book report discovery learning
Post on 24-Dec-2015
23 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BOOK REPORT
Pembelajaran discovery strategy &
mental vocational skil
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Biologi
Dosen : Sri Sukaesih, S.Pd, M.Pd
Disusun oleh :
Putri Rahayuningsih ( 4401413097 )
JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2014
DATA BUKU SUMBER
Judul Buku : Pembelajaran Discoveri Strategy & Mental Vocational Skill
Penulis : Mohammad Takdir Ilahi
Penerbit : DIVA Press
Tahun Terbit
: 2012
Cetakan
Jumlah Halaman
:
:
Pertama
229 halaman
PEMBELAJARAN DISCOVERY STRATEGY & MENTAL
VOCATIONAL SKILL
I. PENDAHULUAN
Buku yang berjudul “Pembelajaran Discovery & Mental
Vocational skill” berisi uraian tentang pandangan belajar menurut
teori discovery learning, pembelajaran dengan penemuan berdasarkan
pengalaman bertujuan untuk memecahkan masalah (problem solving).
Buku ini juga menguraikan tentang, ketrampilan kerja (vocational
skill) yang menekankan pada pengembangan diri (self development)
seseorang dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang
semakin kompleks dan kompetitif.
Implikasi pembalajaran discovery strategy dalam meningkatkan
mental vocational skill diperoleh keberhasilan untuk mampu
melaksanakan pelatihan secara empiris, memecahkan masalah,
bersikap mandiri, berpikir kreatif, menciptkan produksi baru,
menbangun mental wiraswasta, keberanian melaksanakan percobaan,
menarik kesimpulan dari hasil pengamatan, membangun hubungan
yang baik, menumbuhkan sikap tanggung jawab dan loyalitas.
II. URAIAN ISI
Untuk mengurangi terjadinya pengangguran tenaga terdidik dan
mengatasi masalah mengenai merosotnya kualitas serta reputasi
pendidikan akan berpengaruh pada masa depan pendidikan yang
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan idealisme pendidikan
yaitu, mencerdaskan kehidupan bangsa. Begitu juga dengan tujuan
pendidikan untuk mendapat ilmu yang inovatif dan menghasilkan
tenaga terampil dan produktif.
Dalam mewujudkan semua tujuan tersebut anak didik harus
mempunyai ketrampilan/kecakapan hidup (life skill) yaitu mampu
menunjang kemampaun belajar anak didik (learning how to learning)
dan menghilangkan pola pikir atau kebisaan yang tidak tepat
(learning to learn), dapat mengembangkan potensi diri (vocational
skill) yang memadai, dapat memecahkan masalah (problem solving)
secara kreatif dan inovatif dengan cara memberi peluang anak didik
untuk belajar mencari dan menemukan sendiri melalui pendekatan
yang menjadi pijakan dalam menganalisis masalah kesulitan belajar.
Strategi pembelajaran kreatif dan inovatif yang dimaksud adalah
pembelajaran berdasarkan penemuan (discovery learning), model
pembelajaran ini diharapkan mampu memberikan ruang kebebasan
bagi anak didik dan guru untuk mengembangkan kreativitas. Aplikasi
pembelajaran dicovery trategi menitikberatkan pada kemampuan
anak didik dalam memecahkan suatu persoalan melalui pendekatan
inquiry (penelitian). Discovery stategy juga menekankan proses
pengembangan diri (self development) yang menuntut anak didik agar
bisa mengolah pikiran dan mengoptimalkan potensi yang terpendam.
A. Tinjauan Teoritis Aplikasi Pembelajaran Discovery Strategy
1. Pengertian Discovery Strategy
Ditinjau dari katanya, discover berearti menemukan,
sedangkan discovery adalah penemuan. Discovery strategy
merupakan salah satu metode pembelajaran yang mengharuskan
anak didik untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan
pembelajaran melalui pengalamannya sendiri sehingga dapat
menemukan konsep sendiri untuk memecahkan suatu masalah
(problem silving). Menemukan sesuatu berarti mengenal,
menghayati dan memahami sesuatu yang belum pernah diketahui
sebelumnya agar dapat dijadikan pelajaran dalam menciptakan
inovasi pembelajaran yang lebih menggairahkan.
