remaja dan permasalahannya

45
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia memiliki berbagai macam kebiasaan. Mulai dari berolahraga, membaca, menulis, mengarang, dan sebagainya. Di antara sekian banyak kebiasaan manusia, ada salah satu kebiasaan yang sangat merugikan bagi kesehatan mereka. Anehnya, kebiasaan yang tidak baik ini sering dilakukan oleh masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok. Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang - orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negative bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs) , untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs) , dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004) . Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.. Remaja dan Rokok 1

Upload: julia-sari-oktavia

Post on 24-Jul-2015

135 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Remaja Dan Permasalahannya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia memiliki berbagai macam kebiasaan. Mulai dari berolahraga, membaca,

menulis, mengarang, dan sebagainya. Di antara sekian banyak kebiasaan manusia, ada salah

satu kebiasaan yang sangat merugikan bagi kesehatan mereka. Anehnya, kebiasaan yang

tidak baik ini sering dilakukan oleh masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok.

Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak

asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun

dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang - orang

disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak

negative bagi tubuh penghisapnya.

Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat

pengakuan (anticipatory beliefs) , untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs) , dan

menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative)

(Joewana, 2004) .

Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya

dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka

sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan

kelompoknya..

Merokok sendiri bukanlah hal yang dianggap tabu oleh masyarakat kita, meskipun

yang melakukannya adalah anak yang masih duduk di bangku sekolah. Hal ini sangat

memprihatinkan, karena sebagaimana kita ketahui bahwa di dalam rokok terdapat banyak zat

beracun yang nantinya akan mengganggu kesehatan tubuh kita.

Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil olah final Sensus Penduduk 2010,

menunjukkan Jumlah Penduduk Indonesia Pada Bulan Mei 2010 ialah Sebagai Berikut :

Laki-Laki = 119.630.913 Jiwa, Perempuan = 118.010.413 Jiwa, Total = 237.641.326 Jiwa.

Jumlah remaja Indonesia (10-24 tahun) : Perempuan = 36,2 juta jiwa dan Laki-laki = 35,1

juta jiwa, total = 71,3 juta jiwa.

Berdasarkan data Riskesdas 2010 diketahui sekitar 34,7 % penduduk Indonesia

menjadi perokok aktif atau sekitar 82 juta jiwa, jumlah remaja perokok yaitu: Perempuan =

4% x 36,2 juta = 1,5 juta jiwa dan Laki-laki = 24,1% x 35,1 juta = 8,5 juta jiwa. Total remaja

perokok = lebih kurang 10 juta jiwa. Dan Indonesia telah menempati urutan ketiga sebagai

Remaja dan Rokok 1

Page 2: Remaja Dan Permasalahannya

negara dengan konsumsi rokok terbesar di dunia. Selain perokok aktif, jumlah perokok pasif

ternyata sangat banyak. Survei sosial ekonomi nasional tahun 2001 menunjukkan, 91,8

persen penduduk mengaku merokok di rumah ketika sedang bersama keluarganya.

Akibatnya, 97,5 juta orang dengan mudah mengisap asap rokok di rumah. Dari jumlah itu, 43

juta diantaranya adalah bayi hingga anak-anak berusia 14 tahun.

Merokok merupakan perilaku adiksi yang telah mewabah secara global dan endemis

di Indonesia. Ini menjadikan masalah bersama yang perlu ditanggulangi. Sebagian besar

keluarga di Indonesia mempunyai anggota keluarga yang pernah atau sedang menjadi

perokok aktif. Bila perilaku merokok menjadi adiktif pada salah satu anggota keluarga, maka

anggota keluarga yang lain akan terkena dampak buruknya.

Untuk itu dengan dibuatnya makalah ini diharapkan warga masyarakat khususnya remaja

dapat sadar dan segera meninggalkan atau mengurangi kebiasaan mereka yang tidak baik.

Karena bagaimanapun juga dampak rokok bagi kesehatan pelaku (perokok aktif) maupun

kesehatan orang yang terkena paparan asap rokok perokok aktif (perokok pasif) sangat

besar,karena zat beracun yang terkandung di dalamnya.

1.2. TUJUAN

Melihat semakin banyaknya jumlah perokok, khususnya remaja, setiap tahunnya, yang

nantinya dampak negatifnya akan kita rasakan juga baik cepat ataupun lambat. Sehingga

dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat:

a. Mengetahui tentang penyebab remaja merokok

b. Mengetahui zat-zat beracun yang terkandung didalam rokok

c. Mengetahui bahaya dan akibat merokok

d. Mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah merokok khususnya pada remaja

1.3. RUMUSAN MASALAH

Makalah ini selanjutnya akan membahas tentang “ Remaja dan Rokok “

Remaja dan Rokok 2

Page 3: Remaja Dan Permasalahannya

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. REMAJA

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu

tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku,

dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998).

Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia

maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai

tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk

pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-

18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun.  

Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir

tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Banyak perubahan pada diri seseorang sebagai

tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik

dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Konflik yang dihadapi oleh

remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam

diri mereka.

Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-

dimensi sebagai berikut:

a. Dimensi Biologis

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mendapat

menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi

juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll.  Anak lelaki mulai

memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan den gan

tumbuhnya hormon testosterone . Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak

awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.

b. Dimensi Kognitif

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli

perkembangan kognitif) bahwa pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki

pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak.

Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan

mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan

akibat atau hasilnya

Remaja dan Rokok 3

Page 4: Remaja Dan Permasalahannya

c. Dimensi Moral

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai

berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan

nilai diri mereka.   Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat

penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah- masalah populer yang berkenaan dengan

lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb.  Remaja

tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan

pada mereka selama ini tanpa bantahan. Perubahan inilah yang seringkali mendasari sikap

"pemberontakan" remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini diterima bulat-

bulat.

d. Dimensi Psikologis

Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk

menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan. Para remaja juga sering

menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat "tidak

memikirkan akibat" dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian

karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau

jangka panjang.

Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada remaja seperti yang telah dijelaskan

diatas maka terdapat kemungkinan - kemungkinan perilaku yang bisa terjadi pada masa ini.

Diantaranya adalah perilaku yang mengundang resiko dan berdampak negative pada remaja

seperti merokok.

