analisis kasus psk

27
MAKALAH PSIKOLOGI “ KUNJUNGAN REHABILITASI PSK DI SOLO” Dosen Psikologi : A.Dian Savitri,S.Psi,M.Si,psi

Upload: edward-thomas

Post on 03-Jan-2016

350 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

TUGAS PSIKOLOGI SOSIAL

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis kasus psk

MAKALAH PSIKOLOGI

“ KUNJUNGAN REHABILITASI PSK DI SOLO”

Dosen Psikologi :

A.Dian Savitri,S.Psi,M.Si,psi

Page 2: Analisis kasus psk

DAFTAR ISI

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

B. Maksud dan tujuan

C. Manfaat

D. Rumusan masalah

BAB II

Pekerja sosial Komersial/Wanita Tuna susila

A. Wawancara PSK/WTS

B. Pengertian

C. Faktor-faktor penyebab

D. Dampak kecederungan masalah

E. PSK di tempat rehabilitasi

F. Upaya pemecahan masalah

BAB III

Kesimpulan

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar pustaka

Page 3: Analisis kasus psk

A. Latar Belakang

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sekarang ini keberadaan wanita tuna susila atau sering

disebut PSK merupakan fenomena yang tidak asing lagi dalam kehidupan masyarakat

Indonesia, akan tetapi keberadaan tersebut ternyata masih menimbulkan pro dan

kontra dalam masyarakat. Di Indonesia berdasarkan analisis situasi yang dilakukan

oleh seorang aktivis Hak-hak Anak, Mohammad Farid, pada tahun 1998,

diperkirakan ada 40.000-70.000 orang yang dilacurkan atau 30% dari jumlah PSK di

Indonesia.

Hal ini sebagaian besar disebabkan karena mereka tidak dapat menanggung

biaya hidup yang sekarang ini semuanya serba mahal, sehingga mereka mengambil

jalan pintas untuk menjual tubuhnya dengan rupiah. Di negara-negara lain istilah

pelacuran dianggap mengandung pengertian yang negatif. Di Indonesia, para

pelakunya diberi sebutan Pekerja Seks Komersial. Ini artinya bahwa para perempuan

itu adalah orang yang tidak bermoral karena melakukan suatu pekerjaan yang

bertentangan dengan nilai-nilai kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat, Karena

pandangan semacam ini, para pekerja seks mendapatkan cap buruk (stigma) sebagai

orang yang kotor, hina, dan tidak bermartabat.

Adapun kalau dikompromikan dari beberapa definisi para ahli tersebut, maka WTS

adalah wanita yang perbuatannya mengandung unsur-unsur:

(1) Hubungan kelamin di luar nikah, dalam hal ini hubungan kelamin tersebut secara

bekala,dan dengan banyak laki-laki

(2) Unsur mendapat upah,dalam hal ini baik berupa uang atau bukan

Page 4: Analisis kasus psk

Jika kita melihat dari kesamaanya saja, yakni hubungan kelamin di luar nikah,

maka sulitlah kita membedakan antara pezina dan pelacur. Sebab pezina menurut

definisi yang dikemukakan oleh Simanjuntak adalah: "Pelanggar kesusilaan berupa

hubungan kelamin antara dua orang atau lebih diluar perkawinan yang sah menurut

tata aturan agama, tata susila, tata adat atau tata hukum setempat."Supaya dapat

dibedakan antara pezina dan pelacur, maka penulis berpendapat, bahwa pelacur

adalah wanita yang mengadakan hubungan kelamin di luar nikah dengan tujuan untuk

mendapatkan upah berupa uang. Sedangkan pezina adalah wanita yang melakukan

hubungan kelamin di luar nikah tanpa tujuan mendapatkan upah merupa uang.

