tinjauan pustaka peptic ulcer

Upload: hendrik-surya-adhi-putra

Post on 14-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    1/30

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Perdarahan saluran cerna atas adalah masalah yang sangat sering kita jumpai.

    Derajatnya dapat bervariasi dari perdarahan samar yang tidak diketahui hingga

    perdarahan hebat yang mengancam nyawa. Ulkus peptikum (Tukak peptik) adalah

    salah satu penyakit saluran cerna bagian atas yang kronis. Ulkus peptikum mengacu

    pada ulkus gaster dan duodenal yang disebabkan oleh asam peptik. Ulkus peptikum

    adalah kecacatan pada mukosa gastrointestinal yang disebabkan karena sel epitel

    terkena pengaruh asam dan pepsin yang melebihi kemampuan mukosa melawan efek

    tersebut. Ulkus peptikum mempunyai sifat penetrasi, yang dimulai dari mukosa

    menembus lapisan yang lebih dalam. Penetrasi ke pembuluh darah dapat

    mengakibatkan perdarahan masif dan jika terjadi penetrasi ke seluruh dinding

    lambung akan mengakibatkan perforasi akut.

    Ulkus peptikum dapat terjadi pada semua orang dan semua golongan umur.

    Kejadian pada kaum pria dan wanita sangat bervariasi. Secara klinis ulkus duodenum

    lebih sering dijumpai daripada ulkus gaster. Pada beberapa negara seperti Jepang

    lebih banyak dijumpai ulkus gaster. Ulkus peptikum merupakan penyakit yang masihbanyak ditemukan dalam klinik terutama pada kelompok umur di atas 45 tahun.

    Kelompok umur terbanyak adalah 45-65 tahun, dengan kecenderungan makin tua

    umur prevalensi makin meningkat dan perbandingan antara laki-laki dan perempuan

    2:1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penyebab utama tukak peptik adalah

    H.pylori sehingga penyakit ini disebut juga sebagai acid H.pylori disease, namun

    demikian peranan faktor-faktor lain dalam kejadian tukak peptik jelas ada sehingga

    tukak peptik dikatakan sebagai penyakit multifaktor.

    Lambung dan duodenum dilindungi dari faktor iritan oleh lapisan mukus,

    epitel, tetapi beberapa faktor iritan seperti makanan minuman dan obat anti inflamasi

    non steroid (OAINS), alkohol, dan empedu yang dapat menimbulkan kecacatan

    lapisan mukus dan terjadi difusi balik ion H+, sehingga timbul tukak peptik.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    2/30

    2

    Penatalaksanaan Ulkus peptikum dari waktu ke waktu semakin baik seiring

    dengan ditemukannya faktor-faktor penyebab dan ditunjang dengan kemajuan di

    bidang pemeriksaan penunjang serta farmasi yang berhasil menemukan dan

    mengembangkan obat-obat yang sangat berpotensi untuk penanganan tukak peptik.

    Insiden dan kekambuhan tukak peptik saat ini menurun sejak ditemukan H. Pylori

    sebagai penyebab dan dilakukan terapi eradikasi.3

    Mengingat masih banyaknya angka kejadian penyakit ulkus peptikum di

    masyarakat Indonesia karena factor resiko yang sangat tinggi di masyarakat maka

    sangatlah penting mempelajari penyakit ini terutama bagi para praktisi

    medis.Penulisan laporan ini diharapkan dapat membantu penulis dan mahasiswa

    kedokteran lainnya untuk memahami penyakit ulkus peptikum dan mengetahui

    korelasi antara perjalanan penyakit dengan kehidupan biopsikososial pasien.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    3/30

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Ulkus peptikum atau tukak peptik secara anatomis didefinisikan sebagai suatu

    defek mukosa/ submukosa yang berbatas tegas yang dapat menembus muskularis

    mukosa sampai lapisan serosa. Ulkus Peptikum adalah putusnya kontinuitas mukosa

    gastrointestinal atau lesi pada lambung dan duedenum yang meluas sampai ke epitel.

    Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding

    mucosal saluran pencernaan. Kerusakan yang tidak meluas kebawah epitel disebut

    erosi. Tukak peptik bisa terjadi di setiap bagian saluran pencernaan yang terpapar

    asam lambung atau gastrin yaitu esofagus, lambung, duedenum dan jejenum. Tukak

    peptik lebih mungkin terjadi pada doudenum daripada lambung. Biasanya, ini terjadi

    secara tunggal, tapi dapat terjadi dalam bentuk multipel. Tukak peptik kronik

    cenderung terjadi pada kurvatura minor dari lambung, dekat pilorus. Secara klinis,

    suatu tukak adalah hilangnya epitel superfisial atau lapisan lebih dalam dengan

    diameter 5 mm yang dapat diamati secara endoskopis atau radiologis.

    2.2 Epidemiologi

    Ulkus peptikum dapat terjadi pada semua orang dan semua golongan umur.

    Kejadian pada kaum pria dan wanita sangat bervariasi. Secara klinis ulkus duodenum

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    4/30

    4

    lebih sering dijumpai daripada ulkus gaster. Ulkus peptikum merupakan penyakit

    yang masih banyak ditemukan dalam klinik terutama pada kelompok umur di atas 45

    tahun. Kelompok umur terbanyak adalah 45-65 tahun, dengan kecenderungan makin

    tua umur prevalensi makin meningkat dan perbandingan antara laki-laki dan

    perempuan 2:1.

    2.3 Etiologi

    Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab adalah :

    1. Infeksi kuman Helicobacter pyloriTerapi eradikasi kuman Helicobacter pylori menyebabkan kesembuhan

    dan menangkal kekambuhan ulkus sehingga mendukung pendapat bahwa

    kuman Helicobacter pylori memegang peranan penting dalam etiologi

    ulkus peptikum.

    2. Faktor asam lambungBahan iritan akan menimbulkan defek mukosa barrier dan terjadi difusi

    balik ion H+. Histamin terangsang untuk lebih banyak menghasilkan asam

    lambung, akibatnya terjadi dilatasi dan peningkatan permeabilitaspembuluh kapiler, kerusakan mukosa lambung, gastritis akut /kronis dan

    ulkus gaster.

    3. Disfungsi pyloriBila mekanisme penutupan Sphincter pylorus tidak baik (tidak cukup

    berespons terhadap rangsangan sekretin dan kolesistokinin) akan terjadi

    refluks empedu dari duodenum ke antrum lambung sehingga terjadi defek

    mukosa barrier yang menimbulkan difusi balik ion H+. Refluks ini lebih

    sering terjadi pada usia lanjut namun mekanismenya belum jelas.

    4. Obat-obat NSAIDMekanisme NSAID sebagian besar adalah dengan menghambat sintesa

    prostaglandin, dimana kedua enzim Cyclo-oxygenase diblok. Sedangkan

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    5/30

    5

    NSAID ideal hendaknya hanya bekerja dengan menghambat enzim COX-

    2 yang berperan dalam inflammasi dan tidak menghambat COX-1 yang

    berperan memberikan perlindungan mukosa lambung.