2.2. PENYEBAB REMAJA MEROKOK

a. Pengaruh Orangtua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang

berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu

memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah

untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah

tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999: 294) .

b. Pengaruh Teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka

semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian

sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi

Remaja dan Rokok 4

Page 5: Remaja Dan Permasalahannya

terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman- teman remaja tersebut dipengaruhi

oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja

perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang

perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991)

c. Faktor Kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri

dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat

kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah

konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial

lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang

rendah (Atkinson, 1999)

d. Pengaruh Iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa

perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat  remaja seringkali terpicu

untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan terse but. (Mari Juniarti, Buletin

RSKO, tahun IX, 1991)

2.3. ROKOK

Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Merokok sudah menjadi

kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Pada kenyataannya kebiasaan

merokok ini sulit dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi

orang yang merokok untuk mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit

melepaskan diri dari kebiasaan ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar belakang

depresi. Padahal bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan

banyak orang. Efek-efek yang merugikanpun sudah diketahui dengan jelas. Rokok tidak

dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya yakni tembakau. Di Indonesia tembakau

ditambah cengkeh dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek

tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa dan

tambakau tanpa asap (tembakau kunyah).Dari hari ke hari jumlah perokok kian bertamabah.

Hal inilah yang nantinya akan membuat suatu malapetaka yang besar bagi kesehatan tubuh

kita.

2.3.1. Zat - Zat Beracun Yang Terdapat Dalam Rokok

Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh perokok,

tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari

Remaja dan Rokok 5

Page 6: Remaja Dan Permasalahannya

komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen

oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen,

methanol, kumarin, 4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu –

ribu zat di dalam rokok. Tapi diantara zat – zat yang disebutkan tadi, ada 3 zat yang

paling berbahaya yang terkandung di dalam sebatang rokok, yaitu:

a. TAR

Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru -

paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis,

emphysema dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru - paru ( penyakit

maut yang hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan perokok ).Racun kimia dalam

TAR juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di

urine.TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker

kantung kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi

kemampuan sel - sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga

sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.

b. Nikotin

Adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi sistem syaraf,

mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal ) , sehingga menambah resiko

terkena penyakit jantung.Selain itu zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti orang,

karena dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan

penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan

pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari

sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin berperan dalam memulai

terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan

lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada

permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil

metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.

c. Karbon Monoksida (CO)

Zat ini dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel - sel darah

merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya

terhadap sistem peredaran darah.Selain itu, karbonmonoksida memudahkan

penumpukan zat - zat penyumbat pembuluh nadi, yang dapat menyebabkan serangan

jantung yang fatal selain itu juga dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah di kaki.

Efek terakhir ini membuat para wanita perokok lebih beresiko ( daripada wanita non

Remaja dan Rokok 6

Page 7: Remaja Dan Permasalahannya

perokok ) mendapat efek samping berbahaya bila meminum pil kontrasepsi ( pil KB).

Karena itulah sebabnya mengapa para dokter kandungan ( ginekolog ) umumnya segan

memberi pil KB pada wanita yang merokok.

2.3.2. Bahaya Dan Akibat Merokok

Rokok memiliki dampak yang sangat buruk, sebab rokok merusak hampir seluruh

organ tubuh manusia, oleh karena itu merokok dapat menimbulkan berbagai macam

penyakit yang sangat banyak

Dampak Merokok Jangka Pendek, yaitu:

a. Meningkatkan noda kuning pada gigi dan jari

b. Meningkatkan tekanan darah

c. Lebih sering sakit tenggorokan

d. Iritasi mata

e. Menyebabkan napas yang tidak enak

f. Memicu serangan asma

g. Menurunkan kemampuan mencium dan merasa

h. Menyebabkan kerutan-kerutan wajah

Dampak Merokok Jangka Panjang, yaitu:

a. Penyakit jantung dan stroke

b. Kanker paru-paru

c. Kanker mulut

d. Osteoporosis

e. Kerontokan rambut

f. Menimbulkan resiko buruk pada kehamilan

2.4. CARA MENGATASI MASALAH MEROKOK KHUSUSNYA PADA REMAJA

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin

meningkatnya masalah merokok yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain :

Peran Orangtua :

a. Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita

b. Membekali anak dengan dasar moral dan agama

c. Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua - anak

d. Menjalin kerjasama yang baik dengan guru

Remaja dan Rokok 7

Page 8: Remaja Dan Permasalahannya

e. Menjadi tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga

lingkungan yang sehat

f. Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak

Peran Guru :

a. Bersahabat dengan siswa

b. Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman

c. Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan

ekstrakurikuler

d. Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga

e. Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP

f. Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas

g. Meningkatkan kerjasama dengan orangtua dan sesama guru

h. Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah

i. Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang secara sehat dalah

hal fisik, mental, spiritual dan social

j. Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti

k. Memberikan keteladanan

l. Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan

Peran Media :

a. Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesaui usia)

b. Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif)

c. Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) untuk remaja

Peran Pemerintah :

a. Penyuluhan yang gencar dan intensif dari Instansi terkait. Dengan jalan ini diharapkan

jumlah perokok akan berkurang, karena mereka memperoleh pengetahuan langsung

tentang bahaya rokok bagi kesehatan mereka.

b. Menciptakan Undang – Undang seperti yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta tentang larangan merokok di tempat umum seperti sekolah, rumah sakit,

taman bermain, dan sebagainya.

Remaja dan Rokok 8

Page 9: Remaja Dan Permasalahannya

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KESIMPULAN

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu

tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku,

dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998).

Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada

dimensi- dimensi sebagai berikut: Dimensi Biologis, Dimensi Kognitif , Dimensi Moral,

Dimensi Psikologis.

Adapun penyebab remaja merokok yaitu: pengaruh orang tua, pengaruh teman, faktor

kepribadian dan pengaruh iklan.

