politik hukum amandemen uud ri 1945

27
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang UUD 1945 merupakan konstitusi Negara Republik Indonesia yang telah di sahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Akan tetapi saat itu Soekarno menyatakan 1 : Undang-Undang Dasar yang dibuat sekarang ini adalah Undang-Undang Dasar Sementara. Kalau boleh saya memakai perkataan : ini adalah Undang-Undang dasar kilat. Nanti kalau kita telah bernegara di dalam suasana yang lebih tentram, kita tentu akan mengumpulkan kembali Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dapat membuat Undang-Undang Dasar yang lebih lengkap dan lebih sempurna. 1 Khudzaifah Dimyati, Teorisasi Hukum : Stusi tentang Perkembangan Pemikiran Hukum di Indonesia 1945 – 1990, (Surakarta : Muhammadiyah University Press, 2004), hal. 153

Upload: bagas1991

Post on 24-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

oke

TRANSCRIPT

Page 1: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UUD 1945 merupakan konstitusi Negara Republik Indonesia yang telah di

sahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (PPKI). Akan tetapi saat itu Soekarno menyatakan1 :

Undang-Undang Dasar yang dibuat sekarang ini adalah Undang-Undang

Dasar Sementara. Kalau boleh saya memakai perkataan : ini adalah Undang-Undang

dasar kilat. Nanti kalau kita telah bernegara di dalam suasana yang lebih tentram, kita

tentu akan mengumpulkan kembali Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dapat

membuat Undang-Undang Dasar yang lebih lengkap dan lebih sempurna.

Sejak merdeka, Indonesia telah memberlakukan tiga macam konstitusi dalam

empat periode, yaitu periode pertama 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949

berlaku UUD 1945. Periode kedua 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950

berlaku UUD RIS.Periode ketiga 17 Agustus   1950 sampai 5 Juli 1959 berlaku UUD

1950 yang bersifat sementara. Dan periode keempat 5 Juli 1959 sampai sekarang

berlaku UUD 1945.2

1 Khudzaifah Dimyati, Teorisasi Hukum : Stusi tentang Perkembangan Pemikiran Hukum di Indonesia 1945 – 1990, (Surakarta :  Muhammadiyah University Press, 2004), hal. 153

Page 2: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

2

Setelah kembali kepada UUD 1945 sampai sekarang konstitusi Indonesia

tidak lagi mengalami pergantian. Akan tetapi hanya mengalami Amandemen

sebanyak empat kali, yaitu Amndemen yang pertama ditetapkan pada tanggal 19

Oktober 1999. Amandemen kedua tangal 18 Agustus 2000 dan Amandemen ketiga

10 November 2001 serta Amandemen keempat pada tanggal 10 Agustus 2002.

Menurut Mr. J.G. Steenbeek, sebagaimana telah dikutip oleh Sri Soemantri

dalam disertasinya yang telah memberikan gambaran secara jelas apa yang

seharusnya menjadi isi dari konstitusi. Pada pokoknya konstitusi berisi tiga hal

pokok, yaitu 3 :

a.       Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan waga negaranya;

b.      Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental;

c.       Adanya pembagian dan pembatasan tugas dan ketatanegaraan yang juga

bersifat fundamental.

Atas dasar itulah, maka UUD 1945 Republik Indonesia yang dalam teori

Stufenbau Hans Kelsen disebut sebagai groundnorm harus memberikan jaminan atas

hak asasi manusia dan adanya pembagiaan kekuasaan dalam struktur negara untuk

memberikan batasan atas kekuasaan tersebut agar tidak terjadi kekuasaan yang

2 Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta : Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan CV. Sinar Bakti, 1988), hal. 86 - 1003 Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, (Bandung : Alumni Bandung), 1987, hal. 51

Page 3: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

3

absolut. Dengan demikian, nilai yang terkandung di dalam batang tubuh UUD 1945

mengandung sistem politik hukum bangsa Indonesia untuk mewujudkan negara ideal

yang dicata-citakan. Politik hukum di dalam batang tubuh UUD 1945 tidak hanya

mengandung sistem politik, akan tetapi juga sistem ekonomi, sistem hukum dan

sosial.

