tugas obgyn
DESCRIPTION
ujian obgynTRANSCRIPT
SMF/Lab Obstetri dan GinekologiFakultas KedokteranUniversitas Mulawarman
TUGAS UJIAN
Disusun Oleh:Ibnu Ludi Nugroho0910015050
Penguji:dr. Prima Deri Pella Todingbua, Sp.OG
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik PadaSMF/Lab Obstetri dan GinekologiProgram Studi Kedokteran UmumUniversitas Mulawarman2015
1. Pelajari lagi cara pemeriksaan fisik diagnostik
2. Apa dasar pendarahan uterus abnormal (PUA)? (Palisuri & Budi, 1999)Perdarahan uterus disfungsional adalah perdarahan uterus abnormal (lamanya, frekuensinya, jumlah) tanpa ditemukan kelainan organik dan hematologi melainkan hanya akibat gangguan fungsi mekanisme kerja poros hipotalamus hipofisis ovarium dan target organnya dalam hal ini endometrium.
3. Jika menggunakan alat kontrasepsi lalu terjadi pendarahan, apa termasuk PUA?
(Hestiantoro A, 2007)
4. Penanganan PUA? (Panduan Tatalaksana PUD, 2007)
5. Berapa macam kuretase? (Saifuddin, Ilmu Bedah Kebidanan, 2009)Indikasi diagnostik Metroragia Perdarahan uterus disfungsional Polip uteri Karsinoma endometrium Perdarahan pasca molar (kemungkinan koriokarsinoma) Infertilitas Amenore sekunder
Indikasi terapetik Abortus insipien, abortus inkomplit, missed abortion Sisa plasenta Mola hidatidosa6. Diagnosis kasus pasien?P2A0 + post SC hari I atas indikasi KPD
7. Mengapa pada KPD dilakukan SC? (Pedoman RSUD A.W.S., 2006)KPD dengan kehamilan aterm Antibiotik Pemeriksaan Hb/ leukosit/ trombosit Pemeriksaan NST : patologis terminasi, Normal observasi 12 jam Observasi Temperature rectal setiap 3 jam, bila ada kecenderungan 37,6 C, segera terminasi
Terminasi kehamilan Induksi persalinan dengan drip oksitosin bila PS 5, bila PS < 5 pematangan serviks dengan misoprostol SC bila syarat drip oksitosin tidak terpenuhi atau bila drip oksitosin gagal
8. Apa indikasi SC? (Saifuddin, Ilmu Bedah Kebidanan, 2009) Indikasi Ibu : Ibu dengan penyakit jantung dan paru Infeksi Oedema jalan lahir Perdarahan Preeklampsia dan eklampsia Lingkaran retraksi patologis Maternal ExhautionIndikasi Janin : Tali pusat menumbung Mekoneum pada letak kepala Denyut jantung memburukIndikasi Profilaksis Panggul sempit Partus lama Primigravida tuaIndikasi Sosial Bayi mahal
9. Apa saja indikasi profilaksis? (Saifuddin, Ilmu Bedah Kebidanan, 2009) Panggul sempit Partus lama Primigravida tua
10. Apa itu panggul sempit? Dan apa perbedaannya dengan CPD? (Muchtar R., 2002)Panggul sempit: Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul dapa menyebabkan distosia saat persalinan. Panggul disebut sempit apabila ukurannya 2 cm kurang dari ukuran yang nomal. Kesempitan panggul bisa pada pintu atas panggul, ruang tengah panggul, pintu bawah panggul atau kombinasi dari ketiganya
11. Apa indikasi induksi ? (Saifuddin, Ilmu Bedah Kebidanan, 2009)Indikasi Janin : Hamil lewat bulan Ketuban Pecah Dini Janin matiIndikasi Ibu : Ibu dengan DM Ibu dengan Hipertensi 12. Apa saja yang perlu dipantau saat setelah operasi SC? (Saifuddin, 2009)Perawatan awal Cek tanda vital dan suhu tubuh setiap 15 menit selama jam pertama, kemudian tiap 30 menit pada jam selanjutnya Periksa tingkat kesadaran setiap 15 menit sampai sadar Cek kontraksi uterus jangan sampai lembekPerawatan lanjutan Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital tiap 4 jam, kontraksi uterus, dan perdarahan Mobilisasi : dapat duduk 8-12 jam post operasi, berdiri 24 jam post operasi Fungsi Gastrointestinal : biasanya kembali normal dalam 12 jam Pembalutan dan perawatan luka Kateter dapat dilepas 8 jam pasca bedah jika urin jernih
13. Apa saja jenis IUD? (Manjoer, 2002)1. Un-Medicated AKDR (AKDR yang tidak mengandung obat)Lippes Loop diperkenalkan pada awal 1960 an, dan dianggap sebagai AKDR standard, terbuat dari polyethylene (suatu plastik inert secara biologik). Ada empat macam AKDR Lippes Loop yaitu: a) Lippes Loop A: panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm, benang biru.b) Lippes Loop B : panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm benang hitam. c) Lippes Loop C : panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm benang kuning.d) Lippes Loop D : panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm benang putih.Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero untuk selama-lamanya sampai menopause, sepanjang tidak ada keluhan atau persoalan bagi akseptornya.
