suatu tinjauan : ekonomi, infrastruktur, budaya dan ... tavip agus r msi.pdftingkat pengangguran...

31
Suatu tinjauan : ekonomi, infrastruktur, budaya dan kesejahteraan masyarakat Oleh : Tavip Agus R (Kepala Bappeda DIY)

Upload: buidung

Post on 03-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Suatu tinjauan :

ekonomi, infrastruktur, budaya dan

kesejahteraan masyarakat

Oleh : Tavip Agus R (Kepala Bappeda DIY)

KINERJA PEMBANGUNAN

2

PERKEMBANGAN ASPEK IDI DIY

2009-2016 :

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI)

PERKEMBANGAN VARIABEL IDI DIY 2015-2016 :

75,93 76,15 76,44 76,8177,59

67,09 67,7 68,31 68,969,55

2011 2012 2013 2014 2015

DIY Nasional

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI, TAHUN 2015Provinsi 2010 2011 2012 2013 2014

Aceh 67.09 67.45 67.81 68.30 68.81

Sumatera Utara 67.09 67.34 67.74 68.36 68.87

Sumatera Barat 67.25 67.81 68.36 68.91 69.36

Riau 68.65 68.90 69.15 69.91 70.33

Jambi 65.39 66.14 66.94 67.76 68.24

Sumatera Selatan 64.44 65.12 65.79 66.16 66.75

Bengkulu 65.35 65.96 66.61 67.50 68.06

Lampung 63.71 64.20 64.87 65.73 66.42

Kep. Bangka Belitung 66.02 66.59 67.21 67.92 68.27

Kepulauan Riau 71.13 71.61 72.36 73.02 73.40

Dki Jakarta 76.31 76.98 77.53 78.08 78.39

Jawa Barat 66.15 66.67 67.32 68.25 68.80

Jawa Tengah 66.08 66.64 67.21 68.02 68.78

Daerah Istimewa Yogyakarta 75.37 75.93 76.15 76.44 76.81

Jawa Timur 65.36 66.06 66.74 67.55 68.14

Banten 67.54 68.22 68.92 69.47 69.89

Bali 70.10 70.87 71.62 72.09 72.48

Nusa Tenggara Barat 61.16 62.14 62.98 63.76 64.31

Nusa Tenggara Timur 59.21 60.24 60.81 61.68 62.26

Kalimantan Barat 61.97 62.35 63.41 64.30 64.89

Kalimantan Tengah 65.96 66.38 66.66 67.41 67.77

Kalimantan Selatan 65.20 65.89 66.68 67.17 67.63

Kalimantan Timur 71.31 72.02 72.62 73.21 73.82

Kalimantan Utara 0.00 0.00 0.00 67.99 68.64

Sulawesi Utara 67.83 68.31 69.04 69.49 69.96

Sulawesi Tengah 63.29 64.27 65.00 65.79 66.43

Sulawesi Selatan 66.00 66.65 67.26 67.92 68.49

Sulawesi Tenggara 65.99 66.52 67.07 67.55 68.07

Gorontalo 62.65 63.48 64.16 64.70 65.17

Sulawesi Barat 59.74 60.63 61.01 61.53 62.24

Maluku 64.27 64.75 65.43 66.09 66.74

Maluku Utara 62.79 63.19 63.93 64.78 65.18

Papua Barat 59.60 59.90 60.30 60.91 61.28

Papua 54.45 55.01 55.55 56.25 56.75

Indonesia 66.53 67.09 67.70 68.31 68.90

IPM PROVINSI DI INDONESIA

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI

2010-2014

SUMBER: STATISTIK INDONESIA, 2016

CAPAIAN KINERJA :Perekonomian Daerah

melaluiSemangat Kerakyatan,

Inovatif, Kreatif

20122013

20142015

2016

0,43

0,44

0,42

0,43 0,43

6,0

5,6

5,0 4,9 5,05,4 5,5 5,2

5,0 5,1

2012 2013 2014 2015 2016

Nasional DIY

PERTUMBUHAN EKONOMI DIY & NASIONAL

Tahun dasar 2000Tahun dasar 2010

20,18

21,04

21,87

22,68

23,57

2012 2013 2014 2015 2016

Pendapatan per kapita : cenderung meningkat

Tahun dasar 2010

Indeks ketimpangan pendapatan : cenderung stagnan

20122013

20142015

2016

0,4701

0,4530,4515

0,4480

0,4688

Indeks ketimpangan wilayah : mengalami kenaikan

Dalam juta rupiah

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) DIY dan Nasional 2013-2017 (%) :• Tingkat pengangguran terbuka DIY selalu di

