alibaba dan pasar e-commerce indonesia

42
Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Terakreditasi A SK BAN PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014 Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia Skripsi Diajukan untuk Ujian Sidang Jenjang Sarjana Program Studi Hubungan Internasional Oleh Tifany Melia 2015330069 Bandung 2018

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

Universitas Katolik Parahyangan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Terakreditasi A

SK BAN –PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014

Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

Skripsi

Diajukan untuk Ujian Sidang Jenjang Sarjana

Program Studi Hubungan Internasional

Oleh

Tifany Melia

2015330069

Bandung

2018

Page 2: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

Universitas Katolik Parahyangan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Terakreditasi A

SK BAN –PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014

Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

Skripsi

Oleh

Tifany Melia

2015330069

Pembimbing

Dr. Aknolt Kristian Pakpahan, S.IP., M.A.

Bandung

2018

Page 3: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Tanda Persetujuan Skripsi

Nama : Tifany Melia

Nomor Pokok : 2015330069

Judul : Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

Telah diuji dalam Ujian Sidang jenjang Sarjana

Pada Senin, 7 Januari 2019

Dan dinyatakan LULUS

Tim Penguji

Ketua sidang merangkap anggota

Dr. A. Irawan J. H., Drs., M.A. : ______________________

Sekretaris

Dr. Aknolt Kristian Pakpahan, S.IP., M.A. : ______________________

Anggota

Sapta Dwikardhana, Ph.D. : ______________________

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dr. Pius Sugeng Prasetyo, M.Si.

Page 4: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tifany Melia

NPM : 2015330069

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Judul : Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri

dan bukanlah merupakan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

akademik oleh pihak lain. Adapun karya atau pendapat pihak lain yang dikutip,

ditulis sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.

Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan bersedia menerima

konsekuansi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari diketahui

bahwa pernyataan ini tidak benar

Bandung, 12 Desember 2018

Tifany Melia

Page 5: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

i

ABSTRAK

Nama : Tifany Melia

NPM : 2015330069

Judul : Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

Alibaba terbukti memiliki keunggulanya tersendiri yang membuat mereka

mampu untuk menguasai persaingan dalam industri e-commerce global.

Keunggulan tersebutlah yang mendorong mereka untuk mulai melakukan proses

internasionalisasi dengan cara mengekspansi perusahaanya ke pasar global. Namun

dari sekian banyak lokasi, Alibaba memilih Indonesia sebagai negara tujuan (host

country) proses ekspansi pasar e-commerce mereka. Hal ini dibuktikan dengan

sejumlah investasi luar negeri (FDI) yang mereka lakukan ke dalam platform e-

commerce di Indonesia yaitu Tokopedia dan Lazada. Dalam menganalisa alasan

mengapa Alibaba memilih Indonesia sebagai lokasi tujuan perluasan pasar e-

commercenya, penelitian ini menggunakan paradigma Ownership, Location dan

Internationalization (OLI) dari John H. Dunning, yang kemudian diperdalam

dengan determinan location advantages dari pandangan sejumlah ahli, yaitu Bob

Sugeng, H.S. Kehal dan Larimo. Berdasarkan pandangan ketiganya, penelitian ini

membagi location advantage yang dimiliki Indonesia kedalam empat faktor, yakni

faktor ekonomi, faktor politik, faktor teknologi dan internet serta terakhir adalah

faktor masyarakat. Hasil analisa menunjukan bahwa jika dilihat dari masing-masing

faktor tersebut, pasar e-commerce Indonesia dianggap mampu untuk memberikan

peluang yang besar, baik itu bagi keuntungan perusahaan maupun prospek

perkembangan mereka di masa yang akan datang. Karenanya, penelitian ini

berakhir pada kesimpulan bahwa Alibaba memilih Indonesia sebagai lokasi tujuan

perluasan pasar e-commerce mereka karena Indonesia mampu menawarkan

location advantage yang mereka perlukan dalam proses ekspansi dan

internasionalisasi mereka ke tingkat global.

Kata Kunci: Alibaba; Pasar E-Commerce Indonesia; Investasi Luar Negeri (FDI);

Paradigma OLI, Location Advantages.

Page 6: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

ii

Page 7: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

ii

ABSTRACT

Name : Tifany Melia

Student ID : 2015330069

Title : Alibaba and Indonesia’s E-Commerce Market

Alibaba has proven to have their own advantages which made them able

to compete in the global e-commerce industry. These advantages encouraged them

to begin the process of internationalization by expanding their company into the

global market. However, among many choices of locations, Alibaba chose

Indonesia as the host country for their e-commerce market expansion process,

proven by the large amount of foreign direct investment (FDI) inflow to Indonesia’s

e-commerce landscape. In examining the reasons why Alibaba chose Indonesia as

the location for their e-commerce market expansion, this thesis uses Ownership,

Location and Internationalization (OLI) Paradigm from John H. Dunning. This

explains further the determinant of location advantages based on the perspective

from Bob Sugeng, H.S Kehal, and Larimo. Then, this thesis divides Indonesia’s

location advantage into four different factors; economic factors, political factors,

technology and internet factors, lastly social factors. The analysis shows that,

viewed from each of these factors, Indonesia’s e-commerce market is able to

provide great opportunities for Alibaba, both for the benefit of the company and

also for growth prospect in the future. This thesis concludes, Alibaba chose

Indonesia as their host country for their market expansion because Indonesia offers

a huge and promising locations that have advantages that they needed for their

internationalization process to the global market.

Keywords: Alibaba; Indonesia’s E-Commerce Market; Foreign Direct Investment;

OLI Paradigm; Location Advantages.

Page 8: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia”. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu prasayarat dan kriteria untuk menyelesaikan pendidikan penulis pada

jenjang strata satu Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Katolik Parahyangan.

Besar harapan penulis bahwa kiranya penelitian ini dapat memberikan

sumbangsih dan turut membantu perkembangan Studi Hubungan Internasional,

khususnya dalam bidang ekonomi politik internasional. Namun, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa penelitian ini memiliki banyak keterbatasan dan masih jauh dari

kata sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis akan menerima setiap

masukan, kritik, dan saran yang dapat membantu penyempurnaan skripsi ini serta

membangun kemajuan penulis di masa yang akan datang.

Bandung, 12 Desember 2018

Page 9: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

seluruh pihak yang turut berkontribusi dan memberikan bantuan kepada penulis,

baik secara langsung maupun tidak langsung, sampai akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

1. Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

penyertaan-Mu, yang membantu penulis untuk dapat melewati segala

kesulitan yang ada selama proses penyusunan skripsi ini.

2. Terimakasih kepada orang tua dan keluarga, Dadih, Mamih dan JieJie atas

segala dukungan moral maupun material yang selalu diberikan dibalik

segala kesibukan yang sedang dilakukan.

3. Bang Tian (Dr. Aknolt Kristian Pakpahan) selaku dosen pembimbing yang

senantiasa memberikan arahan dan masukan bagi penulis. Terimakasih

banyak atas seluruh waktu dan bimbinganya selama ini, Bang! Tuhan

memberkati.

4. Seluruh dosen HI Unpar, terimakasih untuk segala ilmu, pengetahuan, dan

pengalaman yang telah kalian semua amalkan sehingga penulis memiliki

bekal yang cukup untuk menyusun tugas akhir ini.

5. Terakhir, kepada Renata, Ivena dan Daniella, terimakasih telah menjadi

teman-teman terbaik semasa perkuliahan ini. Terimakasih atas kesediaanya

untuk mendengar segala keluh-kesah, kegalakan dan kenyolotan penulis

dari semester satu sampai detik ini. Selamat juga bagi kita semua, satu masa

Page 10: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

dalam hidup telah terlewati! Sampai jumpa di kehidupan nyata selanjutnya.

