4. analisa dan pembahasan 4.1 gambaran umum madame … · 2019. 8. 19. · restoran ini juga sangat...
TRANSCRIPT
35 Universitas Kristen Petra
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Madame Chang
Madame Chang adalah sebuah merek restoran yang sudah dibuka sejak 13
November 2012 dan merupakan restoran Asia yang menjual berbagai pilihan menu
sehat, mulai dari snack, main course, minuman herbal, minuman detox, asinan, dessert
hingga frozen food. Restoran ini berlokasi di Surabaya Barat, tepatnya di Jalan Raya
Darmo Permai I/15. Berdasarkan keterangan yang penulis dapat dari Bapak Rudy
selaku owner, Madame Chang berencana akan segera membuka cabang baru di Jalan
Manyar Kertoarjo Surabaya.
Pilihan menu yang ditawarkan di restoran Madame Chang merupakan hidangan
yang terinspirasi dari budaya kuliner berbagai negara di Asia dengan konsep gaya
hidup sehat. Seluruh makanan dan minuman yang ada di Madame Chang terbuat dari
bahan berkualitas tinggi yang selalu fresh, natural, tidak mengandung babi, bebas
MSG, tanpa pewarna, tanpa pengawet, dan tanpa pemanis buatan, sesuai dengan
tagline Madame Chang “when healthy meets yummy”.
Restoran ini juga sangat mengutamakan standar pelayanan, keamanan pangan
serta higienitas yang tinggi. Madame Chang sebagai pelopor rumah makan sehat
memiliki komitmen untuk membentuk pola hidup yang sehat dalam jangka panjang
dan ingin mengatasi kesan bahwa makanan sehat identik dengan sayuran yang tidak
menarik selera. Restoran ini memiliki misi untuk menunjukkan kepada konsumen
bahwa makanan sehat tidak harus olahan sayur dan buah yang membosankan,
melainkan dapat juga disajikan dengan kombinasi menarik kaya rasa yang dapat
menggugah selera dan nafsu makan.
36 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.1 Lokasi madame chang
Madame Chang memiliki konsep unik yaitu restoran dan retail, dimana
konsumen dapat memesan makanan, kemudian memilih, mengkonsumsi maupun take
away dessert, asinan, minuman serta frozen food secara langsung dari lemari es yang
telah disediakan. Family resto ini juga sangat inovatif dalam mengeluarkan ide baru
seperti seasonal menu dan minuman detox. Selain itu, Madame Chang juga memiliki
sistem delivery service, website yang menarik serta sosial media yang up to date.
Gambar 4.2 Bagian dalam madame chang
Logo yang dimiliki oleh restoran Madame Chang adalah gambar sosok
pendirinya sebagai maskot, dengan wajah dan baju khas Asia. Logo Madame Chang
didominasi warna hijau segar dan dilengkapi warna oranye melambangkan fresh dan
natural. Interiornya juga didominasi warna hijau yang segar dan eksteriornya menarik
dengan pencahayaan yang baik. Tempat parkirnya memiliki kapasitas yang cukup
banyak dan bagian dalam restorannya juga luas. Madame Chang memiliki suasana
restoran yang sangat nyaman sebagai tempat bersosialisasi dan berdiskusi. Menunya
juga beragam dan terkesan sederhana sehingga dapat diterima semua segmen mulai
usia muda hingga yang tua.
37 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.3 Logo madame chang
Gambar 4.5 Menu pentol kocok Gambar 4.6 Menu spicy minced chicken
Gambar 4.4 Grooming karyawan madame chang
Restoran Madame Chang telah mendapatkan sertifikasi restoran bintang 3 dari
Komite Akreditasi Nasional (KAN). Dalam beberapa tahun terakhir, Madame Chang
terus berkembang menambahkan layanan dan menu baru, serta telah berhasil meraih
berbagai penghargaan seperti certificate of excellence for 3 consecutive years dari Trip
Advisor, terpilih sebagai Best Dessert Restaurant 2016 – 2017, dan terpilih juga
sebagai Best Asian Resto 2017 di ajang Jawa Pos Culinary Award.
38 Universitas Kristen Petra
4.2 Profil Responden
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 348 sampel dan menetapkan
berbagai kriteria seperti yang sebelumnya penulis telah sebutkan pada halaman .
Berikut profil keseluruhan responden dalam penelitian ini:
Tabel 4.1 Profil Responden
No. Atribut Demografi N %
1
Jenis Kelamin
Laki – laki 123 35.3 %
Perempuan 225 64.7 %
2
Usia
17 – 24 tahun 163 46.8 %
25 – 39 tahun 106 30.5 %
40 – 59 tahun 76 21.8 %
59 tahun ke atas 3 0.9 %
3
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa 119 34.2 %
Wiraswasta/Wirausaha 84 24.1 %
Ibu rumah tangga 35 10.1 %
Pegawai Swasta 84 24.1 %
Profesional 26 7.5 %
4
Pendapatan
dibawah Rp.1.000.000 22 6.3 %
Rp. 1.000.000 - Rp. 2.999.999 56 16.1 %
Rp. 3.000.000 - Rp.4.999.999 91 26.1 %
Rp. 5.000.000 - Rp. 9.999.999 81 23.3 %
Rp. 10.000.000 ke atas 98 28.2 %
5
Intensitas ke restoran
Belum tentu seminggu sekali 34 6.9 %
1-2 kali 189 54.3 %
3-4 kali 69 19.8 %
5-6 kali 60 17.2 %
diatas 6 kali 6 1.7 %
6
Pengeluaran rata – rata
Di bawah Rp.100.000 54 15.5 %
Rp.100.000 - Rp.299.999 197 56.6 %
Rp.300.000 - Rp.499.999 84 24.1 %
Rp.500.000 - Rp. 699.999 12 3.4 %
Rp. 700.000 ke atas 1 0.3 %
7
Dengan siapa pergi ke restoran
Keluarga/kerabat 153 44 %
teman 102 29.3 %
rekan bisnis 30 8.6 %
Sendiri 36 10.3 %
Pasangan/pacar 27 7.8 %
39 Universitas Kristen Petra
Melalui tabel 4.1, dapat diketahui bahwa jumlah konsumen Madame Chang
yang berpartisipasi dalam pengisian kuesioner ini didominasi oleh jenis kelamin
perempuan. Melalui data di atas, dapat terlihat bahwa Madame Chang cukup dapat
diterima secara merata oleh berbagai kelompok usia, sesuai dengan target pasarnya,
selain konsumen lanjut usia.
