pengembangan tipologi wilayah dalam peningakatan ... · 2010-2015, kabupaten tuban masih kalah...

13
1 PENGEMBANGAN TIPOLOGI WILAYAH DALAM PENINGAKATAN PERTUMBUHANEKONOMI DAERAH (Studi Kasus: Kabupaten Tuban Tahun 2011-2016) M. Ashof Sulaiman Ekonomi Pembangunan Universitas Trunojoyo Madura [email protected] Abstrak Kabupaten Tuban merupakan kawasan strategi dalam pengembangan wilayah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang berupa perbatasan antara segi enam emas Tuban-Lamongan-bojonegor dan kawasan perbatasan propinsi Jawa Tengah- Jawa Timur melalui kerja sama RATUBANGNEGORO. Dengan potensi daerah pariwisata,pertanian, industri pertambangan, hutan produksi, perikanan dari potensi tersebut dapat mendongkrak perekonomian kabupaten tuban. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi di kabupaten tuban tersebut tiap tahunya mengalami penurunan dari tahun 2011 sebesar 6,84 dan pada tahun 2016 mencapai 4,90 seiring dengan tinggiya potensi daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal, dari penurunan tersebut juga dipengaruhi dari pertumbuhan persektor ekonomi yang dimiliki oleh kabupaten tuban. Dengan adanya hal tersebut perlu adanya peningkatan dari tiap indikator permasalahan pertumbuhan ekonomi kabupaten Tuban. Data yang digunakan dalam penelitian berdasarkan kuantitatif dari BPS maupun pada RJMD kabupaten Tuban tahun 2016-2021. Dan mentode yang digunakan dalam penelitian pada diskriptif kuantitatif dengan membandingkan dari indikator pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi daerah, Jawa Timur maupun Nasional dari tahun 2011-2016. Dan hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan ekonomi kabupaten tuban dapat dikatakan memiliki tipologi daerah yang maju tapi tertekan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, sebab dalam PDRB perkapita tiap tahunnya mengalami peningkatan akan tetapi dalam pertumbuhan ekonomi tiap tahunya mengalami penurunan. Stategi dalam Pettumbuhan Ekonomi di Kabupaten Tuban yaiatu mengunakan 2 prinsip pembangunan ekonomi daerah yang dilakukan secara menyeluruh, 1). pembangunan mengenai Ekonomi wilayah 2). pembangunan yang merumuskan pada manajemen pembangunan daerah yang Pro-bisnis Kata Kunci: Indikator Pertumbuhan Ekonomi, Sektor Ekonomi, Tipologi Daerah

Upload: others

Post on 08-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGEMBANGAN TIPOLOGI WILAYAH DALAM PENINGAKATAN

PERTUMBUHANEKONOMI DAERAH

(Studi Kasus: Kabupaten Tuban Tahun 2011-2016)

M. Ashof Sulaiman

Ekonomi Pembangunan Universitas Trunojoyo Madura

[email protected]

Abstrak

Kabupaten Tuban merupakan kawasan strategi dalam pengembangan

wilayah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang berupa perbatasan antara

segi enam emas Tuban-Lamongan-bojonegor dan kawasan perbatasan propinsi

Jawa Tengah- Jawa Timur melalui kerja sama RATUBANGNEGORO. Dengan

potensi daerah pariwisata,pertanian, industri pertambangan, hutan produksi,

perikanan dari potensi tersebut dapat mendongkrak perekonomian kabupaten

tuban. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi di kabupaten tuban tersebut tiap

tahunya mengalami penurunan dari tahun 2011 sebesar 6,84 dan pada tahun 2016

mencapai 4,90 seiring dengan tinggiya potensi daerah yang belum dimanfaatkan

secara optimal, dari penurunan tersebut juga dipengaruhi dari pertumbuhan

persektor ekonomi yang dimiliki oleh kabupaten tuban. Dengan adanya hal

tersebut perlu adanya peningkatan dari tiap indikator permasalahan pertumbuhan

ekonomi kabupaten Tuban. Data yang digunakan dalam penelitian berdasarkan

kuantitatif dari BPS maupun pada RJMD kabupaten Tuban tahun 2016-2021. Dan

mentode yang digunakan dalam penelitian pada diskriptif kuantitatif dengan

membandingkan dari indikator pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi

daerah, Jawa Timur maupun Nasional dari tahun 2011-2016. Dan hasil penelitian

menunjukkan pertumbuhan ekonomi kabupaten tuban dapat dikatakan memiliki

tipologi daerah yang maju tapi tertekan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi,

sebab dalam PDRB perkapita tiap tahunnya mengalami peningkatan akan tetapi

dalam pertumbuhan ekonomi tiap tahunya mengalami penurunan. Stategi dalam

Pettumbuhan Ekonomi di Kabupaten Tuban yaiatu mengunakan 2 prinsip

pembangunan ekonomi daerah yang dilakukan secara menyeluruh, 1).