Remember that hardwork, passion and dedication will never ever betray

you! Salam cinta untuk kalian.

Demikian ucapan terimakasih dari penulis, semoga Tuhan membalas semua jasa

dan kebaikan yang telah kalian berikan. Sukses selalu, Tuhan memberkati

Bandung, 12 Desember 2018

Page 11: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 4

1.2.1 Pembatasan Masalah ............................................................................... 7

1.2.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 7

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian .............................................................................. 8

1.3.2 Kegunaan Penelitian ......................................................................... 8

1.4 Kajian Literatur ........................................................................................ 9

1.5 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 12

1.6 Metode Penelitian ................................................................................... 26

1.6.1 Metode Penelitian ........................................................................... 26

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 27

1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................. 27

BAB II .................................................................................................................. 29

ALIBABA SEBAGAI PEMIMPIN PERUSAHAAN E-COMMERCE

GLOBAL .............................................................................................................. 29

2.1 Fenomena E-Commerce Global .................................................................. 29

2.2 Jack Ma dan Alibaba Group Holding Ltd. .................................................. 31

Page 12: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

2.3 Keunggulan Alibaba .................................................................................... 37

2.4 Dominasi dan Ekspansi Alibaba .................................................................. 43

BAB III ................................................................................................................. 47

ALASAN ALIBABA MASUK KE PASAR E-COMMERCE INDONESIA . 47

3.1 Perkembangan dan Potensi Pasar E-Commerce Indonesia ......................... 47

3.2 Indonesia Sebagai Negara Tujuan Perluasan Pasar E-Commerce Alibaba . 52

3.2.1 Faktor Ekonomi ............................................................................... 54

3.2.2 Faktor Politik ................................................................................... 75

3.2.3 Faktor Teknologi dan Internet ......................................................... 88

3.2.3 Faktor Masyarakat ........................................................................... 97

BAB IV ............................................................................................................... 107

KESIMPULAN .................................................................................................. 107

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 112

Page 13: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pertumbuhan pengguna internet negara-negara di dunia……..........49

Gambar 3.2 Jumlah pengunjung bulanan dari e-commerce B2B di Indonesia….66

Gambar 3.3 Jumlah pengunjung bulanan dari e-commerce C2C di Indonesia….66

Gambar 3.4 E-Commerce yang paling banyak dikunjungi……………………….69

Gambar 3.5 E-commerce terbaik di Indonesia melalui estimasi traffic bulanan...70

Gambar 3.6 Jumlah Download Applikasi ………………………….....................70

Gambar 3.7 Followers media sosial……………………………………………...71

Gambar 3.8 Perkiraan kunjungan bulanan dalam situs web Lazada……………..72

Gambar 3.9 Stabilitas politik Indonesia………………………………………….77

Gambar 3.10 Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia……………………..89

Gambar 3.11 Penetrasi pengguna internet di Indonesia………………………….89

Page 14: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ownership advantage Alibaba…………………………………………41

Tabel 3.1 Determinan lokasi FDI menurut ahli-ahli……………………………..53

Tabel 3.2 Ilustrasi ukuran pasar Indonesia……………………………………….56

Tabel 3.3 GDP dan pendapatan perkapita Indonesia per-tahun…………………58

Page 15: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penemuan teknologi, khususnya internet benar-benar telah menjadi momentum

penting yang sekaligus juga berperan sebagai titik balik dari segala jenis perubahan

di dunia ini. Baik disadari maupun tidak, saat ini kita semua telah mengalami

transformasi digital. Dimana seluruh area dan bidang kehidupan yang kita jalani

mulai bergeser dan terintegrasi ke dalam basis teknologi. Tidak terkecuali juga

dengan sektor ekonomi, atau biasa juga dikenal dengan istilah ekonomi digital.

Ekonomi digital nyatanya mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat

pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dan hal ini menyebabkan terjadinya

pergeseran dari segi yang paling fundamental terhadap cara kerja sektor ekonomi

itu sendiri. Jika kita lihat, banyak dari kegiatan ekonomi dan bisnis masa kini yang

sudah tidak lagi terpaku pada cara-cara konvensional, melainkan keduanya mulai

mengadopsi teknologi kedalam berbagai kegiatan dan aktivitasnya.

Merujuk pada definisinya, ekonomi digital adalah istilah umum yang digunakan

untuk menggambarkan pasar yang berfokus pada teknologi digital yang didukung

oleh internet dan biasanya melibatkan perdagangan barang atau jasa melalui e-

commerce1. Sederhananya, bentuk nyata dari ekonomi digital ini terwujud dalam

1 “OECD Digital Economy Outlook 2017”, OECD Publishing, http://www.oecd-

ilibrary.org/science-and-technology/oecd-digital-economy-outlook-2017_9789264276284-en,

(diakses pada 19 Februari 2018)

Page 16: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

2

rupa perdagangan elektronik atau electronic commerce (selanjutnya disingkat

menjadi e-commerce), yang mencakup seluruh kegiatan komersial yang dilakukan

secara online melalui saluran digital berupa internet. Selain dapat memberikan

jangkauan yang lebih luas, e-commerce juga dinilai lebih efisien karena

kehadiranya dianggap mampu memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi

para pelaku-pelaku didalamnya. Karena itu, dalam beberapa tahun terakhir terjadi

banyak kemunculan perusahaan dan platform e-commerce, yang secara spesifik

didirikan untuk mengakomodasi dan mewadahi kegiatan perdagangan berbasis

elektronik tersebut.

Ketika bicara mengenai perusahaan dan platform e-commerce yang sedang

marak tersebut, tentu kita tidak bisa melewatkan salah satu pemain terbesar dalam

industri ini yang bukan lain ialah Alibaba Group Holding Limited. Alibaba

merupakan perusahaan internet raksasa asal China yang didirikan oleh Jack Ma di

tahun 1999. Pada awalnya, Alibaba merupakan perusahaan e-commerce yang hanya

memfokuskan usahanya pada bisnis retail melalui layanan via portal web. Namun

belum genap menginjak 20 tahun sejak perusahaan tersebut didirikan, Alibaba telah

berkembang sedemikian hebat dan tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa

mereka telah mendominasi seluruh landscape e-commerce di China. Saat ini sendiri

terdapat jutaan pengguna dalam Alibaba, yang terdiri dari jutaan pembeli maupun

jutaan penjual/merchant didalamnya. Menurut US Security and Exchange

Commision (SEC), Alibaba telah dinobatkan sebagai platform retail terbesar di

Page 17: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

3

dunia sejak April 2016 lalu2. Transaksi yang tercatat dalam situs online platform

Alibaba telah menyentuh angka 248 biliun USD, yang bahkan angka ini masih

melebihi jumlah transaksi eBay dan Amazon jika keduanya digabungkan3.

Berdasarkan pada kesuksesan tersebut Alibaba sekarang bukan lagi menjadi

sekedar perusahaan e-commerce retail saja, namun mereka juga telah melebarkan

bisnisnya ke dalam berbagai macam bidang usaha yang berbeda. Seperti layanan

pembayaran online, teknologi computing, dan masih banyak lainya. Bahkan Forbes

menyatakan, dalam hal jumlah bisnis yang ditangani, tidak bisa yang bisa

memungkiri bahwa Alibaba adalah perusahaan online commerce terbesar bukan

hanya di China melainkan juga di dunia4.

