11_tumorotaktinjauankepustakaan

5
 Tumor  otak  Ti nj auan Kep ustakaan dr. Ny. Herainy Hartono  Bagian   Ilmu Pe nyakit Sar af F akulta s Kedoktera n Uni versita s A ir lan gga /RS  Dr. Soetomo, Surabaya. PENDAHULUAN Di dalam era CT scan dewasa ini, sering kali dibuat diagnosis penderita sebagai tumor otak. Dan sebagai gambaran umum disebutkan bahwa kurang lebih 10% tumor pada manusia mengenai susunan saraf pusat, dimana 80% dari padanya berada didalam intrakranial dan 20% di medulla spinalis. Tumor metastasis otak merupakan 20% dari tumor intrakranial. Penyebab yang pasti belum dapat ditentukan, walaupun penyelidikan-penyelidikan telah dilakukan. Faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab yaitu : keturunan, sisa-sisa sel em- brional, perubahan neoplastik, trauma, virus dan bahan-bahan karsinogenik. Urutan-urutan frekuensi tumor otak adalah sebagai berikut : 1. Glioma 41% 2. Meningioma 17% 3. Adenoma hipofise 13% 4. Neurilemmoma/neurofibroma 12% 5. Tumor metastasis 6. Tumor pembuluh darah Mengenai lokalisasi tumor otak, dilaporkan bahwa pada orang dewasa kebanyakan di daerah supratentorial, sedangkan pada anak-anak di daerah infratentorial. Tumor-tumor metastasis otak kebanyakan berasal dari paru, traktus digestivus, mamma serta ginjal, din-ma 70% terletak di hemisfir serebri, sedangkan 30% di serebelum dan 70% multipel. INSIDENSI Insidensi umur : Jenis tumor saraf mempunyai kecenderungan untuk ber- kembang pada golongan umur tertentu. Tumor primer dari susunan saraf pusat yang berasal dari jaringan embrional ba- nyak dijumpai pada umur di bawah 10 tahun, dan jenis tumor lain berkisar antara umur 20 - 60 tahun. Sedangkan tumor metastasis otak sebagian besar terdapat pada umur 40 - 70 tahun. 42 Cermin Dunia Kedokteran No. 34, 1984 Tumor serebelum lebih sering pada anak-anak dari pada orang dewasa. Glioma batang otak, praktisnya di Pons lebih sering dijumpai pada anak-anak. Berdasarkan pemeriksaan histopatologi tumor, digambarkan sebagai berikut : Medul oblasto ma, pada dasa war sa I Pineal oma dan astrosit oma serebelum , pada dasawarsa II Gliob lastoma, pada da sa warsa V Schwan noma, pa da dasa warsa V - VI Insidensi jenis kelamin : Tumor otak yang banyak dijumpai pada laki-laki, yaitu : Glioma : astrositoma, glioblastoma dan meduloblastoma tumor-tumor di regio pineale Tumor pituitari Tumor-tumor kongenital Kordoma Sedangkan schwannoma dan meningioma lebih sering di-  jumpai pada wa nita. GEJALA KLINIS Gejala klinis sangat dipengaruhi oleh lokalisasi dan histo- patologik dari tumor. Gejala-gejala tersebut dapat digolongkan menjadi : Ge ja la umum Ge ja la foka l Gejala umum Biasanya disebabkan oleh karena tekanan intrakranial yang meningkat. Kenaikan tekanan intrakranial dapat disebabkan oleh faktor-faktor : langsung oleh masa tumor sendiri edema serebri obstruksi aliran cairan serebro spinalis obstruksi sistema vena serebri gangguan mekanisme absorbsi cairan serebro spinalis Gejala-gejala ini dapat berupa :

Upload: j

Post on 18-Jul-2015

111 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 11_TumorOtakTinjauanKepustakaan

7/12/2019 11_TumorOtakTinjauanKepustakaan

http://slidepdf.com/reader/full/11tumorotaktinjauankepustakaan 1/5

Tumor otak 

Tinjauan Kepustakaan

dr. Ny. Herainy Hartono

 Bagian  Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RS Dr. Soetomo, Surabaya.

