asuhan kebidanan keluarga (tika)

Upload: widyaneno

Post on 09-Mar-2016

235 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ac

TRANSCRIPT

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

PADA KELUARGA Tn. S DENGAN SALAH SATU ANGGOTA

KELUARGA MENDERITA KEP

DI DESA DATAR KEC. LOCERET

NGANJUKDISUSUN OLEH :

IKA YUNI SETYA. P

NIM. 02.5.302

AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA SURABAYA

ANGKATAN V

TAHUN AJARAN 2004 / 2005

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dengan dicanangkannya keluarga kecil sejahtera (KKS) dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan manusia Indonesia seutuhnya, maka diperlukan berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas anak. Anak merupakan generasi penerus suatu bangsa, dimana anak-anak kalau sehat maka bangsapun akan kuat dan sejahtera. Oleh karena itu maka bangsa Indonesia menaruh harapan agar anak-anak dapat tunbuh kembang sebaik-baiknya, sehingga nantinya menjadi orang dewasa yang sehat fisik, mental dan sosial.

Makanan memegang peranan penting dalam tubuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh, sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa. kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak. Makan yang lebih juga tidak baik, karena dapat menyebabkan obesiotas. Kedua keadaan ini dapat meningkatkan mordibitas dan mortalitas anak.

Monitoring pertumbuhan akan dengan menggunakan KMS, merupakan iusaha untuk mencegah terjadinya malnutrisi (retardasi pertumbuhan maupun obesitas) pada anak. Sebaiknya setiap anak umur antara 4 bulan 3 tahun ditimbang setiap bulan, karena pada periode umum tersebut merupakan penyesuaian dengan makanan orang dewasa, intake makanan sering tidak adekuat, dan asi muloai tidak mencukupi kebutuhan anak / anak mulai disapih, anak masih rentan terhadap penyakit, sehingga sering terjadi gangguan pertumbuhan.

Disamping itu dengan KMS bisa mengetahui status kesehatan anak dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak tersebut. Dengan KMS bisa memberikan penyuluhan terhadap ibunya, selain mengenai pertumbuhan anaknya, juga mengenai cara pemberian makanan yang benar.

(Soetjiningsih, 1995)

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan mendapat pengalaman nyata tentang peran, fungsi, dan tugas bidan di Pukesmas baik didalam maupun diluar gedung wilayah binaan, serta mampu bersika etis, rasional, dan profesional dalam menumbuhkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada keluarga Tn. S dengan salah satu anggota keluarga menderita KEP.

2. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data dasar dari diagnosa yang ada.

3. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pendataa.

4. Mahasiswa mampu menetapkan prioritas masalah berdasarkan skoring.

5. Mahasiswa mampu merencanakan alternatif masalah sesuai prioritas masalah.

6. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi sesuai dengan permasalahan.

7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasihasil kegiatan.

1.3 BATASAN MASALAH

Setelah melakukan pengkajian pada keluarga binaan Tn. S, penyusun menemukan beberapa masakah. Namun mengingat kemampuan dan waktu yang terbatas maka penulis membatasi dalam bidang kesehatan yaitu Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn. S dengan KEP sedang.

1.4 METODE PENULISAN

a. Studi Kepustakaan

Penulis membekali diri dengan literatur yang berkaitan dengan masalah :

Kesehatan Keluarga

Kurang Energi Kalori

b. Praktek Langsung

Pengumpulan data ini dilakukan melalui :

1. Wawancara

2. Observasi / pengamatan

3. Pemeriksaan fisik

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

BABI.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

1.2.2 Tujuan Khusus

1.3 Batasan Masalah

1.4 Metode Penulisan

1.5 Sistematika Penulisan

BABII.TINJAUAN PUSTAKA

BABIII.TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

3.2 Interpretasi Data Dasar

3.3 Susunan Prioritas Masalah / Diagnosa

3.4 Intervensi

3.5 Implementasi

3.6 Evaluasi

BABIV.PEMBAHASAN

BABV.PENUTUP

5.1 Simpulan

5.2 Saran

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI KELUARGA

Keluarga adalah unit kecil dari nasyarakat yang terdiri dari keluarga dan beberapa orang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dan saling ketergantungan (Depkes RI, 1995)

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau adobsi dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam peranan masing-masing menciptakan/ memperhatikan kebudayaan (Nasrul Effendi, 1998)

Dari dua pengertian itu dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :

Unit terkecil masyarakat.

Terdiri dua orang atau lebih.

