083403075

Upload: andi-alimuddin-rauf

Post on 17-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    Pengaruh Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pendapatan Asli Daerah

    ( Studi Kasus di Pemerintahan Kota Tasikmalaya )

    Ayu Mita Utami

    083403075

    Jurusan Akuntansi

    Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Investasi, Pertumbuhan ekonomi, dan

    Pendapatan Asli Daerah, (2) Hubungan antara investasi dengan Pertumbuhan ekonomi, (3)

    Pengaruh investasi dan pertumbuhan ekonomi baik secara parsial dan simultan terhadap

    Pendapatan Asli Daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

    dengan mengunakan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data

    primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dalam hal ini Dinas Pendapatan,

    Bappeda di Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari peneltian

    kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Hubungan antara investasi dan

    pertumbuhan ekonomi tidak kuat (2) Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

    asli daerah (3) Pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli

    daerah (4) Investasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap

    pendapatan asli daerah.

    Kata kunci: Investasi, Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah

    PENDAHULUAN

    Pertumbuhan ekonomi di suatu

    negara adalah masalah perekonomian jangka

    panjang. Selain itu pertumbuhan ekonomi di

    suatu negara, juga bisa dijadikan alat ukur

    untuk melihat atau mengukur atau

    menganalisa tingkat perkembangan

    perekonomian di negara tersebut.

    Menurut Sadono Sukirno (2008)

    dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan

    ekonomi yang dicapai oleh suatu negara

    diukur dari perkembangan pendapatan

    nasional riil yang dicapai suatu negara

    /daerah. Dan menurut metode pengeluaran

    dalam penghitungan pendapatan nasional,

    salah satu jenis agregatnya adalah

    pengeluaran investasi.

    Pembangunan ekonomi sebuah

    negara pada dasarnya bertujuan untuk

    mencapai kemakmuran masyarakat melalui

    pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

    Pertumbuhan ekonomi merupakan

    pertumbuhan output yang dibentuk oleh

    berbagai sektor ekonomi sehingga dapat

    menggambarkan bagaimana kemajuan atau

    kemunduran yang telah dicapai oleh sektor

    ekonomi tersebut pada suatu periode waktu

    tertentu. Pertumbuhan ekonomi juga

    menunjukkan sejauh mana aktivitas

  • 2

    perekonomian akan menghasilkan tambahan

    pendapatan masyarakat pada suatu periode

    tertentu, karena pada dasarnya aktivitas

    perekonomian adalah suatu proses

    penggunaan faktor-faktor produksi untuk

    menghasilkan output, maka proses ini pada

    saatnya akan menghasilkan suatu aliran

    balas jasa terhadap faktor produksi yang

    dimiliki oleh masyarakat sebagai pemilik

    faktor produksi juga akan turut meningkat.

    Begitu juga di daerah, sasaran utama

    pembangunan daerah adalah menciptakan

    pertumbuhan ekonomi dan pemerataan

    pembangunan, termasuk di dalamnya

    pemerataan pendapatan antar daerah. Untuk

    mencapai sasaran pembangunan tersebut

    diperlukan perencanaan pembangunan

    ekonomi yang baik. Hal tersebut disebabkan

    karena pada umumnya pembangunan

    ekonomi suatu daerah berkaitan erat dengan

    potensi ekonomi dan karakteristik yang

    dimiliki dimana pada umumnya berbeda

    antar satu daerah dengan daerah lainnya.

    Paska diungkapkannya UU No. 32

    Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

    (Pemda) salah satu kewenangan yang

    diberikan kepada Pemda adalah mengenai

    pengelolaan penanaman modal. Hanya saja

    bagaimana kewenangan tersebut terdapat

    berbagai interpretasi dari masing-masing

    pemerintah daerah, karena realitasnya

    investasi itu ada dan berlangsung di daerah.