Dari sekilas pencapaian ini kita bisa melihat betapa besar bisnis yang dimiliki

Alibaba dalam industri e-commerce, khususnya di negara asalnya sendiri. Namun

tidak peduli sebetapa besar dan sukses sebuah perusahaan sekalipun, sebagai

sebuah entitas bisnis mereka semua pasti memiliki sifat dasar yang sama. Yaitu

untuk memperluas pangsa pasar mereka dan mencari keuntungan yang lebih besar

lagi. Alibaba pun menetapkan justifikasi yang sama. Setelah mereka sukses

menaklukan pasar e-commerce di tingkat lokal, dalam beberata tahun belakangan

ini Alibaba telah menetapkan tujuan perusahaan yang baru. Yakni memperluas

cakupan dan dominasi pasar ke tingkat global yang melampaui domain asal mereka

2 Kim Kyung Hoon, “Alibaba Passes Walmart as World’s Largest Retailer”, Reuters,

https://www.rt.com/business/338621-alibaba-overtakes-walmart-volume/,(diakses pada 23

Februari 2018) 3 “What is Alibaba?”, Wall Street Journal, http://projects.wsj.com/alibaba/ (diakses pada 1

November 2018) 4 “So What is Exacly Alibaba?”, Forbes, https://www.forbes.com/sites/chriswright/2014/09/16/so-

what-exactly-is-alibaba/ (diakses pada 1 November 2018)

Page 18: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

4

di China. Terlebih lagi guna menjadikan perusahaanya sebagai pemimpin dari

seluruh perusahaan e-commerce di dunia dan mengalahkan sesama sainganya

dalam industri e-commerce.

Dalam mengaktualisasikan misinya, tentu Alibaba perlu memperluas cakupan

dan dominasi mereka ke dalam pasar e-commerce milik negara-negara lain. Oleh

karena itu, Alibaba mulai melirik pangsa pasar e-comerce negara-negara di sekitar

Asia—termasuk Indonesia. Dimana pasar e-commerce Indonesia sendiri dianggap

sebagai sebuah lokasi yang sangat potensial bagi prospek perluasan pasar e-

commerce miliknya.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam upaya Alibaba untuk melakukan ekspansi ke pasar global, tentu

pemilihan lokasi dari negara tujuan pasar, beserta tingkat kemapanan sektor e-

commerce di dalamnya merupakan hal krusial yang harus menjadi pertimbangan

matang. Pasalnya, pemilihan dari lokasi negara yang dituju merupakan salah satu

kunci dari keberhasilan proses ekspansi yang mereka lakukan. Sebagai kawasan

asalnya sendiri, industri dan sektor e-commerce di Asia diangap memiliki peluang

sangat besar. Melihat bahwa kawasan ini merupakan ‘rumah’ bagi negara-negara

berkembang yang potensi e-commerce nya belum tergali secara maksimal dan

masih bisa dikembangkan secara signifikan. Seperti Singapura, Thailand, Malaysia,

dan terutama India yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami berbagai

kemajuan yang sangat pesat dan mulai menunjukan kekuatanya baik itu di Asia

sendiri maupun di tingkat global.

Page 19: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

5

Namun yang membuatnya menarik, walaupun dihadapkan dengan berbagai

pilihan negara potensial, yang notabenya juga merupakan negara-negara cukup

‘maju’ di kawasan Asia, Alibaba justru menunjukan ketertarikanya terhadap pasar

e-commerce Indonesia. Bersaing dengan India, saat ini pasar e-commerce Indonesia

memang sedang menerima banyak perhatian dari pemain-pemain e-commerce

besar di dunia. Pasar e-commerce Indonesia sendiri kerap kali disebut-sebut sebagai

salah satu yang mengalami pertumbuhan paling signifikan dan memiliki potensi

untuk berkembang sangat pesat di masa yang akan datang. Kondisi dan peluang ini

pun ternyata menarik perhatian Alibaba untuk masuk dan menjadikan Indonesia

sebagai lokasi tujuan perluasan pasar mereka. Bukti ketertarikan dan keyakinan

Alibaba terhadap Indonesia tersebut nyatanya telah direalisasikan dalam bentuk

investasi yang mereka lakukan kepada pemain e-commerce lokal milik Indonesia.

Pada September 2017 lalu, Alibaba telah melakukan investasi ke Indonesia

dengan membeli saham milik Tokopedia sebesar 1,1 milyar USD atau sekitar 14,7

triliun Rupiah5. Tokopedia sendiri merupakan salah satu platform e-commerce

lokal terbesar di Indonesia yang sudah sangat mumpuni. Sejak didirikan pada 2009

silam, Tokopedia telah berhasil mendominasi sebagian besar landscape e-

commerce Indonesia, tidak berlebihan juga untuk mengatakan bahwa saat ini

Tokopedia merupakan pioneer dari industri dan sektor e-commerce yang ada di

Indonesia. Namun, setahun sebelum Alibaba mengakuisisi saham Tokopedia,

tepatnya pada April 2016, perusahaan raksasa ini juga ternyata telah melakukan

5 Rahman Indra, “Tokopedia Dapat Suntukan Rp 14,7 Triliun dari Alibaba”, CNN Indonesia,

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20170817201937-185-235487/tokopedia-dapat-

suntikan-rp147-triliun-dari-alibaba (diakses pada 23 Februari 2018)

Page 20: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

6

investasi serupa di platform e-commerce berbasis Asia Tenggara yaitu Lazada

sebesar 1 milyar USD, yang bahkan menjadikan mereka sebagai pemegang saham

mayoritas. Walaupun bukan berasal dari Indonesia, penulis merasa perlu untuk

mengikutsertakan akuisisi Alibaba terhadap Lazada kedalam pembahasan

penelitian ini. Pasalnya di Indonesia, Lazada merupakan salah satu platform e-

commerce yang juga paling dominan dan juga selalu bersaing dalam menjadi

destinasi perbelanjaan nomor satu di Indonesia—bersamaan dengan Tokopedia.

Memang basis e-commerce Lazada ini terfokus pada enam negara di Asia

Tenggara, namun jika melihat kontribusi dari masing-masing enam negara tersebut

bisa dikatakan Indonesia-lah yang menyumbangkan peranan terbesar bagi

kesuksesan platform tersebut. Artinya, keputusan Alibaba untuk turut melakukan

investasi terhadap Lazada pada dasarnya dipengaruhi juga oleh dukungan dari

Indonesia.

Tidak tanggung-tanggung, kedua investasi yang dilakukan Alibaba terhadap

Tokopedia dan Lazada ini ternyata termasuk ke dalam urutan investasi dalam

jumlah terbesar yang pernah Alibaba lakukan. Dimana masing-masingnya

menempati urutan ketiga dan keempat dari seluruh investasi terbesar yang

dilakukan Alibaba terhadap perusahaan lain6. Selama ini, Alibaba kerapkali hanya

melakukan investasi dalam jumlah besar terhadap sesama perusahaan dan platform

e-commerce lokal asal China saja. Adapun investasi besar lainya yang dilakukan

6 Steven Millward, “Alibaba’s Biggest Investment in 2017”, Techinasia,

https://www.techinasia.com/2017-alibaba-investments (diakses pada 27 Februari 2018)

Page 21: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

7

terhadap pihak luar ialah terhadap e-commerce asal India. Namun itupun jumlah

yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah yang Indonesia terima.

Melihat fenomena investasi yang dilakukan Alibaba terhadap Indonesia

tersebut, penelitian ini berusaha menganalisa faktor-faktor apa yang dimiliki pasar

e-commerce Indonesia yang membuat Alibaba tertarik untuk menanamkan

modalnya dalam jumlah sedemikian besar. Karena pada dasarnya, pasti terdapat

lebih dari satu faktor yang melandasi keputusan perusahaan sebesar Alibaba untuk

menjadikan Indonesia sebagai lokasi negara tujuan perluasan pasar mereka.

