pengaruh model blended learnig terhadap...

230
PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP ALAT OPTIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh : WAFIQOH ZAKIAH NIM: 1113016300060 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 26-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP

ALAT OPTIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

WAFIQOH ZAKIAH

NIM: 1113016300060

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

i

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pengaruh Model Blended Lerning terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Alat Optik disusun

oleh Wafiqoh Zakiah, NIM 1113016300060, Jurusan Tadris Fisika,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai

karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada ujian/sidang munaqasyah

sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 27 Maret 2020

Yang Mengesahkan,

Page 3: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

ii

Page 4: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 5: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

iv

ABSTRAK

Wafiqoh Zakiah, 1113016300060. Pengaruh Model Blended Lerning terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Alat Optik. Skripsi Program

Studi Tadris Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa

pada materi alat optik yang disebabkan karena kegiatan pembelajaran masih

berpusat pada guru. sehingga kurang menstimulus dan melatih keterampilan

berpikir kritis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model

blended lerning terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada konsep alat

optik. Penelitian dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat pada tanggal 11

Februari sampai 21 Februari 2020. Sampel diambil secara purposive sampling

yang terdiri dari Kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2

sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa kedua kelas sama yaitu 29 siswa, total sampel

penelitian berjumla 58 siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi

experiment sedangkan nonequivalent control group design digunakan sebagai

desain penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu tes uraian

sebanyak 10 butir soal berdasarkan sub indikator berpikir kritis Robert H. Ennis,

kemudian jawaban siswa dianalisis menggunakan uji parametrik. Adapun uji

statisitik yang digunakan adalah uji-T. Hasil pengujian hipotesis dengan paired

samples t test pada α = 0,05 diperoleh nilai symp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,001

kesimpulan yang didapat adalah H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat

perbedaan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Dengan demikian, model blended lerning terhadap keterampilan

berpikir kritis siswa. Keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen

meningkat lebih tinggi (N-gain 0,63 (sedang)), dibandingkan dengan kelas kontrol

(N-gain 0,33 (sedang)). Peningkatan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen

masih rendah pada indikator Menjawab pertanyaan klarifikasi (N-gain 0,43),

diperlukan praktikum yang sesuai dengan indikator soal pada tahapan apply.

Kata kunci: Blended Learning, keterampilan berpikir kritis, Alat Optik.

Page 6: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

v

ABSTRACT

Wafiqoh Zakiah, 1113016300060. The Effects of Model Blended Learning

towards Student’s Critical Thinking Skills on Optical Instrument Materials.

Skripsi of Physiscs Education Department Programme, Faculty of Tarbiyah and

Teachers’ Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2020.

The research was supported by low level of critical thinking skills of students on

the material heat and temperature caused by learning activities is still teacher-

centered so that it doesn’t stimulate and train students’ critical thinking skills.

The objective of this study is to know the effects of applying model blended

learning towards student’s critical thinking skills on heat and temperature

materials. The research was appliedin SMA Muhammadiyah 8 Ciputat on 11

February until 21 February 2020. Samples were taken by purposive sampling

contain XI IPA 1 (experiment class) and XI IPA 2 (controlled class). The number

of students of both classes are 29 students, total samples are 58 students. The

research method used is quasi experiment and nonequivalent control group

design is used to design the research. The instrument used in the research was 10

essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert H.

Ennis, The students answered sheets are analyzed used parametric test. Statistic

test used is t-test. The result showed paired samples t-test on α = 0,05 showed

symp value. Sig. (2-tailed) 0,001 which mean H0 is rejected H1 accepted. There

are differences of students critical thinking skills in experiment class and

controlled class. The model of Beanded learning has significant effects towards

student’s critical thinking skills. Student’s critical thinking skills on experiment

class are higher (N-gain 0,63 (medium)) than controlled class (N-gain 0,33

(medium)). The results showed that the model blended learning can be used as a

choice to improve critical thinking skills. The lowest increase in experiment class

is indicator answering clarification questions (N-gain 0,43), a practicum is

needed in accordance with the sub-indicator questions at the apply stage.

Key words: Bleanded Learning Model, Critical Thinking Skills, Optical

Instrument.

Page 7: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufik dan karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model

Blended Lerning terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep

Alat Optik”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad Saw, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita semua selaku

umatnya hingga akhir zaman. Aamiin ya Rabbal‟alamiin.

Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih

tersebut disampaikan kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku ketua Program Studi Tadris Fisika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ai Nurlaela, M.Si., tersayang selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing dan

memberikan saran kepada peneliti selama proses pembuatan skripsi ini.

4. Erina Hertanti, M.Si., tercinta selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing dan mengarahkan peneliti selama menjadi mahasiswa

pendidikan fisika.

5. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya jurusan pendidikan IPA, Program Studi Tadris Fisika yang telah

memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses

perkuliahan.

6. Hafidz Umar, SE., selaku Kepala SMA Muhammadiyah 8 Ciputat yang telah

memberikan izin melakukan penelitian di SMA tersebut.

7. Dewan guru, staf, karyawan dan siswa-siswi Muhammadiyah 8 Ciputat

khususnya kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 tahun ajaran 2019/2020.

Page 8: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

vii

8. Keluarga tercinta, Ibunda Yunanih, Ayahanda (alm) Rusli dan Dinda Azella,

yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan yang luar

biasa kepada peneliti.

9. Sahabat-sahabatku, Dena Nur‟aida, Fatimah, Yuli Rahmah, Dwi Sugiarti, dan

Succy yuliawati, Khairul abdan, Ali Fikri Abdillah yang telah membantu

peneliti dalam penyusunan skripsi.

10. Keluarga Besar Tadris Fisika 2013 yang senantiasa menjadi keluarga selama

di perantauan, tempat peneliti berproses untuk menjadi lebih baik.

11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang

diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.

Amin.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

peneliti harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Amin.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Jakarta, Maret 2020

Peneliti

Page 9: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG .................... Error! Bookmark not defined.

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................... 3

ABSTRAK .......................................................................................................... 4

ABSTRACT ....................................................................................................... 4

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 6

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 4

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................ 7

A. Deskripsi Teoritis ................................................................................... 7

1. Model Blended Learning .................................................................... 7

2. Keterampilan Berpikir Kritis ............................................................ 13

3. Google Classroom ............................................................................ 20

4. Kajian Materi Subjek Alat Optik ...................................................... 24

B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 35

C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 37

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 40

B. Metode dan Desain Penelitian .............................................................. 40

C. Prosedur Penelitian ............................................................................... 41

D. Variabel Penelitian ............................................................................... 43

E. Populasi dan Sampel ............................................................................ 43

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 43

1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis ....................................................... 44

2. Angket Respon Siswa ....................................................................... 44

G. Instrumen Penelitian ............................................................................. 44

Page 10: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

ix

H. Kalibrasi Instrumen Tes ....................................................................... 45

1. Uji Validitas ..................................................................................... 45

2. Uji Reliabilitas ................................................................................. 47

3. Taraf Kesukaran ............................................................................... 48

4. Daya Pembeda ................................................................................. 49

5. Instrumen Nontes (Angket) .............................................................. 51

I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 54

1. Uji Normalitas .................................................................................. 54

2. Uji Homogenitas .............................................................................. 55

3. Uji Hipotesis .................................................................................... 56

4. N-Gain (Normal Gain) ..................................................................... 56

5. Angket Data Nontes ......................................................................... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 60

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 60

1. Data Hasil Pretest ............................................................................ 60

2. Data Hasil Posttest ........................................................................... 62

3. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa .............................. 64

4. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Per

Indikator .......................................................................................... 65

5. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik ................................................ 66

6. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 68

7. Hasil Analisis Angket ....................................................................... 69

B. Pembahasan ......................................................................................... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 61

A. Kesimpulan .......................................................................................... 61

B. Saran .................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76

Page 11: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta konsep Alat-alat Optik ........................................................ 24

Gambar 2.2 Bagian-bagian Mata .................................................................... 25 Gambar 2.3 Bagian-bagian Kamera ............................................................... 28

Gambar 2.4 kaca pembesar dan bayangan yang dibuatnya .......................... 29 Gambar 2.5 mikroskop .................................................................................... 30

Gambar 2.6 pembentukan bayangan pada teropong bintang ........................ 33 Gambar 2.7 pembentukan bayangan pada teropong bumi ............................ 34

Gambar 2.8 pembentukan bayangan pada teropong panggung .................... 34 Gambar 2.9 pembentukan bayangan pada teropong pantul.......................... 35

Gambar 2.10 Keerangka Berpikir .................................................................. 39

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian .................................................................... 42

Gambar 4. 1 Diagram Batang Distribusi Skor Pretest Keterampilan berpikir

kritis ............................................................................................. 61

Gambar 4. 2 Diagram Batang Distribusi Skor Postest Keterampilan berpikir

kritis ............................................................................................. 63

Page 12: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 sintaks model Blended Learning ..................................................... 12

Tabel 2. 2 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ........................................ 15

Tabel 2. 3 Kelebihan dan Kekurangan Google Classroom ............................. 22

Tabel 3. 1 Desain Penelitian ............................................................................. 41

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ......................... 44

Tabel 3. 3 Kategori Validitas ........................................................................... 46

Tabel 3. 4 Interpretasi Koefisien Korelasi ...................................................... 46

Tabel 3. 5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .................................................. 47

Tabel 3. 6 Kriteria Penafsiran Indeks Reliabilitas ......................................... 47

Tabel 3. 7 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 48

Tabel 3. 8 Klasifikasi Indeks Kesukaran ........................................................ 49

Tabel 3. 9 Hasil Uji Taraf Kesukaran ............................................................. 49

Tabel 3. 10 Klasifikasi Daya Pembeda ............................................................ 50

Tabel 3. 11 Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................... 50

Tabel 3. 12 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket) ........................................... 51

Tabel 3. 13 Kriteria Pengujian N-Gain ........................................................... 57

Tabel 3. 14 Skala Penilaian Angket ................................................................. 57

Tabel 3. 15 Interpretasi Presentase Angket .................................................... 58

Tabel 4. 1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest ............... 62

Tabel 4. 2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest .............. 64

Tabel 4. 3 Rata-rata Hasil Perhitungan N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ........................................................................................... 65

Tabel 4. 4 Rata-rata N-gain Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

........................................................................................................ 65

Tabel 4. 5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................................... 66

Page 13: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

xii

Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................................... 67

Tabel 4. 7 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ..................... 68

Tabel 4. 8 Respon Ketertarikan Siswa Terhadap Pembelajaran Model

Blended Learning Berbantuan Google Classroom ......................... 69

Page 14: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. 1 lembar wawancara guru pada studi pendahuluan ................ 81

Lampiran A. 2 RPP Kelas Eksperimen........................................................... 84

Lampiran A. 3 RPP Kelas Kontrol ............................................................... 103

Lampiran B. 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ....................... 123

Lampiran B. 2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ...................................... 125

Lampiran B. 3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ................................ 149

Lampiran B. 4 Soal Tes yang Digunakan ..................................................... 158

Lampiran B. 5 Instrumen Nontes .................................................................. 170

Lampiran C. 1 Hasil Pretest ........................................................................... 181

Lampiran C. 2 Hasil Posttest ......................................................................... 183

Lampiran C. 3 Hasil Olah Data Pretest dan Posttest .................................... 185

Lampiran C. 4 Uji Normalitas Hasil Pretest................................................. 191

Lampiran C. 5 Uji Normalitas Hasil Posttest ............................................... 192

Lampiran C. 6 Uji Homogenitas Hasil Pretest .............................................. 194

Lampiran C. 7 Uji Homogenitas Hasil Posttest ............................................ 195

Lampiran C. 8 Uji Hipotesis Hasil Pretest .................................................... 196

Lampiran C. 9 Uji Hipotesis Hasil Posttest ................................................... 197

Lampiran C. 10 Uji N-gain ............................................................................ 198

Lampiran C. 11 Hasil Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis

perindikator ............................................................................. 200

Lampiran D. 1 Surat Keterangan Penelitian ................................................ 202

Lampiran D. 2 Dokumentasi Penelitian ........................................................ 203

Lampiran D. 3 Uji Referensi ......................................................................... 206

Lampiran D. 4 Daftar Riwayat Hidup Penulis ............................................. 213

Page 15: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paradigma belajar bagi peserta didik menurut kurikulum 2013 adalah

peserta didik aktif mencari bukan lagi peserta didik menerima. Oleh karena itu,

pembelajarannya harus dikembangkan berdasarkan basis kegiatan, bersifat

interaktif dan partisipatif.1 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal I ayat (1) dikemukakan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2

Pendidikan abad-21 di Indonesia mengharuskan Indonesia menghasilkan

sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang tinggi dan mampu

bersaing secara global di masa mendatang. Lebih spesifiknya kompetensi berpikir

dan berkomunikasi yang sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dalam

proses pembelajaran, salah satunya adalah pelajaran fisika. Namun, pada

kenyataannya kemampuan berpikir kritis serta kemampuan berkomunikasi yang

baik pada siswa belum merata di Indonesia.

Penyebab kurangnya keterampilan berpikir kritis siswa yaitu karena

kerapkali dalam proses pembelajaran guru masih menjadi pusat pembelajaran.

Guru menjadi pusat pembelajaran sedangkan siswa hanya sebagai objek penerima

informasi saja. Sehingga siswa kurang mengoptimalkan kemampuannya untuk

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis. Selain itu guru

belum menstimulus keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran yang

berlangsung. Salah satu tujuan pembelajaran fisika adalah mengembangkan

1 Sunardi dan Siti Zaenab, Buku Guru FISIKA, (Bandung: Yrama Widya, 2014), cet.1, h. 7 2 Drs. Zainal Arifin M.Pd, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2013), cet.5, h.40

Page 16: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

2

kemampuan menalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan

menggunakan konsep dan prinsip untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam.3

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru SMA Swasta di daerah

Tangerang Selatan diperoleh informasi bahwa materi alat optik memiliki banyak

sub-materi, namun tidak dapat tersampaikan karena keterbatasan waktu. Sehingga

guru cenderung memberikan penugasan individu. Hal tersebut yang menjadikan

salah satu faktor peserta didik kurang dapat memahami materi alat optik.

Era digital memberikan dampak yang positif terhadap dunia kependidikan.

Perkembangan internet ini bisa dimanfaatkan untuk pendidikan/pembelajaran,

maka dari itu materi belajar perlu dikemas secara berbeda dengan penyampaian

yang berbeda pula.4 Bedasarkan hasil survei yang dilakukan kominfo dan

UNICEF terkait dengan penggunaan internet bagi remaja menurut data terbaru,

setidaknya 30 juta anak-anak dan remaja di Indonesia merupakan pengguna

internet, dan media digital saat ini menjadi pilihan utama saluran komunikasi

yang mereka gunakan.5

Keterbukaan siswa dengan internet dapat dimanfaaatkan sebagai penunjang

proses pendidikan pada materi yang sedang mereka pelajari. Dengan waktu luang

yang dimiliki siswa di luar jam sekolah siswa dapat belajar mandiri dengan

memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia.

Pembelajaran yang dulunya hanya dapat dilakukan dikelas saja, kini sudah mulai

dapat digantikan dengan cara online.6

Dampak yang besar dan luas dari teknologi internet adalah kemunculan dari

model e-learning, model pembelajaran ini sebagian dari dampak industrialisasi

pendidikan. Hal ini disebabkan adanya produk teknologi, yaitu komputer sebagai

genre yang dimanfaatkan sehubungan dengan model e-learning. Istilan e-

learning berdampingan dengan istilah yang lain seperti m-learning, web-based

learning, hybrid/blended learning. Semuanya bermunculan begitu saja seolah-

3 Zainal Arifin,. Op. Cit., h.6 4 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung:Alfabeta,2013) h.313

5 Gatot S. Dewa Broto (Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo), “Riset

Kominfo dan UNICEF mengenai perilaku anak dan remaja dalam menggunakan internet”,

https://kominfo.go.id, pada tanggal 16 Januari 2017 pukul 19:28 6Ibid.,

Page 17: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

3

olah memang semua mengacu pada barang yang sama. Padahal, setiap istilah ini

dalam kerangka pendidikan bermakna lain.7

Sekalipun teknologi pembelajaran online memungkinkan pembelajaran

dilakukan secara penuh, namun kesempatan itu tidak dipilih. Interaksi satu sama

lain untuk dapat berkomunikasi langsung secara tatap muka masih dibutuhkan.8

Menurut Dr. Rustaman, ada tiga alasan mengapa forum tatap muka masih

diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Alasan tersebut adalah:

1. Perlunya forum untuk menjelaskan maksud dan mekanisme belajar yang akan

dilalui bersama secara langsung dengan semua peserta didik. Keberhasilan

sebuah proses pembelajaran juga ditentukan oleh pemahaman peserta didik

tentang apa, mengapa, dan bagaimana proses belajar dan mengerjakan tugas

akan berlangsung.

2. Perlunya memberikan pemahaman sekaligus pengalaman belajar dengan

mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaboratif pada setiap peserta didik.

3. Perlu pemberian pelatihan secukupnya dalam menggunakan media teknologi

yang akan digunakan kepada setiap peserta didik.9

Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk melakukan

kegiatan pembelajaran di luar sekolah dengan memanfaatkan Teknologi

Informasi dan Komunikasi tanpa menghilangkan kegiatan pembelajaran tatap

muka di sekolah menggunakan model pembelajaran yang mendorong peserta

didik untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, yaitu dengan model

blended learning. Dengan menggunakan jejaring sosial dalam Blended learning

maka peserta didik dapat mengulang kembali materi pembelajarannya sehingga

peserta didik lebih memahami materi pelajarannya.

Hal ini sesuai didukung oleh penelitian yang yang telah dilakukan oleh dian

lestari, dkk bedasarkan penelitianya pembelajaran blended learning yang

dilakukan menghasilkan siswa meiliki keterampilan berpikir kritis siwa dengan

7 Dewi salma prawiradilaga, Mozaik teknologi pendidikan e-learning, (Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group, 2013) h. 2 8 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi

Kedua, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010) cet.6, h.337. 9 Ibid., h.338

Page 18: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

4

kategori sangat tinggi. Sehingga menunjukkan bahwa pembelajaran blended

learning memberikan ketertarikan tinggi pada siswa.10

Sesuai dengan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Blended Learning Terhadap Keterampilan Berpikir

Kritis Siswa Pada Konsep Alat Optik”. Diharapkan dengan menerapkan

pembelajaran ini akan mampu meningkatkan keaktifan dan keseriusan siswa

dalam mengikuti pembelajaran fisika sehingga dapat memperbaiki hasil belajar

fisika serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

B. Identifikasi Masalah

Dengan mengacu latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan teknik pembelajaran saat ini yang masih berpusat pada aktivitas

guru tidak sesuai dengan kurikulum 2013.

2. Model pembelajaran yang kurang bervariasi pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

3. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa.

4. Alat optik masih menjadi konsep fisika yang memiliki keterbatasan waktu

untuk disampaikan materinya dikelas.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan masalah maka penetlitian hanya dibatasi pada:

1. Penerapan model ini sebagai pembelajaran siswa untuk menunjang keaktifan

siswa secara individual personal dengan mengkombinasikan keunggulan dari

pembelajaraan tatap muka dan online.

2. Google Classroom sebagai sarana informatif, imperatif serta diskusi yang

akan digunakan.

3. Materi fisika yang dipilih pada penelitian ini adalah Alat Optik

10

Dian Lestari, Sri Mulyani, Susanti., “Pengembangan Perangkat Blended Learning Sistem Saraf Manusia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis”,. (Journal OF Innovative Science Education JISE 5

(1), 2016)

Page 19: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

5

4. Keterampilan berpikir kritis yang dirujuk menurut ahli Robert H. Ennis dan

Keterampilan berpikir kritis siswa yang diukur hanya dibatasi pada indikator:

memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar,

menyimpulkan, dan mengatur strategi dan taktik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini, yaitu:

1. Apakah model Blended Learning berbantuan Google Classroom berpengaruh

terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada konsep alat optik?

2. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada konsep alat

optik antara pembelajaran Blended Learning berbantuan Google Classroom

dengan konvensional?

3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran fisika menggunakan model

Blended Learning berbantuan Google Classroom?

E. Tujuan Penelitian

Bedasarkan pemaparan identifikasi masalah serta rumusan masalah maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Melihat pengaruh dari blended learning yang ditambahkan pada konsep fisika

alat optik untuk melihat keteraampilan berpikir kritis siswa.

2. Mengetahui bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada

konsep alat optik antara pembelajaran Blended Learning berbantuan Google

Classroom jika dibandingkan denganpembelajaran konvensional

3. Melihat respon siswa terhadap pembelajaran fisika menggunakan model

Blended Learning berbantuan Google Classroom

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan, sebagai berikut:

1. Sebagai masukan dalam perbaikan pembelajaran fisika khususnya dan

pembelajaran sains lainnya pada umumnya.

Page 20: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

6

2. Sebagai pengalaman dan menambah wawasan sehingga penerapan

pembelajaran model Blended Learning ini dapat diaplikasikan lebih baik lagi

dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan perkembangan teknologi

pendidikan.

3. Sebagai bahan masukan bagi rekan guru-guru lain dalam pelaksanaan

pembelajaran fisika di tingkat SMA.

Page 21: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Model Blended Learning

Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana

atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan

membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce&Weil, 1980:1). Model

pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model

pembelajaram yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.11

Blended Learning merupakan istilah yang berasal dari Bahasa Inggris yang

terdiri dari dua suku kata, blended dan learning. Blended artinya campuran atau

kombinasi yang baik. Blended Learning ini pada dasarnya merupakan gabungan

keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual.12

Menurut Singgih Prihadi Blended Learning merupakan kolaborasi antara

pembelajaran tatap muka di kelas dan pembelajaran online, dapat melalui portal e-

learning, website, dan jejaring sosial.13

Menurut Garrinson (2008) menyebutkan bahwa “Blended Learning is the

thoughtful fusion of face to face and online learning experiences” maksudnya

pembelejaran Blended Learning adalah perpaduan yang tepat antara pembelajaran

tatap muka dan pembelajaran online.14

Berbeda dengan Ida Safitri, dkk

mengatakan Blended Learning merupakan kombinasi dari pembelajaran tatap

muka dengan pendekatan pembelajaran berbasis teknologi.15

Sedangkan menurut

Hidayati (2013) menyebutkan beberapa definisi dari Blended Learning

11

Dr. Rusman, M.Pd., op. cit, hal. 133 12 Husamah, Pembelajaran Bauran (Blended Learning), (Jakarta: Prestasi pustakaraya,

2014), h.11. 13 Singgih Prihadi, Model Blended Learning Teori dan Praktek dalam Pembelajaran

Geografi, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2013), h.153. 14

Iga Setia Utami, “Praktikalitas Model Blended Learning Pada Pembelajaran Jaringan

Dasar di SMK”, Jurnal Iptek Terapan, vol.11, 2017, h.235. 15 Ida Safitri, Nathan Hindarto, dan Ellianawati, “Penerapan Blended Learning Pada Teori

Heat Transfer untuk Meningkatkan Creative Thingking”, Jurnal Pendidikan, vol.1, 2012, h.9.

Page 22: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

7

diantaranya adalah integrasi pembelajaran tradisional dengan web online;

perpaduan serta kombinasi sejumlah media dan kombinasi pendekatan

pembelajaran yang melibatkan unsur teknologi dalam penerapannya.16

Jadi, Blended Learning adalah model pembelajaran yang menggabungkan

tatap muka dan online melalui e-learning menjadi media yang memiliki peran

penting dalam proses pembelajaran. sehingga ada perubahan pola pengajaran,

Blended Learning merupakan pola pengajaran yang mengkombinasikan

pembelajaran konvensional (face to face) dan online.

Tujuan blended learning adalah untuk mendapatkan pembelajaran yang baik

dimana pembelajaran konvensional (tatap muka) memungkinkan untuk

melakukan pembelajaran secara interaktif, sedangkan metode online dapat

memberikan materi secara online tanpa batas ruang dan waktu sehingga dapat

dicapai pembelajaran yang maksimal.17

Blended leraning pada kegiatan pembelajaran online perlu dikemas agar

penyajian bahan ajarnya menjadi menarik, misalkan, dalam bentuk vidio dan

animasi. Bahan ajar dalam bentuk vidio dan animasi dapat dikemas dalam

Learning Management System, misalnya dengan menggunakan program Moodle.

16 Iga Setia Utami, “Pengujian Validitas Model Blended Learning di Sekolah Menengah

Kejuruan”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik elektro, vol.2, 2017, h.3. 17

Ariesta Hadi Sutopo, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan,

(Yogyakarta:Graha Ilmu,2012) h.169

Page 23: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

8

Dalam sistem blended learning, asesmen dilakukan dengan dua cara, yaitu online

dan tatap muka.18

Sementara itu, Carmen menyebutkan lima kunci sebagai pedoman bagi kita

untuk meramu resep yang tepat bagi blended leraning yang akan kita lakukan:19

`

Pertama adalah live event, yakni pembelajaran langsung atau tatap muka

(instructor-led instruction) yang berlangsung secara sinkron dalam waktu dan

tempat yang sama (yakni ruang kelas) ataupun waktu sama tapi tempatnya

berbeda (sepeti kelas maya [virtual classroom]), kedua adalah pembelajaran

mandiri (self-paced learning), yaitu mengkombinasikan pembelajaran mandiri

yang memunkinkan peserta belajar kapan saja dan dimana saja denga

menggunakan berbagai konten (bahan belajar) yang dirancang khusus untuk

belajar mandiri baik berdasarkan teks maupun multimedia, ketiga adalah

kolaborasi (colhlaboration), yakni mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi

pengajar maupun kolaborasi antar peserta belajar yang kedua-duanya bisa bersifat

lintas sekolah/kampus. keempat adalah asesmen, yakin cara untuk megukur

keberhasilan belajar (teknik asesmen) dalam proses pembelajaran. Dalam blended

learning, perancang harus mampu meramu kombinasi jenis asesmen, baik yang

bersifat tes maupun notes, atau tes yang lebih bersifat otentik (asesmen/portofolio

otentik) dalam bentuk proyek, produk dan lain-lai. Disamping itu, ramuan antara

bentuk-bentuk asesmen online dan asesmen offline juga perlu dipertimbangkan,

dan kelima adalah materi pendukung kinerja (performance suport material), yakni

memastikan sumber daya yang ada untuk mengkombinasikan pembelajaran tatap

muka dalam melas dan tatap muka virtual.20

a. Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning

1) Kelebihan blended learning

Kusairi mengungkapkan bahwa banyak kelebihan dari blended learning

jika dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka(konversional) maupun dengan

18

Husamah, Pembelajaran Bauran (blended learning), (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2014) hal.

30 19 Ibid., h.31 20 Ibid., hal. 31-32

Page 24: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

9

e-learning, baik online, offline, ataupun m-learning berbagai penelitian juga

menunjukan bahwa blended learning, adalah lebih efektif dibandingkan dengan

pembelajaran tatap muka maupun e-learning.21

Adapun kelebihan dari blended learning ini adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri

dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online

b. Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan pengajar atau peserta didik lain

diluar jam tatap muka

c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik diluar jam tatap muka

dapat dikelola dan dikontrol dengan baik oleh pengajar

d. Pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet

e. Pengajar dapat meminta peserta didik membaca materi atau mengerjaan tes

yang dilakukan sebelum pembelajaran

f. Pengajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan

memanfaatkkan hasil tes dengan efektif

g. Peserta didik dapat saling berbagai file dengan peserta didik lainnya

h. Dan mash banyak keuntungan lain dengan memanfaatkan kelebihan

i. pembelajaran berbasis internet.

2) Kekurangan blended lerning

Noer mengemukakan beberapa kekuranngan blended learning sebagai

berikut:

a. Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila

sarana dan prasarana tidak mendukung

b. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan

akses internet. Padahal, blended learning memerlukan akses internet yang

memadai, dan bila jaringan kurang memadai, itu tentu akan menyulitkan

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran mandiri via online.22

b. Kedudukan Masing-Masing Komponen Dalam Blended Learning

21 Ibid., hal. 35 22 Ibid., hal.36-37

Page 25: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

10

(1) Face-to-face (tatap muka)

Pembelajaran tatap muka adalah kegiatan pembelajaran berupa proses

interksi langsung antara peserta didik lain dan pendidik. Metode pembelajaran

merupakan teknik pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapain

tujuan pembelajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran tatap muka adalah

teknik pelaksanaan pembelajaran yang digunakan pada proses interaksi

laangsunng antara peserta didik dan pendidik.

Pembelajaran tatap muka ini mampu mendukung keterlaksanan

pembelajaran berbasis blended lerning. Pembelajaran tatap muka ini dimaksudkan

untuk memberikan rambu-rambu dalam pelaksanaan pembelajaran, serta

mendekatkan hubungan emosional antara peserta didik dan pengajar. 23

(2) E-learning

Menurut Jaya Kumar C. Koran (2002), e-learning adalah pembelajaran

yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk

menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Adapula yang

menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan

melalui media internet. Sedangkan Dong mendefinisikan e-learning sebagai

kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang

memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Atau e-learning

didefinisikan sebagai berikut: E-Learning is a generic term for all tecnologically

supported learning using an array of teaching and learninf tools as phone bridging,

audio and videotapes, telrconferencing aided instruction also commonly referred

to as online courses (soekaerawi, haryono dan librero, 2002).24

Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam

pendidikan terbuka dan pembelajaran jarak jauh, antara lain:

a. tersedianya fasilitas e-moderating dimana pendidikan dan peserta didik dapat

berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau

kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh

jarak, tempat, dan waktu.

23 Ibid., 38 24 Rusman, loc. Cit.,hal. 346

Page 26: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

11

b. pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk

belajar yang tersruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa

saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

c. peserta didik dapat belajar atau me-riview bahan pelajaran setiap saat dan

dimana saja kalau diperlukan, mengingat bahan ajar tersimpan dikomputer.

d. bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang brerkaitan dengan

bahan dipelajarinya, ia dapat melakukan akses internet secara lebih mudah.

e. baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan melalui internet yang

dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu

pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

f. berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan

lebih mandiri

g. relatif lebih efesien. Misalnya, bagi mereka yang tinggal jauh dari peguruan

tinggi atau sekolah konvensional.

Walaupun demikian, pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-

learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen,

2001, Beam, 1997), antara lain:

1. kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan

antarsesama peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa

memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.

2. kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan

sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

3. proses pembelajarannya cenderung kearah pelatihan dari pada pendidikan.

4. berubahnya peran pendidkan dari yang semula menguasai teknik

pembelajaran konversional, kini juga dituntut mengetahui teknik

pembelajaran yang mengunakan ICT/medium komputer.

5. peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung

gagal.

6. tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.25

25 Ibid., hal. 351-352

Page 27: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

12

c. Sintak Blended Learning

Woodall D. & Mcknight, C. (2011) mengemukakan sintaks model Blended

Learning terdri atas 8 langkah26

, sebagaimana yang terdapat pada Tabel 2.1 :

Tabel 2. 1 sintaks model Blended Learning

No. Sintaks Blended

Learning Kegiatan Pembelajaran

1. Prepare me

(persiapan)

a) Memperkenalkan tujuan pembelajaran kepada siswa,

bagaimana belajar melalui program online

b) Mempersiapkan portal e-learning

c) Membagi siswa dalam kelompok yang heterogen

2. Tell me (presentasi)

a) Menjelaskan pola pembelajaran sinkronus dan

asinkronus

b) Menjelaskan langkah-langkah menggunakan portal e-

learning untuk aktivitas pembelajaran online

3. Show me

(demonstrasi)

a) Membimbing siswa untuk dapat menggunakan portal

e-learning yang telah dibuat

b) Membimbing siswa untuk mengakses materi dalam

portal e-learning tersebut

4. Let me

(latihan/praktek)

a) Memberikan kesempatan kepada siswa

mempraktekkan menggunakan portal e-learning pada

pembelajaran online

b) Membimbing siswa mengakses berbagai sumber

belajar offline dan online untuk menyajikannya

dalam bentuk presentasi di kelas secara face to face

(sinkronus)

c) Membimbing kelompok presentasi melakukan

presentasi, kelompok diskusi melakukan diskusi pada

sesi tanya-jawab dan mengerakan LKPD

5. Check me (evaluasi)

a) Menilai hasil ringkasan materi pembelajaran yang

dipresentasikan di kelas berdasarkan hasil pencarian

26 Nokman Riyanto, Tujuh Karya Satu Buku, (Banjarnegara: Pelita Gemilang Sejahtera, 2018),

cet.1, h.107.

Page 28: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

13

dari sumber belajar online maupuan offline

b) Membimbing siswa dalam memperoleh pemahaman

yang benar dari materi yang dipresentasikan di kelas

face to face (sinkronus)

6. Support me

(dukungan/bantuan)

a) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam

memahami materi presentasi

b) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam

sesi diskusi antar kelompok

7. Coach me (saling

melatih)

Melatih siswa yang sudah memahami materi

pembelajaran untuk mengajari temannya yang berada

dalam satu kelompok diskusi (pembelajaan tutor sebaya)

8. Connect me

(kolaborasi/bergabung

dalam kelompok)

a) Membimbing siswa mengerjakan lembar kerja Siswa

secara berkelompok

b) Membimbing siswa dalam mengerjakan tugas

kelompok presentasi

.

2. Keterampilan Berpikir Kritis

a. Pengertian Berpikir

Berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan

penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.27

Dengan berpikir maka individu

akan menghasilkan ide maupun gagasan yang dapat membantu untuk

memecahkan masalah yang ditemuinya sehingga individu tersebut dapat

meggunakan proses berpikirnya untuk mencapai tujan yang diharapkan.

Berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan

penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.28

Dengan berpikir maka individu

akan menghasilkan ide maupun gagasan yang dapat membantu untuk

memecahkan masalah yang ditemuinya sehingga individu tersebut dapat

meggunakan proses berpikirnya untuk mencapai tujan yang diharapkan.

b. Pengertian Keterampilan Berpikir Kritis

27

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.43. 28

Ibid.

Page 29: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

14

Berpikir kritis merupakan suatu istilah yang cukup popular, terutama dalam

dunia pendidikan. John Dewey menamakan berpikir kritis sebagai berpikir

reflektif yang mendefiniskan sebagai pertimbangan aktif dan terus menerus serta

teliti mengenai keyakinan terhadap pengetahuan yang diterima dengan

menyertakan alasan-alasan yang mendukung dan kesimpulan yang menjadi

kecenderungannya.29

Salah satu kontributor terkenal bagi perkembangan tradisi

berpikir kritis adalah Robert H. Ennis yang definisinya sudah beredar luas dalam

bidang berpikir kritis. Berpikir kritis yang dikemukakan oleh Ennis adalah

„reasonable decision about what to believe and what to do’. Keterampilan

berpikir kritis berarti keputusan dengan penalaran untuk memutuskan apa yang

diyakini dan dilakukan.30

Menurut Ennis terdapat enam unsur dasar dalam berpikir kritis yang

disingkat menjadi FRISCO (Focus, Reaseon, Inference, Situation, Clarity,

Overview). Adapun penjelasan dari keenam unsur dasar tersebut adalah sebagai

berikut.31

1) Focus

Focus, artinya memfokuskan pertanyaan atau isu yang ada untuk

mengambil keputusan tentang apa yang diyakini dari permasalahan yang ada.

2) Reason

Reason, artinya mengetahui alasan-alasan rasional yang mendukung atau

menolak putusan-putusan yang dibuat berdasar situasi dan fakta yang relevan.

3) Inference

Inference yaitu, membuat kesimpulan berdasarkan bukti yang meyakinkan

dengan cara mengidentifikasi berbagai asumsi dan mencari alternatif pemecahan,

serta tetap mempertimbangkan bukti yang ada.

4) Situation

29

Alec Fisher, Bepikir Kritis:Sebuah pengantar, (Jakarta:Erlangga, 2009), h. 2. 30

Robert H. Ennis, Critical Thinking, (United States of America: Prentice Hall, 1996), h.

xvii. 31

Ibid., h. 4-8

Page 30: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

15

Situation yaitu, memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam berpikir

untuk membantu memperjelas pertanyaan (dalam F) dan mengetahui arti istilah-

istilah kunci, bagian-bagian yang relevan sebagai pendukung.

5) Clarity

Clarity yaitu, memberikan penjelasan tentang arti atau istilah-istilah yang

digunakan.

6) Overview

Overview yaitu, meninjau kembali dan memeriksa secara menyeluruh

keputusan yang diambil (yang dihasilkan dari FRISC).

Ennis mencetuskan 12 indikator yang harus dicapai untuk melatih

keterampilan berpikir kritis, berikut ini merupakan indikator berpikir kritis yang

digunakan dalam penelitian seperti pada tabel 2.1.