    UU Penanaman Modal, peranan Pemda akan

    lebih besar dalam menunjang upaya

    memperbaiki iklim investasi. Kalangan

    Pemda se-Indonesia harus menindaklanjuti

    dengan menerbitkan Perda yang sejalan UU

    Penanaman Modal. Akan tetapi, meskipun

    Pemerintah Daerah diberi kewenangan di

    bidang investasi, namun kewenangan

    dimaksud tidak boleh lepas dari tujuan

    negara secara nasional.

    Menurut Boediono (2001) investasi

    adalah pengeluaran oleh sektor produsen

    untuk pembelian barang dan jasa untuk

    menambah stok yang digunakan atau untuk

    perluasan pabrik. Investasi akan menambah

    jumlah (stock) dari capital. Keberhasilan

    daerah untuk meningkatkan daya tariknya

    terhadap investasi salah satunya tergantung

    dari kemampuan daerah dalam merumuskan

    kebijakan yang berkaitan dengan investasi

    dan dunia usaha serta peningkatan kualitas

    pelayanan terhadap masyarakat.

    Kemampuan daerah untuk menentukan

    faktor-faktor yang dapat digunakan sebagai

    ukuran daya saing perekonomian daerah

    relatif terhadap daerah lainnya juga sangat

    penting dalam upaya meningkatkan daya

    tariknya dan memenangkan persaingan.

    Dalam struktur pendapatan daerah

    terdapat komponen PAD yang berasal dari

    hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

    dipisahkan. Pengelolaan atas kekayaan

    daerah yang dipisahkan menjadi sangat

    penting ketika pemda berusaha

    meningkatkan pendapatannya untuk

    membiayai pelayanan publik yang

    outcomes-nya dapat dirasakan langsung oleh

    masyarakat. Namun, pada kenyataannya,

    hasil yang diperoleh dari aset yang

    dipisahkan ini sangat minim, sehingga

    investasi yang dilakukan secara terus

    menerus justru hanya seperti menjadi biaya

    hangus, membebani APBD dan tidak

    memberikan kontribusi terhadap

    peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

    Penyertaan modal pada BUMD

    merupakan bagian dari investasi jangka

    panjang daerah, yang jumlah akumulatifnya

    disajikan dalam neraca pada sisi aset. Dalam

    penganggarannya, penyertaan modal atau

    investasi ini tidak diakui sebagai belanja,

    namun dimasukkan sebagai pengeluaran

    pembiayaan. Di sisi lain, hasil yang diterima

    dari investasi yang telah dilakukan

    dikategorikan sebagai PAD. Oleh karena itu,

    kebijakan umum APBD akan memuat

    informasi tentang pendapatan dan

    pembiayaan ini.

  • 3

    Pembangunan di kota Tasikmalaya

    yang berlangsung secara menyeluruh dan

    berkesinambungan telah meningkatkan

    perekonomian masyarakat. Pencapaian hasil-

    hasil pembangunan yang sangat dirasakan

    masyarakat merupakan agregat

    pembangunan dari kota Tasikmalaya yang

    tidak terlepas dari usaha keras bersama-sama

    antara pemerintah dan masyarakat. Namun

    di sisi lain berbagai kendala dalam

    memaksimalkan potensi sumber daya

    manusia dan sumber modal masih dihadapi

    oleh penentu kebijakan di tingkat propinsi

    maupun di kabupaten/kota.

    Tinjauan Pustaka

    Pemerintah daerah pada saat ini

    sudah banyak yang berfikir dan bertindak

    untuk menyisihkan dananya tidak hanya

    untuk operasional semata tetapi juga untuk

    mulai menginvestasikan sejumlah dana guna

    kepentingan yang lebih jauh ke depannya.

    Berdasarkan Perda Kota Tasikmalaya

    Nomor 17 tahun 2008 tentang investasi

    adalah Setiap usaha dalam menyertakan

    modal daerah pada suatu usaha bersama

    dengan pihak lain untuk memperoleh

    manfaat ekonomis seperti bunga, deviden,

    royalty, manfaat sosial dan/atau manfaat

    lainnya dalam rangka pelaksanaan

    pembangunan dan pelayanan kepada

    masyarakat.