Dalam aplikasinya, discovery stategy disajikan dalam bentuk
sederhana, fleksibel, dan mandiri tetapi masih diperlukan pengkajian
secara empiris dan praktis yang menuntut anak didik lebih peka
dalam mengoptimalkan kecerdasan intelektualnya dengan matang,
tanpa banyak bergantung pada arahan guru. Para anak didik yang
mempunyai kemampuan berfikir inovatif lebih mudah menyerap
pembelajaran discovery stategy.
2. Implikasi Dyscovery Learning dari Bruner
Jerome Bruner adalah tokoh pendidikan yang pertama kali
memperkenalkan discovery learning. Bruner meyakini implikasi
discovery learning dalam proses pembelajaran mampu memberikan
jaminan ideal bagi kematangan anak didik dalam mengikuti materi
pelajaran dan dinilai sangat efektif serta efisien dalam
mendayagunakan skill para anak didik untuk memahami arti
pendidikan yang sebenarnya sehingga dapat memperkuat intelektual
mereka.
3. Tujuan Belajar pada Model Discovery Strategy
Discovery Strategy bertujuan agar anak didik mampu
memecahkan masalah dan menarik kesimpulan dari permasalahan
yang sedang dipelajari, meliputi :
a. Untuk Mengembangkan Kreativitas
Menurut Dr. Hasan Langgulung, kreativitas dibagi menjadi tiga
yaitu, kreativitas sebagai gaya hidup, kreativitas sebagai karya
sendiri dan kreativitas sebagai proses intelektual. Menurut Meer dan
Stein, kreativitas sebagai proses intelektual adalah proses yang
mengandung pengetahuan terperinci tentang bidang dan
pengetahuan yang terkandung didalamnya, meletakkan hipotesis
sebagai pengujian dan menyempurnakan hasil orang lain.
Ciri-ciri orang kreatif yaitu, Keterbukaan terhadap pengalaman,
penilaian mendalam, kesanggupan berinteraksi secara bebas,
menumbuhkan motivasi dalam belajar.
Fungsi motivasi ada 3 yaitu, mendorong timbulnya keutamaan
atau suatu perbuatan, motivasi berfungsi sebagai pengarah, motifasi
berfungsi sebagai penggerak.
b. Untuk Mendapatkan Pengalaman Langsung dalam Belajar
Dengan proses pengalaman yang berdasarkan pada discovery
strategy, anak didik akan mengalami secara langsung sebuah
konsep atau prinsip sebagai landasannya. Melalui konsep dan prinsip
ini tumbuhlah suatu pemahaman yang membuat mereka dapat
menarik kesimpulan secara sistematis, sehingga dapat ditemukan
jawaban penting dari persoalan yang terjadi. Hal tersebut dapat
dijadikan fundamental untuk memahami pelajaran.
c. Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Rasional dan Kritis
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku yang
berkaitan dengan pemecahan masalah (problem solving).
Kemampuan berpikir dapat menjadi modal utama dalam
mengembangkan logika anak didik untuk memahami gagasan atau
persoalan. Dengan mengacu pada logika berpikir sebagai
landasannya, seseorang mampu menjawab segala permasalahan
hidup yang samakin menantang dan membawa pikirannya untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari.
d. Untuk Meningkatkan Keaktifan Anak didik dalam Proses
Pembelajaran
Discovery strategy menuntut keterlibatan langsung para anak
didik dalam proses pembelajran, baik keterlibatan fisik maupun
mental untuk memaksimalkan kegiatan belajar dengan penuh
keseriusan dan kecermatan.
e. Untuk Belajar Memecahkan Masalah
Kemampuan anak didik dalam memecahkan masalah dari
suatu persoalan, pada dasarnya harus diimbangi dengan nalar
intelektual yang tinggi, sebab nalar intelektual merupakan syarat
utama untuk berpikir rasional dalam memahami konsep dan
keadaan belajar. Pembelajaran discovery strategy sering kali
menggunakan pengalaman sebagai pijakan dalam memecahkan
suatu persoalan.
f. Untuk Mendapatkan Inovasi dalam Proses Pembelajaran
Inovasi pembelajaran yang dimaksud dalam hal ini adalah
strategi pembelajaran yang egaliteral dan menunjukkan pelajaran
demokratis bagi keleluasaan anak didik, guna mengekspresikan
gagasan yang berkaitan dengan efektivitas pembelajaran.
