proposal kti
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang
paling dominan di masyarakat. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2004, dinyatakan bahwa karies gigi
masih merupakan masalah seriu gigi dan mulut di Indonesia dengan
angka prevalensi sangat tinggi yang mencapai 90,05%.
Karies gigi merupakan penyakit yang disebabkan bakteri, tetapi
makanan merupakan faktor etiologi yang utama. Dalam flora oral normal
manusia terdapat mikoorganisme yang mampu memetabolisme
karbohidrat terfermentasi dan menghasilkan produk berupa asam, yang
kemudian akan menurunkan pH plak. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya proses demineralisasi yang melarutkan jaringan mineral gigi
sehingga terbentuk karies.
Salah satu upaya dalam mengontrol karies gigi adalah dengan
mengganti asupan gula terfermentasi (terutama sukrosa) dengan gula
pengganti yang tidak terfermentasi. Gula pengganti yang sering digunakan
adalah polyol yang merupakan substansi rendah kalori, terkadang disebut
juga “gula alkohol” karena struktur kimianya mirip dengan gula dan
alkohol. Polyol biasanya digunakan sebagai pemanis pada berbagai
produk bebas gula, salah satunya adalah pada permen karet.
1
2
Konsumsi makanan dan minuman sumber gula sederhana yang
disajikan dalam bentuk makanan dan minuman biasanya disukai para
remaja (mahasiswa). Bila seorang sering mengkonsumsi makanan dan
minuman sumber gula sederhana dalam waktu yang lama dan jarang
membersihkan gigi, maka akan mudah terkena karies.
1.2.Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah “Bagaimana hubungan antara makanan sukrosa yang
menyebabkan terjadinya karies gigi pada mahasiswa Jurusan
Keperawatan Gigi di kampus Poltekkes Kemenkes Makassar?”
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara makanan
sukrosa yang menyebabkan terjadinya karies gigi pada mahasiswa
Jurusan Keperawatan Gigi di kampus Poltekkes Kemenkes Makassar.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui proses makanan sukrosa sehingga dapat
menyebabkan terjadinya karies gigi.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan dan
perawatan yang dilakukan agar makanan sukrosa tidak
menyebabkan terjadinya karies gigi.
3
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat Karya Tulis Ilmiah ini adalah:
1. Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis
dan pembaca mengenai hubungan antara makanan sukrosa yang
menyebabkan terjadinya karies gigi.
2. Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya kesehatan
gigi dan mulut dalam usaha pencegahan dan penanggulangan
makanan sukrosa agar tidak menimbulkan terjadinya karies gigi
pada masyarkat lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Sukrosa
2.1.1. Pengertian Sukrosa
Sukrosa merupakan suatu yang dibentuk dari monomer-
monomernya yang berupa unit dan dengan rumus molekul
C12H22O11 Senyawa ini dikenal sebagai sumber nutrisi serta
dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh organisme lain seperti hewan
Penambahan sukrosa dalam media berfungsi sebagai sumber karbon.
Sukrosa atau gula dapur diperoleh dari gula. Unit glukosa dan fruktosa
diikat oleh jembatan asetal oksigen dengan orientasi alpha. Struktur
ini mudah dikenali karena mengandung enam cincin glukosa dan lima
cincin fruktosa. Proses fermentasi sukrosa melibatkan mikroorganisme
yang dapat memperoleh energi dari substrat sukrosa dengan
melepaskan dan produk samping berupa senyawaan alkohol.
Penggunaan yeast ini dalam proses fermentasi diduga merupakan
proses tertua dalam bioteknologi dan sering disebut dengan Sukrosa
(C12H22O11) ialah sejenis iaitu yang bersifat bukan penurun dan
tidak menunjukkan fenomena Hidrolisis sukrosa menghasilkan
Sukrosa atau gula tebu merupakan disakarida yang paling manis yang
terdiri dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa bukan merupakan gula
pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai atom karbon hemiasetal
4
5
dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer bebas
karena karbon anomer glukosa dan fruktosa berikatan satu dengan
yang lain. Sukrosa juga mudah dihidrolisis menjadi D-glukosa dan D-
fruktosa. Sumber-sumber sukrosa yang terdapat di alam antara lain:
tebu (100% mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), dan jelly
(Almatsier, S. 2005).