Sementara itu, dalam pengelompokan demografis berdasarkan pekerjaan
didominasi oleh responden yang masih berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa,
wiraswasta dan pegawai swasta. Hanya 10.1% responden berprofesi sebagai ibu rumah
tangga dan 7.5% responden berprofesi sebagai profesional. Hal ini menunjukkan
bahwa responden dengan profesi yang tidak memiliki waktu atau kesempatan memasak
di rumah menjadi lebih sering melakukan pembelian makanan di luar rumah.
Dalam pengelompokan demografis berdasarkan pendapatan, responden yang
merupakan konsumen Madame Chang dengan pendapatan Rp. 1.000.000,- hingga di
atas Rp. 10.000.000,- per bulan terbagi secara hampir rata. Hanya 6.3% responden yang
memiliki pendapatan di bawah Rp. 1.000.000,- per bulan dan dapat disebabkan karena
responden dalam kategori ini berkunjung ke Madame Chang bersama keluarga,
Melalui data ini, penulis memiliki analisa bahwa harga makanan dan minuman yang
ditawarkan Madame Chang cukup tinggi, namun masih dapat dijangkau oleh semua
kalangan, kecuali oleh konsumen dengan pendapatan di bawah Rp. 1.000.000,- per
bulan.
Sementara itu, mayoritas responden memiliki intensitas kunjungan ke restoran
sebanyak 1-2 kali dalam seminggu dan mengeluarkan rata – rata uang sebesar Rp.
100.000,- hingga Rp.299.000,- per kunjungan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen
Madame Chang memiliki daya beli yang cukup tinggi ditinjau dari intensitasnya makan
di restoran dengan pengeluaran yang terbilang cukup besar. Data lain yang penulis
dapatkan adalah kunjungan ke restoran paling sering dilakukan bersama keluarga,
teman dan sendirian. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden pergi ke
Madame Chang dan menghabiskan uang sebesar Rp. 100.000,- hingga Rp.299.000,-
per kunjungan bersama keluarga dan teman. Penulis juga menganalisa bahwa Madame
40 Universitas Kristen Petra
Chang memiliki tempat dan suasana nyaman yang mendukung untuk menghabiskan
waktu bersama keluarga dan teman.
4.3 Deskriptif Jawaban Responden
Penulis menggunakan statistik deskriptif untuk menganalisa data yang
diperoleh. Menurut Sugiyono (2015), statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data, dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif
digunakan untuk menganalisa keempat dimensi ekuitas merek, yaitu; kesadaran merek
(brand awareness), asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas (perceived
quality), dan loyalitas merek (brand loyalty).
4.3.1 Analisa Deskriptif Kesadaran Merek (Brand awareness)
Untuk meneliti kesadaran merek, penulis mengajukan 4 (empat) buah
pertanyaan sesuai dengan tingkatan kesadaran merek:
1. Top of Mind : responden diminta untuk menyebutkan satu merek restoran
Asia dan restoran Asia yang menawarkan menu sehat yang pertama kali
muncul dibenak responden.
2. Brand Recall : responden diminta untuk menyebutkan 3 merek restoran
Asia yang menawarkan menu sehat yang ada di Surabaya.
3. Brand Recognition : responden diminta untuk melengkapi huruf-huruf
pada merek yang dihilangkan.
4. Unaware of Brand: responden menjawab pertanyaan yang menggunakan
pertanyaan pilihan ganda (multiple choice) dengan menanyakan apakah
responden pernah mendengar / tahu restoran Asia yang menawarkan menu
sehat dengan merek Madame Chang. Jika responden menjawab “tidak”,
maka responden masuk kategori unaware.
41 Universitas Kristen Petra
Berikut hasil yang diperoleh penulis dalam penelitian terkait kesadaran
merek:
Tabel 4.2 Kesadaran Merek Restoran Asia dan Restoran Asia yang menawarkan
menu sehat – Top of Mind
Merek Restoran Asia
No. Merek Restoran N %
1 Sushi tei 22 6.3 %
2 369 13 3.7 %
3 Magal 9 2.6 %
4 The duck king 9 2.6 %
5 X.O suki 8 2.3 %
6 Halim 8 2.3 %
7 Fajar 7 2 %
8 Moi garden 7 2 %
9 Top noodle 7 2 %
10 Jade Imperial 7 2 %
12 Madame Chang 5 1.4 %
Merek Restoran Asia yang menawarkan menu sehat
No. Merek Restoran N %
1 Madame Chang 68 19.5 %
2 Crunchaus 26 7.5 %
3 Greenly 17 4.9 %
4 100 Degree 16 4.6 %
5 Loving hut 15 4.3 %
6 D Natural 11 3.2 %
7 Nature Vegetarian 10 2.9 %
8 Ahimsa 10 2.9 %
9 Sushi tei 9 2.6 %
10 Salad bar 8 2.3 %
Melalui tabel 4.2 yang secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3, dapat
dilihat bahwa terdapat lebih dari 100 merek restoran Asia berbeda yang disebut oleh
responden dan menjadi top of mind dalam benak responden. Hal ini menunjukkan
bahwa persaingan restoran Asia di Surabaya masih sangat ketat dan pilihan yang
tersedia sangat beragam. Selain itu, hasil ini juga memperlihatkan selisih secara
presentase yang tidak terlalu besar antara satu restoran dengan restoran lainnya.
Restoran yang menjadi menjadi top of mind bagi sebagian besar responden adalah
42 Universitas Kristen Petra
Sushi Tei dengan total 6.3%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa Madame
Chang tidak masuk dalam top of mind restoran Asia di Surabaya.
Sedangkan pada tabel 4.3.1 yang menguji top of mind responden terhadap
restoran Asia yang menawarkan menu sehat, keragaman jawaban responden mulai
menyusut dan terfokus pada 88 merek. Hasilnya, Madame Chang menjadi top of mind
pada restoran Asia yang menawarkan menu sehat dan disebut oleh 19.5% responden.
