontrol

No Interval nilai (%) Frekuensi Kategori Persentase (%)

1 0-39 4 Sangat rendah 12,90

2 40-59 25 Rendah 80,64

3 60-74 1 Sedang 3,22

4 75-90 - Tinggi -

5 91-100 - Sangat tinggi -

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa kelas XI Mia 7 memperoleh

nilai pretest kategori sedang sebanyak 1 siswa dengan presentase (3,22%),

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

29

kategori rendah sebanyak 25 siswa dengan presentase (80,64%), dan kategori

sangat rendah sebanyak 4 siswa dengan presentase (12,90%)

b. Deskripsi data posttest kelas kontrol

Data nilai hasil posttest materi sistem ekskresi kelas XI Mia 7 sebagai kelas

kontrol untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah dilakukan pembelajaran

menggunakan metode ceramah. Data hasil posttest siswa dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 6. Data nilai statistik hasil posttest kelas kontrol

Statistik Nilai Statistik

Jumlah sampel 31

Nilai rata-rata 80,65

Median 80

Nilai tertinggi (maksimum) 93

Nilai terendah (minimum) 73

Range 20

Standar deviasi 5,364

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel tersebut menunjukkan gambaran dari nilai statistic hasil pretest

kelas kontrol dengan jumlah sampel 31 memperoleh nilai rata-rata yaitu 80,65,

nilai tengah (median) diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 80, nilai

tertinggi diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 93, nilai terendah

diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 73, rentang (range) diperoleh

dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 20, dan standar deviasi diperoleh dari

jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 5,364.

Tabel 7. Batasan kriteria hasil belajar siswa (posttest) kelas kontrol

No Interval nilai (%) Frekuensi Kategori Persentase (%)

1 0-39 - Sangat rendah -

2 40-59 - Rendah -

3 60-74 5 Sedang 16,12

4 75-90 25 Tinggi 80,64

5 91-100 1 Sangat tinggi 3,22

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa kelas XI Mia 7 memperoleh

nilai posttes kategori sangat tinggi sebanyak 1 siswa dengan presentase (3,22%),

kategori tinggi sebanyak 25 siswa dengan presentase (80,64%), dan kategori

sedang sebanyak 5 siswa dengan presentase (16,12%).

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

30

c. Deskripsi data pretest kelas eksperiment

Data nilai hasil pretest materi sistem ekskresi kelas XI Mia 6 sebagai kelas

eksperiment terlebih dahulu diberikan soal pretest untuk mengetahui pengetahuan

awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran. Data hasil pretest siswa dapat dilihat

pada tabel brikut ini.

Tabel 8. Data nilai statistik hasil pretest kelas eksperimen

Statistik Nilai Statistik

Jumlah sampel 31

Nilai rata-rata 48,58

Median 50

Nilai tertinggi (maksimum) 60

Nilai terendah (minimum) 37

Range 23

Standar deviasi 6,617

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel tersebut menunjukkan gambaran dari nilai statistic hasil pretest

kelas kontrol dengan jumlah sampel 31 memperoleh nilai rata-rata yaitu 48,55,

nilai tengah (median) diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 50, nilai

tertinggi diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 60, nilai terendah

diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 37, rentang (range) diperoleh

dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 23, dan standar deviasi diperoleh dari

jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 6,617.

Tabel 9. Batasan kriteria hasil belajar siswa (pretes) kelas eksperimen

No Interval nilai (%) Frekuensi Kategori Persentase (%)

1 0-39 4 Sangat rendah 12,90

2 40-59 26 Rendah 83,87

3 60-74 1 Sedang 3,22

4 75-90 - Tinggi -

5 91-100 - Sangat tinggi -

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa kelas XI Mia 6 memperoleh

nilai pretest kategori sedang sebanyak 1 siswa dengan presentase (3,22%),

kategori rendah sebanyak 26 siswa dengan presentase (83,87%), dan kategori

sangat rendah sebanyak 4 siswa dengan presentase (12,90%).

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

31

d. Deskripsi data posttest kelas eksperiment

Data nilai hasil posttest materi sistem ekskresi kelas XI Mia 6 sebagai

kelas eksperimen untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah dilakukan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips.

Data hasil posttest siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 10. Data nilai statistik hasil posttest kelas eksperimen

Statistik Nilai Statistik

Jumlah sampel 31

Nilai rata-rata 89,16

Median 90

Nilai tertinggi (maksimum) 97

Nilai terendah (minimum) 77

Range 20

Standar deviasi 5,336

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel tersebut menunjukkan gambaran dari nilai statistic hasil pretest

kelas kontrol dengan jumlah sampel 31 memperoleh nilai rata-rata yaitu 89,16,

nilai tengah (median) diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 90, nilai

tertinggi diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 97, nilai terendah

diperoleh dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 77, rentang (range) diperoleh

dari jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 20, dan standar deviasi diperoleh dari

jumlah keseluruhan 31 siswa yaitu 5,336.

Tabel 11. Batasan kriteria hasil belajar siswa (posttest) kelas eksperimen

No Interval nilai (%) Frekuensi Kategori Persentase (%)

1 0-39 - Sangat rendah -

2 40-59 - Rendah -

3 60-74 - Sedang -

4 75-90 20 Tinggi 64,51

5 91-100 11 Sangat tinggi 35,48

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa kelas XI Mia 6 memperoleh

nilai posttes kategori sangat tinggi sebanyak 11 siswa dengan presentase (35,48%)

dan kategori tinggi sebanyak 20 siswa dengan presentase (64,51%).

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

32

Tabel 12. Distribusi ketuntasan hasil belajar siswa kelas kontrol sebelum dan

setelah diajar dengan menggunakan metode ceramah

Nilai KKM Pretest Posttes

Frekuensi Presentase (%) Frekuensi Presentase (%)

≤ 75 31 100 5 16,12

≥ 75 0 - 26 83,87

Jumlah 31 100 31 100

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan tabel diatas dari 31 siswa yang menjadi sampel penelitian

setelah diajar dengan menggunakan metode ceramah siswa yang tuntas sebanyak

26 dengan presentase 83,87 %

Tabel 13. Distribusi ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen sebelum dan

setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Talking Chips

Nilai KKM Pretest Posttes

Frekuensi Presentase (%) Frekuensi Presentase (%)

≤ 75 31 100 0 -

≥ 75 0 - 31 100

Jumlah 31 100 31 100

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan tabel diatas dari 31 siswa yang menjadi sampel penelitian setelah

diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips

siswa yang tuntas sebanyak 31 dengan presentase 100%

2. Deskripsi data pengamatan pengelolaan pembelajaran

Data pengelolaan pembelajaran dianalisis dengan cara menghitung rata-

rata dari setiiap aspek yang diamati dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips yang diamati

oleh abserver. Perolehan dari nilai rata-rata yang diperoleh kemudian

dikonversikan menurut interval nilai kemampuan dalam mengelola pembelajaran

yang digunakan. Adapun aspek yang diamati oleh observer pada saat pengamatan

pengelolaan pembelajaran antara lain:

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

33

Tabel 14. Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran

Aspek yang diamati Skor yang diperoleh

Pertemuan

ke-1

Pertemuan

ke-2

Pertemuan

ke-3

Pertemuan

ke-4

1 4 4 4 4

2 4 4 4 4

3 4 4 4 4

4 3 4 4 4

5 4 3 4 3

6 4 3 3 4

7 3 4 4 4

8 4 4 4 4

9 4 3 4 3

10 4 4 3 4

11 3 3 4 4

12 3 4 3 4

13 4 4 4 3

14 4 3 3 4

15

4 4 4 4

Rata-rata 3.73 3.67 3.73 3.80

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan tabel tersebut di peroleh skor rata-rata pada pertemuan ke-I

yaitu (3,73), pertemuan ke-2 yaitu (3,67), dan pada pertemuan ke-3 yaitu (3,73),

dan pada pertemun ke-4 yaitu (3,80) sehingga tergolong kategori terlaksana

dengan baik karena berdasarkan tabel kategori nilai keterlaksanaan model

pembelajaran, skor rata-rata yang diperoleh selama empat kali pertemuan berada

pada interval 3,50 ≤ × ≤ 4,00.

3. Hasil Analisis Statistika Inferensial

Sebagai syarat untuk melakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data.

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas untuk mengetahui data tentang hasil pretest dan

posttes berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil

perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20 disajikan dalam bentuk tabel

berikut ini.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

34

Tabel 15. Hasil analisis uji normalitas kelas kontrol

Hasil data Kolomogorov-Smirnov z Asymp. Sig

Pretest ,080 ,079

Posttest ,134 ,079

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan tabel uji normalitas diatas, diketahui nilai sighitung untuk pretest

kelas kontrol adalah 0,079 (sighitung>0,05) dan nilai sighitung untuk posttest adalah

0,079 (sighitung>0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest

kelas kontrol berdistribusi normal.

Tabel 16. Hasil analisis uji normalitas kelas eksperimen

Hasil data Kolomogorov-Smirnov z Asymp. Sig

Pretest ,084 ,070

Posttest ,200 ,101

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan tabel uji normalitas diatas, diketahui nilai sighitung untuk pretest

kelas kontrol adalah 0,070 (sighitung>0,05) dan nilai sighitung untuk posttest adalah

0,101 (sighitung>0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest

kelas kontrol berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diteliti

memiliki variansi yang homogen. Hasil analisis data uji homogenitas dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 17. Hasil analisis data uji homogenitas prites kelas eksperimen kelas

kontrol

Test of Homogeneity of variances

Pretest

Levene Statistik dfI df2 Sig.

,032 1 60 ,859

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai sighitung adalah 0,859 (sighitung ≥ 0,05). Maka

dapat disimpulkan bahwa data yang diteliti memiliki variansi yang homogen.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

35

Tabel 18. Hasil analisis data uji homogenitas posttes kelas eksperimen kelas

kontrol

Test of Homogeneity of variances

Pretest

Levene Statistik dfI df2 Sig.

,001 1 60 ,976

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel 18 menunjukkan bahwa nilai sighitung adalah 0,976 (sighitung ≥ 0,05).

Maka dapat disimpulkan bahwa data yang diteliti memiliki variansi yang

homogen.

3. Uji Hipotesis

Pengujian rata-rata hasil belajar Biologi siswa, kedua kelas dilakukan

dengan uji independent t-test menggunakan SPSS 20 for Windows. Pengujian

dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen

berbeda secara signifikan dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Output

hasil pengujian disajikan pada tabel 17 dan 18.

Tabel 19. Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah diajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips dan

kelas kontrol setelah diajar dengan pembelajaran langsung

Group statistic

Hasil belajar

Model pembelajaran N Mean Std. Devation Std.Error

Mean

Model pembelajaran

langsung

31 80,65 5,364 ,963

model pembelajaran

kooperatif tipe Talking

Chips

31 89,16 5,336 ,958

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel 19 menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas

eksperimen setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Talking Chips yaitu 89,16 dan rata-rata nilai hasil belajar kelas kontrol setelah

diajar dengan model pembelajaran langsung yaitu 80,65.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

36

Tabel 20. Hasil analisis data uji independent samples test

Independent samples test

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% confidence

interval of the

difference

Lower Upper

Hasil Belajar

Equal variances assumed

,001 ,976 -6,267 60 ,000 -

8,516

1,35

9

-11,234 -5,798

Equal variances not assumed

-6,267 59,9

98

,000 -

8,516

1,35

9

-11,234 -5,798

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Tabel 21. Hasil uji hipotesis

t-hitung t-tabel Sig-(2-tailed) Level of

Significant

6,267 2,045 ,000

0,05

Sumber: Data primer setelah diolah (2020)

Berdasarkan hasil perhitungan tabel 20 dan 21 diperoleh nilai thitung (6,267),

ttabel (2,045) dan nilai signifikansi sig (2-tailed) adalah sebesar 0,000 < 0,05. Jika

nilai thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, jika nilai thitung ≤ ttabel maka H0

diterima dan H1 ditolak. Berdasarkan tabel 20 dan 21 dan di peroleh thitung > ttabel

sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada

pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran talking chips terhadap

hasil belajar biologi siswa materi sistem ekskresi siswa kelas XI Mia SMA Negeri

1 Luwu. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran talking chips efektif

digunakan pada materi sistem ekskresi dan berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa kelas XI Mia SMA Negeri 1 Luwu.

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

37

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan maka pada bagian ini

akan diuraikan pembahasan tentang hasil penelitian yaitu hasil analisis statistic

deskriptif dan hasil analisis statistik inferensial

1. Hasil analisis Deskriptif

a. Hasil belajar

1) Kelas kontrol

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif ditemukan bahwa hasil

belajar biologi siswa kelas XI Mia 7 secara umum sebelum diterapkan

pembelajaran dengan model pembelajaran langsung di kategorikan sangat rendah,

hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai rata-rata pritest yaitu (46,42). Hal ini

masih menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum benar-benar

menguasai materi sepenuhnya.

Berbeda dengan hasil analisis statistik deskriptif yang menunjukkan hasil

belajar biologi siswa kelas XI Mia 7 setelah diajarkan pembelajaran langsung

berada pada kategori tinggi hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai rata-rata

postets yaitu (80,65). setelah di ajarkan pembelajaran langsung maka siswa yang

tuntas sebanyak 26 siswa dengan presentase (83,87) berada pada kategori tinggi

Hal ini disebabkan karena meningkatnya hasil belajar siswa yang di dukung oleh

bakat dan kemampuan yang dimilikinya dan serta bimbingan belajar baik individu

maupun secara berkelompok tetapi masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 5

siswa dengan presentase (16,12) berada pada kategori sangat rendah. Hal ini

dipengaruhi oleh proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

langsung akan membuat siswa sulit memahami apa yang disampaikan oleh

gurunya dan membuat siswa pasif atau tidak terlihat secara aktif dalam proses

pembelajaran sehingga siswa kurang memahami materi pembelajaran biologi pada

materi sistem ekskresi.

2) Kelas eksperimen

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif ditemukan bahwa hasil

belajar biologi siswa kelas XI Mia 6 secara umum sebelum diterapkan

pembelajaran dengan model pembelajaran talking chips di kategorikan sangat

rendah, hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai rata-rata pritest yaitu (48,58). Hal

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

38

ini dikarenakan siswa belum menerima atau mendapatkan pelajaran yang

berkaitan dengan soal pretes yang diberikan, oleh karena itu siswa masih bingung

dalam menyelesaikan tugas yang diberikannya sehingga nilai rata-rata berada

pada kategori rendah.

Berbeda dengan hasil analisis statistik deskriptif yang menunjukkan hasil

belajar biologi siswa kelas XI Mia 6 setelah diajarkan pembelajaran langsung

berada pada kategori tinggi hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai rata-rata

postets yaitu (89,16), Hasil belajar siswa kelas XI Mia 6 setelah dibelajarkan

dengan model pembelajaran talking chips dapat dilihat dari jumlah persentase

siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa dengan presentase (100%). Hal ini

dikarenakan siswa lebih giat dalam mengikuti proses pembelajaran dan didukung

oleh bakat dan kemampuan siswa serta bimbingan belajar baik secara individu

maupun secara kelompok dan ulet dalam mengerjakan tugas sehingga siswa lebih

mudah dalam mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh gurunya dan siswa

lebih tertantang dalam menyelesaikan tugasnya, yang awalnya siswa tidak dapat

berkomunikasi dengan baik dengan bantuan model pembelajaran talking chips

siswa di ajarkan agar bisa berkomunikasi dengan baik sehingga dapat menguasai

sepenuhnya materi atau mencapai ketuntasan belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar biologi setelah menerapkan model pembelajaran talking chips pada siswa

kelas XI Mia 6 di SMA Negeri 1 Luwu, dimana hasil belajar biologi setelah

diterapkan model pembelajaran talking chips lebih baik dari sebelum diterapkan

model pembelajaran talking chips.

b. Pengamatan pengelolaan pembelajaran

Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran digunakan untuk

mengetahui keterlaksanaan model talking chips yang didalamnya terdapat

beberapa aspek yang diamati oleh observer setiap pertemuan. Berdasarkan hasil

analisis data yang telah diuraikan, secara deskriptif data hasil pengelolaan

pembelajaran, pada pertemuan ke-1, 2, 3, dan 4, di mana setiap pertemuan

dilakukan langkah proses pembelajaran sama dari pertemuan 1, 2, 3, dan 4, yang

membedakan pada pertemuan ke 1 diberikan prites dan pertemuan ke 4 diberikan

posttest. Berdasarkan penilaian dari observer pada sipeneliti yang diberikan poin

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

39

yang sangat sesuai karena terlaksana dengan baik karena sebelum masuk dalam

kelas dan memulai proses pembelajaran guru mengucapkan salam kepada siswa

setelah itu, guru mengajak siswa untuk berdoa setelah itu, guru mengecek

kehadiran siswa kemudian memberikan apersepsi dan menyampaikan kompetensi

dasar yang akan dicapai dan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran yang

akan digunakan pada pertemuan tersebut setelah itu, guru membagi siswa kedalam

kelompok kecil 5-6 orang dalam satu kelompok sekaligus membagikan kancing-

kancing atau talking chips kepada siswa, satu siswa mendapatkan dua kancing.