pembangunan mengenai Ekonomi wilayah 2). pembangunan yang merumuskan

pada manajemen pembangunan daerah yang Pro-bisnis

Kata Kunci: Indikator Pertumbuhan Ekonomi, Sektor Ekonomi, Tipologi Daerah

2

Pendahuluan

Dalam artian pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

keberhasilan pembangunan dalam suatu perekonomian. Kemajuan sutau

perekonomian di tentukan oleh besaranya pertumbuhan yang di tujukan oleh

perubahan output yang dihasilkan oleh suatau daerah atau negara. Dalam suatu

perkembangan ekonomi bisa dilihat dari 2 indikator yaitu pertumbuhan ekonomi

dan pendapatan perkapita yang menjadi acuan suatu negara dalam menentukan

pertumbuhan ekonomi.

Begitu juga Kabupaten tuban yang merupakan kawasan yang strategi

dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, kabupaten tuban yang terletak di

perbatasan antara segi enam emas, yang terdiri dari tuban-lamongan-bojonegoro

dan kawasan perbatasan propinsi jawa tengah-Jawa Timur melalui kerja sama

dengan RATUBANGNEGORO. Dengan potensi yang dimiliki oleh kabupaten

tuban dari segi pariwisata, pertanian,industri, pertambangan, hutan produksi dan

perikanan. Dengan banyak nya potensi tersebut dapat meningkatkan

perekonomian kabupaten tubah tiap tahunya. Akan tetapi dari segi pertumbuhan

ekonomi kabupaten tuban mengalami fluktuatif naik-turun seiring dengan

perkembangan ekonomi daerah tiap tahun nya yang dapat dilihat pada laju

pertumbuhan PDRB kabupaten tuban pada tahun 2010-2016.

Laju Pertumbuhan PDRB dan PDRB Per Kapita Tuban, Jawa Timur dan

Nasional berdasarkan Harga Konstan2010 (%), 2011 – 2016

No Tahun

Laju Pertumbuhan PDRB PDRB Per capita (Rp 000)

Kabupaten

Tuban

Jawa

Timur Indonesia Kabupaten tuban Propinsi Jawa Timur Indonesia

1. 2011 6.84 6,44 6,17 18.961,18 27.864,26 30.112,37

2. 2012 6.29 6,64 6,03 21.226,17 29.508,40 31.519,93

3. 2013 5.85 6,08 5,56 24.192,08 31.093,39 32.874,76

4. 2014 5,47 5,86 5.02 35,519.92 32.703,80 34.127,72

5. 2015 4,89 5,44 4,79 37,256.03 43.500,30 45.176,20

6. 2016 4,90 5.55 5.14

Sumber: BPS, Statistik Indonesia, BPS Jawa Timur, BPS Tuban, 2016

Berdasarkan pada data laju pertumbuhan PDRB tuban mengalami

penurunan pada tahun 2011-2015, dari tahun 2011 sekitar 6.84 persen akan tetapi

pada tahun 2015 mengalami penurunan mencapai 4.89. dengan adanya penurunan

tersebut menandakan kabupaten tuban masih belum optimal dalam memanfaatkan

3

potensi daerah yang tinggi, meskipun pada tahun 2016 meningkat hanya 1 digit,

mencapai 4,90. Dari adanya permasalahan tersebut juga dibandingkan pada

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional, pertumbuhan ekonomi

kabupaten tuban masih rendah. Begitu juga berdasarkan pada perbadingan PDRB

perkapita antara kabupaten tuban, Propinsi Jawa Timur dan Nasional pada tahun

2010-2015, kabupaten tuban masih kalah dengan PDRB perkapita baik dari

propinsi Jawa Timur maupun Nasional. Berdasarakan pada tahun 2015 PDRB

perkapita kabupaten tuban mencapai 41.810,67 dan propinsi Jawa Timur

mencapai 43.500,30 dan pada PDRB perkapita Nasional mencapai 45.176,20.