Di peringkat kedua, terdapat merek Crunchaus yang hanya disebut oleh 7.5%
responden. Hal ini menunjukkan bahwa restoran Asia sehat di Surabaya masih tidak
terlalu banyak jumlahnya dan merek Madame Chang dapat dibilang sangat menguasai
pasar ini dengan unggul secara signifikan dibandingkan pesaingnya pada market
serupa.
Berikut tabel serta penjelasan terhadap pernyataan untuk menyebutkan 3 (tiga)
lagi merek restoran Asia yang menawarkan menu sehat yang muncul di benak
responden (brand recall):
Tabel 4.3 Kesadaran Merek – Brand Recall
No. Merek Restoran N %
1 Madame Chang 76 21.9 %
2 Crucnhaus 72 20.7 %
3 Greenly 65 18.6 %
4 Loving hut 51 14.7 %
5 Sushi tei 36 10.2 %
6 X.O Suki 35 10.2 %
7 Ahimsa 32 9.3 %
8 D Natural 26 7.5 %
9 369 25 7.2 %
10 100 Degree 22 6.1 %
Tidak bisa menjawab lagi 37 10.5 %
Melalui tabel 4.3 diatas yang secara lengkap dapat dilihat pada halaman
lampiran, dapat dilihat bahwa terdapat banyak merek yang muncul di benak konsumen
saat diminta untuk menyebutkan 3 (tiga) lagi merek restoran Asia yang menawarkan
menu sehat di Surabaya. Terdapat total 88 merek berbeda yang disebutkan oleh
responden. Dari merek – merek tersebut, terdapat restoran Jepang, restoran salad,
restoran Cina, makanan rebus dan restoran vegetarian. Hal ini menunjukkan bahwa
43 Universitas Kristen Petra
konsep “restoran Asia dengan menu sehat” menghasilkan banyak persepsi jenis
restoran dalam benak responden. Terdapat 10.5% responden menjawab “tidak bisa
menjawab lagi” yang menandakan bahwa mereka hanya mampu melakukan recall
terhadap 1 (satu) atau 2 (dua) lagi saja merek restoran Asia sehat. Selain itu, Madame
Chang tetap berada di posisi teratas dan disebut oleh 21.9% responden Hal tersebut
menunjukkan bahwa walaupun Madame Chang hanya menjadi top of mind restoran
Asia sehat bagi 19.5% responden, namun 21.9% responden mampu recall merek
Madame Chang saat diminta untuk menyebutkan kembali. Hal ini sesuai dengan
konsep yang memang dibawakan oleh restoran Madame Chang dan dapat dikatakan
bahwa Madame Chang berhasil mengkomunikasikan serta menanamkan konsepnya
dengan baik dalam benak konsumen.
Berikut tabel serta penjelasan terhadap pernyataan untuk pengukuran kesadaran
merek (brand recognition):
Tabel 4.4 Kesadaran Merek – Brand Recognition
No. Brand Recognition N %
1 Dapat melengkapi logo Madame Chang 326 93.7 %
2 Tidak dapat melengkapi logo Madame Chang 22 6.3 %
Total 348 100 %
Melalui tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dapat
melengkapi jawaban dengan benar walaupun ada beberapa huruf yang dihilangkan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengenali merek Madame
Chang.
Pertanyaan terakhir terkait dimensi kesadaran merek yang ditanyakan dalam
kuesioner penelitian ini adalah, “apakah Anda pernah tahu/ mendengar merek Madame
Chang?” Bila responden menjawab “tidak” maka pengisian kuesioner berhenti,
sedangkan bila responden menjawab “iya” maka pengisian kuesioner dilanjutkan ke
pertanyaan – pertanyaan berikutnya. Tujuan dari diberikannya pernyatan tersebut
adalah untuk menguji apakah responden penelitian sadar akan keberadaan merek
Madame Chang. Salah satu bukti bahwa responden penelitian menyadari akan merek
Madame Chang adalah dengan setidaknya pernah mendengar tentang Madame Chang.
44 Universitas Kristen Petra
Pemahaman tentang kesadaran merek Madame Chang semakin diperkuat dengan
kemampuan responden untuk melengkapi logo Madame Chang yang menunjukkan
bahwa responden tidak hanya sekedar mengetahui, namun juga memperhatikan merek
Madame Chang.
4.3.2 Analisa Deskriptif Asosiasi Merek (Brand association)
Penulis mengukur asosiasi merek dari tiga sub-dimensi, yaitu:
1. Strength (Kekuatan merek)
2. Favorability (Kesukaan merek)
3. Uniqueness (Keunikan merek)
Pengukuran asosiasi merek menggunakan skala Likert dan penulis juga
mengajukan 3 (tiga) buah pertanyaan sesuai dengan dimensi asosiasi merek.
Pengukuran menggunakan skala Likert, responden diminta untuk memberikan
penilaian terhadap indikator – indikator dari asosiasi merek. Responden diminta untuk
memberikan penilaian dari 1 (sangat tidak setuju sekali) sampai dengan 7 (sangat setuju
sekali). Jawaban – jawaban dari responden kemudian dianalisa berdasarkan hasil
perhitungan mean-nya dan dikategorisasikan tinggi/ rendahnya menggunakan rentang
skala pada tabel 3.6. Penulis juga mengajukan 3 (tiga) buah pertanyaan sesuai dengan
dimensi asosiasi merek. Berikut hasil yang diperoleh untuk pengukuran skala Likert:
Tabel 4.6 Asosiasi Merek Madame Chang
No. Indikator Mean Std Dev. Kategori
1 Menyajikan makanan sehat 5.59 1.17 Diasosiasikan
2 Memiliki rasa makanan yang enak 5.46 1.16 Diasosiasikan
3 Memiliki bau restoran yang segar 5.30 1.02 Diasosiasikan
4 Menawarkan makanan dan
minuman yang sederhana
5.37 1.09 Diasosiasikan
5 Makanan dan minumannya terbuat
dari bahan natural dan segar
5.63 1.03 Diasosiasikan
Total Mean dan Std Dev. 5.44 1.08 Diasosiasikan
45 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa nilai mean tertinggi adalah terkait
pernyataan yang menyebutkan bahwa makanan dan minuman yang disajikan oleh
Madame Chang terbuat dari bahan natural dan segar. Dapat dilihat juga pernyataan
dengan nilai mean tertinggi berikutnya adalah pada pernyataan tentang Madame Chang
menyajikan makanan sehat. Kedua pernyataan tersebut pada dasarnya saling
berhubungan. Pandangan tentang makanan sehat juga dihubungkan dengan bahan
makanan yang natural dan segar. Bahan makanan yang natural dan segar akan membuat
makanan yang disajikan menjadi sehat. Meskipun memiliki nilai mean tertinggi,
pernyataan tentang makanan sehat justru memiliki nilai standar deviasi yang tinggi.