    5. Merokokberdasarkan penelitian perokok mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk

    terjadinya ulkus peptikum. Merokok dapat menghambat sekresi bicarbonat

    pankreas, menambah refluk gastroduodenal akibat relaksasi sphinter

    pilorus.

    6. Herediter7. stress fisiologis berat

    misalnya pada luka bakar, trauma susunan saraf pusat, pembedahan dan

    penyakit medis yang berat.

    8. Keadaan-keadaan yang ditandai adanya hipersekresi asam lambung sepertigastrinoma (Zollinger-Elison Syndrome), atau neoplasma endokrin yang

    multiple, hiperplasia sel G pada antrum, sistemik mastositosis, leukemia

    basofilik.

    9. penyakit-penyakit yang memiliki resiko tinggi untuk terjadinya ulkuspeptikum seperti sirosis hepatis, penyakit PPOK, gagal ginjal dan

    transplantasi organ.

    2.4 Patogenesis

    Ulkus peptikum merupakan suatu penyakit dimana tidak terjadi ketidakseimbangan

    antara factor agresif dan factor defensive saluran pencernaan. Adapun yang factor

    agresif dan factor defensive antara lain :

    Faktor-faktor agresif

    1. Helicobacter pyloriH.pylori adalah bakteri gram negatif yang dapat hidup dalam suasana asam dalam

    lambung/duodenum (antrum, korpus, dan bulbus), berbentuk kurva/S-shaped.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    6/30

    6

    Bakteri ini ditularkan secara feko-oral atau oral-oral. Pada lambung terutama

    terkonsentrasi dalam antrum, berada pada lapisan mukus pada permukaan epitel

    yang sewaktu-waktu dapat menembus sel-sel epitel.

    Tubuh akan memberikan respon untuk mengeliminasi H.pylori dengan

    mobilisasi sel-sel PMN/limfosit yang menginfiltrasi mukosa secara intensif

    dengan mengeluarkan bermacam-macam mediator inflamasi atau sitokinin,

    seperti interleukin 8, gamma interferon alfa, tumor necrosis faktor, yang bersama

    reaksi imun yang muncul justru mnyebabkan kerusakan sel-sel epitel

    gastroduodenal yang lebih parah tetapi tidak dapat mengeliminasi bakteri dan

    infeksi menjadi kronik.

    H.pylori mengeluarkan sitotoksin yang secara langsung dapat merusak sel

    epitel mukosa gastroduodenal, seperti vacuolating cytotoxin (Vac A gen) yang

    menyebabkan vakuolisasi sel-sel epitel, cytotoxin associated gen A (Cag A gen)

    merupakan petanda virulensi H.pylori dan hampir selalu ditemukan pada tukak

    peptik. H.pylori juga melepaskan bermacam-macam enzim, seperti urease,

    protease, lipase, dan fosfolipase. Urease memecah urea dalam lambung menjadi

    amonia yang toksik terhadap sel-sel epitel, sedangkan protease dan fosfolipase A2

    menekan sekresi mukus yang menyebabkan daya tahan mukosa menurun,

    merusak lapisan yang kaya lipid pada apikal sel epitel. Asam lambung dapat

    berdifusi balik melalui kerusakan sel-sel epitel ini sehingga menyebabkan

    nekrosis yang lebih luas.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    7/30

    7

    H.pylori yang terkonsentrasi dalam antrum menyebabkan kerusakan sel D

    yang mengeluarkan somatostatin, yang berfungsi membatasi produksi gastrin. Hal

    ini menyebabkan produksi gastrin meningkat, yang nantinya merangsang sel-sel

    parietal menghasilkan asam lambung yang berlebihan. Asam lambung masuk ke

    duodenum sehingga keasaman meningkat. Asam lambung yang tinggi pada

    duodenum menyebabkan gastrik metaplasia yang dapat menjadi tempat hidup

    H.pylori dan sekaligus dapat memproduksi asam sehingga lebih menambah

    keasaman dalam duodenum. Keasaman yang tinggi akan menekan mukus dan

    bikarbonat sehingga menyebabkan daya tahan mukosa lebih menurun.

    2. Obat antiinflamasi non steroid (OAINS)

    Pemakaian obat antiinflamasi non steroid (OAINS) dan asam asetil salisilat

    (ASA) secara kronik dan reguler dapat menyebabkan terjadinya risiko perdarahan

    gastrointestinal 3 kali lipat. Pemakaian OAINS/ASA tidak hanya menyebabkan

    kerusakan pada gastroduodenal, tetapi juga pada usus halus dan usus besar berupa

    inflamasi, ulserasi, dan perforasi.

    Bila membran mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik

    maupun mekanis, maka enzim fosfolipase akan mengubah fosfolipida menjadi

    asam arachidonat. Kemudian sebagiannya diubah oleh enzim cyclooxigenase

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    8/30

    8

    menjadi asam endoperoksida. Bagian lainnya akan diubah oleh enzim

    lipooxigenase menjadi asam hidroperoksida dan selanjutnya akan menjadi

    leukotrien.Leukotrien bertanggung jawab bagi sebagian besar gejala peradangan.

    Cyclooxygenase mempunyai dua iso-enzim yaitu, COX-1 dan COX-2. COX-1

    terdapat pada plat darah, ginjal, dan saluran cerna. COX-1 berperan melindungi

    lambung dengan membentuk bikarbonat dan mukosa serta menghambat produksi

    asam. COX-2 bertanggung jawab bagi sebagian besar peradangan .

    NSAID bekerja pada asam endoperoksida sehingga produksi COX-1 dan COX-2

    akan di hambat. Dengan dihambatnya COX-1 oleh NSAID maka produksi

    mukosa lambung dan bikarbonat tidak dihasilkan untuk menetralisir asam

    lambung yang terus diproduksi oleh sel epitel lambung sehingga asam lambung

    dapat langsung terpapar pada lapisan dinding lambung, yang akhirnya dapat

    menyebabkan ulkus.

    Beberapa faktor risiko yang memudahkan terjadinya tukak peptik pada

    penggunaan OAINS adalah umur tua (60 tahun); riwayat adanya tukak peptik

    sebelumnya; dispepsia kronik; intoleransi terhadap penggunaan OAINS

    sebelumnya; jenis, dosis, dan lamanya penggunaan OAINS sebelumnya;penggunaan secara bersamaan dengan kortikosteroid, antikoagulan, dan

    penggunaan 2 jenis OAINS secara bersamaan; dan penyakit penyerta lainnya

    yang diderita oleh pengguna OAINS.3

    3. Beberapa faktor lingkungan dan penyakit lain

    Merokok (tembakau, sigaret) meningkatkan kerentanan terhadap infeksi H.pylori

    dengan menurunkan faktor pertahanan dan menciptakan keadaan yang sesuai

    dengan H.pylori; faktor stres, malnutrisi, makanan tinggi garam, defisiensi

    vitamin; beberapa penyakit tertentu seperti Zollinger Elison (kelainan pada non

    insulin sekreting sel pankreas), mastositosis sistemik, penyakit Chron, dan

    hiperparatiroidisme; faktor genetik; faktor kejiwaan pada orang yang psikisnya

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    9/30

    9

    sangat labil, pada ketegangan jiwa, emosi, dan mempunyai ambisi besar

    mengakibatkan mereka hidup tidak teratur; hormon wanita, berdasarkan statistik

    bahwa wanita usia produktif jarang menderita ulkus peptikum jika dibandingkan

    dengan pria pada usia yang sama, atau jika dibandingkan dengan wanita setelah

    masa menopause.