Dengan adanya hal tersebut PDRB perkapita kabupaten Tuban dikatakan masih

rendah, sebab dengan adanya data PDRB Jawa Timur Maupun Nasional menjadi

acuan dalam program pembangunan daerah yang bersifat hirarki.

Adanya penurunan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita

tersebut juga dipengaruhi dari sektor-sektor unggulan yang dimiliki oleh

kabupaten tuban. Seperti pada sektor pertanian yang teknenal dengan dearah

agribisnis, berdasarkan pada (BPS kabupaten tuban tahun 2017) laju pertumbuhan

riil PDRB menunjukkan pertanian dari tahun 2012 sebesar 7.47 akan tetapi

sampai pada tahun 2016 sektor pertanian mengalami penurunan yang sebesar

3.76dan begitu juga pada sektor pertambagan dan penggalihan, pengadaan listrik,

perdagangan dan insustri pengolahan yang tiap tahunya mengalami penurunan,

dengan adanya hal tersebut perlu adanya peningkatan dalam pengelolaan potensi

daerah yang lebih baik lagi agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi

kabuaten tuban pada tahun selanjutnya. Dari adanya penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana pertumbuhan kabupaten tuban pada tahun 2011-2016 yang

masih mengalami permasalahan dalam mengembangkan ekonomi daerah, dan

bagaimana cara mengelolah potensi yang dimiliki oleh kabupaten tuban dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Kajian teori

Dalam pembangunan ekonomi deerah di tujukan agar dapat menciptakan

pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dalam tolak ukur kerberhasilan ekonomi dapat

dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, semakin kecil ketimpangan

pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Kuncoro(2004).

Dalam mengukur Kemajuan ekonomi suatu daerah menunjukkan

keberhasilan suatu pembangunan meskipun bukan merupakan satu-satunya

indikator keberhasilan pembangunan (Todaro, 2006). Ada tiga macam ukuran

untuk menilai pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output, pertumbuhan

output per pekerja, dan pertumbuhan output per kapita. Pertumbuhan output

digunakan untuk menilai pertumbuhan kapasitas produksi yang dipengaruhi oleh

adanya peningkatan tenaga kerja dan modal di wilayah tersebut. Pertumbuhan

4

output per tenaga kerja sering digunakan sebagai indikator adanya perubahan daya

saing wilayah tersebut (melalui pertumbuhan produktivitas). Sedangkan

pertumbuhan output per kapita digunakan sebagai indikator perubahan

kesejahteraan ekonomi.

Dari teori pembangunan daerah menurut Harold Domar (2010) pembangunan

ekonomi yang dilaksanakan untuk mencapai tiga tujuan penting, yaitu mencapai

pertumbuhan (growth), pemerataan (equity), dan keberlanjutan (sustainability).

1. Pertumbuhan (Growth), tujuan yang pertama adalah pertumbuhan

ditentukan sampai dimana kelangkaan sumberdaya dapat terjadi atas

sumberdaya manusia, peralatan, sumber daya alam dapat dialokasikan

secara maksimal dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan

produktif.

2. Pemerataan (equilty), dalam hal ini mempunyai implikasi dalam

pencapaian pada tujuan yang ketiga, sumberdaya dapat berkelanjutan

maka tidak boleh terfokus hanya pada satu daerah saja sehingga manfaat

yang diperoleh dari pertumbuhan dapat dinikmati semua pihak dengan

adanya pemerataan.

3. Berkelanjutan (sustainabilitiy), pembangunan daerah harus memenuhi

syarat-syarat bahwa penggunaan sumber daya baik yang di traskasikan

melalui sistem pasar maupun diluar sistem pasar harus tidak melampaui

kapasitas kemampuan produksi.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita (boediono

1985) secara tradisional pembangunan ekonomi ini ditujukan untuk peningkatan

berkelanjutan pada produk domestik bruto/PDB atau produk domestik regional

bruto/ PDRB (Saragih 2003, kuncoro 2004). Namun demikian, dalam realita

pengunaannya indikator ini saja kurang mencerminkan makna pertumbuhan yang

sebenarnya. Sebagai alternatif yang digunakan pendapatan perkapita ( income per

capita). Indikator ini menentukan kemampuan suatu negara/daerah untuk

meningkatkan PDB/PDRB agar dapat melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.

