proposal

9
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan mas merupakan salah satu komoditas air tawar yang cukup banyak digemari, sehingga mendorong berkembangnya usaha pembesaran. Kegiatan pembesaran ikan mas sangat memerlukan ketersediaan benih dalam jumlah yang cukup berkualitas dan tepat waktu. Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan jenis ikan darat yang hidup di perairan dangkal yang mengalir tenang dengan suhu sejuk. Jenis ikan konsumsi air tawar ini banyak digemari masyarakat karena rasa dagingnya gurih dan memiliki kadar protein yang tinggi. ikan mas yang lazim disebut ikan karper terkenal cukup mudah pemeliharaannya. hal ini disebabkan pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap penyakit dan parasit, dan adaptif terhadap lingkungan yang terbatas (Tim Lentera, 2002). Usaha budidaya perikanan air tawar telah banyak dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat di indonesia, khususnya Kalimantan Barat yang sekarang menjadi wilayah pengembangan agribisnis perikanan air tawar. Pada umumnya pembenihan ikan mas banyak dilakukan oleh para pembudidaya ikan dengan cara alami/tradisional, buatan dan semi buatan. Akan tetapi para pembudidaya ikan mas banyak menggunakan pembenihan secara alami. Dalam usaha budidaya ikan mas menggunakan

Upload: rona-ariyansyah

Post on 07-Dec-2014

49 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan mas merupakan salah satu komoditas air tawar yang cukup banyak

digemari, sehingga mendorong berkembangnya usaha pembesaran. Kegiatan

pembesaran ikan mas sangat memerlukan ketersediaan benih dalam jumlah

yang cukup berkualitas dan tepat waktu.

Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan jenis ikan darat yang hidup di

perairan dangkal yang mengalir tenang dengan suhu sejuk. Jenis ikan konsumsi

air tawar ini banyak digemari masyarakat karena rasa dagingnya gurih dan

memiliki kadar protein yang tinggi. ikan mas yang lazim disebut ikan karper

terkenal cukup mudah pemeliharaannya. hal ini disebabkan pertumbuhannya

relatif cepat, tahan terhadap penyakit dan parasit, dan adaptif terhadap lingkungan

yang terbatas (Tim Lentera, 2002).

Usaha budidaya perikanan air tawar telah banyak dilakukan oleh beberapa

kelompok masyarakat di indonesia, khususnya Kalimantan Barat yang sekarang

menjadi wilayah pengembangan agribisnis perikanan air tawar. Pada umumnya

pembenihan ikan mas banyak dilakukan oleh para pembudidaya ikan dengan cara

alami/tradisional, buatan dan semi buatan. Akan tetapi para pembudidaya ikan

mas banyak menggunakan pembenihan secara alami. Dalam usaha budidaya ikan

mas menggunakan cara semi buatan mungkin lebih cepat proses untuk

menghasilkan benih dan permintaan akan tercukupi. Pembudidaya ikan ini pun

semangkin digalakan oleh masyarakat, dikarenakan pembenihan ikan mas

merupakan awal dari usaha budidaya ikan, karena tanpa pembenihan, usaha

pembesaran tidak akan berjalan. dalam usaha pembenihan ada beberapa hal yang

harus diperhatikan diantaranya adalah pakan, lokasi, hama dan penyakit dan

manajemen kualitas air.

Penguasaan terhadap teknik pembenihan ikan mas yang mencakup pada

kegiatan pemeliharaan induk, seleksi induk, teknik pemijahan, penetasan telur,

perawatan larva, sampai pada pemanenan larva, pemanenan benih. Hal ini

menentukan keberhasilan usaha pembenihan ikan mas. perbedaan lokasi

pembenihan akan mengakibatkan perbedaan yang mendasar pada penanganan dan

Page 2: Proposal

pengelolaan terhadap larva, benih dan induk sehingga perlu adanya penguasaan

dalam penanganan larva, benih dan induk yang lebih baik. Hal tersebut

merupakan faktor penting dalam upaya pengembangan budidaya ikan mas guna

menghasilkan mutu benih yang berkualitas dan dalam jumlah yang cukup.

Dengan latar belakang diatas, maka penulis dalam Kerja Praktek Akhir

(KPA) ini, tertarik untuk mengambil judul “Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus

carpio) secara semi buatan (Induced spawning) di Balai Benih Air Tawar (BBAT)

Sukabumi Jawa Barat.

1.2 Pembatasan Masalah

Ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan pada kegiatan KPA ini

mengikuti batasan masalah sebagai berikut:

1. Seluruh aspek teknis proses pembenihan ikan mas secara semi buatan

(induced spawning ) mulai dari tahapan pemijahan sampai dengan

pendederan 1.

2. Mengevaluasi keberhasilan pembenihan ikan mas secara induced

spawning dengan melihat nilai Fekunditas (F), Fertilisasi Rate (FR),

Hatching Rate (HR), Survival Rate (SR).

1.3 Tujuan

Kerja Praktek Akhir ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan

teknik pembenihan ikan mas secara semi buatan (induced spwning) yang

dilaksanakan dilaksanakan di Balai Besar Budidaya Air Tawar (BBBAT)

Sukabumi Jawa Barat.