Beragam pandangan orang terhadap kehidupan pelacuran mengental dalam

dimensinya masing-masing,mengetuk atau bersimpati terhadap mereka yang melata

dan menggelempar lembaran-lembaran rupiah dengan modal tubuh itu.Pelacuran atau

pekerja seks komersial (PSK) dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat

menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual

dengan mendapat upah.Pelacuran menjadi hal yang problematis.Disatu sisi, dalam

stigna ajaran agama,pelacuran merupakan kemungkaran dan dosa.sementara disisi

lain,pelacuran adalah kenyataan yang sulit diberantas,bahkan kian mewabah dengan

segala hal yang melatarinya. Perempuan PSK dalam menjalani pekerjaannya

mempunyai alasan-alasan yang berbeda-beda akan tetap pada umumnya adalah

mencari uang.Menjadi pelacur tidak hanya bermodal tubuh saja,tapi juga kepiawaian

dalam menjalin relasi pelanggan serta sarat kompetisi.Pelacur adalah pekerja jasa,

karenanya harus sadar betul bagaimana melayani tamu,kendati hatinya

berontak.Bagaimanapun,pelacur juga seorang manusia biasa hanya saja mereka tidak

sehat secara sosial akibat dari masalah sosial.

Page 5: Analisis kasus psk

B. Maksud dan Tujuan

1) Mahasiswa bisa memahami dan mengerti tentang masalah sosial dalam PSK

2) Mahasiswa bisa menjalankan peran keberfungsian sosial dalam menganalisis

suatu masalah.

3) Mahasiswa bisa lebih meningkatkan bidang pengetahuannya terhadap masalah

sosial dalam PSK

4) Mahasiswa bisa mengembangkan sikap profesionalisme berdasarkan nilai dan

etika pekerja sosial saat saat pembuatan makalahnya.

5) Mahasiswa bisa mengetahui apa saja upaya tempat rehabilitasi PSK

C. Manfaat

Makalah ini diharapkan agar dapat menjadi salah satu tambahan pengetahuan

tentang penyakit-penyakit yang terjadi akibat seks bebas terutama yang dapat

terjadi pada pekerja seksual sehingga dapat memberi gambaran remaja agar tidak

terjurumus

D.Rumusan Masalah

1. Wawancara PSK

2. Pengertian masalah sosial dalam pekerja seks komersial ( PSK )?

3. Faktor-faktor penyebab adanya masalah PSK?

Page 6: Analisis kasus psk

4. Dampak masalah yang muncul karena PSK?

5. Rehabilitasi?

6. Upaya apa sajakah yang dilakukan pemerintah atau masyarakat

dalam pemecahan PSK?

BAB II

PEMBAHASAN

A. WAWANCARA DENGAN PSK

Hasil wawancara yang saya lakukan pada tanggal 27 mei 2013, pukul 16.00-16.30 WIB di

rehabilitasi solo, berhasil mewawancarai salah seorang PSK Ani(disamarkan). Adapun hasil

wawancara yang saya dapat adalah sebagai berikut :Ani berumur ± 30 tahun, ia asli orang Jawa

timur (Malang), ani telah menikah 15 tahun yang lalu,dan mempunyai seorang putri dari seorang

suami, tetapi Ani dan suaminya bercerai dan hak asuh anak jatuh pada tangan ayahnya. Dari

semenjak anaknya dilahirkan Ani mengaku tidak pernah mengurus anaknya. Walaupun demikian ia

dan saudara-saudaranya tetap memberi sumbangsih kepada anaknya untuk keperluan sekolah dan

keperluan lainnya. Saat ini anaknya masih bersekolah di salah satu SMA di Malang .kata Ani

pendidikan anaknya sangat penting, dengan pekerjaannya ia berusaha membiayai anaknya agar tetap

bersekolah dan memperoleh pendidikan yang tinggi. Dahulu ani berkerja sebagai penjaga warung

makanan.tetapi karena pekerjaannya itu tidak mampu menumpang biaya kehidupan sehari-

harinya,akhirnya dia masuk ke dunia pelacuran dengan temannya waktu itu yang sudah menjadi

PSK terlebih dahulu.Adapun tarif yang dia patok kepada setiap pelanggannya yaitu Rp

