program employee development pt. garuda …

54
LAPORAN AKHIR STUDI LAPANGAN INTERNASIONAL PROGRAM EMPLOYEE DEVELOPMENT PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA TBK Oleh: TIM MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR

STUDI LAPANGAN INTERNASIONAL

PROGRAM EMPLOYEE DEVELOPMENT

PT. GARUDA MAINTENANCE FACILITY AERO ASIA TBK

Oleh:

TIM MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020

DAFTAR NAMA MAHASISWA KONSENTRASI

MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

ANGKATAN XXXVII

NO. NAMA NIM

1 ADE EFDIRA 19081041

2 AGUSLIMAWATI 19081003

3 ALDO ALBERTO HERNANDES 19081004

4 ANASTATIA PRASTIKA 19081006

5 ANDRE SAPUTRA 19081007

6 EDRI WAHYUNI 19081043

7 FERRY SANDRIA 19081013

8 HENDRI WAHID UTAMA JONES 19081075

9 LENI AFRILYANTI 19081053

10 MUHAMMAD RIZAL PUTRA 19081017

11 NIA REZANI 19081058

12 NOFRIDA 19081059

13 NURHAYATI 19081021

14 PUJA LUGAT DEWANTARA 19081060

15 RESTU DEOTARI 19081028

16 SRI MILAWATI 19081031

17 TASNIDAR 19081033

18 WAWAN JUARI STEBA 19081035

19 WINDA LESTARI 19081036

20 YANDRA 19081070

21 YOSE RIZAL 19081038

22 YULI ENJELINA 19081039

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Lapangan Internasional yang

berjudul “Employee Development PT Garuda Maintenace Facility Aero Asia Tbk” yang

dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat lulus dalam mata kuliah studi lapangan

internasional.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua

pihak yang telah membantu pelaksanaan kuliah studi lapangan internasional beserta penulisan

laporannya. Ucapan terima kasih ini disampaikan kepada:

1. Ibu Erni Masdupi, SE, M.Si, Ph.D, selaku dosen pengampu mata kuliah studi lapangan

internasional yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan

selama proses belajar dan penyusunan laporan ini serta atas ilmu yang diberikan selama

masa studi pada Jurusan Manajemen, Program Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Negeri Padang.

2. Bapak Dr. Syahrizal, SE, M.Sc, selaku dosen pembimbing studi lapangan internasional

yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan semangat serta

motivasi selama pelaksanaan perkuliahan dan penyusunan laporan ini.

3. Keluarga kami tercinta atas kepercayaan, kesabaran, dukungan moril dan materi serta

semangat yang tak pernah berhenti sehingga menjadi kekuatanku selama proses perjalanan

studi lapangan internasional dan menyelesaikan laporan ini.

4. Staf akademik sekretariat Program Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi Uiversitas

Negeri Padang, atas bantuannya dalam mengurus keperluan akademik dan administrasi

selama penulis melaksanakan studi.

5. Teristimewa teman-teman Magister Manajemen konsentrasi manajemen keuangan dan

manajemen pemasaran yang telah berbagi energi, motivasi, pengalaman, dan pengetahuan

selama perkuliahan.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu,

masukan berupa kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis

berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semua pihak.

Padang, November 2020

Penulis

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Studi Internasional ini telah disetujui pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 4 Desember 2020

Oleh : Dr. Syahrizal S.E, M.Sc

Disetujui oleh :

Pembimbing

Dr. Syahrizal S.E, M.Sc

iii

DAFTAR ISI

Daftar Nama Mahasiswa Manajemen Sumber Daya Manusia ................................ i

Kata Pengantar...................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan............................................................................................... iii

Daftar Isi............................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Pembahasan ............................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sumber Daya Manusia............................................................................... 5

B. Human Capital .......................................................................................... 6

C. Fokus pada Human Capital........................................................................ 7

D Pengembangan Sumber Daya Manusia

(Employee Development) ......................................................................... 12

1. Tujuan Pengembangan SDM (Employee Development) .......................... 13

2. Prinsip Pengembangan SDM (Employee Development) .......................... 15

3. Metode Pengembangan SDM (Employee Development) ......................... 16

4. Jenis-Jenis Pengembangan SDM ........................................................... 19

BAB III PEMBAHASAN

A. Profil GMF ................................................................................................ 20

B. Kerangka Kerja.......................................................................................... 21

C. Penerapan Employee Development ............................................................ 23

D. Strategi Keberlanjutan ............................................................................... 35

iv

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 44

B. Saran ......................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 46

LAMPIRAN ...................................................................................................... 47

v

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia bisnis tidak terlepas dari pembahasan seputar pengembangan sumber daya

manusia, yang menjadi salah satu faktor penting bagi perusahaan dalam mengelola karyawan

agar karyawan dapat menjalankan pekerjaannya secara baik dan produktif. Untuk itu, sumber

daya manusia di perusahaan hendaknya dikelola secara baik dan professional agar tercapai

tujuan perusahaan dan terciptanya hubunganbaikantarakaryawan dan perusahaan. Tantangan

organisasi masa kini adalah merespon pergesaran dari yang terfokus pada masalah industry

ekonomi ke arah pengetahuan ekonomi. Pergesaran ini meliputi seluruh aspek dalam

manajemen organisasi yaitu efisiensi operasi, pemasaran, struktur organisasi yang akan

menghasilkan keuntungan bisnis yang lebih tinggi. Secara kuantitatif kontribusi human

capital terhadap keuntungan perusahaan diukur dari biaya kapasitas dan waktu. Secara

kualitatif pengukuran human capital dipusatkan pada nilai dan tindakan manusia.

Menurut Matthewman & Matignon dalamGaol (2014:696) mendefinisikan human

capital sebagai akumulasi pengetahuan, keahlian, pengalaman dan atribut-atribut kekuatan

pekerja lainnya yang relevan di dalam kekuatan pekerja sebuah organisasi dan memacu

produktivitas, kinerja dan pencapaian tujuan strategis. Gaol (2014:697-698) mengemukakan

bahwa sumber daya manusia (SDM) sebagai faktor sentral yang strategis dibentuk untuk

menjalankan berbagai kepentingan visi perusahaan. Pada lingkungan dunia dewasa ini, telah

terjadi perubahan pandangan mengenai berbagai sumber daya yang bersifat strategis bagi

perusahaan. Perubahan tersebut yaitu dari dominasi sumber daya yang bersifat fisik (tangible

asset) ke arah asset tak berwujud (intangible asset). Gaol (2014:699-700) mengemukakan

bahwa aset yang tak terlihat adalah aset yang berbeda dengan aset yang terlihat. Namun,

memiliki kepentingan yang sama. Contoh intangible asset dapat dilihat seperti pada

1

2

pengenalan produk, pengenalan merek, inovasi, pengetahuan, modal, sumber daya manusia

dan sebagainya. Sangat disayangkan, masih banyak para profesional SDM dan manajer lini

senior yang tidak mengetahui bagaimana mewujudkan kepotensialan SDM, meski para

profesional SDM juga memahami potensi yang ada pada SDM.

Peran sumber daya manusia sangat diperlukan dalam perusahaan untuk beradaptasi

dalam setiap perubahan di dunia bisnis. Sumber daya manusia yang ada di setiap perusahaan

harus dikembangkan secara berkelanjutan guna meningkatkan kemampuan dan kompetensi

setiap karyawan yang berujung pada tercapainya tujuan perusahaan. Salah satu cara untuk

meningkatkan kemampuan dan kompetensi karyawan dengan memberikan pendidikan dan

pelatihan melalui pengembangan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut Malayu

S.P Hasibuan (2013: 69) pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan

melalui pendidikan dan pelatihan. Tujuan pengembangan kayawan menurut Malayu S.P

Hasibuan (2013: 70) program pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan ini di desain

untuk mengembangkan kemampuan karyawan guna menghadapi tantangan dan perubahan

dimasa mendatang. Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat,

kualitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human skill, dan

managerial skill karyawan yang semakin baik.

Studi lapangan internasional merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh

Progmam Magister Manajemen Fakultas Ekonomi UNP dalam rangka pembelajaran outdoor

demi meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait fenomena dalam bidang ilmu manajemen

yang terdapat pada organisasi internasional. Dengan kata lain studi lapangan merupakan salah

satu bentuk pembelajaran outdoor dimana terjadi kegiatan observasi untuk mengungkap

fakta–fakta guna memperoleh data dengan cara terjun langsung kelapangan. Praktik lapangan

ke berbagai lokasi dapat memberikan pengetahuan secara langsung tentang berbagai perihal

3

teknis. Selain itu, dengan studi lapangan dapat diungkapkan fakta-fakta sebagai realisasi dari

teori yang ada.

Disebabkan pandemi Covid-19 yang melanda seluruh kawasan di dunia sejak akhir

2019 dan awal tahun 2020 di Indonesia, perjalanan keluar negeri tidak dapat dilaksanakan.

Akan tetapi, berhubung kegiatan studi lapangan internasional sangat penting bagi mahasiswa,

maka studi lapangan tahun ini tetap dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting pada

Minggu 1 November 2020. Kegiatan studi lapangan internasional kali mengobservasi

program pengembangan sumber daya manusia dari sisi employee development pada PT

Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) melalui metode wawancara langsung

dengan perwakilan dari PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk.

PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) adalahanakperusahaan PT

Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidangjasaperawatan, reparasi, dan

overhaul pesawat terbang. Sejak didirikan hingga saat ini GMF belum pernah melakukan

perubahan nama perusahaan, adapun status hukumnya berubah menjadi Perusahaan Terbuka

(Tbk) setelah pada tahun 2017 perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau

Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada

tanggal 10 Oktober 2017. Dengan jumlah pelanggan sekitar 190 dari berbagai negara dan

jumlah karyawan sekitar 5000 orang, maka dirasa tepat untuk tim Mahasiswa Magister

Manajemen konsentrasi Sumber Daya Manusia Universitas Negeri Padang melakukan

observasi mengenai pengembangan karyawan di perusahaan tersebut.

4

B. Rumusan Pembahasan

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, rumusan pembahasan

dalam laporan ini adalah :

1. Bagaimana kerangka kerja Human Capital Management pada PT Garuda Maintenance

Facility Aero Asia Tbk?

2. Bagaimana penerapan Employee Development pada PT Garuda Maintenance Facility

Aero Asia Tbk?