PENDAHULUAN

Di dalam era CT scan dewasa ini, sering kali dibuat diagnosis

penderita sebagai tumor otak. Dan sebagai gambaran umum

disebutkan bahwa kurang lebih 10% tumor pada manusia

mengenai susunan saraf pusat, dimana 80% dari padanya berada

didalam intrakranial dan 20% di medulla spinalis. Tumor

metastasis otak merupakan 20% dari tumor intrakranial.

Penyebab yang pasti belum dapat ditentukan, walaupun

penyelidikan-penyelidikan telah dilakukan. Faktor-faktor yang

diduga sebagai penyebab yaitu : keturunan, sisa-sisa sel em-

brional, perubahan neoplastik, trauma, virus dan bahan-bahankarsinogenik.

Urutan-urutan frekuensi tumor otak adalah sebagai berikut :

1. Glioma 41%

2. Meningioma 17%

3. Adenoma hipofise 13%

4. Neurilemmoma/neurofibroma 12%

5. Tumor metastasis

6. Tumor pembuluh darah

Mengenai lokalisasi tumor otak, dilaporkan bahwa pada orang

dewasa kebanyakan di daerah supratentorial, sedangkan pada

anak-anak di daerah infratentorial.

Tumor-tumor metastasis otak kebanyakan berasal dari paru,

traktus digestivus, mamma serta ginjal, din-ma 70% terletak dihemisfir serebri, sedangkan 30% di serebelum dan 70% multipel.

INSIDENSI

Insidensi umur :

Jenis tumor saraf mempunyai kecenderungan untuk ber-

kembang pada golongan umur tertentu. Tumor primer dari

susunan saraf pusat yang berasal dari jaringan embrional ba-

nyak dijumpai pada umur di bawah 10 tahun, dan jenis tumor

lain berkisar antara umur 20 - 60 tahun. Sedangkan tumor

metastasis otak sebagian besar terdapat pada umur 40 - 70 tahun.

42 Cermin Dunia Kedokteran No. 34, 1984

Tumor serebelum lebih sering pada anak-anak dari pada

orang dewasa. Glioma batang otak, praktisnya di Pons lebih

sering dijumpai pada anak-anak.

Berdasarkan pemeriksaan histopatologi tumor, digambarkan

sebagai berikut :

— Meduloblastoma, pada dasa warsa I

— Pinealoma dan astrositoma serebelum, pada dasawarsa II

— Glioblastoma, pada dasa warsa V

— Schwannoma, pada dasa warsa V - VI

Insidensi jenis kelamin :

Tumor otak yang banyak dijumpai pada laki-laki, yaitu :— Glioma : astrositoma, glioblastoma dan meduloblastoma

— tumor-tumor di regio pineale

— Tumor pituitari

— Tumor-tumor kongenital

— Kordoma

Sedangkan schwannoma dan meningioma lebih sering di-

 jumpai pada wanita.

GEJALA KLINIS

Gejala klinis sangat dipengaruhi oleh lokalisasi dan histo-

patologik dari tumor.

Gejala-gejala tersebut dapat digolongkan menjadi :

• Gejala umum• Gejala fokal

Gejala umum

Biasanya disebabkan oleh karena tekanan intrakranial yang

meningkat. Kenaikan tekanan intrakranial dapat disebabkan

oleh faktor-faktor :

— langsung oleh masa tumor sendiri

— edema serebri

— obstruksi aliran cairan serebro spinalis

— obstruksi sistema vena serebri

— gangguan mekanisme absorbsi cairan serebro spinalis

Gejala-gejala ini dapat berupa :

