perancangan video klip “you better die”

23
i Perancangan Video Klip “You Better Die” Sebagai Media Promosi Band Lokal (Studi Kasus : Fixershow) Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Teknologi Informasi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Desain Peneliti: Yosan Wedha Pamungkas (6920009046) Martin Setyawan, S.T, M.Cs. Jasson Prestiliano, S.T, M.Cs. Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2014

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perancangan Video Klip “You Better Die”

i

Perancangan Video Klip “You Better Die”

Sebagai Media Promosi Band Lokal

(Studi Kasus : Fixershow)

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas

Teknologi Informasi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai

gelar Sarjana Desain

Peneliti:

Yosan Wedha Pamungkas (6920009046)

Martin Setyawan, S.T, M.Cs.

Jasson Prestiliano, S.T, M.Cs.

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2014

Page 2: Perancangan Video Klip “You Better Die”

ii

Page 3: Perancangan Video Klip “You Better Die”

iii

Page 4: Perancangan Video Klip “You Better Die”

iv

Page 5: Perancangan Video Klip “You Better Die”

v

Page 6: Perancangan Video Klip “You Better Die”

vi

Perancangan Video Klip “You Better Die”

Sebagai Media Promosi Band Lokal

(Studi Kasus : Fixershow)

1)

Yosan Wedha Pamungkas, 2)

Martin Setyawan, S.T, M.Cs., 3)

Jasson Prestiliano, S.T, M.Cs.

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

E-mail : 1)[email protected], 2) [email protected] 3) [email protected]

Abstract As the progressive era, the music industry in Indonesia now developed rapidly. With

the promising result from the music industry, gradually appeared new group band. So, it

make the competition become tighter. Some problems happened in the music industry. One

of them was the problem of promotion. This problem was also faced by local band Fixershow. Therefore, a creative solution is needed to promote the band. Using the clip

video as the promotion media, a cinematic clip finally was created as the solution for the

problem. The product of this cinematic clip was used as a media to promote a song entitled “You Better Die” and the group band itself

Keywords: Music Video, Fixershow, Cinematic Clip, Promotion

Abstrak

Seiring kemajuan zaman, saat ini industri musik di Indonesia berkembang sangat pesat. Dengan hasil yang menjanjikan dari industri tersebut, maka satu - persatu band baru

bermunculan sehingga menjadikan persaingan dalam industri musik semakin ketat.

Beberapa masalah terjadi didalam industri musik. Salah satunya adalah permasalahan dalam hal promosi. Masalah tersebut juga dihadapi oleh band lokal Fixershow, sehingga

diperlukan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan menggunakan

video klip sebagai media promosi, maka dirancang sebuah video klip dengan jenis

cinematic clip. Dan hasil perancangan ini adalah video klip dengan jenis cinematic clip adalah sebagai media promosi lagu “You Better Die” dan band Fixershow.

Kata Kunci: Video Klip, Fixershow, Cinematic Clip, Promosi

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Desain Komunikasi Visual,

Universitas Kristen Satya Wacana 2) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 3) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Page 7: Perancangan Video Klip “You Better Die”

1

1. Pendahuluan

Sejak abad ke - 20, industri musik di Indonesia mengalami perkembangan

yang pesat. Dengan berkembang pesatnya industri musik di Indonesia, menjadi

salah satu hal yang positif untuk kemajuan industri hiburan.

Dengan berkembangnya industri musik di Indonesia, banyak band-band

baru bermunculan membuat persaingan di industri musik menjadi lebih ketat.

Hal ini diikuti juga dengan kemajuan teknologi yang ikut berperan dalam hal

recording dan promosi sebuah karya musik[1].

Sebuah band indie dihadapkan dengan masalah, yaitu dalam hal

memperkenalkan band kepada masyarakat atau dalam kasus ini adalah masalah

promosi. Masalah yang sama juga dialami oleh band lokal Salatiga bergenre

alternative. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada salah satu

personil band FIXERSHOW, mereka mempublikasikan lagu melalui cd lagu,

reverbnation, soundcloud. Tampil sebagai band pengisi di kafe-kafe lokal

Salatiga, beberapa panggung musik dan lain sebagainya yang masih dirasa kurang

untuk memenuhi kebutuhan promosi band FIXERSHOW.

Untuk mememuhi kebutuhan promosi sebuah band.Terdapat salah satu

alternatif media promosi yang dapat digunakan untuk memperkenalkan pada

publik yaitu melalui video klip. Lalu pada akhir akan diimplementasikan dalam

bentuk perancangan media berbentuk DVD. Perancangan video klip Fixershow

menggunakan jenis cinematic clip. Melalui video klip dengan teknik cinematic

video mengandalkan tutur film berupa cerita pendek, lirik diceritakan melalui

gabungan serangkaian gambar-gambar yang bercerita. Dengan menggunakan

media komunikasi visual ini, diharapkan cerita yang tersirat dari lagu dapat

disampaikan kepada penonton melalui visualisasi yang menarik dan video ini

dapat menjadi sebuah media promosi yang efektif untuk lagu “You Better Die”

dan band FIXERSHOW agar semakin bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas.

