4. bab ii.pdf

33
8 BAB II PENGALAMAN KERJA PRAKTIK 2.1 Gambaran Umum BPJS Kesehatan 2.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya BPJS Kesehatan Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut  jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua  jenis perawatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi, yaitu rawat inap (in-patient treatment) dan rawat jalan (out-patient treatment ). Produk asuransi kesehatan diselenggarakan baik oleh perusahaan asuransi sosial, perusahaan asuransi jiwa, maupun juga perusahaan asuransi umum. Di Indonesia, PT Askes Indonesia merupakan salah satu perusahaan asuransi sosial yang menyelenggarakan asuransi kesehatan kepada para anggotanya yang utamanya merupakan para pegawai negeri baik sipil maupun non-sipil. Anak-anak mereka juga dijamin sampai dengan usia 21 tahun. Para pensiunan beserta istri ataupun suami juga dijamin seumur hidup. PT Askes (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan  pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya. Sejarah singkat penyelenggaraan program Asuransi Kesehatan sebagai berikut :

Upload: sayuti-nurdin

Post on 02-Jun-2018

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 1/33

8

BAB II

PENGALAMAN KERJA PRAKTIK

2.1  Gambaran Umum BPJS Kesehatan

2.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya BPJS Kesehatan

Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi  yang secara

khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut

 jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua

 jenis perawatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi, yaitu rawat

inap (in-patient treatment) dan rawat jalan (out-patient treatment ).

Produk asuransi kesehatan diselenggarakan baik oleh perusahaan asuransi

sosial, perusahaan asuransi jiwa, maupun juga perusahaan asuransi umum. Di

Indonesia, PT Askes Indonesia merupakan salah satu perusahaan asuransi sosial

yang menyelenggarakan asuransi kesehatan kepada para anggotanya yang

utamanya merupakan para pegawai negeri baik sipil maupun non-sipil. Anak-anak

mereka juga dijamin sampai dengan usia 21 tahun. Para pensiunan beserta istri

ataupun suami juga dijamin seumur hidup.

PT Askes (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang

ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan

 pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan

TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan

Usaha lainnya. Sejarah singkat penyelenggaraan program Asuransi Kesehatan

sebagai berikut :

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 2/33

9

a. Tahun 1968

Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang secara jelas mengatur

 pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun (PNS dan

ABRI) beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 230

Tahun 1968. Menteri Kesehatan membentuk Badan Khusus di lingkungan

Departemen Kesehatan RI yaitu Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan

Kesehatan (BPDPK), dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu (Prof. Dr.

G.A. Siwabessy) dinyatakan sebagai cikal-bakal Asuransi Kesehatan Nasional.

 b. Tahun 1984

Untuk lebih meningkatkan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi

 peserta dan agar dapat dikelola secara profesional, Pemerintah menerbitkan

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984 tentang Pemeliharaan Kesehatan

 bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun (PNS, ABRI dan Pejabat Negara)

 beserta anggota keluarganya. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun

1984, status badan penyelenggara diubah menjadi Perusahaan Umum Husada

Bhakti.

c. Tahun 1991

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991, kepesertaan

 program jaminan pemeliharaan kesehatan yang dikelola Perum Husada Bhakti

ditambah dengan Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya.

Disamping itu, perusahaan diijinkan memperluas jangkauan kepesertaannya ke

 badan usaha dan badan lainnya sebagai peserta sukarela.

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 3/33

10

d. Tahun 1992

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 status Perum

diubah menjadi Perusahaan Perseroan (PT Persero) dengan pertimbangan

fleksibilitas pengelolaan keuangan, kontribusi kepada Pemerintah dapat

dinegosiasi untuk kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen lebih

mandiri.

e. Tahun 2005

PT. Askes (Persero) diberi tugas oleh Pemerintah melalui Departemen

Kesehatan RI, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1241/MENKES/SK/XI/2004 dan Nomor 56/MENKES/SK/I/2005, sebagai

Penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin

(PJKMM/ASKESKIN).

Dasar penyelenggaraan:

a)  UUD 1945.

 b)  UU No. 23/1992 tentang Kesehatan.

c)  UU No.40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

d)  Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1241/MENKES/SK/XI/2004 dan

 Nomor 56/MENKES/SK/I/2005.

Prinsip penyelenggaraan Mengacu pada:

a) 

Diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia dengan azas gotong

royong sehingga terjadi subsidi silang.

 b)  Mengacu pada prinsip asuransi kesehatan sosial.

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 4/33

11

c) 

Pelayanan kesehatan dengan prinsip managed care dilaksanakan secara

terstruktur dan berjenjang.

d)  Program diselenggarakan dengan prinsip nirlaba.

e)  Menjamin adanya protabilitas dan ekuitas dalam pelayanan kepada

 peserta.

f)  Adanya akuntabilitas dan transparansi yang terjamin dengan

mengutamakan prinsip kehati-hatian, efisiensi dan efektifitas.

f. Tahun 2014

Mulai tanggal 1 Januari 2014, PT Askes Indonesia (Persero) berubah nama

menjadi BPJS Kesehatan  sesuai dengan Undang-Undang No. 24 tahun 2011

tentang BPJS.

2.1.2 Landasan Hukum Terbentuknya BPJS Kesehatan 

Dasar hukum transformasi Askes menjadi BPJS Kesehatan ialah:

1.  Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

 Nasional.

2. 

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial.

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional, menjelaskan bahwa Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu

tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan

 penyelenggaraan jaminan sosial. Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan

 berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat, dan asas keadilan sosial bagi seluruh

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 5/33

12

rakyat Indonesia. Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan

 jaminan terpenuhinya dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota

keluarganya.

Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsip:

a.  Kegotong-royongan

Gotong-royong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam

hidup bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam

kebudayaan kita. Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang

mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat

membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat

membantu yang sakit. Hal ini terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat

wajib untuk seluruh penduduk, tanpa pandang bulu. Dengan demikian,

melalui prinsip gotong royong jaminan sosial dapat menumbuhkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 b.   Nirlaba

Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba ( for profit oriented ).

Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya

kepentingan peserta. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah dana

amanat, sehingga hasil pengembangannya, akan di manfaatkan sebesar-

 besarnya untuk kepentingan peserta.

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 6/33

13

c. 

Prinsip Keterbukaan, Kehati-hatian dan Akuntabilitas

Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan

dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.

d.  Portabilitas

Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan

 jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah

 pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

e.  Kepesertaan Bersifat Wajib

Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta

sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi

seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan

ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program.

Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan

itu sektor informal dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada

akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dapat mencakup seluruh

rakyat.

f. 

Dana amanat

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada

 badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka

mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

g.  Hasil Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan

 program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.pengelolaan Dana.

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 7/33

14

Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial, menjelaskan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk

menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS bertujuan untuk mewujudkan

terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang

layak bagi setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya.

BPJS menyelenggarakan sistem jaminan sosial nasional berdasarkan asas :

a)  kemanusiaan;

 b)  manfaat; dan

c) 

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011, BPJS akan

menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia yaitu

lembaga asuransi jaminan kesehatan PT Askes  dan lembaga jaminan sosial

ketenaga kerjaan PT Jamsostek . Transformasi PT Askes dan PT Jamsostek

menjadi BPJS dilakukan secara bertahap. Pada awal 2014, PT Askes akan

menjadi BPJS Kesehatan, selanjutnya pada 2015 giliran PT Jamsostek menjadi

BPJS Ketenagakerjaan.

Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam di

Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS. Ini sesuai

 pasal 14 UU BPJS. Setiap perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai

anggota BPJS. Sedangkan orang atau keluarga yang tidak bekerja pada

 perusahaan wajib mendaftarkan diri dan anggota keluarganya pada BPJS. Setiap

 peserta BPJS akan ditarik iuran yang besarnya ditentukan kemudian. Sedangkan

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 8/33

15

 bagi warga miskin, iuran BPJS ditanggung pemerintah melalui program Bantuan

Iuran.

Menjadi peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di sektor formal,

namun juga pekerja informal. Pekerja informal juga wajib menjadi anggota BPJS

Kesehatan. Para pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan membayar iuran sesuai

dengan tingkatan manfaat yang diinginkan.

Jaminan kesehatan secara universal diharapkan bisa dimulai secara

 bertahap pada 2014 dan pada 2019, diharapkan seluruh warga Indonesia sudah

memiliki jaminan kesehatan tersebut. Menteri Kesehatan  Nafsiah Mboi 

menyatakan BPJS Kesehatan akan diupayakan untuk menanggung segala jenis

 penyakit namun dengan melakukan upaya efisiensi.

Kementerian Sosial mengklaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan yang berlaku pada awal 2014 akan menjadi program jaminan

sosial terbaik dan terbesar di Asia. Namun pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial

 Nasional  oleh BPJS pada 2014 diperkirakan terkendala persiapan dan

infrastruktur. Misalnya, jumlah kamar rumah sakit kelas III yang masih kurang

123 ribu unit. Jumlah kamar rumah sakit kelas III saat ini tidak bisa menampung

29 juta orang miskin. Kalangan DPR menilai BPJS Kesehatan belum siap

 beroperasi pada 2014 mendatang.

2.1.3 Transformasi Askes menjadi BPJS Kesehatan 

UU SJSN dan UU BPJS memberi arti kata ‘transformasi’ sebagai

 perubahan bentuk BUMN Persero yang menyelenggarakan program jaminan

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 9/33

16

sosial, menjadi BPJS. Perubahan bentuk bermakna perubahan karakteristik badan

 penyelenggara jaminan sosial sebagai penyesuaian atas perubahan filosofi

 penyelenggaraan program jaminan sosial. Perubahan karakteristik berarti

 perubahan bentuk badan hukum yang mencakup pendirian, ruang lingkup kerja

dan kewenangan badan yang selanjutnya diikuti dengan perubahan struktur

organisasi, prosedur kerja dan budaya organisasi.

Transformasi menjadi kosakata penting sejak tujuh tahun terakhir di

Indonesia, tepatnya sejak diundangkannya UU SJSN pada 19 Oktober 2004.

Transformasi akan menghadirkan identitas baru dalam penyelenggaraan program

 jaminan sosial di Indonesia.

Perintah transformasi kelembagaan badan penyelenggara jaminan sosial

diatur dalam UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU

SJSN). Penjelasan Umum alinea kesepuluh UU SJSN menjelaskan bahwa, Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang dibentuk oleh UU SJSN adalah

transformasi dari badan penyelenggara jaminan sosial yang tengah berjalan dan

dimungkinkan membentuk badan penyelenggara baru.

Transformasi badan penyelenggara diatur lebih rinci dalam UU No. 24

tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS). UU BPJS

adalah pelaksanaan Putusan Mahkamah Konstitusi atas Perkara No. 007/PUU-

III/2005.

Penjelasan Umum UU BPJS alinea keempat mengemukakan bahwa UU

BPJS merupakan pelaksanaan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 UU SJSN pasca

Putusan Mahkamah Konstitusi. Kedua pasal ini mengamanatkan pembentukan

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 10/33

17

BPJS dan transformasi kelembagaan PT ASKES (Persero), PT ASABRI

(Persero), PT JAMSOSTEK (Persero) dan PT TASPEN (Persero) menjadi BPJS.

Transformasi kelembagaan diikuti adanya pengalihan peserta, program, aset dan

liabilitas, serta hak dan kewajiban.

