analisa_citra_pandeglang

Upload: nadin

Post on 08-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

analisa Indeks vegetasi

TRANSCRIPT

  • ANALISA CITRA SATELIT KABUPATEN PANDEGLANG, BANTEN

  • TUJUANMengetahui informasi tentang:indeks vegetasi (tingkat kehijauan vegetasi) berdasarkan citra satelit tahun 2014perubahan tutupan vegetasi periode 2008-2014, serta wilayah terbangun pada tahun 2014 di Kabupaten Pandeglang, Banten berdasarkan data penginderaan jauh (citra satelit).

  • II. ANALISA CITRA SATELIT KABUPATEN PANDEGLANG Eka

    A. MetodeAnalisa citra satelit dilakukan dengan menggunakan software ENVI 5.1 dan Arc Map 10.1data penginderaan jauh di unduh dari laman earthexplorer.usgs.gov Landsat-8 OLI: citra th 2014 (path 123/row 65 dan path 123/row 64) Landsat-7 ETM: citra th 2008 (path 123/65 dan path 123/64)

  • melakukan layer stacking yaitu menggabungkan image dari band 1 hingga band 7 yang terpisah menjadi satu file citra (multi band). pengaturan data header dari file citra (multi band) dengan memberi nama (rename) dan mengisi panjang gelombang di masing-masing band. preprocessing untuk melakukan koreksi radiometric (dark piksel correction) dan koreksi awan tipis. menggabungkan 2 scene citra menjadi satu scene (mosaic citra). memotong citra menggunakan metode resize data dengan cara menggambar rectangle untuk citra tahun 2014, dan menggunakan data raster untuk memotong citra rekaman tahun 2008 .

    Tahapan pengolahan data citra satelit landsat:

  • mengukur tingkat kehijauan vegetasi dengan metode NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). mengklasifikasikan citra dengan cara mengelompokkan piksel-piksel kedalam kelas yang sama, agar tampilan lebih mudah diinterpretasikan.ekspor data raster ke data vektor agar dapat dibuka dalam software GIS. mengolah data vektor dalam software arc map 10.1 untuk mengetahui perubahan tutupan lahan, wilayah terbangun dan jaringan jalan di kabupaten Pandeglang, Banten.

    Tahapannya (lanjutan):

  • B. Hasil dan Pembahasan

    B.1. NDVI (Normalize Difference Vegetation Index) Indeks vegetasi suatu nilai yang memiliki interval tertentu dimana nilai tersebut mempresentasikan tingkat kehijauan vegetasi (Ardiansyah 2015). Indeks vegetasi kombinasi matematis antara band red dan band NIR (gelombang inframerah dekat) untuk mengidentifikasi keberadaan dan kondisi vegetasi (Lillesand dan Kiefer, 1997).

  • Nilai NDVI -1.0 hingga 1.0

    Nilai NDVI mendekati nilai 1 objek tersebut memiliki indeks kehijauan yang tinggi

    Nilai NDVI -1, maka objek tersebut memiliki indeks kehijauan yang rendah atau bukan merupakan objek vegetasi (Ardiansyah 2015).Nilai NDVI vegetasi pada rentang 0.1 hingga 0.7, jika nilai NDVI di atas nilai ini menunjukkan tingkat kesehatan dari tutupan vegetasi yang lebih baik (Prahasta 2002).

  • NDVI < 0.2, wilayah diluar kelompok vegetasi (bisa berupa wilayah perairan atau tanah bebatuan). NDVI 0.2 hingga 1, kelompok vegetasiNDVI > 0.4, kawasan yang ditutupi hutan yang lebat dan subur.Rentang data NDVI menurut NASA

  • Dewanti (1999) mengklasifikasi tiga kelas kerapatan tajuk didasarkan pada besarnya nilai indeks vegetasi

    Tabel 4. Kelas kerapatan tajuk dari nilai indeks vegetasi

    NoTingkat kerapatanNDVI1Jarang0,10-0,152Sedang0,16-0,23Padat>0,21

  • Nilai Indeks Vegatasi Kabupaten Pandeglang tahun 2014

  • Hasil analisa rekaman citra tahun 2014 Kabupaten Pandeglang: nilai NDVI minimum adalah 0.1 nilai NDVI maksimum adalah 0,4. menurut Dewanti (1999) kondisi tersebut: menunjukkan bahwa tingkat kerapatan tutupan vegetasi di kabupaten pandeglang bervariasi antara satu wilayah yaitu jarang hingga padat. Pada kawasan Taman Nasional Ujung Kulon nilai NDVI: rata-rata 0,4 yang mengindikasikan tingkat tutupan vegetasinya padat. Pada wilayah lain di luar taman nasional nilai NDVI: berkisar antara 0,1 0,4, karena pada wilayah tersebut sudah banyak daerah terbuka sehingga vegetasi di daerah tersebut jarang hingga padat.