Page 2: 11_TumorOtakTinjauanKepustakaan

7/12/2019 11_TumorOtakTinjauanKepustakaan

http://slidepdf.com/reader/full/11tumorotaktinjauankepustakaan 2/5

Cermin Dunia Kedokteran No. 34, 1984   43

1. Nyeri kepala

2. Muntah

3. Kejang

4. Gangguan mental

5. Pembesaran kepala

6. Papil edema

7. Sensasi abnormal di kepala

8. Nadi lambat dan tensi meningkat

9. False localizing sign

10. Perubahan respirasi

1. Nyeri kepala :

Merupakan keluhan utama pada kira-kira 20% kasus. Dapat

dirasakan selama perjalanan penyakitnya, dapat umum atau

terlokalisir pada daerah yang berlainan. Sifat nyerinya

digambarkan sebagai nyeri berdenyut atau dirasakan sebagai rasa

penuh di kepala dan seolah-olah kepala mau "meledak ".

Timbulnya dimulai pagi hari, dikaitkan oleh karena kenaikan

kadar CO2 selama tidur. Adanya CO2 ini menyebabkan aliran

darah serebral meningkat serta kongesti dari sistema vena

serebral. Ini mengakibatkan tekanan intrakranial meningkat.

Nyeri dapat diperhebat dengan gerakan manuver valsava, batuk,bersin, mengejan, mengangkat barang ataupun ketegangan.

Nyeri intermiten sering didapat pada anak-anak. Gejala ini

mungkin karena hilang atau berkurangnya tekanan intrakranial

dengan jalan pelebaran sutura.

2. Muntah :

Muntah tidak berhubungan dengan lokalisasi tumor, sering

timbul pada pagi hari. Sifat muntah adalah khas, yaitu proyektil

atau muncrat dan tidak didahului rasa mual.

3. Kejang :

Kejang dapat merupakan manifestasi pertama tumor otak pada

15% kasus. Dikatakan, bahwa apabila terjadi kejang fokal pada

orang berumur di bawah 50 tahun, harus dipikirkan adanya

tumor otak, selama penyebab lain belum ditemukan.Dalam hal terjadinya kejang, lokasi tumor lebih penting

daripada histologinya. Tumor yang jauh dari korteks motoris

akan jarang menimbulkan kejang. Meningioma pada konvek-

sitas otak, sering menimbulkan kejang fokal sebagai gejala dini.

Sedangkan kejang urnum biasanya terjadi, apabila kenaikan

tekanan intrakranial melonjak secara cepat misalnya pada

Glioblastoma multiforme.

4. Gangguan mental :

Gejala gangguan mental tidak perlu dihubungkan dengan

lokalisasi tumor, walaupun beberapa sarjana menyatakan bahwa

gejala ini sering dijumpai pada tumor lobus frontalis dan

temporalis. Juga dikatakan bahwa menigioma merupakan tumor

yang seting menimbulkan gangguan mental.Gejalanya sangat tidak spesifik. Dapat berupa apatis, de-

mensia, gangguan memori, gangguan intelegensi, gangguan

tingkah laku, halusinasi sampai seperti psikosis.

5. Pembesaran kepala :

Keadaan ini hanya terjadi pada anak-anak, dimana suturanya

belum menutup. Dengan meningkatnya tekanan intrakranial,

sutura akan melebar dan fontanella anterior menjadi

menonjol. Pada beberapa anak sering terlihat pembendungan

vena didaerah skalp dan adanya eksoftalmos. Pada perkusi

terdengar suara yang khas, disebut crack pot signs (bunyi gendi

yang rengat).

6. Papil edema :

Papil edema dapat terjadi oleh karena tekanan intrakranial

yang meningkat atau akibat langsung dari tekanan tumor pada N

II. Derajat papil edema tidak sebanding dengan besarnya tumor

dan tidak sama antara mata satu dan lainnya.

Bila tekanan intrakranial meningkat dengan cepat, akan

terjadi pembendungan vena-vena N. Optikus dan diskus optikus

menjadi pucat serta membengkak. Sering disertai perdarahan-

perdarahan disekitar fundus okuli. Pada papil edema yang kronis

dapat menyebabkan gliosis N. Optikus dan akhirnya N. Optikus

mengalami atrofi sekunder dengan akibat kebutaan.

