4,7,16,18

22
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK PEMICU B MODUL MANAJEMEN PELAYANAN PUSKESMAS DISUSUN OLEH: DISKUSI KELOMPOK 4 1. Gapar I11111001 2. Muhammad Dirga Iswara I11111011 3. Aditya Islami I11112009 4. Syahrina Fakihun I11112002 5. Cindy Lidia I11112006 6. Hendri Wijaya I11112013 7. Dwika Hermia Putri I11112039 8. Elsa Restiana I11112057 9. Anatria Amyrra Iqlima I11112078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: raiteiega

Post on 10-Apr-2016

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

Page 1: 4,7,16,18

LAPORAN

DISKUSI KELOMPOK PEMICU B

MODUL MANAJEMEN PELAYANAN PUSKESMAS

DISUSUN OLEH:

DISKUSI KELOMPOK 4

1. Gapar I11111001

2. Muhammad Dirga Iswara I11111011

3. Aditya Islami I11112009

4. Syahrina Fakihun I11112002

5. Cindy Lidia I11112006

6. Hendri Wijaya I11112013

7. Dwika Hermia Putri I11112039

8. Elsa Restiana I11112057

9. Anatria Amyrra Iqlima I11112078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2015

Page 2: 4,7,16,18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pemicu

Warga Mengeluh Pelayanan Puskesmas Asal-asalan

Pelayanan di sejumlah Puskesmas rawat inap di kabupaten jember

belum memuaskan. Sejumlah pasien mengaku pelayanan tidak maksimal

dan terkesan asal-asalan. “Yang paling banyak dikeluhkan adlah kebrsihan

ruangan dan lingkungan puskesmas. Sehingga banyak warga yang rawat

inap di Puskesmas tidak betah dan lebih memilih ke rumah sakit swasta atau

balai pengobatan.” Ujar warga jember.

Pengakuan warga ini sesuai temuan Forum Peduli Kesehatan

Masyarakat (FPKM) hasil bentukan Yayasan Pemberdayaan Intensif

Kesehatan Masyarakat (Yapikma). Dari temuan ini diketahui banyak

keluhan terhadap puskesmas yang mayoritas keluhan karena kurang

maksimalnya pelayanan.

Hal ini dibeber Mardiono, Ketua FPKM Silo II, saat acara Replikasi

Program Bantua teknis Kinerja USAID Paket persalinan aman, Inisiasi

Menyusu Dini dan ASI Eksklusif di gedung PPNI Jember, Kamis (21/11).

Menurutnya, tahun 2013 ini ada 30 keluhan masyarakat atas pelayanan dan

juga fasilitas di Puskesmas. Diantaranya terkait pelayanan yang kurang

memuaskan. “Ya kebanyakan dalam hal pelayanan yang kurang

memuaskan,” ujar Mardiono yang merupakan koordinator FPKM Silo II.

Hal serupa dibeber Mulyani, koordinator FPKM Mayang. Menurutnya

di wilayah Puskesmas Mayang, juga ditemukan banyak keluhan dari

masyarakat. “ Kami menemukan 29 keluhan yang semuanya merupakan

Page 3: 4,7,16,18

keluhan tentang pelayanan yang kurang maksimal dari Puskesmas,”

ungkapnya.

Sementara Koordinator Bidang Kesehatan Yapikma, Prof. Rika

Subarniyati menjelaskan, Yapikma dibentuk untuk menjembatani

kepentingan masyarakat dengan provider kesehatan. “Dalam hal ini adalah

Puskesmas,” ujarnya. Untuk Jember ada 4 Puskesmas garapan Yapikma

karena tahun 2012, Puskesmas ini merupakan wilayah dengan jumlah

Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi tertinggi di Jember. “Dari

sini kemudian Yapikma menjadi pendamping yang salah satu faktornya

menurunkan jumlah AKI dan AKB,” jelas Rika. Dijelaskan, berdasarkan

peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan, setiap Puskesmas harus

menerapkan Standar Pelayanan Minimum (SPM). Hal itu acapkali tidak bisa

maksimal. Karena jika dilaksanakan maksimal akan tercapai kepuasan

masyarakat.

Sementara dr. Teguh Wibowo, Kepala Puskesmas Mayang menilai

bahwa adanya pengawasan dan menjadi kritik kepada petugas adalah hal

penting. Semisal temuan 29 keluhan masyarakat oleh FPKM. Bukan lantas

menjadikan pihaknya marah. Namun sebagai motivasi membangun lebih

baik. “Dengan adanya temuan ini, kami bisa membenahi kinerja seluruh

system yang ada di Puskesmas,” ujarnya.

