179571711201104521

135
8/9/2019 179571711201104521 http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 1/135 PERENCANAAN JALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN JEPANAN- PANDEYAN KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI Oleh : Arie Reymond Dau I.8204030 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2011

Upload: josilva1391

Post on 01-Jun-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 1/135

PERENCANAAN JALAN DAN RENCANA

ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN JEPANAN-

PANDEYAN KECAMATAN NGEMPLAK

BOYOLALI

Oleh :

Arie Reymond Dau

I.8204030

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2011

Page 2: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 2/135

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah.

Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan

kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karenanya

 jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya dapat mencapai suatu

daerah yang ingin dicapai.

Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatutempat ke tempat yang lain. Arti Lintasan disini dapat diartikan sebagai tanah

yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas adalah

semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan

 bermotor, tidak bermotor, manusia, ataupun hewan.

Pembuatan jalan yang menghubungkan Jepanan dan Pandeyan yang terletak di

Kabupaten Boyolali bertujuan untuk memperlancar arus transportasi,

menghubungkan serta membuka keterisoliran antara 2 daerah yaitu Jepanan dan

Pandeyan serta daerah – daerah disekitar Jepanan ataupun Pandeyan, demi

kemajuan suatu daerah serta pemerataan ekonomi.

1.2  Rumusan Masalah

Perencanaan jalan pada tugas akhir ini, menghubungkan Jepanan dan Pandeyan.

Jenis kelas jalan yang akan direncanakan adalah jalan kelas II ( Jalan Arteri ),

dengan tiga tikungan yang berbeda.

Jalan raya kelas fungsi arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan

ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk

dibatasi secara efisien.

Page 3: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 3/135

2

1.3  Tujuan

Dalam perencanaan pembuatan jalan ini ada tujuan yang hendak dicapai yaitu :

a. 

Merencanakan bentuk geometrik dari jalan kelas fungsi arteri.

 b. 

Merencanakan tebal perkerasan pada jalan tersebut.

c. 

Merencanakan anggaran biaya dan Time Schedule  yang dibutuhkan untuk

 pembuatan jalan tersebut.

1.4  Masalah

Dalam penulisan ini perencanaan yang menyangkut hal pembuatan jalan akan

disajikan sedemikian rupa sehingga memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan

kelas jalan. Hal yang akan disajikan dalam penulisan ini adalah :

1.4.1.  Perencanaan Geometrik Jalan

Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada

Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997 dan Peraturan

Perencanaan Geometrik Jalan Raya Tahun 1970 yang dikeluarkan oleh Dinas

Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Perencanaan geometrik ini

akan membahas beberapa hal antara lain :

a)  Alinemen Horisontal

Alinemen ( garis tujuan ) horisontal merupakan trace jalan yang terdiri dari :

•  Garis lurus ( tangent  ), merupakan jalan bagian lurus.

•  Lengkungan horisontal yang disebut tikungan yaitu :

  Circle – Circle

 

Spiral – Circle – Spiral

  Spiral – Spiral

• 

Pelebaran perkerasan pada tikungan.

•  Kebebasan samping pada tikungan

Page 4: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 4/135

3

 b)  Alinemen Vertikal

Alinemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau

 proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi

rendahnya jalan terhadap muka tanah asli.

c)  Stationing

d) 

Overlapping

1.4.2. 

Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur

Penulisan ini membahas tentang perencanaan jalan baru yang menghubungkan

dua daerah. Untuk menentukan tebal perkerasan yang direncanakan sesuai dengan

Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode

Analisis Komponen Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. Satuan perkerasan yang

dipakai adalah sebagai berikut :

a)  Lapis permukaan ( surface course ) : Laston MS 744

 b) 

Lapis pondasi atas ( base course ) : Batu pecah CBR 100 %

c)  Lapis pondasi bawah ( sub base course ) : Sirtu CBR 70 %

1.4.3. 

Rencana Anggaran Biaya

Menghitung rencana anggaran biaya yang meliputi :

a)  Volume Pekerjaan

 b) 

Harga satuan Pekerjaan, bahan dan peralatan

c)  Alokasi waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan.

Dalam mengambil kapasitas pekerjaan satuan harga dari setiap pekerjaan

 perencanaan ini mengambil dasar dari Analisa Harga Satuan No. 028 / t / bm /

2003 Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.

Page 5: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 5/135

4

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan route dari suatu ruas jalan secara

lengkap, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan data

dan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survei lapangan dan telah

dianalisis, serta mengacu pada ketentuan yang berlaku (Shirley L. Hendarsin,

2000)

Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu

tempat ke tempat lain. Lintasan tersebut menyangkut jalur tanah yang diperkuat

(diperkeras) dan jalur tanah tanpa perkerasan. Sedangkan maksud lalu lintas diatas

menyangkut semua benda atau makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik

kendaraan bermotor, gerobak, hewan ataupun manusia (Edy Setyawan, 2003)

Perencanaan geometrik secara umum menyangkut aspek-aspek perencanaan

 bagian-bagian jalan tersebut baik untuk jalan sendiri maupun untuk pertemuan

yang bersangkutan agar tercipta keserasian sehingga dapat memperlancar lalu

lintas (Edy Setyawan).

Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar

(subgrade) yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas (Shirley L.

Hendarsin, 2000)

Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas

tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk

menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan di bawahnya. Beban

kendaraan dilimpahkan keperkerasan jalan melalui bidang kontak roda beban

 berupa beban terbagi rata. Beban tersebut berfungsi untuk diterima oleh lapisan

 permukaan dan disebarkan ke tanah dasar menjadi lebih kecil dari daya dukung

tanah dasar ( Silvia Sukirman, 1999 ) .

Page 6: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 6/135

5

2.2. Klasifikasi Jalan

Klasifikasi jalan di Indonesia menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan

Geometrik Jalan Antar Kota ( TPGJAK ) No 038 / T / BM / 1997, disusun pada

tabel 2.1 :

Tabel 2.1 Ketentuan Klasifikasi : Fungsi, Kelas Beban, Medan

FUNGSI JALAN ARTERI KOLEKTOR LOKAL

KELAS JALAN I II IIIA IIIA IIIB IIIC

Muatan Sumbu

Terberat, (ton)

> 10 10 8 8 8 Tidak

ditentukan

TIPE MEDAN D B G D B G D B G

KemiringanMedan, (%)

<3 3-25 >25 <3 3-25 >25 <3 3-25 >25

Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (administrative) sesuai

PP.No. 26 /1985 : Jalan Nasional, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten / Kotamadya,

Jalan Desa dan Jalan Khusus

Keterangan : Datar (D), Perbukitan (B) dan Pegunungan (G)

Sumber TPGJAK 1997

2.3.  Perencanaan Alinemen Horisontal

Pada perencanaan alinemen horisontal, umumnya akan ditemui dua bagian jalan,

yaitu : bagian lurus dan bagian lengkung atau umum disebut tikungan yang terdiri

dari 3 jenis tikungan yang digunakan, yaitu :

•  Lingkaran ( Full Circle = F-C )

•  Spiral-Lingkaran-Spiral ( Spiral- Circle- Spiral = S-C-S )

•  Spiral-Spiral ( S-S )

2.3.1. 

Bagian Lurus

Panjang maksimum bagian lurus harus dapat ditempuh dalam waktu ≤  2,5 menit (

sesuai VR  ), dengan pertimbangan keselamatan pengemudi akibat dari kelelahan.

Page 7: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 7/135

6

2.3.2. 

Tikungan

2.3.2.1. 

Jari-Jari Minimum

Agar kendaraan stabil saat melalui tikungan, perlu dibuat suatu kemiringan

melintang jalan pada tikungan yang disebut superelevasi (e). Pada saat kendaraan

melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan arah melintang jalan antara ban

kendaraan dengan permukaan aspal yang menimbulkan gaya gesekan melintang.

Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal disebut koefisien

gesekan melintang (f).

Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka untuk kecepatan tertentu dapat

dihitung jari-jari minimum untuk superelevasi maksimum dan koefisien gesekan

maksimum.

f maks = 0,192 – (0,00065 x Vr) ...................................................................... (1)

R min =)(127

2

 f e

maks

 R

+ .................................................................................. (2)

Dmaks = 2

)(53,181913

maksmaks

 f e   +× .............................................................. (3)

Keterangan :

R min  = Jari-jari tikungan minimum, (m)

VR = Kecepatan kendaraan rencana, (km/jam)

emaks = Superelevasi maksimum, (%)

f   = Koefisien gesek, untukl perkerasan aspal f = 0,14 – 0,24

Dmaks = Derajat maksimum

Untuk perhitungan, digunakan emaks = 10 % sesuai tabel

Tabel 2.2 Panjang jari-jari minimum (dibulatkan) untuk emaks = 10%

VR(km/jam) 120 100 90 80 60 50 40 30 20

R min (m) 600 370 280 210 115 80 50 30 15

Sumber TPGJAK 1997

Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku f maks  = - 0,00065 VR  + 0,192

80 – 112 km/jam berlaku f maks  = - 0,00125 VR  + 0,24

Page 8: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 8/135

7

2.3.2.2. Lengkung Peralihan (Ls)

Dengan adanya lengkung peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S.

 panjang lengkung peralihan (Ls), menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik

Jalan Antar Kota, 1997, diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan di bawah

ini :

1.  Berdasar waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung

 peralihan, maka panjang lengkung :

Ls =6,3

VR   T .............................................................................................. (4)

2. 

Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus Modifikasi Shortt:

Ls = 0,022C  R

V  R

.

3

 - 2,727C 

ed V  R . ............................................................. (5)

3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian

Ls =e

 Rnm

V ee

.6,3

.)(   − ................................................................................. (6)

Keterangan :

T : waktu tempuh = 3 detik

VR : Kecepatan rencana (km/jam)

e : Superelevasi

R : Jari-jari busur lingkaran (m)

C : Perubahan percepatan 0,3-1,0 disarankan 0,4 m/det2 

em : Superelevasi maximum

en : Superelevasi normal

r e  : Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan (m/m/detik),

sebagai berikut:

Untuk VR ≤  70 km/jam, r e mak  = 0,035 m/m/det

Untuk VR  ≥  80 km/jam, r e mak  = 0,025 m/m/det

Page 9: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 9/135

8

Gambar 2.1. Bagan Alir Perencanaan Alinemen Horizontal

  Perhitungan Data

Tikungan

  Perhitungan Pelebaran

Perkerasan  Perhitungan Daerah

Kebebasan Samping

  Perhitungan Data

Tikungan

  Perhitungan Pelebaran

Perkerasan

  Perhitungan Daerah

Kebebasan Samping

TIDAK

TIDAK

YA

TIDAKDicoba tikungan

S-S

YA

YA

Mulai

Data :

  Jari-jari rencana (Rr)

  Sudut Luar tikungan (∆)

  Kecepatan rencana (Vr)

Dicoba tikungan FC

Rr ≥ Rmin FC

Dicoba tikungan S-C-S

Lc > 20m

  Perhitungan Data Tikungan

  Perhitungan Pelebaran Perkerasan

  Perhitungan Daerah Kebebasan

Samping

Selesai

Page 10: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 10/135

9

Gambar 2.2. Lengkung Full Circle

2.3.3. 

Jenis Tikungan

2.3.3.1. Bentuk busur lingkaran (F-C)

Keterangan :

∆ 

= Sudut Tikungan

O = Titik Pusat Tikungan

TC = Tangen to Circle

CT = Circle to Tangen

Rc = Jari-jari Lingkungan

Tt = Panjang tangen (jarak dari TC ke PI atau PI ke TC)

Lc = Panjang Busur Lingkaran

Ec = Jarak Luar dari PI ke busur lingkaran

FC (Full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu

lingkaran saja. Tikungan FC hanya digunakan untuk R (jari-jari) yang besar agar

tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi yang

 besar.

Tt

TC CT

∆ 

∆ 

RcRc

Et

Lc

PI

Page 11: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 11/135

10

Tabel 2.3 Jari-jari tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan

VR  (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

R min  2500 1500 900 500 350 250 130 60

Sumber TPGJAK 1997

Tc = Rc tan ½ ∆ ............................................................................................ (7)

Ec = Tc tan ¼ ∆ ............................................................................................. (8)

Lc =o

 Rc

360

2π  ∆ .................................................................................................. (9)

Page 12: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 12/135

11

Ya

Gambar 2.3. Bagan Alir Perencanaan Tikungan Full Circle

Tidak

Mulai

Data :

  Jari-jari rencana (Rc)

  Sudut luar tikungan (∆)

  Kecepatan rencana (Vr)

Perhitungan :

  Jari-jari minimum (Rmin) untuk FC

  Derajat lengkung (D), Superelevasi (e)

Tikungan S-C-S

Perhitungan Data Tikungan :

  Lengkung peralihan fiktif (Ls′)  Panjang tangen (Tc)  Jarak luar dari PI ke busur

lingkaran (Ec)

  Panjang busur lingkaran (Lc)

Rc ≥ Rmin FC

Perhitungan lain :

  Pelebaran perkerasan

  Daerah Kebebasan samping

Checking : 2 Tc > Lc….ok

Selesai

Page 13: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 13/135

12

2.3.3.2. Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)

Gambar 2.4 Lengkung Spiral-Circle-Spiral

Keterangan gambar :

Xs = Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik ST ke SC

Ys = Jarak tegak lurus ketitik SC pada lengkung

Ls = Panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST

Lc = Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)

Tt = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST

TS = Titik dari tangen ke spiral

SC = Titik dari spiral ke lingkaran

Es = Jarak dari PI ke busur lingkaran

θs = Sudut lengkung spiral

Rr = Jari-jari lingkaran

P = Pergeseran tangen terhadap spiral

K = Absis dari p pada garis tangen spiral

Page 14: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 14/135

13

Rumus-rumus yang digunakan :

1.  Xs = Ls ⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ 

×−

2

2

401

 Rd 

 Ls .............................................................. (10)

2. 

Ys = ⎟⎟ ⎠ ⎞⎜⎜

⎝ ⎛ 

 xRd  Ls6

2

 .............................................................................. (11)

3.  θs =

 Rd 

 Ls x

π  

90 ............................................................................. (12)

4.  Lc =  Rd  x xs x

π  ⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    Θ∆

180

21  ........................................................... (13)

5.   p = )cos1(6

2

s Rd  Rd  x

 LsΘ−−  ...................................................... (14)

6. 

k = s x Rd  Rd  x

 Ls Ls   Θ−⎟⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ − sin40

 ............................................. (15)

7. 

Ts = K  xP Rd    +∆+ 121tan)( .................................................... (17)

8. 

Es =  Rd  xP Rd    −∆+ 121sec)(  .................................................. (18)

9. 

Ltot  = Lc + 2Ls ............................................................................. (19)

Jika p yang dihitung dengan rumus di bawah, maka ketentuan tikungan yang

digunakan bentuk S-C-S.

P = Rc

 Ls

24

2

 < 0,25 m.................................................................................... (20)

Untuk Ls = 1,0 m maka p = p’ dan k = k’

Untuk Ls = Ls maka p = p’ x Ls dan k = k’ x Ls

Page 15: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 15/135

14

Gambar 2.5. Bagan Alir Perencanaan Tikungan Spiral-Circle-Spiral 

Mulai

Data :

  Jari-jari rencana (Rc)

  Sudut luar tikungan (∆)

  Kecepatan rencana (Vr)

Syarat :

Rc < Rmin, Lc > 20m, θc > 0

Perhitungan :

  Jari-jari minimum (Rmin)

  Derajat Lengkung (D)

  Superelevasi (e)

  Panjang Lengkung peralihan (Ls)

 

Panjang Busur Lingkaran (Lc)  Sudut lengkung spiral (θs)

  Sudut busur lin karan (θc)

Perhitungan lain :

  Pelebaran Perkerasan

  Daerah Kebebasan

Sam in

Perhitungan Data Tikungan :

  Absis titik SC (Xs) dan Ordinat titik SC

(Ys)  Pergeseran Tangen terhadap spiral (p)

  Absis dari p pada garis tangen spiral (k)

  Panjang tangen total (Ts)

  Jarak luar dari PI ke busur lin karan Es

Selesai

Page 16: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 16/135

15

2.3.3.3. Tikungan Spiral-Spiral (S-S)

Tikungan yang disertai lengkung peralihan.

Gambar 2.6 Lengkung Spiral-Spiral

Keterangan gambar :

Tt = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST

Xs = Absis titik SS pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SS

Ls = Panjang dari titik TS ke SS atau SS ke ST

Ts = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST

TS = Titik dari tangen ke spiral

Et = Jarak dari PI ke busur lingkaran

θs = Sudut lengkung spiral

Rr = Jari-jari lingkaran

 p = Pergeseran tangen terhadap spiral

k = Absis dari P pada garis tangen spiral

Rumus-rumus yang digunakan :

1.  θs = 321 ∆  ..................................................................................... (21)

2.  ∆c = sPI    Θ−∆ .23  ........................................................................ (22)

Page 17: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 17/135

16

3.  Xs =d  R

 Ls Ls

.40

3

−  ......................................................................... (23)

4.  Ys = ⎟⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎜

⎝ 

⎛ 

 R

 Ls

.6

2

 ................................................................................. (24)

5.  P = ( )s Rs d    Θ−−Υ cos1 ................................................................ (25)

6.  K = s x Rs d    Θ−Χ sin  ................................................................. (26)

7. 

