aplikasi klip video lagu bahasa prancis untuk tingkat …digilib.unila.ac.id/61636/20/skripsi tanpa...

77
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN APLIKASI KLIP VIDEO LAGU BAHASA PRANCIS UNTUK TINGKAT A1 DALAM CECRL PADA KETERAMPILAN MENYIMAK BAGI SISWA DI SMK KRIDA WISATA BANDARLAMPUNG Skripsi Oleh Riki Zikrillah UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Upload: others

Post on 24-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    APLIKASI KLIP VIDEO LAGU BAHASA PRANCIS UNTUK TINGKAT A1

    DALAM CECRL PADA KETERAMPILAN MENYIMAK BAGI SISWA DI SMK

    KRIDA WISATA BANDARLAMPUNG

    Skripsi

    Oleh

    Riki Zikrillah

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2020

  • ABSTRAK

    APLIKASI KLIP VIDEO LAGU BAHASA PRANCIS UNTUK TINGKAT A1 DALAM

    CECRL PADA KETERAMPILAN MENYIMAK BAGI SISWA DI SMK KRIDA

    WISATA BANDAR LAMPUNG

    Oleh

    Riki Zikrillah

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana dampak yang diberikan pada aplikasi lagu

    dalam perkembangan pembelajaran siswa di Smk Krida Wisata Bandarlampung terutama pada

    keterampilan menyimak serta penerapan aplikasi klip video dalam pembelajaran bahasa Prancis

    yang sesuai dengan tingkatan A1 dalam CECRL. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas

    XII SMK Krida Wisata Bandarlampung, sampel pada penelitian ini adalah kelas XII Akomodasi

    Perhotelan II sebagai kelas eksperimen. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    validitas isi sedangkan realibilitas menggunakan Alpha Cronbach. Tahap selanjutnya data

    penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji-t. Hasil

    belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata hasil pretest-posttest. Nilai rata-rata pretest sebesar 51.58

    dan hasil rata-rata posttest sebesar 87. Ini menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu sebesar

    35.42. Selanjutnya, hasil perhitungan uji-t menghasilkan nilai (Sig. 2-tailed) ≤ 0,05 yaitu 0,000 ≤

    0,05. Hasil ini telah diuji kebenarannya dalam taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Berdasarkan hasil

    tersebut, dapat disimpulkan bahwa aplikasi klip video lagu bahasa Prancis dapat meningkatkan

    keterampilan menyimak siswa, terlebih daripada itu juga siswa semakin terlihat semangat dan

    ketertarikannya terhadap bahasa Prancis bahwa belajar bahasa Prancis sungguh sangat

    menyenangkan dibuktikan dengan hasil nilai ujian siswa yang secara keseluruhan meningkat.

    Kata Kunci : Klip video lagu, Cecrl, Keterampilan Menyimak

  • ABSTRACT

    LES CLIPS VIDÉOS DE CHANSON FRANCAISES APPLIQUEÉ POUR NIVEAU A1

    SUR CECRL DANS LE COMPREHENSION ORAL DES LYCEÉNS DE L’ÉCOLE

    PROFFESSIONELLE KRIDA WISATA BANDAR LAMPUNG

    Par

    Riki Zikrillah

    L’objective de recherche est de connaitre l’impact qui a donné par l’application des chansons

    françaises en développement d’apprentissage des lycéens à SMK Krida Wisata Bandar Lampung

    en particulièrement dans la compétence d’écoute, ainsi que l’application des clips vidéos

    l’apprentissage du français. La population dans cette recherche était des lycéens de la classe XII

    hébergement de l’hôtel et on prend la classe d’hébergement de l’hôtel II pour la classe

    d’expérience. Ensuite, la validité qu’on utilise à cette recherche était la validité du contenu, tandis

    que la réalibité qu’on utilise était Alpha Cronbach. La prochaine étape, les donnés de cette

    recherche a été analysée avec test de la normalité, d’homogénéité et T-test. Les résultats

    d’apprentissage des lycéens peuvent vouloir en moyen pretest et posttest. La valeur en moyen du

    prétest a gagné 51,58 et du posttest a gagné 87. Cela a montré une augmentation significative de

    35,42. De plus, les résultats du calcul de t-test produisent une valeur (Sig. 2-tailed) ≤ 0,05 soit

    0,000 ≤ 0,05. La fiabilité de ce résultat a été testée à un niveau de confiance de 95% (α = 0,05).

    Sur la base de ces résultats, on peut conclure que l'application des clip vidéos de chansons française

    peuvent améliorer les capacités d'écoute des lycéens. En outre, les lycéens semblent également de

    plus en plus enthousiastes et intéressés par l'apprentissage du français est vraiment très agréable.

    Mots clés : Chanson francaise, Cecrl, Comprehension oral

  • APLIKASI KLIP VIDEO LAGU BAHASA PRANCIS UNTUK TINGKAT A1

    DALAM CECRL PADA KETERAMPILAN MENYIMAK BAGI SISWA DI SMK

    KRIDA WISATA BANDARLAMPUNG

    Oleh

    Riki Zikrillah

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

    SARJANA PENDIDIKAN

    Pada

    Program Studi Bahasa Prancis

    Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    2020

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Purajaya pada 21 April 1997. Penulis

    merupakan anak ke-enam dari delapan bersaudara, pasangan

    Bapak Abdul Manan dan Ibu Yulinar. Penulis memulai

    pendidikan formal pada tahun 2003-2009 di SDN 02

    Purajaya.

    SDN 02 Purajaya. Kemudian melanjutkan ke MtsN 02 Bandarlampung pada tahun 2009-

    2012. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah atas di MAN 1

    Bandarlampung pada tahun 2012-2015. Pada tahun 2015 penulis terdaftar sebagai

    mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis, Jurusan Pendidikan Bahasa dan

    Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Pengalaman

    mengajar didapatkan penulis ketika melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

    di SMA Negeri 1 Limau, Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus pada tahun pelajaran

    2018-2019.

  • Allah does not burden a soul beyond that it can bear

    (Albaqarah : 286)

    Il vaut mieux faire que dire.

    (Alfred de Musset)

    Jadilah orang yang berpikir luas, carilah seribu satu alasan untuk membenarkan perilaku orang

    yang berbuat buruk kepada kita.

    (Dr. Aidh Al-Qarni)

    Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever.

    (Mahatma Gandhi)

    Bekerjalah untuk dirimu sendiri.

    (Riki Zikrillah)

  • PERSEMBAHAN

    Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas nikmat yang diberikan Allah SWT,

    kupersembahkan karya sederhanaku ini kepada orang-orang paling berharga dalam

    hidupku.

    1. Ibu Yulinar dan Bapak Abdul Manan yang telah mengasuh, membesarkan,

    dan mendidik, serta tak lupa memanjatkan doa sepanjang waktu untuk putra-

    putrinya.

    2. Kakak dan adikku yang telah sama-sama berjuang demi keluarga besar ini.

    3. Teman-teman pendidikan bahasa Prancis angkatan 2015 yang berjuang

    bersama selama 4 tahun.

    4. Dosen dan staf program studi pendidikan bahasa Prancis yang telah mendidik

    dan mendoakan mahasiswa-mahasiswanya.

  • SANWACANA

    Assalamualaikum Wr.,Wb,

    Alhamdulillahirabbil ’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas

    rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :

    “Aplikasi klip video bahasa Prancis dalam CECRL pada tingkatan A1 pada

    keterampilan menyimak siswa kelas XII SMK Krida Wisata Bandarlampung”

    sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Segala kemampuan telah

    penulis curahkan guna menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih

    terdapat kekurangan baik dari segi substansi maupun penulisannya. Oleh karena itu,

    berbagai saran, koreksi, dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat

    penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis menyadari

    ini bukanlah hasil jerih payah sendiri akan tetapi berkat bimbingan dan dukungan

    dari berbagai pihak baik moril maupun materil sehingga penulisan skripsi ini dapat

    selesai. Oleh karena itu, di dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

    hormat dan ucapan rasa terima kasih yang tulus kepada :

    1. Ibu Diana Rosita, M.Pd. selaku Pembimbing I (satu) sekal igus

    ketua program studi bahasa Prancis yang telah meluangkan

    waktu di tengah kesibukannya untuk memberikan koreksi yang

  • sangat membantu dalam perbaikan skripsi penulis dan telah banyak

    mengarahkan penulis agar menjadi lebih baik lagi melalui kebiasaan

    dan pemikirannya,

    2. Ibu Endang Ikhtiarti, M.Pd. selaku pembimbing II (dua) yang telah

    meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk memberikan

    koreksi yang sangat membantu dalam perbaikan skripsi penulis dan

    telah banyak mengarahkan penulis agar menjadi lebih baik lagi

    melalui kebiasaan dan pemikirannya,

    3. Ibu Nani Kusrini, S.S., M.Pd. selaku Pembahas utama atas

    kesediaannya dan kesabarannya untuk membantu, mengarahkan, dan

    memberi masukan agar terselesaikannya skripsi ini;

    4. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan inspirasi kepada penulis,

    5. Seluruh Dosen Program Studi S-1 Pendidikan bahasa Prancis

    Universitas Lampung, Madame Setia Rini, S.Pd.,M.Pd., Madame

    Dian, S.Pd.,M.A., Madame Yuli, S.Pd.,M.A., yang telah memberikan

    ilmu dan pengetahuan kepada penulis, serta kepada seluruh staf

    Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Lampung;

    6. Keluarga Besar IMASAPRA Unila (Ikatan Mahasiswa Bahasa

    Prancis) yang yang terdiri dari semua angkatan pendidikan bahasa

    Prancis unila.

  • 7. Untuk teman-teman angkatan 2015 yang selalu berjuang demi masa

    depan masing-masing.

    8. Kedua orang tua ku Ayah dan Ibu tercinta Bapak Abdul Manan dan

    Ibu Yulinar yang merupakan inspirasi terbesar penulis, yang telah

    menjadi orang tua terhebat di dunia.

    9. Untuk kakak adikku, yang selalu memberikan semangat dan doa dalam

    setiap perjalananku.

    10. Keluarga besar yang telah membantu dalam berbagai hal dan

    selalu memberikan dukungan untukku agar menjadi orang yang

    sukses dunia akhirat kelak.