Setelah itu guru membagikan LKS kemudian siswa mengerjakan LKS sambil di

bombing oleh gurunya, setelah itu guru meminta pada kelompok yang sudah

selesai mengerjakan LKS untuk mempresentasikan hasil dari diskusi

kelompoknya di depan kelas kemudian jika kelompok lain ingin bertanya kepada

kelompok yang tampil maka harus menggunakan kancing yang di bagikan

sebelumnya, setiap kali bertanya maka wajib memperlihatkan kancingnya jika

selesai wajib menyimpan kancing di tengah-tengah meja kelompok dan siswa

sudah bertanyak sekali maka masih bisa menggunakan kancing satunya buntuk

bertanya atau menanggapi kemudia jika kancing yang dimiliki siswa sudah habis

maka tidak bisa berbicara lagi sampai semua kancing teman kelompoknya habis

setelah itu, setelah itu guru meminta untuk mengumpulkan hasil diskusinya

sambil guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah di pelajari

dan mengakhiri kegiatan belajar sambil mengucapkan salam.

Selain poin yang sesuai karena terlaksana dengan baik yang diberikan oleh

observer ada juga poin yang kurang terlaksana pada pertemuan ke 1, 2, 3 dan 4

contohnya seperti pada proses pembelajaran guru dalam memotivasi siswa dan

juga kurang dalam memberikan sebuah tantangan kemudian guru juga kurang

dalam mengarahkan siswa untuk aktif dalam proses kerja kelompok.

2. Hasil Analisis Inferensial

Berdasarkan hasil penelitian normalitas data hasil belajar biologi siswa

kelas XI Mia SMA Negeri 1 Luwu uji normalitas pada kelas kontol dengan

menggunakan model pembelajaran langsung dengan nilai pretest dengan

probabilitas (0,079 > 0,05), sebelum di belajarkan model pembelajaran langsung,

sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang di ambil mengikuti distribusi

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

40

normal. Sama halnya dengan kelas eksperimen, didapatkan nilai probabilitas

(0,070 > 0,05), sebelum di belajarkan model pembelajaran talking chips, sehingga

dapat disimpulkan bahwa data yang diambil mengikuti distribusi normal.

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian normalitas data hasil belajar biologi siswa

kelas XI Mia SMA Negeri 1 Luwu uji normalitas data posstest pada kelas kontrol

diperoleh taraf signifikan nilai probabilitas (0,079 > 0,05), sesudah dibelajrakan

dengan model pembelajaran langsung, sehingga dapat disimpulkan bahwa data

yang diambil mengikuti distribusi normal. Sama halnya dengan kelas eksperimen,

diperoleh nilai probabilitas (0,101 > 0,05), sesudah dibelajarkan model

pembelajaran talking chips sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diambil

mengikuti distribusi normal.

Berdasarkan hasil uji homogenitas dari kedua data hasil belajar biologi

siswa kelas XI Mia SMA Negeri 1 Luwu nilai taraf signifikansi posttest = 0,976

hal ini berarti bahwa (sighitung > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data

hasil belajar biologi sebelum diajar model pembelajaran langsung dan model

pembelajaran talking chips dan sesudah diajar model pembelajaran langsung dan

model pembelajaran talking chips memiliki varians homogen yang sama.

Dari hasil uji hipotesis, pada output independent sample T-test diperoleh

nilai Thitung (6,267) > ttabel (2,045) dan nilai signifikansi sig (2-tailed) sebesar

0,000 ≤ 0,05 dalam uji independent sample T-Test sehingga dapat disimpulkan H0

ditolak dan H1 diterima hal ini berarti terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari penggunaan model pembelajaran talking chips terhadap hasil

belajar siswa kelas XI Mia SMA Negeri 1 Luwu.

Hal ini ditunjukkan berdasarkan data yang diperoleh dari kelas kontrol dan

kelas eksperimen karena terdapat bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran talking chips mengalami pengaruh lebih tinggi dibandingkan

dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran langsung, hal ini

dikarenakan adanya pendorong bagi siswa yang kurang aktif dalam kelas menjadi

aktif karena siswa tertantang dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di

dalam kelompok diskusi sehingga siswa mampu menyelesaikan pembelajaran

yang diberikan dan siswa lebih tertarik dan memberanikan dirinya dalam

menggunakan model pembelajaran talking chips atau kancing gemerincing untuk

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

41

bertanya kepada kelompok-kelompok lain dan guru tentang apa yang belum

dipahaminya.

Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu Dewi Dkk (2015)

Menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran koperatif dengan teknik kancing

gemerincing mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, selain itu penelitian ini

juga didukung oleh Haryana (2013) Menyimpulkan bahwa model pembelajaran

koperatif tipe kancing gemerincing terhadap hasil belajar kognitif siswa

memenuhi standar ketuntasan.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran talking chips. Hasil tersebut akan dibahas

secara rinci sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar

46,42 berada pada kategori rendah setelah dibelajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran langsung diperoleh nilai posttest 80,65 dan berada pada

kategori tinggi, sedangkan rata-rata nilai pretes kelas eksperimen sebesar

48,58 berada pada kategori rendah dan nilai posttest kelas eksperimen setelah

dibelajarkan dengan model pembelajaran dengan metode talking chips yaitu

89,16 berada pada kategori tinggi.

2. Berdasarkan uji hipotesis nilai sig (2-tailed) 0,000<ɑ (0,05), hal ini

menunjukkan bahwa H0 di tolak dan H1 diterima yang artinya terdapat

pengaruh penggunaan model talking chips terhadap hasil belajar siswa pada

materi sistem ekskresi terhadap siswa kelas XI Mia SMA Negeri 1 Luwu.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di SMA Negeri 1 Luwu, maka

dapat disarankan sebagai berikut:

1. Melihat dari perbandingan rata-rata hasil belajar siswa kelas XI Mia 7 yang

dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung dan siswa kelas XI

Mia 6 yang dibelajarkan model pembelajaran talking chips dapat menjadi

salah satu rekomendasi model pembelajaran biologi pada siswa.

2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengambil

model pembelajaran ini dengan mengembangkan hasil penelitiannya dengan

mengkolaborasikan dengan pendekatan dan strategi pembelajaran lainnya.

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

43

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 2008. Cooperative Learning: Memperaktikkan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Asniar, Harun, A, H. Dkk. 2013 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode

Diskusi pada Pembelajaran PKN kelas V SD Impres 3 Kayu Agung. Jurnal

Kreatif Tadulako Online Vol 1. No 1.

Dewi, Dkk 2015 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing

Gemerincing Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar

Matematika Siswa SD. Jurnal Pendidikan Matematika. 3(1): 1-10.

Eggen dan Kauchak dalam Wardhani. 2005. Model Pembelajaran Kooperatif.

Jakarta: Dikti.

Haryana, Enteng. 2013. Penerapan Model Koperatif Tipe Kancing Gemerincing

Menggunakan media Gambar Untuk Meningkatkan Menulis Cerita

Rumpang. Jurnal Antologi PGSD Bumi Siliwangi. Vol. 1. No. 3.

Hasairin, A, Apriyanti, D. 2018 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Talking Chips Pada Materi Keanekaragaman Hayati Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Di MAN 1 Medan. Jurnal Pelita Pendidikan. Vol 6. No

4. Medan: Universitas Negeri Medan.

Humalik. 1994. Metode Pembelajaran Efektif. Jakarta: Pustaka Ilmu.

Ilyas, M. 2015. Metedologi Penelitian Pendidikan Matematika. Pustaka

Ramadhan. Bandung.

Metti, Aulia. 2019 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Talking Chips dan

Media Slide Terhadap Hasil Belajar pada Materi Sistem Saraf di Kelas XI

SMAN 1 Meureubo. Aceh: UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Sahertian 2000, Konsep Dasar dan Tekhnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka

Mengembangkan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta.

Saleh, M. 2012. Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Pendidikan

Matematika Realistic (PMR). Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Volume 13

Nomor 2, Edisi September 2012 . Jakarta : FKIP Universitas Serambi

Mekkah Banda Aceh.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Satriani, N, Manuaba S, Negara, O. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Talking

Chips Berbasis Lesson Study Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal For

Lesson and learning Studies, Vol. 1 No. 1. Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesh.

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

44

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning Teory, Research and Pratice

Massachuset, USA: Allimand & Bacon.

Slavin, Robert E. 2009. cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik). Bandung:

Nusa Media.

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teory & Aplikasinya. Yogyakarta :

Pustaka Belajar.

Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Thompson, et al., 1995. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran

Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

45

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

46

LAMPIRAN 1

DAFTAR NILAI KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

47

NILAI PRITES DAN POSTTEST KONTROL

No Nama Pritest Posttest

1 Ade Saputra 37 83

2 Ahmad Dahlan 57 77

3 Ajwad Masfi Hamka 47 93

4 Andi noer Mulyah Rochma 40 73

5 Annisa Magfira 43 80

6 Armiah 53 87

7 Avita Shetiani 40 80

8 Deby Putri Thania 50 87

9 Farah Nizzah 47 77

10 Haifa Kamsuri 37 87

11 Hastini Sudirman 50 83

12 Hastuti Muis 40 73

13 Imad Faqi Musbaratang 60 80

14 Jasmita Ercy Januari 53 83

15 Junardi 43 77

16 Karina 53 73

17 Mughni Azzahra 40 90

18 Munadil Basri 47 87

19 Mutiara Nur 50 83

20 Nadila 60 80

21 Nurul Mutmainna 47 80

22 Putri Zakia Annisa 47 83

23 Resky Amalia 47 77

24 Rudini Usman 47 73

25 Satrio Budi Hutomo 50 77

26 Sultan Ma’Rifatullah 40 80

27 Tegar Dwiyan Syah 37 83

28 Tenri Raksa 50 73

29 Yanggi 43 77

30 Zakiyah Mufliha 37 77

31 Zulfikri 47 87

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

48

NILAI PRITES DAN POSTTEST EKSPERIMEN

No Nama Pritest Posttest

1 Adit Pradipta 53 83

2 Azhika Thulhidaya 50 93

3 Dhea Adelia 47 97

4 Eliyana 40 93

5 Fauzi Al Fuad 50 87

6 Firman 47 90

7 Firman Agung 47 83

8 Herlinda Afrilia 53 97

9 Hismawati 60 87

10 Ikrar Noesa Bakti 37 77

11 Indah Lestari 53 93

12 Irham Herry 50 80

13 Kheratul Jannah 37 87

14 Miftahul Jannah 47 87

15 Muh Al Abrar H 43 97

16 Muh Irfan Irawan 47 90

17 Muh Rafly Ahmad 43 90

18 Muh Syaiful Dermawan 57 93

19 Muhammad Yusril Syahrir 37 87

20 Nadia A 47 87

21 Nur Aisyah 53 83

22 Nur Fatma Syarif 57 87

23 OPi Asrika 50 93

24 Rimayanti 53 90

25 Riska Ramayanti 37 83

26 Srifathul Raodah 57 97

27 Syarifah Syakila Nisa 47 93

28 Wanda 50 83

29 Widya Ananda K 43 97

30 Winda 57 90

31 Wiwi Pertiwi 57 90

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

49

LAMPIRAN 2

DAFTAR HADIR

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

50

DAFTAR HADIR KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Luwu

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas :XI Mia 6

NO NAMA SISWA L/P PERTEMUAN

1 2 3 4

1 Adit Pradipta L . . . .

2 Azhika Thulhidaya P . . . .

3 Dhea Adelia P . . . .

4 Eliyana P . . . .

5 Fauzi Al Fuad L . . . .

6 Firman L . . . .

7 Firman Agung L . . . .

8 Herlinda Afrilia P . . . .

9 Hismawati P . . . .

10 Ikrar Noesa Bakti L . . . .

11 Indah Lestari P . . . .

12 Irham Herry L . . . .

13 Kheratul Jannah P . . . .

14 Miftahul Jannah P . . . .

15 Muh Al Abrar H L . S . .

16 Muh Irfan Irawan L . . . .

17 Muh Rafly Ahmad L . . . .

18 Muh Syaiful Dermawan L . . A .

19 Muhammad Yusril

Syahrir

L . . . .

20 Nadia A P . . . .

21 Nur Aisyah P . . . .

22 Nur Fatma Syarif P . . . .

23 OPi Asrika P . . . .

24 Rimayanti P . . . .

25 Riska Ramayanti P . . . .

26 Srifathul Raodah P . . . .

27 Syarifah Syakila Nisa P . . . .

28 Wanda P . . . .

29 Widya Ananda K P . . . .

30 Winda P . . A .

31 Wiwi Pertiwi P . . . .

Keterangan :

a = Alpa . = Hadir i = izin s = Sakit

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

51

DAFTAR HADIR KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Luwu

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas :XI Mia 7

NO NAMA SISWA L/P PERTEMUAN

1 2 3 4

1 Ade Saputra L . . . .

2 Ahmad Dahlan L . . . .

3 Ajwad Masfi Hamka L . . . .

4 Andi noer Mulyah

Rochma

P . a . .