Gambaran ini menunjukan bahwa terdapat kemungkinan daerah mengalami

pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun tingkat pendapatan perkapitanya

rendah dikarenakan laju pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi.

Metode penelitian

Dalam teknik yang digunakan dalam penelitian ini peneliti menggunakan

jenis metode deskriptif kuantitatif dengan cara spesifikasi, siistematis, terancang

dan terstruktur dan banyak menggunakan angka pada saat pengumpulan data

hingga pada sat melakukan interpretasi hasil dengan menggunakan perbandingan

laju pertumbuhan ekonomi antar kabupaten maupaun Jawa Timur dan Nasional

5

dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi.laju pertumbuhan riil PDRB, PDRB

perkapita, laju pertumbuhan PDRB dan Presentase kontribusi terhadap PDRB.

Menurut Sugiyono, (2012) dalam melakukan penelitian yang baik, maka harus

mendapatkan data yang valid dengan tujuan untuk ditemukan, dikembangkan dan

dibuktikan, sesuai dengan pengetahuan tertentudan mudah untuk dipahami dalam

penyelesain sebuah permasalahan dalam penelitian.

Metode yang digunakan yaitu data sekunder, dengan data yang digunakan

pada perbandingan data kabupaten tuban, Jawa Timur, Nasional yaitu pada data

laju pertumbuhan PDRB Tuban, Jawa Timur dan Nasional berdasarkan Harga

konstan tahun 2010-2016, dan PDRB Percapita dan laju pertumbuhan ekonomi

pada harga konstan seluruh kabupaten/kota dipropinsi jawa timur tahun 2014-

2016, PDRB per kapita kabupaten tuban, Jawa Timur dan indonesia tahun 2010-

2015, Presentase Kontribusi Terhadap Jumlah PDRB Atas Harga Konstan

Kabupaten/Kota Jawa Timur (Persen) 2014-2015.

Dalam mentukan struktur dan pola yang dikembangkan suatu

kabupaten/kota yaitu dapat dikatahui Dengan menggunakan dua indikator itu,

dapat dikembangkan 4(emapat) tipologi daerah untuk mengetahui gambaran pola

dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah (kuncoro 2004)

keempat tipologi daerah apakah daerah masih maju, tumbuh atau tertinggal maka

bisa dilihat sebagai berikut:

1. Daerah cepat maju dan tumbuh ( high growh and high income)

Adalah daerah yang memiliki tingkat ekonomi dan pendapatan perkapita

yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata kabupaten dan kota

2. Daerah maju dan tertekan (High Income But Low Growh)

Adalah daerah yang memiliki tingkat pendapatan perkapita lebih tinggi,

namun pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibandingkan rata-rata

kabupaten dan kota.

3. Daerah berkembang cepat (High Growh But Low Income)

Adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih

tinggi, namun tingkat pendapatan perkapitanya masih lebih rendah

dibanding rata-rata kabupaten dan kota.

4. Daerah relatif tertinggal (low Growh Low Income)

Adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan rata-rata

pendpatan perkapita lebih rendah dibandingkan rata-rata kabupaten kota.

6

Empat tipologi daerah (sumber: kuncoro 2004)

Menurut Herry Darwanto 2016 dalam pembangunan ekonomi daerah

yaiatu memberikan solusi jangka panjang dan jangka pendek yaitu adanya isu

ekonomi daerah yang dihadapi, perlu mengkoreksi adanya kebijakan yang keliru,

pembangunan daerah merupakn pembangunan yang secara menyeluruh, 2 prisip

dalam pembangunan ekonomi daerah yang perlu diiperhatikan yaitu 1). mnegenai

ekonomi wilayah 2). merumuskan manajemen pembangunan daerah yang pro-

bisnis yaitu:

1. mengenai ekonomi wilayah

dalam isu-isu utama yang dikenali dalam pembangunan ini anatar lain:

a. perkembangan penduduk dan urbanisasi

b. sektor pertanian

c. sektor pariwisata

d. kualitas lingkungan

e. keterkaitan wilayah dan aglomerasi

2. manajemem pembangunan daerah yang Pro-bisnis

dalam pembangunan ini ada dua hal yang berperan dalam menciptakan

pembangunan yang pro-bisnis yaitu Pemerintah sebagai pengatur dan

memiliki wewenag dalam pengelolaan daerah dan pengusaha/stakeholder

yang memiliki ide dan segi pendanaan dalam pengembangan daerah.