    11. Serta semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu

    persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungannya

    dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT mencatat dan

    mengganti semuanya sebagai amal sholeh.

    Akhir kata, sangat penulis sadari bahwa berakhirnya masa studi ini adalah awal dari

    perjuangan panjang untuk menjalani kehidupan yang sesungguhnya. Sedikit

    harapan semoga karya kecil ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

    Aamiin.

    Bandar lampung, 25 Februari 2020

    Riki Zikrillah

  • i

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. ii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5 C. Batasan Masalah ............................................................................... 6 D. Rumusan Masalah ............................................................................. 6 E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6 F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7 G. Batasan Istilah ................................................................................... 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9

    A. Pembelajaran Bahasa Asing ............................................................. 9 B. Pengertian, Konsep dan Tingkatan A1 pada CECRL ...................... 11 C. Media Pembelajaran ....................................................................... 15 D. Media Klip Video Lagu .................................................................. 19 E. Hakikat Menyimak ......................................................................... 27 F. Penelitian yang Relevan ................................................................. 36 G. Kerangka Berfikir ........................................................................... 38 H. Pengajuan Hipotesis penelitian ....................................................... 39

    BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 41

    A. Desain Penelitian ............................................................................ 41 B. Variabel Penelitian .......................................................................... 42 C. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 43 D. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 44 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 45 F. Instrumen Penelitian ....................................................................... 45 G. Prosedur Penelitian .......................................................................... 52 H. Teknik Analisis Data Penelitian ...................................................... 53

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................... 56

    A. Hasil Penelitian ................................................................................ 56 B. Pembahasan ..................................................................................... 68

  • ii

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 72

    A. Simpulan .......................................................................................... 72 B. Saran ................................................................................................ 73

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 74

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 77

  • iii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Tingkatan A1 dalam Bahasa Prancis ........................................................ 14 2. Langkah Penggunaan audio visual ........................................................... 26 3. One-Group Pretest-Posttest Design ......................................................... 41 4. Populasi Penelitian .................................................................................... 44 5. Sampel Penelitian ..................................................................................... 44 6. Silabus Bahasa Kelas XII ........................................................................ 46 7. Rubrik Penilaian Keterampilan Menyimak ............................................. 46 8. Interpretasi Kappa .................................................................................... 51 9. Daftar Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Menyimak Bahasa Prancis ...................................................................................................... 57

    10. Silabus Bahasa Prancis SMK Krida Wisata K-13 .................................... 58 11. Rangkuman Data Statistik Nilai Pretest Bahasa Prancis .......................... 59 12. Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Bahasa Prancis .................. 61 13. Rangkuman Data Statistik Nilai Posttest Bahasa Prancis ........................ 62 14. Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Bahasa Prancis ................. 63 15. Perbandingan Data Pretest dan Posttest ................................................... 64 16. Rekapitulasi N-Gain ................................................................................. 65 17. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ................................................ 66 18. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ............................................... 66 19. Hasil Uji Homogenitas dengan Menggunakan SPSS ............................... 67 20. Uji Paired Samples Correlations .............................................................. 67 21. Uji Paired Sample Test ............................................................................. 68

  • iv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Tiga Tahap Pembelajar ............................................................................. 14 2. Lima tahapan dalam menyimak ................................................................ 33 3. Hubungan antar varial penelitian .............................................................. 43

  • I . PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Manusia tidak dapat lepas dari bahasa. Hal ini terbukti dari penggunaannya untuk

    percakapan sehari-hari, peran bahasa yang membuat satu sama lain dapat

    berkomunikasi, saling menyampaikan maksud. Tak hanya dalam bentuk lisan,

    bahasa juga digunakan dalam bentuk tulis. Sebagai alat komunikasi, bahasa

    memiliki peranan yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Untuk

    berkomunikasi dengan seseorang kita pasti menggunakan bahasa, contoh seorang

    dosen yang menyampaikan materi kuliah, seorang guru yang menyampaikan

    pelajaran, seorang pedagang yang menawarkan dagangannya, seorang atasan yang

    memberikan perintah kepada bawahannya, dan banyak lagi contoh lainnya, dan

    pasti itu semua menggunakan bahasa sebagai media komunikasi.

    Pada era globalisasi, manusia dituntut untuk dapat menguasai bahasa asing. Salah

    satu bahasa asing yang saat ini menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah adalah

    Bahasa Prancis. Bahasa Prancis mulai diperkenalkan di Sekolah Menengah Atas

    /Sekolah Menengah Kejuruan di kelas X atau tahun pertama di Sekolah Menengah

  • 2

    Atas (SMA) dan kelas XI atau tahun ketiga di Sekolah Menengah Keguruan (SMK).

    Selain di sekolah formal, lembaga-lembaga kursus sudah menyediakan kelas untuk

    mempelajari bahasa prancis.

    Kompetensi berbahasa Prancis memiliki tingkatan terstandar dan berjenjang, mulai

    dari yang termudah hingga yang tersulit yaitu : A1, A2, B1, B2, C1 dan C2. Inilah

    tingakatan-tingakatan kecakapan bahasa Prancis menurut CECRL (Cadre Européen

    Commun de Référence Pour des Langues). Dalam pembelajaran bahasa Prancis,

    terdapat empat keterampilan bahasa yang diajarkan, yaitu compréhension orale

    (menyimak), compréhension écrite (membaca), production orale (berbicara), dan

    production écrite (menulis). Keterampilan bahasa tersebut menjadi penuntun bagi

    guru dalam memberikan materi ajar sehingga pembelajar dapat menguasai bahasa

    Prancis secara baik. Selain empat keterampilan bahasa tersebut, pembelajar juga

    harus menguasai prononciation (pengucapan) dan juga grammaire (tata bahasa)

    untuk dapat dikatakan terampil berbahasa Prancis.

    Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menegah Keguruan (SMK) yang berada

    di wilayah Lampung, telah menjadikan bahasa Prancis sebagai mata pelajaran

    bahasa asing, layaknya bahasa Inggris dan dari waktu ke waktu akan semakin

    berkembang. Salah satu sekolah yang mencanangkan bahasa Prancis sebagai mata

    pelajaran bahasa asing adalah SMK Krida Wisata Bandar Lampung. Sekolah ini

    adalah sekolah swasta yang menyediakan Mata Pelajaran Bahasa Prancis untuk

  • 3

    meningkatkan siswanya berinteraksi bahasa asing dikarenakan sekolah tersebut

    merupakan jurusan perhotelan dan juga pariwisata.

    Di suatu kelas bahasa, seseorang akan menerima materi yang diberikan oleh guru

    melalui kegiatan menyimak, terutama materi yang dijelaskan secara lisan.

    Menyimak berbeda dengan mendengarkan, seseorang dapat dikatakan

    mendengarkan suatu informasi namun orang tersebut belum tentu dapat mengulang

    kembali pesan apa yang telah ia dengarkan, sedangkan seseorang yang menyimak

    akan dapat menyampaikan kembali pesan yang telah ditangkapnya melalui proses

    mendengar. Proses menyimak ini bukanlah suatu proses yang mudah apabila pesan

    yang disampaikan menggunakan bahasa yang tidak kita gunakan dalam keseharian.

    Menurut hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Prancis

    SMK Krida Wisata Bandarlampung, peneliti menemukan berbagai masalah sebagai

    akibat rendahnya keterampilan menyimak siswa. Pertama dimulai dari

    keterampilan menyimak seringkali diabaikan oleh siswa, sehingga proses kegiatan

    menyimak tidak begitu diperhatikan. Lalu yang kedua siswa lebih cenderung bosan

    dikarenakan belum ada pemanfaatan media yang menarik dan kreatif sehingga

    motivasi siswa untuk memperoleh pengetahuan dirasa kurang dalam keterampilan

    menyimak. Dan yang terakhir, kurangnya kombinasi pengunaan media audio visual

    seperti klip video lagu bahasa Prancis yang dapat digunakan sebagai media menarik

    dan menyenangkan bagi siswa untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa.

  • 4

    Dengan harapan peneliti yaitu media klip video lagu ini bisa dijadikan media yang

    berkualitas dan menyenangkan agar siswa lebih tertarik untuk belajar.

    Dalam melakukan proses belajar mengajar sudah barang tentu media merupakan

    hal yang sudah lumrah dipakai oleh guru. Pada zaman milenial ini, sang guru

    dituntut untuk mengubah media pembelajaran yang lebih asik dan menyenangkan

    akan tetapi tidak mengubah tujuan utamanya yaitu mentransfer ilmu yang sedang

    dipelajari.

    Salah satu media yang masih digunakan dan eksis pada abad ini yaitu media audio

    visual. Asyhar (2011: 45) mendefinisikan bahwa media audio visual adalah jenis

    media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan

    pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan

    informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan

    nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa

    contoh media audio visual adalah film, video, program TV dan lain-lain. Media ini

    jika dipergunakan secara optimal akan menghasilkan pembelajaran yang

    memuaskan, apalagi audio visual ini dijadikan sebagai media yang menyenangkan

    dan membuat antusias. Contoh media audio visual yang menyenangkan yaitu media

    klip video lagu yang sesuai dengan tingkatan A1 mengingat bahwa bahasa Prancis

    dipelajari di jenjang SMA/SMK maka lagu cocok dijadikan sebagai bahan

    pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa.

  • 5

    Peneliti menemukan beberapa masalah di sekolah yang dijadikan sebagai bahan

    objek penelitian. Penggunaan media lagu hanya digunakan sebagai tambahan dan

    belum dimanfaatkan secara maksimal dalam pemberian materi. Hal ini sangat

    disayangkan karena mengingat fasilitas yang diberikan oleh sekolah di masing-

    masing kelas sudah cukup baik seperti speaker, maupun LCD namun tidak

    dioptimalkan penggunaannya.

    Fokus utama pada penelitian ini yaitu mengetahui sejauh mana pengaruh

    penggunaan media klip video lagu untuk meningkatkan keterampilan menyimak.

    Media lagu dapat menjadi sarana alternatif untuk meningkatkan ketertarikan siswa

    dalam pembelajaran Bahasa Prancis. Tidak hanya itu, media lagu juga dapat

    memberikan wawasan sosiokultural mengenai masyarakat dan lingkungan di

    Prancis.