Sementara, Bambang Suwartono, Kadinkes Jember menjelaskan,

banyaknya perguruan tinggi di bidang kesehatan ternyata belum member

kontribusi utuh kepada perubahan system kesehatan di Jember. Menurutnya,

faktornya salah satunya adalah para pelaku kesehatan masih banyak yang

bergerak saat ada kucuran dana. “Diharapkan dengan FPKM, Forum Peduli

Kesehatan dan pengawas lain, petugas bisa terpantau melayani masyarakat

dengan baik,” ujarnya. (roy).

Page 4: 4,7,16,18

1.2 Klarifikasi dan Definisi

1.2.1 Puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dengan

mengutamakan upaya promotif dan preventif.

1.3 Kata Kunci

- Pelayanan Puskesmas :

Tidak maksimal

Asal-asalan

Kurang memuaskan

- AKI dan AKB tinggi

- SPM tidak maksimal

- Kebersihan Puskesmas

- Fasilitas Puskesmas

- Program kerja Puskesmas

- Kepuasan pasien

1.4 Rumusan Masalah

Warga Jember mengeluhkan pelayanan, fasilitas dan keadaan lingkungan

yang kurang memuaskan, tidak maksimal dan terkesan asal-asalan di

Puskesmas, serta didapatkan bahwa ada 4 Puskesmas dengan kasus AKI dan

AKB tinggi di Jember.

Page 5: 4,7,16,18

1.5 Analisis Masalah

Permasalahan Dana

SPM

Puskesmas Rawat Inap Wil. Jember

Kontribusi PT Kes.

Tingkat Kepuasan Pasien

Kebersihan Lingkungan

Fasilitas Kurang Baik

AKI dan AKB

Tidak Memenuhi SDM

Monitoring + Evaluasi

Sumber Daya Kesehatan

SDM Regulasi(Alur

pelayanan, dll)

Alat kes., Obat,

Perbekalan PKM

Sist. Perencanaan & Alokasi

KeuanganPelayanan Kesehaatan

Kemitraanan

PT Kes.

Optimisasi & Perbaikan Program

Pelaksanaan & Pengawasan

Outcome & Assesment

Dampak

Page 6: 4,7,16,18

1.6 Hipotesis

Perlu dilakukan peningkatan SPM, sarana dan prasarana, serta provider

kesehatan untuk mencapai tingkat kepuasan masyarakat.

1.7 Pertanyaan Diskusi

1.7.1 Apa definisi dan tujuan dari Puskesmas? Bang Gapar

1.7.2 Apa fungsi Puskesmas? Rina, Bang Dirga

1.7.3 Apa upaya dan asas penyelenggaraan Puskesmas? Elsa, Dwika

1.7.4 Apa saja program kerja puskesmas? Anet, Hendri

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang

mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap

puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut

adalah:

a. Upaya Promosi Kesehatan

b. Upaya Kesehatan Lingkungan

c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

d. Upaya Perbaikan Gizi

e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

f. Upaya Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang

ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di

masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya

Page 7: 4,7,16,18

kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok

puskesmas yang telah ada, yakni:

a. Upaya Kesehatan Sekolah

b. Upaya Kesehatan Olah Raga

c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

d. Upaya Kesehatan Kerja

e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

f. Upaya Kesehatan Jiwa

g. Upaya Kesehatan Mata

h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat

serta upaya pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga

upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan

upaya pengembangan puskesmas. Perawatan kesehatan masyarakat

merupakan pelayanan penunjang, baik upaya kesehatan wajib maupun

upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan masyarakat

menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut, maka dapat dijadikan

sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan

pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi, yakni upaya

lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan

kebutuhan.

1.7.5 Bagaimana alur pelayanan di Puskesmas? Cindy, Bang Gapar

1.7.6 Jelaskan mengenai UKM dan UKP! Rina, Dwika

1.7.7 Bagaimana manajemen Puskesmas? Anet, Hendri

Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja

secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif

dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh

puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga fungsi

manajemen pusksesmas yang dikenal yakni Perencanaan,

Page 8: 4,7,16,18

Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Pengawasan dan

Pertanggungjawaban.

A. Perencanaan

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas

untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja pusksesmas.

Rencana tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam. Pertama,

rencana tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan

upaya kesehatan pengembangan.

3. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

a. Menyusun usulan kegiatan

b. Mengajukan usulan kegiatan

c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

4. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan

a. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan

b. Menyusun usulan kegiatan

c. Mengajukan usulan kegiatan

d. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

B. Pelaksanaan dan pengendalian

1. Pengorganisasian

Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para

penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan

serta untuk setiap satuan wilayah kerja. Kedua,

pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara

lintas sektoral.