250.000 – Rp 350.000.Terkadang selama dia menjajakan dirinya dari jam 19.00 – 05.00 tidak

sepeser pun uangyang dapat ia sakui. Sehingga dia pulang dengan rasa kecewa dan merasa dirinya

Page 7: Analisis kasus psk

sudah tidak diminati lagi oleh para lelaki hidung belang. Dia juga pernah melayani pelanggan yang

mabuk berat, dan melayaninya selama 2 jam lalu ditinggalkan begitu saja tanpa dibayar. Ani tidak

berani melawan karena jika melawan sama saja dia bunuh diri. Dan jika sedang banyak

pelanggan dan keadaan aman, dia bisa melayani 3-17 orang dalamwaktu semalaman.

Biasanya dia melayani pelanggannya di sebuah kamarsewa 60-70 ribu/ jam atau di sebuah

penginapan dengan tarif 20-25 ribu/ jam.Menurut keterangan Ani, PSK di kota Semarang

Hasanudin kebanyakan adalah pendatang dari luar kota Dan selama menjadi PSK, Ani tertangkap

razia sebanyak tiga kali di daerah yang berbeda-beda. Selama di tempat rehabilitasi yang

berbentuk asrama, banyak kegiatan yang dilakukan yaitu diantaranya, membuat kue,

olahraga,paduan suara dan salon. Selain itu, di asrama juga diberikan siraman rohani kepada

paraPSK seperti shalat berjamaah, pengajian dan ceramah.HIV, penyakit kelamin dan aborsi pun

banyak terjadi dikalangan PSK khususnya di Kota Solo ini..Dia mengakui, bahwa dia sudah capek

menjalani pekerjaan seperti ini.capek mendengar dan melihat perilaku para tetangga yang sentiment

kepada dirinya. Dia mempunyai harapan jika dia mempunyai modal yang cukup besar, dia ingin

mendirikan usaha sendiri.Ani juga mempunyai harapan lain, dia ingin menikah dengan seorang laki-

laki yang dapat membiayai dirinya, sehingga dia meninggalkan pekerjaan tersebut. Banyak teman

satu profesi yang sudah mempunyai suami, namun suaminya tidak bisa menafkahinya,sehingga

suaminya menyuruh dia untuk menjajakan dirinya. Semua itu terjadi karena faktor himpitan

ekonomi.

B. Pengertian PSK/WTS

Kartini Kartono (2005:217) mengemukakan definisi pelacuran sebagai berikut:

Pelacuran adalah bentuk penyimpangan seksual, dengan pola-pola oraganisasi

implus atau drongan seks yang tidak wajar dan tidak terintergrasi dalam bentuk

pelampiasan nafsu-nafsu seks tanpa kendali dengan banyak orang

Page 8: Analisis kasus psk

(promiskuitas),disertai eksploitasi dan komersialisasi seks, yang impersonal tanpa

afeksi sifatnya.

a. Pelacuran merupakan peristiwa penjualan diri (persundalan) dengan jalan

memperjual belikan badan,kehormatan dankepribadian kepada banyak orang

untuk memuaskan nafsu-nafsu seks, dengan imbalan pembayaran.

b. Pelacuran adalah perbuatan perempuan atau laki-laki yang menyerahkan

badannya untuk berbuat cabul secara seksual dengan mendapatkan upah.

Penjelasan tersebut bahwa kegiatan prostitusi atau pelacuran merupakan perilaku seks

beresiko dengan pasangan bukan isteri atau suami yang didasari oleh nafsu hanya

untuk mendapatkan imbalan berupa barang dan jasa. Wanita Tuna Susila, meurut

Pola Pembangunan Kesejahteraan Sosial (2003:100), adalah :

1) Tuna Susila adalah seorang wanita ,pria dan waria(wanita pria) yang melakukan

hubungan seksual diluar pernikahan dengan tujuan untuk mendapatkan imbalan uang,

materi atau jasa.

2) Wanita Tuna Susila adalah wanita yang melakukan hubungan seks dengan lawan

jenisnya secara berulang-ulang dan bergantian di luar perkawinan yang sah dengan

mendapat imbalan uang, materi atau jasa.