4. Kelebihan dan Kelmahan dalam Pembelajaran Discovery
Strategy
a. Kelebihan Discovery Strategy
Penyampain bahan discovery strategy, menggunakan kegiatan
dan pengalaman langsung
Lebih realistis dan mempunyai makna karena bekerja langsung
dengan contoh nyata.
Discovery strategy suatu model pemecahan masalah.
Lebih mudah diserap oleh anak didik dalam memahami kondis
tertentu yang berkenaan dengan aktivitas pelajaran.
Banyak memberikan kesempatan anak didik untuk terlibat
langsung dalam kegiatan belajar.
b. Kelemahan Discovery Strategy
Membutuhkan waktu yang lebih lama.
Membutuhkan kemampuan intelektual dan kematangan dalam
berpikir rasional mengenai suatu konsep atau teori.
Kesukaran dalam menggunakan faktor subjektifitas.
Faktor kebudayaan dan kebiasaan.
Berdasarkan kelebihan dan keterbatasan discovery strategy,
dapat disimpulkan bahwa discovery strategy melibatkan anak didik
secara langsung dalam proses pembelajaran, tidak selamanya
mempermudah proses pembelajaran.
5. Hipotesis-Hipotesis yang Berkaitan dengan Discovery
Strategy
Hipotesis yang berkenaan dengan discovery strategy
merupakan gambaran awal yang menyangkut indikasi dari asumsi
dasar dalam memberikan pemahaman dalam aktivitas
pembelajaran. Ada beberapa asumsi dasar diantaranya,
a. Semua pengetahuan nyata adalah hasil dari penemuan sendiri
(self discovery).
b. Makna atau inti dari sesuatu yang diperoleh dari hasil discovery
strategy nonverbal.
c. Kesadaran subverbal sebagai kunci dari transfer ilmu.
d. Kemampuan memberikan masalah sebagai tujuan utama dari
pendidikan.
e. Setiap anak adalah pemikir kreatif dalam discovery strategy.
f. Pengajaran yang bersifat menyajikan atau expository adalah
otoriter,
g. Discovery strategy mengaplikasikan belajar secara efektif bagi
penggunaan lebih lanjut
h. Pembelajarana discovery strategy membangkitkan motifasi
dengan membentuk keyakinan pada dirinya sendiri.
i. Pembelajaran discovery strategy adalah sumber motivasi
intrinsik.
6. Tingkatan-Tingkatan Discovery Strategy
Dalam hal ini para ahli membedakan enam tingkatan discovery
strategy sebagai bertikut, tingkat discovery penuh, pengarahan pada
tingkat pemikiran anak didik, pemberian instruksi yang
pelaksanaannya diserahkan pada para anak didik, guru memberikan
sejumlah persoalan, guru memberikan suatu persoalan tentang
generalisasi dan spesifikasi, guru memberikan suatu generalisasi
tanpa penjelasan penguraian dan contoh-contoh.
7. Langkah-Langkah dan Prosedur Pembelajaran Discovery
Strategy
Untuk mempermudah penerapan discovery strategy, langkah-
langkah pokok yang harus dilalui terlebih dahulu diantaranya, danya
masalah yang akan dipecahkan, sesuai dengan tingkat kemampuan
kognitif anak didik, konsep atau prinsip yang ditemukan harus ditulis
secara jelas, harus tersedia alat atau bahan yang diperlukan,
suasana kelas harus diatur sedemikian rupa, guru memberikan
kesempatan anak didik untuk mengumpulkan data, harus dapat
memberikan jawaban secara tepat sesuai dengan data yang
diperlukan anak didik.
