polarimeter_faraditha amalia_g701 13 051_farmasi a

24
TUGAS “Polarimeter” NAMA : FARADITHA AMALIA STAMBUK : G 701 13 051 KELAS : A

Upload: faraditha-amalia

Post on 18-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

farmasi

TRANSCRIPT

TUGASPolarimeter

NAMA : FARADITHA AMALIASTAMBUK : G 701 13 051KELAS : A

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM STUDI FARMASIUNIVERSITAS TADULAKOPALU

POLARIMETER

A. PENGERTIAN POLARIMETERPolarimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam larutan. Jadi polarimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk mempolarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif. Senyawa aktif optik merupakan senyawa yang dapat membedakan cahaya pada bidang terpolarisasi dan memiliki karbon kiral. Pada Polarimeter terdapat polarisator dan analisator. Polarisator adalah Polaroid yang dapat mempolarisasi cahaya, sedangkan analisator adalah Polaroid yang dapat menganalisa/mempolarisasikan cahaya. Cahaya merupakan gelombang elektro magnet yang terdiri dari getaran medan listrik dan getaran medan magnet yang saling tegak lurus. Gelombang ini bergetar kesegala arah sehingga disebut sinar tak terpolarisasi. Apabila sinar ini melalui suatu polarisator maka sinar yang diteruskan hanya yang memiliki arah rambat yang sama. Bila arah transmisi polarisator sejajar dengan arah transmisi analisator, maka sinar yang mempunyai arah getaran yang sama dengan arah polarisator akan diteruskan seluruhnya. Tetapi jika arah transmisi polarisator tegak lurus terhadap arah analisator maka tak ada sinar yang diteruskan. Bila arahnya membentuk suatu sudut maka yang diteruskan hanya sebagian. Sinar terpolarisasi liner yang melalui suatu larutan optis aktif akan mengalami pemutaran bidang polarisasi.Untuk mengetahui besarnya polarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif, maka besarnya perputaran itu bergantung pada beberapa faktor yakni struktur molekul, temperatur, panjang gelombag, banyaknya molekul pada jalan cahaya, jenis zat, ketebalan, konsentrasi dan juga pelarut.Polarisasi bidang dilakukan dengan melewatkan cahaya biasa menembus sepasang kristal kalsit atau menembus suatu lensa polarisasi. Jika cahaya terpolarisasi-bidang dilewatkan suatu larutan yang mengandung suatu enantiomer tunggal maka bidang polarisasi itu diputar kekanan atau kekiri. Perputaran cahaya terpolarisasi-bidang ini disebut rotasi optis. Suatu senyawa yang memutar bidang polarisasi suatu senyawa terpolarisasi-bidang dikatakan bersifat aktif optis. Karena inilah maka enantimer-enantiomer kadang-kadang disebut isomer optis.Sebuah polarimeter adalah dasar instrumen ilmiah yang digunakan untuk membuat pengukuran ini, meskipun istilah ini jarang digunakan untuk menggambarkan suatu proses polarimetri dilakukan oleh komputer, seperti yang dilakukan di polarimetrik synthetic aperture radar. Polarimetri film tipis dan permukaan umumnya dikenal sebagai ellipsometry . Polarimetri dapat digunakan untuk mengukur sifat optik berbagai bahan, termasuk linear birefringence , birefringence melingkar (juga dikenal sebagai rotasi optik atau rotary dispersi optik), linear dichroism , dichroism melingkar dan hamburan .

Untuk mengukur berbagai properti, ada banyak desain polarimeter. Beberapa kuno dan beberapa sedang digunakan saat ini. The polarimeter paling sensitif didasarkan pada interferometer , sedangkan polarimeter konvensional lebih didasarkan pada pengaturan filter polarisasi , piring gelombang atau perangkat lainnya.