bawah tingkat pengangguran nasional. Pencapaian yang baik ini tidak terlepas dariupaya yang dilakukan pemerintah dalammembekali para angkatan kerja

• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) untuk usia muda cenderung dominan di DIY (dominan perempuan)

• Adapun dalam perspektif pendidikan, TPT didominasi lulusan SLTA dan PT, dengan konsentrasi pada daerah perkotaan

3,3 3,3

4,1

2,7 2,8

6,3 5,9 5,8

5,5 5,3

2013 2014 2015 2016 2017*

DIY Nasional

Angka Pengangguran

Kel. Umur L P L+P

15-19 5,29 4,83 5,10

20-24 6,67 15,81 10,86

25-29 3,93 4,95 4,35

30-34 3,08 0 1,82

35-39 1,41 0 0,81

40-44 2,69 0 1,45

45-49 1,47 1,56 1,51

50+ 2,09 1,46 1,80

Total 2,86 2,81 2,84

Pendidikan Kota Desa Kota+Desa

< SD 6,07 0 3,27

SD 0 0 0

SLTP 0,79 1,91 1,29

SLTA 4,89 1,87 4,32

PT 3,34 4,21 2,43

Total 3,56 1,20 2,84

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) DIY Februari 2017 :

7

0

5

10

15

20

25

30

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

5,000

Ace

hSu

mat

era

Uta

raSu

mat

era

Bar

atR

iau

Jam

bi

Sum

ater

a Se

lata

nB

engk

ulu

Lam

pu

ng

Kep

Ban

gka

Bel

itu

ng

Kep

ula

uan

Ria

uD

KI J

akar

taJa

wa

Bar

atJa

wa

Ten

gah

D.I

Yogy

akar

taJa

wa

Tim

ur

Ban

ten

B A

L I

Nu

sa T

engg

ara

Bar

atN

usa

Ten

ggar

a Ti

mu

rK

alim

anta

n B

arat

Kal

iman

tan

Ten

gah

Kal

iman

tan

Sel

atan

Kal

iman

tan

Tim

ur

Kal

iman

tan

Uta

raSu

law

esi U

tara

Sula

wes

i Ten

gah

Sula

wes

i Sel

atan

Sula

wes

i Ten

ggar

aG

oro

nta

loSu

law

esi B

arat

Mal

uku

Mal

uku

Uta

raP

apu

a B

arat

Pap

ua

Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa) Tingkat Kemiskinan (Persen)

Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Tahun 2016*

TINGKAT KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN

7.95

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,800,000

2,000,000

Ace

hSu

mat

era

Uta

raSu

mat

era

Bar

atR

iau

Jam

bi

Sum

ater

a Se

lata

nB

en

gku

luLa

mp

un

gK

ep

Ban

gka

Be

litu

ng

Ke

pu

lau

an R

iau

DK

I Jak

arta

Jaw

a B

arat

Jaw

a Te

nga

hD

.I Yo

gyak

arta

Jaw

a Ti

mu

rB

ante

nB

A L

IN

usa

Ten

ggar

a B

arat

Nu

sa T

engg

ara

Tim

ur

Kal

iman

tan

Bar

atK

alim

anta

n T

en

gah

Kal

iman

tan

Sel

atan

Kal

iman

tan

Tim

ur

Kal

iman

tan

Uta

raSu

law

esi

Uta

raSu

law

esi

Ten

gah

Sula

we

si S

elat

anSu

law

esi

Ten

ggar

aG

oro

nta

loSu

law

esi

Bar

atM

alu

kuM

alu

ku U

tara

Pap

ua

Bar

atP

apu

a

Jumlah Pengangguran (Jiwa) TPT (Persen)

