tugas kelompok blok 17 fraktur akar
DESCRIPTION
kiujkTRANSCRIPT
Anamnesis
Tujuan anamnesis ini dapat membantu dokter gigi untuk memberikan penilaian terhadap
kondisi pasien. Tujuh kriteria anamnesis yang harus dipenuhi, antara lain adalah: lokasi,
kualitas, kuantitas dan keparahannya, waktu, keadaan yang memicu terjadinya keluhan,
faktor lain yang memperberat atau memperingan gejala, gejala lain yang menyertai keluhan
utama. Pasien juga dianamnesis bagaimana terjadinya trauma.
Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan klinis harus dilakukan segera setelah injury terjadi. Pemeriksaannya berupa
pemeriksan ekstraoral dan intraoral. Pemeriksaan ekstra oral antara lain penilaian simetris
wajah, mata, lymnode, dan lain-lain. Pemeriksaan intraoral antara lain pemeriksaan gigi
geligi serta jaringan lunak pendukungnya.
Pemeriksaan Penunjang (Radiografi)
Pemeriksaan dari gigi yang trauma tidak bisa dianggap sempurna tanpa pemeriksaan
radiografi gigi tersebut, gigi tetangga dan gigi antagonisnya. Bahkan terkadang dibutuhkan
radiografi pada jaringan lunak sekitar daerah injury untuk mencari fragmen gigi yang fraktur.
Ukuran relatif dari kamar pulpa dan saluran akar harus diperiksa secara hati-hati. Bentuk
irreguler dan ukuran yang berbeda dari kamar pulpa atau saluran akar apabila dibandingkan
dengan gigi tetangganya, menunjukkan bukti bahwa adanya injury pada gigi tersebut.
Observasi ini penting untuk menentukan perawatan. Pada pasien muda tahapan pembentukan
apeks sering mengindikasikan tipe dari perawatannya, seperti ukuran dari koronal pulpa dan
jarak dari area fraktur mempengaruhi dari tipe restorasi yang dapat digunakan. Fraktur akar
sebagai hasil dari injury atau yang didapat sebelumnya dapat dideteksi dengan pemeriksaan
radiografi yang hati-hati. Walaupun begitu, fraktur akar tidak akan mempengaruhi proses
perawatan, terutama apabila garis frakturnya berada pada regio sepertiga apikal. Gigi dengan
fraktur akar pada daerah tersebut jarang membutuhkan stabilisasi, dan biasanya akan
terbentuk jaringan fibrous atau terklasifikasi. Apabila gigi telah mengalami terklasifikasi
dengan atau tanpa fraktur akar, dua atau tiga radiografi pada daerah tersebut dengan sudut
yang berbeda dibutuhkan untuk menentukan dengan jelas defek dan perawatan apa yang akan
dibutuhkan.
Fungsi lain dari radiografi adalah untuk menyediakan rekaman medis pada gigi segera setelah
terjadi injury. Seringkali radiografi berkala menunjukkan adanya gangguan kontinuitas pada
pulpa yang vital atau adanya perubahan yang ada pada pulpa atau jaringan pendukungnya.
Pada gigi muda dimana pulpanya sembuh dari trauma, kamar pulpa dan saluran akar
ukurannya akan berkurang dengan formasi normal dari dentin sekunder. Setelah beberapa
waktu, perubahan dari ukuran sebenarnya atau kontur dari kamar pulpa atau saluran apabila
dibandingkan dengan gigi tetangganya mengindikasikan adanya pembentukan kondisi
patologis.
Pada kasus-kasus dengan trauma facial yang lebih kompleks atau fraktur rahang, film
ekstraoral dibutuhkan untuk membantu mengidentifikasi perluasan dan lokasi dari seluruh
injury. Radiografi oblique lateral dan panoramik biasanya digunakan untuk proses diagnostik.
Selain dari paparan di atas gambaran radiografi fraktur akar lainnya antara lain, terpisahnya
fragmen akar, dimana terlihatnya garis radiolusensi diantara fragmen tersebut, terlihatnya
jarak antara pasak dengan struktur gigi, gambaran overlapping.
Berikut gambaran radiografi fraktur akar vertikal dan horizontal :
Sumber
Jurnal ( MC Donald R. Averi DR. Dean JA. Dentistry for the child and adolescent. Eds
8th .USA ; Mosby Elsevier. 2004.(454-460).