2. Tinjauan Pustaka

Makna Ikon Video Klip (Analisis Semiotika Video Klip Armada Racun

"Amerika" Versi 1). Penelitian ini membahas tentang video klip "Amerika"

versi 1 yang menggunakan media video klip sebagai sarana penyampaian pesan

melalui ikon-ikon yang digunakan di dalam video klip tersebut. Dan hasil dari

analisa tersebut adalah Armada Racun menuangkan segala bentuk pemikirannya

untuk menggambarkan permasalahan budaya Amerika yang menerpa masyarakat

Indonesia dengan menggunakan ikon didalam video klip yang berupa produk

Amerika dan digabunggkan dengan ide pemikiran mereka [2]. Video Klip Sebagai

Media Promosi Grup Musik Spirit of Life. Penelitian ini membahas tentang

pembuatan video klip sebagai media promosi band indie yaitu Spirit of Life

dengan lagu mereka yang berjudul "Looser". Dan hasil dari pembuatan video

klip ini adalah sebuah video klip dengan jenis performance klip. Dari pembuatan

video klip ini didapatkan kesimpulan bahwa media komunikasi visual berguna

untuk promosi sebuah kelompok musik. Dan media visual seperti video klip

merupakan media yang efektif dalam proses promosi karena target dapat melihat

dan mengenal lebih dekat tanpa perantara dan informasi dari orang lain[3].

Dirangkum dari kedua penelitian yang ada, kelebihan penelitian yang

Page 8: Perancangan Video Klip “You Better Die”

2

dilakukan dengan menggunakan jenis cinematic video adalah visualisasi cerita

dari lirik lagu dapat disiratkan dan disampaikan dengan tutur film pendek, juga

audience dapat melihat video klip seperti menonton film pendek dan hasil

akhir dari pembuatan video klip ini akan diimplementasikan dalam bentuk

perancangan media berbentuk DVD. Visualisasi berdasarkan inti cerita dari

lirik lagu “You Better Die”. Tujuan pembuatan video klip ini untuk

mempromosikan band Fixershow dan lagunya yang berjudul "You Better Die"

kepada masyakarat melalui media audio visual.

Komunikasi visual (komunikasi melalui penglihatan) adalah sebuah

rangkaian proses penyampaian infromasi atau pesan kepada pihak lain dengan

penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan.

Komunikasi visual menkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain

grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya[4].

Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan

menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool)

dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya

dan berkomunikasi[5].

Film yang disebut juga dengan cinematographie yang berasal dari kata

cinema (gerak), tho atau phytos (cahaya), dan graphie atau grhap (tulisan,

gambar, citra). Dalam pengertiannya sendiri sinematrografi atau film adalah

melukis gerak dengan cahaya dengan menggulakan alat khusus, yang saat ini

disebut kamera[6].

Video klip didefinisikan sebagai kumpulan guntingan gambar hidup

untuk ditayangkan lewat televisi atau layar bioskop atau rekaman video atau film

yang diambil dari rekaman video atau film yang lebih panjang. Jadi video klip

dapat didefinikan sebagai karya audio visual dari sebuah lagu yang dihasilkan

oleh sebuah grup musik dalam rangka mempromosikan dan mempopulerkan grup

musik tersebut beserta lagu yang mereka hasilkan. Dengan demikian, selain

menampilkan isi sebuah lagu secara visual, video klip musik juga memiliki fungsi

untuk memperkenalkan personel dari grup tersebut kepada target penonton[7].

Cinematic clip merupakan tampilan video yang lebih

mengandalkan alur cerita film. Video berjenis cinematic menggunakan tutur film

tradisional yaitu lebih menyerupai sebuah cerita pendek. Beberapa contoh

cinematic video adalah ‘papa don’t preach’ dari Madonna dan ‘janie’s got a

gun’ milik Aerosmith. Kedua video klip ini dikategorikan sebagai cinematic

video klasik karena tampilan visualnya merupakan ilustrasi cerita berdasarkan

oleh liriknya. Lirik diceritakan melalui gambar-gambar yang dramatis yang

kemudian digabungkan dengan penampilan artisnya[8].

Promosi adalah segala macam bentuk komunikasi persuasi yang

dirancang untuk menginformasikan pelanggan tentang produk atau jasa dan

untuk memengaruhi mereka agar membeli barang atau jasa tersebut yang

mencakup publisitas, penjualan perorangan dan periklanan. [9].