3. Bagaimana Strategi Keberlanjutan PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari laporan studi lapangan internasional ini antara lain :

1. Untuk mengetahui kerangka kerja Human Capital Management di PT. Garuda

Maintenance Facility Aero Asia Tbk

2. Untuk mengetahui penerapan Employee Development pada PT. Garuda Maintenance

Facility Aero Asia Tbk

3. Untuk mengetahui strategi keberlanjutan pada PT Garuda Maintenance Facility Aero

Asia Tbk

BAB II TINJAUAN

PUSTAKA

A. Sumber Daya Manusia (SDM)

Organisasi memiliki berbagai macam sumber daya sebagai ‘input’ untuk diubah

menjadi ‘output’ berupa produk barang atau jasa. Sumber daya tersebut meliputi modal atau

uang, teknologi untuk menunjang proses produksi, metode atau strategi yang digurunakan

untuk beroperasi, manusia dan sebagainya. Di antara berbagai macam sumber daya tersebut,

manusia atau sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen yang paling penting. Untuk

merencanakan, mengelola dan mengendalikansumber daya manusia dibutuhkan suatu alat

manajerial yang disebut manajemen sumber daya manusia (MSDM). MSDM dapat dipahami

sebagai suatu proses dalam organisasi serta dapat pula diartikan sebagai suatu kebijakan

(policy).

Manajemen sumber daya manusia merupakan tata cara pengelolaan manusia dalam

organisasi agar dapat berperan secara efektif dan efisien. Manajemen terdiri dari enam (6M)

unsur yaitu: Men Method, Material, Machine, dan Market. Unsur manusia (Men) berkembang

menjadi suatu bidang ilmu manajemen yang disebut dengan manajemen sumber daya

manusia. Menurut Hasibuan (2014:10) bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu

dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu

terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Serta pandangan Rivai dan Sagala

(2013:18) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu dari

bidang manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengendalian, sumber daya manusia dalam sebuah organisasi.

Menurut Gouzali (dalam Kadarisman, 2013:5), pengembangan Sumber Daya Manusia

(SDM) merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan organisasi, agar pengetahuan

(knowledge), kemampuan (ability), dan keterampilan (skill) mereka sesuai dengan tuntutan

5

6

pekerjaan yang mereka lakukan. Selanjutnya, Muhadjir (dalam Kadarisman, 2013:6)

mendeskripsikan pengembangan sumber daya manusia sebagai peningkatan kualitas manusia

dalam makna fisik maupun mental.

B. Human Capital

Tantangan organisasi masa kini adalah merespon pergesaran dari yang terfokus pada

masalah industri ekonomi kearah knowledge ekonomi. Pergesaran ini meliputi seluruh aspek

dalam manajemen organisasi yaitu efisiensi operasi, marketing, struktur organisasi yang akan

menghasilkan keuntungan bisnis yang lebih tinggi. Secara kuantitatif kontribusi human

capital terhadap keuntungan perusahaan diukur dari biaya kapasitas dan waktu. Secara

kualitatif pengukuran human capital dipusatkan pada nilai dan tindakan manusia.

Menurut Matthewman & Matignon dalam Gaol (2014:696) mendefinisikan human

capital sebagai akumulasi pengetahuan, keahlian, pengalaman dan atribut-atribut kekuatan

pekerja lainnya yang relevan di dalam kekuatan pekerja sebuah organisasi dan memacu

produktivitas, kinerja dan pencapaian tujuan strategis.

1. Human Capital sebagai Aset yang Terlihat (Tangible Asset)

Gaol (2014:697-698) mengemukakan bahwa sumber daya manusa (SDM) sebagai faktor

sentral yang strategis dibentuk untuk menjalankan berbagai kepentingan visi perusahaan.

Pada lingkungan dunia dewasa ini, telah terjadi perubahan pandangan mengenai berbagai

sumber daya yang bersifat strategis bagi perusahaan. Perubahan tersebut yaitu dari

dominasi sumber daya yang bersifat fisik (tangible asset) ke arah aset tak berwujud

(intangible asset). Munculnya pandangan bahwa pengetahuan sebagai sumber daya

perusahaan yang sangat strategis didasari kenyataan bahwa pengetahuan dapat digunakan

untuk mengembangkan daya saing perusahaan yang bernilai, langka, sukar ditiru oleh

pesaing dan tidak tergantikan oleh jenis sumber daya lainnya. Sehingga dengan adanya

7

pengetahuan yang dimiliki organisasi atau pengetahuan melalui tenaga manusia yang ada

didalamnya maka manusia dijadikan modal yang terlihat (human capital). Pada

perkembangan dunia bisnis sekarang ini, manusia tidak hanya dijadikan sebagai salah satu

sumber daya (mesin, uang, material atau bahan-bahan, informasi (termasuk data dan

personel), tetapi juga sebagai penggerak sumber daya lainnya.

2. Human Capital Sebagai Aset Yang Tak Terlihat (Intangible Asset)

Gaol (2014:699-700) mengemukakan bahwa aset yang tak terlihat (intangible asset)

adalah aset yang berbeda dengan aset yang terlihat (tangible asset). Namun, memiliki

kepentingan yang sama. Contoh intangible asset dapat dilihat seperti pada pengenalan

produk, pengenalan merek, inovasi, pengetahuan, modal, sumber daya manusia dan

sebagainya. Sangat disayangkan, masih banyak para profesional SDM dan manajer lini

senior yang tidak mengetahui bagaimana mewujudkan kepotensialan SDM, meski para

profesional SDM dan manajer lini senior juga memahami potensi yang ada pada SDM.

C. Fokus pada Human Capital

Fokus pada human capital menguji bagaimana sistem kerja dalam perusahaan,

pembelajaran, dan motivasi membuat karyawan mampu mengembangkan dan memanfaatkan

potensinya secara penuh dalam keselarasan dengan sasaran, strategi, dan rencana kerja

perusahaan secara keseluruhan. Selain itu, juga diuji apa upaya perusahaan untuk membangun

dan memelihara lingkungan dan iklim kerja, dan apakah upaya itu kondusif bagi karyawan

untuk mencapai keunggulan kinerja serta pertumbuhan pribadi perusahaan. Secara lebih rinci,

fokus pada human capital menurut Gaol (2014:735-750) mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Sistem Kerja

Untuk mengorganisasikan dan mengelola karyawan dan tugas, perusahaan mendorong

kerjasama melalui internalisasi nilai-nilai perusahaan, mendorong inisiatif melalui

8

evaluasi kompetensi, mendorong pemberdayaan melalui pendelegasian wewenang,

dan mendorong inovasi melalui kegiatan lomba karya inovasi. Menerapkan model

human capital dan mengkapitalisasi gagasan, kultur, dan pemikiran yang berbeda dari

karyawan. Perusahaan dapat membentuk kelompok kecil sebagai wadah untuk

bertukar informasi dan gagasan serta untuk menumbuhkan kerjasama. Dalam

mencapai komunikasi atau berbagai keterampilan komunikasi yang efektif, berbagi

keterampilan lintas unit kerja, kekaryawanan, dan lokasi, perusahaan dapat

memanfaatkan in-house magazine, kunjungan tim manajemen ke lokasi unit kerja

terkecil, rapat koordinasi, serta tinjauan manajemen perbulan atau per triwulan. Tindak

lanjut dari aktivitas tersebut di evaluasi dan hasilnya didistribusikan kepada unit-unit

kerja terkait. Karyawan juga dapat melakukan sharing seassion atas hasil seminar dan

latihan yang diikutinya kepada sesama kolega di perusahaan.

2. Sistem Manajemen Kerja

Penerapan sistem manajemen kerja karyawan dilakukan dengan menilai kinerja

karyawan yang telah dituangkan dalam suatu kesepakatan sasaran yang disusun antara

atasan dan bawahan serta mengacu pada sasaran unit kerja dan sasaran perusahaan.

Kesepakatan sasaran dilakukan pada awal tahun dan dilakukan penilaian kinerja pada

setiap akhir tahun dengan diselingi evaluasi pencapaian di pertengahan tahun.

3. Penerimaan karyawan dan pengembangan karir

Fokus dari sistem rekrutmen adalah menarik kandidat yang qualified ke tempat yang

di perlukan, menarik kandidat yang mempunyai kualifikasi yang tepat memang perlu,

tetapi ini tidak cukup. Kualitas kandidat yang diperlukan harus dibicarakan dalam tim

penerimaan. Rekrutmen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara internal atau

eksternal. Masing-masing cara mempunyai kelebihan dan kekurangan.

9

4. Efektivitas rekrutmen

Sangatlah penting mengevaluasi efektivitas rekrutmen untuk memperoleh gambaran

tentang hasilnya. Yang menjadi perhatian dalam jangka pendek, antara lain :Rata-rata

waktu yang diperlukan untuk merekrut karyawan, Besarnya gaji yang diterima, Biaya

merekrut seorang kandidat, Jumlah dan kualitas applicant. Sedangkan yang menjadi

perhatian dalam jangka panjang antara lain : Performa perekrutan, Turnover karyawan,

Biaya pelatihan. Selain itu, yang perlu dianalisa adalah biaya perekrutan, baik

langsung maupun tak langsung. Biaya langsung terdiri dari biaya iklan, honor

perekrut, alat rekrutmen, biaya pelatihan, dan lain-lain. Sedangkan biaya tak langsung

mencakup biaya keterlibatan para manajer, dampak dari tak bisa libur dan lain-lain.

5. Pengembangan karir

Perusahaan harus memiliki rencana suksesi di setiap level (ditinjau satu tahun sekali),

desain jalur karier (mencakup manajerial/struktural dan profesional/keahlian), rotasi,

dan pengembangan kepemimpinan untuk menghadapi perubahan lingkungan bisnis.

Desain jalur karier mencakup manajerial/struktural dan profesional/keahlian. Untuk

menduduki jabatan tertentu, karyawan harus memenuhi pangkat, kompetensi, dan

tahapan jabatan yang dipersyaratkan. Program pengembangan kepemimpinan

diberikan mulai dari tingkat staf, manajemen menengah, dan manajemen puncak.

6. Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan karyawan

Pendidikan, dan pelatihan karyawan dapat dibagi dalam dua kategori yaitu pendidikan

hard competence dan pendidikan soft competence. Hard competence dimaksudkan

untuk meningkatkan skill dan pengetahuan, sedangkan soft competence dimaksudkan

untuk meningkatkan perilaku karyawan. Untuk karyawan baru, ketiga bentuk

pembelajaran ini dapat dilakukan dengan menggunakan outbound. Materi utamanya

adalah pengenalan budaya perusahaan, kepemimpinan, perilaku bisnis, dan kerjasama

10

tim. Selain itu juga dapat diadakan in class training. Materi yang disampaikan bisa

berupa pengenalan organisasi, arah, dan sasaran perusahaan dalam jangka pendek dan

panjang, sistem manajemen dan kebijakan perusahaan serta peraturan kekaryawanan.

Selain itu, bisa juga dilaksanakan program management trainee. Melalui program ini

calon karyawan diterjunkan langsung ke unit kerja, sesuai dengan rencana

penempatannya. Coaching, mentoring, dan counseling. Dalam pengembangan

selanjutnya peran atasan diperlukan dalam coaching, mentoring, dan counseling.