Dengan telah disahkan dan diundangkannya UU No. 24 Tahun 2011

tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS), pada tanggal 25

 November 2011, maka PT Askes (Persero) ditranformasi menjadi BPJS

Kesehatan. Transformasi tersebut meliputi perubahan sifat, organ dan prinsip

 pengelolaan, atau dengan kata lain berkaitan dengan perubahan stuktur dan

 budaya organisasi.

UU BPJS menentukan bahwa PT Askes (Persero) dinyatakan bubar tanpa

likuidasi pada saat mulai beroperasinya BPJS Kesehatan pada tanggal 1 Januari

2014. Tranformasi PT Askes (Persero) menjadi badan hukum publik BPJS

Kesehatan diantarkan oleh Dewan Komisaris dan Direksi PT Askes (Persero)

sampai dengan mulai beroperasinya BPJS Kesehatan.

Masa persiapan transformasi PT ASKES (Persero) menjadi BPJS

Kesehatan adalah selama dua tahun terhitung mulai 25 November 2011 sampai

dengan 31 Desember 2013. Dalam masa persiapan, Dewan Komisaris dan

Direksi PT Askes (Persero) ditugasi untuk menyiapkan operasional BPJS

Kesehatan, serta menyiapkan pengalihan asset dan liabilitas, pegawai serta hak

dan kewajiban PT Askes (Persero) ke BPJS Kesehatan.

Penyiapan operasional BPJS Kesehatan mencakup:

1.   penyusunan sistem dan prosedur operasional BPJS Kesehatan.

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 11/33

18

2. 

sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan.

3. 

 penentuan program jaminan kesehatan yang sesuai dengan UU SJSN.

4.  koordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk mengalihkan

 penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

5.  kordinasi dengan KemHan,TNI dan POLRI untuk mengalihkan

 penyelenggaraan program pelayanan kesehatan bagi anggota TNI/POLRI dan

PNS di lingkungan KemHan,TNI/POLRI; dan

6.  koordinasi dengan PT Jamsostek (Persero) untuk mengalihkan

 penyelenggaraan program jaminan pemeliharaan kesehatan Jamsostek.

Penyiapan pengalihan asset dan liabilitas, pegawai serta hak dan kewajiban

PT Askes (Persero) ke BPJS Kesehatan, mencakup penunjukan kantor akuntan

 publik untuk melakukan audit atas:

1. 

laporan keuangan penutup PT Askes(Persero),

2.  laporan posisi keuangan pembukaan BPJS Kes,

3.  laporan posisi keuangan pembukaan dana jaminan kesehatan.

Pada saat BPJS Kesehatan mulai beroperasi pada 1 Januari 2014, PT

Askes (Persero) dinyatakan bubar tanpa likuidasi. Semua asset dan liabilitas serta

hak dan kewajiban hukum PT Askes (Persero) menjadi asset dan liabilitas serta

hak dan kewajiban hukum BPJS Kesehatan, dan semua pegawai PT Askes

(Persero) menjadi pegawai BPJS Kesehatan.

Pada saat yang sama, Menteri BUMN selaku RUPS mengesahkan laporan

 posisi keuangan penutup PT Askes (Persero) setelah dilakukan audit kantor

akuntan publik. Menteri Keuangan mengesahkan laporan posisi keuangan

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 12/33

19

 pembuka BPJS Kes dan laporan keuangan pembuka dana jaminan kesehatan.

Untuk pertama kali, Dewan Komisaris dan Direksi PT Askes (Persero) diangkat

menjadi Dewan Pengawas dan Direksi BPJS Kesehatan untuk jangka waktu

 paling lama 2 tahun sejak BPJS Kesehatan mulai beroperasi.

Mulai 1 Januari 2014, program-program jaminan kesehatan sosial yang

telah diselenggarakan oleh pemerintah dialihkan kepada BPJS Kesehatan.

Kementerian kesehatan tidak lagi menyelenggarakan program Jamkesmas.

Kementerian Pertahanan, TNI dan POLRI tidak lagi menyelenggarakan program

 pelayanan kesehatan bagi pesertanya, kecuali untuk pelayanan kesehatan tertentu

 berkaitan dengan kegiatan operasionalnya yang ditentukan dengan Peraturan

Pemerintah. PT Jamsostek (Persero) tidak lagi menyelenggarakan program

 jaminan kesehatan pekerja.

Mencermati ruang lingkup pengaturan transformasi badan penyelenggara

 jaminan sosial yang diatur dalam UU SJSN dan UU BPJS, keberhasilan

transformasi bergantung pada ketersediaan peraturan pelaksanaan yang harmonis,

konsisten dan dilaksanakan secara efektif. Kemauan politik yang kuat dari

Pemerintah dan komitmen pemangku kepentingan untuk melaksanakan

trasnformasi setidaknya tercermin dari kesungguhan menyelesaikan agenda-

agenda regulasi yang terbengkalai.

Peraturan perundangan jaminan sosial yang efektif akan berdampak pada

kepercayaan dan dukungan publik akan transformasi badan penyelenggara. Publik

hendaknya dapat melihat dan merasakan bahwa transformasi badan penyelenggara

 bermanfaat bagi peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan SJSN,

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 13/33

20

sebagai salah satu pilar untuk mewujudkan kesejahteraan sosial. Pembangunan

dukungan publik diiringi dengan sosialisasi yang intensif dan menjangkau

segenap lapisan masyarakat. Sosialisasi diharapkan dapat menumbuhkan

kesadaran pentingnya penyelenggaraan SJSN dan penataan kembali

 penyelenggaraan program jaminan sosial agar sesuai dengan prinsip-prinsip

 jaminan sosial yang universal, sebagaimana diatur dalam Konstitusi dan UU

SJSN.