Menurut T.M.Radhie, yang dimaksud Politik hukum adalah suatu pernyataan

kehendak penguasa negara mengenai hukum yang berlaku di wilayah dan mengenai

arah perkembangan hukum yang dibangun. Politik hukum dalah legal policy yang

telah atau akan dilaksanakan secara nasional oleh pemerintah Indonesia yang

meliputi4 :

1.      Pembangunan hukum yang berintikan pembuatan dan pembaruan terhadap

materi-materi hukum agar dapat sesuai dengan kebutuhan

2.      pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada termasuk penegasan fungsi

lembaga dan pembinaan para penegak hukum.

UUD 1945 merupakan sumber dari keseluruhan politik hukum nasional

Indonesia. Tetapi dalam prakteknya, hukum seringkali menjadi cermin dari kehendak

pemegang kekuasaan politik sehingga tidak sedikit orang memandang bahwa hukum

sama dengan kekuasaan. UUD 1945 mengakui hak-hak  (termasuk hak milik)  dan

4 Moh. Mahfud MD, Politik Hukum Di Indonesia, (jakarta : PT Pustaka LP3ES, 1998), Hal 9

Page 4: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

4

kebebasan individu sebagai hak asasi, tetapi sekaligus  meletakkan kepentingan

bersama diatas kepentingan pribadi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk negara Indonesia pasca amandemen UUD N RI 1945?

2. Bagaimana bentuk pemerintah ?

3. Bagaimana struktur pemerintahan negara Indonesia ?

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Bentuk Negara Indonesia

Page 5: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

5

Dalam teori pemerintahan dikenal dua model bentuk negara (staatvormen),

yaitu negara federal dan negara kesatuan. Untuk membedakan kedua bentuk negara

tersebut dapat dilihat dari kekuasaan legislatif atau dari konsep kedaulatan maupun

dari teori pemerintahan. Jika menggunakan tolak ukur kekuasaan legislatif, maka

dalam negara federal kekuasaan legislatif terbagi antara badan legislatif federal dan

badan-badan legislatif dari negara-negara bagian. Sedangkan di dalam negara

kesatuan, kekuasaan legislatif yang tertinggi berada secara terpusat dalam satu badan

legislatif. Apabila tolak ukurnya menggunakan konsep kedaulatan. Dalam negara

federal, kedaulatan terbagi atas dua aspek, yaitu kedaulatan intern dan kedaulatan

ekstern. Kedaulatan intern tersebut terbagi antara negara-negara bagian dan

kedaulatan ekstern tetap berada pada pemerintah pusat federal (the central of federal

power). Sedangkan dalam negara kesatuan, kedaulatan intern dan ekstern berada pada

pemerintah pusat.5

Jika menggunakan tolak ukur teori pemerintahan, dalam negara federal

terbentuk melalui dua tahap, yaitu tahap pengakuan atas keberadaan negara-negara

dan/atau wilayah-wilayah independen dan tahap kedua adalah adanya kesepakatan

antar mereka untuk membentuk negara federal. Sedangkan dalam negara kesatuan

adalah adanya klaim dari para pendiri negara atas seluruh wilayahnya sebagai bagian

dari satu negara saat mereka mendeklarasikan kemerdekaannya.[9]

5 Abdul Rosyid Thalib, Wewenang Mahkamah Konstitusi dan Implikasinya dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, (Bandung :  PT. Citra Aditya Bakti,, 2006), hal. 105

Page 6: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

6

Berdasarkan rumusan dalam UUD 1945, Indonesia menerapkan bentuk

negara kesatuan. Akan tetapi akibat desakan politik dari kolonial Belanda - dalam

periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950 – Indonesia pernah menerapkan

bentuk Negara Federal. Bentuk negara federal tersebut akhirnya berakhir setelah

terjadi pertemuan antara Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat Republik Indonesia

Serikat pada tanggal 14 Agustus 1950 yang memutuskan untuk kembali kepada

bentuk negara kesatuan.