Dilaporkan bahwa 60% dari tumor otak memperlihatkan

gejala papil edema, dan 50% diakibatkan oleh tumor supra-

tentorial.

7. Sensasi abnormal di kepala :

Banyak penderita merasakan berbagai macam rasa yangsamar-samar. Sering dikeluhkan sebagai enteng kepala (light-

headness), pusing (dizziness) dan lain-lainnya. Keadaan ini

mungkin sesuai dengan tekanan intrakranial yang meningkat.

8. Bradikardi dan tensi meningkat : Keadaan ini dianggap

sebagai mekanisme kompensatorik untuk menanggulangi

iskemia otak.

9. False localizing sign :

False localizing signs dari tumor otak adalah merupakan

gejala yang tidak semuanya berhubungan dengan gangguan

fungsi pada tempat tumor tersebut. Biasanya terlihat sebagai

gejala fokal dari tempat-tempat yang jauh dari tumor itu sendiri.

Misalnya pada. tumor otak yang kecil disertai edema serebri

yang luas, akan memperlihatkan gejala-gejala klinis yang luas.Sebaliknya tumor besar tanpa disertai edema serebri biasanya

tidak memberikan gejala klinis. Hal-hal inilah yang dapat

membingungkan untuk menentukan lokalisasi tumor. Keadaan-

keadaan tersebut dapat disebabkan oleh karena ada nya edema

serebri atau herniasi.

10. Perubahan respirasi :

Hal ini akibat tekanan intrakranial yang meningkat. Dapat

timbul respirasi tipe Cheyne Stokes, dilanjutkan dengan hiper-

ventilasi-respirasi irreguler-apneu, akhirnya kematian.

Gejala fokal

Gejala-gejala fokal sangat tergantung dengan lokalisasi tumor.

Gejalanya sesuai dengan fungsi jaringan otak yang ditekan atau

dirusak, dapat perlahan-lahan atau cepat. Dapat menimbulkan

disfungsi, misalnya hemiparesis, afasia motorik ataupun paresis

saraf kranial, sebelum tekanan intrakranial meninggi secara

berarti. Dalam hal ini, gejala dan tanda di atas mempunyai arti

lokalisasi/fokal.

Dibawah ini akan diuraikan tentang beberapa gejala dan

manifestasi fokal yang menunjukkan lokasi tumor otak.

Page 3: 11_TumorOtakTinjauanKepustakaan

7/12/2019 11_TumorOtakTinjauanKepustakaan

http://slidepdf.com/reader/full/11tumorotaktinjauankepustakaan 3/5

Tumor lobus frontalis :

Tumor di daerah ini pada umumnya menimbulkan gang-

guan kepribadian dan mental. Dapat timbul perlahan-lahan,

beberapa bulan sampai bertahun-tahun. Pada mulanya pende-

rita menjadi apatis, kurang atau hilangnya perhatian/kontrol,

kemudian kesukaran dalam pandangan kedepan (lack of fore

sight), kesukaran dalam pekerjaan dan akhirnya regresi dalam

tingkah laku sosial, kebiasaan dan penampilan, serta gangguan

psikoseksual. Euforia sering dijumpai dan senang berkelakar

( factitiousness) yang dalam beberapa k epustakaan disebut

sebagai "witzelsucht".

Gejala fokal lain terjadi bila tumor meluas ke jaringan se-

kitarnya. Bila mengenai bagian posterior di dekat girus sentra-

lis anterior, Pada penderita didapatkan graps refleks (refleks

memegang). Kadang-kadang didapatkan spasme tonik pada

 jarijari tangan atau kaki ipsilateral tumor, monospasme, kejang

fokal pada wajah dan transitory post convulsive paralysis

(Todd's paralisis).

Bila mengenai area Broca pada hemisfer dominan dapat ter-

 jadi afasia motorik.

