pr lapsus

Upload: aldiola-perdana

Post on 04-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fcjcghcghkvjvkj

TRANSCRIPT

22

1. MetoclopramideSuatu antagonis reseptor serotonin 5 HT 3 selektif. Baik untuk pencegahan dan pengobatan mual, muntah pasca bedah. Efek samping berupa hipotensi, bronkospasme, konstipasi dan sesak nafas. Cara Kerja Obat Metoclopramide mempunyai aktivitas parasimpatomimetik dan mempunyai sifat antagonis reseptor dopamin dengan efek langsung pada kemoreseptor "trigger zone". Metoclopramide kemungkinan juga mempunyai sifat antagonis reseptor serotonin.IndikasiPenderita dengan gangguan pencernaan seperti mual, muntah akibat intoleransi obat tertentu, kemoterapi kanker maupun karena anaestesia atau sesudah operasi. KontraindikasiPenderita epilepsi atau sindroma ekstrapiramidal. Penderita pheochroma cytoma, penderita hipersensitif, perdarahan gastrointestinal, obstruksi mekanik atau perforasi.Dosis Dewasa : 1 suntikan i.v. 10 mg disuntikkan selama 1 - 2 menit. 6 - 14 tahun : 1 suntikan i.v. 2,5 - 5 mg. 6 tahun : 1 suntikan i.v. 0,1 mg/kg BB Mencegah muntah akibat kemoterapi 1 - 2 mg/kg BB sebagai infus i.v., disuntikkan 30 menit sebelum kemoterapi. Pencegahan muntah setelah operasi 10-20 mg, disuntikkan i.m., selama 1 - 2 menit menjelang akhir pembedahan.2. PropofolPropofol merupakan obat induksi anestesi cepat. Obat ini didistribusikan secara cepat dan dieliminasi secara cepat. Hipotensi terjadi sebagai akibat depresi langsung pada otot jantung dan menurunnya tahanan vaskuler sistematik. Propofol tidak mempunyai efek analgesik. Propofol mengurangi tekanan darah ke otak dan perfusi ke otak. Memiliki efek potensiasi depresi SSP dan sirkulasi dengan golongan obat narkotik, sedatif dan anestesi inhalasi. Efek samping propofol pada sistem pernafasan adanya depresi pernafasan, apnea, bronkospasme dan laringospasme. Pada sistem kardiovaskuler berupa hipotermia, aritmia, takikardi, bradikardi, hipertensi. Pada SSP adanya sakit kepala, pusing, euphoria, kebingungan, gerakan klonik-mioklonik, epistotonus. Karena mengandung protein telur dan pembawanya adalah minyak maka propofol menimbulkan nyeri pada daerah penyuntikan.Dosis: pemberian intravena 1,5-2 mg/kgBB.Sedian : ampul atau vial 20 ml (200mg) tiap ml mangandung 10 mg propofol

3. Dinitrogen Oksida atau Nitrous Oxide (N2O)N2O adalah anestesi lemah dan harus diberikan dengan konsentrasi besar (lebih dari 65%) agar efektif. Paling sedikit 20%atau 30% oksigen harus diberikan sebagai campuran, karena konsentrasi N2O lebih besar dari 70-80% dapat menyebabkan hipoksia. N2O tidak dapat menghasilkan anestesia yang adekuat kecuali dikombinasikan dengan zat anestesi yang lain.Efek anestesi N2O dan zat anestesi lain bersifat additif, sehingga pemberian N2O dapat secara substansial mengurangi jumlah zat anestesi lain yang seharusnya digunakan. Pemberian N2O akan menyebabkan peningkatan konsentrasi alveolar dari zat anestesi lain dengan cepat, oleh karana sifat efek gas kedua dan efek konsentrasi dari N2O. MAC bangun N2O adalah 65% diatas konsentrasi tersebut pasien tidak sadar atau lupa terhadap tindakan pembedahan. Analgesia yang dihasilakan oleh 50% N2O kira-kira sama dengan 10 mg morfin.Kemasan dan Sifat FisikN2O merupakan gas yang tidak bewarna, berbau harum manis, tidak bersifat iritasi, tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak tetapi membantu proses kebakaran akibat gas lain meskipun tidak ada oksigen. N2O mempunyai berat molekul 44, titik didih 89oC dan umumnya disimpan dalam bentuk cair serta tekanan kritis 71.7 atm, suhu kritis 36.5oC, berat jenis 1.5 (udara 1).Absorpsi, Distribusi dan EliminasiAbsorbsi dan eliminasi nitorus oksida relatif lebih cepat dibandingkan dengan obat anestesi inhalasi lainnya, hal ini terutama disebabkan oleh koefisien partisi gas darah yang rendah dari N2O. Total ambilan N2O oleh tubuh manusia diteliti oleh Severinghause. Pada menit pertama, N2O (75%) dengan cepat akan diabsorbsi kira-kira 1.000 ml/menit. Setelah 5 menit, tingkat absorbsi turun menjadi 600 ml/menit, setelah 10 menit turun menjadi 350 ml/menit dan setelah 50 menit tingkat absorbsinya kira-kira 100 ml/menit, kemudian pelan-pelan menurun dan akhirnya mencapi nol. Konsentrasi N2O yang diabsorbsi tergantung antara lain oleh konsentrasi inspirasi gas, ventilasi alveolar dan ambilan oleh sirkulasi, seperti koefisien partisi darah atau gas dan aliran darah (curah jantung).N2O akan didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Konsentrasi di jaringan adalah berbanding lurus dengan perfusi per unit volume dari jaringan, lamanya paparan dan koefisien partisi darah atau jaringan zat tersebut. Jaringan dengan aliran darah besar/banyak seperti otak, jantung, hati dan ginjal akan menerima N2O lebih banyak sehingga akan menyerap volume gas yang lebih besar. Jaringan lain dengan suplai darah sedikit seperti jaringan lemak dan otot menyerap hanya sedikit N2O, ambilan dan penyerapan yang cepat menyebabkan tidak terdapatnya simpanan N2O dalam jaringan tersebut sehingga tidak menghalangi pulihnya pasien saat pemberian N2O dihentikan.N2O tidak atau sedikit mengalami biotransformasi dalam tubuh, namun telah ditemukan bakteri anaerob yang memetabolisir N2O dan menghasilkan radikal-radikal bebas meskipun tidak terdapat bukti bahwa radikal-radikal bebas tersebut menimbulkan kerusakan organ yang spesifik. N2O dieliminasi melalui paru-paru dan sebagian kecil diekskresikan lewat kulit.Efek FarmakologiTerhadap Sistem Saraf PusatBerkhasiat analgesia dan tidak mempunyai khasiat hipnotik. Khasiat analgesianya relatif lemah akibat kombinasinya dengan oksigen. Pada konsentrasi 25% N2O menyebabkan sedasi ringan. N2O 50% efek analgesinya sama dengan morfin 10 mg. Dalam konsentrasi lebih dari 60%, N2O dapat menyebabkan amnesia, walaupun masih diperlukan penelitian yang lebih lanjut. Terhadap susunan saraf otonom, nitrous oksida merangsang reseptor alfa saraf simpatis, tetapi tahanan perifer pembuluh darah tidak mengalami perubahan.