Tt = K  xP Rd    +∆+ 121tan)( ....................................................... (27)

8. 

Et =  Rd  xP Rd    −∆+ 121sec)( ..................................................... (28)

9. 

Ltot  = 2 x Ls .................................................................................... (29)

Page 18: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 18/135

17

Tidak

Ya

Gambar 2.7. Bagan Alir Perencanaan Tikungan Spiral-Spiral

Lc < 20 m

θs = ∆/2

Perhitungan :

  Jari-jari minimum (Rmin)

  Derajat Lengkung (D)

  Superelevasi (e)

  Panjang Lengkung peralihan (Ls)

 

Sudut Lengkung spiral (θs)

Tikungan S-C-S

Data :  Jari-jari Rencana (Rc)

  Sudut Luar Tikungan (∆)

  Kecepatan Rencana (Vr)

Mulai

Perhitungan Data Tikungan :

  Absis titik SC (Xs) dan Ordinat titik SC (Ys)

  Pergeseran Tangen terhadap spiral (p)

  Absis dari p pada garis tangen spiral (k)

  Panjang tangen total (Ts)

  Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Es)

Perhitungan lain :

  Pelebaran Perkerasan

  Daerah Kebebasan Samping

Selesai

Page 19: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 19/135

18

Kemiringan normal pada bagian jalan lurus

As Jalan

Kanan = ka -Kiri = ki -

e = - 2% h = beda tinggie = - 2%

Kemiringan melintang pada tikungan belok kanan

As Jalan

Kanan = ka -

Kiri = ki +

eminh = beda tinggi

emaks

Kemiringan melintang pada tikungan belok kiri

As Jalan Kanan = ka +

Kiri = ki -

emaksh = beda tinggi

emin

2.3.4. 

Diagram Super Elevasi

Super elevasi adalah kemiringan melintang jalan pada daerah tikungan. Untuk

 bagian jalan lurus, jalan mempunyai kemiringan melintang yang biasa disebut

lereng normal atau normal trawn yaitu diambil minimum 2 % baik sebelah kiri

maupun sebelah kanan AS jalan. Hal ini dipergunakan untuk sistem drainase aktif.

Harga elevasi (e) yang menyebabkan kenaikan elevasi terhadap sumbu jalan di

 beri tanda (+) dan yang menyebabkan penurunan elevasi terhadap jalan di beri

tanda (-).

Sedangkan yang dimaksud diagram super elevasi adalah suatu cara untuk

menggambarkan pencapaian super elevasi dan lereng normal ke kemiringan

melintang (super elevasi). Diagram super elevasi pada ketinggian bentuknya

tergantung dari bentuk lengkung yang bersangkutan.

Page 20: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 20/135

19

a) 

Diagam super elevasi Full - Circle menurut Bina Marga

sisi luar tikunganemax

sisi dalam tikungan

Bagian lurus Bagian lengkung peralihan Bagian lengkung penuh Bagian lengkung peralihan Bagian lurus

 

Page 21: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 21/135

20

Page 22: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 22/135

21

Gambar 2.8. Diagram Super Elevasi Full Circle 

Untuk mencari kemiringan pada Tc :

Tc =Ls

Ls4/3  =

)2max(

)2(

+

+

e

 x ....................................................................... (30)

Ls pada tikungan circle ini sebagai Ls bayangan yaitu untuk perubahan

kemiringan secara berangsur-angsur dari kemiringan normal ke maksimum atau

minimum.

( )d n eem

W  Ls   +××=

2   ............................................................................... (31)

Keterangan :

Ls = lengkung peralihan.W = Lebar perkerasan

m = Jarak pandang

ne   = Kemiringan normal

d e   = Kemiringan maksimum

Kemiringan lengkung di role, pada daerah tangen tidak mengalami kemiringan

•   jarakCT 

TC  kemiringan

min

maks = 3/4 Ls

•   jarakCT 

TC  kemiringan awal perubahan = 1/4 Ls

 b)  Diagram super elevasi pada Spiral – Cricle – Spiral menurut Bina Marga.

-2%en en  -2%

1

TS

1

ST

0 %

2 3 4

S

emax 

LcLs

e = 0 %

4

C

3 2

Ls

Sisi dalam

Bagian lengkungBagian

lurus

Bagian

lurus

Sisi luar tikungan

Bagian

lengkung

Bagian

lengkung

Page 23: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 23/135

22

Gambar 2.9 Diagram Super Elevasi Spiral-Cirle-Spiral.

c) 

Diagram super elevasi pada Spiral – Spiral.

IV

en-2%0 %

e min 

qen-2%en-2%

q

q

-2%

+2%

1)

qe maks 4)3)

2)

en - 2%

LS

TS

0% 0%

en = - 2%

ST

emak 

LS

I II IIIIII III

IV

e = 0 %

Sisi dalam tikungan

Sisi luar tikungan

Bagian lurusBagian lengkungBagian lengkungBagian lurus

Page 24: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 24/135

23

garis pandangE

Lajur

DalamLajurLuar 

Jh

PenghalangPandangan

R R'R 

Lt

 

Gambar 2.10. Diagram Super Elevasi Spiral-Spiral

2.3.5. 

Daerah Bebas Samping Di Tikungan

Jarak Pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di tikungan), adalah

 pandanngan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan. Daerah

 bebas samping di tikungan dihitung bedasarkan rumus-rumus sebagai berikut :

2.3.5.1. Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan (Jh < Lt).

Gambar 2.11. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh < Lt

Keterangan :

qen-2%en-2%

q

en-2%0 %

q

-2%+2%

1)

e min 

qe maks

4)3)

2)

Page 25: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 25/135

24

PENGHALANG PANDANGAN

RR'

R

Lt

LAJUR DALAMLAJUR LUAR Jh

Lt

GARIS

PANDANG

E

Jh = Jarak pandang henti (m)

Lt = Panjang tikungan (m)

E = Daerah kebebasan samping (m)

R = Jari-jari lingkaran (m)

Maka: E = R ( 1 – cos R

 Jho

.

90

π  

 ) . ........................................................... (32)

2.3.5.2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan (Jh > Lt)

Gambar 2.12. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh > Lt

Keterangan:

Jh = Jarak pandang henti

Jd = Jarak pandang menyiap

Lt = Panjang lengkung total

R = Jari-jari tikungan

R’ = Jari-jari sumbu lajur

Maka : E = R (1- cosR 

Jh90o

) + ( ( ) ⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ −

 R

 JhSin Lt  Jh

.

.90.

21

π  

........................ (33)

2.3.6. 

Pelebaran Perkerasan

Pelebaran perkerasan dilakukan pada tikungan-tikungan yang tajam, agar

kendaraan tetap dapat mempertahankan lintasannya pada jalur yang telah

disediakan.

Page 26: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 26/135

25

Gambar dari pelebaran perkerasan pada tikungan dapat dilihat pada gambar

 berikut ini.

Gambar 2.13 Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan

2.3.6.1. Truk / Bus

Rumus yang digunakan

B = n (b’ + c) + (n + 1) Td + Z ................................................................. (34)

 b’ = b + b” .................................................................................................. (35)

 b” = Rr -22

 p Rr   −  ................................................................................. (36)

Td = ( )  R A p A Rr    −++ 22  ....................................................................... (37)

Z = ⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ ×

 R

V 105,0 ....................................................................................... (38)

ε  = B - W ................................................................................................... (39)

Keterangan:

B = Lebar perkerasan pada tikungan

n = Jumlah jalur lalu lintas

 b = Lebar lendutan truk pada jalur lurus

 b’ = Lebar lintasan truk pada tikungan

P = Jarak As roda depan dengan roda belakang truk

Page 27: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 27/135

26

A = Tonjolan depan sampai bumper

W = Lebar perkerasan

Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan

Z = Lebar tambahan akibat kelelahan pengamudi

c = Kebebasan samping

ε  = Pelebaran perkerasan

2.3.7.  Kontrol Overlapping

Pada setiap tikungan yang sudah direncanakan, maka jangan sampai terjadi over

lapping. Karena kalau hal ini terjadi maka tikungan tersebut menjadi tidak aman

untuk digunakan sesuai kecepatan rencana. Syarat supaya tidak terjadi over

lapping : aI > 3V

Dimana : aI  = daerah tangen (meter)

V = kecepatan rencana

Contoh :

Gambar 2.14. Kontrol over lapping

Vr = 80 km/jam = 22,22 m/det.

Syarat over lapping a’ ≥ a, dimana a = 3 x V detik

= 3 x 22,22 = 66,67 m

 bila aI  d1 – Tc ≥ 66,67 m aman

d1 

d2 

d3 d4 

STCS

SCTS

STTS

TC

CTPI-1 PI-2

PI-3

Page 28: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 28/135

27

aII  d2 – Tc – Tt1 ≥ 66,67 m aman

aIII  d3 – Tt1 – Tt2 ≥ 66,67 m aman

aIV  d4 – Tt2 ≥ 66,67 m aman

Contoh perhitungan stationing :STA A = Sta 0+000m

STA PI1  = Sta A + d 1 

STA TS1  = Sta PI1 – Ts1 

STA SC1  = Sta Ts1 + Ls1 

STA CS1  = Sta Sc1 + Lc1 

STA ST1  = Sta Cs + Lc1

STA PI2  = Sta St1 + d 2 – Ts1 

STA TS2  = Sta PI2 – Ts2 

STA SC2  = Sta Ts2 + Ls2 

STA CS2  = Sta Sc2 + Lc2 

STA ST2  = Sta Cs2 + Ls2 

STA PI3 = Sta St2 + d 3 – Ts2 

STA TC3  = Sta PI3 – Tc3 

STA CT3  = Sta Tc3 + Lc3 

STA B = Sta Ct3 + d4 – Tc3

2.4. 

Alinemen Vertikal

Alinemen Vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang

ditinjau, berupa profil memanjang. Pada peencanaan alinemen vertikal terdapat

kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan), sehingga

kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Disamping kedua

lengkung tersebut terdapat pula kelandaian = 0 (datar).

Macam-macam lengkung vertikal dan rumusnya :

1) 

Lengkung Vertikal Cembung.Ketentuan tinggi menurut Bina Marga (1997) untuk lengkung cembung dapat

dilihat pada tabel 2.5 :

Tabel 2.4 Ketentuan tinggi untuk jarak pandang

Untuk jarak pandang h1(m) tinggi mata h2 (m) tinggi obyek

Page 29: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 29/135

28

Henti (Jh) 1,05 0,15

Mendahului (Jd) 1,05 1,05

Sumber TPGJAK 1997

Panjang L, berdasarkan jarak pandang henti (Jh )

Jh < L, maka : L =405

J.A 2h  ..................................................................... (40)

Jh > L, maka : L = 2 Jh -A

405 ............................................................... (41)

Panjang L berdasar jarak pandang mendahului ( Jd)

Jd < L, maka : L =840

J.A 2d  ..................................................................... (42)

Jd > L, maka : L = 2 Jd - A

840

................................................................ (43)

Keterangan :

L = Panjang lengkung vertical (m)

A = Perbedaan grade (m)

Jh  = Jarak pandangan henti (m)

Jd  = Jarak pandangan mendahului atau menyiap (m)

Gambar. 2.15. Lengkung Vertikal Cembung

Keterangan :

PLV = titik awal lengkung parabola.

PV1  = titik perpotongan kelandaian g1 dan g2 

g = kemiringan tangen ; (+) naik; (-) turun.

A = perbedaan aljabar landai (g1 - g2) %.

EV = pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 - m) meter.

PLVd1 d2

g2EV

mg1

h2h1 

Jh  PL

L

PV

Page 30: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 30/135

29

Jh  = jarak pandangan.

h1 = tinggi mata pengaruh.

h2 = tinggi halangan.

2) 

Lengkung Vertikal Cekung.

Ada empat kriteria sebagai pertimbangan yang dapat digunakan untuk

menentukan panjang lengkung cekung vertikal (L), yaitu :

•  Jarak sinar lampu besar dari kendaraan

•  Kenyamanan pengemudi

•  Ketentuan drainase

•  Penampilan secara umum

Gambar 2.16. Lengkung Vertikal Cekung.

Rumus-rumus yang digunakan pada lengkung parabola cekung sama dengan

rumus-rumus yang digunakan pada lengkung vertikal cembung.

Jh<L, maka: L =h

2h

J5,3120

J.A

+ ....................................................................... (44)

Jh>L, maka: L =2Jh-A

J5,3120 h+ ................................................................ (45)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Alinemen Vertikal

1) 

Kelandaian maksimum.

Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh

mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula

tanpa harus menggunakan gigi rendah.

Tabel 2.5 Kelandaian Maksimum yang diijinkan

Landai maksimum % 3 3 4 5 8 9 10 10

PLV

EV 

g2

EVg1

PV

Jh PTV

LV

Page 31: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 31/135

30

VR (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40

Sumber : TPGJAK 1997

2)  Kelandaian Minimum

Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya, perlu dibuat

kelandaian minimum 0,5 % untuk keperluan kemiringan saluran samping, karena

kemiringan jalan dengan kerb hanya cukup untuk mengalirkan air kesamping.

2.5.  Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur

Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur disini untuk jalan baru dengan

Metoda Analisa Komponen, yaitu dengan metoda analisa komponen SKBI –

2.3.26. 1987. adapun untuk perhitungannya perlu pemahaman istilah-istilah

sebagai berikut : 

A. Lalu lintas

1. 

Lalu lintas harian rata-rata (LHR)

Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal

umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masing-

masing arah pada jalan dengan median.

−  Lalu lintas harian rata-rata permulaan (LHR P)

( ) 1

11n

S P i LHR LHR   +×=  ...................................................................... (46)

− 

Lalu lintas harian rata-rata akhir (LHR A)

( ) 2

21n

P A i LHR LHR   +×=  ..................................................................... (47)

2.  Rumus-rumus Lintas ekuivalen

− 

Lintas Ekuivalen Permulaan (LEP)

 E C  LHR LEPn

mp j Pj

  ××=

 ∑=

 ..................................................................... (48)

− 

Lintas Ekuivalen Akhir (LEA)

 E C  LHR LEAn

mp j

 Aj   ××= ∑=

 ..................................................................... (49)

Page 32: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 32/135

31

− 

Lintas Ekuivalen Tengah (LET)

2

 LEA LEP LET 

  +=  ............................................................................... (50)

− 

Lintas Ekuivalen Rencana (LER)

Fp LET  LER   ×=  .................................................................................. (51)

10

2nFp =  ................................................................................................ (52)

Dimana:

i1 = Pertumbuhan lalu lintas masa konstruksi

i2

= Pertumbuhan lulu lintas masa layanan

J = Jenis kendaraan

n1 = Masa konstruksi

n2 = Umur rencana

C = Koefisien distribusi kendaraan

E = Angka ekuivalen beban sumbu kendaraan

Fp = Faktor Penyesuaian

B. Angka ekuivalen (E) Beban Sumbu KendaraanAngka ekuivalen (E) masing-masing golongan beban umum (setiap kendaraan)

ditentukan menurut rumus daftar sebagai berikut:

− 

4

8160086,0.   ⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

kgdlmtunggalsumbusatubebanTunggalSumbu E   ....... (53)

− 

4

8160086,0.   ⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

kgdlmgandasumbusatubebanGandaSumbu E   ........... (54)

C. Daya Dukung Tanah Dasar (DDT dan CBR)

Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi DDT dan

CBR.

D. Faktor Regional (FR)

Page 33: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 33/135

32

Faktor regional bisa juga juga disebut faktor koreksi sehubungan dengan

 perbedaan kondisi tertentu. Kondisi-kondisi yang dimaksud antara lain keadaan

lapangan dan iklim yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan daya dukung

tanah dan perkerasan. Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini

Faktor Regional hanya dipengaruhi bentuk alinemen ( kelandaian dan tikungan)

Tabel 2.6 Prosentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim (curah hujan)

Kelandaian 1 (<6%) Kelandaian II (6–10%) Kelandaian III (>10%)

% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat

≤ 30% >30% ≤ 30% >30% ≤ 30% >30%

Iklim I

< 900 mm/tahun0,5 1,0 – 1,5 1,0 1,5 – 2,0 1,5 2,0 – 2,5

Iklim II

≥ 900 mm/tahun1,5 2,0 – 2,5 2,0 2,5 – 3,0 2,5 3,0 – 3,5

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26.1987

E. .Koefisien Distribusi Kendaraan

Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat

 pada jalur rencana ditentukan menurut daftar di bawah ini :

Tabel 2.7 Koefisien Distribusi Kendaraan

Jumlah lajurKendaraan ringan *) Kendaraan berat **)

1 arah 2 arah 1 arah 2 arah

1 lajur

2 lajur

3 lajur

4 lajur5 lajur

6 lajur

1,00

0,60

0,40

--

-

1,00

0,50

0,40

0,300,25

0,20

1,00

0,70

0,50

--

-

1,00

0,50

0,475

0,450,425

0,40

*) berat total < 5 ton, misalnya: mobil penumpang, pick up, mobil hantaran.