Kejang tonik fokal merupakan simtom fokal dari bagian

atas posterior dari lobus frontalis di sekitar daerah premotor.

Bila mengenai traktus kortikospinalis mengakibatkan he-

miparesis sampai hemiplegia dengan tonus meningkat, refleks

meningkat dan adanya ekstensor plantar refleks yang positip.

Semua ini kontralateral lesi.

Bila tumor tumbuh ditengah atau timbul dari groove olfac-

torius, maka biasanya meluas ke posterior dan mengenai N.

Optikus. Pada penderita didapatkan tanda "sindroma Foster

Kennedy", yaitu anosmia sesisi lesi akibat tekanan N. I, atrofi

N. II ipsilateral akibat tekanan pada N. II, dan papil edema

kontralateral lesi akibat meningkatnya tekanan intrakranial.

Jika tumor tumbuh didaerah falks serebri setinggi daerah

presentral maka paraparesis inferior akan dijumpai.

Pada tumor lobus frontalis juga dijumpai kurangnya kontrol

sfingter dilanjutkan dengan hilangnya inhibisi kandung ken-

cing dan akhirnya jatuh dalam inkontinensia urine.

Urutan jenis tumor pada lobus frontalis adalah glioma (glio-

blastoma multiforme pada orang dewasa dan astrositoma pada

anak-anak), ependimoma, meningisma disusul kraniofaringio-

masis dan yang  jarang adalah glioma dari N. Optikus.

Tumor lobus temporalis :

Lobus temporalis mempunyai ambang yang rendah untuk 

timbulnya serangan epilepsi.

Tumor yang menekan atau timbul di Unkus mengakibatkan

uncinate  fit  yaitu kejang parsiil, yang dapat terjadi beberapa

kali dalam satu hari. Biasanya dimulai dengan halusinasi bau

atau rasa. 80% dengan halusinasi bau busuk dan 20% halu-

sinasi bau bunga. Ini merupakan sensasi yang pertama.

Tumor yang mengenai lobus temporalis dan insula, menim-

bulkan psikomotor epilepsi. Penderita dapat mengalami mo-

vement  motoric automatic dengan sengaja. Penderita dapat

berjalan, berlari, menyetir mobil, membuka pakaian atau ben-

tuk-bentuk gerakan lain yang terkoordinir baik selama fase ini.

Biasanya jarang merupakan gerakan-gerakan yang anti sosial

atau agresip, dan bentuknya tetap (stereotype).

44 Cermin Dania Kedokteran No. 34, 1984

Bila tumor mengenai insula, menimbulkan kejang parsiil

dengan keluhan didaerah visera, termasuk nyeri epigastrium

perasaan fluttering di epigastrik atau toraks.

Tumor pada temporalis posterior, menimbulkan kejang par-

siil. Dimulai dengan halusinasi visual.

Pada medial lobus temporalis, dapat meluas ke daerah basal

ganglia dengan akibat distonia unilateral, korea atetosis dantremor.

Pada daerah midtemporal dapat disertai halusinasi pende-

ngaran, berupa suara siulan (whistling), menyiut (hissing) atau

suara bel. Juga didapatkan gejala "dejavu" atau "jamais Vu".

Jenis tumor pada lobus temporalis biasanya glioblastoma

multiforme, astrositoma, oligodendroglioma disusul tumor-

tumor metastasis.

Tumor lobus parietalis :

Tumor di daerah parietalis dapat merangsang korteks sen-

soris, sebelum manifestasi lain dijumpai. Area parietalis ini

berguna untuk diskriminasi tekstur, berat, ukuran, bentuk dan

identifikasi obyek yang diraba. Akibat rangsangan disini ialah

serangan Jackson sensorik. Jika tumor menimbulkan kerusakanstrukturil di daearah ini, maka segala macam perasaan di butuh

kontralateral sisi lesi, tidak dapat dirasakan dan dikenal

Gangguan dapat berupa astereognosis, atopognosis

hemianestesia, tidak dapat membedakan kanan atau kiri dan

loss of body image.

