pengaruh locus of control dan dukungan sosial...
TRANSCRIPT
PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN DUKUNGAN SOSIAL
TERHADAP GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA
PENAMBANG TIMAH DI BELITUNG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)
Oleh :
Dewi Ratih Ayu Safitri
1113070000085
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H / 2019 M
iv
v
MOTTO
Bukan Kebahagian yang membuat kita bersyurkur, Tapi dengan bersyukur yang membuat hidup bahagia
vi
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi
B) April 2019
C) Dewi Ratih Ayu Safitiri
D) Pengaruh Locus of Control dan Dukungan Sosial Terhadap Gaya Pengambilan
Keputusan Pada Penambang Timah di Belitung
E) Xiv + 85 halaman + lampiran
F) Pengambilan keputusan memiliki peran penting dalam mencapai tujuan hidup karena
kesalahan dalam mengambil keputusan akan berakibat fatal. Seperti pada penambang
timah di Belitung juga mempunyai pilihan-pilihan yang mengharuskan mengambil
sebuah keputusan. Pengambilan keputusan pada penambang timah di Belitung seperti
tempat menambang, Keadaan seperti perubahan cuaca, musim hujan, kepadatan tanah
ataupun kondisi tanah yang labil, cara dalam menambang dan cara penjualan timah.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahu apakah ada pengaruh dari locus of
control dan dukungan sosial (attachment, social integration, reassurance of worth,
reliable alliance, guidance, dan opportunity for nurturance) terhadap gaya
pengambilan keputusan.
Penelitian ini dilakukan pada 247 penambang timah di Belitung. Adapun teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-probability sampling. Untuk alat
ukur gaya pengambilan keputusan menggunakan assessment of career decision
making part I, locus of control menggunakan locus of control behaviour, dan
dukungan sosial menggunakan the social provision scale. Uji validitas alat ukur
menggukan teknik confirmatory factor analysis (CFA) dengan bantuan software
Mplus 7. Sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda
dengan bantuan software SPSS 22.0.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh tiga kesimpulan penelitian. Kesimpulan
pertama adalah ada pengaruh yang signifikan locus of control dan dukungan sosial
terhadap pengambilan keputusan rasional pada penambang timah di Belitung.
Ditemukan bahwa variable signifikan attachment, reliable alliance, guidance dan
opportunity for nurturance. Kesimpulan kedua yang diperoleh adalah ada pengaruh
yang signifikan locus of control dan dukungan sosial terhadap pengambilan
keputusan intuitif. Ditemukan bahwa variabel yang signifikan adalah locus of control,
attachment dan guidance. Kesimpulan terakhir yang diperoleh adalah ada pengaruh
yang signifikan locus of control dan dukungan sosial terhadap pengambilan
keputusan dependen pada penambang timah di Belitung. Ditemukan bahwa variabel
yang signifikan adalah locus of control, reassurance of worth, reliable alliance dan
opportunity for nurturance. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar
menggunaka variabel lain seperti kecerdasan emosional, personality, kecemasan,
spiritualitas, dan demografi.
G) Bahan bacaan 37: 30 Jurnal + 3 Buku + 2 Artikel + 2 Web
H) Kata Kunci : Pengambilan Keputusan, locus of control, dukungan sosial
vii
ABSTRACT
A) Faculty of psychology
B) April 2019
C) Dewi Ratih Ayu Safitri
D) The Effect of Locus of Control (and Social Support (attachment, social integration,
Reassurance of Worth, Reliable alliance, Guidance, and Opportunity for Nurturance)
on Decision Making style tin miners in Belitung
E) Xiv + 85 pages + Appendix
F) Decision making has an important role in achieving life goals because mistakes in
making decisions will be fatal. As for tin miners in Belitung also have choices that a
decision making. Decision making on tin miners in Belitung like mining locations,
changes in weather, rainy season, land density or unstable soil conditions, ways of
mining and the way of selling tin. The purpose of the study was to find out whether
there was influence locus of control and social support (attachment, social integration,
reassurance of worth, reliable alliance, guidance, and opportunity for nurturance) on
decision-making styles
This study was conducted to 247 tin miners in Belitung. Meanwhile, the technique
used in this study used is non-probability sampling technique. Decision making style
are measured using assessment of career decision making part I, locus of control are
measured locus of control behaviour, and social support are measured the social
provision scale. The validity of the measuring instrument uses the confirmatory factor
analysis (CFA) technique with the help of Mplus 7 software. Meanwhile, the data
analysis uses multiple regression analysis techniques with the help of SPSS 22.0
software.
Based on the results of data analysis, three research conclusions were obtained. The
first conclusion is that there is a significant influence of locus of control and social
support for rational decision making on tin miners in Belitung. It was found that
significant variables of attachment, reliable alliance, guidance and opportunity for
nurturance. The second conclusion obtained is that there is a significant effect of
locus of control and social support on intuitive decision making. It was found that
significant variables were locus of control, attachment and guidance. The final
conclusion obtained is that there is a significant effect of locus of control and social
support on dependent decision making on tin miners in Belitung. It was found that a
significant variable was locus of control, reassurance of worth, reliable alliance and
opportunity for nurturance. For further research, the authors suggest using other
variables such as emotional intelligence, personality, anxiety, spirituality, and
demography.
G) The literature 37 :30 journals + 3 books + 2 Report + 2 Web
H) Keywords : decision making , locus of control, social support
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim,
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji dan syukur. Penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas segala rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, beserta dengan pada keluarga dan sahabatnya. Penelitia ini
dilakukan sebagai penelitian skripsi dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelas Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi hingga penelitian ini dapat terselesaikan
tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali
ini dengan sepenuh hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.
2. Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bantuan berupa saran, kritik serta kemudahan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
3. Desi Yustari Muchtar, M.Psi dan Mulia Sari Dewi, M.Psi. Psikolog selaku dosen
penguji yang telah memberikan banyak bantuan berupa saran, kritik serta kemudaha
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs Achmad Baidun, M. Si., selaku dosen pembimbing akademik, yang telah
memberikan bimbingan selama menjalani perkuliahan sejak semester satu hingga saat
ini.
5. Seluruh dosen serta karyawan Fakutas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terima kasih telah memberikan pelayanan yang memudahkan penulis selama
menjalani perkuliahan.
viii
ix
6. Ayahanda Sadikin (Alm), Ibunda Wiji Rahayu, S.Pd, terima kasih untuk doa, kasih
sayang, restu yang tidak terputus, dukungan moral dan materi sehingga penulis bisa
membuktikan kemampuannya.
7. Kakak-kakak penulis (Windo Sastra, Shita Widya Sasmita) beserta keluarga besar
Suwito di Belitung yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi dan materi
sehingga penulis dapat mengembangkan diri selama menempuh ilmu di Psikologi,
UIN Jakarta.
8. Teman-teman terbaik (Annisa, Riri, Wafa, Dian, Wahyu, Yudit, Uyun, Ica), terima
kasih atas motivasi, pengertian, keceriaan, pengalaman dan menjadikan rumah kedua
selama di Ciputat.
9. Annisa, Ica, Amalia Muslimah, Kak Puti, Kak Yola, Kak Samsi, Kak Sukoco,
Wahyu, Eri, Sudirjo dan Farila yang telah bersedia membantu meringankan beban
penulis dalam menyusun skripsi.
10. Seluruh responden penelitian atas partisipasinya dalam penelitian ini.
11. Teman-teman angkatan 2013, yang menjadi teman, sahabat, bahkan keluarga selama
kuliah di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
12. Teman-teman Spada 11, AM 10, CCE, Sobi yang telah memberikan banyak
pengalaman kepada penulis.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut berkontribusi
dalam penelitian ini.
Akhir kata, penulis berdo’a kepada Allah SWT agar seluruh dukungan dan bantuan
yang diterima dapat dibalas dengan balasan yang berlipat ganda. Amin.
Jakarta, April 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
ABSTRAK .............................................................................................................. vi
ABSTRACT ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1-9
1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................................... 1
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian ................................................ 7
1.2.1.Pembatasan Masalah Penelitian ................................................................. 7
1.2.2.Perumusan Masalah Penelitian .................................................................. 8
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
1.3.1.Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
1.3.2 Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................ 10-28
2.1 Pengambilan keputusan ................................................................................. 10-15
2.1.1 Definisi Pengambilan Keputusan ............................................................. 10
2.12 Dimensi Pengambilan keputusan........................................... ................... 11
2.1.3 Alat Ukur Pengambilan Keputusan ......................................................... 13
2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan ................ 13
2.2 Locus of Control ........................................................................................... 15-17
2.2.1 Definisi Locus of Control ........................................................................ 15
2.2.2 Dimensi Locus of Control ........................................................................ 16
2.2.3 Alat Ukur Locus of Control ..................................................................... 17
2.3 Dukungan Sosial ............................................................ ............................. .17-21
2.3.1 Definisi Dukungan Sosial ........................................................................ 17
2.3.2 Dimensi Dukungan Sosial ........................................................................ 19
2.3.3 Alat Ukur Dukungan Sosial .................................................................... 20
2.4 Kerangka Berpikir .............................................................................................. 21
2.5 Hipotesis ............................................................................................................. 26
BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................... 29-50
3.1 Populasi dan Sampel.... ...................................................................................... 29
xi
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................................... 29
3.3 Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................... .......31
3.4 Uji Validitas Konstruk ................................................................................ .......34
3.4.1 Uji Validitas Konstruk Pengambilan Keputusan ..................................... 37
3.4.2 Uji Validitas Konstruk Locus of Control ................................................ 41
3.4.3 Uji Validitas Konstruk Dukungan Sosial ................................................. 43
3.5 Metode Analisis Data ......................................................................................... 45
BAB 4 HASIL PENELITIAN .......................................................................... 51-73
4.1 Gambaran Subjek Penelitian.... .......................................................................... 51
4.2 Hasil Analisis Deskriptif ................................................................................... 51
4.3 Kategori Skor .............................................................................................. .......53
4.4 Uji Hipotesis Penelitian............................................................................... .......54
4.4.1 Pengambilan Keputusan Rasional ............................................................ 55
4.4.2 Pengambilan Keputusan Intuitif .............................................................. 61
4.4.3 Pengambilan Keputusan Dependen ......................................................... 67
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ......................................... 74-82
5.1 Kesimpulan.... .................................................................................................... 74
5.2 Diskusi ............................................................................................................... 75
5.3 Saran ............................................................................................................ .......80
5.3.1 Saran Teoritis ........................................................................................... 80
5.3.2 Saran Praktis ............................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 83
LAMPIRAN ............................................................................................................ 86
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skor Untuk Pernyataan.... ........................................................................ 32
Tabel 3.2 Blueprint Skala Pengambilan Keputusan.... ............................................. 32
Tabel 3.3 Blueprint Skala Locus of Control............................................................. 33
Tabel 3.4 Blueprint Skala Dukungan Sosial ..................................................... .......34
Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Pengambilan Keputusan Rasional ................... .......38
Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Pengambilan Keputusan Intuitif....................... .......39
Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Pengambilan Keputusan Dependen ................ .......41
Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Locus of Control............................................... .......42
Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Dukungan Sosial .............................................. .......44
Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................................. .......51
Tabel 4.2 Analisis deskriptif ............................................................................. .......52
Tabel 4.3 Rumus Kategorisasi .......................................................................... .......53
Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel ............................................................... .......54
Tabel 4.5 R Sqaure terhadap pengambilan keputusan rasional......................... .......55
Tabel 4.6 Anova pengaruh IV terhadap DV ..................................................... .......55
Tabel 4.7 Koefisien regresi pengambilan keputusan rasional ........................... .......56
Tabel 4.8 Proporsi varians sumbangan masing-masing IV terhadap DV ......... .......59
Tabel 4.9 R Sqaure terhadap pengambilan keputusan intuitif .......................... .......61
Tabel 4.10 Anova pengaruh seluruh IV terhadap DV ....................................... .......61
Tabel 4.11 Koefisien regresi pengambilan keputusan intuitf............................ .......62
Tabel 4.12 Proporsi varians sumbangan masing-masing IV terhadap DV ....... .......65
Tabel 4.13 R Sqaure terhadap pengambilan keputusan dependen ................... .......67
Tabel 4.14 Anova pengaruh IV terhadap DV ................................................... .......67
Tabel 4.15 Koefisien regresi pengambilan keputusan dependen ...................... .......68
Tabel 4.16 Proporsi varians sumbangan masing-masing IV terhadap DV ....... .......72
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model 1 kerangka pengambilan keputusan rasional ..................... .......25
Gambar 2.2 Model 2 kerangka berpikir pengambilan keputusan intuitif ......... .......25
Gambar 2.3 Model 3 kerangka berpikir pengambilan keputusan dependen ..... .......25
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat penelitian .............................................................................. .......87
Lampiran 2 Kuesioner penelitian ...................................................................... .......88
Lampiran 3 Hasil uji CFA pengambilan keputusan rasional ............................ .......96
Lampiran 4 Hasil uji CFA pengambilan keputusan intuitif .............................. .......97
Lampiran 5 Hasil uji CFA pengambilan keputusan dependen.......................... .......98
Lampiran 6 Hasil uji CFA locus of control ..................................................... .......100
Lampiran 7 Hasil uji CFA dukungan sosial .................................................... .......102
Lampiran 8 Analisis regresi pengambilan keputusan rasional ........................ .......105
Lampiran 9 Analisis regresi pengambilan keputusan intuitif ......................... .......106
Lampiran 10 Analisis regresi pengambilan keputusan dependen ................... .......108
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan, pengambilan keputusan merupakan hal yang vital dan tidak dapat
dihindari. Setiap individu pernah dihadapkan pada berbagai pilihan, sehingga
mengharuskan individu untuk melakukan pengambilan keputusan, mulai dari yang
sederhana hingga kompleks. Pengambilan keputusan melibatkan banyak proses
kognitif seperti pengumpulan dan pemrosesan informasi, pemecahan masalah,
penilaian, memori dan pembelajaran (Baiocco, Laghi, & Alessio, 2009).
Pengambilan keputusan didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi dan memilih
suatu solusi dari sekian pilihan solusi yang memungkinkan yang sesuai dengan
tuntutan situasi atau permasalahan yang dihadapi (Al-Taraweh, 2012). Menurut
Krueger (2012), proses pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang penting
bagi setiap individu, untuk merekonstruksi dan memahami dunia secara psikologis,
serta meresponnya secara adaptif.
Pengambilan keputusan memiliki peran penting dalam mencapai tujuan hidup
karena kesalahan dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal. Setiap individu
diharapkan mampu dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki dan dibantu dengan informasi yang didapat. Pengambilan keputusan
bisa terjadi pada saat kapan dan dimana saja. Maka setiap individu harus selalu siap
dalam hal pengambilan keputusan salah satu contoh seperti pengambilan keputusan
dalam hal pekerjaan. Setiap manusia dikarunia Allah SWT kemampuan untuk
2
menggunakan akal dan pikiran. Kemampuan dalam menggunakan akal dan pikiran
tersebut menentukan keberhasilan dalam pengambilan keputusan baik dalam
pekerjaan maupun strategi dalam menjalani kehidupan berkarir termasuk pekerjaan-
pekerjan tradisional seperti penambang timah tradisional.
Pengambilan keputusan terjadi karena adanya pilihan-pilihan yang harus di
pilih individu. Pada penambang timah tradisional juga mempunyai pilihan-pilihan
yang mengharuskan mengambil sebuah keputusan. Seperti situasi yang harus mereka
hadapi ketika berhadapan dengan pihak berwajib, karena tidak memiliki surat usaha
pertambangan. Berdasarkan data dari Praja (2014) terdapat rata-rata sekitar 67 orang
setiap bulan yang tertangkap dari satuan polisi pamong praja, dan pada tahun 2015
jumlah penambang bertambah menjadi rata-rata sekitar 78 orang setiap bulan yang
tertangkap (Praja, 2015). Sehingga dari tahun 2014 ke 2015 ada peningkatan sekitar
132 orang penambang timah yang melanggar aturan yang berakhir di tangan pihak
berwajib. Hal tersebut karena para penambang yang tidak memiliki surat izin usaha
menambang.
Keputusan yang terjadi pada penambang timah salah satunya seperti
menentukan tempat penambangan. Para penambang yang telah memiliki surat izin
usaha pertambangan akan diberikan lahan penambangan tersendiri. Namun
terkadang penambang masih ada yang menggali di tempat yang tidak sesuai dengan
surat yang telah di tentukan. Berdasarkan data dari Praja (2014) berharap pada
pekerja yang telah memiliki surat usaha tambang timah dalam menjalankan usaha
tambang pada tempat yang telah di tentukan. Namun data pada tahun 2014 dan 2015
3
masih ada para penambang yang melanggar karena menggali di daerah yang di
larang seperti di daerah pemukiman penduduk dan sungai.
Selain itu, keadaan seperti perubahan cuaca, musim hujan, kepadatan tanah
ataupun kondisi tanah yang labil, semua itu menuntut keterampilan dalam
pengambilan keputusan. Para penambang timah harus memikirkan risiko kerja contoh
pada musim hujan bisa menimbulkan bencana seperti tanah longsor. Para penambang
dapat memilih pada musim hujan untuk menunda pekerjaan yang sedang dikerjakan
atau para penambang tetap bekerja dengan risiko tertimbun tanah longsor bahkan
memungkinkan pula tersambar petir. Seperti yang dikatakan Kepala Kepolisian
Daerah Kepulauan Bangka Belitung Brigadir Jenderal (Pol) Rum Murkal, kematian
ditambang timah merupakan yang tertinggi kedua setelah kecelakaan lalu lintas
(kompas.com, 2011).
Hal lain yang perlu diputuskan para penambang timah adalah cara
menambang. Dalam menambang timah ada dua cara yaitu dengan sistem rajuk atau
ponton dan sistem TK darat. Cara menambang timah dengan cara sistem rajuk dapat
merusak lingkungan. Sehingga, para penambang yang menggunakan sitem rajuk akan
di proses dari pihak berwajib. Seperti pada laporan dari praja pada tahun 2014 dan
2015 para penambang yang menggunakan sistem rajuk atau ponton akan di tangkap
dari pihak berwajib.
Selain menentukan tempat menambang, cara menambang dan keselamatan,
cara menjual produk baik berupa barang, harus dipikirkan pula bagi para penambang.
Seperti para penambang timah tradisional di Belitung mereka bisa menjual hasil
4
timah mereka ke PT. Timah dengan syarat timah yang dihasilkan merupakan timah
hasil galian dari tempat kawasan PT. Timah. Selain itu, para penambang timah
tradisional bisa menjual ke pihak swasta dikarenakan nilai jualnya lebih tinggi
dibandingkan ke PT. Timah. Sesuai dengan laporan dari marketing intelijen pada
Mei 2012, dari 100% ekspor timah Indonesia, PT. Timah Tbk hanya mengekspor
40% sedangkan swasta 60%. “Seharusnya perusahaan swasta ini hanya mampu
mengekspor timah sebesar 10-20% dari total ekspor timah Indonesia” ungkap
Direktur Utama PT Timah Tbk Sukrisno di Pangkal pinang (Timah.com).