Tabel 2. 2 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis32

No Kelompok Indikator Sub Indikator

1 Klarifikasi

dasar (Basic

Clarification)

a. Memfokuskan

pertanyaan

1) Mengidentifikasi atau

merumuskan pertanyaan

2) Mengidentifikasi atau

merumuskan kriteria untuk

mempertimbangkan kemungkinan

jawaban

3) Menjaga kondisi berpikir

b. Menganalisis

argumen

1) Mengidentifikasi kesimpulan

2) Mengidentifikasi alasan atau

premis

3) Mengidentifikasi asumsi

sederhana

4) Mengidentifikasi dan menangani

suatu ketidaktepatan

5) Melihat struktur dari suatu

argumen

32

Robert H. Ennis, “The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking

Dispositions and Abilities”. University of Lilyonis. 2011 h. 2-4.

Page 31: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

16

6) Membuat ringkasan

c. Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

1) Membuat pertanyaan untuk

meminta penjelasan

2) Menjawab pertanyaan untuk

menjelaskan suatu klarifikasi

No Kelompok Indikator Sub Indikator

2. Dasar dalam

mengambil

keputusan

atau dukungan

d. Menilai

kredibilitas

sumber

1) Mempertimbangkan keahlian

2) Mempertimbangkan kemenarikan

konflik

3) Mempertimbangkan kesesuaian

Sumber

4) Mempertimbangkan penggunaan

prosedur yang tepat

5) Mempertimbangkan resiko atau

reputasi

6) Kemampuan untuk memberikan

alasan

e. Menilai laporan

observasi

1) Melibatkan sedikit dugaan

2) Menggunkan waktu yang singkat

antara observasi dan laporan

3) Menilai laporan observasi

berdasarkan kriteria catatan

observasi

4) Merekam hasil observasi

5) Menggunakan bukti-bukti yang

benar

6) Menggunakan akses yang baik

7) Memberikan penilaian terhadap

kompeten atau kesesuaian dengan

teknologi

8) Mempertanggungjawabkan hasil

observasi

No Kelompok Indikator Sub Indikator

Page 32: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

17

3 Inferensi f. Mendeduksi

dan menilai

deduksi

g. Menginduksi

dan

mempertimbang

kan hasil

induksi (make

inferences

(roughly

induction”)

1) Siklus logika euler

2) Mengkondisikan logika

3) Menyatakan tafsiran

4) Mengemukakan hal-hal yang

umum

5) Mengemukakan kesimpulan dan

hipotesis

6) Mengemukakan hipotesis

7) Merancang eksperimen

8) Menarik kesimpulan sesuai fakta

9) Memberikan asumsi yang masuk

akal

10) Menarik kesimpulan dari hasil

menyelidiki

h. Membuat dan

menentukan

hasil

pertimbangan

1) Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan berdasarkan latar

belakang fakta-fakta

2) Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan berdasarkan

penerapan fakta

3) Membuat dan menentukan hasil

pertimbangan berdasarkan adanya

alternatif

No Kelompok Indikator Sub Indikator

4 Memberikan

penjelasan

lanjut

i. Menilai suatu

definisi

1) Membuat bentuk definisi „strategi

membuat definisi‟ bertindak

dengan memberikan penjelasan

lanjut

2) Memberikan penilaian terhadap

definisi yang telah dibuat

3) Mengidentifikasi dan menangani

ketidakbenaran yang disengaja

4) Membuat isi definisi

Page 33: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

18

j. Mengidentifikas

i asumsi-asumsi

1) Penjelasan bukan pernyataan

2) Mengonstruksi argument

5 Mengatur

strategi dan

taktik

k. Menentukan

suatu tindakan

1) Mengungkap masalah

2) Memilih kriteria untuk

mempertimbangkan solusi yang

mungkin „merumuskan solusi

alternatif

3) Menentukan tindakan sementara

4) Mengulang kembali

5) Mengamati penerapannya

l. Berinteraksi

dengan orang

lain

1) Menggunakan argumen

2) Menggunakan strategi logika

3) Menggunakan strategi retorika

4) Menunjukkan posisi, orasi, atau

tulisan.

c. Tahapan Berpikir Kritis

Keterampilan berpikir kritis memiliki enam tahap, yaitu menggali informasi

yang dibutuhkan, mengajukan dugaan, melakukan inkuiri, membuat konjektur,

mencari alternatif, dan menarik kesimpulan. Penjelasan enam tahapan berpikir

kritis adalah sebagai berikut:33

1) Menggali informasi

Masalah yang dirumuskan sedemikian rupa sehingga menuntut siswa untuk

melakukan investigasi konteks, sebab tidak semua informasi diberikan secara

eksplisit.

2) Mengajukan dugaan

Siswa mengajukan dugaan penyelesaian masalah, beberapa siswa dalam

kelompok mengajukan beberapa penyelesaian

3) Melakukan inkuiri

33

Rosnawati, “Enam Tahapan Aktivitas dalam Pembelajaran Matematika untuk

Mendayagunakan Berpikir Tingkat Tingginya”, Seminar Nasional, Yogyakarta, 16 Mei 2009, h. 1-

6.

Page 34: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

19

Dalam inkuiri, individu mengajukan pertanyaan dan mencari informasi yang

cukup dengan mengkaji dan menganalisa informasi pada tahapan sebelumnya

untuk menjawab pertanyaan yang muncul.

4) Membuat konjektur

Suatu pernyataan nilai yang benar dihasilkan berdasarkan pengamatan atau

eksplorasi, percobaan, namun belum dibuktikan kebenarannya secara formal

dalam bentuk kesimpulan secara umum, tetapi tidak formal. Ketika pernyataan ini

dibuktikan secara fakta, maka konjektur tadi berubah namanya menjadi suatu

teorema.

5) Mencari alternatif

Siswa melalui tahap demi tahap sebelum menarik kesimpulan, siswa

mencoba untuk mencari alternatif terlebih dahulu. Siswa mencari alternatif

penyelesaian lain dari suatu persoalan yang dapat diselesaikan dengan beragam

cara penyelesaian.

6) Menarik kesimpulan

Kegiatan terakhir, siswa melihat kembali persoalan yang harus diselesaikan.

Pada tahapan menyusun konjektur siswa menyelesaikan sesuai dengan tahapan

berpikir dengan memanfaatkan semua kemampuan yang dimiliki terdahulu,

diakhir siswa mengembalikan penyelesaian pada persoalan semula.

d. Asesmen Berpikir Kritis

Fisher dan Scriven mengatakan bahwa berpikir kritis merupakan

keterampilan dan interpretasi aktif serta evaluasi dari penyelidikan, komunikasi,

informasi dan argumen.34

Keterampilan berpikir kritis memerlukan kemampuan

mengingat dan memahami. Oleh sebab itu, kemampuan mengingat adalah bagian

terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir, artinya belum tentu

seseorang yang memiliki kemampuan mengingat dan memahami juga memiliki

kemampuan dalam berpikir. Sebaliknya, kemampuan berpikir seseorang sudah

pasti diikuti oleh kemampuan mengingat dan memahami. Dengan demikian,

34

Debra McGregor, Developing Thinking: Developing Learning: A Guide to Thinking

Skills In Education, (New York: McGraw-Hill, 1997), h. 192.

Page 35: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

20

untuk dapat mengingat dan memahami diperlukan proses mental yang disebut

berpikir.

Dari beberapa definisi keterampilan berpikir krits yang telah dikemukakan,

dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan suatu

keterampilan berpikir tingkat tinggi dimana seseorang dapat menggunakan

pikirannya dengan teliti, mencari informasi sampai jelas, mampu memecahkan

masalah yang dihadapkan padanya serta mampu berkomunikasi dengan baik.

Keterampilan berpikir kritis yang dimiliki seseorang tidak dapat tumbuh dengan

sendirinya tetapi harus dilatih dan membutuhkan proses agar keterampilan

tersebut dapat benar-benar ada pada setiap individu. Tujuannya adalah agar

pemahaman yang diperoleh menjadi lebih bermakna dan mendalam.

3. Google Classroom

a. Sejarah Google Classroom

Pada tahap awal Google Classroom telah diperkenalkan sebagai bagian dari

google apps for education (GAFE) sejak 12 agustus 2014.35

Pada rentang tahun

2014-2016 pengembangan Google Classroom tidak diperuntukkan untuk semua

orang hanya sekolah yang bekerjasama dengan google. Pada bulan maret 2017

Google Classroom dapat diakses oleh semua orang dengan menggunakan akun

google pribadi.36

Google Classroom adalah layanan berbasis Internet yang disediakan oleh

google sebagai sebuah sistem e-learning. Service ini didesain untuk membantu

pengajar membuat dan membagikan tugas kepada pelajar secara paperless.37

Google Classroom dapat diakses melalui 2 cara yaitu melalui website dan

aplikasi. Untuk website dapat diakses menggunakan browser apapun seperti

35

Fransiskus Ivan Gunawan, “Pengembangan Kelas virtual dengan Google Classroom

dalam keterampilan pemecahan masalah (problem solving) topik vektor pada siswa SMK untuk mendukung pembelajaran”, Prosiding Seminar Nasional, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,

2018, h.342. 36

Vicky Dwi Wicaksono dan Putri Rachmadyanti, “Pembelajaran Blended Learning

Melalui Google Classroom di Sekolah Dasar, Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS &

HDPGSDI Wilayah Jawa, 2017, h.516. 37

Abdul Bahir Hakim, “Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google Classroom

dan Edmodo”, Jurnal I-statement STIMIK ESQ, vol.2, no.1, 2016, h.2.

Page 36: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

21

Chrome, FireFox, Internet Explorer ataupun Safari. Sedangkan untuk aplikasi

dapat diunduh secara gratis melalui Playstore untuk Android dan App Store untuk

iOS.38

b. Implikasi Google Classroom untuk Pembelajaran

Fungsi yang ditawarkan bagi tenaga pengajar layaknya kelas konvensional

dari proses mengajar (post), memberikan pertanyaan (create question),

memberikan tugas (create assignment), serta membuat pengumuman (make

announcement) tidak terbatas itu saja. Bahkan Google Classroom juga

menyediakan layanan multimedia (video streaming) sebagai contoh dalam

membantu pemahaman pelajar.39

Beberapa Fitur yang dimiliki Google Classroom

dalam menunjang pembelajaran diantaranya:40

1) Assigments (tugas), penugasan disimpan dan dinilai pada rangkaian aplikasi

produktivitas google yang memungkinkan kolaborasi antara guru dan siswa

atau siswa kepada siswa.

2) Grading (pengukuran), Google Classroom mendukung banyak skema

penilaian yang berbeda. Guru memiliki pilihan untuk melampirkan file ke

tugas, dimana siswa dapat melihat, mengedit, atau mendapatkan salinan

individual.

3) Communication (komunikasi), memungkinkan untuk membuat pengumuman

yang dapat diposkan oleh guru ke arus kelas dan dapat dikomentari oleh

siswa. Beberapa jenis media dari produk google seperti file video youtube dan

google drive dapat dilampirkan ke pengumuman dan pos untuk berbagi

konten. gmail juga menyediakan opsi email bagi guru untuk mengirim email

ke satu atau lebih siswa di antarmuka google kelas.

38

Wahyuni Eka Apriani, “Penerapan Google Classroom dalam Pembelajaran Akuntansi”,

Skripsi Pada Fakulatas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta, 2018, h.13. 39

Wahyu Hidayat dan Nugroho Arif Sudibyo, “Implementasi Pembelajaran Interaktif

Elektronika Dasar Menggunakan Adobe Flash CS6 pada Kelas Semu dengan Google Classroom

Berbasis Framework”, Jurnal Sains dan Edukasi Sains, vol.1, no.2, 2018, h.18. 40

Deden Sutrisna, “Meningkatkan kemampuan Literasi Mahasiswa Menggunakan Google

Classroom”, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, vol.13, no.2, 2018, h.73-75.

Page 37: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

22

4) Time-Cost (hemat waktu), guru dapat menambahkan siswa dengan memberi

siswa kode untuk mengikuti kelas. Guru yang mengelola beberapa kelas dapat

menggunakan kembali pengumuman, tugas, atau pertanyaan yang ada dari

kelas lain. Guru juga dapat berbagi tulisan di beberapa kelas dan kelas arsip.

Pekerjaan siswa, tugas, pertanyaan, nilai, komentar semua dapat diatur oleh

satu atau semua kelas, atau diurutkan menurut apa yang perlu dikaji.

5) Archive Course (arsip program), kelas yang telah dibuat memungkinkan

pengajar untuk mengarsipkan pada akhir masa jabatan atau tahun.

6) Mobile Application (aplikasi dalam telepon genggam), aplikasi seluler Google

Classroom diperkenalkan pada bulan Januari 2015, tersedia untuk perangkat

iOS dan Android.

7) Privacy (privasi), Google Classroom tidak menampilkan iklan apa pun dalam

antarmuka untuk siswa, fakultas, dan guru, dan data pengguna tidak dipindai

atau digunakan untuk tujuan periklanan.

c. Kelebihan dan kekurangan Google Classroom

Google Classroom mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan,

sebagaimana yang terdapat pada tabel 2.3 berikut:

Tabel 2. 3 Kelebihan dan Kekurangan Google Classroom

Kelebihan Google Classroom Kekurangan Google Classroom

1) Berbagi sumber daya yang cepat

2) Penyimpanan data terpusat

3) Penggunaan Google Classroom tidak perlu

melakukan proses instalasi yang rumit.

Pengajar dan pelajar bisa menggunakan

Google Classroom dengan akun email

google masing-masing.

4) Google Classroom adalah layanan berbasis

internet, sehingga tidak memerlukan

hosting di server sendiri

5) Google Classroom gratis untuk siapa saja

dilengkapi dengan teknologi keamanan

1) tidak adanya layanan eksternal

seperti bank soal secara

otomatis dan obrolan secara

pribadi antara guru untuk

mendapat umpan balik.

2) Sulit melakukan manajemen

akun karena satu akun dapat

digunakan untuk semua layanan

yang diberikan google

3) File yang dibagikan dapat diedit

oleh penerima

4) Penyimpanan file masih

Page 38: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

23

terbaik tanpa biaya tambahan dan iklan.

6) Pengajar dan siswa dapat bekerja di mana

saja, kapan saja, dan di perangkat apa saja.

7) pengajar dapat membuat dan mengelola

kelas, tugas, nilai serta memberikan

masukan secara langsung (realtime).

8) siswa dapat memantau materi dan tugas

kelas, berbagi materi dan berinteraksi

dalam aliran kelas atau melalui email,

mengirim tugas dan mendapat masukan

dan nilai secara langsung.

9) Pengajar dapat menginformasikan kepada

wali mengenai email terkait tugas siswa.

Ringkasan ini meliputi informasi tentang

tugas yang tidak dikerjakan, tugas

selanjutnya dan aktivitas kelas. Namun

wali tidak bisa login ke kelas secara

langsung. Wali menerima ringkasan email

melalui akun lain. 41

terbatas

5) Sistem tidak dapat melakukan

update secara otomatis dan

tidak ada pemberitahuan

sehingga siswa harus rajin

melakukan pemutakhiran

manual.42

41 Dhia Ghina Ramadhani, “Communication Effectiveness Of Online Media Google

Classroom In Supporting The Teaching And Learning Process At Civil Engineering University Of

Riau”, JOM FISIP, vo.4, no.1, 2017, h.7. 42 Yahfizham., dkk., “Pembelajaran Awan Berbasis Perangkat Lunak Sebagai Suatu

Layanan Analisis Deskriptif”, Jurnal Teknologi, vol.17, no.3, 2018, h.262-263.

Page 39: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

24

4. Kajian Materi Subjek Alat Optik

a. Peta Konsep

Peta konsep materi Alat optik dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Peta konsep Alat-alat Optik

b. Uraian Materi

1) Mata

Mata adalah karunia Allah SWT yang sangat berharga. Mata adalah salah

satu organ tubuh yang sangat canggih dan lengkap yang digunakkan untuk

melihat. Bagian-bagian mata ditunjukkan pada Gambar 2.2 berikut ini:

Page 40: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

25

Gambar 2.2 Bagian-bagian Mata

Serupa dengan prinsip kerja kamera, mata memiliki sebuah lensa mata

(setara fungsinya dengan lensa pemfokus di kamera), dan retina (setara dengan

film di kamera).43

a) Titik Dekat dan Titik Jauh Mata

Mata dapat melihat dengan jelas jika letak benda berada dalam jangkauan

pengelihatan, yaitu diantara titik dekat mata (punctum proximum) dan titk jauh

mata (punctum remotum). Ketika Anda memegang buku ini terlalu dekat ke mata

Anda, huruf-huruf dalam buku menjadi kabur karena lensa tidak dapat lagi

megatur jarak fokus untuk memfokuskan buku. pemendekan atau pemanjangan

fokus bayangan benda dilakukan pada retina, dibelakang titik fokus. Penyetelan

fokus ini disebut akomodasi.44

Titik paling dekat ke mata agar suatu benda masih bisa menghasilkan suatu

bayangan tajam pada retina ketika mata berakomodasi maksimum (otot siliar

menegang penuh) disebut titik dekat mata. Orang berusia 20-an dengan mata

normal melmiliki titik dekat kira-kira 25 cm. Titik dekat ini meningkat kira-kira

50 cm pada usia 40-an dan 500 cm pada usia 60-an. Karena umumnya bahan-

43

B. M. Eka Jati dan T. K. Priyambodo, Fisika Dasar: Listrik-Magnet, Optika, Fisika

Modern untuk mahasiswa ilmu-ilmu eksakta & Teknik, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2010), h.

212 44 Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Lima jilid 2, Jakarta: Erlangga, 1999) h.334

Page 41: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

26

bahan bacaan dipegang pada jarak 25-30 cm dari mata, orang tua biasnya

memerlukan kaca mata untuk mengatasi penurunan daya akomodasi mata.45

Titik jauh mata adalah lokasi paling jauh benda hingga mata yang relaks

(mata tidak berakomodasi) dapat memfokuskan benda. Seseorang dengan mata

normal dapat melihat benda-benda sangat jauh, seperti planet dan binntang-

bintang, dan dengan demikian memiliki titik jauh pada jarak tak terhingga.46

Untuk menentukan jarak fokus lensa mata saat mengamati suatu benda,

berlaku persamaan :

Keterangan:

f = jarak fokus

s = jarak benda

s‟ = jarak bayangan

b) Cacat Mata dan Cara Menanggulanginya

(1) Rabun jauh (miopia)

Rabun jauh atau terang-dekat memiliki titik dekat dari 25 cm dan titik jauh

pada jarak tertentu. Orang yang menderita rabun jauh dapt melihat dengan jelas

pada jarak 25 cm, tetapi tidak dapat melihat benda-benda jauh dengan jelas.

Keadaan ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi pipih sebagaimana

mestinya, sehingga bayangan benda yang sangat jauh terbentuk di depan retina.

Cacat mata miopi dapat diatasi dengan menggunakan kacamata lensa cekung.47

1. Rabun dekat (hipermetropia)

Rabun dekat atau terang-jauh memiliki titik dekat lebih dari 25 cm dan titik

jauh pada jarak tak terhingga. Oleh karena itu, mata rabun dekat dapat melihat

dengan jelas benda-benda yang sangat jauh tanpa berakomodasi, tetapi tidak dapat

melihat benda-benda dekat dengan jelas. Keadaan ini terjadi karena lensa mata

tidak dapat menjadi cembung sebagaimana mestinya, sehingga bayangan

45

Marthen Kanginan, FISIKA untuk SMA/MA kelas XI: kelompok Permintaan Matematika

dan Ilmu Alam. Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2013) , h. 545 46 Ibid., h.545 47 Ibid.,h. 546

Page 42: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

27

bayangan benda yang dekat terbentuk di belakang retina. Cacat mata hipermetropi

diatasi dengan menggunakan kacamata lensa cembung.48

(3) Mata tua (presbiopia)

Penderita presbiopi merupakan gabungan dari miopi dan hipermetropi. Oleh

karena itu, kaca mata yang digunakannya haruslah berlensa rangkap atau bifokal,

yakni lensa cekung pada bagian atas untuk melihat benda jauh dan lensa cembung

pada bagian bawah untuk melihat benda-benda dekat.49

(4) Astigmatisma

Cacat mata astigmatisma disebabakan oleh kornea mata yang tidak

berbentuk sferis (irisan bola), melainkan lebih melengkung pada satu bidang

daripada bidang lainnya (bidang silinder). Akibatnya, benda titik difokuskan pada

garis pendek. suatu lensa silindris memfokuskan sebuah titik menjadi suatu garis

yang sejajar dengan sumbunya. Cacat mata astigmatisma dikoreksi dengan

kacamata silindris.50

(5) Katarak dan glaukoma

Cacat mata juga dapat disebabkan oleh penyakit. Seseorang yang berumur

panjang suatu waktu dalam hidupnya akan mengalami pembentukan katarak,

yang membuat lensa matanya secara parsial atau secara total menjadi buram (tak

tembus cahaya). Pengobatan umum untuk katarak adalah operasi pembersihan

lensa. Penyakit lainnya disebut glaukoma, yang disebabkan oleh peningkatan

tekanan fluida dalam mata secara abnormal. Peningkatan tekanan ini dapat

menyebabkan pengurangan suplai darah ke retina, yang akhirnya dapat mengarah

kebutaan. Jika gejala penyakit ini ditemukan lebih dini, penyakit ini bisa

ditanggulangi dengan obat atau pembedahan.51

48

Ibid.,h. 547 49

Aip Sripudin, Dede Rustiawan K., Adit Suganda, praktis Belajar Fisika Untuk kelas XI,

(Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009) h. 93 50 Marthen kangina, Op. Cit, h. 548-549 51 Ibid., h. 549

Page 43: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

28

2) Kamera

Kamera adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan gambar. Pola kerja

kamera mirip dengan mata kita.52

Prinsip kerja kamera secara umum sebagai

berikut. Objek yang hendak difoto harus berada di depan lensa. Ketika diafragma

dibuka, cahaya yang melewati objek masuk melalui celah diafragma menuju lensa

mata. Lensa mata akan membentuk bayangan benda. Supaya bayangan benda

tepat jatuh pada film dengan jelas maka letak lensa harus digeser-geser mendekati

atau menjauhi film. Mengeser-geser lensa pada kamera, seperti mengatur jarak

fokus lensa pada mata (akomodasi).53

kemudian ditangkap oleh retina yang

merupakan sensor film pada kamera..

Gambar 2.3 Bagian-bagian Kamera

3) Lup

Lup atau kaca pembesar (atau sebagian orang menyebutnya suryakanta)

adalah lensa cembung yang difungsikan untuk melihat benda-benda kecil

sehingga tampak lebih jelas dan besar.54

Sebuah kaca pembesar memungkinkan kita meletakkan benda lebih dekat ke

mata kita sehingga membentuk sudut yang lebih besar.55

Sebagaimana terlihat

seperti pada gambar 2.3

52 Ibid., h.549 53 Aip Sripudin, Dede Rustiawan K., Adit Suganda, Op. Cit, h. 93 54 Ibid., h.94 55 Douglas C. Giancoli., Op. Cit, h. 338

Page 44: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

29

Gambar 2.4 kaca pembesar dan bayangan yang dibuatnya

a. Perbesaran Lup

Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa

cembung. Umumnya, lup digunakan untuk melihat angka-angka yang sangat dan

banyak digunakan oleh tukang arloji yang berukuran kecil. Ada 2 cara dalam

menggunakan lup, yaitu dengan mata berakomodasi dan dengan mata tak

berakomodasi.

(1) Perbesaran lup untuk mata berakomodasi maksimum

Agar mata yang mengamati benda melalui sebuah lup berakomodasi

maksimum, bayangan harus terletak di titik dekat mata. Degan demikian kita

peroleh rumus perbesaran lup untuk mata berakomodasi maksimum.56

Ma =

Perbesaran lup untuk mata berakomodasi maksimum

Ma =

(2) Perbesaran lup untuk mata tidak berakomodasi

Agar mata yang mengamati benda melalui lup tidak cepat lelah, lup

dingunakan dengan mata tidak berakomodasi. Caranya adalah dengan

56 Marthen kangina, Op. Cit, h. 553

Page 45: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

30

manempatkan benda di titik fokus lensa sehingga sinar-sinar yang mengenai mata

sejajar.57

Perbesaran lup untuk mata tak berakomodasi

Ma =

4) Mikroskop

Sebuah mikroskop terdiri atas susunan dua buah lensa positif. Lensa yang

berhadapan langsung dengan objek yang diamati disebut lensa objektif. Sementara

itu, lensa tempat mata mengamati bayangan disebut lensa okuler. Fungsi lensa

okuler ini sama dengan lup.58

Salah satu bentuk sebuah mikroskop seperti pada

gambar 2.4

Gambar 2.5 mikroskop

Benda yang diletakkan di luar fokus lensa objektif menghasilkan bayangan

nyata, terbalik dan diperbesar, lensa okuler diatur seddemikian rupa sehingga

57 Ibid., h.554 58 Aip Sripudin, Dede Rustiawan K., Adit Suganda, Op. Cit, h. 96

Page 46: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

31

bayangan tersebut terbentuk di dalam lensa okuler. Bayangan nyata dan terbalik

tersebut menjadi benda bagi lensa okuler benda yang terletak di dalam fokus lensa

akan menghasilkan bayangan akhir yang terbentuk bersifat maya, diperbesar, dan

terbalik jika dibandingkan benda aslinya.59

a. Pebesaran Mikroskop

Mikroskop disususn oleh dua buah lensa, yaitu lensa objektif dan lensa

okuler sehingga perbesaran total mikroskop tentu sama dengan hasil kali dari

kedua perbesara lensa ini.

Perbesaran lensa objektif

Dengan

tinggi bayangan,

= tinggi benda,

= jarak bayangan objektif,

= jarak benda objektif 60

rumus perbesaran okuler Mok persisi seperti rumus perbesaran angular lup,

yaitu sebagai berikut.

Mata berakomodasi maksimum

Mata tidak berakomodasi

Perbesaran total mikroskop (M) adalah hasil kali antara perbesaran objektif dan

okuler.61

b. Panjang Mikroskop

Panjang mikroskop adalah jarak antara lensa objektif dan lensa okuler

mikroskop. Pada sebuah mikroskop, bayangan dari lensa objektif merupakan

59

Graeme Loft, Dan O‟keeffe, Peter Pentland, Ross Pjillips, Gary Bass, Daniela Mardelli,

Pam Robertson, Jill Tacon, Jon Pearch, Jacaranda Fisika Jilid 1 Edisi Kedua, (Jakarta: Ganeca

Exact, 2008) 60 Marthen kangina, Op. Cit, h. 556 61 Ibid., h. 556

Page 47: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

32

benda dari lensa okuler. Oleh karena itu, panjang mikroskop d secara umum

dinyatakan oleh persamaan berikut.

Panjang mikroskop

dengan = jarak bayangan objektif dan = jarak benda okuler.62

Untuk pengamatan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi, bayangan

objektif harus jatuh di titik fokus okuler, sehingga panjang mikroskop d

dinyatakan oleh persamaan berikut.

Mata tak berakomodasi63

5) Teropong

Teropong atau teleskop digunkan untuk memperbesar benda yang sangat

jauh pada kebanyakan kasus, benda dapat dianggap berada pada jarak tak

terhingga.64

Dengan teleskop, astronom memperluas pengetahuannya tentang benda

langit.65

Teleskop memperbaiki bayangan yang dibentuk oleh mata manusia

dengan cara berikut:

Memperbesar bayangan

Mengumpulkan lebih banyak cahaya dibandingkan mata, dan

Memberikan resolusi bayangan yang lebih baik.66

Secara umum ada dua jenis teropong, yaitu teropong bias dan teropong

pantul. Perbedaan antara keduanya terletak pada objektifnya. Pada teropong bias,

objektifnya menggunakan lensa, yakni lensa objektif, sedangkan pada teropong

pantul objektifnya menggunakan cermin.67

62 Ibid., h. 556 63 Ibid., h. 557 64 Douglas C. Giancoli., Op. Cit, h. 340 65

Graeme Loft, Dan O‟keeffe, Peter Pentland, Ross Pjillips, Gary Bass, Daniela Mardelli,

Pam Robertson, Jill Tacon, Jon., Op. Cit, h. 136 66 Ibid., h. 136 67 Aip Sripudin, Dede Rustiawan K., Adit Suganda, Op. Cit, h. 98

Page 48: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

33

a) Teropong Bintang

Teropong bintang menggunakan dua lensa cembung, masing-masing

sebagai lensa objektif dan lensa okuler dengan jarak fokus objektif lebih

besar dari pada jarak fokus okuler ( fob > fok). Diagram sinar pembentukan

bayangan pada teropong untuk mata tak terakomodasi sebagai gambar 2.5

berikut:

Gambar 2.6 pembentukan bayangan pada teropong bintang

Perbesaran sudut dan panjang teropong bintang memenuhi persamaan-persamaan

sebagai berikut:

a) Untuk mata tak terakomodasi

d = fob + fok

b) Untuk mata berakomodasi maksimum (S'ok = –Sn)68

d = fob + Sok

b) Teropong Bumi

Teropong bumi menggunakan tiga jenis lensa cembung. Lensa yang berada

di antara lensa objektif dan lensa okuler berfungsi sebagai lensa pembalik, yakni

untuk pembalik bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif. Diagram sinar

pembentukan bayangan pada teropong bumi mata tak berakomodasi sebagai

berikut:

68 Ibid., h. 99

Page 49: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

34

Gambar 2.7 pembentukan bayangan pada teropong bumi

Perbesaran dan panjang teropong bumi untuk mata tak berakomodasi berturut-

turut memenuhi persamaan:

d = fob + fok + 4fp

dengan fp = jarak fokus lensa pembalik.69

c) Teropong Panggung

Teropong panggung pembalikan bayangannya dapat juga dilakukan dengan

menggunakan lensa cekung sebagai lensa okuler. Sususnan lensa semacam ini

disebut teropong panggung atau teropong Galileo.70

Panjang teropong atau jarak lensa objektif dan lensa okuler d tetap

dirumuskan oleh persamaan hanya nilai harus kita masukkan

negatif karena okuler adalah lensa cekung.71

Berikut adalah gambar pembentukan bayangan pada teropong panggung:

Gambar 2.8 pembentukan bayangan pada teropong panggung

d) Teropong Pantul

69

Ibid., h. 99 70 Marthen kangina, Op. Cit, h. 564 71 Ibid., h. 565

Page 50: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

35

Teleskop bias menggunakan lensa untuk objektifnya sedangkan teleskop

pemantul menggunakan cermin untuk objektifnya. Akan tetapi, teleskop pemantul

masih bergantung pada lensa okuler.72

Berikut adalah gambar pembentukan bayangan pada teropong pantul:

Gambar 2.9 pembentukan bayangan pada teropong pantul

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah:

1. Cindya Alfi, Sumarni,Ach. Amirudin (2016) yang berjudul “Pengaruh

Pembelajaran Geografi Berbasis Masalah Dengan Blended Learning

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”. Subjek penelitian adalah siswa

kelas XI IPS SMA Negeri 4 Malang. Data yang dikumpulkan adalah data

kualitatif melalui teknik tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran geografi berbasis masalah dengan blended learning

berpengaruh terhadap berpikir siswa . rata-rata nilai kemampuan berpikir

kritis pada kelas eksperimen yang diberi erlakuan lebih tinggi dibandingkan

dengan kelas konreol yang menggunakan pembelajaran konvensional.73

2. Dian lestari, Sri Mulyani, R. Susanti (2016), dengan judul “Pengembangan

Perangkat Blended Learning Sistem Saraf Manusia Untuk Meningkatkan

72

Graeme Loft, Dan O‟keeffe, Peter Pentland, Ross Pjillips, Gary Bass, Daniela Mardelli,

Pam Robertson, Jill Tacon, Jon., Op. Cit, h. 141 73 Cindya Alfi, Sumarni,Ach. Amirudin (2016) ., “Pengaruh Pembelajaran Geografi

Berbasis Masalah Dengan Blended Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”.

Page 51: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

36

Keteampilan Berpikir Kritis”. Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif

melalui teknik tes, Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah

silabus, RPP, bahan ajar. Uji coba dilaksanakan skala kecil kelas XI IPA 1

dan skala besar kelas XI IPA 2 dilakukan pada siswa SMA N 1 Larangan.

Hasil penelitian menunjukkan perangkat blended learning sistem saraf

manusia yang dikembangkan memiliki kriteria valid dengan rata-rata ≥ 0,70

peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dengan kategori tinggi N-Gain

≥ 0,70. Ketuntasan klasikal hasil belajar 85% dan keterampilan berpikir kritis

90%. Perangkat pembelajaran dapat memfasilitasi siswa berpikir kritis karena

blended learning membuat siswa berfikir secara holistik dan memunculkan

pertanyaan serta jawaban kritis.74

3. Rady Joy Magno Ventayen, et. Al., (2018) yang berjudul “Usability

Evaluation of Google Classroom: Basis for the Adaptation of GSuite E-

Learning Platform” penelitian ini dilakukan di Pangasinan State University,

Philippines. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan google

classroom pada pembelajaran di kampus tersebut, membuat belajar lebih

mudah, memliki daya tarik dan cara mengoperasikan tidak rumit, dalam

penelitian ini peneliti merekomendasikan untuk menggunakan platform

google classroom dalam menunjang penerapan blended learning karena

sangat berguna dalam memberi penugasan dan menciptakan pembelajaran

yang kolaboratif.75

4. Noor Emmy Ekawati (2018) yang berjudul “Application of Blended Learning

with Edmodo Application Based on PDEODE Learning Strategy to Increase

Student Learning Achievement” Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas VIII F MTs Negeri Magelang tahun ajaran 2015/2016 yang

berjumlah 29 siswa, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 12 siswa

perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Blended

74 Dian lestari, Sri Mulyani, R. Susanti (2016), dengan judul “Pengembangan Perangkat

Blended Learning Sistem Saraf Manusia Untuk Meningkatkan Keteampilan Berpikir Kritis”. 75

Rady Joy Magno Ventayen, et. Al., “Usability Evaluation of Google Classroom: Basis

for the Adaptation of GSuite E-Learning Platform” Asia Pasific Journal Of Education, vol.5, no.1,

2018, p. 47-51.

Page 52: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

37

Learning dengan aplikasi edmodo berbasis strategi pembelajaran PDEODE

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIIIF MTs N Magelang. Hal

tersebut dibuktikan dengan persentase ketuntasan belajar siswa yaitu

prasiklus ke siklus 1 terjadi peningkatan 31 %, peningkatan dari siklus I ke

siklus II sebesar 62%, dan peningkatan dari prasiklus sampai ke siklus II

sebesar 93 %.76

5. Omotayo Ojaleye and Adeneye O. A. Awofala (2018), “Blended Learning

and Problem-Based Learning Instructional Strategies as Determinants of

Senior Secondary School Students‟ Achievement in Algebra” menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh signifikan secara statistik menikatkannya prestasi

siswa pada konsep aljabar ketika strategi PBL dan BL digunakan. Hal

tersebut dibuktikan dengan persentase ketuntasan belajar siswa yaitu

prasiklus ke siklus 1 terjadi peningkatan 37.93 %, peningkatan dari siklus I ke

siklus II sebesar 58.62%, dan peningkatan dari prasiklus sampai ke siklus II

sebesar 72.41 %.77

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan penelitian Sutrisno dan Asri menunjukkan bahwa keterampilan

berpikir kritis siswa masih rendah. Keterampilan berpikir kritis merupakan

keterampilan berpikir yang penting untuk dilatihkan pada siswa karena

keterampilan tersebut sangat penting untuk kehidupan mereka di masa yang akan

datang. Salah satu penyebab kurangnya keterampilan berpikir kritis siswa yaitu

karena kerapkali dalam proses pembelajaran guru masih menjadi pusat

pembelajaran. Guru menjadi pusat pembelajaran sedangkan siswa hanya sebagai

objek penerima informasi saja. Sehingga siswa kurang mengoptimalkan

kemampuannya untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir

76

Noor Emmy Ekawati, “Application of Blended Learning with Edmodo Application

Based on PDEODE Learning Strategy to Increase Student Learning Achievement”, Jurnal Ilmiah

Pendidikan MIPA, vol.8, 2018, p.7-16. 77

Omotayo Ojaleye and Adeneye O. A. Awofala, “Blended Learning and Problem-Based

Learning Instructional Strategies as Determinants of Senior Secondary School Students‟

Achievement in Algebra”, International Journal Of Research In Education and Sains, vol.4, no.2,

2018, p.487-501.

Page 53: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

38

kritis. Selain itu guru belum menstimulus keterampilan berpikir kritis siswa dan

banyak siswa yang menganggap konsep alat optik sebagai konsep yang sulit untuk

dipahami karena keterbatasan waktu dalam penyampaian konsep tersebut.

Berdasarkan permasalahan di atas dapat diatasi dengan melatih siswa

berpikir kritis melalui kegiatan pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik harus

merancang kegiatan pembelajaran yang dapat melatihkan keterampilan berpikir

kritis siswa agar kesuksesan dalam belajar lebih optimal. Salah satu model

pembelajaran yang dapat diterapkan untuk melatih keterampilan berpikir kritis

adalah model blended learning.