Jenis tumor lobus parietalis meliputi glioma, glioblastoma

astrositoma, oligodendroglioma, meningioma, ependimoma

tumor-tumor metastasis dan angioma.

Tumor lobus oksipitalis :

Tumor di daerah ini biasanya jarang. Gejala dini yang me-

nonjol sering berupa nyeri kepala di daerah oksipital, kemudi-

an disusul oleh adanya gangguan yojana penglihatan.Tumor di daerah medial lobus oksipitalis, sering menim-

bulkan kuadrananopsia homonimus inferior kontralateral dan

dapat meluas menjadi hemianopsia homonim.

Tumor di daerah ini jenis glioma, angioma dan tumor-tumor

metastasis.

Tumor serebellum :

Tumor serebellum cepat mengadakan obstruksi aliran cairan

serebro spinalis, sehingga tumor ini cepat menimbulkan te-

kanan intrakranial yang meningkat. Gejala nyeri kepala, mun-

tah dan papil edema sering sebagai gejala dini, disusul dengan

gangguan gait  dan gangguan koordinasi. Nyeri kepala dirasa-

kan didaerah oksipital dan dapat menjalar ke leher bawah

Nyeri menghebat apabila terjadi herniasi tonsila serebellarisGangguan koordinasi dapat diperiksa dengan  finger to nose

test; heel to knee test, dan didapatkan disdiadokokinesia. Bila

berjalan akan jatuh ke sisi lesi,  Romberg test positip, ataksia

tremor, nistagmus hipotonia dan scanning speech positip.

Tumor di daerah ini meliputi medulloblastoma, astrositoma

granuloma tuberkuloma, granuloma luetika dan tumor-tumor

metastasis.

Page 4: 11_TumorOtakTinjauanKepustakaan

7/12/2019 11_TumorOtakTinjauanKepustakaan

http://slidepdf.com/reader/full/11tumorotaktinjauankepustakaan 4/5Cermin Dunia Kedokteran No. 34, 1984 45

"UICC Classification for tumors of the brain and related structures"

1. Nerve cells :

— Ganglioneuroma, gangliocytoma, ganglioglioma

— Ganglioneuroblastoma— Malignant ganglioneuroma, malignant gangliocytoma,

malignant ganglioglioma

— Sympathicogonioma— Neuroblastoma, sympathicoblastoma.

2. Neuroepithelium :

— Ependymoma :

 Epthelial ependymoma

 Papillary ependymoma

 Cellular ependymoma

— Malignant ependymoma, ependymoblastoma

— Plexus papilloma

— Olfactory neuroepithelioma.

3. Eye :

— Medulloepithelioma of ciliary epithelium, dyktioma

Neuroepihtelioma, retinoblastoma

4. Glia :— Astrocytoma :

 Fibrillary astrocytoma

 Gemistocytic astrocytoma

 Protoplasmatic astrocytoma

— Astrocytoma of the nose, nasal glioma

— Oligodendroglioma

— Multiform glioblastoma

— Polar spongioblastoma

— Medulloblastoma

5. Peripheral and cranial nerves :

— Neurinoma, neurolemmoma, schwannoma

— Neurofibroma

— Malignant neurinoma, malignant neurolemmoma,

malignant schwannoma

6. Meningens :

— Meningioma

 Epitheloid meningioma,

ngioma, endotheliomatous meningioma Fibroblastic

meningioma, fibromatous meningioma— Psammomatous

7. Vascular structure of central nervous system :

— Hemangioma of cerebellum

— Von Hippel-Lindau disease

8. Parapanglia :— Noncromaffm paraganglioma included, carotid body

  tumor, glomus caroticum tumor

— Chemodectoma

9. Pineal gland :Pinealoma

10. Hypophysis :

— Chromophobe adenoma : Diffuse

  chromophobe adenoma Sinusoidal

  chromophobe adenoma

  Papillary chromophobe adenoma

— Oxyphil adenoma, eosinophil adenoma, papillary

— Basophil adenoma— Craniopharyngioma, adamantinoma of ductus,

craniopharyngeus

— Chromophobe carcinoma.

meningotheliomatousmeni-

Di atas adalah kutipan kaasifikasi tumor otak berdasarkan "

Unio Internarnationalis Contra Cancrum" (UICC).