Sukrosa merupakan gula pasir biasa. Komposisi kimia dari gula
adalah sama, satu satuan fruktosa yang digabung dengan satu satuan
glukosa. Ikatan glikosida menghubungkan karbon ketal dan asetal dan
bersifat β dari fruktosa dan α dari glukosa. Pada sukrosa kedua atom
karbon anomerik digunakan untuk ikatan glikosida. Dalam sukrosa,
baik fruktosa maupun glukosa tidak memiliki gugus hemiasetal oleh
karena itu, sukrosa didalam air tidak berada dalam kesetimbangan
dengan suatu bentuk aldehid atau keto. (arie salam 2010)
2.1.2. Pembagian Sukrosa
Sukrosa termasuk golongan Disakarisa adalah merupakan
gabungan dua unit monosakarida yang berikatan kovalen terhadap
sesamanya. Ikatan ini disebut ikatan glikosida yang dibentuk jika
gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon anomer
pada gula yang kedua. Disakarida yang banyak ditemukan di alam
yaitu laktosa, sukrosa, dan maltosa.
6
a. Laktosa
Laktosa sering juga disebut gula susu karena hanya
terdapat dalam susu. Bila dihidrolisis, laktosa akan menghasilkan
D-galaktosa dan D-glukosa. Laktosa memiliki satu atom karbon
hemiasetal dan mempunyai gugus karbonil yang berpotensi
bebas pada residu glukosa sehingga laktosa termasuk
disakarida pereduksi.
b. Sukrosa
Sukrosa atau gula tebu merupakan disakarida yang paling
manis yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa bukan
merupakan gula pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai
atom karbon hemiasetal dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki
atom karbon monomer bebas karena karbon anomer glukosa
dan fruktosa berikatan satu dengan yang lain. Sukrosa juga
mudah dihidrolisis menjadi D-glukosa dan D-fruktosa. Sumber-
sumber sukrosa yang terdapat di alam antara lain: tebu (100%
mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), dan jelly.
c. Maltosa
Maltosa merupakan disakarida yang paling sederhana.
Maltosa terdiri dari dua residu D-glukosa yang dihubungkan oleh
ikatan glikosida. Sebuah molekul glukosa dihubungkan melalui
atom karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom
karbon keempat pada molekul glukosa yang lainnya. Kedua
7
residu glukosa tersebut berada dalam bentuk piranosa. Maltosa
memilliki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat
dioksidasi, sehingga maltosa mempunyai sifat gula pereduksi. Di
dalam tubuh, maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum yang
lebih mudah dicerna. Maltosa banyak terdapat kecambah, susu
dan pada serealia, misalnya beras. (Almatsier, S. 2005).
2.1.3. Makanan yang Mengandung Sukrosa
Makanan adalah sesuatu yang diperlukan oleh tubuh untuk
pertukaran zat, tumbuhan dan pemeliharan dari semua fungsi anggota
tubuh kita menurut Tomasowo sedangkan menurut Altono makanan
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi keadaan didalam mulut
secara lokal selama pengunyahan dan setelah ditelan akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan masa pre
dan pasca erupsi gigi-gigi dan ada juga menurut Frostel makanan
mengatakan bahwa derajat keasaman tergantung dari karbohidrat
yang dimakan dan derajat keasaman yang paling tinggi akan dicapai
bila mana makanan mengandung sukrosa. Adapun jenis makanan
yang mengandung sukrosa antara lain:
Kentang goreng dan donat
Kentang goreng dan donat merupakan gula yang digoreng.
sebelum dipanaskan pun, kentang dan donat ini adalah gula
sederhana. Proses penggorengan semakin memperburuk kandungan
8
gizi. Satu kentang goreng berdampak lebih buruk pada kesehatan
dibandingkan sebatang rokok. Jadi, ada baiknya mempertimbangkan
ulang sebelum memesan porsi besar. Donat ukuran rata-rata
mengandung 200-300 kalori, hampir semuanya dari gula, dan sedikit
nutrisi lainnya.
Kue dan permen
Pada dasarnya, makanan ini hanya mengandung kalori kosong, kaya
gula dan mendatangkan sedikit manfaat. Sebagian besar malah kaya
akan lemak trans. Seratus gram kue atau permen mengandung 37-
66.6 gram gula. Karena itu, ada baiknya memilih snack yang lebih
sehat seperti buah kering atau kacang kacangan. Makanan sangat
berpengaruh terehadap gigi dan mulut, pengaruh ini dapat dibagi
menjadi dua yaitu:
Isi dari makanan yang menghasilkan energi, misalnya : karbohidrat,
lemak, vitamin, protein serta mineral.
Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan. Makanan yang bersifat
membersihkan gigi, jadi merupakan gosok gigi alami, tentu saja akan
mengurangi kerusakan gigi. Makanan yang bersifat membersihkan ini
adalah: apel, jambu air, bengkuang dan lain sebagainya. Sebaliknya
makanan yang lunak dan melekat pada gigi seperti; bonbon, coklat,
biskuit dan lain sebagainya.( taringan Rasinta 2001)
2.2.Karies Gigi
9
2.2.1. Pengertian Karies Gigi
Karies gigi adalah proses demineralisasi yang disebabkan oleh
interaksi antara produk organisme, ludah, sisa yang berasal dari
makanan dan email (Houwink, dkk., 2000).
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,
dentin dan sementara yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad
renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan, ditandai dengan
adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh
kerusakan bahan organiknya, akibat invasi bakteri dan kematian pulpa
serta penyebaran infeksi ke jaringan periapeks yang dapat
menyebabkan nyeri (Kidd, dkk., 2001).
Karies gigi adalah penyakit keropos yang dimulai pada lokasi
tertentu pada bagian gigi, dan diikuti proses kerusakan atau
pembusukan gigi secara cepat. Karies gigi dimulai dengan terjadinya
pengikisan mineral-mineral dari permukaan atau enamel gigi, oleh
asam organik hasil fermentasi karbohidrat. (sella, 2009)
Karies adalah penyakit gigi yang ditandai dengan yang ditandai
dengan kerusakan jaringan,dimulai dari permukaan gigi (pits,fissure
dan daerah interprosimal)meluas keatas pulpa (Braver 2002).
Karies adalah Suatu proses kronis, regresif dengan dimulai
dengan larutnya mineral email akbat gangguan keseibangan antara
email dan sekitarnya disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial
10
kemudian terjadi destruksi komponen-komponen organik. Akhirnya
terjadi kavita. (Schuurs, 2001)
Karies gigi merupakan salah satu penyakit yang sangat luas
penyebarannya, diperkirakan melanda penduduk Indonesia lebih dari
90% telah mengalami karies. Secara umum diterima alasan bahwa
terjadinya karies gigi akibat dari kebiasaan makan yang salah,
terutama karena terlalu seringnya mengkomsumsi makanan yang
banyak mengandung sukrosa.Penyakit tersebut dimulai dari ulah
bakteri atau kuman-kuman yang berada pada permukaan gigi. Daya
kariogenetiknya dari kuman tersebut timbul karena adanya produksi
asam laktat oleh beberapa jenis bakteri asam laktat, dengan akibat pH
cairan di sekitar gigi tersebut menjadi rendah atau bersifat sangat
asam. Keadaan bagaimana yang cukup kuat untuk melarutkan
mineral-mineral dari permukaan gigi, sehingga gigi jadi keropos dan
akan mengakibatkan terjadinya karies gigi pada anak-anak yang
sering mengkomsumsi makanan yang manis. ( sella, 2009)
Karies terjadi karena permukaan terluar gigi yaitu email
dihancurkan oleh asam. Gula akan diragikan oleh bakteri yang
terdapat pada plak menjadi asam. Asam akan melarutkan email
sehingga terbentuklah lubang gigi. Karies gigi juga merupakan daerah
yang mengalami penbusuk di dalam yang terjadi akibat suatu proses
yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi yang terluar
dan yang paling keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi.
11
Karies gigi adalah penyakit keropos yang dimulai pada lokasi tertentu
pada bagian gigi, dan diikuti proses kerusakan atau pembusukan gigi
secara cepat. Karies gigi dimulai dengan terjadinya pengikisan
mineral-mineral dari permukaan atau enamel gigi, oleh asam organik
hasil fermentasi karbohidrat makanan (terutama gula pasir dan pati-
patian) yang tertinggal melekat pada bagian-bagian dan sela-sela gigi
oleh bakteri-bakteri asam maktat. Bahwa gula pasir atau sukrosa
merupakan salah satu penyebab karies gigi yang utama telah secara
jelas dapat dibuktikan pada binatang percobaan. Pada penelitian
tersebut juga diungkapkan bahwa sesungguhnya faktor yang
menyebabkan terjadinya karies adalah adanya makanan yang
mengandung sukrosa tinggi dan kebetulan tertinggal cukup lama pada
gusi dan gigi. Jadi bila seluruh gula sukrosa yang dikonsumsi
langsung tertelan masuk ke dalam perut tanpa ada yang tertinggal
pada gigi, maka hal itu tidak akan menyebabkan penyebab karies gigi
Ternyata sukrosa dalam bentuk makanan yang bersifat lengket akan
lebih besar peluangnya sebagai penyebab karies.