Adanya ikatan perkawinan / pertalian darah.

Hidup dalam satu rumah tangga.

Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.

Setiap anggota mempunyai peran masing-masing.

Menciptakan / mempertahankan suatu kebudayaan.

2.2. TIPE / BENTUK KELUARGA

1. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

2. Keluarga besar (Extended Family) dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara, sepupu, dsb.

3. Keluarga berantai (Serial Family) keluarga yang teriri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

4. Keluarga Duda / janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

5. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

6. Keluarga kabitas (Cahabitation) adalah duia orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

2.3. STRUKTUR KELUARGA

1. Patrilineal: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal: adalah hubungan sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal: adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

4. Patrilokal: adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

5. Keluarga Kawinan: adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.4. FUNGSI KELUARGA

Ada beberap fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :

1. Fungsi Biologis

a. Untuk meneruskan keturunan.

b. Memelihara dan membesarkan anak.

c. Memenuhi kebutuhan gizi kelurga.

d. Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2. Fungsi Psikologi

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

b. Memberikah perhatian diantara anggota keluarga.

c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

d. Menberikan identitas keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi

a. Membina sosialisasi pada anak.

b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

c. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.

4. Fungsi Ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan sebagainya.

5. Fungsi Pendikan

a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :

1. Fungsi Pendidikan

2. Fungsi sosialisasi anak

3. Fungsi perlindungan

4. Fungsi perasaan

5. Fungsi religius

6. Fungsi Ekonomis

7. Fungsi rekreatif

8. Fungsi Biologis

2.5. TUGAS-TUGAS KELUARGA

Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut :

1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggota.

2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.

4. Sosialisasi antar anggota keluarga.

5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

7. penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

8. membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

2.6. CIRI-CIRI KELUARGA

1. Diikat dalam satu perkawinan

2. Ada hubungan darah

3. Ada ikatan batin

4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya

5. Ada pengambil keputusan

6. Kerjasama diantara anggota keluarga

7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

8. Tinggal dalam suatu rumah2.7. PERAN BIDANG DALAM PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA

Secara rinci peran bidan dalam konteks keluarga adalah sebagai berikut :

a. Pengenal / pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.

b. Memberikan asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.

c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga.

d. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat dengan mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi kelurga dan membantu mencarikan jalan pemecahan.

e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku kelurga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat.

2.8. KRITERIA KELUARGA BINAAN

Ada beberapa kriteria yang dapat dipergunakan untuk menentukan keluarga binaan, terutama keluarga-keluarga yang termasuk resiko tinggi dalam bidang kesehatan :

Mudah dijangkau.

Komunikasi dengan keluarga baik.

Minat dan tanggapan keluarga positif terhadap pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan.

Termasuk dalam kategori sosial ekonomi rendah.

Ada wadah peran serta masyarakat misalnya posyandu, KPKIA, Dasa Wisma.

Daerah tersebut tidak terlalu rawan.

2.9. TUGAS-TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG KESEHATAN, yaitu :

Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap keluarga.

Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yangs akit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

(Nasrul Effendy, 1998)

2.10. KONSEP DASAR KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)

2.10.1 Pengertian Kurang Energi Protein (KEP)

KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak mencukupi Angka Kecukupan Gizi (AKG).

2.10.2 Klasifikasi Kurang Energi Protein (KEP)

Untuk tingkat Puskesmas penentuan KEP yang dilakukan untuk menimbang BB anak dibandingkan dengan umur dan menggunakan KMS dan tabel BB / U Baku median wHO NChS. Klasifikasi KEP antara lain :

a. KEP Ringanbila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pada pita warna kuning.

b. KEP sedang bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak di Bawah Garis Merah (BMG).

c. KEP Berat / Gizi buruk bila hasil penimbangan BB / U < 60% baku median WHO NCHS. Pada KMS tidak ada garis pemisah KEP berat / gizi buruk dan KEP sedang, sehingga untuk menentukan KEP berat / gizi buruk digunakan tabel BB / U Baku Median WHO NCHS.

2.10.3 Gejala Klinis Balita KEP Berat / Gizi Buruk

Untuk KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya anak tampak kurus. Gejala Klinis Berat / Gizi bvuruk secara garis besar dapat dibedakan sebagai gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmus kwashiorkor. Tanpa menugur / melihat BL bila disertai edema yang bukan karena penyakit lain adalah KEP berat / gizi buruk tipe kwashiorkor.

a. Kwashiorkor

Edema umunya seluruh tubuh, terutama pada peunggung kaki ( dorsumpedis ).