    Menurut Sadono Sukirno (2008: 9)

    pengertian pertumbuhan ekonomi adalah

    perkembangan kegiatan dalam

    perekonomian yang menyebabkan barang

    dan jasa yang diproduksikan dalam

    masyarakat bertambah. Suatu perekonomian

    dikatakan mengalami pertumbuhan apabila

    tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari

    apa yang telah dicapai pada periode waktu

    sebelumnya, sedangkan laju pertumbuhan

    ekonomi adalah kenaikan dalam PDRB,

    tanpa memandang apakah kenaikan tersebut

    lebih besar atau lebih kecil dari pada tingkat

    pertumbuhan penduduk.

    Abdul Halim (2002 : 64) mengatakan

    pendapatan asli daerah merupakan semua

    penerimaan daerah yang berasal dari sumber

    ekonomi asli daerah.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian dilakukan di Pemerintah

    Kota Tasikmalaya, Dinas Pendapatan Asli

    Daerah Kota Tasikmalaya dan Bappeda

    dengan objek penelitiannya adalah Pengaruh

    Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

    terhadap Pendapatan Asli Daerah.

    Visi dan Misi Kota Tasikmalaya

    Visi Kota Tasikmalaya adalah dengan

    berlandaskan Iman dan Taqwa, Kota

    Tasikmalaya menjadi pusat perdagangan dan

    industri termaju di Priangan Timur tahun

    2012.

    Misi Kota Tasikmalaya adalah tugas

    yang diemban Pemerintah Kota Tasikmalaya

    meliputi :

    1) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang beriman dan

    bertaqwa.

    2) Meningkatkan kesadaran hukum dan menegakkan supremasi

    hukum.

    3) Menumbuhkan kekuatan ekonomi kota.

    4) Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

    kota.

    5) Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup secara

    berkelanjutan.

    6) Mengoptimalkan dan membangun sarana dan prasarana

    kota.

    Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya

    Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Rencana

    Strategis Kota Tasikmalaya Tahun 2002-

    2007.

  • 4

    Teknik Analisis Data

    Analisis yang digunakan adalah

    analisis jalur (path anaysis) dan analisis

    deskriptif yaitu menganalisis masalah

    dengan cara mendeskripsikannya melalui

    tabel, dengan menggunakan software SPSS

    dan analisis kuantitatif.

    Pengujian Hipotesis

    1. Penetapan Hipotesis Operasional a. Secara Simultan

    Ho : = 0 Investasi dan pertumbuhan ekonomi

    secara simultan tidak

    berpengaruh terhadap

    pendapatan asli daerah

    Ha : 0 Investasi dan Pertumbuhan ekonomi

    secara simultan

    berpengaruh terhadap

    pendapatan asli daerah

    b. Secara Parsial

    Ho1 : = 0 Investasi secara parsial tidak berpengaruh

    terhadap pendapatan asli

    daerah

    Ha1 : 0 Investasi secara parsial berpengaruh terhadap

    pendapatan asli daerah

    Ho2 : = 0 Pertumbuhan ekonomi secara parsial tidak

    berpengaruh terhadap

    pendapatan asli daerah

    Ha2 : 0 Pertumbuhan ekonomi secara parsial

    berpengaruh terhadap

    pendapatan asli daerah.

    2. Penetapan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi yang digunakan

    adalah 95% ( = 0,05) yang merupakan tingkat signifikansi. Dimana metode

    pengujian yang digunakan adalah

    pengujian dua arah.