Dari hasil berbagai penelitian terhadap binatang percobaan dan
juga penelitian yang dilaksanakan langsung pada manusia,
mengungkapkan bahwa berbagai jenis gula dan hubungannya
sebagai penyebab terjadinya karies gigi telah dinilai berdasarkan
urutan kegawatannya terhadap terjadinya karies yaitu sebagai berikut:
gula sukrosa yang paling gawat, diikuti oleh glukosa, maltosa, laktosa,
12
fruktosa, sorbitol dan xylitol. Hampir seluruh peneliti yang bekerja
pada bidang tersebut yakin bahwa sukrosa merupakan perangsang
dan penyebab terjadinya karies gigi pada manusia.Berbagai hasil
penelitian telah dapat dibuktikan bahwa kasus karies gigi pada anak-
anak sebetulnya dapat diturunkan dengan bermakna (nyata) hanya
dengan melakukan penggantian komponen sukrosa dalam makanan
dengan glukosa, fruktosa atau jenis gula lain. Dengan alasan tersebut
“chewing gum” sering diberi sorbitol, pengganti sukrosa. Hubungan
dari faktor-faktor tersebut dapat digambarkan dengan rumus berikut:
Plak
Bakteri + Sukrosa = Asam + Permukaan gigi yang peka = Karies gigi
(J.O.forrest 1995)
2.2.2. Proses Terjadinya Karies
Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak pada
permukaan gigi. Gula dari sisa makanan dan bakteri akan menempel
dan pada waktu tertentu akan berubah menjadi asam laknat yang
akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (sekitar pH 5,5 ) sehingga
menyebabkan demineralisasi email,yang akan berlanjut menjadi
karies gigi.(lis.Z 2000)
Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi,
dapat berwarna coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak
terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai
13
persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam,
biasanya keluhan yang sering dirasakan adalah rasa ngilu bila gigi
terkena rangsang panas, dingin, atau manis. Bila dibiarkan, karies
akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga
dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah
mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan yang
menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi
bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan
infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi, sehingga
dapat terjadi abses Tahap-tahap terjadinya karies adalah:
Gigi yang sehat
Email adalah lapisan luar yang keras seperti kristal luar. Dentin
adalah lapisan yang lebih lembut di bawah email. Kamar pulpa berisi
nerves dan pembuluh darah. Merupakan bagian hidup dari gigi.
Lesi putih
Bakteri yang tertarik kepada gula dan karbohidrat akan
membentuk asam. Asam akan menyerang crystal apatit proses ini
dikenal dengan proses demineralisasi. Tanda yang pertama ini
ditandai dengan adanya suatu noda putih atau lesi putih. Pada tahap
ini, proses terjadinya karies dapat dikembalikan.
Karies email
14
Proses demineralisasi berlanjut email mulai pecah. Sekali ketika
permukaan email rusak, gigi tidak bisa lagi memperbaiki dirinya
sendiri. Kavitas harus dibersihkan dan direstorasi oleh dokter gigi
Karies Dentin
Karies sudah mencapai ke dalam dentin, dimana karies ini dapat
menyebar dan mengikis email.
Karies mencapai pulpa
Jika karies dibiarkan tidak dirawat, akan mencapai pulpa gigi.
Disinilah dimana saraf gigi dan pembuluh darah dapat ditemukan.
Pulpa akan terinfeksi. Abses atau fistula (jalan dari nanah) dapat
terbentuk dalam jaringan ikat yang halus.( site, 2008)
2.2.3. Faktor Penyebab Timbulnya Karies
Faktor penyebab timbulnya karies adalah Keberadaan bakteri
dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri dapat
mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam. Bakteri,
asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk lapisan lengket
yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang
disebut plak. Plak akan terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam
dalam plak akan menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah
karies. Bakteri yang paling berperan dalam menyebabkan karies
adalah Streptococcus mutans. Ada beberapa faktor penyabab
timbulnya karies antara lain:
15
1. Konsumsi makanan
Makanan yang mengandung karbohidrat Jenis karbohidrat yang
menyebabkan karies adalah tepung polisakarida, sukrosa dan
glukosa, di mana sukrosa paling mudah menyebabkan karies gigi.
