tension headache

27
BAB I PENDAHULUAN Salah satu fungsi utama selaku dokter adalah mengurangi perasaan nyeri dan penderitaan orang sakit. Nyeri dapat merupakan gejala pertama dari berbagai macam penyakit syaraf. Nyeri dapat merupakan gejala pertama dari berbagai macam penyakit saraf dan sering kali merupakan keluhan utama. Di antara keluhan nyeri yang sering kali dijumpai di klinik adalah nyeri kepala. 1 Pada hakekatnya, nyeri kepala merupakan nyeri alih pada permukaan kepala yang berasal dari struktur bagian dalam. Sebagian besar nyeri kepala disebabkan oleh stimulus nyeri yang berasal dari intrakranial maupun ekstrakranial. Sebagian besar kasus nyeri kepala bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya ataupun dengan minum obat analgesik. 1 Nyeri tegang kepala otot sering dijumpai, walaupun mempunyai pola keluhan tertentu, nyeri kepala tegang otot tidak jarang muncul dengan nyeri yang sangat mengganggu penderita, sehingga penderita memiliki dugaan yang berlebihan tentang kemungkinan penyebabnya. Sikap yang demikian ini justru dapat memperberat keluhan. 1 Nyeri kepala tegang otot juga dikenal dengan nama-nama sebagai berikut: tension headache, muscle contraction headache, psychomyogenic headache, stress headache, essential headache, idiopathic headache dan psycogenic headache, merupakan bentuk nyeri kepala yang banyak ditemukan dan paling peka terhadap analgesik. Walaupun demikian, 1

Upload: latasha-gonzalez

Post on 17-Sep-2015

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jgfgjkgxh,xhc

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Salah satu fungsi utama selaku dokter adalah mengurangi perasaan nyeri dan penderitaan orang sakit. Nyeri dapat merupakan gejala pertama dari berbagai macam penyakit syaraf. Nyeri dapat merupakan gejala pertama dari berbagai macam penyakit saraf dan sering kali merupakan keluhan utama. Di antara keluhan nyeri yang sering kali dijumpai di klinik adalah nyeri kepala.1Pada hakekatnya, nyeri kepala merupakan nyeri alih pada permukaan kepala yang berasal dari struktur bagian dalam. Sebagian besar nyeri kepala disebabkan oleh stimulus nyeri yang berasal dari intrakranial maupun ekstrakranial. Sebagian besar kasus nyeri kepala bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya ataupun dengan minum obat analgesik.1Nyeri tegang kepala otot sering dijumpai, walaupun mempunyai pola keluhan tertentu, nyeri kepala tegang otot tidak jarang muncul dengan nyeri yang sangat mengganggu penderita, sehingga penderita memiliki dugaan yang berlebihan tentang kemungkinan penyebabnya. Sikap yang demikian ini justru dapat memperberat keluhan.1Nyeri kepala tegang otot juga dikenal dengan nama-nama sebagai berikut: tension headache, muscle contraction headache, psychomyogenic headache, stress headache, essential headache, idiopathic headache dan psycogenic headache, merupakan bentuk nyeri kepala yang banyak ditemukan dan paling peka terhadap analgesik. Walaupun demikian, penderita dengan gejala nyeri kepala ini tidak jarang ke dokter spesialis saraf. Hal ini biasanya disebabkan oleh nyeri kepala tersebut telah berubah, dari episodik menjadi kronis di mana nyeri kepalanya tidak lagi jelas hubungannya dengan stress. Pada tipe episodik hubungan tersebut biasanya sangat jelas. Sebagai contoh, seseorang yang selalu nyeri kepala pada saat menghadapi ujian kemudian sembuh setelah ujian selesai.1