Menurut Harren (dalam Mau, 2000) pengambilan keputusan adalah model
karakteristik individu dalam memahami dan merespons tugas pengambilan
keputusan. Dalam pengambilan keputusan ada yang berasal dari keinginan diri sendiri
dan ada karena keinginan dari orang lain. Pada pengambilan keputusan yang
diputuskan dari diri sendiri ada dua yaitu pengambilan keputusan rasional dan intuitif.
Individu dengan pengambilan keputusan yang memilih dengan alasan yang logis
biasanya menggunakan pengambilan keputusan rasional, sedangkan individu dalam
mengambil keputusan menggunakan perasaan, imajinasi biasanya pengambilan
keputusannya secara intuitif. Pada pengambilan keputusan yang diputuskan dari
pihak luar biasanya pengambilan keputusan dependen, yang ditandai dengan individu
yang menolak tanggung jawab dengan pengambilan keputusan (Mau, 2000).
Penelitian mengenai pengambilan keputusan sudah banyak dilakukan oleh
para peneliti terdahulu. Salah satu yang menjadi fokus penelitian yaitu faktor-faktor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Berdasarkan penelitian terdahulu,
5
terdapat beberapa faktor yang memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan,
baik faktor psikologis maupun demografis. Faktor psikologis yang berpengaruh pada
pengambilan keputusan antara lain locus of control (Oluwole & Umar, 2013; Taylor
& Popma, 1990), social support (Nota, et al., 2007), emotional intelligence
(Sumathyl dkk, 2015; Fabio, A. D., & Palazzeschi, L, 2009), Spiritualitas (Oluwole
& Umar, 2013), personality (Chartrand, et al., 1993), anxiety (Hartley & Phelps,
2012), dan parental influence (Oluwole & Umar, 2013). Sedangkan faktor
demografis yang berpengaruh pada pengambilan keputusan adalah usia (Baiocco,
Laghi, & Alessio, 2009).
Salah satu faktor yang terbukti memiliki pengaruh terhadap pengambilan
keputusan yaitu locus of control (Oluwole & Umar, 2013; Taylor & Popma, 1990).
Penelitian yang dilakukan oleh Taylor dan Popma (1990) menunjukkan bahwa locus
of control memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan
individu. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa individu dengan tingkat locus
of control external yang tinggi akan cenderung rendah dalam pengambilan keputusan.
Karena setiap proses pengambilan keputusan melibatkan proses kognitif pada
induividu, penulis memilih variabel locus of control yang mempengaruhi
pengambilan keputusan. Seperti pengertian pengambilan keputusan dari Wang,
Yingxu (2007) pengambilan keputusan adalah salah satu proses kognitif dasar dari
perilaku manusia yang mana pilihan yang lebih disukai atau suatu tindakan yang
dipilih dari antara satu set alternatif berdasarkan kriteria tertentu.
6
Individu yang yakin bahwa pengendaliannya itu berasal dari dirinya sendiri
disebut dengan locus of control internal. Sedangkan individu yang percaya segala
sesuatu dikarenakan faktor luar bukan terjadi karena dirinya disebut dengan locus of
control ekstrenal. Secara umum locus of control merupakan persepsi individu
mengenai keyakinan dirinya terhadap usaha apa yang dilakukannya. Individu yang
matang akan cenderung menanamkan keyakinan bahwa dalam pengambilan
keputusan diperlukan usaha sendiri. Artinya, jika seseorang mencapai hal apa yang
diingikan dan yang terjadi padanya, maka hal itu terjadi karena usahanya sendiri,
bukan karena nasib, keberuntungan ataupun orang lain.
Faktor kedua yang dipilih penulis variabel yang mempengaruhi pengambilan
keputusan adalah dukungan sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Nota et al (2007)
menunjukkan bahwa dukungan sosial, khususnya dukungan keluarga, memiliki
pengaruh terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan individu. Salah satu yang
diuji dalam penelitian tersebut, yaitu keraguan dalam pengambilan keputusan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan keluarga yang dirasakan
individu maka akan berdampak pada menurunnya tingkat keraguan dalam
pengambilan keputusan.
Seperti wawancara yang dilakukan penulis pada beberapa penambang timah
tradisional di Belitung pada bulan Juli 2017, mereka memilih tempat untuk mencari
timah dan menjual timah berdasarkan kesepakatan bersama yang saling mendukung.
Menurut Sarafino & Smith (2011) dukungan sosial mengacu pada pemberian
kenyamanan pada orang lain, merawatnya atau menghargainya, sumber dari perasaan
7
tersebut diperoleh dari pasangan hidup, atau anggota keluarga atau teman dekat atau
sanak keluarga yang akrab dan memiliki hubungan yang dekat.
Berdasarkan berbagai fenomena penelitian mengenai pengambilan keputusan
yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya inilah yang membuat peneliti
merasa terdorong untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Locus of Control
dan Dukungan Sosial Terhadap Pengambilan Keputusan Pada Penambang Timah di
Belitung.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya mengenai dari variabel prediktor, yaitu locus of control
dan dukungan sosial terhadap pengambilan keputusan pada penambang timah di
Belitung. Adapun definisi tentang konsep variabel yang digunakan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan yang dimaksud dalam penelitian ini seperti yang
dikemukakan oleh Harren (dalam Mau, 2000) pengambilan keputusan adalah
model karakteristik individu dalam memahami dan merespons tugas
pengambilan keputusan Pengambilan keputusan yang dilihat disini adalah
pengambilan keputusan secara rasional, intuitif, dan dependen.
2. Locus of Control yang dimaksud dalam penelitian ini seperti yang dikemukakan
oleh (Rotter, 1990) adalah persepsi dari individu atas suatu kejadian atau hasil
yang didapat dalam hidupnya apakah itu bergantung pada perilaku atau
karakteristik pribadi mereka sendiri atau merupakan hasil dari sebuah
8
keberuntungan, atau takdir, berada di bawah kendali orang lain yang lebih kuat,
atau hanya tidak mudah untuk diprediksi.
3. Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini seperti yang dikemukakan
oleh Cutrona dan Russell (1987) adalah suatu proses hubungan yang terbentuk
dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai, dihargai, dan disayangi
untuk memberikan bantuan kepada individu yang mengalami tekanan-tekanan
dalam hidupnya.
4. Subjek dalam penelitian ini adalah penambang timah di Belitung.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka perumusan masalah
yang akan disusun sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan locus of control, dan dukungan sosial
terhadap pengambilan keputusan pada penambang timah di Belitung?
2. Berapa besar pengaruh keseluruhan independent variable terhadap pengambilan
keputusan pada penambang timah di Belitung?
3. Variabel manakah yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pengambilan
keputusan pada penambang timah di Belitung?
4. Berapakah proporsi varian yang dimiliki setiap variabel ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :
9
1. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang signifikan locus of control, dan
dukungan sosial terhadap pengambilan keputusan pada penambang timah di
Belitung.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keseluruhan independent variable
terhadap pengambilan keputusan pada pekerja penambang timah di Belitung.
3. Untuk mengetahui variabel mana yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
pengambilan keputusan pada penambang timah di Belitung.
4. Untuk mengetahui proporsi varian yang dimiliki setiap variabel.
1.3.2 Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis :
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
nyata bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya pada bidang psikologi
industri dan organisasi. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber data
tambahan bagi pengembangan studi selanjutnya tentang pengambilan keputusan
pada pekerja, yang dikaitkan dengan locus of control, dan dukungan sosial
2. Manfaat praktis
Secara praktis, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi
tentang locus of control dan dukungan sosial terhadap pengambilan keputusan
pada penambang timah di Belitung.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengambilan Keputusan
2.1.1 Definisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah proses mengidentifikasi dan memilih dari solusi yang
mungkin untuk masalah yang sesuai dengan tuntutan situasi Al-Taraweh (2012).
Pengambilan keputusan yang terbaik adalah keputusan yang paling membantu
pencapaian tujuan dalam membuat keputusan Krausz dan Osipow (1996).
Sedangkan menurut Byrnes (1998) penambilan keputusan dapat didefinisikan
sebagai proses memilih tindakan dari dua alternatif atau lebih dalam mengejar tujuan
(dalam Miller & Brynes, 2001). Sama seperti Wang dan Ruhe (2007) yang
mengatakan pengambilan keputusan adalah salah satu proses kognitif dasar dari
perilaku manusia dimana tindakan yang disukai akan dipilih dari antara serangkaian
alternatif berdasarkan kriteria tertetu. Sedangkan menurut Harren (dalam Mau, 2000)
pengambilan keputusan adalah model karakteristik individu dalam memahami dan
merespons tugas pengambilan keputusan.
Harren (dalam Mau, 2000) mengelompokkan pengambilan keputusan menjadi
tiga, yaitu pengambilan keputusan rasional, intuitif, dan dependen. Pengambilan
keputusan secara rasional ditandai dengan individu membuat beberapa pertimbangan
yang logis perancangan yang matang sebelum individu membuat keputusan.
Pengambilan keputusan secara intuitif ditandai dengan individu yang mencari
informasi dan membuat keputusan berdasarkan perasaan dan tidak
11
mempetimbangkan secara logis karena menggunakan waktu yang singkat pula.
Pengambilan keputusan secara dependen ditandai dengan individu yang tidak terlalu
peduli dalam membuat keputusan karena individu ini bergantung pada orang lain.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan definisi pengambilan keputusan
menurut Harren (dalam Mau, 2000) pengambilan keputusan adalah model
karakteristik individu dalam memahami dan merespons tugas pengambilan
keputusan.
2.1.2 Dimensi Pengambilan Keputusan
Adapun dimensi pengambilan keputusan menurut Baiocco, Laghi, dan Alessio (2009)
adalah sebagai berikut :
1. Rasional
Pengambilan keputusan secara rasional ditandai dengan individu yang mampu
mengenali konsekuensi dari keputusan yang diambil. Keputusan ini dilakukan
secara sengaja dan logis, realistis, dan informasi yang akurat tentang situasi. Pada
pengambilan keputusan ini terdapat kejelasan masalah, orientasi tujuan,
pengetahuan alternatif dan hasil yang maksimal.
2. Intuitif
Pengambilan keputusan secara intuitif ditandai dengan individu yang
menggunakan intuisi, perasaan dan emotional self-awareness dalam mengambil
keputusan. Pengambilan keputusan ini membutuhkan waktu yang lebih singkat
daripada pengambilan keputusan secara rasional. Pengambilan keputusan ini sulit
diukur karena bersifat subjektif dari waktu ke waktu.
12
3. Dependen
Pengambilan keputusan secara dependen ditandai dengan individu yang menolak
tanggung jawab pribadi dalam mengambil keputusan dan menyerahkan tanggung
jawab ke orang lain dalam mengambil keputusan. Individu sangat dipengaruhi
oleh harapan dan keinginan orang lain. Sementara gaya ini dapat mengurangi
kecemasan langsung yang terkait dengan pengambilan keputusan, yang
kemungkinan besar akan mengakibatkan kurangnya kepuasan pribadi.
4. Menghindar
Pengambilan keputusan secara menghindar ditandai dengan individu yang
menunda dalam pengambilan keputusan. Pengendalian keputusan secara
menghindar ditandai dengan individu yang menunda keputusan kecuali pada
keadaan terdesak.
5. Spontan
Pengambilan keputusan secara spontan ditandai dengan individu yang secara
dadakan setiap moment pada pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
secara spontan ditandai dengan individu yang mengambil keputusan dengan cara
mengambil pilihan berdasarkan apa yang dipikirkannya saat itu.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan dimensi menurut Harren, yang terdiri dari 3
dimensi yaitu rasional, intuitif, dan dependen karena mengikuti teori awal dan pada
penelitian yang dilakukan oleh Baiocco, Laghi, dan Alessio (2009) mengatakan
bahwa ada kemiripan yang dapat membingungkan pada gaya pengambilan keputusan
spontan dan intuitif.
13
2.1.3 Alat Ukur Pengambilan Keputusan
Adapun skala yang dapat digunakan untuk mengukur pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut :
1. GDMS (General Decision-Making Scale) yang dikembangkan oleh Baiocco, R.,
Laghi, F., dan D'Alessio, M. (2009). Alat ukur ini terdiri dari 25 item yang
mengukur 5 aspek yaitu rasional, intuitif, dependen, spontan dan menghindar.
GMSD adalah skala psikologis untuk mengukur tipe dalam pengambilan
keputusan untuk remaja.
2. ACDM (Assessment of Career Decision Making) adalah skala psikologis untuk
mengukur tanggung jawab dalam mengambil keputusan. Alat ukur ini
dikembangkan oleh Harren yang terdiri dari 4 part dengan 140 item. Dengan 3
sub skala yaitu rasional, intuitif dan dependen.
Dari pemaparan alat ukur diatas, peneliti menggunakan skala Assessment of Career
Decision making part I yang dikembangkan oleh Harren karena pada alat ukur part I
yang bisa digunakan pada semua umur.
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut :
1. Kecerdasan emosional
Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan. Menurut Sumathy (2005) pengambilan keputusan lebih
banyak dipengaruhi pada kecerdasan emosi pada dimensi empati. Fabio dan
14
Palazzeschi (2009) mengatakan individu yang merasakan kesulitan dalam
pengambilan keputusan memiliki kecerdasan emosional yang kurang.
2. Personality
Penelitian yang dilakukan Chartrabd, Judi M, et al (1993) mereka menemukan
adanya pengaruh antara trait kepribadian dengan gaya pengambilan keputusan.
Individu dengan tipe kepribadian neurotisme akan mengambil keputusan secara
dependen dibandingkan dengan gaya pengambilan yang lainnya.
3. Locus of Control
Bernardelli, DeStefano, dan Dumont, 1983; Rodriguez dan Blocher, 1988 dalam
(Lease, 2004) mengatakan locus of control internal mempengaruhi pengambilan
keputusan yang pada umumnya hal ini dominan terjadi pada laki-laki.
4. Kecemasan
Dalam pengambilan keputusan akan tidak luput yang namanya kecemasan.
Hartley dan Phelps (2012) mengatakan kecemasan yang berpengaruh pada
pengambilan keputusan merupakan adanya bias kognitif pada hasil yang akan di
timbulkan nantinya.
5. Dukungan sosial
Gushe dan Melissa (2006) mengatakan dengan adanya pengaruh dari dukungan
sosial mempengaruhi dalam pengambilan keputusan secara positif..
15
6. Usia
Baiocco, Laghi, dan Alessio (2009) mengatakan pengambilan keputusan pada
orang yang lebih dewasa mereka akan cenderung mengambil keputusan secara
rasional.
Dari faktor-faktor yang telah dijelaskan tersebut, yang akan menjadi variabel
independen dalam penelitian ini adalah locus of control dan dukungan sosial
2.2 Locus of Control
2.2.1 Definisi Locus of control
Pengertian locus of control pertama kali diperkenalkan oleh Julian Rooter. Locus of
control adalah salah satu faktor individual yang mengendalikan peristiwa kehidupan
seseorang dan juga memberikan gambaran keyakinan kehidupan seseorang mengenai
sumber penentu perilakunya tersebut (Rotter, 1966). Friedman dan Schustack, (2009)
mengatakan locus of control dalam teori yang diajukan Julian Rotter, variable yang
terbiasa mengatribusikan apa yang ia alami pada faktor internal dalam dirinya atau
pada faktor eksternal diluar dirinya.
Locus of control dijelaskan untuk mempengaruhi pembelajaran, motivasi dan
perilaku (Schunck, Pintrich, & Meece, 2010). Rotter (Friedman & Schustack, 2009)
mengembangkan locus of control yang mengukur keyakinan individu tentang faktor
penentu perilakunya. Menurut Lefcort (dalam Ng et al, 2006) locus of control adalah
sebuah konstruk yang memiliki fokus kognitif yang kuat karena dapat mewakili
sejauh mana seseorang percaya bahwa dia memiliki kontrol. Dalam dunia kerja locus
of control mungkin terkait dengan hasil sikap dan perilaku di tempat kerja yang
16
melalui tiga proses kognitif yaitu evaluasi diri, motivasi internal, motivai internal, dan
orientasi kognitif yang dapat mempertahankan kontrol perilaku aktif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa locus of control adalah persepsi dari keyakinan
individu bahwa hasil kegiatan yang dilakukan merupakan proses dari usaha yang
dilakukannya sendiri atau nasib dan kesempatan yang diberikan oranglain.
2.2.2 Dimensi Locus of Control
Rotter dalam (Friedman & Schustack, 2009) menjelaskan ada dua dimensi dalam
locus of control yaitu :
1. Locus of control internal
Ekspektasi umum dimana tindakan individu sendiri akan menyebabkan
munculnya hasil akhir yang diinginkan disebut dengan locus of control internal.
Individu dengan locus of control internal lebih berorientasi pada keberhasilan
karena mereka menganggap perilaku mereka dapat menghasilkan efek yang
positif juga mereka lebih cenderung tergolong ke dalam high achiever. Rotter
dalam (Rotter, 1990) mengatakan individu yang letak pengontrolan diri secara
internal ditandai dengan individu yang mengacu akan hasil pencapaian hidupnya
dikarenakan perilaku atau karakteristik pribadi mereka sendiri.
2. Locus of control eksternal
Ekspektasi umum dimana terdapat keyakinan bahwa hal diluar diri, seperti
kesempatan atau kekuatan lain, menentukan apakah hasil akhir yang diinginkan
akan terjadi disebut dengan locus of control eksternal. Individu dengan locus of
control eksternal cenderung kurang independen dan lebih mungkin menjadi lebih
17
depresif dan stress. Individu yang berfokus akan pencapaian hasil yang dicapai
dalam hidupnya dikarenakan keberuntungan, atau takdir, berada di bawah
kendali orang yang kuat, atau hal yang tidak dapat diprediksi (Rotter, 1990)
2.2.3 Alat Ukur Locus of Control
1. Rotter Internal-External Locus of Control Scale adalah alat ukur psikologi yang
mengukur tentang locus of control. Alat ukur ini terdiri dari 29 item yang terdiri
dari 2 dimensi yaitu locus of control internal dan locus of control external. Alat
ukur ini terdiri 2 pilihan A atau B.
2. Locus of Control of Behavior (LCB) adalah alat ukur psikologi yang mengukur
tentang locus of control yang didalamnya terdapat 17 item dan terdiri dari 2
dimensi yaitu locus of control internal dan locus of control external. Alat ukur ini
memilik skala likert yang terdiri dari 5 point yang berkisar dari “sangat setuju”
sampai “sangat tidak setuju”.
Pada penelitian ini penulis menggunakan alat ukur locus of control of behaviour
(LCB) yang memiliki 17 item. Pada alat ukur locus of control behaviour ini
mengukur sejauh mana subjek menganggap tanggung jawab atas perilaku masalah
pribadi yang terjadi pada mereka dan terbebas adanya perbedaan usia dan jenis
kelamin.
2.3 Dukungan Sosial
2.3.1 Definisi Dukungan Sosial
Menurut Uchino (dalam Sarafino & Smith, 2011) dukungan sosial mengacu pada
kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang tersedia bagi seseorang dari
18
orang lain atau kelompok. Pemberian dukungan sosial yang diberikan bisa berasal
dari keluarga, orang tua, pasangan, teman, sahabat, komunitas organisasi, dan lain
sebagainya. Selain itu, menurut Cutrona dan Russell (1978) dukungan sosial sebagai
suatu proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang
dicintai, dihargai, dan disayangi untuk memberikan bantuan kepada individu yang
mengalami tekanan-tekanan dalam hidupnya.