Dasar negara Indonesia yang berbentuk kesatuan ini sebagaimana tedapat di

dalam Pasal 1 ayat (1) UUD 1945, yaitu “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan,

yang berbentuk Republik”.

B.     Bentuk Pemerintahan Indonesia

Pada umumnya, terdapat dua bentuk pemerintahan (forme de

government atauregeringsvorm), yaitu bentuk pemerintahan Monarki dan bentuk

pemerintahan Republik. Pemerintahan Monarki (kerajaan, kesultanan dan

kekaisaran), ialah  negara yang dikepalai oleh seorang raja dan bersifat turun temurun

dan menjabat untuk seumur hidup. Bentuk pemerintaan monarki ini terdiri dari tiga

macam, yaitu monarki mutlak (absolut), monarki terbatas (konstitusional) dan

monarki parlementer.6

6 Titik Triwulan Tutik, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2006),  hal. 91

Page 7: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

7

Monarki berasal dari bahasa latin respublica (kepentingan umum), jadi

pemerintahan monarki adalah negara dengan pemerintahan rakyat yang dikepali oleh

seorang raja sebagai kepala negara yang dipilih dari dan oleh rakyat untuk suatu masa

jabatan tertentu. Pemerintahan Republik ini terdapat tiga macam. Pertama, Republik

dengan sistem pemerintahan rakyat secara langsung (system referendum). Kedua,

Republik dengan sistem pemerintahan perwakilan rakyat (system parlementer). Dan

ketiga, Republik dengan sistem pemisahan kekuasaan (system presidensiil).

Berdasarkan ketentuan dalam UUD 1945, Negara Indonesia berbentuk

Republik. Hal ini sebagaimana tedapat di dalam Pasal 1 ayat (1) UUD 1945, yaitu :

“Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”. Adapun sistem

pemerintahannya menerapkan sistem presidensiil. Hal ini sebagaimana tersirat di

dalam ketentuan Pasal 4 ayat (1) jo. Pasal 17 ayat (2) UUD 1945, dimana presiden

bertanggang jawab dalam penyelenggraan pemerintahan dan dalam pengangkatan dan

pemberhetian para menterinya.

C. Struktur Negara Indonesia

Struktur negara ini merupakan sistem ketatanegaraan yang diterapkan di

Indonesia berdasarkan rumusan yang terdapat di dalam UUD 1945 pasca

Amandemen. Di dalam sistem ketatanegaraan Indonesia ini merupakan penerapan

dari sistem Trias Politika yang bertujuan untuk memberikan batasan atas kekuasaan

Page 8: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

8

yang diberikan terhadap suatu lembaga kenegaraan. Lembaga kenegaraan tersebut

terdiri dari lembaga eksekutif, lembaga legislatif dan lembaga yudikatif.

Struktur negara Indonesia adalah di antaranya sebagaimana terdapat di

dalam Pasal 18 ayat (1) Amandemen kedua UUD 1945, yaitu : “Negara Kesatuan

Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi

atas kebupaten dan kota, yang tiap-tiap pronvinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai

pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang”.

Berdasarkan rumusan Pasal ini sangat jelas bahwa struktur negara Indonesia

terdiri dari Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah. Di dalam Pemerintahan

Daerah ini terdiri dari Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten atau Kota yang kesemuanya mempunyai struktur pemerintahan sendiri.