    3. Uji signifikansi a. Secara simultan menggunakan uji F b. Secara parsial menggunakan uji t

    4. Kaidah keputusan a. Secara parsial

    Terima Ha atau Tolak Ho jika thitung >

    t 21 atau t

    21 > thitung

    Terima Ho atau Tolak Ha jika - t

    21 thitung t 2

    1

    b. Secara simultan Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel dan

    terima Ho jika Fhitung Ftabel 5. Penarikan kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan

    pengujian seperti tahapan di atas maka akan

    dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari

    hasil analisis tersebut akan ditarik

    kesimpulan apakah hipotesis yang

    ditetapkan dapat diterima atau ditolak.

  • 5

    Hasil dan Pembahasan

    Tabel 1

    Investasi, Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah

    Tahun Investasi Pertumbuhan

    Ekonomi

    ADH Konstan

    Pendapatan Asli

    Daerah

    2004 3.000.000.000.00 2.833.366,58 31.519.058.438,32

    2005 0 2.947.228,42 39.701.490.534,00

    2006 2.000.000.000.00 3.097.968,38 52.424.364.986,09

    2007 2.000.000.000.00 3.283.255,81 63.674.850.261,75

    2008 0 3.470.241,90 63.849.140.718,00

    2009 2.000.000.000.00 3.668.628,20 78.470.802.125,00

    2010 0 3.878.723,40 103.256.955.070,00

    2011 0 4.104.241,73 110.369.865.905,03

    Untuk melihat perkembangan investasi,

    pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli

    daerah dari tahun 2004 sampai dengan 2011

    dapat dijelaskan dengan menggunakan tabel

    1 sehingga dapat dilihat tingkat kenaikan

    dan penurunan investasi, pertumbuhan

    ekonomi dan pendapatan asli daerah.

    1. Pada tahun 2004, investasi atau penyertaan modal sebesar Rp.

    3.000.0000.000,00 kepada Bank Jabar

    Banten yang menambah pendapatan

    asli daerah untuk

    menumbuhkembangkan Pemerintah

    Kota Tasikmalaya. Pada tahun 2005,

    2008, 2010, dan 2011 tidak ada

    investasi atau penyertaan modal

    kepada Bank Jabar Banten. Hal ini

    dikarenakan disesuaikan dengan

    kemampuan keuangan daerah dan

    tergantung kebijakan kepala daerah,

    karena setiap penambahan investasi

    atau penyertaan modal Pemerintah

    daerah ditetapkan dalam peraturan

    daerah dan pada tahun 2006, 2007 dan

    2009, investasi atau penyertaan modal

    mengalami penurunan dibandingkan

    pada tahun 2004. Hal ini dikarenakan

    kebijakan kepala daerah yang

    menyertakan modalnya kepada Bank

    Jabar Banten sebesar Rp.

    2.000.000.000,00 untuk memperoleh

    deviden atas investasi atau penyertaan

    modal yang merupakan komponen

    pendapatan asli daerah. Berdasarkan

    data diatas dapat diketahui bahwa

    perolehan investasi di Pemerintah Kota

    Tasikmalaya tidak setiap tahun

    mengalami perubahan karena setiap

    penambahan investasi atau penyertaan

    modal Pemerintah daerah ditetapkan

    dalam Peraturan Daerah. 2. Berdasarkan data diatas dapat

    diketahui bahwa pertumbuhan

    ekonomi di Pemerintah Kota

    Tasikmalaya setiap tahun mengalami

    peningkatan. Kenaikan Pertumbuhan

    ekonomi berdasarkan atas dasar harga

    konstan tertinggi terjadi pada tahun

    2011 yaitu sebesar 4.104.241,73 hal

    ini disebabkan perkembangan kegiatan

    dalam perekonomian yang

    menyebabkan barang dan jasa yang

    diproduksikan dalam masyarakat

    bertambah. 3. Berdasarkan data di atas dapat

    diketahui bahwa pendapatan asli

    daerah mengalami peningkatan PAD

    yang cukup signifikan terjadi 2 kali,

    yaitu pada tahun 2010 dan 2011. Hal

    ini dikarenakan pemerintah mengalami

  • 6

    peningkatan pendapatan asli daerah

    dari pajak dan retribusi daerah.