B. BAGIAN-BAGIAN DALAM POLARIMETERPolarimeter ini terdiri dari duaprisma Nicol(yang polarizer dan analyzer).Polarizeradalah tetap dan alat analisis yang bisa diputar. prisma dapat dibandingkan sebagai celah S1 dan S2. Gelombang cahaya dapat dianggap sesuai dengan gelombang dalam string. Polarizer S1 memungkinkan hanya gelombang cahaya yang bergerak pada bidang tunggal. Hal ini menyebabkan cahaya untuk menjadi pesawat terpolarisasi. Ketika analisa ini juga ditempatkan dalam posisi yang sama ini memungkinkan gelombang cahaya yang datang dari polarizer untuk melewatinya. Ketika diputar melalui sudut yang tepat tidak ada gelombang dapat melewati sudut kanan dan lapangan tampaknya gelap. Jika sekarang sebuah tabung gelas berisi larutan optis aktif diletakkan diantara polarisator dan analisa cahaya sekarang berputar melalui bidang polarisasi melalui sudut tertentu, alat analisis yang akan harus diputar di sudut yang sama.Polarimeter ukuran ini dengan melewatkancahaya monokromatikmelalui pertama dari dua pelat polarisasi, menciptakan sinar terpolarisasi. Ini plat pertama dikenal sebagai polarizer. balok ini kemudian diputar saat melewati sampel. Sampel biasanya disiapkan sebagai tabung dimana zat aktif optik adalah dilarutkan dalam optik tidak aktif kimia sepertiair suling,etanol,metanol. Beberapa polarimeter dapat dipasang dengan tabung yang memungkinkan untuk sampel untuk mengalir melalui terus menerus.Setelah melewati sampel, sebuah polarizer kedua, yang dikenal sebagai alat analisis tersebut, berputar baik melalui rotasi manual atau deteksi otomatis dari sudut. Ketika analisa diputar dengan sudut yang tepat, jumlah maksimum cahaya akan melewati dan bersinar ke detektor. Kebanyakan polarimeter otomatis membuat perhitungan secara otomatis, memberikan masukan pada variabel dari pengguna. Karena bahan kimia optik aktif banyak stereoisomer, polarimeter dapat digunakan untuk mengidentifikasi isomer hadir dalam sampel - jika berotasi terpolarisasi cahaya ke kiri, ini adalah isomer levo-, dan ke kanan, sebuah dextro-isomer

C. JENIS-JENIS POLARIMETER Polarimeter ManualPolarimeter paling awal, yang tanggal kembali ke tahun 1830-an, yang dibutuhkan pengguna secara fisik memutar analyzer, dan detektor itu mata pengguna menilai saat yang paling bersinar cahaya melalui. Sudut ditandai pada skala yang mengelilingi analyzer tersebut. Desain dasar masih digunakan dalam polarimeter sederhana.

Polarimeter Semi OtomatisAda juga polarimeter semi-otomatis, yang membutuhkan deteksi visual tetapi push menggunakan tombol untuk memutar analisa dan menawarkan tampilan digital. Polarimeter OtomatisMerupakan polarimeter yang paling modern yang sepenuhnya otomatis dan hanya memerlukan user untuk menekan tombol dan menunggu pembacaan digital.

Polarimeter dapat dikalibrasi - atau setidaknya diverifikasi - dengan mengukur piring kuarsa, yang dibangun untuk selalu membaca di sudut rotasi tertentu (biasanya 34 , tetapi +17 dan 8,5 adalah juga populer tergantung pada sampel) . piring Quartz yang disukai oleh banyak pengguna karena contoh padat jauh lebih sedikit dipengaruhi oleh variasi suhu, dan tidak perlu dicampur on-demand seperti solusi sukrosa.

Sudut rotasi zat optik aktif dapat dipengaruhi oleh: Konsentrasi sampel Panjang gelombang cahaya melewati sampel (umumnya, sudut rotasi dan panjang gelombang cenderung berbanding terbalik) Suhu sampel (umumnya kedua secara langsung proporsional) Panjang sel sampel (masukan oleh pengguna ke polarimeter otomatis paling untuk memastikan akurasi yang lebih baik)

\

polarimeter modern Sebagian besar metode kompensasi untuk atau mengendalikan ini.

JENIS JENIS POLARIMETER1. Spektropolarimeter

Merupakan satu jenis polarimeter yang dapat digunakan untuk mengukur aktifitas optik dan besarnya penyerapan. Pada alat ini mula mula sinar berada dari lampu akan melalui suatur monokromator dan melewati suatu polarisator untuk menghasilkan sinar terpolarisir. Polarisator ini berhubungan langsung dengan modulator yang berguna untuk menghatur tingkat sinar yang terpolarisasi secara elektris yang dapat diamati pada servo amplifier. Kemudian sinar melewati sampel dan analisator sebelum mencapai tabung pengadaan sinar, dan dapat dilakukan dengan pengamatan pada indikator.