Musik yang berasal dari kata muse yaitu salah satu dewa dalam mitologi

Yunani kuno bagi cabang seni dan ilmu pengetahuan. Musik merupakan

cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke dalam pola-

pola yang dapat dimengerti dan dipahami oleh manusia[10].

Page 9: Perancangan Video Klip “You Better Die”

3

Fixershow terbentuk pada bulan Juli 2010. Band ini beraliran Disco Alternative dan satu-satunya band beraliran Alternative di Kota Salatiga. Namun seiring berjalannya waktu, genre ini lebih diperluas lagi. Band ini memiliki 4 personil saat ini, antara lain Erfix (Vokal), Fendi (bass), Aditya (drum), Adrian (gitar). Untuk menjaga konsistensi dalam bermusik, Fixer show aktif terlibat dalam berbagai event musik seperti Salatiga Indie dan event lainnya di Salatiga, maupun di luar Salatiga.

3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif

dengan menggunakan metode linear strategy. Metode ini sering disebut strategi

garis lurus, yang menerapkan urutan logis pada tahapan perancangan yang

sederhana dan relatif sudah dipahami komponennya. Strategi ini sesuai untuk tipe

perancangan yang telah berulangkali dilaksanakan, misalnya desain bangunan

rumah tinggal. Suatu tahap yang dimulai setelah tahap sebelumnya diselesaikan,

demikian seterusnya[11]. Gambar 1 adalah penjelasan alur metode penelitian

Linear Strategy.

Gambar 1. Bagan Metode Penelitian Linear Strategy.

Tahap 1 Dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh

band lokal Fixershow dengan cara melakukan wawancara dengan personil band

Fixershow. Masalah yang dihadapi oleh band Fixershow adalah promosi melalui

media audio video yaitu video klip. Setelah masalah teridentifikasi, dilakukan

pengumpulan data secara visual dan verbal untuk dijadikan dasar dari

perancangan video klip. Lalu setelah data visual dan verbal didapatkan, dilakukan

analisis data untuk mendapatkan kesimpulan antara data visual dan verbal yang

akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan video klip band Fixershow.

Tahap 2 ini adalah tahapan yang berisi proses pra produksi hingga

evaluasi. Dimulai dengan pra produksi yang memiliki 4 bagian didalamnya yaitu

ide, storyline, treatment, dan storyboard. Dimulai pencarian ide cerita melalui

lirik lagu “You Better Die” sebagai acuan penting. Lalu setelah ide didapatkan,

dilanjutkan pembuatan storyline yang dimana storyline adalah penjabaran dari ide

cerita. Setelah pembuatan storyline selesai dilanjutkan penerjemahan storyline

menuju treatment, yang berisikan setting, jenis shot, angle shot dan transisi

kamera. Selanjutnya pembuatan storyboard. Storyboard merupakan deskripsi dari

setiap scene yang secara detail, berupa sketsa dari scene yang akan diambil, shot,

angle dan pergerakan kamera. Setelah keempat poin dalam proses pra produksi

selesai dilanjutkan dengan proses produksi dalam hal ini adalah pengambilan

gambar. Lalu dilanjutkan dengan pasca produksi dimana hasil dari pengambilan

gambar masuk kedalam proses editing. Dalam proses ini, video diedit sesuai

dengan skenario yang telah dibuat. Dilakukan juga proses gradding (pemberian

tone warna pada video) agar warna yang dihasilkan sesuai dengan suasana yang

ingin ditampilkan. Lalu penggabungan dengan backsound yaitu lagu “You Better

Die”.

Page 10: Perancangan Video Klip “You Better Die”

4

Tahap 3 adalah tahap pengujian, dilakukan wawancara kepada band

Fixershow dan narasumber atau masyarakat yang telah mengetahui tentang video

klip “You Better Die. Setelah dilakukan pengujian, hasil dari perancangan video

klip ini dapat dipublikasikan dan digunakan oleh band Fixershow sebagai media

promosi.

Tahapan-tahapan secara garis besar dalam pembuatan cinematic clip

sebagai media promosi sebuah lagu dan band dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai

berikut:

Gambar 2. Bagan Alur Perancangan Video Klip

Identifikasi Masalah

Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi masalah dan ide pemecahan

masalah yang ada dalam video klip “You Better Die” yang dibawakan oleh band

Fixershow. Dalam pengidentifikasian masalah ini akan mengerti masalah yang

dihadapi band Fixershow dalam membuat media promosi dalam lagunya yang

berjudulkan “You Better Die”. Kemudian dilakukan penyelesaian pemecahan

masalah yang dilakukan dengan diskusi dengan personil Fixershow untuk

merumuskan pemecahan masalah dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada

agar sesuai dengan kebutuhan Fixershow. Hasil yang diperoleh dalam tahap ini

adalah rumusan pemecahan masalah untuk merancang video klip yang berjenis

cinematic video. Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk perancangan video klip ini didapat dengan cara

mencari referensi berupa buku dan jurnal yang berkaitan guna menunjang

kelengkapan data untuk perancangan video klip ini. Karya tulis lain yang menjadi

pembanding dari penulisan dan pembuatan video klip ini. Melakukan wawancara

kepada band bersangkutan dengan hasil perolehan yaitu data lirik lagu dan inti

cerita lagu yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan alur video klip.