2. Penyelenggaraan

e. Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun,

terutama yang menyangkut jadwal pelaksanaan, target

pencapaian, lokasi wilayah kerja dan rincian tugas para

penanggungjawab dan pelaksana.

f. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk setiap petugas

sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun.

Page 9: 4,7,16,18

Beban kegiatan puskesmas harus terbagi habis dan merata

kepada seluruh petugas.

g. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang

telah ditetapkan sebagai berikut.

- Azas penyelenggaraan puskesmas

- Berbagai standar dan pedoman pelayanan puskesmas

- Kendali mutu

- Kendali biaya

5. Pemantauan

a. Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil

yang dicapai, yang dibedakan atas dua hal: telaahan

internal, yakni telaahan bulanan terhadap

penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai

puskesmas, dibandingkan dengan rencana dan standar

pelayanan; telaahan eksternal yakni telaahan triwulan

terhadap hasil yang dicapai oleh sarana pelayanan

kesehatan tingkat pertama lainnya serta sektor lain

terkait yang ada di wilayah kerja puskesmas.

b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan

sesuai dengan pencapain kinerja puskesmas serta masalah

dan hambatan yang ditemukan dari hasil telaahan bulanan

dan triwulanan.

6. Penilaian

Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran.

Kegiatan yang dilakukan mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan

dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana

tahunan dan standar pelayanan. Sumber data yang

dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua.

Pertama, sumber data primer yakni yang berasal dari

SIMPUS dan berbagai sumber data lain yang terkait, yang

Page 10: 4,7,16,18

dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun. Kedua,

sumber data sekunder yakni data dari hasil pemantauan

bulanan dan triwulanan.

b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan

sesuai dengan pencapaian serta masalah dan hambatan

yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.

C. Pengawasan dan pertanggungjawaban

1. Pengawasan

Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan

internal dan eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara

melekat oleh atasan langsung. Pengawasan eksternal

dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota

serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan

mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis

pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya

penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan

perundangan-undangan maupun berbagai kewajiban yang

berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

2. Pertanggungjawaban

Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala puskesmas harus

membuat laporan pertanggungjawaban tahunan yang

mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan dan

penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan.

Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota serta pihak-pihak terkait lainnya, termasuk

masyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas. Apabila

terjadi penggantian kepala puskesmas, maka kepala

puskesmas yang lama diwajibkan membuat laporan

pertanggungjawaban masa jabatannya.

Page 11: 4,7,16,18

1.7.8 Bagaimana sistem monitoring dan evaluasi Puskesmas? Adit, Bang

Gapar

1.7.9 Apa syarat mendirikan Puskesmas? Elsa, Bang Dirga

1.7.10 Bagaimana sistem pembayaran di tingkat fasilitas primer? Cindy,

Hendri

1.7.11 Bagaimana upaya untuk menurunkan AKI dan AKB di suatu daerah?

Adit

1.7.12 Jelaskan mengenai SPM! Anet, Rina

1.7.13 Bagaimana target pencapaian SPM di Jember dan Kalbar? Elsa,

Adit, Bang Gapar

1.7.14 Jelaskan mengenai Manajemen Pelayanan Kesehatan! Cindy, Dwika

1.7.15 Bagaimana masalah pelayanan di Kalbar, khususnya daerah 3T?

Anet, Bang Dirga

1.7.16 Bagaimana cara mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat? Rina,

Hendri

Kepmen PAN No. 63/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum

Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi

Pemerintah.

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

Keputusan MenPAN nomor 63.KEP/M.PAN/7/2003

yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang relevan, valid dan

reliabel sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran

indek kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administrative yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

pelayanannya.

3. Kejelasan petugas pelayanan yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang

memberikan pelayanan.

Page 12: 4,7,16,18

4. Kedisiplinan petugas pelayanan yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama dalam hal konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku.

5. Tanggung jawab petugas pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian

pelayanan.

6. Kemampuan petugas pelayanan yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan

yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan

kepada masyarakat.

7. Kecepatan pelayanan yaitu target waktu pelayanan yang dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.

8. Keadilan mendapat pelayanan yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas yaitu sikap dan perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta

saling menghargai dan menghormati.

10. Kewajaran biaya pelayanan yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11. Kepastian biaya pelayanan yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan

dengan biaya yang telah ditetapkan.

12. Kepastian jadwal pelayanan yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan.

13. Kenyamanan lingkungan yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan

yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman

kepada penerima pelayanan.

14. Keamanan pelayanan yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehinggga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan.

15. Untuk mendapatkan hasil yang valid dalam pengukuran Indek Kepuasan

masyarakat, dibutuhkan responden dengan perhitungan (14+1) x 10 = 150

orang. Dimana 14 adalah sesuai jumlah pertanyaan yang ada.