Wajah membulat dan sembab.

Pandangan mata sayu.

Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit.

Perubahan ststus mental, apatis dan rewel.

Pembesaran hati.

Otot mengecil ( hipotrofi ). Lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk.

Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (Crazy Pavement Dermatosis ).

Sering disertai :

Penyakit infeksi, umumnya akut.

Anamia.

Diare.

b. Marasmus

Tanpak sangat kurus, tinggal tulang berbungkus kulit.

Wajah seperti orang tua.

Cengeng, rewel.

Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada.

Perut cekung.

Iga gambang.

Sering disertai :

Penyakit infeksi (umumnya kronis berulang).

Diare kronik / konstipasi / susah buang air.

c. Marasmus Kwashiorkor

Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus dengan BB / U < 60% baku median WHO NHCS disertai edema yang tidak mencolok.

2.10.4 Penatalaksanaan Kurang Energi Protein.

Pemberian makanan tambahan (PMT) atau pemulihan.

Pelaksanaan Rujukan Gizi dan perwatan penderita kepada Balita Gizi Buruk (KEP Berat dan Sedang).

Pemberian makanan tambahan (PMT) penyuluhan.

Meningkatkan dukungan lintas sektoral.

Pelatihan petugas lapangan dalam penanggulangan KEP (Tata Laksana Gizi Buruk).

Bantuan sarana dan Prasarana.

Peningkatan KIE (penyuluhan gizi).

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

PADA KELUARGA Tn. S. DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA

MENDERITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)

DI DESA DATAR LOCERET NGANJUK

3.1 PENGKAJIAN

Hari / Tanggal:

I. Data Umum

A. Data Subyektif

Kecamatan

:

Kelurahan

:

RT / RW

:

Alamat

:

Kepala Keluarga

:

Nama

:

Agama

:

Pekerjaan

:

Penghasilan

:

Keadaan Kesehatan:

No. Reg

:

Umur

:

Pendidikan

:

Susunan Anggota Keluarga

NamaJenis KelaminUmurHubungan Dengan KKPekerjaanKeadaan Kesehatan Pertama / Imunisasi Yang DidapatNo. KIA / KB

Tn. G65 ThnBapak-Sehat

Tn. A35 ThnSuamiSwastaSehat

Ny. R34 ThnIstriDagangSehat

An. R11 ThnAnak-Sehat

An. A6 ThnAnak-Sehat

Ab. H1 ThnAnak-Kurus

G 65 Thn 58 Thn

60Thn 55 Thn

Tn A

Ny. R

35 Thn

34 Thn

11 Thn 6 Thn 1 Thn

R

A

H

Keterangan :

: Garis Perkawinan

: Garis Keturunan

: Perempuan

: Pria

: Keluarga Binaan

II. Data Khusus

1. Bila anggota keluarga sakit berobat ke Pusti / BPS Aning

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan anaknya sulit makan, sulit minum susu pada pagi hingga menjelang tidur pada malam hari dan berat badannya sulit naik dibandingkan dengan anak sesuai usia tumbuh kembangnya.

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan lalu

Ibu mengatakan anggota keluarga penyakit yang diderita sebelumnya batuk, pilek dan panas biasa. Tidak mempunyai riwayat penyakit menular dengan gejala batuk lama,sesak nafas, batuk darah (TBC), nyeri ulu hati, kuning (hepatitis) dan tidak mempunyai penyakit menurun seperti sering kencing, banyak makan, banyak minum (DM), hipertensi, jantung, asma.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan anggota keluarga penyakit yang diderita sekarang seperti tidak mempunyai riwayat penyakit menular dengan gejala batuk lama, sesak nafas, batuk darah (TBC), nyeri ulu hati, kuning (hepatitis) dan tidak mempunyai penyakit menurun seperti sering kencing, banyak makan, banyak minum (DM), hipertensi, jantung, asma.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak mempunyai penyakit menurun sering kencing, banyak makan, banyak minum (DM), hipertensi, jantung, asma.

4. Riwayat Kebidanan

a. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas.

Ibu mengatakan kehamilan anak :

Pertama

Keluhan: Mual pada TM I

Kontrol: Teratur

Imunisasi: TT 2 kali pada UK 4 bulan dan 6 bulan

Oleh

: Bidan

Pada hamil muda ibu mengalami mual dan menghilang UK 4 bulan ibu mendapatkan Fe, Vitamin dan Yodium, ibu mendapatkan penyuluhan perawatan payudara, pemeriksaan kehamilan, personal higyene dan semua dilaksanakan sesuai dengan anjuran.