5 Annisa Magfira P . . . .

6 Armiah P . . . .

7 Avita Shetiani P . . . .

8 Deby Putri Thania P . . . .

9 Farah Nizzah P . . a .

10 Haifa Kamsuri P . . . .

11 Hastini Sudirman P . . . .

12 Hastuti Muis P . . . .

13 Imad Faqi Musbaratang L . . . .

14 Jasmita Ercy Januari P . . . .

15 Junardi L . . . .

16 Karina P . . . .

17 Mughni Azzahra P . . . .

18 Munadil Basri L . . . .

19 Mutiara Nur P . . . .

20 Nadila P . . . .

21 Nurul Mutmainna P . . . .

22 Putri Zakia Annisa P . . . .

23 Resky Amalia P . s . .

24 Rudini Usman L . . . .

25 Satrio Budi Hutomo L . . . .

26 Sultan Ma’Rifatullah L . . . .

27 Tegar Dwiyan Syah L . . . .

28 Tenri Raksa P . . . .

29 Yanggi L . . . .

30 Zakiyah Mufliha P . . . .

31 Zulfikri L . . . .

Keterangan :

a = Alpa . = Hadir i = izin s = Sakit

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

52

LAMPIRAN 3

HASIL ANALISIS DAN INFERENSIAL

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

53

UJI NORMALITAS KELAS KONTROL

Case Processing Summary

kelas Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

hasil 1 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%

2 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%

Tests of Normality

kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

hasil 1 .148 31 .080 .939 31 .079

2 .139 31 .134 .939 31 .079

a. Lilliefors Significance Correction

UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN

Case Processing Summary

kelas Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

hasil 1 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%

2 31 100.0% 0 0.0% 31 100.0%

kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

hasil 1 .148 31 .084 .937 31 .070

2 .119 31 .200* .943 31 .101

a. Lilliefors Significance Correction

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

54

UJI HOMOGEN PRITES KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN

Test of Homogeneity of Variances

Hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.032 1 60 .859

ANOVA

Hasil

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 72.403 1 72.403 1.679 .200

Within Groups 2587.097 60 43.118

Total 2659.500 61

UJI HOMOGEN POSTTEST KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN

Test of Homogeneity of Variances

Hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.001 1 60 .976

ANOVA

Hasil

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 1124.129 1 1124.129 39.276 .000

Within Groups 1717.290 60 28.622

Total 2841.419 61

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

55

DESKRIPTIF KELAS KONTROL

Statistics

prites Postes

N Valid 31 31

Missing 0 0

Mean 46.42 80.65

Std. Error of Mean 1.170 .963

Median 47.00 80.00

Mode 47 77

Std. Deviation 6.515 5.364

Variance 42.452 28.770

Range 23 20

Minimum 37 73

Maximum 60 93

Sum 1439 2500

Percentiles 90 56.20 87.00

Prites

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

37 4 12.9 12.9 12.9

40 5 16.1 16.1 29.0

43 3 9.7 9.7 38.7

47 8 25.8 25.8 64.5

50 5 16.1 16.1 80.6

53 3 9.7 9.7 90.3

57 1 3.2 3.2 93.5

60 2 6.5 6.5 100.0

Total 31 100.0 100.0

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

56

Posstets

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

73 5 16.1 16.1 16.1

77 7 22.6 22.6 38.7

80 6 19.4 19.4 58.1

83 6 19.4 19.4 77.4

87 5 16.1 16.1 93.5

90 1 3.2 3.2 96.8

93 1 3.2 3.2 100.0

Total 31 100.0 100.0

DESKRIPTIF KELAS EKSPERIMEN

Statistics

prites Postes

N Valid 31 31

Missing 0 0

Mean 48.58 89.16

Std. Error of Mean 1.188 .958

Median 50.00 90.00

Mode 47 87

Std. Deviation 6.617 5.336

Variance 43.785 28.473

Range 23 20

Minimum 37 77

Maximum 60 97

Sum 1506 2764

Percentiles 90 57.00 97.00

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

57

Pretest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

37 4 12.9 12.9 12.9

40 1 3.2 3.2 16.1

43 3 9.7 9.7 25.8

47 7 22.6 22.6 48.4

50 5 16.1 16.1 64.5

53 5 16.1 16.1 80.6

57 5 16.1 16.1 96.8

60 1 3.2 3.2 100.0

Total 31 100.0 100.0

Posstest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

77 1 3.2 3.2 3.2

80 1 3.2 3.2 6.5

83 5 16.1 16.1 22.6

87 7 22.6 22.6 45.2

90 6 19.4 19.4 64.5

93 6 19.4 19.4 83.9

97 5 16.1 16.1 100.0

Total 31 100.0 100.0

UJI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

Case Processing Summary

PERTEMUAN Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

HASIL

PERTEMUAN 1 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%

PERTEMUAN 2 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%

PERTEMUAN 3 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%

PERTEMUAN 4 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

58

Descriptives

PERTEMUAN Statistic Std. Error

HASIL

PERTEMUAN 1

Mean 3.73 .118

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3.48

Upper Bound 3.99

5% Trimmed Mean 3.76

Median 4.00

Variance .210

Std. Deviation .458

Minimum 3

Maximum 4

Range 1

Interquartile Range 1

Skewness -1.176 .580

Kurtosis -.734 1.121

PERTEMUAN 2

Mean 3.67 .126

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3.40

Upper Bound 3.94

5% Trimmed Mean 3.69

Median 4.00

Variance .238

Std. Deviation .488

Minimum 3

Maximum 4

Range 1

Interquartile Range 1

Skewness -.788 .580

Kurtosis -1.615 1.121

PERTEMUAN 3

Mean 3.73 .118

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3.48

Upper Bound 3.99

5% Trimmed Mean 3.76

Median 4.00

Variance .210

Std. Deviation .458

Minimum 3

Maximum 4

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

59

Range 1

Interquartile Range 1

Skewness -1.176 .580

Kurtosis -.734 1.121

PERTEMUAN 4

Mean 3.80 .107

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3.57

Upper Bound 4.03

5% Trimmed Mean 3.83

Median 4.00

Variance .171

Std. Deviation .414

Minimum 3

Maximum 4

Range 1

Interquartile Range 0

Skewness -1.672 .580

Kurtosis .897 1.121

Tests of Normality

PERTEMUAN Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

HASIL

PERTEMUAN 1 .453 15 .000 .561 15 .000

PERTEMUAN 2 .419 15 .000 .603 15 .000

PERTEMUAN 3 .453 15 .000 .561 15 .000

PERTEMUAN 4 .485 15 .000 .499 15 .000

a. Lilliefors Significance Correction

UJI HIPOTESIS

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

hasil posttes kontrol 31 80.65 5.364 .963

posttes eksperimen 31 89.16 5.336 .958

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

60

LAMPIRAN 4

SOAL PRETES DAN POSSTES

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

61

SOAL PRETES

NAMA : ………………

KELAS : ………………

Pilihlah salah satu jawaban yang benar, dengan memberikan tanda silang (X)

pada pilihan jawaban yang anda anggap benar !

1. Apakah yang dimaksud dengan sistem ekskresi…

A. Prosees pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan

lagi oleh tubuh

B. Proses pengeluaran zat sisa pencernaan makanan

C. Proses pengeluaran zat sisa yang masih digunakan oleh tubuh

D. Proses pengeluaran zat sisa pencernaan makanan yang masih digunakan

oleh tubuh

E. Proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang digunakan lagi oleh tubuh

2. Berikut ini yang tidak termasuk alat ekskresi adalah…

A. Limpa C. Kulit E. Paru-paru

B. Ginjal D. Hati

3. Organ pada manusia yang bertanggung jawab uktuk ekskresi sisa

metabolisme dalam darah adalah…

A. Jantung C. Hati E. Usus Halus

B. Ginjal D. Lambung

4. Saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih adalah…

A. Ureter C. Tubulus distal E. Tubulus proksimal

B. Uretra D. Tubulus Kolektivus

5. Bagian-bagian ginjal dari luar ke dalam adalah…

A. Pelvis-modula-korteks

B. Medula-korteks-pelvis

C. Korteks-medula-pelvis

D. Korteks-pelvis-medula

E. Medulla-pelvis-korteks

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

62

6. Bagian yang berperan menampung urine sementara sebelum akhirnya

dikeluarkan dari tubuh adalah…

A. Tubulus kontortus distal C. Medula E.Vesika urenaria

B. Tubulus kolektivus D. Pelvis renalis

7. Pada proses filtrasi, sisa penyaringan akan menghasilkan urine yang masih

mengandung zat yang bermamfaat untuk tubuh, kecuali …

A. Asam amino C. urea E. Glikogen

B. Glukosa D. garam-garam mineral

8. Reabsorbsi atau penyerapan kembali zat-zat yang masih berfungsi

berlangsung di bagian….

A. Glomerulus

B. Tubulus kontortus proksimal

C. Tubulus kontortus distal

D. Kapsula bowman

E. Tubulus kolektivus

9. Organ ekskresi pada manusia terdiri dari ginjal, hati, kulit dan paru-paru.

Fungsi dari paru-paru sebagai organ ekskresi adalah….

A. Mensekresikan bilirubin

B. Menyerap O2

C. Membersihkan darah

D. Mengeluarkan CO2

E. menetralkan racun

10. Zat berikut yang tidak dihasilkan oleh hati adalah ….

A. Urea C. Glukosa E. Garam

B. Bilirubin D. Getah empedu

11. Berikut ini penjelasan mengenai proses filtrasi pada glomerelus, kecuali…..

A. Proses penyaringan darah di dalam tubuh

B. Proses penyaringan molekul protein berukuran besar

C. Pembentukan urine perimer

D. Pembentukan urine sekunder

E. Pembentukan filtrate dan glomerolus

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

63

12. Proses pembentukan urine pada manusia melalui 3 tahap yaitu filtrasi,

reabsopsi, agmentasi. Pada tahap augmentasi terjadi proses…..

A. Pembentukan filtrate pada glomerelus

B. Penyaringan zat yang larut

C. Penyerapan kembali zat yang masih berguna bagi tubuh

D. Penyerapan glukosa, asam amino, ion organic seperti Na+, K+, Ca2+

E. Penambahan zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh

13. Diketahui bagian nefron ginjal sebagai berikut:

Tubulus kontortus distal, tubulus kontrortus proksimal, lengkung Henle,

glomerelus, tubulus kolektivus

Susunlah bagian nefron tersebut berdasarkan proses pembentukan urine yang

benar adalah…

A. Glomerolus – tubulus kontortus proksimal- Lengkung Henle – tubulus

kontortus distal- tubulus kolektivus

B. Glomerolus – Lengkung Hengle – tubulus kontortus proksimal – tubulus

kolektivus – tubulus kontortus distal

C. Glomerolus – tubulus kolektivus – Lengkung Hengle – tubulus kontortus

distal – tubulus kontortus proksimal

D. Glomerolus – tubulus kontortus distal – Lengkung hengle - tubulus

kontortus proksimal – tubulus kolektivus

E. Glomerolus – tubulus kontortus proksimal - tubulus kontortus distal –

lengkung Hengle – tubulus kolektivus

14. Perhatikan cirri-ciri berikut:

(1) Terjadi penyerapan kembali zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh seperti

H+, NH4-, NaCl, HCO3

-, air, urea.

(2) Hasil prosesnya berupa filtrat glomerolus/urine primer.

(3) Terjadi di tobulus kontortus proksimal, Lengkung Hengle, tubulus

kontortus distal

(4) Terjadi di glomerolus

Yang merupakan ciri-ciri proses reabsorpsi adalah…..

A. 1 dan 2 C. 1 dan 4 E. 2 dan 4

B. 1 dan 3 D. 2 dan 3

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

64

15. Berikut ini urutan proses pembentukan urine yang benar adalah ….

A. Augmentasi-reabsorpsi-filtrasi D. filtrasi –reabsopsi- augmentasi

B. Reabsorpsi-filtrasi-augmentasi E. Reabsopsi- augmentasi- Filtrasi

C. Filtrasi- augmentasi- reabsopsi

16. Organ tubuh yang mempunyai fungsi menghasilkan bilirubin adalah…..

A. Hati C. Paru-paru E. Lambung

B. Kulit D. Ginjal

17. Urutan dampak dari orang yang sering mengomsumsi alcohol, the, kopi (zat

antiduretik) adalah…

A. Menghambat reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH berkurang -

reabsorpsi air terhambat - volume urine meningkat

B. Memacu reabsorpsi ion Na+- Konsentrasi ADH meningkat – reabsorpsi

air meningkat – volume urine berkurang

C. Menghambat reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH meningkat -

reabsorpsi air terhambat - volume urine meningkat

D. Memacu reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH berkurang - reabsorpsi air

terhambat - volume urine meningkat

E. Menghambat reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH berkurang -

reabsorpsi air terhambat - volume urine berkurang

18. Hasil pemeriksaan labolatorium, menunjukkan bahwa urine mengandung

protein. Fakta ini terjadi sebagai akibat gangguan fungsi.....

A. Nefron C. Tobulus kontortus E. Hormon antidiuretika

B. glomerulus D. Kapsul Bowman

19. Perhatikan beberapa gangguan berikut ini!

(1) Radang pada nefron

(2) Kekurangan hormon antidiuretik

(3) Radang pada pangkreas

(4) Radang pada pelvis

Kelainan yang menyebabkan terjadinya gangguan pada fungsi ginjal adalah…

A. 1 dan 2 C. 2 dan 1 E. 1 dan 4

B. 3 dan 4 D. 2 dan 3

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

65

20. Dari hasil tes urine, ternyata urine pak Andi mengandung glukosa. Hal ini

menunjukkan adanya kelainan fungsi ginjal pada proses….

A. Filtrasi

B. Augmentasi

C. Reabsopsi

D. Eliminasi

E. Sekresi

21. Aku merupakan salah satu dari bagian dari paru-paru yang digunakan sebagai

tempat terjadinya proses pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida

secara difusi, siapakah aku…

A. Bronkus C. Diafragma E. Bronkiolus

B. Alveolus D. Pleura

22. Hormone insulin pada Hendri menurun, hal ini berakibat berlebihnya glukosa

dalam darah. Selain itu karena berlebihnya glukosa dalam darah akibatnya

glukosa tidak dapat diabsorbsi secara optimal yang menyebabkan urine dalam

darah mengandung glukosa. Berdasarkan diagnosis, Hendri mengalami….

A. Diabetes mellitus C. Albuminuria E. Nefritis

B. Diabetes Ispindus D. Anura

23. Sinta merupakan siswa sekolah dasar yang memiliki jadwal piket pada hari

senin. Pada suatu hari sinta menyapu ruangan kelas yang penuh dengan debu

dan kotoran dengan cepat karena upacara hari akan segera dimula. Pada saat

sinta menyapu banyak sekali debu yang berterbungan, sehingga menyebabkan

teman-temannya kesulitan bernafas. Tiba-tiba saja riska teman sekelas sinta

menangis karena mengalami kesulitan bernafas dan disertai suara mengi,

akhirnya semua teman-temannya memanggil guru dan membawa riska

menuju rumah sakit.

Menurut kalian diagnosis apakah yang akan diberikan oleh dokter di rumah

sakit kepada riska….

A. Sesak nafas C. Tuberkulosis E. Emfisema

B. Kangker paru-paru D. Asma

24. Seseorang yang paling tepat untuk mendonorkan ginjalnya dalam upaya

pencangkokan ginjal ialah…

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

66

A. Nenek

B. Saudara laki-laki

C. Kakek

D. Sahabat

E. Tetangga

25. Apabila kadar glukosa di dalam urine seseorang sebesar 15%, maka orang itu

memiliki potensi menderita penyakit….

A. Diabetes insipidus

B. Gagal ginjal

C. Peradangan kandung kemih

D. Diabetes mellitus

E. Typus

26. Jika didasarkan pada hasil pemeriksaan laboratorium, urine mengandung zat

protein di dalamnya. Fakta ini terjadi dikarenakan adanya gangguan pada

fungsi…

A. Nefron

B. Glomerulus

C. Kapsul bowman

D. Anus

E. Tubulus kontortus

27. Sisa metabolisme protein dikeluarkan pada manusia melalui urine dalam

bentuk….

A. Urea C. Protein E. Asam laktat

B. Glukosa D. Asam urat

28. TBC merupakan kelainan paru-paru yang dapat disebarkan melalui cara

berikut, kecuali……

A. Cairan ludah yang keluar saat batuk

B. Menggunakan masker bergantian dengan penderita

C. Menggunakan alat makan bergantian dengan penderita

D. Menggunakan masker ketika berhadapan dengan penderita

E. Menggunakan alat minum bergantian dengan penderita

29. Fungsi utama mengeluarkan keringat adalah membuang….

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

67

A. Garam B. Panas C. Air D. Urea E. Mineral

30. Berikut ini adalah zat-zat yang diserap kembali dalam tubuh melalui tubulus

kontroktus proksimal ginjal kecuali,…..

A. Glukosa

B. Natrium

C. Air

D. Kalsium

E. Urea

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

68

SOAL POSSTEST

NAMA : ………………

KELAS : ………………

Pilihlah salah satu jawaban yang benar, dengan memberikan tanda silang (X)

pada pilihan jawaban yang anda anggap benar !