Coaching dilakukan terhadap karyawan yang mempunyai performa kurang dalam hal

keterampilan dan pengetahuan mengenai tugas yang diadakan. Mentoring dilakukan

terhadap karyawan “bintang”, dalam arti sudah mempunyai performa yang baik.

Mentoring dilakukan dengan memonitor dan mengarahkan pelaksanaan tugas yang

bersangkutan.

7. ADDIE

Dalam mengembangkan program pelatihan dan pengembangan, terdapat lima langkah

yang disebut ADDIE, yaitu Assesment, Design, Development, Implementation

Programs, and Evaluation. Untuk memperkuat ilmu pengetahuan dan skill yang

didapat oleh karyawan, perusahaan dapat menerapkan knowledge management (KM).

Beberapa hal yang dilakukan melalui KM adalah karya inovasi, hasil pelaksanaan

suatu proyek, ilmu pengetahuan baru, dan lain-lain. Selanjutnya, melalui knowledge

management ini, perusahaan dapat disebut sebagai organisasi pembelajaran.

8. Motivasi dan pengembangan karier

Untuk melihat motivasi seseorang, perlu dipahami tiga prinsip dasar perilaku manusia:

pertama, harus dipahami bahwa dalam mengerjakan sesuatu, setiap orang mempunyai

alasan tertentu, mengapa dan apa kepentingan untuk dirinya. Kedua, setiap orang

berusaha mencapai sesuatu yang telah menjadi tujuannya. Ketiga, setiap orang unik,

11

berbeda, karena mempunyai turunan dan lingkungan yang berbeda. Pengembangan

karier merupakan tanggung jawab HRD dalam menyiapkan, mengimplementasikan,

dan memonitir career paths para karyawan. Inilah yang disebut career management.

Apabila seseorang individu mengarahkan perjalanan karier kekaryawanannya, hal ini

disebut sebagai career palnning. Dan ketika kebutuhan individu dan perusahaan dalam

proses pengembangannya sejalan, proses ini disebut career development.

9. Talent management

Dalam pengembangan karier individu ataupun dalam perencanaan suksesi, dapat

diterapkan talent management. Pada prinsipnya, hal ini dimaksudkan untuk

mengembangkan para individu berdasarkan bakat yang mereka miliki. Bakat-bakat

individu ini kemudian dikelompokkan dalam kelompok bakat yang disebut talent pool.

Dengan demikian, perusahaan diharapkan menugaskan setiap orang sesuai dengan

bakatnya.

10. Lingkungan kerja

Untuk memastikan dan meningkatkan keamanan, keselamtan, kesehatan di tempat

kerja, perusahaan yang mengacu pada human capital harus memiliki dan menerapkan

Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja secara proaktif, hal ini dapat

tercapai apabila para karyawan ikut berpartisipasi dalam menjalankan program

(SMK3).

11. Dukungan dan kepuasan karyawan

Perusahaan dengan kinerja unggul dan bertaraf kelas dunia menggunakan metode dan

ukuran penilaian formal, dan informal untuk mengetahui tingkat kesejahteraan,

kepuasan, dan motivasi karyawan. Perusahaan dapat melakukan beberapa survei dan

sensus tentang kepuasan karyawan. Survei biasanya dilakukan setiap satu tahun untuk

12

mengetahui harapan dan tingkat kepuasan karyawan di seluruh unit kerja dan seluruh

kategori karyawan.

D. Pengembangan Sumber Daya Manusia (Employee Development)

Employee Development adalah suatu metode yang berorientasi pada peningkatan

produktivitas kerja para pekerja di masa depan (Sondang P. Siagian, 2009:182). Menurut

Siagian (2009:184), manfaat penyelenggaraan program pelatihan dan pengembangan bagi

organisasi antara lain:

1) Manfaat bagi organisasi, yaitu :

a) Peningkatan produktivitas kerja organisasi.

b) Terwujudnya hubungan yang baik antara atasan dan bawahan.

c) Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat karena

melibatkan melibatkan para pegawai yang bertanggung jawab menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan operasional dan tidak sekedar diperintahkan oleh manajer.

d) Meningkatkan semangat kerja seluruh karyawan dengan komitmen organisasinal yang

lebih tinggi.

e) Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial yang

partisipatif.

f) Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif.

g) Penyelesaian konflik secara fungsional.

2) Manfaat bagi karyawan, yaitu :

a) Membantu para pegawai membuat keputusan dengan lebih baik.

b) Meningkatkan kemampuan para pekerja.

c) Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor motivasional.

13

d) Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja untuk terus meningkatkan kemampuan

kerjanya.

e) Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stres, frustasi dan konflik.

f) Tersedia berbagai informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh

karyawan.

g) Meningkatkan kepuasan kerja.

h) Semakin besarnya pengakuan dan kemampuan seseorang.

i) Semakin besarnya tekad pekerja untuk lebih mandiri.

j) Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru.

1. Tujuan Pengembangan SDM (Employee Development)

Pengembangan karyawan bertujuan dan bermanfaat bagi perusahaan, karyawan,

konsumen, atau masyarakat yang mengkonsumsi barang/jasa yang dihasilkan

perusahaan. Menurut Hasibuan (2016:70), tujuan pengembangan hakikatnya

menyangkut hal-hal berikut:

a. Produktivitas Kerja

Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkatkan kualitas

dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human skill, dan

manajerial skill karyawan yang semakin baik.

b. Efisiensi

Pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu,

bahan baku, dan mengurangi daya mesin-mesin.

c. Kerusakan

Pengembangan karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang,

produksi, dan barang-barang mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil

dalam melaksanakan pekerjaannya.

14

d. Kecelakaan

Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan,

sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang.

e. Pelayanan

Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari

karyawan kepada nasabah perusahaan. Karena pemberian pelayanan yang baik

merupakan daya penarik yang sangat penting bagi rekanan-rekanan perusahaan

bersangkutan.

f. Moral

Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan

keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk

menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

g. Karier

Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan

semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik.

Promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja seseorang.

h. Konseptual

Dengan pengembangan, manager semakin cakap dan cepat dalam mengambil

keputusan yang lebih baik, karena technical skill, human skill, dan managerial

skill-nya lebih baik.

i. Kepemimpinan

Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang managerakan lebih baik human

relations-nya lebih luwes, motivasinya lebih terarah sehingga pembinaan kerja

sama vertical dan horizontal semakin harmonis.

15

j. Balas Jasa

Dengan pengembangan, balas jasa, (gaji, upah insentif, dan benefits) karyawan

akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar.

k. Konsumen

Pengembangan karyawan akan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat

konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau pelayanan yang lebih

bermutu.

2. Prinsip Pengembangan Sumber Daya Manusia (Employee Development)

Berikut beberapa prinsip dalam pengembangan sumber daya manusia menurut

Sumardjo dan Priansa (2018:93), yaitu:

a. Motivasi

Tingginya motivasi yang dimiliki oleh pegawai mendorong pegawai untuk

semakin cepat dan sungguh-sungguh dalam mempelajari prilaku, pengetahuan,

keterampilan, maupun beradaptasi dengan organisasi. Motivasi timbul dari

dorongan diri sendiri (internal) maupu dorongan dari luar (eksternal).

Pengembangan sumber daya manusia harus berhubungan dengan motivasi

pegawai, sehigga pegawai akan terlibat dengan baik dalam proses pengembangan

sumber daya manusia.

b. Laporan kemajuan

Hasil pengembangan sumber daya manusia dapat dijadikan sebagai bahan

informasi untuk mengetahui bahagaimana perbandingan antara pegawai pada saat

sebelum mendapat pengembangan, dan pegawai pada saat setelah memperoleh

program pengembangan.

16

c. Latihan

Pegawai pada dasarnya dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan yang baru.

Untuk itu, diperlukan program pengembangan sumber daya manusia yang diatur

secara cermat dan tepat sehingga program pengembangan sumber daya manusia

yang diberikan mampu dipraktikkan dalam pekerjaan.

d. Perbedaan individu

Perbedaan individu perlu diajdikan pijakan dalam melaksanakan program

pengembangan sumber daya manusia. Perbedaan tersebut bukan perbedaan jenis

kelamin, status sosial, ekonomi tetapi perbedaan tingkat kecerdasan dan bakat

pegawai, maka dari itu pengembangan sumber daya manusia yang paling efektif

ialah dengan menyesuaikan kemampuan individu dengan program pengembangan

sumber daya manusia yang diberikan.

3. Metode Pengembangan SDM (Employee Development)

Metode pengembangan terdiri atas metode latihan atau training dan metode pendidikan

atau education.

a. Metode Latihan atau Training

Metode latihan harus berdasarkan kepada kebutuhan pekerjaan tergantung pada

berbagai faktor, yaitu waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat pendidikan dasar

peserta, latar belakang peserta dan lain-lain. Metode-metode latihan menurut

Andrew F. Sikula:

1) On the Job, yaitu para peserta latihan langsung bekerja di tempat untuk

belajar dan meniru satu pekerjaan di bawah bimbingan seorang pengawas.

2) Vestibule, adalah metode latihan yang dilakukan dalam kelas atau bengkel

yang biasanya diselenggarakan dalam suatu industri untuk memperkenalkan

17

pekerjaan kepada karyawan baru dan melatih mereka mengerjakan pekerjaan

tersebut.

3) Demonstration and example adalah metode latihan yang dilakukan dengan

cara peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan sutau

pekerjaan melalui contoh-contoh atau pekerjaan yang didemonstrasikan.

4) Simulation, merupakan situasi atau kejadian yang ditampilkan semirip

mungkin dengan situasi yang sebenarnya tapi hanya merupakan tiruan saja.

5) Apprenticeship, adalah suatu cara untuk mengembangkan keahlian

pertukangan sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari

segala aspek dari pekerjaannya.

6) Classroom methods, merupakan metode pertemuan dalam kelas meliputi

lecture (pengajaran), conference (rapat), programmed instruction, metode

studi kasus, role playing, metode diskusi, dan metode seminar.

b. Metode Pendidikan atau Education

Metode pendidikan dalam arti sempit untuk meningkatkan keahlian dan kecakapan

manajer memimpin para bawahannya secara efektif. Metode

pendidikan/development menurut Andrew F.Sikula (dalam Hasibuan, 2009: 76-82)

adalah sebagai berikut:

1) Training metodhs / classroom metodhs, merupakan metode latihan dalam kelas

yang juga dapat digunakan sebagai metode pendidikan, karen manajer adalah

juga karyawan.

2) Under studies adalah teknik pengembangan yang dilakukan dengan praktek

langsung bagi seseorang yang dipersiapkan untuk menggantikan jabatan

atasannya.

18

3) Job rotation and planned progression adalah teknik pengembangan yang telah

dilakukan dengan cara memindahkan peserta dari suatu jabatan ke jabatan

lainnya secara periodik untuk menambah keahlian dan kecakapannya pada

setiap jabatan.