    Faktor-faktor defensif

    Gangguan pada satu atau beberapa faktor pertahanan mukosa, menyebabkan daya

    tahan mukosa akan menurun sehingga mudah dirusak oleh faktor agresif yang

    menyebabkan terjadinya tukak peptik. Ada tiga faktor pertahanan yang berfungsi

    memelihara daya tahan mukosa gastroduodenal, yaitu :

    1. Faktor preepitel terdiri dari :a. Mukus/bikarbonat yang berguna untuk menahan pengaruh asam

    lambung/pepsin.

    b. Mucoid cap, yaitu suatu struktur yang terdiri dari mukus dan fibrin, yangterbentuk sebagai respon terhadap rangsangan inflamasi.

    c. Active surface phospholipidyang berperan untuk meningkatkan hidrofobisitasmembran sel dan meningkatkan viskositas mukus.

    2. Faktor epitela. Kecepatan perbaikan mukosa yang rusak, dimana terjadi migrasi sel-sel yang

    sehat ke daerah yang rusak untuk perbaikan.

    b. Pertahanan seluler, yaitu kemampuan untuk memelihara electrical gradientdan mencegah pengasaman sel.

    c. Kemampuan transporter asam-basa untuk mengangkut bikarbonat ke dalamlapisan mukus dan jaringan subepitel dan untuk mendorong asam keluar

    jaringan.

    d. Faktor pertumbuhan, prostaglandin dan nitrit oksida.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    10/30

    10

    3. Faktor subepitela. Aliran darah (mikrosirkulasi) yang berperan mengangkut nutrisi, oksigen, dan

    bikarbonat ke epitel sel.

    b. Prostaglandin endogen menekan perlekatan dan ekstravasasi leukosit yangmerangsang reaksi inflamasi jaringan.

    2.5 Klasifikasi Ulkus Peptikum

    1. Waktu timbulnya1.1 Ulkus Peptikum Akut

    Pada ulkus peptikum akut biasanya ada penyebab yang mendahuluinya,

    seperti misalnya luka bakar yang berat, operasi berat, dan gastritis erosiva

    akibat obat-obatan. Ulkus biasanya multipel dan timbulnya secara

    mendadak. Ulkus sering ditemukan pada duodenum dan lambung. Berbagai

    macam rangsangan stres yang dapat menimbulkan ulkus peptik akut

    diantaranya ialah : syok, trauma, kebakaran, pembedahan, perubahan udara

    yang mendadak, dan obat-obatan. Sifat dari tukak peptik akut adalah cepat

    sembuh dan biasanya tanpa meninggalkan bekas, dan kadang-kadang

    disertai perdarahan.

    1.2 Ulkus Peptikum KronikGejala ulkus peptik kronis biasanya bersifat menahun. Adanya riwayat nyeri

    ulu hati yang bersifat periodik, nyeri timbul berhubungan dengan makanan

    atau minuman yang dikonsumsi, dialami lebih dari 2 bulan dan mempunyai

    masa penyembuhan yang lama. Secara patologis gambaran dari ulkus yang

    kronik adalah berupa jaringan ikat pada tepi dan dasar dari ulkus.

    2 Letak Ulkus

    Pada bagian bawah esofagus, lambung, dan duodenum bagian atas (first portion

    of duodenum). Ulkus yeyunum bisa ditemukan pada penderita yang mengalami

    gastroyeyunostomi. Ulkus ileum bisa ditemukan pada penderita yang mengalami

    gastroileostomi. Ulkus biasanya terdapat di dekat anastomose yang dapat disebut

    pula ulkus marginalis atau stomal ulcer.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    11/30

    11

    2.1Ulkus esofagusUlkus ini jarang ditemukan dan bila ditemukan biasanya terdapat di bagian

    distal esofagus. Kelainan yang menyertai atau mendahului, seperti hernia,

    striktura, akalasia, dan tumor. Nyeri terletak di bagian bawah sternum atau

    tepat di ulu hati yang menjalar ke manubrium sterni dan ke punggung di

    daerah interskapuler, terutama saat makan atau minum. Nyeri akan

    bertambah berat jika membungkukkan badan. Selain itu terdapat keluhan

    berupa panas di dada dan ulu hati, mual dan muntah-muntah. Pada

    pemeriksaan jasmani tidak ditemukan kelainan yang jelas.

    2.2Ulkus lambungLetak tukak terbanyak di angulus, antrum, prepilorus, dan jarang terjadi

    pada korpus dan fundus. Keluhan berupa rasa nyeri di perut kiri atas atau

    epigastrium yang ada hubungan dengan makanan, dan mulut terasa asam.

    Nyeri bisa menjalar ke punggung kiri. Nyeri dirasakan setelah makan,

    kemudian diikuti dengan rasa enak yang berakhir 30-90 menit, kemudian

    diikuti dengan periode nyeri yaitu sampai lambung kosong selama 90 menit.

    Jadi ritme nyeri pada tukak lambung adalah makan-nyeri-enak. Pada

    pemeriksaan jasmani ditemukan nyeri tekan pada epigastrium antara

    umbilikus dan prosesus sifoideus.

    2.3Ulkus duodeniLetak tukak duodeni terbanyak di dinding anterior dan posterior dari bulbus

    dan postbulber atau pars desendens duodeni di sebelah proksimal dari papila

    vatereii. Jarang sekali ditemukan di distal papila vatereii. Nyeri, pedih, dan

    panas di perut kanan atas, terutama tengah malam saat tidur sehingga

    terbangun. Rasa nyeri kadang-kadang menjalar ke perut kiri dan ke

    pinggang kanan. Nyeri bisa dikurangi dengan makan, minum susu, dan

    minum obat antasida (Hunger Pain Food Relief). Nyeri timbul saat pasien

    merasa lapar dan terasa enak setelah makan 2-4 jam, kemudian timbul rasa

    nyeri sampai waktu makan lagi. Jadi timbul triple ritme, makan-enak-nyeri.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    12/30

    12

    Pada pemeriksaan jasmani ditemukan, nyeri tekan di perut kanan atas dekat

    umbilikus.