PROSEDUR DIAGNOSIS

Menegakkan diagnosis tumor otak secara klinis tidaklah be- .

gitu sulit, terutama apabila penderita menunjukkan trias gejala,

berupa nyeri kepala; muntah dan pada pemeriksaan didapatkan

papil edema. Namun sering kali beberapa tumor otak, hanya

menunjukkan gejala gangguan mental sebagai gejala

permulaan. Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan

fisik, masih diperlukan beberapa pemeriksaan tambahan,dimulai cara nontraumatik  sampai yang traumatik.

1. X-foto tengkorak

Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan :

a. Kalsifikasi intrakranial :

— pada tumor otak kira-kira 10% mengalami kalsifikasi.

— insidensi kalsifikasi tertinggi terjadi pada Kraniofaringi-

oma dan Oligodendroglioma.

b. Displacement calcified pineal gland :

Glandula pineale sering mengalami kalsifikasi pada orang

dewasa berupa suatu struktur di garis tengah yang tidak akan

berpindah ke lateral lebih dari 3 mm pada gambaran foto

tengkorak AP. Pergeseran lebih dari 3 mm sebagai indikasi

adanya tumor otak.

c. Tanda-tanda tekanan intra kranial yang meningkat :

— Tanda paling dini dari kenaikan tekanan intrakranial

 adalah dekalsifikasi prosessus klinoideus posterior, di-

 lanjutkan dengan perubahan yang serupa di lantai dorsum

 sella tursika. Pada jangka waktu yang lama, keadaan ini

 dapat mengakibatkan lantai dorsum sella mengembung,

 hilang atau rusak. Juga dapat disebabkan karena ekspansi adenoma hipofise atau tumor-tumor disekitar sella tursika.

— Impresio digiti.

— Pelebaran sutura pada anak-anak.

d. Pembentukan tulang baru (Hyperostosis) :

Pada meningioma kira-kira 40% memperlihatkan gambaran

hiperostosis, terutama didaerah pterion, tuberkulum sella,

serebelepontin dan fosa kranii media. Sedangkan tumor jenis

lain sering pada daerah dasar tengkorak.

e. Destruksi tulang :

Page 5: 11_TumorOtakTinjauanKepustakaan

7/12/2019 11_TumorOtakTinjauanKepustakaan

http://slidepdf.com/reader/full/11tumorotaktinjauankepustakaan 5/5

— Kira-kira 10% meningioma menunjukkan penipisan

 tulang. Dapat disebabkan karena infiltrasi tumor pada

 tulang atau karena erosi tulang disebabkan tekanan dari

 tumor yang tumbuh perlahan-lahan.

— Kista epidermoid kadang-kadang dapat ditunjukkan

dengan adanya area yang mengalami destruksi.

2. X-foto toraks : Banyak tumor metastase otak berhubungan

  dengan adanya lesi primer di paru.

3. "Computerized Tomography,Scan" (CT scan) :

Merupakan pemeriksaan yang nontraumatik dan dapat

mendeteksi adanya tumor otak kira-kira 95%.

4. "Electroencephalography" (EEG) :

Tumor pada hemisfer serebri, sering memberi gambaran EEG

abnormal pada 75 - 85% kasus. Sedangkan tumor pada fosa

posterior sering tidak memberikan kelainan EEG.

Tumor otak sendiri tidak memberi aktifitas listrik abnormal.