Adapun zat - zat beracun yang terdapat dalam rokok yaitu : komponen gas (85 persen)

dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak,

akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-

etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di dalam rokok. Ada

3 zat yang paling berbahaya yang terkandung di dalam sebatang rokok, yaitu: TAR, Nikotin

dan Karbon Monoksida (CO)

Sedangkan bahaya dan akibat merokok sangat buruk, sebab rokok merusak hampir

seluruh organ tubuh manusia, oleh karena itu merokok dapat menimbulkan berbagai macam

penyakit yang sangat banyak. Dampak merokok terbagi dua, yaitu: Dampak Merokok Jangka

Pendek dan Dampak Merokok Jangka Panjang

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin

meningkatnya masalah merokok yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain : Peran Orangtua,

Peran Guru, Peran Media dan Peran Pemerintah.

3.2. SARAN

Untuk mengatasi masalah merokok pada remaja, selain peran-peran diatas,

masyarakat juga turut mempunyai peran serta dalam mengatasinya. Dan diharapkan setelah

para remaja mengetahui bahaya dari merokok, mereka akan segera menghentikan kebiasaan

merokoknya dan berusaha untuk lebih meningkatkan kesehatan mereka sehingga terhindar

dari bahaya penyakit yang mengancam jiwa mereka.

Remaja dan Rokok 9

Page 10: Remaja Dan Permasalahannya

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson (1999) . Pengantar Psikologi . Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hurlock, E. B (1998) . Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo  & Istiwidayanti .

Jakarta: Erlangga.

Mappiare, A. (1992) . Psikologi Remaja . Surabaya: Usaha Nasional.

BKKBN. 2001. Remaja Mengenai Dirinya . Jakarta. BKKBN

http://www.bps.go.id/

http://freedomofme.multiply.com/journal/item/186/Masih_remaja_kok_sudah_merokok

http://analisadaily.com/

Remaja dan Rokok 10

Page 11: Remaja Dan Permasalahannya

Remaja dan Rokok 11

Page 12: Remaja Dan Permasalahannya

Data seputar rokok - Presentation Transcript

1. DATA SEPUTAR ROKOK REGINA APRILIA XI IPA 6 2. PEMBAHASAN

o DATA : o - JUMLAH PENDUDUK INDONESIA o - JUMLAH PEROKOK INDONESIA o - JUMLAH REMAJA INDONESIA o - JUMLAH REMAJA PEROKOK INDONESIA o ALASAN REMAJA MEROKOK o BAHAYA/AKIBAT MEROKOK o FATWA-FATWA TENTANG HUKUM ROKOK o DIAGRAM DARI DATA KUANTITAS YANG TELAH DIPEROLEH

3. JUMLAH PENDUDUK INDONESIA o Berdasarkan hasil olah final sensus penduduk 2010, menunjukkan jumlah

penduduk Indonesia pada bulan Mei 2010 ialah sebagai berikut : o laki-laki = 119.630.913 jiwa. o perempuan = 118.010.413 jiwa o total = 237.641.326 jiwa

4. JUMLAH PEROKOK INDONESIA o Berdasarkan data Riskesdas 2010 diketahui sekitar 34,7 % penduduk

Indonesia menjadi perokok aktif atau sekitar 82 juta jiwa. o Dan telah menempati urutan ketiga sebagai negara dengan konsumsi rokok

terbesar di dunia. 5. JUMLAH REMAJA INDONESIA

o Jumlah remaja indonesia (10-24 tahun) : Pr = 36,2 juta jiwa Lk = 35,1 juta jiwa Total = 71,3 juta jiwa

6. JUMLAH REMAJA PEROKOK o = 4% x 36,2 juta = 1,5 juta o = 24,1% x 35,1 juta = 8,5 juta o *Total remaja perokok = lebih kurang 10 juta jiwa

7. ALASAN REMAJA MEROKOK o 1. Faktor orang tua dan keluarga. o Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda

yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294). Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.

o 2. Temanku merokok o Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar

teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).

8.

Remaja dan Rokok 12

Page 13: Remaja Dan Permasalahannya

o 3. Pribadiku o Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga

karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).

o 4. Iklan rokok ternyata... o Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok

adalah lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu. 

9. BAHAYA/AKIBAT MEROKOK o Dampak Merokok Jangka Pendek

Meningkatkan noda kuning pada gigi dan jari Meningkatkan tekanan darah Lebih sering sakit tenggorokan Iritasi mata Menyebabkna napas yang tidak enak Memicu serangan asma Menurunkan kemampuan mencium dan merasa Menyebabkan kerutan-kerutan wajah

10.o 2. Dampak Merokok Jangka Panjang

Penyakit jantung dan stroke Kanker paru-paru Kanker mulut Osteoporosis Kerontokan rambut Menimbulkan resiko buruk pada kehamilan

11.o Pertama,  Merokok menimbulkan kemudharatan (bahaya) terhadap kesehatan

si perokok dan orang lain. Allah Swt telah telah melarang kita untuk berbuat kemudharatan, sebagaimana firman-Nya, “ Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan.”  (Al-Baqarah: 195).  

o Nabi saw juga melarang hal demikian sebagaimana sabda beliau, “ Jangan kamu membahayakan dirimu dan jangan pula membahayakan orang lain .” (H.R. Ibnu Majah dan Daruquthni).   Dalam hal ini merokok berbahaya bagi kesehatan si perokok dan orang sekitarnya. Bahkan banyak angka kematian disebabkan karena merokok. Allah Swt berfirman, “ Jangan kalian bunuh diri kalian sendiri, sesungguhnya Allah Maha Penyayang terhadap diri kalian .” (An-Nisa : 29).

FATWA-FATWA TENTANG ROKOK

12.o Kedua , Merokok menimbulkan bau kurang sedap, sehingga mengganggu

orang lain. Menurut ulama, merokok termasuk katagori  khabaits  (keburukan) yang dilarang dalam al-Quran sebagaimana firman Allah swt (ketika menerangkan sifat Nabi saw),  “…dia menghalalkan segala yang baik bagi

Remaja dan Rokok 13

Page 14: Remaja Dan Permasalahannya

mereka dan mengharamkan khabaits (segala yang buruk) bagi mereka. “ (Al-A’raf : 157).

o Rasulullah saw bersabda,  “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak akan menerima kecuali yang baik-baik...”  (HR. Muslim). Rasulullah saw juga melarang kita mengganggu sesama muslim dan menyakiti mereka. Bau rokok sangat mengganggu orang lain.