    B. Identifikasi Masalah

    Identifikasi masalah pada penelitian ini berupa :

    1. Media lagu belum dimanfaatkan secara optimal dan intentisitas penggunaannya

    masih kurang dalam pembelajaran bahasa Prancis

    2. Kurangnya kombinasi penggunaan media IPTEK yang berkembang di

    masyarakat yang diaplikasikan di dunia pendidikan

  • 6

    3. Kurangnya media yang kreatif sehingga minim motivasi untuk mempelajari

    bahasa Prancis.

    C. Batasan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dilakukan pembatasan masalah pada

    proses pembelajaran bahasa Prancis khususnya “penggunaan media klip video lagu

    dalam upaya meningkatkan keterampilan menyimak bahasa Prancis siswa di SMK

    Krida Wisata Bandar Lampung”.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan indentifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas,

    rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada peningkatan

    keterampilan menyimak bahasa Prancis dengan memanfaatkan aplikasi klip video

    lagu berbahasa Prancis pada kelas XII AP SMK Krida Wisata?”.

    E. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menyimak

    siswa SMK Krida Wisata Bandarlampung melalui aplikasi klip video lagu bahasa

    Prancis untuk tingkatan A1.

  • 7

    F. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, yakni:

    1. Manfaat Teoretis

    Penelitian ini memberikan paparan mengenai media pembelajaran klip video

    lagu sebagai upaya meningkatkan keterampilan menyimak.

    2. Manfaat Praktis

    Manfaat praktis ini dibedakan menjadi 3, sebagai berikut :

    a. Bagi Sekolah

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak sekolah

    sebagai salah satu media pembelajaran bahasa untuk meningkatkan

    keterampilan menyimak.

    b. Bagi Guru

    Penelitian ini dapat dijadikan inspirasi untuk kegunaannya dalam mengajar.

    Selain itu penelitian ini dapat memberikan pertimbangan untuk lebih

    mengembangkan keterampilan menyimak siswa.

    c. Bagi Peneliti lain dan pengembangan di bidang pendidikan

    Bagi peneliti dan pengembangan, khususnya pendidikan bahasa Prancis dapat

    membagikan sumbangan pengetahuan tentang media pembelajaran yaitu

    dalam pembelajaran penguasaan pada keterampilan menyimak bahasa

    Prancis.

  • 8

    G. Batasan Istilah

    Agar tidak menimbulkan adanya perbedaan pengertian, perlu ada penjelasan istilah

    yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa batasan istilah yang perlu dijelaskan

    adalah sebagai berikut.

    1. Media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik

    yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa

    yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

    2. Cadre Européen Commun de Référence Pour des Langues selanjutnya disebut

    CECRL adalah dokumen resmi Dewan Uni Eropa yang memuat kerangka acuan

    kebahasaan yang mencakup pembelajaran, pengajaran dan pengukuran.

    Kerangka acuan ini berisi seperangkat sistem untuk mengatur standar

    keberhasilan yang dicapai dalam tahapan pembelajaran dalam konteks

    internasional.

    3. « La compréhension orale est une compétence qui vise à faire acquérir

    progressivement à l'apprenant des stratégies d'écoute premièrement et de

    compréhension d'énoncé à l'oral deuxièmement. Il ne s'agit pas d'essayer de tout

    faire comprendre aux apprenants qui ont tendance à demander une définition

    pour chaque mot. L'objectif est exactement inverse. Il est question au contraire

    de former nos auditeurs à devenir plus sûrs d'eux, plus autonomes

    progressivement »

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pembelajaran Bahasa Asing

    Menurut Abidin (2012:3), “Pembelajaran adalah proses yang secara kreatif

    menuntut siswa melakukan sebuah kegiatan sehingga siswa benar-benar

    membangun pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula kreativitasnya”.

    Sementara itu Tagliante (1994: 35) menyatakan, “L’apprentissage est un processus

    actif, dont on ne connaît pas encore parfaitement le mécanisme, qui se déroule à

    l’intérieur de l’individu et qui est susceptible d’être avant tout influencé par cet

    individu”, (pembelajaran adalah suatu proses aktif, yang pada kenyataannya kita

    tidak dapat mengetahui mekanisme yang terjadi pada seorang individu dan hal-hal

    yang mempengaruhi dirinya secara sempurna). Berdasarkan Abidin dan Tagliante

    di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu pengaruh yang

    dialami oleh seorang individu yang perkembangannya ditentukan oleh individu itu

    sendiri. Salah satu pembelajaran yang diberikan di sekolah adalah pembelajaran

    bahasa. Pembelajaran bahasa dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas yang

    dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan berbahasa tertentu (Abidin, 2012:5).

    Di sekolah, siswa mempelajari beberapa macam bahasa. Salah satu yang diperoleh

    oleh siswa adalah pembelajaran bahasa asing. Dalam pembelajaran bahasa asing

    diperlukan tiga buah pengetahuan, yaitu pengalaman (input), pengetahuan

  • 10

    (knowledge), dan keluaran (output). Sebagai seseorang yang ingin menguasai

    bahasa, maka pembelajar harus memiliki pengalaman. Dari pengalaman tersebut

    akan terbentuk pengetahuan yang kemudian diolah lagi untuk dipahami dan

    diutarakan dalam sebuah keluaran (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 99).

    Sadiman (2012:75) menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi menjadi

    motor penggerak kegiatan belajar mengajar dan memberikan arah pada kegiatan

    pembelajaran, sehingga dapat tercapai tujuan yang diinginkan. Tanpa motivasi,

    kegiatan belajar mengajar tidak terjamin kelangsungannya. Salah satu bahasa asing

    yang dipelajari di Indonesia adalah bahasa Prancis. Pembelajaran bahasa Prancis

    sebagai bahasa asing disebut dengan FLE (Le Français Langue Étrangère).

    Tagliante (1994:6) menyatakan bahwa “Le FLE peut être aussi la langue dans

    laquelle un étudiant non francophone suivra ses études”, (FLE merupakan bahasa

    yang dipelajari oleh pembelajar nonfrancophone).

    Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

    bahasa adalah proses yang dialami oleh seorang individu yang memiliki motivasi

    untuk menguasai bahasa tujuan dan menggunakan pengalaman serta pengetahuan.

    Salah satu pembelajaran bahasa, yaitu bahasa Prancis, sebagai bentuk pembelajaran

    bahasa asing disebut dengan FLE.

  • 11

    B. Pengertian, Konsep dan Tingkatan A1 pada CECRL

    1. Pengertian dan Konsep CECRL (Cadre Européen Commun de Référence Pour

    des Langues)

    Cadre Européen Commun de Référence Pour des Langues selanjutnya disebut

    CECRL adalah dokumen resmi Dewan Uni Eropa yang memuat kerangka

    acuan kebahasaan yang mencakup pemelajaran, pengajaran dan pengukuran.

    Kerangka acuan ini berisi seperangkat sistem untuk mengatur standar

    keberhasilan yang dicapai dalam tahapan pembelajaran dalam konteks

    Internasional.

    Secara garis besar dapat dikatakan bahwa CECRL ini dikembangkan

    berdasarkan kompetensi berbahasa penutur. Penutur tahu bagaimana memilih

    makna kebahasaan yang kemudian diwujudkan dalam bentuk kebahasaan yang

    bisa beragam karena ia tahu pemilihan itu didasarkan pada lawan bicara

    berdasarkan konteks sesuai budaya dalam media (Mahriyuni, 2008:1).

    Kompetensi kebahasaan ini membutuhkan bentuk pembelajaran yang berbeda

    dari yang selama ini dipergunakan di seluruh kelas dan sekolah kita, karena

    sesungguhnya inti dari kegiatan pembelajaran adalah apa yang diketahui siswa

    maka disarankan untuk membangun pengetahuan siswa dan pengetahuan yang

    sudah dimilikinya ; lingkungan dan aspek budaya sekitar siswa dapat

    dimanfaatkan untuk menjadi model atau konteks pembentukan konsep. Hal ini

    sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Benoit dalam Mahriyuni (2008:2),

  • 12

    tujuan belajar bahasa agar pembelajar bahasa dapat menguasai tidak sekedar

    bahasanya juga menguasai aspek-aspek budaya yang dapat membuatnya

    mampu berprilaku betul (correct) dan wajar (actuel) dalam pergaulan sosial

    budaya masyarakat bahasa yang dipelajarinya. Oleh karena itu, budaya juga

    dilihat mempunyai peranan dalam mempengaruhi perkembangan suatu bahasa

    (Yusuf dalam Mahriyuni, 2008:2). Dengan demikian, mengajarkan bahasa

    Prancis juga berarti menyampaikan aspek-aspek budaya negara yang

    bersangkutan.

    CECRL memaparkan secara komprehensif tentang (i) Kompetensi yang

    diperlukan untuk berkomunikasi (ii) Pengetahuan dan keterampilan yang

    terkait dan (iii) Situasi dan ranah komunikasi. Karenanya CECRL sangat

    berguna bagi perancang pembelajaran bahasa Prancis. Penguji dan guru serta

    semua yang terlibat dalam pengajaran dan evaluasi. Atas kelebihan ini

    Européen Union Council Résolution pada November 2001 merekomendasikan

    penggunaan CECRL sebagai sistem validasi kompetensi kebahasaan. Pada

    perkembanagan berikutnya CECRL menjadi kerangka acuan yang semakin

    luas dan kini diterbitkan dalam 30 bahasa.

    Dalam CECRL, kita melihat pendekatan yang lebih komprehensif

    dibandingkan dengan konsep pendidikan bahasa yang umum kita kenal. Dalam

    dokumen ini, diakui bahwa CECRL tersusun berkat bantuan dari berbagai

    proyek yang sudah ada lebih dulu di bidang pendidikan bahasa (Hoed dalam

    Mahriyuni, 2008:4). Karena secara khusus CECRL ditujukan (a) kepada

    pembelajar, apa yang harus dilakukan dan peringkat-peringkat serta jenis-jenis

  • 13

    kemampuan apa yang harus dimiliki oleh pemelajar sebagai pengguna bahasa

    yang dipelajarinya, serta cara mengevaluasi diri dan (b) kepada pengajar serta

    pengajaran bahasa termasuk evaluasi.

    Menurut Didier (2001:25) peringkat kemampuan kebahasaan dibagi menjadi

    enam, yakni peringkat :

    • Pendahuluan atau perkenalan (Introductif, Découverte, Breaktrough1) :

    kemampuan awal atau dasar.