2. Optical rotatory dispersion ( ORD )

Alat ini merupakan modifikasi dari spektropolarimeter, prinsipnya sama dengan spektropolarimeter, tetapi terdapat perbedaan yaitu pada ORD ini sinar diatur berdasarkan tingkat polarisasinya, yaitu pada frekuensi 12 Hz oleh motor driven yang menyebabkan polarisator bergerak gerak dan membentuk sudut 1 atau 2 derajat atau lebih. Selain itu servoamplifiernya hanya dapat merespon pada frekuensi 12 Hz sehingga servomotor akan mengatur analisator secara kontinu dan servomotor juga memposisikan penderkorder untuk menghasilkan suatu grafik.3. Circular Dichroism Apparatus ( CDA )

CDA ini merupakan modifikasi dari spektrofotometer konfensional yang digunakan untuk menentukan dua serapan atau absorban. Nilai polarisasi sekular ini dapat ditentukan dalam 2 langkah, yaitu yang pertama sinar harus mengalami polarisasi bidang dan kedua yaitu sinar terpolarisasi tersebut diubah menjadi komponen terpolarisasi sirkular kanan dan sirkular kiri. Untuk mengubah komponen menjadi terpolarisasi sekular kanan dan kiri, dapat digunakan tiga tipe alat, yaitu the Fresnel rhomb, modulator pockets elektro-optik dan modulator tekanan photo-elastic.

4. Saccarimeter

Alat ini hanya dapat digunakan untuk menentukan kadar gula.Sinar mempunyai arah getar atau arah rambat kesegala arah dengan variasi warna dan panjang gelombang yang dikenal dengan sinar polikromatis. Untuk menghasilkan sinar monokromatis, maka digunakan suatu filter atau sumber sinar tertentu. Sinar monokromatis ini akan melewati suatu prisma yang terdiri dari suatu kristal yang mempunyai sifat seperti layar yang dapat menghalangi jalannya sinar, sehingga dihasilkan sinar yang hanya mempunyai satu arah bidang getar yang disebut sebagai sinar terpolarisasi.

PENETAPAN ROTASI OPTIKMenurut Farmakope Edisi III Rotasi optik adalah besar sudut pemutaran bidang polarisasi yang terjadi jika sinar terpolarisasi dilewatkan melalui cairan. Kecuali dinyatakan lain,pengukuran dilakukan menggunakan sinar natrium pada lapisan cairan setebal 1 dm pada suhu 20. Rotasi jenis adalah besar sudut pemutaran bidang polarisasi yang terjadi jika sinar tepolarisasi dilewatkan melalui cairan setebal 1 dm yang mengandung 1 g zat per ml. cara penetapannya : Kecuali dinyatakan lain, ukur rotasi optik larutan yang dibuat menurut cara yang tertera pada masing-masing monografi pada suhu 20 menggunakan sinar natrium dengan panjang gelombang 589,3 nm dalam tabung 1 dm.

Hitung rotasi jenis [] menggunakan rumus, [] = 100 . / I . C

Keterangan :[] = rotasi jenis = rotasi opticl = tebal larutan dalam dmC = jumlah g zat per 100 ml larutan

Hal-hal yang dapat mempengaruhi sudut putar suatu larutan adalah sebagai berikut :1) Jenis zat.Masing masing zat memberikan sudut putaran yang berbeda terhadap bidang getar sinar terpolarisir.2) Panjang lajur larutan dan panjang tabung.Jika lajur larutan diperbesar maka putarannya juga makin besar.3) Suhu.Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal ini disebabkan karena zat akan memuai dengan naiknya suhu sehingga zat yang berada dalam tabung akan berkurang.4) Konsentrasi zatKonsentrasi sebanding dengan sudut putaran, jika konsentrasi dinaikkan maka putarannya semakin besar.5) Jenis sinar ( panjang gelombang)Pada panjang gelombang yang berbeda zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda.6) PelarutZat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda dalam pelarut yang berbeda.

D. KOMPONEN-KOMPONEN POLARIMETER

a. Sumber CahayaAlat polarimeter terdiri dari beberapa bagian. Bagian yang pertama ialah sumber cahaya. Sumber cahaya terdiri dari dua jenis, yaitu sumber cahaya filament dan sumber cahaya natrium.Sumber cahaya filament digunakan untuk alat model lama, sedangkan sumber cahaya natrium digunakan untuk alat model baru. Filter dari sumber cahaya natrium ialah filter orange dengan panjang gelombang 589 nm. Sumber cahaya ditutup agar cahayanya focus dan tidak ada udara.