Cobb (1976) mendifinisikan dukungan sosial sebagai informasi yang
mengarahkan individu untuk percaya bahwa ia di perhatikan, dicintai, dihargai dan
dilibatkan dalam hubungan timbal balik dalam kelompok. Rollins dan Thomas dalam
(Henderson, 1996) mengemukakan bahwa dukungan sosial sebagai sebuah
pendekatan perkembangan dimana dukungan sosial dianggap sebagai penyumbang
terhadap kepribadian dan perkembangan sosial.
Sementara definisi lain tentang dukungan sosial menurut Shumaker dan
Brownell (1984) adalah pertukaran sumber daya antara dua individu yang dirasakan
oleh pemberi atau penerima dukungan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan penerima dukungan tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah proses hubungan
yang dirasakan individu dikarenakan adanya rasa keyamanan, dicintai, disayangi,
penghargaan dan bantuan yang diberikan kepada individu lain yang mengalami
tekanan-tekanan dalam hidupnya.
19
2.3.2 Dimensi Dukungan Sosial
Menurut Weis (Cutrona & Russell, 1987) menyatakan bahwa dimensi dukungan
sosial terdiri dari enam, yaitu:
1. Attachment
Dukungan sosial yang di terima individu dalam hal ini berupa kelekatan atau
kedekatan emosional yang dirasakan individu, yang mana akan menimbulkan
rasa aman dari seseorang yang telah memiliki kelekatan atau kedekatan
dengannya. Jenis dukungan ini biasanya di dapat dari pasangan hidup, keluarga
dan sahabat.
2. Social Integration
Dukungan sosial yang di terima individu dalam hal ini berupa rasa memiliki
kelompok yang memiliki minat, kepentingan dan kegiatan yang sama dengan
kelompoknya. Jenis dukungan ini biasanya di dapat dari teman.
3. Reassurance of Worth
Dukungan sosial yang di terima individu dalam hal ini berupa pengakuan
penghargaan yang telah dicapai. Hal tersebut mengenai kompetisi, keterampilan
dan kualitisan personal individu.
4. Reliable Alliance
Dukungan sosial yang di terima individu dalam hal ini berupa jaminan yang
dapat diandalkan untuk membantu ketika individu tersebut sedang menghadapi
masalah. Jenis dukungan sosial ini biasanya paling sering diberikan dari anggota
keluarga.
20
5. Guidance
Dukungan sosial yang di terima individu dalam hal ini berupa nasihat, saran atau
informasi mengenai permasalahan yang di hadapinya. Jenis dukugan sosial
sering didapat dari guru, mentor, dan orang tua.
6. Opportunity for Nurturance
Merupakan perasaan bahwa individu bergantung pada orang lain untuk
kesejahteraannya. Hal ini merupakan perasaan akan dibutuhkan orang lain.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dimensi-dimensi dukungan sosial dari
Weiss (dalam Cutrona & Russell, 1987) yaitu, attachment, social integration,
reassurance of worth,reliable alliance, guidance, opportunity for nurturance.
2.3.3 Alat Ukur Dukungan Sosial
Dalam beberapa penelitian terdapat beberapa instrumen yang di gunakan untuk
mengukur dukungan sosial, yaitu:
1. Interpersonal Support Evaluation List (ISEL) yang dikembangkan oleh Cohen
dan Hoberman (dalam Brookings, J. B & Bolton B, 1988). Alat ukur ini terdiri
dari 48 item yang mengukur 4 aspek. Item ISEL mencakup aspek tangible
support, belonging support, self-esteem support dan appraisal support.
2. Social Support Questionnaire (SSQ). Alat ukur ini dikembangkan oleh Sarason,
I. G., Levine, H. M., Basham, R. B. (1983) Alat ukur ini terdiri dari 27 item
dengan 6 poin skala likert.
3. The Social Provision Scale yang dikembangkan oleh Weiss (dalam Cutrona,
1987). Alat ukur ini terdiri dari 24 item dan 6 aspek yaitu Attachment
21
(Kelekatan), Social Integration (Integrasi Sosial), Reassurance of Worth (Adanya
pengakuan), Reliable Alliance (Ketergantungan untuk dapat diandalkan),
Guidance (Bimbingan), dan Opportunity for Nurturance (Kesempatan untuk
merasa dibutuhkan).
Pada penelitian ini penulis menggunakan alat ukur The Social Provision Scale
yang terdiri dari 24 item. Pada alat ukur ini mengukur lingkungan kepada individu
dan individu terhadap lingkungan.
2.4 Kerangka Berpikir
Pengambilan keputusan merupakan hal yang akan di jalani setiap individu dalam
menghadapi masalah yang ada. Setiap individu mempunyai gaya masing-masing
dalam mengambil keputusan. Setiap individu dalam mengambil keputusan ada secara
logika yang biasa disebut dengan rasional, ada secara imajinasi yang menggunakan
perasaan yang biasa disebut dengan intuitif dan ada pula dengan menyerahkan
keputusan kepada orang lain yang biasa disebut dengan dependen.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh locus of control
dan dukungan sosial terhadap pengambilan keputusan pada penambang timah di
Belitung. Dari penulisan sebelumnya, locus of control menjadi salah satu faktor yang
menjadi pengaruh dalam pengambilan keputusan. Sucan, et al (2016) menjelaskan
bahwa terdapat hubungan antara locus of control dengan pengambilan keputusan.
Seperti studi yang dilakukan Baiocco, Laghi, dan Alessio (2009) individu yang
mempunyai locus of control internal dalam pengambilan keputusan akan cenderung
rasional, begitu pula dengan pengambilan kpeutusan secara intuitif. Sedangkan
22
individu yang mempunyai locus of control external akan cenderung pengambilan
keputusan rasional akan cenderung pengambilan keputusannya secara dependen.
Selain faktor locus of control ada lagi faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan yaitu dukungan sosial. Seperti penelitian yang dilakukan
Gushe dan Melissa (2006) mengatakan dengan adanya pengaruh dari dukungan sosial
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan secara positif. Semakin tingi dukungan
sosial maka akan semakin meningkat pengabilan keputusan. .
Orang-orang terdekat juga bisa menjadi tempat berbagi untuk memberikan
rasa aman dan nyaman. Dalam teori dukungan sosial hal tersebut disebut dengan
kelekatan (attachment). Sarafino dan Smith (2006) menyatakan bahwa dukungan
sosial mengacu pada pemberian kenyamanan pada orang lain, merawatnya atau
menghargainya, sumber dari perasaan tersebut diperoleh dari pasangan hidup, atau
anggota keluarga atau teman dekat atau sanak keluarga yang akrab dan memiliki
hubungan yang dekat.
Perkerjaaan sebagai penambang timah biasanya banyak mengambil sebuah
keputusan yang harus dihadapi secara bersama sehingga mampu membuat seseorang
memperoleh perasaan memiliki suatu kelompok yang memungkinkannya berbagi
dalam berbagai hal. Hal itu dalam dukungan sosial, hal ini disebut dengan integrasi
sosial (social integration). Weiss (dalam Cutrona & Russel, 1987) menyebutkan
bahwa integrasi sosial memungkinkan seseorang untuk memperoleh perasaan
memiliki suatu kelompok yang memungkinkannya untuk membagi minat, perhatian
serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersama-sama dan bisa
23
menghilangkan perasaan kecemasan walaupun hanya sesaat. Hal ini diketahui bahwa
menjalani penambang sebagai timah cenderung dilakukan secara berkelompok.
Dalam melakukan penambangan yang dilakukan bersama-sama, akan
menimbulkan kedekatan antara satu individu dengan individu lainnya akan
menimbulkan kedekatan emosional. Dalam menambang timah tentunya dilakukan
bersama orang terdekat yang akan membuat individu saling mengenal dan saling
terikat. Keterikatan tersebut menghasilkan individu yang saling menghargai satu
sama lain terutama pada orang-orang yang melakukan pekerjaan bersama. Weiss
(dalam Cutrona & Russel, 1987) menyatakan seseorang mendapat pengakuan atas
kemampuan keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain Dalam
dukungan sosial, hal tersebut disebut dengan reassurance of worth (adanya
pengakuan). Hal ini diketahui dari kedekatan emosional, saling mengenal satu sama
lain dan perasaan saling memiliki pada setiap individu terbentuk perilaku saling
menghargai.
Suatu penambangan yang notabene berbahaya seringkali terdapat
permasalahan tersendiri. Baik dalam masalah internal yang berasal dari dalam diri
dan juga masalah eksternal yaitu faktor alam yang tentunya akan banyak
menimbulkan masalah. Penambangan yang dilakukan bersama-sama akan cenderung
menyelesaikan masalah tersebut secara bersama-sama sehingga masing-masing akan
memiliki ketergantungan pada masing-masing individu dalam menangani
permasalahan tersebut. Dalam dukungan sosial, perilaku tersebut disebut dengan
reliable alliance (ketergantungan untuk dapat diandalkan).
24
Hal ini didapat dari bagaimana seseorang menyelesaikan masalah yang saling
bergantung untuk menyelesaikan masalah. Dalam mengambil sebuah keputusan
sebagai penambang timah setidaknya mendapatkan informasi tentang penambang
timah. Informasi biasanya akan didapat dari orang-orang terdekat misalnya seperti
keluarga dan teman dekat. Dalam dukungan sosial, hal ini disebut guidance
(bimbingan). Hal ini didapat dari bagaimana seseorang diarahkan maupun diberi
arahan atau bimbingan dalam mengambil keputusan.
Tentunya individu memiliki ketergantungan satu sama lain dalam suatu
proyek penambangan. Tentunya ketergantungan ini akan membuat masing-masing
individu merasa saling membutuhkan satu sama lain untuk merasakan senang dan
susah bersama. Dalam dukungan sosial, hal ini disebut dengan opportunity for
nurturance (kesempatan untuk merasa dibutuhkan).
Pada penelitian ini pengambilan keputusan tidak bisa dijadikan
unidimensional dikarenakan pada penelitian ini yang menjadi variabel dependennya
bersifat kategorikal yang tidak bisa dijadikan satu kesatuan. Pada penelitian ini,
peneliti berasumsi bahwa masing-masing variabel independen memiliki pengaruh
terhadap pengambilan keputusan. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas,
maka dalm penelitian ini dibuat kerangka pemikiran guna mengetahui variael-
variabel yang berpengaruh serta hubungan dari masing-masing pengabilan keputusan.
seacara singkat kerangka berpikir penelitian ini di ilustrasikan pada gambar berikut :
25
26
2.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang sudah dijelaskan diatas, maka dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1: Ada pengaruh yang signifikan dari locus of control dan dukungan sosial
terhadap pengambilan keputusan rasional pada penambang timah di Belitung
H2: Ada pengaruh yang signifikan dari locus of control terhadap pengambilan
keputusan rasional pada penambang timah di Belitung
H3: Ada pengaruh yang signifikan attachment terhadap pengambilan keputusan
rasional pada penambang timah di Belitung.
H4: Ada pengaruh yang signifikan social integration terhadap pengambilan
keputusan rasional pada penambang timah di Belitung.
H5: Ada pengaruh yang signifikan reassurance of worth terhadap pengambilan
keputusan rasional pada penambang timah di Belitung.
H6: Ada pengaruh yang signifikan reliable alliance terhadap pengambilan
keputusan rasioal pada penambang timah di Belitung.
H7: Ada pengaruh yang signifikan guidance terhadap pengambilan keputusan
rasional pada penambang timah di Belitung.
H8: Ada pengaruh yang signifikan opportunity for nurturance terhadap
pengambilan keputusan rasional pada penambang timah di Belitung.
H9: Ada pengaruh yang signifikan dari locus of control dan dukungan sosial
terhadap pengambilan keputusan intuitif pada penambang timah di Belitung
27
H10: Ada pengaruh yang signifikan dari locus of control terhadap pengambilan
keputusan intuitif pada penambang timah di Belitung
H11: Ada pengaruh yang signifikan attachment terhadap pengambilan keputusan
intuitif pada penambang timah di Belitung.
H12: Ada pengaruh yang signifikan social integration terhadap pengambilan
keputusan intuitif pada penambang timah di Belitung.
H13: Ada pengaruh yang signifikan reassurance of worth terhadap pengambilan
keputusan intuitif pada penambang timah di Belitung.
H14: Ada pengaruh yang signifikan reliable alliance terhadap pengambilan
keputusan intuitif pada penambang timah di Belitung.
H15: Ada pengaruh yang signifikan guidance terhadap pengambilan keputusan
intuitif pada penambang timah di Belitung.
H16: Ada pengaruh yang signifikan opportunity for nurturance terhadap
pengambilan keputusan intuitif pada penambang timah di Belitung.
H17: Ada pengaruh yang signifikan dari locus of control dan dukungan sosial
terhadap pengambilan keputusan dependen pada penambang timah di
Belitung
H18: Ada pengaruh yang signifikan dari locus of control terhadap pengambilan
keputusan dependen pada penambang timah di Belitung
H19: Ada pengaruh yang signifikan attachment terhadap pengambilan keputusan
dependen pada penambang timah di Belitung.
28
H20: Ada pengaruh yang signifikan social integration terhadap pengambilan
keputusan dependen pada penambang timah di Belitung.
H21: Ada pengaruh yang signifikan reassurance of worth terhadap pengambilan
keputusan dependen pada penambang timah di Belitung.
H22: Ada pengaruh yang signifikan reliable alliance terhadap pengambilan
keputusan dependen pada penambang timah di Belitung.
H23: Ada pengaruh yang signifikan guidance terhadap pengambilan keputusan
dependen pada penambang timah di Belitung.
H24: Ada pengaruh yang signifikan opportunity for nurturance terhadap
pengambilan keputusan dependen pada penambang timah di Belitung.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah laki-laki yang bekerja sebagai penambang timah
di Belitung. Pada bulan Februari 2018 penulis menyebar sebanyak 300 kuesioner,
dikarenakan terdapat beberapa item yang tidak diisi sehingga perlu di drop dan tidak
diikut sertakan dalam penelitian. Jadi jumlah sampel terjangkau dalam penelitian ini
yaitu 247 orang.
Teknik sampling pada penelitian ini bersifat non probability sampling, snowball
sampling yang berarti kemungkinan terpilihnya dari setiap responden anggota
populasi tidak dapat ditentukan. Penetapan jumlah sampel tersebut disesuaikan
dengan kemampuan penulis berdasarkan pertimbangan waktu dan kesediaan sampel
dalam penelitian ini. Waktu yang dihabiskan penulis saat mencari sampel sekitar 2
bulan yang dilakukan setiap hari.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Adapun variabel yang menjadi focus dalam penelitian ini yaitu:
1. Gaya pengambilan keputusan yang terdiri dari 3 hal dimana pengambilan
keputusan rasional sebagai dependen variable pertama, pengambilan keputusan
intuitif sebagai dependen variabel kedua, dan pengambilan keputusan dependen
sebagai dependen variabel ketiga.
2. Locus of control (X1) sebagai variabel bebas (independen variable)
30
3. Dukungan sosial sebagai variabel bebas (independen variable) (X), yang terdiri
dari attachment (X2), social integration (X3), reassurance of worth (X4), reliable
alliance (X5), guidance (X6), dan opportunity for nurturance (X7)
Adapun penjelasan definisi operasional variabel sebagai berikut :
1. Pengambilan keputusan adalah karakteristik individu dalam memahami dan
merespon tugas pengambilan keputusan, yang diukur dengan ACDM
(Assessment of Career Decision Making) part I mencakup
a. Pengambilan keputusan rasional yaitu pengambilan keputusan yang
dilakukan secara sengaja dan logis, realistis, dan informasi yang akurat
tentang situasi.
b. Pengambilan keputusan intuitif yaitu pengambilan keputusan yang
menggunakan intuisi, perasaan, dan emotional self awareness.
c. Pengambilan keputusan dependen yaitu pengambilan keputusan yang
diputuskan dari orang lain dikarenakan individu yang bersangkutan menolak
tanggung jawab dalam mengambil keputusan.
2. Locus of Control adalah persepsi dari keyakinan individu apakah hasil yang
didapat akibat dari dalam (tingkah lakunya sendiri, usaha yang dilakukan sendiri)
atau dari luar dirinya (keberuntungan, nasib, kesempatan) ,
3. Dukungan sosial adalah persepsi seseorang akan adanya bantuan dari orang lain,
diukur dengan The Social Provision Scale” mencakup
a. Attachment yaitu kelekatan emosional sehingga menimbulkan rasa aman
bagi yang menerima dukungan.
31
b. Sosial integration adalah perasaan memiliki suatu kelompok yang
memungkinkan untuk membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan
yang sifatnya dilakukan secara berssama-sama.
c. Reassurance of worth adalah pengakuan atas kemamapuan keahliannya
serta mendapatkan pengahargaan dari orang lain.
d. Reliable alliance adalah jaminan adanya bantuan secara nyata dari orang
lain.
e. Guidance adalah hubungan sosial yang memungkan informasi, saran, atau
nasehat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi
permasalahan yang dihadapi.
f. Opportunity for nurturance adalah perasaan akan dibutuhkan orang lain.
3.3. Instrumen Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Di dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan tiga skala berbentuk skala model Likert yaitu,
skala pengambilan keputusan, skala locus of control, dan skala dukungan sosial, yang
disusun dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu, sangat setuju (SS), setuju
(S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS), Peneliti tidak menggunakan lima
pilihan jawaban dalam skala ini karena menghindari pilihan jawaban ragu – ragu (R).
Peneliti membagi dua kategori item pernyataan yaitu favorable dan unfavorable
serta menentukan bobot nilai. Untuk item favorable,skor subjek dimulai dari 4, 3, 2,
1. Sementara untuk item unfavorable, skor subjek dimulai dari 1, 2, 3, 4
32
Tabel 3.1 Skor untuk Pernyataan
Jawaban Favorable Unfavorable
STS ( sangat tidak setuju) 1 4 TS ( tidak setuju ) 2 3 S ( setuju ) 3 2 SS ( sangat setuju ) 4 1
3.3.1 Skala pengambilan keputusan
Dalam penelitian ini, pengukuran pengambilan keputusan menggunakan skala yang
dikembangkan oleh Harren, yaitu Assessment of Career Decision Making (ACDM)
part I. Skala ini berisi 30 item pertanyaan yang masing-masing komponen terdiri dari
10 item pada setiap sub bab skala. Berikut blue print skala pengambilan keputusan.
Table 3.2 Blueprint skala pengambilan keputusan
No Dimensi Indikator No Item
Total Fav
1. Rasional - sistematis dalam membuat keputusan 1,4,16, 19,25 5 - memahami konsekuensi yang ada 7,28 2 - berpikir jernih dan berorientasi masa depan 10,13,22 3
2 Intuitif - menggunakan perasaan batin 2,17,23, 2, 20 5 - orientasi jangka pendek 26,14 2 - berpikir cukup cepat 5 1 - tidak mencari informasi 11 1 - kepuasan emosi pribadi 29 1
3 Dependent - membutuhkan dukungan dan dorongan orang lain
3,6,9,12,15,21 6
- menunda keputusan 18 1 - tidak memiliki keyakinan 24, 27,30 3
Total 30
3.3.2 Skala locus of control
Untuk mengukur locus of control penulis menggunakan alat ukur locus of control of
behavior (LCB) yang kemudian dimodifikasi sehingga mengukur locus of control
internal yang terdiri dari 17 item. Respon jawaban untuk item ini menggunakan
33
format skala likert 4 poin, mulai dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 4 (sangat setuju).