prinsip manajemen pembangunan yang pro-bisnis antara lain:

a. menyedikan informasi kepada pengusaha

b. memberikan kepastian dan memberikan kebijakan

c. mendorong sektor jasa dan perdagangan

d. meningkatkan daya saing pengusaha daerah

e. membentuk ruang yang mendorong kegiatan ekonomi

7

Hasil Penelitian

Berdasarakan pada hasil pendahuluan diatas yaitu masih adanya

permasalah terhadap laju pertumbuhan PDRB Tuban yang tiap tahunya

mengalami penurunan, maka peneliti akan mengembangkan lagi pada 2 indikator

pertumbuhan ekonomi, pendapatan pekapita dan perubahan outup perpekerja tiap

sektor pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya adata tersebut peneliti

membandingkan dari pertumbuhan kabupaten tuban dari tahun 2012-2016 pada

laju pertumbuhan rill PDRB persektor.

Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kabupaten Tuban (Persen), Persektor Pekerjaan

2012─2016

Lapangan Usaha /Industry 2012 2013 2014* 2015* 2016**

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture, 7.47 5.20 3.67 4.35 3.76

Forestry and Fishing

B Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying 3.72 -0.29 13.33 6.71 4.67

C Industri Pengolahan /Manufacturing 6.07 8.05 3.72 5.56 4.20

D Pengadaan Listrik dan Gas /Electricity and Gas 10.94 5.09 6.99 0.81 1.03

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 5.35 7.20 2.23 2.68 3.99

Daur Ulang /Water supply, Sewerage, Waste

F Konstruksi /Construction 3.08 3.13 3.36 0.90 1.21

G

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7.84 8.69 6.68 3.57 7.98

H Transportasi dan Pergudangan 9.90 10 68 12.50 8.91 9.17

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8.16 6.93 9.51 9.18 9.05

J Informasi dan Komunikasi 10.76 2.95 8.95 8.79 9.16

K Jasa Keuangan dan Asuransi 12.07 12.97 7.64 7.30 7.05

L Real Estat /Real Estate Activities 9.12 8.27 9.77 7.99 8.22

M,N Jasa Perusahaan /Business Activities 6.41 7.71 9.95 8.72 7.27

O

Administrasi Pemerintahan, Pertaha

an dan Jaminan 1.90 1.59 0.33 4.28 6.53

P Jasa Pendidikan /Education 8.79 8.57 8.96 7.31 6.78

Q Jasa Kesehatan dan Kegia an Sosial 10.29 8.55 10.77 8.72 6.98

R,S,T,U Jasa lainnya /Other Services Activities 4.82 6.62 7.12 5.41 6.92

8

PDRB TANPA MIGAS /GRDP NON M IGAS 6.82 6.04 5.54 5.11 5.06

PDRB MIGAS GRDP M IGAS

6.29 5.85 5.47 4.89 4.90

Sumber: BPS Publikasi Kabupaten Tuban Tahun 2017

Berdasarkan data laju pertumbuhan rill persektor tersebut, kabanyakan

mengalami penurunan dari masing-masing tiap sektor, berdasarkan pada sektor

unggulan yang dimiliki oleh kabupaten tuban yaitu sektor pertanian dan perikanan

pada tahun 2012 yaitu mencapai pertumbuhan 7.47 persen, akan tetapi pada tahun

2016 laju pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan hanya tumbuh mencapai

3.76. dan begitu juga pada sektor utama lainanya pada pengadaan listrik dan gas

dikabupaten tuban pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sekitar 10.94, akan

tetapi pertumbuhan pengadaan listrik dan gas tersebut tidak dibarengi pada tahun

2016 yang mengalami penurunan hanya mencapai 1.03 persen. Begitu juga pada

sektor utama lainya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dikabupaten

tuban, pada tahunnya sedikit mengalami penurunan. Dengan adanya hal tersebut

perlu adanya kebijakan yang baru dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

pada tahun selanjutnya, agar dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi

persektor.