Dilakukan juga observasi terhadap beberapa video klip yang berjenis

cinematic video salah satunya pada video klip The Offspring “Why Don't You

Get a Job”. Untuk dijadikan refrensi video klip berjenis cinematic clip.

Untuk pembuatan alur cerita video klip ini, data didapat dengan cara

melakukan wawancara kepada pencipta lagu “You Better Die”. Wawancara yang

telah dilakukan dengan Erfix pencipta lagu “You Better Die” dari band

Fixershow pada tanggal 25 Juni 2014. Dari wawancara ini didapatkan lirik lagu

“You Better Die” dan inti cerita dari lagu yaitu tentang kehidupan seorang yang

Page 11: Perancangan Video Klip “You Better Die”

5

depresi yang lebih baik mati karena hal yang telah dialaminya. Berikut lirik lagu

“You Better Die”.

Gambar 3. Lirik lagu “You Better Die”

Data visual didapat dengan cara mencari referensi video klip yang

berjenis sama dengan penelitian yaitu viedo berjenis cinematic video. Dan juga dilakukan pengamatan terhadap band Fixershow untuk mengetahui karakter dari band tersebut yang dapat digunakan sebagai dasar perancangan video klip.

Dari data verbal dan visual dapat diambil kesimpulan antara lain :

1. Menggunakan video klip untuk promosi sebuah band akan berguna.

2. Dengan video klip, pesan dari lagu dapat diterjemahkan melalui visualisasi.

3. Didapatkan lirik “You Better Die”.

4. Lagu “You Better Die” oleh Fixershow berceritakan tentang kehidupan

seseorang yang tak harus lahir didunia ini karena depresi dan dijauhi oleh orang

lain yang dimana orang tersebut lebih baik mati dari pada hidup di dunia karena

depresi yang dialaminya.

5. Band Fixershow saat ini terdiri dari 4 personil.

6. Didapatkan logo album dan juga logo dari band Fixershow.

Perancangan

Ide cerita

Setelah melakukan pengumpulan data, ide cerita diambil dari lirik

lagu “You Better Die” dan inti cerita dibuat sesuai dengan inti dari lagu “You

Better Die” tentang seseorang yang mengalami depresi sangat berat dalam

hidupnya. Sehingga membuat dia untuk bunuh diri. Storyline

Storyline adalah gambaran tentang film yang akan diproduksi, yang

dimaksudkan agar dalam proses produksinya akan lebih terarah. Berikut adalah

storyline dari lagu “You Better Die” milik band Fixershow.

Page 12: Perancangan Video Klip “You Better Die”

6

Seseorang bernama Ben yang mempunya kehidupan yang sangat berat.

Dimulai dari penyakitnya yang berupa penyakit dalam yang dialaminya. Sehingga

membuat dia harus meminum obat khusus untuk menjaga kondisi nya dan juga obat

penenang untuk menjaga emosinya.

Pada suatu hari dia pergi untuk melamar kerja pada suatu perusahaan, tetapi

malang nasibnya ushanya ditolak oleh perusahaan tersebut. Ben mulai kecewa

dengan hal yang dialaminya, hal tersebut membuat emosi dia menjadi labil. Dengan

emosinya yang labil maka Ben Harus meminum obat yang diberikan dokter

kepadanya. Pada saat Ben hendak meminum obat, BBm dari Syasa yang

mengajaknya untuk bertemu membuat Ben semangat kembali dan memasukkan

obatnya karna dirasa emosinya sudah membaik. Bahagia dia rasakan karena

jawaban tentang apa yang telah diungkapkan Ben kepada Syasa akan terjawab.

Pada saat dia sampai dilokasi dia kaget karena Syasa sedang asik bercanda

bersama teman lainnya, terlebih kepada Dede. Setelah beberapa lama Ben disitu,

Ben berfikir bahwa dia harus meminta kejelasan dari Syasa. Lalu Ben mencoba

berbicara dengan Syasa dan mencoba meraih tangan Syasa tetapi tiba-tiba Syasa

menghempaskan tangan Ben. Sontak Dede berdiri dan emosi terhadap Ben, begitu

pula teman temannya yang sontak langsung menghajar Ben. Lalu Dede dan seorang

temannya mengeluarkan seluruh isi tas Ben dan menghancurkannya, termasuk obat

milik Ben dan surat lamaran kerja Ben. Saat Ben dihajar, bukan Syaya peduli tetapi

malah sebaliknya Syasa sama sekali tak peduli. Sampai akhirnya mereka

meninggalkan Ben dengan luka-luka nya.