    2.4Ulkus jejunumTukak di jejunum jarang terjadi, baru timbul setelah penderita mengalami

    gastroyeyunostomi. Letak tukak terbanyak di distal, tidak lebih dari 3 cm

    dari anastomose di dinding anterior. Keluhan umumnya berupa rasa nyeri,

    pedih, dan panas di perut di sebelah kiri umbilikus, mual dan muntah-

    muntah, serta mulut terasa asam. Kadang-kadang nyeri menjalar ke

    pinggang kiri.

    Ulkus duodenal Ulkus Lambung

    InsidenUsia 30-60 tahun

    Pria: wanita 3:1

    Terjadi lebih sering daripada ulkus lambung

    InsidenBiasanya 50 tahun lebih

    Pria:wanita 2:1

    Tanda dan gejala

    Hipersekresi asam lambung

    Dapat mengalami penambahan berat badan

    Nyeri terjadi 2-3 jam setelah makan; sering

    terbangun dari tidur antara jam 1 dan 2 pagi.

    Makan makanan menghilangkan nyeri

    Muntah tidak umum

    Hemoragi jarang terjadi dibandingkan ulkus

    lambung tetapi bila ada milena lebih umum

    daripada hematemesis.

    Lebih mungkin terjadi perforasi daripada

    ulkus lambung.

    Tanda dan gejala

    Normal sampai hiposekresi

    asam lambung

    Penurunan berat badan dapat

    terjadi

    Nyeri terjadi sampai 1 jam

    setelah makan; jarang

    terbangun pada malam hari;

    dapat hilang dengan muntah.

    Makan makanan tidak

    membantu dan kadang

    meningkatkan nyeri.

    Muntah umum terjadi

    Hemoragi lebih umum terjadi

    daripada ulkus duodenal,

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    13/30

    13

    hematemesis lebih umum

    terjadi daripada melena.

    Kemungkinan Malignansi

    Jarang

    Kemungkinan malignansi

    Kadang-kadang

    Faktor Risiko

    Golongan darah O, PPOM, gagal ginjal

    kronis, alkohol, merokok, sirosis, stress.

    Faktor Risiko

    Gastritis, alkohol, merokok,

    NSAID, stress

    3. Kedalamam tukak

    3.1 Kerusakan jaringan hanya terbatas pada mukosa, dan disebut erosi.

    3.2 Kerusakan jaringan atau ulserasi sampai submukosa.

    3.3 Ulserasi meluas ke bagian yang lebih dalam yaitu pada sebagian dari lapisan

    muskularis.

    3.4 Ulkus menembus ke bagian yang lebih dalam, terutama sebagian lapisan

    muskularis dan terjadi peradangan sampai lapisan serosa.

    Modifikasi kriteria forrest untuk stratifikasi risiko ulkus peptikum

    Tipe 1 Perdarahan aktif

    1a. Spurting

    1b. Oozing

    Tipe 2 Ulkus dengan perdarahan tidak aktif

    2a.Non bleeding visible vessel

    2b. Ulkus with surface clot

    2c. Ulkus with red or dark blue spot

    Tipe 3 Ulkus dengan dasar yang bersih ( tanpa perdarahan )

    Tipe 1 dan 2 membutuhkan endoterapi dengan risiko perdarahan ulang 43-

    55%, sedangkan tipe 2c dan 3 tidak memerlukan endoterapi karena risiko perdarahan

    ulang hanya 5-10%.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    14/30

    14

    2.6 Gejala Klinis

    Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau

    beberapa bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering

    tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala

    ulkus, dan 20-30% mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya

    manifestasi yang mendahului.

    1. Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusukatau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini

    bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat

    menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain

    menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks

    local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang

    dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan

    alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri

    kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan

    memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan

    garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local

    pada epigastrium. Rasa nyeri pada ulkus duodenum timbul waktu pasien

    merasa lapar, dan rasa nyeri tersebut bisa membangunkan pasien tengah

    malam (antara tengah malam dan jam 3 dini hari). Nyeri ini spesifik pada

    ulkus duodenum (75%). Rasa nyeri hilang setelah makan, dan minum obat

    antasida. Sedangkan rasa nyeri pada ulkus gaster timbul setelah makan. Rasa

    nyeri pada ulkus gaster dirasakan di sebelah kiri, sedangkan rasa nyeri ulkus

    duodenum dirasakan di sebelah kanan dari garis tengah perut. Rasa nyeri

    bermula dari bermula pada satu titik (pointing sign) yang akhirnya difus, dan

    menjalar hingga ke punggung. Hal ini kemungkinan disebabkan penyakit

    yang bertambah berat atau komplikasi berupa penetrasi ke organ pankreas.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    15/30

    15

    Rasa nyeri pada ulkus peptikum bersifat kronik, periodik, ritmik, dan

    kualitasnyasteady and continue

    2. Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar padaesophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi

    asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.

    3. Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntahdapat menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan

    pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa

    yang mengalami inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi

    atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan

    dengan ejeksi kandungan asam lambung.

    4. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus,kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga

    datang dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang

    mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi

    mereka menunjukkan gejala setelahnya. Perdarahan pada ulkus peptikum bisa

    terjadi disetiap tempat, namun yang tersering adalah dinding bulbus

    duodenum bagian posterior, karena dekat dengan arterigastroduodenalis atau

    arteri pankreatikoduodenalis. Kehilangan darah ringan dan kronik dapat

    mengakibatkan anemi defisiensi besi. Disamping itu perdarahan juga dapat

    memunculkan gejala hemateneses dan melena. Pada pendarahan akut akibat

    ulkus peptikum dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan volume cairan.

    2.7 Diagnosis

    Anamnesis

    Secara umum pasien tukak peptik biasanya mengeluh dispepsia. Dispepsia adalah

    suatu sindroma klinik/kumpulan keluhan beberapa penyakit saluran cerna seperti

    mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa panas seperti terbakar yang

    biasanya timbul setelah makan atau minum yang asam, seperti ditusuk-tusuk, seperti

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    16/30

    16

    diperas, atau pedih, rasa penuh ulu hati, cepat merasa kenyang, dan serangan tukak

    hilang-timbul secara periodik.

    Keluhan utama dalah nyeri di epigastrium, dimana sifatnya kronik bisa

    bulanan/tahunan, periodik secara remisi dan eksaserbasi, ritmik-iramanya hunger

    pain food relief pattern, kualitasnyasteady and continue. Apabila keadaan memberat,

    maka pola tersebut berubah dan nyeri dirasakan lebih berat serta lebih lama.

    Pada tukak duodeni rasa sakit timbul saat pasien merasa lapar atau 90 menit-3

    jam setelah makan, rasa sakit bisa membangunkan pasien tengah malam, rasa sakit

    hilang setelah makan dan minum susu atau obat antasida (Hunger pain food relief),

    rasa sakit tukak duodeni sebelah kanan garis tengah perut. Hal ini menunjukkan

    adanya peranan asam lambung/pepsin dalam patogenesis tukak duodenum. Rasa mual

    disertai mulut asam merupakan keluhan pada penderita tukak di pilorus, atau

    duodenum. Rasa sakit tukak gaster timbul setelah makan, dan rasa sakit tukak gaster

    dirasakan sebelah kiri garis tengah perut.Muntah terutama timbul pada tukak yang

    masih aktif, sering ditemukan pada penderita tukak lambung daripada tukak duodeni,

    terutama yang letaknya di antrum atau pilorus.