    • Menengah ( Intermédiaire, de survie, Waystage) : menggunakan bahasa

    untuk memecahkan masalah komunikasi dasar.

    • Ambang Batas (Seuil, Treshold) : menggunakan bahasa sebagai alat

    komunikasi yang lebih terbuka, tetapi belum cukup lancar.

    • Lanjutan (Avancé, Vantage) : sudah menguasai aspek ilokusi bahasa

    (sosiolinguistik dan pragmatik)

    • Mandiri (Automne, Opérationnelle affective) : sudah mampu menggunakan

    bahasa dengan mudah dalam komunikasi sehari-hari, baik aspek ilokusi

    maupun perlokusinya.

    • Penguasaan (La maîtrise) : sudah menguasai bahasa seperti penutur aslinya.

  • 14

    A B C

    Utilisateur élémentaire Utilisateur independent

    Utilisateur

    expérimenté

    [Penutur Pemula] [Penutur lanjutan]

    [Penutur

    berpengalaman]

    A1 A2 B1 B2 C1 C2

    Introductif, Intermédiaire, Seuil,

    Avancé, Automne Maîtrise

    Découverte De survie

    [ambang

    batas]

    Independent [mandiri] [penguasaan]

    [perkenalan] [menengah]

    [lanjutan]

    Gambar 1. Tiga Tahap Kemampuan Pemelajar dan Pembagiannya dalam Enam

    Peringkat dalam Pendidikan Bahasa

    2. CECRL pada Tingkatan A1

    Pada tingakatan ini merupakan tingkatan paling dasar dalam bahasa prancis yaitu

    pengenalan (Didier :2001:26). Pada tingkatan ini harus memenuhi kompetensi

    yang ada sebagai berikut :

    Tabel 2. Tingkatan A1 dalam pembelajaran bahasa Prancis

    COMPETENCES A1

    comprendre Ecouter Je peux comprendre des mots

    familiers et des expressions

    très courantes au sujet de moi-

    même, de ma famille et

    del'environnement concret et

    immédiat, si les gens parlent

    lentement et distinctement.

  • 15

    Lire Je peux comprendre des noms

    familiers, des mots ainsi que

    des phrases très simples, par

    exemple dans des annonces,

    des affiches ou des catalogues.

    Parler Prendre part à une

    conversation

    Je peux communiquer, de

    façon simple, à condition que

    l'interlocuteur soit disposé à

    répéter ou à reformuler ses

    phrases plus lentement et à

    m'aider à formuler ce que

    j'essaie de dire. Je peux poser

    des questions simples sur des

    sujets familiers ou sur ce dont

    j'ai immédiatement besoin,

    ainsi que répondre à de telles

    questions.

    S'exprimer

    oralement en

    continu

    Je peux utiliser des

    expressions et des phrases

    simples pour décrire mon lieu

    d'habitation et les gens que je

    connais.

    Écrire Je peux écrire une courte carte

    postale simple, par exemple de

    vacances. Je peux porter des

    détails personnels dans un

    questionnaire, inscrire par

    exemple mon nom, ma

    nationalité et mon adresse sur

    une fiche d'hôtel.

    C. Media Pembelajaran

    1. Pengertian Media

    Media dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 726) adalah (1) alat; (2)

    sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan

    spanduk; (3) yang terletak antara dua pihak; (4) perantara, penghubung.

    Sementara itu Arsyad (2011: 2) mengemukakan bahwa media berasal dari

  • 16

    bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti “perantara” atau

    “pengantar” sedangkan dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau

    pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Hal ini berbanding

    terbalik dengan pendapat Gerlach & Ely dalam Arsyad (2011: 3) yang

    mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,

    materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

    memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru,

    buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

    Selain digunakan untuk berkomunikasi, media juga digunakan dalam proses

    pembelajaran yang dinamakan media pembelajaran. Gagne dan Briggs dalam

    Arsyad (2011: 4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran

    meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi

    pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video

    camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik,

    televisi dan komputer. Pendapat berbeda dari Asosiasi Pendidikan Nasional

    dalam Sadiman (2012: 7) media merupakan bentuk-bentuk komunikasi baik

    tercetak maupun audivisual serta peralatannya. Dari uraian-uraian di atas, maka

    dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana yang digunakan

    untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima untuk memberikan

    informasi yang dapat merangsang pikiran, minat dan perhatian peserta didik

    dalam proses belajar dan mengajar.

  • 17

    2. Fungsi Media

    Menurut Arsyad (2011:15), fungsi media pembelajaran dalam proses belajar

    mengajar yaitu sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim,

    kondisi,dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Sementara

    itu, menurut Kemp dan Dayton dalam buku tersebut media pembelajaran dapat

    memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan perorangan,

    kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (1)

    memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi

    intruksi.

    3. Manfaat Media

    Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut

    Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2011: 3-4) manfaat penggunaan media

    pembelajaran yaitu, (1) penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, (2)

    pembelajaran bisa lebih menarik, (3) pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4)

    lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat, (5) kualitas hasil

    belajar dapat ditingkatkan, (6) pembelajaran dapat di berikan kapan dan dimana

    saja, (7) sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan, (8) peran

    guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.

    Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (2011: 24) mengemukakan bahwa manfaat

    media pembelajaran adalah:

  • 18

    a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

    menumbuhkan motivasi belajar;

    b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

    dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan

    pembelajaran;

    c. Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

    verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

    dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap

    jam pelajaran;

    d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

    mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

    melakukan, mendemonstrasikan, memerankan.

    4. Klasifikasi Media Pengajaran

    Leshin, Pollock dan Reigeluth dalam Arsyad (2011: 36) mengemukakan bahwa:

    a. Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan

    kelompok, (field-trip);

    b. Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja);

    c. Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar,

    transparansi, slide);

    d. Media berbasis audio-visual (video, film, program slide, tape, televisi);

    e. Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif

    video, hypertext).

  • 19

    Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2011: 36) mengemukakan bahwa media dalam

    delapan jenis, yaitu : (1) Media cetakan;(2) Media panjang;(3) Overhead

    transparence;(4) Rekaman Audiotape;(5) Seri slide dan filmstrips;(6) Rekaman

    audiotape;(7) Seri slide dan filmstrips;(8) Penyajian multi-image;(9) Rekaman

    video dan film hidup;(10) Komputer;

    5. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran

    Dalam menggunakan media pembelajaran, pendidik harus memilih pengajaran

    yang sesuai dengan kriteria yang tepat. Menurut Arsyad (2011: 75) kriteria yang

    patut diperhatikan dalam memilih media adalah (1) sesuai dengan tujuan yang

    ingin dicapai, (2) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

    prinsip, atau generalisasi, (3) praktis, luwes, dan bertahan, (4) guru terampil

    menggunakannya, (5) pengelompokan sasaran, (6) mutu teknis.

    D. Media Klip Video Lagu

    1. Pengertian Klip Video

    Menurut Ronald Alan Berk (2009) “There are hundreds of volumes on the topic

    of the brain. However, the primary interest here is only on how a video is

    processed in students’ brains to facilitate learning”. (Ada ratusan volume

    tentang topik otak. Namun, minat utama di sini hanya pada bagaimana video

    diproses dalam otak siswa untuk memfasilitasi pembelajaran). Yang

    dimaksudkan adalah video klip dan dalam ulasan ini Ronald pun menjelaskan

    secara rinci tentang video yang mencakup: (a) kecerdasan inti dari verbal /

    linguistik, visual / spasial, musik / ritmik, dan emosional, (b) belahan otak kiri

  • 20

    dan kanan, (c) otak triun, (d) frekuensi gelombang otak, dan (e) kesimpulan

    video-otak.

    Kecerdasan ganda Gardner (Gardner, 1983, 1993, 1999, 2005; Gardner & Hatch,

    1989; Kagan & Kagan, 1998; Marks-Tarlow, 1995; Williams, Blythe, Putih, Li,

    Sternberg, & Gardner, 1996), verbal / linguistik, visual / spasial, dan musikal /

    ritmis adalah kecerdasan inti dalam otak setiap siswa. Berikut ini deskripsi

    singkatnya:

    - Verbal / linguistik: Belajar dengan membaca, menulis, berbicara,

    mendengarkan, berdebat, berdiskusi, dan memainkan permainan kata,

    - Visual / spasial: Belajar dengan melihat, membayangkan, menggambar,

    memahat, melukis, mendekorasi, mendesain grafis dan arsitektur,

    mengoordinasikan warna, dan membuat gambar mental,

    - Musikal / ritme: Belajar dengan menyanyi, bersenandung, mendengarkan

    musik, mengarang, menjaga waktu, melakukan, dan mengenali ritme.

    Ketiga kecerdasan ini adalah bagian dari profil unik kecerdasan kuat dan lemah

    yang dimiliki setiap siswa. Penelitian Neuroscience telah mengkonfirmasi

    perbedaan fisik dalam jaringan saraf otak masing-masing siswa (Zull dalam

    Alan, 2009). Instruktur hanya dapat bekerja dengan apa yang dibawa setiap

    siswa ke kelas. Jadi dapat kita tafsirkan bahwa klip video merupakan stimulus

    yang ampuh untuk memperoleh energi siswa tersalurkan dengan baik.

  • 21

    2. Pengertian Lagu

    Menurut Jamalus dkk dalam May (2014:22), “lagu merupakan hasil karya seni

    dari musik yang diperdengarkan menggunakan suara atau dengan alat-alat

    musik. Lagu selalu berhubungan erat dengan musik. Di dalam musik terdapat

    elemen dasar yaitu bunyi, kemudian suara atau bunyi tersebut dapat difungsikan

    sebagai media untuk mengekspresikan sebuah gagasan pada orang lain, sehingga

    memungkinkan terjadinya komunikasi”.

    Dengan memanfaatkan fungsi lagu sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi,

    maka lagu dapat digunakan untuk mengajarkan beberapa macam keterampilan

    berbahasa, seperti stuktur kalimat atau tata bahasa, kosakata dan berbicara.

    Gerakan dapat ditambahkan agar lebih berarti dan dapat dinikmati.

    Pendapat ini disampaikan oleh Paquette dalam May (2014:22) sebagaimana

    diungkapkannya “ Songs can be used to teach a variety of language skills, such

    as sentence patterns, Vocabulary, pronounciation and parts of speech. Motions

    can be added to the Songs to make them more meaningfull and enjoyable”.