1.      Pemerintahan Pusat

Berdasarkan teori Trias Politika dari Montesquieu, struktur pemerintahan

terdiri tiga lembaga kenegaraan, yaitu lembaga eksekutif, lembaga legislatif dan

lembaga yudikatif. Di dalam analisisnya Gabrial A. Almond, istilah eksekutif ini

diganti dengan rule application function, lembaga lagislatif diganti istilah rule

making function dan lembaga yudikatif diganti rule adjudication function. Jika

analisis tersebut dikaitkan dengan struktur pemerintahan pusat, maka lembaga-

lembaga negara pasca Amandemen UUD 1945 adalah sebagaimana tabel ini :

Rule Application Function Rule Making Function Rule

Page 9: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

9

Adjudication Function

Presiden DPR + Presiden MA

TNI-POLRI * MPR MK

BI * DPD Komisi Yudisial ***

KPU * BPK **

Keterangan :

*     :

Merupakan lembaga negara yang independen yang dijamin oleh UUD

1945, walaupun pada dasarnya lembaga-lembaga tersebut menjalankan

fungsi eksekutif.

**   :

BPK tidak memegang fungsi legialatif. Namun, BPK memegang fungsi

pemeriksaan yang merupakan bagian dari fungsi pengawasan DPR dan

DPD.

*** :

Pada dasarnya KY bukan lembaga yudikatif. Namun lebih menyerupai

“Dewan Kehormatan” MA yang kewenangannya diberikan oleh UUD

1945.

Di dalam Amandemen UUD 1945, lembaga negara dapat dibagi menjadi dua

kategori, yaitu organ utama (main state’s organ) dan organ bantu (auxiliary state’s

organ). Organ utama (main state’s organ) adalah lembaga negara sebagai pelaksana

Page 10: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

10

utama dari ketiga kekuasaan negara, di antaranya MPR, DPR, DPD, Presiden dan

Wakil Presiden, MA serta MK. Sedangkan organ bantu (auxiliary state’s organ)

adalah lembaga negara untuk mengoptimalkan pelaksanaan dari check and

balances antar lembaga negara tersebut, di antaranya BPK, KY, BI, KPU, TNI, dan

POLRI.

Menurut Jimly Ashiddiqie, bahwa Indonesia pasca Amandemen menganut

teori pemisahan kekuasaan (separation of power), dengan alasan lembaga negara

yang ada sekarang ini tidak lagi mendapatkan kewenangan melalui pembagian

kekuasaan dari MPR sebagai pelaksana kedaulatan rakyat sebagaimana paradigma

yang dianut oleh UUD 1945 sebelum Amandemen. Kini lembaga-lembaga negara

tersebut mendapatkan kewenangannya secara langsung dari UUD 1945.

Konsepsi UUD 1945 pasca amandemen juga telah berubah pada

konsepcheck and balances antar semua lembaga negara. Karena bagaimanapun juga

penguasa sangat rentan untuk melakukan penyalahgunaan wewenang (abuse of

powers) sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Lord Action, ”power tends to

corrupt, obsolutely power corrupts absolutely.

Penerapan prinsip check and balances antara lembaga negara di Indonesia

ini didasarkan pada teori yang dikembanagkan oleh James Madison yang bertumpu

pada empat unsur pokok, di antaranya7 :

7 Abdul Rosyid Thalib, op. cit., hal.56

Page 11: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

11

1.    Pemisahan kekuasaan;

2.    Kedaulatan dibagi antara pusat dan negara bagian;

3.    Hak asasi manusia; dan

4.    Anggota kongres dan Presiden dipilih langsung oleh rakyat.

Sebagai konsewensinya, maka dalam Amandemen  UUD 1945 telah

membawa perubahan terhadap pergeseran kekuasaan negara, di antaranya :

MPR bukan lagi sebagai lembaga tertinggi negara yang melaksanakan kedaulatan

rakyat, akan tetapi telah menjadi lembaga negara setara dengan lembaga negara

lainnya (Pasal 1 ayat (2)).

MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD sebagai representasi perwakilan kepentingan

rakyat dan kepentingan daerah (Pasal 2 ayat (1)).

Kekuasaan membentuk undang-undang tidak lagi berada pada Presiden, tetapi

menjadi kekuasaan DPR (Pasal 20 ayat (1)).