Jumlah Pengangguran dan TPT Tahun 2016*

* Kondisi Maret * Kondisi Februari

Tingkat Kemiskinan Secara persentase, tingkat kemiskinan tertinggi berada di wilayah timur Indonesia (Maluku dan Papua). Namun berdasarkan jumlah,

penduduk miskin terkonsentrasi di wilayah Jawa. Tingkat Pengangguran Jumlah pengangguran terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Ketimpangan pendapatan

• Persentase penduduk miskin DIY tahun 2012-2017 mengalami penurunan. Namun dari sisijumlah masih terdapat peningkatanpenduduk miskin. Tercatat pada tahun 2016, terdapat 488.530 penduduk miskin di DIY

• Jumlah penduduk miskin sejak tahun 2012 hingga saat ini cenderung menurun. Adapun daerah dengan jumlah penduduk miskin yang cukup tinggi adalah : Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo

568,05 568,35 565,73 553,07 541,95 544,87 532,59 550,23 485,56 494,94 488,83 488,53

16,14 16,05 15,88 15,43 15,03 15,00 14,55 14,91

13,16 13,34 13,10 13,02

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Sept.2011

Mar.2012

Sept.2012

Mar.2013

Sept.2013

Mar.2014

Sept.2014

Mar.2015

Sept.2015

Mar.2016

Sept.2016

Mar.2017

440

460

480

500

520

540

560

580

Pend. Miskin (000) Pend. Miskin (%)

Angka Kemiskinan

TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI DI INDONESIA

SUMBER: STATISTIK INDONESIA 2016, DIOLAH

TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015

0

5

10

15

20

25

30

%

Tingkat KemiskinanTINGKAT KEMISKINAN PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015

VISI GUBERNUR

Kualitas hidup, kehidupan, penghidupan masy

Kualitas & keragaman perekonomian masy

Harmoni masy dan birokrasi

Tata dan perilaku yang demokratis

Perilaku bermartabat ASN

Kemampuan & ketrampilan SDM yg berdaya saing

Penguatan ekonomi berbasis sumberdaya lokal (keunikan teritori)

Atas dasar toleransi, tenggang rasa, kesantunan & kebersamn

Mewujudkan sistem tatakelola pemerintahan yang baik

Atas dasar tegaknya nilai nilai integritas

ARAH PEMBANGUNAN DIY LIMA TAHUN KE DEPAN (2018 – 2022)

Menyongsong Abad Samudera Hindia

Untuk Kemuliaan Martabat manusia Jogja

PANCA MULIA

Me

ng

isi IO

RA

u

ntu

k

me

wu

jud

ka

n k

ea

dila

n

so

sia

l &

be

rad

ab

Str

ate

gi ke

bu

da

ya

an

dile

takka

n u

ntu

k

me

ng

ata

si ke

se

nja

ng

an

da

n ke

mis

kin

an

Sila

ng

ke

rua

ng

an

dile

takka

n u

ntu

k

me

ma

juka

n w

ilaya

h

pin

gg

ira

n

Sila

ng

bir

okra

si

diw

uju

dka

nm

ela

lui

pro

gra

m b

esa

r ya

ng

linta

s s

ekto

r

Sila

ng

bir

okra

si

dile

takka

n s

eb

ag

ai

str

ate

gi m

en

cip

taka

n

go

od

go

ve

rna

nce

Sila

ng

ke

lem

ba

ga

an

dile

takka

n s

eb

ag

ai

str

ate

gi p

en

gka

tan

ku

alit

as S

DM

Sila

ng b

uda

ya d

ileta

kkan

se

ba

ga

i str

ate

gi ha

rmon

i

ke

hid

upa

n m

asyara

ka

t

Jog

ja

"Perjumpaan" dan "Silang Ekonomi" diletakkan sebagai

strategi kebudayaan untuk mengatasi kesenjangan dankemiskinan, melalui perjumpaan dan saling silang: antara pelakuekonomi kuat dengan pelaku ekonomi lemah, antara pelakuekonomi perkotaan dengan pelaku ekonomi perdesaan, antarapelaku ekonomi moderen dengan pelaku ekonomi tradisional,antara pelaku ekonomi bermodal besar dengan pelaku ekonomibermodal kecil, dan antara pelaku ekonomi internasional denganpelaku ekonomi lokal.