4) Coaching- counseling. Coaching adalah suatu metode pendidikan dengan cara

atasan mengajarkan keahlian dan keterampilan kerja kepada

bawahannya.Counseling adalah suatu cara pendidikan dengan melakukan

diskusi antara pekerja dan manajer mengenai hal-hal yang sifatnya pribadi,

seperti keinginannya, ketakutannya, dan aspirasinya.

5) Junior board of executive or multiple management, merupakan suatu komite

penasehat tetap yang terdiri dari calon-calon manajer yang ikut memikirkan

atau memecahkan masalah-masalah perusahaan untuk kemudian

direkomendasikan kepada manajer lini (Top Management).

6) Committee assigment yaitu komite yang dibentuk untuk menyelidiki,

mempertimbangkan, menganalisis dan melaporkan suatu masalah kepada

pimpinan.

7) Business games adalah pengembangan yang dilakukan dengan diadu untuk

bersaing memecahkan masalah tertentu. Permainan disusun dengan aturan-

aturan tertentu yang diperoleh dari teori ekonomi atau studi operasi-operasi

bisnis.

8) Sensitivity training dimaksudkan untuk membantu para karyawan agar lebih

mengerti tentang diri sendiri, menciptakan pengertian yang lebih mendalam

diantara para karyawan, dan mengembangkan keahlian setiap karyawan yang

spesifik.

19

9) Other development metodh, metode lain ini digunakan untuk tujuan pendidikan

terhadap manajer.

4. Jenis-Jenis Pengembangan Sumber Daya Manusia

Jenis pengembangan sumber daya manusia yang dapat diberikan bagi pegawai antara

lain adalah (Sumardjo dan Priansa, 2018:95) :

a. Pengembangan secara formal.

Pengembangan ini dilakukan karena tuntutan perubahan dan persaingan yang

semakin tinggi. Pengembangan semacam ini diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan organisasi, baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Bagi

pegawai, pengembangan semacam ini sangatlah bermanfaat karena mereka akan

mempunyai dan memiliki kemampuan, keahlian, serta keterampilan yang lebih

tanpa mengeluarkan biaya tinggi.

b. Pengembangan secara informal

Pengembangan secara informal bagi pegawai dapat dilakukan atas inisiatif

pribadinya. Pegawai dapat melatih dan mengembangkan kompetensinya dengan

mempelajari berbagai macam konsep berikut aplikasinya yang berhubungan

langsung dengan pekerjaandan jabatan yang diembanya. Jenis pengembangan

seperti ini sangatlah bermanfaat bagi organisasi dikarenakan organisasi tidak perlu

mengeluarkan biaya besar untuk melaksanakan pengembangan bagi sumber daya

manusia.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Profil GMF

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF), yang selanjutnya disebut juga

dengan Perseroan adalah anak perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak

di bidang jasa perawatan, reparasi dan overhaul pesawat terbang. GMF didirikan dengan Akta

Pendirian Nomor 93 tanggal 26 April 2002 oleh Notaris Arry Soepratno, S.H., notaris di

Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C-11688 HT.01.01.TH.2002 tanggal 25

September 2002, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tanggal

27September 2002, Tambahan No. 11677. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami

beberapakali perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 2, tanggal6 November 2018 dari

Shanti Indah Lestari, S.H., M.Kn. notaris di Tangerang Selatan, mengenai perubahan susunan

pemegang saham. Perubahan data diterimadan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan

Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan surat

penerimaan dan pemberitahuan No. AHU-AH.01.03-0266432 tanggal 22 November 2018.

Pada tanggal 30 Maret 2012, Perseroan memperoleh persetujuan Menteri Keuangan Republik

Indonesiadalam Surat Keputusan No. KEP-355/WPJ.19/2012, mengenai penyelenggaraan

pembukuan dalam Bahasa Inggris dan mata uang Dolar Amerika Serikat (“AS$”atau “Dolar

AS”) mulai tanggal 1 Januari 2012. Sejak didirikan hingga saat ini, GMF belum pernah

melakukan perubahan nama perusahaan. Adapun status hukumnya berubah menjadi

Perusahaan Terbuka (Tbk) setelah pada tahun 2017, Perseroan melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek

Indonesia pada tanggal 10 Oktober 2017.

20

21

B. Kerangka Kerja Human Capital di PT. GMF AeroAsia memiliki 4 prinsip, yaitu :

a. Sebagai Mitra Bisnis; Sebagai business partner, unit Human Capital PT. AeroAsia

memiliki kemampuan untuk

1) Memahami bisnis

2) Memahami nilai, visi, dan misi perusahaan

3) Memahami proses manajemen strategis

4) Menyelaraskan rencana perusahaan dengan Perencanaan dan Kebijakan HC

b. Sebagai Agen Perubahan; Sebagai change agent, unit Human Capital PT. AeroAsia

memiliki kemampuan untuk : Leading the transformation process involving and

evolving CEO and Top management team, from mindset to behavior.

c. Sebagai Ahli Administrasi; Sebagai administrative expert, unit Human Capital PT.

AeroAsia memiliki kemampuan untuk :

1) Menyiapkan Kebijakan, Sistem dan Praktik HC yang sesuai dengan peran lainnya.

2) Perbedaan yang jelas tentang biaya / keuntungan

d. Sebagai Kejuaraan Karyawan; Sebagai employee championship, unit Human Capital

PT. AeroAsia memiliki kemampuan untuk :

1) Mengelola kompetensi dan karakter orang-orang sesuai kebutuhan bisnis.

2) Menyiapkan Neraca Sumber Daya Manusia.

3) Percepat bintang, pertahankan karier orang, cari potensi

Menurut Robbins (2008:256), budaya perusahaan disebutkan sebagai sebuah sistem

makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari

organisasi lainnya. Berdasarkan pemikiran tersebut maka budaya di dalam suatu organisasi itu

akan berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan budaya perusahaan merupakan

suatu sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota organisasi. Tentu saja setiap

22

organisasi memiliki anggota yang berbeda-beda sehingga menyebabkan sistem makna yang

dibentuk menjadi berbeda pula. Keadaan ini juga menyebabkan budaya perusahaan menjadi

suatu ciri khas tersendiri dari sebuah organisasi. Budaya organisasi menjadi hal yang penting

bagi kehidupan organisasi karena budaya organisasi memiliki fungsi yang mempengaruhi

kehidupan organisasi.

Garuda Maintenance Facility (GMF) salah satu anak perusahaan milik Garuda

Indonesia Group yang bergerak di bidang perawatan pesawat merupakan salah satu

perusahaan bertaraf internasional yang mengerti akan pentingnya budaya perusahaan. Budaya

perusahaan menjadi hal yang sangat diperhatikan di GMF dan setiap insan GMF harus

menjiwai hal tersebut. Mengingat akan pentingnya budaya perusahaan ini, maka GMF selalu

mengadakan perbaikan terhadap budaya perusahaan yang ada sesuai dengan perkembangan

perusahaan. Dalam kerangka budaya kerja, satu hal yang perlu diperhatikan secara sungguh-

sungguh adalah bahwa membangun atau mengubah budaya kerja merupakan pekerjaan yang

relatif kompleks. Budaya perusahaan yang baru ini diharapkan dapat memberikan semangat

baru bagi para karyawan GMF dan dapat mendukung berkembangnya perusahaan ke arah

yang lebih baik. Oleh karena itu, GMF melakukan beberapa strategi sosialisasi untuk dapat

mensosialisasikan budaya perusahaan yang baru tersebut.

Strategi sosialisasi yang dilakukan oleh GMF dalam mensosialisasikan budaya

perusahaan yang ingin diteliti. Hal ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui dan

mendeskripsikan bagaimana proses sosialisasi budaya perusahaan pada perusahaan bertaraf

internasional yang memiliki ribuan karyawan. Sosialisasi merupakan aktivitas komunikasi

yang bertujuan untuk menciptakan perubahan pengetahuan, sikap mental, dan perilaku

khalayak sasaran.

Menurut Yustianti (2012:14), Teknologi Informasi adalah komponen tertentu pada

sebuah sistem. Namun, hanya sedikit teknologi informasi (TI) yang digunakan secara tepisah.

23

Alangkah baiknya, apabila TI digunakan dengan cara efektif, yaitu ketika mereka

dikombinasikan atau digabungkan kedalam sistem informasi, berbagai macam komponen-

komponen seperti hardware, software, database, network, dan people yang penting bagi suatu

sistem untuk dapat beroperasi.

Beberapa fungsi teknologi informasi adalah sebagai berikut. Menangkap (capture)

Mengolah (proccessing). Mengkompilasikan catatan rinci dari aktifitas, misalnya menerima

input dari keyboard, scanner, mic dan sebagainya. Mengolah atau memproses data masukan.

Data Proccesing, memproses dan mengolah data menjadi suatu informasi. Information

processing, suatu aktivitas komputer yang memperoses dan mengolah suatu tipe/bentuk yang

lain dari informasi. Multimedia System, suatu sistem komputer yang dapat memperoses

berbagai tipe/bentuk dari informasi secara bersamaan (simultan). Menghasilkan (Generating);

Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke dalam bentuk yang berguna. Misalnya

laporan, tabel, grafik, dan sebagainya. Menyimpan (Storage) Merekam atau menyimpan data

dan informasi dalam suatu media yang dapat digunakan untuk keperluan lainnya.Misalnya

disimpan ke harddisk, tape, disket, compact disc (CD), dan sebagainya. Mencari kemba li

(Retrival) Menelusuri, mendapatkan kembali informasi atau menyalin (copy) data dan

informasi yang sudah tersimpan, misalnya mencari supplier yang sudah lunas, dan

sebagainya. Transmisi (Transmission) Mengirim data dan informasi dari suatu lokasi ke

lokasi lain melalui jaringan komputer. Misalnya mengirimkan data penjualan dari user A ke

user lainnya, dan sebagainya.

C. Penerapan Employee Development

1. Prinsip Pengembangan SDM PT GMF

GMF memiliki prinsip bahwa Sumber Daya Manusia Unggul sebagai Penggerak

(Excellent Human Capital As The Drivers). GMF telah melaksanakan peningkatan

kualifikasi karyawan melalui Annual Training Program 2019 yang mencakup

24

Technical Training sebanyak 612 kelas dan Leadership & Managerial Training

sebanyak 9 batch, dengan alokasi biaya sebesar Rp4.402.373.172. Sumber daya

manusia memiliki posisi yang sangat strategis di GMF. Mereka adalah mesin

penggerak utama perusahaan, sekaligus pengendali sumber daya yang lain, seperti

modal dan teknologi. Mereka juga menjadi garda terdepan pelayanan sehingga

sangatberperan dalam membentuk image Perseroan di mata konsumen/pelanggan.