3) Kesimpulannya wanita tuna susila adalah : wanita atau pria yang melakukan

hubungan seksual berganti-ganti pasangan tanpa ikatan perkawainan yang sah secara

hukum untuk mendapatkan uang atau jasa

Kelas WTS itu dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Pelacur kelas bawah/rendahan( jalanan, bordil murahan);

b. Pelacur kelas menengah, biasanya dalam bordil-bordil yang cukup bersih

dan cukup baik pelayanannya;

c. Pelacur kelas atas/tinggi,biasanya terselubung,dan jika menggunakan

perantara/calo cukup rapi.

Page 9: Analisis kasus psk

Adapun oknum-oknum yang ikut terlibat dalam pentas pelacuran,yang sudah dikenal

umum dan bisa di jadikan sebagai sumber informasi tentang WTS,menurut Soejono

D. sekurang-kurangnya ada 4 pihak, yaitu:

a. Pelacur, yaitu wanita yang menyerahkan tubuhnya kepada laki-laki tanpa

pilihan yang untuk penyerahannya tersebut memperoleh bayaran.

b. Langganan pelacur atau prostituant, adalah orang laki-laki yang melacur

atau mebayar pelacur untuk memenuhi naluri seksnya dalam mencapai

kepuasan.

c. Calo, adalah orang yang mata pencahariannya mempertemukan pelacur

dengan si pemakai atau kliennya

d. Pedagang atau penjual wanita, adalah orang yang mencari keuntungan

dengan membujuk, membawa atau melarikan wanita yang kadang-kadang

dengan persetujuan yang bersangkutan yang telah berhasil dibujuk, untuk

dijadikan sebagai pelacur di suatu daerah.

C. Faktor –faktor penyebab adanya masalah PSK

Setelah diketahui pengertian PSK/WTS, maka perlu diketahui faktor faktor yang

melatar belakangi atau mendorong seseorang menjadi PSK/WTS atau pelacur. Jika

diadakan pengkajian kembali terhadap rumusan yang dikemukakan oleh para ahli tentang

faktor-faktor mendorong seseorang menjadi PSK/WTS, sebenarnya hal tersebut sangat

kompleks.

Menurut pendapat Soejono D. berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan

munculnya PSK, sebagai berikut:

a. Faktor ekonomi, seperti ingin hidup mewah, kemiskinan dan lain-lain;

Page 10: Analisis kasus psk

b. Faktor sosiologis, seperti urbanisasi, keadilan sosial, dan lain-lain;

c. Faktor psikologis, seperti rasa ingin balas dendam, malas bekerja,histeris, dan

lain-lain.

Adanya interaksi antara berbagai faktor-sosial ekonomis,psikologis dengan pembentukan

kepribadian seseorang, yang menyebabkan seseorang melacurkan diri dikemukakan

sebagai berikut

1. Tidak adanya undang-undang yang melarang adanya pelacuran

2. Adanya keinginan dan dorongan manusia untuk menjalankan atau

menyalurkan kebutuhan seks, diluar perkawinan; komersialisasi seks,baik

bagi wanita, pria atau germo (GM)/mucikari.

3. Semakin besarnya pemghinaan terhadap martabat kaum wanita;

4. Adanya kebudayaan untuk eksploitasi kaum wanita untuk tujuan komersial

5. Adanya kekacauan; urbanisasi tanpa adanya jalan keluar untuk mendapatkan

kesempatan kerja

Faktor lainnya datang dari lingkungan keluarga. bagi seorang PSK mungkin aturan yang

diterapkan oleh kedua orang tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua belah

pihak (orang tua dan anak), akibatnya PSK tersebut merasa tertekan sehingga ingin

membebaskan diri dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya

dalam masalah seks dan terjun kepekerjaan seks komersial. Untuk mencegah hal-hal

yang tidak di kehendaki, perlu ada perhatian dari kita bersama dengan cara memberikan

informasi yang cukup mengenai pendidikan seks dan Pendidikan agama,Kalau tidak ada

informasi dan pendidikan agama di khawatirkan seseorang cendrung menyalah gunakan

hasrat seksualnya tanpa kendali dan tanpa pencegahan sama sekali.