13.o Ketiga , Merokok dapat menimbulkan kerusakan dan malapetaka seperti

polusi, kebakaran dan sebagainya. Allah Swt melarang kita untuk berbuat kerusakan, “ Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi ini setelah (diciptakan) dengan baik...”  (Al-A’raf: 56). Allah juga mengingatkan bahwa berbagai kerusakan dan bencana di muka bumi ini akibat ulah manusia, sesuai firman-Nya, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”  (Ar-Ruum: 41)

14.o Keempat , Merokok termasuk perbuatan yang mubazir (boros). Perbuatan

mubazir dilarang dan dibenci oleh Allah swt, sebagaimana firman-Nya,  “Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar terhadap Tuhannya.”  (Al-Isra’: 26-27). Hal senada juga ditegaskan oleh Rasulullah saw,  “...Sesungguhnya Allah membenci 3 hal: suka gossip, banyak bertanya, dan menyia-nyia harta .” (H.R. Muslim).

15.o Kelima , Merokok menghamburkan harta tanpa ada manfaatnya. Seorang

muslim diperintahkan untuk meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya. Rasulullah saw bersabda,  “Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya .” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

16. DIAGRAM DARI DATA KUANTITAS YANG TELAH DIPEROLEH o Grafik 1 : jumlah penduduk Indonesia dari tahun 1930-2010

17. Grafik 2: Tingkat konsumsi rokok (dalam Milyar batang) di Indonesia, tahun 2005-2008. Sumber: TCSC-IAKMI, Profil Tembakau Indonesia, Tahun 2009.

18. Grafik 3: Negara-negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia. Sumber:  WHO Report on Global Tobacco Epidemic , 2008, dalam Profil Tembakau Indonesia, 2009.

19. SUMBER : o http:// www.bps.go.id/aboutus.php?sp =0 o http://freedomofme.multiply.com/journal/item/186/

Masih_remaja_kok_sudah_merokok o http://www.hidayatullah.com/read/17323/01/06/2011/rokok:-antara-maqashid-

syari'ah-dan-fatwa-haram.html

Remaja dan Rokok 14

Page 15: Remaja Dan Permasalahannya

baREMAJA DAN PERMASALAHANNYA : BAHAYA MEROKOK, PENYIMPANGAN SEKS PADA REMAJA, DAN BAHAYA PENYALAHGUNAAN MINUMAN KERAS/NARKOBA

1. MASA REMAJA Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998) . Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002) . Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun.  Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang.  Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi- dimensi tersebut Dimensi Biologis Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar.  Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon ( gonadotrophins atau gonadotrophic hormones ) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH) ; dan 2) . Luteinizing Hormone (LH) .  Pada anak perempuan, kedua hormon terse but merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone : dua jenis hormon kewanitaan.  Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll.  Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan den gan tumbuhnya hormon testosterone .   Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.

Dimensi Kognitif Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan opera si formal

Remaja dan Rokok 15

Page 16: Remaja Dan Permasalahannya

(period of formal operations) . Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya.  Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan.  Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri.  Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak banyak menggunakan metode belajar- mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat mereka  lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.

Dimensi Moral Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka.   Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah- masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb.  Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan.  Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya.  Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya "kenyataan" lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya.  Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak. Kemampuan berpikir dalam dimensi moral ( moral reasoning ) pada remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya.  Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan "kenyataan" yang baru.   Perubahan inilah yang seringkali mendasari sikap "pemberontakan" remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat. Misalnya, jika sejak kecil pada seorang anak diterapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa korupsi itu tidak baik. Pada masa remaja ia akan mempertanyakan mengapa dunia sekelilingnya membiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat mungkin korupsi itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu.  Hal ini tentu saja akan

Remaja dan Rokok 16

Page 17: Remaja Dan Permasalahannya

menimbulkan konflik nilai bagi sang remaja. Konflik nilai dalam diri remaja ini lambat laun akan menjadi sebuah masalah besar, jika remaja tidak menemukan jalan keluarnya. Kemungkinan remaja untuk tidak lagi mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua atau pendidik sejak masa kanak-kanak  akan sangat besar jika orangtua atau pendidik tidak mampu memberikan penjelasan yang logis, apalagi jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung penerapan nilai-nilai terse but. Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya.  Orangtua yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik.  Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak dan bersikap kaku akan membuat sang remaja tambah bingung.  Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya.  Ini bisa menjadi berbahaya jika "lingkungan baru" memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang diberikan  oleh orangtua.  Konflik dengan orangtua mungkin akan mulai menajam.

Dimensi Psikologis Masa remaja merupakan masa yang  penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood "senang luar biasa" ke  "sedih luar biasa", sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama.  Perubahan mood ( swing ) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis. Dalam hal kesadaran diri, pada  masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka ( self-awareness ) .  Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri.  Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mere ka dan citra yang direfleksikan ( self-image ) . Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya orang akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra akan membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan "hebat". Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan  remaja akan berkurang dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata.  Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar.   Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat "tidak memikirkan akibat" dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab.  Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati- diri positif pada remaja.  Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan. Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai "seseorang yang baru"; berbagai nasihat dan berbagai cara

Remaja dan Rokok 17

Page 18: Remaja Dan Permasalahannya

akan dicari untuk dicobanya.  Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para "idola"nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada remaja seperti yang telah dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan - kemungkinan perilaku yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang resiko dan berdampak negative pada remaja. Perilaku yang mengundang resiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan alcohol, tembakau dan zat lainnya; aktivitas social yang berganti - ganti pasangan dan perilaku menentang bahaya seperti  balapan, selancar udara, dan layang gan tung (Kaplan dan Sadock, 1997) . Alasan perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam - macam dan berhubungan den gan dinamika fobia balik ( conterphobic dynamic ) , rasa takut dianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika kelompok seperti tekanan teman sebaya.

2. REMAJA DAN ROKOK Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang - orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif  bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs) , untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs) , dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004) . Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya. Penyebab Remaja Merokok 1. Pengaruh 0rangtua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999: 294) .2. Pengaruh teman.

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman- teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991) 3. Faktor Kepribadian.

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999) .

Remaja dan Rokok 18

Page 19: Remaja Dan Permasalahannya

4. Pengaruh Iklan. Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat  remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan terse but. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX, 1991) .