Bagan kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.9

Page 54: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

39

Gambar 2.10 Kerangka Berpikir

Kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep

alat optik masih rendah

Proses kegiatan pembelajaran masih

menggunakan pembelajaran konvensional

1. Pembelajaran yang tidak melibatkan seluruh siswa

2. Pembelajaran yang memposisikan siswa sebagai objek

3. Pembelajaran yang belum memanfaatkan E-Learning

Perlu pendekatan pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai

subjek dan objek belajar (student center), mengakomodir perbedaan

individu, melibatkan perhatian keseluruhan siswa dalam jumlah

banyak, dan menunjang karakter siswa digital native

Penerapan Model Blended Learning dengan berbantuan Google

Classroom dalam proses pembelajaran Fisika

Hasil belajar siswa dioptimalkan melalui fleksibilitas belajar secara

asinkronus mandiri (online) dan sinkronus langsung (face to face)

di kelas

Meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep

alat-alat optik

Page 55: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

40

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan,

maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu: “Penggunaan model blended

learning berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi alat

optik”.

Page 56: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat Tangerang

Selatan yang terletak di Jl. Nangka No.4, Ciputat, Kec. Ciputat, Kota Tangerang

Selatan. Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan, sedangkan untuk pengambilan

data dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan metode eksperimen semu (quasi

eksperiment), yaitu metode yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi eksperimen.78

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah nonequivalent

controul group design.79

Desain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

kemampuan berpikir kritis siswa SMA sebelum dan sesudah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Blended learning. Penelitian ini dilakukan

pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum diberi

perlakuan, pada kedua kelas diberikan pretest untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan awal berpikir kritis siswa pada konsep alat optik. Kemudian

keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberikan

perlakuan pengajaran dengan menggunakan model Blended Learning, sedangkan

kelas kontrol diberikan perlakuan pengajaran dengan menggunakan pembelajaran

konvensional yang berbasis saintifik sesuai kurikulum 2013. Setelah diberikan

perlakuan, kedua kelas diberikan posttest untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh blended learning terhadap kemampuan berpikir kritis.

78

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan

R&D),(Bandung:Alfabeta,2015),Cet 21,h.114. 79

Ibid., h.116.

Page 57: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

41

Gambaran desain penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat

dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.:80

Tabel 3. 1 Desain Penelitian

Kelompok Pre test perlakuan Post test

A Y1 XA Y2

B Y1 XB Y2

Keterangan:

A= Kelas Eksperimen

B= Kelas kontrol

XA= Perlakuan mengunakan penugasan digital

XB= Perlakuan mengunakan penugasan konvensional (cetak)

Y1 = Tes awal (pretest) sebelum perlakuan

Y2 = Tes akhir (postest) setelah perlakuan

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini memiliki tiga tahap prosedur penelitian yaitu:

1. Tahap Awal

Tahap awal meliputi studi pendahuluan berupa wawancara guru dan

observasi kebutuhan siswa, merumuskan masalah yang akan diteliti, mengkaji

teori belajar dan relevansi penelitian, pengambilan sampel, penyusunan RPP, serta

pembuatan instrumen tes dan instrumen nontes berupa lembar wawancara guru,

angket respon siswa, dan lembar observasi guru terhadap penerapan model

Blended Learning yang diterapkan di kelas. Kemudian, peneliti membuat surat

perizinan untuk menguji kelayakan instrumen yang telah dibuat kepada dosen

pembimbing dan perizinan untuk melakukan penelitian instrumen yang telah diuji

kelayakannya kemudian dianalisis untuk dipergunakan pada pretest dan posttest

sebagai tes pengukuran variabel terikat pada penelitian ini.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap pengambilan data. Tahap ini dimulai

dengan memberikan pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

80

Ibid.,h,116.

Page 58: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

42

Kemudian, dilanjutkan dengan memberikan perlakuan berupa pembelajaran

model Blended Learning berbantuan Google Classroom dengan konsep fisika

yang telah ditentukan pada kelompok eksperimen dan memberikan perlakuan

berupa pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran berbasis saintifik pada

kelompok kontrol. Setelah perberian perlakuan selesai, peneliti memberikan

posttest untuk mengetahui adanya pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa pada konsep alat optik dan memberikan angket untuk mengetahui respon

siswa terhadap pembelajaran Blended Learning yang telah diterapkan.

3. Tahap Akhir

Tahap akhir adalah tahap analisis dan laporan. pada tahap akhir, peneliti

akan mengolah dan menganalisis data yang telah dihasilkan selama tahap

pelaksanaan. Kemudian, peneliti akan menguji hipotesis penelitian hingga

berakhir pada penarikan kesimpulan. Prosedur penelitan dapat dilihat pada

gambar 3.1 berikut.

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian

Page 59: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

43

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian.81

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas

dan variabel terikat.

Variabel bebas (X): Model Blended Learning.

Variabel terikat (Y): Kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep Alat Optik.

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.82

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA

Muhammadiyah 8 Ciputat.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang diteliti.83

Sampel yang diambil adalah siswa kelas XI IPA. Sampel

dalam penelitian ini diambil dari populasi terjangkau melalui teknik purposive

sampling (sampel pertimbangan) dengan pengambilan sampel berdasarkan

pertimbangan tertentu.84

Pertimbangan yang dilakukan dalam pemilihan sampel

yaitu kelompok yang memiliki tingkat kemampuan yang relatif sama diantara dua

kelompok tersebut. Hasil pemilihan sampel, kelas XI IPA 1 sebagai kelas

eksperimen dan X IPA 2 sebagai kelas kontrol.

F. Teknik Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk memperoleh data disebut instrumen penelitian.

Instrumen yang baik merupkan instrumen yang mampu mengevaluasi sesuatu

81

Suharsimi Arikunto, S, Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta:

Rineka Cipta, 2013), h.161-162 82

Ibid., h. 173 83

Ibid., h.174 84

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian. (Bandung: Alfabeta, 2013), h.63

Page 60: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

44

dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi.85

Instrumen yang digunakan pada

penelitian ini yaitu:

1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Tes kemampuan berpikir kritis yang digunakan adalah tes tipe uraian yang

akan digunakan untuk prestest dan posttest.

2. Angket Respon Siswa

Angket respon siswa berupa angket dengan beberapa aspek yang dinilai oleh

siswa. Angket ini digunakan untuk mengukur respon siswa terhadap model

blended learning pada konsep alat optik. Angket yang akan digunakan adalah

angket tertutup dengan alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju,

dan sangat tidak setuju. Sementara itu, pengisian angket dilaksanakan setelah

diberikan perlakuan dan pengisian angket hanya diberikan kepada kelas

eksperimen.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen tes kemampuan berpikir kritis ini diberikan kepada siswa kelas

XI SMA Muhammadiyah 8 yang dijadikan sampel baik kelas kontrol maupun

kelas eksperimen. Tes yang digunakan telah memenuhi prasyarat instrumen yang

baik yaitu uji: validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran. Adapun

kisi-kisi instrumen tes tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

No Keterampilan

berpikir kritis Indikator berpikir kritis No. Soal Jumlah

1 Klasifikaasi dasar Fokus pada sebuah

pertanyaan 1, 2*, 3* 3

2

Dasar dalam

mengambil

keputusan

Menilai kreadibilitas

sumber

4*, 5, 6*,

7*, 9 5

3 Interferensi

Membuat dan menentukan

hasil pertimbangan 8*, 12* 2

Membuat pernyataan nilai 10 1

Memberikan asumsi yang

masuk akal 11 1

85

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran-Edisi 2, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2012), h. 40.

Page 61: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

45

4 Strategi dan taktik

Menentukan suatu

tindakan 13 1

Beriteraksi dengan orang

lain

14*, 15*,

16* 3

Keterangan: (*) = butir soal yang digunakan

Seperti pada penelitian ilmiah lainnya maka instrumen penelitian tes perlu

diuji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran agar layak

digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk memudahkan perhitungan peneliti

menggunakan bantuan software anatest. Perhitungan validitas, reliabilitas, taraf

kesukaran, dan daya pembeda menggunakan cara sebagai berkut:

H. Kalibrasi Instrumen Tes

Kalibrasi instrumen digunakan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan

instrumen yang digunakan. Sebelum instrumen tes digunakan pada sampel,

terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa yang sudah mempelajari materi suhu dan

kalor. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari setiap butir soal.

Berikut uji coba yang dilakukan peneliti dengan bantuan Software anates A4.

1. Uji Validitas

Pada uji validitas dilakukan melalui dua tahap yaitu validitas konstruk dan

validitas lapangan.

a. Validitas Konstruk

Validasi konstruk pada penelitian ini menggunakan pendapat ahli

(Judgement expert) untuk menilai kesesuaian antara instrumen dengan aspek yang

diukur. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang sesuai dengan

lingkup yang diteliti. Validitas konstruk ini memiliki dua aspek yang dapat

diukur, yaitu aspek materi meliputi kesesuaian isi materi fisika dalam soal dengan

materi fisika yang digunakan dalam penelitian yaitu suhu dan kalor dan aspek

pendidikan meliputi kesesuaian indikator soal dengan indikator berpikir kritis,

indikator pembelajaran yang tercantum pada RPP, serta kaidah penulisan soal.

b. Validitas Lapangan

Validitas lapangan merupakan suatua ukuran dari layak atau tidaknya

instrumen tes berdasarkan uji coba kepada responden yang sudah memahami dan

Page 62: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

46

berpengalaman terhadap konten yang digunakan. Hasil validitas lapangan dapat

dihitung menggunakan rumus product moment (rxy) dari persen yang dinyatakan

secara matematis pada persamaan 3.1.86

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑ (3.1)

Keterangan:

rxy = Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah responden

X = Skor item

Y = Skor total

Untuk mengetahui valid atau tidak validnya suatu butir soal (item), maka rxy

hitung dibandingkan dengan rxy tabel Product moment.

Tabel 3. 3 Kategori Validitas

Interpretasi besarnya koefisien korelasi dan hasil uji validasi instrumen tes

dapat dilihat pada tabel 3.4 dan tabel 3.5.

Tabel 3. 4 Interpretasi Koefisien Korelasi87

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,81 ˂ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,61 ˂ rxy ≤ 0,80 Tinggi

0,41 ˂ rxy ≤ 0,60 Cukup

0,21 ˂ rxy ≤ 0,40 Rendah

0,00 ˂ rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.5.

86

Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi

Aksara,2006), h. 87. 87

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 257.

Ketentuan nilai rtabel Kategori

rxy ≥ rtabel Valid

rxy ˂ rtabel Tidak Valid

Page 63: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

47

Tabel 3. 5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Statistik Butir Soal

Jumlah Soal 16

Jumlah Siswa 20

Nomor Soal yang Valid 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 14, 15,

16

Jumlah Soal yang Valid 12

Presentase soal yang Valid 75%

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui keajegan instrumen

dalam tes yang diukur. Artinya jika hasil tes tersebut dapat memberikan hasil yang

tetap maka tes tersebut dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang

tinggi.88

Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan cara menghitung koefisien

reliabilitas, rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas tes uraian

menggunakan rumus Alpha, yaitu:89

(

)( ∑

) (3.2)

Keterangan:

r = Jumlah butir soal

= Varians butir soal

= Varians skor total

Kriteria penafsiran indeks reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.6.90

Tabel 3. 6 Kriteria Penafsiran Indeks Reliabilitas

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 ˂ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 ˂ rxy ≤ 0,80 Tinggi

0,40 ˂ rxy ≤ 0.60 Cukup

88

Arikunto, op.cit., h. 100. 89

Ibid., h. 122. 90

Ibid., h. 89.

Page 64: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

48

0,20 ˂ rxy ≤ 0,40 Rendah

0,00 ˂ rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah (Tidak

Valid)

Pengujian relabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software

Anates A4 untuk menguji reliabilitas, kemudian output indeks koefisien

reliabilitas ditafsirkan dalam kriteria reliabilitas di atas. Hasil uji reliabilitas dapat

dilihat pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3. 7 Hasil Uji Reliabilitas

Statistik reliabilitas

r11 0,95

Kesimpulan Sangat tinggi

3. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar.91

Soal yang dibuat terlalu mudah merangsang siswa untuk meningkatkan

kemampuan berpikirnya, sebaliknya soal yang terlalu sukar membuat siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena

terlalu jauh dari jangkauan kemampuan berpikirnya. Adapun persamaan untuk

menentukan tingkat kesukaran:

(3.3)

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal benar

Js = Jumlah seluruh peserta tes

91

Ibid., h. 223.

Page 65: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

49

Klasifikasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tingkat kesukaran dapat

dilihat pada tabel 3.8 berikut:92

Tabel 3. 8 Klasifikasi Indeks Kesukaran

No Rentang Nilai Kriteria

1 0,00 – 0,30 Sukar

2 0,30 – 0,70 Sedang

3 0,70 – 1,00 Mudah

Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada

16 soal yang diuji cobakan, diperoleh hasil analisis tingkat kesukaran butir soal

pada tabel 3.9.

Tabel 3. 9 Hasil Uji Taraf Kesukaran

Kriteria Soal Butir Soal

Jumlah Soal Persentase

Mudah 1 6,25%

Sedang 9 56,25%

Sukar 5 31,25%

Sangat Sukar 1 6,25%

Jumlah 16 100%

4. Daya Pembeda

Daya Pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah.93

Untuk menghitung daya pembeda dapat ditentukan dengan persamaan

berikut.94

(3.4)

Keterangan:

D = Indeks daya pembeda

92

Ibid., h. 225. 93

Ibid., h.226. 94

Ibid., h. 228.

Page 66: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

50

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = Proporsi peserta kelompok atas

JB = Proporsi peserta kelompok bawah

Adapun kriteria daya pembeda suatu butir soal didasarkan pada klasifikasi

yang dapat dilihat pada tabel 3.10.95

Tabel 3. 10 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi

Negative Drop

0,00 – 0,20 Buruk

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 16 soal yang

diujicobakan dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3. 11 Hasil Uji Daya Pembeda

Kriteria Soal Butir Soal

Jumlah Soal Persentase

Buruk 3 18,75%

Cukup 6 37,50%

Baik 5 31,25%

Sangat Baik 2 12,50%

Jumlah 16 100%

95

Ibid., h. 232.

Page 67: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

51

5. Instrumen Nontes (Angket)

Alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya dengan

menggunakan tes saja, melainkan juga dengan nontes. Peneliti menggunakan

metode angket untuk instrumen nontesnya. Angket atau kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.96

Data nontes dalam penelitian ini berupa angket respon siswa yang diberikan

kepada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan dengan pembelajaran Blended

Learning berbantuan Google Classroom

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Likert. Model

ini menggunakan skala deskriptif Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Cukup (C),

Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing jawaban

mempunyai skor atau nilai: SS = 5, S = 4, C = 3, TS = 2, STS = 1. Bagi

pernyataan yang mendukung sifat positif dan nilai yang mendukung sifat negatif

berkebalikan dengan nilai positif, yaitu: SS = 1, S = 2, C = 3, TS = 3, STS = 5

Kisi-kisi instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 3.12 sebagai berikut:

Tabel 3. 12 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)

No. Jenis

Pembelajaran

Aspek yang

diamati Pertanyaan

Sifat

Pertanyaan

Nomor

Pertanyaan

1. Pembelajaran

di kelas

Sikap Siswa

terhadap

pembelajaran

di kelas

Pembelajaran Fisika yang

difasilitasi guru di kelas

membantu saya memahami

materi pelajaran dengan

mudah

positif 1

Gambaran umum yang

dijelaskan guru pada awal

pembelajaran membantu

saya mengetahui garis besar

materi dan tuuan

pembelajaran yang ingin

dicapai

positif 2

96

Arikunto, op.cit., h. 194.

Page 68: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

52

Saya tidak perlu menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan oleh guru karena

tidak akan berpengaruh

kepada pengetahuan saya

tentang materi yang

diajarkan

negatif 3

Ketika diskusi kelompok

ataupun presentasi, saya

hanya harus diam dan tidak

perlu memberikan

tanggapan apapun

negatif 4

Minat Siswa

terhadap

pembelajaran

di kelas

Dengan melakukan kegiatan

presentasi didepan kelas.

Saya dapat sekaligus melatih

kemampuan berbicara saya

positif 5

Saya harus sering

mengemukakan pendapat

baik dalam kegiatan diskusi

maupun presentasi

positif 6

Saya cukup mengikuti

kegiatan belajar mengajar di

kelas saja tanpa harus

mempedulikan hasil apa

yang harus saya capai

setelah pembelajaran itu

negatif 7

Dengan melakukan

pembelajaran secara

berkelompok hanya akan

membuat saya merasa tidak

nyaman

negatif 8

Keterkaitan

pembelajaran

di kelas

dengan

pemahaman

materi fisika

Setelah melakukan

pembelajaran di kelas, saya

lebih mahir dalam

menerjemahkan permasalah

fisika dan menyelesaikannya

positif 9

Sejak awal, saya sudah negatif 10

Page 69: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

53

Siswa memahami materi alat optik

sehingga tidak perlu lagi

memperhatikan penjelasan

guru tentang hal tersebut

2. Pembelajaran

Online (E-

Learning)

Sikap Siswa

terhadap

pembelajaran

dengan E-

Learning

berbantuan

Google

Classroom

Pembelajaran online

membantu saya memahami

materi fisika yang saya

pelajari secara lebih

mendalam

positif 11

Dengan pembelajaran online

saya menemukan

pengetahuan-pengetahuan

baru yang belum saya dapat

dari pembelajaran di kelas

positif 12

Dengan pembelajaran

online, saya mendapatkan

kesempatan untuk belajar

fisika di mana saja dan

kapan saja tanpa terbatas

oleh waktu

positif 13

Apabila mengalami

kesulitan, saya hanya perlu

menunggu pembahasan

jawaban soal yang diberikan

guru daripada harus mencari

solusinya dari sumber

internet (online)

negatif 14

Saya tidak perlu rutin untuk

mengunjungi website

pembelajaran atau

melakukan pembelajran

online

negatif 15

Pembelajaran online

diadakan hanya semata-mata

untuk mendapatkan nilai

tambah dari guru

negatif 16

Minat Siswa Karena bisa saling positif 17

Page 70: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

54

terhadap

pembelajaran

dengan E-

Learning

berinteraksi baik dengan

teman dan guru tanpa rasa

segan membuat saya

antusias dalam mengikuti

pembelajaran online

Saya beranggapan bahwa

guru saya tidak akan

mempermasalahkan jika

saya tidak mengikuti sesi

pembelajaran Fisika secara

online

negatif 18

Keterkaitan E-

Learning

terhadap

pemahaman

materi fisika

Siswa

Bahan ajar yang ditampilkan

melalui Google Classroom

membuat saya lebih

memahami materi yang

dipelajari.

positif 19

Mengerjakan soal latihan

secara online hanya akan

membuang-buang waktu

saya secara percuma

negatif 20

I. Teknik Analisis Data

Data yang nantinya diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya

akan diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab

pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis.97

Analisis data pada penelitian ini

menggunakan software SPSS untuk menguji normalitas, homogenitas, dan

hipotesis.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji asumsi yang digunakan untuk mengecek

apakah populasi data terdistribusi normal atau tidak.98

Teknik yang digunakan

97

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan RnD, (Bandung: Alfabeta,2011),

h.147. 98 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,

2014), h. 153.

Page 71: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

55

untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorof-Smirnov

dan Shapiro Wilk dengan bantuan Software Product and Service Solution (SPSS),

dengan langkah-langkah sebagai berikut:99

a. Tetapkan hipotesis statistik.

1) H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal

2) H1 = Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

b. Gunakan taraf signifikan α = 5%.

c. Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh

significance (sig.) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan hipotesis

yang akan dipilih.

d. Kriteria pengambilan keputusan adalah:

1) Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

2) Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas merupakan pengujian terhadap sebuah objek (kelas

eksperimen dan kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui apakah objek

tersebut memiliki varian data yang sama (homogen) atau tidak100

. Uji

homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Way Anova pada

Software Product and Service Solution (SPSS) dengan langkah-langkah sebagai

berikut:101

a. Tetapkan hipotesis statistik

1) Ho = tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (homogen)

2) H1 = ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (tidak homogen)

b. Gunakan taraf signifikan α = 0,05

c. Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data

d. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

1) Jika sig. > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu kedua kelas memiliki

varian nilai yang sama (homogen)

99

Ibid. 100

Ibid,. h. 167. 101

Ibid,. h. 168.

Page 72: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

56

2) Jika sig. ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu kedua kelas memiliki

varian nilai yang berbeda (tidak homogen)

3. Uji Hipotesis

keterampilan berpikir kritis siswa pada penelitian ini menggunakan uji

hipotesis yang dilakukan dengan bantuan Software Product and Service Solution

(SPSS). Uji hipotesis yang digunakan dalam tahap ini harus sesuai dengan

asumsi-asumsi statistik (uji normalitas dan uji homogenitas) yang telah dilakukan.

Langkah-langkah uji hipotesis menggunakan bantuan software SPSS sebagai

berikut:102

a. Tetapkan Hipotesis statistik

1) Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest keterampilan berpikir kritis

siswa pada kedua kelas

2) H1 = terdapat perbedaan rata-rata pretest keterampilan berpikir kritis siswa

pada kedua kelas

b. Gunakan taraf signifikan α = 0,05

c. Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data

d. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

1) Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu tidak

terdapat perbedaan rata-rata pretest keterampilan berpikir kritis siswa pada

kedua kelompok

2) Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat

perbedaan rata-rata pretest keterampilan berpikir kritis siswa pada kedua

kelompok

4. N-Gain (Normal Gain)

Gain merupakan selisih antara nilai posttest dan pretest yang menunjukkan

peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran. Uji

N-gain digunakan untuk mengetahui “judgement nilai” hasil peningkatan yang

102

Ibid., h. 178.

Page 73: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

57

terjadi (tinggi/sedang/rendah).103

N-Gain (Normalized Gain) digunakan untuk

mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa. Hasil N-Gain dapat

diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut.104

(3.7)

Kriteria pengujian N-Gain menurut Hake dapat dilihat pada tabel 3.13.105

Tabel 3. 13 Kriteria Pengujian N-Gain

Nilai N-Gain (g) Kriteria

N-gain < 0,3 Rendah

N-gain 0,3 – 0,7 Sedang

N-gain > 0,7 Tinggi

5. Angket Data Nontes

Respon siswa dalam penelitian ini, diberikannya angket kepada siswa kelas

eksperimen. Pengolahan data untuk nontes menggunakan bantuan software

microsoft excel. Hasil angket dihitung dengan model skala Likert seperti pada

tabel 3.14.

Tabel 3. 14 Skala Penilaian Angket106

Alternatif Jawaban

Bobot Penilaian Pernyataan

Positif Negatif

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Tidak Setuju (TS) 2 4

Cukup (C) 3 3

103

Yanti Herlanti, Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.76. 104

Karman La Nani and Yaya S. Kusumah, The Effectiveness Ofict-Assisted Project Based

Learning In Enhancing Students’ Statistical Communication Ability, International Journal of

Education and Research: Vol.3 No. 8 August 2015, h. 190. 105

Ibid., h. 191. 106

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 240.

Page 74: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

58

Alternatif Jawaban

Bobot Penilaian Pernyataan

Positif Negatif

Setuju (S) 4 2

Sangat Setuju (SS) 5 1

Langkah-langkah dalam menganalisis angket skala respon siswa:

a. Memberikan skor pada setiap item, kemudian dihitung skor totalnya,

sehingga didapat rata-rata dari tiap siswa

b. Membandingkan skor rata-rata siswa dengan skor alternatif jawaban netral

(3), dengan kriteria:

1) Jika rata-rata skornya <3, maka siswa tersebut memiliki respon negatif

terhadap blended learning dalam pembelajaran fisika.

2) Jika rata-rata skornya >3, maka siswa tersebut memiliki sikap positif

terhadap blended learning dalam pembelajaran fisika.

c. Menghitung presentase jawaban siswa pada setiap item, terlebih dahulu data

yang diperoleh dipresentasekan dengan menggunakan rumus107

:

(3.8)

Keterangan:

P = presentase jawaban

F = frekuensi jawaban

n = banyak responden

d. Mengintepretasikan data dengan menggunakan kriteria presentase angket.

Tabel 3. 15 Interpretasi Presentase Angket108

Rentang Nilai Kategori

0 − 20% Sangat kurang

107

Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data Dalam Analisis Statiska, (Bandung: Alfabeta,

2013), h.16-17. 108

Ibid., h.18.

Page 75: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

59

Rentang Nilai Kategori

21 − 40% Kurang

41 − 60% Cukup

61 − 80% Baik

81 − 100% Baik Sekali

Page 76: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian Pengaruh Blended Learning Berbantuan Google Classroom

terhadap Berpikir Kritis Siswa SMA pada Konsep Alat Optik dilaksanakan di

SMA Muhammadiyah 8 Ciputat, pada tanggal 11 Februari sampai 21 Februari

2020. Sampel penelitian berjumla 58 siswa. Kelas XI IPA 1 sebagai kelas

eksperimen dan kelas IPA 2 sebagai kelas kontrol yang menggunakan

pembelajaran konvensional yang berbasis saintifik. Pada sub bab ini akan

diuraikan gambaran umum dari data yang telah diperoleh.

Data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest dan posttest, kelas

eksperimen dan kelas kontrol, data pretest diperoleh lebih dahulu sebelum kedua

kelas diberikan pembelajaran yang berbeda untuk memastikan kemampuan awal

kedua kelas penelitian sama. Sedangkan data posttest diperoleh setelah kedua

kelas melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran yang berbeda.

Peneliti menggunakan soal posttest yang sama dengan soal pretest. Adapun data

hasil penelitian pretest dan posttest yang diperoleh dari kelas eksperimen dan

kontrol adalah sebagai berikut:

1. Data Hasil Pretest

Kemampuan awal berpikir kritis siswa sebelum mendapat perlakuan dapat

dilihat dari hasil pretest. Hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

dapat dilihat pada gambar 4.1.

Page 77: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

61

Gambar 4. 1 Diagram Batang Distribusi Skor Pretest Keterampilan berpikir

kritis

Gambar 4.1 merupakan sebaran skor pretest siswa pada tiap-tiap interval

kelas kontrol maupun kelas eksperimen jika skor maksimalnya adalah 40 (total 10

butir soal). Pada rentang skor 1 – 2 didapat oleh 12 siswa kelas eksperimen dan 11

siswa kelas kontrol. Rentang skor 3 – 4 didapat oleh 11 siswa kelas eksperimen

dan 9 siswa kelas kontrol. Rentang skor 5 – 6 didapat oleh 3 siswa kelas

eksperimen dan 6 siswa kelas kontrol. Rentang 7 – 8 didapat oleh 3 siswa kelas

eksperimen dan 3 siswa kelas kontrol.

Skor pretest tertinggi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berada pada

interval skor 7-8 dengan frekuensi 3 siswa kelas eksperimen dan 3 siswa kelas

kontrol Skor pretest terendah pada kedua kelas berada pada interval skor 1-2

dengan frekuensi 23 siswa yakni 12 siswa kelas eksperimen 11 siswa kelas

kontrol.

Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh beberapa nilai pemusatan dan

penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada tabel 4.1.

12 11

3 3

11

9

6

3

0

2

4

6

8

10

12

14

1-2 3-4 5-6 7-8

FREK

UEN

SI S

ISW

A

INTERVAL SKOR

FREKUENSI KELASEKSPERIMEN

FREKUENSI KELASKONTROL

Page 78: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

62

Tabel 4. 1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest

Pemusatan dan

Penyebaran Data

Kelompok

Eksperimen

Kelompok

Kontrol

Skor terendah 1 1

Skor tertinggi 8 8

Mean 3,379 3,586

Median 3 4

Modus 2 2

Standard Deviasi 1,860 1,937

Tabel 4.1 menunjukkan skor terendah yang diperoleh kelas eksperimen dan

kelas kontrol adalah sama, yaitu 1. Sedangkan skor tertinggi pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol adalah sama, yaitu 8. Rata-rata skor yang diperoleh

kelas eksperimen sebesar 3,379 dan kelas kontrol sebesar 3,586. Median yang

diperoleh kelas eksperimen sebesar 3 dan kelas kontrol sebesar 4. Modus yang

diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol keduanya adalah 2. Standard deviasi

pada kelas eksperimen sebesar 1,860 dan pada kelas kontrol sebesar 1,937.

2. Data Hasil Posttest

Kemampuan akhir berpikir kritis siswa setelah melaksanakan pembelajaran

dapat dilihat dari hasil posttest. Hasil posttest pada kelas eksperimen dengan

pembelajaran model blended learning dan kelas kontrol dengan pembelajaran

konvensional (tatap muka) dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut:

Page 79: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

63

Gambar 4. 2 Diagram Batang Distribusi Skor Postest Keterampilan berpikir

kritis

Gambar 4.2 merupakan sebaran skor posttest siswa pada tiap-tiap interval

kelas kontrol maupun kelas eksperimen jika skor maksimalnya adalah 40 (total 10

butir soal). Rentang skor 6 – 10 didapat oleh 0 siswa kelas eksperimen dan 5

siswa kelas kontrol. Rentang skor 11 – 15 didapat oleh 2 siswa kelas eksperimen

dan 12 siswa kelas kontrol. Rentang skor 16 – 20 didapat oleh 5 siswa kelas

eksperimen dan 8 siswa kelas kontrol. Rentang 21 – 25 didapat oleh 6 siswa kelas

eksperimen dan 2 siswa kelas kontrol. Rentang 26 – 30 didapat oleh 7 siswa kelas

eksperimen dan 2 siswa kelas kontrol. Retang 31 – 35 hanya didapat oleh 7 siswa

kelas eksperimen. Rentang 36 – 40 hanya didapat 2 siswa kelas eksperimen.

Skor posttest tertinggi pada kelas kontrol pada interval 26 – 30 dengan

frekuensi 2 siswa dan kelas eksperimen 36 – 40 dengan frekuensi 2 siswa. Skor

posttest terendah kelas kontrol pada interval 6 – 10 dengan frekuensi 5 siswa dan

kelas eksperimen pada interval 11 – 15 dengan frekuensi 2 siswa.

Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh beberapa nilai pemusatan dan

penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut ini.

0

2

5 6

7 7

2

5

12

8

2 2

0 0 0

2

4

6

8

10

12

14

6-10 11-15 16-20 21-25 26-30 31-35 36-40

fre

kue

nsi

sis

wa

interval skor

FREKUENSI KELASEKSPERIMEN

FREKUENSI KELASKONTROL

Page 80: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

64

Tabel 4. 2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest

Pemusatan dan

Penyebaran Data

Kelompok

Eksperimen

Kelompok

Kontrol

Skor terendah 15 8

Skor tertinggi 37 30

Mean 26,448 15,655

Median 26 15

Modus 20 10

Standard Deviasi 6,294 5,300

Tabel 4.2 menunjukkan skor terendah yang diperoleh kelas eksperimen

adalah 15 dan kelas kontrol adalah 8. Sedangkan skor tertinggi pada kelas

eksperimen adalah 37 dan kelas kontrol adalah 30. Rata-rata skor yang diperoleh

kelas eksperimen sebesar 26,448 dan kelas kontrol sebesar 15,655. Median yang

diperoleh kelas eksperimen sebesar 26 dan kelas kontrol sebesar 15. Modus yang

diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berturut-turut 20 dan 10.

Standard deviasi pada kelas eksperimen sebesar 6,294 dan pada kelas kontrol

sebesar 5,300.

3. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Peningkatan keterampilan berpikir kritis dapat diperoleh dengan

menggunakan rumus N-gain. Nilai N-gain pada masing-masing kelas diperoleh

dari rata-rata skor N-gain yang diperoleh siswa pada masing-masing kelas melalui

perhitungan selisih skor posttest dan skor pretest yang dibandingkan dengan

selisih antara skor ideal dan skor pretest sehingga diperoleh nilai N-gain pada

masing-masing siswa di dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tabel 4.3

merupakan tabel hasil rata-rata N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 81: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

65

Tabel 4. 3 Rata-rata Hasil Perhitungan N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Kelas N-gain Keterangan

Eksperimen 0,63 Sedang

Kontrol 0,33 Sedang

4. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Per

Indikator

Peningkatan per indikator pada keterampilan berpikir kritis siswa

didapatkan dari rata-rata skor N-gain siswa pada masing-masing kelas yaitu pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Terdapat pada tabel Tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4. 4 Rata-rata N-gain Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No indikator N-Gain

Eksperimen Kategori Kontrol Kategori

1 Menjawab pertanyaan

klarifikasi 0,43 sedang 0,13 Rendah

2

Menilai kreadibilitas

sumber berdasarkan

kriteria : kemampuan

memberikan alasan

0,68 sedang 0,56 Sedang

3

Membuat keputusan

dan

mempertimbangkan

hasil (make and judge

value judgements)

dengan latar belakang

fakta

0,66 sedang 0,24 Rendah

4

Berinteraksi dengan

orang lain : strategi

yang logis

0,70 sedang 0,30 Rendah

Lampiran C3

Page 82: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

66

Tabel 4.4 menunjukkan rata-rata skor N-gain untuk kelas eksperimen pada

indikator menjawab pertanyaan klasifikasi sebesar 0,43 berada pada kategori

sedang, menilai kredibilitas dari sebuah sumber sebesar 0,68 berada pada kategori

sedang, membuat keputusan dan menentukan hasil pertimbangan sebesar 0,66

berada pada kategori sedang, dan berinteraksi dengan orang lain sebesar 0,70

berada pada kategori sedang. Rata-rata skor N-gain untuk kelas kontrol pada

indikator indikator menjawab pertanyaan klasifikasi sebesar 0,13 berada pada

kategori rendah, menilai kredibilitas dari sebuah sumber sebesar 0,56 berada pada

kategori sedang, membuat keputusan dan menentukan hasil pertimbangan sebesar

0,24 berada pada kategori rendah, dan berinteraksi dengan orang lain sebesar 0,30

berada pada kategori rendah.

5. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak. Uji normalitas digunakan pada dua buah data, yaitu pretest dan

posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Uji normalitas kedua data ini

menggunakan uji Shapiro Wilk dengan bantuan Software Statistical Product and

Service Solutions (SPSS). Data terdistribusi normal apabila nilai sig. > 0,05 (5%)

maka H0 diterima. Hasil uji normalitas kedua data, yaitu pretest dan posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik

Pretest Posttest

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen Kelas Kontrol

Sig. (2-tailed) 0,067 0,056 0,135 0,438

Taraf signifikasi

( ) 0,05 0,05 0,05 0,05

Kesimpulan

Data

terdistribusi

normal

Data

terdistribusi

normal

Data

terdistribusi

normal

Data

terdistribusi

normal

Lampiran C.4 dan C5

Page 83: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

67

Berdasarkan uji normalitas Shapiro-Wilk pada taraf signifikan 0,05

diperoleh nilai sig. pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kesimpulan diambil dari ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu jika sig.

> 0,05 maka H0 diterima sehingga data terdistribusi normal. Tabel 4.5

menunjukkan bahwa kedua kelas memperoleh nilai sig. pretest dan posttest lebih

dari taraf signifikan (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi

normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki

kemampuan berpikir kritis yang homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas

hasil pretest dan posttest menggunakan uji Levene dengan bantuan Software

Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Kedua data hasil pretest dan

posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol dinyatakan homogen atau sama

apabila nilai sig. maka H0 diterima, data dinyatakan memiliki varian yang

sama (homogen). Hasil uji homogenitas data pretest dan posttest kelas eksperimen

dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Pretest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Sig. 0,186 0,787

( ) 0,05 0,05

Kesimpulan Kedua kelas homogen Kedua kelas homogen

Lampiran C.6 dan C7

Berdasarkan uji homogenitas Lavene Statistic pada taraf signifikan 0,05

diperoleh nilai sig. data hasil pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Kesimpulan diambil berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis

homogenitas, yaitu jika sig. > 0,05 maka H0 diterima sehingga data memiliki

varian yang sama atau homogen. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai sig. data

Page 84: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

68

pretest dan posttest lebih dari taraf signifikan (0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa varian data pada kedua kelas sama atau homogen.

6. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh informasi bahwa data

pretest dan posttest terdistribusi normal dan memiliki varian yang sama

(homogen). Oleh karena itu, pengujian hipotesis menggunakan analisis statistik

parametrik berupa Uji-T melalui software SPSS. Hasil uji hipotesis pretest dan

posttest dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4. 7 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest

Uji-T Uji Hipotesis

Hasil Pretest Hasil Posttest

Sig. (2-tailed) 0,68 0,001

Taraf Signifikasi ( ) 0,05 0,05

Kesimpulan H0 diterima H1 diterima

Lampiran C.8 dan C9

Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji-T pada taraf signifikan 0,05

diperoleh nilai sig. (2-tailed) data hasil prestest dan posttest dari kedua kelas.

Kesimpulan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu jika

sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak dan jika sig. (2-tailed) <

0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima . Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai sig.

