resus tht ibud
TRANSCRIPT
REFLEKSI KASUS
KASUS
Laki – laki usia 50 tahun, datang mengeluh pusing berputar yang dirasa memburuk
setiap pasien merubah posisi duduk atau membuka mata, gejala ini disertai nyeri pada telinga
kanan dan telinga kanan berdengung. Dua minggu sebelum keluhan muncul, pasien
mengalami batuk pilek yang sembuh dengan sendirinya. Demam (-) makan minum sulit,
nyeri perut ulu hati (+), belum BAB 5 hari namun BAK normal seperti biasa.
Kesadaran compos mentis, lemah, tekanan darah 110/ 70 mmHg, Nadi 96x/ menit, Frekuensi
pernafasan 31x/ menit, suhu tubuh 360C. Pemeriksaan kepala menunjukkan adanya serumen
dan hiperemis pada canalis acustikus externus dan membran timpani telinga kanan, nyeri
tekan tragus dan mastoid kanan positif. Tidak teraba adanya pembesaran limfonodi. Hasil
pemeriksaan yang lain ditemukan dalam batas normal.
DIAGNOSIS
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, ditegakkan diagnosis kerja vertigo et causa Otitis
Media Akut
Masalah yang dikaji
Apakah pada kasus ini sudah tepat diagnosisnya? Termasuk vertigo sentral atau perifer?
NAMA RIBUD ANGGORO
NIM 20050310019
STASE THT
DISKUSI
Otitis Media Akut adalah infeksi sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah oleh
bakteri atau virus. Dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering ditemukan pada anak –
anak terutama pada usia 3 bulan – 3 tahun. Penyebab utama otitis media akut adalah
masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril. Paling
sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba eustachii seperti obstruksi yang disebabkan oleh
infeksi saluran pernafasan atas, inflamasi jaringan disekitarnya (eg : sinusitis, hipertrofi
adenoid) atau reaksi alergik ( eg : rhinitis alergika). Bakteri yang umum ditemukan sebagai
organisme penyebab adalah Streptococcus peneumoniae, Hemophylus influenzae,
Streptococcus pyogenes, dan Moraxella catarrhalis
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan
sekitarnya dengan gejala lain yang timbul. Terutama dari jaringan autonomic yang
disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit.
Pada gangguan ini biasanya terjadi disfungsi tuba eustachii seperti obstruksi yang diakibatkan
oleh infeksi saluran nafas atas, sehingga timbul tekanan negative di telinga tengah.
Sebaliknya, terdapat gangguan drainase cairan telinga tengah dan kemungkinan refluks
sekresi esophagus ke daerah ini yang secara normal bersifat steril. Cara masuk bakteri pada
kebanyakan pasien kemungkinan melalui tuba eustachii akibat kontaminasi secret dalam
nasofaring. Bakteri juga dapat masuk telinga tengah bila ada perforasi membran tymphani.
Eksudat purulen biasanya ada dalam telinga tengah dan mengakibatkan kehilangan
pendengaran konduktif.
Dari patofisiologi diatas, ketidakseimbangan tekanan di telinga tengah dan akumulasi
cairan serosa maupun pus oleh proses perkembangan bakteri adalah penyebab terjadinya
vertigo. Tekanan yang tinggi dan akumulasi cairan di telinga tengah menyebabkan sel – sel
rambut kinosilium dari macula utrikulus dan sacculus tersensitisasi tidak sesuai dengan
gerakan atau posisi tubuh, sehingga efek sensitisasi acak dan sensitisasi berlebih ini
menimbulkan interpretasi keseimbangan yang kacau oleh otak. Ini yang menyebabkan
terjadinya vertigo pada anak yang menderita Otitis Media Akut (OMA). Gejalanya khas
karena penderita merasakan pusing berputar akibat kacaunya interpretasi keseimbangan.