2.1.4 Gambaran Umum dan Sejarah Terbentuknya BPJS Kesehatan KLOK

2Sabang 

BPJS Kesehatan Kantor Layanan Operasional Kota Sabang adalah

tranformasi dari PT Askes (persero) Cabang Banda Aceh yang merupakan salah

satu unit kerja pada regional 1 Medan yaitu Sumatera Utara dan Provinsi Aceh

yang mempunyai tanggung jawab memberikan pelayanan pada seluruh peserta PT

Askes (persero) Kantor Layanan Operasional Kota Sabang yang kini telah

 berganti menjadi BPJS Kesehatan Kantor Layanan Operasional Kota Sabang

dimana kepesertaan kini bersifat wajib. Organisasi dan tata laksana PT Askes

(persero) Kantor Layanan Operasional Kota Sabang yang kini telah berganti

menjadi BPJS Kesehatan Kantor Layanan Operasional Kota Sabang berdasarkan

 pada surat keputusan direksi PT Askes (persero) Indonesia No.

248/KEP/V.I/20/Oa/1993.Tanggal 1 Oktober 1993 tentang PKM (pelayanan

Keseluruhan Masyarakat).

Pembentukan BPJS Kesehatan Kantor Layanan Operasional Kota Sabang

telah dilakukan sesuai surat keputusan kepala kantor regional provinsi Aceh

 No.15/KEP/01-UM/42 Dan/00495 tanggal 3 April 1995 tentang BKPKM (Badan

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 14/33

21

Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat) pada tahun 1968, pemerintah

Indonesia mengeluarkan kebijakan yang secara jelas mengatur pemeliharaan

kesehatan bagi Pegawai Negeri dan penerima pensiun (PNS dan ABRI) beserta

anggota keluarganya berdasarkan keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968.

Menteri Kesehatan Membentuk Badan Khusus di Lingkungan Departemen

Kesehatan RI yaitu BPDPK (Badan Penyelenggaraan Dana Pemeliharaan

Kesehatan), dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu (prof. Dr. G. A.

Siwabessy) dinyatakan sebagai cikal-bakal Asuransi Kesehatan Nasional.

BPJS Kesehatan Kantor Layanan Operasional Kota Sabang memberikan

 bermacam-macam fasilitas kesehatan dan jaminan kesehatan kepada masyarakat

sehingga masyarakat mendapat fasilitas kesehatan dan jaminan kesehatan berupa :

1.  Puskesmas dan Fasilitas kesehatan tingkat pertama lainnya.

2. 

Rumah Sakit Pemerintah.

3.  Rumah Sakit TNI/POLRI/Swasta.

4.  Apotek.

5.  Optikal.

6.  Fasilitas kesehatan lain yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

BPJS Kesehatan, memberikan jaminan kesehatan berupa:

1. 

Pelayanan kesehatan tingkat pertama.

2. 

Pelayanan kesehatan tingkat pertama.

3. 

Rawat inap.

4.  Persalinan.

5.  Pelayanan obat sesuai daftar Dan plafon harga obat (DPHO).

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 15/33

22

6. 

Alat kesehatan meliputi: Kacamata, gigi tiruan, alat bantu dengar, kaki,

tangan tiruan dan implant.

7.  Operasi termasuk operasi jantung dan paru-paru.

8.  Haemodialisis (cuci darah).

2.2  Visi Misi BPJS Kesehatan

2.2.1 Visi BPJS Kesehatan

Cakupan Semesta 2019

Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan

kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

 perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang

diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.

2.2.2  Misi BPJS Kesehatan

1.  Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan mendorong

 partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan

 Nasional (JKN).

2. 

Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan kesehatan yang

efektif, efisien dan bermutu kepada peserta melalui kemitraan yang optimal

dengan fasilitas kesehatan.

3. 

Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana BPJS

Kesehatan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk mendukung

kesinambungan program.

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 16/33

23

4. 

Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip tata

kelola organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai untuk

mencapai kinerja unggul.

5.  Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan evaluasi,

kajian, manajemen mutu dan manajemen risiko atas seluruh operasionalisasi

BPJS Kesehatan.

6.  Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk mendukung operasionalisasi BPJS Kesehatan.

2.3 Struktur Organisasi BPJS Kesehatan KLOK Sabang

Organisasi merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang bertujuan

untuk mencapai suatu tujuan bersama. Setiap orang dalam organisasi harus

mempunyai tugas serta tanggung jawab yang jelas dan tergambar dalam struktur

organisasi. Struktur organisasi merupakan suatu karangka yang menunjukkan

seluruh kegiatan mencapai tujuan organisasi. Pembentukan struktur organisasi

 bertujuan memudahkan organisasi mencapai tujuannya dengan cara yang lebih

efektif dan efisien.

Sruktur organisasi BPJS Kesehatan Kantor Layanan Operasional Kota

Sabang adalah bertipe organisasi garis lurus (line organization), yaitu bertipe

organisasi yang sederhana. Dalam organisasi tugas-tugas perencanaan,

 pengendalian, dan pengawasan berada satu tangan garis kewenangan langsung

dari pimpinan kepada bawahan yang berarti setiap tingkatan organisasi dikepalai

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 17/33

24

oleh seorang kepala bagian atau pimpinan yang membawahi beberapa karyawan

dan mengawasi secara langsung bawahannya.

Dalam melakukan kegiatan usahanya BPJS Kesehatan Kantor Layanan

Operasional Kota Sabang dipimpin oleh 1 orang Kepala Kantor Layanan

Operasional dan dibantu oleh 2 (dua) Kepala Bagian serta BPJS Kesehatan Center

yang bertempat di Rumah Sakit. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-

masing bagian adalah sebagai berikut :

1.  Kepala Kantor Layanan Operasional Kota

Kantor Layanan Operasional Kabupaten atau Kota adalah kantor layanan

operasional BPJS Kesehatan Cabang Banda Aceh yang ditempatkan di empat

kabupaten dan kota yaitu untuk Kota Sabang, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten

Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya. Layanan operasional di 4 (empat) Kabupaten

tersebut bertujuan untuk dapat menunjang kegiatan pelaksanaan dan pelayanan

BPJS Kesehatan Cabang Banda Aceh baik dari pendataan peserta ataupun

 pelayanan informasi untuk peserta BPJS Kesehatan di empat kabupaten dan kota

tersebut.