**) berat total ≥ 5 ton, misalnya: bus, truk, traktor, semi trailer, trailer.

Page 34: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 34/135

33

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26.1987

F. Koefisien Kekuatan Relatif (A)

Koefisien kekuatan relative (a) masing-masing bahan dan kegunaan sebagai lapis

 permukaan pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai  Marshall Test  

(untuk bahan dengan aspal), kuat tekan untuk (bahan yang didistabilisasikan

dengan semen atau kapur) atau CBR (untuk bahan lapis pondasi atau pondasi

 bawah).

Tabel 2.8 Koefisien Kekuatan Relatif

Koefisien

Kekuatan Relatif

Kekuatan

BahanJenis Bahan

A1 a2 a3Ms

(kg)

Kt

kg/cm2

CBR

%

0,4 744

LASTON0,35 590

0,32 454

0,30 340

0,35 744

Asbuton0,31 590

0,28 454

0,26 340

0,30 340 HRA

0,26 340 Aspal Macadam0,25 LAPEN (mekanis)

0,20 LAPEN (manual)

0,28 590

LASTON ATAS0,26 454

0,24 340

0,23 LAPEN (mekanis)

0,19 LAPEN (manual)

0,15 22 Stab. Tanah dengan

semen0,13 18

0,15 22 Stab. Tanah dengan

kapur0,13 180,14 100

Pondasi Macadam

(basah)

0,12 60 Pondasi Macadam

0,14 100 Batu pecah

0,13 80 Batu pecah

0,12 60 Batu pecah

0,13 70 Sirtu/pitrun

Bersambung

Sambungan Tabel 2.8

Page 35: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 35/135

34

0,12 50 Sirtu/pitrun

0,11 30 Sirtu/pitrun

0,10 20Tanah / lempung

kepasiranSumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26.1987

G. Analisa komponen perkerasan

Penghitungan ini didstribusikan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan

 perkerasan jangka tertentu (umur rencana) dimana penetuan tebal perkerasan

dinyatakan oleh Indeks Tebal Perkerasan (ITP) dengan rumus:

332211  Da Da Da ITP   ++=  ................................................................... (55)

D1,D2,D3  = Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm)

a1, a

2, a

3  = Koefisien kekuatan relatif bahab perkerasan (SKBI 2.3.26.1987)

Angka 1,2,3 masing-masing lapis permukaan, lapis pondasi atas dan pondasi

 bawah

2.6. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Untuk menentukan besarnya biaya yang diperlukan terlebih dahulu harus

diketahui volume dari pekerjaan yang direncanakan. Pada umumnya pembuat

 jalan tidak lepas dari masalah galian maupun timbunan. Besarnya galian dan

timbunan yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar long profile. Sedangkan

volume galian dapat dilihat melalui gambar Cross Section. 

Selain mencari volume galian dan timbunan juga diperlukan untuk mencari

volume dari pekerjaan lainnya yaitu:

1. Volume Pekerjaan

a. 

Umum

−  Pengukuran

− 

Mobilisasi dan Demobilisasi

−  Pembuatan papan nama proyek

− 

Pekerjaan Direksi Keet

Page 36: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 36/135

35

−  Administrasi dan Dokumentasi

 b. 

Pekerjaan tanah

−  Pembersihan semak dan pengupasan tanah

− 

Persiapan badan jalan− 

Galian tanah (biasa)

− 

Timbunan tanah (biasa)

c.  Pekerjaan Drainase

−  Galian saluran

− 

Pasangan batu dengan mortar

− 

Plesteran

− 

Siaran

d. 

Pekerjaan perkerasan

−  Lapis pondasi bawah (sub base course)

− 

Lapis pondasi atas (base course)

− 

Prime Coat

− 

Lapis Laston

e.  Pekerjaan pelengkap

−  Marka jalan

− 

Rambu jalan

− 

Patik kilometer

2. Analisa Harga Satuan

Analisa harga satuan diambil dari Harga Satuan Dasar Upah Dan Bahan Serta

Biaya Operasi Peralatan Dinas Bina Marga Jawa Tengah, tahun 2003 untuk

 penghitungan Rencana Anggaran Biaya digunakan analisa K.

3. Kurva S

Setelah menghitung Rencana Anggaran Biaya dapat dibuat time Schedule dengan

menggunakan Kurva S.

Page 37: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 37/135

35

BAB III

PERENCANAAN JALAN

3.1 Perencanaan Trace Jalan dari Desa Jepanan sampai Pandeyan

Perencanaan Jalan dari Desa Jepanan sampai Pandeyan,mempunyai kontur tanah

datar dengan melewati 1 buah sungai dengan bentang 100 meter, kedalaman 12 m

dan terdapat 3 tikungan.

 A 

PI1

PI2

PI3

B

U

(0;0)

(1,129;6,401)

(8,418;15,284)

(12,608;21,505)

(15,272;30,656)

      d

X

 Y 

U

U

U

U

      A    -

      1

    1  -    2

  d

  d    2

  -    3

      3   -

      B

    d

αΑ-1=10,000

α1-2=39,372

α2-3=33,966

α3-B=16,226

∆1=29,372

∆2=5,406

∆3

=17,740

Gambar 3.1 Azimuth Jalan

 

Gambar  3.1. Azimuth Jalan

Page 38: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 38/135

37

Dari peta diketahui rencana jalan raya dengan titik koordinatnya:

A : ( 0 ; 0 )

PI1  : ( 112,9 ; 640,1 )

PI2  : ( 841,8 ; 1528,4 )

PI3  : ( 1260,8 ; 2150,5 )

B : ( 1527,2 ; 3065,6 )

"0'01001,640

09,112

0

1

1

1

=

 ⎠

 ⎞⎜

⎝ 

⎛ 

−=

⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ 

−=

 ArcTg

Y Y 

 X  X  ArcTg

 A

 A

 Aα 

 

"12'2239

1,6404,1528

9,1128,841

0

12

12

21

=

⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ 

−=

⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ 

−=

 ArcTg

Y Y 

 X  X  ArcTgα 

 

"36'5733

4,15285,2150

8,8418,1260

0

23

23

32

=

⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ 

−=

⎟⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎜

⎝ 

⎛ 

−=

 ArcTg

Y Y 

 X  X  ArcTgα 

 

"48'1316

5,21506,3065

8,12602,1527

0

3

3

3

=

⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ 

−=

⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ 

−=

 ArcTg

Y Y 

 X  X  ArcTg

 B

 B

 Bα 

 

Page 39: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 39/135

38

3.1.1. Penghitungan sudut PI ∆  

"12'2229

"0'010"12'2239

)()(

0

00

1211

=

−=

−=∆−−   A

α α 

 

"36'245

"36'5733"12'2239

)()(

0

00

32212

=

−=

−=∆−−

  α α 

 

"48'4317

"48'1316"36'5733

)()(

0

00

3323

=

−=

−=∆−−   B

α α 

 

3.1.2. Penghitungan jarak

a. 

Dengan rumus Phytagoras

m

 y y x xd   A A A

98,649

)01,640()09,112(

)()(

22

2

1

2

11

=

−+−=

−+−=−

 

m

 y y x xd 

07,1149

)1,6404,1528()9,1128,841(

)()(

22

2

12

2

1221

=

−+−=

−+−=−

 

m

 y y x xd 

05,750

)4,15285,2150()8,8418,1260(

)()(

22

2

23

2

2332

=

−+−=

−+−=−

 

m

 y y x xd  B B B

09,953

)5,21506,3065()8,12602,1527(

)()(

22

2

3

2

33

=

−+−=

−+−=−

 

Page 40: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 40/135

39

 b. 

Dengan rumus Sinus

m

Sin

 xA xd 

 A

 A

98,649

"0'010sin09,112 0

1

1

1

=

⎟ ⎠ ⎞⎜⎝ ⎛   −

=

⎟⎟ ⎠

 ⎞

⎜⎜⎝ 

⎛    −=

−−

α 

 

m

 x xd 

07,1149

"12'2239sin

9,1128,841

sin

0

21

12

21

=

⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    −=

⎟⎟

 ⎠

 ⎞

⎜⎜

⎝ 

⎛    −=

−−

α 

 

m

 x xd 

05,750

"36'5733sin

8,8418,1260

sin

0

32

2332

=

⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    −=

⎟⎟ ⎠

 ⎞

⎜⎜⎝ 

⎛    −=

−−

α 

 

m

 x xd 

 B

 B

 B

09,953

"48'1316sin

8,12602,1527

sin

0

3

3

3

=

⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    −=

⎟⎟

 ⎠

 ⎞

⎜⎜

⎝ 

⎛    −=

−−

α 

 

c. 

Dengan rumus Cosinus

m

 yA yd 

 A

 A

98,649

"0'010cos

01,640

cos

0

1

1

1

=

⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    −=

⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛    −=

−−

α 

 

m

 y yd 

07,1149

"12'2239cos

1,6404,1528

cos

0

21

1221

=

⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    −=

⎟⎟ ⎠

 ⎞

⎜⎜⎝ 

⎛    −=

−−

α 

 

Page 41: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 41/135

40

m

 y yd 

05,750

"36'5733cos

4,15285,2150

cos

0

32

23

32

=

⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    −=

⎟⎟

 ⎠

 ⎞

⎜⎜

⎝ 

⎛    −=

−−

α 

 

m

 y yd 

 B

 B

 B

09,953

"48'1316cos

5,21506,3065

cos

0

3

3

3

=

⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    −=

⎟⎟

 ⎠

 ⎞

⎜⎜

⎝ 

⎛    −=

−−

α 

 

3.1.3.Kelandaian Melintang

Untuk mengklarifikasi jenis medan dalam perencanaan jalan raya perlu diketahui

kelandaian melintang pada medan dengan ketentuan :

a. 

Kelandaian dihitung tiap 50 m

 b.  Potongan melintang 200 m dengan tiap samping jalan masing-masing

sepanjang 100 m dari as jalan

c.  Harga kelandaian melintang dan ketinggian samping kiri dan samping kanan

 jalan sepanjang 100 m , diperoleh dengan :

i = L

h∆x 100 %

h = ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−   tiggibeda x

kontur antar  jarak 

titik terhadapkontur  jarak kontur  Elevasi  

dimana:

i : Kelandaian melintang

L : Panjang potongan (200m)

∆h : Selisih ketinggian dua kontur terpotong

Page 42: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 42/135

41

Contoh perhitungan :

2   0   2   1  

1   6   

1  7   1  8   

1  9      1    0    2

 ,     5

1  0  4  

 1  0  3,  5  1  0

   3

1 0  5   ,5  

1      0       4        ,  

5       

1    0    5    

K   A  N   A  N   

K   I   R  I   

 

Gambar 3.2. Trace Jalan

Elevasi pada titik ( 19 )

m

b

a x

37,105

5,0027,1

267,05,105

5,01

15,105)1(kirititikElevasi

=

×⎟ ⎠ ⎞⎜

⎝ ⎛ −=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ −=

 

m

b

a x

08,104

5,005,271,15,104

5,02

25,104)2(kanantitikElevasi

=

×⎟ ⎠ ⎞⎜

⎝ ⎛ −=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ −=

 

105

105,5

0,5

x1

a1=0,267

 b1=1,027

kiri

104

0,5

a2=1,71

 b2=2,05

kanan

104,5

x2

Page 43: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 43/135

42

Bersambung kehalaman berikutnya

Tabel 3.1. Kelandaian melintang dan memanjang

 No STA

Elevasi ∆h

Kelandaianmelintang

Kelandaian

melintang(%)

KlasifikasimedanKiri Tengah Kanan

1 0+000 100,22 99,91 99,35 0,88 0,44 Datar

2 0+050 100,87 100,32 99,44 1,43 0,72 Datar

3 0+100 101,37 100,57 99,57 1,80 0,90 Datar

4 0+150 101,66 100,66 99,64 2,02 1,01 Datar

5 0+200 101,76 100,60 99,62 2,14 1,07 Datar

6 0+250 101,68 100,59 99,60 2,08 1,04 Datar

7 0+300 101,71 100,63 100,00 1,71 0,85 Datar

8 0+350 101,74 100,60 100,00 1,74 0,87 Datar

9 0+400 101,72 100,53 100,00 1,72 0,86 Datar

10 0+450 101,68 100,52 101,00 0,68 0,34 Datar

11 0+500 101,70 100,54 101,00 0,70 0,35 Datar

12 0+550 101,73 100,81 101,21 0,52 0,26 Datar

13 0+600 101,91 101,48 101,50 0,41 0,20 Datar

14 0+650 102,59 102,31 101,50 1,09 0,54 Datar

15 0+700 103,09 102,74 101,30 1,79 0,90 Datar

16 0+750 103,70 103,11 102,50 1,20 0,60 Datar

17 0+800 104,25 103,47 102,63 1,62 0,81 Datar

18 0+850 104,76 103,89 103,08 1,68 0,84 Datar

19 0+900 105,14 104,33 103,58 1,57 0,78 Datar

20 0+950 105,37 104,58 104,08 1,28 0,64 Datar

21 1+000 105,26 104,59 104,08 1,18 0,59 Datar

22 1+050 104,92 104,46 104,50 0,42 0,21 Datar

231+100 104,28 104,04 103,75 0,53 0,26 Datar

Page 44: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 44/135

43

Bersambung kehalaman berikutnya

Sambungan Tabel 3.1

241+150 104,00 103,40 103,34 0,66 0,33 Datar

25 1+200 102,79 102,68 102,70 0,09 0,05 Datar

26 1+250 100,59 100,54 100,67 0,08 0,04 Datar

27 1+300 94,65 95,38 95,72 1,07 0,54 Datar

28 1+350 94,70 95,50 93,62 1,08 0,54 Datar

29 1+400 100,35 103,56 99,79 0,56 0,28 Datar

301+450 102,20 102,96 102,60 0,40 0,20 Datar

31 1+500 103,39 104,22 103,83 0,44 0,22 Datar

32 1+550 104,63 105,20 104,90 0,28 0,14 Datar

33 1+600 105,44 105,85 105,57 0,13 0,06 Datar

34 1+650 106,20 105,92 105,17 1,03 0,51 Datar

35 1+700 106,50 105,37 104,62 1,88 0,94 Datar

36 1+750 105,41 104,72 104,05 1,35 0,68 Datar

37 1+800 104,93 104,09 103,30 1,63 0,81 Datar

38 1+850 104,42 103,46 102,77 1,65 0,82 Datar

39 1+900 104,10 103,07 102,00 2,10 1,05 Datar

40 1+950 103,81 102,84 101,42 2,39 1,20 Datar

41 2+000 103,63 102,80 101,34 2,29 1,14 Datar

42 2+050 103,54 102,83 101,45 2,09 1,05 Datar

43 2+100 103,53 102,88 101,91 1,63 0,81 Datar

44 2+150 103,57 103,00 102,29 1,28 0,64 Datar

45 2+200 103,63 103,18 102,61 1,01 0,51 Datar

46 2+250 103,76 103,37 102,92 0,84 0,42 Datar

47 2+300 104,50 103,66 103,22 1,28 0,64 Datar

48 2+350 104,34 104,02 103,57 0,78 0,39 Datar

49 2+400 104,69 104,33 103,91 0,78 0,39 Datar

Page 45: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 45/135

44

Sambungan Tabel 3.1

502+450 104,96 104,62 104,22 0,74 0,37 Datar

51 2+500 105,35 104,95 104,63 0,72 0,36 Datar

52 2+550 105,67 105,30 104,77 0,90 0,45 Datar

53 2+600 105,79 105,20 104,59 1,2 0,60 Datar

54 2+650 105,83 105,43 104,96 0,87 0,44 Datar

55 2+700 105,91 105,46 105,05 0,86 0,43 Datar

56 2+750 105,88 105,31 104,84 1,04 0,52 Datar

57 2+800 105,65 105,13 104,60 1,05 0,53 Datar

58 2+850 105,48 104,98 104,43 1,04 0,52 Datar

59 2+900 105,41 104,90 104,39 1,02 0,51 Datar

60 2+950 105,41 104,87 104,39 1,02 0,51 Datar

61 3+000 105,46 104,90 104,42 1,04 0,52 Datar

62 3+050 105,02 104,97 104,46 0,56 0,28 Datar

63 3+100 105,50 105,02 104,50 1,00 0,50 Datar

64 3+150 105,38 105,03 104,47 0,91 0,46 Datar

65 3+200 105,20 104,89 104,43 0,77 0,39 Datar

66 3+250 105,50 104,69 104,36 1,14 0,57 Datar

67 3+300 104,72 104,44 104,23 0,49 0,25 Datar

68 3+350 104,46 104,22 104,50 0,04 0,02 Datar

69 3+400 104,25 103,99 103,81 0,44 0,22 Datar

70 3+450 104,04 103,78 103,59 0,45 0,22 Datar

71 3+500 103,84 103,60 103,38 0,46 0,23 Datar

Page 46: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 46/135

45

3.2 Penghitungan Alinemen Horizontal

Data-data standar Perencanaan Geometri Antar Kota 1997 untuk jalan arteri.

Vr = 80 km/jam

en = 2 %

emax = 10 %

w = ( 2 x 3,5 m )

C = 0,4

m = 200

n = 2 m

c = 0,8 m

 b = 2,6 m

 p = 7,6 m

a = 2,1 m

Jh = 150 m

Jd = 600 m

( )

14,0

8000125,024,0max

=

×−= f  

( )

( )( )

m

 f e

Vr 

 R

974,209

14,01,0127

80

127

2

maxmax

2

min

=

+=

+=

 

min

39,1432max

 R D   =  

0

822,6

974,209

39,1432

=

3.2.1. Tikungan PI 1

Data tikungan :

1  = 29o22’12”

Rren = 450 m

Page 47: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 47/135

46

1. Mencari superelevasi

0183,3

450

39,1432

39,1432

=

=

= Rren

 D

 

%15,7

0715,0

822,6

183,31,02

822,6

183,31,0.