Page 13: 4,7,16,18

1.7.17 Apa kompentensi yang harus dimiliki tenaga kesehatan di pelayanan

primer? Adit, Elsa

1.7.18 Apa saja peran dokter sebagai tenaga kesehatan di tingkat fasilitas

primer? Cindy, Hendri

1. Pelayanan kesehatan lini pertama. Artinya memberikan pelayanan

pada strata primer, yaitu ditengah-tengah pemukiman masyarakat

sehingga mudah dicapai. Setiap keluarga sebaiknya mempunyai

dokter keluarga yang dapat mereka hubungi bila memerlukan

pertolongan kesehatan.

2. Pelayanan kesehatan/medis yang bersifat umum. Artinya

memberikan pelayanan untuk masalah kesehatan atau penyakit yang

tergolong umum dan bukan spesialistik. Pelayanan dokter yang

bersifat umum juga dikenal dengan istilah berobat jalan walaupun

kadangkadang dapat pula diberikan di rumah untuk kasus tertentu

misalnya pasien yang sulit berjalan.

3. Bersifat holistik dan komprehensif holistik. Artinya tidak dibatasi

pada masalah biomedis pasien saja, tetapi juga dengan melihat latar

belakang sosial-budaya pasien yang mungkin berkaitan dengan

penyakitnya. Misalnya, banyak penyakit didapat dari pekerjaannya

seperti nyeri otot dan tulang, radang saluran napas, radang kulit atau

kelelahan. Jika penyakit tersebut tidak ditangani secara holistik dan

hanya terfokus pada gejala atau penyakitnya saja, maka tidak akan

benarbenar berhasil disembuhkan. Komprehensif artinya tidak hanya

terbatas pada pelayanan pengobatan atau kuratif saja, tetapi meliputi

aspek lainnya mulai dari promotif-preventif hingga rehabilitatif.

Misalnya, konseling, edukasi kesehatan, imunisasi, KB, medical

check-up, perawatan pasca RS dan rehabilitasi medik.

4. Pemeliharaan kesehatan yang berkesinambungan. Artinya, pelayanan

kesehatan dilakukan terus menerus kepada pasien maupun

keluarganya guna memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.

Page 14: 4,7,16,18

Dengan kata lain, hubungan dokter-pasien yang lebih kontinu atau

sebagai dokter langganan. Hubungan yang berkesinambungan itu

menguntungkan karena menjadi lebih saling kenal dan lebih akrab

sehingga memudahkan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan

pasien/keluarga tersebut.

5. Pendekatan Keluarga. Artinya, lebih menekankan keluarga sebagai

unit sasaran pelayanan kesehatan daripada perorangan. Pasien

umumnya merupakan anggota sebuah keluarga yaitu sebagai suami,

isteri atau anak. Pendekatan keluarga mempunyai berbagai

keuntungan terutama untuk dukungan yang diperlukan guna

mengatasi masalah kesehatan. Misalnya seorang anak akan banyak

memerlukan pengertian dan dukungan orang tuanya. Suami yang

menderita hipertensi perlu dukungan isteri dan anaknya. Isteri yang

sedang hamil, perlu dukungan suaminya dan banyak lagi contoh lain.

Lubis F. Dokter Keluarga Sebagai Tulang Punggung dalam Sistem

Pelayanan Kesehatan. Maj Kedokt Indon, 2008:58(2); 27-34.

1.7.19 Bagaimana komunikasi dokter-pasien yang baik? Dwika, Bang

Dirga

ATURAN DK!!1. Masing-masing dapat 4 pertanyaan, kalau mau nyari jawaban

pertanyaan lain silahkan, pertanyaan yang menjadi

tanggung jawab masing-masing!! DICARIIIIIIII!!!!

LENGKAP DENGAN SUMBER!!!!!!

Page 15: 4,7,16,18

2. Bagi yang pakai MS. WORD 2010! Tolong disave

as ke 2003!! INGAT!! SAVE AS KE MS. WORD

2003!!!!!3. Bahan DK dikasi nama sesuai dengan nomor

pertanyaan. Misalkan isi di bahan DK kalian ada

ngejawab nomor 1, 9, 13, 18. Jadi kasi nama

bahan DK kalian “1, 9, 13 ,18.”

4. Bahan DK paling lambat dikumpul, Minggu, 27

Sepetember 2015, jam 09.00 AM!

YANG TELAT NGIRIM BAHAN DK, HARUS

NGERJAKAN LAPORAN YANG BELUM

SELESAI.

Terima kasih untuk kerja samanya.. – SEKJA