DAFTAR PUSTAKA Atkinson (1999) . Pengantar Psikologi . Jakarta: Penerbit Erlangga. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001) . Buku Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa . Direproduksi oleh Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002. Hurlock, E. B (1998) . Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo  & Istiwidayanti . Jakarta: Erlangga. Kozier, B (1991) . Fundamental of Nursing : Concept, Process, and Practice . Fourth Edition. California : Addison-Wesley Publishing Company. Mappiare, A. (1992) . Psikologi Remaja . Surabaya: Usaha Nasional. Stuart & Sundeen (1998) . Principle and Practice of Psychiatric Nursing . 6 th. Ed. Philadelphia: The C V Mosby. Azwar, S. 2002. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya . Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset Ka plan dan Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis (Edisi ke 7, Jilid 1) . Jakarta. Binarupa Aksara. BKKBN. 2001. Remaja Mengenai Dirinya . Jakarta. BKKBN Dep. Kesehatan RI. 1997. AIDS di Temp at Kerja . Jakarta UNESCO and UNAIDS. 2002 .  HIV/AIDS and Education: A Too/kit for Ministries of Education

Remaja dan Rokok 19

Page 20: Remaja Dan Permasalahannya

MAKALAH BAHAYA MEROKOKBAGI KESEHATAN TUBUHMANUSIA

KATA PENGANTARPuji syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini saya membahas “Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Tubuh”, suatu permasalahan yang sering dilupakan oleh banyak orang. Padahal dapat menimbulakan permasalahan yang cukup besar.Makalah ini sengaja saya buat untuk kembali mengingatkan masyarakat bahwa merokok memiliki efek yang besar bagi kesehatan tubuh.Selain itu semoga setelah membaca makalah ini masyarakat tahu mengapa rokok tidak baik bagi kesehatan tubuh mereka.Dalam proses pendalaman materi bahaya rokok ini, tentunya saya mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya saya sampaikan pada :• Dra. Dwi Emi R. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 3AV• Rekan-rekan yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.Demikian makalah ini saya buat semoga membawa manfaat.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………. iDaftar Isi ………………………………………………………………………….. iiBAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 11. Latar Belakang ……………………………………………………………. 12. Tujuan …………………………………………………………………….. 13. Batasan Masalah ………………………………………………………….. 14. Sistematika Penulisan …………………………………………………….. 2BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………. 31. Umum ……………………………………………………………………... 32. Zat – zat Beracun Yang Terdapat Dalam Rokok dan Dampaknya ……….. 33. Beberapa Penelitian Tentang Rokok ……………………………………… 44. Hambatan …………………………………………………………………. 55. Cara Mengatasi Permasalahan Yang Ada ………………………………… 5BAB III PENUTUP ………………………………………………………………. 61. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 62. Saran ………………………………………………………………………. 6DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………... 7

Remaja dan Rokok 20

Page 21: Remaja Dan Permasalahannya

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia memiliki berbagai macam kebiasaan. Mulai dari berolahraga, membaca, menulis, mengarang,dan sebagainya.Di antara sekian banyak kebiasaan manusia, ada salah satu kebiasaan manusia yang sangat merugikan bagi kesehatan mereka.Anehnya, kebiasaan yang tidak baik ini sering dilakukan oleh masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok.Merokok sendiri bukanlah hal yang dianggap tabu oleh masyarakat kita,meskipun yang melakukannya adalah anak yang masih duduk di bangku sekolah.Hal ini sangat memprihatinkan, karena sebagaimana kita ketahui bahwa di dalam rokok terdapat banyak zat beracun yang nantinya akan mengganggu kesehatan tubuh kita.Untuk itu dengan dibuatnya makalah ini diharapkan warga masyarakat dapat sadar dan segera meninggalkan atau mengurangi kebiasaan mereka yang tidak baik.Karena bagaimanapun juga dampak rokok bagi kesehatan pelaku (perokok aktif) maupun kesehatan orang yang terkena paparan asap rokok perokok aktif (perokok pasif) sangat besar,karena zat beracun yang terkandung di dalamnya.

2. Tujuan

Melihat semakin banyaknya jumlah perokok setiap tahunnya, yang nantinya dampak negatifnya akan kita rasakan juga baik cepat ataupun lambat. Sehingga dengan dibuatnya makalah ini masyarakat diharapkan dapat:a. Mengetahui tentang seluk beluk rokok dan zat racun yang dikandungnyab. Mengetahui seberapa besar dampak rokok bagi kesehatan tubuhc. Mengurangi bahkan berhenti merokok setelah mengetahui dampak yang di timbulkan

3. Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah menjadi lebih fokus dan berbobot, di dalam makalah ini akan membahas “Bahaya rokok bagi kesehatan tbuh kita”.

4. Sistematika Penulisan

Adapun sitematika penulisan makalah ini yaitu: BAB I PENDAHULUANBab ini berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah serta sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan penjelasan – penjelasan tentang “Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Tubuh Kita” yang meliputi zat - zat beracun yang terdapat dalam rokok dan dampaknya,beberapa penelitian tentang rokok,hambatan, dan cara mengatasi permasalahan yang ada.

BAB III PENUTUPBab ini berisikan tentang kesimpulan dari isi makalah dan saran yang saya sampaikan kepada pembaca makalah ini.Semoga membawa manfaat DAFTAR PUSTAKABAB IIPEMBAHASAN

Remaja dan Rokok 21

Page 22: Remaja Dan Permasalahannya

Uraian Umum

1. Umum

Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.Pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri dari kebiasaan ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar belakang depresi.Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari seconhandsmoke yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok atau bisa disebut juga dengan perokok pasif. Rokok tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya yakni tembakau. Di Indonesia tembakau ditambah cengkeh dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa dan tambakau tanpa asap (tembakau kunyah).Dari hari ke hari jumlah perokok kian bertamabah. Hal inilah yang nantinya akan membuat suatu malapetaka yang besar bagi kesehatan tubuh kita.