2

2

2

max

max

2

max

2

max

=

=

××+

×−=

××+

×−=

 D

 De

 D

 Dee

tjd 

 

!...1,00715,0max   ok eetjd 

  <=<  

2. Penghitungan lengkung peralihan (Ls)

1. 

Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung

 peralihan, maka panjang lengkung :

m

t Vr 

 Ls

667,66

36,3

806,3

=

×=

×=

 

2. 

Berdasarkan rumus modifikasi Short :

m

c

eVr 

c R

Vr  Ls

  tjd 

ren

555,23

4,0

0715,080727,2

4,0450

80022,0

727,2022,0

3

3

=

×−

××=

×−

××=

 

Page 48: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 48/135

47

3. 

Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian :

( )

( )

m

Vr ee

 Ls   normal

111,71

80025,06,3

02,01,0

Re6,3

max

=

××

−=

××

−=

 

4. 

Berdasarkan rumus bina marga

m

meenw

 Ls tjd 

085,64

200)0715,002,0(2

5,32

)(2

=

×+××

=

×+×=

 

Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 71,111m

3. Perhitungan besaran tikungan

"48'314

450214,32

360111,71

22

360

0=

×××

×=

×

×=

 Rr 

 LsQs

π  

 

( )( )

"36'1820

"48'3142"12'2229

2

0

00

1

=

×−=×−∆=∆   Qsc

 

m

 Rr c Lc

459,159

180

45014,3"36'1820

1800

=

××=

××∆=

  π  

 

Syarat tikungan S-C-S

!...20459,159

0"36'18200

ok  Lc

c

>=

>=∆ 

Page 49: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 49/135

48

( )

( )

m

Qs Rr  Rr 

 LsP

468,0

"48'314cos14504506

111,71

cos16

02

2

=

−−×

=

−−×

=

 

m

Qs Rr  Rr 

 Ls LsK 

530,35

"48'314sin450)450(40

)111,71(111,71

sin40

0

2

3

2

3

=

×−×

−=

×−×

−=

 

( )

( )

m

K P Rr Ts

590,153

530,35"12'2229/tan468,0450

/tan

0

2

1

12

1

=

+×+=

+∆×+=

 

m

 Rr P Rr 

 Es

681,15

450"12'2229/cos

468,0450

/cos

0

2

1

12

1

=

−⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛    +=

−⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ 

+=

 

m

 Ls Lc Ltotal

681,301

)111,712(459,149

)2(

=

×+=

×+=

 

681,301181,307

2

>

>×   LtotalTs 

(Tikungan S-C-S bisa digunakan)

4. Perhitungan pelebaran perkerasan

m

P Rr  Rr bb

664,2

6,74504506,2

'

22

22

=

−−+=

−−+=

 

m

 Rr  AP A Rr Td 

0404,0

450)1,26,72(1,2450

)2(

2

2

=

−+×+=

−++=

 

Page 50: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 50/135

49

m

 Rr 

Vr  z

396,0

450

80105,0

105,0

=

×=

×=

 

m

 zTd ncbn B

365,7

396,00404,0)12()8,0664,2(2

)1()'(

=

+−++=

+−++=

 

m

W  B E 

tambahanlebar  E 

365,0

)5,32(365,7

=

×−=

−=

=

 

B>W maka pada tikungan PI1 diperlukan pelebaran perkerasan 0,365 m

5. 

Perhitungan kebebasan samping

m

W  Rr 

dalam jalan AS  jari Jari R

25,448/450

/

'

4

7

4

1

=−=

−=

−=

 

m

W  jalan penguasaandaerahlebar  Mo

5,11

2

7302

...

=

−=

−=

 

m

 Ls Lc

horisontallengkungtotal panjang L

681,301

)111,712(459,159

2

=

×+=

+=

=

 

Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh < L→

 150 < 301,681 m

m

 R

 Jh Rm

266,6

)25,44814,3

15090cos1(25,448

)'

90cos1('

=

×

×−=

×

×−=

π  

 

Page 51: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 51/135

50

Berdasarkan jarak pandang menyiapuntuk Jm > L → 600 > 301,681 m

( )

( )

m

 R

 L L Jm

 R

 L Rm

442,74

25,44814,3

681,30190sin681,301600/

25,44814,3

681,30190cos125,448

'

90sin/

'

90cos1'

2

1

2

1

=⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ ⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ 

×

×−+⎟⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ ⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ 

×

×−=

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ ⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ ×

×−+⎟⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ ⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ ×

×−=

π  π  

 

Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi,

sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

6. Data tikungan PI1

Jenis Tikungan : Spiral – Circle – Spiral

∆1  : 29022’12” 

Vren  : 80km

/ jam 

R min  : 209,974 m

R ren  : 450 m

enormal  : 2 %

emax  : 10 %

etjd  : 7,15 %

∆c : 20018’36” 

Lc : 159,459 m

m : 200 m

Dmax  : 6,822 m

D : 3,183 mQs : 4031’48”

Ls : 71,111 m

P : 0,468 m

Es : 15,681 m

Ts : 153,590 m

Page 52: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 52/135

51

B : 7,365 m

E : 0,365 m

Jh : 150 m

Jm : 600 m

Mo : 11.5 m

Mhenti  : 6,266 m

Msiap  : 74,442 m

Kebebasan samping : tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu

dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

Page 53: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 53/135

52

3.2.2. Tikungan PI 2

Data tikungan :

2  = 5o24’36”

Rren = 1000 m

1. 

Mencari superelevasi

432,1

1000

39,1432

39,1432

=

=

= Rren

 D

 

%76,3

0376,0

822,6

432,11,02

822,6

432,11,0.

2

2

2

max

max

2

max

2

max

=

=

××+

×−=

××

+

×−

=  D

 De

 D

 De

etjd 

 

!...1,00376,0max   ok eetjd    <=<  

2. 

Penghitungan lengkung peralihan (Ls)

1.  Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung

 peralihan, maka panjang lengkung :

m

t Vr 

 Ls

667,66

36,3

80

6,3

=

×=

×=

 

2. 

Berdasarkan rumus modifikasi Short :

m

c

eVr 

c R

Vr  Ls

  tjd 

ren

661,7

4,0

0376,080727,2

4,01000

80022,0

727,2022,0

3

3

=

×−

××=

×−

××=

 

Page 54: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 54/135

Page 55: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 55/135

54

m

 Lc Ltotal

304,94=

m

 LtotalTc

304,94422,94

2

>

>× 

(Tikungan FC bisa digunakan)

4. Perhitungan pelebaran perkerasan

m

P Rr  Rr bb

629,2

6,7100010006,2

'

22

22

=

−−+=

−−+=

 

m

 Rr  AP A Rr Td 

0182,0

1000)1,26,72(1,2100

)2(

2

2

=

−+×+=

−++=

 

m

 Rr 

Vr  z

266,0

1000

80105,0

105,0

=

×=

×=

 

m

 zTd ncbn B

142,7266,00182,0)12()8,0629,2(2

)1()'(

=+−++=

+−++=

 

m

W  B E 

tambahanlebar  E 

142,0

)5,32(142,7

=

×−=

−=

=

 

B>W maka pada tikungan PI1 diperlukan pelebaran perkerasan 0,142 m

5. Perhitungan kebebasan samping

m

W  Rr 

dalam jalan AS  jari Jari R

25,998/1000

/

'

4

7

4

1

=−=

−=

−=

 

Page 56: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 56/135

55

m

W  jalan penguasaandaerahlebar  Mo

5,11

2

730

2

...

=

−=

−=

 

m

 Lc

horisontallengkungtotal panjang L

304,94=

=

=

 

Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh > L → 150 > 94,304 m

m

 R

 Jh Rm

819,2

)25,99814,3

15090

cos1(25,998

)'

90cos1('

×

−=

×

×−=

π  

 

Berdasarkan jarak pandang menyiapuntuk Jm > L → 600 > 94,304 m

( )

( )

m

 R

 L L Jm

 R

 L Rm

947,23

25,99814,3

304,9490sin304,94600/

25,99814,3

304,9490cos125,998

'

90sin/

'

90cos1'

2

1

2

1

=

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ ⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ 

×

×−+⎟⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ ⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ 

×

×−=

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ ⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ ×

×−+⎟⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ ⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ ×

×−=

π  π  

 

Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi,

sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

6. Data tikungan PI2 

Jenis Tikungan : Full – Circle

∆2  : 5024’36” 

Vren  : 80km

/ jam 

R min  : 209,974 m

R ren  : 1000 m

enormal  : 2 %

emax  : 10 %

Page 57: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 57/135

56

etjd  : 3,76%

Ls : 71,111 m

m : 200 m

Dmax  : 6,822 m

D : 1,432 m

Lc : 94,304 m

Ec : 1,114 m

Tc : 47,211 m

B : 7,142 m

E : 0,142 m

Jh : 150 m

Jm : 600 mMo : 11,5 m

Mhenti : 2,819 m

Msiap  : 23,947 m

Kebebasan samping : tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu

dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

Page 58: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 58/135

57

Bagian lengkung penuhBagian

lurus

Bagian

lurus

Bagian lengkung

 peralihan

Bagian lengkung

 peralihan

Gambar 3.4. Diagram Super Elevasi Tikungan PI 2 

( Full Circle)

qen-2%en-2%

q

en-2%

0 %

q

-2%

+2%

1)

q4)3)

2)

emax = 3,76%

emin = - 3,76%

0 %

3TC2 

21 4

en = 2% en = 2%

4123

CT2 

emax = 3,76%

emin = - 3,76%

Kanan

Kiri

Lc = 94,304

Ls = 71,111 Ls = 71,111

Page 59: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 59/135

58

3.2.3 Tikungan PI3

Data tikungan :

3  = 17o43’48”

 

Rren = 300 m

1. 

Mencari superelevasi

0775,4

300

39,1432

39,1432

=

=

= Rren

 D

 

%1,9

091,0

822,6

775,41,02

822,6

775,41,0.

2

2

2

max

max

2

max

2max

=

=

××+

×−=

××+×−= D

 De

 D

 Dee

tjd 

 

!...1,0091,0max   ok eetjd   <=<  

2. 

Penghitungan lengkung peralihan (Ls)

1. 

Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung

 peralihan, maka panjang lengkung :

m

t Vr 

 Ls

667,66

36,3

80

6,3

=

×=

×=

 

2. 

Berdasarkan rumus modifikasi Short :

m

c

eVr 

c R

Vr  Ls

  tjd 

ren

238,44

4,0

091,080727,2

4,0300

80022,0

727,2022,0

3

3

=

×−

××=

×−

××=

 

Page 60: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 60/135

59

3. 

Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian :

( )

( )

m

Vr ee

 Ls   normal

111,71

80025,06,3

02,01,0

Re6,3

max

=

××

−=

××

−=

 

4. 

Berdasarkan rumus bina marga

m

meenw

 Ls tjd 

696,77

200)091,002,0(2

5,32

)(2

=

×+××

=

×+×=

 

Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 77,696m

3. Perhitungan besaran tikungan

"12'257

300214,32

360696,77

22

360

0=

×××

×=

×

×=

 Rr 

 LsQs

π  

 

( )( )

"24'532

"12'2572"48'174317

2

0

00

3

=

×−=×−∆=∆   Qsc

 

m

 Rr c Lc

143,15

180

30014,3"24'532

1800

=

××=

××∆=

  π  

 

Syarat tikungan S-S

!...20143,15   ok  Lc   <=  

Page 61: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 61/135

Page 62: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 62/135

61

m

 Rr P Rr 

 Es

846,4

300"48'4317/cos

201,1300

/cos

0

2

1

32

1

=

−⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛    +=

−⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ 

+=

 

839,92364,93   >

> LsTs 

( Tikungan S-S bisa digunakan )

4. Perhitungan pelebaran perkerasan

m

P Rr  Rr bb

696,26,73003006,2

'

22

22

=−−+=

−−+=

 

m

 Rr  AP A Rr Td 

0605,0

300)1,26,72(1,2300

)2(

2

2

=

−+×+=

−++=

 

m

 Rr 

Vr  z

485,0

300

80105,0

105,0

=

×=

×=

 

m

 zTd ncbn B

538,7

485,00605,0)12()8,0696,2(2

)1()'(

=

+−++=

+−++=

 

m

W  B E 

tambahanlebar  E 

538,0

)5,32(538,7

=

×−=

−=

=

 

B>W maka pada tikungan PI2 diperlukan pelebaran perkerasan 0,538 m

Page 63: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 63/135

62

5. Perhitungan kebebasan samping

m

W  Rr 

dalam jalan AS  jari Jari R

25,298/300

/

'

4

7

4

1

=−=

−=

−=

 

m

W  jalan penguasaandaerahlebar  Mo

5,11

2

730

2

...

=

−=

−=

 

m

 Ls Lc

horisontallengkungtotal panjang L

821,200

)839,922(143,152

=

×+=+=

=

 

Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh < L → 150 < 200,831 m

m

 R

 Jh Rm

39,9

)25,29814,3

15090cos1(25,298

)'

90cos1('

=

×

×−=

×

×−=

π  

 

Berdasarkan jarak pandang menyiapuntuk Jm > L → 600 > 200,831 m

( )

( )

m

 R

 L L Jm

 R

 L Rm

725,82

25,29814,3

831,20090sin831,200600/

25,29814,3

831,20090cos125,298

'

90sin/

'

90cos1'

2

1

2

1

=⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ ⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ 

×

×−+⎟⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ ⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ 

×

×−=

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ ⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ ×

×−+⎟⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ ⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ ×

×−=

π  π  

 

Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi,

sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

Page 64: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 64/135

63

6. Data tikungan PI3

Jenis Tikungan : Spiral – Spiral

∆3  : 17043’48” 

Vren  : 80km

/ jam 

R min  : 209,974 m

R ren  : 300 m

enormal  : 2 %

emax  : 10 %

etjd  : 9,1 %

∆c : 2027’2,27” 

Lc : 12,825 mm : 200 m

Dmax  : 6,822 m

D : 4,775 m

Qs : 8038’56,4”

Ls : 92,839 m

P : 1,141 m

Es : 4,605 m

Ts : 93,364 m

B : 7,538 m

E : 0,538 m

Jh : 150 m

Jm : 600 m

Mo : 26,5 m

Mhenti  : 9,39 m

Msiap  : 80,504 m

Kebebasan samping : tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu

dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

Page 65: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 65/135

64

emax = + 9,1 %

emin = - 9,1 %

en-2%en-2%

en-2%

+ 2%

Bagian lurusBagian lengkungBagian lengkungBagian lurus

4

`

Gambar 3.5. Diagram Super Elevasi Tikungan PI 3 (STA : 2+549,1)

( Spiral – Spiral )

1)

4)3)

2)

q q

en-2%

0 %

q

en = - 2%

TS3 

0% 0%

en = - 2%

ST3 

1 2 33 12

4

emax = 9,1 %

emin = -9,1 %

Kanan

KiriLs = 92,839Ls = 92,839

Page 66: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 66/135

65

3.3. Penghitungan Stationing dan Kontrol Overlapping

TS1

ST1

SC1

CS1

TC2

CT2

TS3

ST3

JEPANAN

PANDEYAN

 

Gambar 3.6. Stationing dan Kontrol Overlapping

Data : ( Titik koordinat peta dengan skala 1: 10.000 )

dA – 1

  : 649,98 m

d 1 – 2  : 1149,07 m

d 2 – 3  : 750,05 m

d 3 – B  : 953,09 m

1.  Tikungan PI1 ( S-C-S )

Ts1  = 153,590 m

Ls1  = 71,111 m

Lc1  = 159,459 m

2. Tikungan PI2 ( F-C )Tc2  = 47,211 m

Lc2  = 94,304 m

3. Tikungan PI3 ( S-S )

Ts3  = 93,364 m

Ls3  = 92,839 m

Page 67: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 67/135

66

3.3.1. 

Penghitungan stationing

(Digunakan titik koordinat dengan skala 1:5.000)

Sta A = 0+000

Sta TS1  = (d A – 1) – Ts1 

= 649,98 – 153,590

= 0+496,39

Sta SC1  = Sta TS1 + Ls1 

= (0+496,39) + 71,111

= 0+567,50

Sta CS1  = Sta SC1 + Lc1 

= (0+567,50) + 159,459

= 0+726,96

Sta ST1  = Sta CS1 + Ls1 

= (0+726,96) + 71,111

= 0+798,07

Sta TC2  = Sta ST1 + (d 1 – 2) – (Ts1 + Tc2) 

= (0+798,07) + 1149,07 – (153,59 + 47,211)

= 1+746,34

Sta CT2  = Sta TC2 + Lc2 

= (1+746,34) + 94,304

= 1+840,644

Sta TS3  = Sta CT2 + (d 2 – 3) – (Tc2 + Ts3) 

= (1+840,644) + 750,05 – (47,211+93,364)

= 2+450,119

Sta ST3  = Sta TS3 + 2xLs3 

= (2+450,119) + 2x93,364

= 2+636,847

Sta B = Sta ST3 + (d 3 – B)-Ts3  

= (2+636,847) + 953,09 – 93,364

= 3+496,573

Page 68: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 68/135

67

3.3.2. 