Terdapat 5 tipe nyeri kepala yaitu vascular, myogenic (muscle tension), cervicogenic, traction, dan inflammatory.1. VascularNyeri kepala tipe vaskular yang paling sering adalah migraine. Migraine biasanya nyeri hebat pada satu atau dua sisi kepala, mual dan gangguan penglihatan. Lebih sering terjadi pada wanita. Perubahan vaskular selama migraine, penyebab nyeri kepala adalah neurologis bukan vaskular. Setelah migraine, tipe sakit kepala vaskular adalah nyeri kepala toxic yang disebabkan oleh demam. Jenis lain nyeri kepala vaskular termasuk cluster headaches, menyebabkan epidosik intensitas nyeri berulang dan nyeri kepala yang berasal dari tekanan darah tinggi (jarang)22. Muscular/myogenicSakit kepala muscular (atau myogenic) melibatkan tekanan atau spasme pada otot wajah dan leher; yang menyebar pada dahi. Tension headache merupakan nyeri kepala myogenic yang paling sering.23. CervicogenicSakit kepala cervicogenic berasal dari gangguan leher termasuk struktur anatomi yang diinervasi cervical roots C1-C3 . Cervical headache sering dicetuskan/dipresipitasi oleh gerakan leher dan/atau sustained awkward head positioning. Sering disertai restriksi range of motion cervical, leher ipsilateral, bahu atau arm pain of a rather vague non-radicular nature or, occasionally, arm pain of a radicular nature.24. Traction/inflammatoryNyeri kepala traksi dan inflamasi merupakan gejala gangguan lain, ranging from stroke to sinus infection.2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi Tension headache adalah nyeri kepala yang disebabkan oleh tegangnya otot pada wajah, leher atau kulit kepala. Disebut juga muscle-contraction headache. Tension headache merupakan sakit kepala yang paling sering terjadi.5,6Tension headache ini timbul karena adanya kontraksi yang terus menerus dari otot-otot kepala, wajah, kuduk dan bahu. Kontraksi yang terus menerus ini akan menimbulkan nyeri otot yang referred ke kepala (muscle contraction headache). Muscle contraction ini timbul oleh karena adanya ketegangan jiwa anxietas, tension, atau depresi).7Nyeri kepala itu akan dirasakan oleh si penderita sebagai suatu ikat kepala yang terlalu menekan. Kepalanya dirasakan berat oleh si penderita, terutama di waktu pagi hari. Bila penderita dipijat oleh istri atau suaminya, maka nyeri kepala itu dirasakannya berkurang.7

2.2 Penyebab

Otot wajah, leher dan kulit kepala menjadi tegang karena:5 Anxietas atau stress Bertahan pada satu posisi dalam waktu lama Injury, seperti kecelakaan mobil Depresi

Nyeri kepala juga dapat dipicu oleh:5 Tidur yang terlalu sedikt atau terlalu banyak Makan yang terlalu sedikt atau terlalu banyak Minum alkohol berlebihan Bekerja keras indoor atau outdoor Kondisi medis tertentu

2.3 Epidemiologi

1. Frekuensi: di Amerika Serikat, tension headache merupakan sindrom nyeri kepala primer yang paling sering8,92. Internasional: Rasmussen et al melaporkan prevalensi seumur hidup tension headache 69% laki-laki dan 88% perempuan pada populasi Danish. Pasien memiliki pengalaman lebih dari satu sindrom nyeri kepala primer. Pada satu studi oleh Ulrich et al, prevalensi 1 tahun tension headache adalah sama diantara individu dengan dan tanpa migraine.83. Jenis Kelamin: Perempuan lebih sering daripada laki-laki. Ratio tension headache perempuan : laki-laki sekitar 1,4:1. Pada Chronic type tension headache 1,9:1.8,Usia: Tension headache dapat terjadi pada semua usia, tetapi onset remaja hingga dewasa muda lebih sering.8,9