Peranan PDRB Kabupaten Tuban Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

(persen)2012 - 2016

Lapangan Usaha/Industry 2011*2 2013 2014* 2015* 2016**

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 20.29 20.69 20.74 21.35 21.20

B Pertambangan dan Penggalian 8.77 8.35 9.37 9.12 9.10

C Industri Pengolahan/Manufacturing 29.19 29.14 28.52 28.36 27.51

D Pengadaan Listrik dan GAS 0.11 0.10 0.10 0.10 0.10

E Pengadaan ari, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06

F Konstruksi/Construction 14.22 14.10 13.99 13.49 13.27

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Sepeda Motor 12.35 12.74 12.53 12.42 13.09

H Transportasi dan Pergudangan 0.48 0.51 0.56 0.61 0.67

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.76 0.78 0.83 0.89 0.94

J Informasi dan Komunikasi 4.84 4.50 4.34 4.33 4.50

K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.81 1 95 1.99 2.08 2.17

9

L Real Estat/Real Estate Activities 1.27 1 32 1.32 1.39 1.43

M,N Jasa Perusahaan/Business Activities 0.18 0.19 0.20 0.20 0.21

O

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Jaminan Sosial Wajib 2 59 2.46 2.23 2.22 2.29

P Jasa Pendidikan/Education 1.52 1.56 1.61 1.67 1.69

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.43 0.44 0.47 0.49 0.51

R,S,T,U Jasa lainnya 1.12 1.10 1.15 1.21 1.26

PDRB TANPA MIGAS /GRDP NON MIGAS 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

PDRB MIGAS GRDP MIGAS 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber: BPS Publikasi Kabupaten Tuban Tahun 2017

Berdasarkan pada PDRB perkapta dari tiap sektor yang dimiliki oleh

kabupaten tuban terdapat 5 sektor yang mengalami penurunan dan 12 sektor

mengalami peningkatan pada tahun 2011-2016. pada sektor yang mengalami

penurunan tersebut yaitu sektor industri pengelolaan, sektor sektor pengelolaan

listrik dan Gas, sektor sektor kontruksi, sektor infromasi dan komunikasi, sektor

administrasi pemerintahan, pertahanan jaminan sosial wajib. dari kelima sektor

tersebut masih mengalami permasalahan dalam peningkatan PDRB perkapita tiap

tahunnya. dan dari tingginya kontribusi dari PDRB perkapita kabupaten tuban

yaitu pada sektor indutri yaitu pada tahun 2016 sebesar 27,51 persen, akan tetapi

masih mengalami penerunan dari tiap tahunnya, dan sektor pertanian mencapai

21.20 persen dengan pertumbuhan dari tahun 2011-2016 mencapai 1,09 persen.

dari adanya hal tersebut dapat memberikan dampak terhadap perlambatan

terhadap pertumbuhan PRDB perkapita di kabupaten tuban.

PDRB Dan laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Seluruh

Kabupaten/Kota Di Propinsi Jawa Timur (Persen) 2014-2016

Kabupaten PDRB perkapita Laju Pertumbuhan PDRB

2014 2015 2016 2014 2015 2016

Bojonegoro 39.934.83 46,892.81 57,187.37 2.29 17.42 21.95

Tuban 35,519.92 37,256.03 39,081.76 5.47 4.89 4.90

Lamongan 21,099,94 22,316.88 23,623.79 6.30 5.77 5.86

Sumber: BPS Kabupaten Tuban dan BPS Jawa Timur tahun 2017

Berdasarakan pada data PDRB perkapita dan laju pertumbuhan PDRB

tahun 2014-2016 perbandingan antara kabupaten yang sekarisidenan, yaitu

kabupaten Bojonegoro, kabupaten Tuban, kabupaten Lamongan. Yaitu kabupaten

10

Bojonegoro yang paling tinggi baik dari laju PDRB perkapi maupun laju

pertumbuhan ekonomi yang dimiliki pada masing-masing kabupaten, dengan

adanya hal tersebut laju PDRB perkapita dan laju pertumbuhan PDRB kabupaten

tuban masih kalah dengan kabupaten bojonegoro dan kabupaten lamongan dari

segi laju pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya hal tersebut laju pertumbuhan

PDRB yang dimiliki oleh kabupaten tuban masih rendah di bandingkan ke-3

kabupaten.

Presentase Kontribusi Terhadap Jumlah PDRB Atas Harga Konstan

Kabupaten/Kota Jawa Timur (Persen) 2014-2015

Kabupaten Presentase kontribusi terhadap

jumlah PDRB

2014 2015 2016

Bojonegoro 3.27 2.86 2.98

Tuban 2.83 2.84 2.80

Lamongan 1.66 1.69 1.70

Sumber : BPS, Jawa Timur, 2017

Berdasarakan pada data presentase kontribusi masing-masing kabupaten

karisidenan tuban tersebut. Kontribusi yang paling tinggi terhadap Jumlah PDRB

kabupaten Bojonegoro memiliki kontribusi yang paling tinggi dalam

menyumbang PDRB kabupaten Bojonegoro, dapat dikatakan kontribusi

kabupaten tuban terhadap PDRB masih kalah dengan kabuapten bojonegoro.