Lalu Ben berlari dengan menahan sakit yang dialaminya. Dia berlari menuju

kamarnya, Ben mencari obat depresi dan obat penyakitnya, akan tetapi ternyata obat

nya semua sudah habis. Lalu dia menghancurkan isi kamarnya karena emosi dia

menjadi tidak labil. Sesaat dia melihat kearah poster nirvana yang ada pada dinding

kamarnya. Lalu Ben tiba tiba mulai tenang, lalu menuju lemari dan mengambil

pistol warisan ayahnya. Tanpa tunggu lama Ben memasukkan ujung pistolnya dan

menembak mati dirinya sendiri.

Treatment

Setelah pembuatan storyline, tahap selanjutnya adalah pembuatan

treatment. Treatment disusun berdasarkan hasil riset awal. Dalam penyusunan

treatment yang terpenting adalah kumpulan dari jenis shot, angle dan juga transisi

kamera. Berikut merupakan contoh treatment video klip yang akan dirancang.

1. Scene 1 : Kamar ; Time: pagi hari

Ben tidur sambir mendengarkan lagu “Hello” (prolog)

2. Scene 2 : Kamar Time: pagi hari

Ben bangun sambil mencopot headset dan melihat handphone lalu

mematikan musik (prolog)

3. Scene 3 : Kamar ; Time: pagi hari

Ben mengambil lalu meminum obat (prolog)

4. Scene 4 : Kamar ; Time: pagi hari

Ben memasukkan berkas dan laptop kedalam tas (prolog)

5. Scene 5 : Kamar ; Time: pagi hari

Ben besiap untuk pergi, didepan kamar Ben melihat sekitar dengan ekspresi

penuh harapan. (prolog)

Page 13: Perancangan Video Klip “You Better Die”

7

6. Scene 6 : Gedung ; Time: malam hari

Erfix memainkan keyboard bagian intro lagu (band diam)

7. Scene 7 : Gang ; Time: siang hari

Ben berjalan dengan ekpresi kecewa dan sedih

8. Scene 8 : Gang ; Time: siang hari

Ben marah lalu menendang botol

9. Scene 9 : Gang ; Time: siang hari

Ben bersandar sembari mencopot dasinya dan mengekspresikan kekesalan

10. Scene 10 : Gang ; Time: siang hari

Ben mengambil obat lalu ketika hendak meminum obat dia mendapat bbm

dari Syasa. Ben membaca dengan muka bahagia

11. Scene 11 : Gedung ; Time: malam hari

Ben berjalan menaiki tangga dengan muka bahagia, lalu dia menoleh dan

dengan ekspresi kaget dia melihat Syasa dan Dede sedang selfie, dia jalan

dengan kecewa lalu duduk di samping Syasa (Dede Syasa bercanda) ( 3

teman Ben duduk dibelakang mereka sambil bercanda)

12. Scene 12 : Gedung ; Time: malam hari

Syasa dan Dede melihat Ben dengan sinis lalu Syasa menendang tas Ben.

Ben mencopot baju dan dasi.

13. Scene 13 : Gedung ; Time: malam hari

Ben mengajak Syasa bicara, Ben meraih tangan Syasa lalu Syasa

menghempaskan tangan Ben (muka Dede emosi)

14. Scene 14 : Gedung ; Time: malam hari

Dede mengampiri Ben dengan emosi (berdiri)lalu mendorong Ben sampai

jatuh.

15. Scene 15 : Gedung ; Time: malam hari

Teman-teman Dede menghajar Ben yang sedang terjatuh

16. Scene 16 : Gedung ; Time: malam hari

3 teman Ben memegangi Ben, Dede mengambil lamaran dari tas Ben lalu

memberikan kepada temannya lalu menyobek lamaran itu (muka Ben

sedih). Dede mengambil laptop Ben dari tas lalu membuangnya. Teman

Ben mengambil obat Ben lalu menginjak obat(muka Ben bertambah sedih).

3 orang teman Ben menjatuhkan Ben.(muka Syasa bahagia).

17. Scene 17 : Gedung ; Time: malam hari

Ben mengais obatnya sambil diganggu teman-temannya. (muka Syasha

bahagia). Lalu mereka meninggalkan Ben.

18. Scene 18 : Gedung ; Time: malam hari

Ben batuk darah. Ben membanting laptop. Ben berteriak dan menangis

19. Scene 19 : Gedung ; Time: malam hari

Erfix menyanyikan lyrik YBD

20. Scene 20 : Kamar ; Time: malam hari

Ben masuk kamar dengan panik mencari obat di lemari dan membanting

obatnya karena sudah habis.