1. Apakah yang dimaksud dengan sistem ekskresi…

A. Proses pengeluaran zat sisa yang masih digunakan oleh tubuh

B. Proses pengeluaran zat sisa pencernaan makanan

C. Prosees pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan

lagi oleh tubuh

D. Proses pengeluaran zat sisa pencernaan makanan yang masih digunakan

oleh tubuh

E. Proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang digunakan lagi oleh tubuh

2. Berikut ini yang tidak termasuk alat ekskresi adalah…

C. Limpa C. Kulit E. Paru-paru

D. Ginjal D. Hati

3. Organ pada manusia yang bertanggung jawab uktuk ekskresi sisa

metabolisme dalam darah adalah…

A. Jantung C. Hati E. Ginjal

B. Usus Halus D. Lambung

4. Saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih adalah…

A. Tubulus proksimal C. Tubulus distal E. Ureter

B. Uretra D. Tubulus Kolektivus

5. Bagian-bagian ginjal dari luar ke dalam adalah…

A. Pelvis-modula-korteks

B. Medula-korteks-pelvis

C. Medulla-pelvis-korteks

D. Korteks-medula-pelvis

E. Korteks-pelvis-medula

6. Bagian yang berperan menampung urine sementara sebelum akhirnya

dikeluarkan dari tubuh adalah…

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

69

A. Medula C. Tubulus kontortus distal E.Vesika urenaria

B. Tubulus kolektivus D. Pelvis renalis

7. Pada proses filtrasi, sisa penyaringan akan menghasilkan urine yang masih

mengandung zat yang bermamfaat untuk tubuh, kecuali …

A. Asam amino C. urea E. Glukosa

B. Glikogen D. garam-garam mineral

8. Reabsorbsi atau penyerapan kembali zat-zat yang masih berfungsi

berlangsung di bagian….

A. Glomerulus

B. Tubulus kontortus distal

C. Kapsula bowman

D. Tubulus kontortus proksimal

E. Tubulus kolektivus

9. Organ ekskresi pada manusia terdiri dari ginjal, hati, kulit dan paru-paru.

Fungsi dari paru-paru sebagai organ ekskresi adalah….

A. Mensekresikan bilirubin

B. Mengeluarkan CO2

C. Menyerap O2

D. Membersihkan darah

E. menetralkan racun

10. Zat berikut yang tidak dihasilkan oleh hati adalah ….

A. Garam C. Glukosa E. Urea

B. Bilirubin D. Getah empedu

11. Berikut ini penjelasan mengenai proses filtrasi pada glomerelus, kecuali…..

A. Proses penyaringan darah di dalam tubuh

B. Pembentukan urine sekunder

C. Proses penyaringan molekul protein berukuran besar

D. Pembentukan urine perimer

E. Pembentukan filtrate dan glomerolus

12. Proses pembentukan urine pada manusia melalui 3 tahap yaitu filtrasi,

reabsopsi, agmentasi. Pada tahap augmentasi terjadi proses…..

A. Pembentukan filtrate pada glomerelus

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

70

B. Penambahan zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh

C. Penyaringan zat yang larut

D. Penyerapan kembali zat yang masih berguna bagi tubuh

E. Penyerapan glukosa, asam amino, ion organic seperti Na+, K+, Ca2+

13. Diketahui bagian nefron ginjal sebagai berikut:

Tubulus kontortus distal, tubulus kontrortus proksimal, lengkung Henle,

glomerelus, tubulus kolektivus

Susunlah bagian nefron tersebut berdasarkan proses pembentukan urine yang

benar adalah…

A. Glomerolus – Lengkung Hengle – tubulus kontortus proksimal – tubulus

kolektivus – tubulus kontortus distal

B. Glomerolus – tubulus kolektivus – Lengkung Hengle – tubulus kontortus

distal – tubulus kontortus proksimal

C. Glomerolus – tubulus kontortus proksimal- Lengkung Henle – tubulus

kontortus distal- tubulus kolektivus

D. Glomerolus – tubulus kontortus distal – Lengkung hengle - tubulus

kontortus proksimal – tubulus kolektivus

E. Glomerolus – tubulus kontortus proksimal - tubulus kontortus distal –

lengkung Hengle – tubulus kolektivus

14. Perhatikan cirri-ciri berikut:

(1) Terjadi penyerapan kembali zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh seperti

H+, NH4-, NaCl, HCO3

-, air, urea.

(2) Hasil prosesnya berupa filtrat glomerolus/urine primer.

(3) Terjadi di tobulus kontortus proksimal, Lengkung Hengle, tubulus

kontortus distal

(4) Terjadi di glomerolus

Yang merupakan ciri-ciri proses reabsorpsi adalah…..

A. 1 dan 2 C. 1 dan 4 E. 1 dan 3

B. 2 dan 4 D. 2 dan 3

15. Berikut ini urutan proses pembentukan urine yang benar adalah ….

A. Augmentasi-reabsorpsi-filtrasi D. Filtrasi- augmentasi- reabsopsi

B. Reabsorpsi-filtrasi-augmentasi E. Reabsopsi- augmentasi- Filtrasi

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

71

C. filtrasi –reabsopsi- augmentasi

16. Organ tubuh yang mempunyai fungsi menghasilkan bilirubin adalah…..

A. Lambung C. Paru-paru E. Hati

B. Kulit D. Ginjal

17. Urutan dampak dari orang yang sering mengomsumsi alcohol, the, kopi (zat

antiduretik) adalah…

A. Menghambat reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH berkurang -

reabsorpsi air terhambat - volume urine meningkat

B. Memacu reabsorpsi ion Na+- Konsentrasi ADH meningkat – reabsorpsi

air meningkat – volume urine berkurang

C. Menghambat reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH meningkat -

reabsorpsi air terhambat - volume urine meningkat

D. Menghambat reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH berkurang -

reabsorpsi air terhambat - volume urine berkurang

E. Memacu reabsorpsi ion Na+ - Konsentrasi ADH berkurang - reabsorpsi air

terhambat - volume urine meningkat

18. Hasil pemeriksaan labolatorium, menunjukkan bahwa urine mengandung

protein. Fakta ini terjadi sebagai akibat gangguan fungsi.....

A. Nefron C. Hormon antidiuretika E. Tobulus kontortus

B. glomerulus D. Kapsul Bowman

19. Perhatikan beberapa gangguan berikut ini!

(1) Radang pada nefron

(2) Kekurangan hormon antidiuretik

(3) Radang pada pangkreas

(4) Radang pada pelvis

Kelainan yang menyebabkan terjadinya gangguan pada fungsi ginjal adalah…

A. 1 dan 2 C. 1 dan 4 E. 2 dan 1

B. 3 dan 4 D. 2 dan 3

20. Dari hasil tes urine, ternyata urine pak Andi mengandung glukosa. Hal ini

menunjukkan adanya kelainan fungsi ginjal pada proses….

A. Filtrasi

B. Reabsopsi

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

72

C. Augmentasi

D. Eliminasi

E. Sekresi

21. Aku merupakan salah satu dari bagian dari paru-paru yang digunakan sebagai

tempat terjadinya proses pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida

secara difusi, siapakah aku…

A. Bronkus C. Diafragma E. Alveolus

B. Bronkiolus D. Pleura

22. Hormone insulin pada Hendri menurun, hal ini berakibat berlebihnya glukosa

dalam darah. Selain itu karena berlebihnya glukosa dalam darah akibatnya

glukosa tidak dapat diabsorbsi secara optimal yang menyebabkan urine dalam

darah mengandung glukosa. Berdasarkan diagnosis, Hendri mengalami….

A. Anura C. Albuminuria E. Nefritis

B. Diabetes Ispindus D. Diabetes mellitus

23. Sinta merupakan siswa sekolah dasar yang memiliki jadwal piket pada hari

senin. Pada suatu hari sinta menyapu ruangan kelas yang penuh dengan debu

dan kotoran dengan cepat karena upacara hari akan segera dimula. Pada saat

sinta menyapu banyak sekali debu yang berterbungan, sehingga menyebabkan

teman-temannya kesulitan bernafas. Tiba-tiba saja riska teman sekelas sinta

menangis karena mengalami kesulitan bernafas dan disertai suara mengi,

akhirnya semua teman-temannya memanggil guru dan membawa riska

menuju rumah sakit.

Menurut kalian diagnosis apakah yang akan diberikan oleh dokter di rumah

sakit kepada riska….

A. Sesak nafas C. Tuberkulosis E. asma

B. Kangker paru-paru D. Emfisem

24. Seseorang yang paling tepat untuk mendonorkan ginjalnya dalam upaya

pencangkokan ginjal ialah…

A. Nenek

B. Tetangga

C. Saudara laki-laki

D. Kakek

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

73

E. Sahabat

25. Apabila kadar glukosa di dalam urine seseorang sebesar 15%, maka orang itu

memiliki potensi menderita penyakit….

A. Diabetes insipidus

B. Gagal ginjal

C. Peradangan kandung kemih

D. Typus

E. Diabetes mellitus

26. Jika didasarkan pada hasil pemeriksaan laboratorium, urine mengandung zat

protein di dalamnya. Fakta ini terjadi dikarenakan adanya gangguan pada

fungsi…

A. Nefron

B. Anus

C. Glomerulus

D. Kapsul bowman

E. Tubulus kontortus

27. Sisa metabolisme protein dikeluarkan pada manusia melalui urine dalam

bentuk….

A. Urea C. Glukosa E. Asam laktat

B. Protein D. Asam urat

28. TBC merupakan kelainan paru-paru yang dapat disebarkan melalui cara

berikut, kecuali……

A. Cairan ludah yang keluar saat batuk

B. Menggunakan masker ketika berhadapan dengan penderita

C. Menggunakan masker bergantian dengan penderita

D. Menggunakan alat makan bergantian dengan penderita

E. Menggunakan masker ketika berhadapan dengan penderita

29. Fungsi utama mengeluarkan keringat adalah membuang….

A. Garam B. Urea C. Air D. Panas E. Mineral

30. Berikut ini adalah zat-zat yang diserap kembali dalam tubuh melalui tubulus

kontroktus proksimal ginjal kecuali,…..

A. Glukosa

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

74

B. Natrium

C. Urea

D. Kalsium

E. Air

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

75

LAMPIRAN 5

INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

76

Instrumen Penilaian Kognitif

Indikator No Soal Kunci

Jawaban

Ranah

Kognitif

3.9.1

Menjelaskan

pengertian

sistem

ekskresi

secara umum.

1 Apakah yang dimaksud dengan

sistem ekskresi…

A. Prosees pengeluaran zat sisa

metabolisme yang sudah tidak

digunakan lagi oleh tubuh

B. Proses pengeluaran zat sisa

pencernaan makanan

C. Proses pengeluaran zat sisa yang

masih digunakan oleh tubuh

D. Proses pengeluaran zat sisa

pencernaan makanan yang

masih digunakan oleh tubuh

E. Proses pengeluaran zat sisa

metabolisme yang digunakan

lagi oleh tubuh

A C1

3.9.2

Menjelaskan

struktur dan

fungsi organ

sistem

ekskresi pada

manusia

2 Berikut ini yang tidak termasuk alat

ekskresi adalah…

a. Limpa

b. Ginjal

c. Kulit

d. Hati

e. Paru-paru

A C1

3 Organ pada manusia yang

bertanggung jawab uktuk ekskresi

sisa metabolisme dalam darah

adalah…

A. Jantung D. Lambung

B. Ginjal E. Usus halus

B C1

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

77

C. Hati

4 Saluran yang menghubungkan

ginjal dengan kandung kemih

adalah…

A. Ureter

B. Uretra

C. Tubulus distal

D. Tubulus Kolektivus

E. Tubulus proksimal

A C1

5 Bagian-bagian ginjal dari luar ke

dalam adalah…

A. Pelvis-modula-korteks

B. Medula-korteks-pelvis

C. Korteks-medula-pelvis

D. Korteks-pelvis-medula

E. Medulla-pelvis-korteks

C C1

6 Bagian yang berperan menampung

urine sementara sebelum akhirnya

dikeluarkan dari tubuh adalah…

A. Medula

B. Tubulus kolektivus

C. Tubulus kontortus distal

D. Pelvis renalis

E. Vesika urenaria

E C4

7 Pada proses filtrasi, sisa

penyaringan akan menghasilkan

urine yang masih mengandung zat

yang bermamfaat untuk tubuh,

kecuali …

A. Asam amino

B C2

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

78

B. Glikogen

C. urea

D. garam-garam mineral

E. Glukosa

8 Reabsorbsi atau penyerapan

kembali zat-zat yang masih

berfungsi berlangsung di bagian….

A. Glomerulus

B. Tubulus kontortus distal

C. Kapsula bowman

D. Tubulus kontortus proksimal

E. Tubulus kolektivus

D C2

9 Organ ekskresi pada manusia terdiri

dari ginjal, hati, kulit dan paru-

paru.

Fungsi dari paru-paru sebagai organ

ekskresi adalah….

A. Mensekresikan bilirubin

B. Mengeluarkan CO2

C. Menyerap O2

D. Membersihkan darah

E. menetralkan racun

C C2

10 Zat berikut yang tidak dihasilkan

oleh hati adalah ….

A. Garam

B. Bilirubin

C. Glukosa

D. Getah empedu

E. Urea

E C1

11 Berikut ini penjelasan mengenai

proses filtrasi pada glomerelus,

C C2

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

79

kecuali…..

A. Proses penyaringan darah di

dalam tubuh

B. Pembentukan urine sekunder

C. Proses penyaringan molekul

protein berukuran besar

D. Pembentukan urine perimer

E. Pembentukan filtrate dan

glomerolus

12 Proses pembentukan urine pada

manusia melalui 3 tahap yaitu

filtrasi, reabsopsi, agmentasi. Pada

tahap augmentasi terjadi proses…..

A. Pembentukan filtrate pada

glomerelus

B. Penambahan zat sisa yang tidak

dibutuhkan lagi oleh tubuh

C. Penyaringan zat yang larut

D. Penyerapan kembali zat yang

masih berguna bagi tubuh

E. Penyerapan glukosa, asam

amino, ion organic seperti Na+,

K+, Ca2+

B C2

13 Diketahui bagian nefron ginjal

sebagai berikut:

Tubulus kontortus distal, tubulus

kontrortus proksimal, lengkung

Henle, glomerelus, tubulus

kolektivus

Susunlah bagian nefron tersebut

berdasarkan proses pembentukan

A C5

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

80

urine yang benar adalah…

A. Glomerolus – Lengkung Hengle

– tubulus kontortus proksimal –

tubulus kolektivus – tubulus

kontortus distal

B. Glomerolus – tubulus

kolektivus – Lengkung Hengle

– tubulus kontortus distal –

tubulus kontortus proksimal

C. Glomerolus – tubulus kontortus

proksimal- Lengkung Henle –

tubulus kontortus distal-

tubulus kolektivus

D. Glomerolus – tubulus kontortus

distal – Lengkung hengle -

tubulus kontortus proksimal –

tubulus kolektivus

E. Glomerolus – tubulus kontortus

proksimal - tubulus kontortus

distal – lengkung Hengle –

tubulus kolektivus

14 Perhatikan cirri-ciri berikut:

(1) Terjadi penyerapan kembali zat

yang masih dibutuhkan oleh

tubuh seperti H+, NH4-, NaCl,

HCO3-, air, urea.

(2) Hasil prosesnya berupa filtrat

glomerolus/urine primer.

(3) Terjadi di tobulus kontortus

proksimal, Lengkung Hengle,

tubulus kontortus distal

B C4

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

81

(4) Terjadi di glomerolus

Yang merupakan ciri-ciri proses

reabsorpsi adalah…..

A. 1 dan 2

B. 2 dan 4

C. 1 dan 4

D. 2 dan 3

E. 1 dan 3

15 Berikut ini urutan proses

pembentukan urine yang benar

adalah ….

A. Augmentasi-reabsorpsi-filtrasi

B. Reabsorpsi-filtrasi-augmentasi

C. filtrasi –reabsopsi- augmentasi

D. Filtrasi- augmentasi- reabsopsi

E. Reabsopsi- augmentasi- Filtrasi

D C3

16 Organ tubuh yang mempunyai

fungsi menghasilkan bilirubin

adalah…..