Banyak motif yang melatar belakangi sesorang menjadi wanita tuna susila,

diantara karen tekanan ekonomi, kelainan seksual, dan karena aspirasi yang tinggi

terhadap kesenangan. Kartini Kartono (2005: 242-244), mengemukakan faktor-faktor

yang menyebabkan seseorang menjadi wanita tuna susila adalah :

Page 11: Analisis kasus psk

a. Adanya keinginan dan dorongan manusia untuk menyalurkan kebutuhan

seks.

b. Komersialisasi dari seks, baik di pihak wanita maupun germo dan oknum

memanfaatkan pelayanan seks

c. Dedikasi moral, merosotnya norma-norma susila dan keagamaan.

d. Semakin besarnya penghinaan orang terhadap martabat kaum wanita dan

harkat wanita.

e. Kebudayaan eksploitas pada zaman modern ini

Sedangkan faktor lain yang membuat wainta menjadi PSK adalah faktor-faktor

seperti :

a .Adanya kecenderungan melacurkan diri pada banyak wanita untuk menghindarkan diri

darikesulitan hidup, dan medapatkan kesenangan melalui jalan pendek. Kurang

pengertian,kurang pendidikan, dan buta huruf, sehingga menghalalkan pelacuran.

b .Ada nafsu-nafsu seks yang abnormal, histeris dan hyperseks sehingga tidak merasa

puasmengadakan relasi seks dengan satu pria.

c.Adanya tekanan ekonomid.Aspirasi material yang tinggi, sehingga ingin hidup

bermewah-mewahan namun malas bekerja.Banyak stimulasi seksual dalam bentuk : Film-

film biru, gambar-gambar porno, bacaancabul dll.

d.Pekerjaan seorang pelacur tidak memerlukan keterampilan, tidak meerlukan

intelegensitinggi, mudah dikerjakan asal orang yang bersangkutan memiliki kecantikan,

kemudaandan keberanian.

e.Pada masa kanak-kanak pernah melakukan relasi seks atau melakukan hubungan

sekssebelum perkawinan untuk sekedar iseng atau untuk menikmati masa indah dikala

muda.

f.Disorganisasi dan Disintegrasi dari kehidupan keluarga, broken home. Sehingga anak

gadismereka sangat sengsara batinnya, tidak bahagia, memberontak, lalu menghibur diri

terjundalam dunia pelacuran.

Page 12: Analisis kasus psk

g.Oleh pengalaman-pengalaman traumatis dan shock mental, misalnya dimadu

dalamperkawinan, ditipu, sehingga muncul kematangan seks yang terlalu dini. 

Motif yang melatar belakangi PSK

Motif-motif yang melatarbelakangi seseorang menjadi pelacur / PSK

1) Kesulitan hidup

2) Nafsu seks abnormal

3) Tekanan ekonomi

4) Aspirasi materil tinggi

5) Kompensasi terhadap perasaan inferior

6) Ingin tahu pada masalah seks

7) Pemberontakan terhadap otoritas orang tua

8) Simbol keberanian dan kegagahan

9) Bujuk rayu laki-laki dan/calo

10) Stimulasi seksual melalui film, gambar, bacaan

11) Pelayan dan pembantu Rumah tangga

12) Penundaan pernikahan

13) Disorganisasi dan disintegrasi kehidupan keluarga

14) Mobilitas pekerjaan atau jabatan pria

15) Ambisi besar mendapatkan status sosial ekonomi tinggi

16) Mudah dilakukan

17) Pecandu narkoba

18) Traumatis cinta

19) Ajakan teman

20) Tidak dipuaskan pasangan/suami

D Akibat yang Ditimbulkan dari Adanya Pelacuran

Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh pelacuran adalah sebagai berikut:

a.Menimbulkan dan menyebarluaskan penyakit kelamin dan kulit. Penyakit yang

palingbanyak terdapat adalah kencing nanah.