(2-tailed) data hasil pretest di atas taraf signifikan (0,05), yaitu sebesar 0,680

sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata

pretest kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Sedangkan nilai sig. (2-tailed) data hasil posttest di bawah taraf signifikan (0,05),

yaitu sebesar 0,001 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan

rata-rata posttest keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

Page 85: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

69

7. Hasil Analisis Angket

Hasil data angket yang diperoleh dari kelas eksperimen yang diberi

perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model Blended Learning

berbantuan Google Classroom yang kemudian diolah berdasarkan tiap-tiap

indikatornya menghasilkan data berupa persentase dan kemudian diinterpretasi

dalam bentuk keterangan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran model

Blended Learning. Hasil respon siswa terhadap pembelajaran model Blended

Learning berbantuan Google Classroom dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4. 8 Respon Ketertarikan Siswa Terhadap Pembelajaran Model

Blended Learning Berbantuan Google Classroom

Indikator Sinkronus Ket. Asinkronus Ket. Blended

Learning

Ket.

Sikap 70.75% SB 61.67% SB 66.21% SB

Minat 79% HS 65% SB 72% SB

Pemahaman 67% SB 61% SB 64% SB

Rata-rata

Total 72.25% SB 62.55% SB 67.40% SB

Lampiran C.14

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa penerapan model Blended Learning berbantuan

Google Classroom dalam proses pembelajaran fisika pada konsep alat optik

sebagian besar siswa memberi tanggapan yang positif atau tertarik dengan nilai

rata-rata 67.40%.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model blended

learning terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi alat optik.

Penelitian ini seiring dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan

keterampilan berpikir yang salah satunya keterampilan berpikir kritis.

Berdasarkan pencapaian rata-rata skor pretest yang diperoleh masing-masing

Page 86: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

70

kelas masih di bawah skor ideal yaitu (4 dari 40) dengan rata-rata hasil pretest

kelas eksperimen maupun kelas kontrol, yaitu sebesar 3,38 dan 3,59. Kedua kelas

memiliki keterampilan berpikir kritis yang sangat rendah, hal ini dikarenakan

siswa belum terbiasa dan terlatih menjawab soal-soal yang memerlukan

keterampilan berpikir kritis, serta pendekatan pembelajaran yang tidak

menekankan keterlibatan siswa secara individual, sehingga siswa tidak terpanggil

untuk mempelajari fisika secara mendalam untuk mencapai hasil yang maksimal.

Kemudian, pembelajaran yang masih menerapkan metode konvensional belum

dapat mengakomodir perbedaan individu terlebih lagi dengan jumlah siswa yang

banyak dalam satu kelas, perhatian siswa yang terbatas serta muatan teori yang

membutuhkan pemahaman mendalam. Sehingga proses pembelajaran cendrung

berorientasi pada metode imposisi yaitu ketika pembelajaran berlangsung, guru

hanya menyampaikan materi pelajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang

dianggap penting oleh guru bagi siswa. Hal ini didukung oleh penelitian Dian

Lestari, dkk yang mengatakan guru kurang memanfaatkan fasilitas internet yang

ada di sekolah dan masih menggunakan metode pembelajaran konvensional

sehingga memerlukan pembelajaran alternatif dan inovatif.109

Keterampilan berpikir kritis siswa kedua kelas meningkat setelah diberikan

perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberikan kemampuan pembelajaran

dengan menggunakan model Blended Learning berbantuan Google Classroom

sedangkan pembelajaran kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional (tatap

muka) dengan pendekatan saintifik. Keterampilan berpikir kritis siswa dapat

dilihat dari hasil posttest yang menggunakan soal yang sama dengan pretest. Hasil

posttest menunjukkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen

meningkat hingga rata-rata skor 26,44. Sedangkan keterampilan berpikir kritis

siswa kelas kontrol meningkat hingga rata-rata skor 15,56. Meskipun

keterampilan akhir kedua kelas meningkat, namun keterampilan akhir kelas

eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol yaitu sebesar 1,6 kali

keterampilan akhir kelas kontrol. Lebih tingginya hasil kemampuan akhir siswa

109 Diana Lestari, dkk.,pengembangan perangkat blended learning sistem saraf manusia

untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis, 2016, h.86

Page 87: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

71

kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol tersebut disebabkan oleh beberapa

hal, diantaranya: 1) Terlatihnya kemampuan siswa dalam mengkontruksi

pengetahuannya dalam memahami fisika secara mendalam selama pembelajaran

dan 2) keantusiasan dan ketertarikan siswa kelas eksperimen selama proses

pembelajaran.hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Ibrahin Yasar, dkk yang

menghasilkan data bahwa hasil pretest dan posttest dari kelas kontrol dan

eksperimen kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan yang

signifikan dengan pembelajaran blended learning.110

Penerapan model Blended Learning dengan pendekatan flipped classroom

(kegiatan asinkronus mandiri) siswa terlibat dalam mengkonstruk pengetahuannya

sendiri sebelum mengikuti pembelajaran face to face dengan bahan ajar yang bisa

diakses kapan saja melalui Google Classroom. Pada kegiatan sinkronous langsung

di kelas siswa terlibat secara aktif dalam penyampaian dan menyimak presentasi

materi, diskusi dan siswa saling berkolaborasi antar anggota kelompok dalam

merumuskan pemecahan masalah pada lembar LKPD (Lembar Kerja Peserta

Didik). Siswa tidak hanya menjadi pendengar saat pembelajaran fisika

berlangsung dan siswa tidak merasa bosan.

Peningkatan skor keterampilan berpikir kritis pada kelas eksperimen

sebesar 0,63 dengan kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,33

dengan kategori sedang. Keterampilan berpikir kritis kelas eksperimen dan

kontrol sama-sama mengalami peningkatan. Jika dibandingkan dengan

peningkatan keterampilan berpikir kritis kelas kontrol, kelas eksperimen

mengalami peningkatan 2 kali dari peningkatan kelas kontrol. Rendahnya

peningkatan keterampilan berpikir kritis pada kelas kontrol diakibatkan oleh

kurang terlatihnya siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis

selama proses belajar berlangsung. Siswa hanya menerima informasi ataupun

pengetahuan yang disampaikan oleh guru. sehingga siswa tidak optimal dalam

mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya. Hal ini didukung oleh penelitian

... yang mengatakan pada kelas kontrol pengetahuan yang dimiliki siswa terbatas

110 Ibrahim Yasar Kazu, Dkk., Effect Of Blended Learning Environment Model On High School Students‟

Academic Achievement, Vol 13, 2014 , h.83

Page 88: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

72

pada materi yang diberikan oleh guru dan siswa pasif dalam menerima materi

serta kurang mampu dalam berpikir kritis.111

Peningkatan keterampilan berpikir

kritis siswa kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol

disebabkan oleh penggunaan model Blended Learning berbantuan Google

Classroom, saat proses pembelajaran yang memposisikan siswa sebagai subjek

dan objek belajar serta dapat mengakomodir perbedaan individu.

Pembelajaran kelas eksperimen dengan model Blended Learning

melibatkan siswa pada dua proses kegiatan pembelajaran yang dilalui, yaitu

kegiatan asinkronus mandiri dan sinkronus langsung (face to face). Asinkronus

mandiri dilakukan dengan meminta siswa mengkonstruk pengetahuannya sendiri

dengan belajar mandiri melalui bahan ajar yang dapat diakses kapan saja melalui

Google Classroom dan melakukan kuis online sebagai prasyarat mengikuti

pembelajaran face to face di kelas. Sinkronus langsung memberi penguatan

pengetahuan kepada siswa serta siswa akan menerapkan pengetahuan yang telah

didapatkan selama proses pembelajaran asinkronus mandiri. Sedangkan,

pembelajaran kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional

dengan pendekatan santifik, siswa tidak terlibat aktif hanya mendengarkan

penjelasan guru dan hanya beberapa siswa yang terlibat ketika sesi tanya jawab di

akhir pembelajaran. Siswa tidak terbiasa memproses pengetahuannya secara

optimal dalam mengikuti proses pembelajaran.

Hasil uji hipotesis diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,001 (sig. (2-

tailed) 0,05). menghasilkan interpretasi bahwa ditolak dan diterima.

Kesimpulan dari hipotesis statistik tersebut, terdapat pengaruh yang signifikan

pada keterampilan berpikir kritis siswa setelah diberi perlakuan penerapan model

Blended Learning pada kelompok eksperimen dari siswa pada kelompok kontrol.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian lain yang mengungkapkan bahwa

pembelajaran dengan model Blended Learning dapat meningkatkan pemahaman

111 Cindya Alfi, Sumarmi, Ach Amirudin, Pengaruh Pembelajaran Geografi Berbasis

Masalah Dengan Blended Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA, Vol. 1 no.

4, 2016, h. 601

Page 89: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

73

konsep dan penalaran pada materi fisika, serta melatih siswa untuk mandiri dan

aktif. Sehingga dapat memaksimalkan hasil belajar siswa.112

Selain itu, 80% siswa kelas eksperimen merasa mudah memahami konsep

alat optik setelah menggunakan model Blended Learning. Hal ini sejalan dengan

penelitian sebelumnya, yaitu pembelajaran yang terintegrasi teknologi mampu

meningkatkan pemahaman konsep serta kemampuan pemecahan masalah

siswa.113

Kemudian, Siswa kelas eksperimen antusias dan tertarik mempelajari

konsep alat optik selama proses pembelajaran. Hal tersebut terlihat dalam hasil

angket repon siswa terkait pembelajaran model Blended Learning berbantuan

Google Classroom yaitu sebesar 67.40%, menunjukkan sebagian besar siswa

tertarik dengan pembelajaran menggunakan model Blended Learning ini. Hal ini

sejalan pula dengan penelitian sebelumnya bahwa pembelajaran Blended Learning

mampu meningkatkan motivasi siswa.114

Pembelajaran model Blended Learning ini memiliki beberapa

keterbatasan, diantaranya: 1) penelitian ini hanya diteliti pada materi alat optik,

sehingga tidak dapat digeneralisasikan pada materi lain 2) pembelajaran dengan

model Blended Learning membutuhkan akses internet yang stabil baik siswa

maupun guru, sehingga harus mempunyai kuota internet dan wifi yang memadai

3) pengontrolan terhadap kemampuan subjek penelitian hanya meliputi

pembelajaran sinkronus langsung (face to face) pada variabel model Blended

Learning dan keterampilan berpikir kritis. Kegiatan asinkronus mandiri tidak

sepenuhnya dikontrol, hanya menekankan pada sikap jujur siswa ketika

memberikan keterangan sudah melakukan pembelajaran asinkronus mandiri

sebelum diakhiri dengan pretest sebagai prasyarat mengikuti kegiatan

pembelajaran sinkronus langsung (face to face) di kelas.

112 Hermawanto, S. Kusairi, dan Wartono, “Pengaruh Blended Learning Terhadap

Penguasaan Konsep dan Penalaran Fisika Siswa Kelas X”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,

vol.9, 2013, h.67-76. 113 I.M. Dwi, H. Arif, dan K. Sentot, “Pengaruh strategi Problem Based Learning Berbasis

ICT Terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika”, Jurnal

Pendidikan Fisika Indonesia, vol.9, 2013, h.8-17. 114 Izzudin Syarif, “The Influence of Blended Learning Model on Motivation and

Achievment of Vocational School Student”, Jurnal Pendidikan Vokasi, vol.2, 2012, h.235-249.

Page 90: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran fisika dengan model

Blended Learning berbantuan Google Classroom berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa pada konsep alat optik, berdasarkan uji paired sample t test hasil

ouput pair 1 dan 2 diperoleh nilai signifikan (2-tailed) sebesar .

2. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaaan rata-rata keterampilan

berpikir kritis siswa untuk pretest dan posttest kelas eksperimen yang

menerapkan pembelajaran fisika dengan model Blended Learning berbantuan

Google Classroom, berdasarkan uji independent sample t test diperoleh nilai

signifikan (2-tailed) sebesar

3. Sebagian besar siswa tertarik terhadap sinergitas teknologi yang dapat

mengoptimalkan proses pembelajaran serta keaktifan siswa. Hal ini

menunjang keterampilan kesiapan digital siswa, agar dapat memanfaatkan

teknologi internet secara ramah dan positif dalam proses pembelajaran. Rata-

rata persentase respon siswa terhadap pembelajaran Blended Learning

berbantuan Google Classroom sebesar 67.40%.

B. Saran

1. Peneliti maupun guru yang hendak menerapkan pembelajaran model Blended

Learning berbantuan Google Classroom diharapkan dapat memastikan akses

sinternet yang stabil dan ketersediaan smartphone masing-masing siswa untuk

dapat mengakses aplikasi mobile Google Classroom secara pribadi.

2. Peneliti maupun guru yang hendak menerapkan model Blended Learning

berbantuan Google Classroom perlu menguasai materi, mengarahkan secara

jelas, membimbing dan memotivasi siswa dalam diskusi sehingga penerapan

metode ini berjalan sesuai rencana pembelajaran

Page 91: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

74

3. Hasil belajar siswa akan maksimal jika selama proses pembelajaran baik

sinkronus maupun asinkronus dapat dikontrol sepenuhnya sehingga siswa

dapat memahami konsep yang diajarkan dengan baik selama proses

pembelajaran

4. Guru dapat menerapkan dan mengaplikasikan Pembelajaran model Blended

Learning berbantuan Google Classroom materi lain selain dari konsep Alat

Optik dalam fisika.

Page 92: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

75

5. Peneliti maupun guru yang hendak menerapkan pembelajaran model Blended

Learning berbantuan Google Classroom diharapkan dapat memastikan akses

internet yang stabil dan ketersediaan smartphone masing-masing siswa untuk

dapat mengakses aplikasi mobile Google Classroom secara pribadi.

Page 93: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

76

DAFTAR PUSTAKA

Akgunduz, Devrim dan Orhan Akinoglu. “The Effect of Blended Learning and Social

Media-Supported Learning on the Students’ Attitude and Self-Directed Learning Skills in

Science Education”. Vol 15, 2016.

Alfi, Cindya dan Sumarni, dkk. “Pengaruh Pembelajaran Geografi Berbasis

Masalah Dengan Blended Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa”, 2016.

Apriani, Wahyuni Eka “Penerapan Google Classroom dalam Pembelajaran

Akuntansi”. Skripsi Pada Fakulatas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta”. Yogyakarta, 2018.

Arifin, Zainal Arifin. ”Evaluasi Pembelajaran”. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013.

Arikunto, Suharsimi. “Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta:

Rineka Cipta, 2013.

Arikunto, Suharsimi. “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2”. Jakarta: Bumi

Aksara, 2006.

Broto, Gatot S. Dewa (Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian

Kominfo). “Riset Kominfo dan UNICEF mengenai perilaku anak dan

remaja dalam menggunakan internet”, https://kominfo.go.id, pada tanggal

16 Januari 2017 pukul 19:28

Ekawati, Noor Emmy. “Application of Blended Learning with Edmodo

Application Based on PDEODE Learning Strategy to Increase Student

Learning Achievement”. Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, vol.8, 2018

Ennis, Robert H. “Critical Thinking”. United States of America: Prentice Hall,

1996

Fisher, Alec. “Bepikir Kritis:Sebuah pengantar”. Jakarta:Erlangga, 2009.

Giancoli, Douglas C. “Fisika Edisi Lima jilid “. Jakarta: Erlangga, 1999.

Gunawan, Fransiskus Ivan. “Pengembangan Kelas virtual dengan Google

Classroom dalam keterampilan pemecahan masalah (problem solving) topik

vektor pada siswa SMK untuk mendukung pembelajaran”. Prosiding

Seminar Nasional, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2018.

Page 94: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

77

Hakim, Abdul Bahir. “Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google

Classroom dan Edmodo”, Jurnal I-statement STIMIK ESQ, vol.2, no.1,

2016.

Herlanti, Yanti. “Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains”.

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Hermawanto, S. Kusairi, dan Wartono. “Pengaruh Blended Learning Terhadap

Penguasaan Konsep dan Penalaran Fisika Siswa Kelas X”, Jurnal

Pendidikan Fisika Indonesia, vol.9, 2013.

Hidayat, Wahyu dan Nugroho Arif Sudibyo. “Implementasi Pembelajaran

Interaktif Elektronika Dasar Menggunakan Adobe Flash CS6 pada Kelas

Semu dengan Google Classroom Berbasis Framework”. Jurnal Sains dan

Edukasi Sains, vol.1, no.2, 2018.

Husamah. “Pembelajaran Bauran (blended learning)”. Jakarta:Prestasi Pustaka,

2014.

I.M. Dwi, H. Arif, dan K. Sentot, “Pengaruh strategi Problem Based Learning

Berbasis ICT Terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan

Masalah Fisika”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, vol.9, 2013.

Izzudin, Syarif. “The Influence of Blended Learning Model on Motivation and

Achievment of Vocational School Student”, Jurnal Pendidikan Vokasi,

vol.2, 2012.

Jati, B. M. Eka dan T. K. Priyambodo. “Fisika Dasar: Listrik-Magnet, Optika,

Fisika Modern untuk mahasiswa ilmu-ilmu eksakta & Teknik”. Yogyakarta:

C.V Andi Offset, 2010.

Kanginan, Marthen. “FISIKA untuk SMA/MA kelas XI: kelompok Permintaan

Matematika dan Ilmu Alam. Jilid 2”. Jakarta: Erlangga, 2013.

Lamri, Cham Eddine dan Hafida Hamzaoui. “Developing ELP Students’ Reading

Skills through a Blended Learning Approach” Vol. 4, 2018

Lestari, Dian dan Sri Mulyani, dkk. “Pengembangan Perangkat Blended

Learning Sistem Saraf Manusia Untuk Meningkatkan Keteampilan Berpikir

Kritis”, 2016.

Loft, Graeme dan Dan O‟keeffe, dkk. “Jacaranda Fisika Jilid 1 Edisi Kedua”.

Jakarta: Ganeca Exact, 2008.

McGregor, Debra. “Developing Thinking: Developing Learning: A Guide to

Thinking Skills In Education”. New York: McGraw-Hill, 1997.

Page 95: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

78

Ojaleye, Omotayo and Adeneye O. A. Awofala. “Blended Learning and Problem-

Based Learning Instructional Strategies as Determinants of Senior

Secondary School Students’ Achievement in Algebra”. International

Journal Of Research In Education and Sains, vol.4, no.2, 2018.

Prawiradilaga, Dewi salma. “Mozaik teknologi pendidikan e-learning”. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group, 2013

Purwanto, Ngalim. “Psikologi Pendidikan”. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.

Ramadhani, Dhia Ghina. “Communication Effectiveness Of Online Media Google

Classroom In Supporting The Teaching And Learning Process At Civil

Engineering University Of Riau”, JOM FISIP, vo.4, no.1, 2017.

Riduwan dan Akdon. “Rumus dan Data Dalam Analisis Statiska”. Bandung:

Alfabeta, 2013.

Riduwan, “Belajar Mudah Penelitian”. Bandung: Alfabeta, 2013.

Riyanto, Nokman. “Tujuh Karya Satu Buku”. Banjarnegara: Pelita Gemilang

Sejahtera, 2018.

Rosnawati. “Enam Tahapan Aktivitas dalam Pembelajaran Matematika untuk

Mendayagunakan Berpikir Tingkat Tingginya”. Seminar Nasional,

Yogyakarta, 16 Mei 2009.

Rusman. “Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer”. Bandung: Alfabeta,

2013

Rusman. “Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru

Edisi Kedua”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.

Siregar, Syofian. “Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif”. Jakarta:

Bumi Aksara, 2014.

Sripudin, Aip dan Dede Rustiawan K, dkk. “praktis Belajar Fisika Untuk kelas

XI”. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan

R&D)”. Bandung:Alfabeta,2015.

Sukmadinata, Nana Syaodih “Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2010.

Sunardi dan dkk.” Buku Guru FISIKA”. Bandung: Yrama Widya, 2014.

Page 96: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

79

Sutopo, Ariesta Hadi. “Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan”.

Yogyakarta:Graha Ilmu,2012.

Sutrisna, Deden. “Meningkatkan kemampuan Literasi Mahasiswa Menggunakan

Google Classroom”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

vol.13, no.2, 2018.

Ventayen, Rady Joy Magno et. Al. “Usability Evaluation of Google Classroom:

Basis for the Adaptation of GSuite E-Learning Platform” Asia Pasific

Journal Of Education, vol.5, no.1, 2018.

Wicaksono, Vicky Dwi dan Putri Rachmadyanti. “Pembelajaran Blended

Learning Melalui Google Classroom di Sekolah Dasar”. Seminar Nasional

Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa, 2017.

Yahfizham, dkk. “Pembelajaran Awan Berbasis Perangkat Lunak Sebagai Suatu

Layanan Analisis Deskriptif”. Jurnal Teknologi, vol.17, no.3, 2018.

Page 97: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

80

LAMPIRAN A

PERANGKAT PEMBELAJARAN

1. Lembar Wawancara Guru Pada Studi Pendahuluan

2. RPP Kelas Eksperimen

3. RPP Kelas Kontrol

4. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Page 98: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

81

Lampiran A. 1 lembar wawancara guru pada studi pendahuluan

PEDOMAN WAWANCARA

STUDI PENDAHULUAN

I. Identitas Sekolah

A. Sekolah : SMA Muhammadiyah 8 Ciputat

B. Alamat : Jl. Dewi Sartika, Gg. Nangka No. 4 Cimanggis,

Ciputat

C. Tanggal : 17 April 2018

II. Identitas Bapak/Ibu

A. Nama Bapak/ibu : Yesma Aini S.Pd

B. Jabatan : Guru Bidang Studi Fisika

C. Lama mengajar : 14 Tahun

III. Pertanyaan Wawancara

Pertanyaan Jawaban

Umum

1. Apakah sekolah memiliki fasilitas wifi bagi

siswa?

Ada, sedang mulai dipasang untuk setiap kelas

Kurikulum

2. Apa kurikulum yang digunakan disekolah

ini?

Sudah menerapkan kurikulum 2013

3. Berapa jam pembelajaran fisika dalam

seminggu kelas X, XI,XII?

X IPA = 4 JP perminggu, X IPS Fisika Lintas

Minat = 3 JP perminggu, XI IPA dan XII IPA

= 4 JP setiap minggu

4. Apakah waktu yang disediakan sekolah

cukup untuk membahas seluruh materi

pembelajaran fisika?

Terkadang cukup terkadang kurang

5. Bagaimana cara Bapak/Ibu guru

mengantisipasi jika jam pembelajaran fisika

telah habis namun ada beberapa materi

yang belum terbahas?

Penugasan atau misal materi terlalu banyak

siswa dibentuk kelompok untuk presentasi

dikelas.

Materi Fisika

6. Pada saat pembelajaran, kesulitan apa

menurut Bapak/Ibu yang sering ditemui

siswa dalam pembelajaran fisika?

Kesulitan pada umumunya siswa, beberapa

siswa paham tapi ada juga yang tidak paham.

Page 99: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

82

7. Konsep fisika apa yang paling sulit dipahami? Baik dikelas X, XI, XII?

Kelasa X biasanya materi gerak lurus, kelas XI biasanya Fluida dinamis, termodinamika,

kelas XII biasanya kemagnetan

8. Apakah materi Alat Optik tergolong sulit

dipahami oleh siswa? Mengapa?

Bukan sulit, alat optik banyak materi jadi

terkadang ada yang terlewat

Model Blended learning

9. Model pembelajaran apakah yang biasa

Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran?

Biasanya Kooperatif seperti diskusi dan tanya

jawab. Masih menggunakan pembelajaran

siswa mendengarkan saya yang ngejelasin.

Lalu dikasih contoh soal dan siswa ngerjain

soal latihan.

10. Apakah siswa diperbolehkan menggunakan

smartphone/komputer/laptop saat

pembelajaran fisika?

Boleh

11. Apakah Bapak/Ibu pernah memberikan

materi atau penugasan berbasis internet?

Tidak, tapi sistem ulangan disekolah sudah

menggunakan komputer

12. Apakah Bapak/Ibu mengetahui model pembelajaran blended? Jika iya, seperti apa

pembelajaran blended yang Bapak/Ibu

ketahui?

Tidak

13. Pernahkan Bapak/Ibu menerapkan model

pembelajaran Blended pada pembelajaran?

Tidak, paling saya memberikan tugas buat cari

jawabanya di internet.

Berpikir Kritis

14. Menurut Bapak/Ibu apakah penting siswa

memiliki kemampuan berpikir kritis dalam

pembelajaran fisika?

Perlu

15. Apakah para siswa pernah dilatih menjawab

pertanyaan/soal-soal yang memerlukan

kemampuan berpikir kritis?

Kalau dilatih banget si belum karena

keterbatasan kemampuan anak. tapi terkadang

latihan soal dibuku paket mereka sudah

menunjukan soal HOTS menurut saya.

16. Menurut Bapak/Ibu apakah model

pembelajaran blended dapat meningkatkan

kemampuam berpikir kritis siswa?

Sepertinya bisa karena mungkin siswa akan

antusias.

Page 100: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

83

Page 101: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

84

Lampiran A. 2 RPP Kelas Eksperimen

Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMA Muhammadiyah 8 Ciputat

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI-1/Genap

Peminatan : IPA

Materi Pokok : Alat-alat Optik

Pertemuan Ke : 1

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. KOMPETENSI INTI

KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya*)

KI-2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai ceriminan bangsa

dalam pergaulan dunia*)

KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4: Mengolah, menalar dan mengaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN

KOMPETENSI (IPK)

KD-3 KD-4

3.11 Menganalisis cara kerja alat optik

menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan

lensa

4.11 Membuat karya yang menerapkan prinsip

pemantulan dan/atau pembiasan pada cermin

dan lensa

IPK IPK

3.11.1. Menjelaskan cara kerja mata 4.11.1. Presentasi kelompok tentang cara kerja

mata, kacamata dan lup 3.11.2. Menjelaskan cara kerja lup

3.11.3. Menyebutkan bagian-bagian kamera -

Page 102: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

85

dan fungsinya

3.11.4. Memecahkan masalah pada penderita cacat mata

-

3.11.5. Mengalisis cara kerja kamera -

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa diharapkan dapat menjelaskan cara kerja mata dengan benar setelah mendapat

penjelasan mengenai alat optik mata melalui kegiatan pembelajaran sinkronus dan

asinkronus berbantuan Google Classroom.

2. Siswa diharapkan dapat memecahkan masalah terkait cacat mata pada kehidupan

sehari-hari setelah mendapat penjelasan mengenai kacamata dan formula rumus pada

cacat mata melalui kegiatan pembelajaran sinkronus dan asinkronus berbantuan

Google Classroom.

3. Siswa diharapkan dapat menjelaskan cara kerja lup setelah mendapat penjelasan

mengenai definisi serta formula rumus lup melalui kegiatan sinkronus dan asinkronus

berbantuan Google Classroom.

4. Siswa diharapkan dapat menyebutkan bagian-bagian kamera dengan tepat setelah

mendapat penjelasan mengenai definisi serta kamera melalui kegiatan pembelajaran

sinkronus dan Asinkronus berbantuan Google Classroom.

5. Siswa diharapkan menganalisis cara kerja kamera dengan tepat setelah mendapat

penjelasan mengenai kamera melalui kegiatan pembelajaran sinkronus dan

Asinkronus berbantuan Google Classroom.

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Peta Konsep

Page 103: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

86

Gambar 1.1 Peta Konsep

2. Ringkasan Materi

a. Mata

Mata merupakan indra penglihatan yang terdiri dari bagian-bagian penting

diantaranya kornea, Aquaeus Humour, diafragma, pupil, lensa mata dan

retina.

Gambar 1.2 Bagian-bagian Mata

Proses penyesuaian lensa mata dengan jarak objek yang diamati disebut

akomodasi.

Titik dekat (punctum proximum) adalah titik terdekat yang masih dapat

dilihat

dengan jelas oleh mata (± 25 cm).

Titik jauh (punctum remotum) adalah titik terjauh yang masih dapat dilihat

dengan jelas oleh mata.

Untuk menentukan jarak fokus lensa mata saat mengamati suatu benda,

berlaku

persamaan

Keterangan:

f = jarak fokus

s = jarak benda

s‟ = jarak bayangan

b. Cacat Mata

Gangguan yang mengalami gangguan penglihatan dinamakan cacat mata.

Beberapa jenis cacat mata yang sering terjadi:

Rabun Jauh (Miopi) cacat mata ini memiliki titik dekat = 25 cm, tetapi titik

jauhnya kurang dari tak hingga.

Rabun Dekat (Hipermetropi) cacat mata ini memiliki titik dekat lebih jauh

dari

pada titik dekat mata normal (titik dekat 25 cm).

Mata tua (Presbiopi) cacat mata ini memiliki titik dekat lebih jauh daripada

titik

dekat mata normal ( titik dekat > 25 cm) dan titik jauhnya lebih dekat

Page 104: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

87

daripada

titik jauh mata normal (titik jauh <~).

Astigmatisme penglihatan penderita merasa tampak kabur

c. Kamera

Kamera adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan gambar.

Bayangan yang dibentuk oleh lensa kamera adalah nyata, terbalik dan

diperkecil.

Bagian-bagian penting kamera mekanik (bukan otomatis) diantaranya lensa

cembung, diafragma, aperture, shutter pembuka/penutup, pelat film.

Gambar 1.3 Bagian-bagian Kamera

d. Lup

Lup terbuat dari lensa cembung. Lup menghasilkan bayangan yang lebih

besar dari pada bendanya sehingga sering disebut sebagai kaca pembesar.

lup memiliki perbesaran angular, yaitu perbandingan antara ukuran angular

benda yang dilihat menggunakan alat optik (β) dan ukuran anglar benda

yang dilihat tanpa menggunakan alat optik (α). Perbesaran angular pada lup

seperti

pada persamaan (1) berikut.

E. MODEL PEMBELAJARAN

Blended Learning

F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Flipped Classroom

G. METODE PEMBELAJARAN

Presentasi, Diskusi kelompok, tanya jawab dan penugasan

H. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR

Page 105: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

88

a. Media

LKS Konsep Alat optik, ppt, video

b. Alat/Bahan

Handphone, Laptop, LCD, Papan tulis, spidol, penghapus

c. Sumber belajar

Buku Fisika

1) Douglas, C. Giancol. Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2001

2) Kanginan, Marthen. Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2017

I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan

Blended

Learning

Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu Guru Siswa

Pendahuluan

Orientasi Meminta ketua kelas

memimpin doa dan

mengucapkan salam kepada

guru

Ketua kelas menyiapkan,

memimpin doa, dan memimpin

salam kepada guru

10

menit

Mengabsen kehadiran siswa Mengangkat tangan saat namanya

disebut oleh guru

Membagi siswa ke dalam

beberapa kelompok diskusi.

Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa secara heterogen

Setiap kelompok diskusi

memastikan semua anggota

kelompok berkumpul di kategori tempat masing-masing kelompok

Membagikan Lembar Kerja

Siswa (LKS) pada setiap

kelompok diskusi

Setiap kelompok mendapatkan

satu LKS

Memastikan kesiapan

kelompok presentasi

Ketua Kelompok presentasi

mendata kesiapan masing-masing

anggotanya

Motivasi Memberikan motivasi

dengan menyampaikan

manfaat mempelajari konsep

alat optik

Menyimak dan memperhatian

motivasi berdasarkan manfaat

mempelajari konsep alat optik

Apersepsi Menggali pengetahuan awal

siswa dengan bertanya

kepada siswa tentang konsep alat optikdi SMP “apa yang

kalian ketahui mengenai

konsep alat optik?”

Menjawab pertanyaan yang

ditanyakan oleh guru.

Inti

Asinkron

Mandiri

Prepare me:

Guru mempersiapkan

kelas virtual pada

aplikasi Google

Classroom kemudian

membagikan kode kelas

kepada siswa untuk

dapat bergabung

Prepare me:

Siswa bergabung dengan

kelas virtual pada google

calassroom melalui kode

kelas

Tiap siswa mengetahui

keanggotaan kelompok

diskusi dan kelompok

-

Page 106: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

89

Membagi siswa menjadi 3 kelompok presentasi

dan 9 kelompok diskusi.

Tell me:

Guru menghimbau

siswa untuk

mendownload aplikasi

Google Classroom

melalui aplikasi playstore pada masing-

masing smartphone

siswa

Guru menghimbau

kepada Siswa untuk

mengakses dan

mempelajari e-learning

pada foldel bahan ajar di

Google Classroom

Guru menjelaskan pola

pembelajaran sinkronus

dan asinkronus pada siswa melalui Google

Classroom

Show me:

Membimbing siswa

untuk dapat

menggunakan Google

Classroom melalui smartphone dan

menyalakan notifikasi

Membimbing siswa

untuka mengakses

folder bahan ajar

melalui Google

Classroom

presentasi

Tell me:

Masing-masing Siswa

menginstall Google

Classroom di smarthphone

siswa mengakses dan

mempelajari e-learning pada folder bahan ajar yang

terdapat di google clasroom

Kegiatan asinkron mandiri

diakhiri dengan membuat

deskripsi singkat mengenai

konsep alat optik dan

mengerjakan kuis online.

Apabila Siswa memperoleh

nilai akhir 7. Maka Siswa

dapat mengikuti

pembelajaran sinkron

langsung (face to face) di kelas.

Apabila Siswa memperoleh

nilai akhir di bawah 7, maka

diminta mengerjakan kuis

remedi.

Show me:

Siswa dapat menggunakan Google Classroom melalui

smartphone dalam

menunjang pembelajaran

Siswa melakukan

pembelajaaran asinkron

mandiri dengan mengakses

bahan ajar di Google

Classroom

Siswa memperoleh notifikasi

penugasan melalui Google

Classroom

Sinkron Langsung (face to face)

Let me (Latihan/praktek):

Memberikan

kesempatan kepada

siswa mengakses

sumber belajar online

Membimbing kelompok

presentasi

Membimbing kelompok

diskusi

Let me (Latihan/praktek):

Siswa dapat mengakses

sumber belajar online di kelas

Kelompok presentasi

mempersiapkan kesiapan

seluruh anggotanya

Siswa berkumpul sesuai

dengan kelompok diskusinya

masing-masing

-

Presentasi siswa Chek me (evaluasi):

Guru Menilai ppt yang

dipresentasikan oleh

Chek me (evaluasi):

Kelompok presentasi

mempersiapkan ppt yang

45

menit

Page 107: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

90

kelompok presentasi berdasarkan hasil telaah

dari sumber belajar

online dan offline

Guru menyimak

jalannya presentasi

Guru menguji

penugasan materi tiap

siswa kelompok

presentasi

Membimbing siswa

dalam memperoleh

pemahaman yang benar dari materi yang

dipresentasikan oleh

kelompok presentasi

akan ditampilkan Kelompok presentasi

membagi beberapa bahasan

materi kepada anggota

presentasi

tiap anggota presentasi

menjelaskan sub materi

sesuai penugasan yang telah

disepakati oleh kelompok

presentasi

diskusi (tanya-

jawab)

Support me

(dukungan/bantuan):

Membimbing siswa

yang kesulitan dalam

memahami materi yang

disampaikan oleh

kelompok presentasi

Membimbing siswa yag

kesulitan dalam sesi diskusi antar kelompok

Guru berperan sebagai

fasilitator diskusi

Guru menyimak setiap

jawaban yang dijawab

oleh kelompok

presentasi

Guru memperjelas

jawaban dari kelompok

presentasi yang masih

kurang dipahami

Support me

(dukungan/bantuan):

Moderator kelompok

presentasi mempersilahkan

kepada tiap kelompok diskusi

untuk mengajukan minimal

satu pertanyaan

Setiap kelompok diskusi

mengajukan pertanyaan Kelompok presentasi

menjawab pertanyaan dari

beberapa kelompok diskusi

30

menit

Presentasi Guru Coach me (saling melatih):

Guru menjelaskan sub materi yang belum

dijelaskan oleh

kelompok presentasi

Melatih siswa yang

sudah memahami materi

pembelajaran untuk

mengajari temannya

yang berada dalam satu

kelompok diskusi

(pembelajaran tutor

sebaya)

Coach me (saling melatih):

Siswa menyimak penjelasan dari guru

Siswa saling mengajari

temannya yang belum

memahami materi

(pembelajaran tutor sebaya)

15

menit

Mengerjakan

LKS

Connect me

(kolaborasi/bergabung

dalam kelompok):

Membimbing siswa

mengerjakan LKS

secara berkelompok

Connect me

(kolaborasi/bergabung dalam

kelompok):

Setiap kelompok diskusi

terlibat aktif dalam

30

menit

Page 108: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

91

Guru memantau berjalannya keterlibatan

setiap kelompok diskusi

saat mengerjakan LKS

mengerjakan LKS

Penutup

Menarik

Kesimpulan

Memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

jika ada yang belum

dipahami

Beberapa siswa bertanya terkait

hal yang belum dipahami 15

menit

Menjawab pertanyaan

siswa

Memperhatikan penjelasan dari

guru

Bersama dengan siswa

membuat kesimpulan

atas pembelajaran yang

telah dilaksanakan

Bersama dengan guru membuat

kesimpulan atas pembelajaran

yang telah dilaksanakan

Refleksi Mengkomunikasikan

sub materi pertemuan berikutnya tentang

konsep Alat optik

lanjutan

Memperhatikan penjelasan guru

terkait sub materi untuk pertemuan berikutnya mengenai

konsep alat oprik lanjutan

Mengkomunikasikan

kelompok presentasi

yang akan tampil

selanjutnya

Memperhatikan penjelasan guru

Penutup Membaca hamdalah

dilanjutkan dengan

mengucapkan salam

Bersama dengan guru membaca

hamdalah dan menjawab salam

J. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

No Aspek penilaian Jenis penilaian Instrumen penilaian

1 Proses Tes penilaian observasi kelompok Pedoman observasi

2 hasil Tes tertulis tertulis Essay

Page 109: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

92

Instrumen penilaian

NO SOAL JAWABAN

1. Aldi dan Raja sedang berkumpul dengan teman-

temannya, disaat sedang mengobrol. Aldi berkata

bahwa ia baru bisa membaca tulisan setelah tulisan

berada 40 cm di depan mata. Raja menawarkan diri

untuk menemani Aldi memerikasakan matanya.