1.4 Manfaat

Dari kegiatan KPA ini diharapkan dapat memberikan manfaat

diantaranya adalah:

1. Menguasai teknis pelaksanaan pembenihan ikan mas secara induced

spawning mulai dari proses pemijahan hingga proses pendederan tingkat I

b. Dapat mengevaluasi pembenihan ikan mas secara induced spawning.

Page 3: Proposal

c. Mengetahui lebih jelas kendala-kendala yang dihadapi dan syarat-syarat

yang harus dipenuhi dalam usaha pembenihan ikan mas.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi

2.1.1 Klasifikasi

Menurut santoso (1993) bahwa klasifikasi lengkap ikan mas adalah sebagai

berikut :

Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Subordo: Cyprinoidae

Family : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus carpio

2.1.2 Morfologi

Menurut Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P (2008), Bentuk

tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (comprossed). Mulutnya

terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan

(protaktil). Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung dalam

Page 4: Proposal

mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga

baris gigi geraham.

Gambar 1. Ikan

Mas

(Cyprinus carpio)

Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada

beberapa

varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran besar dan

digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran). sirip punggungnya (dorsal)

memanjang dengan bagian belakang berjarikeras dan di bagian akhir (sirip ketiga

dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan

sisip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung,

yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea lateralis

atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk

melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Khairuman

dan Amri, 2008).

2.1.3 Habitat dan Tingkah Laku

Ikan mas di alam, misalnya sungai atau danau memijah pada perairan

dangkal, setelah mengalami kekeringan musim kemarau, dan menempelkan

seluruh telurnya pada tanaman atau rumput-rumput di tepian perairan. Ikan ini

dapat tumbuh normal jika berada pada suhu air 20oC, derajat keasaman air (pH)

antara 7-8 Santoso (1993). Selanjutnya ditambahkan pula bahwa tabiat atau

kebiasaan lain ikan mas di alam adalah selalu mencari tempat yang aman

(terutama di tempat yang ditumbuhi rumput) karena sifat telur ikan mas

Page 5: Proposal

menempel (adhesive). Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) diperairan tawar

yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di

pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan

ketinggian 150-600 meter di atas permukaan air laut dan pada suhu 25-30oC

Khairuman (2008).

2.1.4 Reproduksi

Sirkulasi reproduksi ikan mas dimulai didalam gonad, yakni ovarium pada

ikan betina dan testis pada ikan jantan. Dari ovarium akan dihasilkan telur dan

dari testis akan dihasilkan spermatozoa.

Menjelang ikan mas memijah induk-induk ikan mas lebih agresif. dialam

telah menjadi kebiasaan, sebelum memijah ikan akan mencari tempat rimbun

dengan tanaman air atau rumput-rumput yang menutupi permukaan air. Sifat telur

ikan mas adalah melekat pada substrat. Telur-telur ikan mas berbentuk bulat,

bening dan ukurannya berfariasi menurut umur dan bobot induk. Diameter telur

ikan mas tersebut antara 1,5-1,8 mm dengan bobot antara 0,17-0,20 mg Suseno

(1993).

Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan

sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Kegiatan

reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi

lingkungan. Ada yang berlangsung setiap musim atau kondisi tertentu setiap

tahun. sebagian besar spesies ikan adalah gonokristik (droecious) dimana

sepanjang hidupnya memiliki jenis klemin yang sama (Fujaya, 2004).

2.1.5 Kualitas Air

Usaha pembenihan dan pendederan ikan mas dapat menggunakan air hujan,

air waduk, air sungai, mata air, air irigasi, air permukaan, air sumur terbuka,

Menurut Cahyono (2001), Dari berbagai sumber air tersebut, air waduk dianggap

yang terbaik karena endapannya cukup sedikit dan kandungan oksigen serta unsur

hara yang diperlukan untuk pertumbuhan pakan alami cukup tinggi.

Sementara air sumur terbuka, atau air tanah lainnya, lebih aman dari kontaminasi

biota dan penyakit, tetapi miskin oksigen (O2) terlarut dan kandungan

Page 6: Proposal

karbondioksidanya (CO2) cukup tinggi. Menurut Gufhran (2007), Kualitas air

atau mutu air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan dan hewan

air lainnya. Kualitas air yang baik, ikan hidup dengan baik, nafsu makan tinggi,

dan tidak mudah terserang penyakit. Sebaliknya, kualitas air yang buruk, ikan

tidak dapat hidup dengan baik, nafsu makan rendah, mudah terserang penyakit,

mudah setres, dan dapat menimbulkan kematian. 

Beberapa kriteria kualitas air yang harus dipenuhi dalam usaha pembenihan

ikan mas sebagai berikut:

Tabel 1. Parameter Kualitas Air untuk Pembenihan Ikan MasParameter Kualitas Air Nilai BatasA. Fisika

padatan tersuspensikekeruhansuhu

B. Kimiaoksigen terlarut

karbondioksidapHkesadahan totalamonia totalnitrit

Maksimum 400 mg/lMaksimum 50 JTV26-28oC

Lebih besardari 2 mg/l. Kandungan minimum 6 mg/l tidak boleh terjadi selama lebih dari 8 jam berturut-turut.0-12 mg/l6,5-8,5Minimum 20 mg/lMaksimum 0,20 mg/lMaksimum 0,1 mg/l

Sumber: Admadja 1988 di dalam Khairuman 2008