    Nyanyian memang bisa digunakan sebagai sumber belajar, namun tidak semua

    lagu dapat dijadikan sumber belajar. Menurut Eko susilo dalam May (2014: 23),

    bahwa dalam pemilihan lagu harus memperhatikan beberapa hal antara lain: (1)

    Lagu yang dipilih harus mengandung persoalan sesuai dengan aspek teori yang

    akan dipelajari. (2) Melodi yang dipilih harus sesuai dengan tingkat kecakapan

  • 22

    anak. (3) Kata-kata lagu yang dipilih harus sesuai dengan tingkat perkembangan

    jiwa anak.

    Ada beberapa kriteria dalam pemilihan lagu yang cocok untuk digunakan dalam

    pembelajaran bahasa asing. Menurut Dommel dan Sacker dalam May (2014:23)

    meliputi: (1) Musik dan irama sebuah lagu sebaiknya tidak mempengaruhi atau

    mendominasi pembelajar, karena hal ini dapat mengurangi pemahaman

    pembelajar terhadap lagu tersebut.

    Adapun faktor-faktor yang menyulitkan pembelajar untuk mengerti sebuah lagu

    adalah: (1) musik pengiring terlalu keras sehingga menutup suara penyanyi, (2)

    lagu dinyanyikan terlalu cepat dengan suara yang terlalu dibuat-buat dialek. (2)

    Perpaduan musik, irama dan teks hendaknya serasi dan teks lagu ditonjolkan,

    sedangkan musik hanya berfungsi sebagai pengiring, (3) Teks lagu hendaknya

    jelas dan tidak terlalu sulit untuk dipahami serta mudah bagi pembelajar untuk

    ikut menyanyikannya. Selain itu yang harus dalam menyiapakan lagu adalah: (1)

    taraf penguasaan bahasa asing yang dipelajarinya, tingkat pemula atau lanjutan,

    (2) usia pembelajaran, remaja atau dewasa, dan (3) minat peserta didik terhadap

    lagu-lagu tertentu May (2014:23).

    Dari paparan di atas terlihat bahwa lagu memberikan bantuan bagi siswa dalam

    peningkatan keterampilan menyimak. Dengan menggunakan media lagu akan

    lebih menyenangkan dan menarik perhatian peserta didik. Telah dijelaskan juga

    bahwa media lagu dapat melatih empat keterampilan bahasa, itu berarti dengan

    sendirinya kemampuan menyimak siswa akan semakin meningkat. Jadi salah

  • 23

    satu media yang dapat digunakan guru untuk membantu meningkatkan

    keterampilan menyimak adalah media lagu.

    3. Karakteristik Media Klip Video

    Berdasarkan karakteristiknya, klip video lagu masuk dalam katagori media

    audio-visual. Menurut Smaldino, et al (2011) media audio-visual adalah media

    yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai

    kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif

    (mendengar) dan visual (melihat) (Sadiman dalam Qibtia, 2017:18).

    Pembelajaran menggunakan teknologi audio visual adalah satu cara

    menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan

    elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Arsyad (2011: 31)

    mengemukakan bahwa media audio visual memiliki karakteristik sebagai

    berikut.

    a. Mereka biasanya bersifat linear.

    b. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis.

    c. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

    perancang/pembuatnya.

    d. Mereka merupakan gambaran fisik dari gagasan real atau abstrak.

    e. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan

    kognitif.

  • 24

    f. Umumnya mereka berorientasi pada guru dengan tingkat pelibatan interaktif

    murid yang rendah.

    4. Kelebihan dan Kelemahan Media Klip Video Lagu

    Setiap jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran memiliki

    kelebihan dan kelemahan begitu pula dengan media audio visual. Arsyad (2011:

    49−50) mengungkapkan beberapa kelebihan dan kelemahan media audio visual

    dalam pembelajaran sebagai berikut.

    Kelebihan media audio visual dipaparkan pada bagian berikut:

    a. Film dan vidio dapat melengkapi pengalaman dasar siswa.

    b. Film dan vidio dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat

    disaksikan secara berulang-ulang jika perlu.

    c. Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi film dan video

    menanamkan sikap-sikap dan segi afektif lainnya.

    d. Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang

    pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.

    e. Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara

    langsung.

    f. Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok

    kecil, kelompok yang heterogen maupun homogen maupun perorangan.

    g. Film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat

    ditampilkan dalam satu atau dua menit.

  • 25

    Adapun terdapat kelemahan-kelemahan media audio visual sebagai berikut:

    a. Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu

    yang banyak.

    b. Tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan

    melalui film tersebut.

    c. Film dan vidio yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan

    belajar yang diinginkan, kecuali dirancang dan diproduksi khusus untuk

    kebutuhan sendiri.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kelemahan media

    audio visual yang berupa film dan video bukan merupakan suatu kendala

    dalam proses pembelajaran.

    5. Langkah-langkah Menggunakan Media Klip Video

    Media pembelajaran audio visual memiliki langkah-langkah dalam

    penggunaannya seperti halnya media pembelajaran lainnya. Langkah-langkah

    pembelajaran menggunakan media audio visual adalah sebagai berikut.

    a. Persiapan

    Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada saat persiapan yaitu (1) membuat

    rencana pelaksanaan pembelajaran, (2) mempelajari buku petunjuk

    penggunaan media, (3) menyiapkan dan mengatur peralatan media yang akan

    digunakan.

  • 26

    b. Pelaksanaan/Penyajian

    Pada saat melaksanakan pembelajaran menggunakan media audio visual,

    guru perlu mempertimbangkan seperti (1) memastikan media dan semua

    peralatan telah lengkap dan siap digunakan, (2) menjelaskan tujuan yang akan

    dicapai, (3) menjelaskan materi pelajaran kepada siswa selama proses

    pembelajaran berlangsung, (4) menghindari kejadian-kejadian yang dapat

    mengganggu konsentrasi siswa.

    c. Tindak lanjut

    Aktivitas ini dilakukan untuk memantapkan pemahaman siswa tentang materi

    yang telah disampaikan menggunakan media audio visual. Di samping itu

    aktivitas ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang telah

    dilaksanakan. Kegiatan yang bisa dilakukan di antaranya diskusi, observasi,

    eksperimen, latihan dan tes adaptasi dari Sumarno (2011, Blog.elearning-

    unesa.ac.id).

    Tabel 2. Langkah-langkah penggunaan media audio visual

    Persiapan media Pelaksanaan Tindak lanjut

    dan perangkat dalam proses diskusi, obeservasi,

    pembelajaran. pembelajaran. eksperimen, dan

    latihan.

  • 27

    E. Hakikat Menyimak

    1. Pentingnya menyimak

    Keterampilan menyimak atau yang biasa disebut compréhension orale adalah

    salah satu kegiatan utama dalam proses mengajar / belajar bahasa asing,

    sehingga proses kegiatan ini memungkinkan peserta didik untuk berkomunikasi

    dengan guru dan juga siswa yang lain dalam hal akuisisi bahasa baru. Menurut

    (Ducrot –Sylla, 2005) mendefinisikan sebagai berikut:

    « La compréhension orale est une compétence qui vise à faire acquérir

    progressivement à l'apprenant des stratégies d'écoute premièrement et de

    compréhension d'énoncé à l'oral deuxièmement. Il ne s'agit pas d'essayer de tout

    faire comprendre aux apprenants qui ont tendance à demander une définition

    pour chaque mot. L'objectif est exactement inverse. Il est question au contraire

    de former nos auditeurs à devenir plus sûrs d'eux, plus autonomes

    progressivement »

    Dapat kita interpretasikan bahwa keterampilan menyimak yaitu sebuah

    keterampilan yang bertujuan untuk dilakukan lambat laun mencapai strategi

    mendengarkan peserta didik pertama dan pemahaman ucapan lisan kedua. Ini

    bukan tentang mencoba membuat semuanya harus dipahami peserta didik yang

    cenderung meminta arti setiap kata. Tujuannya justru sebaliknya. Ini tentang

    melatih pendengar kita untuk menjadi lebih percaya diri, lebih lambat laun akan

    terbiasa dan otonom.

  • 28

    Menurut kutipan ini, keterampilan menyimak bukanlah kegiatan sederhana

    untuk memperoleh strategi mendengarkan dan memahami kegiatan yang

    berbeda, ia memiliki tujuan yang lain yaitu untuk melatih warga negara

    internasional, auditor. Pelajar dalam hal ini akan dapat membangun hipotesis

    dari apa yang dia dengarkan dan pahami sehingga dia menjadi sebuah system

    linguistik spesifik yang digunakan selama sesi untuk memeriksa asumsi.

    Kegiatan mendengarkan membantu peserta didik untuk mengembangkan

    strategi baru, berkat strategi ini pembelajar akan dapat mengidentifikasi

    informasi, mengatur mereka juga mencatat, karena mendengar suara-suara

    berbeda, baik dari guru atau peserta didik sendiri ataupun dari tampila video dan

    rekaman. Memang kita bisa membuat mereka mendengarkan dokumen audio

    yang berbeda dengan intonasi, aksen berbicara bervariasi yaitu ritme, seperti

    sajak, puisi, dialog, teks lisan dan lain-lain.

    2. Tahapan dalam menyimak

    a. Penerimaan

    Menyimak dimulai dengan penerimaan pesan-pesan yang dikirim pembicara

    baik yang bersifaat verbal maupun non verbal, apa yang tidak dikatakan dan

    apa yang tidak diucapkan. Tahapan ini dibentuk oleh dua elemen pokok yakni

    pendengaran dan perhatian.

    Aktivitas mendengar atau hearing merupakan aspek fisiologis dari

    menyimak. Aktivitas ini merupakan proses yang tidak selektif terhadap

    gelombang-gelombang suara yang mengenai telinga. Sejauh ini gelombang-

  • 29

    gelombang suara yang dapat direspons oleh telinga berkisar antara 125 hingga

    8000 putaran per detik (frekuensi) dan antara 55 hingga 85 desibel. (Adler et

    al, dalam Hermawan, 2012:36).