Terhadap Sistem KardiovaskulerDepresi ringan kontraktilitas miokard terjadi pada rasio N2O:O2 = 80%:20%. N2O tidak menyebabkan perubahan laju jantung dan curah jantung secara langsung. Tekanan darah tetap stabil dengan sedikit penurunan yang tidak bermakna.Terhadap Sistem RespirasiPengaruh terhadap sistem pernapasan minimal. Terhadap Sistem GastrointestinalN2O tidak mempengaruhi tonus dan motilitas saluran cerna. Terhadap GinjalN2O tidak mempunyai pengaruh yang signifikan pada ginjal.Terhadap Otot RangkaN2O tidak menyebabkan relaksasi otot rangka. Karena tonus otot tetap tidak berubah sehingga dalam penggunaannya mutlak memerlukan obat pelumpuh otot.Terhadap Uterus dan KehamilanKontraksi uterus tidak terpengaruh baik pada kekuatan maupun frekuensinya. N2O melewati barier plasenta dengan mudah masuk ke dalam sirkulasi fetus yang dapat mengakibatkan konsentrasi O2 di darah fetus turun dengan drastis bila kurang dari 20% O2 diberikan bersama dengan N2O. kehamilan bukan merupakan kontra indikasi penggunaan N2O O2 sebagai sedasi inhalasi.Efek SampingWalaupun nitrous oksida dikatakan sebagai obat anestetik non toksik dan mempunyai pengaruh yang sangat minimal pada sistem organ seperti tersebut di atas, kadang-kadang terjadi juga efek samping seperti berikut:1. Nitrous oksida akan meningkatkan efek depresi nafas dari obat tiopenton terutama setelah diberikan premedikasi narkotik.2. Kehilangan pendengaran pasca anestesia, hal ini disebabkan adanya perbedaan solubilitas antara N2O dan N2 sehingga terjadi perubahan tekanan pada rongga telinga tengah.3. Pemanjangan proses pemulihan anestesia akibat difusinya ke rongga tubuh seperti pneumothorak.4. Pemakaian jangka panjang menimbulkan depresi sumsum tulang sehingga menyebabkan anemia aplastik.5. Mempunyai efek teratogenik pada embrio terutama pada umur 8 hari s/d 6 minggu, yang dianggap periode kritis.6. Hipoksia difusi pasca anestesia. Hal ini terjadi sebagai akibat dari sifat difusinya yang luas sehingga proses evaluasinya terlambat. Oleh karena itu pada akhir anestesia, oksigenasinya harus diperhatikan.4. Bleeding TimeBleeding time menilai kemampuan darah untuk membeku setelah adanya luka atau trauma, dimana trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk bekuan. Normalnya bleeding time adalah kurang dari 5 menit.5. Clotting TimeClotting time adalah waktu yang diperlukan darah untuk membeku atau waktu yang diperlukan saat pengambilan darah sampai saat terjadinya pembekuan. Hal ini menunjukkan seberapa baik platelet berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk pembekuan darah. Normalnya clotting time adalah kurang dari 15 menit.

17