2. Zat - zat Beracun Yang Terdapat Dalam Rokok dan DampaknyaSebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di dalam rokok. Tapi diantara zat – zat yang disebutkan tadi, ada 3 zat yang paling berbahaya yang terkandung di dalam sebatang rokok. Zat – zat itu adalah:

a. TarZat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru - paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru - paru ( penyakit maut yang hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan perokok ).Racun kimia dalam TAR juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di urine.TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker kantung kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel - sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.

b. NikotinAdalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi sistem syaraf, mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal ) , sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung.Selain itu zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti orang, karena dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan

Remaja dan Rokok 22

Page 23: Remaja Dan Permasalahannya

akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.

c. Karbon Monoksida (CO)Zat ini dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel - sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.Selain itu, karbonmonoksida memudahkan penumpukan zat - zat penyumbat pembuluh nadi, yang dapat menyebabkan serangan jantung yang fatal selain itu juga dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah di kaki.Efek terakhir ini membuat para wanita perokok lebih beresiko ( daripada wanita non perokok ) mendapat efek samping berbahaya bila meminum pil kontrasepsi ( pil KB).Karena itulah sebabnya mengapa para dokter kandungan ( ginekolog ) umumnya segan memberi pil KB pada wanita yang merokok.

3. Beberapa Penelitian Tentang RokokMenurut Menteri Kesahatan Indonesia Tahun 2004 Bapak Dr. Achmad Sujudi, kebiasaan merokok di Indonesia cenderung meningkat. Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) penduduk Indonesia usia dewasa yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 31,6%. Dengan besarnya jumlah dan tingginya presentase penduduk yang mempunyai kebiasaan merokok, Indonesia merupakan konsumen rokok tertinggi kelima di dunia dengan jumlah rokok yang dikonsumsi (dibakar) pada tahun 2002 sebanyak 182 milyar batang rokok setiap tahunnya setelah Republik Rakyat China (1.697.291milyar), Amerika Serikat (463,504 milyar),Rusia (375.000 milyar) dan Jepang (299.085 milyar).Selain itu, dalam laporan yang baru saja dikeluarkan WHO berjudul “Tobacco and Poverty : A Vicious Cycle atau Tembakau dan Kemiskinan : Sebuah Lingkaran Setan” dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia tanggal 31 Mei 2004, membuktikan bahwa perokok yang paling banyak adalah kelompok masyarakat miskin. Bahkan di negara-negara maju sekalipun, jumlah perokok terbanyak berasal dari kelompok masyarakat bawah. Mereka pula yang memiliki beban ekonomi dan kesehatan yang terberat akibat kecanduan rokok. Dari sekitar 1,3 milyar perokok di seluruh dunia, 84% diantaranya di negara – negara berkembang.Hasil penelitian itu juga menemukan bahwa jumlah perokok terbanyak di Madras, India justru berasal dari kelompok masyarakat buta huruf. Kemudian riset lain membuktikan bahwa kelompok masyarakat termiskin di Bangladesh menghabiskan hampir 10 kali lipat penghasilannya untuk tembakau dibandingkan untuk kebutuhan pendidikan. Lalu penelitian di 3 provinsi Vietnam menemukan, perokok menghabiskan 3,6 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan untuk pendidikan, 2,5 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan dengan pakaian dan 1,9 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan untuk biaya kesehatan.

4. HambatanDalam prakteknya di lapangan, tidak mudah untuk menerapkan peraturan yang melarang tentang merokok. Karena hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu: Masih minimnya kesadaran masyarakat akan bahaya rokok bagi kesehatan tubuh mereka, sehingga sulit diadakannya pembinaan untuk mereka. Kurangnya sosialisasi dari instansi terkait mengenai bahaya merokok, sehingga masyarakat tidak tahu seberapa besar bahaya rokok bagi kesehatan mereka. Kurang ketatnya pengawasan terhadap peredaran rokok di negara kita, sehingga jumlah produsen rokok meningkat.

5. Cara Mengatasi Permasalahan Yang AdaBeberapa cara yang dapat kita lakukan supaya kit adapt terhindar dari bahaya asap rokok adalah sebagai berikut :

Remaja dan Rokok 23

Page 24: Remaja Dan Permasalahannya

a. Tarbiyah atau pedidikan keimanan yang sungguh – sungguh untuk setiap individu masyarakat agar mereka sadar betapa bahaynya menghisap rokok.b. Adanya teladan yang baik bagi sang anak baik di rumah, di sekolah, maupun di sekitar lingkungannya.c. Melarang Oknum guru untuk merokok di depan siswa saat mengajar.Mengapa? karena kita ketahui bahwa tugas guru adalah sebagai suri tauladan bagi siswanya di sekolah. Jadi wajar saja kalau guru harus memberi contoh yang baik bagi siswanya.d. Penyuluhan yang gencar dan intensif dari Instansi terkait. Dengan jalan ini diharapkan jumlah perokok akan berkurang, karena mereka memperoleh pengetahuan langsung tentang bahaya rokok bagi kesehatan mereka.e. Menciptakan Undang – Undang seperti yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang larangan merokok di tempat umum seperti sekolah, rumah sakit, taman bermain, dan sebagainya. Dan bagi yang melanggar akan dikenakan sangsi atau denda sejumlah 50ribu rupiah.f. Menyebarluaskan fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) tentang haramnya rokok. Karena dengan jalan ini masyarakat akan berfikir lagi untuk merokok.

BAB IIIPENUTUP1. Kesimpulan

Melihat kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan rokok itu lebih banyak mudharatnya (dampak negatifnya) dari pada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiakan terus berlangsung, maka akan mengakibatkan permasalahan yang serius pada kesehatan tubuh manusia. Dan seharusnya masyarakat sadar akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh mereka.Namun hal itu masih sulit dilakukan di Indonesia.

2. Saran

Setelah membaca makalah ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.

DAFTAR PUSTAKA

1. Amalia,http://www.pdgionline.com/web/index.php?option=content&task=view&id=310&Itemid=12. Tempo,Interaktif Jakarta3. www.google.com

Remaja dan Rokok 24

Page 25: Remaja Dan Permasalahannya

24 penyakit akibat rokok

Rokok memiliki dampak yang sangat buruk, sebab rokok merusak hampir seluruh organ tubuh manusia, oleh karena itu merokok dapat menimbulkan berbagai macam penyakit yang sangat banyak, sedikitnya ada 24 penyakit yang fatal, misalnya kanker dan penyakit jantung. Dampak buruk merokok bagi kesehatan ini biasanya akan muncul dalam jangka waktu yang lama, di atas 5 tahun. Produk tembakau khususnya rokok dapat berbentuk sigaret, kretek, cerutu, lintingan, menggunakan pipa, tembakau yang disedot, ataupun tembakau tanpa asap.