Dalam proses diagnosis diperlukan ketrampilan untuk membedakan vertigo akibat
kerusakan perifer dibandingkan dengan kerusakan sentral untuk menentukan penatalaksanaan
lanjutan yang tepat. Berikut ini adalah cara mengenali dan membedakan gejala vertigo perifer
(akibat gangguan pada organ keseimbangan di telinga) dengan vertigo sentral (akibat
gangguan pada organ penginterpretasi keseimbangan di otak):
Vertigo perifer bersifat akut, sedangkan vertigo sentral beronset kronis atau perlahan
(gradual). Dengan kata lain, durasi gejala pada vertigo perifer terjadi dalam hitungan menit,
harian, mingguan namun berulang (recurrent). Penyebab umum vertigo perifer adalah infeksi
(ex: labyrinthis, Meniere’s, neuronitis, iskemia, trauma maupun toksin). Sedangkan penyebab
umum vertigo sentral adalah vaskuler, demyelinating, neoplasma. Intensitas vertigo perifer
sedang hingga berat, sedangkan vertigo sentral intensitasnya ringan hingga sedang. Mual
(nausea) dan muntah (vomiting) umumnya terjadi pada vertigo perifer dan jarang pada
vertigo sentral. Vertigo perifer umumnya berhubungan dengan posisi (positionally related)
sehingga pasien merasa lebih takut untuk bergerak atau mengubah posisi, sedangkan vertigo
sentral jarang berhubungan dengan posisi. Kehilangan pendengaran (hearing loss) hingga
ketulian (deafness) umumnya terjadi pada vertigo perifer dan jarang pada vertigo sentral.
Tinittus (telinga berdengung) seringkali menyertai vertigo perifer begitu pula dengan
pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya nyeri tekan tragus atau mastoid, sedangkan
pada vertigo sentral biasanya jarang disertai tinittus. Pada vertigo perifer tidak ditemukan
defisit neurologis. Sifat nystagmus (usaha koreksi bola mata) pada vertigo perifer adalah
fatigabel, berputar (rotary), atau horizontal dan dihambat oleh fiksasi okuler, sedangkan
sifat nystagmus pada vertigo sentral adalah non-fatigabel, banyak arah (multidirectional), dan
tidak dihambat oleh fiksasi okuler.
KESIMPULAN
Otitis Media Akut (OMA) adalah infeksi sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah
oleh bakteri atau virus. Dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering ditemukan pada
anak – anak terutama pada usia 3 bulan – 3 tahun. Kejadian Otitis Media Akut sangat
dikaitkan dengan adanya riwayat Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) karena penyebab
utama penyakit ini adalah masuknya bakteri patogenik ke telinga tengah melalui ISPA. Salah
satu manifestasi klinis OMA yaitu vertigo perifer. Dalam proses diagnosis diperlukan
ketrampilan untuk membedakan vertigo akibat kerusakan perifer dibandingkan dengan
kerusakan sentral untuk menentukan penatalaksanaan lanjutan yang tepat. Vertigo perifer
dijumpai akut, penyebabnya lebih sering infeksi, intensitasnya sedang – berat, disertai mual
muntah, berhubungan dengan posisi, tinittus dan hearing loss, tidak dijumpai defisit
neurologis dan sifat nystagmusnya fatigable, rotary dan horizontal serta dihambat fiksasi
okuler. Vertigo sentral dijumpai kronis, karena penyakit sistemik, intensitasnya ringan –
sedang, jarang disertai mual muntah, dan tidak berhubungan dengan posisi, tinittus,
dan hearing loss, dan sering dijumpai defisit neurologis.
KEPUSTAKAAN
1. Guyton and Hall, “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi9”, 1997, Jakarta: EGC
2. Mohd. Wasern MD, “Otitis Media: overview, pediatric”, diakses
dari http://emedicine.medscape.com/article/994656-overview pada tanggal 27 juli 2009
3. Debbie A. Eaton MD,et al, ”Complication Otitis Media – overview”, diakses
dari http://emedicine.medscape.com/article/860323-overviewpada tanggal 27 juli 2009
4. Moses, Scott. 2008. Otitis Media. Accessed: www.fpnotebook.com.
5. Djaafar, ZA. 2006. Kelainan Telinga Tengah. Dalam: Telinga Hidung Tenggorokan
cetakan ke-5. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.