ARAH PEMBANGUNAN DIY LIMA TAHUN KE DEPAN :

EKONOMI, INFRASTRUKTUR,

BUDAYA DAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

PERTUMBUHAN INKLUSIF

MEMAKSIMALKAN PELUANG EKONOMI

MENJAMIN KESEJAHTERAAN

EKONOMI MINIMUM

MENJAMIN KESETARAAN AKSES TERHADAP

PELUANG EKONOMI

PERTUMBUHAN INKLUSIF DAN PENGENTASAN KEMISKINAN

PENGENTASAN KEMISKINAN

Tenaga kerja produktif• Meningkatkan

pendapatan danproduktivitas di desa

• Mengembangkandaerah pertumbuhanbaru

• Memanfaatkan peranswasta

Perlindungan social• Jaring pengaman

social• Spring boards

Capability enhancement• Pendidikan• Kesehatan• Infrastruktur dasar

(jalan, listrik, air minum)

Pengendalian Penduduk

Pemberdayaan Masyarakat

Fasilitasi Modal

Perluasan Akses Pasar/Sumberdaya

Pemenuhan Layanan Dasar

Peningkatan Daya Beli

Perlindungan & Jaminan Sosial

SKEMA PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PENANGGULANGAN

KEMISKINAN

Penguatan ekonomi produktif, penguatan koperasi/BUM Desa,

bantuan sarpras pertanian, revitalisasi pertanian

BOS, jaminan kesehatan (BPJS, jamkesmas, jamkesta)

Pangan yang cukup, sanitasi yang layak, rumah tinggal yang memadai,pendidikan, kesehatan,

penerangan, air bersih

Hibah/bansos, KUR, kredit bunga ringan/lunak, kemitraan usaha, bapak angkat

Kemitraan, teknologi informasi, promosi, penambahan nilai tambah/daya saing

Penguatan SDM, kelembagaan, sistem, penguatan kesadaran, jati diri, partisipatif

Program KB, Menekan laju urbanisasi, Gerakan Desa Membangun

SKEMA PEMBANGUNAN PERDESAAN : Menekan Kemiskinan

• Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Meningkat

• Perekonomian Meningkat & Berkualitas

• Kemiskinan Menurun

• Ketimpangan Wilayah ditekan

• Ketimpangan Pendapatan ditekan

ORIENTASI PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN : Kulon Progo & Gunungkidul

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU

REVITALISASI WILAYAH PERDESAAN (BASIC SECTOR)

PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN / PRODUK KREATIF : SPECIALTY PRODUK

PEMBERIAN INSENTIF / DISINSENTIF

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA : STRATEGIS

BENEFITDesain program diarahkan padakawasan tertinggal, alokasi anggaanyang berpihak

Penguatan sektor pendidikan, kesehatan, dan sarana prasarana dasarmasyarakat

Penguatan sektor pertanian, Peningkatan produksi, & pemenuhansaprodi

Agribisnis, Peningk Prod Hasil yang Berdaya saing, Jasa Wisata Unggulan

Optimalisasi Kelembagaan, FasilitasiModal, Kemudahan Usaha, Perizinanyang berpihak

Pembangunan Bandara, Pembangunan Pelabuhan, Mass Transportation, Irigasi

MENUJU PERADABAN UNGGUL & SEJAHTERA 2017-2022

1. Pengembangan wilayah selatan dengan pengembangan infrastruktur, pengembangankawasan pesisir, dan pengembangan energi terbarukan