Kedua

Keluhan: Mual pada TM I

Kontrol: Teratur

Imunisasi: TT 2 kali pada UK 4 bulan dan 6 bulan

Oleh

: Bidan

Pada hamil muda ibu mengalami mual dan menghilang UK 4 bulan ibu mendapatkan Fe, Vitamin dan Yodium, ibu mendapatkan penyuluhan perawatan payudara, pemeriksaan kehamilan, personal higyene dan semua dilaksanakan sesuai dengan anjuran.

Ketiga

Keluhan: Mual pada TM I

Kontrol: Teratur

Imunisasi: TT 2 kali pada UK 4 bulan dan 6 bulan

Oleh

: Bidan Endang

Pada hamil muda ibu mengalami mual dan menghilang UK 4 bulan ibu mendapatkan Fe, Vitamin dan Yodium, ibu mendapatkan penyuluhan perawatan payudara, pemeriksaan kehamilan, personal higyene dan semua dilaksanakan sesuai dengan anjuran.

Persalinan

Ibu mengatakan anak terkecil 1 tahun, persalinan di BPS Endang, bayi lahir spontan langsung nangis, BB 2000 gram jenis kelamin laki-laki, plasenta keluar spontan, perdarahan tidak ada.

Nifas

Ibu mengatakan selama nifas tidak ada kelainan seperti demam meninggi, perdarahan, bayi lahir langsung diteteki dan mendapatkan ASI + PASI sampai 5 bulan, setelah itu mendapat PASI dan makanan tambahan. Bayi mendapat imunisasi lengkap dari Bidan.

5. Pertolongan persalinan dilakukan oleh Bidan Endang di BPS Gambyok Grogol pada Tgl. 3 Desember 2006.

6. Pemberian PASI sejak usia 1 bulan dan makanan tambahan sejak 3 bulan yaitu bubur tim, dan kadang-kadang anak sulit untuk makan.

7. Riwayat KB

Setelah melahirkan ibgu menggunakan KB suntik 3 bulanan sampai anak ke-3 dan sekarang tidak menggunakan KB.

8. Pola kebiasaan keluarga.

a. Nutrisi

Kebutuhan gizi keluarga ditinjau dari rutinitas

Semua anggota keluarga makan 3 x / hr (nasi, sayur, lauk dan kadang buah).

Kebutuhan gizi keluarga ditinjau dari kualitas.

Bahan makanan pokok: Nasi

Jenis lauk-pauk

: Tahu, tempe

Jenis sayuran

: daun singkong, pepaya, bayam,

Kangkung, wortel, kacang.

Jenis buah-buahan

: pisang

Jenis minuman

: air putih, kadang kadang teh/kopi

untuk bayibya diberikan susu SGM 6 8 x / hari.

b. Eliminasi

Setiap hari BAK dan mandi di kamar mandi 4 6 x/hari teratur, tidak ada gangguan.

Setiap hari BAB di latrin (leher angsa) 1 x/hari, teratur, tidak ada gangguan.

c. Aktivitas

Sehari-hari ayah bekerja sebagai sopir, sedangkan ibu mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah dan merawat anaknya.

d. Istirahat tidur

Ayah biasa tidur malam jm 22.00 WIB sampai dengan jam 05.00 WIB (+ 8 jam), tidur siang tidak pernah.

Ibu biasa tidur malam jam 22.00 WIB 05.00 WIB, tetapi jika anak terkecil sudah tertidur, ibu tidak pernah tidur siang.

Anak-anaknya tidur malam jam 20.00 WIB 05.00 WIB, tidur siang jam 13.00 14.00 WIB.

e. Personal Hygiene

Seluruh anggota keluarga mandi 2x sehari, pakai sabun, gosok gigi 3x / hari, ganti baju 2x / hari, cuci rambut 3x / seminggu.

f. Keadaan Sexual

Melakukan hubungan sexual frekuensi 2x seminggu, tidak ada keluhan.

g. Ketergantungan

Dalam keluarga tidak pernah merokok (ayah), tidak pernah minum kopi

9. Adat Kebiasaan

Setelah bayi lahir ada selamatan sebagai ucapan syukur

Umur 5 hari ada selamatan lagi sepasaran

Umur 40 hari ada selamatan selapanan

10. Situasi Sosial Budaya dan Ekonomi

Hubungan keluarga A dengan tetangga baik, terbukti dengan mengikuti acara pengajian, arisan dan acara lainnya.