Tugas dan tanggung jawab kepala Kantor Layanan Operasional Kota

meliputi:

1.  Membuat laporan layanan operasional kabupaten/kota.

2.  Melakukan administrasi layanan operasional kabupaten kota.

3.  Mengelola file layanan operasional kabupaten kota.

4.  Membuat file kepesertaan.

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 18/33

25

5. 

Memberikan informasi pelayanan kesehatan maupun pelayanan pengurusan

kartu.

6.  Membuat laporan kepesertaan jaminan kesehatan.

7.  Membuat Laporan Keuangan dan Pencatatan Kas Kecil untuk Kantor

Operasional Kota.

8.  Mengawasi kerja tugas para bawahannya.

9.  Mengkoordinir penyusunan prosedur kerja kepala bagian.

10.  Menetapkan dan melakukan penilaian hasil kerja pegawai.

11.  Melakukan monitoring dan evaluasi kerja kepala bagian.

12. 

Menangani keluhan dan membuat laporan penanganan keluhan.

13. 

Melakukan tugas-tugas lain yang dibebankan Kantor Cabang untuk

dilaksanakan di wilayah operasional masing-masing KLOK.

2.  Kepala Bagian Pelayanan Peserta

Tugas dan tanggung jawab bagian pelayanan peserta meliputi:

1.  Menerbitkan Kartu Jaminan BPJS Kesehatan.

2.  Membuat laporan kepesertaan jaminan kesehatan.

3. 

Menginformasikan data peserta mutasi dan pindah domisili

4. 

Memberikan informasi pelayanan kesehatan maupun pelayanan pengurusan

kartu.

5.  Melakukan administrasi kepesertaan BPJS Kesehatan.

6.  Mengelola file kepesertaan.

7.  Mengawasi kualitas mutu pelayanan peserta.

8. 

Membuat laporan keluhan peserta.

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 19/33

26

9. 

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala BPJS Kesehatan

KLOK Sabang.

3.  Kepala Bagian Keuangan

Tugas dan tanggung jawab bagian keuangan meliputi:

1.  Melakukan pembukuan semua administrasi kantor.

2.  Melakukan penerimaan uang.

3.  Melakukan penyimpanan uang (kas dan bank).

4.  Membuat laporan klaim dana kapitasi.

5.  Melakukan administrasi kepegawaian.

6.  Meremajakan/updating tabel-tabel referensi data base wilayah kerja BPJS

Kesehatan KLOK Sabang.

7. 

Menerima, menyimpan dan mendistribusikan barang dan dokumen.

4.  BPJS Kesehatan Center

BPJS Kesehatan Center adalah pusat pelayanan untuk peserta BPJS

Kesehatan yang ditempatkan di setiap rumah sakit, terdiri dari RSU, RSUP,

RSUD, RSU TNI, RSU Bhayangkara POLRI dan Rumah Sakit Swasta, dengan

tujuan untuk melaksanakan pelayanan dalam hal memberikan informasi kepada

 peserta tentang segala hal yang kurang jelas mengenai pelayanan yang ada di

rumah sakit untuk peserta BPJS Kesehatan dan mengawasi pelayanan yang

diberikan oleh pihak rumah sakit kepada peserta BPJS Kesehatan yang berobat di

rumah sakit.

Tugas dan Tanggung Jawab BPJS Kesehatan Center Meliputi:

1. 

Membuat laporan pelayanan dan penanganan pengaduan peserta.

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 20/33

27

2. 

Memonitoring pelaksanaan pemberian pelayanan kepada peserta.

3. 

Melakukan utilisasi review data dan fasilitas pelayanan rumah sakit.

4.  Memberikan informasi mengenai pelayanan BPJS Kesehatan di rumah sakit

kepada peserta.

2.4 Kegiatan Umum BPJS Kesehatan

2.4.1 Sistem Program OJT

Kegiatan Program On The Job Training (OJT) pada BPJS Kesehatan

Kantor Layanan Operasional Kota Sabang. Selama kegiatan Program On The Job

Training, penulis ditempatkan pada Bagian Keuangan dan Pelayanan, sedangkan

lama pelaksanaan kegiatan tersebut 2 bulan yaitu dimulai pada tanggal 01 Juli

sampai dengan 29 Agustus 2014.

2.4.2 Kegiatan Pekerjaan Yang Dilakukan Selama OJT

Selama menjalankan kegiatan On The Job Training dari tanggal 01 Juli

sampai dengan 29 Agustus 2014. Penulis ditempatkan pada bagian Keuangan dan

 Pelayanan. Selama bekerja penulis dituntut untuk disiplin, karena BPJS

Kesehatan di seluruh Indonesia sangat mengutamakan kedisiplinan. Dan itu

menjadi pelajaran paling berharga bagi penulis, karena mengajarkan penulis untuk

lebih disiplin dalam melakukan berbagai hal. Untuk hari Senin – Kamis absen

 pagi diterapkan pukul 07.30 Wib, dan absen sore diterapkan pada pukul 16.30

Wib, untuk hari Jum’at absensi pagi diterapkan pukul 07.30 Wib, dan absen sore

diterapkan ada pukul 17.00 Wib.

Adapun tugas-tugas yang dikerjakan penulis pada saat melaksanakan On

The Job Training antara lain :

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 21/33

28

1.  Input Data Peserta Baru JKN dengan System Portal BPJS Kesehatan.

Portal BPJS Kesehatan adalah program komputer yang dirancang khusus

untuk menginput semua data yang berhubungan dengan kegiatan operasional pada

BPJS Kesehatan.