Standar deviasi dalam hal ini mencerminkan variasi jawaban dari responden yang
cukup besar. Pengertian sehat untuk setiap responden dapat berbeda satu sama lain.
Madame Chang menawarkan konsep produk makanan dan minuman yang bebas dari
penyedap rasa dan bahan kimiawi sehingga tentunya banyak responden yang
mengetahui konsep tersebut akan beranggapan bahwa makanan dan minuman yang
dijual merupakan makanan sehat. Akan tetapi Madame Chang juga menjual berbagai
produk makanan yang berminyak dan manis sehingga beberapa responden belum tentu
beranggapan bahwa produk tersebut tergolong makanan sehat. Sedangkan pernyataan
“Memiliki bau restoran yang segar” merupakan pernyataan dengan nilai mean
terendah. Hal ini menunjukkan bahwa konsep utama restoran yang ingin diajukan oleh
pemilik Madame Chang tentang restoran memiliki bau yang segar tidak dapat
ditangkap oleh responden penelitian. Dalam hal ini tidak menunjukkan bahwa restoran
Madame Chang memiliki bau tidak sedap, namun responden bisa saja tidak terlalu
memperhatikan tentang bau restoran dan hanya fokus pada makanan dan minuman
yang dijual. Analisis dapat dibuat juga berdasarkan hasil asosiasi merek.
46 Universitas Kristen Petra
Berikut hasil yang diperoleh untuk pengukuran open question :
Tabel 4.7 Asosiasi Merek Madame Chang – Open Question
Strength Favorability
No. Indikator N % No. Indikator N %
1 Sehat 234 67.2% 1 Nyaman 121 34.8 %
2 Enak 141 40.5% 2 Pentol 79 22.8 %
3 Mahal 57 16.5% 3 Bersih 72 20.7 %
4 Bersih 49 14.1% 4 Pelayanan/service baik 60 17.1 %
5 Tempat nyaman 43 12.3% 5 Sehat 56 16.2 %
6 Fresh 37 10.5% 6 Enak 54 15.6 %
7 Murah 23 6.6 % 7 Menu variatif 48 13.8 %
8 Pelayanan baik 22 6.3 % 8 Parkiran luas 26 7.5 %
9 Parkiran luas 21 6 % 9 Harga terjangkau 26 7.5 %
10 Lokasi strategis 20 5.7 % 10 Banyak dessert 25 7.2 %
Uniqueness
No. Indikator N %
1 Enak 91 72.9%
2 Menu variatif 64 54.9%
3 Menu unik 49 14.1%
4 Sehat 44 12.6%
5 Menu minuman banyak 38 10.8%
6 tempat nyaman 37 10.5%
7 Bersih 30 8.7 %
8 No MSG 29 8.4 %
9 Jual pentol sehat 26 7.5 %
10 Fresh/segar 26 7.5 %
Melalui tabel 4.6 dan 4.7 yang dapat dilihat secara lengkap pada halaman
lampiran, dapat dilihat berbagai pernyataan yang diberikan oleh para responden
mengenai kesan yang paling kuat mengenai Madame Chang dalam benak mereka.
Menurut pernyataan pemilik restoran Madame Chang, strength dari restoran Madame
Chang adalah sehat dan enak. Kemudian berdasarkan hasil kuesioner, 3 kesan yang
paling banyakdisebut adalah “sehat” oleh 67.2% responden dan “enak” oleh 40.5%
responden. Penulis menganalisabahwa kesan “sehat” banyak muncul karena Madame
Chang menjual menu dessert dan minuman dengan bahan yang didominasi buah –
buahan. Madame Chang juga sering melakukan promosi di media sosial dan memasang
wall of fame di dalam restoran yang berisi pernyataan bahwa mereka menggunakan
bahan segar, alami, sehat, tanpa MSG, tanpa bahan pengawet, bahan pewarna, pemanis
buatan, maupun bahan – bahan kimia berbahaya lainnya. Hal ini berhasil disampaikan
47 Universitas Kristen Petra
dengan baik dan menunjukkan bahwa kekuatan yang ingin dimunculkan oleh Madame
Chang dengan kesan yang dimiliki oleh sebagian besar konsumen sudah sesuai.
Kemudian, melalui tabel 4.6 dan 4.7, dapat dilihat berbagai pernyataan
responden mengenai kesukaan atau hal yang paling disukai dari Madame Chang.
Kesukaan yang ingin ditunjukkan oleh Madame Chang adalah “memiliki bau restoran
yang segar”, dimana konsumen dapat mencium dan merasakan kesegaran saat
memasuki restoran Madame Chang. Namun berdasarkan hasil yang didapatkan,
kesukaan yang paling sering muncul adalah “nyaman” yang disebut oleh 34.8%
responden. Sedangkan, selain “nyaman”, 3 kesukaan lainnya yang paling sering disebut
adalah “pentol”, “bersih/higienis” dan “service baik”. Penulis menganalisa bahwa
mayoritas responden menjawab “nyaman” karena Madame Chang memiliki tempat
yang cukup luas, didukung fasilitas parkir yang mudah, serta sistem pendinginan dan
cahaya yang cukup sehingga responden menyukai restoran ini karena faktor “nyaman”.
Penulis juga menemukan bahwa jawaban lainnya didominasi oleh penyebutan
nama menu makanan oleh responden dan tidak ada 1 (satu) pun responden yang
menjawab secara spesifik bahwa kesukaannya pada Madame Chang adalah “memiliki
bau restoran yang segar”.