Page 13: Analisis kasus psk

b.Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga. Suami-suami yang tergoda oleh

pelacurbiasanya meluapkan fungsinya sebagai kepala keluarga, sehingga keluarga

menjadiberantakan.

c.Memberikan pengaruh demoralisasi kepada lingkungan khususnya anak-anak

mudaremaja pada masa puber dan adolesensi.

d.Berkolerasi dengan kriminalitas dan kecanduan bahan-bahan narkotika, ganja,

morfin,heroin dll.

e.Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum, dan agama. Terutama menggoyahkan

normaperkawainan.

f.Adanya pengeksploitasian manusia oleh manusia lain. pada umumnya wanita-

wanitapelacur itu hanya menerima upah sebagaian kecil saja dari pendapatan yang

diterimanya,karena sebagaian besar harus diberikan kepada germo, calo-calo, centeng-

centeng,pelindung, dll. Dengan kata laian, ada sekelompok manausia yang memeras

keringat parapelacur.

g.Bisa menyebabkan terjadinya disfungsi seksual, misalnya impotensi,anorgasme, ejakolasi

premature.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa dampak dari semua itu akan berpengaruh sekali

kepada hal-hal yang negatif, dikucilkan oleh keluarga dan lingkungannya karena

perbuatannya dinilai tidak sesuai dengan kebiasaan umum (normal) dalam kehidupan

masyarakat. Sehingga akan menggganggu keberfungsian sosialnya dalam keluarga

maupun masyarakat.

Pelacuran dapat bmenimbulkan berbagai macam Penyakit Menular Seksual

(PMS). Hal ini mengingat hubungan seksual yang dilakukannya tidak hanya dengan

satu orang, akan tetapi dengan banyak orang secara bergantian. Pemeriksaan

kesehatan bagi wanita tuna susila maupun pasangannya yang dilakukan oleh dokter

setempat masih belum dapat diberikan secara intensif.

E. Rehabilitasi PSK

Secara umum pembinaan diartikan sebagai usaha untuk memberi pengarahan dan

bimbingan guna mencapai tujuan tertentu. Pembinaan merupakan hal umum yang

Page 14: Analisis kasus psk

digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, kecakapan di bidang pendidikan,

sosial,ekonomi, kemasyarakatan dan lainnya. Pembinaan menekankan pada

pendekatan

praktis, pengembangan sikap, kemampuan dan kecakapan.Berkenaan dengan hal

tersebut sesuai dengan Poerwadaminta (1987:82) bahwa “Pembinaan adalah yang

dilakukan secara sadar, terencana, teratur dan terarah untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan ketrampilan subjek dengan tindakan pengarahan dan

pengawasan untuk mencapai tujuan”.

Pembinaan PSK dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:

- Adanya bimbingan konseling bagi para PSK

- Adanya pelatihan ketrampilan bagi para PSK agar mereka dapat memiliki keahlian

lain yang menjadi dasar pergeseran mata pencaharian.

- Adanya bantuan modal/pinjaman bagi para PSK agar mereka dapat memulai usaha

baru.

F. Upaya Pemerintah dan Masyarakat

Strategi Pendekatan Terhadap Pekerja Seks (A. Sunarto AS)

Dari bentuk-bentuk pendekatan yang dikemukakan pendapat di atas,

cenderung mengatakan bahwa pendekatan dakwah dapat dibagi menjadi dua

bentuk yatitu

1. Pedekatan Sosial

Pendekatan ini didasarkan atas pandangan bahwa mitra dakwah adalah

manusia yang bernaluri sosial serta memiliki keterkaitan dan ketergantungan

dengan orang lain. Interaksi sosial manusia ini meliputi

semua aspek kehidupan yaitu interaksi budaya, pendidkan politik, dan

ekonomi. Oleh karena itu pendekatan sosial ini meliputi :