2.4 Patofisiologi Nyeri Kepala

Pada nyeri kepala, sensitisasi terdapat di nosiseptor meningeal dan neuron trigeminal sentral. Fenomena pengurangan nilai ambang dari kulit dan kutaneus allodynia di dapat pada penderita yang mendapat serangan migren dan nyeri kepala kronik lain yang disangkakan sebagai refleksi pemberatan respons dari neuron trigeminal sentral.10lnervasi sensoris pembuluh darah intrakranial sebagian besar berasal dari ganglion trigeminal dari dalam serabut sensoris tersebut mengandung neuropeptid dimana jumlah dan peranannya adalah yang paling besar adalah CGRP (Calcitonin Gene Related Peptide), kemudian diikuti oleh SP (substance P), NKA (Neurokinin A), pituitary adenylate cyclase activating peptide (PACAP) nitricoxide (NO), molekul prostaglandin E2 (PGEJ2) bradikinin, serotonin (5-HT) dan adenosin triphosphat (ATP), mengaktivasi atau mensensitisasi nosiseptor-nosiseptor. Khusus untuk nyeri kepala klaster dan chronic paroxysmal headache ada lagi pelepasan VIP (vasoactive intestine peptide) yang berperan dalam timbulnya gejala nasal congestion dan rhinorrhea.10Marker pain sensing nerves lain yang berperan dalam proses nyeri adalah opioid dynorphin, sensory neuron-specific sodium channel(Nav 1.8), purinergic reseptors (P2X3), isolectin B4 (IB4), neuropeptide Y, galanin dan artemin reseptor (GFR-3 = GDNF Glial Cell Derived Neourotrophic Factor family receptor-3). Sistem ascending dan descending pain pathway yang berperan dalam transmisi dan modulasi nyeri terletak dibatang otak. Batang otak memainkan peranan yang paling penting sebagai dalam pembawa impuls nosiseptif dan juga sebagai modulator impuls tersebut. Modulasi transmisi sensoris sebahagian besar berpusat di batang otak (misalnya periaquaductal grey matter, locus coeruleus, nukleus raphe magnus dan reticular formation), ia mengatur integrasi nyeri, emosi dan respons otonomik yang melibatkan konvergensi kerja dari korteks somatosensorik, hipotalamus, anterior cyngulate cortex, dan struktur sistem limbik lainnya. Dengan demikian batang otak disebut juga sebagai generator dan modulator sefalgi.10Stimuli elektrode, atau deposisi zat besi Fe yang berlebihan pada periaquaduct grey (PAG) matter pada midbrain dapat mencetuskan timbulnya nyeri kepala seperti migren (migraine like headache). Pada penelitian MRI (Magnetic Resonance Imaging) terhadap keterlibatan batang otak pada penderita migren, CDH (Chronic Daily Headache) dan sampel kontrol yang non sefalgi, didapat bukti adanya peninggian deposisi Fe di PAG pada penderita migren dan CDH dibandingkan dengan kontrol.10Patofisiologi CDH belumlah diketahui dengan jelas .Pada CDH justru yang paling berperan adalah proses sensitisasi sentral. Keterlibatan aktivasi reseptor NMDA (N-metil-D-Aspartat), produksi NO dan supersensitivitas akan menaikkan produksi neuropeptide sensoris yang bertahan lama. Kenaikan nitrit Likuor serebrospinal ternyata bersamaan dengan kenaikan kadar cGMP (cytoplasmic Guanosine Mono phosphat) di likuor. Kadar CGRP, SP maupun NKA juga tampak meninggi pada likuor pasien CDH.10Reseptor opioid di down regulated oleh penggunaan konsumsi opioid analgetik yang cenderung menaik setiap harinya. Pada saat serangan akut migren, terjadi disregulasi dari sistem opoid endogen, akan tetapi dengan adanya analgesic overusedmaka terjadi desensitisasi yang berperan dalam perubahan dari migren menjadi CDH.10Adanya inflamasi steril pada nyeri kepala ditandai dengan pelepasan kaskade zat substansi dari perbagai sel. Makrofag melepaskan sitokin lL1 (Interleukin .1), lL6 dan TNF (Tumor Necrotizing Factor ) dan NGF (Nerve Growth Factor). Mast cell melepas/mengasingkan metabolit histamin, serotonin, prostaglandin dan arachidonic acid dengan kemampuan melakukan sensitisasi terminal sel saraf. Pada saat proses inflamasi, terjadi proses upregulasi beberapa reseptor (VR1, sensory specific sodium/SNS, dan SNS-2)dan peptides(CGRP, SP).10