2. Saliva
Berkurangnya sekresi serta kekentalan saliva. Saliva dapat
menghambat karies karena aksi buffer, kandungan bikarbonat,
amoniak dan urea dalam saliva dapat menetralkan penurunan pH
yang terjadi saat gula dimetabolisme bakteri plak. Kecepatan sekresi
saliva berakibat pada peningkatan pH dan kapasitas buffernya. Bila
sekresi berkurang akan terlihat peningkatan akumulasi plcak sehingga
jumlah mikroorganisme (streptococus mutans) akan bertambah.
3. Agent bacteria kariogenik
Pemicu terjadinya karies gigi adalah bakteri Streptococcus
mutans, terutama S. Mutans serolipe ia memiliki sistem enzim yang
dapat mensistesis gluten dari sukrosa. Enzim yang berperan adalah
glukosil transferase (GTF) yang terdapat dalam dinding selnya.
Glukan ikatan glikosidik a (1-3) yang disintesis oleh GTF merupakan
prekursor pembentuk plak gigi.
4. Waktu
16
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang
kariogenik dapat memengaruhi perkembangan karies. Setelah
seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri
pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan
menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air
liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi.
Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.
2.2.4. Pencegahan Karies Gigi
Pencegahan karies gigi adalah Menurunkan jumlah kuman,
misalnya dengan berkumur antiseptik. Membersihkan plak secara
periodik. Meningkatkan daya tahan gigi, misalnya dengan
penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor atau mengkonsumsi
tablet fluor dengan dosis yang tepat. Merubah pola makan. Membatasi
makanan yang mengandung sukrosa, jangan mengemil yang
mengandung gula, menghindari konsumsi gula sebelum tidur. Soft
drink juga mengandung banyak gula. Berkumur dengan air bersih
setelah makan Menyikat gigi dengan teratur. Belajar menyikat gigi
dilakukan sedini mungkin, mulai pada saat gigi baru tumbuh. Paling
penting saat malam sesbelum tidur. ( Massler,2000).
1. Mengontrol diet makanan
Kurangi makan-makanan yang manis dan dapat mengontrol pola
hidup dan kebiasaan anak-anak dikalah sedang bermain diluar rumah
yang sering jajan sembarangan. kontrol yang lebih baik terhadap
17
kebiasaan mengonsumsi makanan manis yang dapat menyebabkan
karies gigi. dengan demikian,terdapat dugaan bahwa kebiasaan
mengonsumsi makanan manis denga lebih terkontrol tersebut
merupakan salah satu faktor yang menpengaruhi status karies
gigi,sehingga pada skor Indeks DMF-T dan def-t terlihat relatif lebih
manggambarkan adanya penurunan.
Pola makan yang sehat
Makanlah makanan yang mengandung kalsium, vitamin C dan vitamin
D yang berguna untuk memperkuat gigi.
Makanlah makanan yang mengandung protein karena protein dapat
menghambat terjadinya proses karies.
Makanlah makanan yang mengandung lemak. Karena lemak akan
membentuk lapisan matrix pada gigi sehingga gigi menjadi licin
sehingga karbohidrat sulit melekat pada gigi.
Makanlah sayur-sayuran. Karena sayuran mempunyai kandungan
yang disebut nitrat. Bahan tersebut dapat menghambat kerja bakteri
2. menyikat gigi baik dan benar
Menyikat gigi yang benar dimulai dari gusi menuju gigi (arah
vertikal). Biasakan menggerakkan sikat gigi dengan cara memutar dari
gusi ke gigi sehingga dapat memghilangkan plak. Selain itu dapat
18
melancarkan peredaran darah pada gusi.Kumur-kumurlah
menggunakan atau cairan antiseptik.
3. Kebersihan mulut
Kebersihan perorangan terdiri dari pembersihan gigi yang baik.
Kebersihan mulut yang baik diperluklan untuk meminimalisir agen
penyebab penyakit mulut dan membuang plak gigi.. Karies dapat
dicegah dengan pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur.
2.3.Hubungan Makanan yang Mengandung Sukrosa Terhadap
Terjadinya Karies Gigi
Bila kita lalai membersihkan gigi, maka terbentuklah suatu lapisan
plak pada permukaan gigi. Plak seperti yang telah kita ketahui
mengandung banyak kuman-kuman. Kuman-kuman plak senang sekali
makanan-makanan yang manis-manis, gula adalah makanan dan sumber
tenaga kuman, gula menyebabkan mereka tumbuh subur dan makin
banyak.
Apabila kita makan-makanan yang manis-manis, sisa gula yang
melekat pada gigi akan diubah oleh kuman-kuman plak menjadi asam.
Permukaan gigi yang terkena oleh asam akan larut menjadi berlubang.