A. Lambung

B. Kulit

C. Paru-paru

D. Ginjal

E. Hati

C C3

17 Urutan dampak dari orang yang

sering mengomsumsi alcohol, the,

kopi (zat antiduretik) adalah…

A. Menghambat reabsorpsi ion

Na+ - Konsentrasi ADH

berkurang - reabsorpsi air

terhambat - volume urine

meningkat

B. Memacu reabsorpsi ion Na+-

Konsentrasi ADH meningkat –

reabsorpsi air meningkat –

volume urine berkurang

A C3

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

82

C. Menghambat reabsorpsi ion

Na+ - Konsentrasi ADH

meningkat - reabsorpsi air

terhambat - volume urine

meningkat

D. Menghambat reabsorpsi ion

Na+ - Konsentrasi ADH

berkurang - reabsorpsi air

terhambat - volume urine

berkurang

E. Memacu reabsorpsi ion Na+ -

Konsentrasi ADH berkurang -

reabsorpsi air terhambat -

volume urine meningkat

18 Hasil pemeriksaan labolatorium,

menunjukkan bahwa urine

mengandung protein. Fakta ini

terjadi sebagai akibat gangguan

fungsi.....

A. Nefron

B. Glomerulus

C. Hormon antidiuretika

D. Kapsul Bowman

E. Tobulus kontortus

B C4

19 Perhatikan beberapa gangguan

berikut ini!

(1) Radang pada nefron

(2) Kekurangan hormon

antidiuretik

(3) Radang pada pangkreas

(4) Radang pada pelvis

Kelainan yang menyebabkan

terjadinya gangguan pada fungsi

A C4

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

83

ginjal adalah…

A. 1 dan 2

B. 3 dan 4

C. 1 dan 4

D. 2 dan 3

E. 2 dan 1

20 Dari hasil tes urine, ternyata urine

pak Andi mengandung glukosa. Hal

ini menunjukkan adanya kelainan

fungsi ginjal pada proses….

A. Filtrasi

B. Reabsopsi

C. Augmentasi

D. Eliminasi

E. Sekresi

C C4

21 Aku merupakan salah satu dari

bagian dari paru-paru yang

digunakan sebagai tempat

terjadinya proses pertukaran antara

oksigen dan karbon dioksida secara

difusi, siapakah aku…

A. Bronkus

B. Bronkiolus

C. Diafragma

D. Pleura

E. Alveolus

B C1

22 Hormone insulin pada Hendri

menurun, hal ini berakibat

berlebihnya glukosa dalam darah.

Selain itu karena berlebihnya

glukosa dalam darah akibatnya

glukosa tidak dapat diabsorbsi

secara optimal yang menyebabkan

urine dalam darah mengandung

A C4

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

84

glukosa. Berdasarkan diagnosis,

Hendri mengalami….

A. Anura

B. Diabetes Ispindus

C. Albuminuria

D. Diabetes mellitus

E. Nefritis

23 Sinta merupakan siswa sekolah

dasar yang memiliki jadwal piket

pada hari senin. Pada suatu hari

sinta menyapu ruangan kelas yang

penuh dengan debu dan kotoran

dengan cepat karena upacara hari

akan segera dimula. Pada saat sinta

menyapu banyak sekali debu yang

berterbungan, sehingga

menyebabkan teman-temannya

kesulitan bernafas. Tiba-tiba saja

riska teman sekelas sinta menangis

karena mengalami kesulitan

bernafas dan disertai suara mengi,

akhirnya semua teman-temannya

memanggil guru dan membawa

riska menuju rumah sakit.

Menurut kalian diagnosis apakah

yang akan diberikan oleh dokter di

rumah sakit kepada riska….

A. Sesak nafas

B. Kangker paru-paru

C. Tuberkulosis

D. Emfisem

E. Asma

D C6

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

85

24 Seseorang yang paling tepat untuk

mendonorkan ginjalnya dalam

upaya pencangkokan ginjal ialah…

A. Nenek

B. Tetangga

C. Saudara laki-laki

D. Kakek

E. Sahabat

B C3

25 Apabila kadar glukosa di dalam

urine seseorang sebesar 15%, maka

orang itu memiliki potensi

menderita penyakit….

A. Diabetes insipidus

B. Gagal ginjal

C. Peradangan kandung kemih

D. Typus

E. Diabetes mellitus

D C3

26 Jika didasarkan pada hasil

pemeriksaan laboratorium, urine

mengandung zat protein di

dalamnya. Fakta ini terjadi

dikarenakan adanya gangguan pada

fungsi…

A. Nefron

B. Anus

C. Glomerulus

D. Kapsul bowman

E. Tubulus kontortus

A C4

27 Sisa metabolisme protein

dikeluarkan pada manusia melalui

urine dalam bentuk….

A C2

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

86

A. Urea

B. Protein

C. Glukosa

D. Asam urat

E. Asam laktat

28 TBC merupakan kelainan paru-paru

yang dapat disebarkan melalui cara

berikut, kecuali……

A. Cairan ludah yang keluar saat

batuk

B. Menggunakan masker ketika

berhadapan dengan penderita

C. Menggunakan masker

bergantian dengan penderita

D. Menggunakan alat makan

bergantian dengan penderita

E. Menggunakan masker ketika

berhadapan dengan penderita

D C2

29 Fungsi utama mengeluarkan

keringat adalah membuang….

A. Garam

B. Urea

C. Air

D. Panas

E. Mineral

B C2

30 Berikut ini adalah zat-zat yang

diserap kembali dalam tubuh

melalui tubulus kontroktus

proksimal ginjal kecuali,…..

A. Glukosa

B. Natrium

C. Urea

D. Kalsium

E. Air

C C2

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

87

Pedoman penskoran

Setiap jawaban yang benar memperoleh skor 5

Skor maksimum : 100

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =Skor yang diperoleh

Jumlah skor maksimumx 100

Siswa dukatakan tuntas jika skor akhir pengetahuan mencapai atau lebih dari

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 75

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

88

LAMPIRAN 6

SILABUS

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

89

SILABUS

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Luwu

Kelas/Semester

Mata Pelajaran

Materi

:

:

:

XI/Genap

Biologi

Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem ekskresi

KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

90

KOMPETENSI DASAR

MATERI POKOK

PEMBELAJARAN

PENILAIAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BELAJAR

1. Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem ekskresi

1.1.

Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.

Struktur dan fungsi sel pada sistem ekskresi manusia.

• Proses ekskresi pada manusia.

• Kelainan dan penyakit yang terjadi.

Mengamati

• Menggunakan torso dan gambar mengenali struktur berbagai organ ekskresi, letak, dan fungsinya melalui kegiatan demonstrasi kelas.

Menanya

• Mengapa ada berbagai organ yang berfungsi mengeluarkan zat sisa proses dalam tubuh?

• Bagaimana proses pengeluarannya dan disusun oleh sel-sel seperti apa organ eksekresi?

Mengumpulkan Data (Eksperimen/Eksplorasi)

• Mengkaji literatur untuk menemukan fungsi dan proses alat-alat eksresi manusia,

• Melakukan kajian literatur untuk menemukan proses pengeluaran sisa metabolisme; keringat, urine, bilirubin dan biliverdin, CO2 dan H2O (uap air) pada berbagai organ ekskresi melalui kerja kelompok.

• Melakukan percobaan uji urine orang normal dan sakit.

• Mengamati struktur ginjal kambing/sapi mengenali bagian-bagian kortek dan medulla dibandingkan dengan torso/gambar ginjal

Soal pretest Dan posttes

6 x45 menit

• Buku siswa

• Buku biology Campbell

• Buku referensi berbagai sumber

• Torso alat ekkresi manusia,

• charta sistem ekskresi manusia ,

• Urine (sehat dan sakit), benedict, biuret, tabung reaksi, lampu bunsen, pipet.

1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.

1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai,

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

91

KOMPETENSI DASAR

MATERI POKOK

PEMBELAJARAN

PENILAIAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BELAJAR

berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

pada manusia.

• Mengamati nefron di bawah mikroskop atau gambar untuk memahami struktur sel penyusun jaringan ginjal dan mengaitkan dengan fungsinya dalam proses pembentukan urin.

• Mengamati alveolus, penampang melintang kulit untuk melihat struktur sel dan jaringan dan mengaitkan fungsinya.

• Mengumpulkan informasi tentang kelainan pada system ekskresi dari berbagai sumber

• Menjelaskan prinsip dialisis darah. Mengasosiasikan

• Menyimpulkan struktur dan fungsi sel-sel penyusun jaringan pada organ ekskresi dan mengaitkan dengan fungsinya.

• Mengaitkan bahwa teknologi cuci darah mirip dengan fungsi ginjal sebagai penyaring zat-zat sisa bioproses pada tubuh.

Mengkomunikasikan

• Menjelaskan secara lisan struktur sel penyusun jaringan pada berbagai organ ekskresi pada manusia dan mengaitkan dengan fungsinya.

• Membuat bagan alur struktur jaringan ginjal

2.2. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.

3.9. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

92

KOMPETENSI DASAR

MATERI POKOK

PEMBELAJARAN

PENILAIAN

ALOKASI WAKTU

SUMBER BELAJAR

4.10. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem ekskresi manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

sampai dengan vesika urinaria atau kantong kemih dan menjelaskan proses pembentukan urin.

• Menjelaskan proses ekskresi pada hati dan paru-paru.

Palopo,……………………….2020 Mengetahui, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Luwu Guru Biologi Peneliti ……………………………………….. ……………….. ROSNIDAR Nip: Nip: Nim:1601412018

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

93

LAMPIRAN 7

RPP

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

94

RPP KELAS EKSPERIMEN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama sekolah : UPT SMA Negeri 1 Luwu

Mata pelajaran : Biologi

Materi pelajaran : Struktur dan Fungsi Sistem Ekskresi

Kelas/Sesmester : XI/Genap

Alokasi waktu : 8 x 45 menit

A. KOMPETENSI INTI

1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9 Menganalisis hubungan antara

struktur jaringan antara organ

pada sistem ekskresi dan

mengaitkannya dengan proses

ekskresi sehingga dapat

menjelaskan mekanisme serta

gangguan fungsi yang

mungkin terjadi pada literatur,

pengamatan, percobaan dan

simulasi

3.9.1 Menjelaskan pengertian sistem

ekskresi secara umum

3.9.2 Menjelaskan struktur dan fungsi

organ sistem ekskresi pada manusia

3.9.3 Menjelaskan proses ekskresi pada

manusia

3.9.4 Mengidentifikasi gangguan/kelainan

fungsi sistem ekskresi pada manusia

3.9.5Menjelaskan teknologi yang berkaitan

dengan kesehatan sistem ekskresi

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

95

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Pertemuan pertama

1. Siswa dapat menjelaskan sistem ekskresi secara umum pada manusia

2. Siswa dapat menyebutkan organ-organ sistem ekskresi pada manusia

3. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ sistem ekskresi pada manusia

4. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari ginjal

5. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari paru-paru

6. Siswea dapat menyebutkan struktur organ dari hati

7. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari kulit

Pertemuan kedua

1. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada ginjal pada manusia

2. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada paru-paru manusia

3. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada kulit manusia

4. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada hati manusia

Pertemuan ketiga

4. Siswa dapat menyebutkan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada

manusia

5. Siswa dapat menjelaskan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada manusia

Pertemuan keempat

1. Siswa dapat menjelaskan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem

ekskresi

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Pertemuan pertama

a. Pengertian sistem ekskresi secara umum pada manusia

b. Organ-organ ekskresi pada manusia

2. Pertemuan kedua

a. Mekanisme ekskresi pada ginjal manusia

b. Mekanisme ekskresi pada paru-paru manusia

c. Mekanisme ekskresi pada kulit manusia

d. Mekanisme ekskresi pada hati manusia

3. Pertemuaun ketiga

a. Gangguan/kelamin fungsi sistem ekskresi pada manusia

4. Pertemuan keempat

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

96

a. Teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi pada manusia

E. METODE PEMBELAJARAN

1. Model : Talking Chips

2. Metode : Ceramah, diskusi, Presentasi, Tanya jawab.

F. MEDIA/ALAT DAN SUMBER BELAJAR

1. Media/alat : Laptop, LCD, Spidol, Penghapus dan Papan Tulis

2. Sumber : buku paket dan internet.

G. KAGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1 (2 x 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran

Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru masuk ke dalam kelas

dan mengucapkan salam

2. Guru mengajak siswa untuk

berdoa

3. Guru mengabsen kehadiran

siswa

4. Guru memberikan tes awal

(prites) untuk mengukur

kemampuan awal siswa

5. Guru memberikan apersepsi

dengan bertanya kepada siswa

:

Apa yang kalian tahu tentang

sistem ekskresi?

6. Guru menyampaikan

kompetensi dasar yang akan

dicapai dan Guru

menyampaikan tujuan

pembelajaran dan metode

pembelajaran yang akan

digunakan pada pertemuan

tersebut.

1. Siswa menjawab salam dari

guru

2. Siswa berdoa sesuai dengan

kepercayaan masing-masing

3. Siswa menanggapi absen

dari guru

4. Siswa mengerjakan soal

(prites) yang diberikan oleh

guru

5. Siswa menjawab pertanyaan

dari guru.

6. Siswa mendengarkan

kompetensi dasar

pembelajaran dan Siswa

mendengarkan tujuan

pembelajaran.

15

menit

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

97

Kegiatan Inti

7. Guru membagi siswa kedalam

kelompok kecil 5-6 orang

dalam satu kelompok.

8. Guru membagikan dua

kancing-kancing kepada setiap

siswa dalam setiap kelompok

(sintaks model)

9. Guru membagikan LKS untuk

masing-masing kelompok.

10. Guru membimbing siswa

dalam berdiskusi tentang LKS

sistem ekskresi yang

dibagikan.

11. Guru meminta salah satu

anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil

pekerjaannya di depan kelas.

12. Dengan metode Talking Chips

Guru meminta kelompok lain

untuk menanggapi hasil

persentasi kelompok yang

tampil, jika selesai

menanggapi siswa menyimpan

satu kancing di tengah-tengah

meja kelompok

13. Guru meminta siswa jika

kancing yang dimiliki salah

seorang siswa habis, dia tidak

boleh berbicara lagi sampai

semua rekannya

menghabiskan kancingnya

masing-masing.

Kegiatan Penutup

14. Guru meminta anggota

kelompok untuk

mengumpulkan hasil

diskusinya.

15. Guru membimbing siswa

untuk menyimpulkan materi

yang telah dipelajari.

16. Guru mengakhiri kegiatan

belajar dengan member salam

penutup.

7. Siswa duduk berdasarkan

kelompok yang sudah di

tentukan oleh guru.

8. Siswa mengambil kancing-

kancing yang diberikan oleh

guru.

9. Siswa megambil LKS yang

diberikan oleh guru

10. Siswa dibimbing guru dalam

penyelesaian tugas LKSnya.

11. Siswa menyampaikan hasil

diskusinya di depan kelas.

12. Siswa dari anggota

kelompok lain menanggapi

hasil persentasi dengan

menggunakan kancing-

kacing,jika selesai bertanya

siswa menyimpan satu

kancing di tengah-tengah

meja kelompok

13. Siswa mendengarkan arahan

dari guru

14. Salah satu siswa dari

masing-masing kelompok

mengumpulkan hasil

diskusinya.

15. Siswa mendengarkan guru

menyimpulkan materi

secara singkat dari guru

16. Siswa menjawab ucapan

salam dari guru untuk

menutup pembelajaran

60

menit

15

menit

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

98

Pertemuan ke-2 (2 x 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran

Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru masuk ke dalam kelas

dan mengucapkan salam

2. Guru mengajak siswa untuk

berdoa

3. Guru mengabsen kehadiran

siswa

4. Guru memberikan apersepsi

dengan bertanya kepada siswa

:

Apa yang kalian tahu tentang

mekanisme kerja sistem ekskresi

manusia?

5. Guru menyampaikan

kompetensi dasar yang akan

dicapai dan guru

menyampaikan tujuan

pembelajaran dan metode

pembelajaran yang akan

digunakan pada pertemuan

tersebut.

1. Siswa menjawab salam dari

guru

2. Siswa berdoa sesuai dengan

kepercayaan masing-masing

3. Siswa menanggapi absen dari

guru

4. Siswa menjawab pertanyaan

dari guru.

5. Siswa mendengarkan

kompetensi dasar

pembelajaran dan Siswa

mendengarkan tujuan

pembelajaran.

15

menit

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

99

Kegiatan Inti

6. Guru membagi siswa kedalam

kelompok kecil 5-6 orang

dalam satu kelompok.