2. Medicated AKDR (AKDR yang mengandung obat)Termasuk jenis ini antara lain copper AKDR dan AKDR yang mengandung hormon. a) Copper AKDR(1) Cu T- 200 B : Panjang 36 mm, lebar 32 mm, mengandung 200 mm Cu, ujung bagian bawah batang AKDR berbentuk bola. Daya kerja : 3 tahun.(2) ML Cu 250 : luas permukaan kawat Cu 220 mm, benang ekor 2 lembar berwarna hitam atau tidak berwarna. Daya kerja : 3 tahun. Ada tiga bentuk ML Cu -250 : standard , short, mini.(3) ML Cu 375 : 375 mm luas permukaan kawat Cu, benang ekor 2 lembar, berwarna hitam atau tidak berwarna. Daya kerja : 5 tahun. Ada tiga bentuk ML Cu 375 : standard, short, SL. (4) Cu T-380 A = Para Gard : Panjang 36 mm, lebar 32 mm, 314 mm kawat Cu pada batang vertikal, 2 selubung Cu seluas masing-masing 33 mm pada masing-masing lengan horisontal. Daya kerja : 8 tahun (FDA : 10 tahun ).(5) Nova T = Novagard: Panjang 32 mm, lebar 32 mm, 200 mm luas permukaan Cu dengan inti Ag di dalam kawat Cu- nya. Daya kerja : 5 tahun.
b) AKDR yang mengandung hormon AKDR yang mengandung hormon yaitu progestasert-T = Alza T, yang memiliki panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam. Progestasert-T = Alza T mengandung 38 mg progesterone dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg progesterone per hari. Daya kerja : 18 bulan.
14. Apa penyebab kematian ibu ? (Saifuddin, Ilmu Kebidanan, 2009) Perdarahan Infeksi Preklampsia/Eklampsi Partus macet
15. Sebutkan penyebab perdarahan hamil tua (Saifuddin, 2009) Plasenta previa Solusio plasenta Vasa previa
16. Beda solusio plasenta dan plasenta previa (Saifuddin, 2009; Wirakusumah & Martaadisoebrata, 2005)NoKlinisPlasenta PreviaSolusio Plasenta
1Perdarahan dengan nyeriTidakYa
2Perdarahan berulangYaTidak
3Warna merahMerah segarMerah tua/coklat
4Anemia/renjatanSesuai darah yang keluarTidak sesuai
5TimbulnyaPerlahanTiba-tiba
6TerjadinyaSewaktu kehamilanSewaktu kehamilan, saat inpartu
7HisBiasanya tidak adaAda
8PalpasiAbdomen biasaAbdomen tegang
9DJJAdaAda/tidak adaSP sedang-berat
10Periksa dalam vaginaJaringan plasentaKetuban tegang
11PenurunanTidak masuk PAPDapat masuk PAP
12PresentasiMungkin abnormalTidak ada hubungan
13Kemungkinan hidup janinBaikMati
17. Apa itu distosia? (Bratakoesoema, 2005)Yang dimaksud distosia adalah persalinan yang sulit ditandai adanya hambatan kemajuan persalinan.