    Mendengar juga dipengaruhi oleh latar belakang gangguan (noise). Jika

    frekuensi gangguan sama dengan frekuensi suara percakapan, maka suara

    percakapan itu disebut masked; tetapi jika frekuensi gangguan tersebut

    berbeda dengan frekuensi percakapan maka disebut white noise. Tentu saja

    gangguan-gangguan ini dapat mengurangi kemampuan kita utuk mendengar.

    Selain itu pemaknaan terhadap simbol-simbol yang diinderanya ini akan

    disesuaikan dengan minat, keinginan, hasrat dan kebutuhannya. Jadi

    perhatian dikaitkan dengan proses penyaringan (filtering) terhadap pesan-

    pesan yang masuk. Karena itu makna pesan yang diterima oleh seseorang

    dapat berbeda dengan yang lainnya walaupun masing-masing orang akan

    memperoleh pesan yang sama.

    b. Pemahaman

    Tahap berikutnya yaitu pemahaman yang disusun dari dua elemen pokok,

    pembelajaran dan pemberian makna. Disini kita berupaya mengetahui siapa

    yang dimaksudkan oleh pembicara dengan cara mempelajari pemikiran-

    pemikiran dan emosi-emosinya. Kita mencoba menghubungkan informasi

    yang diberikan oleh pembicara dengan apa yang telah kita ketahui.

  • 30

    Pemahaman sering tergantung pula pada kemampuan untuk

    mengorganisasikan informasi yang kita dengar ke dalam bentuk yang dapat

    diterima. Keberhasilan pemahaman berhubungan dengan faktor-faktor

    kemampuan, kecerdasan dan motivasi. Pesan-pesan yang dipahami ini dapat

    berupa pesan yang terorganisir atau tidak terorganisir. Orang-orang yang

    berhasil memahami pesan-pesan percakapan yang terorganisasi, yang

    umumnya lebih mengikat dibandingkan dengan pesan-pesan yang tidak

    terorganisasi, lebih sensitif terhadap orang lain dan lebih bersedia untuk

    mencoba memahami mereka. Keberhasilan-keberhasilan dalam memahami

    pesan-pesan percakapan dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk

    mengerti dan untuk lebih mahir dalam berpikir.

    c. Pengingatan

    Selama proses menyimak kita perlu mengingat berbagai pesan. Kemampuan

    untuk mengingat informasi ini berkaitan dengan seberapa banyak informasi

    yang ada dalam benak dan apakah informasi bisa diulang atau tidak. Hasil

    penelitian menunjukan bahwa manusia hanya dapat mengingat setengah dari

    apa yang mereka dengar segera setelah mendengarnya. Mereka lupa

    setengahnya walaupun telah berusaha keras untuk menyimak. Situasi ini

    mungkin tidak begitu buruk jika setengah yang diingatnya tadi dipahami

    dengan benar. Umumnya dalam delapan jam, 50% kemampuan mengingat

    berkurangmenjadi 35% (Adler dalam Hermawan, 2012:39). Jadi sebenarnya

    sejumlah informasi yang kita proses dan kita ingat setiap hari merupakan

    sebuah fraksi kecil dari apa yang kita dengar.

  • 31

    Kita sering merekonstruksi setiap pesan sehingga memiliki arti bagi kita.

    Kendati demikian dalam proses rekonstruksi ini tidak jarang pesan-pesan

    disimpangkan. Karena itu dalam mengingat, cobalah mengidentifikasikan

    gagasan-gagasan pokok dan hal-hal pokok lainnya yang mendukung.

    Ringkaslah pesan dalam sebuah bentuk pengingatan yang lebih mudah, tetapi

    hati-hatilah jangan sampai mengabaikan kualifikasi atau detail-detail yang

    penting. Ulangilah nama-nama dan konsep-konsep atau jika memang perlu

    ucapkanlah dengan keras.

    d. Pengevaluasian

    Pengevaluasian terdiri dari penilaian dan pengkritisan pesan. Kadang-kadang

    kita dapat mecoba mengevaluasi setiap motif dan niat pokok pembicara.

    Seringkali proses evaluasi ini berjalan tanpa banyak disadari. Sebagai contoh,

    seseorang mengatakan pada kita bahwa dia sedang melakukan sebuah

    promosi dan ia sungguh senang dengan pekerjaan ini. Selanjutnya kita dapat

    mencoba menilai niatnya, mungkin dia ingin kita agar kita menggunakan

    pengaruh kita sebagai presiden direktur, atau dia sedang asyik dengan

    pekerjaan promosi sehingga mengatakannya kepada setiap orang, atau dia

    sedang mencari pujian.

    Dalam situasi lain, evaluasi yang kita lakukan merupakan analisis kritis yang

    lebih bersifat alami. Sebagai contoh, dalam menyimak proposal yang

    diusulkan dalam pertemuan bisnis, kita dapat menyenangkan, apakah

    proposal tersebut bersifat praktis? Akankah ia meningkatkan produktivitas?

  • 32

    Apa buktinya? Apakah ada bukti-bukti yang bertentangan? Dalam

    mengevaluasi pembicaraan seseorang cobalah untuk menahan penilaian

    sampai kita benar-benar mengeti sudut pandang pembicara.

    e. Penaggapan

    Penanggapan terjadi dalam fase (1) tanggapan yang kita buat sementara

    pembicara berbicara, dan (2) tanggapan yang kita buat setelah pembicara

    berhenti berbicara. Tanggapan-tanggapan ini merupakan umpan balik yang

    menginformasikan bahwa kita mengirim balik kepada pembicara bagaimana

    kita merasakan dan apa yang kita pikirkan tentang pesan-pesan pembicara.

    Tanggapan-tanggapan yang dibuat oleh kita, sementara pembicara sedang

    berbicara harus bersifat dukungan dan harus menunjukkan bahwa kita sedang

    menyimak terhadap pembicara. Tanggapan-tanggapan ini oleh para ahli

    bahasa nonverbal biasa disebut isyarat bailik, seperti “oh, begitu,” “ya” dan

    sinyal-sinyal sejenis lainnya yang membuat pembicara mengetahui bahwa

    sedang menyimak.

  • 33

    Gambar 2. Lima Tahapan dalam Menyimak

    3. Jenis-jenis menyimak

    Untuk dapat memahami proses menyimak secara lebih baik kita perlu pula

    mengetahui jenis-jenis menyimak. Dalam mengklasifikasikan jenis-jenis

    menyimak, para sarjana komunikasi berbeda pendapat sesuai dengan sudut

    pandangannya masing-masing. Myers dan Myers dalam Hermawan (2012:43),

    misalnya, mengklasifikasikan menyimak ke dalam informative listening,

    appreciative listening dan critical listening. (Bradley dalam Hermawan,

    2012:43) menggolongkannya ke dalam listen purposefully, listen actively, listen

    objectively, listen constructively, listen attentively dan listen enthusiastically. De

    Vito dalam Hermawan (2012:43) membaginya kedalam menyimak ekstensif

    (menyimak sosial, sekunder, estetik, pasif dan menyimak intensif.

    Penerimaan

    mendengar

    memperhatikan

    Peningkatan

    Mengingat kembali

    Penanggapan

    menjawab

    memberikan umpan balik

    Pengevaluasian

    Menilai mengkritis

    Pemahaman

    mempelajari memaknai

  • 34

    Sungguh pun para sarjana tersebut memiliki perbedaan sudut pandang dalam

    mengelompokkan aktivitas menyimak, namun jika kita amati lebih jauh

    sebenarnya bentuk-bentuk menyimak yang mereka kemukakan dapat

    diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu menyimak secara pasif,

    kritis dan aktif. Ketiga jenis menyimak ini membentuk sebuah hirarki. Artinya,

    jika kita melakukan penyimakan secara kritis maka dengan sendirinya kita juga

    melakukan penyimakan secara pasif. Begitu juga ketika kita menyimak secara

    pasif dan kritis.

    4. Sifat menyimak

    Hermawan (2012:48) berpendapat bahwa “Apapun jenis aktivitas menyimak

    yang kita pilih, bahkan seandainya kita tidak menyadari pilihan tersebut, satu hal

    yang selalu ada yakni, aktivitas menyimak senantiasa berkenaan dengan unsur

    kesenjangan, keterbukaan, dan penyeleksian”. Ketika kita menyimak sebuah

    pembicaraan maka kita akan melakukannya dengan maksud dan tujuan tertentu.

    Ketika kita memasuki ruangan kuliah, kita masuk dengan tujuan dengan diberi

    informasi. Dalam hal ini kita mungkin mencatat apa yang dikemukakan dosen.

    Ketika kita duduk dengan seorang teman dan berbincang-bincang dengan santai,

    maka kita menyimak untuk hibiran dan kesenganngan. Kemanapun kita pergi,

    kita pergi dengan sebuah tujuan melakukan aktivitas menyimak dalam benak

    kita. Dengan cara seperti ini kita mengetahui bagaimana bereaksi terhadapa

    informasi dan bagaimana prosesnya. Kita mencatat ketika kita ingin diberi

    informaasi atau ingin mengingat suatu informasi.

  • 35

    Untuk itu kita harus berusaha keras menghindarkan salah penerimaan atau salah

    menginterpretasian terhadap informasi yang diterima. Langkah pertama untuk

    menghindari masalah ini yaitu mengidentifikasi sikap kita terhadapa pembicara

    dan pokok pembicaraan. Jika kita mengagumi atau tidak menyukai banyak hal

    dari pembicara maka kita harus mengakuinya. Tetapi jagan sampai kekaguman

    atau ketidaksukaan ini mencegah kita untuk menyimak secara hati-hati dan adil

    terhadapa setiap gagasan yang dilontarkan pembicara dan bukti yang

    mendukungnya. Langkah kedua, kita harus selalu berusaha mengendalikan

    emosi yang berlebihan terhadap setiap kerangsangan yang diterima.

    5. Faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak

    Dalam uraian sebelumnya telah dibahas megenai pentingnya menerima

    informasi, membangun empati, mengkritisi dan menolong orang lain, yang

    menunjukan menyimak yang baik berharga. Walaupun begitu kita sering tidak

    menyimak dengan sungguh-sungguh. Karena selain tidak mungkin untuk

    menyimak sepanjang waktu, untuk beberapa alasan, juga karena adanya

    beberapa faktor lain yang mungkin menghambat proses penyimakan kita.