Dengan posisi yang sangat strategis seperti itu, maka yang dibutuhkan GMF

adalah karyawan unggul, mumpuni dan kompeten di bidangnya, berdedikasi tinggi,

memiliki wawasan luas, serta punya kreativitas yang tinggi untuk maju. Satu syarat

lagi yang tak kalah penting, mereka harus memiliki visi yang sama dengan visi

Perseroan. Apabila kualifikasi serupa itu terpenuhi, maka setengah dari kemajuan dan

keberlanjutan GMF sudah ada di tangan. Peran yang setengah lagi ditentukan oleh

kepiawaian manajemen sumber daya manusia dalam mengelola karyawan yang ada

sehingga seluruh potensi yang ada bisa dikembangkan secara paripurna.

PT.GMF AeroAsia diawali dengan adanya Planning atau proses perencanaan

pengadaaan sumber daya manusia yang disesuaikan dengan strategi perusahaan dan

review organisasi atau job evaluation. Proses perencanaan ini difokuskan pada unit -

unit operation dengan cara membuat Man Power Plan (MPP) secara rutin setiap tiga

bulan sekali dimana perhitungannya diambil dari dua sisi yaitu dari target revenue

perusahaan dan dari skala produksi. Sedangkan perencanaan pengadaan sumber daya

manusia untuk unit non-operationcenderung dilakukan dengan metode just in time.

PT. GMF AeroAsia perlu membuat strategi perusahaan yang kemudian dijabarkan

dan diturunkanmenjadi langkah-langkah yang spesifik. Dan tidak dapat dihindari

bahwa salah satu penurunan strategi perusahaan yang paling penting adalah

penurunan ke dalam strategi modal manusia (Human Capital Management Strategy).

25

Pertumbuhan pesat dari industri penerbangan Indonesia menyebabkan volume

pasar perawatan pesawat udara domestik semakin tinggi sehingga memberi peluang

bagi PT GMF Aeroasia untuk meningkatkan pendapatan. Untuk mengantisipasi

pertumbuhan pasar dan meningkatkan pangsa pasar perusahaan, perlu dipersiapkan

langkah strategi bisnis yang tepat. perusahaan memiliki peluang yang cukup besar

dalam pasar serta memiliki kondisi internal yang cukup kuat dalam pasar perawatan

pesawat udara domestik. Alternatif strategi bisnis yang dapat digunakan oleh PT

GMF Aeroasia adalah melakukan differensiasi produk, penetrasi pasar yang lebih

intensif, melakukan integrasi ke belakang dan melakukan partnership lewat joint

venture atau aliansi.

Demi menjaga keberlangsungan bisnis selama masa pandemi, GMFI juga telah

menerapkan sejumlah strategi berjenjang. Mulai dari penerapan strategi jangka

pendek, strategi jangka menengah, hingga strategi jangka panjang agar perusahaan

memiliki ketahanan melewati masa pandemi dan tetap bisa tumbuh secara

berkelanjutan. Beberapa aspek penting yang menjadi pusat kajian Human Capital

Planning adalah Biz Strategy, HC Strategyc, Workload Analysis, dan Manpower

Planning.

2. Strategi Pengelolaan Karyawan

Dalam menjalankan pengelolaan karyawan, GMF menerapkan prinsip

keberagaman dan kesetaraan karyawan. Hal ini bertujuan agar Perseroan

memilikiberagam kemampuan dan kompetensi yang menjadi bekal utama dalam

menghadapi tantangan bisnis.

Implementasi prinsip keberagaman dan kesetaraan ini telah dilakukan GMF mulai

dari tahap rekrutmen karyawan, program pelatihan dan pengembangan, penilaian

26

kinerja, pengembangan karier, hingga pemberian remunerasi dan kesejahteraan

kepadakaryawan tanpa memandang perbedaan agama, etnik, ras, maupun gender.

Sementara itu, untuk meningkatkan kualitas dan kinerja karyawan, GMF memiliki

Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang disusun sejalan dengan

Visi, Misi, Nilai Perseroan, Rencana Kerja Perusahaan di tahun 2019, dan Rencana

Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Pengelolaan SDM di Perseroan berlandaskan

pada enam tahapan people cycle, yaitu Attracting, Utilizing, Developing, Rewarding,

Maintaining, dan Terminating. Di luar itu, terdapat strategi yang ditetapkan pada

setiap tahap yang diimplementasikan dengan pelayanan berlandaskan budaya kerja

3S (Smile, Speed, Solution), pemanfaatan teknologi informasi, peningkatan kualitas,

serta Performance Security termasuk Security Device. Pengelolaan SDM GMF

dijabarkan dalam Human Capital Strategy.

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, GMF berupaya

seoptimal mungkin untuk memanfaatkan kemajuan tersebut dalam pengelolaan

karyawan. Langkah nyata yang diambil, antara lain, Perseroan mengakomodasi

aplikasi HCIS (Human Capital Information System) yang terdiri dari dua jenis, yakni

Succession Management & Career Development Planning (SAP Success Factors)

dan myHC Employee Self Services Mobile Apps.

Sejalan dengan upaya GMF meningkatkan produktivitas, manpower optimization,

dan manhour efficiency, maka fungsi HCIS bertambah, yang semula fokus pada “day

to day operations” menjadi “strategic business partnership”. Dengan sistem HCIS

yang holistik, terintegrasi, dan didukung dengan teknologi yang efektif dan modern

(mobile, user experience, social collaboration, and analytics).

HCIS memiliki kemampuan untuk melakukan continuous improvement dan future

development pada area sebagai berikut:

27

1) People Development: Streamline Talent Management by SAP Success Factors

(SF)

2) Transaction Excellent: Streamline Core HARI and Employee Services by SAP

HCM & myHC MobileApps

3) Support SAP Swift MRO: Streamline Capacity Planning & PEU

Dengan kemampuan serupa itu, sulit dimungkiri bahwa HCIS merupakan salah

satu penggerak utama perubahan Perseroan menuju agile organization, mampu

menyediakan laporan Human Capitals dengan cepat, valid, akurat, dan mendukung

dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat serta berkontribusi pada

percepatan efektivitas dan efisiensi proses bisnis Human Capital.

Dengan adanya SAP Success Factor dan myHC, diharapkan dapat meningkatkan

partisipasi karyawan dalam menjaga kualitas data base pegawai (sharing

responsibility) serta mengurangi penggunaan kertas (paperless) sehingga mendukung

Perseroan menjadi Green Company. Selain itu, penggunaan aplikasi ini juga dapat

mengurangi pekerjaan administratif leader sehingga lebih fokus pada konsultasi dan

strategi kebijakan Human Capital (empowerment). Pada akhirnya, penerapan

teknologi ini akan meningkatkan transparansi, objektifivas, dan efisiensi serta

kemudahan pengelolaan proses bisnis Human Capital.

a. Rekrutmen Karyawan

GMF melakukan rekrutmen untuk memenuhi kebutuhan karyawan, sekaligus

sebagai bentuk dukungan Perseroan dalam mewujudkan pembangunan

berkelanjutan melalui penciptaan lapangan pekerjaan yang layak. Proses

rekrutmen selalu dipantau oleh Manajemen Perseroan sehingga dapat

menghasilkan sumber daya manusia terbaik yang mampu meningkatkan daya

saing bagi Perseroan. Proses rekrutmen dilakukan secara transparan, dengan

28

memberikan kesempatan yang sama tanpa membedakan unsur suku, ras,

danagama. Mekanisme rekrutmen GMF telah diatur dalam Prosedur Bisnis PB-

06-004 tentang Rekrutmen dan Seleksi Calon SDM.

Selama tahun pelaporan, GMF mengelola program Human Capital Readiness

(HCR) melalui pelaksanaan rekrutmen fresh graduate dan experience dengan

pola 3B (Buy, Build, Borrow), yang meliputi:

1) Buy, yaitu apabila GMF menemukan bakat di luar Perseroan lebih baik atau

lebih qualified dari pada bakat di dalam Perseroan.

2) Build, yaitu investasi dengan meningkatkan kualitas pegawai menjadi lebih

baik dalam bentuk latihan formal dan atau on-the-job experiences.

3) Borrow, yaitu Perseroan mencari keluar sumber daya yang mampu

memberikan ide/gagasan, kerangka kerja, dan sarana untuk menjadikan

daya saing GMF lebih kuat.

Selama tahun 2019, GMF merekrut karyawan baru sebanyak 225 orang,

dengan tingkat rekrutmen sebesar 4,5% dari total karyawan GMF, yang per 31

Desember 2019 tercatat sebanyak 5.000 orang.

b. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset penting untuk meningkatkan

kinerja Perseroan di bidang perawatan pesawat guna mendukung pertumbuhan

bisnis yang berkelanjutan. Untuk itu, GMF berupaya semaksimal mungkin untuk

mengembangkan potensi dan kompetensi karyawan melalui pelaksanaan program

pelatihan dan pengembangan karyawan yang dilaksanakan secara rutin dan

berkesinambungan.

Dalam menjalankan program pengembangan SDM, Perseroan senantiasa

menyesuaikan dengan regulasi penerbangan yang berlaku. Dalam industri aviasi

29

dan perawatan pesawat, safety dan airworthy menjadi prioritas utama Perseroan

karena berkaitan dengan nyawa manusia. Oleh karena itu, kompetensi dan perilaku

karyawan harus selalu di-update dan diupgrade sesuai tuntutan otoritas yang

berwenang dan kebutuhan Perseroan. Setiap karyawan mendapatkan kesempatan

yang sama untuk program pelatihan dan pengembangan sesuai dengan Individual

Development Plan (IDP) dan Personel Competency Manual (PCM) pada setiap

jabatan sesuai bidang pekerjaannya. Pelatihan dan pengembangan karyawan telah

diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Nomor KEP.94/PHIJSKPK/ PKB/VII/2017

Bab III Pengembangan SDM Pasal 15 tentang Pengembangan Kompetensi

Karyawan.

Selama tahun 2019, GMF telah melaksanakan peningkatan kualifikasi

karyawan melalui Annual Training Program 2019. Pelatihan ini mencakup atas

Technical Training sebanyak 612 kelas dan Leadership & Managerial Training

sebanyak 9 batch, denganalokasi biaya sebesar USD 311,165.76 atau setara

Rp4.402.373.172 dengan kurs rata-rata 2019 senilai Rp14.148.

Adapun rincian program pelatihan yang dilaksanakan GMF selama tahun buku

adalah sebagai berikut:

1) Technical Training melalui Orientation Training, Basic Competency Training,

Job Competency Training, Task Competency Training,

Continuation/Mandatory Training, dan Remedial Training yang diperlukan.

2) Leadership dan Management Training mengacu pada pola pengembangan

GMF Leadership Academy yang dilaksanakan melalui Leadership Managerial

Development Program (LMDP) yang di antaranya program pendidikan formal

S2, Emerging Leadership Program (ELP), Operational Leadership Program

30

(OLP), Strategic Leadership Program (SLP), Certified Business Management

(CBM), MRO Finance dan MRO Business Know How.