Kontrol overlapping

Diketahui :

dtk 

m

 jam

km

renV 

/22,22

3600

80000

/80

=

=

=

 

Syarat overlapping

m

V a ren

67,66

22,223

3

=

×=

×=

 

d > a …ok !

Overlapping A-PI1 

d = (d A – 1) – Ts1 

= 649,98 – 153,590

= 496,39 m

d > a …ok !

Overlapping PI1-PI2 

d = (d 1 – 2) – (Ts1 + Tc2)

= 1149,07 – (153,590 + 47,211)

= 948,269 m

d > a …ok !

Overlapping PI2-PI3 

d = (d 2 – 3) – (Tc2 + Ts3)

= 750,05 – (47,211 + 93,364)

= 609,475 m

d > a …ok !

Overlapping PI3-B

d = (d 3 – B) – Ts3 

= 953,09 – 93,364

= 859,726 m

d > a …ok !

Page 69: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 69/135

Keterangan

= Elevasi Tanah asli

= Elevasi Tanah Rencana

Gambar 3.7 Sket Kelandaian Memanjang

  PI1

  PI2

  PI3

  (S-C-S)

  (F-C)

  (S-S)

Keter

Muka

MukaRuan

Tebal

 

Page 70: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 70/135

69

3.4 Penghitungan Alinemen Vertikal

3.4.1  Penghitungan kelandaian memanjang

Dengan menggunakan rumus:

%100×∆

∆=

 L

hg

data perhitungan:

Sta A = 0 + 000 hA = 99,91

Sta PV1 = 0 + 400 hPV1 = 100,53

Sta PV2 = 0 + 800 hPV2 = 103,47

Sta Jembatan = 1 + 300 hJem = 103,47

Sta PV3 = 2 + 250 hPV3 = 103,47

Sta PV4 = 2 + 950 hPV4 = 104,87

Sta B = 3 + 500 hB = 104,87

Penghitungan:

%16,0%100400

91,9953,1001   =×

−=g  

%74,0%100400

53,10047,1032   =×

−=g  

%0%100450

47,10347,1033   =×

−=g  

%2,0%100600

47,10387,1044   =×

−=g  

%0%100550

87,10487,1045   =×

−=g  

Page 71: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 71/135

70

3.4.2 

Penghitungan lengkung vertikal

1. 

PV1 

Gambar 3.8. Lengkung Vertikal PV1 

%58,0%16,0%74,0

12

=−=

−=∆   gg 

Perhitungan Lv :

a. 

Syarat keluwesan bentuk

m

V  Lv

48806,0

6,0

=×=

×= 

 b.  Syarat drainase

m

 Lv

2,2358,040

40

=×=

∆×= 

c.  Syarat kenyamanan

mik  jamkm

t V  Lv

67,66det380   =×=

×= 

d. 

Pengurangan goncangan

m

V  Lv

31,10360

58,080

3602

2

=×=

∆×=

 

Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67m

a b c d e

g1 = 0,16 %

g2 = 0,74 %

Page 72: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 72/135

71

m Lv

 Ev 048,0800

67,6658,0

800=

×=

×∆=  

m Lv

 X Y  012,067,66200

)67,664

1(58,0

200

22

××=××∆=  

Stationing lengkung vertikal PV1 

Sta a = Sta PV1 –1/2 Lv

= (0+400) –1/2 66,67

= 0+366,67 m

Sta b = Sta PV1 –1/4 Lv

= (0+400) –1

/4 66,67= 0+383,33 m

Sta c = Sta PV1 

= 0+400 m

Sta d = Sta PV1 +1/4 Lv

= (0+400) +1/4 66,67

= 0+416,67 m

Sta e = Sta PV1 +1/2 Lv

= (0+400) + 1/2 66,67

= 0+433,33 m

Elevasi Lengkung vertikal:

Elevasi a = Elevasi PV1 – ( ½ Lv x g1 )

= 100,53 – (½ 66,67 x 0,16 %)

= 100,477 m

Elevasi b = Elevasi PV1 – ¼ Lv x g1 + y

= 100,53 – ¼ 66,67 x 0,16 % + 0,012

= 100,515 m

Elevasi c = Elevasi PV1 + Ev

= 100,53 + 0,05

= 100,58 m

Page 73: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 73/135

72

Elevasi d = Elevasi PV1 + ¼ Lv x g2 + y

= 100,53 + ¼ 66,67 x 0,74 % + 0,012

= 100,665 m

Elevasi e = Elevasi PV1 + ½ Lv x g2 

= 100,53 + ½ 66,67 x 0,74 %

= 100,777 m

2. 

PV2 

.

Gambar 3.9. Lengkung Vertikal PV2 

%74,0%74,0%0

23

=−=

−=∆   gg 

Perhitungan Lv :

e. 

Syarat keluwesan bentuk

m

V  Lv

48806,0

6,0

=×=

×= 

f. 

Syarat drainase

m

 Lv

60,2974,040

40

=×=

∆×= 

g.  Syarat kenyamanan

mik  jamkm

t V  Lv

67,66det380   =×=

×= 

a

 b

c de

g3 = 0 %

g2 = 0,74 %

Page 74: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 74/135

73

h. 

Pengurangan goncangan

m

V  Lv

16,13360

74,080

3602

2

=

∆×=

 

Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67m

m Lv

 Ev 06,0800

67,6674,0

800=

×=

×∆=  

m Lv

 X Y  02,0

67,66200

)67,664

1(74,0

200

22

××=

×

×∆=  

Stationing lengkung vertikal PV2 

Sta a = Sta PV2 –1/2 Lv

= (0+800) –1/2 66,67

= 0+766,67 m

Sta b = Sta PV2 –1/4 Lv

= (0+800) –1/4 66,67

= 0+783,33 m

Sta c = Sta PV2 

= 0+800 m

Sta d = Sta PV2 +1/4 Lv

= (0+800) +1/4 66,67

= 0+816,67 m

Sta e = Sta PV2 +1/2 Lv

= (0+800) + 1/2 66,67

= 0+833,33 m

Elevasi Lengkung vertikal:

Elevasi a = Elevasi PV2 – ½ Lv x g2 

= 103,47 – ½ 66,67 x 0,74%

= 103,223 m

Page 75: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 75/135

74

Elevasi b = Elevasi PV2 – ¼ Lv x g2 – y

= 103,47 – ¼ 66,67 x 0,74% – 0,015

= 103,362 m

Elevasi c = Elevasi PV2 – Ev

= 103,47 – 0,06

= 103,41 m

Elevasi d = Elevasi PV2 – ¼ Lv x g3 – y

= 103,47 – ¼ 66,67 x 0% – 0,015

= 103,455 m

Elevasi e = Elevasi PV2 – ½ Lv x g3 

= 103,47 – ½ 66,67 x 0%

= 103,470 m

3.  PV3 

.

Gambar 3.10. Lengkung Vertikal PV3 

%20,0%0%20,0

34

=−=

−=∆   gg 

Perhitungan Lv :

a.  Syarat keluwesan bentuk

m

V  Lv

48806,0

6,0

=×=

×= 

 b.  Syarat drainase

m

 Lv

820,040

40

=×=

∆×= 

a  b c d e

g 3 = 0 %

g 4 = 0,20 %

Page 76: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 76/135

75

c.  Syarat kenyamanan

mik  jamkm

t V  Lv

67,66det380   =×=

×= 

d. 

Pengurangan goncangan

m

V  Lv

56,3360

20,080

3602

2

=

∆×=

 

Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67m

m Lv

 Ev 02,0

800

67,6620,0

800

=×∆

=  

m Lv

 X Y  004,0

67,66200

)67,664

1(20,0

200

22

××=

×

×∆=  

Stationing lengkung vertikal PV3 

Sta a = Sta PV3 –1/2 Lv

= (2+250) – 1/2 66,67

= 2+216,67 m

Sta b = Sta PV3 –1/4 Lv

= (2+250) – 1/4 66,67

= 2+233,33 m

Sta c = Sta PV3 

= 2+250 m

Sta d = Sta PV3 +1/4 Lv

= (2+250) +1/4 66,67

= 2+266,67 m

Sta e = Sta PV3 +1/2 Lv

= (2+250) + 1/2 66,67

= 2+283,33 m

Page 77: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 77/135

76

Elevasi Lengkung vertikal:

Elevasi a = Elevasi PV3 + ½Lv x g3 

= 103,47 + ½ 66,67 x 0%

= 103,470 m

Elevasi b = Elevasi PV3 + ¼ Lv x g3 + y

= 103,47 + ¼ 66,67 x 0% + 0,004

= 103,474 m

Elevasi c = Elevasi PV3 + Ev

= 103,47 + 0,02

= 103,49 m

Elevasi d = Elevasi PV3 + ¼ Lv x g4 + y

= 103,47 + ¼ 66,67 x 0,2% + 0,004= 103,508 m

Elevasi e = Elevasi PV3 + ½ Lv x g4 

= 103,47 + ½ 66,67 x 0,2%

= 103,537 m

4. 

PV4 

.

Gambar 3.11. Lengkung Vertikal PV4 

%2,0%2,0%0

45

=−=

−=∆   gg 

a

 b

c d e

g5 = 0 %

g4 = 0,2 %

Page 78: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 78/135

77

Perhitungan Lv :

a.  Syarat keluwesan bentuk

m

V  Lv

48806,0

6,0

=×=

×= 

 b. 

Syarat drainase

m

 Lv

820,040

40

=×=

∆×= 

c. 

Syarat kenyamanan

mik  jamkm

t V  Lv

67,66det380   =×=

×= 

d. 

Pengurangan goncangan

m

V  Lv

56,3360

20,080

3602

2

=

∆×=

 

Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67m

m

 Lv

 Ev 02,0800

67,6620,0

800 =

×

=

×∆

=  

m Lv

 X Y  004,0

67,66200

)67,664

1(20,0

200

22

××=

×

×∆=  

Stationing lengkung vertikal PV4 

Sta a = Sta PV4 –1/2 Lv

= (2+ 950) – 1/2 66,67

= 2+916,67 m

Sta b = Sta PV4 –1/4 Lv

= (2+ 950) – 1/4 66,67

= 2+933,33 m

Page 79: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 79/135

78

Sta c = Sta PV4 

= 2+ 950 m

Sta d = Sta PV4 +1/4 Lv

= (2+ 950) +1/4 66,67

= 2+966,67 m

Sta e = Sta PV4 +1/2 Lv

= (2+ 950) +1/2 66,67

= 2+983,33 m

Elevasi Lengkung vertikal:

Elevasi a = Elevasi PV4 – ½ Lv x g4 

= 104,87 – ½ 66,67 x 0,2%

= 104,803 m

Elevasi b = Elevasi PV4 – ¼ Lv x g4 – y

= 104,87 – ¼ 66,67 x 0,2% − 0,004

= 104,832 m

Elevasi c = Elevasi PV4 – Ev

= 104,87 – 0,02

= 104,850 m

Elevasi d = Elevasi PV4 – ¼ Lv x g5 – y

= 104,87 – ¼ 66,67 x 0% − 0,004

= 104,866 m

Elevasi e = Elevasi PV4 – ½ Lv x g5 

= 104,87 – ½ 66,67 x 0 %

= 104,870 m

Page 80: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 80/135

79

3.5.4 

Tabel elevasi rencana jalan

Tabel 3.4 Elevasi Tanah asli dan rencana jalan

Stationing

Elev.

Tanah

asli

Elev.

Renc.

 jalan.

Stationing

Elev.

Tanah

asli

Elev.

Renc.

 jalan.

Stationing

Elev.

Tanah

asli

Elev.

Renc.

 jalan.

0+000 99,91 99,91 1+250 100,54 103,47 2+500 104,95 103,97

0+050 100,32 99,99 1+300 95,38 103,47 2+550 105,30 104,07

0+100 100,57 100,07 1+350 95,50 103,47 2+600 105,20 104,17

0+150 100,66 100,14 1+400 103,56 103,47 2+650 105,43 104,27

0+200 100,60 100,22 1+450 102,96 103,47 2+700 105,46 104,37

0+250 100,59 100,30 1+500 104,22 103,47 2+750 105,31 104,47

0+300 100,63 100,38 1+550 105,20 103,47 2+800 105,13 104,57

0+350 100,60 100,45 1+600 105,85 103,47 2+850 104,98 104,67

0+400 100,53 100,53 1+650 105,92 103,47 2+900 104,90 104,77

0+450 100,52 100,90 1+700 105,37 103,47 2+950 104,87 104,87

0+500 100,54 101,27 1+750 104,72 103,47 3+000 104,90 104,87

0+550 100,81 101,63 1+800 104,09 103,47 3+050 104,97 104,87

0+600 101,48 102,00 1+850 103,46 103,47 3+100 105,02 104,87

0+650 102,31 102,37 1+900 103,07 103,47 3+150 105,03 104,87

0+700 102,74 102,74 1+950 102,84 103,47 3+200 104,89 104,87

0+750 103,11 103,10 2+000 102,80 103,47 3+250 104,69 104,87

0+800 103,47 103,47 2+050 102,83 103,47 3+300 104,44 104,87

0+850 103,89 103,47 2+100 102,88 103,47 3+350 104,22 104,87

0+900 104,33 103,47 2+150 103,00 103,47 3+400 103,99 104,87

0+950 104,58 103,47 2+200 103,18 103,47 3+450 103,78 104,87

1+000 104,59 103,47 2+250 103,37 103,47 3+500 103,60 104,87

1+050 104,46 103,47 2+300 103,66 103,57

1+100 104,04 103,47 2+350 104,02 103,67

1+150 103,40 103,47 2+400 104,33 103,77

1+200 102,68 103,47 2+450 104,62 103,87

Page 81: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 81/135

80

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Kelandaian Memanjang

Titik Stationing Elevasi (m) Jarak (m) Kelandaian memanjang

1 2 3 4 5

A 0+000 99,91

400 g1 = 0,16 %

PV1 

a 0+366,67 100,477

 b 0+383,33 100,515

c 0+400 100,58

d 0+416,67 100,665

400 g2 = 0,74 %e 0+433,33 100,777

PV2 

a 0+766,67 103,223

 b 0+783,33 103,362

c 0+800 103,41

d 0+816,67 103,455

1450 g3 = 0 %

e 0+833,33 103,470

PV3 

a 2+216,67 103,470

 b 2+233,33 103,474

c 2+250 103,49

d 2+266,67 103,508

700 g4 = 0,2 %

e 2+283,33 103,537

PV4 

a 2+916,67 104,803

 b 2+933,33 104,832

c 2+950 104,850

d 2+966,67 104,866

550 g5 = 0 %e 2+983,33 104,870

B 3+500 104,870

Page 82: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 82/135

81

BAB IV

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN

4.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan

a) 

Tebal perkerasan untuk 2 jalur dan 2 arah.

 b)  Masa konstruksi (n1) = 1 tahun, angka pertumbuhan lalu lintas (i1) = 2 %.

c)  Umur rencana (n2) = 10 tahun, angka pertumbuhan lalu lintas (i2) = 7 %.

d) 

Jalan yang direncanakan adakah jalan kelas III (jalan kolektor).e)  Curah hujan diperkirakan 120

mm/tahun. 

f)  Mencari harga CBR yang mewakili.

g) 

Susunan lapis perkerasan :

 

Lapisan Permukaan ( Surface Course )

= ( LAPEN Mekanis )

 

Lapisan Pondasi Atas ( Base Course )

= ( Batu Pecah CBR 80 % )

 

Lapisan Pondasi Bawah ( Sub Base Course )= ( SIRTU CBR 50% )

Tabel 4.1. Data hasil survey lalu lintas (survey dilakukan pada hari rabu)

 NoJENIS

KENDARAAN

JUMLAH KENDARAAN

   P  a  g   i

   (   0   6 .   0

   0  -   0   7 .   0

   0   )

   S   i  a  n  g

   (   1   3 .   0

   0  -   1   4 .   0

   0   )

   S  o  r  e

   (   1   7 .   0

   0

  -   1   8 .   0

   0   )

 

1Kendaraan Roda

Tiga5 4 4 13 4 29

2 Sedan, Station

Wagon, Jeep70 64 69 203 68 451

⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ Σ

3

 R

⎜⎜⎝ 

⎛ 

%15

 R

 LHR

⎟⎟⎟

 ⎠

 ⎞

⎜⎜⎜

⎝ 

⎛ 

Σ

sore

siang

 pagi

Bersambung

Page 83: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 83/135

82

3 Combi, Mini Bus,

Suburban9 7 8 24 8 53

4 Micro Bus 5 2 4 11 4 24

5 Bus - - - - - -

6Pick Up, Mobil

Hantaran36 40 45 121 40 269

7 Micro Truk 6 4 7 17 6 38

8Truk 2 As, Mobil

Tanki4 2 4 10 3 22

9 Truk 3 As - - - - - -

10Mobil Gandeng,

Mobil Semi Trailer- - - - - -

11Sepeda Motor,

Sepeda Kumbang1433 705 1246 3384 1128 7520

12a. Sepeda 257 208 158

666 222 1480 b. Becak 20 9 14

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26. 1987.