2. Penataan kawasan strategis dan kawasan lindung secara berkelanjutan : sepertihalnya pada Kawasan Parangtritis dan gumuk pasir di Kab. Bantul

3. Menghubungkan (interkoneksi) antara permukiman-permukiman terpencil denganpusat-pusat pelayanan masyarakat

4. Pengembangan kerjasama pengelolaan infrastruktur dengan wilayah-wilayahkabupaten tetangga untuk membuka keterisolasian dan menumbuhkanperekonomian lintas wilayah

PENGEMBANGAN KAWASAN SELATAN

BIDANG EKONOMI KELAUTAN

1. Perikanan Tangkap (KKP)

2. Perikanan Budidaya (KKP)

3. Industri Pengolahan Hasil Perikanan (KKP)

4. Industri Bioteknologi (KKP)

5. Pertambangan dan Energi

6. Pariwisata Bahari

7. Perhubungan Laut

8. Industri dan Jasa Maritim

9. Sumberdaya Wilayah Pulau Kecil (KKP)

10. Coastal forestry (Hutan Mangrove)

11. Non-conventional resources (KKP)

BIDANG PERIKANAN

• KAB. KULON PROGO

Pelabuhan Perikanan Pantai Tanjung Adhikarto yang dikembangkan secara terpadu dengan kegiatan lain seperti perikanan, pariwisata, pengendalian banjir, tambak dan industri

Industri pengolahan hasil perikanan di Pantai Karangwuni

Pangkalan Pendaratan Ikan Pandansimo

• KAB. BANTUL

Potensi pengembangan Pasar Ikan Higienis terpadu dg ODTW kuliner diP. Depok, P. Samas dan P. Kwaru

• KAB. GUNUNGKIDUL

Potensi pengembangan kawasan minapolitan di Sadeng, Kab.Gunungkidul

Potensi pengembangan TPI dan kegiatan kuliner berbasis perikanan di P. Sundak, P. Drini, P. Baron, P. Ngrenehan, P. Gesing, dan P. Wediombo

Gumuk

Pasir

Wisata pantai hampir

di sepanjang pantai

Wisata Dirgantara

RENCANA POLA RUANG KAWASAN PANSELA

BANDARA NYIA

PELABUHAN PERIKANANTJ. ADIKARTO

KAWASAN STRATEGIS PROVINSIPUSAT PENGELOLAAN HASIL LAUT

PELABUHAN PERIKANAN SADENG

PENGEMBANGAN PERIKANAN PESISIR/TAMBAK

Goa Selarong

Pantai

Parangtritis 4Pantai Baron

Sumber energi

Pantai Siung

Goa Cerme

Pantai

Wediombo

1

5

2

43

6

7

KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA1. Pengembangan Industri Kreatif2. Penyediaan Infrastruktur Pendukung3. Pengembangan Destinasi Wisata4. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup5. Pengembangan budaya/atraksi seni6. Pengembangan Sistem Transportasi Massal dan

Tradisional

KAWASAN MENOREH

1. Pengembangan Agropolitan2. Penyediaan Infrastruktur Dasar3. Pengembangan Destinasi Wisata4. Peningkatan Kelembagaan Pengelola

Wisata/Desa5. Pengembangan budaya/atraksi seni6. Peningkatan Kualitas SDM7. Penyediaan Sarana & Prasarana Transportasi

KAWASAN PRAMBANAN – Candi Ijo1. Pengembangan Konektivitas antar kawasan2. Penyediaan Infrastruktur Dasar3. Pengembangan Destinasi Wisata4. Peningkatan Kelembagaan Pengelola

Wisata/Desa5. Pengembangan budaya/atraksi seni5. Peningkatan Kualitas SDM6. Penyediaan Sarana & Prasarana Transportasi

KAWASAN NGLANGGERAN

1. Pengembangan Agropolitan2. Penyediaan Infrastruktur Dasar3. Pengembangan Destinasi Wisata4. Peningkatan Kelembagaan Pengelola Wisata/Desa5. Pengembangan budaya/atraksi seni6. Pengembangan kerajinan dan produk lokal7. Pengembangan Konektivitas antar kawasan