11. Pemeriksaan Kesehatan Keluarga

a. Pemeriksaan Umum Tn. G

Keadaan Umum: Baik

Kesadaran

: Composmentis

Tanda-tanda Vital:

Tekanan darah: 120 / 90 mmHg

Nadi

: 84 x / menit

RR

: 24 x / menit

Pemeriksaan Fisik

-Kepala:Rambut hitam, bersih, tidak berketombe, tidak ada benjolan.

-Wajah:Tidak pucat, tidak oedema

-MataSimetris, penglihatan baik, tidak konjungtivitis, kornea dan pupil baik.

-Hidung:Simetris , polip tidak ada

-Mulut:Stomatitis tidak ada, gigi tidak ada yang karises.

-Telinga:Bersih, pengeluaran serumen tidak ada.

-Leher:Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, pembesaran kelenjar thyroid tidak ada, pembesaran vena jugularis tidak ada.

-Dada:Pernafasan normal

-Ketiak:Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, bersih, kering.

-Perut:Tanda hernia umbilikalis tidak ada.

-Pelipatan paha:Tanda hernia inguinalis tidak ada.

-Ekstremitas atas dan bawah:Normal, bersih, syndactily tidak ada, polidactily tidak ada.

b. Pemeriksaan Umum Tn. A

Keadaan Umum: Baik

Kesadaran

: Composmentis

Tanda-tanda Vital:

Tekanan darah: 110 / 80 mmHg

Nadi

: 88 x / menit

RR

: 20 x / menit

Pemeriksaan Fisik

-Kepala:Rambut hitam, bersih, tidak berketombe, tidak ada benjolan.

-Wajah:Tidak pucat, tidak oedema

-MataSimetris, tidak konjungtivitis

-Hidung:Simetris , polip tidak ada, tidak mimisan.

-Mulut:Stomatitis tidak ada, gigi tidak ada carises.

-Telinga:Bersih, pengeluaran serumen tidak ada.

-Leher:Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, pembesaran kelenjar thyroid tidak ada, pembesaran vena jugularis tidak ada.

-Dada:Pernafasan normal

-Ketiak:Pembesaran kelenjar limfe tidak ada.

-Perut:Tanda hernia umbilikalis tidak ada.

-Pelipatan paha:Tanda hernia inguinalis tidak ada.

-Ekstremitas atas dan bawah:Normal, bersih, syndactily tidak ada, polidactily tidak ada.

c. Pemeriksaan Umum An. R

Keadaan Umum: Baik

Kesadaran

: Composmentis

Tanda-tanda Vital:

Tekanan darah: 110 / 80 mmHg

Nadi

: 88 x / menit

RR

: 26 x / menit

Pemeriksaan Fisik

-Kepala:Rambut hitam, bersih, tidak berketombe, tidak ada benjolan.

-Wajah:Tidak pucat, tidak oedema

-MataSimetris, penglihatan baik, tidak konjungtivitis

-Hidung:Simetris , polip tidak ada, tidak mimisan.

-Mulut:Stomatitis tidak ada, gigi tidak ada yang carises.

-Telinga:Bersih, pengeluaran serumen tidak ada.

-Leher:Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, pembesaran kelenjar thyroid tidak ada, pembesaran vena jugularis tidak ada.

-Dada:Pernafasan normal

-Ketiak:Pembesaran kelenjar limfe tidak ada.

-Perut:Tanda hernia umbilikalis tidak ada.

-Pelipatan paha:Tanda hernia inguinalis tidak ada.

-Ekstremitas atas dan bawah:Normal, bersih, syndactily tidak ada, polidactily tidak ada.

d. Pemeriksaan Umum An. A

Keadaan Umum: Baik

Kesadaran

: Composmentis

Tanda-tanda Vital:

Tekanan darah: 110 / 80 mmHg

Nadi

: 88 x / menit

RR

: 20 x / menit

Pemeriksaan Fisik

-Kepala:Rambut hitam, bersih, tidak berketombe, tidak ada benjolan.

-Wajah:Tidak pucat, tidak oedema

-MataSimetris, tidak konjungtivitis

-Hidung:Simetris , polip tidak ada, tidak mimisan.

-Mulut:Stomatitis tidak ada, gigi tidak ada carises.

-Telinga:Bersih, pengeluaran serumen tidak ada.