2.5 Patofisiologi Tension HeadachePada penderita Tension headache didapati gejala yang menonjol yaitu nyeri tekan yang bertambah pada palpasi jaringan miofascial perikranial. Impuls nosiseptif dari otot perikranial yang menjalar ke kepala mengakibatkan timbulnya nyeri kepala dan nyeri yang bertambah pada daerah otot maupun tendon tempat insersinya.10Tension headache adalah kondisi stress mental, non-physiological motor stress, dan miofasial lokal yang melepaskan zat iritatif ataupun kombinasi dari ke tiganya yang menstimuli perifer kemudian berlanjut mengaktivasi struktur persepsi supraspinal pain, kemudian berlanjut lagi ke sentral modulasi yang masing-masing individu mempunyai sifat self limiting yang berbeda-beda dalam hal intensitas nyeri kepalanya.10Pengukuran tekanan palpasi terhadap otot perikranial dilakukan dengan alat palporneter (yang diketemukan oleh Atkins, 1992) sehingga dapat mendapatkan skor nyeri tekan terhadap otot tersebut.10Langemark & Olesen tahun 1987 (yang dikutip oleh Bendtsen) telah menemukan metode palpasi manual untuk penelitian nyeri kepala dengan cara palpasi secara cepat bilateral dengan cara memutar jari ke 2 dan ke 3 ke otot yang diperiksa, nyeri tekan yang terinduksi dinilai dengan skor Total Tenderness Scoring system. Yaitu suatu sistem skor dengan 4 point penilaian kombinasi antara reaksibehaviour dengan reaksi verbal dari penderita.10Pada penelitian Bendtsen tahun 1996 terhadap penderita chronic tension type headache (yang dikutip oleh Bendtsen) ternyata otot yang mempunyai nilai Local tenderness score tertinggi adalah otot Trapezeus, insersi otot leher dan otot sternocleidomastoid. Nyeri tekan otot perikranial secara signifikan berkorelasi dengan intensitas maupun frekwensi serangan tension type headache kronik. Belum diketahui secara jelas apakah nyeri tekan otot tersebut mendahului atau sebab akibat daripada nyeri kepala, atau nyeri kepala yang timbul dahulu baru timbul nyeri tekan otot. Pada migren dapat juga terjadi nyeri tekan otot, akan tetapi tidak selalu berkorelasi dengan intensitas maupun frekwensi serangan migren.10Nyeri miofascial adalah suatu nyeri pada otot bergaris termasuk juga struktur fascia dan tendonnya. Dalam keadaan normal nyeri miofascial di mediasi oleh serabut kecil bermyelin (Aoc) dan serabut tak bermyelin (C), sedangkan serabut tebal yang bermyelin (A dan A) dalam keadaan normal mengantarkan sensasi yang ringan / tidak merusak (inocuous). Pada rangsang noxious dan inocuous event, seperti misalnya proses iskemik, stimuli mekanik, maka mediator kimiawi terangsang dan timbul proses sensitisasi serabut A dan serabut C yang berperan menambah rasa nyeri tekan pada tension type headache.10Pada zaman dekade sebelum ini dianggap bahwa kontraksi dari otot kepala dan leher yang dapat menimbulkan iskemik otot sangatlah berperan penting dalam tension type headache sehingga pada masa itu sering juga disebut muscle contraction headache. Akan tetapi pada akhir-akhir ini pada beberapa penelitian yang menggunakan EMG (elektromiografi) pada penderita tension type headache ternyata hanya menunjukkan sedikit sekali terjadi aktifitas otot, yang tidak mengakibatkan iskemik otot, jika meskipun terjadi kenaikan aktifitas otot maka akan terjadi pula adaptasi protektif terhadap nyeri. Peninggian aktifitas otot itupun bisa juga terjadi tanpa adanya nyeri kepala.10Nyeri myofascial dapat di dideteksi dengan EMG jarum pada miofascial trigger point yang berukuran kecil beberapa milimeter saja (tidak terdapat pada semua otot) Mediator kimiawi substansi endogen seperti serotonin (dilepas dari platelet), bradikinin (dilepas dari belahan precursor plasma molekul kallin) dan Kalium (yang dilepas dari sel otot), SP dan CGRP dari aferens otot berperan sebagai stimulant sensitisasi terhadap nosiseptor otot skelet. Jadi dianggap yang lebih sahih pada saat ini adalah peran miofascial terhadap timbulnya tension type headache.10Untuk jenis tension type headache episodik biasanya terjadi sensitisasi perifer terhadap nosiseptor, sedang yang jenis kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses kontraksi otot sefalik secara involunter, berkurangnya supraspinal descending pain inhibitory activity, dan hipersensitivitas supraspinal terhadap stimuli nosiseptif amat berperan terhadap timbulnya nyeri pada Tension type Headache. Semua nilai ambang pressure pain detection, thermal & electrical detection stimuli akan menurun di sefalik maupun ekstrasefalik.10Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus (87%), exacerbasi maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life time depresi pada penduduk adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai adanya defisit kadar serotonin dan noradrenalin di otaknya.10Pada suatu penelitian dengan PET Scan, ternyata membuktikan bahwa kecepatan biosintesa serotonin pada pria jauh lebih cepat 52% dibandingkan dengan wanita. Dengan bukti tersebut di asumsikan bahwa memang terbukti bahwa angka kejadian depresi pada wanita lebih tinggi 2- 3 kali dari pria.10