    Riwayat minum alkohol, jamu-jamuan, atau obat-obatan yang ulserogenik.

    Sepuluh persen dari tukak peptik, khususnya karena OAINS menimbulkan

    komplikasi (perdarahan/perforasi) tanpa danya keluhan nyeri sebelumnya sehingga

    anamnesis tentang penggunaan OAINS perlu ditanyakan pada pasien. Tinja berwarna

    seperti teer (melena) harus diwaspadai sebagai suatu perdarahan tukak.

    Pada dispepsia kronik, untuk membedakan dispepsia fungsional dan dispepsia

    organik, yaitu pada tukak peptik dapat ditemukan gejala peringatan (alarm symptom)

    antara lain berupa : umur > 45-50 tahun keluhan muncul pertama kali, berat badan

    menurun >10%, anoreksia/rasa cepat kenyang, riwayat tukak peptik sebelumnya,

    muntah yang persisten, dan anemia yang tidak diketahui penyababnya

    Sugesti seseorang menderita penyakit tukak perlu dipikirkan bila ditemukan

    adanya riwayat pasien tukak dalam keluarga, rasa sakit klasik dengan keluhan yang

    spesifik, faktor predisposisi seperti pemakaian OAINS, perokok berat, dan alkohol,

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    17/30

    17

    adanya penyakit kronis seperti PPOK atau sirosis hati, dan adanya hasil positif

    H.pylori dari serologi/IgG antiH.pylori.

    Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisik hanya sedikit membantu diagnosa, kecuali bila sudah terjadi

    komplikasi. Pada non komplikata jarang menimbulkan kelainan fisik. Rasa

    sakit/nyeri ulu hati di kiri atau sebelah kanan garis tengah perut, terjadinya penurunan

    berat badan merupakan tanda fisik yang dapat dijumpai pada tukak peptik tanpa

    komplikasi.

    Pada non komplikata adanya epigastric tenderness yang berlokasi di

    epigastrium antara umbilikus dan prosesus sifoideus. Timbulnya diffuse superficial

    tenderness kemungkinan merupakan refleks viserosomatik. Semua serabut-serabut

    nyeri dari traktus gastrointestinalis melalui saraf simpatis menuju ke spinal cord.

    Persarafan di lambung dan duodenum oleh nervus splanknikus menuju ke segmen

    dari spinal cord. Pada beberapa penderita, palpasi dalam disertai dengan penekanan

    menimbulkan rasa nyeri yang bertambah hebat. Rasa nyeri bermula pada satu titik

    (pointing sign) akhirnya difus bisa menjalar ke punggung. Ini kemungkinan

    diakibatkan oleh penyakit yang bertambah berat atau mengalami komplikasi.

    Pada pasien dengan komplikasi obstruksi, pada pemeriksaan fisik ditemukan

    penderita terlihat lemah, kurus, dan dehidrasi. Perut atas cembung dan kadang-kadang

    terlihat peristaltik dari lambung.

    Pertama-tama harus dinilai status hemodinamika pasien, adakah syok atau

    tidak. Bila syok segera ditanggulangi tanpa melakukan formalitas pemeriksaan fisik

    yang sempurna. Periksa apakah ada stigmata penyakit hati kronik (tanda-tanda

    kegagalan faal hati dan hipertensi portal). Pemeriksaan colok dubur (rectal toucher)

    juga perlu dikerjakan.

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan penunjang ditujukan untuk memperkuat diagnosis. Beberapa

    pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu :

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    18/30

    18

    1. Pemeriksaan radiologis (Barium meal)Pemeriksaan radiologi dengan barium meal kontras ganda dapat digunakan

    dalam menegakkan diagnosis tukak peptik, tetapi akhir-akhir ini lebih dianjurkan

    pemeriksaan endoskopi. Pemeriksaan rontgen yang disertai dengan metoda

    kontras ganda dapat memperlihatkan kelainan pada mukosa lambung.

    Pemeriksaan perlu dilakukan dalam berbagai posisi, misalnya pada posisis

    telentang (supine) untuk melihat dinding posterior, posisi tengkurap (prone) untuk

    melihat kelainan pada dinding anterior, oblique ke kanan dan kiri.

    Jika terjadi komplikasi berupa perforasi maka pada foto polos abdomen

    ditemukan daerah bebas udara antara hati dan diafragma.Pada obstruksi terlihat

    gambaran lambung yang membesar, dengan sisa makanan. Daerah pilorus terlihat

    menyempit, dan tidak ada/sedikit sekali bubur barium yang masuk duodenum.

    Pada lambung bilokuler ditemukan penyempitan di bagian korpus. Pada daerah

    penyempitan kadang-kadang terlihat dibagi dua, yaitu bagian bawah dan atas

    stenosis.

    Lokasi tukak penting dalam menentukan sifatnya apakah benigna atau

    maligna atau kemungkinan mengalami perubahaan menjadi malignitas. Pada

    umumnya tukak yang jinak berlokasi di dinding kurvatura minor, atau di dinding

    posterior dan anterior. Tukak yang berlokasi di kurvatura mayor sebagian besar

    bersifat ganas.

    2. Pemeriksaan EndoskopiSaat ini untuk diagnosis tukak peptik lebih dianjurkan pemeriksaan endoskopi

    saluran cerna bagian atas. Di samping itu untuk memastikan diagnosa keganasan

    tukak gaster harus dilakukan pemeriksaan histopatologi, sitologi brushingdengan

    biopsi melalui endoskopi. Pada obstruksi ditemukan sisa makanan pada

    endoskopi.

    Gambaran khas pada tukak jinak adalah pada umumnya bulat atau oval,

    tepinya teratur dengan dasar licin, daerah di sekitarnya membengkak dan

    hiperemi, dan sering dijumpai lipatan yang radier (radiating fold) di sekitar tukak.

    Tukak yang masih aktif, tampak jelas batasnya berbentuk bulat atau oval, dengan

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    19/30

    19

    dasar licin berisi nanah, tepi teratur dengan daerah di sekitarnya membengkak

    hiperemi. Gambaran tukak gaster untuk keganasan adalah: Boorman I /polipoid,

    B-II/ulceratif, B-III/infiltratif, B-IV/linitis plastika (scirrhus). Biopsi dan

    endoskopi perlu dilakukan ulang setelah 8-12 minggu terapi eradikasi, karena

    tingginya kejadian keganasan pada tukak gaster (70%).