Setiap kali kita makan gula atau makanan yang manis, ingatlah agar
segera membersihkannya dengan menyikat gigi, atau kumur-kumur agar
gigi tetap bersih dan sehat.
19
Menurut Mäkinen pada tahun 1977 sebagai berikut: seperti telah
dijelaskan mikroba keriogenik Streptococcus yang berada dalam mulut,
secara anaerobik melalui enzim yang diproduksinya mampu mencerna
atau menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Dari hasil
metabolisma jenis gula tersebut, terbentuklah polimer rantai panjang dari
glukosa yang disebut dekstran atau polimer rantai panjang dari fruktosa
yang disebut levans. Jenis polimer-polimer tersebut kemudian
berkembang menjadi noda pada permukaan gigi. Noda-noda tersebut
bersifat gel yang sangat lengket sekali. Proses pengeroposan gigi sendiri
disebabkan oleh pengaruh asam laktat, yaitu produk hasil sampingan dari
metabolisir fruktosa dan levans.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan Deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner untuk mengetahui
hubungan makanan sukrosa yang menyebabkan terjadinya karies gigi.
3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian akan dilakukan di Kampus Poltekkes Kemenkes Makassar.
Jurusan Keperawatan Gigi.
2. Waktu penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Juli 2013.
3.3.Populasi dan Sample
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Keperawatan
Gigi (Tingkat II, Kelas A) Poltekkes Kemenkes Makassar.
2. Sample
Metode pengambilan sample yang digunakan adalah purposive
sampling artinya metode pengambilan sample dengan pertimbangan
tertentu. Adapun sample dalam penelitian ini adalah mahasiswa
20
21
Jurusan Keperawatan Gigi (Tingkat II, Kelas A) Poltekkes Kemenkes
Makassar.
3.4.Metode Pengumpulan Data
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari mahasiswa
Jurusan Keperawatan Gigi dengan cara memberikan kuesioner secara
langsung.
3.5.Prosedur Kerja/Alur Kerja
Adapun prosedur kerja/alur kerja dalam pengambilan data pada
penelitian ini adalah:
1. Peneliti mendatangi kampus responden, yaitu pasien pengidap
penyakit jantung yang memiliki riwayat karies gigi.
2. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kekampus
responden untuk meminta persetujuan apakah berkenan mengisi
kuesioner.
3. Setelah responden menyetujui menjadi responden, peneliti mulai
menyebarkan kuesioner
4. Setelah responden mengisi kuesioner, peneliti memeriksa kembali
kelengkapan jawaban dari responden agar apabila ada jawaban
yang kurang lengkap peneliti dapat meminta responden untuk
melengkapinya kembali.
22
5. Setelah semua kuesioner diisi, peneliti mengumpulkan kembali
seluruh kuesioner yang telah disebarkan dengan mengucapkan
terima kasih kepada responden.
6. Data yang diperoleh kemudian didistribusikan dalam bentuk tabel.
7. Kemudian data tersebut dianalisa.
3.6.Variabel dan Defenisi Operasional
3.6.1. Variabel
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel
terikat yaitu tingkat pengetahuan pasien.
2. Variabel perancu adalah variabel yang tidak di teliti yaitu
motivasi.
3.6.2. Defenisi Operasional
1. Tingkat pengetahuan mahasiswa adalah segala sesuatu yang
diketahui mahasiswa mengenai hal atau sesuatu.
2. Sukrosa merupakan suatu yang dibentuk dari monomer-
monomernya yang berupa unit dan dengan rumus molekul
C12H22O11. Pengertian lain dari sukrosa merupakan gula
pasir biasa.
3. Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak
struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang.
23
3.7. Instrument Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data/instrument yang dipergunakan pada
penelitian ini adalah kuisioner atau angket tertutup yang ditujukan kepada
mahasiswa yang memiliki karies gigi yaitu meliputi pengetahuan
mahasiswa tentang pengaruh makanan sukrosa terhadap terjadinya
karies gigi. Kuisioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan
mahasiswa tentang hubungan makanan yang mengandung sukrosa
terhadap terjadinya karies gigi dengan menggunakan 15 kuesioner.
3.8.Metode Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan deskriptif kuantitatif yaitu dengan
membuat uraian secara sistematis mengenai hasil penelitian, kemudian
mendistribusikannya dalam bentuk tabel.
3.9.Hipotesis
Ada pengaruh antara makanan sukrosa yang menyebabkan
terjadinya karies gigi pada mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi di
kampus Poltekkes Kemenkes Makassar.