Berikut blue print skala locus of control.
Tabel 3.3 Blue print skala locus of control
Indikator Nomor Item Total - - Meyakini keberhasilan atas kerja keras sendiri 2*, 3*, 4*, 8,13 5
- Bisa mengatasi permasalah tanpa bantuan orang lain 1,5,7, 11*, 24*, 16 6 - Permasalahan terjadi karena faktor individu itu
sendiri 6*, 9*, 10*, 12*, 15,17* 6
Total 17 Ket : * nomor item unfav
3.3.3 Skala dukungan sosial
Dalam penelitian ini, peneliti mengukur dukungan sosial dengan menggunakan alat
ukur yang bernama The Social Provision Scale. Alat ukur ini terdiri dari 6 indikator
yaitu attachment (kelekatan), social integration (integrasi sosial), reassurance of
worth (adanya pengakuan), reliable alliance (ketergantungan untuk dapat
diandalkan), guidance (bimbingan), dan opportunity for nurturance (kesempatan
untuk merasa dibutuhkan) yang masing-masing tiap indikator terdiri dari 4 item.
Respon jawaban untuk item ini menggunakan format skala likert 4 poin, mulai dari 1
(sangat tidak setuju) sampai 4 (sangat setuju). Berikut blue print skala dukungan
sosial.
34
Tabel 3.4 Blue print skala dukungan sosial
No Dimensi Indicator Nomor item Total 1 Attachment Memiliki hubungan yang dekat dengan
orang lain 2*, 11, 21* 3
Adanya ikatan emosional yang kuat 17 1 2 Social integration Peran dalam lingkungan sosial 5, 22* 2
Memiliki kelompok dengan kesamaan minat dan keyakinan
8, 14* 2
3 Reassurance of
worth Pengahargaan atas kemampuan yang dimiliki
6*, 9*, 13,20 4
4 Reliable alliance Memiliki seseorang yang dapat diandalkan 1, 18*, 23 3 Menjadi seseorang yang dapat diandalkan 10* 1
5 Guidance Memiliki orang lain yang dapat dipercaya 12,16, 19* 3 Ada pihak lain yang membimbing 3* 1
6 Opportunity for
nurturance
Merasa dibutuhkan oleh orang lain 4, 15*, 24* 3
Bertanggung jawab bagi orang lain 7 1 Total 24 Ket : * nomor item unfav
3.4 Uji Validitas Konstruk Alat Ukur
Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Dalam CFA penulis harus
memiliki gambaran yang spesifik tentang (a) jumlah faktor, (b) variabel yang
mencerminkan jumlah faktor, (c) faktor-faktor yang saling berkorelasi. Tahapan
dalam CFA diawali dengan merumuskan hipotesis (model teoritis) tentang
pengukuran variabel laten, kemudian model tersebut diuji kebenarannya. Dengan
CFA dilakukan pengujian teori dengan langkah-langkah sebagai berikut (a)
mendefinsikan teori (model spesifikasi), (b) mengidentifikasi parameter (mengecek
apakah derajat kebebasan dari model positif/ lebih besar dari nol), (c) mengestimasi
parameter (misalnya: dengan maximum likelihood), (d) melakukan prediksi dengan
menggunakan parameter hasil estimasi (matriks korelasi sigma),
35
dan (e) menguji signifikansi/ tidak ada residual (S - Σ = 0). Jika residual tidak
signifikan, model fit dan parameter boleh digunakan. Instrumen-instrumen yang
digunakan akan diuji validitasnya dengan menggunakan metode CFA (confirmatory
factor analysis). Adapun logika dari CFA (Umar, 2012):
1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan secara
operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk
mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap
faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.
2. Diteorikan seluruh item hanya mengukur satu faktor saja. Artinya keseluruhan tes
bersifat unidimensional.
3. Dengan data yang tersedia dapat diprediksi matriks korelasi antar item yang
seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks korelasi ini disebut
sigma (Σ), kemudian dibandingkan dengan matriks dari data empiris, yang disebut
matriks S. Jika teori tersebut benar (unidimensional) maka tentunya tidak ada
perbedaan antara matriks Σ dan matriks S, atau bisa juga dinyatakan dengan Σ - S
= 0.
4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi-
square. Jika hasil chi-square tidak signifikan (p>0.05), maka hipotesis nihil
tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tentang alat ukur dapat
diterima (hanya mengukur satu faktor saja). Tetapi jika chi-square signifikan
(p<0.05), maka dapat dilakukan modifikasi model dengan cara membebaskan
36
parameter berupa korelasi antar kesalahan pengukuran (biasanya terjadi ketika
suatu item mengukur konstruk selain yang ingin diukur /multidimensional).
5. Setelah diperoleh model fit dengan data, maka langkah selanjutnya diuji apakah
koefisien muatan faktor untuk setiap item signifikan atau tidak mengukur apa yang
hendak di ukur. Ini dilakukan dengan menggunakan uji-t. Pada penelitian ini,
penulis menggunakan taraf signifkansi 5% sehingga item yang dikatakan
signifikan adalah item yang memiliki nilai t lebih dari 1.96 (t>1.96). Jika hasil uji-t
tidak signifikan maka item tersebut tidak mengukur apa yang hendak diukur, bila
perlu item yang demikian di-drop.
6. Adapun kriteria untuk mengeliminasi atau mendrop item adalah sebagai berikut:
a. Jika suatu item memiliki koefisien negatif, maka item tersebut akan didrop
karena mengukur hal yang berlawanan dari apa yang hendak diukur. Namun
jika suatu item terdiri dari penyataan yang bersifat unfavorable maka tentu saja
koefisien muatan faktornya pun akan berarah negatif. Oleh kerena itu, pada
item yang seperti ini skornya harus dibalik (reversed) terlebih dahulu sebelum
analisis faktor dan perhitungan skor faktor dilakukan sehingga diperoleh
koefisien muatan faktor yang positif. Apabila skor pada item sudah dibalik
tetap menghasilkan koefisien yang bernilai negatif maka item tersebut di-drop.
b. Menguji apakah suatu item signifikan atau tidak dalam mengukur hal yang
hendak diukur, dengan menggunakan t-test. Dalam hal ini yang dites adalah
koefisien muatan faktor untuk setiap item. Jika nilai t koefisien muatan faktor
(t>1.96) maka item tersebut dinyatakan signifikan dalam mengukur konstruk
37
yang hendak diukur. Artinya item tersebut tidak di-drop. Sedangkan item yang
nilai t tidak signifikan (t<1.96) maka item akan di-drop.
c. Apabila kesalahan pengukuran pada sebuah item terlalu banyak saling
berkorelasi, maka item tersebut sebaiknya di-drop. Sebab item yang demikian,
selain mengukur apa yang hendak diukur, juga mengukur hal lain
(multidimensional). Maka item yang digunakan hanyalah item yang valid saja.
7. Item yang digunakan untuk mendapatkan faktor skor (true score) hanya item yang
terbukti valid saja.
Adapun analisis dengan metode CFA dilakukan dengan bantuan software M-Plus7
(Muthen & Muthen, 2014).
3.4.1 Uji Validitas pengambilan keputusan
1. Rasional
Pengujian validitas konstruk pengambilan keputusan rasional, penulis menguji
apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur
variabel pengambilan keputusan rasional. Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan
didapatkan chi-square= 159.060, df= 35, P-Value= 0.000, RMSEA= 0.101, dan CFI=
0.476. hasil pada perhitungan awal menunjukkan p-value kurang dari 0.005 (0.000)
yang artinya model tersebut belum fit. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi
terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan kesalahan pengukur untuk tiap item
saling berkorelasi. Kemudian diperoleh model fit dengan nilai chi-square= 69.722,
df= 31, P-value= 0.049, dan CFI= 0.832. Dengan RMSEA kurang dari 0.05
38
menunjukkan model ini sudah fit. Dengan demikian semua item yang ada pada
variabel ini mengukur pengambilan keputusan rasional.
Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan mengukur faktor
yang hendak diukur. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga
sebaliknya. Berikut merupakan tabel koefisien muatan faktor skala masing-masing
dimensi pengambilan keputusan rasional.
Tabel 3.5 muatan faktor item pengambilan keputusan rasional
Item Estimate S.E T-value P-value Signifikan Item 1 -0.403 0.070 -5.778 0.000 X Item 4 0.160 0.064 2.485 0.013 √ Item 7 0.079 0.070 1.127 0.260 X Item 10 0.291 0.066 4.399 0.000 √ Item 13 0.233 0.065 3.587 0.000 √ Item 16 0.428 0.067 6.428 0.000 √ Item 19 1.039 0.127 8.167 0.000 √ Item 22 0.155 0.070 2.206 0.027 √ Item 25 -0.059 0.080 -0.739 0.460 X Item 28 0.112 0.073 1.532 0.125 X Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96), tanda × = tidak signifikan
Berdasarkan pada tabel 3.5 dapat diketahui bahwa terdapat empat item yang
memiliki nilai koefisien t <1.96, yaitu item 1, item 7, item 25 dan item 28. Dengan
demikian keempat item tersebut harus di drop dan tidak diikut sertakan dalam
analisis selanjutnya. Sehingga hanya terdapat enam item yang telah memenuhi
kriteria dan digunakan untuk menghitung faktor skor.
2. Intuitif
Pengujian validitas konstruk pengambilan keputusan intutif, penulis menguji apakah
10 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel
39
pengambilan keputusan intuitif. Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan didapatkan
chi-square= 207.477, df= 35, P-Value= 0.000, RMSEA= 0.123, dan CFI= 0.552.
Hasil pada perhitungan awal menunjukkan p-value kurang dari 0.005 (0.000) yang
artinya model tersebut belum fit. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi
terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan kesalahan pengukur untuk tiap item
saling berkorelasi. Kemudian diperoleh model fit dengan nilai chi-square= 57.855,
df= 28, P-value= 0.041, dan CFI= 0.922. Dengan RMSEA kurang dari 0.05
menunjukkan model ini sudah fit. Dengan demikian semua item yang ada pada
variabel ini mengukur pengambilan keputusan intuitif.
Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan mengukur faktor
yang hendak diukur. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga
sebaliknya. Berikut merupakan tabel koefisien muatan faktor skala masing-masing
dimensi pengambilan keputusan intuitif.
Tabel 3.6 Muatan faktor item pengambilan keputusan intuitif
Item Estimate S.E T-value P-value Signifikan Item 2 -0.852 0.128 -6.677 0.000 X Item 5 0.552 0.055 10.091 0.000 √ Item 8 -0.468 0.048 -9.808 0.000 X Item 11 -0.410 0.046 8.909 0.000 √ Item 14 0.086 0.050 1.711 0.087 X Item 17 -0.291 0.053 -5.492 0.000 X Item 20 -0.273 0.062 -4.393 0.000 X Item 23 0.017 0.069 0.242 0.809 X Item 26 0.658 0.054 12.100 0.000 √ Item 29 0.593 0.058 10.216 0.000 √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96), tanda × = tidak signifikan
40
Berdasarkan pada tabel 3.6 dapat diketahui bahwa terdapat enam item yang
memiliki nilai koefisien t <1.96, yaitu item 2, item 8, item 14, item17, item 20 dan
item 23. Dengan demikian keenam item tersebut harus di drop dan tidak diikut
sertakan dalam analisis selanjutnya. Sehingga hanya terdapat empat item yang telah
memenuhi kriteria dan digunakan untuk menghitung faktor skor.
3. Dependen
Pengujian validitas konstruk pengambilan keputusan dependen, penulis menguji
apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur
variabel pengambilan keputusan dependen. Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan
didapatkan chi-square= 220.194, df= 35, P-Value= 0.000, RMSEA= 0.128, dan CFI=
0.784. Hasil pada perhitungan awal menunjukkan p-value kurang dari 0.005 (0.000)
yang artinya model tersebut belum fit. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi
terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan kesalahan pengukur untuk tiap item
saling berkorelasi. Kemudian diperoleh model fit dengan nilai chi-square= 57.127,
df= 27, P-value= 0.006,RMSEA= 0.043 dan CFI= 0.963. Dengan RMSEA kurang
dari 0.05 menunjukkan model ini sudah fit. Dengan demikian semua item yang ada
pada variabel ini mengukur pengambilan keputusan dependen.
Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan mengukur faktor
yang hendak diukur. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga
sebaliknya. Berikut merupakan tabel koefisien muatan faktor skala masing-masing
dimensi pengambilan keputusan dependen.
41
Tabel 3.7 Muatan faktor item pengambilan keputusan dependen
Item Estimate S.E T-value P-value Signifikan Item 3 0.720 0.044 16.322 0.000 √ Item 6 -0.389 0.065 -5.956 0.000 X Item 9 0.436 0.051 8.541 0.000 √ Item 12 0.496 0.059 8.401 0.000 √ Item 15 0.749 0.044 17.040 0.000 √ Item 18 0.376 0.057 6.554 0.000 √ Item 21 0.632 0.042 15.131 0.000 √ Item 24 -0.310 0.063 -4.944 0.000 X Item 27 0.548 0.040 13.752 0.000 √ Item 30 0.649 0.060 10.806 0.000 √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96), tanda × = tidak signifikan
Berdasarkan pada tabel 3.7 dapat diketahui bahwa terdapat dua item yang
memiliki nilai koefisien t <1.96, yaitu item 6 dan item 24. Dengan demikian kedua
item tersebut harus di drop dan tidak diikut sertakan dalam analisis selanjutnya.
Sehingga hanya terdapat delapan item yang telah memenuhi kriteria dan digunakan
untuk menghitung faktor skor.
3.4.2 Uji Validitas locus of control
Pengujian validitas konstruk locus of control, penguji menguji apakah 17 item yang
ada versifat unidiensional, artinya benar hanya mengukur variabel locus of control.
Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan didapatkan chi-square = 739.025, df = 119,
p-value = 0.000, RMSEA =0.135, CFI = 0.495. Hasil pada perhitungan awal
menunjukkan p-value kurang dari 0,05 (0,000) yang artinya model tersebut belum fit.
Oleh karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan
membebaskan kesalahan pengukuran untuk tiap item saling berkorelasi. Kemudian
diperoleh model fit dengan nilai chi-square = 178.292 df = 90, p-value = 0.000,
RMSEA = 0.049 dan CFI = 0.923. Dengan RMSEA kurang dari 0,05 menunjukkan
42
model ini sudah fit. Dengan demikian semua item yang ada pada variabel ini hanya
mengukur satu faktor saja, yaitu locus of control.
Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan mengukur faktor
yang hendak diukur. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga
sebaliknya. Berikut merupakan tabel koefisien muatan faktor skala locus of control
Tabel 3.8 Muatan faktor item locus of control
Dimensi Item Estimate S.E T-value P-value Signifikan locus of
control
Item 1 0.705 0.036 19.478 0.000 √ Item 5 0.521 0.053 9.736 0.000 √ Item 7 -0.217 0.068 -3.186 0.001 X Item 8 -0.496 0.047 -10.501 0.000 X
Item 13 0.111 0.068 1.619 0.106 X Item 15 0.346 0.063 5.507 0.000 √ Item 16 0.175 0.071 2.471 0.013 √ Item 2 0.988 0.049 20.183 0.000 √ Item 3 0.221 0.063 3.484 0.000 √ Item 4 0.532 0.041 13.043 0.000 √ Item 6 0.700 0.067 10.527 0.000 √ Item 9 -0.221 0.052 -4.274 0.000 X Item10 0.065 0.069 0.953 0.341 X Item 11 -0.233 0.055 -4.218 0.000 X Item 12 -0.089 0.063 -1.400 0.161 X Item 14 -0.245 0.062 -3.986 0.000 X Item 17 -0.115 0.065 -1.719 0.075 X
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96), tanda × = tidak signifikan
Berdasarkan pada tabel 3.8 dapat diketahui bahwa terdapat sembilan item
yang memiliki nilai koefisien t <1.96, yaitu item 7, item 8, item 13, item 9, item 10,
item 11, item 12, item 14, dan item 17. Dengan demikian kesembilan item tersebut
harus di drop dan tidak diikut sertakan dalam analisis selanjutnya. Sehingga hanya
43
terdapat enam item yang telah memenuhi kriteria dan digunakan untuk menghitung
faktor skor.
3.4.3 Uji Validitas dukungan sosial
Pengujian validitas dukungan sosial dengan 6 dimensi dan sebanyak 24 item.
Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan didapatkan chi-square = 2205. 977, df =
243, p-value = 0.000, RMSEA =0.174, CFI = 0.480. Hasil pada perhitungan awal
menunjukkan p-value kurang dari 0,05 (0,000) yang artinya model tersebut belum fit.
Oleh karena itu peneliti melakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan
membebaskan kesalahan pengukuran untuk tiap item saling berkorelasi. Kemudian
diperoleh model fit dengan nilai chi-square = 350.793, df = 190, p-value = 0.000,
RMSEA = 0.049 dan CFI = 0.957. Dengan RMSEA kurang dari 0,05 menunjukkan
model ini sudah fit. Dengan demikian semua item yang ada pada variabel ini
mengukur dukungan sosial.
Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan mengukur faktor
yang hendak diukur. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga
sebaliknya. Berikut merupakan tabel koefisien muatan faktor skala masing-masing
dimensi dari dukungan sosial.
44
Table 3.9 Muatan faktor item dukungan sosial
Dimensi Item Estimate S.E T-value P-value Signifikan Attachment Item 2 0.821 0.038 21.845 0.000 √
Item 11 0.415 0.043 9.559 0.000 √ Item 17 0.114 0.043 2.657 0.008 √ Item 21 0.553 0.035 15.766 0.000 √
Social
integration
Item 5 0.209 0.050 4.228 0.000 √ Item 8 0.106 0.045 2.371 0.018 √
Item 14 0.221 0.070 3.169 0.002 √ Item 22 0.568 0.103 5.538 0.000 √
Reassurance of
worth
Item 6 0.234 0.106 2.215 0.027 √ Item 9 0.345 0.107 3.239 0.001 √
Item 13 0.006 0.071 0.089 0.929 X Item 20 0.206 0.072 2.845 0.004 √
Reliable Alliace Item 1 0.280 0.080 3.486 0.000 √ Item 10 0.661 0.041 16.159 0.000 √ Item 18 0.797 0.034 23.202 0.000 √ Item 23 0.409 0.055 7.372 0.000 √
Guidance Item 3 0.629 0.046 13.645 0.000 √ Item 12 0.791 0.040 19.547 0.000 √ Item 16 0.588 0.047 12.543 0.000 √ Item 19 0.611 0.040 15.214 0.000 √
Opportunity for
nurturance Item 4 -0.023 0.044 -0.516 0.606 X Item 7 0.040 0.052 0.763 0.445 X
Item 15 0.632 0.040 15.669 0.000 √ Item 24 0.910 0.041 22.066 0.000 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96), tanda × = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.9, dapat diketahui bahwa semua item dari dimensi attachment
bermuatan positif dan signifikan, sehingga semua item pada variabel ini telah
memenuhi kriteria dan dapat digunakan untuk menghitung faktor skor.