Tabel 4.2 Data CBR Tanah Dasar

STA 0+000 0+250 0+500 0+750 1+000

CBR (%) 8 7 7 7 6

STA 1+250 1+500 1+750 2+000 2+250

CBR (%) 7 8 8 6 7

STA 2+500 2+750 3+000 3+250 3+500

CBR (%) 7 7 6 6 8

Sambungan Tabel 4.1

Page 84: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 84/135

83

Tabel 4.3 Penentuan CBR Desain

CBR (%)Jumlah yang sama

atau lebih besar

Persen yang sama atau

lebih besar (%)

6 1515

/15 × 100 % = 100

7 1111

/15 × 100 % = 73,333

8 44/15 × 100 % = 26,667

Gambar 4.1 Grafik Penentuan Nilai CBR Desain 

Didapat nilai CBR Desain = 6,3 %

4.1.1 Perhitungan LHRP dan LHRA

- Mobil Penumpang

LHRs = 451 kendaraan n1  = 1 tahun

i1  = 2 % n2  = 10 tahun

i2  = 7 %

( ) 1

11n

S P i LHR LHR   +×=  

= [ 451 x(1+2%)1]

= 460

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90100

4 5 6 7 8 9

CBR Tanah Dasar ( % )

    % 

    L   o    l   o   s

Page 85: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 85/135

84

( )( )2

21n

P A i LHR LHR   +×=  

= [ 460 x(1+7%)10]

= 905

Tabel 4.4 Nilai LHRS , LHRP , LHR A.

 No Jenis kendaraan LHR

(Kendaraan)

 LHRP 

( LHRS ×( 1+i1)n1)

(Kendaraan)

 LHR A 

( LHRP×(1+i2)n2)

(Kendaraan)

1 Mobil Penumpang 451 460 905

2 Mini Bus 53 54 406

3 Micro Bus 24 24 48

4 Bus 0 0 0

5 Pick Up 269 274 540

6 Micro Truk 38 39 76

7 Truk 2 As 22 22 44

Tabel 4.5 Angka Ekivalen pada masing – masing jenis kendaraan

 No Jenis Kendaraan Beban Sumbu (ton) Angka Ekivalen

1 Mobil Penumpang 2 ( 1 + 1 ) 0,0002+0,0002=0,0004

2 Mini Bus 2 ( 1 + 1 ) 0,0002+0,0002=0,0004

3 Micro Bus 6 ( 2 + 4 ) 0,0036+0,0577=0,0613

4 Bus 8 ( 3 + 5 ) 0,0183+0,1410=0,1593

5 Pick Up 2 ( 1 + 1 ) 0,0002+0,0002=0,0004

6 Mikro Truck 8 ( 3 + 5 ) 0,0183+0,1410=0,1593

7 Truck As 2 13 ( 5 + 8 ) 0,1410+0,9238=1,0648

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26. 1987.

Page 86: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 86/135

Tabel 4.6 Nilai LEP, LEA, LET, LER

 No JENIS KENDARAAN

LEP

1 Mobil Penumpang 0,092

2 Mini Bus 0,011

3 Micro Bus 0,750

4 Bus 0,000

5 Pick Up 0,055

6 Micro Truk 3,087

7 Truk 2 As 11,947

Jumlah 15,942

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya demgan M

⎟⎟ ⎠

 ⎞⎜⎜⎝ 

⎛ ××∑

=

n

 j

 J  J P  E C  LHR1

⎜⎜⎝

Page 87: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 87/135

81

4.2 Menetapkan Tebal Perkerasan

4.2.1 Perhitungan ITP (Indeks Tebal Perkerasan)

a)  Berdasarkan Gambar diatas nilai CBR 6,3 diperoleh nilai DDT 5,05

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya

dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987.

 b)  Jalan Raya Kelas III, Klasifikasi jalan Kolektor.

Gambar 4.2 Korelasi DDT dan CBR

6,35,05

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26. 1987.

Page 88: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 88/135

79

c)  Penentuan nilai Faktor Regional ( FR )

- % kelandaian berat = %100LHR 

 beratkendaraan

S

× Jumlah

 

= %100923

 85 ×  

= 9,209 %

- Kelandaian = %100B-AJarak

BtitikElevasi-AtitikElevasi×  

= %1003500

 99,91-104,87×  

= 0,142 %

- Curah hujan berkisar 120mm

 / tahun 

Sehingga dikategorikan < 900 mm. Termasuk pada iklim I  

Dengan mencocokkan hasil perhitungan tersebut pada SKBI 2.3.26 1987,

didapat FR : 0,5

4.2.2 Penentuan Indeks Permukaan ( IP )

a)  Indeks Permukaan Awal ( IPo )

Direncanakan Lapisan Permukaan LAPEN dengan Roughness ≤3000mm

/km

diperoleh IPo = 3,4 – 3,0.

 b)  Indeks Permukaan Akhir ( IPt )

•  Jalan Kolektor

•  LER = 23,652 ( berdasarkan hasil perhitungan )

Dari tabel indeks permukaan pada akhir umur rencana diperoleh IPt = 1,5

4.2.3 Mencari harga Indeks tebal pekerasan ( ITP )

IPo = 3,4 - 3,0

IPt = 1,5

LER = 23,652

DDT= 5,05

FR = 0,5

Page 89: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 89/135

80

Gambar 4.3 Nomogram 6

Dengan melihat Nomogram I diperoleh nilai ITP = 4,9 dan ITP = 4,25

Direncanakan susunan lapisan perkerasan sebagai berikut :

1.  Lapisan Permukaan ( Surface Course )

D1  = 5 cma1 = 0,25 ( LAPEN Mekanis )

2.  Lapisan Pondasi Atas ( Base Course )

D2 = 20 cma2  = 0,13 ( Batu Pecah CBR 80 % )

3. Lapisan Pondasi Bawah ( Sub Base Course )

D3  = …a3  = 0,12 ( SIRTU CBR 50% )

Dimana :

a1, a2, a3  : Koefisien relatife bahan perkerasan ( SKBI 2.3.26 1987 )

D1, D2, D3  : Tebal masing – masing lapis permukaan

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26. 1987.

4,9

4,25

0,5

23,652

5,05

Page 90: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 90/135

Page 91: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 91/135

82

BAB V

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN

TIME SCHEDULE 

5.1  Typical Potongan Melintang

- 2 %- 4 %

50 cm

150 cm

DrainaseBahu Jalan

150 cm150 cm

Drainase

150 cm

Bahu Jalan

2 x 350 cm

Lebar Perkerasan

- 2 % - 4 %

50 cm

120 cm

Perkerasan

LPALPB 120 cm

780 cm

 

Gambar 5.1 Potongan Melintang Jalan

5.2  Analisa Perhitungan Volume Pekerjaan

5.2.1. 

Penghitungan Volume Pekerjaan Tanah

a.  Pembersihan Semak dan Pengupasan Tanah.

Luas = 10 m x Panjang jalan

= 10 m x 3500 m

= 35.000 m²

Page 92: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 92/135

83

 b.  Persiapan Badan Jalan ( m² ).

Luas = Lebar lapis pondasi bawah x Panjang jalan

= 7,8 m x 3500 m

= 27.300 m²

c.  Galian Tanah Biasa ( m³ )

Contoh penghitungan : STA 0+000 s/d STA 0+100

- 2 %- 4 %

150 cm

DrainaseBahu Jalan

150 cm150 cm

Drainase

150 cm

Bahu Jalan

2 x 350 cm

Lebar Perkerasan

50 cm

120 cm

50 cm

120 cm

- 2 %- 4 %

1 2 3 4 5 109876

99,91

99,91

99,8499,95

99,84 99,8499,78 99,78

Gambar 5.2 Tipical Cross Section STA 0+000

Elevasi Tanah Asli = 99,91 mElevasi Tanah Rencana = 99,91 m

H1  = 99,78 – 99,95

= 0,17 m

H2  = 99,78 – 99,93

= 0,15 m

H3  = 99,78 – 99,93

= 0,15 m

H4  = 99,84 – 99,92

= 0,08 m

H5  = 99,91 – 99,91

= 0 m

H6  = 99,84 – 99,89

= 0,05 m

H7  = 99,78 – 99,88

= 0,10 m

H8  = 99,78 – 99,87

= 0,09 m

H9  = 99,78 – 99,84

= 0,06 m

Page 93: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 93/135

142

¤  Perhitungan Luas

( )

2

11

004,0

5,02

11

m

 H  H  Luas

=

×××= 

2

21

065,0

5,02

2

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

32

195,0

5,12

3

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

43

15,0

5,12

4

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

54

123,0

5,32

5

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

65

14,0

5,32

6

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

76

165,0

5,127

m

 H  H 

 Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞

⎜⎝ 

⎛    +

=  

2

87

21,0

5,12

8

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

98

073,0

5,02

9

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

( )

2

99

006,0

5,02

110

m

 H  H  Luas

=

×××= 

2131,1

0000

m

STAgaliantotal Luas

Page 94: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 94/135

 

- 2 %- 4 %

150 cm

DrainaseBahu Jalan

150 cm150 cm

Drainase

150 cm

Bahu Jalan

2 x 350 cm

Lebar Perkerasan

50 cm

120 cm

50 cm

120 cm

- 2 %- 4 %

1 2 3 4 5 109876100,57

100,07

100,67 100,45

99,94100,00 100,00

99,94

 

Gambar 5.3 Tipical Cross Section STA 0+100

Elevasi Tanah Asli = 100,57 m

Elevasi Tanah Rencana = 100,07 m

H1  = 99,94 – 100,67

= 0,73 m

H2  = 99,94 – 100,62

= 0,68 m

H3  = 99,94 – 100,61

= 0,67 m

H4  = 100,00 – 100,60

= 0,60 m

H5  = 100,07 – 100,57

= 0,50 m

H6  = 100,00 – 100,54

= 0,54 m

H7  = 99,94 – 100,52

= 0,58 m

H8  = 99,94 – 100,51

= 0,57 m

H9  = 99,94 – 100,45

= 0,51 m

Page 95: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 95/135

 

¤  Perhitungan Luas

( )

2

11

002,0

5,02

11

m

 H  H  Luas

=

×××= 

2

21

05,0

5,02

2

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

32

165,0

5,12

3

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

43

127,0

5,12

4

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

54

105,0

5,32

5

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

65

123,0

5,32

6

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

76

15,0

5,127

m

 H  H 

 Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞

⎜⎝ 

⎛    +

=  

2

87

195,0

5,12

8

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

98

065,0

5,02

9

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

( )

2

99

004,0

5,02

110

m

 H  H  Luas

=

×××= 

2986,0

1000

m

STAgaliantotal Luas

Page 96: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 96/135

 

3925,521002

986,0131,1

1002

)1000()0000(

10000000

m

STAgalian LuasSTAgalian LuasGalianVolume

adalahSTAsampaiSTA padagalianVolume

=×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +++=

++

 

d.  Timbunan Tanah Biasa ( m³ )

Contoh penghitungan : STA 2 + 000

- 4 %- 2 %- 2 %- 4 %

150 cm

DrainaseBahu Jalan

150 cm150 cm

Drainase

150 cm

Bahu Jalan

2 x 350 cm

Lebar Perkerasan

1 2 3 4 5 6

102,80

103,47

102,90 102,62

103,40103,34 103,40 103,34

 

Gambar 5.4 Tipical Cross Section STA 2 + 000

Elevasi Tanah Asli = 102,80 m

Elevasi Tanah Rencana = 103,47 m

H1  = 103,34 – 102,84

= 0,50 m

H2  = 103,40 – 102,83

= 0,57 m

H3  = 103,47 – 102,80

= 0,67 m

Page 97: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 97/135

 

H4  = 103,40 – 102,75

= 0,65 m

H5  = 103,34 – 102,73

= 0,61 m

¤  Perhitungan Luas

( )

2

11

476,0

5,02

11

m

 H  H  Luas

=

××= 

2

21

115,2

5,12

2

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

32

163,5

5,32

3

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

43

163,5

5,32

4

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

54

115,2

5,12

5

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

( )

2

55

476,0

5,02

16

m

 H  H  Luas

=

××= 

2508,15

0002

m

STAtimbunantotal Luas

Page 98: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 98/135

 

- 4 %- 2 %- 2 %- 4 %

150 cm

DrainaseBahu Jalan

150 cm150 cm

Drainase

150 cm

Bahu Jalan

2 x 350 cm

Lebar Perkerasan

1 2 3 4 5 6

103,47

102,88

103,40103,34   103,40 103,34

102,76102,96

 

Gambar 5.5 Tipical Cross Section STA 2 + 100

Elevasi Tanah Asli = 102,88 m

Elevasi Tanah Rencana = 103,47 m

H1  = 103,34 – 102,91

= 0,43 m

H2  = 103,40 – 102,90

= 0,50 m

H3  = 103,47 – 102,88

= 0,59 m

H4  = 103,40 – 102,85

= 0,55 m

H5  = 103,34 – 102,83

= 0,51 m

¤  Perhitungan Luas

( )

2

11

13,0

5,02

11

m

 H  H  Luas

=

××= 

Page 99: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 99/135

 

2

21

133,1

5,12

2

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

32

94,2

5,323

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +

=  

2

43

028,3

5,32

4

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

2

54

223,1

5,12

5

m

 H  H  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

( )

2

55

156,0

5,02

16

m

 H  H  Luas

=

××= 

261,8

1002

m

STAtimbunantotal Luas

395,6021002

61,8508,15

1002

)1002()0002(

10020002

m

STAtimbunan LuasSTAtimbunan LuasTimbunanVolume

adalahSTAsampaiSTA padatimbunanVolume

=×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +++=

++

 

Untuk hasil penghitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel 5.1

Tabel 5.1. Hasil perhitungan volume galian dan timbunan

 No STAJARAK

(M)

LUAS (M2) VOLUME (M

3)

GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN

1 0+000 1,131 -

50 52,925 -

2 0+050 0,986 -50 71,917 -

Page 100: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 100/135

 

3 0+100 1,892 -

50 77,242 -

4 0+150 1,198 -

50 127,580 -

5 0+200 3,906 -

48,782 257,134 -

6 0+248,782 6,637 -

17,777 125,977 -

7 0+266,559 7,536 -

17,777 140,872 -

8 0+284,338 8,311 -35,555 340,264 -

9 0+319,893 10,830 -

214,329 2413,928 -

10 0+534,222 11,696 -

35,555 392,370 -

11 0+569,777 10,375 -

17,777 184,040 -

12 0+587,555 10,329 -

17,777 181,983 -

13 0+605,333 10,144 -

44,667 423,912 -

14 0+650 8,837 -

50 444,400 -

15 0+700 8,939 -

50 348,108 -16 0+750 4,985 -

50 124,635 46,056

17 0+800 - 1,84250 - 433,736

Page 101: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 101/135

 

18 0+850 - 15,508

50 - 602,95

19 0+900 - 8,61

50 5,137 215,203(Bersambung ke halaman berikutnya)

Sambungan tabel 5.1

 No STAJARAK

(M)

LUAS (M2) VOLUME (M

3)

GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN

20 0+900 0,205 -

50 67,382 -

21 0+950 2,490 -

50 106,323 -

22 1+000 1,763 -

50 66,966 -

23 1+050 0,916 -

50 22,888 36,636

24 1+100 - 1,465

38,128 - 2,107

25 1+138,128 - 1,559

22,63 - 39,205

26 1+160,758 - 1,887

22,63 - 47,864

27 1+183,388 - 2,320

45,261 10,139 130,19228 1+228,649 0,447 3,402

45,261 10,169 121,172

29 1+273,909 - 1,924

22,63 - 38,85030 1+296,539 - 1,491

Page 102: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 102/135

 

22,63 - 29,102

31 1+319,17 - 1,067

30,83 - 16,779

32 1+350 - 0,955

50 - 32,778

33 1+400 - 0,356

50 7,831 8,896

34 1+450 0,313 -

50 39,528 -

35 1+500 1,268 -

50 67,342 -36 1+550 1,426 -

50 88,909 -

37 1+600 2,131 -

50 113,953 -

38 1+650 2,428 -50 118,660 -

(Bersambung ke halaman berikutnya)

Sambungan tabel 5.1

 No STAJARAK

(M)

LUAS (M2) VOLUME (M3)

GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN

39 1+700 2,319 -

50106,902

-

40 1+750 1,957 -

3,794 36,662 -41 1+753,794 2,105 -

47,448,900

-

42 1+777,494 2,021 -

47,446,903

-43 1+801,194 1,940 -

Page 103: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 103/135

 

23,749,454

-

44 1+824,894 2,230 -

88,376

253,112

-

45 1+913,27 3,500 -

23,786,221

-

46 1+936,97 3,774 -

23,794,002

-

47 1+960,67 4,161 -

23,7101,543

-

48 1+984,37 4,408 -

15,63 6,736 -49 2+000 5,215 -

50189,008

-

50 2+050 2,346 -

5058,645

43,136

51 2+100 - 1,725

50 - 387,753

52 2+150 - 13,785

50 - 539,276

53 2+200 - 7,785

50 - 216,041

54 2+250 - 0,855

50 19,778 21,381

55 2+300 0,791 -

3,825 15,860 -

56 2+303,825 0,936 -20,55 18,330 -

57 2+324,375 0,848 -20,55 14,550 0,938

(Bersambung ke halaman berikutnya)

Page 104: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 104/135

 