1.2.1 Pembatasan Masalah

Dari berbagai kemungkinan dan faktor yang melandasi investasi Alibaba

terhadap pasar e-commerce Indonesia, penelitian ini akan membatasi analisa

terhadap 4 kajian faktor. Yaitu faktor ekonomi, faktor politik, faktor teknologi dan

faktor masyarakat yang Indonesia miliki yang menarik Alibaba untuk

menjadikannya sebagai lokasi tujuan perluasan pasar e-commerce mereka.

Karena topik dari penelitian ini relatif baru, dibutuhkan pembatasan waktu

yang jelas. Oleh karena itu penulis membatasi periode waktu sampai di tahun 2017

lalu, tepatnya ketika Alibaba memutuskan untuk menyuntikan sejumlah dana

investasi terhadap Tokopedia. Pembatasan waktu ini dirasa tepat karena ketika

sebuah perusahaan memutuskan untuk melakukan investasi, mereka pasti memiliki

berbagai alasan yang sebelumnya telah dipertimbangkan dan dianalisis.

1.2.2 Perumusan Masalah

Page 22: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

8

Adapun pertanyaan penelitian yang timbul dari latar belakang diatas adalah,

Mengapa Alibaba memilih Indonesia sebagai lokasi tujuan perluasan pasar e-

commerce nya?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan penelitian yang telah disebutkan diatas, tujuan

dari penelitian ini adalah untuk memaparkan secara komperhensif alasan dan

pertimbangan Alibaba dalam upaya memperluas pasar e-commerce mereka di

Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga berusaha menggambarkan kondisi yang

ada dengan memberikan bukti nyata terkait keadaan pasar, perkembangan e-

commerce, dan potensi ekonomi Indonesia yang menarik minat Alibaba untuk

melakukan investasi terhadap perusahaan lokalnya.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1. Memberikan pengetahuan serta informasi mengenai perkembangan e-

commerce di era ekonomi digital sebagai salah satu bentuk fenomena global

masa kini.

2. Memberikan pengetahuan mengenai Alibaba sebagai pemimpin e-commerce

global serta potensi dan keunggulan yang dimiliki Indonesia dalam

keberhasilanya memikat investasi pihak Alibaba.

3. Memberikan sumbangan pemikiran dan referensi bagi pihak yang ingin meneliti

mengenai topik serupa.

Page 23: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

9

1.4 Kajian Literatur

Guna memastikan bahwa fenomena masuknya Alibaba ke pasar e-

commerce Indonesia ini merupakan isu global yang termasuk dalam bagian studi

hubungan internasional, penulis menggunakan literatur yang ditulis oleh Bae

YoungJa dengan judul Information Technology and the Empowerment of New

Actors in International Relations. Dalam tulisanya YoungJa sependapat dengan

Rosenau (1990) dan Strange (1994) yang menyatakan bahwa teknologi dan

infomasi, terutama internet memainkan peranan penting bagi berbagai perubahan

dalam hubungan internasional, salah satunya ialah perubahan dalam konteks

perdagangan dan kemunculan aktor baru seperti perusahaan multinasional.

Teknologi informasi memunculkan berbagai teknik baru yang memungkinkan

perusahaan-perusahaan untuk memperluas pasarnya ke tingkat internasional. Salah

satu bentuk nyatanya adalah kehadiran internet yang telah merevolusi cara

perusahaan melakukan aktivitas bisnisnya melalui pengenalan e-commerce. E-

commerce memberikan banyak damapak positif, seperti meningkatkan kompetisi

bisnis, efisiensi serta menejemen perusahaan yang akan berdampak pada kemajuan

ekonomi. Oleh karena itu banyak usaha yang telah dilakukan untuk mempermudah

kelangsunganya melalui revisi aturan-aturan perdagangan baik itu oleh negara

maupun organisasi internasional.

Literatur selanjutnya merupakan jurnal berjudul The Determinant of

Chinese Outward Foreign Direct Investment (FDI) yang ditulis oleh Peter Buckley.

Jurnal ini menginvestigasi faktor-faktor yang menjadi determinan FDI milik

perusahaan multinasional asal China, yang dalam beberapa tahun terakhir memiliki

Page 24: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

10

peranan aktif sebagai negara investor. Faktor-faktor tersebut diantaranya, market

seeking yang berfokus pada karakteristik pasar negara tujuan seperti ukuran dan

juga pertumbuhanya, sumber daya yang berfokus pada karakteristik pasar negara

tujuan seperti ukuran dan juga pertumbuhanya, sumber daya yang ada di negara

tujuan, aseet seeking yang biasa dilakukan terhadap negara industri, resiko-resiko

politik yang sangat berkaitan dengan aliran FDI, cultural proximity dimana

disebutkan bahwa perusahaan asal China cenderung memilih untuk melakukan

investasi di negara-negara yang memiliki populasi etnis China dalam jumlah

besar—biasanya negara-negara Asia, ada juga liberalisasi kebijakan di China yang

memang menjadi dorongan bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi, nilai tukar

dan tingkat inflasi di negara tujuan yang mempengaruhi keuntungan perusahaan,

ekspor dan impor, jarak geografis, serta terakhir adalah keterbukaan negara tujuan

teradap FDI.

Dalam jurnal Perspective on Foreign Direct Investment Location

Decisions; What Do We Know and Where Do We Get from Here, Daniel Hoi Ki

dan Peter Tze Yui menyebutkan bahwa sebelum sebuah perusahaan membuat

keputusan terkait lokasi investasi, perusahaan tersebut perlu menganalisa location

advantage dari negara tujuan mereka. Pembuatan keputusan akan lokasi ini sangat

kompleks dan seringkali dipengaruhi oleh dua faktor, faktor pajak dan faktor non-

pajak. Selain dari faktor pajak yang ada, ternyata faktor non-pajak juga berdampak

pada keputusan investasi karena akan mempengaruhi efisiensi kegiatan operasional

dan juga keuntungan yang akan didapat perusahaan. Terdapat beberapa hal yang

termasuk dalam faktor non-pajak, Pertama ialah sikap pemerintah negara tujuan

Page 25: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

11

akan investasi asing, infrastruktur yang ada di lokasi tersebut—dimana faktor ini

dipengaruhi oleh kebutuhan masing-masing industri yang perusahaan miliki, lalu

ada juga tenaga kerja baik itu kualitas, biaya, maupun ketersediaanya, selanjutnya

ialah kondisi ekonomi yang sangat penting untuk ekspansi pasar, dan terakhir ialah

resiko politik yang juga harus menjadi pertimbangan perusahaan.

Literatur terakhir berasal dari jurnal The Determinan of Foreign Direct

Investment in China: The Case of Taiwanese Firm in the IT Industry yang ditulis

oleh Feng Jyh Lin. Jurnal ini berusaha menganalisa determinan apa saja yang

mendorong sebuah perusahaan untuk melakukan FDI—yang dalam hal ini ialah

FDI yang dilakukayn perusahaan IT. Terdapat dua faktor yang mempengaruhinya,

yaitu kondisi dan lingkungan industri tersebut serta faktor-faktor yang berasal dari

perusahaan itu sendiri. Dari sisi industri terdapat beberapa hal yang dapat menarik

perusahaan, yaitu network linkages karena nyatanya saat ini biaya dan juga resiko

investasi di bidang teknologi telah meningkat, selanjutnya ialah kondisi pasar dari

industri negara yang dituju karena tujuan daripada FDI sebuah perusahaan telalu

terkait dengan upaya ekspansi pasar, baik itu mencari pasar baru maupun

memperbesar pasar yang telah mereka miliki, dan terakhir ada kebijakan yang

terbuka yang akan menciptakan lingkungan bisnis yang baik. Sedangkan dari sisi

perusahaan sendiri, mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk FDI

dilatarbelakangi oleh dua hal. Ukuran dari perusahaan yang berkaitan dengan

kemampuan mereka, dimana semakin besar perusahaan tersebut biasanya mereka

memiliki specific advantage yang lebih tinggi untuk mendukung FDI. Terakhir,

ialah performa dari perusahaan. Performa ini pada dasarnya merupakan ownership

Page 26: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

12

advantage berupa sumber daya unik, kemampuan dan pengalaman yang telah

dimiliki perusahaan itu sendiri yang dapat membantu menjaga keunggulan

kompetitif mereka.