Pada dimensi social integration semua item memiliki nilai koefisien t > 1.96.
Dengan demikian semua item dapat digunakan untuk menghitung faktor skor. Namun
pada dimensi reassurance of worth semua item memiliki nilai koefisien t < 1.96
sehingga semua item harus di drop dan tidak di ikutsertakan dalam analisis
selanjutnya.
45
Pada dimensi reliable alliance semua item memiliki nilai koefisien t > 1.96.
Dengan demikian semua item dapat digunakan untuk menghitung faktor skor. Untuk
dimensi guidance semua item memiliki nilai koefisien nilai t > 1.96. Dengan begitu
semua item dapat digunakan untuk faktor skor.
Sedangkan pada dimensi opportunity for nurturance dapat diketahui bahwa
terdapat dua item yang memiliki nilai koefisien t < 1.96, yaitu item 4, dan item 7.
Dengan demikian dua item tersebut harus di-drop dan tidak diikutsertakan dalam
analisis selanjutnya. Sehingga hanya terdapat dua item yang telah memenuhi kriteria
dan digunakan untuk menghitung faktor skor.
3.5 Metode Analisis Data
Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan estimasi faktor skor dari item-
item yang telah memenuhi kriteria item yang valid. Sehingga didapat faktor skor pada
tiap variabel. Dengan demikian perbedaan kemampuan masing-masing item dalam
mengukur apa yang hendak diukur ikut menentukan dalam menghitung faktor skor
(true score). True score inilah yang akan dianalisis dalam analisis berikutnya.
Selanjutnya peneliti mentransformasikan faktor skor yang diukur kedalam T
score,dengan mean=50 dan standard deviasi (SD)=10. Sehingga tidak ada responden
yang mendapat skor negatif dan setiap variabel memiliki satuan yang sama. Adapun
rumus T score adalah:
T score = (10*faktor skor) + 50
Selanjutnya untuk analisis datayang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi berganda. Teknik analisis regresi berganda ini digunakan untuk
46
menentukan ketepatan prediksi dan ditunjukkan untuk mengetahui besarnya pengaruh
dari independent variable (IV), yaitu locus of control dan dukungan sosial
(attachment, social integration, reassurance of worth, reliable alliace, guidance, dan
opportunity for nurturance) terhadap pengambilan keputusan dependet variable
(DV). Regresi berganda merupakan metode statistika yang digunakan untuk
membentuk model hubungan antara dependent variable dengan lebih dari satu
independent variable.
Persamaan regresi berganda penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4 + b14X14 + … + b14X14 + e
Dimana:
Y = Nilai prediksi Y (pengambilan keputusan) a = Konstan intersepsi b = Koefisien regresi untuk masing-masing independent variable
X1 = locus of control
X2 = Dukungan Sosial X2.1 = attachment
X2.2 = social integration X2.3 = reassurance of worth X2.4 = reliable alliace
X2.4 = guidance
X2.5 = opportunity for nurturance
e = Residual dari dependent variable
Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model yang
paling sesuai (memiliki error terkecil), dibutuhkan beberapa pengujian dan analisis.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis berganda, digunakan agar dapat
47
menjawab hipotesis dalam Bab 2. Untuk mendapat hasil analisis regresi berganda
peneliti menggunakan software SPSS versi 22.0.
Selanjutnya dari analisis regresi berganda ini akan diperoleh nilai R2 (R
square) untuk mengetahui berapa persen (%) sumbangan dependent variable yang
dijelaskan oleh independent variable berpengaruh secara signifikan terhadap
dependent variable.
Adapun rumus untuk menghitung R2, digunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
R2 = Proporsi varians yang bisa dijelaskan oleh keseluruhan independent variable
SSreg = Jumlah kuadrat regresi yang dapat dihitung jika koefisien regresi telah
diperoleh.
SSy = Jumlah kuadrat dari dependent variable (Y)
Selanjutnya R2 dapat diuji signifikansinya dengan uji F. Adapun rumus untuk uji F
terhadap R2 adalah :
dengan df= K dan (N-K-1)
Dimana:
K = banyaknya independent variable
N = besarnya sampel
48
Apabila nilai F itu siginifikan (p<0,05), maka berarti seluruh independent variable
secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dependent
variable.
Adapun jika F signifikan, langkah berikutnya menguji signifikansi pengaruh
masing-masing independent variable terhadap dependent variable. Hal ini dilakukan
melalui uji t (t-test) terhadap setiap koefisien regresi. Jika nilai t > 1,96 maka
independent variable yang bersangkutan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
dependent variable, dan sebaliknya.
Adapun rumus uji t yang digunakan adalah:
Dimana:
bi = koefisien regresi untuk independent variable (i)
Sbi = standar deviasi sampling atau standar error dari .
Sebagai langkah terakhir adalah uji signifikan terhadap proporsi varians yang
disumbangkan oleh masing-masing independent variable dalam mempengaruhi
dependent variable. Dalam hal ini penulis melakukan analisis regresi berganda yang
bersifat berjenjang atau stepwise. Artinya dilakukan analisis regresi berulang-ulang
dimulai dengan hanya satu independent variable kemudian dengan dua independent
variable, dilanjutkan dengan tiga independent variable, dan seterusnya sampai
independent variable ke tujuh. Setiap kali dilakukan analisis regresi akan diperoleh
49
nilai R2. Setiap kali ditambahkan independent variable baru diharapkan terjadi
peningkatan R2 secara signifikan.
Jika pertambahan R2 (R2change) signifikan secara statistik maka berarti
independent variable baru yang ditambahkan tersebut cukup penting secara statistik
maupun dalam upaya memprediksi dependent variable serta untuk menguji hipotesis
apakah independent variable bersangkutan signifikan pengaruhnya. Setiap
pertambahan R2 ketika satu independent variable baru ditambahkan adalah
menunjukan besarnya sumbangan unik independent variable tersebut terhadap
bervariasinya dependent variable setelah pengaruh dari beberapa independent
variable terdahulu diperhitungkan dampaknya. Oleh sebab itulah analisis regresi
secara sequential seperti ini dikenal dengan sebutan stepwise regression.
Adapun rumus yang digunakan untuk menguji signifikan tidaknya
pertambahan proporsi varian (R2change) adalah sebagai berikut :
dengan
Disini, adalah nilai R2 yang dihasilkan setelah independent variable baru
ditambahkann kedalam persamaan, dan adalah nilai R2 yang diperoleh sebelum
independent variable baru ditambahkan. Sedangkan T adalah banyaknya independent
variable pada , dan S adalah banyaknya IV pada N adalah besarnya sampel
penelitian.
50
Rumus ini bersifat generik, artinya bisa digunakan untuk menguji signifikan
tidaknya pertambahan R2 baik untuk pertambahan satu independent variable maupun
untuk pertambahan beberapa independent variable.
Jika nilai F yang dihasilkan signifikan berarti proporsi varian yang dapat
dijelaskan dan merupakan sumbangan dari independent variable yang ditambahkan
adalah signifikan secara statistik. Jadi rumus ini bisa diuji signifikan tidaknya
pertambahan independent variable baik hanya dengan menambahkan satu
independent variable maupun dengan menambahkan beberapa independent variable
sekaligus.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini sebanyak 247 laki-laki yang
merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di Belitung yang bekerja sebagai
penambang timah. Adapun gambaran umum subjek dalam penelitian ini berdasarkan
data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Gambaran umum subjek penelitian Gambaran umum subjek Jumlah Presentase
Usia
Remaja akhir 1 0.4%
Dewasa awal 212 85.8%
Dewasa madya 33 13.4%
Lansia 1 0.4%
Lama kerja
1 – 5 tahun 78 49.8%
6 – 10 tahun 123 32.0%
>10 tahun 46 18.2%
Pekerjaan sebelumnya
Ada 174 29.6%
Tidak 73 70.4%
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berada di tahap usia dewasa
awal yaitu sebanyak 212 orang (85.8%). Selanjutnya responden bekerja sebagai
penambang timah berkisar 6-10 tahun dengan rata-rata memiliki pekerjaan lain
sebelum menjadi penambang timah.
4.2 Hasil Analisis Deskriptif
Skor yang digunakan dalam analisis statistik pada penelitian ini adalah skor murni (t-
score) yang merupakan hasil proses konversi dari raw score. Proses ini dilakukan
52
untuk memudahkan dalam melakukan perbandingan antar skor hasil penelitian
variabel-variabel yang diteliti, dengan demikian semua raw score pada setiap variabel
harus diletakkan pada skala yang sama. Untuk memperoleh deskripsi statistik,
dihitung item-item yang valid dan positif sehingga didapatkan skor faktor. Skor
faktor tersebut dihitung untuk menghindari bias dari kesalahan pengukuran. Jadi,
penghitungan skor faktor ini tidak menjumlahkan item-item variabel seperti pada
umumnya, tetapi dihitung true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis
adalah skor faktor yang bermuatan positif dan signifikan.
Tscore = (10 x skor faktor) + 50
Setelah didapatkan skor faktor yang telah dirubah menjadi T score, nilai baku inilah
yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Yang perlu diingat
bahwa hal yang sama berlaku juga untuk semua variabel pada penelitian ini. Skor
tersebut disajikan dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2 Analisis deskriptif Norma N Min Max Mean Std.Deviasi
Rasional 247 14.29 60.47 50.00 9.99
Intuitif 247 27.16 69.25 50.00 7.84
Dependen 247 26.83 67.96 50.00 8.64
Locus of control 247 16.30 68.80 50.00 8.69
Attachment 247 30.56 62.15 50.00 8.48
Social integration 247 14.63 69.93 50.00 9.99
Reassurance of worth 247 43.92 57.46 50.00 2.37
Reliable alliance 247 26.10 60.81 50.00 8.60
Guidance 247 26.44 66.63 50.00 8.17
opportunity for nurturance 247 23.98 69.62 50.00 7.59
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pertama variabel pengambilan
keputusan rasional memiliki skor terendah 14.29 dan skor tertinggi 60.47. Kedua,
53
variabel pengambilan keputusan intuitif memiliki skor terendah 27.16 dan skor
tertinggi 69.25. Ketiga, variabel pengambilan keputusan dependen memiliki skor
terendah 26.83 dan skor tertinggi 67.96. Keempat, locus of control memiliki skor
terendah 16.30 dan skor tertinggi 67.96. Kelima, variabel attachment memiliki skor
terendah 30.56 dan skor tertinggi 62.15. Keenam, variabel social integration
memiliki skor terendah 14.63 dan skor tertinggi 69.93. Ketujuh, variabel reassurance
of worth memiliki skor terendah 43.92 dan tertinggi 57.46. Kedelapan, variabel
reliable alliance memiliki skor terendah 26.10 dan tertinggi 60.81. Kesembilan,
variabel guidance memiliki nilai terendah 26.44 dan tertinggi 66.62. Terakhir,
variabel opportunity for nurturance memiliki skor terendah 23.98 dan tertinggi 69.62.
4.3 Kategorisasi Skor
Setelah melakukan deskripsi dari masing-masing variabel, maka hal yang perlu
dilakukan adalah pengkategorisasian terhadap data penelitian dengan menggunakan
standar deviasi dan mean dari t-score. Kategori dalam penelitian ini dibuat menjadi
tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dalam hal ini ditetapkan norma sebagai
berikut:
Table 4.3 Rumus kategorisasi Kategorisasi Rumus
Tinggi X >M + SD
Sedang M – SD ≤ X ≤ M + SD
Rendah X < M – SD
Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel berdasarkan tinggi dan rendahnya
tiap variabel disajikan pada tabel 4.4.
54
Table 4.4 Kategorisasi skor variabel
Variabel Frekuensi Persentase
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
Pengambilan keputusan rasional 21 124 102 8.5% 50.2% 41.3%
Pengambilan keputusan intuitif 36 199 12 14.6% 80.6% 4.9%
Pengambilan keputusan dependen 45 175 27 18.2% 70.9% 10.9%
Locus of control 29 198 20 11.7% 80.2% 8.1%
Attachment 48 183 16 19.4% 74.1% 6.5%
Social integration 33 194 20 13.4% 78.5% 8.1%
Reassurance of worth 0 247 0 0 100% 0
Reliable alliance 36 185 26 14.6% 74.9% 10.5%
Guidance 35 190 22 14.2% 76.9% 8.9%
Opportunity for nurturance 48 185 14 19.4% 74.9% 5.7%
Berdasarkan tabel 4.4, variabel pengambilan keputusan rasional cenderung
tinggi pada penambang timah di Belitung. Selanjutnya pengambilan keputusan
intuitif cenderung rendah. Pengambilan keputusan dependen cenderung rendah.
Locus of control cenderung rendah. Attachment cenderung rendah social integration
cenderung rendah. Reliable alliance cenderung rendah. Guidance cenderung rendah.
Opportunity for nurturance cenderung rendah.
4.4 Uji Hipotesis Penelitian
Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda
dengan menggunakan software SPSS 22. Pada regresi terdapat tiga hal yang akan
dilihat, yaitu melihat besaran R-square untuk mengetahui berapa persen (%) varians
DV yang dijelaskan oleh IV, kedua apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara
signifikan terhadap DV, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien
regresi dari masing-masing IV.
55
4.4.1 Pengambilan keputusan rasional
Tujuh variabel independen diteorikan sebagai determinan tingkat pengambilan
keputusan rasional individu. Berikut ini merupakan tabel R square terhadap
pengambilan keputusan rasional :
Tabel 4.5 Tabel R square terhadap pengambilan keputusan rasional
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .561a .315 .295 8.39220
a. Predictors: (Constant), ofn, rw, si, loc, ra, guidance, att
Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa diperoleh R square sebesar 0.315 atau
31.5%. Artinya, proporsi varian dari pengambilan keputusan rasional yang dijelaskan
oleh semua variabel independen adalah sebesar 31.5%, sedangkan 68.5% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Langkah kedua peneliti menguji
apakah seluruh independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan
keputusan rasional. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6
Table 4.6 Anova pengaruh seluruh IV terhadap DV
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 7742.878 7 1106.125 15.706 .000b
Residual 16832.529 239 70.429
Total 24575.407 246 a. Dependent Variable: rasional
b. Predictors: (Constant), ofn, rw, si, loc, ra, guidance, att
Berdasarkan uji F pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada kolom
paling kanan adalah p=0.000 dengan nilai p<0,05. Jadi peneliti dapat menolak
hipotesis nihil yang berbunyi “tidak ada pengaruh locus of control, dan dukungan
sosial terhadap pengambilan keputusan rasional”.
56
Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing
IV. Jika sig<0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti variabel
independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan
keputusan rasional. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel
independen terhadap pengambilan keputusan rasional dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Koefisien regresi pengambilan keputusan rasional
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
(Constant) 31.716 12.570 2.523 .012
Locus of control .094 .073 .081 1.280 .202
Attachment .439 .117 .373 3.746 .000
Social integration -.067 .057 -.067 -1.168 .244
Reassurance of worth -.424 .254 -.101 -1.673 .096
Reliable alliance .362 .086 .312 4.232 .000
Guidance -.262 .110 -.214 -2.374 .018
Opportunity for nurturance .224 .098 .170 2.295 .023
a. Dependent Variable: rasional
Berdasarkan table 4.7 dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut:
Pengambilan keputusan rasional = 31.716 + 0.094 (locus of control) + 0.439
(attachment)* - 0.067 (social integration) – 0.424 (reassurance of worth) + 0.362
(reliable alliance)* - 0.262 (guidance)* + 0.224 (opportunity for nurturance)*
Dari persamaan regresi yang telah dipaparkan, dapat dijelaskan dari 7 variabel
independen terdapat 4 yang signifikan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan,
yaitu, attachment, reliable alliance, guidance, dan opportunity for nurturance.
Adapun penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh dari masing-masing
variabel independen adalah sebagai berikutt :
57
1. Variabel locus of control
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.094 dengan signifikansi sebesar 0.202
(sig >0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan locus of control terhadap pengambilan keputusan rasional” diterima.
Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan locus of control terhadap
pengambilan keputusan rasional.
2. Variabel attachment
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.094 dengan signifikansi sebesar 0.000
(sig <0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan attachment terhadap pengambilan keputusan rasional” ditolak. Artinya
ada pengaruh yang signifikan attachment terhadap pengambilan keputusan
rasional. Tanda pada koefisien attachment adalah positif. Artinya, semakin tinggi
nilai attachment, maka semakin tinggi pengambilan keputusan rasional pada
penambang timah di Belitung.
3. Variabel social integration
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.067 dengan signifikansi sebesar 0.244
(sig >0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan social integration terhadap pengambilan keputusan rasional” diterima.
Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan social integration terhadap
pengambilan keputusan rasional.
58
4. Variabel reassurance of worth
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.424 dengan signifikansi sebesar 0.096
(sig >0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan reassurance of worth terhadap pengambilan keputusan rasional”
diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan reassurance of worth
terhadap pengambilan keputusan rasional.
5. Variabel reliable alliance
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.362 dengan signifikansi sebesar 0.000
(sig <0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan reliable alliance terhadap pengambilan keputusan rasional” ditolak.
Artinya ada pengaruh yang signifikan reliable alliance terhadap pengambilan
keputusan rasional. Tanda pada koefisien reliable alliance adalah positif. Artinya,
semakin tinggi nilai reliable alliance, maka semakin tinggi pengambilan
keputusan rasional pada penambang timah di Belitung.
6. Variabel guidance
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.262 dengan signifikansi sebesar 0.018
(sig <0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “ Tidak ada pengaruh yang
signifikan guidance terhadap pengambilan keputusan rasional “ ditolak. Artinya
ada pengaruh yang signifikan guidance terhadap pengambilan keputusan rasional.
Tanda pada koefisien guidance adalah negatif. Artinya, semakin tinggi nilai
guidance, maka semakin rendah pengambilan keputusan rasional pada
penambang timah di Belitung.
59
7. Opportunity for nurturance
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.224 dengan signifikansi sebesar 0.023
(sig <0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan Opportunity for nurturance terhadap pengambilan keputusan rasional”
ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan Opportunity for nurturance
terhadap pengambilan keputusan rasional. Tanda pada koefisien Opportunity for
nurturance adalah positif. Artinya, semakin tinggi nilai Opportunity for
nurturance, maka semakin tinggi pengambilan keputusan rasional pada
penambang timah di Belitung.
Table 4.8 Proporsi varians sumbangan masing-masing IV terhadap DV
Model Summary
Model R Square
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .002 .002 .407 1 245 .524
2 .233 .232 73.758 1 244 .000
3 .233 .000 .001 1 243 .978
4 .240 .007 2.117 1 242 .147
5 .287 .047 15.727 1 241 .000
6 .300 .013 4.586 1 240 .033
7 .315 .015 5.265 1 239 .023 a. Predictors: (Constant), loc
b. Predictors: (Constant), loc, att
c. Predictors: (Constant), loc, att, si
d. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw
e. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra
f. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra, guidance
g. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra, guidance, ofn
Berdasarkan informasi yang dipaparkan pada tabel 4.8, peneliti dapat mengetahui
besaran sumbangan proporsi varian variabel independen terhadap pengambilan
keputusan rasional dengan rincian sebagai berikut:
60
1. Variabel locus of control memberikan sumbangan sebesar 0.2% terhadap varians
pengambilan keputusan rasional dengan nilai signifikansi 0.524 (>0.05). Maka
secara statistik sumbangan tersebut tidak signifikan.