-Leher:Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, pembesaran kelenjar thyroid tidak ada, pembesaran vena jugularis tidak ada.

-Dada:Pernafasan normal

-Ketiak:Pembesaran kelenjar limfe tidak ada.

-Perut:Tanda hernia umbilikalis tidak ada.

-Pelipatan paha:Tanda hernia inguinalis tidak ada.

-Ekstremitas atas dan bawah:Normal, bersih, syndactily tidak ada, polidactily tidak ada.

e. Pemeriksaan Umum An. H

Keadaan Umum: Baik

Kesadaran

: Composmentis

Tanda-tanda Vital:

Nadi

: 120 x / menit

RR

: 26 x / menit

Pemeriksaan Antropometri

BB

: 6,6 KgTB: 67 cm

BB ideal

: = 11 Kg

: = = 9,5 Kg

Lingkar lengan: 11 cm

Lingkar dada

: 42 cm

Lingkar kepala: 43 cm

Pemeriksaan Fisik

-Kepala:Warna hitam,perabaan halus, pertumbuhan jarang, kebersihan cukup, fontanel mayor dan fontanel minor sudah menutup, tidak ada benjolan.

-Wajah:Tidak pucat.

-MataSklera mata tidak kuning, selaput lendir mata tidak pucat, konjungtivis tidak ada.

-Hidung:Simetris, kebersihan cukup, tidak ada kelainan.

-Mulut:Bibir tidak pucat, stomatitis tidak ada, lidah tidak kotor, gigi belum semuanya tumbuh.

-Telinga:Kebersihan cukup, simetris, penumpukan serumen tidak ada.

-Leher:Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, pembesaran kelenjar thyroid tidak ada, pembesaran vena jugularis tidak ada.

-Tangan: Simetris, polidaktili tidak ada, sindaktili tidak ada, bekas imunisasi BCG ada.

-Dada:Simetris, wheezing tidak ada, ronchi tidak ada.

-Perut:Tidak membuncit hernia umbilikalis tidak ada, pembesaran hepar tidak ada, tidak kembung.

-Punggung:Simetris, spina bifida tidak ada.

-Pelipatan paha:Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, hernia inguinalis tidak ada.

-Kaki: Simetris, tulang tibia baik, polodactili tidak ada, sindaktili tidak ada, oedema tidak ada.

-Genetalia:Kebersihan cukup.

-Anus:Kebersihan cukup, atresia ani tidak ada.

Kepandaian / Ketrampilan

Bertepuk tangan.

Memukul-mukulkan mainan.

Selalu tersenyum bila diajak bercanda.

Berjalan.

B. Data Obyektif

1. Rumah

:

Jenis rumah

: Tersendiri

Letak

:

Dinding

: Tembok

Atap

: Genting

Lantai

: Tanah

Cahaya

: Terang

Jalan Anginan: Cukup

Jendela

: Ada, belum memenuhi syarat kesehatan.

Jumlah ruangan: 2 kamar, 1 kamar sholat.

2. Air minum

Asal

: Sumur (sanyo)

Nilai Air

: Bersih, tidak berbau.

Konsumsi Air: Untuk kelangsungan hidup sehari-hari, keluarga

menggunakan air sumur yang ada.

3. Pembuangan sampah

Keluarga mempunyai lubangan di tanah untuk sampah dan setiap + 2 3 hari sekali, sampah dibakar di belakang rumah.

4. Jamban dan kamar mandi

Buang air besar (BAB) dilakukan di WC latrin (leher angsa), jarak dengan sumur + 10 m.

Kebersihan cukup.

Kamar mandi ada, cukup bersih.

5. Pekarangan dan selokan

Pengaturan: Cukup teratur

Kebersihan: Cukup bersih

Air limbah: Dialirkan ke belakang rumah.

3.2 INTEPRETASI DATA DASAR

Diagnosa: Anak umur 13 bulan dengan KEP

DS: - Ibu mengatakan anaknya kadang sulit makan

Ibu mengatakan berat badan anaknya kurang dibandingkan dengan usia pertumbuhannya.

Ibu mengatakan anaknya berumur 10 bulan.

DO: - Postur tubuh anak kurus

Berat badan anaknya (tanggal Desember 2007 ) 6,2 Kg.