    Regression

    Variables Entered/Removedb

    Model

    Variables Entered

    Variables

    Removed Method

    di

    m

    en

    si

    on

    0

    1 Investasia . Enter

    a. All requested variables entered.

    b. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

    Model Summary

    Model

    R R Square

    Adjusted R

    Square

    Std. Error of the

    Estimate

    di

    m

    en

    si

    on

    0

    1 .531a .162 1.141E9

    a. Predictors: (Constant), Investasi

    ANOVAb

    Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

    1 Regression 5.399E21 2 2.700E21 85.120 .000a

    Residual 1.586E20 5 3.172E19

    Total 5.558E21 7

    a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan ekonomi, investasi

    b. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah

  • 7

    Coefficientsa

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig. B Std. Error Beta

    1 (Constant) -1.424E11 2.033E10 -7.003 .001

    Investasi .142 2.015 .006 .070 .947

    Pertumbuhan

    ekonomi

    61605.488 5551.950 .989 11.096 .000

    a. Dependent Variable : Pendapatan Asli Daerah

    Coefficientsa

    Model Correlations

    Zero-order Partial

    1 (Constant) 1 (Constant)

    Investasi -.519 Investasi

    Pertumbuhan

    ekonomi

    .986 Pertumbuh

    an ekonomi

    a. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah

    Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui dan

    dapat dihitung dengan menggunakkan SPSS

    versi.18 untuk mencari pengaruh Investasi

    terhadap Pertumbuhan ekonomi. Setelah hasil

    penelitian diperoleh, kemudian dianalisis untuk

    mengukur tingkat pengaruhnya .

    Hasil dari pengolahan data dan

    analisis yang dapat dilihat pada lampiran

    menunjukan bahwa nilai korelasi sebesar

    0,531 dengan arah positif yang menunjukan

    besarnya hubungan atau korelasi antara

    investasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini

    berarti bahwa antara investasi (X1) dengan

    pertumbuhan ekonomi (X2) mempunyai

    hubungan yang positif yaitu sebesar 0,531

    bisa dilihat dalam lampiran halaman 80 dan

    memiliki nilai signifikan sebesar 0,176.

    Karena 0,176 > 0,05 berarti terima Ho dan

    tolak Ha yang artinya bahwa hubungan

    investasi atau penyertaan modal dan

    pertumbuhan ekonomi tidak saling

    berhubungan.

    Hal ini menunjukan investasi tidak

    mempengaruhi pertumbuhan ekonomi begitu

    juga sebaliknya pertumbuhan ekonomi tidak

    mempengaruhi investasi. Hal ini sesuai

    dengan pernyataan Syafrizal bahwa

    Investasi atau penyertaan modal tidak berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi,

    dimana peran Pemerintah sebenarnya

    sebatas memberikan dukungan sebagai

    fasilitator pertumbuhan ekonomi dalam

    pelaksanaan pembangunan daerah.

  • 8

    Pengaruh investasi terhadap

    pendapatan asli daerah dapat dilihat dari

    indikator yang digunakan. Koefisien Beta

    () atau koefisien standar (standardized coefficients) untuk investasi (X1) terhadap

    Pendapatan asli daerah (Y) sebesar 0,006

    bisa dilihat dalam lampiran Regression dan

    koefisien determinasi sebesar 0,000036 yang

    berarti bahwa hanya 0,0036% variabilitas

    dari pendapatan asli daerah (Y). Artinya

    investasi mempengaruhi hanya sebesar

    0,000036 terhadap pendapatan asli daerah,

    hal ini terjadi karena investasi belum mampu

    memberikan kontribusi yang cukup besar

    terhadap pembiayaan pendapatan asli

    daerah.

    Sedangkan untuk menguji

    pengaruh investasi terhadap Pendapatan

    Asli Daerah, maka dapat digunakan uji t.