Hal ini menggambarkan bahwa walaupun hal yang ingin ditunjukkan oleh
Madame Chang belum tercapai, namun para responden memiliki banyak kesukaan
lainnya yang dirasakan terhadap merek Madame Chang dan kesukaan ini harus dijaga
serta dipertahankan oleh Madame Chang untuk kepuasan konsumennya.
Melalui tabel 4.6 dan 4.7 yang dapat dilihat secara lengkap pada halaman
lampiran, dapat dilihat berbagai pernyataan responden saat ditanya mengenai keunikan
Madame Chang dibandingkan restoran sehat lainnya yang muncul di benak mereka.
Keunikan yang ingin ditunjukkan oleh restoran Madame Chang adalah “makanan dan
minuman yang sederhana” karena menu – menu di Madame Chang berkonsep menu
rumahan dan “ terbuat dari bahan natural dan segar”. Sementara itu berdasarkan hasil
kuesioner, pernyataan yang paling banyak muncul adalah “enak” yang disebut oleh
24.3% responden dan “menu bervariasi” oleh 18.3% responden. Penulis menganalisa
bahwa mayoritas responden menjawab “enak” dan “menu bervariasi” karena apabila
48 Universitas Kristen Petra
dibandingkan dengan restoran sehat lainnya seperti restoran vegetarian, rasa Madame
Chang masih termasuk lebih enak, tidak hanya menjual salad atau sayuran, dan pilihan
menunya cukup beragam seperti pentol, asinan, spring roll serta dessert. Sedangkan
tidak ada responden yang menyebut “sederhana” dan hanya 2.5% responden yang
menjawab “natural/segar”. Hal ini menunjukkan bahwa keunikan utama yang
ditangkap oleh konsumen mengenai merek Madame Chang terletak pada rasa dan
keunggulan produknya, bukan dari bahan – bahan atau konsepnya.
Berdasarkan hasil data tersebut, dapat diketahui kesan sederhana dan
natural/segar tidak mendominasi benak para konsumen sebagai keunikan restoran
Madame Chang. Kesan yang tertanam pada benak para konsumen adalah makanan
yang enak. Maka gambaran menu restoran Madame Chang adalah makanan yang enak
namun tetap sehat. Selain kesan makanan yang enak, konsumen memberikan persepsi
bahwa makanan di restoran Madame Chang menunya unik dan bervariasi.
4.3.3 Analisa Statistik Deskriptif Persepsi Kualitas (Perceived Quality)
Dalam penulis mengukur persepsi kualitas responden menggunakan 5 (lima)
dimensi kualitas layanan dan 3 (tiga) dimensi kualitas produk
Dimensi kualitas jasa yaitu:
1. Bentuk fisik (tangible)
2. Ketanggapan (responsiveness)
3. Keterandalan (reliability)
4. Jaminan (assurance)
5. Empati (empathy)
Dimensi kualitas produk yaitu:
1. Performance
2. Feature
3. Aesthetic design
49 Universitas Kristen Petra
Penulis menggunakan indikator yang penilaiannya diukur dengan skala Likert
dengan penilian dari 1 (sangat tidak setuju sekali) sampai dengan 7 (sangat setuju
sekali). Jawaban – jawaban dari responden kemudian dianalisa berdasarkan hasil
perhitungan mean-nya dan dikategorisasikan tinggi/ rendahnya menggunakan rentang
skala pada tabel 3.6. Berikut hasil yang didapatkan oleh penulis terkait persepsi kualitas
Madame Chang:
Tabel 4.8 Persepsi Kualitas
No. Indikator Mean Std
Dev.
Kategori
1 Rasa makanan dan minuman enak 5.58 1.06 Baik
2 Penyajian makanan dan minuman menarik 5.20 1.20 Baik
3 Porsi yang diberikan sesuai dengan menu 5.65 0.97 Baik
4 Kualitas makanan/minuman konsisten dari
waktu ke waktu
5.77 0.98 Baik
5 Pelayanan sesuai dengan waktu yang
dijanjikan
5.64 0.89 Baik
6 Makanan dan minuman yang disajikan
karyawan sesuai dengan yang Anda pesan
6.20 0.82 Sangat
baik
7 Karyawan memberikan bill dengan akurat 6.24 0.78 Sangat
baik
8 Karyawan menyediakan pelayanan dengan
cepat walaupun dalam kondisi ramai
5.27 0.94 Baik
9 Karyawan mampu memberi informasi
tentang menu dengan akurat
5.81 0.77 Baik
10 Karyawan mampu memberi pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan saya
5.69 0.91 Baik
11 Design interior menarik 5.70 1.01 Baik
12 Tampilan bangunan luar dan area parkir
menarik
5.85 0.93 Sangat
baik
50 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.8 Persepsi Kualitas (sambungan)
No. Indikator Mean Std
Dev.
Kategori
13 Tampilan buku menu menarik 5.73 0.89 Baik
14 Tampilan buku menu sesuai dengan konsep
healthy & natural (sehat & natural)
5.90 0.91 Sangat
baik
15 Area makan bersih 6.04 0.85 Sangat
baik
16 Fasilitas yang tersedia memadai (area
parkir,toilet, musik)
6.10 0.84 Sangat
baik
Total Mean dan Std Dev. 5.77 1.1 Baik
Melalui tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa Madame Chang memiliki kesan
sebagai restoran Asia yang dapat diandalkan konsumen, terutama dalam hal
memberikan bill dengan akurat dengan rata – rata nilai sebesar 6.24. Hal ini diperkuat
juga ketika penulis membandingkan nilai rata – rata dari ke 6 sub dimensi, dimana sub
dimensi reliability memiliki nilai mean tertinggi sehingga menunjukkan bahwa
karyawan mampu memberikan pelayanan yang dapat diandalkan dan akurat oleh
konsumen.
Sedangkan poin pernyataan yang memiliki nilai mean terendah berada pada sub
dimensi aesthetic design yaitu “penyajian makanan dan minuman menarik” dengan
nilai mean sebesar 5.20 dan masih termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai dengan
pengamatan penulis bahwa restoran Madame Chang memang tidak menonjolkan
secara khusus penyajian makanan dan minumannya, namun lebih berfokus pada
konsep sehat, homemade dan sederhana.