    Hambatan-hambatan tersebut dapat bersifat internal seperti masalah

    pendengaran, kelebihan masukkan (input), minat pribadi, berpikir terlampau

    lambat, juga dapat dapat bersifat eksternal seperti suara bising, tempat yang tidak

    nyaman dan sebagainya. Walaupun begitu seorang penyimak dapat

    meningkatkan efektivitas penyimaknya ketika ada beberapa gangguan. Caranya,

    penyimak dapat lebih mengonsentrasikan diri terhadap pesan-pesan

    pembicaraan. Apabila arah perhatian tidak terkoordinasi dan tanpa tujuan maka

  • 36

    akan membingungkan kehidupan kita. Koordinasi dan intergrasi berbagai faktor

    memiliki peranan penting bagi posisi kita sebagai penyimak. Oleh karena itu,

    intergrasi penyimakan dengan persepsi kita harus disenyawakan dengan tujuan,

    maksud dan kebutuhan kita (Hermawan, 2012:49).

    6. Fungsi menyimak

    Aktivitas menyimak diatas dapat digunakan untuk memahami orang lain, juga

    dapat digunakan sebagai salah satu cara berempati dan mengkritisi orang lain

    (Adler et al., dalam Hermawan ,2012:54). Selain itu aktivitas menyimak dapat

    juga berfungsi untuk menjalin suatu hubungan, memengaruhi orang lain,

    bermain-main (hiburan) dan untuk menolong (DeVito dalam Hermawan,

    2012:54).

    Sedangkan Menurut Hermawan, (2012:54:56) fungsi menyimak yaitu antara lain

    : (1) Memahami orang lain, (2) Berempati, (3) Memengaruhi orang lain, (4)

    Menghibur diri, (5) Mengkritisi orang lain, (6) Menolong orang lain.

    F. Penelitian yang Relevan

    Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian ini

    yaitu:

    1. Judul skripsi: Pengembangan Media Video Pembelajaran Menyimak untuk kelas

    XI SMA Semester satu oleh Wulan Ditar Lutfiani, mahasiswa Jurusan Bahasa

    dan sastra asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

  • 37

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media video

    pembelajaran menyimak bahasa Prancis untuk kelas XI semester pertama.

    Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian dan pengembangan (Sugiyono,

    2010) Peneliti membuat video berdasarkan angket kebutuhan yang telah dibagi

    pada siswa kelas XI di SMA 2 Wonosobo dan berdasarkan wawancara pada guru

    bahasa Prancis. Penelitian ini menghasilkan video pembelajaran menyimak

    bahasa Prancis untuk kelas XI semester 1 yang berjudul la journee a Jogjakarta.

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan aplikasi Adobe Premiere Pro. Desain

    produk ini terdiri atas empat episode yang setiap episode berdurasi 4 menit. Pada

    setiap epiode terdapat masing-masing satu sub tema yakni, la lettre familiale, les

    pieces de la maison, les vetements et les couleurs dan la lettre ditambah dengan

    satu episode kesimpulan. Pada setiap akhir episode terdapat evaluasi untuk

    mengetahui kemampuan menyimak siswa kelas XI semester satu. Setelah

    dilakukan perbaikan dan penyempurnaan sesuai saran ahli, produk ini menjadi

    produk final. Produ ini juga telah siap untuk diujicobakan di lapangan.

    2. Judul Skripsi: Penggunaan Media Klip Lagu Berbahasa Prancis Sebagai

    Dokumen Autentik Dalam Meningkatkan kemampuan Berbicara Siswa Kelas X

    SMA Taranita Magelang oleh Ari Wahyuni Widayanti, mahasiswa Program

    Studi Pendidikan Bahasa Prancis Tahun 2010 Universitas Negeri Yogyakarta

    (UNY). Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan

    pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 April s.d tanggal

    21 Mei 2014 di SMA Tarakanita Magelang. Teknik sampling yang digunakan

    adalah teknik sampling acak sederhana. Objek penelitian adalah kemampuan

  • 38

    berbicara bahasa Prancis, sedangkan subjek penelitian adalah 35 siswa kelas X2.

    Teknik analisis data menggunakan Uji-t, uji normalitas sebaran dan uji

    homogenitas varian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

    yang signifikan pada kemampuan berbicara bahasa Prancis antara siswa yang

    diajardengan media klip lagu berbahasa prancis dengan siswa yang diajar dengan

    media PowerPoint.

    Berdasarkan penelitian Wulan Ditar Lutfiani dan Ari Wahyuni Widayanti diatas,

    dapat dilihat beberapa persamaan terutama pada media yang digunakan. Namun

    yang menjadi pembeda diantara keduanya adalah metode, keterampilan yang

    diteliti dan instrumen yang digunakan. Penelitian Wulan menggunakan instrumen

    tes, sebar angket kepada siswa, wawancara, dan catatan lapangan sedangkan

    penelitian Ari Wahyuni menggunakan sampling acak sederhana. Penelitian dari

    Wulan dan Ari diatas, selain relevan dengan penelitian ini, dapat memberikan

    tambahan referensi maupun informasi mengenai penelitian keterampilan menyimak

    dengan menggunakan lagu.

    G. Kerangka Berfikir

    Bahasa Prancis merupakan salah satu mata pelajaran bahasa asing pilihan atau

    peminatan yang ditentukan oleh pihak sekolah. Dalam hal ini SMK Krida Wisata

    Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang mengajarkan bahasa Prancis

    kepada siswa-siswanya mulai dari kelas XI hingga kelas XII. Dari observasi yang

    dilakukan peneliti, kemampuan Bahasa Prancis siswa dirasakan masih kurang. Bagi

    siswa, bahasa Prancis merupakan bahasa yang sulit untuk dipahami. Salah satu

  • 39

    kesulitan siswa dalam mempelajari bahasa Prancis adalah dalam kemampuan

    menyimak. Pengucapan bahasa Prancis dirasa sulit untuk didengar dan dimengerti.

    Selain itu terbatasnya kosakata yang dimiliki oleh siswa juga menjadi salah satu

    kendala siswa dalam memahami bahasa Prancis.

    Minat dan motivasi juga menjadi salah satu kendala siswa selama proses

    pembalajaran bahasa Prancis. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya partisipasi dan

    perhatian siswa atas materi yang diberikan guru. Media pembelajaran yang menjadi

    sebuah daya tarik dalam belajar, ternyata dirasakan masih kurang dalam hal

    penggunaannya maupun pemanfaatannya walaupun sebenarnya dari pihak sekolah

    telah menyediakan fasilitas yang cukup memadai seperti LCD yang terpasang di

    tiap kelas, white board, speaker, dan sebagainya.

    Media lagu dapat menjadi sebuah alternatif penggunaan media pembelajaran dan

    pemanfaatan fasilitas sekolah. Media ini tidak hanya menarik namun mudah untuk

    digunakan. Siswa dapat belajar dalam kemampuan menyimak sembari mempelajari

    tentang kebudayaan Prancis. Media ini merangsang siswa untuk lebih sensitif dalam

    bahasa Prancis khususnya yang dilakukan secara lisan. Tidak hanya itu, siswa juga

    dilatih untuk fokus mendengarkan bahan simakan untuk dapat memahami isi pesan

    yang diperdengarkan.

  • 40

    H. Pengajuan Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat dirumuskan dalam penelitian sebagai

    berikut :

    1. Hipotesis Nol

    Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam aplikasi klip video lagu bahasa

    Prancis untuk tingkatan A1 dalam keterampilan menyimak (comprehension

    oral) siswa Smk Krida Wisata Bandarlampung.

    2. Hipotesis Alternatif

    Terdapat perbedaan yang signifikan dalam aplikasi klip video lagu Bahasa

    Prancis untuk tingkatan A1 dalam keterampilan menyimak (comprehension

    oral) siswa Smk Krida Wisata Bandarlampung.

  • III. METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif yang

    menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dapat diartikan sebagai

    metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

    terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2016: 107).

    Perlakuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aplikasi klip video lagu

    bahasa Prancis untuk tingkat A1 dalam CECRL pada keterampilan menyimak

    siswa kelas XI SMK Krida Wisata Bandarlampung. Sedangkan, pendekatan

    kuantitatif digunakan agar semua gejala yang diobservasi dapat diukur dan diubah

    dalam bentuk angka-angka sehingga memungkinkan digunakan analisis statistik.

    Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-experimental

    dengan bentuk One-Group Pretest-Posttest Design. Sugiyono (2016: 111)

    menggambarkan desain ini sebagai berikut:

    Tabel 3. One-Group Pretest-Posttest Design

    Kelas Pretest Perlakuan Posttest

  • 42

    E O1 X O2

    Keterangan:

    E : Kelas eksperimen

    X : Perlakuan dengan menggunakan klip video lagu bahasa Prancis

    O1 : Nilai Pretest

    O2 : Nilai Posttest

    Subjek penelitian terdiri dari satu kelas yakni kelas eksperimen. Kelas eksperimen

    diberi perlakuan (treatment) dengan klip video lagu bahasa Prancis. Pada tahap

    awal digunakan pretest untuk mengetahui tingkat penguasaan kemampuan

    menyimak bahasa Prancis siswa. Kemudian kelas eksperimen akan dikenakan

    perlakuan (treatment) menggunakan klip video lagu dalam jangka waktu tertentu.

    Setelah itu kelas eksperimen akan diukur untuk kedua kalinya yang disebut post-

    test.

    B. Variabel Penelitian

    Menurut Sugiyono (2016:60), “Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang

    berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehigga, diperoleh

    informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan Hatch

    dan Farhady dalam Sugiyono (2016: 60) menyatakan bahwa variabel adalah atribut

    seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang

    lain atau satu obyek dengan obyek lain.

  • 43

    Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

    Dalam hal ini variabel bebas disimbolkan dengan huruf X sedangkan variabel

    terikat Y. Variabel bebasnya adalah penggunaan klip video lagu bahasa Prancis.

    Variabel ini dapat dimanipulasi dan dikendalikan oleh peneliti. Sedangkan

    variabel terikatnya adalah keterampilan menyimak bahasa Prancis.

    Gambar 3. Hubungan antar variabel penelitian

    Keterangan:

    X : Variabel bebas adalah penggunaan klip video lagu bahasa Prancis.