Berdasarkan pada data Presentase kontribusi terhadap PDRB tahun 2016,

kabupaten bojonegoro mencapai 2,98 persen dan kabupaten tuban mencapai 2.80

persen dan kabupaten lamongan hanya mencapai 1.70 persen dengan adanya hal

tersebut kontribusi yang dimiliki kabupaten tuban terhadap PDRB kabupaten

masih rendah.

Berdasarkan teori menurut (kuncoro 2004) Dalam mentukan struktur dan

pola yang dikembangkan suatu kabupaten/kota yaitu dapat dikatahui Dengan

menggunakan dua indikator itu, dapat dikembangkan 4(empat) tipologo daerah

untuk mengetahui gambaran pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-

masing daerah. Berdasarakan pada tipologi yang dikembangkan oleh kabupaten

tuban yaitu kabupaten tuban berada pada nomer ke-2 yaitu daerah maju dan

tertekan (High Income But Low Growh) daerah yang memiliki tingkat pendapatan

perkapita lebih tinggi, namun pertumbuhan ekonomi yanga lebih rendah

dibanding rata-rata kabupaten dan kota yang memiliki sidat karisidenan antara

kabupaten bojonegoro, kabupaten tuban dan kabupaten lamongan yang dapat

dilihat pada data PDRB Dan laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan

Seluruh Kabupaten/Kota Di Propinsi Jawa Timur (Persen) 2014-2016. Sebab

dalam data tersebut kabupaten tuban memiliki tingkat pendapaten perkapita yang

11

tiap tahun meningkat, meskpin kalah dengan kabupaten bojonegoro akan tetapi

masih tinggi dibandinkan dengan PDRB Perkapita dikabupaten lamongan. Dan

pada laju pertumbuhan ekonomi yang dimiliki oleh kabupaten masih rendah

dibandingkan dari kedua kabupaten bojonegoro maupun kabupaten lamongan.

Dengan adanya hal tersebut dapat dikatakan kabupaten tuban memiliki tipologi

daerah yang maju tapi tertekan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan pada purtumbuhan ekonomi dikabupaten tuban yang masih

rendah maka dalam peningkatan pembangun ekonomi tesebut menurut Herry

Darwanto, Dalam pembangunan ekeonomi tersebut memiliki 2 prinsip

pembangunan ekonomi daerah, mengentai:

1. Ekonomi wilayah

Peningkatan ekononomi dikabupaten tuban harus memperharikan 5

indikator pembangunan ekonomi

a. perkembangan penduduk dan urbanisasi yaitu semmaikin tingginya

jumlah tenga kerja yang dimiliki oleh kabupaten tuban maka akan

meningkatan pada arus perdagangan barang dan jasa

b. sektor pertanian, dalam sektor pertanian yang dimiliki kabupaten

tuban yaiatu masih menggunakan pada teknologi yang tradisional

dan belum adanya swasembada pada. oleh karena itu adanaya

peran pemerintah dan kelompok masyarakat dalam peningakatan

mengembangkan kedua sektor tersebut.

c. sektor pariwisata, dalam pengelolaan pariwisata dikabupaten tuban

yaitu kebnayakan masih dipegang oleh masyarakat setempat, oleh

karena itu dalam pengembangan pariwiasata yang ada dikabupaten

tuban masih belum bisa berkembang, dengan adanya hal tersebut

perlu adanya kebijakan pemerintah dalam pengelolaan pariwisata

yang dimiliki oleh kabupaten tuban.

d. kualitas lingkungan, yaitu menjdikan salah satu pendukung untuk

meningkatan pada sektor investasi daerah, khususnya dikabupaten

tuban yang masih terkenal asli, perlu diembangkan pada

pembangunan infrasturktur daerah.

e. keterkaiatan antar wilayah dan aglomerasi, peningkatan kualitas

jarungan trasnpoertasi perdagangan barang dan jasa dikabupaten

tuban.