    3. InfeksiHelycobacter pylori dapat didiagnosis dengan test antibodi (tes serologi),biopsi lambung pada pemeriksaan endoskopi, tes antigen tinja, dan tes napas urea

    yang non invasif, yang dapat mengidentifikasikan produksi enzim bakteri dalam

    lambung.

    4. HematologiHemoglobin, hematokrit, lekosit, eritrosit, trombosit, morfologi darah tepi, dan

    golongan darah. Jika diperlukan periksa faal pembekuan.

    5. Biokimia darahUji faal hati yaitu transaminase, bilirubin, elektroforesa protein, kolesterol, dan

    fosfatase alkali. Uji faal ginjal yaitu urea nitrogen dan kreatinin.

    6. Urine rutin

    2.8 Diagnosis Banding Ulkus Peptikum

    Diagnosis banding untuk ulkus peptikum, antara lain :

    - Kanker lambung

    - Kolesistitis

    - Pankreatitis

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    20/30

    20

    - Abses hepar

    2.9 Komplikasi Ulkus Peptikum

    Komplikasi tukak peptik yang sering terjadi adalah

    1. PerdarahanPerdarahan sering terjadi dan merupakan komplikasi yang terbanyak pada

    penderita tukak peptik. Insiden meningkat pada usia lanjut (> 60 tahun) akibat

    adanya penyakit degeneratif dan meningkatnya pemakaian OAINS. Perdarahan

    dapat terjadi secara kronis maupun akut. Perdarahan kronis umumnya bersifat

    perdarahan tersembunyi (occult blood) di tinja, tidak banyak memberi keluhan

    dan akan menimbulkan gejala anemi (anemia hipokromik atau anemia defisiensi

    Fe). Sebaliknya jika perdarahan akut, maka akan terjadi hematemesis dan melena,

    dan penderita akan mengalami syok. Tukak lambung sering menimbulkan

    hematemesis, sedangkan tukak duodeni lebih sering menimbulkan melena.

    2. PerforasiInsiden perforasi meningkat pada usia lanjut karena proses aterosklerosis dan

    meningkatnya penggunaan OAINS. Perforasi tukak gaster biasanya ke lobus kiri

    hati, dan dapat menimbulkan fistula gastrokolik. Penetrasi adalah suatu bentuk

    perforasi yang tidak terbuka/tanpa pengeluaran isi lambung karena tertutup oleh

    omentum/organ perut di sekitar. Komplikasi ini sering terjadi, dan dibagi menjadi

    tiga tahap, yaitu :

    a. Tahap INyeri dirasakan sangat hebat dan perut terasa tegang, karena cairan lambung

    dan makanan masuk dalam kavum peritonii, sehingga menimbulkan

    rangsangan pada peritoneum. Selain itu penderita juga mengeluh nausea dan

    vomitus. Kulit penderita menjadi dingin walaupun suhu normal, auskultasi di

    abdomen tidak ditemukan bising usus, frekuensi inspirasi biasanya bertambah

    dangkal, terdapat pernapasan kostal, nadi normal atau bertambah cepat,

    tekanan darah biasanya normal tetapi jika tekanan darah sistol di bawah 100

    mmHg, mempunyai prognosa jelek.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    21/30

    21

    b. Tahap IITahap ini terjadi 2-6 jam setelah perforasi. Nyeri bertambah berat, menjalar ke

    punggung dan bahu kanan. Dinding abdomen keras seperti papan (board like

    abdominal rigidity), disertai dengan pernapasan kostal, makin cepat dan

    dangkal. Suhu badan naik dengan tanda syok positif dan bising usus negatif.

    c. Tahap IIIPada tahap ini timbul peritonitis generalisata, yang terjadi 6-12 jam setelah

    perforasi. Hal ini disebabkan karena invasi bakteri ke dalam kavum peritonii.

    Keluhan bertambah berat, suhu bertambah naik, takikardi, dan pernapasan

    bertambah cepat serta dangkal. Perasaan sangat nyeri dan nyeri tekan perut,

    perut diam tanpa terdengar peristaltik usus merupakan tanda peritonitis.

    3. ObstruksiRetensi lambung adalah komplikasi yang sering pada tukak peptik dan mungkin

    disebabkan karena pilorospasme atau akibat terjadinya parut (cicatrix). Obstruksi

    pilorus menyebabkan vomitus bertambah hebat, dan lama-kelamaan akan terjadi

    dehidrasi dengan serum Na, K, dan Cl akan menurun, serta akan terjadi

    hemokonsentrasi dan kadar urea dalam darah naik.

    4. Stenosis pilorusStenosis pilorus biasanya merupakan komplikasi dari tukak duodeni. Selain itu

    bisa juga disebabkan oleh tukak lambung yang lokasinya dekat pilorus dan

    karsinoma lambung stadium lanjut.

    Keluhan pasien akibat obstruksi mekanik berupa cepat kenyang, muntah

    berisi makanan tak tercerna, mual, sakit perut setelah makan,dan berat badan

    turun. Serangan nyeri hebat mungkin timbul bersamaan dengan periode peristaltik

    lambung. Lama kelamaan lambung semakin membesar, rasa nyeri berkurang, rasa

    penuh di perut tetap ada yang disertai dengan rasa mual, dan keluhan muntah

    berkurang. Badan lemah, dan kadang timbul konstipasi.

    5. PenetrasiTukak yang terletak pada dinding posterior lambung dapat mengakibatkan

    perlengketan dengan organ di sekitarnya, dan dari proses ulserasi dapat terjadi

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    22/30

    22

    penetrasi ke organ-organ tersebut, tanpa disertai keluarnya isi lambung ke dalam

    kavum peritonii. Penetrasi biasanya terjadi ke hepar, pankreas, dan omentum

    minus. Penetrasi tukak yang mengenai pankreas menyebabkan nyeri yang timbul

    tiba-tiba dan menjalar ke punggung.

    6. Lambung bilokuler (lambung gelas jam = hour-glass stomach)Keadaan ini disebabkan karena tukak lambung kronik yang berbentuk seperti

    pelana pada kurvatura minor, dimana saat penyembuhan terjadi parut yang

    menimbulkan korpus lambung mengalami konstruksi yang hebat, sehingga

    lambung terbagi menjadi 2 bagian oleh segmen stenotik. Hal ini dapat juga terjadi

    peda tukak penetrasi yang melengket pada pankreas atau hepar, atau pada dinding

    anterior abdomen. Komplikasi ini jarang terjadi.

    2.10 Penatalaksanaan Ulkus Peptikum

    Penatalaksanaan ulkus peptikum terdiri dari terapi medikamentosa dan non

    medikamentosa.2,3,9

    1. Terapi Non Medikamentosa- Istirahat

    Istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan. Secara umum pasien

    tukak peptik dianjurkan pengobatan rawat jalan, bila kurang berhasil atau ada

    kompliksai baru dianjurkan rawat inap. Penyembuhan akan lebih cepat

    dengan rawat inap walaupun mekanismenya belum jelas, kemungkinan

    bertambahnya jumlah jam istirahat, berkurangnya refluks empedu,

    menurunnya stres dan penghentian penggunaan analgesik. Stres dan

    kecemasan memegang peran dalam peningkatan asam lambung dan penyakit

    tukak

    - DietCabai, makanan yang merangsang, dan makanan yang mengandung asam

    dapat menimbulkan rasa sakit, walaupun belum didapat bukti keterkaitannya.