KAWASAN PANTAI SELATAN GK

1. Penertiban Sempadan Pantai2. Penyediaan Infrastruktur Dasar3. Pengembangan Destinasi Wisata4. Peningkatan Kelembagaan Pengelola Wisata/Desa5. Pengembangan budaya/atraksi seni

KAWASAN BANDARA & SEKITARNYA1. Penyediaan Fasilitas Kesehatan dan

Pendidikan Bertaraf Internasional2. Pengembangan Investasi3. Penyediaan Infrastruktur Pendukung4. Pengembangan Destinasi Wisata Skala

Nasional dan Internasional5. Peningkatan Kelembagaan Pengelola

Wisata/Desa6. Pengembangan Pertanian Berkelanjutan7. Pengembangan budaya/atraksi seni8. Pengembangan Sistem Transportasi Massal

KAWASAN SAMAS-PARANGTRITIS1. Penertiban Sempadan Pantai2. Relokasi Tambak Udang3. Konservasi Mangrove4. Sterilisasi Gumuk Pasir5. Penyediaan Infrastruktur Dasar6. Peningkatan Kelembagaan Pengelola Wisata/Desa7. Pengembangan budaya/atraksi seni8. Pengembangan Destinasi Wisata dan Kuliner9. Penyediaan Sarana & Prasarana Transportasi

KAWASAN TOD1. Pengembangan

Permukiman & KawasanKomersial

2. Penyediaan InfrastrukturDasar

3. Pengembangan Investasi

DUKUNGAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DIY

KONEKTIVITAS ANTAR DESTINASI SEBAGAI KUNCI PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATAWAN

KAWASAN GLAGAH-TRISIK

KAWASAN PARANGTRITIS-DEPOK-KUWARU

KAWASAN KARST WONOSARI

KAWASAN KASONGAN-TEMBI

KAWASAN BARON-SUNDAK

KAWASAN SIUNG-WEDIOMBO-SADENG

KAWASAN SERMO-MENOREH-SUROLOYO

Bandara Udara

Stasiun Borobudur

Prambanan

JJLS

Pengembangan Bandara baru mestinya disertai dengan peningkatan konektivitas:1. Menuju wilayah perkotaan Yogyakarta2. Konektivitas menuju Borobodur dgn

harapan akan menunmbuhkan aktivitas wisata di sepanjang koridor

3. Konektivtas jalur jalan lintas selatan untuk meningkatkan kunjungan wilayah Gunungkidul dan dalam mendukung Geopark

Kunci peningkatan kunjungan wisatawan adalah aksesbilitas

menuju destinasi.

PORTOFOLIOPELANGGAN

PORTOFOLIOPRODUK

ALAM (Nature) 35%

BUDAYA (Culture) 60%

BUATAN MANUSIA(man made) 5%

PERSONAL

BUSINESSINTERNATIONAL

Winus individu traveler

Biro travel, UKM, Asosiasi

Wisatawan manca negara

Wisata bahari (marine tourism)

Eko wisata (Eco tourism)

Wisata petualangan (Adventure)

Wisata warisan budaya dan sejarah

Wisata kota dan desa

Wisata belanja dan kuliner

Wisata MICE

Wisata olahraga

Wisata terintegrasi

PORTOFOLIO PASAR DAN PRODUK

INFRASTRUKTUR BANDARA

• Pembangunan bandara baru

• Dikembangkan dengan konsep Airport City, berorientasi pada fasilitas transit dan penunjang transportasi

• Dipadukan dengan moda transportasi darat (jalan dan kereta api)

• Sudah ada jalan nasional (Temon – Prambanan), jalur ini mempunyai perananpenting dalam memperkuat orientasi arus perdagangan yang berfokus ke tigaarah yaitu Timur (Solo, Surabaya), Utara (Semarang) dan Barat (Purwokerto, Jakarta).