21. Scene 21 : Gedung ; Time: malam hari

Band memainkan lagu bagian YBD (akhir lagu)

Page 14: Perancangan Video Klip “You Better Die”

8

22. Scene 22 : Kamar ; Time: malam hari

Ben marah dan depresi ( mojok, memukul tembok, teriak)

23. Scene 23 : Kamar ; Time: malam hari

Ben mehempaskan cd lagu ke tembok, merubuhkan lemari, memukul

monitor dengan besi

24. Scene 24 : Kamar ; Time: malam hari

Ben mengambil pistol, Ben melihat poster Nirvana, Ben memasukkan

pistol kedalam mulut dan bunuh diri.

Storyboard

Storyboard merupakan deskripsi dari setiap scene yang secara jelas

menggambarkan obyek multimedia serta perilakunya [12]. Dalam perancangan

video klip ini, storyboard memegang peranan cukup penting dikarenakan

storyboard akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan video klip. Dibawah

ini adalah keseluruhan gabungan storyboard yang

juga akan dijelaskan setiap scenenya Gambar 4.

Gambar 4. Storyboard

Produksi

Tahap perancangan selanjutnya setelah pembuatan storyboard

adalah produksi video klip atau pengambilan gambar. Setelah mencari

talent yang tepat untuk menjadi pemeran utama kemudian dilakukan

pengambilan gambar yang sesuai dengan storyboard yang sudah di buat.

Pengambilan gambar menggunakan seting di gedung tua, rel kereta api, tepi

sungai, jalan tanah, sungai kecil, kebun. untuk seting waktu untuk keseluruhan

scene adalah siang hari dan beberapa stock video yang dapat dilanjutkan pada

tahap pasca produksi. Terlihat pada Gambar 5.

Page 15: Perancangan Video Klip “You Better Die”

9

Gambar 5. Stock Video

Pasca Produksi

Editing Video

Setelah pengambilan gambar dan stock video yang diperlukan,

kemudian tahap selanjutnya adalah melakukan penggabungan dengan

menggunakan software editing video. Video yang sudah ada digabungkan agar

cerita scene dengan scene yang lainya berkesinambungan dan menjadi sebuah

video klip. Terilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Editing Penggabungan Stock Video

Gradding ( Pemberian Tone Warna Pada Film)

Pada tahapan ini merupakan tahap pemberian warna pada video yang

sudah digabungkan menjadi satu. Pemberian warna dimaksudkan agar

memperkuat konsep video dan juga mempercantik video. Tone yang

digunakan greyscale, yang dimaksudkan agar suasana lebih terlihat sedih .

Terlihat pada proses gradding Gambar 7.

Page 16: Perancangan Video Klip “You Better Die”

10

Gambar 7. Pengaturan Tone Warna

Editing Backsound

Setelah melakukan tahap gradding pada video kemudian tahap

selanjutnya adalah mixing backsound pada video klip. Proses ini adalah

proses memasukkan lagu dan ambient sound ke dalam video klip, dalam

proses ini lagu yang akan digunakan adalah lagu “Hello” pada bagian prologdan

“You Better Die” oleh Fixershow. Seperti yang terlihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Editing Backsound

4. Hasil Implementasi Hasil dari pembuatan video klip “You Better Die” ini adalah sebuah klip

berjenis cinematic clip. Yaitu sebuah video klip yang memiliki alur cerita

sehingga lirik dari lagu dapat diterjemahkan dengan visualisasi yang mempunyai

cerita. Berfungsi sebagai media promosi dengan bentuk audio visual dari lagu

“You Better Die” serta band Fixershow.

Page 17: Perancangan Video Klip “You Better Die”

11

Gambar 9. Video Klip “You Better Die” scene 1

Terlihat pada gambar 9 adalah scene 1, yang memperlihatkan Ben sedang

tertidur sambil mendengarkan lagu. Penggambilan gambar menggunakan beberapa

shot, diantaranya adalah low angle dan hi angle. Bagian ini adalah bagian prelude

pada video klip.

Gambar 10. Video Klip “You Better Die” scene 3

Pada scene 3 yang terlihat pada gambar 10, mempelihatkan Ben edang

meminum obat. Untuk memperjela gambar di scene ini maka menggunakan shot

extreme close up pada tangan Ben yang sedang menuangkan obat. Bagian ini adalah

bagian prelude pada video klip.

Gambar 11. Video Klip “You Better Die” scene 5

Pada scene 5 yang terlihat pada gambar 11, menggunakan shot size medium

long shot guna memperlihatkan ekspresi muka Ben yang penuh harapan dan barang

yang dia bawa. Bagian ini adalah bagian prelude pada video klip.