Keesokan harinya, ketika memeriksakan di rumah

sakit, dokter menyarankan aldi untuk menggunakan kacamata. Berapa kekuatan kacamata yang akan

digunakan oleh Aldi?

diketahui :

= 25 cm

= 40 cm

jawab : karena Agung tidak dapat melihat dengan jarak dekat

maka dapat dipastikan bahwa Agung menderita

rabun dekat.

2. Saat berlibur Diana membawa kamera

kesayangannya. Sanpainya di tempat tujuan, Diana

meminta Dinda untuk mengambil foto dirinya

menggunakan kamera yang dia bawa. Namun, hasil

foto yang diambil Dinda selalu tampak buram. Apa

yang harus dilakukan oleh Dinda agar hasil foto

yang diambil Dinda menggunakan kamera tidak

buram?

Dinda seharusnya mengetahui bahwa ada bagian dari

kamera yang berfungsi untuk memfokuskan gambar.

Pemfokusan ini dilakukan dengan cara mengubah

kedudukan lensa terhadap benda sesuai dengan jarak

benda yang akan difoto. Dinda harus memutar cincin

pengatur lensa hingga gambar terlihat jelas dan

tajam.

3. Nisa dikenal sebagai siswa yang pandai dikelasnya,

namun pada akhir semester ini nilai nisa menurun,

ternyata yang menyebabkan menurunnya nilai nisa

adalah nisa tidak dapat melihat dengan jelas tulisan

di papan tulis. walikelas menyarankan membawa

nisa ke dokter mata untuk melakukan pemeriksaan.

Saat konsultasi, diketahui bahwa nisa mengalami

kesulitan membaca tulisan berjarak 3 m. Kacamata

apa yang harus digunakan nisa? Dan beberapa

kekuatannya?

nisa mengalami mengalami gangguan penglihatan,

dimana titik jauh matanya tidak berada pada jarak

tak terhingga, sebaiknya segera ditolong

menggunakan lensa negatif.

diketahui :

s =

= 3 m

Ditanya :

Kekuatan lensa yang akan digunakan pada kacamata

nisa?

4. Sebutkan bagian-bagian mata beserta fungsinya! 1) Kornea berfungsi sebagai tempat masuknya

cahaya pertama kali.

2) Pupil berfungsi tempat lewatnya cahaya ke

dalam mata. Pupil berfungsi untuk mengatur

banyak-sedikitnya cahaya yang masuk

Page 110: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

93

3) Iris berperan memberi warna pada mata 4) Retina berfungsi untuk menangkap bayangan

benda

5) Sklera berfungsi untuk melindungi struktur

mata dan membantu mempertahankan bentuk

mata

6) Lensa mata berfungsi untuk mengumpulkan

dan memfokuskan cahaya agar bayangan suatu

benda dapat jatuh di tempat yang tepat

7) Saraf optik berfungsi untuk meneruskan

informasi visual benda yang diterima retina

menuju ke otak

8) Koroid penyuplai oksigen dan nutrisi untuk bagian-bagian mata yang lain, khususnya

retina

9) Titik buta bagian yang berfungsi untuk

meneruskan dan membelokkan berkas saraf

menuju otak

5. Sebutkan bagian-bagian kamera dibawah ini!

Page 111: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

94

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : SMA Muhammadiyah 8 Ciputat

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI/Sebelas

Peminatan : IPA

Materi Pokok : Alat-alat Optik

Pertemuan Ke : 2

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. KOMPETENSI INTI

KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya*)

KI-2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai ceriminan bangsa

dalam pergaulan dunia*)

KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4: Mengolah, menalar dan mengaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN

KOMPETENSI (IPK)

KD-3 KD-4

3.11 Menganalisis cara kerja alat optik

menggunakan sifat pemantulan dan

pembiasan cahaya oleh cermin dan

lensa

4.11 Membuat karya yang menerapkan prinsip

pemantulan dan/atau pembiasan pada cermin

dan lensa

IPK IPK

3.11.6. Menganalisis argumen siswa terkait lup

4.11.2. Presentasi kelompok tentang lup dan mikroskop

3.11.7. Menilai kemampuan siswa

berpendapat terkait permasalahan

penggunaan mikroskop

3.11.8. Menganalisis pembuatan teropong

panggung sederhana

-

Page 112: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

95

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa diharapkan dapat menjelaskan cara kerja lup setelah mendapat penjelasan

mengenai definisi serta formula rumus lup melalui kegiatan sinkronus dan asinkronus

berbantuan Google Classroom.

2. Siswa diharapkan dapat berpendapat dan berargumen terkait permasalahan pada

penggunaan mikroskop setelah mendapat penjelasan mengenai alat optik mikroskop

melalui kegiatan pembelajaran sinkronus dan asinkronus berbantuan Google

Classroom.

3. Siswa diharapkan dapat menganalisis masalah terkait pembuatan teropong sederhana

setelah mendapat penjelasan mengenai pembuatan teropong panggung sederhana

melalui kegiatan pembelajaran sinkronus dan asinkronus berbantuan Google

Classroom.

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Peta Konsep

Gambar 1.1 Peta Konsep

2. Ringkasan Materi

a. Lup

Lup terbuat dari lensa cembung. Lup menghasilkan bayangan yang lebih

besar dari pada bendanya sehingga sering disebut sebagai kaca pembesar.

Page 113: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

96

lup memiliki perbesaran angular, yaitu perbandingan antara ukuran angular

benda yang dilihat menggunakan alat optik (β) dan ukuran anglar benda

yang dilihat tanpa menggunakan alat optik (α). Perbesaran angular pada lup

seperti

pada persamaan (1) berikut.

Tiga kasus perbesaran angular sebuah lup:

perbesaran lup untuk mata berakomodasi pada jarak x

perbesaran lup untuk mata berakomodasi maksimum.

perbesaran lup untuk mata tak berakomodasi.

b. Mikroskop

Mikroskop merupakan alat optik yang berfungsi untuk melihat benda-benda

kecil (mikro) seperti bakteri, penampang sel, dan sejenisnya.

Mikroskop terdiri dari dua buah lensa cembung (bikonvek). Lensa cembung

pertama terletak di dekat mata, dinamakan lensa okuler, dan lensa cembung

kedua terletak dekat mata, dinamakan lensa objektif.

Perbesaran lensa objektif persis dengan perbesaran linear lensa tipis.

Dengan:

= tinggi bayangan

= tinggi benda

= jarak bayangan

= jarak benda

Perbesaran angular sebagai berikut.

Mata berakomodasi maksimum

Mata tidak berakomodasi

Perbesaran total mikroskop merupakan hasil kali antara perbesaran objektif

dan

okuler.

Page 114: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

97

c. Teropong

Teropong bintang

Teropong bintang memiliki dua jenis yaitu teropong bias dan teropong

pantul. Teropong bias menggunakan dua lensa positif sebagai lensa objektif

dan

okuler. Sedangkan teropong pantul meggunakan cermin cekung pada

objektif, lensa positif sebagai lensa okuler, dan cermin datar diantara objektif

dan okuler pada teropong pantul.

Teropong prisma

Teropong prisma menggunakan dau lensa positif sebagai objektif dan okuler

serta sepasang prisma segitiga sama kaki yang diletakka diantara lensa

objektif dan okuler. Sebagai hasilnya, prisma membalikkan bayangan dari

lensa objektif dan bayangan akhir yang dibentuk lensaokuler terlihat tegak

sperti keadaan benda yang sebenarnya.

E. MODEL PEMBELAJARAN

Blended Learning

F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Flipped Classroom

G. METODE PEMBELAJARAN

Presentasi, Diskusi kelompok, tanya jawab dan penugasan

H. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR

a. Media

LKS Konsep Alat optik, ppt, video

b. Alat/Bahan

Handphone, Laptop, LCD, Papan tulis, spidol, penghapus

c. Sumber belajar

Buku Fisika

1) Douglas, C. Giancol. Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2001

2) Kanginan, Marthen. Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2017

I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan

Blended

Learning

Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu Guru Siswa

Pendahuluan

Orientasi Meminta ketua kelas

memimpin doa dan

Ketua kelas menyiapkan,

memimpin doa, dan memimpin 10

menit

Page 115: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

98

mengucapkan salam kepada guru

salam kepada guru

Mengabsen kehadiran siswa Mengangkat tangan saat namanya

disebut oleh guru

Membagi siswa ke dalam

beberapa kelompok diskusi.

Setiap kelompok terdiri dari

4-5 siswa secara heterogen

Setiap kelompok diskusi

memastikan semua anggota

kelompok berkumpul di kategori

tempat masing-masing kelompok

Membagikan Lembar Kerja

Siswa (LKS) pada setiap

kelompok diskusi

Setiap kelompok mendapatkan

satu LKS

Memastikan kesiapan

kelompok presentasi

Ketua Kelompok presentasi

mendata kesiapan masing-masing

anggotanya

Motivasi Memberikan motivasi

dengan menyampaikan

manfaat mempelajari konsep alat optik

Menyimak dan memperhatian

motivasi berdasarkan manfaat

mempelajari konsep alat optik

Apersepsi Menggali pengetahuan awal

siswa dengan bertanya

kepada siswa tentang konsep

alat optik pada pertemuan

sebelumnya “apa yang

kalian ketahui mengenai

konsep alat optik pada

materi sebelumnya ?”

Menjawab pertanyaan yang

ditanyakan oleh guru.

Inti

Asinkron

Mandiri

Prepare me:

Guru mempersiapkan

kelas virtual pada

aplikasi Google Classroom kemudian

membagikan kode kelas

kepada siswa untuk

dapat bergabung

Membagi siswa menjadi

3 kelompok presentasi

dan 9 kelompok diskusi.

Tell me: Guru menghimbau

siswa untuk

mendownload aplikasi

Google Classroom

melalui aplikasi

playstore pada masing-

masing smartphone

siswa

Guru menghimbau

kepada Siswa untuk

mengakses dan mempelajari e-learning

pada foldel bahan ajar di

Google Classroom

Prepare me:

Siswa bergabung dengan

kelas virtual pada google

calassroom melalui kode kelas

Tiap siswa mengetahui

keanggotaan kelompok

diskusi dan kelompok

presentasi

Tell me: Masing-masing Siswa

menginstall Google

Classroom di smarthphone

siswa mengakses dan

mempelajari e-learning pada

folder bahan ajar yang

terdapat di google clasroom

Kegiatan asinkron mandiri

diakhiri dengan membuat

deskripsi singkat mengenai

konsep alat optik dan mengerjakan kuis online.

Apabila Siswa memperoleh

nilai akhir 7. Maka Siswa

-

Page 116: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

99

Guru menjelaskan pola pembelajaran sinkronus

dan asinkronus pada

siswa melalui Google

Classroom

Show me:

Membimbing siswa

untuk dapat

menggunakan Google Classroom melalui

smartphone dan

menyalakan notifikasi

Membimbing siswa

untuka mengakses

folder bahan ajar

melalui Google

Classroom

dapat mengikuti pembelajaran sinkron

langsung (face to face) di

kelas.

Apabila Siswa memperoleh

nilai akhir di bawah 7, maka

diminta mengerjakan kuis

remedi.

Show me: Siswa dapat menggunakan

Google Classroom melalui

smartphone dalam

menunjang pembelajaran

Siswa melakukan

pembelajaaran asinkron

mandiri dengan mengakses

bahan ajar di Google

Classroom

Siswa memperoleh notifikasi

penugasan melalui Google

Classroom

Sinkron Langsung (face to face)

Let me (Latihan/praktek):

Memberikan

kesempatan kepada

siswa mengakses

sumber belajar online

Membimbing kelompok

presentasi

Membimbing kelompok diskusi

Let me (Latihan/praktek):

Siswa dapat mengakses

sumber belajar online di kelas

Kelompok presentasi

mempersiapkan kesiapan

seluruh anggotanya

Siswa berkumpul sesuai

dengan kelompok diskusinya masing-masing

-

Presentasi siswa Chek me (evaluasi):

Guru Menilai ppt yang

dipresentasikan oleh

kelompok presentasi

berdasarkan hasil telaah

dari sumber belajar

online dan offline

Guru menyimak jalannya presentasi

Guru menguji

penugasan materi tiap

siswa kelompok

presentasi

Membimbing siswa

dalam memperoleh

pemahaman yang benar

dari materi yang

dipresentasikan oleh

kelompok presentasi

Chek me (evaluasi):

Kelompok presentasi

mempersiapkan ppt yang

akan ditampilkan

Kelompok presentasi

membagi beberapa bahasan

materi kepada anggota

presentasi tiap anggota presentasi

menjelaskan sub materi

sesuai penugasan yang telah

disepakati oleh kelompok

presentasi

45

menit

diskusi (tanya-

jawab)

Support me

(dukungan/bantuan):

Membimbing siswa

Support me

(dukungan/bantuan):

Moderator kelompok

30

menit

Page 117: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

100

yang kesulitan dalam memahami materi yang

disampaikan oleh

kelompok presentasi

Membimbing siswa yag

kesulitan dalam sesi

diskusi antar kelompok

Guru berperan sebagai

fasilitator diskusi

Guru menyimak setiap

jawaban yang dijawab

oleh kelompok

presentasi Guru memperjelas

jawaban dari kelompok

presentasi yang masih

kurang dipahami

presentasi mempersilahkan kepada tiap kelompok diskusi

untuk mengajukan minimal

satu pertanyaan

Setiap kelompok diskusi

mengajukan pertanyaan

Kelompok presentasi

menjawab pertanyaan dari

beberapa kelompok diskusi

Presentasi Guru Coach me (saling melatih):

Guru menjelaskan sub

materi yang belum

dijelaskan oleh

kelompok presentasi

Melatih siswa yang

sudah memahami materi

pembelajaran untuk mengajari temannya

yang berada dalam satu

kelompok diskusi

(pembelajaran tutor

sebaya)

Coach me (saling melatih):

Siswa menyimak penjelasan

dari guru

Siswa saling mengajari

temannya yang belum

memahami materi

(pembelajaran tutor sebaya)

15

menit

Mengerjakan

LKS

Connect me

(kolaborasi/bergabung

dalam kelompok):

Membimbing siswa

mengerjakan LKS

secara berkelompok

Guru memantau

berjalannya keterlibatan setiap kelompok diskusi

saat mengerjakan LKS

Connect me

(kolaborasi/bergabung dalam

kelompok):

Setiap kelompok diskusi

terlibat aktif dalam

mengerjakan LKS

30

menit

Penutup

Menarik

Kesimpulan

Memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

jika ada yang belum

dipahami

Beberapa siswa bertanya terkait

hal yang belum dipahami 15

menit

Menjawab pertanyaan

siswa

Memperhatikan penjelasan dari

guru

Bersama dengan siswa

membuat kesimpulan

atas pembelajaran yang

telah dilaksanakan

Bersama dengan guru membuat

kesimpulan atas pembelajaran

yang telah dilaksanakan

Page 118: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

101

Refleksi Mengkomunikasikan sub materi pertemuan

berikutnya tentang

konsep pemanasan

global

Memperhatikan penjelasan guru terkait sub materi untuk

pertemuan berikutnya mengenai

konsep pemanasan global

Mengkomunikasikan

kelompok presentasi

yang akan tampil

selanjutnya

Memperhatikan penjelasan guru

Penutup Membaca hamdalah

dilanjutkan dengan

mengucapkan salam

Bersama dengan guru membaca

hamdalah dan menjawab salam

J. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

No Aspek penilaian Jenis penilaian Instrumen penilaian

1 Proses Tes penilaian observasi kelompok Pedoman observasi

2 hasil Tes tertulis tertulis Essay

Instrumen soal

NO SOAL JAWABAN

1. Suatu teropong bintang terdiri dari dua lensa

cembung. Lensa cembung yang berjarak lebih jauh

dari mata pengamat dinamakan lensa obyektif dan lensa cembung yang berjarak lebih dekat dengan

mata pengamat dinamakan lensa okuler. Panjang

fokus lensa obyektif adalah 400 cm dan panjang

fokus lensa okuler adalah 20 cm. Jika mata

pengamat normal dan berakomodasi minimum,

tentukan perbesaran total teropong bintang (M)

tersebut!

Diketahu:

Panjang fokus lensa obyektif (fob) = 400 cm

Panjang fokus lensa okuler (fok) = 20 cm Mata berakomodasi minimum karenanya bayangan

nyata yang dihasilkan oleh lensa obyektif berada

tepat di titik fokus kedua lensa obyektif dan titik

fokus pertama lensa okuler.

Jawab:

2. Bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan

teropong sederhana?

bahan yang dibutuhkan adalah 2 buah lensa dan

satu tabung karton. lensa positif digunakan sebagai

lensa objektif, karena berfungsi sebagai pengumpul

Page 119: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

102

sinar dari benda yang diamati, sedangkan lensa negatif digunakan sebagi lensa okuler yang

berfungsi sebagai lensa pembalik agar didapatkan

bayangan yang tegak.

3. Seorang tukang arloji bermata normal

menggunakan lup yang berkekuatan 10 dioptri.

Tentukanlah perbesaran anguler lup jika mata

tukang arloji berakomodasi maksimum!

Diketahui:

s‟ = sn = 25 cm (mata normal)

P = 10 dioptri → f = 1/P = 1/10 = 0,1 m = 10 cm

Ditanyakan: M untuk mata berakomodasi

maksimum.

Jawab:

M = sn +1 f

M = 25 cm

+1 10 cm

M = 2,5 + 1 = 3,5 kali

4. Perbesaran total sebuah mikroskop adalah 100 kali,

jika perbesaran yang dibentuk lensa objektif 5 kali,

berapakah perbesaran lensa okulernya?

Diketahui:

M = 100 kali

mob = 5 kali

Ditanyakan: mok

Jawab:

M = mob × mok

mok = M

= 100

= 20 kali mob 5

Jadi, perbesaran lensa okuler mikroskop tersebut adalah 20 kali.

5. Berikut adalah gambar yang dihasilkan dari tiga lup

yang memiliki jarak fokus yang berbeda .:

Lup 1

Lup 2

Lup 3

Buatlah kesimpulan dari ketiga gambar tersebut!

perbesaran bayangan yang dihasilkan lup dapat

ditulis sebagai berikut:

Gambar 1 memiliki perbesaran yang terkecil, maka lup yang digunakan memiliki panjang

fokus lensa lebih besar dari fokus lensa lup 2

dan lup 3.

Gambar 2 memilik perbesaran yang sedang,

maka lup yang digunakan memiliki panjang

fokus lensa lebih kecil dari fokus lensa lup 1,

namun lebih lebih besar dari fokus lup 3.

Gambar 3 memiliki perbesaran yang terbesar,

Page 120: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

103

Lampiran A. 3 RPP Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : SMA Muhammadiyah 8 Ciputat

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI-2/Genap

Peminatan : IPA

Materi Pokok : Alat-alat Optik

Pertemuan Ke : 1

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

K. KOMPETENSI INTI

KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya*)

KI-2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai ceriminan bangsa

dalam pergaulan dunia*)

KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4: Mengolah, menalar dan mengaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

A. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN

KOMPETENSI (IPK)

KD-3 KD-4

3.11 Menganalisis cara kerja alat optik

menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan

lensa

4.11 Membuat karya yang menerapkan prinsip

pemantulan dan/atau pembiasan pada cermin dan lensa

IPK IPK

3.11.1. Menjelaskan cara kerja mata 4.11.1. Presentasi kelompok tentang cara kerja

mata, kacamata dan lup 3.11.2. Menjelaskan cara kerja lup

3.11.3. Menyebutkan bagian-bagian kamera

dan fungsinya

-

Page 121: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

104

3.11.4. Memecahkan masalah pada penderita cacat mata

-

3.11.5. Mengalisis cara kerja kamera -

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa diharapkan dapat menjelaskan cara kerja mata dengan benar setelah

mengamati materi presentasi, diskusi dan penjelasan oleh guru terkait materi alat

optik mata.

2. Siswa diharapkan dapat memecahkan masalah terkait cacat mata pada kehidupan

sehari-hari setelah mendapat penjelasan mengenai kacamata dan formula rumus pada

cacat mata melalui kegiatan pembelajaran di kelas.

3. Siswa diharapkan dapat menjelaskan cara kerja lup setelah mendapat penjelasan

mengenai definisi serta formula rumus lup melalui kegiatan pembelajaran di kelas.

4. Siswa diharapkan dapat menyebutkan bagian-bagian kamera dengan tepat setelah

mendapat penjelasan mengenai definisi serta kamera melalui kegiatan pembelajaran

di kelas.

5. Siswa diharapkan menganalisis cara kerja kamera dengan tepat setelah mendapat

penjelasan mengenai kamera melalui kegiatan pembelajaran di kelas.

C. MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.1 Peta Konsep

3. Ringkasan Materi

e. Mata

Page 122: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

105

Mata merupakan indra penglihatan yang terdiri dari bagian-bagian penting

diantaranya kornea, Aquaeus Humour, diafragma, pupil, lensa mata dan

retina.

Gambar 1.2 Bagian-bagian Mata

Proses penyesuaian lensa mata dengan jarak objek yang diamati disebut

akomodasi.

Titik dekat (punctum proximum) adalah titik terdekat yang masih dapat

dilihat

dengan jelas oleh mata (± 25 cm).

Titik jauh (punctum remotum) adalah titik terjauh yang masih dapat dilihat

dengan jelas oleh mata.

Untuk menentukan jarak fokus lensa mata saat mengamati suatu benda,

berlaku

persamaan

Keterangan:

f = jarak fokus

s = jarak benda

s‟ = jarak bayangan

f. Cacat Mata

Gangguan yang mengalami gangguan penglihatan dinamakan cacat mata.

Beberapa jenis cacat mata yang sering terjadi:

Rabun Jauh (Miopi) cacat mata ini memiliki titik dekat = 25 cm, tetapi titik

jauhnya kurang dari tak hingga.

Rabun Dekat (Hipermetropi) cacat mata ini memiliki titik dekat lebih jauh

dari pada titik dekat mata normal (titik dekat 25 cm).

Mata tua (Presbiopi) cacat mata ini memiliki titik dekat lebih jauh daripada

titik dekat mata normal ( titik dekat > 25 cm) dan titik jauhnya lebih dekat

daripada titik jauh mata normal (titik jauh <~).

Astigmatisme penglihatan penderita merasa tampak kabur

g. Kamera

Kamera adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan gambar.

Page 123: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

106

Bayangan yang dibentuk oleh lensa kamera adalah nyata, terbalik dan

diperkecil.

Bagian-bagian penting kamera mekanik (bukan otomatis) diantaranya lensa

cembung, diafragma, aperture, shutter pembuka/penutup, pelat film.

Gambar 1.3 Bagian-bagian Kamera

h. Lup

Lup terbuat dari lensa cembung. Lup menghasilkan bayangan yang lebih

besar dari pada bendanya sehingga sering disebut sebagai kaca pembesar.

lup memiliki perbesaran angular, yaitu perbandingan antara ukuran angular

benda yang dilihat menggunakan alat optik (β) dan ukuran anglar benda

yang dilihat tanpa menggunakan alat optik (α). Perbesaran angular pada lup

seperti

pada persamaan (1) berikut.

D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Saintifik

E. METODE PEMBELAJARAN

Presentasi, Diskusi kelompok, tanya jawab dan penugasan

F. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR

1. Media

LKPD, Video dan ppt

2. Alat/Bahan

Handphone, Laptop, LCD, Papan tulis,spidol, penghapus

3. Sumber belajar

Buku Fisika

1) Douglas, C. Giancol. Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2001

2) Kanginan, Marthen. Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2017

Page 124: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

107

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan

Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu Guru Siswa

Pendahuluan

Orientasi Meminta ketua kelas

memimpin doa dan

mengucapkan salam kepada

guru

Ketua kelas menyiapkan,

memimpin doa, dan

memimpin salam kepada

guru

10

menit

Mengabsen kehadiran siswa Mengangkat tangan saat

namanya disebut oleh guru

Membagi siswa ke dalam

beberapa kelompok diskusi

Setiap kelompok diskusi

memastikan semua anggota

kelompok berkumpul di

kategori tempat masing-

masing kelompok

Motivasi Memberikan motivasi

dengan menyampaikan

manfaat mempelajari

konsep alat-alat optik dan

menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Menyimak dan

memperhatian motivasi

berdasarkan manfaat

mempelajari konsep alat

optik

5 menit

Apersepsi Menggali pengetahuan awal siswa dengan bertanya

kepada siswa tetang alat-

alat optik yang mereka

ketahui.

Menjawab pertanyaan yang ditanyakan guru

10

menit

Inti

Mengamati Meminta siswa mengamati

video tentang video alat

optik kamera dan mata.

Memperhatikan video yang

ditayangkan guru di depan

kelas

5 menit

Menanyakan Menanyakan kepada seluruh

siswa tentang alat optik

mata dan kamera

berdasarkan tayangan video

yang telah ditampilkan

siswa menjawab pertanyaan

yang disampaikan guru. 10

menit

Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk

bertanya jika ada hal yang

belum dipahami tentang

video yang ditayangkan.

Siswa bertanya hal-hal yang

belum dipahami tentang

video yang diyangkan.

Mempersilahkan siswa lain untuk menjawab

Beberapa siswa lain menjawab pertanyaan

Mengeksplorasi Menyampaikan jawaban

yang disampaikan oleh

siswa jika jawaban yang

diberiikan oleh siswa belum

benar

Memperhatikan penjelasan

yang disampaikan oleh

Guru

25

menit

Memaparkan materi tentang Memperhatikan dan

Page 125: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

108

konsep alat optik (mata, cacat mata, kamera dan lup)

mencatat pemaparan materi konsep alat optik (mata,

cacat mata, kamera dan lup)

yang disampaikan oleh

guru.

Mengasosiasi Memberikan latihan-latihan

soal tentang konsep alat

optik.

Siswa mengerjakan soal

tentang konsep alat optik

yang diberikan oleh guru

15

menit

Mengkomunikasikan Meminta perwakilan dari

beberapa siswa untuk

menuliskan hasil

pengerjaannya di papan

tulis

Beberapa siswa menuliskan

hasil pengerjaannya di

papan tulis

30

menit

Bersama dengan siswa

membahas hasil pengerjaan

temannya di papan tulis

Bersama dengan guru

membahas hasil pekerjaan

temannya di papan tulis

Memberikan koreksi, tambahan, dan peguatan

untuk meluruskan

pemahaman siswa

Memperhatikan koreksi, tambahan dan penguatan

yang disampaikan oleh guru

Penutup

Menarik Kesimpulan Memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

jika ada yang belum

dipahami

Beberapa siswa bertanya

terkait hal yang belum

dipahami

15

menit

Menjawab pertanyaan siswa

Memperhatikan penjelasan dari guru

Bersama dengan siswa

membuat kesimpulan

atas pembelajaran yang

telah dilaksanakan

Bersama dengan guru

membuat kesimpulan atas

pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Refleksi Mengkomunikasikan sub materi pertemuan

berikutnya tentang

konsep Alat optik

lanjutan

Memperhatikan penjelasan guru terkait sub materi

untuk pertemuan berikutnya

mengenai konsep alat oprik

lanjutan

5 menit

Penutup Mengarahkan siswa

untuk mempelajari

materi pertemuan

selanjutnya dan meminpin siswa untu

mengucapkan

hamdallah.

Memperhatikan penjelasan

guru dan mengucapkan

hamdallah untu menutup

pembelajaran

5 menit

H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

No Aspek penilaian Jenis penilaian Instrumen penilaian

1 Proses Tes penilaian observasi kelompok Pedoman observasi

2 hasil Tes tertulis tertulis Essay

Page 126: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

109

Page 127: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

110

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : SMA Muhammadiyah 8 Ciputat

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI/Sebelas

Peminatan : IPA

Materi Pokok : Alat-alat Optik

Pertemuan Ke : 2

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. KOMPETENSI INTI

KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya*)

KI-2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai ceriminan bangsa

dalam pergaulan dunia*)

KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4: Mengolah, menalar dan mengaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN

KOMPETENSI (IPK)

KD-3 KD-4

3.11 Menganalisis cara kerja alat optik

menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan

lensa

4.11 Membuat karya yang menerapkan prinsip

pemantulan dan/atau pembiasan pada cermin dan lensa

IPK IPK

3.11.6. Menganalisis argumen siswa terkait

lup

4.11.2. Presentasi kelompok tentang lup dan

mikroskop

3.11.7. Menilai kemampuan siswa

berpendapat terkait permasalahan

Page 128: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

111

penggunaan mikroskop

3.11.8. Menganalisis pembuatan teropong panggung sederhana

-

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa diharapkan dapat menjelaskan cara kerja lup setelah mendapat penjelasan

mengenai definisi serta formula rumus lup melalui kegiatan pembelajaran di kelas.

2. Siswa diharapkan dapat berpendapat dan berargumen terkait permasalahan pada

penggunaan mikroskop setelah mendapat penjelasan mengenai alat optik mikroskop

melalui kegiatan pembelajaran di kelas.

3. Siswa diharapkan dapat menganalisis masalah terkait pembuatan teropong sederhana

setelah mendapat penjelasan mengenai pembuatan teropong panggung sederhana

melalui kegiatan pembelajaran di kelas.

D. MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.1 Peta Konsep

4. Ringkasan Materi

a. Lup

Lup terbuat dari lensa cembung. Lup menghasilkan bayangan yang lebih

besar dari pada bendanya sehingga sering disebut sebagai kaca pembesar.

lup memiliki perbesaran angular, yaitu perbandingan antara ukuran angular

benda yang dilihat menggunakan alat optik (β) dan ukuran anglar benda

yang dilihat tanpa menggunakan alat optik (α). Perbesaran angular pada lup

Page 129: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

112

seperti

pada persamaan (1) berikut.

Tiga kasus perbesaran angular sebuah lup:

perbesaran lup untuk mata berakomodasi pada jarak x

perbesaran lup untuk mata berakomodasi maksimum.

perbesaran lup untuk mata tak berakomodasi.

b. Mikroskop

Mikroskop merupakan alat optik yang berfungsi untuk melihat benda-benda

kecil (mikro) seperti bakteri, penampang sel, dan sejenisnya.

Mikroskop terdiri dari dua buah lensa cembung (bikonvek). Lensa cembung

pertama terletak di dekat mata, dinamakan lensa okuler, dan lensa cembung

kedua terletak dekat mata, dinamakan lensa objektif.

Perbesaran lensa objektif persis dengan perbesaran linear lensa tipis.

Dengan:

= tinggi bayangan

= tinggi benda

= jarak bayangan

= jarak benda

Perbesaran angular sebagai berikut.

Mata berakomodasi maksimum

Mata tidak berakomodasi

Perbesaran total mikroskop merupakan hasil kali antara perbesaran objektif

dan

okuler.

c. Teropong

Teropong bintang

Page 130: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

113

Teropong bintang memiliki dua jenis yaitu teropong bias dan teropong

pantul. Teropong bias menggunakan dua lensa positif sebagai lensa objektif

dan

okuler. Sedangkan teropong pantul meggunakan cermin cekung pada

objektif, lensa positif sebagai lensa okuler, dan cermin datar diantara objektif

dan okuler pada teropong pantul.

Teropong prisma

Teropong prisma menggunakan dau lensa positif sebagai objektif dan okuler

serta sepasang prisma segitiga sama kaki yang diletakka diantara lensa

objektif dan okuler. Sebagai hasilnya, prisma membalikkan bayangan dari

lensa objektif dan bayangan akhir yang dibentuk lensaokuler terlihat tegak

sperti keadaan benda yang sebenarnya.

E. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Saintifik

F. METODE PEMBELAJARAN

Presentasi, Diskusi kelompok, tanya jawab dan penugasan

G. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR

1. Media

LKPD, Video dan ppt

2. Alat/Bahan

Handphone, Laptop, LCD, Papan tulis,spidol, penghapus

3. Sumber belajar

Buku Fisika

1) Douglas, C. Giancol. Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2001

2) Kanginan, Marthen. Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2017

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan

Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu Guru Siswa

Pendahuluan

Orientasi Meminta ketua kelas

memimpin doa dan

mengucapkan salam kepada

guru

Ketua kelas menyiapkan,

memimpin doa, dan

memimpin salam kepada

guru

10

menit

Mengabsen kehadiran siswa Mengangkat tangan saat

namanya disebut oleh guru

Page 131: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

114

Membagi siswa ke dalam

beberapa kelompok diskusi

Setiap kelompok diskusi

memastikan semua anggota

kelompok berkumpul di

kategori tempat masing-

masing kelompok

Motivasi Memberikan motivasi

dengan menyampaikan

manfaat mempelajari

konsep alat-alat optik dan

menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Menyimak dan

memperhatian motivasi

berdasarkan manfaat

mempelajari konsep alat

optik

5 menit

Apersepsi Menggali pengetahuan awal

siswa dengan bertanya

kepada siswa tetang alat-

alat optik yang mereka

ketahui.

Menjawab pertanyaan yang

ditanyakan guru

10

menit

Inti

Mengamati Memaparkan materi tentang

konsep alat optik lanjutan

(lup, mikroskop dan

teropong)

Memperhatikan dan

mencatat pemaparan materi

konsep alat optik (lup,

mikroskop dan teropong)

35

menit

Menanyakan Mempersilahkan siswa

untuk bertanya terkait

materi yang telah

disampaikan.

siswa memberikan

pertanyaan terkait materi

yang telah disampaikan

10

menit

Mempersilahkan siswa lain

untuk menjawab

Beberapa siswa lain

menjawab pertanyaan

Mengeksplorasi Memberikan latihan-latihan

soal tentang konsep alat

optik.

Siswa mengerjakan soal

tentang konsep alat optik

yang diberikan oleh guru

25

menit

Mengasosiasi Meminta perwakilan dari

beberapa siswa untuk

menuliskan hasil

pengerjaannya di papan

tulis

Beberapa siswa menuliskan

hasil pengerjaannya di

papan tulis

10

menit

Mengkomunikasikan Bersama dengan siswa

membahas hasil pengerjaan

temannya di papan tulis

Bersama dengan guru

membahas hasil pekerjaan

temannya di papan tulis

10

menit

Memberikan koreksi,

tambahan, dan peguatan

untuk meluruskan

pemahaman siswa

Memperhatikan koreksi,

tambahan dan penguatan

yang disampaikan oleh guru

Penutup

Menarik Kesimpulan Memberikan

kesempatan kepada

Beberapa siswa bertanya

terkait hal yang belum

15

Page 132: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

115

siswa untuk bertanya

jika ada yang belum

dipahami

dipahami menit

Menjawab pertanyaan

siswa

Memperhatikan penjelasan

dari guru

Bersama dengan siswa

membuat kesimpulan

atas pembelajaran yang

telah dilaksanakan

Bersama dengan guru

membuat kesimpulan atas

pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Refleksi Mengkomunikasikan

materi pertemuan

berikutnya tentang

pemanasan global

Memperhatikan penjelasan

guru terkait materi untuk

pertemuan berikutnya

mengenai konsep

pemanasan global

5 menit

Penutup Mengarahkan siswa

untuk mempelajari

materi pertemuan

selanjutnya dan

meminpin siswa untu

mengucapkan

hamdallah.