a. Pendekatan Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan dan sekaligus tuntutan masyarakat, baik

pendidkan formal, nonformal, maupun inforformal. Lembaga-lembaga

pendidikan besar perananya dalam pembentukan kecerdasan yang

berbersangkutan, kedewasaan wawasan serta pembentukan manusia

moralis yang berakhlakul karimahsebagai obyek maupun subyek

pembangunan manusia seutuhnya

Page 15: Analisis kasus psk

b. Pendekatan Budaya Setiap masyarakat memiliki budaya sebagai karya mereka sekaligus

sebagai pengikat kebutuhan mereka. Para wali songo, yang memandang

bangsa Indonesia dengan budaya yang tinggi secara tepat menggunakan

budaya dalam dakwahnya, dan ternyata membawa hasil.

Banyak hal tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan lain kecuali

dengan pendekatan politik, melalui kekuasaan. Sebagaimana dianjurkan

oleh Rasulullah SAW "fal yughoiyyiruhu biyadihi” artinya melakukan

nahi munkar dengan melalui kekuasaan politik para penguasa.

c. Pendekatan Ekonomi

Ekonomi termasuk salah satu kebutuhan asasi manusia. Meskipun

kesejahteraan ekonomi tidak menjamin suburnya kehidupan keimanan

seseorang, akan tetapi sering kali kefakiran akan membawa seseorang

kepada kekufuran, adalah realitas yang banyak kita temikan. Pendekatan

ekonomi dalam pelaksanaan dakwah pada masyarakat yang minus

ekonominya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup (fiddunya hasanah)

atau yang disebut dakwah bil hal mutlak dilakukan sebagai pendukung

stabilitas keimanan dan kontinuitas ibadah masyarakat (fiddunya hasanah).

2. Pendekatan Psikologis

Pendekatan ini meliputi dua aspek pandangan:

a. Citra pandang dakwah terhadap manusia sebagai mahluk yang mempunyai

kelebihan disbanding dengan mahluk yang lainnya. Oleh Jurnal Ilmu

Dakwah Vol. 16 No. 1 April 2008 306karena itu mereka harus didekati

dengan pendekatan persuasive, hikmah dan kasih sayang.

b.Realita pandang dakwah terhadap manusia yang disamping memiliki

beberapa kelebihan, ia juga memiliki berbagai macam kekuranagn dan

keterbatasan.Oleh karena itu dakwah harus memandang setiap mitra dakwah

sebagai manusia dengan segala problematikanya. Pendekatan psikologis ini

terutama bagi mereka yang memrlukan pemecahan masalah ruhani, baik

dengan bimbingan dan penyuluhan maupun dengan metode-metode yang lain.

Pemilihan pendekatan di atas bukanlah pemilihan yang mutlak sebab

seringkali dakwah harus dilakukan dengan multi pendekatan dalam mencapai

tujuan dakwah

Page 16: Analisis kasus psk

B. Metode dan tehnik

1 . Metode

Metode yang di gunakan dalam pelaksanaan program pemecahan masalah yang

dihadapi oleh para wanita tuna susila di lokalisasi adalah dengan menggunakan

metode pekerjaan sosial dengan kelompok (sosial group work). Metode tersebut

merupakan salah satu metode dalam pekerja sosial yang mengutamakan kerja sama

kelompok dan menggunakan kelompok sebagai media atau alat untuk membantu

memcahkan masalah yanbg di hadapi oleh wanita tuna susila,adapun cara-cara

berikut ini yaitu :

a. Membantu klient untuk memandang kesulitan-kesulitanya dari perspektif

baru.

b. Mempertimbangkan alternative remedial yang bervariasi.

c. Mengangkat kesadaran-kesadaran terhadap kekuatan yang dimiliki klient.

d. Memobilitasi sumber-sumber coping baik yang aktif maupun laten.

e. Meningkatkan kesadaran diri

f. Mengajari strategi-strategi pemecahan masalah dan keterampilan

intraoprasional

2 . Teknik

Teknik yang di gunakan dalam pelaksanaan program pemecahan masalah adalah :