Hanya neuron-neuron yang membuat ini dan neuron-neuron pada

daerah dekat tumor menjadi abnormal sedemikian rupa sehingga

"hypersynchronisation" dari pelepasanpelepasan listrik dari

beribu-ribu atau berjuta-juta sel saraf membentuk gelombang

lambat atau gelombang runcing (spike) pada EEG. Mungkin

tumor ini memberi kelainan metabolik neuron-neuron

didekatnya, dengan tekanan langsung tumor, edema atau dengan

merusak enervasi darahnya. Edema serebri mungkin adalah

mekanisme yang paling penting.

5. Lumbal pungsi (LP) :

Penggunaan LP untuk metidiagnosis adanya tumor otak,

sudah banyak ditinggalkan. Lagi pula cara ini harus dikerjakan

pada indikasi yang tepat. L.P. masih tetap digunakan pada

dugaan adanya meningeal carcinomatosis, granuloma kronis atau

adanya dugaan proses desak ruang yang dengan pemeriksaan CT

scan negatip.

6. Arteriografi :Dewasa ini pemeriksaan CT scan telah mendesak arteriog-

rafi. Arteriografi dapat memberikan tambahan dimensi tumor

otak dan serial arteriografi dapat membantu menggambarkan

mengenai blood supply dari tumor.

Tumor dari kelompok meningioma biasanya sangat vaskuler

(banyak pembuluh darah) dan sering menimbulkan pembesaran

pada pembuluh darah arteri yang diinervasi. Gambaran yang khas

pada meningioma adalah adanya pembuluh darah yang

menginervasi tumor oleh cabang-cabang dari sistim karotis

eksterna. Arteriografi juga membantu adanya dugaan proses

tumor di fosa posterior, tumor kecil di batang otak atau

neurilemmoma akustikus yang tidak tampak pada CT scan.

7. Pneumoensefalografi dan Ventrikulografi :

Dapat menunjukkan paling jelas tumor intra ventrikuler dan

tumor yang letaknya dalam dekat pada ventrikel, atau

mengadakan invasi pada struktur di garis tengah (invading mid 

line structures).

46 Cermin Dania Kedokteran No. 34, 1984

PENGOBATAN

Pengobatan tumor otak pada umumnya membutuhkan

intervensi dari bidang bedah saraf. Makin dini diagnosa dite-

gakkan dan makin mudah dicapai lesinya, makin baik hasilnya.

Pada prinsipnya pengobatan meliputi pengelolaan/penurunan

dari tekanan intrakranial, tindakan operatif, pemberian radiasi

dan obat-obat khemoterapi.

PROGNOSIS

Pada umumnya prognosis ditentukan oleh faktor keganasan

dan lokalisasi dari tumor otak.

Makin ganas jenis tumor seperti glioblastoma atau medulo-

blastoma prognosisnya makin buruk dan tidak tergantung dari

letak tumor. Sebaliknya tumor-tumor yang timbulnya perlahan

seperti meningioma, relatif memberikan prognosis yang lebih

baik. Disamping itu, tumor-tumor yang terletak di bagian yang

sukar dicapai akan memberikan prognosis yang kurang baik.

Demikian juga dengan tumor-tumor metastasis akan

memberikan prognosis yang jelek.

KEPUSTAKAAN

1. Ausman JI. Intracranial neoplasms. In : Baker AB & Bakker LB.

Rived ed. Vol I Chap Clinical neurology. Philadelphia:Harper &

Row Publ. 1981; pp. 6 - 103.

2.  Chusid JG. Correlative neuroanatomy and functional neurology 17 thed

Mauzen Asia (ptc) Ltd, 1979.

3.  De Jong RN. The Neurologic Examination 4thed. Hagertown, Ma-

ryland, New York, London : Harper Row Publ. 1979.

4. Gilroy J & Meyer IS. Tumor of the central nervous system. In: Me-

dical Neurology 2nded., Mac Milian Pub Co, 1975; pp. 591 - 645.

5.  Merrit HH. Tumors in a Textbook of Neurology. 5thEd. Tokyo:

Igaku Shoin Ltd 1973; pp. 377 - 388.