b. Polisator dan analisatorFungsi Polisator untuk menghasilkan sinar terpolarisir. Fungsi analisator untuk menganalisa sudut yang terpolarisasi. Yang digunakan ialah prisma nikol.

c. Prisma NicoleBagian lain dari polarimeter ialah prisma Nicole. Bagian ini disebut polarisator yang berfungsi mengubah cahaya monokromatis menjadi lebih terpolarisasi.

d. Tabung SampelBagian berikutnya ialah tabung sampel. Tabung sampel terbuat dari kaca yang memiliki dua pengaman, yaitu karet dan skrup. Pemasangan pengaman harus dilakukan secara berurutan jika tidak akan merusak lensa. Urutan pemasangan ialah lensa, karet, setelah itu baru skrup. Tabung sampel terdiri dari bermacam-macam ukuran tergantung jumlah sampel yang diuji. Pada saat memasukkan sampel lebih baik yang dibuka ialah bagian bawahnya supaya tidak ada gelembung udara pada tabung. Pengisian sampel jangan sampai ada gelembung udara karena dapat menyebabkan pembiasan cahaya. Bagian gondok pada tabung dirancang untuk menjebak udara dalam tabung.

e. Prisma AnalisatorPrisma analisator merupakan bagian lain dari alat ini. Fungsi prisma ini ialah untuk mensejajarkan sudut yang dihasilkan dari senyawa aktif optik. Bagian lain dari polarimeter ialah mikroskop dan skala. Mikroskop berguna untuk menentukkan cahaya yang sudah sejajar sehingga sudut hitung rotasinya dapat dilihat dari skala. Bagian yang diatur pada alat polarimeter ini ialah lensa analisator. Sudut putar adalah sudut yang ditunjukkan oleh analisator setelah sinar melewati larutan dan membentuk cahaya yang redup. Apabila bidang polarisasi berputar kea rah kiri (levo) dilihat dari pihak pengamat, peristiwa ini disebut polarisasi putar kiri. Demikian juga untuk peristiwa sebaliknya (dextro).

f. Skala LingkarSkala lingkar merupakan akala yang bentuknya melingkar dan pembiasan skalanya dilakukan jika telah didapatkan pengamatan tepat baur-baur.

g. DetektorDetektor pada polarimeter manual yang digunakan sebagai detector adalah mata, sedangkan polarimeter lain dapat digunakan detector fotoelektrik.

E. PRINSIP KERJA POLARIMETER

Prinsip kerja alat polarimeter adalah sebagai berikut:Sinar yang datang dari sumber cahaya (misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melalui prisma terpolarisasi (polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan. Dan akhirnya menuju prisma terpolarisasi kedua (analizer). Polarizer tidak dapat diputar-putar sedangkan analizer dapat diatur atau di putar sesuai keinginan.Bila polarizer dan analizer saling tegak lurus (bidang polarisasinya juga tega lurus), maka sinar tidak ada yang ditransmisikan melalui medium diantara prisma polarisasi. Pristiwa ini disebut tidak optis aktif. Jika zat yang bersifat optisaktif ditempatkan pada sel dan ditempatkan diantara prisma terpolarisasi maka sinar akan ditransmisikan.Putaran optik adalah sudut yang dilalui analizer ketika diputar dari posisi silang ke posisi baru yang intensitasnya semakin berkurang hingga nol.Untuk menentukan posisi yang tepat sulit dilakukan, karena itu digunakan apa yang disebut setengah bayangan (bayangan redup). Untuk mancapai kondisi ini, polarizer diatur sedemikian rupa, sehingga setengah bidang polarisasi membentuk sudut sekecil mungkin dengan setengah bidang polarisasi lainnya. Akibatnya memberikan pemadaman pada kedua sisi lain, sedangkan ditengah terang. Bila analizer diputar terus setengah dari medan menjadi lebih terang dan yang lainnya redup. Posisi putaran diantara terjadinya pemadaman dan terang tersebut, adalah posisi yang tepat dimana pada saat itu intensitas kedua medan sama. Jika zat yang bersifat Optis aktif ditempatkan diantara polarizer dan analizer maka bidang polarisasi akan berputar sehingga posisi menjadi berubah. Untuk mengembalikan ke posisi semula, analizer dapat diputar sebesar sudut putaran dari sampel.Sudut putar jenis ialah besarnya perputaran oleh 1,00 gram zat dalam 1,00 mL larutan yang barada dalam tabung dengan panjang jalan cahaya 1,00 dm, pada temperatur dan panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang yang lazim digunakan ialah 589,3 nm, dimana 1 nm = 10-9m.Sudut putar jenis untuk suatu senyawa (misalnya pada 25o C) Macam macam polarisasi antara lain, polarisasi dengan absorpsi selektif, polarisasi akibat pemantulan, dan polarisasi akibat pembiasan ganda.Polarisasi adalah proses dimana getaran-getaran suatu gerak gelombang dibatasi menurut pola tertentu. Jenis-jenis polarisasi : Polarisasi dengan absorpsi selektifYaitu dengan menggunakan bahan yang akan melewatkan (meneruskan) gelombang yang vektor medan listriknya sejajar dengan arah tertentu dan menyerap hampir semua arah polarisasi yang lain. Polarisasi akibat pemantulanYaitu jika berkas cahaya tak terpolarisasi dipantulkan oleh suatu permukaan, berkas cahya terpanyul dapat berupa cahaya tak terpolarisasi, terpolarisasi sebagian, atau bahkan terpolarisasi sempurna. Polarisasi akibat pembiasan ganda:Yaitu dimana cahaya yang melintasi medium isotropik (misalnya air). Mempunyai kecepatan rambat sama kesegala arah. Sifat bahan isotropik yang demikian dinyatakan oleh indeks biasnya yang berharga tunggal untuk panjang gelombang tertentu. Pada kristal kristal tertentu misalnya kalsit dan kuartz, kecepatan cahaya didalamnya tidak sama kesegala arah. Bahan yang demikian disebut bahan anisotropik ( tidak isotropik). Sifat anisotropik ini dinyatakan dengan indeks bias ganda untuk panjang gelombang tertentu. Sehingga bahan anisotropik juga disebut bahan pembias ganda.