2. manajemen pembangunan pro-bisnis

Peningkatan pertumbuhan ekonomi dikabupaten tuban juga harus

memperhatikan pada pembangunan yang bersifat bisnis/ peranan

stakeholder sebagai penunjang dalam pembangunan daerah. yang

harus diperhatikan adalah:

a. penyediaan informasi kepada pengusaha, dalam peneingkatan

kerjasama terhadap stakeholder yaitu perlunya pengembangan

12

infromasi yang dimiliki oleh kabupaten tuban. agar investor akan

menanamkan modal di kabupaten tuban memiliki akses yang baik.

b. memberikan kepastian dan kebijakan, disini perna pemerintah yaitu

harus adanya perlakuan yang baik dan tidak akan merugikan pada

stekeholder yang menanam modal kabupaten tuban.

c. peningkatan pada sektor jasa dan perdagangan, yaitu dalam

pengolahan hasil alam yang dimiliki oleh kabupaten tuban sebelum

di ekspor, seharusnya pada penggunaan produk barang jadi, sebab

sebab memiliki income yang tinggi.

d. peningkatan daya saing pengusaha daerah melalui bantuan

terhadap pemerintah kabupaten tuban.

e. peningkatan lahan ekonomi yang dijadikan sebagai sumber

investasi daearah, melalui ekonomi kreatif.

Kesimpulan

Dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah salah satunya harus

mengetahu bagaimana indikator yang harus di perbaiki dan digunakan dalam

acuan pertumbuhan ekonomi, indikator tersebut adalah pertumbuhan ekonomi dan

pendapatan perkapita maupun laju persektor PDRB. Berdasarkan pada potensi

alam yang dimiliki kabupaten tuban yaitu pada sektor pertanian dan perikanan,

sektor energi gas alam dan industri pengelolaan yang menjadi tumpuhan dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonomi kabupaten tuban, akan tetapi dalam data

persektor Rill PDRB kedua sektor tersebut megalami penurunan dalam kontribusi

Pertumbuhan PDRB kabupaten tuban pada tahun 2012-2016. Disamping itu juga

menjadi dampak dari laju pertumbuhan ekonomi kabupaten tuban yang pada

tahun 2011-2016 tiap tahunya mengalami penurunan. Akan tetapi dengan

penurunan laju pertumbuhan ekonomi tersebut masih dibarengi dengan

perkembangan PDRB perkapita kabupaten tuban yang tiap tahun nya mengalami

peningkatan meskipun belum terlalu tinggi yang pada tahun 2016 mencapai

39,081.76. Dengan adanya hal tersebut dapat dikatakan kabupaten tuban memiliki

tipologi daerah yang maju tapi tertekan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Sebab pertumbuhan ekonomi tiap tahunya mengalami penurunan akan tetapi

PDRB pendapatan perkapita mengalami peningkatan. dalam peningkatan

pembangunan ekonomi Kabupaten Tuban yaitu mengunakan 2 prinsip

pembangunan ekonomi daerah yang dilakukan secara menyeluruh, 1).

pembangunan mengenai Ekonomi wilayah 2). pembangunan yang merumuskan

pada manajemen pembangunan daerah yang Pro-bisnis.

13

Daftar Pustaka

Amin pujiati, 2015, “analisis pertumbuhan ekonomi dikarisidenan semarang era

desentralisasi fiskal” jurnal ekonomi pembangunan Universitas negeri

semarang.

BPS, Kabupaten Tuban, Tahun 2017, “PDRB Pendapatan Perkapita Kabuapten

Tuban Tahun 2010-2015”

BPS, Kabupaten Tuban Tahun 2017, “Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kabupaten

Tuban Tahun 2013-2016”

Perda Nomor 24 Tahun 2016 “Tentang Rencana Pembangunan Jangkan Menegah

Daerah Kab. Tuban 2016-2021”

BPS, Kabupaten Tuban, Tahun 2017, “Presentase Kontribusi Terhadap Jumlah

PDRB Atas Harga Konstan Kabupaten/Kota Jawa Timur (Persen) 2014-

2016”

Kuncoro, Mudrajat. 2004. “Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi,

Perencanaan,Perencanaan, Strategi dan Peluang’. Penerbit Erlangga.

Priyo Hari Adi, 2005. “dampak desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan

ekonomi (studi pada kabupaten dan kota se Jawa-bali). Jurnal interdispliner

kritis UKSW. Universitas kristen satya wacana.

Saragih, Juli Panglima. 2003. “Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam

Otonomi”.Penerbit Ghalia Indonesia.

Todaro, 2006. “indikator keberhasilan pembangunan”Penerbit Ghalia Indonesia