7. Guru membagikan dua

kancing-kancing kepada setiap

siswa dalam setiap kelompok

(sintaks model)

8. Guru membagikan LKS untuk

masing-masing kelompok.

9. Guru membimbing siswa

dalam berdiskusi tentang LKS

sistem ekskresi yang

dibagikan.

10. Guru meminta salah satu

anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil

pekerjaannya di depan kelas.

11. Dengan metode Talking Chips

Guru meminta kelompok lain

untuk menanggapi hasil

persentasi kelompok yang

tampil, jika selesai

menanggapi siswa menyimpan

satu kancing di tengah-tengah

meja kelompok

12. Guru meminta siswa jika

kancing yang dimiliki salah

seorang siswa habis, dia tidak

boleh berbicara lagi sampai

semua rekannya

menghabiskan kancingnya

masing-masing.

Kegiatan Penutup

13. Guru meminta anggota

kelompok untuk

mengumpulkan hasil

diskusinya.

14. Guru membimbing siswa

untuk menyimpulkan materi

yang telah dipelajari.

15. Guru mengakhiri kegiatan

belajar dengan member salam

penutup.

6. Siswa duduk berdasarkan

kelompok yang sudah di

tentukan oleh guru.

7. Siswa mengambil kancing-

kancing yang diberikan oleh

guru.

8. Siswa megambil LKS yang

diberikan oleh guru

9. Siswa dibimbing guru dalam

penyelesaian tugas LKSnya.

10. Siswa menyampaikan hasil

diskusinya di depan kelas.

11. Siswa dari anggota

kelompok lain menanggapi

hasil persentasi dengan

menggunakan kancing-

kacing,jika selesai bertanya

siswa menyimpan satu

kancing di tengah-tengah

meja kelompok

12. Siswa mendengarkan arahan

dari guru

13. Salah satu siswa dari masing-

masing kelompok

mengumpulkan hasil

diskusinya.

14. Siswa mendengarkan guru

menyimpulkan materi secara

singkat dari guru

15. Siswa menjawab ucapan

salam dari guru untuk

menutup pembelajaran

60

menit

15

menit

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

100

Pertemuan ke-3 (2 x 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran

Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru masuk ke dalam kelas

dan mengucapkan salam

2. Guru mengajak siswa untuk

berdoa

3. Guru mengabsen kehadiran

siswa

4. Guru memberikan apersepsi

dengan bertanya kepada siswa

:

Apa yang kalian tahu tentang

Gangguan/kelamin fungsi sistem

ekskresi?

5. Guru menyampaikan

kompetensi dasar yang akan

dicapai dan guru

menyampaikan tujuan

pembelajaran dan metode

pembelajaran yang akan

digunakan pada pertemuan

tersebut.

1. Siswa menjawab salam dari

guru

2. Siswa berdoa sesuai dengan

kepercayaan masing-masing

3. Siswa menanggapi absen dari

guru

4. Siswa menjawab pertanyaan

dari guru.

5. Siswa mendengarkan

kompetensi dasar

pembelajaran dan siswa

mendengarkan tujuan

pembelajaran.

15

menit

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

101

Kegiatan Inti

6. Guru membagi siswa kedalam

kelompok kecil 5-6 orang

dalam satu kelompok.

7. Guru membagikan dua

kancing-kancing kepada setiap

siswa dalam setiap kelompok

(sintaks model)

8. Guru membagikan LKS untuk

masing-masing kelompok.

9. Guru membimbing siswa

dalam berdiskusi tentang LKS

sistem ekskresi yang

dibagikan.

10. Guru meminta salah satu

anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil

pekerjaannya di depan kelas.

11. Dengan metode Talking Chips

Guru meminta kelompok lain

untuk menanggapi hasil

persentasi kelompok yang

tampil, jika selesai

menanggapi siswa menyimpan

satu kancing di tengah-tengah

meja kelompok

12. Guru meminta siswa jika

kancing yang dimiliki salah

seorang siswa habis, dia tidak

boleh berbicara lagi sampai

semua rekannya

menghabiskan kancingnya

masing-masing.

Kegiatan Penutup

13. Guru meminta anggota

kelompok untuk

mengumpulkan hasil

diskusinya.

14. Guru membimbing siswa

untuk menyimpulkan materi

yang telah dipelajari.

15. Guru mengakhiri kegiatan

belajar dengan member salam

penutup.

6. Siswa duduk berdasarkan

kelompok yang sudah di

tentukan oleh guru.

7. Siswa mengambil kancing-

kancing yang diberikan oleh

guru

8. Siswa megambil LKS yang

diberikan oleh guru

9. Siswa dibimbing guru dalam

penyelesaian tugas LKSnya.

10. Siswa menyampaikan hasil

diskusinya di depan kelas.

11. Siswa dari anggota

kelompok lain menanggapi

hasil persentasi dengan

menggunakan kancing-

kacing,jika selesai bertanya

siswa menyimpan satu

kancing di tengah-tengah

meja kelompok

12. Siswa mendengarkan arahan

dari guru

13. Salah satu siswa dari masing-

masing kelompok

mengumpulkan hasil

diskusinya.

14. Siswa mendengarkan guru

menyimpulkan materi secara

singkat dari guru

15. Siswa menjawab ucapan

salam dari guru untuk

menutup pembelajaran

60

menit

15

menit

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

102

Pertemuan ke-4 (2 x 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran

Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru masuk ke dalam kelas

dan mengucapkan salam

2. Guru mengajak siswa untuk

berdoa

3. Guru mengabsen kehadiran

siswa

4. Guru memberikan apersepsi

dengan bertanya kepada siswa

:

Apa yang kalian tahu tentang

Teknologi yang berkaitan

dengan kesehatan sistem

ekskresi pada manusia ?

5. Guru menyampaikan

kompetensi dasar yang akan

dicapai dan guru

menyampaikan tujuan

pembelajaran dan metode

pembelajaran yang akan

digunakan pada pertemuan

tersebut.

1. Siswa menjawab salam dari

guru

2. Siswa berdoa sesuai dengan

kepercayaan masing-masing

3. Siswa menanggapi absen dari

guru

4. Siswa menjawab pertanyaan

dari guru.

5. Siswa mendengarkan

kompetensi dasar

pembelajaran dan siswa

mendengarkan tujuan

pembelajaran.

15

menit

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

103

Kegiatan Inti

6. Guru membagi siswa kedalam

kelompok kecil 5-6 orang

dalam satu kelompok.

7. Guru membagikan dua

kancing-kancing kepada setiap

siswa dalam setiap kelompok

(sintaks model)

8. Guru membagikan LKS untuk

masing-masing kelompok.

9. Guru membimbing siswa

dalam berdiskusi tentang LKS

sistem ekskresi yang

dibagikan.

10. Guru meminta salah satu

anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil

pekerjaannya di depan kelas.

11. Dengan metode Talking Chips

Guru meminta kelompok lain

untuk menanggapi hasil

persentasi kelompok yang

tampil, jika selesai

menanggapi siswa menyimpan

satu kancing di tengah-tengah

meja kelompok

12. Guru meminta siswa jika

kancing yang dimiliki salah

seorang siswa habis, dia tidak

boleh berbicara lagi sampai

semua rekannya

menghabiskan kancingnya

masing-masing.

Kegiatan Penutup

13. Guru meminta anggota

kelompok untuk

mengumpulkan hasil

diskusinya.

14. Guru membimbing siswa

untuk menyimpulkan materi

yang telah dipelajari.

15. Guru memberikan soal posttest

16. Guru mengakhiri kegiatan

belajar dengan member salam

penutup.

6. Siswa duduk berdasarkan

kelompok yang sudah di

tentukan oleh guru.

7. Siswa mengambil kancing-

kancing yang diberikan oleh

guru.

8. Siswa megambil LKS yang

diberikan oleh guru

9. Siswa dibimbing guru dalam

penyelesaian tugas LKSnya.

10. Siswa menyampaikan hasil

diskusinya di depan kelas.

11. Siswa dari anggota

kelompok lain menanggapi

hasil persentasi dengan

menggunakan kancing-

kacing,jika selesai bertanya

siswa menyimpan satu

kancing di tengah-tengah

meja kelompok

12. Siswa mendengarkan arahan

dari guru

13. Salah satu siswa dari masing-

masing kelompok

mengumpulkan hasil

diskusinya.

14. Siswa mencatat tugas yang

diberikan

15. Siswa menjawab soal

Posttest yang diberikan guru

16. Siswa menjawab ucapan

salam dari guru untuk

menutup pembelajaran

60

menit

15

menit

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

104

H. PENILAIAN DAN HASIL BELAJAR

1. Teknik Penilaian

No Ranah Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

1 Afektif Observasi Daftar cek dan pedoman

penskoran

2 Psikomotorik Tanya Jawab Daftar cek dan pedoman

penskoran

3 Kognitif Tes Tertulis Pilihan Ganda

2. Instrumen Penelitian

a. Instrumen Penilian Afektif

Materi : Sistem Ekskresi

Kelas/Semester : XI/Genap

Hari/Tanggal :

No

Nama

Siswa

KRITERIA SIKAP

Skor

Nilai

Sikap Semangat

Belajar

Santun Kerjasama Kritis

1 2 1 2 1 2 1 2

1

2

3

Pedoman Penskoran

No Sikap Indikator

1 Semangat

Belajar

1. Tidak antusias dalam menyimak materi yang diajarkan

2. Antusias dalam menyimak materi yang diajarkan

2 Santun 1. Tidak santun pada saat berpendapat

2. Santun pada saat berpendapat

3 Kerjasama 1. Tidak mencari solusi terhadap perbedaan pendapat

2. Mencari solusi terhadap perbedaan pendapat

4 Kritis 1. Kurang aktif bertanya

2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk bertaya

Skor maksimum tiap indikator : 2

Jumlah indikator : 4

Jumlah Skor Maksimum : 2 x 4 = 8

Nilai Sikap = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100

Pedoman penskoran Sikap

Sangat baik (A) : 85 sampai 100

Baik (B) : 69 sampai 84

Cukup (C) : 53 Sampai 68

Kurang (D) : Kurang dari 53

b. Instrumen Penilaian Psikomotorik

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

105

Materi : Sistem Ekskresi

Kelas/Semester : XI/Genap

Hari/Tanggal :

No

Nama

Siswa

Indikator

Skor

Nilai

Kelancaran

menjawab

pertanyaan

Pilihan

Kata

Jawaban

sesuai

Aktif

Bertanya

1 2 3 1 2 3 2 1 3 1 2 3

1

2

3

Pedoman Penskoran

No Kegiatan Skor Indikator

1 Kelancaran

menjawab

pertanyaan

3 Lancar dan tepat

2 Kurang lancer

1 Tidak lancer

2 Pilihan Kata 3 Pilihan kata tepat

2 Pilihan kata kurang tepat

1 Pilihan kata tidak tepat

3 Jawaban sesuai 3 Jawaban sesuai dengan LKS

2 Jawaban kurang sesuai dengan LKS

1 Jawaban tidak sesuai dengan LKS

4 Aktif bertanya 3 Aktif bertanya

2 Kurang aktif bertanya

1 Tidak aktif bertanya

Skor maksimum tiap indikator : 3

Skor Maksimum : 3 x 4 = 12

Sangat baik (A) : 10 sampai 12

Baik (B) : 7 sampai 9

Cukup (C) : 5 Sampai 6

Kurang (D) : Kurang dari 5

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

106

RPP KELAS KONTROL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama sekolah : UPT SMA Negeri 1 Luwu

Mata pelajaran : Biologi

Materi pelajaran : Struktur dan Fungsi Sistem Ekskresi

Kelas/Sesmester : XI/Genap

Alokasi waktu : 8 x 45 menit

A. KOMPETENSI INTI

1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9 Menganalisis hubungan antara

struktur jaringan antara organ

pada sistem ekskresi dan

mengaitkannya dengan proses

ekskresi sehingga dapat

menjelaskan mekanisme serta

gangguan fungsi yang

mungkin terjadi pada literatur,

pengamatan, percobaan dan

simulasi

3.9.1 Menjelaskan pengertian sistem

ekskresi secara umum

3.9.2 Menjelaskan struktur dan fungsi

organ sistem ekskresi pada manusia

3.9.3 Menjelaskan proses ekskresi pada

manusia

3.9.4 Mengidentifikasi gangguan/kelainan

fungsi sistem ekskresi pada manusia

3.9.5Menjelaskan teknologi yang berkaitan

dengan kesehatan sistem ekskresi

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Pertemuan pertama

1. Siswa dapat menjelaskan sistem ekskresi secara umum pada manusia

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

107

2. Siswa dapat menyebutkan organ-organ sistem ekskresi pada manusia

3. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ sistem ekskresi pada manusia

4. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari ginjal

5. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari paru-paru

6. Siswea dapat menyebutkan struktur organ dari hati

7. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari kulit

Pertemuan kedua

1. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada ginjal pada manusia

2. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada paru-paru manusia

3. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada kulit manusia

4. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada hati manusia

Pertemuan ketiga

1. Siswa dapat menyebutkan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada

manusia

2. Siswa dapat menjelaskan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada manusia

Pertemuan keempat

1. Siswa dapat menjelaskan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem

ekskresi

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Pertemuan pertama

a. Pengertian sistem ekskresi secara umum pada manusia

b. Organ-organ ekskresi pada manusia

2. Pertemuan kedua

a. Mekanisme ekskresi pada ginjal manusia

b. Mekanisme ekskresi pada paru-paru manusia

c. Mekanisme ekskresi pada kulit manusia

d. Mekanisme ekskresi pada hati manusia

3. Pertemuaun ketiga

a. Gangguan/kelamin fungsi sistem ekskresi pada manusia

4. Pertemuan keempat

a. Teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi pada manusia

E. METODE PEMBELAJARAN

1. Model : Pembelajaran langsung

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

108

2. Metode : Ceramah, diskusi, Presentasi, Tanya jawab.

F. MEDIA/ALAT DAN SUMBER BELAJAR

1. Media/alat : Laptop, LCD, Spidol, Penghapus dan Papan Tulis

2. Sumber : buku paket dan internet.

G. KAGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1 (2 x 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran

Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru masuk ke dalam kelas

dan mengucapkan salam

2. Guru mengajak siswa untuk

berdoa

3. Guru mengabsen kehadiran

siswa

4. Guru memberikan tes awal

(pretest) untuk mengukur

kemampuan awal siswa

5. Guru memberikan apersepsi

dengan bertanya kepada siswa

:

Apa yang kalian tahu tentang

sistem ekskresi?

6. Guru menyampaikan

kompetensi dasar yang akan

dicapai dan guru

menyampaikan tujuan

pembelajaran dan metode

pembelajaran yang akan

digunakan pada pertemuan

tersebut.

1. Siswa menjawab salam dari

guru

2. Siswa berdoa sesuai dengan

kepercayaan masing-masing

3. Siswa menanggapi absen

dari guru

4. Siswa mengerjakan soal

(pretest) yang diberikan oleh

guru

5. Siswa menjawab pertanyaan

dari guru.

6. Siswa mendengarkan

kompetensi dasar

pembelajaran dan siswa

mendengarkan tujuan

pembelajaran.

15

menit

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

109

Kegiatan Inti

7. Guru membagi siswa kedalam

kelompok kecil 5-6 orang

dalam satu kelompok.

8. Guru membagikan LKS untuk

masing-masing kelompok.

9. Guru membimbing siswa

dalam berdiskusi tentang LKS

sistem ekskresi yang

dibagikan.

10. Guru meminta salah satu

anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil

pekerjaannya di depan kelas.

11. Guru meminta kelompok lain

untuk menanggapi hasil

persentasi kelompok yang

tampil.

Kegiatan Penutup

12. Guru meminta anggota

kelompok untuk

mengumpulkan hasil

diskusinya.

13. Guru membimbing siswa

untuk menyimpulkan materi

yang telah dipelajari.

14. Guru mengakhiri kegiatan

belajar dengan member salam

penutup.