Sambungan tabel 5.1

 No STAJARAK

(M)

LUAS (M ) VOLUME (M )

GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN

58 2+344,925 0,568 0,.091

41,106 49,726 35,070

59 2+386,031 1,851 1,615

218,283 202,057 991,444

60 2+604,314 - 7,469

41,106 - 325,866

61 2+645,42 - 8,387

20,55 - 172,03662 2+665,97 - 8,356

20,55 - 171,493

63 2+686,52 - 8,334

63,48 - 426,327

64 2+750 - 9,088

50 - 467,949

65 2+800 - 9,630

50 - 431,254

66 2+850 - 7,620

50 - 331,884

67 2+900 - 5,655

50 - 231,651

68 2+950 - 3,611

50 - 132,927

69 3+000 - 1,70650 12,263 42,651

70 3+050 0,491 -

50 48,867 -71 3+100 1,464 -

Page 105: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 105/135

 

50 36,604 12,566

72 3+150 - 0,503

50 89,553 12,566

73 3+200 3,582 -

50 194,134 -

74 3+250 4,183 -

50 202,458 -

75 3+300 3,915 -

50 195,447 -

76 3+350 3,903 -50 163,367 -

(Bersambung ke halaman berikutnya)

Sambungan tabel 5.1

 No STAJARAK

(M)

LUAS (M2) VOLUME (M

3)

GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN

77 3+400 2,632 -

50 88,761 -

78 3+450 0,919 -

∑ Total Volume Galian

→ 8862,254 m3 

∑ Total Volume Timbunan

→ 6795,667 m3 

5.2.2. Penghitungan Volume Pekerjaan Drainase

a.  Galian Saluran

Page 106: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 106/135

 

0,5 m

1,5 m

1,2 m

1,1 m

0,2 m

 

Gambar 5.6 Sket galian drainase

( )

246,1

2,05,02,1

2

5,11,1

m

 D Luas

=

×−⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡×⎟

 ⎠

 ⎞⎜

⎝ 

⎛    +=

 

Volume = (LuasD x Panjang drainase kiri)+(LuasD x Panjang drainase kanan)

= (1,46 x 2859,762) + (1,46 x 2905,265)

= 8416,939 m3

 b.  Pasangan Batu Dengan Mortar

0,5 m

1,5 m

1,2 m

0,3 m

0,2 m

0,3 m

IA A

 

5.7. Sket volume pasangan batu drainase

264,0

8,02

5,01,1

m

 I  Luas

=

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +=

 

Luas pasangan batu = Luas Drainase – Luas I

Page 107: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 107/135

 

= 1,46 – 0,64

= 0,82 m²

Volume kiri = Luas pasangan batu x panjang Drainase kiri

= 0,82 x 2859,762

= 2345,005 m3

Volume kanan = Luas pasangan batu x panjang Drainase kanan

= 0,82 x 2905,265

= 2382,317 m3

∑ Volume pasangan batu = Volume kiri + volume kanan

= 2345,005 + 2382,317

= 4727,322 m3 

c.  Plesteran

5 cm

20 cm

10 cm

 

Gambar 5.8 Detail Pot A – A pada drainase

Luas = {2 x (0,1 + 0,2 + 0,05)} x (panjang drainase kiri + kanan)

= 0,7 x (2859,762 + 2905,265)

= 4035,519 m2 

d.  Siaran

Luas = (2 x 0,707) x (panjang drainase kiri + kanan)

= 1,414 x (2859,762 + 2905,265)

= 8151,75 m2 

Page 108: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 108/135

 

5.2.3. 

Penghitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan

30 cm

H1

H2 = (H1 /5) + 0,3

H3 = (H1 /6) + 0,3

A A

 

5.9 Sket volume pasangan batu pada dinding penahan

A. Galian Pondasi

a. Ruas Kiri

Sta 0+850 s/d 0+900

  Sta 0+850

H1 Sta 0+850 = 1,38 m

m

 H  H 

576,0

3,05

38,1

3,05

12

=

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

Page 109: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 109/135

 

m

 H  H 

53,0

3,06

38,1

3,06

13

=

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

Luas galian pondasi = ( )32 H× H   

= ( 0,576 x 0,53 )

= 0,305 m2

  Sta 0+900

H1 Sta 0+900 = 0,72 m

m

 H  H 

444,0

3,05

72,0

3,0512

=

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

m

 H  H 

42,0

3,06

72,0

3,06

13

=

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

Luas galian pondasi = ( )21 H× H   

= ( 0,444 x 0,42 )

= 0,186 m2

Luas galian pondasi STA 0+850 = 0,305 m2 

Luas galian pondasi STA 0+900 = 0,186 m2

Volume galian pondasi = 502

186,0305,0×⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    + 

= 12,275 m3

Page 110: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 110/135

 

 b. Ruas Kanan

Sta 0+850 s/d 0+900

  Sta 0+850

H1 Sta 0+850 = 1,38 m

m

 H  H 

576,0

3,05

38,1

3,05

12

=

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

m

 H  H 

53,0

3,0

6

38,1

3,06

13

=

+⎟

 ⎠

 ⎞⎜

⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

Luas galian pondasi = ( )32 H× H   

= ( 0,576 x 0,53 )

= 0,305 m2

  Sta 0+900

H1 Sta 0+900 = 0,79 m

m

 H 

 H 

458,0

3,05

79,0

3,05

1

2

=

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

m

 H  H 

432,0

3,06

79,0

3,06

13

=

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

Luas galian pondasi = ( )21 H× H   

= ( 0,458 x 0,432 )

= 0,198 m2

Page 111: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 111/135

Page 112: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 112/135

 

50 11,131 11,621

10 2+200 0,177 0,183

50 4,428 4,583

11 2+250 0 0

- - -

12 2+400,570 0 0

218,283 25,660 -

13 2+618,853 0,235 0

41,104 9,030 3,736

14 2+659,957 0,204 0,182

20,551 4,114 3,768152+680,508 0,196 0,185

20,551 3,964 3,849

Sambungan tabel 5.2

 No STAJARAK

(M)

LUAS (M2) VOLUME (M

3)

KIRI KANAN KIRI KANAN

16 2+701,059 0,190 0,190

48,941 9,599 9,519

17 2+750 0,203 0,199

50 10,339 10,215

18 2+800 0,211 0,209

50 9,779 9,737

19 2+850 0,180 0,180

50 8,303 8,339

20 2+900 0,152 0,153

50 3,798 3,833

21 2+950 0 0

Volume total = Volume kiri + Volume kanan

= 138,280 + 101,386

(Bersambung ke halaman berikutnya)

Page 113: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 113/135

 

= 239,666 m³

B. Pasangan Batu untuk Dinding Penahan

a. Ruas Kiri

Sta 0+850 s/d 0+900

  Sta 0+850

H1 Sta 0+850 = 1,38 m

Lebar atas = 0,30 m

m

 H  H 

576,0

3,05

38,1

3,05

1

2

=

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

m

 H  H 

53,0

3,06

38,1

3,06

1

3

=

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

Luas =   ( )3213

2

3,0 H  H  H 

 H ×+

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    + 

Luas I = ( )53,0576,038,12

53,03,0×+

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    + 

= 0,878 m2 

  Sta 0+900

H1 Sta 0+900 = 0,72 m

Lebar atas = 0,30 m

m

 H  H 

444,0

3,05

72,0

3,05

12

=

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

Page 114: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 114/135

 

m

 H  H 

42,0

3,06

72,0

3,06

13

=

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

Luas II = ( )42,0444,072,02

42,03,0×+

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    + 

= 0,446 m2 

Volume Dinding Penahan STA 0+850 sampai dengan STA 0+900 adalah

Volume = 502

 I×⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +   II  L L 

Volume = 502

446,0878,0

×⎟ ⎠

 ⎞

⎜⎝ 

⎛    +

 

=33,1 m3

a. Ruas Kanan

Sta 0+850 s/d 0+900

  Sta 0+850

H1 Sta 0+850 = 1,38 m

Lebar atas = 0,30 m

m

 H  H 

576,0

3,05

38,1

3,05

12

=

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

m

 H  H 

53,0

3,0

6

38,1

3,06

13

=

+⎟

 ⎠

 ⎞⎜

⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

Luas =   ( )3213

2

3,0 H  H  H 

 H ×+

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    + 

Page 115: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 115/135

 

Luas I = ( )53,0576,038,12

53,03,0×+

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    + 

= 0,878 m2 

  Sta 0+900

H1 Sta 0+900 = 0,79 m

Lebar atas = 0,30 m

m

 H  H 

458,0

3,05

79,0

3,05

12

=

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

 

m

 H 

 H 

432,0

3,06

79,0

3,06

1

3

=

+⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛ =

+⎟ ⎠

 ⎞

⎜⎝ 

⎛ 

=

 

Luas II = ( )432,0458,079,02

432,03,0×+

⎭⎬⎫

⎩⎨⎧

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    + 

= 0,487 m2 

Volume Dinding Penahan STA 0+850 sampai dengan STA 0+900 adalah

Volume = 502

 I×⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    +   II  L L 

Volume = 502

487,0878,0×⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    + 

=34,125 m3

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.3:

Tabel 5.3. Hasil perhitungan volume pasangan batu dinding penahan

 No STAJARAK

(M)

LUAS (M2) VOLUME (M

3)

KIRI KANAN KIRI KANAN

1 0+800 0 0

50 21,950 21,9502 0+850 0,878 0,878

Page 116: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 116/135

 

50 33,1 34,125

3 0+900 0,446 0,487

50 11,142 12,168

4 0+950 0 0

- 0 0

5 1+183,388 0 0

45,26 7,137 0

6 1+228,649 0,314 0

45,26 7,137 0

7 1+273,909 0 0

- 0 08 2+100 0 0

50 18,578 19,7969

2+150 0,743 0,79250 28,863 30,650

Sambungan tabel 5.3

 No STAJARAK

(M)

LUAS (M2) VOLUME (M

3)

KIRI KANAN KIRI KANAN

10 2+200 0,411 0,434

50 10,286 10,854

11 2+250 0 0

- 0 0

12 2+386,031 0 0

218,283 68,007 0

13 2+604,314 0,623 0

41,106 23,302 8,805

14 2+645,42 0,511 0,428

20,55 10,188 8,923

15 2+665,97 0,481 0,440

20,55 9,639 9,21916 2+686,52 0,457 0,457

(Bersambung ke halaman berikutnya)

Page 117: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 117/135

 

63,48 23,539 23,246

17 2+750 0,505 0,493

50 25,991 25,539

18 2+800 0,535 0,529

50 23,944 23,791

19 2+850 0,423 0,423

50 18,541 18,673

20 2+900 0,319 0,324

50 7,973 8,104

212+950 0 0

Volume total = Volume kiri + Volume kanan

= 349,307 + 255,834

= 605,141 m³

C. Plesteran

Page 118: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 118/135

 

30 cm

30 cm 10 cm

H = H1 - 0,3H1

 

Gambar 5.10 Detail potongan A-A pada Dinding Penahan

•  Ruas kiri

Luas= (0,1+0,3+0,3) x ( 25 + 50 + 25 + 22,75 + 22,75 + 25 + 50 + 25 + 109,14 +

41,104 + 20,551 + 20,551 + 48,941 + 50 + 50 + 50 + 25)

= 0,7 x 660,787

= 462,5509 m2 

•  Ruas kanan

Luas=(0,1+0,3+0,3) x (25 + 50 + 25 + 25 + 50 + 25 + 20,552 + 20,551 + 20,551 +

48,941 + 50 + 50 + 50 + 25)

= 0,7 x 485,595

= 339,9165 m2

Luas total = 462,5509 + 339,9165

= 802,4674 m2

D. Siaran•  Ruas kiri

Sta 0+850 s/d 0+900

  Sta 0+850

H1 = 1,38 m

H = H1 – 0,3

= 1,38 – 0,3

= 1,08 m

  Sta 0+900

Page 119: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 119/135

 

H1 = 0,72 m

H = H1 – 0,3

= 0,72 – 0,3

= 0,42 m

Luas = 502

42,008,1

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    + 

= 37,5 m2 

•  Ruas kanan

Sta 0+850 s/d 0+900

  Sta 0+850

H1 = 1,38 m

H = H1 – 0,3

= 1,38 – 0,3= 1,08 m

  Sta 0+900

H1 = 0,79 m

H = H1 – 0,3

= 0,79 – 0,3= 0,49 m

Luas = 502

49,008,1×⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    + 

= 39,25 m2 

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan

 No STAJARAK

(M)

H LUAS (M )

KIRI KANAN KIRI KANAN

1 0+800 0 0

50  19,5 19,5

2 0+850  1,38 1,38

50  37,5 39,25

3 0+900  0,72 0,79

50  3 4,75

4 0+950  0 0

-  0 05 1+183,388  0 0

Page 120: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 120/135

168

45,26  2,7313,651

6 1+228,649  0,48 0

45,26  2,73 13,651

7 1+273,909  0 0

-  0 0

8 2+100  0 0

50  14,75 16,5

9 2+150  1,19 1,26

50  31,25 34

10 2+200  0,66 0,70

50  1,50 2,511 2+250  0 0

-  0 0

12 2+386,031  0 0

218,283  44,748 65,485

13 2+604,314  1,01 0

41,106  25,484 1,85

14 2+645,42  0,83 0,69

20,55  10,378 8,22

15 2+665,97  0,78 0,71

20,55  9,453 8,734

16 2+686,52  0,74 0,74

63,48  23,492 23,002

17 2+750  0,82 0,80

50  27,25 26,5

18 2+800  0,87 0,86

50  23,75 23,5

19 2+850  0,68 0,68050  14,25 14,5

(Bersambung ke halaman berikutnya)

Page 121: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 121/135

169

Sambungan tabel 5.4

 No STAJARAK

(M)

H LUAS (M2)

KIRI KANAN KIRI KANAN

20 2+900 0,49 0,50

50  2,75 2,5

21 2+950  0 0

Luas Plesteran dinding penahan kiri = 294,516 m2 

Luas Plesteran dinding penahan kanan = 318,094 m2 

Luas total = 294,516 + 318,094

= 612,609 m2 

5.2.4. 

Penghitungan Volume Pekerjaan Perkerasan

a.  Lapis Pondasi Bawah

Gambar 5.11. Sket lapis pondasi bawah

L = 20,02

9,75,7×⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    + 

= 1,54 m²

V = 1,54 x 3450

= 5313 m³

 b.  Lapis Pondasi Atas

0,20 m

0,20 m 7,5 m 0,20 m

0,20 m

Page 122: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 122/135

170

5.12. Sket lapis pondasi atas

L = 20,02

5,71,7

×⎟ ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    + 

= 1,46 m²

V = 1,46x 3450

= 5037 m³

c.  Lapis Resap Pengikat ( prime Coat )

Luas = Lebar pondasi atas x Panjang jalan

= 7,5 x 3450

= 25875 m²d.  Lapis Permukaan

Gambar 5.13. Sket lapis permukaan

L = 05,02

1,77×⎟

 ⎠

 ⎞⎜⎝ 

⎛    + 

= 0,35 m²V = 0,35 x 3450

= 1207,5 m³

5.2.5.  Penghitungan Volume Pekerjaan Pelengkap

a.  Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan

Ukuran marka

Gambar 5.14 Sket marka jalan

 b.  Marka ditengak (putus-putus)

Jumlah = Panjang jalan – Panjang Tikingan (PI1+PI2+PI3+PI4)

0,10m 0,10m

2 m 3 m 2 m

0,05m 7 m 0,05m

0,05m

0,20 m 7,1m 0,20 m

Page 123: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 123/135

171

5

=3450 – (356,551+193,867+135,859+382,695)

5

= 476,2056 buah

Luas = 476,2056 x (0,1x 2)

= 95,241 m²

c.  Marka Tikungan (menerus)

Jumlah= Panjang tikungan (PI1+PI2+PI3+PI4) x lebar marka

= (356,551+193,867+135,859+382,695) x 0,1

= 106,897

d.  Luas total marka jalan

Luas = 95,241 + 106,897

= 202,138 m²

e.  Rambu Jalan

Digunakan 2 rambu jalan setiap memasuki tikungan . Jadi total rambu yang

dugunakan adalah = 2 x 4

= 8 rambu jalan

Digunakan 2 rambu jembatan setiap memasuki jembatan . Jadi total rambu

yang dugunakan adalah = 2 x 2

= 4 rambu jembatan

f.  Patok Jalan

Digunakan 32 buah patok setiap 100 m.

Digunakan 4 buah patok kilometer.

5.3 Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek 

5.3.1. 

Pekerjaan Umum

a.  Pekerjaan pengukuran diperkirakan dikerjakan selama 3 minggu.

Page 124: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 124/135

172

 b.  Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi diperkirakan dikerjakan selama

4 minggu.

c.  Pembuatan papan nama proyek diperkirakan selama 1 minggu.

d.  Pembuatan Direksi Keet diperkirakan selama 2 minggu.

e.  Pekerjaan administrasi dan dokumentasi diperkirakan selama 5 minngu.