Sebagai bentuk investasi GMF dalam menghadapi tantangan bisnis MRO,

GMF senantiasa melaksanakan program pengembangan kemampuan teknis dan

kemampuan profesional karyawan secara berkesinambungan. Pada tahun 2019,

GMF juga melaksanakan kegiatan pelatihan berupa mandatory training yaitu

pelatihan yang diperlukan berdasarkan fungsi dan cakupan pekerjaan personil yang

mendukung pengembangan kompetensi karyawan, antara lain Fuel Tank Safety,

Human Factors in Aircraft Maintenance, dan Fundamental of Trouble Shooting.

Selain program pelatihan, GMF juga memiliki program pengembangan

kompetensi SDM yang bernama Program Knowledge Management. Program ini

telah dirancang sesuai dengan training need analysis yang dimiliki setiap pegawai

sehingga mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta daya saing

Insan GMF.

Guna mendukung pelaksanaan program knowledge management, GMF

membuat media transfer pengetahuan agar seluruh pegawai dapat mengakses

untuk mengoptimalkan proses peningkatan kemampuan. Program ini mencakup

sharing session, penulisan artikel, pelaksanaan training, seminar, coaching,

mentoring, community of practice, after action review, discussion forum, dan best

practice documentation. Selain itu, GMF memiliki knowledge management portal

yang dapat digunakan oleh pegawai untuk mengakses berbagai macam

pengetahuan yang dapat menunjang proses kerja, terutama yang berkaitan dengan

aktivitas perawatan pesawat.

Program knowledge management terus dikembangkan agar pegawai dapat

berkontribusi secara maksimal terhadap kemajuan Perseroan. Dalam program ini

31

terdapat sharing session yang dilaksanakan minimal 2 (dua) kali dan 2 (dua) artikel

disebarkan di setiap Dinas. Pelaksanaan sharing session selama tahun 2019

berjumlah 576 kali dengan narasumber berasal dari internal dan eksternal

Perseroan serta 874 artikel telah disebarkan.

GMF juga melaksanakan inovasi training dengan sistem pembelajaran online

atau e-learning. Pola training ini dilaksanakan sebagai bentuk efektivitas juga

efisiensi terutama untuk karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia dan stasiun

lain di dunia. Pada tahun 2019, jumlah akses training e-learning regulasi adalah

sebanyak 9.041 dan 1.012 untuk training recurrent technical.

Untuk menumbuhkembangkan budaya inovasi di dalam lingkungan

perusahaan, Perseroan menyelenggarakan program GAIN (GMF AeroAsia

Acceleration of Innovation), yang meliputi serangkaian proses pengumpulan ide,

inkubasi, serta pengolahan ide agar sedapat mungkin dapat diimplementasikan dan

memberikan benefit bagi Perseroan. Program GAIN berlangsung selama 12 bulan

atau sepanjang tahun dengan total ide terkumpul sebanyak 281. Kemudian,

dilakukan tahapan seleksi dan pengolahan agar semaksimal mungkin ide-ide

tersebut dapat berkontribusi dalam mewujudkan efisiensi dan efektivitas proses

bisnis perusahaan.

c. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karir Karyawan

GMF memberikan apresiasi terhadap kinerja karyawan dengan cara

memberikan penilaian atau evaluasi secara adil. Penilaian dilakukan setiap tahun

kepada seluruh karyawan melalui Sistem Manajemen Kinerja (Performance

Management System) dengan siklus mulai dari tahap perencanaan (Planning),

tahap monitoring (Tracking) dan tahap evaluasi (Review).

Di dalam setiap tahap didokumentasikan ke dalam form tersendiri, antara lain:

32

1) Individual Performance Plan (Planning Step), form ini berisi tentang tugas-

tugas/KPI yang harus dicapai oleh Perseroan dalam satu tahun;

2) Individual Performance Tracking (Monitoring Step), form ini berisi

tentang progress pencapaian KPI pegawai yang dilaporkan secara berkala;

dan

3) Individual Performance Review (Review Step), form ini berisi pencapaian

tengah tahun dan akhir tahun yang dimulai dari self assessment dari

pencapaian setiap karyawan yang kemudian di-review oleh masing-masing

superior.

Sejak tahun 2018, Sistem Manajemen Kinerja PT GMF AeroAsia Tbk

diimplementasikan melalui sistem SAP Success Factors (sistem online berbasis

cloud). Selain itu, dalam rangka menjaga kualitas dari pelaksanaan sistem

manajemen kinerja ini, GMF secara rutin melaksanakan sosialisasi dan sharing

knowledge di setiap dinas. Hal ini dilakukan guna meningkatkan pemahaman dan

knowledge dari setiap karyawan terhadap Sistem Manajemen Kinerja Perseroan.

Hasil penilaian kinerja karyawan tersebut akan dijadikan sebagai salah satu

aspek dasar untuk pengembangan karier karyawan. Pengembangan karier ini

dilaksanakan melalui People Review semua jabatan struktural untuk memastikan

bahwa seluruh pemangku jabatan kompeten dan sesuai pada bidangnya, serta

membekali dan memastikan semua informasi jabatan yang berhubungan dengan

bidang dan perannya dikuasai atau dipahami dan dilaksanakan dengan baik dan

benar. Proses pengembangan karier karyawan telah tercantum dalam Perjanjian

Kerja Bersama Nomor KEP. 94/PHIJSKPK/PKB/VII/2017 Bab III Pengembangan

SDM Pasal 16 tentang Pengelolaan Karier Karyawan/Pegawai. Selama tahun

2019, GMF juga telah melaksanakan dua kali penilaian kinerja terhadap 4.975

33

karyawan tetap (100%) yang menjadi dasar dalam perolehan insentif serta annual

increment karyawan. Dari hasil penilaian tersebut, selama tahun pelaporan,

Perseroan telah melaksanakan promosi terhadap 1.004 karyawan, baik untuk posisi

struktural maupun non-struktural. Pegawai yang mendapatkan promosi sebagai

Vice President sebanyak 5 orang, General Manager sebanyak 8 orang, dan

Manager sebanyak 23 orang.

Selain promosi, berdasarkan penilaian karyawan, GMF juga telah melakukan

rotasi terhadap 3.795 pegawai GMF, baik bagi struktural maupun nonstruktural.

Pegawai yang mendapatkan rotasi sebagai Vice President sebanyak 9 orang,

General Manager sebanyak 25 orang, dan Manager sebanyak 47 orang. Penerapan

rotasi pegawai didorong oleh beberapa faktor seperti kebutuhan pegawai,

pengembangan SDM, dan perubahan struktur organisasi.

d. Survei Efektivitas Karyawan

Untuk mengetahui tingkat produktivitas, loyalitas, dan keterikatan karyawan,

Perseroan melakukan Survei Efektivitas Karyawan (Employee Effectiveness

Survey) setiap 2 (dua) tahun sekali. Dalam melaksanakan survei, Manajemen

menggunakan EES sebagai alat diagnostik untuk mendesain program dan strategi

inisiatif terkait engagement dan enablement yang akan berpengaruh pada kinerja

perusahaan. Efektivitas karyawan akan membaik sejalan dengan membaiknya

engagement dan enablement. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap

produktivitas dan kinerja. Selama periode bulan Agustus 2019, Employee

Effectiveness Survey 2019 telah dilaksanakan, dimana pengambilan data survei

dilaksanakan dari tanggal 5 Agustus 2019 sampai dengan 23 Agustus 2019. Hasil

Employee Effectiveness Survey 2019 ini menghasilkan Index sebesar 67,5%.

Setelah mendapatkan hasil survei di atas, GMF melakukan tindak lanjut dari hasil

34

survei sebagai bentuk perbaikan yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan

diadakannya perumusan program intervensi untuk dilakukan di tahun 2020.

e. People & Talent Development

Development system di PT.GMF AeroAsia direncanakan secara rutin dan

dikenakan bagi setiap pegawai sesuai dengan kebutuhannya dan kompetensinya

masing-masing. Rencana pengembangan atau development tersebut dituangkan

dalam Individual Development Plan (IDP). Sedangkan bagi talented employee

disusunlah Individual Development Acceleration Plan (IDAP). Pada akhir periode

waktu, dilakukanlah asessment untuk melihat progress kompetensi (keterampilan)

dari program-program pengembangan yang telah dilakukan. Adapun masing-

masing unit dan jabatan memiliki standard kompetensi yang berbeda-beda sesuai

dengan kebutuhan perusahaan.

Selain itu, bagi karyawan yang menduduki posisi manajerial/struktural, tiap

akhir tahun nilai HAV Mapping diolah untuk melihat posisi karyawan tersebut.

HAV Mapping adalah sebuah nilai yang merupakan hasil penilaian kinerja

(performance) versus penilaian kompetensi. Adapun penilaian performance

diambil dari hasil pengeolahan performance review yang telah dilakukan oleh tim

performance management system.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset penting untuk meningkatkan

kinerja Perseroan di bidang perawatan pesawat guna mendukung pertumbuhan

bisnis yang berkelanjutan. Untuk itu, GMF berupaya semaksimal mungkin untuk

mengembangkan potensi dan kompetensi karyawan melalui pelaksanaan program

pelatihan dan pengembangan karyawan yang dilaksanakan secara rutin dan

berkesinambungan.

35

Dalam menjalankan program pengembangan SDM,Perseroan senantiasa

menyesuaikan dengan regulasi penerbangan yang berlaku. Dalam industri aviasi

dan perawatan pesawat, safety dan airworthy menjadi prioritas utama Perseroan

karena berkaitan dengan nyawa manusia. Oleh karena itu, kompetensi dan perilaku

karyawan harus selalu di-update dan diupgrade sesuai tuntutan otoritas yang

berwenang dan kebutuhan Perseroan. Setiap karyawan mendapatkan kesempatan

yang sama untuk program pelatihan dan pengembangan sesuai dengan Individual

Development Plan (IDP) dan Personel Competency Manual (PCM) padasetiap

jabatan sesuai bidang pekerjaannya. Pelatihan dan pengembangan karyawan telah

diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Nomor KEP.94/PHIJSKPK/ PKB/VII/2017

Bab III Pengembangan SDM Pasal 15 tentang Pengembangan Kompetensi

Karyawan.

f. Career Management & Succession Planning

PT. GMF AeroAsia memiliki roadmap career. Sedangkan khusus bagi talent atau

calon karyawan yang dipromosikan career plan dituangkan dalam RTC

(Replacement Table Chart) yang kemudian dibuat detailnya dalam succession

plan. Adapun talent di suatu unit yang ada secara fleksibel dapat menjadi calon

yang dipromosikan di unit lainnya tergantung dari kapabilitas dan kompetensi

yang dimilikinya.