Proses impeachment Presiden dan atau Wakil Presiden tidak lagi menjadi wewenang

penuh MPR, tetapi harus melalui ”Putusan MK” terlebih dahulu (Pasal Pasal 7B ayat

(1)).

Penarapan sistem pemerintahan presidensiil sebagai wujud dari  konsep separation of

power dengan legislatif (Pasal 4 ayat (1) jo. Pasal 17 ayat (2)).

Page 12: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

12

Presiden dan Wakil Presiden tidak lagi dipilih oleh MPR, tetapi dipilih langsung oleh

masyarakat melalui partai politik di dalam pemilihan umum (Pasal 6A ayat (1) dan

(2))

Kekuasaan Kehakiman tidak lagi hanya dilaksanakan oleh MA, tetapi juga

oleh MK sebagai lembaga penjaga kemurnian konstitusi (the quardian of the

constitution atauwaakhond van de grondwet), sehingga kewenangan MK ini adalah

untuk menyelesaikan terjadinya pelanggaran terhadap hak-hak konstitusional. MK

berwenang untuk memeriksa Pengujian undang-undang terhadap UUD 1945,

Memutuskan pembubaran partai politik, Sengketa kewenangan lembaga negara,

Perselisihan tentang hasil pemilihan umum dan kewajiban memberikan putusan atas

pendapat DPR mengenai dugaan adanya pelanggaran oleh Presiden dan / atau wakil

Presiden (Pasal 24 ayat (2) jo. Pasal 24C ayat (1) dan ayat (2))

Dibentuk lembaga  Komisi Yidusial yang berwenang mengusulkan

pengangkatan hakim agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan

menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta prilaku hakim (Pasal 24B ayat

(1)).

2.      Pemerintahan Daerah

Page 13: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

13

Amandemen UUD 1945 juga telah melahirkan konsep otonomi daerah

melalui pelaksanaan asas desentralisasi kekuasaan negara kepada daerah (Pasal 18

ayat (2) UUD 1945). Terdapat beberapa pengertian tentang otonomi daerah, yaitu  :

a. Kondisi atau ciri unik tidak dikontrol oleh pihak lain ataupun kekuatan lain;

b. Pemerintahan sendiri (self government), yaitu hak untuk memerintah atau

menentukan nasib sendiri (the rights of self government; self determination);

c. Pemerintahan sendiri yang dihormati, diakui dan dijamin tidak adanya control

oleh pihak lain terhadap ungsi daerah (local internal affairs) atau terhadap

minoritas suatu daerah;

d. Pemerintahan daerah mempunyai pendapatan yang cukup untuk menentukan

nasib sendiri, memenuhi kesejahteraan hidup maupun mwncapai tujuan hidup

secara adil (self determination, self sufficiency, self relience);

e. Pemerintahan otonomi mempunyai supremasi atau dominasi kekuasaan atau

hukum yang dilaksanakan sepenuhnya oleh pemegang kekuasaan.

Pengertian desentralisasi dalam beberapa literatur terdapat beberapa bentuk,

di antaranya  :

Dekonsentrasi, yaitu redistribusi tanggung jawab administratif dalam

khirarki pemerintah pusat melalui pengalihan beban kerja dari pemerintah

pusat ke pejabatnya sendiri di daerah.

Page 14: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

14

Delegasi pada organisasi parastatal, yaitu pelimpahan pembuatan keputusan

dan manajemen untuk kepentingan khusus di bawah tanggung jawab

pemerintah pusat.

Devolusi, yaitu kemampuan unit pemerintah daerah yang mandiri,

independen dan otonom, dimana pemerintah pusat melepaskan fungsi-fungsi

tertentu serta pengawasannya.

Transfer of function, yaitu sebagai kelanjutan dari devolusi, pemerintah

memberikan dan mentransfer fungsi dan tugas-tugasnya kepada masyarakat

dan lembaga non pemerintah lainnya.

Berdasarkan inilah, maka kebijakan relasi kekuasaan antara pusat dan daerah

yang berupa otonomi daerah yang diterapkan di Indonesia adalah termasuk

desentralisasi dalam bentuk devolusi.

