lnmga
Post on 29-Jan-2016
221 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Dalam hal ini seperti kasus persengketaan tanah yang terjadi pada
warga Meruya. Beberapa waktu yang lalu kasus sengketa tanah
menjadi sorotan media massa. Salah satunya adalah kasusu sengketa
tanah warga Meruya dengan PT Portanigra. Warga Meruya
memprotes keputusan Mahkamah Agung yang memenangkan
gugatan PT Portanigra atas tanah seluas 44 Ha. Kepemilikan
berganda atas tanah tersebut berawal dari penyelewengan Juhri
Mandor tanah atas kepercayaan yang diberikann Beni melalui
Toigono dalam pembebasan di Meruya Selatan pada tahun 1972.
Juhri menjual tanah itu kembali kepada opihak lain karena tahu
pembelian tanah itu melanggar aturan kemudian Toigono
memperkarakannya ke pengadilan negeri Jakarta Barat dann pada
akhirnya Juhri di vonis hukuman percobaan dengan membayar 175
juta ditambah 8 Ha tanah. Pihak PT Portanigra belum menganggap
masalah ini selesai dan menggugat Juhri kembali secara perdata ke
Mahkamah Agung. Dan Mahkamah Agung memenangkan gugatan PT
Portanigra. Sengketa tanah antara Juhri dan PT Portanigra ternyata
membawa dampak bagi pihak ketiga yaitu warga Meruya. Mereka
terancam kehilangan tanah dan bangunan.
top related