D. Strategi Keberlanjutan

Keberlanjutan merupakan tuntutan dan tren global yang dukungannya kian membesar

dari waktu ke waktu. Keberlanjutan tak lain adalah upaya pemenuhan kebutuhan masa kini

tanpa mengurangi kemampuan pemenuhan kebutuhan bagi generasi di masa depan. Konsep

keberlanjutan terdiri dari tiga pilar, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial, yang juga kerap

36

disebut sebagai triple bottom line (profit, planet andpeople). Besarnya dukungan terhadap

konsep keberlanjutan tak lepas dari menguatnya kritik atas konsep lama, yaitu upaya

pemenuhan kebutuhan saat ini yang cenderung menitikberatkan aspek ekonomi, dan kurang

mengindahkan aspek lingkungan dan sosial. Sebab itu, walau pertumbuhan ekonomi bisa

dicapai, namun terjadi penurunan kualitas lingkungan hidupserta peningkatan kesenjangan

sosial di masyarakat.

Bagi GMF, keberlanjutan merupakan sebuah keharusan. Dengan mengimplementasikan

konsepini, maka Perseroan terdorong untuk mengambil keputusan-keputusan bisnis dengan

senantiasa memperhatikan manfaat dan dampak secara ekonomi, lingkungan dan sosial.

Dengan kerangka seperti itu, maka keputusan-keputusan yang diambil GMF tak hanya

berdasarkan pertimbangan kepentingan jangka pendek, namun menimbang dan berpikir jauh

kedepan untuk kepentingan jangka panjang.

Dalam konteks keberlanjutan, penerapan POJK No.51/POJK.03/2017 merupakan

strategi dan pilihan yang tepat. Dengan menerapkan peraturan ini, maka setiap perusahaan,

termasuk GMF, dituntut untuk berkontribusi dalam pengembangan produk berupa barang dan

jasa yang mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Sebagai korporasi yang

beroritentasi pada keberlanjutan. GMF berkomitmen untuk menerapkan POJK tersebut.

Apalagi, tujuan penerapan keuangan berkelanjutan selaras dengan semangat yang dimiliki

Perseroan, antara lain, menggerakkan perekonomian nasional yang mengedepankan

keselarasan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup, mampumenjaga stabilitas

ekonomi serta bersifat inklusif. Melalui laporan inilah, keselarasan pencapaian

antarapencapaian ekonomi, lingkungan dan sosial kamisampaikan.

1. Pencapaian Kinerja Ekonomi

Perekonomian global tahun 2019 masih diwarnai dengan ketidakpastian. Hal ini

dipicu antara lain oleh masih berlangsungnya perang dagang antara Amerika Serikat dan

37

China. Ketidakpastian tersebut mengakibatkan volume perdagangan dunia pada 2019

terkontraksi sebesar 0,2%, terendah sejak krisis finansial global. Dampak lanjutan dari

kondisi ini adalah melemahnya pertumbuhan ekonomi globalsecara merata, baik di negara

maju maupun Negara berkembang. Pada 2019, ekonomi global hanya tumbuh 2,9%,

melambat dibandingkan dengan pertumbuhan2018 sebesar 3,6%, terendah sejak krisis

financial global.

Sebagai warga dunia, Indonesia turut terkena dampak atas perlambatan ekonomi

global. Dalam forum Indonesia Economic Quarterly diJakarta, pertengahan Desember

2019, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 sebesar

5%. Proyeksi ini lebih rendah dibanding target pemerintah yang disampaikan dalam

Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBN 2019 sebesar5,3%. Adapun, data resmi yang dirilis

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada

tahun 2019 tercatat sebesar 5,02%, turun dibanding tahun 2018 yang tercatat sebesar

5,17%.

Menghadapi perekonomian yang kurang menguntungkan, GMF telah merumuskan

dan mengimplementasikan sejumlah kebijakan strategis guna menjaga keberlanjutan bisnis

dan pencapaian Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), antara lain melalui

pengembangan kerja sama strategis dengan berbagai mitra, peningkatan kapabilitas dan

kapasitas, peningkatan pasar internasional dan non group afiliasi, serta penguatan internal

Good CorporateGovenance (GCG). GMF juga melakukan diversifikasi usaha melalui

pendirian dua anak perusahaan baru, yaitu PT Garuda Daya Pratama Sejahtera dan PT

Garuda Energi Logistik dan Komersial.

Di tengah kondisi perekonomian global dan nasional yang penuh tantangan, GMF

telah berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan target-target yang telah ditetapkan

dalam RKAP. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember2019,

38

Perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar USD 519,484,485 pada tahun 2019,

atau naik 10.52% dibandingkan pencapaian tahun 2018sebesar USD 470,019,786. Namun

pada tahun 2019 Perseroan mencatatkan rugi bersih tahun berjalan sebesar USD

(2,988,523). Sedang pada tahun 2018, GMF mencatatkan laba bersih tahun berjalan

sebesar USD 11,124,991.

Dengan demikian, nilai ekonomi yang dihasilkan, didistribusikan dan ditahan pada

tahun 2019 mengalami koreksi dibanding tahun sebelumnya. Jumlah nilai ekonomi yang

dihasilkan tahun 2019 tercatat sebesar USD 521,878,896, naik disbanding tahun

sebelumnya yaitu sebesar USD 478,756,838. Namun demikian, nilai ekonomi yang

didistribusikan kepada karyawan, mitra kerja, masyarakat, lingkungan, pemegang saham,

dan pemerintah juga mengalami kenaikan yaitu dari USD (478,617,911) pada tahun 2018

menjadi USD (526,551,132) pada 2019, sehingga nilai ekonomi yang ditahan tahun 2019

menjadi USD (4,672,234) atau turun signifikan dibanding tahun sebelumnya yang

mencapai USD138,927.

2. Pencapaian Kinerja Lingkungan

Kelestarian lingkungan merupakan isu global dan nasional yang menuntut perhatian

bersama, termasukkorporasi seperti GMF. Untuk mendukung terwujudnya keberlanjutan

lingkungan, Perseroan berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan dan mematuhi

regulasi yang berlaku di Indonesia. Perseroan meyakini bahwa lingkungan hidup yang baik

dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Dalam konteks ini,

Perseroan terus berupaya secara maksimal untuk meningkatkan daya dukung lingkungan,

memiliki dokumen lingkungan yang meliputi dokumenevaluasi lingkungan hidup dan

analisis mengenaidampak lingkungan hidup (AMDAL) untuk Hangar 4, melakukan upaya

pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKLUPL),

memenuhi baku mutu lingkungan hidup, dan sebagainya. Sejalan dengan upaya tersebut,

39

sejak tahun 2013, Perseroan telah meraih sertifikat ISO14001:2004 tentang Sistem

Manajemen Lingkungan (SML) setelah melalui proses audit pengelolaan lingkungan.

Selanjutnya, pada tahun 2018, GMFmelakukan upgrading sertifikasi dari ISO 14001:2004

menjadi ISO 14001:2015 yang merupakan standar internasional versi terbaru terkait

pengelolaan lingkungan untuk mengidentifikasi isu internal dan eksternal terkait

lingkungan, kebutuhan dan harapandari para stakeholders dan shareholders, serta aspek dan

dampak lingkungan. Komitmen GMF terhadap kelestarian lingkungan membuahkan

sejumlah hasil. Sepanjang 2019, terjadi penurunan penggunaan solar yang sangat

signifikan, yaitu sebesar 430.373 liter atau 39,85% dari tahun 2018. Penurunan ini

melanjutkan trend tahun sebelumnya, sekaligus memperkuat keberhasilan efisiensi

penggunaan energi oleh Perseroan, khususnya dalam penggunaan solar untuk maintenance

heavy equipment. Selain solar, penurunan juga terjadi padapenggunaan material kimia,

yaitu sebesar 1.158 ton atau 50,90%, dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini sejalan

dengan upaya Perseroan meminimalkan limbah B3 melalui eliminasi dan substitusi

materialkimia (B3) yang ramah lingkungan, serta perencanaan material sesuai kebutuhan.

GMF juga berhasil menurunkan penggunaan energi pada tahun pelaporan sebesar

5.605,51GJ, atau 3,41% dibanding tahun sebelumnya. Penurunan energi ini

dikontribusikan dari efisiensi energi dari penggunaan solar cell pada gedung Maintenance

Support Facility (MSF) dan gedung Ground Support Equipment (GSE) sebagai penghasil

energi terbarukan yang terpasang. Penurunan penggunaan energi tersebut otomatis

menurunkan emisi gas rumah kaca yang disumbangoleh GMF. Keberhasilan yang lain,

Perseroan jugamampu menurunkan total volume limbah. Pada tahun 2019, total volume

limbah yang dihasilkan Perseroan sebanyak 1.442,89 ton, turun 1.301,05 ton atau 47,42%

dibanding tahun sebelumnya, yaitu 2.743,94 ton. Di sisi lain, untuk mendukung

keberlanjutan lingkungan, kami juga melanjutkan penerapan konsep bangunan Green

40

Building dan program Forest Corporate (Ruang Hijau) yang diimplementasikan melalui

kegiatan penanaman 672 pohon dengan beragam varietas di ruang terbuka hijau di depan

Hanggar 3. Upaya ini merupakan bukti komitmen Perseroan menjadi Green Company

sekaligus dukungan terhadap program pemerintah dalam mewujudkan Green City. Selama

tahun 2019, GMF juga tidak menerima denda dan sanksi non-moneter terkait

ketidakpatuhan terhadapUndang-Undang dan peraturan mengenai lingkungan. Adapun

biaya yang dikeluarkan Perseroan terkait pengelolaan aspek lingkungan selama tahun 2019

mencapai Rp3,25 miliar, meningkat 63,79%,dibandingkan tahun 2018 yang mencapai

Rp1,98 miliar. Peningkatan biaya tersebut menunjukkan komitmen GMF untuk melakukan

pengelolaan lingkungan hidup dengan lebih baik. Kesungguhan GMF dalam mendukung

keberlanjutan lingkungan selama tahun 2019 telah mendapatkan apresiasi dari

pihakeksternal. Pada 20 Oktober 2019, Perseroan meraihpenghargaan Indonesia Green

Company Achievement2019, yang dianugerahkan oleh Majalah SWA bekerjasama dengan

Yayasan Kehati.

3. Pencapaian Kinerja Sosial

Selain kinerja ekonomi dan lingkungan, GMF juga memberikan perhatian yang sama

terhadap keberlanjutan kinerja sosial. Di bidang kepegawaian misalnya, selain tidak

mempekerjakan anak dan tidak ada kerja paksa sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan

dan Konvensi ILO (International Labour Organization), Perseroan terus berupaya untuk

meningkatkan kualifikasi karyawan melalui berbagai programpendidikan dan pelatihan.