Untuk melaksanakan konsep otonomi daerah tersebut maka negara kesatuan

RI dibagi atas beberapa daerah otonom, yaitu daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten

dan Kota. Di dalam daerah otonom tersebut mempunyai sistem pemerintahan, yang

hanya terdiri dari badan eksekutif (Kepala Daerah) dan badan legislatif (DPRD).

Sedangkan badan yudikatif tetap tersentral menjadi wewenang pemerintah pusat. Hal

ini sesuai dengan ketentuan di dalam Pasal 10 ayat (3) UU Nomor 32 tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (UU Pemda), bahwa daerah hanya berwenang atas

beberapa urusan pemerintahan yang bukan termasuk urusan pemerintahan pusat. Di

Page 15: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

15

antara urusan yang menjadi wewenang pemerintah pusat adalah Politik luar negeri,

Pertahanan, Keamanan,Yustisi, Moneter dan fiskal nasional, dan Agama.

Berdasarkan ketentuan di atas, terdapat enam urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan pemerintah pusat, termasuk di antaranya urusan yustisi atau

peradilan. Sehingga pemerintahan daerah hanya melaksanakan urusan pemerintahan

di bidang eksekutif dan legislatif di daerah.

Menurut ketentuan UU Pemda, pemerintah provinsi tidak hanya

melaksanakan asas desentralisasi politik atau devolusi, akan tetapi juga melaksakan

asas dekonsentrasi. Sedangkan pemerintah kabupaten atau kota hanya melaksankan

asas desentralisasi.

Salah satu perubahan yang sangat mendasar di dalam UU Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah ini adalah adanya pemilihan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah yang tidak lagi dipilih melalui DPRD, akan tetapi dipilih secara

langsung oleh masyarakat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah (Pilkada). Perubahan ini didasarkan pada rumusan Pasal 18 ayat (4)

Amandemen kedua UUD 1945.

Page 16: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

16

BAB III

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

politik hukum dalam batang tubuh UUD 1945 terdapat macam, yaitu :

1. Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan

Page 17: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

17

2. Bentuk Pemerintahan Indonesia adalah berbentuk Republik dengan sistem

presidensiil

3. Negara Indonesia adalah Negara Hukum

4. Struktur Negara Indonesia terdiri dari Pemerintahan pusat dan pemerintahan

daerah. Adapun kelembagaan pemerintahan pusat terdiri dari lembaga

legislative, eksekutif dan yudikatif sesuai dengan teori separation of

power dari Trias Politika dan juga prinsip check and balances antar lembaga

Negara. Sedangkan struktur lembaga daerah hanya terdiri dari lembaga

legislatif dan lembaga eksekutif dengan penyelenggaraan pemerintahan

berdasarkan konsep otonomi dalam bentuk desentralisasi politik (devolusi).

5. Negara Indonesia mencita-citakan konsep negara demokrasi modern (good

environment government, civil society dan good corporate government), yaitu

sebagaimana rumusan di dalam ayat (4) Pasal 33 Amandemen keempat UUD

1945.

Page 18: Politik Hukum Amandemen Uud Ri 1945

18

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rosyid Thalib, Wewenang Mahkamah Konstitusi dan Implikasinya

dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, (Bandung :  PT. Citra Aditya

Bakti,, 2006).

Khudzaifah Dimyati, Teorisasi Hukum : Stusi tentang Perkembangan

Pemikiran Hukum di Indonesia 1945 – 1990, (Surakarta :  Muhammadiyah

University Press, 2004).

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia,

(Jakarta : Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan

CV. Sinar Bakti, 1988).

Moh. Mahfud MD, 1998, Politik Hukum Di Indonesia, Jakarta : PT Pustaka

LP3ES.

Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, (Bandung : Alumni

Bandung).

Titik Triwulan Tutik, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta :

Prestasi Pustaka, 2006).