2. Variabel attachment memberikan sumbangan sebesar 23.2% terhadap varians
pengambilan keputusan rasional dengan nilai signifikansi 0.000 (<0.05). Maka
secara statistik sumbangan tersebut signifikan
3. Variabel social integration memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap varians
pengambilan keputusan rasional dengan nilai signifikansi 0.978 (>0.05). Maka
secara statistik sumbangan tersebut tidak signifikan.
4. Variabel reliable alliance memberikan sumbangan sebesar 0.7% terhadap varians
pengambilan keputusan rasional dengan nilai signifikansi 0.147 (>0.05). Maka
secara statistik sumbangan tersebut tidak signifikan.
5. Variabel reassurance of worth memberikan sumbangan sebesar 4.7% terhadap
varians pengambilan keputusan rasional dengan nilai signifikansi 0.000 (<0.05).
Maka secara statistik sumbangan tersebut signifikan.
6. Variabel guidance memberikan sumbangan sebesar 1.3% terhadap varians
pengambilan keputusan rasional dengan nilai signifikansi 0.000 (<0.05). Maka
secara statistik sumbangan tersebut signifikan.
7. Variabel opportunity for nurturance memberikan sumbangan sebesar 1.5%
terhadap varians pengambilan keputusan rasional dengan nilai signifikansi 0.023
(>0.05). Maka secara statistik sumbangan tersebut signifikan.
61
4.4.2 Pengambilan keputusan intuitif
Tujuh variabel independen diteorikan sebagai determinan tingkat pengambilan
keputusan intuitif individu. Berikut ini merupakan tabel R square terhadap
pengambilan keputusan intuitif.
Table 4.9 R square terhadap pengambilan keputusan intuitif
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .593a .351 .332 6.41401
a. Predictors: (Constant), ofn, rw, si, loc, ra, guidance, att
Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa diperoleh R square sebesar 0.351 atau
35.1%. Artinya, proporsi varian dari pengambilan keputusan intuitif yang dijelaskan
oleh semua variabel independen adalah sebesar 35.1%, sedangkan 64.9% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Langkah kedua peneliti menguji
apakah seluruh independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan
keputusan intuitif. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.10
Table 4.10 Anova pengaruh seluruh IV terhadap DV
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 5323.252 7 760.465 18.485 .000b
Residual 9832.338 239 41.139
Total 15155.590 246 a. Dependent Variable: intuitif
b. Predictors: (Constant), ofn, rw, si, loc, ra, guidance, att
Berdasarkan uji F pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada
kolom paling kanan adalah p=0.000 dengan nilai p<0,05. Jadi peneliti dapat menolak
hipotesis nihil yang berbunyi “tidak ada pengaruh locus of control, dan dukungan
sosial terhadap pengambilan keputusan intuitif”.
62
Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing
IV. Jika sig<0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti variabel
independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan
keputusan intuitif. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel
independen terhadap pengambilan keputusan intuitif dapat dilihat pada tabel 4.11.
Table 4.11 koefisien regresi pengambilan keputusan intuitif
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
(Constant) 14.192 9.607 1.477 .141
Locus of control .479 .056 .530 8.576 .000
Attachment .282 .090 .305 3.151 .002
Social integration -.042 .044 -.054 -.959 .339
Reassurance of worth .092 .194 .028 .475 .636
Reliable alliance .102 .065 .112 1.560 .120
Guidance -.215 .084 -.224 -2.557 .011
Opportunity for nurturance .018 .075 .018 .247 .805 a. Dependent Variable: intuitif
Berdasarkan table 4.11 dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut:
Pengambilan keputusan intuitif = 14.192 + 0.479 (locus of control)* + 0.282
(attachment)* - 0.042 (social integration) - 0.092 (reassurance of worth) + 0.102
(reliable alliance) - 0.215 (guidance)* – 0.018 (opportunity for nurturance)
Dari persamaan regresi yang telah dipaparkan, dapat dijelaskan dari 7 variabel
independen terdapat 3 yang signifikan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan
intuitif, yaitu locus of control, attachment, dan guidance. Adapun penjelasan dari
nilai koefisien regresi yang diperoleh dari masing-masing variabel independen adalah
sebagai berikut:
63
1. Variabel locus of control
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.479 dengan signifikansi sebesar 0.000
(sig <0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan locus of control terhadap pengambilan keputusan intuitif” ditolak.
Artinya ada pengaruh yang signifikan locus of control terhadap pengambilan
keputusan intuitif. Tanda pada koefisien locus of control adalah positif. Artinya,
semakin tinggi nilai locus of control, maka semakin tinggi pengambilan
keputusan intuitif pada penambang timah di Belitung
2. Variabel attachment
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.282 dengan signifikansi sebesar 0.002
(sig <0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan attachment terhadap pengambilan keputusan intuitif” ditolak. Artinya
ada pengaruh yang signifikan attachment terhadap pengambilan keputusan
intuitif. Tanda pada koefisien attachment adalah positif. Artinya, semakin tinggi
nilai attachment, maka semakin tinggi pengambilan keputusan intutif pada
penambang timah di Belitung.
3. Variabel social integration
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.042 dengan signifikansi sebesar 0.339
(sig >0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan social integration terhadap pengambilan keputusan intuitif” diterima.
Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan social integration terhadap
pengambilan keputusan intuitif.
64
4. Variabel reassurance of worth
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.092 dengan signifikansi sebesar 0.636
(sig >0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan reassurance of worth terhadap pengambilan keputusan intuitif”
diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan reassurance of worth
terhadap pengambilan keputusan intutif.
5. Variabel reliable alliance
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.102 dengan signifikansi sebesar 0.120
(sig >0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan reliable alliance terhadap pengambilan keputusan intuitif” diterima.
Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan reliable alliance terhadap
pengambilan keputusan intuitif.
6. Variabel guidance
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.215 dengan signifikansi sebesar 0.011
(sig <0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan guidance terhadap pengambilan keputusan intutif” ditolak. Artinya ada
pengaruh yang signifikan guidance terhadap pengambilan keputusan intutif.
Tanda pada koefisien guidance adalah negatif. Artinya, semakin tinggi nilai
guidance, maka semakin rendah pengambilan keputusan intuitif pada penambang
timah di Belitung.
65
7. Opportunity for nurturance
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.018 dengan signifikansi sebesar 0.805
(sig <0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan opportunity for nurturance terhadap pengambilan keputusan intuitif”
diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan opportunity for nurturance
terhadap pengambilan keputusan intuitif.
Selanjutnya, peneliti ingin melihat sumbangan tiap IV (proporsi varians) pada
masig-masing DV yang signifikan. Caranya adalah dengan melihat R2change
(perubahan R2) pada setiap perhitungan regresi. Adapun rincinya dapat dilihat pada
table 4.12.
Tabel 4.12 Proporsi varians sumbangan masing-masing IV terhadap DV
Model Summary
Model R Square
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .281 .281 95.649 1 245 .000
2 .328 .047 17.145 1 244 .000
3 .330 .002 .685 1 243 .409
4 .331 .001 .310 1 242 .578
5 .333 .003 .993 1 241 .320
6 .351 .018 6.502 1 240 .011
7 .351 .000 .061 1 239 .805 a. Predictors: (Constant), loc
b. Predictors: (Constant), loc, att
c. Predictors: (Constant), loc, att, si
d. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw
e. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra
f. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra, guidance
g. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra, guidance, ofn
66
Berdasarkan informasi yang dipaparkan pada tabel 4.12, peneliti dapat mengetahui
besaran sumbangan proporsi varian variabel independen terhadap pengambilan
keputusan intuitif dengan rincian sebagai berikut:
1. Variabel locus of control memberikan sumbangan sebesar 28.1% terhadap
varians pengambilan keputusan intuitif dengan nilai signifikan 0.000 (<0.05).
Maka secara statistik sumbangan tersebut signifikan.
2. Variabel attachment memberikan sumbangan sebesar 4.7% terhadap varians
pengambilan keputusan intuitif dengan nilai signifikan 0.000 (<0.05). Maka
secara statistik sumbangan tersebut signifikan.
3. Variabel social integration memberikan sumbangan sebesar 0.2% terhadap
varians pengambilan keputusan intuitif dengan nilai signifikan 0.409 (>0.05).
Maka secara statistik sumbangan tersebut tidak signifikan.
4. Variabel reassurance of worth memberikan sumbangan sebesar 0.1% terhadap
varians pengambilan keputusan intuitif dengan nilai signifikan 0.578 (>0.05).
Maka secara statistik sumbangan tersebut tidak signifikan.
5. Variabel reliable alliance memberikan sumbangan sebesar 0.3% terhadap varians
pengambilan keputusan intuitif dengan nilai signifikan 0.320 (>0.05). Maka
secara statistik sumbangan tersebut tidak signifikan.
6. Variabel guidance memberikan sumbangan sebesar 1.8% terhadap varians
pengambilan keputusan intuitif dengan nilai signifikan 0.011 (<0.05). Maka
secara statistik sumbangan tersebut signifikan.
67
7. Variabel opportunity for nurturance memberikan sumbangan sebesar 0%
terhadap varians pengambilan keputusan intuitif dengan nilai signifikan 0.805
(>0.05). Maka secara statistik sumbangan tersebut tidak signifikan.
4.4.3 Pengambilan keputusan dependen
Tujuh variabel independen diteorikan sebagai determinan tingkat pengambilan
keputusan dependen individu. Berikut ini merupakan tabel R square terhadap
pengambilan keputusan dependen:
Table 4.13 R square terhadap pengambilan keputusan dependen
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .403a .162 .138 8.03181
Pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa diperoleh R square sebesar 0.162 atau
16.2%. Artinya, proporsi varian dari pengambilan keputusan dependen yang
dijelaskan oleh semua variabel independen adalah sebesar 16.2%, sedangkan 83.8%
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Langkah kedua peneliti
menguji apakah seluruh independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengambilan keputusan dependen. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.14
Tabel 4.14 anova pegaruh IV terhdap DV
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2986.116 7 426.588 6.613 .000b
Residual 15417.892 239 64.510
Total 18404.008 246 a. Dependent Variable: dependen
b. Predictors: (Constant), ofn, rw, si, loc, ra, guidance, att
68
Berdasarkan uji F pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada
kolom paling kanan adalah p=0.000 dengan nilai p<0,05. Jadi peneliti dapat menolak
hipotesis nihil yang berbunyi “tidak ada pengaruh locus of control, dan dukungan
terhadap pengambilan keputusan dependen”.
Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing
IV. Jika sig<0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti variabel
independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan
keputusan dependen. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel
independen terhadap pengambilan keputusan intuitif dapat dilihat pada tabel 4.15
Table 4.15 nilai koefisien
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
(Constant) 95.502 12.031 7.938 .000
Locus of control -.139 .070 -.140 -1.991 .048
Attachment -.174 .112 -.170 -1.548 .123
Social integration -.006 .055 -.007 -.103 .918
Reassurance of worth -.537 .243 -.147 -2.213 .028
Reliable alliance -.249 .082 -.248 -3.038 .003
Guidance -.071 .106 -.067 -.669 .504
opportunity for nurturance .265 .093 .233 2.842 .005 a. Dependent Variable: dependen
Berdasarkan table 4.15 dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut:
Pengambilan keputusan dependen = 95.502 – 0.139 (locus of control)* - 0.174
(attachment) – 0.006 (social integration) – 0.537 (reassurance of worth)* - 0.249
(reliable alliance)* - 0.071 (guidance) + 0.265 (opportunity for nurturance)*
69
Dari persamaan regresi yang telah dipaparkan, dapat dijelaskan dari 7 variabel
independen terdapat 4 yang signifikan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan
dependen, yaitu locus of control, reassurance of worth, reliable alliance, dan
opportunity for nurturance. Adapun penjelasan dari nilai koefisien regresi yang
diperoleh dari masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut:
1. Variabel locus of control
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.139 dengan signifikansi sebesar 0.048
(sig <0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan locus of control terhadap pengambilan keputusan dependen” ditolak.
Artinya ada pengaruh yang signifikan locus of control terhadap pengambilan
keputusan dependen. Tanda pada koefisien guidance adalah negatif. Artinya,
semakin tinggi nilai locus of control, maka semakin rendah pengambilan
keputusan dependen pada penambang timah di Belitung.
2. Variabel attachment
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.174 dengan signifikansi sebesar 0.123
(sig >0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan attachment terhadap pengambilan keputusan dependen” diterima.
Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan attachment terhadap pengambilan
keputusan dependen.
3. Variabel social integration
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.006 dengan signifikansi sebesar 0.918
(sig >0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
70
signifikan social integration terhadap pengambilan keputusan dependen”
diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan social integration terhadap
pengambilan keputusan dependen.
4. Variabel reassurance of worth
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.537 dengan signifikansi sebesar 0.028
(sig <0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan reassurance of worth terhadap pengambilan keputusan dependen”
ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan reassurance of worth terhadap
pengambilan keputusan dependen. Tanda pada koefisien reassurance of worth
adalah negatif. Artinya, semakin tinggi nilai reassurance of worth, maka semakin
rendah pengambilan keputusan dependen pada penambang timah di Belitung.
5. Variabel reliable alliance
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.249 dengan signifikansi sebesar 0.003
(sig <0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan reliable alliance terhadap pengambilan keputusan dependen” ditolak.
Artinya ada pengaruh yang signifikan reliable alliance terhadap pengambilan
keputusan dependen. Tanda pada koefisien reliable alliance adalah negatif.
Artinya, semakin tinggi nilai reliable alliance, maka semakin rendah
pengambilan keputusan dependen pada penambang timah di Belitung.
6. Variabel guidance
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.071 dengan signifikansi sebesar 0.504
(sig >0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
71
signifikan guidance terhadap pengambilan keputusan dependen” diterima.
Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan guidance terhadap pengambilan
keputusan dependen.
7. Opportunity for nurturance
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.265 dengan signifikansi sebesar 0.005
(sig <0.05), sehingga hipotesis nihil yang menyatakan “Tidak ada pengaruh yang
signifikan Opportunity for nurturance terhadap pengambilan keputusan
dependen” ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan Opportunity for
nurturance terhadap pengambilan keputusan dependen. Tanda pada koefisien
Opportunity for nurturance adalah positif. Artinya, semakin tinggi nilai
Opportunity for nurturance, maka semakin tinggi pengambilan keputusan
dependen pada penambang timah di Belitung.
Selanjutnya, peneliti ingin melihat sumbangan tiap IV (proporsi varians) pada
masig-masing DV yang signifikan. Caranya adalah dengan melihat R2change
(perubahan R2) pada setiap perhitungan regresi. Adapun rincinya dapat dilihat pada
table 4.16
72
Table 4.16 Proporsi varians sumbangan masing-masing IV terhadap DV
Model Summary
Model R Square
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .018 .018 4.436 1 245 .036
2 .083 .065 17.275 1 244 .000
3 .083 .000 .061 1 243 .805
4 .102 .019 5.092 1 242 .025
5 .133 .032 8.774 1 241 .003
6 .134 .001 .150 1 240 .699
7 .162 .028 8.075 1 239 .005 a. Predictors: (Constant), loc
b. Predictors: (Constant), loc, att
c. Predictors: (Constant), loc, att, si
d. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw
e. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra
f. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra, guidance
g. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra, guidance, ofn
Berdasarkan informasi yang dipaparkan pada tabel 4.16, peneliti dapat
mengetahui besaran sumbangan proporsi varian variabel independen terhadap
pengambilan keputusan dependen dengan rincian sebagai berikut:
1. Variabel locus of control memberikan sumbangan sebesar 1.8% terhadap varians
pengambilan keputusan dependen dengan nilai signifikansi 0.036 (<0.005). Maka
secara statistic sumbangan tersebut signifikan.
2. Variabel attachment memberikan sumbangan sebesar 6.5% terhadap varians
pengambilan keputusan dependen dengan nilai signifikansi 0.000 (<0.005). Maka
secara statistic sumbangan tersebut signifikan.
3. Variabel social integration memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap varians
pengambilan keputusan dependen dengan nilai signifikansi 0.805 (>0.005). Maka
secara statistic sumbangan tersebut tidak signifikan.
73
4. Variabel reassurance of worth memberikan sumbangan sebesar 1.9% terhadap
varians pengambilan keputusan dependen dengan nilai signifikansi 0.025
(<0.005). Maka secara statistic sumbangan tersebut signifikan.
5. Variabel reliable alliance memberikan sumbangan sebesar 3.2% terhadap varians
pengambilan keputusan dependen dengan nilai signifikansi 0.003 (<0.005). Maka
secara statistic sumbangan tersebut signifikan.
6. Variabel guidance memberikan sumbangan sebesar 0.1% terhadap varians
pengambilan keputusan dependen dengan nilai signifikansi 0.699 (>0.005). Maka
secara statistic sumbangan tersebut tidak signifikan.
7. Variabel opportunity for nurturance memberikan sumbangan sebesar 2.8%
terhadap pengambilan keputusan dependen dengan nilai signifikansi 0.005
(<0.005). Maka secara statistic sumbangan tersebut signifikan.
74
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan didapatkan hasil yang kemudian dianalisis oleh
penulis, didapatkan kesimpulan yang juga merupakan dari permasalahan penelitian.
Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, pada
pengambilan keputusan rasional maka diperoleh kesimpulan dari penelitian ini,
bahwa secara keseluruhan ada pengaruh yang signifikan locus of control, dan
dukungan sosial terhadap pengambilan keputusan rasional. Sedangkan dari masing-
masing koefisien regresi independent variabel (IV) terhadap dependent variable
(DV). Diperoleh hasil bahwa dari tujuh variabel, ternyata terdapat empat yang
signifikan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan rasional yaitu variabel
attachment, reliable alliance, guidance dan opportunity for nurturance. Sedangkan
variabel locus of control, social integration, dan reassurance of worth tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan rasional pada
penambang timah di Belitung.
Pada pengambilan keputusan intuitif diperoleh kesimpulan dari penelitian ini,
bahwa secara keseluruhan ada pengaruh yang signifikan locus of control, dan
dukungan sosial terhadap pengambilan keputusan intuitif. Sedangkan dari masing-
masing koefisien regresi independent variabel (IV) terhadap dependent variable
(DV). Diperoleh hasil bahwa dari tujuh variabel, ternyata terdapat tiga yang
signifikan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan intuitif yaitu variabel locus
75
of control, attachment, dan guidance. Sementara variabel social integration,
reassurance of worth, reliabe alliance dan opportunity for nurturance tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan intuitif pada
penambang timah di Belitung.
Yang terakhir pada pengambilan keputusan dependen diperoleh kesimpulan
dari penelitian ini, bahwa secara keseluruhan ada pengaruh yang signifikan locus of
control, dan dukungan sosial terhadap pengabilan keputusan dependen. Sedangkan
dari masing-masing koefisien regresi independent variabel (IV) terhadap dependent
variable (DV). Diperoleh hasil bahwa dari tujuh variabel, ternyata terdapat empat
yang signifikan pengaruhnya yaitu variabel locus of control reassurance of worth,
reliabe alliance, dan opportunity for nurturance. Sementara variabel attachment,
social integration, dan guidance tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengambilan keputusan dependen.