• Pengembangan jaringan Kereta Parangtritis – Yogyakarta

MULTIPLIER EFFECTS BANDARA

KESEMPATAN KERJA

KESEMPATAN USAHA

PERORANGAN

• Pertanian• Kost• Warung• Loundry• Catering• Bengkel• Rumah

makan• Angkutan• Jasa • Industri

rumahan

KELOMPOK

• Catering• Jasa

kebersihandanperawatan

• PasokanMaterial

• Konstruksiringan

• Peternakan• Perikanan• Sewa

kendaraan

PT. ANGKASA PURA I

• Kantor• Security• Bandara• Cleaning

serviceindoordanoutdoor

• Porter

PT. ANGKASA PURA I

• Kantor• Security• Bandara• Cleaning

serviceindoordanoutdoor

• Porter

GROUND HANDLING CARGO,LOGISTIK SUPORT

• Kantor• Security• Karyawan

Ground Handling,

CargologistikSuport

LAIN-LAIN

• Karyawanhotel/losmen

• Pengemudidi rental

• Karyawanusaha laindi sekitarwilayahBandara

KONSEKUENSI PEMBANGUNAN BANDARA BARU DAN JOGJA MENGHADAP SELATAN

• Merubah”sistem” layanan kota hirarki

• Perubahan “kelas” fasilitas umum.

• Kota tumbuh bersama pengembangan “airport city” hindari gap

• Konektifitas transportasi handal dan prima

• Disekitar perkotaan, ke ibukota propinsi dan wilayah sekitar lainnya.

• Kebutuhan “konektor” transportasi “selevel”

Sistem Jaringan Jalan

• Akses PenghubungBandara – KSPN Borobudur (Sentolo-Dekso-Klangon)

• Jaringan Jalan LintasSelatan (JJLS)

• Akses Jalan NasionalMenuju Bandara

• Jogja Outer Ring Road

Sistem Jaringan

Jalan Rel

• Jalur KA Poros UTARA –SELATAN;

• Penentuan danPengembangan Lokasi Stasiun Interchange dan Konektivitas Jalur KA Menuju Bandara

Kawasan Keistimewaan

• Penataan KawasanSuroloyo-Sendangsono

Kawasan PengembanganBaru

• Dekso sebagai kota satelit

RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KSN BOROBUDUR

PENANDA KEISTIMEWAAN

Basis

Program

Hamemayu Hayuning

Bawana

Manunggaling

Kawula Gusti

Sangkan Paraning

Dumadi

Basis Wilayah

- Penguatan ekonomi

berbasis teritori (kehususan

wilayah: budaya, SDA,

sejarah)

- Peneguhan peran ekonomi

wilayah sebagai bagian

penting keunikan

keistimewaan (kerajian,

kuliner, alam, pertanian)

- Antisipasi dan

pembangkitan kembali

perekonomian di wilayah

bencana Merapi, gempa,

dan bantaran sungai

Basis Kelompok

Masyarakat

- Penguatan ekonomi

bebasis kelompok (kegiatan,

gender)

- Peneguhan peran

kelompok ekonomi bagi nilai

keistimewaan (unik, khas

Yogya)

- Pembangkitan dan

pembinaan kembali

koperasi2 yang pernah

menonjol kontribusi

perekonomian DIY.

Basis Kegiatan

- Penguatan ekonomi

berbasis kegiatan (produksi,

jasa, perdagangan)

- Peneguhan kegiatan ekonomi

untuk keistimewaan

- Pusat pengembangan

ekonomi untuk keistimewaan

- Penguatan dan peneguhan

kegiatan2 ekonomi

tradisional/sejarah yang

marjinal (becak,

andong,,kuliner)

Basis Tema

- Penguatan/penyediaan

infrastruktur, kelembagaan,

permodalan, manajemen,

pemasaran

- Peneguhan ekspor sbg

bagian penting

keistimewaan

- Revitalisasi, regenerasi,

pembinaan kembali kegiatan

ekonomi perintis (ikon) DIY.

TIPOLOGI PROGRAM KEISTIMEWAAN PEREKONOMIAN

Filosofi

Sumber : Sudaryono