2.6 Gambaran Klinis

Nyeri kepala tegang dan spasme otot dirasakan bilateral. Kadang kepala terasa berdenyut.1,5 Intensitasnya dari ringan sampai sedang.1 Rasa nyeri yang dirasakan antara lain seperti diikat di kepala (band like), ditindih barang berat atau kadang-kadang berwujud perasaan tidak enak di kepala.1,4,5,6,9 Nyeri kepala ini dapat berlangsung hanya 30 menit akan tetapi dapat pula terus-menerus sampai 7 hari dengan intensitas bervariasi yang biasanya ringan pada waktu bangun tidur, makin lama makin berat dan membaik lagi sewaktu mau tidur.1 Nyeri mulai atau makin memburuk dengan stress, fatigue atau emosi5 Pemeriksaan neurologik tidak menunjukkan adanya kelainan.1,5,6,9 Gangguan konsentrasi dan sulit tidur2.7 Pemeriksaan Fisik Pasien dengan TTH diperoleh pemeriksaan fisik dan neurologis yang normal. 1,5,6,8,9 Beberapa pasien mengeluh tender spots atau taut bands pada otot pericranial atau cervical (trigger points).8 Nyeri bertambah dengan fleksi leher dan pergangan dari otot leher

2.8 Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium Diagnosis tension headache adalah dari klinis. Seperti nyeri kepala primer lainnya, tidak ada test diagnostik spesifik untuk tension headache.8Studi Imaging Studi neuroimaging penting untuk mengesampingkan penyebab sekunder nyeri kepala, termasuk neoplasma dan cerebral hemorrhage.8 MRI imaging menunjukkan struktrur cerebral yang detail dan khususnya dalam mengevaluasi fossa posterior8 CT scan dengan kontras merupakan alternatif lain tetapi lebih rendah daripada MRI dalam memperlihatkan struktur fosa posterior.8 Indikasi neuroimaging jika nyeri kepala atipikal atau berhubungan dengan abnormalitas pada pemeriksaan neurologis.82.9 Klasifikasi Tension Headache

Nyeri kepala tegang otot merupakan salah satu jenis nyeri kepala yang terdapat dalam klasifikasi yang dibuat oleh The International Headache Society (1988). Sementara itu subklasifikasi nyeri kepala tegang otot adalah sebagai berikut:11. Nyeri tegang otot episodika. Berhubungan dengan gangguan otot perikranialb. Tak berhubungan dengan gangguan otot perikranial2. Nyeri kepala tegang otot kronisa. Berhubungan dengan gangguan otot perikranialb. Tak berhubungan dengan gangguan otot perikranial3. Nyeri kepala tegang otot yang tak terklasifikasikan