    Hipotesis yang akan diuji dalam

    penelitian ini berkaitan dengan ada

    tidaknya pengaruh antara kedua variabel

    yaitu investasi sebagai variabel

    independen dengan Pendapatan Asli

    Daerah sebagai variabel dependen.

    Berdasarkan program SPSS yang

    terdapat dalam tabel coefficients,

    diperoleh nilai thitung sebesar 0,070

    kemudian thitung ini dibandingkan dengan

    ttabel pada degree of freedom (df) n-2 = 6

    dan = 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,447. Ternyata thitung lebih kecil dari

    ttabel (0,070< 2,447) atau dengan melihat

    tingkat signifikan pada kolom sig.

    diperoleh 0,947, nilai tersebut lebih dari

    nilai (0,05). Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) diterima atau Ha

    (hipotesis alternatif) ditolak. Dengan

    ditolaknya Ha bahwa pada tingkat

    keyakinan 95% Investasi tidak

    berpengaruh signifikan terhadap

    Pendapatan Asli Daerah.

    Dilihat dari hasil tersebut, maka

    dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

    pengaruh tidak signifikan antara variabel

    independen yaitu investasi dengan

    pendapatan asli daerah sebagai variabel

    dependen hal ini dikarenakan dana investasi

    atau penyertaan modal masih belum

    signifikan.

    Untuk melihat pengaruh

    pertumbuhan ekonomi terhadap pendapatan

    asli daerah dapat dilihat dari indikator-

    indikator yang

    mempengaruhinya.Berdasarkan pengolahan

    data dengan menggunakan SPSS, pengaruh

    pertumbuhan ekonomi (X2) terhadap

    pendapatan asli daerah (Y) diperlihatkan

    oleh koefisien beta ( ) (standardized

    coefficients) setelah dipengaruhi X2

    (pertumbuhan ekonomi) dapat dilihat pada

    lampiran sebesar 0,989 sedangkan koefisien

    determinasi sebesar 0,978 atau sebesar

    97,8% yang berarti bahwa pertumbuhan

    ekonomi mempengaruhi terhadap

    pendapatan asli daerah sebesar 97,8%. Untuk pengujian secara parsial antara

    pertumbuhan ekonomi (X2) terhadap pendapatan

    asli daerah (Y) dapat dilihat dari perhitungan

    SPSS untuk analisis jalur. Dengan kriteria

    penolakan Ho, jika thitung > ttabel, maka dengan

    koefisien beta ( ) = 0,989, diperoleh thitung

    sebesar 11,096 dengan mengambil taraf

    signifikansi sebesar 5 % maka nilai ttabel 2,447.

    Sehingga thitung > ttabel, maka tolak Ho atau

    dengan kata lain bahwa pertumbuhan ekonomi

    secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

    pendapatan asli daerah. Hal ini sesuai dengan

    penyataan Saragih, 2003 bahwa peningkatan

    PAD sebenarnya merupakan ekses dari

    pertumbuhan ekonomi.

    Pengaruh secara simultan diperoleh

    sebesar 0,971 artinya investasi dan

    pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama

    meningkat, maka pendapatan asli daerah

    akan di pengaruhi keduanya.

    Dari hasil perhitungan SPSS,

    diperoleh nilai Fhitung sebesar 85.120 dengan

    kriteria penolakan Ho, jika Fhitung > Ftabel,

    dengan mengambil taraf signifikan sebesar 5 %, maka dari tabel distribusi F-

  • 9

    Snedecor diperoleh F ;k ; (n-k-1) = 8 -2-1 adalah sebesar 6,79 atau cukup melihat sig F

    yaitu 0,000 yang artinya dengan lebih kecil dari 5 % menunjukkan pengaruh

    tersebut atau dengan kata lain Investasi (X1)

    dan pertumbuhan ekonomi (X2) secara

    simultan berpengaruh terhadap pendapatan

    asli daerah (Y) sebesar koefisien determinasi

    0,971 atau 97,1%.