    Pasien mungkin mengalami intoleransi terhadap makanan tersebut, atau

    makanan tersebut mempengaruhi motilitas usus. Dalam hal ini dianjurkan

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    23/30

    23

    untuk menghindari makanan tersebut. Beberapa peneliti menganjurkan

    makanan biasa, lunak, tidak merangsang, dan diet seimbang.

    Merokok sebaiknya dihindari. Merokok dapat menghalangi penyembuhan

    ulkus gaster kronik, menghambat sekresi bikarbonat pankreas, menambah

    keasaman bulbus duodenum, menambah refluks duodenogastrik akibat

    relaksasi sfingter pilorus, sekaligus meningkatkan kekambuhan ulkus.

    Alkohol sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan risiko perdarahan

    dan komplikasi lain. Air jeruk yang asam, coca cola, bir, kopi tidak

    mempunyai pengaruh ulserogenik pada mukosa lambung, tetapi dapat

    menambah sekresi asam lambung sehingga sebaiknya jangan dikonsumsi saat

    perut kosong.

    - Obat-obatanMenghindari penggunaan NSAID karena seperti telah dijelaskan sebelumnya

    bahwa NSAID dapat menekan produksi prostaglandin yang sangat berperan

    dalam proteksi mukosa lambung. Saat ini telah tersedia COX 2 inhibitoryang

    selektif untuk penyakit osteoartritis/rematoid artritis yang kurang

    menimbulkan keluhan pada lambung.

    2. Terapi Medikamentosa- Antasida

    Antasida bekerja sebagai penetralisir asam. Antasida diberikan dengan dosis 3

    x 1 tablet atau 4 x 30 cc (3 kali sehari, dan sebelum tidur/ 3 jam setelah

    makan). Preparat yang mengandung magnesium dapat menyebabkan BAB

    tidak berbentuk, serta tidak dianjurkan pada penderita gagal ginjal karena

    dapat menyebabkan hipermagnesemia dan kehilangan fosfat. Preparat yang

    mengandung aluminium dapat menyebabkan konstipasi, dan neurotoksik,

    tetapi bila dikombinasi kedua komponen saling menghilangkan efek

    sammping sehingga tidak terjadi diare ataupun konstipasi. Preparat kalsium

    dapat menyebabkan Milk Alkaline Syndrome (MAS) yaitu hiperkalsemia,

    hiperfosfatemia, renal calcinosis, dan progresi ke arah gagal ginjal.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    24/30

    24

    Obat Penangkal Kerusakan Mukus ( Cytoprotective )

    - Koloid BismuthMekanisme kerjanya belum jelas, kemungkinan membentuk lapisan

    penangkal bersama protein pada dasar ulkus dan melindunginya dari pengaruh

    asam dan pepsin, berikatan dengan pepsin, merangsang sekresi prostaglandin,

    bikarbonat, dan mukus. Obat ini memiliki efek bakterisidal terhadap H.pylori

    sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya relaps. Obat ini diberikan

    dengan dosis 2 x 2 tablet sehari. Efek sampingnya berupa tinja berwarna

    kehitaman sehingga menimbulkan keraguan terhadap perdarahan. Efek

    samping jangka panjang berupa neurotoksik.

    - SukralfatMekanisme kerjanya melalui pelepasan kutub aluminium hidroksida yang

    berikatan dengan kutub positif molekul protein membentuk lapisan

    fisikokemikal pada dasar ulkus sehingga dapat melindungi ulkus dari

    pengaruh agresif asam dan pepsin. Selain itu, sukralfat dapat membantu

    sintesis prostaglandin, bekerja sama dengan EGF, meningkatkan sekresi

    bikarbonat dan mukus, serta meningkatkan daya pertahanan dan perbaikan

    mukosa. Dosisnya 4 x 1 gram sehari. Efek samping berupa konstipasi.

    - ProstaglandinObat ini bekerja dengan cara mengurangi sekresi asam lambung, menambah

    sekresi mukus, bikarbonat, dan meningkatkan aliran darah mukosa serta

    meningkatkan pertahanan dan perbaikan mukosa. Biasanya digunakan sebagai

    penangkal terhadap ulkus akibat pemakaian NSAID. Contoh prostaglandin

    adalah misoprostol dan telah diakui oleh FDA. Dosisnya 4 x 200 mg atau 2 x

    400 mg pagi dan malam hari. Efek sampingnya berupa diare, mual, muntah,

    dan menimbulkan kontraksi otot uterus/perdarahan sehingga tidak dianjurkan

    pada ibu hamil.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    25/30

    25

    - Antagonis Reseptor H2

    Obat golongan ini mempunyai satu persamaan, yaitu memiliki gugus

    imidazol histamin yang dianggap penting sekali menghambat reseptor

    Histamin-2yang merupakan mediator untuk sekresiasam.

    a. CimetidinCimetidin mempunyai fungsi menghambat sekresi asam basal dan

    nokturnal. Obat ini juga akan menghambat sekresi asam lambung, oleh

    karena rangsangan makanan. Obat ini dapat juga digunakan untuk

    pengobatan gastritis kronis dengan hipersekresi asam lambung dan

    tukak peptik yang mengalami perdarahan.1

    Dosis cimetidin yang dianjurkan sehari, 3 kali 200 mg,

    ditambah 200 mg sebelum tidur malam yang diberikan 4-6 minggu,

    kemudian dilanjutkan 200 mg tiap malam. Adapula yang memberikan

    400 mg sehari 2 kali, yang juga cukup efektif. Obat ini tidak dianjurkan

    untuk diberikan pada wanita hamil. Cimetidin 200-400 mg yang

    diberikan pada malam hari, cukup efektif untuk mencegah kambuhnya

    kembali tukak peptik.1

    b. RanitidinRanitidin banyak dimanfaatkan untuk pengobatan tukak peptik baik

    yang akut maupun yang kronis, dan khasiatnya 4-10 kali cimetidin.