1.5 Kerangka Pemikiran

Untuk dapat menjawab dan menganalisa pertanyaan penelitian yang telah

disebutkan di bagian sebelumnya, penelitian ini menggunakan beberapa kerangka

pemikiran dan konsep. Perspektif utama yang melandasi tulisan ini ialah teori

Liberalisme Ekonomi. Namun dalam pembahasanya akan lebih difokuskan pada

konsep-konsep yang berkatan dengan perusahaan multinasional dan foreign direct

investment (FDI).

Liberalisme ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu dari Teori Liberalisme

yang lahir dari seorang ekonom Inggris bernama Adam Smith pada tahun 1976.

Pada dasarnya liberalisme ekonomi merupakan seperangkat doktrin dan prinsip

yang ditujukan untuk mengelola perekonomian dan pasar guna mencapai efisiensi,

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan individu secara maksimal7. Ide utamanya

bersandar pada tiga hal, yaitu perdagangan bebas yang dilepaskan pada mekanisme

pasar, individu yang berperan sebagai aktor utama dalam aktivitas ekonomi, serta

intervensi pemerintah yang harus diminimalisir.

Konsep perdagangan bebas yang diusung liberalisme ekonomi merujuk pada

kondisi perdagangan yang berorientasi pada keterbukaan. Termasuk didalamnya

7 Robert Gillpin, The Political Economy of International Relations, (New Jersey: Princeton

University Press, 2000) hlm. 27

Page 27: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

13

pergerakan bebas antara komoditas, aliran modal, maupun tenaga kerja8. David

Ricardo menegaskan bahwa perdagangan yang dilakukan secara bebas akan

mengikat kepentingan seluruh pihak9. Ketika hambatan yang membatasi ruang

gerak aktivitas perekonomian dihilangkan, positive sum-game akan tercipta.

Dimana hal ini juga lah yang merupakan kunci dari pencapaian kesejahteraan

seluruh pihak, baik itu individu, perusahaan maupun negara.

Berbeda dengan paham lain, liberalisme ekonomi juga percaya pentingnya

peran aktor non-negara terutama di era globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini.

Walaupun aktivitas ekonomi global memang memberikan berbagai dampak positif

terhadap negara, namun tujuan utama dari asumsi liberalisme ekonomi ini lebih

ditujukan untuk kepentingan individual10. Lebih jelasnya, negara tidaklah berperan

sebagai aktor sentral karena fokus utama mereka berada di tangan individual, baik

itu sebagai produsen maupun konsumen11, termasuk didalamya perusahaan yang

berkontribusi pada kegiatan ekonomi. Negara sendiri tidak lagi menjadi satu-

satunya pemain dalam berbagai aktivitas perekonomian global, karena dalam

kenyataanya saat ini perusahaan-perusahaan—khususnya perusahaan multinasional

dapat melakukan kegiatanya tanpa harus melibatkan negara secara langsung.

Seperti contohnya perpindahan modal yang melampaui lintas batas teritorial yang

8 Scott Burchill & Andrew Linklater, Theories of International Relations 3rd edition, (New York:

Palgrave Macmillan, 2005), hlm. 63 9 Ibid. 10 Robert Gillpin, Loc. Cit. 11 Robert Jackson dan Georg Sorensen, Introduction to International Relations, (United Kingdom:

Oxford University Press, 2013), hlm 165.

Page 28: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

14

sekarang ini dilakukan berbagai perusahaan multinasional di seluruh kawasan

dunia.

Perusahaan multinasional sendiri merujuk pada perusahaan yang terlibat dalam

aktivitas bisnis secara internasional dan melakukan kegiatan bisnisnya diluar batas

domestik. Buckley & Casson (1985) mendefinisikan perusahaan multinasional

sebagai sebuah perusahaan yang memiliki nilai atau value yang melebihi suatu

perekonomian nasional12. Sebuah perusahaan dapat dikatakan sebagai perusahaan

multinasional ketika mereka mampu untuk membuat transisi dan kemajuan, baik

itu inovasi dalam komunikasi, teknologi, dan transportasi yang memungkinkan

mereka untuk melakukan internasionalisasi13. Selain itu, perusahaan-perusahaan

tersebut juga harus mampu memberikan manfaat bagi negara yang ditujunya seperti

pemberian modal dan teknologi, kemampuan menejerial, maupun jaringan

pemasaran.

Kehadiran perusahaan multinasional ini memang telah memberikan dampak

yang sangat signifikan bagi kelancaran perdagangan pasar bebas di tingkat global.

Kendati demikian, liberalisme ekonomi berasumsi bahwa dalam perkembanganya,

tanpa peran pemerintah pasar mungkin saja mengalami ketidakseimbangan dan

market failure sampai titik dimana modal tidak termanfaatkan dengan baik dan

manejemen diantara ekonomi nasional dengan internasional tidak berjalan lancar14.

Karena itu paham ini menekankan bahwa peranan dan strategi pemerintah tidak

12 Peter J. Buckley, The Multinational Enterprise Theory and Applications, (London: Palgrave

Mcmillan, 1989), hlm 113. 13 Theodore H. Cohn, Op. Cit., hlm 249. 14 Theodore H. Cohn, Op. Cit., hlm 81.

Page 29: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

15

dapat sepenuhnya dihilangkan. Bagaimanapun, aktivitas ekonomi tetap

membutuhkan kerangka hukum yang dibangun secara politis oleh negara untuk

memastikan semua kegiatan perekonomian berjalan dengan baik, termasuk

aktivitas perusahaan-perusahaan multinasional yang melibatkan keikutsertaan dari

dua atau bahkan beberapa negara secara bersamaan. Tanpa adanya campur tangan

pemerintah, perusahaan multinasional yang sudah mapan sekalipun tidak akan bisa

menjalankan aktivitas mereka secara efektif dan efisien. Maka dari itu, paham

liberalisme ekonomi berakhir pada kesimpulan bahwa walaupun negara bukan

merupakan fokus utama—dimana aktor sentral tetap berada pada individu dan

perusahaan beserta mekanisme kebebasan pasarnya—namun bukan berarti

kehadiranya tidak penting. Peran negara tetap krusial, namun diminimalisir hanya

sampai sebatas pembuat regulasi dan pengawas jalanya kegiatan ekonomi diantara

aktor-aktor tersebut agar terciptanya efesiensi.

Sebelum memasuki pembahasan akan konsep perusahaan multinasional lebih

lanjut, sempat disinggung bahwa kemajuan teknologi dan kemunculan internet

yang ada saat ini telah mendominasi studi Hubungan Internasional kontemporer.

Isu dan fenomena global khususnya yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi tidak

bisa lagi terlepas dari pengaruh teknologi. Theodore H. Cohn menyebutkan bahwa

rezim finansial internasional yang baru di era ini bukan lagi dibangun oleh para

politisi, ekonom, bank sentral, maupun kementrian keuangan, melainkan dibangun

Page 30: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

16

oleh teknologi15. Hal ini jelas membuktikan adanya keterkaitan kuat diantara

teknologi internet dengan dunia hubungan internasional secara keseluruhan.