Di dalam daftar di bawah diuraikan berbagai macam penyakit dan bagian-bagian tubuh yang dapat dipengaruhi oleh efek buruk merokok. Pria atau wanita yang merokok menghadapi resiko buruk yang sama, yaitu kematian. Selain itu ada resiko yang khusus bagi wanita yaitu terganggunya fungsi reproduksi.

Sampai saat ini tidak ditemukan satupun akibat baik dari menghisap rokok. Karena dampaknya yang sangat buruk bahkan dari kalangan agama pun sepakat untuk ikut mengurangi kebiasaan merokok di masyarakat, yaitu dengan mengeluarkan rekomendasi pelarangan merokok.

Berikut adalah penyakit-penyakit dan gangguan kesehatan pada organ tubuh yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.

Kanker :

Paru-paru (lung cancer) Oral cavity Pharynx Larynx Oesophagus (squamous cell carcinoma) Oesophagus (adenocarcinoma) Pancreas Urinary bladder Renal pelvis Kidney (renal cell carcinoma) Stomach Uterine cervix Granulocytic cells of bone marrow (myeoloid leukaemia) Nasal cavities Nasal sinuses Liver

Sistem Pernafasan :

Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) Acute respiratory illnesses including pneumonia Premature onset of and an accelerated decline in lung function All major respiratory symptoms in adults, including coughing, phlegm, wheezing &

dyspnoea

Remaja dan Rokok 25

Page 26: Remaja Dan Permasalahannya

Poor asthma control

Sistem Kardiovaskular :

Coronary heart disease (CHD) Cerebrovascula disease Aortic aneurysm Peripheral arteria

Penyakit lainnya :

Gastric ulcer Cataract Periodontitis Duodenal ulcer Adverse surgical outcomes related to wound healing and respiratory complications Hip fracture Reduced fertility in females Crohn's disease Age-related macular degeneration Tobacco amblyopia Osteoporosis

Gangguan sistem pernafasan khusus pada bayi / anak, yang ibunya merokok:

Impaired lung growth Early-onset of lung function decline Respiratory symptoms including coughing, phlegm, wheezing dyspnoea Asthma-related symptoms (wheezing)

Sistem Reproduksi Wanita :

Pregnancy complications Preterm delivery and shortened gestation Foetal growth restrictions and low birth weight Sudden infant death syndrome (SIDS)

diolah dari: Tobacco or Health in The European Union 2004

Beragam Penyakit Mengancam Kehidupan Manusia Akibat Merokok

Dampak positif dari merokok belum ditemukan di dalam sebuah artikel atau opini publik kecuali keuntungan bagi produsen dan pedagangnya. Yang ada adalah himbauan dan seruan dari berbagai pihak untuk menghindari yang namanya rokok. Namun demikian, sampai hari

Remaja dan Rokok 26

Page 27: Remaja Dan Permasalahannya

ini, meskipun sudah banyak himbauan dan peringatan akan bahaya merokok, tetapi tetap saja banyak orang di muka bumi ini yang merokok.

Padahal, semua orang tahu bahwa dampak negatif dari merokok sangat banyak dan beragam bagi kesehatan tubuh manusia. Seperti kandungan tar, nikotin, zat, dan gas kimia dalam rokok sudah menjadi rahasia umum berpotensi membenihkan sekian penyakit. Di bungkusnya saja sudah ada peringatan.

Di pasaran saat ini banyak juga ditemui rokok yang mengklaim produknya memiliki kandungan tar dan nikotin lebih rendah. Tetapi tetap saja gas yang ditimbulkan sebagai efek samping merokok berpotensi membahayakan bagi si perokok (aktif) dan bagi orang di sekitarnya (pasif).

Menurut penelitian ada 10 tipe kanker yang disebabkan oleh rokok. Selain itu disebutkan juga bahwa pria perokok akan meninggal 13,2 tahun lebih muda dibandingkan yang bukan perokok sedangkan wanita perokok meninggal 14,5 tahun lebih muda.

Merokok dapat menyebabkan kanker mulut, pita suara, dan esofagus. Wanita perokok memiliki kemungkinan 13 kali lebih tinggi kena kanker paru paru dibanding yang tidak merokok. Sedangkan pria perokok 23 kali lebih tinggi terkena kanker paru paru dibanding yang tidak merokok.

Kanker perut dan lambung, kanker ginjal, kanker pankreas, bila fatal dapat menyebabkan diabetes mellitus, kencing manis, kanker leher rahim, kanker darah atau leukemia.

Perokok berisiko 3 kali lebih tinggi menderita katarak yang dapat menyebabkan kebutaan. Rokok dapat menjadi penyebab utama terjadinya stroke dan kerusakan otak. Perokok berisiko 10 kali lebih tinggi menderita periodontitis (gusi terbakar yang mengarah ke infeksi) sehingga dapat merusak jaringan halus dari tulang.

Dampak lainnya dapat terjadi pneumonia, bronchitis, asma, batuk kronis, gagal jantung, serangan jantung, hipertensi, dan stroke. Kemandulan, bayi lahir prematur, bayi lahir berat badan kurang (BBLR), dan gangguan pernapasan.

Untuk mencegah dampak buruk dari masuk dan tertimbunnya bahan berbahaya rokok ke dalam saluran pernapasan, sebaiknya perokok mengonsumsi sumber-sumber klorofil dan antioksidan secara teratur. Tidak lupa tentunya saran yang paling tepat adalah mulai berubah, mengurangi, dan menghilangkan kebiasaan hidup yang kurang baik seperti merokok.

Selain perokok, di negeri kita tercinta ini jumlah perokok pasif ternyata sangat banyak. Survei sosial ekonomi nasional tahun 2001 menunjukkan, 91,8 persen penduduk mengaku merokok di rumah ketika sedang bersama keluarganya. Akibatnya, 97,5 juta orang dengan mudah mengisap asap rokok di rumah. Dari jumlah itu, 43 juta diantaranya adalah bayi hingga anak-anak berusia 14 tahun.