7. Siswa duduk berdasarkan

kelompok yang sudah di

tentukan oleh guru.

8. Siswa megambil LKS yang

diberikan oleh guru

9. Siswa dibimbing guru dalam

penyelesaian tugas LKSnya.

10. Siswa menyampaikan hasil

diskusinya di depan kelas.

11. Siswa dari anggota

kelompok lain menanggapi

hasil persentasi.

12. Salah satu siswa dari

masing-masing kelompok

mengumpulkan hasil

diskusinya.

13. Siswa mendengarkan guru

menyimpulkan materi

secara singkat dari guru

14. Siswa menjawab ucapan

salam dari guru untuk

menutup pembelajaran

60

menit

15

menit

Pertemuan ke-2 (2 x 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran

Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru masuk ke dalam kelas

dan mengucapkan salam

2. Guru mengajak siswa untuk

berdoa

3. Guru mengabsen kehadiran

siswa

4. Guru memberikan apersepsi

dengan bertanya kepada siswa

1. Siswa menjawab salam dari

guru

2. Siswa berdoa sesuai dengan

kepercayaan masing-masing

3. Siswa menanggapi absen dari

guru

4. Siswa menjawab pertanyaan

dari guru.

15

menit

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

110

:

Apa yang kalian tahu tentang

mekanisme kerja sistem ekskresi

manusia?

5. Guru menyampaikan

kompetensi dasar yang akan

dicapai dan guru

menyampaikan tujuan

pembelajaran dan metode

pembelajaran yang akan

digunakan pada pertemuan

tersebut.

5. Siswa mendengarkan

kompetensi dasar

pembelajaran dan siswa

mendengarkan tujuan

pembelajaran.

Kegiatan Inti

6. Guru membagi siswa kedalam

kelompok kecil 5-6 orang

dalam satu kelompok.

7. Guru membagikan LKS untuk

masing-masing kelompok.

8. Guru membimbing siswa

dalam berdiskusi tentang LKS

sistem ekskresi yang

dibagikan.

9. Guru meminta salah satu

anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil

pekerjaannya di depan kelas.

10. Guru meminta kelompok lain

untuk menanggapi hasil

persentasi kelompok yang

tampil.

Kegiatan Penutup

11. Guru meminta anggota

kelompok untuk

mengumpulkan hasil

diskusinya.

12. Guru membimbing siswa

untuk menyimpulkan materi

yang telah dipelajari.

13. Guru mengakhiri kegiatan

belajar dengan member salam

penutup.

6. Siswa duduk berdasarkan

kelompok yang sudah di

tentukan oleh guru.

7. Siswa megambil LKS yang

diberikan oleh guru

8. Siswa dibimbing guru dalam

penyelesaian tugas LKSnya.

9. Siswa menyampaikan hasil

diskusinya di depan kelas.

10. Siswa dari anggota

kelompok lain menanggapi

hasil persentasi

11. Salah satu siswa dari masing-

masing kelompok

mengumpulkan hasil

diskusinya.

12. Siswa mendengarkan guru

menyimpulkan materi secara

singkat dari guru

13. Siswa menjawab ucapan

salam dari guru untuk

menutup pembelajaran

60

menit

15

menit

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

111

Pertemuan ke-3 (2 x 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran

Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru masuk ke dalam kelas

dan mengucapkan salam.

2. Guru mengajak siswa untuk

berdoa

3. Guru mengabsen kehadiran

siswa

4. Guru memberikan apersepsi

dengan bertanya kepada siswa

:

Apa yang kalian tahu tentang

Gangguan/kelamin fungsi sistem

ekskresi?

5. Guru menyampaikan

kompetensi dasar yang akan

dicapai dan guru

menyampaikan tujuan

pembelajaran dan metode

pembelajaran yang akan

digunakan pada pertemuan

tersebut.

.

1. Siswa menjawab salam dari

guru

2. Siswa berdoa sesuai dengan

kepercayaan masing-masing

3. Siswa menanggapi absen dari

guru

4. Siswa menjawab pertanyaan

dari guru.

5. Siswa mendengarkan

kompetensi dasar

pembelajaran dan siswa

mendengarkan tujuan

pembelajaran.

15

menit

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

112

Kegiatan Inti

6. Guru membagi siswa kedalam

kelompok kecil 5-6 orang

dalam satu kelompok.

7. Guru membagikan LKS untuk

masing-masing kelompok.

8. Guru membimbing siswa

dalam berdiskusi tentang LKS

sistem ekskresi yang

dibagikan.

9. Guru meminta salah satu

anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil

pekerjaannya di depan kelas.

10. Guru meminta kelompok lain

untuk menanggapi hasil

persentasi kelompok yang

tampil.

Kegiatan Penutup

11. Guru meminta anggota

kelompok untuk

mengumpulkan hasil

diskusinya.

12. Guru membimbing siswa

untuk menyimpulkan materi

yang telah dipelajari.

13. Guru mengakhiri kegiatan

belajar dengan member salam

penutup.

6. Siswa duduk berdasarkan

kelompok yang sudah di

tentukan oleh guru.

7. Siswa megambil LKS yang

diberikan oleh guru

8. Siswa dibimbing guru dalam

penyelesaian tugas LKSnya.

9. Siswa menyampaikan hasil

diskusinya di depan kelas.

10. Siswa dari anggota

kelompok lain menanggapi

hasil persentasi

11. Salah satu siswa dari masing-

masing kelompok

mengumpulkan hasil

diskusinya.

12. Siswa mendengarkan guru

menyimpulkan materi secara

singkat dari guru

13. Siswa menjawab ucapan

salam dari guru untuk

menutup pembelajaran

60

menit

15

menit

Pertemuan ke-4 (2 x 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran

Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru masuk ke dalam kelas

dan mengucapkan salam

2. Guru mengajak siswa untuk

berdoa

3. Guru mengabsen kehadiran

siswa

4. Guru memberikan apersepsi

dengan bertanya kepada siswa

:

Apa yang kalian tahu tentang

1. Siswa menjawab salam dari

guru

2. Siswa berdoa sesuai dengan

kepercayaan masing-masing

3. Siswa menanggapi absen dari

guru

4. Siswa menjawab pertanyaan

dari guru.

15

menit

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

113

Teknologi yang berkaitan dengan

kesehatan sistem ekskresi pada

manusia ?

5. Guru menyampaikan

kompetensi dasar yang akan

dicapai dan guru

menyampaikan tujuan

pembelajaran dan metode

pembelajaran yang akan

digunakan pada pertemuan

tersebut

5. Siswa mendengarkan

kompetensi dasar

pembelajaran dan siswa

mendengarkan tujuan

pembelajaran.

Kegiatan Inti

6. Guru membagi siswa kedalam

kelompok kecil 5-6 orang

dalam satu kelompok.

7. Guru membagikan LKS untuk

masing-masing kelompok.

8. Guru membimbing siswa

dalam berdiskusi tentang LKS

sistem ekskresi yang

dibagikan.

9. Guru meminta salah satu

anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil

pekerjaannya di depan kelas.

10. Guru meminta kelompok lain

untuk menanggapi hasil

persentasi kelompok yang

tampil.

Kegiatan Penutup

11. Guru meminta anggota

kelompok untuk

mengumpulkan hasil

diskusinya.

12. Guru membimbing siswa

untuk menyimpulkan materi

yang telah dipelajari.

13. Guru memberikan soal posttest

14. Guru mengakhiri kegiatan

belajar dengan member salam

penutup.

6. Siswa duduk berdasarkan

kelompok yang sudah di

tentukan oleh guru.

7. Siswa megambil LKS yang

diberikan oleh guru

8. Siswa dibimbing guru dalam

penyelesaian tugas LKSnya.

9. Siswa menyampaikan hasil

diskusinya di depan kelas.

10. Siswa dari anggota

kelompok lain menanggapi

hasil persentasi.

11. Salah satu siswa dari masing-

masing kelompok

mengumpulkan hasil

diskusinya.

12. Siswa mencatat tugas yang

diberikan

13. Siswa menjawab soal

Posttest yang diberikan guru

14. Siswa menjawab ucapan

salam dari guru untuk

menutup pembelajaran

60

menit

15

menit

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

114

H. PENILAIAN DAN HASIL BELAJAR

1. Teknik Penilaian

No Ranah Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

1 Afektif Observasi Daftar cek dan pedoman

penskoran

2 Psikomotorik Tanya Jawab Daftar cek dan pedoman

penskoran

3 Kognitif Tes Tertulis Pilihan Ganda

2. Instrumen Penelitian

a. Instrumen Penilian Afektif

Materi : Sistem Ekskresi

Kelas/Semester : XI/Genap

Hari/Tanggal :

No

Nama

Siswa

KRITERIA SIKAP

Skor

Nilai

Sikap Semangat

Belajar

Santun Kerjasama Kritis

1 2 1 2 1 2 1 2

1

2

3

Pedoman Penskoran

No Sikap Indikator

1 Semangat

Belajar

1. Tidak antusias dalam menyimak materi yang diajarkan

2. Antusias dalam menyimak materi yang diajarkan

2 Santun 1. Tidak santun pada saat berpendapat

2. Santun pada saat berpendapat

3 Kerjasama 1. Tidak mencari solusi terhadap perbedaan pendapat

2. Mencari solusi terhadap perbedaan pendapat

4 Kritis 1. Kurang aktif bertanya

2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk bertaya

Skor maksimum tiap indikator : 2

Jumlah indikator : 4

Jumlah Skor Maksimum : 2 x 4 = 8

Nilai Sikap = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100

Pedoman penskoran Sikap

Sangat baik (A) : 85 sampai 100

Baik (B) : 69 sampai 84

Cukup (C) : 53 Sampai 68

Kurang (D) : Kurang dari 53

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

115

b. Instrumen Penilaian Psikomotorik

Materi : Sistem Ekskresi

Kelas/Semester : XI/Genap

Hari/Tanggal :

No

Nama

Siswa

Indikator

Skor

Nilai

Kelancaran

menjawab

pertanyaan

Pilihan

Kata

Jawaban

sesuai

Aktif

Bertanya

1 2 3 1 2 3 2 1 3 1 2 3

1

2

3

Pedoman Penskoran

No Kegiatan Skor Indikator

1 Kelancaran

menjawab

pertanyaan

3 Lancar dan tepat

2 Kurang lancer

1 Tidak lancer

2 Pilihan Kata 3 Pilihan kata tepat

2 Pilihan kata kurang tepat

1 Pilihan kata tidak tepat

3 Jawaban sesuai 3 Jawaban sesuai dengan LKS

2 Jawaban kurang sesuai dengan LKS

1 Jawaban tidak sesuai dengan LKS

4 Aktif bertanya 3 Aktif bertanya

2 Kurang aktif bertanya

1 Tidak aktif bertanya

Skor maksimum tiap indikator : 3

Skor Maksimum : 3 x 4 = 12

Sangat baik (A) : 10 sampai 12

Baik (B) : 7 sampai 9

Cukup (C) : 5 Sampai 6

Kurang (D) : Kurang dari 5

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

116

LAMPIRAN 8

LEMBAR KERJA LKS

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

117

LKS PERTEMUAN 1

SISTEM EKSKRESI

KOMPOTENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

KOMPOTENSI DASAR

3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan antara organ pada sistem

ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat

menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada

literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi.

Kelas :

Kelompok :

1. ……………………………………………… 4. ……………………………………………….

2. ……………………………………………… 5. ……………………………………………….

3. ……………………………………………... 6. ……………………………………………….

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

118

INDIKATOR PEMBELAJARAN

3.9.1 Menjelaskan pengertian sistem ekskresi secara umum

3.9.2 Menjelaskan struktur dan fungsi organ sistem ekskresi pada manusia

A. TEORI

1. Sistem Eksresi

Eksresi adalah suatu proses pengeluaran zat-zat hasil metabolisme di

dalam tubuh yang sudah tidak dibutuhkan atau diperlukan lagi. Bahan-bahan hasil

metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh diantaranya adalah

karbondioksida, amonia, air, zat warna empedu, asam urat, dan urea.

2. Organ-organ sistem eksresi pada manusia

a. Ginjal ( ren )

1) Struktur ginjal terdiri atas bagian luar yaitu korteks renalis dan di bagian

dalam yaitu medula renalis.

a) Fungsi ginjal, mengeksresikan zat-zat buangan yang membahayakan tubuh,

seperti urea, asam urat, kreatinin, kreatin, dan lain-lain, menjaga

keseimbangan air, menjaga tekanan osmosis, dan menjaga pH darah dan

cairan tubuh yang lainnya.

b) Proses pembentukan urine, dibentuk dengan serangkaian proses yang rumit

dan sangat efektif yaitu dengan cara:

• Filtrasi

• Reabsorpsi

• Augmentasi

b. Hati ( hepar )

Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat menjelaskan sistem ekskresi secara umum pada manusia

2. Siswa dapat menyebutkan organ-organ sistem ekskresi pada manusia

3. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ sistem ekskresi pada manusia

4. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari ginjal

5. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari paru-paru

6. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari hati

7. Siswa dapat menyebutkan struktur organ dari kulit

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

119

1) Struktur hati, di selaputi oleh kapsula hepatitis.

2) Fungsi hati , yaitu menghasilkan cairan empedu, menyimpan glukosa dalam

bentuk glikogen.

c. Kulit ( integumen )

1) Struktur kulit, tersusun oleh tiga lapisan kulit yaitu epidermis, lapisan dermis,

dan lapisan subkutan

2) Fungsi kulit, yaitu melindungi tubuh dari gesekan, sinar matahari, kuman,

panas, dan zat-zat berbahaya lainnya.

d. Paru-paru ( pulmo)

1) Paru-paru merupakan organ ekskresi yang mengeluarkan CO2 dan uap air

hasil respirasi aerob didalam sel, tepatnya di organel mitokondria.

B. Petunjuk Kerja

1. Duduklah bersama kelompokmu

2. Gunakan literatur yang kamu miliki seperti hp,buku cetak dan lain-lain untuk

menjawab pertanyaan dalam LKS

3. Lakukanlah diskusi untuk menyelesaikan lembar kerja siswa

4. Tuliskanlah hasil diskusi kelompokmu di dalam lembar kerja siswa ini

dengan ringkas dan menarik

5. Buatlah rangkuman bersama kelompokmu di lembar rangkuman yang telah

disediakan

C. Pertanyaan Diskusi

Ayo pikirkan...!

Coba kamu bayangkan ketika sedang ada dirumah, setiap kegiatan

yang kamu lakukan pasti ada sampah yang dibuang. Contohnya kertas, plastic-

plastik bekas pembungkus makanan, atau sisa-sisa makanan kalau dihitung pasti

banyak sekali sampah yang menumpuk didalam rumah jika tidak secara teratur

dibuang selanjutnya, bagaiman dengan sampah-sampah yang ada didalam tubuh

kita? Nah, untuk menjawab permasalahan ini mari kita diskusikan berbagai

kegiatan berikut ini.

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

120

Apakah tubuh kita mengeluarkan sampah? Coba kalian identifikasi sampah-

sampah yang dikeluarkan oleh tubuh kalian. Tulis apa saja

…………………………………………………………………………………

………...………………………………………………………………………

………………………………………………………………............................

............................................................................................................................

Mengapah sampah-sampah dalam tubuh harus dikeluarkan?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………................

Bagaimana jika sampah-sampah dalam tubuh tidak dikeluarkan?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

pada kolom dibawa Tahuka kamu

mengapa kamu buang air besar dan air kecil

setiap hari?tuliskan pendapatmu ini

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………….

.

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

121

D. Pertanyaan

1. Jelaskan pengertian sistem Ekskresi pada manusia?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

2. Sebutkan fungsi dari ginjal beserta penjelasannya?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

3. Jelaskan struktur organ dari ginjal dan hati ?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

4. Jelaskan fungsi dan struktur dari kulit dan paru-paru?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

5. Mengapa paru-paru, kulit, hati, ginjal termasuk sistem ekskresi? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

122

E. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan yang telah kalian lakukan, tuliskan kesimpulan

berdasarkan tujuan pembelajaran.