Selama tahun 2019, GMFtelah menyelenggarakan Annual Training Program 2019, yang

mencakup Technical Training sebanyak 612kelas dan Leadership & Managerial Training

sebanyak 9 batch. Adapun biaya yang dikeluarkan mencapai USD 311,165.76 atau setara

Rp 4.402.373.172 dengan kurs rata-rata 2019 senilai Rp14,148 per USD. Untuk

mengapreasiasi kinerja karyawan, GMF melakukan evaluasi secara berkala. Selama tahun

41

pelaporan, Perseroan telah melaksanakan dua kali penilaian kinerja terhadap 4.975

karyawan tetap (100%) yang menjadi dasar dalam perolehan insentifserta annual increment

karyawan. Dari hasil penilaian tersebut, kami telah melaksanakan promosi terhadap1.004

karyawan, baik untuk posisi struktural maupunnon-struktural. Pegawai yang mendapatkan

promosi sebagai Vice President sebanyak 5 orang, General Manager sebanyak 8 orang, dan

Manager sebanyak23 orang.

Kami patut bersyukur, melalui pengelolaan yang baik terhadap praktik

ketenagakerjaan dan hubungan industrial, selama tahun 2019, GMF tidak menerima

pengaduan karyawan terkait ketenagakerjaan dan hubungan industrial, serta insiden

pelanggaran hak asasi manusia maupun diskriminasi, yang terjadi lingkungan Perseroan.

Berkaitan dengan upaya penciptaan lingkungan kerja yang sehat dan aman, segenap insan

Perseroan berhasil mewujudkan target zero accident serta nihil kasus penyakit akibat kerja.

Namun demikian, masih terdapat insiden kecelakaan kerja, walaupun tidak menimbulkan

kematian. Menyikapi insiden yang terjadi, GMF telah melakukan evaluasi dan analisis,

sekaligus menentukan langkah-langkah perbaikan agar insiden serupa tidak terjadi lagi.

Khusus untuk pelanggan sebagai salah satu pemangku kepentingan utama, GMF

senantiasa berupaya memastikan pelanggan meraih kepuasan yang optimal. Untuk itu,

Perseroan terus melakukan pengembangan kapabilitas dan kapasitas di beberapa lini bisnis

secara berkesinambungan, serta menyesuaikannya dengan kebutuhan pelanggan. Upaya ini

membawa hasil, salah satunya ditunjukkan melalui penurunan jumlah pengaduan dari 36

kasus pada tahun 2018 menjadi 25 kasus pada tahun 2019.

Upaya sistematis untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan membawa hasil

menggembirakan. Pada tahun pelaporan, Perseroan berhasil meraihnilai Customer

Satisfaction Index sebesar 4.0. Hal ini menunjukkan bahwa GMF konsisten dalam

menjagakualitas pelayanan. Sejalan dengan pencapaian itu, Perseroan tercatat meraih

42

delapan penghargaaan dibidang mutu produk/jasa serta layanan pelanggan pada tahun

2019. Salah satu yang paling bergengsiadalah Top 9 Airframe MRO dari Aviation Week,

yangdianugerahkan pada 24 November 2019.

Sementara itu, untuk mewujudkan hubungan yang baik dan saling menguntungkan

antara Perseroan dengan masyarakat di sekitar wilayah operasional, GMF secara konsisten

menyelenggarakan berbagai kegiatan sebagai implementasi program Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR). Perseroan melaksanakan

program CSR yangdifokuskan pada tiga bidang kegiatan yaitu, pendidikan, sosial dan

kesehatan, serta keagamaan. Selain program rutin, Perseroan juga bekerja sama dengan

Yayasan Kick Andy untuk memberikan kaki palsu untuk masyarakat Tangerang usia

produktif yang menderita cacat kaki akibat kecelakaan, penyakit, maupun cacat lahir.

Bantuan ini diharapkan dapat membantu masyarakat lebih produktif dalam menjalankan

aktivitasnya dan melawan keterbatasan.

Untuk penyelenggaraan berbagai program pengembangan sosial dan kemasyarakatan

melalui CSR, selama tahun 2019, GMF telah mengucurkan dana sebesar Rp1.192.527.821.

Pelaksanaan CSRpada tahun pelaporan diganjar dengan Silver Winner Kategori Program

CSR Community Based Developmentdari Public Relations Indonesia pada 28 Maret 2019.

4. Peluang dan Prospek Usaha

Banyak analis dan lembaga keuangan internasional dannasional memproyeksikan

kondisi perekonomian global maupun nasional yang akan membaik di tahun 2020. Bank

Dunia misalnya, memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2020 akan mencapai

2,5 persen, naik dibanding laju pertumbuhan 2,4 persen pada 2019. Peningkatan

pertumbuhan terjadi berkat stabilnya kondisi di beberapa negara berkembang.

Sementaraitu, sebagaimana dirilis oleh World Bank dalam laporan kuartalan edisi

Desember 2019, pertumbuhan ekonomi

43

Indonesia tahun 2020 diramalkan mencapai 5,1 %. Adapun pasar MRO global

diproyeksikan tumbuh sekitar 4%, sedangkan Asia Pasifik dan dalam negeri masing-

masing diproyeksikan tumbuh sekitar 6% dan5.5%. Sejalan dengan proyeksi optimistis ini,

GMF juga yakin akan mampu meningkatkan kinerja pada tahun 2020 Untuk itu, kami telah

menetapkan sejumlah target optimistis pada Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan

(RKAP) 2020.

Namun demikian, optimisme terhadap perekonomian global dan nasional ini meredup

sejalan dengan terjadinya pandemi global Covid-19. Begitu besarnya dampak pandemi ini,

Bank Dunia melakukan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020

hingga level 2,1%. Bagi industri penerbangan, pandemi memaksa banyak maskapai

menghentikan operasional, sehingga mengakibatkan penurunan aktivitas penerbangan yang

signifikan dikarenakan maskapai melakukan grounded atas mayoritas armadanya hingga

penghentian operasi. Hal tersebut mengakibatkan ketidakpastian yang signifikan terhadap

bisnis MRO seiring dengan peningkatan ketidakpastianekonomi global. Menyikapi kondisi

tersebut, GMF akan meninjau secara berkesinambungan proyeksi yang telah ditetapkan

dan mengupayakan untuk menyusun strategi dan mitigasi yang tepat untukmenghadapi

kondisi yang tidak biasa ini. Kami optimistis, setelah pandemi Covid-19 berakhir,

sebagaimana disampaikan sebagian analis bisnis penerbangan, bisnis industri perbaikan

dan pemeliharaan pesawat atau Maintenance, Repair danOverhaul (MRO) akan kembali

cerah, setidaknya pada2022. Prediksi optimistis itu dirilis mengingat traffic penumpang di

Indonesia selalu tumbuh dua digit. Hal ini akan mendorong maskapai untuk berlomba-

lomba menambah jumlah armada sehingga menjadi peluang bisnis yang sangat

menjanjikan bagi bisnis MRO di Indonesia. Data Kementerian Perindustrian menyebutkan,

potensi bisnis industri MRO di Indonesia mencapai 920 juta dollar AS atau Rp 13,8 triliun

(kursRp 15.100 per dollar AS).

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) mempunyai empat kerangka

kerja Human Capital (HC), yakni HC Sebagai Mitra Bisnis, HC Agen Perubahan (Leading

the transformation process involving and evolving CEO and Top management team, from

mindset to behavior), HC Sebagai Ahli Administrasi, dan HC sebagai Kejuaraan Karyawan.

PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) memiliki prinsip bahwa

Sumber Daya Manusia Unggul sebagai Penggerak (Excellent Human Capital As The Drivers).

Pengembangan SDM dilaksanakan melalui dua cara, yakni Technical Training melalui

Orientation Training, Basic Competency Training, Job Competency Training, Task

Competency Training, Continuation/Mandatory Training, dan Remedial Training yang

diperlukan, dan Leadership and Management Training mengacu pada pola pengembangan

GMF Leadership Academy yang dilaksanakan melalui Leadership Managerial Development

Program (LMDP) yang di antaranya program pendidikan formal S2, Emerging Leadership

Program (ELP), Operational Leadership Program (OLP), Strategic Leadership Program

(SLP), Certified Business Management (CBM), MRO Finance dan MRO Business Know

How.

Untuk meningkatkan kualitas dan kinerja karyawan, GMF memiliki Program

Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang disusun sejalan dengan Visi, Misi, Nilai

Perseroan, Rencana Kerja Perusahaan di tahun 2019, dan Rencana Jangka Panjang

Perusahaan (RJPP). Perseroan mengakomodasi aplikasi HCIS (Human Capital Information

System) yang terdiri dari dua jenis, yakni Succession Management & Career Development

Planning (SAP Success Factors) dan myHC Employee Self Services Mobile Apps. Salah satu

masalah yang acap muncul dalam proses performance appraisal adalah karena penilaian hanya

44

45

dilakukan oleh atasan karyawan saja. Risikonya adalah jika sang atasan melakukan semacam

“judgemental error” dalam penilaiannya, maka masa depan karir bawahannya bisa tenggelam

dalam lorong panjang ketidakpastian. Untuk mengatasi hal itu maka kini dikenal adanya

sistem penilaian 360 derajat (360 degree feedback).

B. Saran

Saran yang mungkin dapat kami berikan kepada PT. Garuda Maintenance Facility

Aero Asia Tbk (GMF) adalah untuk melakukan beberapa hal dibawah untuk mengantisipasi

kemungkinan yang terjadi:

1. Dalam mengukur efektifitas pelatihan yang dilakukan oleh PT. Garuda Maintenance

Facility Aero Asia Tbk (GMF), perlunya melakukan penilaian kinerja karyawan,

monitoring pelaksanaan program training, monitoring efektifitas training, serta

pencatatan di lembar penilaian. Dimana dalam penerapan empat langkah tersebut

diharapkan dapat mensinergikan karyawan dan perusahaan dalam pengembangan

kinirja serta pengembangan karir.

2. Diharapkan perusahaan semakin jeli dalam menyediakan training yang sesuai, serta

karyawan dapat secara aktif dan antusias dalam menjalani training yang sudah

disediakan oleh perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk

Tahun 2019

Priono. (2010). Sejarah Lahirnya MSDM in Manajemen Sumber Daya Manusia. Sidoarjo :

Zifatama Publisher.

Priono. (2008), Pengertian Lahirnya MSDM in Manajemen Sumber Daya Manusia. Sidoarjo :

Zifatama Publisher

Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2013., hlm. 5

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm.

69

Ust. Abu Fahmi, dkk, HRD Syariah Teori dan Implementasi: Manajemen Sumber Daya Manusia

Berbasis Syariah, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2014, hlm. 172

Ma’ruf Abdullah, Manajemen Bisnis Syariah, Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2014, hlm.161

Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm.

184

46

LAMPIRAN

47

Sumber foto GMF: www.gmf-aeroasia.co.id

48