Sama halnya dengan studi hubungan internasional, perusahaan multinasional

pun terkena dampak dari kehadiran teknologi dan internet ini—khususnya bagi

mereka yang berbasis digital. Sebab, saat ini perusahaan-perusahaan tersebut bukan

hanya sekedar melakukan perdagangan lintas batas negara saja melainkan juga

membangun jaringan global di berbagai wilayah yang berbeda16. Disamping itu,

teknologi—khususnya internet—dapat diakses secara global tanpa terbatas wilayah

dan waktu. Tentu kemunculanya ini meningkatkan kemampuan perusahaan untuk

memperluas jangkauan operasi mereka di seluruh belahan dunia sekaligus

mengjangkau konsumer yang lebih luas lagi. Internet adalah cara paling mudah dan

efektif untuk menjangkau pasar global dimana kini kehadiranya telah mendorong

perkembangan pasar finansial ke arah yang lebih terbuka yang tidak lagi terbatas

pada teritori sebuah negara. Kini internet bukan hanya membuat sistem pemasaran

global lebih mudah untuk terjadi namun juga membuatnya menjadi lebih praktis

karena dapat menyediakan komunikasi instan dengan setiap pihak yang terlibat

dengan perusahaan baik itu kantor penjualan, distributor, reseller, retailer dan

kosumen di seluruh dunia dengan biaya rendah17.

Ketika menjalankan aktivitas bisnis yang melewati batas-batas wilayah sebuah

negara, perusahaan multinasional dalam kenyataanya tidak akan terlepas dengan

15 Theodore H. Cohn, Op. Cit., hlm 79. 16 John B. Cullen & Praveen Parboteeah, International Business: Strategy and the Multinational

Company, (New York: Routledge, 2010), hlm. 15. 17 Barry Silverstein, Information Technology Companies, (Canada: Maximum Press, 2001), hlm.

36.

Page 31: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

17

konsep investasi luar negeri atau yang biasa disebut sebagai foreign direct

investment (FDI). Berdasarkan definisi yang dikeluarkan oleh IMF Balance of

Payments Manual: Fifth Edition (BPM5) FDI mengacu pada:

Investasi yang dilakukan untuk memperoleh kepentingan pada perusahaan yang

beroprasi di luar ekonomi investor. Selanjutnya, dalam kasus FDI, tujuan investor

adalah untuk mendapatkan suara yang efektif dalam pengelolaan perusahaan.

(Washington, D.C., International Monetary Fund (IMF), 1993)18

FDI juga mengacu pada kepemilikan dari sebuah perusahaan multinasional,

baik sebagian maupun seluruhnya, dari operasi perusahaan di negara lain19.

Singkatnya, sebuah perusahaan dapat dikatakan telah melakukan FDI ketika

mereka mempunyai hak milik dari sebuah unit organisasi lain diluar negara tempat

mereka berasal. Tujuan daripada FDI ini sendiri ialah untuk memberikan pengaruh

yang menguntungkan berupa peningkatan pendapatan bagi perusahaan yang

melakukan investasi. Bisa itu berupa perluasan dari market shares mereka, atau

membantu mengeliminasi kompetitor-kompetitor yang ada, maupun juga berupa

aliansi strategis dengan perusahaan yang dituju20.

Dalam beberapa dekade terakhir, FDI mengalami perkembangan yang sangat

substansial dimana terdapat pergeseran dalam kegiatan ekonomi luar negeri yang

mulai memperluas fokusnya dari aktivitas ekspor dan impor. Sejak itu, perusahaan

terus menunjukan antusiasmenya untuk melakukan investasi di luar negeri dan

18 “Foreign Direct Invesment”, United Nations Confrence on Trade and Development (UNCTAD),

http://unctad.org/en/Pages/DIAE/Foreign-Direct-Investment-(FDI).aspx, (diakses pada 24 Februari

2018) 19 John B. Cullen, Op. Cit., hlm 16. 20 Aristidiz Bitzenis, Vasileonis A, Pyrros Papadimitriou, Mergers and Acquisitions as the Pillars

of Foreign Direct Investment, (New York: Palgrave MacMillan, 2012), hlm 100.

Page 32: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

18

memperluas cakupanya kedalam pasar global. Dalam buku Ekonomi Politik Global,

Theodore H. Cohn percaya bahwa perkembangan FDI merupakan “major weaver

of the world economy”, yang diyakini dapat meningkatkan efisiensi dan pekerjaan

serta mendorong inovasi, kompetisi, pertumbuhan ekonomi21.

Dalam upaya memahami mengapa perusahaan multinasional berlomba-lomba

untuk melakukan investasi dan menempatkan dirinya di luar negeri, kerangka

pemikiran ini dilengkapi dengan model OLI atau yang biasa juga disebut the electic

paradigm yang dikemukakan oleh John H. Dunning pada tahun 1979. OLI model

merupakan singkatan dari Ownership Advantage, Location Advantage, dan

Internationalization Advantage. Ketiga hal tersebut pada dasarnya merupakan

faktor-faktor yang menjadi alasan bagi sebuah perusahaan multinasional dalam

melakukan investasi luar negeri.

Ownership Advantage dapat dikatakan sebagai modal pertama dan utama yang

harus dimiliki perusahaan multinasional ketika dirinya ingin melakukan FDI.

Perusahaan tersebut harus memiliki advantage tersendiri dari sisi ownership

mereka sebelum mereka bisa melakukan ekspansi ke pasar global. Sederhananya,

Ownership Advantage ini merupakan keunggulan-keunggulan tertentu milik si

perusahaan yang memungkinkan mereka untuk memiliki daya saing yang lebih

tinggi ketimbang perusahaan lain. Dimana keunggulan tersebut dimanfaatkan untuk

mentransfer dan memperbesar dirinya ke luar batas nasional mereka22. Keunggulan

21 Theodore H. Cohn, Op.Cit. 22 John H. Dunning, Theories and Paradigms of International Business Activity, (England: Edward

Elgar Publishing Ltd., 2002), hlm 347.

Page 33: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

19

tersebut dapat berupa banyak hal, baik itu reputasi perusahaan mereka yang baik,

brand mereka yang kuat, skala perusahaan yang besar, maupun keunikan-keunikan

tertentu yang dimilikinya, termasuk didalamnya pemilik atau owner dari

perusahaan itu sendiri. Karena ternyata pemilik perusahaan bisa memiliki dampak

tersendiri terhadap keberhasilan dari investasi yang dilakukan perusahaan. Menurut

Dunning, keunggulan dari segi ownership merupakan nilai dan daya saing yang

sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan tersebut untuk melakukan FDI.

Tanpa keduanya, akan sulit bagi sebuah perusahaan luar negeri untuk memperluas

dirinya ke tingkat global.

Setelah sebuah perusahaan memiliki ownership advantage yang dapat

memberinya keunggulan dari perusahaan-perusahaan lain, proses FDI selanjutnya

dilandasi dan dimotifasi oleh Internationalization Advantage, yang dilakukan

dengan cara menginternasionalisasikan dirinya ke tingkat global serta memperluas

perusahaanya ke pangsa pasar yang lebih luas. Dengan harapan bahwa ketika

mereka melakukan internasionalisasi, perusahaan akan mendapat keuntungan-

keuntungan lain seperti menjangkau berbagai konsumen baru yang otomatis akan

meningkatkan keuntungan perusahaan mereka. Dalam jangka panjang, advantage

atau manfaat dari internasionalisasi ini diharapkan akan membantu meningkatkan

daya saing dan ownership advantage yang telah dimiliki perusahaan sebelumnya.

Motif dari ekspansi yang dilakukan ini terbagi menjadi tiga; motif yang

berorientasi pasar, motif sumber bahan mentah dan motif penurunan biaya produksi

Page 34: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

20

(Buckley 1989)23. Namun telah banyak diakui oleh para ekonom bahwa pasar kerap

kali menjadi alasan utama bagi perusahaan multinasional untuk melakukan

investasi di negara lain. Pasar yang dituju disini biasanya diarahkan pada lokasi

yang bisa memberikan berbagai potensi dan peluang ekonomi terhadap

kelangsungan perusahaan itu sendiri. Dimana tujuanya selalu berujung pada neluri

sebuah perusahaan yaitu untuk memaksimalisasi keuntungan mereka.