4.3.4 Analisa Statistik Deskriptif Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Sama halnya dengan persepsi kualitas, loyalitas merek diteliti dari sudut
pandang konsumen saja, karena loyalitas merupakan tahap lanjut yang terjadi apabila
seseorang merasa puas terhadap kualitas produk/ jasa tertentu. Untuk menilai loyalitas
konsumen, penulis mengajukan pertanyaan – pertanyaan menggunakan skala Likert
dengan penilian dari 1 (sangat tidak setuju sekali) sampai dengan 7 (sangat setuju
sekali). Dalam penelitian ini penulis membagi loyalitas merek menjadi 2 (dua)
51 Universitas Kristen Petra
tingkatan, yaitu likers dan commited buyers. Berikut hasil yang diperoleh penulis
terkait loyalitas merek:
Tabel 4.9 Loyalitas Merek
No. Indikator Mean Std Dev. Kategori
1 Adanya kepuasan di tiap kedatangan 5.42 0.99 Tinggi
2 Madame Chang menjadi pilihan pertama
dibandingkan restoran Asia lainnya
4.58 1.25 Sedang
3 Bersedia datang kembali ke Madame Chang 5.68 0.98 Tinggi
4 Bersedia mengajak orang lain ke Madame
Chang
5.55 1.08 Tinggi
5 Bersedia merekomendasikan Madame
Chang ke orang lain
5.42 1.06 Tinggi
6 Tidak akan berpindah ke restoran Asia
lainnya walaupun ada promosi menarik
4.13 1.35 Sedang
Total Mean dan Std Dev. 5.09 1.12 Tinggi
Melalui tabel 4.9 dapat dilihat bahwa rata – rata nilai indikator loyalitas merek
Madame Chang di tingkatan committed buyers berada pada nilai yang tinggi. Rata –
rata nilai paling tinggi berada pada pernyataan “bersedia datang kembali ke Madame
Chang”. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan konsumen merasa puas, memiliki
loyalitas, dan bersedia melakukan pembelian ulang di restoran Madame Chang.
Sedangkan pernyataan yang nilai rata – ratanya paling rendah adalah “tidak akan
berpindah ke restoran Asia lainnya walaupun ada promosi menarik” dengan nilai 4.13
dan hanya masuk pada kategori sedang. Menurut pengamatan penulis, hal ini dapat
disebabkan karena masyarakat Surabaya memiliki banyak preferensi restoran Asia
yang mereka sukai. Ketika ada promosi menarik, konsumen akan lebih mudah untuk
mencoba atau berpindah ke restoran tersebut. Selain itu, hingga sekarang Madame
Chang juga diketahui belum memiliki program apapun seperti program membership
dan belum pernah mengadakan promo diskon.
52 Universitas Kristen Petra
4.3.5 Analisa Statistik Deskriptif Makanan/Minuman Kesukaan
Berikut hasil yang diperoleh penulis dalam penelitian terkait
makanan/minuman kesukaan responden:
Tabel 4.10 Makanan/Minuman favorit
No. Indikator N %
1 Pentol 57 16.4 %
2 Yummy soursop 24 6.9 %
3 Barley 21 6.0 %
4 Kahlua coffee pudding 16 4.6 %
5 J rice 15 4.3 %
6 Es puter 13 3.7 %
7 Thai tea 12 3.4 %
8 MC rice 12 3.4 %
9 Coconut pudding 11 3.2 %
10 Kimchi noodle 11 3.2 %
Berdasarkan tabel 4.10, dapat dilihat menu makanan dan minuman yang paling
banyak disebut oleh responden. Pada posisi teratas, terdapat menu “pentol” yang
disebut oleh 27.7% responden. Menu ini unggul jauh diatas peringkat kedua yaitu
“yummy soursop” yang hanya disebut oleh 5.3% responden. Pentol menjadi menu yang
sangat popular karena menu ini termasuk snack yang ringan, penyajiannya unik dan
Madame Chang sering memasang video iklan mengenai pentol ini pada TV di dalam
restoran serta melakukan upload di media sosial. Selain itu secara total, terdapat 44
menu yang disebutkan oleh responden dan hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan
responden terhadap menu Madame Chang cukup baik dan beragam.
4.3.6 Kritik dan Saran Responden
Dari 348 responden, terdapat 324 responden yang menuliskan kritik dan saran
untuk pihak Madame Chang. Berikut 10 kritik dan saran yang paling sering muncul
dari responden:
53 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.11 Kritik dan Saran Responden
No. Indikator N %
1 lebih diperbanyak varian menu 89 25.6 %
2 sudah bagus, pertahankan 52 14.9 %
3 Adakan promo 40 11.5 %
4 Buka cabang baru di timur/pusat 23 6.6 %
5 tempat diperbesar 19 5.5 %
6 Harga terlalu tinggi 15 4.3 %
7 Buka cabang di dalam mall 11 3.2 %
8 Buat menu untuk anak-anak 7 2.0 %
9 Pelayanan dipercepat 6 1.7 %
10 Buat ruangan VIP 5 1.4 %
Dari tabel 4.11, dapat dilihat bahwa saran dan kritik didominasi “lebih
diperbanyak varian menunya” yang ditulis oleh 25.6% responden. Melalui saran ini,
dapat dilihat bahwa responden masih tertarik dengan restoran Madame Chang dan
berharap Madame Chang mengeluarkan varian menu baru.
Kemudian saran dan kritik lain yang juga sering disebut adalah “harga terlalu
mahal”, “buka cabang baru”, “sudah bagus, pertahankan”, “adakan promo”, dan
“tempat diperbesar”. Dari saran dan kritik “harga terlalu mahal” serta “adakan promo”,
dapat dilihat bahwa sebagian responden merasa harga yang ditawarkan Madame Chang
terlalu tinggi dan mereka berharap adanya promo.