8. Prosedur Pembelajaran Berdasarkan Penemuan
Seorang guru tidak akan menyajikan bahan pelajaran secara
langsung, tetepi anak didik yang diberi peluang untuk menemukan
sendiri suatu persoalan dengan menggunakan pendekatan problem
solving. Abu Ahmadi dan Tri Prasetya mengemukakan prosedur
pembelajaran berdasarkan penemuan (discovery based learning)
yaitu, stimulstion, problem statement, data collection, data
processing, verification, generalization.
9. Pengajaran Discovery Strategy dalam Kelas
Pengajaran discovery strategy dalam kelas memerlukan
persiapan khusus secara matang. Untuk mengefektifkan
pembelajaran discovery strategy, dibutuhkan kemampuan mental
dan fisik yang menjadi penunjang dalam mengembangkan strategy
tersebut. Pengajaran discovery strategy selalu berusaha agar para
anak didik terlibat secara langsung dan berperan secara aktif dalam
setiap masalah yang dibahas dan menjadi topik pembicaraan.
10. Komunikasi dalam Discovery Strategy
Pendekatan discovery strategy, menurut Dr. Oemar Hamalik
dapat dilaksanakan melalui komunikasi system satu arah dan
komunikasi dua arah, bergantung pada besarnya kelas.
a. Komunikasi Satu Arah (Ceramah Reflektif)
Guru menyajikan suatu masalah, kemudian memecahkan
masalah tersebut melalui langkah-langkah discovery. Caranya
adalah dengan mengajukan pertanyaan dalam kelas, selanjutnya
memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan
refleksi.
b. Komunikasi Dua Arah (Discovery Terbimbing)
System dua arah melibatkan para anak didik dalam menjawab
pertanyaan guru. Mereka melakukan discovery, sedangkan guru
membimbing mereka ke arah yang tepat.
11. Bentuk Kegiatan Discovery Strategy
Kegiatan discovery strategy dapat dilakukan dengan berbagai
cara, R. Ibrahim dan Nana Syaodih sebagai berikut, berdiskusi,
bertanya, melakukan pengamatan, mengadakan percobaan,
menstimulasi, melakukan penelitian, memecahkan masalah.
12. Peranan Guru dan Anak didik dalam Discovery Strategy
Guru sebagai pendidik memiliki peranan penting dalam
merealisasikan program pendidikam yang telah dilaksanakan. Guru
dan anak didik berperan sama sebagai subjek pembelajaran.
a. Peranan Guru dalam Proses Pembelajaran
Peran-peran guru tersebut meliputi, sebagai fasilitator, sebagai
pembimbing, sebagai komunikator, sebagai evaluator, sebagai agen
of cognitive, dan sebagai manager.
b. Peran Anak Didik dalam Proses Pembelajaran
Para anak didik juga memiliki peran yang tak kalah penting
dibandingkan dengan guru, karena mereka merupakan sosok yang
terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran discovery
strategy.
13. Evaluasi Pada Pembelajaran Discovery Strategy
Evaluasi pada dasarnya merupakan proses menentukan hasil
yang telah dicapai dalam kegiatan, yang direncanakan untuk
mendukung tercapainya tujuan belajar.
a. Tujuan Evaluasi
Disimpulkan menjadi dua segi, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum meliputi, mengumpulkan data untuk
membuktikan kemampuan anak didik dalam mencapai tingkat
yang diharapkan, menilai aktivitas/pengalaman yang diperoleh
anak didik.
Sedangkan tujuan khusus meliputi, merangsang kegiatan anak
didik, menemukan sebuah akibat, memberikan bimbingan sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan bakat anak didik yang
tersalurkan, memperoleh bahan laporan diperuntukkan pada
orang tua, mempelajari mutu pembelajaran atau cara belajar dan
metode mengajar.
b. Objek atau Sasaran dalam Evaluasi
Dengan objek evaluasi yang terarah dalam kegiatan evaluasi,
maka upaya untuk meningkatkan program pengajaran yang telah
terencana dapat diimplementasiakan. Sebab, diyakini bahwa
sasaran yang terstruktur, terencana, dan sistematis dalam
menelaah sebuah kegiatan yang telah dilaksanakan akan
menghasilkan sesuatu yang berharga dan bermanfaat dalam
membantu keberhasilan discovery strategy.