Memperhatikan penjelasan

guru dan mengucapkan

hamdallah untu menutup

pembelajaran

5 menit

I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

No Aspek penilaian Jenis penilaian Instrumen penilaian

1 Proses Tes penilaian observasi kelompok Pedoman observasi

2 hasil Tes tertulis tertulis Essay

Page 133: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

116

Lampiran A. 4 Lembar Kerja Siswa

Page 134: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

117

Page 135: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

118

Page 136: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

119

Page 137: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

120

Page 138: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

121

Page 139: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

122

LAMPIRAN B

INSTRUMEN PENELITIAN

1. Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian

2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian

3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes

a. lembar Validasi ahli Materi

b. lembar Validasi konstruk

c. Uji Validasi Butir Soal

d. Uji Reliabilitas Instrumen

e. Uji Daya Pembeda

f. Uji Taraf Kesukaran

g. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

4. Soal Tes yang Digunakan

5. Lembar Validasi Ahli Materi

6. Lembar Validasi Ahli Pendidikan

7. Instrumen Nontes

a. Kisi-kisi Angket Respon Siswa

b. Angket Respon Siswa

c. Rubrik Pedoman Observasi Guru

d. Lembar Observasi Guru

Page 140: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

123

Lampiran B. 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian

Kisi-kisi Instrumen Satuan Pendidikan : SMA/MA

Kompetensi Dasar : 3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

Materi Pokok : Alat-alat Optik Kelas/ Semester : XI/ Genap

Jenis Tes : Uraian

Jumlah Soal : 20

No Sub Materi Kelompok Sub Indikator Berpikir Kritis No Soal Jumlah

1. Mata dan cacat

mata

Klarifikasi dasar Menjawab pertanyaan klarifikasi 2, 5 2

Dasar dalam mengambil

keputusan

Menilai kreadibilitas sumber berdasarkan kriteria

kemampuan memberi alasan 9, 11* 2

Inferensi

Membuat dan menentukan hasil pertimbangan

berdasarkan fakta 12* 1

Membuat dan menentukan hasil pertimbangan

berdasarkan adanya alternatif 14, 16* 2

Mengatur strategi dan

taktik

Menentukan suatu tindakan mempertimbangkan solusi

yang mungkin 17 1

2. kamera

Klarifikasi dasar Menjawab pertanyaan klarifikasi 1, 6, 7 3

Mengatur strategi dan

taktik Mengatur strategi yang logis 18*, 19* 2

3. lup Klarifikasi dasar Menjawab pertanyaan klarifikasi 3*, 4* 2

Page 141: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

124

Inferensi Memberikan asumsi yang masuk akal 15 1

4 mikroskop

Dasar dalam mengambil

keputusan

Menilai kreadibilitas sumber berdasarkan kriteria

kemampuan memberi alasan 8* 1

Mengatur strategi dan

taktik Mengatur strategi yang logis 20* 1

5 teropong Dasar dalam mengambil

keputusan

Menilai kreadibilitas sumber berdasarkan kriteria

kemampuan memberi alasan 10*, 13 2

Page 142: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

125

Lampiran B. 2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian

Kompetensi Dasar : 3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin

dan lensa

Materi Pokok : Alat-alat Optik

Kelas/ Semester : XI/ Genap

Jenis Tes : Uraian

Jumlah Soal : 20

No

Aspek

Berpikir

Kritis

Indikator

Berpikir

Kritis

Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Rubrik Penskoran

1. Klarifika

si dasar

(element

ary

clarificat

ion)

Menjawab

pertanyaan

klarifikasi

Siswa

disajukan

narasi terkait

dengan kasus

penggunaan

kamera untuk menangkap

objek gambar

dengan cara

menggeser

lensa, siswa

diminta untuk

melakukan

analisis

argumen

dengan cara

identifikasi

terhadap alasan yang

tidak

dinyatakan

Asti dan Riza ingin memfoto bayinya yang baru

berusia 8 bulan di studio foto temannya, Ari yang

merupakan teman Asti tentu saja senang

mendengarnya. sesi pertama pemotretan, Ari

memfoto dengan fokus kamera 5 cm dan jarak 1 m

antara kamera dengan si Bayi. Sesi kedua, dengan baju dan konsep yang berbeda saat mengambil foto,

Ari mundur sejauh 1 m dari posisi awal

pengambilan foto. Sesi ketiga pemotretan, Ari maju

kembali sejauh 1 m dari posisi sesi kedua. sambil

menyaksikan sesi pemotretan, Asti berpendapat

bahwa Ari harus menggeser lensa kamera sejauh

0,13 mendekati film dan dari posisi sesi kedua ke

sesi tiga Ari 0,13 menjauhi film. Riza bertanya

“mengapa bisa seperti itu?”

bantulah Asti menjelaskan alasannya kepada Riza!

diketahui

Dit: pergeseran lensa kamera dengan

film

Jawab:

Sebelum mencari seberapa jauh kita

harus menggeser lensa kamera, kita

cari tahu berapa jarak antara lensa

kamera dengan film awalnya.

keadaan mula-mula saat

maka

Kata kunci : dari posisi

pertama untuk memfoto ke

sesi kedua pergeseran lensa

harus harus dilakukan

adalah 0,13 mendekati film

dan dari sesi dua ke sesi ke tiga lensa kamera harus

menjauhi film.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

Page 143: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

126

secara

eksplisit

dalam suatu

argumen.

keadaan saat maka

besar pergeseran lensa kamera

dari posisi 1 ke 2 adalah

keadaan ketiga saat maka

tetapi tidak memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

Page 144: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

127

besar pergeseran lensa kamera

dari posisi 1 ke 2 adalah

Berdasarkan perhitungan di atas karena

maka dari posisi pertama untuk

memfoto ke sesi kedua pergeseran

lensa harus harus dilakukan adalah

0,13 mendekati film dan karena

maka dari sesi dua ke sesi ke tiga

lensa kamera harus menjauhi film.

2. Klasifika

si dasar

(element

ary

clarificat

ion)

Menjawab

pertanyaan

klarifikasi

Disajikan

wacana berisi

permasalahan

cacat mata

siswa diminta

untuk

memberi

Bella menderita rabun jauh memiliki titik jauh 15

cm, Bella biasa menggunakan kacamata saat akan

membaca dan melakukan aktivitas lainnya. akan

tetapi Bela akan mencoba membaca buku dengan

jarak baca seperti orang normal. dan beranggapan

bahwa Bella akan bisa membaca tanpa kendala.

Titik jauh Bella adalah 15 cm, berarti

benda yang dapat dilihat oleh Bella

dengan jelas saat mata tanpa

berakomodasi ketika jarak benda

terhadap benda adalah 15 cm,

sedangkan jarak baca normal adalah 25

cm, oleh karena itu saat Bella melepas

Kata kunci : melepas

kacamata dan membaca

dengan jarak baca normal

tanpa mata berakomodasi

tulisan akan tampak buram

atau tidak jelas.

Page 145: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

128

solusi dengan

memberi

jawaban yang

tepat terhadap

pertanyaan

tersebut

Menurut kalian bagaimanakah apabila Bella

membaca tanpa kacamata? berikan alasannya!

kacamatanya dan membaca dengan

jarak baca normal tanpa mata

berakomodasi tulisan akan tampak

buram atau tidak jelas

Skor Kriteria

4 Jawaban benar, memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

3. Klarifika

si dasar

(elementary

clarificat

ion)

Menjawab

pertanyaan

klarifikasi

Disajikan

wacana berisi

tentang solusi permasalahan

kontekstual

dengan konsep

lup beserta

pertanyaan

terkait. Siswa

memberikan

jawaban yang

tepat terhadap

pertanyaan

tersebut

Pak Yana adalah ketua panitia pemilu yang

menderita hipermetropi dan menggunakan

kacamata berkekuatan lensa +2 D, Pak Yana akan memeriksa surat suara yang akan digunakan dalam

pemilu menggunakan lup dengan kekuatan 5 D.

Melihat kondisi Pak Yana, Andi yang merupakan

seorang anggota panitia pemilu menyarankan Pak

Yana untuk melepas kacamatanya dan mengganti

dengan lensa yang lebih besar. Pak Yana bertanya

“mengapa harus mengganti lupnya dengan

kekuatan yang lebih besar?

bantulah Andi menjelaskan alasannya kepada Pak

Yana?

Pak yana menggunakan kacamata

dengan kekuatan +2D. Artinya titik

dekat (PP) Pak yana adalah:

Titik dekat pak yana adalah 50 cm. lup

yang akan digunakan Pak Yana

berkekuatan 5 D. Maka ketika pak yana

Kata kunci : Pak Yana bisa

melihat tanpa kacamata

dengan kekuatan perbesaran yang sama

dengan mengganti lup

dengan kekuatan yang

lebih kecil yaitu 2,5 dioptri

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

Page 146: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

129

menggunakan lup tersebut untuk

memeriksa surat suara dapat

memperbesar benda sebesar:

Ketika mengamati dengan

kacamata maka mata dengan

kondisi tidak berakomodasi dan

titik dekatnya menjadi 25 cm

seperti mata normal

Ketika mengamati dengan mata

berakomodasi maka

Apabila lup akan diganti dengan

perbesaran yang sama maka

kekuatan lensa lup yang

dibutuhkan adalah :

kurang lengkap

2 Jawaban benar, tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

Page 147: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

130

Pak Yana bisa melihat tanpa kacamata

dengan kekuatan perbesaran yang sama

dengan mengganti lup dengan kekuatan yang lebih kecil yaitu 2,5 dioptri.

4. Klarifika

si dasar

(element

ary

clarificat

ion)

Menjawab

pertanyaan

klarifikasi

Disajikan

wacana berisi

tentang solusi

permasalahan

kontekstual

dengan konsep

lup beserta

pertanyaan

terkait. Siswa

memberikan

jawaban yang tepat terhadap

pertanyaan

tersebut

Lili ingin memperbaiki arlojinya yang rusak

sehingga Lili datang ke toko Pak Maman. Pak

Maman adalah seorang tukang reparasi arloji yang

menderita cacat mata hipermetropi. Pak maman

menggunakan kacamata yang berkekuatan lensa

+2D. Ketika akan mereparasi arloji lili, Pak Maman

menggunakan lup dengan kekuatan 10 D sehingga

menghasilkan perbesaran tertentu. Melihat kondisi

Pak Maman, Lili menyarankan Pak Maman untuk

tidak menggunakan kacamatanya ketika

memperbaiki arloji dan mengganti lupnya dengan kekuatan yang lebih kecil dari 10 D. Pak maman

bertanya “mengapa harus mengganti lupnya dengan

kekuatan yang lebih kecil dari 10 D?”.

Bantulah Lili menjelaskan alasannya kepada Pak

Maman!

Pak maman menggunakan kacamata

dengan kekuatan +2D. Artinya titik

dekat (PP) Pak maman adalah:

Titik dekat pak maman adalah 50 cm.

lup yang dimiliki pak maman

berkekuatan 10 D. Maka ketika pak maman menggunakan lup tersebut

untuk melihat benda-benda kecil di

dalam arloji lup tersebut dapat

memperbesar benda sebesar:

Ketika mengamati dengan

kacamata maka mata dengan

kondisi tidak berakomodasi dan

Kata kunci : Pak maman

bisa memperbaiki tanpa

kacamata dengan kekuatan

perbesaran yang sama

dengan mengganti lup

dengan kekuatan yang

lebih kecil yaitu 5 dioptri.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar, memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

Page 148: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

131

titik dekatnya menjadi 25 cm

seperti mata normal

Ketika mengamati dengan mata

berakomodasi maka

Apabila lup akan diganti dengan

perbesaran yang sama maka

kekuatan lensa lup yang

dibutuhkan adalah :

Pak maman bisa memperbaiki

tanpa kacamata dengan kekuatan

perbesaran yang sama dengan

Page 149: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

132

mengganti lup dengan kekuatan

yang lebih kecil yaitu 5 dioptri.

5. Klarifika

si dasar

(element

ary

clarificat

ion)

Menjawab

pertanyaan

klarifikasi

Siswa

diberikan soal

cacat mata,

siswaa diminta

memberikan

klarifikasi dasar dengan

cara

menjawab

pertanyaan

dari pihak

yang meminta

penjelasan

terhadap

informasi

yang di

sampaikan

Agung dan Raka sedang berkumpul dengan teman-

temannya diwarung pinggir jalan sambil bermain

gitar, disaat sedang mengobrol, Agung berbicara

dengan Raka. Agung berkata bahwa ia tidak bisa

membaca tulisan yang berada 40 cm di belakang

tempat mereka duduk. Raka menawarkan agung untuk menggunakan kacamata dengan lensa yang

berkeuatan -1 D.

Jika kalian menjadi Agung, apakah kalian akan

menerima tawaran Raka tersebut? Jelaskan!

diketahui :

= 25 cm

= 40 cm

jawab :

karena Agung tidak dapat melihat

dengan jarak dekat maka dapat

dipastikan bahwa Agung menderita

rabun dekat.

jika menjadi Agung, saya akan

menolak tawaran Raka karena jika

dilihat dari perhitungan di atas maka

kacamata yang harus digunakan

dengan kondisi Raka adalah kacamata

berkekuatan +1,5 dioptri.

Kata kunci : menolak

tawaran Raka,kacamata

yang harus digunakan

dengan kondisi Raka

adalah kacamata

berkekuatan +1,5 dioptri.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar, tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

6. Klarifika

si dasar

(element

ary

Menganali

sis

argumen

dengan

Siswa

disajukan

narasi terkait

dengan kasus

Anggi, Rama dan Pasha tergabung dalam grup

fotografi, sore ini mereka sedang hunting objek di

taman untuk mendapatkan foto yang bagus. Disaat

sedang berjalan bersama, Anggi melihat kupu-kupu

Diketahui:

Kata kunci : Pendapat

Rama kurang tepat, lensa

kamera perlu di geser

Page 150: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

133

clarificat

ion)

cara :

mengidenti

fikasi

alasan

yang tidak

dinyatakan

penggunaan

kamera untuk

menangkap

objek gambar

dengan cara

menggeser

lensa, siswa

diminta untuk

melakukan

analisis

argumen dengan cara

identifikasi

terhadap

alasan yang

tidak

dinyatakan

secara

eksplisit

dalam suatu

argumen.

yang sedang menghisap nektar. Anggi ingin

mengabadikan kegiatan kupu-kupu tersebut dengan

memotretnya. Anggi mendekatkan kameranya yang

memiliki fokus 4 cm sehingga jarak antara kamera

dan kupu-kupu menjadi 1 m. Saat Anggi ingin

mengambil gambar kupu-kupu tersebut, tiba-tiba

kupu-kupu tersebut terbang hingga Anggi tidak lagi

mengetahui jarak antar kamera dengan kupu-kupu .

Rama berpendapat untuk menggeser lensa

kameranya sejauh 0,5 cm mendekati film agar

Anggi dapat memotret objek kupu-kupu tersebut.

menurut kamu apakah pendapat yang diungkapkan

Rama sudah tepat?

Dit: pergeseran lensa kamera dengan

film

Jawab:

Sebelum mencari seberapa jauh kita

harus menggeser lensa kamera, kita

cari tahu berapa jarak antara lensa

kamera dengan film awalnya.

keadaan mula-mula saat

maka

keadaan saat objek berpindah

sejauh maka

sejauh 0,167 cm mendekati film bukan 0,5

cm mendekati film.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

Page 151: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

134

besar pergeseran lensa kamera

adalah

Berdasarkan perhitungan di atas karena

maka pergeseran lensa lebih

dari nol artinya pergeseran lensa harus

mendekati film. Pendapat yang

dikatakan Rama kurang tepat, karena agar kamera bisa memotret kupu-kupu

terbang yang tidak diketahui jaraknya

( = ) , lensa kamera perlu di geser

sejauh 0,167 cm mendekati film bukan

0,5 cm mendekati film.

7. Klarifika

si dasar

(element

ary

clarificat

ion)

Menganali

sis

argumen

dengan

cara :

mengidenti

fikasi alasan

yang tidak

dinyatakan

Siswa

disajukan

narasi terkait

dengan kasus

penggunaan

kamera untuk

menangkap objek gambar

dengan cara

menggeser

lensa, siswa

diminta untuk

melakukan

analisis

argumen

Kartika ingin membuka online shop untuk

menjual pakaian, sebagai langkah promosi awal,

Kartika kemudian memotret dagangannya dengan

kamera untuk diupload ke social media. Kartika

meminjam kamera iqbal agar hasil fotonya

memuaskan. Iqbal hobi memotret dengan kamera

miliknya yang mempunyai titik api 80 mm, karena Iqbal biasa menggunakan kameranya saat berada di

pegunungan untuk mengambil objek yang cukup

jauh seperti burung dan pemandangan. Saat kamera

tersebut dipinjam oleh Kartika, kamera hanya

digunakan untuk mengambil foto benda yang

jaraknya 2m dari lensa.

Iqbal berpesan, agar saat menggunakan

kameranya, Kartika bisa menggeser lensanya 2,5

Diketahui:

Dit: pergeseran lensa kamera dengan

film

Jawab:

Sebelum mencari seberapa jauh kita

harus menggeser lensa kamera, kita

cari tahu berapa jarak antara lensa

kamera dengan film awalnya.

keadaan mula-mula saat

maka

Kata kunci : Pendapat

Iqbal kurang tepat, lensa

kamera perlu di geser

sejauh 3,3 mm menjauhi

film bukan 2,5 cm

menjauhi film.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

Page 152: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

135

dengan cara

identifikasi

terhadap

alasan yang

tidak

dinyatakan

secara

eksplisit

dalam suatu

argumen.

mm menjauhi film, supaya foto yang dihasilkan

maksimal.

Menurut pendapatmu apakah hal yang diungkapkan

Iqbal sudah tepat?

keadaan saat maka

besar pergeseran lensa kamera

adalah

Berdasarkan perhitungan di atas karena

penjelasan yang kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

Page 153: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

136

maka pergeseran lensa lebih

dari nol artinya pergeseran lensa harus

menjauhi film. Pendapat yang

dikatakan Iqbal kurang tepat, karena

agar kamera bisa memotret jarak 2 m

dengan maksimal ( = 2 m) , lensa

kamera perlu di geser sejauh 3,3 mm

menjauhi film bukan 2,5 cm menjauhi

film.

8. Dasar dalam

mengam

bil

keputusa

n (the

bassic for

decision/

bassic

support)

Menilai kreadibilita

s sumber

berdasarka

n kriteria :

kemampua

n

memberika

n alasan

Disajikan wacana berisi

percobaan

menggunakan

mikroskop.

Siswa diminta

Memberikan

alasan agar

sumber

menjadi

kredibel

tentang kombinasi

lensa objektif

dan lensa

okuler yang

menghasilkan

perbesaran

total terbesar

Kelas XI IPA 1 akan melakukan percobaan biologi untuk mengamati sampel preparat awetan

menggunakan mikroskop di laboratorium IPA.

Guru memerintahkan siswa untuk mengatur lensa

objektif berada 3,5 cm dari preparat dan

mengkombinasikan lensa objektif dan okuler yang

menghasilkan perbesaran total terbesar sesuai

kesepakatan kelompok, di laboratorium tersedia

tiga buah lensa objektif dan dua buah lensa okuler

seperti pada tabel berikut:

Jenis lensa Spesifikasi lensa

objektif

Objektif

1

Objektif

2

Objektif

3

M = 10

kali

M = 50

kali

M = 100

kali

okuler Okuler 1 Okuler 2

M = 50 kali M = 100 kali

Rima berpendapat dengan teman kelompoknya

”kita kombinasikan lensa objektif 3 dengan lensa

okuler 2 untuk menghasilkan perbesaran total

terbesar”

Pendapat rima Benar

Alasan: Untuk menentukan kombinasi lensa

objektif dan okuler yang memiliki

perbesaran total terbesar bisa kita lihat

dari persamaan mikroskop:

= 𝑏×

Berdasarkan persamaan di atas 𝑏

berbanding lurus dengan

, yang berarti semakin besar 𝑏

maka semakin besar

perbesaran total ( ) mikroskop.

Pada tabel dan 𝑏 telah

diketahui nilainya berarti lensa okuler

2 memiliki perbesaran yang lebih

besar dibandingkan dengan lensa

okuler 1 dan lensa objektif 3

memiliki nilai yang paling besar

dibandingkan dengan lensa objektif

1 dan 2.

Kata kunci : benar, lensa okuler 2 memiliki

perbesaran yang lebih

besar dibandingkan dengan

lensa okuler 1 dan lensa

objektif 3 memiliki nilai

yang paling besar

dibandingkan dengan lensa

objektif 1 dan 2.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar, memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

Page 154: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

137

Menurut kalian apakah pendapat Rima benar?

alasan apa yang dapat diberikan Rima agar

teman kelompoknya setuju dan menganggap

pernyataannya adalah benar!

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

9. Dasar

dalam

mengam

bil

keputusa

n (the

bassic for decision/

bassic

support)

Menilai

kreadibilita

s sumber

berdasarka

n kriteria :

kemampua

n memberika

n alasan

Disajikan

wacana berisi

masalah cacat

mata. Siswa

memberikan

penilaian

terhadap kebenaran dari

wacana yang

dibuat

Pak Nanang adalah seorang guru di SDN 04

Pondok Benda. Hari senin, beliau ditugaskan untuk

menjadi pembina upacara dan harus membacakan

teks Pancasila. Pagi hari sebelum berangkat

kesekolah, beliau lupa meletakan kacamata yang

biasa dikenakan untuk membaca, sehingga beliau

ke sekolah tanpa memakai kacamata. Kacamata Pak Nanang tersebut memiliki lensa yang berkekuatan

+3 D.

Sebelum upacara dimulai, Bu Nur

memberikan saran agar Pak Nanang meminjam

kacamata Pak Sukardi yang juga menderita rabun

dekat sehingga Pak Nanang dapat membaca dengan

normal. Akhirnya beliau meminjam kacamata Pak

sukardi atas saran Bu Nur dan saat membaca teks

pancasila, untuk dapat membaca dengan jelas

ternyata beliau harus membaca dengan teks yang

diletakan sedikit lebih jauh dari jarak baca normal

yaitu 50 cm.

Dengan cerita dan kondisi tersebut apakah

keputusan Pak Nanang meminjam kacamata pak

sukardi tepat? Jelaskan jawabanmu!

Jarak baca normal adalah 25 cm dan

saat pak nanang meminjam kacamata

Pak Sukardi, Pak Nanang membaca

lebih jauh dari baca normal yaitu 50 cm

(PP > 25 cm) sehingga Benar sama

seperti pak nanang pak sukardi juga

menderita rabun dekat atau hipermetropi yang harus ditolong

dengan kacamata cembung (kacamata

plus).

Lensa yang biasa digunakan Pak

Nanang +3 D

Perkiraan ukuran kacamata pak sukardi

yang dipinjam pak nanang :

Bedasarkan perhitungan dan penjelasan

diatas maka keputusan Pak Nanang

meminjam kacamata pak sukardi

kurang tepat walaupun sama

menderita hipermetropi namun

kekuatan kacamata yang digunakan

keduanya berbeda yakni pak Nanang

Kata kunci :

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

Page 155: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

138

+3D Pak Sukardi +2 D

10. Dasar

dalam

mengam

bil

keputusa

n (the

bassic for

decision/

bassic

support)

Menilai

kreadibilita

s sumber

berdasarka

n kriteria :

kemampua

n

memberika

n alasan

Disajikan soal

terkait

teropong

panggung

yang dikaitkan

dengan

peristiwa

sehari-hari

dalam bentuk

pembenaran hipotesis,

siswa diminta

untuk

memberikan

pembenaran

terhadap

informasi

tersebut yang

berdasarkan

kemampuan

memberikan

alasan.

Apip, Zahra dan Malika mendapatkan tugas projek

membuat teropong panggung sederhana. Menurut

info yang sudah Apip baca, bahan yang dibutuhkan

adalah 2 buah lensa dan satu tabung karton. Apip

meminta Malika untuk membeli bahan-bahan yang

dibutuhkan yaitu, lensa berkekuatan 2,0 dioptri dan

-4 dioptri serta tabung karton. Menurut Zahra,

“untuk membuat teropong panggung sederhana,

lensa dengan kekuatan 2,0 dioptri dijadikan lensa

objektif dan lensa dengan kekuatan -4 dioptri dijadikan lensa okuler. perbesaran maksimum

teropong yang dibuat adalah 2 kali”

Apakah informasi yang Zahra katakan benar?

jelaskan jawabanmu!

Informasi yang zahra katakan benar.

karena lensa positif digunakan sebagai

lensa objektif, karena berfungsi sebagai

pengumpul sinar dari benda yang

diamati, sedangkan lensa negatif

digunakan sebagi lensa okuler yang

berfungsi sebagai lensa pembalik agar

didapatkan bayangan yang tegak.

kekuatan lensa berbanding terbalik

dengan nilai fokus lensa

sehingga dapat dicari nilai jarak fokus

dari masing-masing lensa

- untuk lensa 2 dioptri

- untuk lensa -4 dioptri

sehingga perbesaran maksimum

teropong sebesar

Kata kunci : Informasi

yang zahra katakan benar.

lensa positif digunakan

sebagai lensa objektif,

sedangkan lensa negatif

digunakan sebagi lensa

okuler.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar, memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

11. Dasar

dalam mengam

bil

Menilai

kreadibilitas sumber

berdasarka

Disajikan

wacana berisi masalah cacat

mata. Siswa

Pak Heri menikmati hari liburnya dengan membaca

koran sambil minum kopi ditemani anaknya, Pak Heri adalah pengguna kacamata dengan kekuatan

lensa +2 dioptri. Hari ini, Pak Heri ingin membaca

diketahui:

ditanya: PP (Jarak terdekat yang masih

Kata kunci : saran yang

dikatakan Benar, Bapak Heri harus menjauhkan

Page 156: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

139

keputusa

n (the

bassic for

decision/

bassic

support)

n kriteria :

kemampua

n

memberika

n alasan

diminta

memutuskan

apa yang

diyakini yaitu

dengan cara

memberikan

dukungan

terhadap suatu

pernyataan.

koran tanpa kacamata seperti orang yang bermata

normal. Namun, saat melepas kacamatanya dan

mendekatkan koran sejauh 25 cm di depan matanya

Pak Heri tidak dapat melihat tulisan dengan jelas.

melihat Bapaknya tidak bisa membaca koran

dengan nyaman tanpa kacamata, si Anak

menyarankan untuk menjauhkan jarak koran

terhadap mata sejauh 50 cm agar Bapaknya bisa

membaca koran tanpa kacamata.

apakah yang dikatakan Anak dari Pak Heri benar? jelaskan Jawabanmu!

bisa dilihat Pak Heri dengan jelas jika

melepaskan kacamatanya)?

jawab :

sesuai dengan perhitungan diatas maka

saran yang dikatakan Anak dari Bapak

Heri Benar, Bapak Heri harus

menjauhkan posisi koran sejauh 50 cm

terhadap matanya jika ingin membaca

koran tanpa bantuan kacamata.

posisi koran sejauh 50 cm terhadap matanya jika

ingin membaca koran tanpa

bantuan kacamata.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar, tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

12. Menyim

pulkan

(inferenc

e)

Membuat

keputusan

dan

memperti

mbangkan

hasil

(make and

judge

value

judgements) dengan

latar

belakang

Disajikan

wacana terkait

cacat mata

miopi, siswa

memutuskan

apa yang

diyakini dan

apa yang akan

dilakukan

terhadap pernyataan

yang

diungkapkan

Nisa dikenal sebagai siswa yang pandai dikelasnya,

namun pada akhir semester ini nilai nisa menurun

sehingga membuat walikelasnya khawatir, ternyata

yang menyebabkan menurunnya nilai nisa adalah

nisa tidak dapat melihat dengan jelas tulisan di

papan tulis. walikelas menghubungi orangtua nisa

dan menyarankan membawa nisa ke dokter mata

untuk melakukan pemeriksaan. Saat konsultasi,

diketahui bahwa nisa mengalami kesulitan

membaca tulisan berjarak 3 m. sehingga, dokter mengatakan untuk mengatasi kelemahannya itu,

nisa disarankan memakai kacamata dengan

kekuatan -1/3 dioptri.

pernyataan dokter adalah benar dan

tepat karena nisa mengalami

mengalami gangguan penglihatan,

dimana titik jauh matanya tidak berada

pada jarak tak terhingga, sebaiknya

segera ditolong menggunakan lensa

negatif. dengan persamaan dibawah ini

akan diketahui bahwa kekuatan lensa

yang disarankan dokter mata nisa

adalah benar sebesar 1/3 dioptri

diketahui :

s =

Kata kunci : Pernyataan

dokter adalah benar dan

tepat, segera ditolong

menggunakan lensa negatif

sebesar 1/3 dioptri.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

Page 157: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

140

fakta bedasarkan

fakta.

bedasarkan penjelasan diatas, apakah yang

dikatakan dokter itu benar? berikan alasanmu!

= 3 m

Ditanya :

Kekuatan lensa yang akan digunakan

pada kacamata nisa?

memberikan penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

13. Dasar

dalam

mengam

bil

keputusa

n (the

bassic for

decision/

bassic

support)

Menilai

kreadibilita

s sumber

berdasarka

n kriteria :

kemampua

n

memberika

n alasan

Disajikan soal

terkait

teropong

panggung

yang dikaitkan

dengan

peristiwa

sehari-hari

dalam bentuk

pembenaran

hipotesis,

siswa diminta untuk

memberikan

pembenaran

terhadap

informasi

tersebut yang

Apip, Zahra dan Malika mendapatkan tugas projek

membuat teropong panggung sederhana. Menurut

info yang sudah Apip baca, bahan yang dibutuhkan

adalah 2 buah lensa dan satu tabung karton. Apip

meminta Malika untuk membeli bahan-bahan yang

dibutuhkan. Ketika sudah di toko malika membeli

lensa berkekuatan 2,0 dioptri, 3,0 dioptri dan -4

dioptri.

Menurut Zahra, “untuk membuat teropong

panggung sederhana, lensa dengan kekuatan 2,0

dioptri akan menghasilkan perbesaran maksimum

yang lebih besar dibandingkan dengan lensa berkekuatan 3,0 dioptri, lensa 2,0 dioptri dijadikan

lensa objektif dan lensa dengan kekuatan -4 dioptri

dijadikan lensa okuler. ”

Apakah informasi yang Zahra katakan benar?

jelaskan jawabanmu!

Informasi yang zahra katakan benar.

karena lensa positif digunakan sebagai

lensa objektif, karena berfungsi sebagai

pengumpul sinar dari benda yang

diamati, sedangkan lensa negatif

digunakan sebagi lensa okuler yang

berfungsi sebagai lensa pembalik agar

didapatkan bayangan yang tegak.

kekuatan lensa berbanding terbalik

dengan nilai fokus lensa

sehingga dapat dicari nilai jarak fokus

dari masing-masing lensa

- untuk lensa 2 dioptri

Kata kunci : Informasi

benar. karena lensa positif

digunakan sebagai lensa

objektif, karena berfungsi

sebagai pengumpul sinar

dari benda yang diamati,

sedangkan lensa negatif

digunakan sebagi lensa

okuler yang berfungsi

sebagai lensa pembalik

agar didapatkan bayangan yang tegak.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

Page 158: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

141

berdasarkan

kemampuan

memberikan

alasan.

- untuk lensa 3 dioptri

- untuk lensa -4 dioptri

sehingga perbesaran maksimum

teropong sebesar

- dengan lensa objektif +2 D

- dengan lensa objektif +3 D

3 Jawaban benar, memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

14. Menyim

pulkan

(inferenc

e)

Membuat

pernyataan

nilai untuk

memutusk

an apa yang

diyakini

dan

dilakukan

bedasarkan

adanya

alternatif

Disajikan

wacana dan

tabel hasil

pengamatan

mengenai cacat mata

siswa

menganalisis

kekuatan kaca

mata yang

digunakan.

Farah adalah siswa kelas 6 di SDIT Nurfatahillah,

saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung,

Farah mengeluhkan kepada teman sebangkunya,

Citra, bahwa dia tidak bisa melihat tulisan pada

papan tulis dengan jelas. Akhirnya, Farah dibantu Citra dalam menyelesaikan catatannya. Ketika jam

istirahat, Citra ingin membantu farah agar Farah

dapat membaca tulisan pada papan tulis dengan

jelas, Citra meminta Farah pindah tempat duduk

dari satu kursi ke kursi yang lain. Gambar denah

kelas yang di tempel di dinding menunjukkan

bahwa panjang kelas mereka adalah 8 m degan

jarak antar kursi 1 m.

Diketahui:

Ditanya:

Jawab :

Farah menderita miopi karena semakin

dekat farah duduk dengan papan tulis

semakin jelas farah melihat tulisan

pada papan tulis.

Kata kunci : menderita

miopi, lensa yang harus

digunakan farah - 0,25 D.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas, fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

Page 159: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

142

Posisi

awal

farah

5 meter

dari

papan

tulis

4 meter

dari

papan

tulis

3 meter

dari

papan

tulis

Tidak

jelas buram jelas jelas

Setelah didapatkan data, lalu Citra mengatakan

pada farah bahwa Farah menderita cacat mata

miopi (rabun jauh) dan harus menggunakan

kacamata cekung dengan kekuatan -1D. Bedasarkan hasil observasi citra berikan pernyataan

kalian!

Maka lensa yang harus digunakan farah

bukan – 1D namun - 0,25 D

2 Jawaban benar, tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

15. Menyim

pulkan

(inferenc

e)

Memberik

an asumsi

yang

masuk akal

Disajikan hasil

eksperimen

siswa diminta

memberikan

asumsi dan

menjadikan

kesimpulan

dari hasil

eksperimen.

Dewita melakukan eksperimen sederhana untuk

mengetahui perbesaran bayangan benda yang

dihasilkan oleh lup. Kegiatan yang Dewita lakukan

adalah melakukan pengamatan perbesaran

bayangan menggunakan tiga lup yang memiliki

jarak fokus yang berbeda. Didapatkan hasil

observasi sebagai berikut:

Lup 1

Lup 2

Lup 3

Asumsi yang tepat sesuai dengan

eksperimen sederhana yang Wawan

lakukan yaitu: Karena Gambar 1 memiliki

perbesaran yang terkecil, maka lup

yang digunakan memiliki panjang

fokus lensa lebih besar dari fokus

lensa lup 2 dan lup 3.

Gambar 2 memilik perbesaran yang

sedang, maka lup yang digunakan memiliki panjang fokus lensa lebih

kecil dari fokus lensa lup 1, namun

lebih lebih besar dari fokus lup 3.

Kata kunci : Perbesaran

bayangan yang dihasilkan

berbanding terbalik dengan

jarak fokus lup. yang

berarti semakin kecil

panjang fokus lup, semakin

besar bayangan yang

didapat.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

Page 160: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

143

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan

oleh Dewita, buatlah asumsi yang tepat

mengenai lup 1, lup 2 lup 3!

Gambar 3 memiliki perbesaran

yang terbesar,

Berdasarkan persamaan lup:

Dari asumsi tersebut, perbesaran

bayangan yang dihasilkan lup dapat

ditulis sebagai berikut:

Yang mana Perbesaran bayangan yang dihasilkan berbanding terbalik dengan

jarak fokus lup. yang berarti semakin

kecil panjang fokus lup, semakin besar

bayangan yang didapat.

penjelasan jelas, fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

16. Menyim

pulkan

(inferenc

e)

Membuat

keputusan

dan

memperti

mbangkan

hasil

(make and judge

value

judgement

s) dengan

latar

belakang

fakta

Disajikan

wacana terkait

cacat mata,

siswa

memutuskan

apa yang

diyakini dengan

memberi

pernyataan

bernilai positif

atau negatif.

Ibu Nur menjelaskan dalam pembelajaran fisika

bahwa posisi benda dapat terlihat jelas jika dilihat

di daerah penglihatan mata, posisi benda terjauh

yang masih dapat dilihat dengan jelas disebut titik

jauh. Pada mata normal, titik jauh mata berada pada

jarak tak terhingga. Beberapa faktor bisa

mempengaruhi titik terjauh seseorang contohnya, faktor usia, faktor keturunan, dan faktor kebiasaan

buruk. Faktor-faktor tersebut menyebabkan titik

terjauh seseorang berada pada jarak tertentu. Lalu

Zahra menceritakan kondisi adiknya yang berumur

12 tahun yang hanya bias melihat benda jauh

dengan jelas sampai jarak 100 cm.

Ibu Nur mendengar cerita Zahra dan memberikan

kesempatan kepada siswa-siswa lain untuk

menanggapi cerita tersebut, berikut adalah

tanggapan dari teman-teman Zahra.

Fajar : “Adik Zahra mengalami cacat mata

Hipermetropi”

Pernyataa Fajar Salah

Pernyataan Malika benar namun

kurang tepat

Pernyataan Rafif salah

Pernyataan Ina benar dan tepat

Penjelasan: pernyataan yang diberikan

harus sesuai dengan fakta titik jauh pada mata normal.

Pernyataan Fajar salah karena

adik Zahra memiliki titik jauh

hanya 100 cm sedangkan

hipermentropi adalah kondisi

dimana mana memiliki titik dekat

lebih jauh dari mata normal dan

memiliki titik jauh tak terhingga.

Pernyataan Malika benar namun

kurang tepat, karena Adik Zahra

mengalami gangguan

Kata kunci : Pernyataa

Fajar Salah

Pernyataan Malika benar

namun kurang tepat

Pernyataan Rafif salah

Pernyataan Ina benar dan

tepat.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar, memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

Page 161: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

144

Malika : ”Adik Zahra mengalami cacat mata miopi

sebaiknya segera ditolong dengan menggunakan

kacamata berlensa negatif”

Rafif : “Adik Zahra harus segera ditolong dengan

menggunakan kacamata berlensa konvergen yang

berkekuatan +1 D”

Ina : ”Adik Zahra mengalami cacat mata miopi,

sebaiknya segera ditolong dengan menggunakan

kacamata berlensa negatif yang berkekuatan -1 D”

Berdasarkan Narasi dan fakta di atas,

pernyataan siapakah yang benar, dan jelaskan

jawabanmu!

penglihatan, dimana titik jauh

matanya tidak berada pada jarak

tak terhingga, sebaiknya segera

ditolong menggunakan lensa

negatif. Namun Ayu tidak

menyebutkan berapa kekuatan

lensa yang harus digunakan.