Peserta dan kepesertaan Jaminan Kesehatan diatur dalam Bab II, mulai

dari Pasal 2 sampai dengan Pasal 9 Perpres Nomor 12 Tahun 2013.

Menurut Pasal 2 Perpres, Peserta Jaminan meliputi:

a.  Penerima Bantuan Iuran (PBI), yang meliputi orang yang tergolong fakir

miskin dan orang tidak mampu. Penetapan Peserta PBI Jaminan Kesehatan

dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,dalam hal

ini Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang PBI Jaminan

Kesehatan.

 b. 

Bukan PBI Jaminan Kesehatan, yaitu orang yang tidak tergolong fakir miskin

dan orang tidak mampu yang terdiri atas:

1.  Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya;

2.  Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya; dan

3.  Bukan Pekerja dan anggota keluarganya.

Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tidak membatasi jumlah anggota keluarga

yang menjadi Peserta Jaminan Kesehatan. Ketentuan tersebut diatas berbeda

dengan Pasal 20 ayat (1) UU SJSN yang menentukan ”Peserta jaminan kesehatan

adalah setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh

 pemerintah.” Kemudian pada ayat (2) ditentukan ”Anggota keluarga peserta

 berhak menerima manfaat jaminan kesehatan.”

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 22/33

29

Pada ayat (3) ditentukan ”Setiap peserta dapat mengikutsertakan anggota

keluarga yang lain yang menjadi tanggungannya dengan penambahan iuran.” Dari

Penjelasan ayat (3) dapat disimpulkan bahwa UU SJSN membatasi anggota

keluarga peserta yang berhak menerima manfaat jaminan kesehatan paling banyak

5 (lima) orang yaitu suami/istri dan paling banyak 3 (tiga) orang anak sah, karena

anak ke empat dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua dapat diikutsertakan dengan

menambah iuran. Perlu ditambahkan bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 4

ayat(6) Perpres, warga Negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6

(enam bulan) termasuk dalam kelompok Pekerja Penerima Upah dan Pekerja

Bukan Penerima Upah. Sedangkan Jaminan kesehatan bagi warga Negara

Indonesia yang bekerja di luar negeri, menurut Pasal 4 ayat (7) Perpres diatur

dengan peraturan perundang-undangan tersendiri.

A. Rincian Kelompok Peserta

Rincian masing-masing kelompok Peserta Jaminan Kesehatan bukan PBI

Jaminan Kesehatan diatur dalam Pasal 4 Perpres,sebagai berikut.

1. 

Pekerja Penerima Upah terdiri atas:

a)  Pegawai Negeri Sipil;

 b)  Anggota TNI;

c)  Anggota Polri;

d)  Pejabat Negara;

e)  Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;

f)  Pegawai swasta; dan

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 23/33

30

g) 

Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang

menerima Upah.

2.  Pekerja Bukan Penerima Upah terdiri atas:

a)  Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan

 b)  Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan Penerima Upah.

3.  Bukan Pekerja terdiri atas:

a)  Investor;

 b)  Pemberi Kerja;

c)   penerima pensiun;

d) 

Veteran;

e) 

Perintis Kemerdekaan;dan

f)  Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang

mampu membayar Iuran.

g)  Perpres juga mengatur secara rinci siapa yang dimaksud dengan

 penerima pensiun yang dikelompokkan ke dalam kelompok Peserta

Bukan Pekerja.

4.  Penerima pensiun terdiri atas:

a) 

Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;

 b) 

Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;

c) 

Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;

d) 

 penerima pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c, dan

e)  Janda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang mendapat hak

 pensiun.

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 24/33

31

B. 

Anggota Keluarga Pekerja Penerima Upah

Anggota keluarga Peserta Bukan PBI Jaminan Kesehatan dari Pekerja

Penerima Upah, menurut Pasal 5 ayat (1) Perpres meliputi:

1.  Istri atau suami yang sah dari Peserta; dan

2.  Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari Peserta,

dengan kriteria:

a) 

Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan

sendiri; dan

 b)  Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua

 puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.

C. 

Kepesertaan Wajib Dan Pentahapan Kepesertaan

Menurut Pasal 6 ayat (1) Perpres, ditentukan bahwa kepesertaan Jaminan

Kesehatan bersifat wajib dan dilakukan secara bertahap sehingga mencakup

seluruh penduduk. Pentahapan kepertaan Jaminan Kesehatan menurut ayat (2),

dilakukan sebagai berikut:

1.  Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014 paling sedikit meliputi:

a) 

PBI Jaminan Kesehatan;

 b)  Anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian

Pertahanan dan anggota keluarganya;

c)  Anggota Polri/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Polri dan anggota

keluarganya;

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 25/33

32

d) 

Peserta asuransi kesehatan Perusahaan (Persero) Asuransi Kesehatan

Indonesia dan anggota keluarganya; dan

e)  Peserta Jaminan Pemeliharaan kesehatan Perusahaan (Persero) Jaminan

Sosial tenaga Kerja (Jamsostek) dan anggota keluarganya.

2. Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta

BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.

D. 

Peserta Yang Mengalami PHK dan Cacat Total Tetap

Menurut Pasal 7 ayat(1) Perpres, Peserta yang mengalami PHK tetap

memperoleh hak Manfaat jaminan kesehatan paling lama 6 (enam) bulan sejak

di PHK tanpa membayar iuran. Pada ayat (2) ditentukan, Peserta yang terkena

PHK dan telah bekerja kembali wajib memperpanjang status kepesertaannya

dengan membayar iuran. 