c. Jenis-Jenis Alat Evaluasi
Evaluasi produk merupakan evaluasi yang diarahkan, yakni
bagaimana hasil belajar yang telah dicapai dan bagaimana
penguansaan anak didik terhadap suatu materi pelajaran yang
diberikan ketika proses belajar-mengajar berlangsung. Alat-alat
evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu, tes yang dikelompokkan
menjadi, tes tetulis, tes lisan, tes perbuatan. Yang kedua yaitu
nontes, terdiri dari wawancara, pengamatan dan studi khusus.
d. Langkah-Langkah dalam melaksanakan Kegiatan Evaluasi
Langkah-langkah dalam kegiatan evaluasi yaitu, merumuskan
dan mempertahankan tujuan pengajaran, mengkaji kembali
meteri pengajaran berdasarkan kurikulum, menyusun alat
pinilaian tes dan nontes, menggunakan hasil penelitian sesuai
dengan tujuan pendidikan.
B. Signifikansi Peningktan Mental Vocation Skill
1. Devinisi Mental Vocational Skill
Pada dasarnya vocational skill merupakan pengembangan dari
life skill yang menjadi bagian dari konsep pendidikan nasional.
Vocational skill merupakan konsep pendidikan egaliter yang
menekankan pada pengembangan diri (self development) seseorang
dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang semakin
kompleks dan kompetitif.
Kecakapan vocational skill sering disebut dengan ketrampilan
kerja dan lebih cocok bagi anak didik yang menekuni pekerjaan di
bidang ketrampilan psikomotorik dari pada kecakapan berfikir ilmiah
(kognitif). Oleh karena itu, kecakapan vocational lebih tepat bagi
anak didik di SMK, khusus ketrampilan atau program diploma.
2. Strategi dalam Meningkatkan Mental Vocational Skill
Indikator bahwa anak didik memiliki mental vocational skill
adalah kemampuannya dalam mendayagunakan potensi
psikomotorik dalam kehidupan nyata. Upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan mental anak dididk yaitu,
memberikan sosialisasi akan signifikansi mental vocational skill,
melatih kemandirian dalam menghadapi tantangan hidup,
menberikan bekal pengetahuan yang cukup, memberikan pelatihan
dan pengembangan dalam memasuki dunia kerja, menyediakan
sarana prasarana yang dibutuhkan dalam peningkatan mental
vocational skill.
3. Vocational Skill dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Berkualitas
Sumber daya yang berkualitas merupakan langkah awal untuk
merealisasikan pembangunan yanag telah direncanakan, sehingga
negara mampu bersaing dengan negara lain yang sudah mengalami
kemajuan. Sumber daya manusia yang berkualitas sebenarnya tidak
lepas dari konseptualisasi pendidikan yang menekankan pada
peningkatan mental vocational skill. Dengan konsep ini, anak didik
akan tergerak secara bebas untuk mengembangkan segala
potensinya yang berkembang, sehingga tumbuhlah suatu
ketrampilan tertentu yang menjadikannya ahli dalam bidang
tersebut.
4. Vocational Skill dan Pembentukan Generasi Ungul
Pembentukan pribadi yang unggul dalam diri anak didik
menjadi satu hal yang sangat penting mengingat pencapaian ini
merupakan salah satu implementasi vocational skill mereka pada
masa depan. Basyar Isa, ada tiga syarat untuk menjadi unggul, yaitu
mempunyai kemampuan untuk mengoreksi sikap mental, langkah
atau system yang harus kondusif, menciptakan karya unggul.
5. Vocational Skill dan Tantangan Globalisasi
Para anak didik yang memiliki komitmen meningkatkan mental
vocational skill, akan termanifestasikan untuk menempa diri dengan
bekal ketrampilan yang ditekuni sehingga mereka mampu
mengoptimalkan kecakapan sesuai kemampuan masing-masing.
Peningkatan kualitas keilmuan sebenarnya bukan menjadi
satu-satunya jalan untuk menghadapi tantangan globalisasi. Namun,
yang paling penting adalah bagaimana para anak didik mempunyai
kesiapan secara mental dan fisik untuk menghadapi serbuan
globalisasi.