5.2 Diskusi
Adapun diskusi pada penelitian ini terdapat tiga hasil yang dibahas sesuai dengan
pembahasan pada bab 4, yaitu meliputi pengambilan keputusan rasional, pengambilan
keputusan intuitif dan pengambilan keputusan dependen.
Pada penelitian ini, variabel pertama yang akan dibahas yaitu locus of control.
Berdasarkan nilai koefisien regresi, locus of control memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap pengambilan keputusan intuitif pada penambang timah di
Belitung. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi locus of control internal, maka
semakin tinggi pula pengambilan keputusan intuitif pada penambang timah di
76
Belitung. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Denga (1984) yang
mengatakan adanya pengaruh yang signifikan antara locus of control internal dengan
pengambilan keputusan. Adapun locus of control juga mempengaruhi secara negatif
terhadap pengambilan keputusan dependen. Hal ini berarti menunjukkan bahwa
semakin tinggi locus of control external, maka akan semakin tinggi pula pengambilan
keputusaan dependen pada penambang timah di Belitung. Sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Baiocco, Laghi, dan D’Alessio (2009) yang menyatakan bahwa locus
of control external akan cenderung dalam pemilihan keputusan dependen. Sedangkan
pada pengambilan keputusan rasional, locus of control tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pegambilan keputusan rasional.
Variabel kedua yaitu dukungan sosial pada dimesi attachment. Berdasarkan
nilai koefisien regresi, attachment memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap pengambilan keputusan rasional pada penambang timah di Belitung. Hal ini
berarti menunjukkan bahwa semakin tinggi attachment, maka semakin tinggi pula
pengambilan keputusan rasional pada penambang timah di Belitung. Begitupula
dengan pengambilan keputusan intuitif, dimensi attachment berpengaruh positif dan
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi attachment, maka semakin
tinggi pula pengambilan keputusan intuitif pada penambang timah di Belitung.
Namun pada pengambilan keputusan dependen, dimensi attachment tidak memiliki
pengaruh yang signifikan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Agheli, Abedi, Nilforoosham dan Baghbad (2013) yang mengatakan bahwa ada
hubungan yang yang signifikan pada pengambilan keputusan rasional dengan
77
kelekatan, dan pada pengambilan keputusan intuitif akan cenderung pada kelekatan
dengan gaya kelekatan yang ambivalen.
Berikutnya dimensi kedua yaitu social integration. Pada pengambilan
keputusan rasional social integration tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
Begitu pula pada pengambilan keputusan intuitif dan pengambilan keputusan
dependen pun tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Seperti peneitian yang
dilakukan Quimby dan O’Brien (2004) yang mengatakan bahwa social integration
tidak ada hubungan karena adanya perbedaan dalam gaya hidup yang masing-masing
individu berbeda.
Berikutnya dimensi ketiga yaitu reassurance of worth. Pada pengambilan
keputusan rasional tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Begitu pula pada
pengambilan keputusan intuitif yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
Namun berbeda dengan pengambilan keputusan dependen. Dimensi reassurance of
worth memiliki nilai koefisien yang memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap pengambilan keputusan dependen pada penambang timah di Belitung. Hal
ini berarti semakin tinggi reassurance of worth, maka akan semakin rendah
pengambilan keputusan dependen pada penambang timah di Belitung. Sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Quimby dan O’Brien (2004) yang mengatakan adanya
hubungan reassurance of worth dalam bentuk keterampilan dan kompetensi pada
pengambilan keputusan.
Selanjutnya dimensi keempat yaitu reliable alliance. Berdasarkan nilai
koefisien regresi, reliable alliance memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
78
terhadap pengambilan keputusan rasional pada penambang timah di Belitung. Hal ini
berarti menunjukkan bahwa semakin tinggi reliable alliance, maka semakin tinggi
pula pengamabilan keputusan rasional pada penambang timah di Belitung. Sedangkan
pada pengambilan keputusan dependen, dimensi reliable alliance berpengaruh negatif
dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi reliable alliance, maka
semakin rendah pula pengambilan keputusan dependen pada penambang timah di
Belitung. Namun pada pengambilan keputusan intuitif, dimensi reliable alliance
tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yag
dilakukan oleh Quimby dan O’Brien (2004) yang mengatakan bahwa pada individu
mempunyai hubungan secara negatif pada pengambilan keputusan.
Selanjutnya dimensi kelima yaitu guidance. Berdasarkan nilai koefisien
regresi, guidance memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan rasional pada penambang timah di Belitung. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa semakin tinggi guidance, maka semakin rendah pengambilan
keputusan rasional pada penambang timah di Belitung. Begitupula dengan
pengambilan keputusan intuitif, dimensi guidance berpengaruh negatif dan
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi guidance, maka semakin
rendah pengambilan keputusan intuitif pada penambang timah di Belitung. Namun
pada pengambilan keputusan dependen, dimensi guidance tidak memiliki pengaruh
yang signifikan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yag dilakukan oleh Wheeler
Joseph (1996) mengatakan agar pengambilan keputusan dapat meningkatkan
sebaiknya ada pembatasan dalam bimbingan yang dapat memberikan wawasan baru.
79
Selanjutnya dimensi terakhir yaitu opportunity for nurturance. Berdasarkan
nilai koefisien regresi, opportunity for nurturance memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap pengambilan keputusan rasional pada penambang timah di
Belitung. Hal ini berarti menunjukkan bahwa semakin tinggi opportunity for
nurturance, maka semakin tinggi pula pengamabilan keputusan rasional pada
penambang timah di Belitung. Begitupula dengan pengambilan keputusan dependen,
dimensi opportunity for nurturance berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi opportunity for nurturance, maka semakin tinggi
pula pengambilan keputusan dependen pada penambang timah di Belitung. Namun
pada pengambilan keputusan intuitif, dimensi opportunity for nurturance tidak
memiliki pengaruh yang signifikan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Quimby dan O’Brien (2004) yang mengatakan dengan adanya
perasaan untuk merawat dan mengurus orang lain akan meningkarkan individu dalam
mengambil keputusan.
Pada penelitian ini penambang timah di Belitung lebih condong pada
pengambilan keputusan rasional yang mungkin dikarenakan pada penambang timah
di Belitung lama bekerja sebagai penambang timah rata-rata berkisar 6-10 tahun.
Pada penelitian ini pun juga tidak luput pada keterbatasan yaitu, kodisi dimana
sebagian subjek yang meminta untuk dibacakan semua item di kuesioner pada
penulis. Sehingga, memungkinkan terjadinya ketidakjujuran dalam menjawab. Selain
itu, pada penelitian ini menggunakan teori yang cukup lama yang memungkinkan
terjadinya pembaruan dan pengembangan pada teori ini.
80
5.3 Saran
Berdasarkan penelitian ini, penulisi menyadari bahwa terdapat beberapa kekurangan
dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti memberikan beberapa saran untuk
bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya, baik berupa
saran teoritis dan saran praktis.
5.3.1 Saran teoritis
1. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menggunakan faktor-faktor lain yang
dapat dijadikan variabel independen untuk melihat pengaruhnya terhadap
pengambilan keputusan, seperti personality, kecerdasan emosi, dan
kecemasan.
2. Instrument yang digunakan dalam penelitia ini merupakan adaptasi dari skala
baku dan bahasa asing. Penulis menyarankan dalam menerjemahkan skala
menggunakan bahasa penerjemah yang lebih luwes, mudah dipahami dan
tidak ambigu, sehingga mempermudah responden dalam memahami
pernyataan dan menjawabnya.
5.3.2 Saran praktis
1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa variabel yang mempengaruhi
pengambilan keputusan rasional adalah attachment. Untuk meningkatkan
pengambilan keputusan rasional pada penambang timah di Belitung
disarankan sebaiknya untuk meningkatkan attachment para sesama
penambang timah, karena pekerjaan pada penambang timah dilakukan secara
berkelompok. Langkah lainnya disarankan untuk meningkatkan reliable
81
alliance karena dengan adanya seseorang yang bisa diandalkan akan bisa
membantu lebih efisien. Selanjutnya, mengurangi informasi yang diberikan
karena dengan banyaknya informasi yang diterima akan membuat bingung
saat ingin mengambil keputusan. Terakhir disarankan untuk meningkatkan
opportunity for nurturance karena pekerjaan secara berkelompok akan lebih
baik jika saling mempunyai perasaan untuk membantu sesama kelompok.
2. Untuk mengurangi pengambilan keputusan intuitif para penambang timah di
Belitung, sebaiknya mengembangkan locus of control external. Dengan
mengembangkan locus of control external dapat melatih untuk mengambil
keputusan berdasarkan faktor-faktor dari luar dirinya, seperti kondisi lapangan
yang ada. Langkah selanjutnya mengurangi attachment karena para pekerja
penambang yang bekerja secara berkelompok akan lebih baik mengurangi
kelekatan seperti kedekatan emosional antar sesama penambang. Langkah
terakhir disarankan untuk lebih banyak memberikan informasi dan nasihat
dari orang lain, supaya dapat membantu memberikan sudut pandang yang
baru karena tidak semua hal didapatkan dari imajinasi dan menggunakan
perasaan.
3. Untuk mengurangi pengambilan keputusan dependen para penambang timah
di Belitung, sebaiknya dengan cara meningkatkan locus of control internal
karena bisa mengubah pandangan bahwa segaa sesuatu hasil yang dilakukan
berasal dari dirinya sendiri. Langkah lainnya mengembangkan reassurance of
worth, dengan adanya pengahargaan yang diberikan akan membuat rasa
82
percaya diri yang akhirnya bisa membuat keputusan secara sendiri. Langkah
selanjutnya meningkatkan reliable alliance dengan semakin banyak orang
yang bisa diandalkan, akan semakin membuat bingung yang akhirya akan
memutuskan keputusan dari pilihan sendiri. Langkah terakhir mengurangi
opportunity for nurturance disarankan para penambang timah sebaiknya jika
bisa membantu diri sendiri terlebih dahulu.
83
Daftar Pustaka
Agheli, M., Abedi, M. R., Nilforooshan, P., & Baghbad, I. (2013). The study of
relationship between attachment style and career decision making style in
universities of isfahan students. Institute of Interdisciplinary Business
Research.
Al-Taraweh, A. (2012). The main factors beyond decision making. Journal of
Managenment Reserch.
Baiocco, R., Laghi, F., & D'Alessio, M. (2009). Decision making style among
adolescents: Relationship with sensation seeking and locus of control. Journal
of Adolescence 32, 963-976.
Brookings, J.B., & Bolton B (1988). Confirmatory factor analysis of interpersonal
support evaluation list. American Journal of Community Psychology, 137-147.
Chartrand, J.M, et al (1993). Peeling back the onion: Personality, problem solving,
and career decision making style correlates of career indecision. Journal of
Career Assessment 66-82.
Cobb, S. (1976). Social support as a moderator of life stress. American psychosomatic
medicine, 300-314.
Craig, A.R., JA. F. & Gavin. (1984). A scale to measure locus of control of behavior.
British Journal of Medical Psychology, 173-180.
Cutrona, C. E., & Russell, D. W. (1987). The provisions of social relationships and
adaptation to stress.
Denga, D. l. (1984). Locus of control and its relationship to occupational choice
behaviour. Inlernutionul Review of Applied Psychology.
Fabio, A. D., & Palazzeschi, L. (2009). Emotional intelligence, personality traits and
career decision difficulties. Int J Educ Vocat Guidance.
Friedman, H. S., & Schustack, M. W. (2009). Kepribadian Teori Klasik dan Riset
Modern. Jakarta : Erlangga.
Gushe, G.V., & Melissa L. (2006). The relationship among support, ethnic identity,
career decision self-efficacy, and outcome expectations in african american
high school students. Journal of Career Development 112-124.
Hartley, Catherine A. & Elizabeth A. Phelps. (2012). Anxiety and decision making.
Department of Psychology: New York.
Henderson, G. R. (1996). Conceptualizing and assessing social support in the context
of the family. In Handbook of Social Support and the Family (pp. 3-4). New
York: Springer Science.
Krausz, I. G., & Osipow, S. H. (1996). A Taxonomy of difficulties in career decision
making. Journal of Counseling Psychology.
84
Krueger, J. I (2012). Social judgment and decision making. New York: Psychology
press.
Lease, S. H. (2004). Effect of locus of control, work knowledge, and mentoring on
Career Decision-Making Difficulties: Testing the role of race and academic
institution. Journal Of Career Assessment.
Mau, W. C. (2000). Cultural differences in career decision making styles and self-
efficacy. Journal of Vocational Behavior, 365-378.
Miller, David C., & James P.B. (2001). Adolescents' decision making in social
situations a self-regulation perspective. Applied Developmental Psychology,
237-256.
Ng, T. W. H, Kelly L.S, & Lilian T.E. (2006). Locus of control at work: a meta-
analysis. Journal of Organizational Behavior, 1057-1087.
Nota, L & Lea F. (2007). Career search self-efficacy, family support, and career
indecison with italian youth. Journal of career assessment, 181-193.
Oluwole, Adebayo., & Umar T.I. (2013). Psychological predictor of career decision
among school going adolescent in katsina state, nigeria. African Journal for
the Psychological Study of Social Issues, 140-147.
Praja.(2014). Laporan Hasil Kegiatan Penertiban. Tanjungpandan, Kepulauan Bangka
Belitung, Indonesia.
Praja.(2015). Laporan Hasil Kegiatan Penertiban. Tanjungpandan, Kepulauan Bangka
Belitung, Indonesia
Quimby, J.L & O'Brien K.M (2004). Predictors of student and career decision making
self-efficacy among nontraditional college women. The Career Development
Quarterly, 323-339
Rotter, J. B. (1996). Generalized expectancies for internal versus external control of
reinforcement. Psychological Monographs: General and Applied,1-28.
Rotter, J. B. (1990). Inter Versus Eksternal Control of Reinforcement. American
Psychological Association.
Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011). Health Psychology Biopsychosocial
Interaction Sevent Edition. John Wiley & Sons, Inc.
Sarason, I.G., Levine, H.M., Basham, R.B., et al. (1981). Assessing social support:
The social support questionnaire. Journal of Personality and Social
Psychology, 44, 127-139.
Schunck, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. (2010). Motivation in Education
Theory, Research, and Applications. United States of America: Pearson
Education Inc.
85
Shumaker, S. A., & Brownell, A. (1984). Toward a theory of social support closing
conceptual gaps. Journal of Social Issues, 40 , 11-36
Sucan, Serdar. et al. (2016). The relationship of assertiveness and locus of control
with learning styles of the physical educational and sports school students.
International Journal of science 1-10.
Sumathy, L., Madhavi. C & A.J.W. Felix (2015). Influence of emotional on decision
making by leaders. American International Journal of Social Science 134-
150.
Taylor, K. M., & Popma, J. (1990). An examination of the relationships among career
decision-making self-efficacy, career saliance locus of control, and vocational
indecision. Journal of Vocational Behavior, 37, 17-31.
Timah.(2012). 60% Ekspor Timah Dikuasai Swasta. Diakses pada 07 November
2017 dari http://www.timah.com/v3/ina/berita-amp-kegiatan-berita/60-ekspor-
timah-dikuasai-swasta/
Wang, Yingxu & Guenther Ruhe. (2007). The cognitive process of decision making.
Int’l Journal of Cognitive Informatics and Natural Intelligence, 73-85.
Wheeler, B. C., & Joseph S.V. (1996). Facilitation, GSS, and training as sources of
process restrictiveness and guidance for structured group decision making: an
empirical assessment. Information System Research, 429-450.
86
LAMPIRAN
87
Lampiran 1 surat penelitian
88
Lampiran 2 kuesioner penelitian
Kuesioner penelitian
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Salam sejahtera untuk kita semua, semoga saudara/I senantiasa dalam lindungan
Tuhan YME. Saya Dewi Ratih Ayu Safitri mahasiswi S1 Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini sedang melakukan penelitian mengenai
pengambilan keputusan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana
Psikologi. Saya mengharapkan kesediaan saudara/i untuk mengisi kuesioner ini. Pada
bagian pengisian akan tersedia petunjuk pengisian, bacalah terlebih dahulu petunjuk
pengisian sehingga jawaban yang anda berikan sesuai dengan yang diminta. Tidak
ada jawaban yang benar dan salah, jawaban dan identitas anda hanya untuk
kepentingan penelitian saja yang akan terjamin kerahasiaannya. Terimakasih untuk
kesediaan anda telah meluangkan waktunya untuk membantu proses penelitian yang
sedang saya lakukan ini. Semoga anda selalu diliputi kebahagiaan.
Peneliti
Dewi Ratih Ayu Safitri
89
Informned Consent :
Saya menyatakan bersedia untuk mengisi angket ini dan aka mengisi sesuai dengan
keadaan diri saya
90
Identitas Responden
Nama/Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan Sebelumnya :
Lama bekerja sebagai penambang
timah
:
PetunjukPengisian
Kuesioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang tidak ada jawaban benar atau salah.
Sebelum mengisi pernyataan-pernyataan tersebut, baca dan pahamilah terlebih
dahulu, kemudian berikan tanda checklist (V) pada salah satu dari keempat kolom
disamping kanan pernyataan.
Adapun pilihan kolom disamping kanan pernyataan sebagai berikut:
SS: SangatSetuju
S: Setuju
TS: Tidak Setuju
STS: Sangat Tidak Setuju
Contoh
No. Peryataan SS S TS STS
1 Saya tidak memerlukan bantuan orang lain
untuk membuat keputusan saya
V
Skala 1
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Saya terencana ketika membuat keputusan yang
penting.
2
Saya sering membuat keputusan yang tepat
untuk saya tanpa mengetahui mengapa saya
membuat keputusan tersebut.
3 Ketika saya membuat keputusan, penting bagi
91
saya mendapatkan saran dari teman-teman saya.
4
Saya jarang membuat keputusan penting tanpa
mengumpulkan semua informasi yang bisa saya
temukan.
5 Saya dapat membuat keputusan yang penting
dengan cepat.
6
Saya ingin memiliki seseorang yang dapat
mengarahkan saya ke arah yang benar ketika
menghadapi keputusan penting.
7
Ketika saya membuat keputusan, saya
mempertimbangkan konsekuensinya
sehubungan dengan keputusan yang harus saya
buat nanti.
8 Ketika saya mengambil keputusan, saya hanya
mempercayai perasaan dan reaksi batin saya.
9 Saya benar-benar mengalami kesulitan
membuat keputusan penting tanpa bantuan.
10
Ketika saya harus membuat keputusan, saya
meluangkan waktu untuk memikirkannya
dengan hati-hati.
11 Saya sering memutuskan sesuatu tanpa mencari
informasi terlebih dulu.
12
Saya sering membuat keputusan berdasarkan
pemikiran orang lain, bukan pada apa yang
sebenarnya ingin saya lakukan.
13
Ketika sebuah keputusan penting muncul, saya
berpikir jangka panjang sehingga membutuhkan
waktu yang lama sebelum saya harus bertindak.
14
Saya tidak memikirkan sebuah keputusan untuk
sementara waktu dan ada saatnya saya tahu apa
yang akan dilakukan.