Pemeriksaan Antopometri

LILA: 11 cm

LIDA: 42 cm

LIKA: 41 cm

3.3 SUSUNAN PRIORITAS MASALAH / DIAGNOSA

Dx

: Anak umur 3 bulan dengan KEP sedang

NoKriteriaPerhitunganSkorPembenaran

1Sifat masalah2/3 x 12/3Ancaman kesehatan bagi tumbuh kembang balita

2Kemungkinan masalah dapat diubah1/2 x 21Perlu adanya kesadaran dari keluarga tentang pentingnya tumbuh kembang bagi balita dan perlu adanya dana untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya.

3Potensi masalah untuk dicegah2/3 x 12/3KEP pada balita dapat dicegah melalui pemberian nutrisi yang seimbang dan pemberian makanan tambahan.

4Penonjolan masalah2/2 x 12/2Penanganan harus cepat dan tepat karena berpengaruh luas terhadap kesehatan balita.

Total Skor4

TanggalDiagnosa KebidananTujuanIntervensiRasionalisasiJamImplemnetasiEvaluasi

10 01 08 Keluarga binaan dan An. H dengan KEPJangka pendek :

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan + 1 x 24 jam keluarga dapat menerima penjelasan tentang kurang gizi dari petugas kesehatan dengan kriteria:

Ibu lebih telaten dan lebih bervariasi dalam memberikan makanan pada anaknya.

Ibu menyadari bahwa nutrisi bagi balita itu penting

Ibu memberikan PMT sesuai selera anak dan harus mencukupi gizi sesuai usia tumbuh kembang anak

1. Lakukan Pendekatan secara terapeutik pada ibu dan kelurga1. Pendekatan secara terapeutik dapat menaikkan rasa percaya keluarga kepada petugas kesehatan6. Melakukan pendekatan secara terapeutik kepada keluarga, dengan cara :

Memperkenalkan diri

Mendengarkan keluhan

Melakukan sentuhan terapeutikTanggal : 19-01-2008

Jam : 09.00 WIB

S :

Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah disuapi sebanyak 1 x dengan menu (nasi, sayur, kacang, telur)

Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah diberikan susu

O :

Ibu tampak memberikan susu pada anaknya.

2. Jelaskan pada keluarga / ibunya tentang kondisi kesehatan anaknya dan penyebab kurang gizi2. Ibu memahami tentang kondisi kesehatan anaknya dan mau kooperatif dengan tindakan yang dilakukan7. Menjelaskan pada keluarga tentang kondisi kesehatan anaknya, yaitu :

Bahwa BB anaknya kurang bila dibandingkan dengan umurnya sekarang

3. Jelaskan pada ibu tentang pentingnnya nutrisi bagi tumbuh kembang anaknya3. Ibu mengerti bahwa nutrisi sangat penting bagi pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan anak.8. Menjelaskan pada ibu bahwa gizi / nutrisi itu penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

TanggalDiagnosa KebidananTujuanIntervensiRasionalisasiJamImplemnetasiEvaluasi

Jangka panjang :

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan + 2 minggu anak mengalami kemajuan dalam tumbuh kembangnya, dengan krtiteria :

Berat badan naik (menjadi minimal 6,6 Kg)4. Berikan penjelasan pada ibu tentang makanan bergizi dengan menu seimbang4. Dengan penjelasn diharapkan akan menambah pengetahuan ibu dan ibu diharapkan mengerti4. Memberikan penjelasan pada ibu tentang makanan yang bergizi yaitu makanan dengan gizi seimbang yaitu nasi, lauk-pauk (tempe, tahu, telur, ayam daging,dll), sayuran, buah-buahan dan biula diberikan susu sesuai dengan yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak.A :

Keluarga binaan dan anak H dengan KEP

P :

Lanjutkan rencana nomor 5, 6, 8

5. Anjurkan pada ibu untuk telaten memberikan makanan pada anaknya5. Dengan anjuran yang diberikan diharapkan ibu lebih telaten memberikan makanan pada anaknya (minimal 3 x sehari) supaya berat badan anaknya naik atau dengan porsi kecil tapi sering5. Menganjurkan pada ibu agar lebih telaten memberikan makanan pada anaknya minimal 3 x sehari atau dengan porsi kecil tapi sering

6. Berikan PMT 6. Di dalam terkandung vitamin-vitamin yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi.6. Memberikan PMT dan mengajarkan pada ibu tentang pembuatannya yaitu 3 x sehari atau dengan porsi kecil tapi sering

TanggalDiagnosa KebidananTujuanIntervensiRasionalisasiJamImplemnetasiEvaluasi

7. Berikan penjelasan pada ibu, akibatnya bila BB anak tidak naik dan bila ibu kurang telaten.7. Dengan penjelasan diharapkan ibu akan mengerti dan lebih waspada dalam memberikan perhatian pada anaknya.7. Memberikan penjelasan pada ibu akibat dari kurangnya energi dan protein (BB yang rendah) dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan terutama kecerdasan anak dan anak akan rentang terserang penyakit.