6. Aplikasi Pengembangan Karier Pada Masa Depan
Pengembangan karier yang direncanakan secara matang akan
membantu para anak didik untuk menuju kesuksesan dan
kebahagiaan dengan bekal pengetahuan dan ketrampilan dalam
berbagai aspek. Secara substansial, tujuan pengembangan karier
adalah untuk memperkuat hubungan antara anak didik dan
organisasi. Sehingga dalam pengembangan karier, mereka
mempunyai kesempatan lebih besar untuk memperbanyak relasi.
7. Menciptakan Tenaga Terampil dan Produktif
Untuk menciptakan tenaga terampil, pemerintah telah
berusaha mendirikan sekolah-sekolah kejuruan yang mengutamakan
penguasaan ketrampilan dalam berbagai bidang. Pribadi yang
produktif adalah orang yang ingin mengembangkan dan
mempraktikkan apa yang terbaik pada dirinya, baik dibidang
pendidikan, keluarga, pekerjaan maupun permainan. Vocational skill
memiliki implikasi yang sangat besar bagi seseorang untuk menjadi
tenaga terampil dan produktif. Kedunya merupakan kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan.
C. Implementasi Pembelajaran Discovery Strategy Vs Mental
Vocational Skill
1. Kemampuan Melaksanakan Pelatihan secara Empiris
Secara empiris, kemampuan melakukan penelitian merupakan
salah satu keberhasilan penerapan discovery strategy dengan target
yang akan dicapai, yaitu peningkatan vocational skill anak didik.
Melalui kemampuan penelitian, mereka akan dihadapkan pada
sebuah keniscayaan untuk mengkaji dan mengamati suatu
permasalahan yang diperoleh data-data ataupun fakta-fakta yang
dibutuhkan pada proses pembelajaran discovery strategy. Bruner
menyatakan bahwa mengajar bukan untuk menghasilkan
perpustakaan hidup, tetapi memberi kesempatan kepada anak didik
untuk berpikir yang berguna untuk perkembangan diri mereka
sendiri.
2. Kemampuan Memecahkan Masalah
Pembelajaran discovery strategy menggunakan pengalaman
sebagai pijakan dalam memecahkan suatu persoalan. Kemampuan
memecahkan masalah mengindikasikan bahwa anak didik mampu
berpikir solutif dalam berbagai masalah yang dihadapi.
3. Kemampuan Bersikap Mandiri
Sikap mandiri akan membawa anak didik pada sebuah
kesuksesan selama menempuh jenjang pendidikan. Sikap mandiri
dalam kehidupan sangat penting untuk diimplementasiakan, apalagi
bagi anak didik yang menempuh pendidikan dibangku sekolah.
Secara sadar, mereka dituntut untuk bersikap dewasa dan tidak
berpangku tangan.
4. Kemampuan Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif dapat membantu dalam memecahkan masalah
yang sedang dihadapi, sehingga mampu mengatasi kesulitan-
kesulitan hidup yang berkembang.
5. Kemampuan Menciptkan Produksi Baru
Melalui ketrampilan yang anak didik miliki, kemampuan
menciptakan produksi baru dapat membantu karier mereka pada
masa depan. Sebab, pada hakekatnya kemampuan menuntut anak
didik untuk selalu berusaha memaksimalkan segenap ketrampilan
dalam menunjuang kemampuan menciptakan produksi baru yang
bermanfaat dalam kehidupan.
6. Kemampuan Membangun Mental Wiraswasta
Seseorang yang bermental wiraswasta mampu menghadapi
kesulitan-kesulitan hidup yang semakin kompleks. Wiraswasta
merupakan jalan alternative untuk menjadi pribadi yang mandiri
dengan bekal pengetahuan dan keilmuan yang dimiliki.
7. Kemampuan dan Keberanian Melaksanakan Percobaan
Para anak didik diberi kesempatan untuk melakukan
percobaan sendiri tentang hal-hal yang baru terjadi, sehingga
mereka terangsang untuk menjadikan percobaan sebagai
pengalaman nyatayang berguna bagi kehidupan manusia.