18. Apa perbedaan sitotec dan oksitosin? (Muarif, 2002)Oksitosin secara luas digunakan sebagai stimulant uterus. Penggunaan secara umum untuk induksi persalinan atau perbaikan uterus dan perdarahan postpartum. Keuntungan pemberian melalui infuse intravena adalah dimana dosis pemberian dapat diketahui dengan jelas dan jika terjadi penyuli dapat dihentikan setiap waktu.Misoprostol merupakan prostaglandin sintetik, dapat memberikan efek immunosupresif, menyebabkan vasodilatasi dan dapat bertindak sebagai uterotonika. Selain itu juga digunakan untuk pematangan serviks dan induksi persalinan dan pengelolaan perdarahan postpartum karena atonia uteri dan retensio plasenta.19. Apa saja syarat-syarat amniotomi? (Saifuddin, 2009) Ibu Tidak ada kelainan jantung Bishop score >5 Tidak ada disproporsi sefalopelvik (CPD) Tidak ada kelainan letak Tafsiran berat janin 42Partus posmatur (serotinous)
24. Ada berapa macam tubektomi? (Cunningham, 2006)Teknik Madlener (1919), caranya :a.Buat loop tuba sekitar 3 cmb.Tuba dikrus beberapa kali sehingga kanalisnya mengalami kerusakanc.Ikat dengan benang sutra yang tidak diserapd.Selanjutnya tuba tidak dipotong, tuba yang sudah dikrus (dilunakkan) ditanamkan dimesosalping
Teknik Irving (1925), caranya :a.Tuba dipotong 2 cm disekitar isthmusb.Bagian proksimal ditanamkan pada dinding uterus, bagian distal ditanamkan pada mesosalpingc.Perdarahan dirawat, dinding abdomen ditutup
Teknik Pomeroy (1930), teknik ini dianggap sebagai golden standard karena mudah dan angka kegagalannya kecil :a.Buat loop tuba sekitar 3 cmb.Ikat dengan catgut plainc.Potong di atas jahitan dan biarkan, dinding abdomen ditutup
Teknik AldridgePeritoneum dari ligamentum latum dibuka dan kemudian tuba bagian distal bersama-sama dengan fimbriae ditanam ke dalam ligamentum latum
Teknik Uchida (1960) :a.Buat edema artificial dengan saline + epinefrin sehingga tuba tampak putihb.Tuba dikeluarkan, dipotong dan diikat di dua tempatc.Bagian proksimal ditanam di bawah mesosalping, bagian distal dibiakan kearah peritoneum, mesosalping dijahit kembali dan perdarahan dirawat
Teknik Kroener (1960) dilakukan dengan cara memotong fimbriae, sehingga kemampuan untuk ovum pick up tidak ada, ujung ligamentum infundibulo pelvikum dijahit sehingga tidak terjadi perdarahan.
25. Sebutkan 5 benang merah dalam APN? (Hamidah, 2009) Membuat keputusan klinis Asuhan saying ibu dan saying anak Mencegah infeksi Pencatatan rekam medis Rujukan
DAFTAR PUSTAKA
Bratakoesoema, D. S. (2005). Distosia. In S. (. Sastrawinata, M. S. Martaadisoebroto, & S. (. Wirakusumah, Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi (pp. 121-170). Jakarta: EGC.Hamidah, y. &. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.Hestiantoro, A. (2007). Panduan Tatalaksana Perdarahan Uterus Disfungsional. Bandung: HIFERI-POGI.HIFERI-POGI. (2007). Konsensus Tatalaksana Pendarahan Uterus Abnormal Karena Efek Samping Kontrasepsi. Bandung: HIFERI-POGI.Manjoer, A. (2002). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aeculapius.Palisuri, S. d., & Budi, d. A. (1999). Perdarahan Uterus Disfungsional. In S. d. Djuanna, Pedoman Diagnosis & Terapi Obstetri dan Ginekologi (pp. 264-269). Ujung Pandang: FK UNHAS / RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo.Saifuddin, M. S. (2009). Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Saifuddin, M. S. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Wiknjosastro, S. P. (2009). Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Wirakusumah, F., & Martaadisoebrata, D. (2005). Kelainan Telur, Plasenta, Air Ketuban, Cacat, dan Gangguan Janin. In S. (. Sastrawinata, M. S. Martaadisoebroto, & S. (. Wirakusumah, Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi (pp. 28-63). Jakarta: EGC.