8. Anjurkan pada ibu untuk selalu ikut dalam penimbangan di posyandu tiap bulan8. Memantau tumbuh kembang anaknya setiap bulan8. Mengajurkan pada ibu untuk selalu menimbangkan anaknya di Posyandu dan untuk bulan ini pada tanggal 17 Januari 2008 BB (6,6 Kg)

BAB IV

PEMBAHASAN

Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada asuhan kebidanan pada anak dengan kurang energi protein sebagai Bidan harus lebih tanggap dan waspada bila ada tanda-tanda KEP pada kasus ini, karena anak masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan maka diperlukan perhatian yang khusus agar pertumbuhan dan perkembangan dapat berjalan baik.

Dalam kasus yang penyusun ambil pada asuhan kebidanan pada An H dengan kurang energi protein dengan pemantauan dan pengawasan dalam pemberian nutrisi dan perawatan anak sehinga tumbuh kembang anak dapt berjalan baik tanpa ada kesulitan.

Dalam kasus ini tidak ditemukan masalah hanya ditetapkan diagnosa yaitu :]

Anak umur 1 tahun dengan KEP sedang

Dalam penanganan atau penatalaksanaan, penyusun berpegang teguh pada teori yang ada sehingga pengawsan pada kasus yang kami ambil tidak sampai timbul kesulitan yang menghambat proses asuhan kebidanan. Dengan disusun prioritas masalah maka masalah dapat diatasi dengan di dukung pula kerjasama yang baik antara keluarga dan petugas kesehatan maka kasus KEP pada An H dapat diatasi dengan baik.

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada An. H dengan Kurang Energi Protein (KEP) tidak mengalami kesulitan yang berarti karena klien kooperatif dalam tindakan dan penyusun bisa mendapatkan bimbingan dari dosen pembimbing pendidikan dan pembimbing praktek, selain itu dapat terjalin kerjasama yang baik antara klien, keluarga dan petugas kesehatan sehingga dapat membantu terselenggaranya proses Asuhan Kebidanan yang dilakukan petugas kesehatan.

Simpulan dari asuhan yang diberikan :

1. Pengkajian terhadap klien dengan Kurang Energi Protein dapat dikaji dengan baik berkat adanya kepercayaan klien dan keluarga kepada petugas kesehatan.

2. Identifikasi dan penentuan diagnosa / masalah dapat dilakukan karena datanya obyektif.

3. Dari data-data yang ada dapat dilakukan analisa data tersebut.

4. Dari analisa data dapat disusun prioritas masalah sehingga masalah dapat ditangani.

5. Dari prioritas masalah yang ada maka rencana asuhan dapat disusun.

6. Implementasi dapat dilakukan sesuai dengan rencana berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditemui pada An. M dengan Kurang Energi Protein.

7. Evaluasi dapat dilakukan secara efektif karena klien sangat kooperatif dan mampu mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan.

5.2 SARAN

5.2.1 Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai Bidan hendaknya dalam melakukan Asuhan Kebidanan jangan lupa memberikan KIE pada ibu tentang : perawatan bayi / anak, tumbuh kembang anak sesuai usianya, pemenuhan nutrisi yang adekuat dan bergizi perlu juga dijelaskan tentang masalah yang timbul / yang dihadapi sehingga diperoleh pengertian dan pengetahuan ibu serta keluarga untuk peningkatan kesehatan serta tumbuh kembang anak berjalan baik, tanpa ada komplikasi.

5.2.2 Bagi Keluarga Klien

Menganjurkan pada ibu untuk selalu menjaga kebersihan anaknya.

Menyarankan pada ibu untuk memberikan makan makanan yang bergizi.

Memotivasi ibu untuk lebih telaten dalam memberikan makanan pada anaknya.

KEPUSTAKAAN

Anonim. 2002. Pedoman Tata Laksana Kurang Energi Protein Pada Anak di Puskesmas dan Rumah Tangga. Jawa Timur : Depkes RI.

Nasrul Effendy. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Nasrul Effendy. 1995. Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

_1262843540.unknown

_1262843582.unknown

_1262843613.unknown

_1262843494.unknown