    Y : Variabel terikat adalah keterampilan menyimak bahasa Prancis

    C. Populasi dan Sampel Penelitian

    1. Populasi Penelitian

    Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang

    lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2007: 118). Menurut Sugiyono

    (2016: 117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

    obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

    Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang

    lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang

    dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek

    X Y

  • 44

    atau obyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa peminatan kelas XI

    SMK Krida Wisata Bandarlampung tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah

    102 siswa yang terbagi dalam 4 kelas yaitu XII AP 1, XII AP 2, XII TB 1 dan

    XII TB 2 . Populasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.

    Tabel 4. Populasi Penelitian

    No Kelas Jumlah siswa

    1. XII AP

    1

    25

    2. XII AP 2

    27

    3. XII Tata

    Boga 1

    25

    4. XII Tata

    Boga 2

    25

    Total 102 Siswa

    2. Sampel Penelitian

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

    tersebut (Sugiyono, 2016: 118). Sedangkan menurut Margono (2007: 121),

    sampel adalah sebagai bagian dari populasi. Dalam penelitian ini, teknik yang

    digunakan dalam menentukan sampel adalah teknik simple random sampling.

    Peneliti menggunakan teknik ini karena populasinya homogen. Sehingga dari

    teknik ini didapatkan sampel yaitu kelas XI AP 1 yang berjumlah 26 siswa.

    No Kelas Jumlah siswa

  • 45

    Tabel 5. Sampel Penelitian

    D. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMK Krida Wisata Bandarlampung yang

    berlokasi di Jalan Urip Sumoharjo Gang Prajurit No. 1, Sukarame,

    Bandarlampung Kode Pos 35122.

    2. Waktu Penelitian

    Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester kedua tahun ajaran

    2018/2019 yaitu bulan Juli - Agustus 2019.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes. Tes

    digunakan untuk mengukur hasil belajar menyimak siswa. Tes yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest. Pretest adalah tes yang dilakukan

    pada awal pelajaran, sedangkan Posttest adalah tes yang dilakukan pada akhir

    pelajaran. Menurut Margono (2007: 170), tes ialah seperangkat rangsangan

    (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat

    jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Tes dilakukan

    1. XII AP 2 27 siswa

    Total 27 siswa

  • 46

    sebanyak dua kali yaitu tes pada awal (pretest) dan akhir pembelajaran (posttest).

    Hasil posttest inilah yang merupakan data hasil belajar siswa. Tes yang digunakan

    adalah lembar soal jawaban singkat.

    F. Instrumen Penelitian

    1. Penetapan Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

    alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2016: 148). Untuk mengumpulkan

    data yang diperlukan instrumen penelitian, yang secara fungsional berguna

    untuk memperoleh data bagi peneliti saat melakukan pengumpulan data di

    lapangan. Penelitian ini menggunakan tes tulis berupa menyimak lirik lagu

    bahasa Prancis. Hal yang berkaitan dengan instrumen penelitian adalah

    penyusunan rancangan instrumen yang disebut kisi-kisi. Kisi-kisi instrumen

    memuat indikator keterampilan menyimak yang diperuntukkan kelas X, tetapi

    digunakan untuk kelas XII karena kurikulum di SMK Krida Wisata hanya

    memberikan mata pelajaran bahasa Prancis di kelas XI. Berikut merupakan

    silabus kurikulum 2013 revisi 2016 mata pelajaran Bahasa Prancis

    disajikan dalam tabel berikut:

    Tabel 6. Silabus Bahasa Prancis K-13 revisi 2016

    Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

    3.8 Mencontohkan

    lirik lagu (parole

    d’une chanson)

    berbahasa Prancis

    Teks lagu pendek

    dan sederhana

    Contoh:

    • Menyimak, meniru, dan

    berpartisipasi dalam interaksi

    untuk memahami teks lisan

    dan tulis mengenai lirik lagu

  • 47

    2. Kriteria Penilaian Keterampilan Menyimak

    Bentuk tes yang digunakan yaitu tes objektif (objective test) sering kita sebut

    sebagai istilah tes jawaban pendek, tes ya-tidak (yes-no test) dan tes model baru

    (new type test), adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-

    butir soal (items) yang dapat dijawab oleh tester dengan jalan memilih satu atau

    lebih diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada

    masing-masing soal atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawabannya

    dengan

    memperhatikan

    fungsi sosial,

    struktur teks, dan

    unsur

    kebahasaan.

    4.8 Menggambarkan

    lirik lagu (parole

    d’une chanson)

    bahasa Prancis.

    Lagu “ L’oiseau et

    l’enfant”

    Comme un enfant

    aux yeux de lumière

    Qui voit passer au

    loin les oiseaux

    Comme l'oiseau bleu

    survolant la Terre

    Vois comme le

    monde, le monde est

    beau.

    Unsur kebahasaan

    Kata, ungkapan, dan

    tata bahasa dalam

    karya seni berbentuk

    lagu.

    Ucapan, tekanan

    kata, intonasi

    Ejaan dan tanda

    baca

    (parole d’une chanson)

    dengan berfokus pada fungsi

    sosial, struktur teks, dan unsur

    kebahasaannya yang sesuai

    dengan konteks

    • Bertanya dan

    mempertanyakan hal-hal yang

    terkait dengan makna dalam

    lirik lagu (parole d’une

    chanson) dengan berfokus

    pada fungsi sosial, struktur

    teks, dan unsur

    kebahasaannya yang sesuai

    dengan konteks

    • Berlatih secara mandiri

    maupun dengan bimbingan

    guru dalam memaknai lirik

    lagu (parole d’une chanson)

    • Mengidentifikasi persamaan

    dan perbedaan fungsi sosial,

    dan unsur kebahasaan pada

    beberapa lagu dalam konteks

    yang berbeda (dalam hal

    topik, moda, dan hubungan

    fungsional antar penutur)

    • Menyampaikan kesimpulan

    terkait fungsi sosial, unsur

    kebahasaan yang digunakan

    dalam lagu dengan tujuan

    tertentu yang berfungsi dalam

    kehidupan di sekolah dan

    masyarakat.

  • 48

    berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang yang telah

    disediakan untuk masing-masing item yang bersangkutan (sudijono, 2011: 106).

    Teknik penilian yang digunakan penelitian ini adalah tes objektif bentuk benar-

    salah (true-false test) atau tes objektif bentuk ya-tidak (yes-no test) Menurut

    Sudijono (2011: 107) tes objektif bentuk benar-salah merupakan salah satu

    bentuk tes objektif dimana butir-butir soal yang diajukan dalah tes hasil belajar

    itu berupa penyataan (statement), pernyataan mana ada yang benar atau salah .

    untuk melihat hasil pada pretest dan posttest keterampilan menyimak siswa

    menggunakan penilaian bahasa Prancis (Tagliante,1991:46) sebagai berikut.

    Tabel 7. Instrumen Penilaian Keterampilan Menyimak

    No. Bentuk soal Vrai

    (Benar)/Bobot

    Nilai

    Faux(salah)

    1

    = enfants

    4.17 0

    2 =yeux

    4.17 0

    3

    =oiseau 4.17

    0

    4

    =terre 4.17 0

    5

    =blach

    4.17 0

    6

    =fete

    4.17 0

  • 49

    7

    = nuit

    4.17 0

    8

    = bateau

    4.17 0

    9 = vagues

    4.17 0

    10

    = ville

    4.17 0

    11 =yeux

    4.17 0

    12

    =etoile

    4.17 0

    13

    =soleil

    4.17 0

    14

    = noir

    4.17 0

    15

    =amour

    4.17 0

    16

    = enfant

    4.17 0

    Comme un (4.17) aux (4.17) de (4.17) Qui voit

    passer au loin les (4.17) Comme l’ (4.17) bleu

    survolant la (4.17) Vois comme le (4.17), le

    (4.17)est beau.

  • 50

    Dengan catatan 4.17 poin per soal dan 0 poin di kolom Faux (salah). Total soal

    ada 24 butir, jadi untuk mendapatkan skor 100 sebagai berikut: Skor =

    𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

    𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑥 4.17

    3. Validitas Instrumen

    Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

    (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

    mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2016: 173). Validitas yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruk. Cara

    untuk memperoleh validitas isi tersebut yaitu dengan membandingkan antara

    instrumen soal dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Jika soal tersebut

    sesuai dengan silabus kurikulum 2013 K.D. 3.8 dan 4.8 maka validitas isi dari

    soal tersebut sudah terpenuhi. Kemudian, jika instrumen soal tersebut menguji

    keterampilan menyimak siswa, maka validitas konstruk juga sudah terpenuhi.

    4. Reliabilitas Instrumen

    Menurut Sugiyono (2016: 173), instrumen yang reliabel adalah instrumen yang

    bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan

    menghasilkan data yang sama. Instrumen tersebut dapat dipercaya apabila nilai

    rata- rata posttest lebih baik daripada nilai-nilai pretest. Meskipun hasil posttest

    lebih baik dari pretest, akan tetapi karena kenaikannya dialami oleh semua siswa,

    maka tes yang digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Penelitian ini

    menggunakan rumus Inter-Rater Reliability (Koefisien kappa).

  • 51

    Menurut Kusaeri dan Suprananto (2012:90), metode inter-rater reliability

    adalah metode yang dilaksanakan satu kali pada sejumlah peserta tes dengan

    menggunakan dua orang rater. Masing-masing rater bekerja secara terpisah agar

    tidak saling mempengaruhi. Indeks reliabilitas dapat dilihat dari tabel berikut

    (Napitupulu, 2014: 73).

    Tabel 8. Interpretasi Kappa

    Indeks

    Kappa

    Accord

    < 0 Mouvais accord

    0,0 – 0,20 Léger accord

    0,21 – 0,40 Accord équitable

    0,41 – 0,60 Accord modéré

    0,61 – 0,80 Accord substantial

    0,81 – 1,00 Accord presque parfait

    Tingkat kesepakatan antara dua pemeriksa dianalisis menggunakan statistik

    Kappa Cohen. Interpretasi koefisien kesepakatan Kappa Cohen, menggunakan

    petunjuk Landis dan Koch, yaitu K

  • 52

    G. Prosedur Penelitian

    Dalam penelitian eksperimen, perlu diperhatikan langkah-langkah pelaksanaan

    eksperimen. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

    1. Tahap Pra Eksperimen

    Tahap pertama yang peneliti lakukan adalah kegiatan menyusun seluruh

    instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian eksperime