Merokok merupakan perilaku adiksi yang telah mewabah secara global dan endemis di Indonesia. Ini menjadikan masalah bersama yang perlu ditanggulangi.

Sebagian besar keluarga di Indonesia mempunyai anggota keluarga yang pernah atau sedang menjadi perokok aktif. Bila perilaku merokok menjadi adiktif pada salah satu anggota

Remaja dan Rokok 27

Page 28: Remaja Dan Permasalahannya

keluarga, maka anggota keluarga yang lain akan terkena dampak buruknya, termasuk janin yang masih di dalam kandungan.

Karena itu, jika Anda seorang perokok, maka berhenti merokok merupakan langkah yang sangat terpuji. Ini artinya, Anda tak hanya menyayangi diri Anda sendiri, tapi juga menyayangi sesama. Memang, tidak mudah bagi orang yang sudah kecanduan rokok untuk menghentikan kebiasaan buruk ini. Banyak kalangan sampai hari ini tidak pernah patah arang untuk mengingatkan orang agar menghindari rokok.

Berhenti MerokokMerasa sulit berhenti merokok, banyak perokok yang berusaha mengurangi bahaya rokok dengan beralih ke rokok rendah tar. Mereka menganggap, rokok jenis ini memiliki risiko yang lebih ringan terhadap kesehatan, atau dengan kata lain, rokok rendah tar merupakan rokok yang ‘ramah’ terhadap kesehatan. Tapi benarkah rokok rendah tar lebih aman? Sejauh ini, belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa rokok rendah tar menurunkan risiko gangguan terhadap kesehatan.

Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan? Rasanya, tak ada pilihan yang lebih baik kecuali berhenti merokok. Karena, banyak manfaat yang akan Anda peroleh jika berhenti merokok. Salah satunya, kualitas dan kuantitas hidup Anda akan meningkat. Begitu pun kualitas dan kuantitas hidup orang-orang yang tinggal bersama Anda, akan meningkat pula. Ini bisa dipahami karena mereka yang selama ini terpaksa ikut mengisap asap rokok dari Anda, kini terbebas dari asap berbahaya itu.

Bagi masyarakat, hal itu akan mengurangi pengeluaran biaya pengobatan penyakit akibat rokok, serta mengurangi mangkir karena sakit akibat rokok.

Diantara zat kimia itu yang terpenting dan sudah ada kaitannya dengan penyakit adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.

Tar sebagai getah tembakau adalah zat berwarna coklat berisi berbagai jenis hidrokarbon aromatik polisiklik, amin aromatik, dan N-nitrosamine. Tar yang dihasilkan asap rokok akan menimbulkan iritasi pada saluran napas, menyebabkan bronchitis, kanker nasofaring, dan kanker paru.

KankerNikotin adalah bahan alkaloid toksik yang merupakan senyawa amin tersier, bersifat basa lemah dengan pH 8,0. Pada pH fisiologis, sebanyak 31% nikotin berbentuk bukan ion dan dapat melalui membran sel. Asap rokok pada umumnya bersifat asam (pH 5,5). Pada pH ini nikotin berada dalam bentuk ion dan tidak dapat melewati membran secara cepat sehingga di mukosa pipi hanya terjadi sedikit absorpsi nikotin dari asap rokok.

Pada perokok yang menggunakan pipa, cerutu dan berbagai macam sigaret Eropa, asap rokok bersifat basa dengan pH 8,5 dan nikotin pada umumnya tidak dalam bentuk ion dan dapat diabsorpsi dengan baik melalui mulut.

Nikotin juga berpengaruh terhadap pembuluh darah yakni merusak endotel pembuluh darah dan terhadap trombosit dengan meningkatkan agregasi trombosit. Nikotin diduga sebagai penyebab ketagihan merokok.

Remaja dan Rokok 28

Page 29: Remaja Dan Permasalahannya

Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang mempunyai afinitas kuat terhadap hemoglobin pada sel darah merah, sehingga membentuk karboksi hemoglobin mencapai tingkat tertentu akan dapat menyebabkan kematian.

Akibat buruk dari kebiasaan merokok bagi kesehatan menurut salah satu penelitian kohort prospektif oleh Doll & Hill di Inggris tahun 1951, yang berlangsung hingga tahun 1990-an. Penelitian melibatkan 34.439 dokter sebagai responden, sepuluh ribu responden tersebut telah meninggal dunia dalam periode 20 tahun pertama penelitian (1951-1971).

Sementara 10.000 orang lainnya meninggal dalam 20 tahun kedua (1971-1991) sejak penelitian itu sampai tahun 1990 ada sekitar 50 juta orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok. Sedangkan dari tahun 1995 sampai tahun 2000 diperkirakan ada setidaknya 15 juta orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok. Doll dan Hill melaporkan penyakit yang disebabkan oleh merokok, antara lain: kanker paru, kanker esofagus, kanker saluran napas lainnya, bronchitis kronik, dan emfisema, penyakit jantung paru.

Weir dan Dunn melaporkan hasil penelitian terhadap 68.153 laki-laki dan mendapatkan risiko yang lebih tinggi pada perokok untuk mendapatkan kanker paru, kanker mulut, kanker laring, kanker esophagus. Penyakit lain yang berhubungan dengan merokok ialah ulkus peptikum, emfisema, aneurisma, arteriosclerosis.

Kebiasaan merokok akan memepercepat penurunan faal paru. Penurunan volume ekspirasi paksa detik 1 (VEP 1), pertahun adalah 28,7 ml, 38,4 ml dari 41,7 ml masing-masing untuk nonperokok, bekas perokok dan perokok aktif.

Kebiasaan merokok mempengaruhi terjadinya penyakit paru akibat kerja seperti fibrosis paru akibat paparan aluminium, paparan radon, polimer FUME fever. Pengaruh asap rokok dapat lebih besar daripada pengaruh debu tambang. Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh buruk debu hanya sekitar sepertiga dari pengaruh buruk rokok.

Sumber: dikutip dari harian analisa (analisadaily.com)

Remaja dan Rokok 29

Page 30: Remaja Dan Permasalahannya

Remaja dan Rokok 30