    Berdasarkan hasil penelitian yang

    penulis lakukan di Pemerintah Kota Tasikmalaya

    mengenai pokok Pembahasan Pengaruh Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

    Pendapatan Asli Daerah. maka diambil kesimpulan sebagai berikut:

    1. Investasi atau penyertaan modal di Pemerintah Kota Tasikmalaya tidak

    setiap tahun ada penyertaan modal

    kepada Bank Jabar Banten. Hal ini

    dikarenakan harus disesuaikan

    dengan kemampuan keuangan daerah

    dan tergantung kebijakan kepala

    daerah. Di tarik kesimpulan bahwa

    terdapat pengaruh tidak signifikan

    antara variabel independen yaitu

    investasi dengan pendapatan asli

    daerah sebagai variabel dependen hal

    ini dikarenakan dana investasi atau

    penyertaan modal masih belum

    signifikan. Yaitu disebabkan oleh

    kecilnya dana investasi atau

    penyertaan modal kepada Bank Jabar

    Banten, sehingga investasi atau

    penyertaan modal belum bisa

    memberikan kontribusi yang besar

    terhadap pendapatan asli daerah.

    2. Pertumbuhan ekonomi dengan indikator PDRB berdasarkan harga

    konstan setiap tahun mengalami

    peningkatan dengan laju ekonomi

    yang cenderung mengalami

    perkembangan fluktuatif di setiap

    tahunnya. Pertumbuhan ekonomin

    Pemerintah Kota Tasikmalaya

    mempunyai nilai positif yang dapat

    meningkatkan PAD. Pertumbuhan

    ekonomi secara parsial berpengaruh

    signifikan terhadap pendapatan asli

    daerah. Hal ini sesuai dengan

    penyataan Saragih, 2003 bahwa

    peningkatan PAD sebenarnya

    merupakan ekses dari pertumbuhan

    ekonomi. Daerah yang pertumbuhan

    ekonominya positif mempunyai

    kemungkinan mendapatkan kenaikan

    PAD

    3. Pendapatan asli daerah merupakan sumber pembiayaan yang paling

    penting dalam mendukung

    kemampuan daerah dalam

    menyelenggarakan otonomi daerah.

    Artinya, suatu daerah harus dapat

    memiliki sumber-sumber pendapatan

    sendiri. Di Pemerintah Kota

    Tasikmalaya, pendapatan asli daerah

    diperoleh dari penerimaan pajak

    daerah, retribusi daerah dan lain-lain

    PAD yang sah. Secara simultan

    antara investasi dan pertumbuhan

    ekonomi memberikan pengaruh

    signifikan terhadap pendapatan asli

    daerah, dengan demikian semakin

    besarnya investasi dan pertumbuhan

    ekonomi diharapkan bisa

    memberikan kontribusi yang cukup

    besar terhadap pendapatan asli

    daerah.

    Berdasarkan simpulan yang telah

    diuraikan diatas, maka penulis mencoba

    memberikan saran-saran yang diharapkan

    dapat bermanfaat bagi kemajuan Pemerintah

    Kota Tasikmalaya di masa yang akan

    datang, dalam upaya meningkatkan

    penerimaan daerah. Adapun saran antara lain

    Saran Bagi Pemerintah Kota Tasikmalaya :

    1. Pemerintah daerah diharapkan mampu meningkatkan kualitas

    layanan publik dan pada gilirannya

    mampu meningkatkan tingkat

    partisipasi (kontribusi) publik

  • 10

    terhadap pertumbuhan ekonomi.