8. Kemampuan Menarik Kesimpulan dari Hasil Pengamatan
yang Cepat (Speed of Perception)
Menarik kesimpulan dari hasil pengamatan berarti membuat
laporan pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan yang dicapai dari penerapan discovery strategy yang
bertujuan meningkatkan mental vocational skill. Kemampuan anak
didik dalam menarik kesimpulan dari dasil pengamatan
mengindikasiakan bahwa mereka memiliki ketrampilan untuk
mengembangkan potensi.
9. Kemampuan Membangun Hubungan yang Baik (Facility in
Good Relationship)
Salah satu implikasi positif dari penerapan discovery strategy
dalam meningkatkan mental vocational skill adalah kemampuan
anak didik dalm melakukan hubungan yang baik dengan sesama
rekan kerja.
10. Kemampuan Menumbuhkan Sikap Tanggung Jawab dan
Loyalitas
Tumbuhnya sikap tanggung jawab dan loyalitas tidak lepas
dari motivasi untuk melaksanakan setiap tugas yang diemban.
Dengan motivasi tersebut, mereka tergerak untuk menggunakan
segala kemampuan yang ada dalam pribadinya sehingga dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.
Tabel Rumusan Mendasar Penerapan Discovery Strategy
dalam Meningkatkan Mental Vocational Skill Anak Didik
N
o
Implikasi
Pembalajaran
Discovery Strategy
dalam Meningkatkan
Mental Vocational
Skill
Indikator Keberhasilan yang
DiperolehStrategy Evaluasi
1 Kemampuan
melaksanakan
penelitian
Dapat meningkatkan
kemampuan anak didik dalam
penelitian
pendekatan
pengajaran
penelitian
kelompok
Tes tertulis
2 Kemampuan
memecahkan masalah
Dapat mengatasi setiap
persoalan secara cepat dan
tepat dalam kegiatan belajar
Problem solving Tes tertulis
dan perbuatan
3 Kemampuan bersikap
mandiri
Dapat menghadapi tantangan
hidup di masa depan, melatih
mentalitas, dan
mengembangkan kecakapan
kerja
Mental yang kuat,
pandangn kearah
masa depan,
pelatihan dan
pengembangan
Tes kognitif
dan
psikomotorik
4 Kemampuan
menciptakan produksi
baru
Dapat mengahsilkan barang
dan jasa yang berguna bagi
kehidupan dan
mengembangkan ketrampilan
dalam bekerja
Kecakapan
vokasional yang
memadai dan
ketrampialn yang
ulet serta tekun
Tes tindakan
atau
perbuatan
5 Kemampuan berani
mencoba
Dapat menemukan sesuatu
yang baru dan
mengaplikasikan ketrampilan
yang diperoleh dibangku
Keberanian,
keteguhan,
ketekunan dan
Tes perbuatan
sekolah pengalaman
6 Kemampuan
membangun mental
wiraswasta
Dapat menjawab tantangan
hidup dimasa depan
Pelatihan dan
keberanian
Tes lisan dan
perbuatan
7 Menarik kesimpualn
dari hasil pengamatan
Dapat membuat laporan
pengamatan untuk disajikan
dalam tulisan
Potensi untuk
berprestasi,
pantang
menyerah, modal
yang tinggi,
terampil dan
produktif
Tes tulis
8 Kemampuan berfikir
kreatif
Dapat menciptakan kreativitas
dan menemukan pengalaman
baru
Kreativitas dan
praktik secara
langsung ke
lapangan industri
Tes tulis dan
kognitif
9 Kemampuan
melaksanakan
hubungan baik
Dapat menjalin kerja sama
dengan interaksi terkait dan
meningkatkan semangat serta
kegairahan dalam bekerja
Komunikasi yang
aktif, pendekatan
personal dan
saling pengertian
Tes pebuatan
dan
wawancara
10 Kemampuan
menumbuhkan sikap
tanggung jawab dan
loyalitas
Dapat meningkatkan
keberhasilan dalam bekerja
Kepercayaan,
pemberian
penghargaan,
perjanjian, dan
kesepakatan
Tes perbuatan
III. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian buku yang berjudul “ Pembelajaran
Discovery & Mental Vocational skill” dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Discovery learning atau belajar penemuan lahir dari gagasan Jerome
Bruner, meyakini implikasi discovery learning dalam proses
pembelajaran mampu memberikan jaminan ideal bagi kematangan
anak didik dalam mengikuti materi pelajaran dan dinilai sangat
efektif serta efisien dalam mendayagunakan skill para anak didik
untuk memahami arti pendidikan yang sebenarnya sehingga dapat
memperkuat intelektual mereka.