Pernyataan Rafif salah karena

lensa konvergen bersifat

mengumpulkan cahaya,

sedangkan adik Zahra membutuhkan lensa divergen

yang dapat menyebarkan sinar

yang melewatinya sehingga

bayangan yang terbentuk di

belakang lensa (masih di depan

retina) akan bergeser ke belakang

menuju retina.

Pernyataan ina benar karena Adik

Zahra mengalami gangguan

penglihatan, dimana titik jauh

matanya tidak berada pada jarak

tak terhingga, kekuatan lensa yang diperlukan untuk menolong

cacat mata jenis ini yaitu:

2 Jawaban benar, tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

Page 162: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

145

17. Strategi

dan

taktik

(strategie

s and

tactics)

Menentuka

n suatu

tindakan :

Memilih

kriteria

untuk

memperti

mbangkan solusi yang

mungkin

Disajikan

wacana

tentang

penerapan

prinsip

pemaantulan

dan pembiasan

pada cermin dan lensa

Guru fisika memberikan tugas kepada Icha untuk

melakukan percobaan sederhana yaitu membakar

kertas dengan menggunakan sinar matahari.

Sebagai alat bantu, Icha diberikan beberapa jenis

lensa yaitu lensa cekung dan lensa cembung. Mana

di antara lensa-lensa tersebut yang harus digunakan

oleh Icha untuk melakukkan percobaan?

Lensa cekung adalah lensa yang

bersifat menyebarkan cahaya,

sedangkan lensa cembung adalah lensa

yang bersifat mengumpulkan cahaya.

Di antara kedua lensa tersebut lensa

yang harus dipilih Icha adalah lensa

cembung. Karena untuk membuat

kertas terbakar panas dari cahaya matahari harus dikumpulkan di satu

titik fokus dan panas yang terkumpul

akan menyebabkan kertas

terbakar.sehingga dibutuhkan lensa

yang bersifat mengumpulkan cahaya.

Kata kunci : lensa cembung

adalah lensa yang bersifat

mengumpulkan cahaya.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

18. Strategi

dan

taktik

Berinterak

si dengan

orang lain :

Disajikan

wacana

tentang

Dinda dan Diana pergi berlibur bersama ke Pantai.

Saat berlibur Diana membawa kamera

kesayangannya. Sanpainya di Pantai, Diana

Strategi logis yang harus dilakukan

Diana adalah dengan:

Memberikan penjelasan singkat kepada

Kata kunci : Pemfokusan

Page 163: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

146

(strategie

s and

tactics)

strategi

yang logis

penggunaan

kamera. Siswa

membuat

strategi yang

logis terkait

permasalahan

tersebut.

meminta Dinda untuk mengambil foto dirinya

menggunakan kamera yang dia bawa. Namun, hasil

foto yang diambil Dinda selalu tampak buram

karena Dinda tidak bisa mengambil foto

menggunakan kamera.

Strategi apa yang harus dilakukan Diana agar hasil

foto yang diambil Dinda menggunakan kamera

tidak buram?

Dinda bahwa ada bagian dari kamera

yang berfungsi untuk memfokuskan

gambar. Pemfokusan ini dilakukan

dengan cara mengubah kedudukan

lensa terhadap benda sesuai dengan

jarak benda yang akan difoto. Dinda

harus memutar cincin pengatur lensa

hingga gambar terlihat jelas dan tajam.

dilakukan dengan cara mengubah kedudukan lensa

terhadap benda.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

19. Strategi

dan

taktik

(strategie

s and

tactics)

Berinterak

si dengan

orang lain :

strategi

yang logis

Disajikan

wacana

tentang

kecerobohan

penggunaan

kamera. Siswa

membuat

strategi yang

logis terkait permasalahan

tersebut.

Iqbal tergabung dalam klub Fotografi di SMA.

Klub fotografi mengadakan workshop tentang

fungsi dan cara merawat kamera dengan baik.

Selain materi tersebut, Marsha selaku pemateri

dalam workshop tersebut menyampaikan

kecerobohan dalam penggunaan kamera yang

beresiko membuat kamera rusak. Salah satu

kecerobohan itu adalah mengarahkan lensa kamera

langsung pada saat terjadi gerhana matahari. Marsha mengklaim bahwa tindakan tersebut dapat

merusak kamera dan mata pengguna kamera.

Dalam sesi diskusi, Tono berpendapat bahwa

Strategi yang logis yang dapat

dilakukan marsha adalah :

Menguji bahwa sinar matahari yang

masuk ke lensa objektif pada kamera

dapat membakar benda dibelakangnya

jika lensa tersebut diarahkan secara

langsung pada saat gerhana matahari.

lensa objektif pada kamera adalah lensa

cembung, sehingga mekanismenya sama seperti lup yang dapat membakar

kertas jika kertas tersebut diletakan di

bawah terik matahari. Caranya dengan

Kata kunci : Menguji

bahwa sinar matahari yang

masuk ke lensa objektif

pada kamera dapat

membakar benda

dibelakangnya jika lensa

tersebut diarahkan secara

langsung pada saat gerhana

matahari.

Skor Kriteria

Page 164: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

147

tindakan tersebut tidak akan merusak mata, hanya

akan merusak sensor kamera saja.

Strategi yang logis apakah yang dapat dilakukan

marsha untuk membuktikan pernyataannya tersebut

benar atau salah!

melepas lensa objektif kamera

kemudian meletakkannya di atas

kertas. Setelah diletakkan di bawah

terik matahari dengan kertaas dibawah

lensa kamera pada kertaskana terlihat

bercak hitam, bahkan jika waktu

penyinarannya lebih lama akan

mengakibatkan kertas tersebut

terbakar. Karena lensa cembung

bekerja dengan mengumpulkan cahaya

pada satu titik. Inilah yang menyebabkan kertas yang diletakkan di

bawah lensa cembung dengan kondisi

lensa mendapat cahaya dari matahari

dapat terbakar.

Pada kamera cahaya yang masuk

melalui lensa akan difokuskan pada

sensor/film dan dipantulkan oleh

cermin sehingga terlihat melalui

viewinder. Dampak dari mengarahkan

kemera langsung pada saat gerhana

matahari yaitu selain dapat merusak

sensor/film juga akan merusak mata jika melihat melalui viewfinder kamera

4 Jawaban benar, memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

20. Strategi

dan

taktik

(Strategi

es and

tactics)

Berinterak

si dengan

orang lain :

strategi

yang logis

Disajikan

perbandingan

hasil dari

observasi 2

kelompok

siswa. siswa

diminta

memnberikan

strategi yang

Kelas X MIA 1 ditugaskan untuk mengamati

trikomata pada daun tumbuhan Durio zibethinus

pada saat pembelajaran Biologi. Setiap kelompok

terdiri empat orang. Guru memerintahkan

pengaturan yang sama pada mikroskop yang

digunakan oleh setiap kelompok. Kelompok Novi

mengalami kesulitan, gambar yang terbentuk tidak

tajam, berbeda dengan kelompok lainnnya.

Strategi yang logis yang dapat

dilakukan oleh Fajar yaitu:

memindahkan mikroskop tersebut ke

tempat yang memiliki cahaya lebih

banyak. Selain dengan cara itu, Fajar

juga dapat menggunakan senter sebagi

pengganti sumber cahaya matahari.

Senter diletakkan di bawah meja

preparat, kemudian senter tersebut

Kata kunci : Memindahkan

ketempat terang atau

kesalahan terjadi pada

lensanya yang telah usang

ataupun rusak akibat

kesalahan perawatan lensa.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

Page 165: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

148

logis yang

dapat

dilakukan

untuk

merespon

adanya suatu

tantangan. Gambar milik

kelompok lain

Gambar milik

kelompok Novi

Reza memberikan masukan kepada teman

sekelompok Novi, bahwa mikroskop yang

digunakan oleh kelompoknya tidak mendapatkan

cahaya yang cukup, sehingga harus memindahkan

posisi mikroskop ke tempat yang lebih banyak

cahaya.

Strategi yang logis apakah yang dapat dilakukan Novi untuk membuktikan pernyataan klaimnya

tersebut benar atau salah?

dinyalakan sehingga menyinari meja

preparat.Jika dengan cara ini pun

gambar yang diamati masih buram,

maka Fajar harus mengganti lensa

okuler/eyepiece mikroskop kelompok

Novi. Bisa jadi, kesalahan terjadi pada

lensanya yang telah usang ataupun

rusak akibat kesalahan perawatan

lensa.

memberikan penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

Page 166: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

149

Lampiran B. 3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes

a. Lembar Validasi Ahli materi

Page 167: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

150

Page 168: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

151

b. Lembar Validasi Ahli konstruk

Page 169: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

152

Page 170: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

153

Page 171: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

154

c. Uji validasi butir soal

Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 16 Nama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\SLOVE\BISMILLAH WAFIQOH ZAKIAH S.PD\SIAP DIBIMBING\ANATEST\ANATEST FIX.AUR

No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 0,323 - 2 0,530 Signifikan 3 0,502 Signifikan 4 0,452 Signifikan 5 0,672 Sangat Signifikan 6 0,694 Sangat Signifikan 7 0,529 Signifikan 8 0,681 Sangat Signifikan 9 0,672 Sangat Signifikan 10 0,282 - 11 0,353 - 12 0,809 Sangat Signifikan 13 0,381 - 14 0,742 Sangat Signifikan 15 0,543 Signifikan 16 0,696 Sangat Signifikan Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

Page 172: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

155

d. Uji Relabilitas Instrumen

Page 173: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

156

e. Uji Daya Beda

f. Uji Taraf Kesukaran

Page 174: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

157

g. Uji Taraf Kesukaran

Page 175: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

158

Lampiran B. 4 Soal Tes yang Digunakan

Kompetensi Dasar : 3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa Materi Pokok : Alat-alat Optik

Kelas/ Semester : XI/ Genap

Jenis Tes : Uraian Jumlah Soal : 10

No

Aspek

Berpikir

Kritis

Indikator

Berpikir

Kritis

Indikator Soal Soal Kunci Jawaban Rubrik Penskoran

1. Klarifikasi dasar

(element

ary

clarificat

ion)

Menjawab pertanyaan

klarifikasi

Disajikan wacana berisi

tentang solusi

permasalahan

kontekstual

dengan konsep

lup beserta

pertanyaan

terkait. Siswa

memberikan

jawaban yang

tepat terhadap pertanyaan

tersebut

Pak Yana adalah ketua panitia pemilu yang menderita hipermetropi dan menggunakan

kacamata berkekuatan lensa +2 D, Pak Yana akan

memeriksa surat suara yang akan digunakan dalam

pemilu menggunakan lup dengan kekuatan 5 D.

Melihat kondisi Pak Yana, Andi yang merupakan

seorang anggota panitia pemilu menyarankan Pak

Yana untuk melepas kacamatanya dan mengganti

dengan lensa yang lebih besar. Pak Yana bertanya

“mengapa harus mengganti lupnya dengan

kekuatan yang lebih besar?

bantulah Andi menjelaskan alasannya kepada Pak Yana?

Pak yana menggunakan kacamata dengan kekuatan +2D. Artinya titik

dekat (PP) Pak yana adalah:

Titik dekat pak yana adalah 50 cm. lup

yang akan digunakan Pak Yana

berkekuatan 5 D. Maka ketika pak yana

menggunakan lup tersebut untuk memeriksa surat suara dapat

memperbesar benda sebesar:

Ketika mengamati dengan

Kata kunci : Pak Yana bisa melihat tanpa kacamata

dengan kekuatan

perbesaran yang sama

dengan mengganti lup

dengan kekuatan yang

lebih kecil yaitu 2,5 dioptri

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

Page 176: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

159

kacamata maka mata dengan

kondisi tidak berakomodasi dan

titik dekatnya menjadi 25 cm

seperti mata normal

Ketika mengamati dengan mata

berakomodasi maka

Apabila lup akan diganti dengan

perbesaran yang sama maka

kekuatan lensa lup yang

dibutuhkan adalah :

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

Page 177: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

160

Pak Yana bisa melihat tanpa kacamata

dengan kekuatan perbesaran yang sama

dengan mengganti lup dengan kekuatan

yang lebih kecil yaitu 2,5 dioptri.

2. Klarifika

si dasar

(element

ary

clarificat

ion)

Menjawab

pertanyaan

klarifikasi

Disajikan

wacana berisi

tentang solusi

permasalahan

kontekstual

dengan konsep

lup beserta pertanyaan

terkait. Siswa

memberikan

jawaban yang

tepat terhadap

pertanyaan

tersebut

Lili ingin memperbaiki arlojinya yang rusak

sehingga Lili datang ke toko Pak Maman. Pak

Maman adalah seorang tukang reparasi arloji yang

menderita cacat mata hipermetropi. Pak maman

menggunakan kacamata yang berkekuatan lensa

+2D. Ketika akan mereparasi arloji lili, Pak Maman

menggunakan lup dengan kekuatan 10 D sehingga menghasilkan perbesaran tertentu. Melihat kondisi

Pak Maman, Lili menyarankan Pak Maman untuk

tidak menggunakan kacamatanya ketika

memperbaiki arloji dan mengganti lupnya dengan

kekuatan yang lebih kecil dari 10 D. Pak maman

bertanya “mengapa harus mengganti lupnya dengan

kekuatan yang lebih kecil dari 10 D?”.

Bantulah Lili menjelaskan alasannya kepada Pak

Maman!

Pak maman menggunakan kacamata

dengan kekuatan +2D. Artinya titik

dekat (PP) Pak maman adalah:

Titik dekat pak maman adalah 50 cm.

lup yang dimiliki pak maman

berkekuatan 10 D. Maka ketika pak

maman menggunakan lup tersebut

untuk melihat benda-benda kecil di

dalam arloji lup tersebut dapat

memperbesar benda sebesar:

Ketika mengamati dengan

kacamata maka mata dengan

kondisi tidak berakomodasi dan

titik dekatnya menjadi 25 cm seperti mata normal

Kata kunci : Pak maman

bisa memperbaiki tanpa

kacamata dengan kekuatan

perbesaran yang sama

dengan mengganti lup

dengan kekuatan yang

lebih kecil yaitu 5 dioptri.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

Page 178: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

161

Ketika mengamati dengan mata

berakomodasi maka

Apabila lup akan diganti dengan

perbesaran yang sama maka

kekuatan lensa lup yang

dibutuhkan adalah :

Pak maman bisa memperbaiki

tanpa kacamata dengan kekuatan

perbesaran yang sama dengan

mengganti lup dengan kekuatan

Page 179: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

162

yang lebih kecil yaitu 5 dioptri.

3. Dasar

dalam

mengam

bil

keputusa

n (the

bassic for

decision/bassic

support)

Menilai

kreadibilita

s sumber

berdasarka

n kriteria :

kemampua

n

memberikan alasan

Disajikan

wacana berisi

percobaan

menggunakan

mikroskop.

Siswa diminta

Memberikan

alasan agar sumber

menjadi

kredibel

tentang

kombinasi

lensa objektif

dan lensa

okuler yang

menghasilkan

perbesaran

total terbesar

Kelas XI IPA 1 akan melakukan percobaan biologi

untuk mengamati sampel preparat awetan

menggunakan mikroskop di laboratorium IPA.

Guru memerintahkan siswa untuk mengatur lensa

objektif berada 3,5 cm dari preparat dan

mengkombinasikan lensa objektif dan okuler yang

menghasilkan perbesaran total terbesar sesuai

kesepakatan kelompok, di laboratorium tersedia tiga buah lensa objektif dan dua buah lensa okuler

seperti pada tabel berikut:

Jenis lensa Spesifikasi lensa

objektif

Objektif

1

Objektif

2

Objektif

3

M = 10 kali

M = 50 kali

M = 100 kali

okuler Okuler 1 Okuler 2

M = 50 kali M = 100 kali

Rima berpendapat dengan teman kelompoknya

”kita kombinasikan lensa objektif 3 dengan lensa

okuler 2 untuk menghasilkan perbesaran total

terbesar”

alasan apa yang dapat diberikan Rima agar

teman kelompoknya setuju dan menganggap

pernyataannya adalah benar!

Pendapat rima Benar

Alasan: Untuk menentukan kombinasi lensa

objektif dan okuler yang memiliki

perbesaran total terbesar bisa kita lihat

dari persamaan mikroskop:

= 𝑏×

Berdasarkan persamaan di atas 𝑏

berbanding lurus dengan

, yang berarti semakin besar 𝑏

maka semakin besar

perbesaran total ( ) mikroskop.

Pada tabel dan 𝑏 telah

diketahui nilainya berarti lensa okuler

2 memiliki perbesaran yang lebih

besar dibandingkan dengan lensa

okuler 1 dan lensa objektif 3

memiliki nilai yang paling besar

dibandingkan dengan lensa objektif

1 dan 2.

Kata kunci : benar, lensa

okuler 2 memiliki

perbesaran yang lebih

besar dibandingkan dengan

lensa okuler 1 dan lensa

objektif 3 memiliki nilai

yang paling besar

dibandingkan dengan lensa objektif 1 dan 2.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

4. Dasar

dalam

mengam

bil

keputusa

Menilai

kreadibilita

s sumber

berdasarka

n kriteria :

Disajikan soal

terkait

teropong

panggung

yang dikaitkan

Apip, Zahra dan Malika mendapatkan tugas projek

membuat teropong panggung sederhana. Menurut

info yang sudah Apip baca, bahan yang dibutuhkan

adalah 2 buah lensa dan satu tabung karton. Apip

meminta Malika untuk membeli bahan-bahan yang

Informasi yang zahra katakan benar.

karena lensa positif digunakan sebagai

lensa objektif, karena berfungsi sebagai

pengumpul sinar dari benda yang

diamati, sedangkan lensa negatif

Kata kunci : Informasi

yang zahra katakan benar.

lensa positif digunakan

sebagai lensa objektif,

Page 180: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

163

n (the

bassic for

decision/

bassic

support)

kemampua

n

memberika

n alasan

dengan

peristiwa

sehari-hari

dalam bentuk

pembenaran

hipotesis,

siswa diminta

untuk

memberikan

pembenaran

terhadap informasi

tersebut yang

berdasarkan

kemampuan

memberikan

alasan.

dibutuhkan yaitu, lensa berkekuatan 2,0 dioptri dan

-4 dioptri serta tabung karton. Menurut Zahra,

“untuk membuat teropong panggung sederhana,

lensa dengan kekuatan 2,0 dioptri dijadikan lensa

objektif dan lensa dengan kekuatan -4 dioptri

dijadikan lensa okuler. perbesaran maksimum

teropong yang dibuat adalah 2 kali”

Mengapa Zahra berkata demikian? Bantulah Zahra

menjelaskan alasannya!

digunakan sebagi lensa okuler yang

berfungsi sebagai lensa pembalik agar

didapatkan bayangan yang tegak.

kekuatan lensa berbanding terbalik

dengan nilai fokus lensa

sehingga dapat dicari nilai jarak fokus

dari masing-masing lensa

- untuk lensa 2 dioptri

- untuk lensa -4 dioptri

sehingga perbesaran maksimum

teropong sebesar

sedangkan lensa negatif digunakan sebagi lensa

okuler.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

5. Dasar

dalam

mengam

bil

keputusa

n (the

bassic for

decision/bassic

support)

Menilai

kreadibilita

s sumber

berdasarka

n kriteria :

kemampua

n

memberikan alasan

Disajikan

wacana berisi

masalah cacat

mata. Siswa

diminta

memutuskan

apa yang

diyakini yaitu dengan cara

memberikan

dukungan

Pak Heri menikmati hari liburnya dengan membaca

koran sambil minum kopi ditemani anaknya, Pak

Heri adalah pengguna kacamata dengan kekuatan

lensa +2 dioptri. Hari ini, Pak Heri ingin membaca

koran tanpa kacamata seperti orang yang bermata

normal. Namun, saat melepas kacamatanya dan

mendekatkan koran sejauh 25 cm di depan matanya

Pak Heri tidak dapat melihat tulisan dengan jelas. melihat Bapaknya tidak bisa membaca koran

dengan nyaman tanpa kacamata, si Anak

menyarankan untuk menjauhkan jarak koran

diketahui:

ditanya: PP (Jarak terdekat yang masih

bisa dilihat Pak Heri dengan jelas jika

melepaskan kacamatanya)? jawab :

Kata kunci : saran yang

dikatakan Benar, Bapak

Heri harus menjauhkan

posisi koran sejauh 50 cm

terhadap matanya jika

ingin membaca koran tanpa

bantuan kacamata.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

Page 181: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

164

terhadap suatu

pernyataan.

terhadap mata sejauh 50 cm agar Bapaknya bisa

membaca koran tanpa kacamata.

apakah yang dikatakan Anak dari Pak Heri benar?

jelaskan Jawabanmu!

sesuai dengan perhitungan diatas maka

saran yang dikatakan Anak dari Bapak

Heri Benar, Bapak Heri harus

menjauhkan posisi koran sejauh 50 cm

terhadap matanya jika ingin membaca

koran tanpa bantuan kacamata.

memberikan penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

6. Menyim

pulkan

(inferenc

e)

Membuat

keputusan

dan

mempertimbangkan

hasil

(make and

judge

value

judgement

s) dengan

latar

belakang

fakta

Disajikan

wacana terkait

cacat mata

miopi, siswa memutuskan

apa yang

diyakini dan

apa yang akan

dilakukan

terhadap

pernyataan

yang

diungkapkan

bedasarkan

fakta.

Nisa dikenal sebagai siswa yang pandai dikelasnya,

namun pada akhir semester ini nilai nisa menurun

sehingga membuat walikelasnya khawatir, ternyata

yang menyebabkan menurunnya nilai nisa adalah nisa tidak dapat melihat dengan jelas tulisan di

papan tulis. walikelas menghubungi orangtua nisa

dan menyarankan membawa nisa ke dokter mata

untuk melakukan pemeriksaan. Saat konsultasi,

diketahui bahwa nisa mengalami kesulitan

membaca tulisan berjarak 3 m. sehingga, dokter

mengatakan untuk mengatasi kelemahannya itu,

nisa disarankan memakai kacamata dengan

kekuatan -1/3 dioptri.

bedasarkan penjelasan diatas, apakah yang

dikatakan dokter itu benar? berikan alasanmu!

pernyataan dokter adalah benar dan

tepat karena nisa mengalami

mengalami gangguan penglihatan,

dimana titik jauh matanya tidak berada pada jarak tak terhingga, sebaiknya

segera ditolong menggunakan lensa

negatif. dengan persamaan dibawah ini

akan diketahui bahwa kekuatan lensa

yang disarankan dokter mata nisa

adalah benar sebesar 1/3 dioptri

diketahui :

s =

= 3 m Ditanya :

Kekuatan lensa yang akan digunakan

pada kacamata nisa?

Kata kunci : Pernyataan

dokter adalah benar dan

tepat, segera ditolong

menggunakan lensa negatif sebesar 1/3 dioptri.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

Page 182: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

165

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

7. Menyim

pulkan

(inferenc

e)

Membuat

keputusan

dan

memperti

mbangkan

hasil

(make and

judge

value

judgement

s) dengan

latar belakang

fakta

Disajikan

wacana terkait

cacat mata,

siswa

memutuskan

apa yang

diyakini

dengan

memberi

pernyataan

bernilai positif

atau negatif.

Ibu Nur menjelaskan dalam pembelajaran fisika

bahwa posisi benda dapat terlihat jelas jika dilihat

di daerah penglihatan mata, posisi benda terjauh

yang masih dapat dilihat dengan jelas disebut titik

jauh. Pada mata normal, titik jauh mata berada pada

jarak tak terhingga. Beberapa faktor bisa

mempengaruhi titik terjauh seseorang contohnya,

faktor usia, faktor keturunan, dan faktor kebiasaan

buruk. Faktor-faktor tersebut menyebabkan titik

terjauh seseorang berada pada jarak tertentu. Lalu

Zahra menceritakan kondisi adiknya yang berumur

12 tahun yang hanya bias melihat benda jauh dengan jelas sampai jarak 100 cm.

Ibu Nur mendengar cerita Zahra dan memberikan

kesempatan kepada siswa-siswa lain untuk

menanggapi cerita tersebut, berikut adalah

tanggapan dari teman-teman Zahra.

Fajar : “Adik Zahra mengalami cacat mata

Hipermetropi”

Malika : ”Adik Zahra mengalami cacat mata miopi

sebaiknya segera ditolong dengan menggunakan

kacamata berlensa negatif”

Rafif : “Adik Zahra harus segera ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa konvergen yang

berkekuatan +1 D”

Pernyataa Fajar Salah

Pernyataan Malika benar namun

kurang tepat

Pernyataan Rafif salah

Pernyataan Ina benar dan tepat

Penjelasan: pernyataan yang diberikan

harus sesuai dengan fakta titik jauh

pada mata normal.

Pernyataan Fajar salah karena

adik Zahra memiliki titik jauh

hanya 100 cm sedangkan hipermentropi adalah kondisi

dimana mana memiliki titik dekat

lebih jauh dari mata normal dan

memiliki titik jauh tak terhingga.

Pernyataan Malika benar namun

kurang tepat, karena Adik Zahra

mengalami gangguan

penglihatan, dimana titik jauh

matanya tidak berada pada jarak

tak terhingga, sebaiknya segera

ditolong menggunakan lensa negatif. Namun Ayu tidak

menyebutkan berapa kekuatan

Kata kunci : Pernyataa

Fajar Salah

Pernyataan Malika benar

namun kurang tepat

Pernyataan Rafif salah

Pernyataan Ina benar dan

tepat.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

Page 183: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

166

Ina : ”Adik Zahra mengalami cacat mata miopi,

sebaiknya segera ditolong dengan menggunakan

kacamata berlensa negatif yang berkekuatan -1 D”

Berdasarkan Narasi dan fakta di atas,

pernyataan siapakah yang benar, dan jelaskan

jawabanmu!

lensa yang harus digunakan.

Pernyataan Rafif salah karena

lensa konvergen bersifat

mengumpulkan cahaya,

sedangkan adik Zahra

membutuhkan lensa divergen

yang dapat menyebarkan sinar

yang melewatinya sehingga

bayangan yang terbentuk di

belakang lensa (masih di depan

retina) akan bergeser ke belakang menuju retina.

Pernyataan ina benar karena Adik

Zahra mengalami gangguan

penglihatan, dimana titik jauh

matanya tidak berada pada jarak

tak terhingga, kekuatan lensa

yang diperlukan untuk menolong

cacat mata jenis ini yaitu:

Page 184: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

167

8. Strategi

dan

taktik

(strategie

s and

tactics)

Berinterak

si dengan

orang lain :

strategi

yang logis

Disajikan

wacana

tentang

penggunaan

kamera. Siswa

membuat

strategi yang

logis terkait

permasalahan

tersebut.

Dinda dan Diana pergi berlibur bersama ke Pantai.

Saat berlibur Diana membawa kamera

kesayangannya. Sanpainya di Pantai, Diana

meminta Dinda untuk mengambil foto dirinya

menggunakan kamera yang dia bawa. Namun, hasil

foto yang diambil Dinda selalu tampak buram

karena Dinda tidak bisa mengambil foto

menggunakan kamera.

Strategi apa yang harus dilakukan Diana agar hasil

foto yang diambil Dinda menggunakan kamera tidak buram?

Strategi logis yang harus dilakukan

Diana adalah dengan:

Memberikan penjelasan singkat kepada

Dinda bahwa ada bagian dari kamera

yang berfungsi untuk memfokuskan

gambar. Pemfokusan ini dilakukan

dengan cara mengubah kedudukan

lensa terhadap benda sesuai dengan

jarak benda yang akan difoto. Dinda

harus memutar cincin pengatur lensa

hingga gambar terlihat jelas dan tajam.

Kata kunci : Pemfokusan

dilakukan dengan cara

mengubah kedudukan lensa

terhadap benda.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

9. Strategi

dan

taktik

(strategie

s and

tactics)

Berinterak

si dengan

orang lain :

strategi

yang logis

Disajikan

wacana

tentang

kecerobohan

penggunaan

kamera. Siswa

membuat strategi yang

logis terkait

permasalahan

Iqbal tergabung dalam klub Fotografi di SMA.

Klub fotografi mengadakan workshop tentang

fungsi dan cara merawat kamera dengan baik.

Selain materi tersebut, Marsha selaku pemateri

dalam workshop tersebut menyampaikan

kecerobohan dalam penggunaan kamera yang

beresiko membuat kamera rusak. Salah satu kecerobohan itu adalah mengarahkan lensa kamera

langsung pada saat terjadi gerhana matahari.

Marsha mengklaim bahwa tindakan tersebut dapat

Strategi yang logis yang dapat

dilakukan marsha adalah :

Menguji bahwa sinar matahari yang

masuk ke lensa objektif pada kamera

dapat membakar benda dibelakangnya

jika lensa tersebut diarahkan secara

langsung pada saat gerhana matahari. lensa objektif pada kamera adalah lensa

cembung, sehingga mekanismenya

sama seperti lup yang dapat membakar

Kata kunci : Menguji

bahwa sinar matahari yang

masuk ke lensa objektif

pada kamera dapat

membakar benda

dibelakangnya jika lensa

tersebut diarahkan secara langsung pada saat gerhana

Page 185: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

168

tersebut. merusak kamera dan mata pengguna kamera.

Dalam sesi diskusi, Tono berpendapat bahwa

tindakan tersebut tidak akan merusak mata, hanya

akan merusak sensor kamera saja.

Strategi yang logis apakah yang dapat dilakukan

marsha untuk membuktikan pernyataannya tersebut

benar atau salah!

kertas jika kertas tersebut diletakan di

bawah terik matahari. Caranya dengan

melepas lensa objektif kamera

kemudian meletakkannya di atas

kertas. Setelah diletakkan di bawah

terik matahari dengan kertaas dibawah

lensa kamera pada kertaskana terlihat

bercak hitam, bahkan jika waktu

penyinarannya lebih lama akan

mengakibatkan kertas tersebut

terbakar. Karena lensa cembung bekerja dengan mengumpulkan cahaya

pada satu titik. Inilah yang

menyebabkan kertas yang diletakkan di

bawah lensa cembung dengan kondisi

lensa mendapat cahaya dari matahari

dapat terbakar.

Pada kamera cahaya yang masuk

melalui lensa akan difokuskan pada

sensor/film dan dipantulkan oleh

cermin sehingga terlihat melalui

viewinder. Dampak dari mengarahkan

kemera langsung pada saat gerhana matahari yaitu selain dapat merusak

sensor/film juga akan merusak mata

jika melihat melalui viewfinder kamera

matahari.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar, memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

10. Strategi

dan

taktik

(Strategi

es and

tactics)

Berinterak

si dengan

orang lain :

strategi

yang logis

Disajikan

perbandingan

hasil dari

observasi 2

kelompok

siswa. siswa

diminta

Kelas X MIA 1 ditugaskan untuk mengamati

trikomata pada daun tumbuhan Durio zibethinus

pada saat pembelajaran Biologi. Setiap kelompok

terdiri empat orang. Guru memerintahkan

pengaturan yang sama pada mikroskop yang

digunakan oleh setiap kelompok. Kelompok Novi

mengalami kesulitan, gambar yang terbentuk tidak

Strategi yang logis yang dapat

dilakukan oleh Fajar yaitu:

memindahkan mikroskop tersebut ke

tempat yang memiliki cahaya lebih

banyak. Selain dengan cara itu, Fajar

juga dapat menggunakan senter sebagi

pengganti sumber cahaya matahari.

Kata kunci : Memindahkan

ketempat terang atau

kesalahan terjadi pada

lensanya yang telah usang

ataupun rusak akibat

kesalahan perawatan lensa.

Page 186: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

169

memnberikan

strategi yang

logis yang

dapat

dilakukan

untuk

merespon

adanya suatu

tantangan.

tajam, berbeda dengan kelompok lainnnya.

Gambar milik

kelompok lain

Gambar milik

kelompok Novi

Reza memberikan masukan kepada teman

sekelompok Novi, bahwa mikroskop yang

digunakan oleh kelompoknya tidak mendapatkan

cahaya yang cukup, sehingga harus memindahkan

posisi mikroskop ke tempat yang lebih banyak cahaya.

Strategi yang logis apakah yang dapat dilakukan

Novi untuk membuktikan pernyataan klaimnya

tersebut benar atau salah?

Senter diletakkan di bawah meja

preparat, kemudian senter tersebut

dinyalakan sehingga menyinari meja

preparat.Jika dengan cara ini pun

gambar yang diamati masih buram,

maka Fajar harus mengganti lensa

okuler/eyepiece mikroskop kelompok

Novi. Bisa jadi, kesalahan terjadi pada

lensanya yang telah usang ataupun

rusak akibat kesalahan perawatan

lensa.

Skor Kriteria

4 Jawaban benar, memberikan

penjelasan jelas,

fokus dan akurat

3 Jawaban benar,

memberikan

penjelasan yang

kurang fokus dan

kurang lengkap

2 Jawaban benar,

tetapi tidak

memberikan

penjelasan

1 Jawaban salah

0 Tidak menjawab

Page 187: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

170

Lampiran B. 5 Instrumen Nontes

a. Kisi-kisi Angket Respon Siswa

KISI-KISI ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PENERAPAN

BLENDED LEARNING

BERBANTUAN GOOGLE CLASSROOM

No. Jenis

Pembelajaran

Aspek yang

diamati Pertanyaan

Sifat

Pertanyaan

Nomor

Pertanyaan

1. Pembelajaran

di kelas

Sikap Siswa

terhadap pembelajaran

di kelas

Pembelajaran Fisika

yang difasilitasi guru di kelas membantu saya

memahami materi

pelajaran dengan mudah

positif 1

Gambaran umum yang

dijelaskan guru pada

awal pembelajaran

membantu saya

mengetahui garis besar

materi dan tuuan

pembelajaran yang ingin

dicapai

positif 2

Saya tidak perlu

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan oleh guru

karena tidak akan

berpengaruh kepada

pengetahuan saya

tentang materi yang

diajarkan

negatif 3

Ketika diskusi kelompok

ataupun presentasi, saya

hanya harus diam dan

tidak perlu memberikan

tanggapan apapun

negatif 4

Minat Siswa

terhadap

pembelajaran

di kelas

Dengan melakukan

kegiatan presentasi didepan kelas. Saya

dapat sekaligus melatih

kemampuan berbicara

saya

positif 5

Saya harus sering

mengemukakan pendapat

baik dalam kegiatan

diskusi maupun

presentasi

positif 6

Saya cukup mengikuti

kegiatan belajar

mengajar di kelas saja

tanpa harus mempedulikan hasil apa

yang harus saya capai

negatif 7

Page 188: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

171

setelah pembelajaran itu

Dengan melakukan pembelajaran secara

berkelompok hanya akan

membuat saya merasa

tidak nyaman

negatif 8

Keterkaitan

pembelajaran

di kelas

dengan

pemahaman

materi fisika

Siswa

Setelah melakukan

pembelajaran di kelas,

saya lebih mahir dalam

menerjemahkan

permasalah fisika dan

menyelesaikannya

positif 9

Sejak awal, saya sudah

memahami materi alat

optik sehingga tidak

perlu lagi memperhatikan

penjelasan guru tentang

hal tersebut

negatif 10

2. Pembelajaran

Online (E-

Learning)

Sikap Siswa

terhadap

pembelajaran

dengan E-

Learning

berbantuan

Google

Classroom

Pembelajaran online

membantu saya

memahami materi fisika

yang saya pelajari secara

lebih mendalam

positif 11

Dengan pembelajaran

online saya menemukan

pengetahuan-

pengetahuan baru yang

belum saya dapat dari pembelajaran di kelas

positif 12

Dengan pembelajaran

online, saya

mendapatkan

kesempatan untuk belajar

fisika di mana saja dan

kapan saja tanpa terbatas

oleh waktu

positif 13

Apabila mengalami

kesulitan, saya hanya

perlu menunggu

pembahasan jawaban

soal yang diberikan guru daripada harus mencari

solusinya dari sumber

internet (online)

negatif 14

Saya tidak perlu rutin

untuk mengunjungi

website pembelajaran

atau melakukan

pembelajran online

negatif 15

Pembelajaran online

diadakan hanya semata-

mata untuk mendapatkan

nilai tambah dari guru

negatif 16

Minat Siswa Karena bisa saling positif 17

Page 189: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

172

terhadap

pembelajaran

dengan E-

Learning

berinteraksi baik dengan teman dan guru tanpa

rasa segan membuat saya

antusias dalam mengikuti

pembelajaran online

Saya beranggapan bahwa

guru saya tidak akan

mempermasalahkan jika

saya tidak mengikuti sesi

pembelajaran Fisika

secara online

negatif 18

Keterkaitan

E-Learning

terhadap

pemahaman

materi fisika

Siswa

Bahan ajar yang

ditampilkan melalui

Google Classroom

membuat saya lebih memahami materi yang

dipelajari.

positif 19

Mengerjakan soal latihan

secara online hanya akan

membuang-buang waktu

saya secara percuma

negatif 20

Page 190: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

173

b. Angket Respon Siswa

LEMBAR ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PENERAPAN

BLENDED LEARNING BERBANTUAN GOOGLE CLASSROOM

Nama :

No. Absen :

Petunjuk Pengisian :

1. Pada angket ini terdapat 20 butir pertanyaan. Pertimbangkan baik-baik setiap butir

pertanyaan dalam kaitannya dengan pembelajaran menggunakan Model Blended

Learning berbantuan Google Classroom.