Dalam hal Peserta yang terkena PHK tidak bekerja kembali dan tidak mampu,

 berhak menjadi Peserta PBI Jaminan Kesehatan, demikian ditentukan pada

ayat (3). Kemudian Pasal 8 ayat (1) Perpres menentukan, Peserta Bukan PBI

Jaminan Kesehatan yang mengalami cacat total tetap dan tidak mampu, berhak

menjadi Peserta PBI Jaminan Kesehatan. Pada ayat (2) ditentukan, penetapan

cacat total tetap dilakukan oleh dokter yang berwenang.

E.  Perubahan Status Kepesertaan

Perubahan status kepesertaan dari Peserta PBI Jaminan Kesehatan menjadi

 bukan Peserta PBI Jaminan Kesehatan, menurut Pasal 9 ayat (1) Perpres

dilakukan melalui pendaftaran ke BPJS Kesehatan dengan membayar iuran

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 26/33

33

 pertama. Perubahan status kepesertaan sebagaiman tersebut diatas tidak

mengakibatkan terputusnya Manfaat Jaminan Kesehatan.

Proses input data peserta baru adalah sebagai berikut:

-  Buka Portal BPJS Kesehatan

-  Mengisi user name dan user ID pengendali JKN

Mengisi data identitas peserta baru yang sesuai dengan KTP, Kartu Keluarga

dan Data Kepegawaian (bila tersedia).

Mengisi daftar gaji yang tersedia.

-  Melakukan proses dan penyimpanan data identitas yang telah diisi sesuai

dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

-  Mencetak kartu kepeserta.

2. 

Mengisi Laporan Kepesertaan JKN dan Membuat Laporan Keluhan

Peserta

Proses pengisian laporan kepesertaan JKN dan membuat Laporan Keluhan

 peserta yaitu sebagai berikut:

-  Penulis mengisi daftar peserta JKN pada buku yang telah disediakan pada BPJS

Kesehatan KLOK Sabang .

-  Daftar peserta JKN diisi sesuai dengan formulir dan persyaratan-persyaratan

yang telah dilengkapi oleh peserta yang telah mendaftar menjadi peserta JKN.

Laporan keluhan peserta juga diisi pada buku yang telah disediakan pada BPJS

Kesehatan KLOK Sabang.

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 27/33

34

Laporan ini diisi sesuai dengan hasil keluhan yang disampaikan oleh peserta

 pada BPJS Kesehatan KLOK Sabang.

3.  Pindah PPK (Pusat Pelayanan Kesehatan)

Fasilitas kesehatan yang termasuk Faskes Tingkat Pertama adalah:

a.  Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

suatu wilayah kerja. (Permenkes No. 128 Tahun 2004)

 b.  Praktik dokter umum

Praktik dokter umum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

dokter umum terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan. (UU

 No. 29 Tahun 2004)

c.  Praktik dokter gigi

Praktik dokter gigi adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter

gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan. (UU No. 29

Tahun 2004)

d. 

Klinik umum

Klinik umum adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

 pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar,

diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin

oleh seorang tenaga medis. (Permenkes No. 28 tahun 2011)

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 28/33

35

e. 

RS Kelas D pratama

RS Pratama adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan kesehatan dasar yang tidak membedakan kelas

 perawatan dalam upaya menjamin peningkatan akses bagi masyarakat

dalam rangka penyelenggaraan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang

memberikan pelayanan gawat darurat selama 24 jam, pelayanan rawat

 jalan, dan rawat inap. Bila Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

setempat menyatakan tidak ada dokter di daerah tersebut, BPJS Kesehatan

dapat bekerja sama dengan praktik bidan dan/atau praktik perawat untuk

memberikan Pelayanan Kesehaan Tingkat Pertama.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan

 perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan

dan rawat inap. Pelayanan kesehatan tingkat pertama diselenggarakan oleh

fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama tempat peserta terdaftar.

1.  Cakupan Pelayanan Medis

Pelayanan medis tingkat pertama meliputi:

a.  Kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di Pelayanan Kesehatan

Tingkat Pertama;

 b.  Kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum dilakukan

rujukan

c. 

Kasus medis rujuk balik;

d.  Pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan gigi tingkat

 pertama;

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 29/33

36

e. 

Pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita oleh

 bidan atau dokter;

f.  Rehabilitasi medik dasar;

g.  Rawat inap pada pengobatan/perawatan kasus yang dapat diselesaikan

secara tuntas di Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;

h.  Rawat inap pada pertolongan persalinan pervaginam bukan risiko tinggi;

i.  Rawat inap pada pertolongan persalinan dengan komplikasi dan/atau

 penyulit pervaginam bagi Puskesmas PONED;

 j.  Rawat inap pada pertolongan neonatal dengan komplikasi; dan

k. 

Rawat inap pada pelayanan transfusi darah sesuai kompetensi Fasilitas

Kesehatan dan/atau kebutuhan medis.

2.  Pemilihan faskes tingkat pertama

Setiap peserta wajib terdaftar pada salah satu faskes tingkat pertama. Saat

 pertama kali melakukan pendaftaran, BPJS Kesehatan memilihkan fasilitas

kesehatan peserta berdasarkan wilayah tempat tinggal. Sedangkan bagi peserta

JKN yang berasal dari program peralihan. Peserta JKN dapat merubah pilihan

faskes tingkat pertama jika sudah terdaftar minimal 3 (tiga) bulan pada faskes

tingkat pertama sebelumnya.

Untuk peserta yang ingin berpindah dari faskes yang telah terdaftar ke

faskes yang lainnya dapat dilakukan dengan cara :

Mengecek faskes tempat peserta terdaftar

-  Mengisi seluruh formulir perpindahan pusat pelayanan kesehatan

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 30/33

37

Menginput data perpindahan pusat pelayanan kesehatan yang sebelumnya

telah diisi oleh peserta pada formulir yang diberikan penulis.