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

123

PERTEMUAN 2

SISTEM EKSKRESI

KOMPOTENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

KOMPOTENSI DASAR

3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan antara organ pada sistem

ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat

menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada

literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi.

Kelas :

Kelompok :

1. ……………………………………………… 4. ……………………………………………….

2. ……………………………………………… 5. ……………………………………………….

3. ……………………………………………... 6. ……………………………………………….

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

124

INDIKATOR PEMBELAJARAN

3.9.3 Menjelaskan proses ekskresi pada manusia

A. TEORI

1. Ginjal

Ginjal merupakan alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk

ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen. Struktur ginjal manusia

Ginjal berbentuk seperti biji kacang merah (kara/ercis). Ginjal berjumlah dua buah

dan berwarna merah keunguan. Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang pinggang,

yaitu di dalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal sebelh kiri terletak

agak lebih tinggi dari pada ginjal sebelah kanan.

2. Paru-paru

Ekskresi dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses

pernapasan. Proses pengangkutan CO2 telah dibicarakan dalam sistem

pernapasan. Pada prinsipnya, pengangkutan CO2 terjadi melalui tiga cara, yaitu

terlarut dalam plasma darah (7-100%), berikatan dengan hemoglobin (20%), dan

dalam bentuk ion HCO3- (70 %) melalui proses berantai yang disebut pertukaran

klorida.

3.Hati

Hati (hepar) mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari.

Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7,6;

mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna

empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu yang dihasilkan oleh hati

disimpan dalam kantong empedu (vesika felea) dan dikeluarkan ke usus halus

untuk membantu sistem pencernaan, yaitu mencerna lemak, mengaktifkan lipase,

mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang dapat larut dalam air,

membantu daya absorpsi lemak pada dinding usus.

4.Kulit

Kulit atau integumen mengekskresikan keringat. Tebal kulit pada manusia

dewasa sekitar 0,01 cm hingga tebal 0,5 cm. Banyaknya keringat yang dihasilkan

atau dikeluarkan seseorang dipengaruhi, antara lain oleh aktivitas tubuh, suhu

Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada ginjal pada manusia

2. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada paru-paru manusia

3. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada kulit manusia

4. Siswa dapat menjelaskan proses ekskresi pada hati manusia

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

125

lungkungan, makanan, kondisi kesehatan, dan keadaan emosi. Keringat manusia

terdiri atas air, garam-garam, terutama garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel,

urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri atas dua bagian, yaitu epidermis dan

dermis.

B. Petunjuk Kerja

1. Duduklah bersama kelompokmu

2. Gunakan literatur yang kamu miliki seperti hp,buku cetak dan lain-lain untuk

menjawab pertanyaan dalam LKS

3. Lakukanlah diskusi untuk menyelesaikan lembar kerja siswa

4. Tuliskanlah hasil diskusi kelompokmu di dalam lembar kerja siswa ini

dengan ringkas dan menarik

5. Buatlah rangkuman bersama kelompokmu di lembar rangkuman yang telah

disediakan

C. Pertanyaan

1. Jelaskan proses pembentukan urine pada ginjal?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………

2. Bagaimana mekanisme pengeluaran keringat?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

D. Kesimpulan

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

126

Berdasarkan kegiatan yang telah kalian lakukan, tuliskan kesimpulan

berdasarkan tujuan pembelajaran.

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

………………………………………………………

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

127

PERTEMUAN 3

SISTEM EKSKRESI

KOMPOTENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

KOMPOTENSI DASAR

3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan antara organ pada sistem

ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat

menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada

literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi.

Kelas :

Kelompok :

4. ……………………………………………… 4. ……………………………………………….

5. ……………………………………………… 5. ……………………………………………….

6. ……………………………………………... 6. ……………………………………………….

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

128

INDIKATOR PEMBELAJARAN

1. Mengidentifikasi gangguan/kelainan fungsi sistem ekskresi pada manusia

2. Melakukan percobaan untuk menguji kandungan urine

F. TEORI

Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dari kelainan, anatar lain

karena serangan bakteri, tumor, abnormalitas, pembentukan batu ginjal. Kelainan

dan gangguan fungsi ginjal antara lain sebagi berikut:

Kelainan dan gangguan fungsi ginjal antara lain:

1. Nefritis, nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun

kuman, biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus. Nefritis dapat

mengakibatkan seseorang menderita uremia dan oeddema. Uremia adalah

masuknya kembali asam urine dan urea ke pembuluh darah. Oedema adalah

penimbun air di kaki karena reabsorpsi air terganggu.

2. Batu ginjal, terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga

ginjal, saluran ginjal, atau kantong kemih. Batu ginjal ini berbentuk kristal

yang tidak dapat larut. Kandungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam

urat, dan kristal kalsium fosfat. Endapan garam ini terebentuk jika seseorang

terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi

air.

3. Albuminuria, adalah ditemukannya protein albumin pada urine. Adanya

albumin dalam urine merupakan indikasi adanya kerusakan pada membran

kapsul endotelium. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh iritasi sel-sel ginjal

karena masuknya substansi seperti racun bakteri, eter, atau logam berat.

4. Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urine. Adanya glukosa dalam

urine menunjukkan adanya pada tubulus ginjal

Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat menyebutkan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada manusia

2. Siswa dapat menjelaskan kelainan dan penyakit sistem ekskresi pada manusia

3. Siswa dapat melakukan percobaan menguji kandungan urine

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

129

5. Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah dalam urine. Hematuria

disebabkan peradangan pada organ urinaria atau iritasi akibat gesekan pada

batu ginjal.

6. Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton di dalam darah. Hal ini terjadi

pada organ yang melakukan diet karbohidrat.

7. Diabetes melitus adalah penyakit karena pankreas tidak menghasilkan atau

hanya menghasilkan sedikit sekali insulin. Insulin adalah hormon yang

mampu mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar gula

dalam darah.

8. Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang menyebabkan penderita

mengeluarkan urine terlalu banyak. Diabetes insipidus disebabkan kekurangan

hormon ADH (antidiuretic hormone). ADH di hasilkan oleh kelenjar hipofisis

bagian belakang. Jika kekurangan ADH, jumlah urine dapat naik 20-3x kali

lipat dari keadaan normal.

9. Poliura, yaitu kondisi urine yang sangat encer dan berjumlah banyak karena

kegagalan nefron untuk mengadakan reabsorpsi.

G. Petunjuk Kerja

6. Duduklah bersama kelompokmu

7. Gunakan literatur yang kamu miliki seperti hp,buku cetak dan lain-lain untuk

menjawab pertanyaan dalam LKS

8. Lakukanlah diskusi untuk menyelesaikan lembar kerja siswa

9. Tuliskanlah hasil diskusi kelompokmu di dalam lembar kerja siswa ini

dengan ringkas dan menarik

10. Buatlah rangkuman bersama kelompokmu di lembar rangkuman yang telah

disediakan

H. Pertanyaan

1. Jelaskan macam-macam kelainan dan gangguan fungsi ginjal ?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

130

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………..................

2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gagal ginjal ?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

5. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan yang telah kalian lakukan, tuliskan kesimpulan

berdasarkan tujuan pembelajaran.

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

131

PERTEMUAN 4

SISTEM EKSKRESI

KOMPOTENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

KOMPOTENSI DASAR

3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan antara organ pada sistem

ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat

menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada

literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi.

Kelas :

Kelompok :

7. ……………………………………………… 4. ……………………………………………….

8. ……………………………………………… 5. ……………………………………………….

9. ……………………………………………... 6. ……………………………………………….

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

132

INDIKATOR PEMBELAJARAN

3.9.5 Menjelaskan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi

A. TEORI

1. Transplantasi Ginjal

Transplantasi ginjal adalah terapi penggantian ginjal pasien dengan ginjal

lain yang berasal dari orang yang hidup atau yang sudah meninggal. Transplantsi

ginjal menjadi terapi pilihan untuk sebagian besar pasien yang menderita gagal

ginjal dan penyakit ginjal stadium akhir dengan tujuan untuk meningkatkan

kualitas hidup pasien.

2. Cangkok Kulit (Skin Grafting)

Cangkok kulit atau skin grafting adalah tindakan memindahkan sebagian

atau seluruh ketebalan kulit dari donor ke resipien yang membutuhkannya. Kulit

yang digunakan dapat berasal dari diri sendiri atau orang lain. Biasanya, kulit

donor diambil dari paha, pantat, punggung atau perut

3. Hemodialisis

Hemodialisis ini sering juga disebut dengan istilah cuci darah. Proses cuci

darah ini sendiri bertujuan untuk membersihkan darah dari zat-zat sisa

metabolisme melalui proses penyaringan yang terjadi di luar tubuh. Umumnya,

hemodialisis dilakukan untuk menolong penderita gagal ginjal. Hemodialisis

menggunakan alat yang berfungsi sebagai ginjal buatan. Alat tersebut namanya

dialiser, yang berisi membran selektif permeabel dan cairan dialisat. Pada mesin

juga terdapat alat pencatat serta pengontrol aliran darah, suhu dan tekanan. Obat

anti pembekuan darah (heparin) juga diberikan pada pasien, untuk mencegah

pembekuaan darah selama proses pencucian darah.

B. Petunjuk Kerja

1. Duduklah bersama kelompokmu

2. Gunakan literatur yang kamu miliki seperti hp,buku cetak dan lain-lain untuk

menjawab pertanyaan dalam LKS

3. Lakukanlah diskusi untuk menyelesaikan lembar kerja siswa

4. Tuliskanlah hasil diskusi kelompokmu di dalam lembar kerja siswa ini dengan

ringkas dan menarik

Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat menjelaskan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem

ekskresi

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

133

5. Buatlah rangkuman bersama kelompokmu di lembar rangkuman yang telah

disediakan

C. Pertanyaan

1. Jelaskan penyebab dari penyakit gagal ginjal ?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

2. Jelaskan penyebab dari cuci darah ?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

3. Tuliskan kelebihan dan kekurangan dari proses Hemodialisis dan cangkok ginjal

?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

D. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan yang telah kalian lakukan, tuliskan kesimpulan

berdasarkan tujuan pembelajaran.

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

134

LAMPIRAN 9

LEMBAR OSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

135

LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS

Nama Observer :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Materi :

Kompetensi Dasar : 3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan antara

organ pada sistem ekskresi dan mengaitkannya dengan

proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme

serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada

literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi

Berilah tanda (√) pada setiap pertanyaan yang terdapat pada kolom di bawah ini,

sesuai dengan hasil pengamatan anda.

Keterangan:

1. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda cek (√)

pada kolom yang tersedia.

2. Makna point validitas adalah 1 (kurang baik); 2 (cukup baik); 3 (baik); 4

(sangat baik)

No. Aspek yang dinilai Skala Penilaian

1 2 3 4

Pendahuluan

1. Guru masuk ke dalam kelas dan mengucapkan

salam

2. Guru mengajak siswa untuk berdoa

3. Guru mengabsen kehadiran siswa

4. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya

kepada siswa

5.

Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan

dicapai dan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan metode pembelajaran yang akan

digunakan pada pertemuan tersebut.

Kegiatan Inti

6. Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil 5-6

orang dalam satu kelompok.

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

136

7. Guru membagikan dua kancing-kancing kepada

setiap siswa dalam setiap kelompok.

8. Guru membagikan LKS untuk masing-masing

kelompok.

9. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi

tentang LKS sistem ekskresi yang dibagikan.

10.

Guru meminta salah satu anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan

kelas.

11.

Dengan metode Talking Chips Guru meminta

kelompok lain untuk menanggapi hasil persentasi

kelompok yang tampil, jika selesai menanggapi

siswa menyimpan satu kancing di tengah-tengah

meja kelompok.

12.

Guru meminta siswa jika kancing yang dimiliki

salah seorang siswa habis, dia tidak boleh

berbicara lagi sampai semua rekannya

menghabiskan kancingnya masing-masing.

Kegiatan Penutup

13.

Guru meminta anggota kelompok untuk

mengumpulkan hasil diskusinya.

14. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan

materi yang telah dipelajari.

15. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan

memberi salam penutup.

Palopo, 2 Maret 2020

Observer,

(.....................................)

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

137

LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG

Nama Observer :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Materi :

Kompetensi Dasar : 3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan antara

organ pada sistem ekskresi dan mengaitkannya dengan

proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme

serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada

literatur, pengamatan, percobaan dan simulasi

Berilah tanda (√) pada setiap pertanyaan yang terdapat pada kolom di bawah ini,

sesuai dengan hasil pengamatan anda.

Keterangan:

3. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda cek (√)

pada kolom yang tersedia.

4. Makna point validitas adalah 1 (kurang baik); 2 (cukup baik); 3 (baik); 4

(sangat baik)

No. Aspek yang dinilai

Skala Penilaian

1 2 3 4

Pendahuluan

1. Guru masuk ke dalam kelas dan mengucapkan

salam

2. Guru mengajak siswa untuk berdoa

3. Guru mengabsen kehadiran siswa

4. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya

kepada siswa

5.

Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan

dicapai dan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan metode pembelajaran yang akan

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

138

digunakan pada pertemuan tersebut.

Kegiatan Inti

6. Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil 5-6

orang dalam satu kelompok.

7. Guru membagikan LKS untuk masing-masing

kelompok.

8. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi

tentang LKS sistem ekskresi yang dibagikan.

9.

Guru meminta salah satu anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan

kelas.

10. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi

hasil persentasi kelompok yang tampil

Kegiatan Penutup

11.

Guru meminta anggota kelompok untuk

mengumpulkan hasil diskusinya.

12. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan

materi yang telah dipelajari.

13. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan member

salam penutup.

Palopo, 2 Maret 2020

Observer,

(.....................................)

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

139

LAMPIRAN 10

SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

140

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

141

LAMPIRAN 11

PENGAJUAN JUDUL

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

142

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

143

LAMPIRAN 12

SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

144

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

145

LAMPIRAN 13

SURAT SETELAH MELAKUKAN PENELITIAN

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

146

Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

147

LAMPIRAN 14

DOKUMENTASI

Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

148

Dokumentasi

DOKUMENTASI KELAS EKSPERIMEN

Kelas XI Mia 6

Guru masuk ke dalam kelas mengucapkan salam dan berdoa

Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

149

Guru mengabsen kehadiran siswa

Guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa

Page 165: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

150

Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai dan guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran yang akan

digunakan pada pertemuan tersebut.

Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil 5-6 orang dalam satu kelompok.

Guru membagikan dua kancing-kancing kepada setiap siswa dalam setiap

kelompok.

Page 166: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

151

Guru membagikan LKS untuk masing-masing kelompok.

Guru membimbing siswa dalam berdiskusi tentang LKS sistem ekskresi yang

dibagikan.

Page 167: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

152

Guru meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil

pekerjaannya di depan kelas.

Dengan metode Talking Chips Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi

hasil persentasi kelompok yang tampil, jika selesai menanggapi siswa menyimpan

satu kancing di tengah-tengah meja kelompok.

Page 168: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

153

Guru meminta siswa jika kancing yang dimiliki salah seorang siswa habis, dia

tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya menghabiskan kancingnya

masing-masing.

Guru meminta anggota kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusinya.

Page 169: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

154

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Page 170: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

155

Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberi salam penutup.

Page 171: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

156

Dokumentasi kelas Kontrol

XI Mia 7

Guru masuk ke dalam kelas dan mengucapkan salam

Guru mengajak siswa untuk berdoa

Page 172: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

157

Guru mengabsen kehadiran siswa

Guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa

Page 173: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

158

Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai dan guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran yang akan

digunakan pada pertemuan tersebut.

Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil 5-6 orang dalam satu kelompok.

Page 174: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

159

Guru membagikan LKS untuk masing-masing kelompok.

Guru membimbing siswa dalam berdiskusi tentang LKS sistem ekskresi yang

dibagikan.

Page 175: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

160

Guru meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil

pekerjaannya di depan kelas.

Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil persentasi kelompok yang

tampil

Page 176: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

161

Guru meminta anggota kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusinya.

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Page 177: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS …

162

Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan member salam penutup.