Page 18: Perancangan Video Klip “You Better Die”

12

Gambar 12. Video Klip “You Better Die” scene 6

Pada scene 6 yang terlihat pada gambar 12, menggunakan shot size medium

close up pada tangan Erfix dan keyboard. Pada scene ini memperlihatkan erfi

sedang memainkan keyboard pada bagian intro lagu “You Better Die”

Gambar 13. Video Klip “You Better Die” scene 7

Pada scene 7 yang terlihat pada gambar 13, menggunakan angle eye level

dan shot size medium long shot. Pada scene ini memperlihatkan Ben yang sedih

karena pekerjaannya.

Gambar 14. Video Klip “You Better Die” scene 10

Pada scene 10 yang terlihat pada gambar 14, menggunakan beberapa shot

diantaranya adalah medium shot, close up dan dengan angle low, eye level, high.

Pada scene ini memperlihatkan Ben yang akan meminum obat dan tidak jadi karena

emosi dia telah membaik seiring sms dari Shasa yang mengajaknya untuk bertemu.

Page 19: Perancangan Video Klip “You Better Die”

13

Gambar 15. Video Klip “You Better Die” scene 11

Pada scene 11 yang terlihat pada gambar 15, scene ini menggambarkan

ekspresi Ben yang senang dan berubah menjadi sedih karena Shasa sedang bersama

Dede. Pada shot ini menggunakan shot size long shot dan medium shot, lalu angle

high dan eye level, camera movement yang digunakan adalah pan.

Gambar 16. Video Klip “You Better Die” scene 13

Pada scene 13 yang terlihat pada gambar 16, menggunakan medium shot

size. Pada scene ini memperlihatkan Ben yang mencoba mengajak Shasa berbicara

lalu dilanjutkan oleh Ben yang mencoba meraih tangan Shasa tetapi ditolak Shasa.

Gambar 17. Video Klip “You Better Die” scene 14

Pada scene 14 yang terlihat pada gambar 17, pada scene memperlihatkan

Dede yang mendorong Ben untuk sampai terjatuh. Dengan menggunakan medium

shot size dan follow cam untuk camera movementnya.

Gambar 18. Video Klip “You Better Die” scene 16

Page 20: Perancangan Video Klip “You Better Die”

14

Pada scene 6 yang terlihat pada gambar 18, menggunakan medium shot size.

Pada scene ini terlihat 3 teman Ben memegangi Ben, Dede mengambil lamaran dari

tas Ben lalu memberikan kepada temannya lalu menyobek lamaran itu (muka Ben

sedih). Dede mengambil laptop Ben dari tas lalu membuangnya dilanjutkan Teman

Ben mengambil obat Ben lalu menginjak obat (muka Ben bertambah sedih).

Gambar 19. Video Klip “You Better Die” scene 18

Pada scene 18 yang terlihat pada gambar 19, memperlihatkan Ben yang

terjatuh ditanah setelah mengalami siksaan dari teman temannya. Dan pada scene

itu juga memperlihatkan Ben muntah darah.

Gambar 20. Video Klip “You Better Die” scene 19

Pada scene 19 yang terlihat pada gambar 20, menggunakan shot size

medium close up dan shot angle eye level. Pada scene ini terlihat Erfix sedang

menyanyikan bagian lirik “You Better Die”.

Gambar 21. Video Klip “You Better Die” scene 20

Pada scene 20 yang terlihat pada gambar 21z memperlihatkan Ben yang

kebingungan mencari obatnya. Untuk memperlihatkan kebigungan ben,

pengambilan gambar menggunakan follow cam yang mengikuti pergerakan dari

Ben.

Page 21: Perancangan Video Klip “You Better Die”

15

Gambar 22. Video Klip “You Better Die” scene 21

Pada scene 21 yang terlihat pada gambar 22, memperlihatkan band

Fixershow sedang memainkan alat musiknya. Bagian yang dimainkan dalam scene

ini adalah bagian akhir pada lagu “You Better Die”.

Gambar 23. Video Klip “You Better Die” scene 22

Pada scene 22 yang terlihat pada gambar 23, menggunakan berbagai angle

shot diantara adalah high, low, medium close up. Untuk memperlihatkan Ben yang

sedang marah digunakan kamera yang bergerak mengikuti kegiatan dari Ben yang

sedang marah dan membanting benda di sekitarnya.

Gambar 24. Video Klip “You Better Die” scene 24

Pada scene 24 yang terlihat pada gambar 24, menggunakan shot size long

shot dan medium close up. Untuk memperlihatkan Ben yang sedang membaca

poster dan dilanjutkan Ben memutuskan untuk bunuh diri yaitu dengan

memasukkan pistol kedalam mulutnya lalu menembakkkannya.