  • B.2. Tutupan VegetasiTanjung LesungTN Ujung Kulon

  • Hasil interpretasi citra satelit rekaman tahun 2014:

    --> tutupan vegetasi di bagian Selatan dan Barat Daya kabupaten Pandeglang masih cukup tinggi. --> Terutama di wilayah Barat Daya karena merupakan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, dan masih minim dengan jaringan jalan. --> pada wilayah Tanjung Lesung banyak terdapat daerah terbangun dan area terbuka, sehingga mangrove di areal tersebut mengalami fragmentasi membentuk kantong-kantong kecil mangrove.

  • Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2012 wilayah Tanjung Lesung telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) zona pariwisata.

    Saat ini area tersebut merupakan kawasan wisata yang dikelola oleh Jababeka dan sudah banyak dibangun jaringan jalan untuk menuju kawasan tersebut.

    Penetapan Tanjung Lesung sebagai kawasan pariwisata berimplikasi pada alih fungsi lahan yang ditunjukkan dengan banyaknya daerah terbangun dan tanah terbuka di sekitar Tanjung Lesung.

  • Analisis perubahan tutupan vegetasi di kabupaten Pandeglang dalam kurun waktu 2008 hingga 2014 tidak dapat dilakukan, karena:

    Hasil klasifikasi citra yang direkam pada tahun 2008 tidak dapat ditransfer ke dalam data vector tidak dapat dibuka dalam Arc Map tidak dapat melakukan overlay dengan citra tahun 2014

    Kemungkinan karena rusaknya sensor citra satelit-7 sejak tahun 2003, sehingga data citra yang dihasilkan stripping (harus diinterpretasi manual).

  • Hasil Klasifikasi Citra satelit th 2008 Citra landsat-7 (belum dioverlay dengan peta kab Pandeglang)Tidak dapat dioverlay karena hasil klasifikasi citra th 2008 tidak dapat ditransfer ke data vektor

  • C. PENUTUPNilai NDVI dapat diproses lebih lanjut dengan menggunakan perhitungan statistik (regresi, alogaritma) misalnya untuk memprediksi nilai biomassa vegetasi dalam suatu area.Hasil klasifikasi citra dapat dikatakan bersifat tentatif apabila belum dilakukan tahap proses uji akurasi. Pada intrepretasi citra ini belum dilakukan proses uji akurasi, sehingga klasifikasi citra ini masih bersifat tentatif.Validasi merupakan tahapan penting untuk menentukan tingkat akurasi peta yang dihasilkan, pada tugas ini belum dilakukan validasi peta dengan survey (ground check), sehingga tingkat keakuratan peta ini masih belum bisa diuji.

  • DAFTAR REFERENSI

    Ardiansyah. 2015. Pengolahan citra penginderaan jauh menggunakan ENVI 5.1 dan ENVI LIDAR. PT Labsig Inderajaya Islim, Jakarta: iii + 261 hlm.GIS Consorsorium Aceh Nias. 2007. Modul pelatihan ArcGIS tingkat dasar. GTZ-SLGSR, SIM-C BRR, CARE, ESP-USAID, MERCY Corp, BGR, DED, IFRC, UN-Habitat, Fauna Flora International (FFI-Aceh), Yayasan Leuser International (YLI), Conservation International, Yayasan Rumpun Bambu Indonesia (YRBI), Universitas Syiah Kuala, dan Bakosurtanal, Banda Aceh: v + 217 hlm.

  • Lillesand & Kiefer. 1997. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. MODIS/Terra Vegetation Indices Monthly L3 Global 1km SIN Grid. situs LP DAAC NASA. http://edcdaac.usgs.gov/modis/mod13a3v4.Prahasta, E., 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Informatika, BandungYayasan PelaGIS. 2011. Modul pelatihan Sistem Informasi Geografis tingkat lanjut. Yayasan PelaGis, Aceh: iv + 144 hlm.

    DAFTAR REFERENSI

  • *******