2. Pendekatan discovery strategy merupakan salah satu metode
pembelajaran yang mengharuskan anak didik untuk terlibat secara
langsung dalam kegiatan pembelajaran melalui pengalamannya
sendiri sehingga dapat menemukan konsep sendiri untuk
memecahkan suatu masalah (problem silving).
3. Vocational skill sering disebut dengan ketrampilan kerja, merupakan
konsep pendidikan egaliter yang menekankan pada pengembangan
diri (self development) seseorang dalam menghadapi berbagai
tantangan kehidupan yang semakin kompleks dan kompetitif.
4. Kemampuan melakukan penelitian merupakan salah satu
keberhasilan penerapan discovery strategy dengan target yang akan
dicapai, yaitu peningkatan vocational skill anak didik.
LAMPIRAN 1
Refleksi Pembelajaran Discovery Strategy & Mental Vocational Skill
Metode discovery learning yang dikembangkan pertama kali oleh
Bruner yaitu belajar penemuan yang secara langsung melibatkan siswa
dalam kegiatan pembelajaran melalui pengalamannya sendiri sehingga
dapat menemukan konsep sendiri untuk memecahkan suatu masalah
(problem silving). Jerome Bruner dengan metode belajar penemuannya
meyakini implikasi discovery learning dalam proses pembelajaran mampu
memberikan jaminan ideal bagi kematangan anak didik dalam mengikuti
materi pelajaran dan dinilai sangat efektif serta efisien dalam
mendayagunakan skill para anak didik untuk memahami arti pendidikan
yang sebenarnya sehingga dapat memperkuat intelektual mereka.
Vocational skill merupakan konsep pendidikan egaliter yang menekankan
pada pengembangan diri (self development) seseorang dalam menghadapi
berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompleks dan kompetitif.
Kemampuan melakukan penelitian merupakan salah satu
keberhasilan penerapan discovery strategy dengan target yang akan
dicapai, yaitu peningkatan vocational skill anak didik. Melalui kemampuan
penelitian, mereka akan dihadapkan pada sebuah keniscayaan untuk
mengkaji dan mengamati suatu permasalahan yang diperoleh data-data
ataupun fakta-fakta yang dibutuhkan pada proses pembelajaran discovery
strategy.
Pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa harus memiliki
ketrampilan, lebih kreatif dan aktif untuk menemukan pengalaman-
pengalaman baru sebagai dasar dalam menemukan konsep baru untuk
memecahkan masalah. Guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan
mengarahkan pada tujuan pembelajaran.
Keunggulan pembelajaran discovery strategy dan mental vocational
skill tidak hanya terletak pada ketrampilan meneliti dan mencari
pemecahan permasalahan, tetapi anak didik juga didorong untuk mampu
mengolah dan mengenali informasi, serta mendapatkan data-data konkret
mengenai suatu hal yang berkaitan dengan strategi pembelajaran.
Kita dapat mengaplikasikan discovery strategy dan mental vocational skill dalam pembelajaran biologi sebagai ilmu pengetahuan, investigasi, kumpulan niali dan biologi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Pertama kita memfasilitasi anak didik melalui ketrampilannya untuk mendapat pengalaman dari diri mereka sendiri kemudian dari pengalaman tersebut kita memotivasi anak didik untuk menemukan konsep untuk memecahkan suatu masalah.
LAMPIRAN 2
FOTO COPY COVER BUKU & ALAMAT PENERBIT, CETAKAN/ EDISI
top related