Proses internasionalisasi dan afiliasi ke dalam pasar asing merupakan bagian

yang sangat krusial bagi strategi bisnis perusahaan multinasional. Proses ini pada

umumnya dapat dilakukan melalui beberapa cara yang berbeda. Melalui greenfield

investment, mergers & acquisitions (M&A), maupun melalui acquisitions saja

(tanpa mergers). Greenfield investment dilakukan dengan cara mendirikan

perusahaan yang sepenuhnya baru untuk beroperasi di negara lain, termasuk

didalamnya pembangunan fasilitas, pembentukan struktur organisasi, pencarian

sumber daya manusia, dll. M&A dilakukan ketika perusahaan multinasional

mengakuisisi dan menggabungkan perusahaanya dengan perusahaan di negara

tujuan. Sedangkan akuisisi dilakukan ketika sebuah perusahaan hanya mengakuisisi

atau mengambil alih perusahaan lokal yang telah ada di negara tuan rumah (host

country). Dimana pengambilalihan sebuah perusahaan lokal ini tergantung dari

seberapa besar akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan multinasional tersebut.

Bisa mencakup keseluruhan perusahaan melalui akuisisi secara langsung, bisa juga

dilakukan melalui akuisisi dalam saham mayoritas yang dimiliki perusahaan

23 Edward J. Coyne, Targeting the Foreign Direct Investor, (New York: Springer Science+

Business Media, 1995), hlm. 49.

Page 35: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

21

tersebut24. Seringkali cara ini dianggap bisa memberikan hasil yang lebih cepat

karena mengurangi biaya dan resiko untuk mengalahkan perusahaan lokal lain yang

sudah mapan. Karena dengan membeli perusahaan lokal yang sudah mapan,

investor dapat memangkas biaya dan modal besar yang diperlukan selama periode

start-up25. Disisi lain, perusahaan yang diakuisisi biasanya sudah mapan dalam

pasar lokal negaranya, dimana mereka telah memiliki pangsa pasar yang pasti,

pengetahuan akan kondisi pasar lokal, dan juga mereka telah memiliki jaringan

distribusi26. Maka dari itu, strategi ini lebih banyak digunakan oleh perusahan

multinasional ketika hendak memperluas cakupanya ke luar negeri karena resiko

yang dimilikinya lebih rendah.

Setelah memiliki motif yang kuat untuk melakukan ekspansi ke pasar global

yang juga dilengkapi dengan keunggulan-keunggulan yang mendukungnya, FDI

berlanjut pada proses lovation advantage. Location Advantage sendiri mengarah

pada pertanyaan dimana perusahaan multinasional tersebut harus menanamkan

modal investasinya. Karena sebagai tahap finalisasi dari FDI, pemilihan lokasi ini

merupakan faktor yang sangat penting bagi kesuksesan proses internasionalisasi

yang dilakukan perusahaan tersebut. Lokasi yang dipilih haruslah memiliki

keunggulan yang membuatnya memiliki nilai tambah ketimbang lokasi-lokasi lain,

baik itu berupa peluang ekonomi, kesempatan berkembang bagi perusahaan,

maupun mungkin juga keunikan-keunikan tersendiri dari sebuah wilayah. Intinya,

24 Aristidiz Bitzenis, Vasileonis A, Pyrros Papadimitriou, op. cit., hlm 101. 25 John hs & Ernetst Ogram, International Business Environment and Operations, (Massachusetts:

Addison-Wesley Publishing Company, 1976), hlm.412. 26 Magnus Blomstorm & Ari Kokko, Foreign Direct Investment: Firm and Host Country

Strategies, (London: Palgrave Macmillan, 2000), hlm 43.

Page 36: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

22

perusahaan harus dapat memilih lokasi yang dapat membawa dan menawarkan

keuntungan bagi mereka.

Namun, keunggulan sebuah lokasi ini sendiri bersifat sangat subjektif.

Dimana preferensi tersebut sangat ditentukan oleh motif ekspansi perusahaan milik

perusahaan, yang mana hal ini juga sangat terkait dengan strategi, objektif, dan

ownership advantage dari perusahaan yang bersangkutan itu sendiri27. Artinya,

menarik atau tidaknya lokasi sebuah negara untuk dijadikan tujuan FDI bisa

berbeda-beda diantara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Negara X mungkin

menarik bagi perusahaan A, tapi tidak bagi perusahaan B dilihat dari strategi, tujuan

dan apa yang memang menjadi focus masing-masing perusahaan. Hal ini juga yang

menyebabkan munculnya banyak analisa dan pandangan yang berbeda dari ahli-

ahli yang ada terkait determinan dalam menentukan lokasi negara tujuan FDI.

Karena itu, guna menghasilkan pembahasan yang lebih komperhensif, ada baiknya

jika penulis menggabungkan beberapa perspektif dari beberapa ahli yang berbeda.

Prof. Bob Sugeng Hadiwinata dalam buku Politik Bisnis Internasional

menyatakan bahwa dalam menentukan negara tujuan investasi, perusahaan

multinasional memiliki beberapa pertimbangan khusus, diantaranya28:

1. Pendapatan perkapita yang cukup tinggi agar masyarakat memiliki daya

saing

2. Kebijakan yang kondusif yang mendukung perusahaan dalam berinvestasi

27 Malgorzata Szalucka, “Does Location Really Matter? The Influence of the FDI Location on

Enterprise Competitiveness: The Evidence from Polish Enterprise”, Managing Global Transition,

Vol. 13 No. 2 (2015) hlm. 130 28 Bob Sugeng Hadiwinata, Politik Bisnis Internasional, (Yogyakarta: Kansius, 2006), hlm. 118.

Page 37: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

23

3. Iklim politik yang stabil yang menjamin keberlangsungan dari kegiatan

perusahaan

4. Upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk menekan biaya produksi

H. S. Kehal dalam buku Foreign Investment in Developing Countries

memiliki pandangan yang berbeda dimana menurutnya determinan spesifik lain

yang menentukan FDI ialah29:

1. Instabilitas sosial politik yang harus dihindari agar tercipta suasana kondusif

bagi perusahaan dalam melakukan kegiatanya di negara tujuan

2. Keterbukaan negara tersebut terhadap perdagangan, karena keterbukaan

ekonomi sebuah negara akan meningkatkan kepercayaan diri para investor

dalam melaksanakan investasi

3. Biaya upah dan kemampuan tenaga kerja, biasanya dilakukan dalam motif

penurunan biaya produksi

4. Insentif dari pemerintah, dimana insentif yang diberikan pemerintah akan

sangat berdampak pada peluang atau hambatan bagi perusahaan.

Terakhir, penelitian ini menggunakan pandangan dari Larimo dalam buku

Foreign Direct Investment Behavior and Performance yang mengelompokan enam

faktor utama dalam memilih lokasi unit luar negeri30:

1. Teknologi dan siklus perkembanganya

2. Tingkat permintaan produk dan lokasi pasarnya

29 H.S Kehal, Op. Cit., hlm 22. 30 Larimo Jorma, Foreign Direct Investment Behavior and Performance, (Finland: Acta

Wasaensia, 1993), hlm 33.

Page 38: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

24

3. Kondisi persaingan dan usaha yang ada di pasar

4. Faktor pendukung diantara negara yang bersangkutan

5. Faktor institusional seperti insetif pemerintah terkait investasi dan larangan

impor

6. Jarak fisik, kultur, dan ekonomi dari perusahaan yang melakukan investasi

Namun, ketiga pandangan diatas dirasa masih belum cukup untuk menghasilkan

analisa yang mendalam terkait location advantage yang dimiliki sebuah negara.