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV prinsip kerja Polarimeter adalah: Tabung polarimeter harus diisi sedemikian agar tidak terbentuk atau meninggalkan gelembung udara yang mengganggu berkas cahaya yang lewat. Gangguan dari gelembung dapat dikurangi dengan tabung yang lubangnya diperbesar pada salah satu ujungnya. Pada tabung dengan lubang yang seragam, misalnya tabung semi mikro, perlu hati-hati pada waktu pengisian. Dianjurkan agar menggunakan tabung yang bukan logam pada pengujian zat yang korosif atau larutan zat pada pelarut yang korosif.Pada waktu menutup tbaung yang mempunyai keeping ujung yang dapat dilepas serta dilengkapi dengan cincin karet dan penutup, maka penutup ini harus dikencangkan secukupnya saja, agar tidak ada kebocoran di keping ujung dan badan tabung. Tekanan berlebihan pada keeping ujung dapat menimbulkan keregangan yang mengakibatkan gangguan terhadap pengukuran. Pada penetapan rotasi jenis suatu zat dengan daya rotasi lemah, sebaIknya tutup dilonggarkan dan dikencangkan kembali di antara pembacaan yang berturut-turut, baik pada pengukuran rotasi maupun pada pembacaan titik nol. Perbedaan yang ditimbulkan keregangan keping ujung umumnya akan tampak, serta dapat dilakukan pengaturan yang tepat untuk menghilangkan penyebabnya.Prosedur : jika zat berupa cairan, atur suhu hingga 250 dan pindahkan ke dalam tabung polarimeter. Lakukan sebagai berikut : mulai dengan Lakukan palling sedikit 5 kali pembacaan..., lakukan penetapan blangko dengan tabung kosong yang kering. Jika zat berbentuk padat, timbang saksama sejumlah tertentu, masukkan ke dalam labu tentu ukur dengan menggunakan air atau pelarut lain yang ditentukan, sisakan sebagian pelarut untuk penetapan blangko. Tambahkan secukupnya pelarut hingga meniscus pelarut sedikit di bawah tanda batas dan atur suhu labu 250 dengan mencelupkan labu tersebut dalam tangas dengan suhu tertentu. Tambahkan pelarut hingga tanda batas dan campur. Pindahkan lariutan ke dalam tabung polarimeter tidak lebih dari 30 menit sejak zat dilarutkan, upayakan agar waktu yang dipakai tiapkali sama bagi zat yang diketahui mengalami rasemisasi mutarotasi. Selam proses penetapan, pertahankan suhu pada 250.Lakukan paling sedikit 5 kali pembacaan rotasi pada 250. Lakukan pembacaan yang sama banyaknya dengan menggunakan sisa pelarut sebagai pengganti larutan. Sebagai koraksiterhadap titik nol diambil harga rata-rata pembacaan blangko, yang dikurangkan dari harga rata-rata rotasi yang teramati. Dalam perhitungan ini perlu dipakai tanda rotasi yang diamati, baik positif ataupun negative, untuk memperoleh harga rotasi yang terkoreksi.Bila digunakan polarimeter fotoelektrik otomatik dengan derajat ketelitian dan ketepatan yang diperlukan, maka tidak perlu dilakukan pembacaan ulang 5 kalli atau lebih.Menurut Scribd (2010), prinsip kerja polarimeter adalah sebagai berikut :Prinsip kerja alat tersebut ialah sumber cahaya akan memancarkan cahaya yang monokromatis. Selanjutnya cahaya tersebut diubah dengan prisma Nicole