1. Teknik bimbingan penyuluhan Teknik ini di gunakan untuk menumbuhkan

kesadaran individu atau kelompok terhadap krbutuhan dan permasalahan yang

mereka alami dan menyadarkan para wanita tuna susila akan kemampuan yang di

milikinya untuk dapat memecahkan permasalahan yang sedang meeka hadapiu terkait

dengan penyakit HIV dan AIDS. Teknik ini juga memberikan pandangan atau

wawasan pada para wanita tuna susila tentang upaya yang dapat di lakukan untuk

meningkatakan kemampuan dan pengetahuam ,elalui bimbingan keterampilan kerja.

Dengan adanya kegiatan bimbingan keterampilan tersebut di harapkan dapat

membuka sentra kewira usahaan baru yang tidak bertentangan dengan sistem nilai

keagamaan dan kemasyarakatan.

Page 17: Analisis kasus psk

2. Teknik diskusi

Teknik ini di gunakan untuk melibatkan peserta berpartisipasi aktif dalam

memahami permasalahan yang ada dengan dialog ,diskusi,bertukar piiran

dengan para wanita tuna susila(WTS)

3. Teknik konsultasi

Teknik ini di gunakan untuk memberikan kesempatan kepada para wanita

tuna susila (WTS) untuk mendapatkan informasi yang benar tentang HIV

dan AIDS yang meliputi faktor pemyebab penularan,dampak atau

bahayanya dan cara pencgahan HIV dan AIDS. Sehingga mereka dalam

melakukan aktifitas sehari harinya akan terhindar dari penularan dari

penularan HIV dan AIDS

Page 18: Analisis kasus psk

BAB III

A. KESIMPULAN

keadaanlah yang menyebabkan dia menjadi seorang PSK. jika dia tidak melakukan

pekerjaan tersebut maka dia tidak mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya walaupun mereka mengetahui bahwa sebagian dari masyarakat ada yang

merasa terganggu apabila ada PSK. hal ini tidak dia risaukan malah sebaliknya, dia

pikirkan adalah bagaimana cara mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

dan keluarganya. Dalam kehidupan manusia, ekonomi adalah satu hal penting dalam

keberlangsungan hidup, sehingga banyak orang melakukan apapun termasuk melacurkan

diri. Padahal kegiatan prostitusi adalah sebuah kegiatan dimana masyarakat memandang

hal tersebut melanggar nilai-nilai moral (perbuatan tercela), di sisi lain kegiatan tersebut

dapat di tolerir demi nilai ekonomi, karena hampir sebagian besar kegiatan ini bersumber

dari kemiskinan.

Rendahya pendidikan iman, takwa dan moral bisa di jadikan alasan semakin

menjamurnya kegiatan prostitusi. Dan tidak selalu perempuan terus di salahkan karena

dalam hal ini selalu di persalahkan, karena sebagai pelaku prostitusi, padahal banyak

lelaki yang menfaatkanya

B. Saran

Perlunya mencari pendekatan secara manusiawi dengan tidak selalu menyalahkan mereka

yang terjun kedalam pelacuran karena pada dasarnya mereka (para wanita) adalah korban

baik dari kekerasan, pemerkosaan dll. Dan selayaknya kita memperlakukan mereka

secara manusiawi.

Janganlah kita melihat, menilai, apalagi menghakimi hitam-putih, baik-buruknya

seseorang dari apa yang ia lakukan. Urusan benar-salah, dosa-tidak dosa, adalah urusan

manusia dengan Tuhan-nya. Bagaimanapun, niat bertobat dalam hati para perempuan

yang dilacurkan lebih patut dihargai jika dibandingkan dengan para koruptor berdasi dan

dihormati yang diam-diam memakan uang rakyat banyak masyarakat bila digerakkan,dan

bekerja sama dengan pihak-pihak terkait akan mampu melakukan tindak pencegahan dan

penanggulanggan prilaku prostitusi di lingkungnya

Page 19: Analisis kasus psk