Karena dalam kenyataanya, proses perluasan pasar sebuah perusahaan luar negeri

tidaklah terbatas pada faktor-faktor tersebut saja. Melainkan, mereka juga akan

mempertimbangkan faktor-faktor lain diluar faktor yang telah dijabarkan. Maka

dari itu penulis akan menggabungkan ketiga pandangan tersebut dengan pandangan

penulis sendiri terkait determinan yang menjadi location advantage sebuah negara.

Setidaknya ada empat faktor yang digunakan penulis yakni, faktor ekonomi, faktor

politik, faktor teknologi dan internet, serta faktor masyarakat.

Faktor ekonomi yang dimaksud berupa kondisi-kondisi fundamental yang

memiliki pengaruh terhadap keadaan ekonomi negara yang bersangkutan, baik itu

kondisi di masa kini maupun di masa yang akan datang. Keadaan dan faktor-faktor

ekonomi yang menjadi determinan FDI ini nyatanya bergantung oleh banyak hal,

dan mungkin akan terlalu luas jika harus dijabarkan secara keseluruhan31. Namun

terdapat beberapa hal yang umumnya termasuk ke dalam faktor ekonomi yaitu

31 Travis G. Coan, “The Politics of FDI: An Interactive Framework”, International Interactions,

Vol. 34 (2008), hlm.404

Page 39: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

25

ukuran dari sebuah pasar dan kemungkinan pasar tersebut untuk tumbuh32. Selain

keduanya, terdapat faktor lain yang juga turut memberikan dampak terhadap faktor

ekonomi yaitu inflasi serta kondisi dan persaingan bisnis di tingkat lokal33, dan juga

tingkat permintaan yang ada di negara yang bersangkutan34.

Faktor politik seperti institusi, struktur peraturan dan kebijakan merupakan hal-

hal yang krusial yang mempengaruhi kemampuan sebuah negara untuk

memfasiltasi iklim investasi yang positif35. Karena kondisi politik pada

kenyataanya akan berpengaruh terhadap resiko investasi yang dilakukan sebuah

perusahaan luar negeri. Kondisi-kondisi politik yang dimaksud mencakup perang,

okupasi oleh kekuatan asing, kerusuhan, ketidakstabilan, sikap pemerintah, dan

perubahan dalam aturan-aturan dan regulasi36. Termasuk juga hak-hak terkait

kepemilikan dan kebebasan dalam pergerakan barang, modal, maupun tenaga

kerja37.

Faktor selanjutnya yang digunakan ialah faktor teknologi. Dimana interaksi

diantara teknologi dan FDI dianggap sebagai pertimbangan yang krusial bagi

keputusan investasi itu sendiri. Faktor-faktor terkait teknologi di negara yang

bersangkutan akan mempengaruhi advantage yang dimiliki negara tersebut dalam

banyak hal. Teknologi yang dimaksud disini berupa aktivitas-aktivitas seputar

32 Ibid. 33 Sayeena Bano, Jose Tabbada, “Foreign Direct Investment Outflows: Asian Developing

Countries”, Journal of Economic integration, Vol.30 No.2 (2015), 365. 34 Imad A. Moosa, Foreign Direct Investment Theory, Evidence and Practice, (New York:

Palgrave, 2002) hlm.133. 35 Travis G. Coan, Loc.Cit. 36 Imad A. Moosa, Op.Cit. hlm 132 37 Travis G. Coan, Loc.Cit.

Page 40: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

26

R&D, insentif-insentif teknologi, serta perubahan dalam teknologi38. Dimana

variable teknologi tersebut berkaitan dengan eksistensi, ketersediaan dan

perkembangan daripada teknologi itu sendiri—termasuk juga didalamnya

konektivitas dari internet39.

Faktor terakhir ialah faktor sosial yang terkait dengan kondisi-kondisi

masyarakat didalam negara tersebut. Keputusan terkait FDI seharusnya tidak hanya

didasarkan pada faktor-faktor ekonomi dan finansial saja, melainkan faktor sosial

juga seharusnya penting untuk menjadi pertimbangan investasi. Karena keadaan

sosial dalam negara tujuan juga akan mempengaruhi lingkungan bisnis di negara

tersebut, yang pada jangka panjangnya turut mempengaruhi investasi. Faktor sosial

dapat meliputi banyak hal, beberapa diantaranya adalah kondisi-kondisi geografis,

karakteristik dari masyarakat itu sendiri, maupun juga budaya yang tersebar dalam

didalamnya.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode

penelitian kualitatif, lebih spesifiknya berupa studi kasus melalui eksplorasi data

sekunder. Metode kualitatif sendiri merupakan suatu bentuk metode penelitian yang

berusaha untuk mencari tahu dan memahami pengertian yang mendalam dari

38 Imad A. Moosa, Op.Cit. hlm 161 39 Ibid.

Page 41: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

27

sebuah gejala, fakta, maupun realita yang dianggap sebagai masalah40. Basis

penelitian kualitatif studi kasus ini didasarka pada eksplorasi studi teks dan

dokumen sebagai sumber data utama, artinya penulis tidak akan menggunakan

perhitungan matematis maupun rumus ilmiah untuk menjelaskan dan menjawab inti

dari penelitian ini. Peneliti juga mengunakan metode deskriptif yang dilakukan

dengan cara menganalisa data-data yang ada dan kemudian menarik kesimpulan

dari data-data tersebut.

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi

dokumen dan kepustakaan dengan cara meneliti buku, jurnal ilmiah, dokumen,

laporan resmi, surat kabar serta berita dari situs internet yang berkaitan dengan

topik penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan terbagi kedalam lima bab yang berkesinambungan. Adapun

pembagian bab-bab tersebut adalah:

Bab I adalah bagian pendahuluan. Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai

latar belakang masalah yang merupakan eksplorasi dari judul penelitian,

identifikasi masalah yang membahas dasar dari masalah penelitian, lalu dilanjutkan

dengan tujuan dan kegunaan penelitian, kajian literatur, kerangka pemikiran yang

40 John W. Creswell, Research Design 4th Edition: Qualitative, Quantitative and Mixed Methods

Approach, (California: Sage Publications, 2014), hlm 4.

Page 42: Alibaba dan Pasar E-Commerce Indonesia

28

menjadi landasan analisis, metode penelitian dan teknik pengumpulan data, dan

ditutup dengan sistematika penulisan.

Bab II akan membahas mengenai Alibaba Sebagai Pemimpin Perusahaan E-

Commerce Global. Dimana bab ini akan terbagi kedalam tiga bagian. Bagian

pertama akan menjelaskan tentang latar belakang dan profil Alibaba Group beserta

pendirinya—Jack Ma, lalu bagian kedua menjelaskan mengenai keunggulan

Alibaba dibandingkan dengan perusahaan e-commerce lain, sedangkan bagian

ketiga akan memaparkan dominasi Alibaba, baik itu berupa cakupanya di dalam

negeri maupun expansinya di pasar e-commerce global.

Bab III merupakan analisa dari alasan mengapa Alibaba masuk ke dalam pasar

e-Commerce di Indonesia. Analisa dalam bab tiga ini terbagi kedalam empat sub-

bab, yaitu analisa terkait faktor ekonomi, analisa faktor politik, analisa faktor

teknologi dan internet, serta sub-bab terakhir memaparkan terkait analisa faktor

masyarakat.

Bab IV merupakan bagian Kesimpulan. Sebagai ahir dari penelitian maka pada

bab ini akan memaparkan simpulan dari analisis yang telah dilakukan di bab-bab

sebelumnya yang sekaligus menjadi jawaban dari pertanyaan penelitian.