Sesuai dengan kriteria The International Headache Society, maka diagnosis nyeri kepala tegang otot episodik dapat ditegakkan apabila:11. Minimal ada 10 kali serangan nyeri kepala seperti tersebut di atas (lihat gambaran klinis)2. Tidak ada nausea dan vomitus3. Tidak ditemukan adanya fonofobia dan fotofobia dan kalaupun ada hanya salah satu.4. Dikatakan nyeri kepala tegang otot yang berhubungan dengan gangguan otot perikranial (dahulu disebut muscle contraction headache), bila ditemukan adanya ketegangan otot perikranial dengan cara palpasi atau dengan pemeriksaan EMG. Sementara itu apabila tidak ada ketegangan dinamakan nyeri kepala tegang otot yang tidak berhubungan dengan gangguan otot perikranial, yang dahulu dikenal sebagai idiopathic headache, essential headache, psycogenic headache.5. Apabila bentuk di atas ditemukan akan tetapi serangan nyeri kepala terjadi paling sedikit 15 hari tiap bulannya dan telah berlangsung lebih dari 6 bulan, serta mungkin pula diiringi dengan salah satu gejala berikut ini: nausea, fotofobia, fonofobia, akan tetapi tidak disertai vomitus maka diagnosisnya adalah nyeri kepala tegang otot kronik.Bentuk seperti tadi, apabila ditemukan adanya ketegangan otot perikranial dinamakan nyeri kepala tegang otot kronik dengan gangguan otot perikranial, dan bila tidak ditemukan adanya ketegangan otot maka disebut sebagai nyeri kepala tegang otot kronik yang tidak berhubungan dengan gangguan otot perkranial.6. Tipe yang lain, yaitu semua bentuk nyeri kepala yang mirip dengan gejala sebagaimana diuraikan, tetapi tidak memenuhi syarat untuk diagnosis salah satu nyeri kepala tegang otot dan juga tidak memenuhi kriteria untuk nyeri kepala migren tanpa aura.

2. 10 Kriteria Diagnosa Tension-Type, Chronic Tension-Type, dan Chronic Headache 8,11Tension-type headacheA. Paling sedikit 10 kali serangan nyeri kepala yang memenuhi kriteria B sampai D; jumlah hari nyeri kepala: 180 per tahun atau 15 per bulan. B. Nyeri kepala 30 menit 7 hariC. Paling sedikit terdapat 2 karakter nyeri berikut:1. Tekanan atau ketat (nonpulsating) 2. Intensitas ringan hingga sedang (nonprohibitive)3. Lokasi bilateral 4. Tidak ada perburukan saat naik tangga atau aktifitas rutin lainnya D. Disertai sebagai berikut:1. Tidak mual atau muntah2. Tidak terdapat photophobia dan phonophobia atau hanya terdapat salah satu

Chronic tension-type headacheSama seperti tension type headache, kecuali jumlah hari nyeri kepala: paling sedikit 15 hari/bulan, selama paling sedikit 6 bulan Frekuensi rata-rata nyeri kepala > 15 hari per bulan selama > 6 bulan yang memenuhi kriteria di bawah ini: Paling sedikit memenuhi 2 karakter nyeri berikut: Tekanan/ketat (nonpulsating) Intensitas ringan sedang (may inhibit but does not prohibit activities) Lokasi bilateral Tidak ada perburukan saat naik tangga atau aktifitas rutin lainnya Disertai sebagai berikut: Tidak mual atau muntah Tidak terdapat photophobia dan phonophobia atau hanya terdapat salah satu terdapat: nausea, photophobia atau phonophobia

Chronic daily headacheGambaran tension-type headacheTerjadi paling sedikit 6 hari/minggu