5.3.2.  Pekerjaan Tanah

a.  Pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan tanah :

Luas = 34500 m²

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja tenaga kerja

diperkirakan 900 m²

Kemampuan pekerjaan per minggu = 900 m² x 6 hari = 5400 m²Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan

tanah = minggu739,65400

34500≈=  

 b.  Pekerjaan persiapan badan jalan :

Luas = 27255 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Vibratory Roller  

adalah 249 m²/jam x 7 jam =1743 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 1743 m

2

x 6 hari = 10458 m

2

 Misal digunakan 2 Vibratory Roller   maka waktu yang dibutuhkan untuk

 pekerjaan pembersihan :

minggu2303,1104582

27255≈=

×=  

c.  Pekerjaan galian tanah :

Volume galian = 8862,254 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja  Excavator adalah

18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m

3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3

x 6 hari = 784,56 m3 

Misal digunakan 5 buah  Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk

 pekerjaan galian :

= =× 56,7845

254,88622,259 ≈ 3 minggu

Page 125: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 125/135

173

d.  Pekerjaan timbunan tanah setempat :

Volume timbunan = 6795,667 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader  

diperkirakan = 56,03 m³/jam x 7 jam = 392,21 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 392,21 m3

x 6 hari = 2353,26 m3 

Misal digunakan buah Whell Loader   maka waktu yang dibutuhkan untuk

 pekerjaan timbunan :

= =26,2353

667,67952,888 ≈ 3 minggu

5.3.3.  Pekerjaan Drainase

a. 

Pekerjaan galian saluran drainase :

Volume galian saluran = 8416,939 m3 

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja  Excavator adalah

18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3

x 6 hari = 784,56 m3 

Misal digunakan 2 buah  Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk

 pekerjaan galian :

= =× 56,7842

939,84165,36 ≈ 6 minggu

 b.  Pekerjaan pasangan batu dengan mortar :

Volume pasangan batu = 4727,322 m3 

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m3

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu :

= minggu6253,5900

322,4727≈=  

c.  Pekerjaan plesteran :

Luas plesteren = 4035,519 m2 

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan plesteran :

Page 126: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 126/135

174

= minggu54,484900

519,4035≈=  

d.  Pekerjaan siaran :

Luas siaran = 8151,75 m2 

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 600 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 600 x 6 = 3600 m2

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan siaran :

= minggu32,263600

75,8151≈=  

5.3.4.  Pekerjaan Dinding Penahan

a.  Pekerjaan Galian Pondasi

Volume galian pondasi = 239,666 m³

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kualitas kerja  Excavator adalah

18,68m³/jam x 7 jam = 130,76m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3

x 6 hari = 784,56 m3 

Misal digunakan 1 buah  Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk

 pekerjaan galian :

= =56,784

666,2390,31 ≈ 1 minggu

 b.  Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar

Volume galian pondasi = 605,141 m³

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:

= 67,0900

141,605=   ≈ 1 minggu

c.  Pekerjaan Plesteran

Luas plesteran = 802,4674 m2

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:

Page 127: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 127/135

175

= 89,0900

4674,802=   ≈ 1 minggu

d.  Pekerjaan Siaran

Luas siaran = 612,609 m2 

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:

= 68,0900

609,612=   ≈ 1 minggu

5.3.5.  Pekerjaan Perkerasan

a.  Pekerjaan LPB (Lapis Pondasi Bawah) :

Volume = 5313 m³ 

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader  

diperkirakan 33 07,112701,16   m jamm   =×  

Kemampuan pekerjaan per minggu =33

42,672607,112   mharim   =×  

Misal digunakan 2 unit Whell Loader   maka waktu yang dibutuhkan untuk

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPB :

= minggu4minggu3,95

42,6722

5313≈=

×

 

 b.  Pekerjaan LPA (Lapis Pondasi Atas) :

Volume = 5037 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader  

diperkirakan = 16,01 m³ x 7 jam = 112,07 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 112,07 m3 x 6 hari = 672,42 m3

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPA :

= minggu849,7

42,672

5037≈=  

c.  Pekerjaan Prime Coat  :

Luas perkerjaan untuk Prime Coat  adalah 25875 m2 

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja  Asphalt Sprayer  

diperkirakan 1324 m2

Page 128: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 128/135

176

Kemampuan pekerjaan per minggu = 1324 x 6 = 7944 m2 

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan prime coat  :

= minggu426,37944

25875≈=  

d.  Pekerjaan LAPEN Mekanis :

Volume = 1207,5 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja  Asphalt Finisher  

diperkirakan 3m43,14

Kemampuan pekerjaan per minggu = 33 58,866m43,14   mhari =×  

Misal digunakan 3 unit  Asphalt Finisher  maka waktu yang dibutuhkan untuk

 pekerjaan LAPEN Mekanis :

= minggu565,458,8635,1207 ≈=

× 

5.3.6.  Pekerjaan Pelengkap

a.  Pekerjaan marka jalan :

Luas = 202,138 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas tenaga kerja diperkirakan

93,33 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 93,33 x 6 = 559,98 m2

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian bahu :

= 136,098,559

138,202≈=  minggu

 b.  Pekerjaan rambu jalan diperkirakan selama 1 minggu.

c.  Pembuatan patok kilometer diperkirakan selama 1 minggu.

5.4. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan

Perhitungan harga satuan pekerjaan dihitung dengan cara mengalikan volume

dengan upah atau harga tenaga /material dan peralatan, kemudian dijumlah

dikalikan 10 % (Overhead dan Profit). Hasil dari jumlah biaya ditambah dengan

hasil Overhead dan Profit dinamakan Harga Satuan Pekerjaan.

Page 129: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 129/135

177

Contoh perhitungan pekerjaan penyiapan badan jalan:

Diketahui :

a.  Tenaga

•  Pekerja (jam) ; Volume 0,0161 ; Upah Rp 3.571,43

Biaya = Volume x Upah

= 0,0161 x 3.571,43

= 57,5

•  Mandor (jam) ; Volume 0,004 ; Upah Rp 5.714,29

Biaya = Volume x Upah

= 0,004 x 5.714,29

= 22,86

Total biaya tenaga = 80,36 b.  Peralatan

•  Motor Grader (jam) ; Volume 0,0025 ; Harga Rp 125.230,00

Biaya = Volume x Upah

= 0,0025 x 125.230,00

= 313,38

•  Vibro Roller (jam) ; Volume 0,004 ; Harga Rp 35.814,74

Biaya = Volume x Upah

= 0,004 x 35.814,74

= 143,26

•  Water Tanker (jam) ; Volume 0,0105 ; Harga Rp 138.975,48

Biaya = Volume x Upah

= 0,0105 x 138.975,48

= 1.459,24

•  Alat Bantu (Ls) ; Volume 1 ; Harga Rp 7.500,00

Biaya = Volume x Upah

= 1 x 7.500,00

= 7.500,00

Total biaya peralatan = 9.415,88

Total biaya tenaga dan peralatan = 9.496,23 (A)

Overhead dan Profit 10 % x (A) = 949,62 (B)

Page 130: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 130/135

178

Harga Satuan Pekerjaan (A + B) = 10.445,86

5.5. Analisa Perhitungan Bobot Pekerjaan

Perhitungan bobot pekerjaan dihitung dengan membandingkan harga tiap

 pekerjaan dengan jumlah harga pekerjaan (dalam persen). 

Bobot = %100 pekerjaanhargaJumlah

 pekerjaantiaparga×

Contoh perhitungan :

Bobot pekerjaan pengukuran = %100 pekerjaanhargaJumlah

 pekerjaantiaparga×

= %10007.934,67Rp.7.342.8

00,00Rp.5.000.0 ×  

= 0,068 %

Tabel 5.5. Rekapitulasi Perkiraan Waktu Pekerjaan

 No. Uraian PekerjaanVolume

Pekerjaan

Kemampuan

Kerja

 per hari

Kemampuan

Kerja

 per minggu

Waktu

Pekerjaan

(minggu)

1 Umum :

a). Pengukuran Ls - - 3

 b). Mobilisasi dan Demobilisasi Ls - - 4

c). Pembuatan papan nama proyek Ls - - 1

d). Pekerjaan Direksi Keet Ls - - 2

e). Administrasi dan Dokumentasi Ls - - 5

2 Pekerjaan Tanah :a). Pembersihan semak dan

 pengupasan tanah34.500 m

2  900 m2 5.400 m

2  7

 b). Galian tanah (biasa) 8.862,254 m3  130,76 m

3  784,56 m

3  3

c). Timbunan tanah (biasa) 6.795,667 m3  392,21 m

3  2.353,26 m

3  3

d). Persiapan badan jalan 27.255 m2  1743 m

2  10.458 m

2  2

Page 131: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 131/135

179

3 Drainase :

a). Galian saluran 8.416,939 m3  130,76 m

3  784,56 m

3  4

 b). Pasangan batu dengan mortar 4.727,322 m3  150 m

3  900 m

3  6

c). Plesteran 4.035,519 m2  150 m

2  900 m

2  5

c). Siaran 8.515,75 m2  600 m2  3.600 m2  3

5. Dinding penahan

a). Galian pondasi 239,666 m3  130,76 m

3  784,56 m

3  1

 b). Pasangan batu dengan mortar 605,141 m3  150 m

3  900 m

3  1

c). Plesteran 802,4674 m2  150 m

2  900 m

2  1

c). Siaran 612,609 m2  150 m2  900 m2  1

4 Perkerasan :

a). Lapis Pondasi Bawah (LPB) 5.313 m3  112,07 m

3  672,42 m

3  4

 b). Lapis Pondasi Atas (LPA) 5.037 m3  112,07 m

3  672,42 m

3  8

c). Prime Coat 25.875 m2

  1.324 m2

  7.944 m2

  4d). Lapis LAPEN Mekanis 1.207,5 m

3  14,43 m

3  86,58 m

3  5

5 Pelengkap

a). Marka jalan 202,138 m2  93,33 m

2  559,98 m

2  1

 b). Rambu jalan Ls - - 1

c). Patok kilometer Ls - - 1

Dari hasil analisis perhitungan waktu pelaksanaan, analisis harga satuan pekerjaan

dan perhitungan bobot pekerjaan, maka dapat dibuat Rencana Anggaran Biaya

(RAB) dan Time Schedule  pelaksanaan proyek dalam bentuk  Bar Chard   dan

Kurva S .

Page 132: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 132/135

180

Page 133: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 133/135

181

5.6.  REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

PROYEK : PEMBANGUNAN JALAN RAYA KANOMAN - JAMPENPROPINSI : JAWA TENGAH

TAHUN ANGGARAN : 2009

PANJANG PROYEK : 3,45 KmTabel 5.6. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

NO. URAIAN PEKERJAANKODE

ANALISAVOLUME SATUAN

HARGA

SATUAN (Rp.)

JUMLAH

HARGA (Rp.)BOBOT

1 2 3 4 5 6 7 = 4 x 6

BAB I : UMUM

1 Pengukuran - 1 Ls 5.000.000,00 5.000.000,00 0,068

2 Mobilisasi dan demobilisasi - 1 Ls 20.000.000,00 20.000.000,00 0,272

3 Papan nama proyek - 1 Ls 500.000,00 500,000,00 0,007

4 Direksi Keet - 1 Ls 1.000.000,00 1.000.000,00 0,014

5 Administrasi dan dokumentasi - 1 Ls 2.200.000,00 2.200.000,00 0,030

JUMLAH BAB 1 : UMUM 28.700.000,00

BAB II : PEKERJAAN TANAH

1Pembersihan semak dan

pengupasan tanahK-210 34.500,000 M2 1.231,39 42.482.955,00 0,579

2 Galian tanah (biasa) EI-331 8.862,254 M3 31.521,93 279.355.350,23 3,804

3 Timbunan tanah (biasa) EI-321 6.795,667 M3 53.515,28 363.672.022,29 4,953

4 Persiapan badan jalan EI-33 27.255,000 M2 10.445,86 284.701.914,30 3,877

JUMLAH BAB 2 : PEKERJAAN TANAH 970.212.241,82

BAB III : PEKERJAAN DRAINASE

1 Galian saluran EI-21 8.416,939 M3 31.597,63 265.955.324,25 3,622

2 Pasangan batu dengan mortar EI-22 4.727,322 M3 341.650,87 1.615.093.674,07 21,995

3 Plesteran G-501 4.035,519 M2 21.118,70 85.224.915,11 1,161

4 Siaran EI-23 8.151,750 M2 14.792,95 120.588.430,16 1,642

JUMLAH BAB 3 : PEKERJAAN DRAINASE 2.086.862.343,59

BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN

1 Galian saluran EI-21 239,666 M3 31.597,63 7.572.877,59 0,103

2 Pasangan batu dengan mortar EI-22 605,141 M3 341.650,87 206.746.949,12 2,816

3 Plesteran G-501 802,4674 M2 21.118,70 16.947.068,28 0,231

4 Siaran EI-23 612,609 M2 14.792,95 9.062.294,31 0,123

JUMLAH BAB 4: PEKERJAAN DINDING PENAHAN 240.329.189,30 

BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN

1 Konstruksi LPB kelas A EI-521 5.313,000 M3 185.335,85 984.689.371,05 13,410

2 Konstruksi LPA kelas A EI-512 5.037,000 M3 217.463,91 1.095.365.714,67 14,918

3 Pekerjaan Prime Coat EI-611 25.875,000 M2 7.010,64 181.400.310,00 2,470

4 Pekerjaan LAPEN Mekanis EI-815 1.205,500 M3 1.424.175,83 1.716.843.963,07 23,381

JUMLAH BAB 5 : PEKERJAAN PERKERASAN 3.978.299.358,79

BAB VI : PEKERJAAN PELENGKAP

1 Marka jalan LI-841 202,138 M2 169.561,16 34.274.753,76 0,467

2 Pekerjaan rambu jalan LI-842 12 Buah 282.258,99 3.387.107,88 0,046

3 Patok kilometer LI-844 3 Buah 247.646,51 742.939,53 0,010

JUMLAH BAB 6 : PEKERJAAN PELENGKAP 38.404.801.17 100

REKAPITULASI

BAB I : UMUM 28.700.000,00

BAB II : PEKERJAAN TANAH 970.212.241,82

BAB III : PEKERJAAN DRAINASE 2.086.862.343,59

BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN 240.329.189,30 BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN 3.978.299.358,79

BAB V I : PEKERJAAN PELENGKAP 38.404.801.17

JUMLAH 7.342.807.934.67

PPn 10% 734.280.793,47

JUMLAH TOTAL 8.077.088.728.14

Dibulatkan = (Rp.) 8.077.088.800.00

 DELAPAN MILYAR TUJUH PULUH TUJUH JUTA DELAPAN PULUH DELAPAN RIBU DELAPAN RATUS RUPIAH

Page 134: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 134/135

182

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1  Kesimpulan

1.  Jenis jalan dari Jepanan – Pandeyan merupakan jalan kolektor dengan

spesifikasi jalan kelas III, lebar perkerasan m5,32× , dengan kecepatan

rencana Jam

Km80 , direncanakan 3 tikungan.

a. 

Pada 1PI   dengan jari-jari lengkung rencana 450 m, sudut 1PI   sebesar"'0 122229

 b.  Pada 2PI    dengan jari-jari lengkung rencana 1000 m, sudut 2PI   

sebesar "'0 36245 .

c.  Pada 3PI   dengan jari-jari lengkung rencana 300 m, sudut 3PI   sebesar

"'0484317 .

2.  Pada alinemen vertikal jalan Jepanan – Pandeyan terdapat 4 PVI .

3. 

Perkerasan jalan Jepanan – Pandeyan menggunakan jenis perkerasan lentur

 berdasarkan volume LHR yang ada dengan :

a.  Jenis bahan yag dipakai adalah :

1) 

Surface Course : Lapen Mekanis 

2) 

 Base Course : Batu Pecah ( CBR 80% ) 

3) 

Sub Base Course : Sirtu ( CBR 50% ) 

 b. 

Dengan perhitungan didapatkan dimensi dengan tebal dari masing-

masing lapisan :

1) 

Surface Course : 5 cm 

2)   Base Course : 20 cm 

3)  Sub Base Course : 15 cm 

Page 135: 179571711201104521

8/9/2019 179571711201104521

http://slidepdf.com/reader/full/179571711201104521 135/135

  183

4  Perencanaan jalan Jepanan – Pandeyan dengan panjang 3.500 m

memerlukan biaya untuk pembangunan sebesar Rp. 7.728.207.200,00

(Tujuh Milyar Tujuh Ratus Dua Puluh Delapan Juta Dua Ratus Tujuh Ribu

Dua Ratus Rupiah), dan dikerjakan selama 5 bulan.

6.2  Saran

1. 

Perencanaan jalan diharapkan mampu memacu pertumbuhan perekonomian

di wilayah tersebut, sehingga kedepannya kesejahteraan masyarakat dapat

terangkat.

2.  Bagi tenaga kerja (baik tenaga ahli maupun kasar) agar memperhatikan

keselamatan kerja dengan mengutamakan keselamatan jiwa misal untuk

 pekerjaan lapangan menggunakan helm pengaman, sarung tangan dan sepatu

 boot.

3.  Bagi tenaga kerja mendapat asuransi kecelakaan diri dan jaminan

keselamatan dan kesehatan kerja mengingat pelaksanaan proyek adalah

 pekerjaan dengan resiko kecelakaan tinggi.

4.  Koordinasi antar unsur-unsur proyek sebaiknya ditingkatkan agar mutu

 pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

5 Pelaksanaan lapngan harus sesuai dengan spesifikasi teknik gambar rencana