-  Membuat dan mencetak bukti perpindahan ke faskes lainnya, jika nanti peserta

ingin berobat maka dapat membawa bukti tersebut kepada faskes yang baru

didaftarkan, jangka waktu untuk peserta agar dapat berpindah ke faskes yang

lain yaitu tiga bulan kemudian.

4.  Menginput Klaim Masuk Dari RSUD Kota Sabang dan RSAL J. Lily

Pory

Proses input data klaim pasien yang telah berobat di RSUD dan RSAL

 bertujuan agar dana penggatian biaya pengobatan dapat ditanggung oleh BPJS

Kesehatan. Klaim merupakan bukti transaksi antara pihak rumah sakit dengan

 pihak BPJS Kesehatan . Proses input data klaim adalah sebagai berikut:

-  Membuka Portal BPJS Kesehatan

-  Mengisi daftar biaya klaim yang telah disesuaikan dengan besaran biaya yang

timbul ketika para peserta berobat di Rumah Sakit.

Memproses data yang telah diolah untuk dievaluasi pada BPJS Kesehatan

Kantor Cabang Banda Aceh.

5.  Menginput Data Peserta Jamkesmas Pada Microsoft Excel

-  Buka master file peserta Jamkesmas kota Sabang.

-  Memperbaiki dan memperbaharui data peserta yang salah dan tidak lengkap.

-  Menyimpan data yang telah direview.

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 31/33

38

Tabel 1. Ketentuan Pemilihan Faskes Peserta JKN Program Peralihan

 No Jenis Peserta Faskes Tingkat Pertama

1. Askes Sosial Sama dengan Faskes Tingkat Pertama sebelumnya

2. JPK Jamsostek Sama dengan Faskes Tingkat Pertama sebelumnya

3. TNI askes Tingkat Pertama TNI

4. POLRI askes Tingkat Pertama POLRI

5. Jamkesmas askes Tingkat Pertama terdekat dari tempat tinggal

Sumber : PT Askes. Penyiapan PT Askes (Persero) Menuju BPJS Kesehatan dan

 Perluasan Kepesertaan Jaminan Kesehatan SJSN. Jakarta. 2013 

2.4.3 Tugas Khusus Yang Diberikan Oleh Perusahaan

  Mengarsipkan berkas-berkas dokumen Kepesertaan

Dokumen kepesertaan merupakan dokumen tentang biodata yang harus

disediakan oleh calon peserta yang ingin mendaftar sebagai peserta JKN pada

BPJS Kesehatan.

Dokumen kepesertaan terdiri dari:

1.  Photo copy KTP

2.  Photo copy KK

3.  Photo copy Daftar Gaji bulan terakhir

4.  Photo copy SK Kepegawaian/Ketenagakerjaan,

5.  Pas photo 3X4 1 lembar dan

6. 

Photo Copy Akte Kelahiran

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 32/33

39

  Mencatat pemakaian dana Kas Kecil/ Petty Cash 

Kas Kecil/ Petty Cash  adalah sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan

dalam perusahaan dan digunakan untuk melayani pengeluaran-pengeluaran

tertentu, biasanya pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan melalui dana kas

kecil adalah pengeluaran-pengeluaran yang berjumlah relatif kecil.

Proses pencatatan kas kecil dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan oleh Kantor Cabang Banda Aceh, yaitu seminggu sekali.

  Mengarsipkan surat masuk bulan Juli dan Agustus 2014

Surat masuk pada BPJS Kesehatan KLOK Sabang terdiri dari 2 jenis, yaitu:

1.  Surat masuk dari dalam

Surat masuk dari dalam merupakan surat yang diterima dari ruang lingkup

BPJS Kesehatan baik surat yang diterima dari BPJS Kesehatan antar KLOK,

kantor cabang, kantor regional, maupun dari kantor pusat

2. 

Surat masuk dari luar

Surat masuk dari luar merupakan surat yang diterima dari dinas/instansi

luar, yang tidak berkaitan dengan BPJS Kesehatan. Misalnya: surat dari

Dinkes, surat dari Walikota, surat dari Kemenkes, dll.

Proses pengarsipan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan

oleh Kantor Cabang Banda Aceh, yaitu seminggu sekali.

  Mengagenda surat masuk di bagian Keuangan

Surat masuk di bagian keuangan hanya terdiri dari surat perintah dan ketentuan

yang bersangkutan dengan pengeluaran dana. Proses pengagendaan surat di

8/10/2019 4. BAB II.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/4-bab-iipdf 33/33

40

 bagian ini dilakukan seminggu sekali sesuai dengan ketentuan yang telah

ditentukan oleh Kantor Cabang Banda Aceh

  Menginput dokumen Klaim pasien dari rumah sakit untuk penggantian biaya

 pengobatan pasien peserta BPJS Kesehatan

Klaim pasien dari rumah sakit merupakan bukti pengobatan yang telah dijalani

oleh pasien. Proses menginput dokumen klaim ini menggunakan aplikasi Portal

BPJS Kesehatan.

2.5 Hambatan-hambatan selama di Perusahaan

Ketika melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, sebenarnya penulis tidak

mengalami kesulitan pada saat menjalankan tanggung jawab tugas yang diberikan

oleh mentor, karena para mentor selalu membimbing penulis terlebih dahulu

sebelum tugas diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dengan

 baik. Namun demikian ada beberapa hambatan yang penulis alami, adapun

hambatan – hambatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pelajaran teori yang penulis dapatkan didalam perkuliahan ada beberapa

 perbedaan dengan praktiknya sehingga penulis harus beradaptasi terlebih

dahulu dengan tugas yang diberikan, namun semua dapat diatasi dengan

 bimbingan mentor yang setiap harinya memberikan ilmu sehingga kesulitan

yang penulis alami dapat diatasi.

2. Waktu yang diberikan untuk On The Job Training terlalu singkat, sehingga

 penulis tidak mendapatkan banyak ilmu baru dari tempat Praktik Kerja

Lapangan.