2.11 Diagnosis BandingPrimary diagnosisNonvascular: Tension-typeVascular: Migraine or cluster Secondary (organic) diagnosisVascular disordersSubarachnoid hemorrhageSubdural hematomaUnruptured arteriovenous malformation or aneurysmIschemic cerebrovascular diseaseTemporal arteritisArterial hypertensionCerebral venous thrombosis Nonvascular intracranial disordersBenign intracranial hypertensionIntracranial hypotension after lumbar punctureIntracranial neoplasmIntracranial infection or meningitis Substances that act as triggersMedications (eg, nitrates, over-the-counter drugs)Foods (eg, monosodium glutamate, alcohol)Exposures (eg, carbon monoxide)Rebound (eg, caffeine, analgesic, ergot) Metabolic disordersHypoxia (eg, chronic obstructive pulmonary disease, sleep apnea)HypercapniaHypoglycemia Abnormalities of extracranial structuresEyes (eg, glaucoma, refractive errors)Ears and sinuses (eg, infectious sinusitis, barosinusitis)Teeth and jaws (eg, temporomandibular joint disorder)Skull (eg, Paget's disease, multiple myeloma)Neck (eg, spondylosis, cervical disk disease)

2.12 TerapiPrinsip pengobatan adalah pedekatan psiklogik (psikoterapi), fisiologik (relaksasi) dan farmakologik (analgesik, sedativa dan minor transquilizers). Dalam praktek, diperlukan penjelasan yang cukup mengenai latar belakang munculnya nyeri agar penderita mengerti tentang permasalahan yang selama ini kurang atau tidak disadarinya. Penjelasan tentang berbagai macam pemeriksaan tambahan yang perlu dan yang tidak perlu akan sangat bermanfaat bagi penderita.1Analgesik seperti aspirin atau acetaminophen atau NSAID lain yang sangat membantu, tetapi hanya untuk waktu yang singkat. Tension headache memberi respon terbaik terhadap penggunaan hati-hati salah satu dari beberapa obat yang mengurangi kecemasan atau depresi, ketika gejala terakhir timbul.4Beberapa pasien memberi respon terhadap ancillary measure seperti massase, meditasi dan teknik biofeedback. Pengobatan analgesik yang lebih kuat sebaiknya dihindari. Raski melaporkan berhasilnya terapi dengan calcium channel blocker, phenelzine atau cyproheptadine. Ergotamin dan propanolol tidak efektif kecuali jika terdapat gejala migren dan tension headache. Teknik relaksasi sangat menolong pasien bagaimana cara menghadapi anxietas dan stress.4Penanganan:5 Istirahat dengan tenang, ruangan gelap hingga gejala berkurang dan hilang. Konsumsi obat nyeri seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen. Pijat leher, bahu dan punggung. Letakkan heat, an ice pack, or a cold washcloth pada area yang nyeri. Segera ke dokter bila: Sakit kepala yang lebih sakit dari biasanya Muntah berulang. Numbness or tingling wajah, lengan atau kaki. Lengan dan kaki lemah. Perubahan visual yang tidak segera hilang

Terapi Farmakologik: Drugs effective in the treatment of tension type headache12DrugTrade nameDosage

Nonsteroidal Anti Inflammatory Agents

AcetaminophenAspirinDiclofenac

Ibuprofen

Naproxen sodiumTylenol, genericGenericCataflam, generic

Advil, Motrin, Nuprin, genericAleve, Anaprox, generic650 mg PO q4-6h650 mg PO q4-6h50-100 mg q4-6h (max 200mg/dl)400 mg PO q3-4h

220-550 mg bid

Combination Analgesics

Acetaminophen, 325 mg, plus butalbital, 50 mg

Acetaminophen, 650 mg, plus butalbital, 50 mg

Acetaminophen, 325 mg, plus butalbital, 50 mg, plus caffeine, 40 mg

Acetaminophen, 500 mg, plus butalbital, 50 mg, plus caffeine, 40 mg

Acetaminophen, 325 mg, plus butalbital, 50 mg, plus caffeine, 40 mg

Acetaminophen, 650 mg, plus butalbital, 50 mgPhrenilin, generic

Phrenilin Forte

Fiocert; Esgic, generic

Esgic-plus

Fiorinal

Axotal1-2 tablets; max 6 per day

1 tablet; max 6 per day

1-2 tablets; max 6 per day

1-2 tablets; max 6 per day

1-2 tablets; max 6 per day

1 tablet q4h; max 6 per day

Prophylactic Medications

AmitriptylineDoxepinNortriptylineElavil, genericSinequan, genericPamelor, generic10-50 mg at bedtime10-75 mg at bedtime25-75 mg at bedtime