    Lebih meningkatan PAD mengingat

    deviden dari investasi atau

    penyertaan modal pada Bank Jabar

    Banten yang didapat sebagai

    pendapatan asli daerah jumlahnya

    cukup besar dan Pemda harus lebih

    berkonsentrasi pada pemberdayaan

    kekuatan ekonomi lokal untuk

    menciptakan pertumbuhan ekonomi

    daripada sekedar mengeluarkan

    produk perundangan terkait dengan

    pajak ataupun retribusi karena

    pendapatan asli daerah merupakan

    sumber dana yang diperoleh

    pemerintah daerah dari pemanfaatan

    dan pengelolaan sumber-sumber

    daya yang dimiliki oleh daerah

    tersebut yang dapat digunakan untuk

    membiayai pembangunan daerah.

    2. Bagi peneliti selanjutnya Untuk peneliti lain yang ingin

    melakukan penelitian dengan

    menggunakan variabel yang sama,

    disarankan agar mengunakan

    variabel yang berbeda dan jangan

    mengunakan variabel investasi lebih

    baik mengunakan variabel yang lebih

    berhubungan dengan pertumbuhan

    ekonomi dan berpengaruh terhadap

    pendapatan asli daerah agar

    mendapatkan hasil penelitian yang

    lebih baik. Agar hasil penelitian

    selanjutnya dapat menjadi salah satu

    bahan referensi untuk penelitian

    lebih lanjut yang lebih baik.

    1.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdul Halim. 2002. Akuntansi Dan

    Pengendalian Keuangan Daerah.

    Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

    Abdul Halim. 2002. Manajemen Keuangan

    Daerah. Yogyakarta: UPP AMP

    YKPN.

    Adi Priyo Hari,

    http://Priyohari.files.wordpress.com2

    009/06/hubungan-antara-

    pertumbuhan-ekonomi-daerah.pdf

    Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya.

    Profil Badan Pusat Statistik Kota

    Tasikmalaya. Tasikmalaya: Badan Pusat

    Statistik

    Boediono. 2001. Pengantar Ekonomi Makro.

    Yogyakarta : BPFE

    Kusnaedi, 2005. Analisis Jalur dan Aplikasi

    dengan Program SPSS dan LISREL

    8. Jurusan Pendidikan Ekonomi

    (JPE). PFIPS : Universitas

    Pendidikan Indonesia. Bandung.

    Mankiw. 2006. Makroekonomi Edisi

    Keenam. Jakarta: Salemba Empat

    Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen

    Keuangan Daerah. Yogyakarta:

    Andi.

    Mohammad Nazir. 2005. Metode

    Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

    Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen :

    Konsep, Manfaat dan Rekayasa.

    Edisi Ketiga Jakarta. Salemba

    Empat.

    Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi

    Ketiga. Cetakan Ketiga. Jakarta. Salemba

    Empat.

    Pemerintah Kota Tasikmlaya Dinas

    pendapatan. (2011).Profil Dinas Pendapatan

    Kota

    Tasikmalaya. Tasikmlaya: Dinas

    Pendapatan kota Tasikmalaya.

  • 11

    SAK : 2004 nomor 13 tentang Akuntansi

    Investasi

    Sadono Sukirno. 2008. Pengantar Teori

    Makroekonomi. Jakarta : Raja

    Grafindo Persada

    Saragih, Juli Panglima. 2003. Desentralisasi

    Fiskal dan Keuangan Daerah Dalam

    Otonomi. Bandung: Ghali Indonesia.

    Sugiyono. 2003 . Metode Penelitian Bisnis.

    Bandung: CV. Alfabeta.

    Sugiyono. 2011 . Statistika Untuk

    Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

    Tulus H. Tambunan. 2001. Perekonomian

    Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia

    Undang-Undang No 1 Tahun 2008. Tentang

    Investasi Pemerintah.

    Undang-Undang No 28 Tahun 2009.

    Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

    Daerah.

    Undang-Undang No 33 Tahun 2004.

    Tentang Pendapatan Asli Daerah.

    Undang-Undang No 33 Tahun 2004.

    Tentang Perimbangan Keuangan

    Pemerintah Pusat.

    www.eprints .undip.ac.id/