    Ranitidin menghambat sekresi asam lambung baik dalam keadaan basal

    maupun sebagai respon terhadap berbagai rangsangan. Sifat inhibitor

    terhadap sekresi asam lambung tergolong kuat dengan masa kerja lama,

    sehingga cukup diberikan dua kali sehari. Ranitidin tidak mempengaruhi

    fungsi hati. Sebagian besar ranitidin baik yang diberikan peroral maupun

    parenteral secara intravena.1

    Pemberian ranitidin dalam dosis terapi menunjukkan tidak

    terjadi interaksi dengan obat lain. Ranitidin selain digunakan untuk

    mengobati tukak peptik, juga digunakan untuk mengobati gastritis

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    26/30

    26

    dengan hipersekresi asam lambung. Ranitidin juga bermanfaat untuk

    pengobatan kelainan lambung akibat pemberian obat antirematik

    (NSAID = Non Steroid Anti Inflammatory Disease) baik dengan atau

    tanpa perdarahan. Dosis peroral yang dianjurkan dua kali 100 mg, yang

    diberikan 4-6 minggu, untuk selanjutnya dilanjutkan 150 mg diberikan

    tiap malam.1

    c. RoxatidinPemberian roxatidin asetat terbukti sangat kuat menghambat sekresi

    asam lambung pada malam hari. Pengeluaran asam lambung basal juga

    berkurang sekitar 90% setelah 3 jam pemberian peroral 50 mg roxatidin

    asetat. Efektivitas roxatidin asetat setara dengan cimetidin dan ranitidin

    dalam mempertahankan bebas tukak, tetapi dengan roxatidin hal ini

    dapat dicapai dengan dosis rendah.1

    Berdasarkan hasil penelitian obat ini lebih aman daripada cimetidin.

    Dosis yang dianjurkan yaitu dua kali 75 mg sehari atau 150 mg yang

    diberikan malam hari sebelum tidur. Pada tukak peptik sebaiknya

    diberikan selama 4-6 minggu dengan dosis 150 mg/hari, selanjutnya

    diberikan 75 mg tiap malam hari untuk mencegah kekambuhan. Pada

    gangguan fungsi ginjal sebaiknya dosis roxatidin dikurangi menjadi 75

    mg/hari.1

    d. FamotidinFamotidin dapat diberikan pada penderita tukak peptik yang disertai

    sirosis hati, dan juga pada gangguan faal ginjal yang ringan. Dosis yang

    dianjurkan adalah 20 mg sehari atau 40 mg yang diberikan hanya sekali

    sebelum tidur malam hari. Pada tukak peptik diberikan pengobatan

    selama 4-6 minggu, selanjutnya diberikan 20 mg tiap malam selama 4

    minggu guna mencegah kekambuhan. Penderita tukak peptik yang

    mengalami perdarahan atau pada stress ulcer dengan perdarahan

    sebaiknya diberikan famotidin 20 mg secara intravena dua kali sehari.

    Pemberian ini selama 3-5 hari dan biasanya perdarahan akan berhenti,

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    27/30

    27

    kemudian dilanjutkan peroral. Penderita dengan gastritis dapat diberikan

    dosis lebih rendah yaitu 20 mg tiap malam sebelum tidur.1

    - Proton Pump Inhibitor/PPIContoh obat ini adalah omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, dll. Mekanisme

    kerjanya adalah memblokir kerja enzim K+H

    +ATPase yang akan memecah

    K+H

    +ATP untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk mengeluarkan

    asam HCl dari kanalikuli sel parietal ke dalam lumen lambung. Efek

    penekanan sekresi asam maksimal 2-6 jam dan lama efek kerjanya 72-96 jam.

    Dosis yang diberikan untuk omeprazole 2 x 20 mg/ standar dosis atau 1 x 40

    mg/ dobel dosis, dan lanzoprazole/pantoprazole 2 x 40 mg/standar dosis atau

    1 x 60 mg/ dobel dosis. Efek sampingnya pada jangka panjang akan

    menimbulkan kerusakan gastrin darah dan menimbulkan tumor karsinoid.

    Tukak Peptik dengan kausa H .pylor i

    Untuk mencapai tujuan terapi, maka eradikasi H.pylori merupakan tujuan

    utama. Walaupun terapi antibiotik cukup untuk terapi tukak peptik dengan

    H. Pylori positif, namun kombinasi dengan obat Penghambat Proton Pump

    dengan kombinasi 2 antibiotik (triple therapy) merupakan cara terbaik, yang

    masing-masing diberikan 7-10 hari.

    a. PPI 2x1 (tergantung mg preparat yang digunakan)

    Amoksisilin 2x1 gr/hari

    Klaritromisin 2x500mg

    b. PPI 2x1

    Amoksisilin 2x1 gr/hari

    Metronidazol 2x500mg

    c. PPI 2x1

    Klaritromisin 2x500mg/hari

    Metronidazol 2x500mg

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    28/30

    28

    Tukak peptik dengan kausa H .pylor i disertai penggunaan OAINS

    EradikasiH.pylori sebagai tindakan utama tetap dilakukan dan bila mungkin

    OAINS dihentikan atau diganti OAINS spesifik COX-2 inhibitor yang

    mempunyai efek merugikan yang lebih kecil pada gastroduodenal.

    Pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan antibiotik dan PPI untuk

    meningkatkan pH lambung di atas 4.

    Tukak peptik dengan kausa OAINS

    Penggunaan OAINS terutama yang terutama bekerja menghambat kerja

    COX-1 akan meningkatkan kelainan struktural gastroduodenal. Usaha

    pencegahan dan meminimalkan efek samping OAINS yaitu:

    1. Penghentian pemakaian OAINS, walaupun biasanya tidakmemungkinkan pada penyakit artritis.

    2. Penggunaan preparat OAINS yang terikat pada bahan lain, seperti NitritOxide.

    3. Pemberian obat secara bersamaan dengan pemberian OAINS seperti H2reseptor antagonis, PPI, atau prostaglandin untuk meningkatkan pH

    lambung di atas 4.

    ObatObat koagulansia

    Obat-obat koagulansia yang dapat diberikan seperti tranexamic acid. Obat ini

    bekerja agar darah beku yang terbentuk tidak terlepas lagi

    Terapi endoskopi

    Terapi hemostatik per endoskopik dengan adrenalin atau etoksisklerol atau obat

    fibrinogen trombin atau tindakan hemostatik dengan heat probe atau terapi laser

    atau terapi koagulasi listrik atau bipolar probe.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    29/30

    29

    3. Tindakan OperasiIndikasi operasi pada ulkus peptikum adalah :

    - Elektif, karena gagal terhadap pengobatan- Darurat, karena terdapat komplikasi berupa perforasi, perdarahan, atau stenosis

    pilorik- Ulkus gaster dengan dugaan keganasan pada korpus dan fundus (70%

    keganasan)

    Ulkus pada daerah antrum dilakukan anterektomi, dan Bilroth 1

    anastomosis/gastroduodenostomi, bila disertai ulkus duodenum dilakukan vagotomi.

    Ulkus di daerah esofago-gastrik dilakukan operasi radikal/subtotal gastrektomi

    dengan Roux-en-Y/esofagogastro jejunostomi (prosedur Csendo).

    2.11 Prognosis

    Pada sebagian besar kasus ulkus peptikum, bila terapi diberikan dengan tepat dan

    teratur maka kesembuhan akan terjadi dalam enam sampai delapan minggu. Beberapa

    dapat mengalami kekambuhan sehingga memerlukan terapi jangka panjang.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka Peptic Ulcer

    30/30

    30