Page 22: Perancangan Video Klip “You Better Die”

16

5. Pengujian Pengujian dilakukan melalui metode kualitatif yaitu dengan mengajukan

pertanyaan kepada nara sumber terkait cinematic clip dan video clip “you better

die”. Pertanyaan yang diajukan seputar kesesuain konsep dasar cinematic clip,

efektifitas media promosi video cinematic clip, kelemahan dan keunggulan video

cinematic clip ini, dan juga beberapa masukan dan juga saran. Dalam pengujian ini

diambil 3 responden yaitu :

Band Fixershow

Menurut band Fixershow video ini ini sudah sesuai porsi yang yang

diinginkan. Dari alur, kualitas gambar dan hasilnya sudah baik. Berbeda dengan

video yang dibuat sebelumnya. Point yang paling menarik dalam video ini adalah

pendalaman karakter para talent, sangat baik dalam memerankan karakternya

sehingga video ini benar-benar bisa hidup sesuai dengan cerita lagu. Detail gambar

dan plotnya tidak berlebihan dan natural. Kalaupun ada hal yang harus digaris

bawahi, mungkin tidak ada lagi. Karena video ini sudah dikemas sangat baik.

Akademisi DKV FTI UKSW

Menurut Bapak George Nicholas Huwae, s.Pd., M.I.Kom. selaku dosen

multimedia. Secara garis besar aplikasi ini sudah termasuk dalam konsep dasar

cinematic clip, cukup menarik konten video yang dibuat dari segi alur dan konsep,

namun ada beberapa poin yang menjadi kelemahan dari aplikasi cinematic clip ini,

kurangnya pemeran pendukung dalam perancangan. Video klip klip ini sudah layak

untuk dijadikan sebuah media promosi band.

Videografer Profesional

Menurut Hasan pemilik NHPH video klip ini sudah termasuk cinematic clip

alur cerita jelas. Dari segi pengambilan gambar sangat baik. Dan dari segi

pewarnaan unik, karena menggunakan warna grayscale. Intinya video ini sudah

baik untuk keseluruhannya. Dan video ini dapat menjadi sarana promosi band

Fixershow.

Dari hasil pengujian video kepada ketiga responden, maka dapat disimpulkan

bahwa video ini sudah baik, diambil dari segi pengambilan gambar, pewarnaan, alur

cerita, dan editing visualnya. Dan dapat disimpulkan video ini sudah bisa menjadi

media promosi lagu “You Better Die” dan band Fixershow.

6. Simpulan Dari hasil pengujian dari perancangan yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa perancangan Media Promosi lagu “You Better Die” dari

Fixershow dengan menggunakan cinematic clip telah dapat menyampaikan alur

cerita “You Better Die” dan video ini dapat menjadi salah satu media promosi

menarik untuk menyampaikan pesan dari lagu “You Better Die” menjadi media

promosi yang efektif band Fixershow.

Page 23: Perancangan Video Klip “You Better Die”

17

Pembuatan video klip “You Better Die” dengan jenis cinematic clip ini,

lirik lagu divisualisasikan semenarik mungkin agar ada keselarasan antara

alunan lagu dengan visualisasi pada video klip, sehingga audience dapat

menikmati lagu sambil melihat ilustrasi cerita yang disajikan. Keselarasan antara

alunan lagu dan visualisasi yang ada akan menciptakan suasana lagu yang lebih

dramatis dan mood di visualisasi cerita akan lebih terasa.

7. Daftar Pustaka

[1] Dzawinnuha, Muhammad Watsik. 2011. Pembuatan Video Klip Musik

“Cuma Kamu” Pada Monstons Band Dengan Teknik Motion Grapich.

Naskah Publikasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, 2011

[2] Sanjaya, Yusup Bangkit. 2012. Makna Ikon Video Klip (Analisis Semiotika

Video Klip Armada Racun “Amerika” Versi 1), Salatiga :

Universitas Kristen Satya Wacana. [3] Blegur, John William. 2010. Video Klip Sebagai Media Promosi Grup

Musik Spirit Of Life, Surakarta : Universitas Sebelas Maret. [4] Sless, David. Learning and Visual Communication. Croom Helm, 1981.

[5] Hofstetter, Fred T. 2001. Multimedia Literacy. Third Edition. McGraw-Hill

International Edition, New York.

[6] Guru,2011.Pengertian Sinematografi http://www.perpuskita.com/pengertian-

sinematografi/126/ (diakses tanggal 10 Agustus 2014)

[7] Fiske, J. (1986). MTV: Post-Structural Post-Modern. Journal of

Communication Inquiry January , 74.

[8] Kleiler & Moses, 1997. You Stand There: Making Music Video. New York :

Three Rivers Press.

[9] Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus

Integrated Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

[10] Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius [11] Sarwono, Jonathan & Hary Lubis. 2007. Metode Riset Untuk Desain

Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi.

[12] Sutopo. 2003. Multimedia Interaktif. Yogyakarta: Graha Ilmu. [13] Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dam R dan B), Alfabeta, Bandung.