2. Tentukan pilihan anda atas pertanyaan yang telah tersedia dengan memberikan tanda

( ) pada salah satu kolom tanggapan yang disediakan sesuai dengan pendapat anda.

Keterangan pilihan jawaban:

SS : sangat setuju TS : Tidak setuju

S : Setuju STS : sangat tidak setuju

C : cukup

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

SS S C TS STS

1. Apakah Pembelajaran Fisika yang difasilitasi guru

di kelas membantu memahami materi pelajaran

dengan mudah?

2. Apakah Gambaran umum yang dijelaskan guru pada awal pembelajaran membantu mengetahui garis

besar materi dan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai?

3. Apakah tidak perlu menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan oleh guru karena tidak

akan berpengaruh kepada pengetahuan tentang

materi yang diajarkan?

4. Apakah Ketika diskusi kelompok ataupun

presentasi, hanya harus diam dan tidak perlu

memberikan tanggapan apapun?

5. Apakah dengan melakukan kegiatan presentasi di

depan kelas. dapat sekaligus melatih kemampuan

berbicara ?

6. Apakah harus sering mengemukakan pendapat baik

dalam kegiatan diskusi maupun presentasi?

7. Apakah cukup mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas saja tanpa harus mempedulikan hasil apa

yang harus dicapai setelah pembelajaran itu?

8. Apakah dengan melakukan pembelajaran secara

berkelompok hanya akan membuat perasaan tidak

nyaman?

9. Apakah Setelah melakukan pembelajaran di kelas,

dapat lebih mahir dalam menerjemahkan permasalah

Page 191: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

174

fisika dan menyelesaikannya?

10. Apakah Sejak awal, sudah memahami materi alat optik sehingga tidak perlu lagi memperhatikan

penjelasan guru tentang hal tersebut?

11. Apakah Pembelajaran online membantu dalam

memahami materi fisika yang saya pelajari secara

lebih mendalam?

12. Apakah dengan pembelajaran online dapat

menemukan pengetahuan-pengetahuan baru yang

belum di peroleh dari pembelajaran di kelas?

13. Apakah dengan pembelajaran online, mendapatkan

kesempatan untuk belajar fisika di mana saja dan

kapan saja tanpa terbatas oleh waktu ?

14. Apabila mengalami kesulitan, apakah hanya perlu

menunggu pembahasan jawaban soal yang diberikan

guru daripada harus mencari solusinya dari sumber

internet (online)?

15. Apakah tidak perlu rutin untuk mengunjungi Google

Classroom untuk melakukan pembelajran online?

16. Apakah Pembelajaran online diadakan hanya semata-mata untuk mendapatkan nilai tambah dari

guru?

17. Apakah fasilitas saling berinteraksi baik dengan

teman dan guru menggunakan aplikasi Google

Classroom tanpa rasa segan membuat saya antusias

dalam mengikuti pembelajaran online?

18. Apakah beranggapan bahwa guru tidak akan

mempermasalahkan jika tidak mengikuti sesi

pembelajaran online menggunakan aplikasi Google

Classroom?

19. Apakah Bahan ajar yang ditampilkan melalui

Google Classroom membuat lebih memahami

materi yang dipelajari?

20. Apakah Mengerjakan soal latihan secara online

hanya akan membuang-buang waktu secara percuma?

Page 192: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

175

c. Rubrik Pedoman Observasi Guru

Rubrik Pedoman Lembar Observasi

Pengaruh Blended Learning Berbantuan Google Classroom

No Aspek yang

diamati

Norma Penilaian

SS S KS TS STS

1. Guru

mempersiapkan

Siswa serta

memeriksa

kesiapan Siswa

Guru selalu

mempersiapkan

serta

memeriksa

kesiapan Siswa

Guru sering

mempersiapkan

serta

memeriksa

kesiapan Siswa

Guru kadang

mempersiapkan

serta

memeriksa

kesiapan Siswa

Guru tidak

pernah

mempersiapkan

serta

memeriksa

kesiapan Siswa

Guru tidak

pernah sama

sekali

mempersiapkan

serta

memeriksa

kesiapan Siswa

2. Guru

menjelaskan tujuan

pembelajaran

dan tugas siswa

berdasarkan

materi yang

diajarkan

Guru selalu

menjelaskan tujuan

pembelajaran

di awal

kegiatan

pembelajaran

Guru sering

menjelaskan tujuan

pembelajaran

di awal

kegiatan

pembelajaran

Guru kadang

menjelaskan tujuan

pembelajaran

di awal

kegiatan

pembelajaran

Guru tidak

pernah menjelaskan

tujuan

pembelajaran

di awal

kegiatan

pembelajaran

Guru tidak

pernah sama sekali

menjelaskan

tujuan

pembelajaran

di awal

kegiatan

pembelajaran

3. Guru

memotivasi

siswa terkait

tujuan

pembelajaran dan materi

yang dibahas

Guru selalu

memberikan

motivasi terkait

materi yang

akan dipelajari

Guru sering

memberikan

motivasi terkait

materi yang

akan dipelajari

Guru kadang

memberikan

motivasi terkait

materi yang

akan dipelajari

Guru tidak

pernah

memberikan

motivasi terkait

materi yang akan dipelajari

Guru tidak

pernah sama

sekali

memberikan

motivasi terkait materi yang

akan dipelajari

4. Guru

menjelaskan

materi dengan

memberi

contoh dalam

kehidupan

sehari-hari

Siswa

Guru selalu

memberikan

apersepsi di

awal

pembelajaran

Guru sering

memberikan

apersepsi di

awal

pembelajaran

Guru kadang

memberikan

apersepsi di

awal

pembelajaran

Guru tidak

pernah

memberikan

apersepsi di

awal

pembelajaran

Guru tidak

pernah sama

sekali

memberikan

apersepsi di

awal

pembelajaran

5. Guru

memberikan

test awal pada Siswa secara

online

Guru selalu

memberikan

pretest online di awal

kegiatan

pembelajaran

Guru sering

memberikan

pretest online di awal

kegiatan

pembelajaran

Guru kadang

memberikan

pretest di awal kegiatan

pembelajaran

Guru tidak

pernah

memberikan pretest online

di awal

kegiatan

pembelajaran

Guru tidak

pernah sama

sekali memberikan

pretest online

di awal

kegiatan

pembelajaran

6. Guru

memberikan

materi ajar

melalui online

Guru selalu

memberikan

materi sebelum

pelajaran

dimulai melalui

online

Guru sering

memberikan

materi sebelum

pelajaran

dimulai melalui

online

Guru kadang

memberikan

materi sebelum

pelajaran

dimulai melalui

online

Guru tidak

pernah

memberikan

materi sebelum

pelajaran

dimulai melalui

online

Guru tidak

pernah sama

sekali

memberikan

materi sebelum

pelajaran

dimulai melalui

Page 193: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

176

online

7. Terdapat media pembelajaran

berbentuk

cetak sebagai

alat pendukung

dalam

pembelajaran

Guru selalu menggunakan

media

pembelajaran

cetak dalam

kegiatan

pembelajaran

Guru sering menggunakan

media

pembelajaran

cetak dalam

kegiatan

pembelajaran

Guru kadang menggunakan

media

pembelajaran

cetak dalam

kegiatan

pembelajaran

Guru tidak pernah

menggunakan

media

pembelajaran

cetak dalam

kegiatan

pembelajaran

Guru tidak pernah sama

sekali

menggunakan

media

pembelajaran

cetak dalam

kegiatan

pembelajaran

8. Terdapat

penggunaan

media

pembelajaran

bentuk digital secara online

untuk

pengenalan

Siswa

Guru selalu

menggunakan

media

pembelajaran

digital dalam kegiatan

pembelajaran

Guru sering

menggunakan

media

pembelajaran

digital dalam kegiatan

pembelajaran

Guru kadang

menggunakan

media

pembelajaran

digital dalam kegiatan

pembelajaran

Guru tidak

pernah

menggunakan

media

pembelajaran digital dalam

kegiatan

pembelajaran

Guru tidak

pernah sama

sekali

menggunakan

media pembelajaran

digital dalam

kegiatan

pembelajaran

9. Guru

membimbing

Siswa

mengemukakan

informasi

tentang

masalah terkait

topik

Guru selalu

membimbing

Siswa

mengemukakan

informasi yang

didapat

Guru sering

membimbing

Siswa

mengemukakan

informasi yang

didapat

Guru kadang

membimbing

Siswa

mengemukakan

informasi yang

didapat

Guru tidak

pernah

membimbing

Siswa

mengemukakan

informasi yang

didapat

Guru tidak

pernah sama

sekali

membimbing

Siswa

mengemukakan

informasi yang

didapat

10. Siswa aktif mengemukakan

informasi

tentang

masalah yang

terkait topik

Siswa selalu aktif

mengemukakan

informasi yang

didapat

Siswa sering aktif

mengemukakan

informasi yang

didapat

Siswa kadang aktif

mengemukakan

informasi yang

didapat

Siswa tidak pernah aktif

mengemukakan

informasi yang

didapat

Siswa tidak pernah aktif

sama sekali

mengemukakan

informasi yang

didapat

11. Guru

menyampaikan

tugas belajar

Siswa secara

tatap muka

Guru selalu

memberikan

tugas Siswa

secara

langsung

Guru sering

memberikan

tugas Siswa

secara

langsung

Guru kadang

memberikan

tugas Siswa

secara

langsung

Guru tidak

pernah

memberikan

tugas Siswa

secara

langsung

Guru tidak

pernah sama

sekali

memberikan

tugas Siswa

secara

langsung

12. Guru menyampaikan

tugas belajar

Siswa melalui

online

Guru selalu menyampaikan

tugas secara

online

Guru sering menyampaikan

tugas secara

online

Guru kadang menyampaikan

tugas secara

online

Guru tidak pernah

menyampaikan

tugas secara

online

Guru tidak pernah sama

sekali

menyampaikan

tugas secara

online

13. Siswa mencari

informasi

tambahan

secara online

terkait masalah

yang dikaji

Siswa selalu

mencari

informasi

tambahan

secara online

Siswa sering

mencari

informasi

tambahan

secara online

Siswa kadang

mencari

informasi

tambahan

secara online

Siswa tidak

pernah mencari

informasi

tambahan

secara online

Siswa tidak

pernah sama

sekali mencari

informasi

tambahan

secara online

14. Siswa bertanya

secara online

terkait materi

Siswa selalu

bertanya secara

online terkait

Siswa sering

bertanya secara

online terkait

Siswa kadang

bertanya secara

online terkait

Siswa tidak

pernah

bertanya secara

Siswa tidak

pernah sama

sekali bertanya

Page 194: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

177

yang belum dipahami

materi yang belum

dipahami

materi yang belum

dipahami

materi yang belum

dipahami

online terkait materi yang

belum

dipahami

secara online terkait materi

yang belum

dipahami

15. Siswa meminta

guru

mengulang

materi yang

belum

terpahami

Siswa selalu

meminta guru

mengulang

materi

Siswa sering

meminta guru

mengulang

materi

Siswa kadang

meminta guru

mengulang

materi

Siswa tidak

pernah

meminta guru

mengulang

materi

Siswa tidak

pernah sama

sekali meminta

guru

mengulang

materi

16. Siswa

diberikan

lembar kerja

kelompok

terkait materi ajar

Siswa selalu

diberi lembar

kerja kelompok

terkait materi

ajar

Siswa sering

diberi lembar

kerja kelompok

terkait materi

ajar

Siswa kadang

diberi lembar

kerja kelompok

terkait materi

ajar

Siswa tidak

pernah diberi

lembar kerja

kelompok

terkait materi ajar

Siswa tidak

pernah sama

sekali diberi

lembar kerja

kelompok terkait materi

ajar

17. Guru bersama

Siswa

merefleksi

materi

pelajaran

Guru selalu

melakukan

refleksi materi

bersama Siswa

Guru sering

melakukan

refleksi materi

bersama Siswa

Guru kadang

melakukan

refleksi materi

bersama Siswa

Guru tidak

pernah

melakukan

refleksi materi

bersama Siswa

Guru tidak

pernah sama

sekali

melakukan

refleksi materi

bersama Siswa

18. Guru dan

Siswa

menyimpulkan

materi yang

telah dipelajari di setiap

pertemuan

Guru selalu

menyimpulkan

materi ajar di

setiap

pertemuan

Guru sering

menyimpulkan

materi ajar di

setiap

pertemuan

Guru kadang

menyimpulkan

materi ajar di

setiap

pertemuan

Guru tidak

pernah

menyimpulkan

materi ajar di

setiap pertemuan

Guru tidak

pernah sama

sekali

menyimpulkan

materi ajar di setiap

pertemuan

19. Guru

memberikan

tes akhir pada

Siswa

Guru selalu

memberikan

posttest pada

Siswa

Guru sering

memberikan

posttest pada

Siswa

Guru kadang

memberikan

posttest pada

Siswa

Guru tidak

pernah

memberikan

posttest pada

Siswa

Guru tidak

pernah sama

sekali

memberikan

posttest pada

Siswa

20. Guru

memberikan

tugas belajar

mandiri pada

Siswa melalui Google

Classroom

Guru selalu

memberikan

tugas belajar

mandiri pada

Siswa melalui Google

Classroom

Guru sering

memberikan

tugas belajar

mandiri pada

Siswa melalui Google

Classroom

Guru kadang

memberikan

tugas belajar

mandiri pada

Siswa melalui Google

Classroom

Guru tidak

pernah

memberikan

tugas belajar

mandiri pada Siswa melalui

Google

Classroom

Guru tidak

pernah sama

sekali

memberikan

tugas belajar mandiri pada

Siswa melalui

Google

Classroom

Page 195: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

178

d. Lembar Observasi Guru

Lembar Observasi

Pengaruh Belended Learning Berbantuan Google Classroom Terhadap

Kemampuan Berikir Kritis Siswa

Kompetensi Dasar :

Materi :

Pertemuan :

Keterangan Penilaian :

SS : Sangat Setuju S : Setuju

KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju STS: Sangat Tidak Setuju

No. Aspek yang diamati Pembelajaran Asinkronus Mandiri

Pembelajaran Sinkronus

(face to face)

SS S KS TS STS Ket. SS S KS TS STS Ket.

1.

Guru mempersiapkan Siswa

serta memeriksa kesiapan

Siswa

2.

Guru mempersiapkan Siswa

serta memeriksa kesiapan

Siswa

3.

Guru memotivasi Siswa

terkait tujuan pembelajaran

dan materi yang dibahas

4.

Guru menjelaskan materi

dengan memberi contoh

dalam kehidupan sehari-hari Siswa

5. Guru memberikan tes awal

pada Siswa

6. Guru memberikan materi

ajar melalui online

7.

Terdapat media

pembelajaran berbentuk

cetak sebagai alat

pendukung dalam

pembelajaran

8.

Terdapat penggunaan

media pembelajaran bentuk

digital secara online untuk

pengenalan Siswa

9.

Guru membimbing Siswa

mengemukakan informasi

tentang masalah yang terkait topik

10.

Siswa aktif mengemukakan

informasi tentang masalah

yang terkait topik

11. Guru menyampaikan tugas

Page 196: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

179

belajar Siswa secara tatap muka

12.

Guru menyampaikan tugas

belajar Siswa melalui

online

13.

Siswa mencari informasi

tambahan secara online

terkait materi yang belum

dipahami

14.

Siswa bertanya melalui

online terkait materi yang

belum dipahami

15.

Siswa memintaguru

mengulang materi yang

belum dipahami

16. Siswa diberikan lembar

kerja terkait materi ajar

17. Guru bersama Siswa

merefleksi materi pelajaran

18.

Guru dan Siswa menyimpulkan materi yang

telah dipelajari di setiap

pertemuan

19. Guru memberikan tes akhir

pada Siswa

20.

Guru memberikan tugas

mandiri pada Siswa melalui

Google Classroom

Page 197: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

180

LAMPIRAN C

ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

1. Hasil Pretest

2. Hasil Posttest

3. Hasil Olah Data Per Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

4. Uji Normalitas Hasil Pretest

5. Uji Normalitas Hasil Posttest

6. Uji Homogenitas Hasil Pretest

7. Uji Homogenitas Hasil Posttest

8. Uji Hipotesis Hasil Pretest

9. Uji Hipotesis Hasil Posttest

10. Uji N-gain

11. Hasil Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Per Indikator

Page 198: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

181

Lampiran C. 1 Hasil Pretest

Data Skor Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

SISWA PRETEST EKSPERIMEN PRETEST KONTROL

S1 1 5

S2 4 6

S3 2 4

S4 3 7

S5 2 1

S6 5 2

S7 2 5

S8 4 4

S9 2 2

S10 3 5

S11 2 3

S12 1 1

S13 4 2

S14 5 7

S15 2 5

S16 3 1

S17 1 2

S18 7 3

S19 6 4

S20 7 5

S21 4 4

S22 3 2

S23 2 3

S24 4 4

S25 2 1

S26 3 2

S27 8 8

S28 4 4

S29 2 2

rata-rata 3,38 3,59

SD 1,86 1,94

Page 199: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

182

Deskriptif Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Descriptives

Statistic Std. Error

PRETEST EKSPERIMEN Mean 3,379 ,3453

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2,672

Upper Bound 4,087

5% Trimmed Mean 3,272

Median 3,000

Variance 3,458

Std. Deviation 1,8596

Minimum 1,0

Maximum 8,0

Range 7,0

Interquartile Range 2,0

Skewness ,938 ,434

Kurtosis ,315 ,845

PRETEST KONTROL Mean 3,586 ,3597

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2,849

Upper Bound 4,323

5% Trimmed Mean 3,502

Median 4,000

Variance 3,751

Std. Deviation 1,9368

Minimum 1,0

Maximum 8,0

Range 7,0

Interquartile Range 3,0

Skewness ,509 ,434

Kurtosis -,429 ,845

Page 200: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

183

Lampiran C. 2 Hasil Posttest

Data Skor Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

SISWA POSTTEST

EKSPERIMEN POSTTEST KONTROL

S1 29 10

S2 37 17

S3 33 15

S4 36 25

S5 15 12

S6 18 30

S7 33 10

S8 31 13

S9 32 20

S10 28 16

S11 20 8

S12 29 17

S13 25 10

S14 25 10

S15 20 16

S16 27 14

S17 22 15

S18 35 28

S19 24 15

S20 26 16

S21 28 11

S22 15 20

S23 22 14

S24 35 16

S25 23 22

S26 33 14

S27 20 12

S28 20 13

S29 26 15

rata-rata 26,45 15,66

SD 6,29 5,30

Page 201: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

184

Deskriptif Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Descriptives

Statistic Std. Error

POSTTEST EKSPERIMEN Mean 26,448 1,1687

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 24,054

Upper Bound 28,842

5% Trimmed Mean 26,515

Median 26,000

Variance 39,613

Std. Deviation 6,2939

Minimum 15,0

Maximum 37,0

Range 22,0

Interquartile Range 11,5

Skewness -,072 ,434

Kurtosis -,932 ,845

POSTTEST KONTROL Mean 15,655 ,9842

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 13,639

Upper Bound 17,671

5% Trimmed Mean 15,284

Median 15,000

Variance 28,091

Std. Deviation 5,3001

Minimum 8,0

Maximum 30,0

Range 22,0

Interquartile Range 5,0

Skewness 1,198 ,434

Kurtosis 1,362 ,845

Page 202: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

185

Lampiran C. 3 Hasil Olah Data Pretest dan Posttest

Perhitungan Data Pretest Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen

No Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Poin Nilai

1 S1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3

2 S2 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 4 10

3 S3 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 5

4 S4 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 3 7,5

5 S5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 5

6 S6 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5 13

7 S7 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 5

8 S8 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 4 10

9 S9 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 5

10 S10 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 8

11 S11 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 5

12 S12 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3

13 S13 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 4 10

14 S14 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 5 13

15 S15 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 5

16 S16 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 3 8

17 S17 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2,5

18 S18 1 1 1 0 1 1 0 2 0 0 7 18

19 S19 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6 15

20 S20 1 1 4 0 0 0 0 0 0 1 7 18

21 S21 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 10

22 S22 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 3 8

Page 203: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

186

23 S23 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 5

24 S24 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4 10

25 S25 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 5

26 S26 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3 8

27 S27 0 0 0 0 0 0 1 4 2 1 8 20

28 S28 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 4 10

29 S29 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 5

Jumlah 11 13 27 8 6 6 3 13 4 7 98 245

rata-rata 0,379 0,448 0,931 0,276 0,207 0,207 0,103 0,448 0,138 0,241 3,37931 8,448

Perhitungan Data Pretest Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Kontrol

No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Poin Nilai

1 S1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 5 12,5

2 S2 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 6 15

3 S3 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 4 10

4 S4 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 17,5

5 S5 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 3

6 S6 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 5

7 S7 1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 5 13

8 S8 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 4 10

9 S9 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 5

10 S10 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 5 13

11 S11 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 7,5

12 S12 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3

13 S13 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 5

Page 204: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

187

14 S14 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7 17,5

15 S15 1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 5 12,5

16 S16 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3

17 S17 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 5

18 S18 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 8

19 S19 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 4 10

20 S20 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 5 13

21 S21 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4 10

22 S22 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 5

23 S23 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 7,5

24 S24 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 10

25 S25 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2,5

26 S26 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 5

27 S27 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 20

28 S28 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4 10

29 S29 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2 5

Rata-Rata 0,45 0,62 0,83 0,59 0,31 0,21 0,17 0,24 0,03 0,14 3,59 8,97

Perhitungan Data Posttest Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Poin Nilai

1 S1 4 1 4 4 1 4 1 4 2 4 29 73

2 S2 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 37 93

3 S3 2 3 4 4 3 4 2 4 3 4 33 82,5

Page 205: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

188

4 S4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 36 90

5 S5 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 15 37,5

6 S6 1 1 1 1 1 4 1 2 4 2 18 45

7 S7 1 1 4 4 4 4 4 4 4 3 33 83

8 S8 4 1 4 4 2 4 1 3 4 4 31 78

9 S9 4 2 4 4 3 3 1 3 4 4 32 80

10 S10 3 1 4 1 1 4 2 4 4 4 28 70

11 S11 1 1 2 1 1 4 1 4 1 4 20 50

12 S12 1 1 4 2 4 4 4 4 4 1 29 73

13 S13 1 1 4 2 2 4 1 4 2 4 25 62,5

14 S14 2 1 4 2 1 4 3 2 2 4 25 63

15 S15 1 1 3 4 2 4 1 1 1 2 20 50

16 S16 2 2 3 3 3 4 2 2 2 4 27 67,5

17 S17 2 1 4 2 1 4 1 4 1 2 22 55

18 S18 2 4 4 4 3 4 2 4 4 4 35 87,5

19 S19 4 1 4 1 1 2 1 2 4 4 24 60

20 S20 2 2 4 4 4 4 2 1 1 2 26 65

21 S21 1 4 4 4 4 4 3 1 1 2 28 70

22 S22 1 3 2 2 1 2 1 1 1 1 15 38

23 S23 2 3 3 2 2 2 2 4 1 1 22 55

24 S24 4 1 4 4 3 4 3 4 4 4 35 88

25 S25 1 2 4 4 4 4 1 1 1 1 23 58

26 S26 4 2 4 2 4 4 1 4 4 4 33 83

27 S27 1 1 2 2 4 1 1 4 4 20 50

28 S28 1 1 1 2 2 3 1 1 4 4 20 50

Page 206: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

189

29 S29 4 1 4 1 1 4 1 4 2 4 26 65

Jumlah 64 50 97 80 69 105 51 83 77 91 767 1917,5

rata-rata 2,21 1,72 3,46 2,76 2,38 3,62 1,76 2,86 2,66 3,14 26,45 66,12

Perhitungan Data Posttest Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Kontrol

No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah

Poin Nilai

1 S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 25

2 S2 0 1 4 2 2 3 1 2 1 1 17 43

3 S3 1 1 2 4 1 2 1 1 1 1 15 38

4 S4 1 1 4 3 3 4 1 4 1 3 25 62,5

5 S5 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 12 30

6 S6 2 2 4 4 2 3 2 4 3 4 30 75

7 S7 1 1 4 4 0 0 0 0 0 0 10 25

8 S8 2 0 4 4 0 0 0 1 1 1 13 33

9 S9 0 1 3 4 1 3 3 2 1 2 20 50

10 S10 1 0 4 3 0 1 1 4 1 1 16 40

11 S11 1 1 4 1 1 0 0 0 0 0 8 20

12 S12 1 0 4 4 1 1 0 4 1 1 17 43

13 S13 1 1 2 2 0 1 0 1 1 1 10 25

14 S14 1 1 4 4 0 0 0 0 0 0 10 25

15 S15 1 1 4 3 2 2 0 1 0 2 16 40

16 S16 1 1 4 3 1 0 0 4 0 0 14 35

17 S17 1 1 2 3 2 2 1 1 1 1 15 38

18 S18 2 2 4 4 2 4 3 4 1 2 28 70

Page 207: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

190

19 S19 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 15 38

20 S20 1 1 3 3 2 1 1 1 1 2 16 40

21 S21 1 1 4 3 1 1 0 0 0 0 11 28

22 S22 1 1 4 3 1 2 1 4 1 2 20 50

23 S23 1 1 4 4 0 0 0 4 0 0 14 35

24 S24 1 1 4 3 2 1 0 2 1 1 16 40

25 S25 1 1 4 4 4 4 1 1 1 1 22 55

26 S26 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 14 35

27 S27 1 1 4 1 1 1 0 1 1 1 12 30

28 S28 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 13 33

29 S29 1 1 3 2 1 1 1 2 2 1 15 38

Rata-Rata 1,03 0,97 3,45 2,83 1,24 1,45 0,76 1,93 0,86 1,14 15,66 39,14

Page 208: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

191

Lampiran C. 4 Uji Normalitas Hasil Pretest

Uji Normalitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

A. Kelas Eksperimen

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:

1) Tetapkan Hipotesis Statistik

H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2) Gunakan tarif signifikan

3) Perhatikan significance (sig) pada output setelah pengolahan data

4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:

a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

b) Jika sig. < 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PRETEST EKSPERIMEN ,214 29 ,002 ,933 29 ,067

a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan:

Sig. sebesar 0,067 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1

ditolak. Sehingga, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

B. Kelas Kontrol

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:

1) Tetapkan Hipotesis Statistik

H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2) Gunakan tarif signifikan

3) Perhatikan significance (sig) pada output setelah pengolahan data

4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:

a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

b) Jika sig. < 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PRETEST KONTROL ,173 29 ,027 ,930 29 ,056

a. Lilliefors Significance Correction

Kesimpulan:

Sig. sebesar 0,056 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1

ditolak. Sehingga, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Page 209: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

192

Lampiran C. 5 Uji Normalitas Hasil Posttest

Uji Normalitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

A. Kelas Eksperimen

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:

1) Tetapkan Hipotesis Statistik

H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2) Gunakan tarif signifikan

3) Perhatikan significance (sig) pada output setelah pengolahan data

4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:

a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

b) Jika sig. < 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

POSTTEST EKSPERIMEN ,092 29 ,200* ,965 29 ,438

*. This is a lower bound of the true significance.

Kesimpulan:

Sig. sebesar 0,067 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1

ditolak. Sehingga, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

B. Kelas Kontrol

Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:

1) Tetapkan Hipotesis Statistik

H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2) Gunakan tarif signifikan

3) Perhatikan significance (sig) pada output setelah pengolahan data

4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:

a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

b) Jika sig. < 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

POSTTEST KONTROL ,107 29 ,200* ,945 29 ,135

*. This is a lower bound of the true significance.

Kesimpulan:

Page 210: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

193

Sig. sebesar 0,056 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0

diterima dan H1 ditolak. Sehingga, sampel berasal dari populasi berdistribusi

normal

Page 211: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

194

Lampiran C. 6 Uji Homogenitas Hasil Pretest

Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Langkah-langkah dalam melakukan uji homogenitas:

1) Tetapkan Hipotesis Statistik

H0 = tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)

H1 = ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)

2) Gunakan tarif signifikan

3) Perhatikan significance (sig) pada output setelah pengolahan data

4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:

a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yaitu varian nilai kedua kelompok

sama (homogen)

b) Jika sig. < 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima, yaitu varian nilai kedua kelompok

berbeda (tidak homogen)

Test of Homogeneity of Variances

SKOR PRETEST

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

,186 1 56 ,668

Kesimpulan:

Sig. sebesar 0,668 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima

dan H1 ditolak. Sehingga, varian nilai kedua kelompok sama (homogen).

Page 212: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

195

Lampiran C. 7 Uji Homogenitas Hasil Posttest

Uji Homogenitas Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Langkah-langkah dalam melakukan uji homogenitas:

1) Tetapkan Hipotesis Statistik

H0 = tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)

H1 = ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)

2) Gunakan tarif signifikan

3) Perhatikan significance (sig) pada output setelah pengolahan data

4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:

a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yaitu varian nilai kedua kelompok

sama (homogen)

b) Jika sig. < 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima, yaitu varian nilai kedua kelompok

berbeda (tidak homogen)

Test of Homogeneity of Variances

SKOR POSTTEST

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

,074 1 56 ,787

Kesimpulan:

Sig. sebesar 0,787 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1

ditolak. Sehingga, varian nilai kedua kelompok sama (homogen).

Page 213: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

196

Lampiran C. 8 Uji Hipotesis Hasil Pretest

Uji Hipotesis Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Langkah-langkah dalam melakukan uji hipotesis:

1) Tetapkan Hipotesis Statistik

H0 = tidak ada perbedaan rata-rata pretest keterampilan berpikir kritis siswa pada kedua kelompok

H1 = ada perbedaan rata-rata pretest keterampilan berpikir kritis siswa pada kedua kelompok

2) Gunakan tarif signifikan

3) Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data

4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:

a) Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

b) Jika sig. (2-tailed) 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

SKOR

PRETEST

Equal variances assumed ,186 ,668 -,415 56 ,680 -,2069 ,4986 -1,2057 ,7919

Equal variances not

assumed -,415 55,908 ,680 -,2069 ,4986 -1,2057 ,7919

Kesimpulan:

Sig. sebesar 0,680 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga, tidak terdapat perbedaan rata-rata

pretest keterampilan berpikir kritis siswa pada kedua kelompok.

Page 214: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

197

Lampiran C. 9 Uji Hipotesis Hasil Posttest

Uji Hipotesis Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Langkah-langkah dalam melakukan uji hipotesis:

1) Tetapkan Hipotesis Statistik

H0 = tidak ada perbedaan rata-rata pretest keterampilan berpikir kritis siswa pada kedua kelompok

H1 = ada perbedaan rata-rata pretest keterampilan berpikir kritis siswa pada kedua kelompok

2) Gunakan tarif signifikan

3) Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data

4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:

a) Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

b) Jika sig. (2-tailed) 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

SKOR

POSTTEST

Equal variances assumed ,074 ,787 6,135 56 ,000 9,8621 1,6075 6,6419 13,0822

Equal variances not

assumed 6,135 55,817 ,000 9,8621 1,6075 6,6417 13,0825

Kesimpulan:

Sig. sebesar 0,001 yang menunjukkan bahwa sig. 0,05 (5%), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga, terdapat perbedaan rata-rata

posttest keterampilan berpikir kritis siswa pada kedua kelompok.

Page 215: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

198

Lampiran C. 10 Uji N-gain

Uji N-gain Kelas Eksperimen

.

responden nilai pretest nilai posttest N-GAIN kategori

S1 1 29 0,72 tinggi

S2 4 37 0,92 tinggi

S3 2 33 0,82 tinggi

S4 3 36 0,89 tinggi

S5 2 15 0,34 sedang

S6 5 18 0,37 sedang

S7 2 33 0,82 tinggi

S8 4 31 0,75 tinggi

S9 2 32 0,79 tinggi

S10 3 28 0,68 sedang

S11 2 20 0,47 sedang

S12 1 29 0,72 tinggi

S13 4 25 0,58 sedang

S14 5 25 0,57 sedang

S15 2 20 0,47 sedang

S16 3 27 0,65 sedang

S17 1 22 0,54 sedang

S18 7 35 0,85 tinggi

S19 6 24 0,53 sedang

S20 7 26 0,58 sedang

S21 4 28 0,67 sedang

S22 3 15 0,32 sedang

S23 2 22 0,53 sedang

S24 4 35 0,86 tinggi

S25 2 23 0,55 sedang

S26 3 33 0,81 tinggi

S27 8 20 0,38 sedang

S28 4 20 0,44 sedang

S29 2 26 0,63 sedang

rata-rata 0,63 sedang

Dari perhitungan diketahui bahwa rata-rata N-gain pretest-posttest kelas eksperimen

sebesar 0,63 yang artinya peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa kelas

eksperimen berada pada taraf sedang.

Page 216: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

199

Uji N-gain Kelas Kontrol

responden nilai pretest nilai posttest N-GAIN kategori

S1 5 10 0,14 rendah

S2 6 17 0,32 sedang

S3 4 15 0,31 sedang

S4 7 25 0,55 sedang

S5 1 12 0,28 sedang

S6 2 30 0,74 tinggi

S7 5 10 0,14 rendah

S8 4 13 0,25 rendah

S9 2 20 0,47 sedang

S10 5 16 0,31 sedang

S11 3 8 0,14 rendah

S12 1 17 0,41 sedang

S13 2 10 0,21 rendah

S14 7 10 0,09 rendah

S15 5 16 0,31 sedang

S16 1 14 0,33 sedang

S17 2 15 0,34 sedang

S18 3 28 0,68 sedang

S19 4 15 0,31 sedang

S20 5 16 0,31 sedang

S21 4 11 0,19 rendah

S22 2 20 0,47 sedang

S23 3 14 0,30 sedang

S24 4 16 0,33 sedang

S25 1 22 0,54 sedang

S26 2 14 0,32 sedang

S27 8 12 0,13 rendah

S28 4 13 0,25 rendah

S29 2 15 0,34 sedang

rata-rata 0,33 sedang

Dari perhitungan diketahui bahwa rata-rata N-gain pretest-posttest kelas kontrol sebesar

0,33 yang artinya peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen berada

pada taraf sedang.

Page 217: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

200

Lampiran C. 11 Hasil Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis

perindikator

KELAS EKPERIMEN

No Indikator No Soal Skor

Pretest

Skor

Posttest N-Gain Kategori

1 Menjawab pertanyaan klarifikasi 1 dan 2 24 114 0,43 sedang

2

Menilai kreadibilitas sumber

berdasarkan kriteria : kemampuan

memberikan alasan

3, 4 dan

5 41 246 0,68 sedang

3

Membuat keputusan dan

mempertimbangkan hasil (make and

judge value judgements) dengan latar

belakang fakta

6 dan 7 9 156 0,66 sedang

4 Berinteraksi dengan orang lain : strategi

yang logis

8, 9 dan

10 24 251 0,70 sedang

KELAS KONTROL

No Indikator No Soal Skor

Pretest

Skor

Posttest N-Gain Kategori

1 Menjawab pertanyaan klarifikasi 1 dan 2 31 58 0,13 rendah

2

Menilai kreadibilitas sumber

berdasarkan kriteria : kemampuan

memberikan alasan

3, 4 dan

5 50 218 0,56 sedang

3

Membuat keputusan dan

mempertimbangkan hasil (make and

judge value judgements) dengan latar belakang fakta

6 dan 7 11 64 0,24 rendah

4 Berinteraksi dengan orang lain : strategi

yang logis

8, 9 dan

10 12 114 0,30 sedang

Page 218: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

201

LAMPIRAN D

SURAT KETERANGAN

1. Surat Keterangan Penelitian

2. Dokumentasi Penelitian

3. Uji Referensi

4. Daftar Riwayat Hidup Penulis

Page 219: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

202

Lampiran D. 1 Surat Keterangan Penelitian

Page 220: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

203

Lampiran D. 2 Dokumentasi Penelitian

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Page 221: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

204

Google Classroom

Page 222: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

205

Page 223: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

206

Lampiran D. 3 Uji Referensi

Page 224: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

207

Page 225: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

208

Page 226: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

209

Page 227: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

210

Page 228: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

211

Page 229: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

212

Page 230: PENGARUH MODEL BLENDED LEARNIG TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51127...essay items. The 10 items are based on critical thinking sub-indicator Robert

213

Lampiran D. 4 Daftar Riwayat Hidup Penulis

WAFIQOH ZAKIAH.

Anak ke-2 dari dua bersaudara yang lahir pada tanggal 10

Desember tahun 1995 dari pasangan Rusli dan Yunanih.

Bertempat tinggal di JL. Beringin Rt 04/07 No. 79

Kecamatan Pamulang, Kelurahan Pamulang Barat, Kota

Tangerang Selatan.

Email: [email protected]

Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis diantaranya SDN

Pamulang Barat lulus pada tahun 2006, SMPS Darussalam Ciputat lulus pada tahun 2009,

SMA Muhammadiyah 8 Ciputat lulus tahun 2012. Penulis tercatat sebagai mahasiswa

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Program Studi Pendidikan Fisika melalui jalur ujian mandiri.