Sedangkan dari saran dan kritik “buka cabang baru”, “sudah bagus,
pertahankan”, dan “tempat diperbesar”, hal ini menunjukkan kepuasan serta minat
responden terhadap perkembangan dan perbesaran usaha Madame Chang untuk masa
yang akan datang.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Kesadaran Merek (Brand awareness)
Kesadaran merek merupakan salah satu dimensi yang menentukan nilai suatu
ekuitas merek. Kesadaran merek dapat mempengaruhi persepsi konsumen karena
konsumen lebih suka membeli sebuah produk dengan merek yang telah dikenalnya
(Aaker, 2008). Kesadaran merek dapat menjadi kekuatan bagi Madame Chang
54 Universitas Kristen Petra
bertahan dalam pesatnya persaingan bisnis kuliner restoran di Surabaya. Dalam buku
“The Power of Brand” yang ditulis oleh Rangkuti (2009, p. 40), terdapat 4 (empat)
tingkatan kesadaran merek yaitu unaware of brand, brand recognition, brand recall,
dan top of mind.
Dalam penelitian ini, diperoleh tingkat kesadaran merek restoran Asia
berdasarkan 10 restoran yang menjadi top of mind bagi para responden. Ketika
responden diminta untuk menyebutkan satu restoran Asia yang pertama kali muncul di
benak mereka, terdapat lebih dari 100 restoran berbeda yang muncul sebagai jawaban
dan Madame Chang tidak masuk ke dalam 10 peringkat pertama. Sushi tei merupakan
top of mind restoran Asia bagi 6.3% responden dan hanya 1.43% responden yang
menyebut merek Madame Chang. Sedangkan, saat diminta untuk menyebutkan
restoran Asia sehat di Surabaya yang pertama kali muncul di benak mereka, terdapat
88 restoran berbeda yang disebutkan oleh responden dan Madame Chang menjadi top
of mind dengan 19.5% responden yang menyebutnya. Pada peringkat kedua terdapat
merek Crunchaus yang disebut oleh 7.5% responden. Menurut analisa penulis, hal ini
menunjukkan bahwa restoran Asia di Surabaya jumlahnya sangat banyak dan memiliki
penggemarnya masing – masing, sehingga jawaban yang didapat menjadi sangat
bevariasi dan tidak ada yang benar – benar mendominasi. Sedangkan, restoran Asia
yang menawarkan menu sehat di Surabaya belum terlalu banyak sehingga variasi
jawaban dari responden menjadi lebih sedikit dan dapat terlihat bahwa Madame Chang
sangat unggul mendominasi pasar ini dibanding para pesaingnya.
Pada tingkatan brand recall, responden diminta untuk menyebutkan 3 (tiga) lagi
merek restoran Asia yang menawarkan menu sehat. Hasilnya adalah Madame Chang
menduduki posisi teratas dan disebut oleh 21.9% responden. Pada peringkat kelima,
terdapat jawaban “tidak tahu lagi” yang disebut oleh 10.5% responden. Dari hasil ini,
penulis menganalisa restoran Asia sehat di Surabaya masih belum terlalu banyak di
benak konsumen dan tetap didominasi oleh merek Madame Chang.
55 Universitas Kristen Petra
Dari tingkatan brand recognition, 96.5% dari 348 jawaban responden yang
valid mampu melengkapi logo Madame Chang dengan benar. Hal ini sangat baik dan
menunjukkan bahwa merek Madame Chang dapat dikenali dan sudah cukup melekat
dalam benak para konsumennya.
4.4.2 Asosiasi Merek (Brand association)
Asosiasi merek adalah segala sesuatu yang berkaitan secara langsung maupun
tidak langsung dengan ingatan konsumen terhadap suatu merek (Aaker, 2008).
Asosiasi merek yang bagus dapat meyakinkan konsumen untuk membeli suatu merek
dengan mempengaruhi minat beli mereka, dan juga dapat mengurangi keinginan
konsumen untuk mencoba merek lain. Dimensi asosiasi merek dibagi menjadi 3 (tiga)
yaitu strength, favorability dan uniqueness.
Menurut pernyataan pemilik restoran Madame Chang, strength dari restoran
Madame Chang adalah sehat dan enak. Kemudian berdasarkan hasil kuesioner, 3 kesan
yang paling banyak disebut adalah “sehat” oleh 67.2% responden, “enak” oleh 40.5%
responden dan “mahal” oleh 16.5% responden. Berdasarkan analisa penulis, hasil ini
menunjukkan bahwa kekuatan yang ingin dimunculkan oleh Madame Chang dengan
kesan yang dimiliki oleh sebagian besar konsumen sudah sesuai. Namun, kesan pada
posisi teratas ketiga yaitu “mahal” juga perlu dipertimbangkan dan dapat dievaluasi
sebagai masukan yang berguna bagi restoran Madame Chang di masa yang akan
datang.
Dari dimensi favorability, penulis meminta responden untuk menyebutkan hal
yang disukai dari restoran Madame Chang. Kesukaan yang ingin ditunjukkan oleh
Madame Chang adalah “memiliki bau restoran yang segar”. Pada hasilnya, peringkat
teratas ditempati oleh pernyataan “nyaman” oleh 33.8% responden, “pentol” oleh
22.8% responden dan “bersih” oleh 20.7% responden. Menurut analisa penulis,
walaupun tidak ada 1 (satu) orang pun yang secara spesifik menyebutkan “bau restoran
yang segar” sesuai target Madame Chang, namun hasil ini dapat memberikan gambaran
mengenai faktor yang benar – benar disukai oleh para responden. Hal tersebut adalah
56 Universitas Kristen Petra
tempat atau suasana restoran Madame Chang yang dianggap nyaman, pentol yang
memang merupakan menu popular dan favorit, serta kebersihan atau higienitas dalam
restoran Madame Chang. Hasil dimensi favorability ini juga dapat menjadi alat ukur
dan evaluasi terhadap merek Madame Chang. Dari hasil observasi yang dilakukan
penulis didapati bahwa pada dasarnya restoran Madame Chang memang tidak memiliki
aroma yang khas. Juga tidak terdapat bau tidak sedap, namun juga tidak ada bau segar
seperti yang diinginkan oleh pemilik.
Kemudian pada dimensi uniqueness, penulis meminta responden untuk
menyebutkan 3 (tiga) keunikan Madame Chang dibandingkan restoran sehat lainnya.
Peringkat teratas ditempati oleh pernyataan “enak” oleh 72.9% responden, “menu
bervariasi” oleh 54.9% responden dan “menu unik” oleh 14.1% responden.