menjadi terporisasi. Ketika senyawa aktif optik terkena cahaya terpolarisasi itu maka senyawa akan membelokkan cahaya pada sudut tertentu. Sudut yang dihasilkan akan dibaca oleh prisma analisator melalui skala. Cahaya yang terlihat pada mikroskop terdiri dari 5 macam cahaya. Cahaya tersebut ialah hitam gelap, terang, terang gelap terang, gelap terang gelap, dan redup. Cahaya redup ialah cahaya yang dicari yang menunjukkan kedua lensa sudah paralel (sejajar). Cahaya ini dapat ditemukan dia atara cahaya gelap-terang-gelap dana terang-gelap-terang.Pengukuran dengan polarimeter ini bertujuan untuk mencari konsentrasi atau untuk mengidentifikasiF. CARA PENGOPERASIANCara 11. Alat disambungkan dengan arus listrik 220V yang dilengkapi dengan stabilizer dan frekuensinya 50 Hertz.2. Tombol power dinyalakan dan alat dibiarkan selam 5 menit.3. Sampel disiapkan dalam wadah dan sampel yang diukur harus tidak berwarna.4. Baud pada ekor tabung sampel dibuka, sampel dimasukan sampai cembung.5. Lensa dipasang dengan cara digeser, karet dan skrup dipasang berurutan.6. Tabung sampel dimasukkan ke tempatnya.7. Dicari cahaya redup dengan mikroskop lalu dibaca sudut hitung rotasinya melalui skala.Cara 21. Nyalakan lampu natrium.2. Mengkondisiakan ruangan antara polarisator dan analisator dalam keadaan gelap.3. Putar sekrup polariosator sambl mengamati lewatteropong okuler,kemudian atur kedudukan analisator sehingga muncul medan pandang yang sama terang antara tengah dan kedua sisinya,catat skala yang ada (untuk ketelitian gunakan kaca pembesar)4. Isi tabung gelas dengan aquadest dan letakkan di analisator dan polarisator (usahakan tidak ada gelembung udara).5. Amati perubahan medan pandang melalui lensa okuler,jika berubah maka atur kedudukan analisator sehingga muncul medang pandang semula.Catat kedudukan skala analisator dan mengulangi sampai 5 kali.6. Ulangi langkah 4 dan 5 untuk larutan garam dengan konsentrasi sembarang ( sekitar 1%).7. Cuci tabung gelas dengan air bersih lalu bilas dengan aquadest.

G. CARA PEMELIHARAAN 1. Arus listrik yang diberikan pada alat harus stabil sehingga digunakan stabilizer.2. Meja yang digunakan untuk menyimpan harus meja permanen.3. Suhu ruang penempatan alat stabil.4. Alat tidak terkena cahaya langsung.5. Pemeliharaan khusus pada alat ini ialah tempat tabung sampel pada rangkaian alat harus terjaga kebersihannya.6. Pembersihan bagian tersebut dilakukan dengan cara dibersihkan menggunakan tisu yang dibasahi dengan alcohol.7. Pastikan prisma analisator dalam keadaan baik jangan sampai tergores.

H. HAL HAL YANG HRUS DIPERHATIKAN PADA PENGGUNAAN POLARIMETER1. Larutan sampel harus jernih atau tidak mengandung partikel yang tersuspensi di dalamnya.partikel tersebut akan menghamburkan cahaya yang melewati larutan.2. Tidak terdapat gelembung udara pada tabung sampel saat diisi larutan. 3. Selalu di mulai dengan menentukkan keadaan nol untuk mengkoreksi pembacaan.4. Pembacaan rotasi optic dilakukan beberapa kali,sampai di dapat data yang dapat di hitung rata-ratanya.