polin europa t i

30
5. Pembagian berdasarkan etiologi Heriditer : -Atropi otot peroneal charcot marie – tooth - Neuropati intertisial hipertropik herediter dejerine – sottas -Neurofibromatosis recklinghausen

Upload: azwar-ritonagayota

Post on 14-Feb-2015

59 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

5. Pembagian berdasarkan etiologi

Heriditer :-Atropi otot peroneal charcot marie – tooth

- Neuropati intertisial hipertropik herediter dejerine – sottas

-Neurofibromatosis recklinghausen

Trauma

• Fisik :

Berupa tekanan, tarikan, trauma lahir, luka bakar, listrik

● Toksik :

Obat – obatan (streptomycin, INH) dan racun bakteri

Radang

• Infeksi :- kusta- lues

● Alergi :- virus- hepatitis- influenza- guillain - barre

Metabolik

• Makanan : kekurangan gizi dan vitamin

• Endokrin (diabetes melitus, struma)

• Uremia

Neuropati pd tumor ganas

• Kasinoma

• Retikulosit

Tumor saraf tepi

• Neuroma, neurinoma (jinak)

• Sarkoma (ganas)

GAMBARAN KLINIK

• Onset penyakit : tergantung penyebabnya- Akut : (1-3/bbrp hari) acute alkoholis, menurun SGB- Gejala mulai dengan parastesi, nyeri, keram pada betis, parese otot – otot anggota

● Distal › proximal, tungkai › lengan, APR lebih dulu hilang dari pd KPR

• Proses LMN• Gait → ataktik / steppage gait• Sensorik : hip/anestesi→glove and stocking

appearance• Tropik : gangguan vasomotor, kulit edem, licin

dan berkilat• ENG (Elektro Neuro Grafi)→NVC menurun• EMG (Elektromyografi)→Denervasi otot• LCS : Protein Meningkat pada SGB

Sel – sel meningkat pd infeksi

DIAGNOSA

• Karakteristik : LMN simetrik, distal›

• ENG & EMG

• Diagnosa kausal : Anamnesis, pemeriksaan fisis + laboratorium

TERAPI

• Kausal : sesuai dgn penyebab (vit. B, Antibiotik, Steroid dsb)

• Simptomatis : analgetik, vasodilator

• Perawatan adekuat, diet TKTP

• Fisioterapi → aktif / pasif

PROGNOSA

• Baik → penyembuhan dapat sempurna

• Kematian → › pada inffeksi

Contoh Neuropati

• NURRISIONAL NEUROPATI

- Berlangsung kronik

- Etiologi :

Defisiensi B1(aneurin): manultrisi,

alkoholisme, gangguan absorsi

● Patologi :

Degenersi akson lebih menonjol

• Gambaran klinik :Dini :

- Sensorik › motorik- Parastesia- Disestesia- Burning sensation

Lanjut :- Motorik › sensorik- Droop foot / wrist-drop

- Paraparesis → paraplegi

• LCS : Protein meningkat ringan

• ENG / EMG :

- Masa laten distal memanjang

- Amplitudo memendek

- NVC berkurang

- Tidak denervasi otot

SINDROMA GUILLAIN BARRE (GBS)

• Poliradikuloneuritis

- Acute idiopatik pest infectious poli

neuropati

- Polineuritis akut toksik

- Polineuritis fibril

• Etiologi : banyak pendapat

• Yang banyak dianut :

Reaksi imunopatologik susunan saraf

● Patologi :

Demeilinasi segmental ››

Gambaran Klinik

☺Didahului penyakit infeksi tractus respiratorius bbrp hari /minggu sebelumnya, kadang-kdang sesudah imunisasi/operasi

☺Gejala dini – parestesi kaki dan tangan disusul keluhan – keluhan mulai dari tungkai, berlangsung progresi smpai paralisis

☺Onset : akut / sub akut

• Sifat parese : tipe LMN, ada kalanya mengenai radius urat saraf bulber parese N. VII bilateral, aftalmoplegia (ggn pergerakan bola mata eksterna, disfagia (ggn menelan), disfonia (ggn suara)

• Gejala motorik › sensorik = polineuritis kronik → nutrisional neuritis

• Paralisis otot pernafasan : ascending paralisis → pernafasan buatan atu trakeostomi

• Releks tendo menghilang (arefleksia)

LABORATORIUM

• LCS gambaran khas (terutama mulai minggu ke II)

• Protein meningkat sel normal → sitoalbuminik

• Dissosiasi sitoalbuminik

DIAGNOSIS

• Gambaran klinik : akut dan sub akut

• Gambaran LCS

DIFFERANSIAL DIAGNOSA

• Polineuritis biasa

• Polyomielitis akute

• Mielitis

TERAPI

• Dapat sembuh sendiri (setelah bbrp minggu)

• Berikan Kortikosteroid kuur

• Plasmaforesis : sekali / 2 hari

• Infus Gammaglobulin : 0.4 gr/kg BB/hari → 5 berturut – turut dalam 2 minggu onset

• Fisioterapi ringan, pasif → aktif

PROGNOSA

• Baik keluhan tidak sampai ascending paralise

BELL’S PALSY = PARESE N VII TIPE PERIFER

• Bentuk neuropati akut• Ke ›› unilateral• Idiopatik• Kelemahan / lumpuh separuh wajah, dapat

disertai gangguan pengecapan• Parase N VII tipe perifer (LMN)• Terapi :

- Kortikosteroid- Fisioterapi

MIASTENIA GRAVIS

• Defenisi : Setiap penyakit menhun dgn kelelahan otot yg luar biasa cepatnya bila bekerja, yg pulih kembali bila istirahat dan memberi respon baik atas obat antikolin esterase- Wanita : laki = 2:1

- Usia › 20 – 30 tahun- Hubungan erat dgn tirotoksikosis, DM, thymoma

- Faktor heriditer (+) - Dapat pd bayi (1:7) - Lwsi di mioneuronal junction

GEJALA

• Otot pertama diserang : otot bola mata, otot faring laring disamping otot muka, kuduk dan gelang batu

• Gejala I : ptosis dan strabismus → kdg – kdg meluas : ophtalmoplegia cacat pd satu/kedua mata

• Diplopia selalu (+)• Gangguan otot faring, laring → suara parau dan

lemah disertai disfonia dan disfugia• Refleks tendo tetap bertahan

DIAGNOSTIK

• Anamnesis• Gambaran klinik khas• Berbagai tes provokasi :

a. Test wartenbag : fissura orbilitalis mengecilb. Test menghitungc. Test ergogram : kekuatan otot jari tangan

• Reaksi baik terhadap obat antikolinesterase, melalui test

• Pemeriksaan EMG melalui test jolly & Harvey maslan : perekaman potensial aksi otot hipotenar dan deltoid ← N. Ulnaris & axillaris.

• Amplitudo mengecil

ETIOLOGI

• Belum ada kepastian

• Gangguan auto imun

• Gangguan pd sambungan saraf, otot (mioneuronal junction / motor endlate)

TERAPI

• Dasar :- Prostigmin (15mg)- Mestinon (60mg)- Terpisah obat kombinasi- Dosis 3 – 4 kali / hari- Gangguan pernafasan : respirasi buatan- Psikoterapi