Menurut analisa penulis, hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
menganggap bahwa Madame Chang unik karena merupakan restoran Asia dengan
menu sehat namun tetap memiliki rasa makanan yang enak serta menu yang bervariasi
dan tidak hanya sayur. Keunikan inilah yang harus dipertahankan dan dikembangkan
oleh Madame Chang untuk menghadapi persaingan pada industri restoran di Surabaya.
Chi et al, (2009), mengidentifikasi bahwa asosiasi merek akan mempengaruhi
persepsi kualitas dan menentukan naik atau turunnya loyalitas konsumen terhadap
merek tersebut. Melalui penelitian ini mengenai brand association merek Madame
Chang yang diukur dari 3 dimensi yaitu strength, favorability dan uniqueness,
didapatkan hasil yang positif dari responden dan hal ini harus dipertahankan. Hanya
ada 1 (satu) kesan yang harus diperhatikan dan dievaluasi yaitu “mahal”. Kesan ini juga
disebut 4.3% responden pada bagian kritik dan saran. Namun menurut analisa penulis,
kesan “mahal” dapat diatasi dengan meningkatkan value for money dalam produk, jasa
dan fasilitas yang ditawarkan Madame Chang (Keller, 2013, p.195). Untuk produk,
Madame Chang dapat membuat set menu yang lebih hemat dan berisi menu lengkap
mulai dari appetizer hingga dessert. Sedangkan untuk jasa, Madame Chang dapat
meningkatkan kualitas pelayanan serta menambah value melalui peningkatan fasilitas.
57 Universitas Kristen Petra
Contohnya adalah membuat VIP room atau meeting room dan memperbesar kapasitas
restoran yang juga banyak muncul pada bagian kritik dan saran reponden.
4.4.3 Persepsi kualitas (Perceived quality)
Persepsi kualitas merupakan perasaan konsumen secara keseluruhan terhadap
suatu produk atau jasa. Menurut Olshavsky (1985), persepsi kualitas dipengaruhi oleh
evaluasi internal dan eksternal konsumen terhadap suatu produk. Hal ini akan
membentuk persepsi konsumen secara keseluruhan terhadap suatu produk atau jasa di
benak konsumen. Persepsi kualitas dapat diukur dari sisi produk dan jasa. Menurut
Aaker (2008), persepsi kualitas produk memiliki 6 dimensi, yaitu performance, feature,
conformance to specifications, customer support, process quality dan aesthetic design.
Sedangkan, menurut Zeithaml, Bitner, dan Dwayne (2010), persepsi kualitas jasa
terbagi menjadi 5 dimensi yaitu reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan
tangibles.
Berdasarkan hasil analisa pada dimensi persepsi kualitas, dapat dilihat bahwa
rata – rata tanggapan responden mengenai kualitas Madame Chang adalah baik dengan
nilai mean total sebesar 5,77. Dari setiap dimensi, dimensi reliability memiliki nilai
mean tertinggi sehingga menunjukkan bahwa konsumen menilai karyawan Madame
Chang mampu memberikan pelayanan yang dapat diandalkan dan akurat. Sedangkan
nilai mean terendah terdapat pada dimensi aesthetic design, dalam pernyataan
“penyajian makanan dan minuman menarik”. Berdasarkan observasi penulis, penyajian
makanan dan minuman di restoran Madame Chang termasuk biasa saja, seperti yang
dapat dilihat pada gambar 4.5 dan 4.6. Madame Chang lebih menekankan kepada
konsep family restaurant yang sehat dan sederhana.
Melihat hasil pembahasan di atas yang dapat dikatakan bahwa persepsi kualitas
dan asosiasi merek yang dimiliki oleh restoran Madame Chang tergolong baik, maka
hasil penelitian yang didapat ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Octaviani, C. dan Iskandar, S. (2018) yang menyebutkan bahwa persepsi kualitas
berdampak pada asosiasi merek.
58 Universitas Kristen Petra
4.4.4 Loyalitas Merek (Brand loyalty)
Loyalitas merupakan tahap lanjut yang terjadi apabila seseorang merasa puas
terhadap kualitas produk atau jasa tertentu. Loyalitas merek terbagi atas 2 (dua)
tingkatan, yaitu likers dan commited buyers. Berdasarkan hasil kuesioner, tingkat rata
- rata loyalitas merek responden pada tingkatan likers dan committed buyers terhadap
Madame Chang masuk ke dalam kategori tinggi. Nilai mean tertinggi terdapat pada
pernyataan “bersedia datang kembali ke Madame Chang” sebesar 5.68 dan nilai mean
terendah terdapat pada pernyataan “Tidak akan berpindah ke restoran Asia lainnya
walaupun ada promosi menarik” sebesar 4.13. Nilai mean terendah ini masuk ke dalam
kategori sedang. Menurut analisa penulis, hal ini menunjukkan bahwa secara
keseluruhan, loyalitas merek Madame Chang sudah baik. Namun, perlu diperhatikan
juga karakteristik konsumen yang masih sangat menyukai promosi dan diskon serta
dicarikan solusi yang mampu menarik minat konsumen.
Menurut Ukpebor dan Ipogah (2008), membangun brand loyalty adalah
pekerjaan yang susah dan hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lokasi, promo
diskon, iklan dan sebagainya ketika konsumen dihadapkan pada beberapa pilihan
restoran dan brand loyalty juga dapat menunjukkan persepsi konsumen terhadap suatu
merek. Apabila konsumen memiliki pengalaman yang memuaskan, mereka dapat
mengunjungi restoran kembali dan merekomendasikannya kepada orang lain. Melalui
penelitian ini, didapatkan hasil bahwa kepuasan responden terhadap Madame Chang
masuk dalam kategori tinggi dan mereka bersedia berkunjung kembali ke Madame
Chang. Namun, harus diperhatikan juga dalam pernyataan “tidak akan berpindah ke
restoran lainnya walaupun ada promosi menarik” mendapat nilai rata – rata sedang dan
menunjukkan bahwa faktor promo diskon masih menjadi hal yang berpengaruh kuat
dalam persaingan industri restoran memperebutkan konsumennya. Hal ini dapat
disebabkan karena price sensitivity (sensitivitas harga). Sensitivitas harga mengacu
pada perubahan permintaan konsumen akibat kenaikan atau penurunan dari harga
(Low, et al, 2013).