2.13 Pencegahan5 Identifikasi dan hindari situasi yang menyebabkan stress. Teknik relaksasi. Olahraga teratur dan tidur yang cukup Jangan terlalu bekerja keras dan memaksa diri Makan teratur. Jangan merokok Jangan minum alkohol Pelihara sense humor untuk mengurangi stress2.14 PrognosisTension headaches biasanya memberi respons baik terhadap pengobatan tanpa efek residu. Sakit kepala ini sangat mengganggu namun tidak berbahaya.14Gejala biasanya berakhir dalam beberapa jam. Mengkonsumsi obat nyeri kepala terlalu sering dapat menyebabkan nyeri kepala. Hal ini disebut rebound headache atau drug induced headache. Resiko rebound headache jika mengkonsumsi obat selama 3 hari atau lebih dalam seminggu. Misalnya nonprescription medicines yang menyebabkan rebound headaches adalah aspirin, acetaminophen dan ibuprofen.5

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tension headache adalah nyeri kepala yang disebabkan oleh tegangnya otot pada wajah, leher atau kulit kepala. Tension headache ini timbul karena adanya kontraksi yang terus menerus dari otot-otot kepala, wajah, kuduk dan bahu. Nyeri ditandai dengan rasa kencang seperti pita di sekitar kepala dan nyeri tekan di daerah oksipitoservikalis. Bentuk akut erkaitan dengan keadaan-keadaan stres temporer, rasa cemas atau kelelahan yang umunya berlangsung 1 atau 2 hari. Nyeri yang kronik lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki dan biasanya bersifat bilateral, terus menerus, tumpul, tidak berdenyut, dan sering disertai oleh rasa cemas, depresi, dan perasaan tertekan

DAFTAR PUSTAKA

1. Harsono. Buku ajar NEUROLOGI KLINIS. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Jakarta: Gajah Mada University Press; 2005. hal 285-8.2. Headache. Wikipedia, the free encyclopedia. Last modified 20 September 2007. (online) http://www.wikipedia.com diakses 20 September 2007.3. Headache disorders. World Health Organization. 2004. (online) http://www.who.int diakses 23 September 2007.4. Victor M, Ropper AH. Principles of Neurology seventh edition. USA: McGraw-Hill; 2001. p175-181.5. Adult Health Advisor 2005. Tension Headache. University of Michigan Health System. McKesson Corporation. 2005. (online) http://www.med umich edu diakses 18 September 2007.6. Friedman, H. Problem Oriented Medical Diagnosis. Sixth edition. USA: Little, Brown and Company; 1996. p398-9.7. Ngoerah G. Dasar-dasar ilmu penyakit syaraf. Denpasar: Airlangga University Press; Juni 1990. hal 203. 8. Singh, MK. Muscle Contraction Tension Headache. Department of Neurology, Pain Management, Medical College of Pennsylvania, Hahnemann University. Article Last Updated: Jul 9, 2007. (Online) http://www.emedicine.com. 9. Gilroy J. Basic Neurology. Third edition. USA: McGraw Hill companies; 2000. p124-13810. Sjahrir H. Mekanisme Terjadinya Nyeri Kepala Primer dan Prospek Pengobatannya. USU Digital Library. Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2004.11. MILLEA P et al. Tension-Type Headache. Medical College of Wisconsin, Milwaukee, Wisconsin. AMERICAN FAMILY PHYSICIAN. September 2002; 66 (5). (Online) http://www.aafp.org/afp. 12. Hauser SL. Harrisons Neurology in Clinical Medicine. USA: McGraw Hill; 2006. p 57.13. Mueller L. Tension-type, The Forgotten Headache How to Recognize This Common but Undertreated Condition. Postgraduate Medicine, 2002; 111 (4). (Online) http://www.postgradmed.com.19