15 Sebelum membuat keputusan, saya berbicara
dengan teman dengan teman dejat terlebih dulu.
16
Saya memeriksa ulang sumber informasi saya
untuk memastikan saya memiliki fakta yang
benar sebelum memutuskan.
17
Dalam memutuskan sesuatu, saya biasanya
menggunakan imajinasi atau fantasi untuk
melihat bagaimana perasaan saya jika saya
melakukannya.
18 Saya menunda membuat keputusan karena
memikirkannya membuat saya gelisah.
92
19 Saya berhati-hati dalam membuat renaca
sebelum saya melakukan sesuatu yang penting.
20
Saya tidak perlu memiliki alasan yang
rasional/logis untuk sebagian besar keputusan
yang saya buat.
21
Saya sepertinya membutuhkan banyak dorongan
dan dukungan dari orang lain ketika saya
mengambil keputusan.
22
Saya tidak membuat keputusan dengan tergesa-
gesa karena saya ingin memastikan bahwa saya
membuat keputusan yang tepat.
23 Saya membuat keputusan dengan cukup kreatif,
karena mengikuti naluri batin saya sendiri.
24
Tidak ada banyak hal yang dipertimbangkan
dalam mengambil keputusan yang akan
membuat saya menjadi popular.
25
Saya melihat bahwa setiap keputusan yang saya
buat sebagai tahapan dalam kemajuan saya
menuju tujuan yang pasti.
26
Saya biasanya membuat keputusan berdasarkan
apa yang saya lakukan sekarang dan bukan
bagaimana keadaan mereka di masa depan.
27
Saya tidak yakin dengan kemampuan saya
dalam membuat keputusan, jadi saya biasanya
mengandalkan pendapat lain.
28
Saya ingin belajar sebanyak mungkin tentang
kemungkinan konsekuensi dari sebuah
keputusan sebelum saya membuatnya.
29 Sebuah keputusan benar bagi saya jika hal itu
memuaskan perasaan saya.
30
Saya biasanya tidak terlalu percaya diri dalam
keputusan saya kecuali teman-teman memberi
saya dukungan pada saya.
Skala 2
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya bisa mengantisipasi kesulitan dan
mengambil tindakan untuk menghindarinya.
93
2 Sebagian besar dari apa yang terjadi pada saya
mungkin hanya masalah kebetulan saja.
3 Semua orang tahu bahwa keberuntungan atau
kesempatan menentukan masa depan seseorang.
4 Saya bisa mengendalikan masalah saya hanya
jika saya mendapat dukungan dari luar.
5 Ketika saya membuat rencana, saya yakin
bahwa saya bisa melakukannya.
6 masalah saya akan mendominasi saya seumur
hidup saya.
7 Kesalahan dan masalah saya adalah tanggung
jawab saya untuk menanganinya.
8 Menjadi sukses adalah masalah kerja keras,
tidak ada hubunganya dengan keberuntungan.
9 Hidup saya dikendalikan oleh tindakan dan
kejadian di luar.
10 Orang-orang menjadi korban keadaan di luar
kendali mereka.
11 Ketika saya mendapatkan masalah, saya
memerlukan bantuan orang yang professional.
12
Ketika saya mengalami stres, ketegangan pada
otot saya disebabkan oleh hal-hal yang berada
di luar kendali saya.
13 Saya percaya setiap individu dapat mengatur
nasibnya sendiri.
14
Tidak mungkin mengendalikan pernafasan saya
yang tidak teratur dan cepat ketika saya
mengalami kesulitan.
15
Saya mengerti mengapa masalah saya sangat
bervariasi dari satu kesempatan ke waktu
berikutnya.
16 Saya yakin mampu mengatasi masalah masa
depan dengan sukses.
17
Dalam kasus saya mempertahankan kontrol atas
masalah saya adalah karena sebagian besar
untuk keberuntungan.
94
Skala 3
No Pernyataan SS S TS STS
1 Ada orang yang akan membantu saya ketika
saya membutuhkan pertolongan.
2 saya tidak mempunyai hubungan dekat dengan
orang lain.
3 Tidak ada orang yang memberi saya bimbingan
pada saat stress.
4 Ada orang yang selalu bergantung kepada saya
untuk meminta bantuan
5
Ada orang yang menyukai kegiatan-kegiatan
yang saya lakukan kelompok untuk berbagi
sikap dan keyakinan yang saya miliki.
6 orang lain tidak menganggap saya bias ketika
melakukan sesuatu.
7 saya merasa bertanggung jawab atas
kebahagiaan orang lain.
8
Saya merasa menjadi bagian dari dari kelompok
untuk berbagi sikap dan keyakinan yang saya
miliki.
9 saya tidak berpikir bahwa orang lain
menghormati apa yang saya lakukan.
10 jika ada suatu masalah, tidak ada yang meminta
bantuan dari saya.
11 saya mempunyai hubungan yang dekat yang
memberikan saya rasa aman.
12 Ada seseorang yang bisa diajak bicara tentang
keputusan penting dalam hidup saya.
13 ada orang yang meghargai kemampuan dan
keterampilan saya.
14 tidak ada yang memiliki kepentingan dan
kekhawatiran yang sama dengan saya .
15 tidak ada orang yang membutuhkan bantuan
saya.
16
saya mempunyai orang yang dapat dipercaya
untuk meminta nasihat jika saya mengalami
masalah.
17 saya merasakan ikatan emosional yang kuat
dengan 1 orang atau lebih.
18 tidak ada orang yang dapat saya andalkan untuk
memberi bantuan jika saya benar-benar
95
membutuhkannya.
19 Tidak ada orang yang membuat saya merasa
nyaman untuk berbicara tentang masalah saya.
20 ada orang yang mengangumi Bakat dan
kemampuan saya.
21 saya tidak mempunyai hubungan yang akrab
dengan orang lain.
22 tidak ada orang yang suka dengan hal-hal yang
saya lakukan.
23 ada orang yang bisa saya andalkan ketika saya
dalam keadaan kesusahan.
24 Tidak ada yang menginginkan perhatian saya
untuk mereka.
Terimakasih
96
Lampiran 3 Hasil Uji CFA Pengambilan Keputusan Rasional
Syntax
TITLE:UJI VALIDITAS RASIONAL;
DATA: FILE IS RAS.TXT;
VARIABLE: NAMES ARE RAS1-RAS10;
USEVAR ARE RAS1-RAS10;
CATEGORICAL ARE RAS1-RAS10;
!ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000;
DEFINE: IF RAS7<2 THEN RAS7=2; IF RAS9<2 THEN RAS9=2;
IF RAS10<2 THEN RAS10=2;
MODEL: RAS BY RAS1* RAS2-RAS10*;
RAS@1
RAS10 WITH RAS9;
RAS8 WITH RAS3;
RAS3 WITH RAS2;
RAS9 WITH RAS6;
!PLOT: TYPE=PLOT3;
OUTPUT: STDYX; MODINDICES (ALL 6);
!SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100)
Path diagram
97
Lampiran 4 Hasil Uji CFA Pengambilan Keputusan Intuitif
Syntax
TITLE:UJI VALIDITAS INTUITIF;
DATA: FILE IS INT.TXT;
VARIABLE: NAMES ARE INT1-INT10;
USEVAR ARE INT1-INT10;
CATEGORICAL ARE INT1-INT10;
!ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000;
DEFINE: IF INT1<2 THEN INT1=2; IF INT10<2 THEN INT10=2;
MODEL: INT BY INT1* INT2-INT10*;
INT@1
INT8 WITH INT1;
INT7 WITH INT2;
INT7 WITH INT6;
INT9 WITH INT7;
INT9 WITH INT1;
INT10 WITH INT1;
INT2 WITH INT1;
!PLOT: TYPE=PLOT3;
OUTPUT: STDYX; MODINDICES (ALL 5);
!SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100)
Path diagram
98
Lampiran 5 Hasil Uji CFA Pengambilan Keputusan Dependen
Syntax
TITLE:UJI VALIDITAS DEPENDEN;
DATA: FILE IS DEP.TXT;
VARIABLE: NAMES ARE DEP1-DEP10;
USEVAR ARE DEP1-DEP10;
CATEGORICAL ARE DEP1-DEP10;
!ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000;
DEFINE: IF DEP1<2 THEN DEP1=2; IF DEP6<2 THEN DEP6=2;
IF DEP7<2 THEN DEP7=2; IF DEP10<2 THEN DEP10=2;
IF DEP2<2 THEN DEP2=2;
MODEL: DEP BY DEP1* DEP2-DEP10*;
DEP@1
DEP4 WITH DEP3;
DEP10 WITH DEP8;
DEP10 WITH DEP2;
DEP8 WITH DEP4;
DEP8 WITH DEP1;
DEP5 WITH DEP4;
DEP10 WITH DEP5;
DEP10 WITH DEP3;
!PLOT: TYPE=PLOT3;
OUTPUT: STDYX; MODINDICES (ALL);
!SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100)
99
Path diagram
100
Lampiran 6 Hasil Uji CFA Locus of Control
Syntax
TITLE:UJI VALIDITAS LOC;
DATA: FILE IS LOC.TXT;
VARIABLE: NAMES ARE LOC1-LOC17;
USEVAR ARE LOC1-LOC17;
CATEGORICAL ARE LOC1-LOC17;
!ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000;
DEFINE: IF LOC1<2 THEN LOC1=2; IF LOC6<2 THEN LOC6=2; IF LOC9<2
THEN LOC9=2;
IF LOC5<2 THEN LOC5=2; IF LOC16<2 THEN LOC16=2; IF LOC17<2 THEN
LOC17=2;
MODEL: LOC BY LOC1* LOC2-LOC17*;
LOC@1;
LOC6 WITH LOC3;
LOC17 WITH LOC7;
LOC13 WITH LOC12;
LOC11 WITH LOC2;
LOC15 WITH LOC5;
LOC14 WITH LOC12;
LOC16 WITH LOC2;
LOC16 WITH LOC6;
LOC16 WITH LOC15;
LOC9 WITH LOC3;
LOC13 WITH LOC11;
LOC11 WITH LOC3;
LOC8 WITH LOC2;
LOC9 WITH LOC5;
LOC13 WITH LOC3;
LOC16 WITH LOC10;
LOC16 WITH LOC12;
LOC12 WITH LOC4;
LOC8 WITH LOC6;
LOC11 WITH LOC8;
LOC5 WITH LOC4;
LOC7 WITH LOC1;
101
LOC11 WITH LOC1;
LOC15 WITH LOC6;
LOC13 WITH LOC2;
LOC17 WITH LOC15;
LOC15 WITH LOC8;
LOC10 WITH LOC6;
LOC8 WITH LOC5;
PLOT: TYPE=PLOT3;
OUTPUT: STDYX; MODINDICES (ALL 5);
!SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100)
Path diagram
102
Lampiran 7 Hasil Uji CFA Dukungan sosial
Syntax
TITLE:UJI VALIDITAS DUKSOS MODEL MULTIDIMENSIONAL;
DATA: FILE IS DUKSOS.TXT;
VARIABLE: NAMES ARE DUKA1-DUKA4 DUKB1-DUKB4 DUKC1-DUKC4
DUKD1-DUKD4 DUKE1-DUKE4 DUKF1-DUKF4;
!USEVAR ARE DUKB2-DUKB4;
CATEGORICAL ARE DUKA1-DUKA4 DUKB1-DUKB4 DUKC1-DUKC4
DUKD1-DUKD4 DUKE1-DUKE4 DUKF1-DUKF4;
!ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000
DEFINE: IF DUKB3>3 THEN DUKB3=4; IF DUKC1>3 THEN DUKC1=3; IF
DUKC1<2 THEN DUKC1=2;
IF DUKD1<2 THEN DUKD1=2; IF DUKE2<2 THEN DUKE=2; IF DUKF4>3
THEN DUKF4=3;
MODEL: DUKA BY DUKA1* DUKA2-DUKA4*;
DUKB BY DUKB1* DUKB2-DUKB4*;
DUKC BY DUKC1* DUKC2-DUKC4*;
DUKD BY DUKD1* DUKD2-DUKD4*;
DUKE BY DUKE1* DUKE2-DUKE4*;
DUKF BY DUKF1* DUKF2-DUKF4*;
DUKA WITH DUKB DUKC DUKD DUKE DUKF;
DUKB WITH DUKC DUKD DUKE DUKF;
DUKC WITH DUKD DUKE DUKF;
DUKD WITH DUKE DUKF;
DUKE WITH DUKF;
DUKA@1; DUKB@1; DUKC@1; DUKD@1; DUKE@1; DUKF@1;
DUKF1 WITH DUKB1;
DUKB2 WITH DUKB1;
DUKE2 WITH DUKB3;
DUKD2 WITH DUKC2;
DUKB4 WITH DUKA1;
DUKF2 WITH DUKD4;
DUKE1 WITH DUKD1;
DUKD2 WITH DUKB1;
DUKC2 WITH DUKB2;
DUKD4 WITH DUKD1;
103
DUKD1 WITH DUKA2;
DUKF2 WITH DUKB2;
DUKF1 WITH DUKB3;
DUKE4 WITH DUKD3;
DUKF1 WITH DUKB2;
DUKD1 WITH DUKC1;
DUKF2 WITH DUKA3;
DUKF1 WITH DUKD2;
DUKD1 WITH DUKB3;
DUKC1 WITH DUKA2;
DUKC4 WITH DUKB2;
DUKC1 WITH DUKB1;
DUKE2 WITH DUKC1;
DUKB3 WITH DUKA2;
DUKF4 WITH DUKA1;
DUKE4 WITH DUKD2;
DUKE3 WITH DUKA3;
DUKE1 WITH DUKA3;
DUKE1 WITH DUKA1;
DUKE1 WITH DUKB2;
DUKC4 WITH DUKC3;
DUKF3 WITH DUKA3;
DUKC4 WITH DUKA4;
DUKF1 WITH DUKE1;
DUKF3 WITH DUKE1;
DUKE2 WITH DUKD2;
DUKF1 WITH DUKE2;
DUKD4 WITH DUKC3;
DUKE3 WITH DUKC4;
DUKE1 WITH DUKC1;
DUKF1 WITH DUKA3;
DUKE1 WITH DUKD4;
DUKD1 WITH DUKA1;
DUKE4 WITH DUKA3;
DUKA3 WITH DUKA1;
DUKC3 WITH DUKC2;
DUKD2 WITH DUKA2;
104
!PLOT: TYPE=PLOT3;
OUTPUT: STDYX; MODINDICES (ALL 5);
!SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100)
Path diagram
105
Lampiran 8 Analisis Regresi Pengambilan Keputusan Rasional
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .561a .315 .295 8.39220
a. Predictors: (Constant), ofn, rw, si, loc, ra, guidance, att
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7742.878 7 1106.125 15.706 .000b
Residual 16832.529 239 70.429
Total 24575.407 246
a. Dependent Variable: rasional
b. Predictors: (Constant), ofn, rw, si, loc, ra, guidance, att
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 31.716 12.570 2.523 .012
Loc .094 .073 .081 1.280 .202
Att .439 .117 .373 3.746 .000
Si -.067 .057 -.067 -1.168 .244
Rw -.424 .254 -.101 -1.673 .096
Ra .362 .086 .312 4.232 .000
guidance -.262 .110 -.214 -2.374 .018
Ofn .224 .098 .170 2.295 .023
a. Dependent Variable: rasional
106
Model Summary
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .041a .002 -.002 10.00706 .002 .407 1 245 .524
2 .483b .233 .227 8.78702 .232 73.758 1 244 .000
3 .483c .233 .224 8.80507 .000 .001 1 243 .978
4 .490d .240 .227 8.78489 .007 2.117 1 242 .147
5 .535e .287 .272 8.52920 .047 15.727 1 241 .000
6 .548f .300 .282 8.46644 .013 4.586 1 240 .033
7 .561g .315 .295 8.39220 .015 5.265 1 239 .023
a. Predictors: (Constant), loc
b. Predictors: (Constant), loc, att
c. Predictors: (Constant), loc, att, si
d. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw
e. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra
f. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra, guidance
g. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra, guidance, ofn
Lampiran 9 Analisis Regresi Pengambilan Keputusan Intuitif
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .593a .351 .332 6.41401
a. Predictors: (Constant), ofn, rw, si, loc, ra, guidance, att
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5323.252 7 760.465 18.485 .000b
Residual 9832.338 239 41.139
Total 15155.590 246
a. Dependent Variable: intuitif
b. Predictors: (Constant), ofn, rw, si, loc, ra, guidance, att
107
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 14.192 9.607 1.477 .141
Loc .479 .056 .530 8.576 .000
Att .282 .090 .305 3.151 .002
Si -.042 .044 -.054 -.959 .339
Rw .092 .194 .028 .475 .636
Ra .102 .065 .112 1.560 .120
guidance -.215 .084 -.224 -2.557 .011
Ofn .018 .075 .018 .247 .805
a. Dependent Variable: intuitif
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .530a .281 .278 6.67011 .281 95.649 1 245 .000
2 .573b .328 .322 6.46063 .047 17.145 1 244 .000
3 .574c .330 .322 6.46481 .002 .685 1 243 .409
4 .575d .331 .320 6.47402 .001 .310 1 242 .578
5 .577e .333 .320 6.47410 .003 .993 1 241 .320
6 .593f .351 .335 6.40145 .018 6.502 1 240 .011
7 .593g .351 .332 6.41401 .000 .061 1 239 .805
a. Predictors: (Constant), loc
b. Predictors: (Constant), loc, att
c. Predictors: (Constant), loc, att, si
d. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw
e. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra
f. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra, guidance
g. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra, guidance, ofn
108
Lampiran 10 Analisis Regresi Pengambilan Keputusan Dependen
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .403a
.162 .138 8.03181
a. Predictors: (Constant), ofn, rw, si, loc, ra, guidance, att
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2986.116 7 426.588 6.613 .000b
Residual 15417.892 239 64.510
Total 18404.008 246
a. Dependent Variable: dependen
b. Predictors: (Constant), ofn, rw, si, loc, ra, guidance, att
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 95.502 12.031 7.938 .000
Loc -.139 .070 -.140 -1.991 .048
Att -.174 .112 -.170 -1.548 .123
Si -.006 .055 -.007 -.103 .918
Rw -.537 .243 -.147 -2.213 .028
Ra -.249 .082 -.248 -3.038 .003
guidance -.071 .106 -.067 -.669 .504
Ofn .265 .093 .233 2.842 .005
a. Dependent Variable: dependen
109
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .133a .018 .014 8.58967 .018 4.436 1 245 .036
2 .288b .083 .075 8.31783 .065 17.275 1 244 .000
3 .288c .083 .072 8.33388 .000 .061 1 243 .805
4 .319d .102 .087 8.26458 .019 5.092 1 242 .025
5 .365e .133 .115 8.13495 .032 8.774 1 241 .003
6 .366f .134 .112 8.14933 .001 .150 1 240 .699
7 .403g .162 .138 8.03181 .028 8.075 1 239 .005
a. Predictors: (Constant), loc
b. Predictors: (Constant), loc, att
c. Predictors: (Constant), loc, att, si
d. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw
e. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra
f. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra, guidance
g. Predictors: (Constant), loc, att, si, rw, ra, guidance, ofn