bab i pendahuluan 1.1 latar...

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang “Sudah terlalu banyak kau menari untuk dunia.Kini saatnya kau menari bagi ‘Sang Kekasih’.Janganlah lagi kau mengejar bayang- bayangmu semata. Pasrahkanlah dirimu pada Allah“.(Jalaludin Rumi) 1 Kutipan diatas adalah syair cukup fenomenal dari Jalaludin Rumi, seorang sufi asal Turki yang menciptakan sebuah tari sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri dengan Tuhan, yang kini dikenal dengan whirling dervishatau tari sufi. Whirling dervish(tari sufi) merupakan salah satu kesenian asing yang masuk dan berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan oleh seorang teolog islam sekaligus pujangga sufi dari bumi persia. Ia menciptakan tari ini sebagai upaya untuk mendekatkan diri dengan Tuhan serta bentuk ekspresi rasa cinta dan kasih sayang seorang hamba kepada Sang Pencipta dan kepada sosok tauladan yang sempurna yaitu Muhammad SAW. Di Indonesia tari ini lebih dikenal dengan Tari Sufi, karena teolog islam tersebut adalah seorang sufi. Salah satu tuntunan Nabi Muhammad untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan berdzikir. Para murid Rumi mengembangkan metode berzikir dengan cara yang 1 Yunan Shalimow, “Sufi Mehfil : Orgasm Spiritual Ala Jalaluddin Rumi”, diakses dari http://www.shalimow.com/islam/sufi-mehfil-jalaludin-rumi.html, diakses pada tanggal 29 Desember 2013 pukul 12.31

Upload: halien

Post on 08-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

“Sudah terlalu banyak kau menari untuk dunia.Kini saatnya kau

menari bagi ‘Sang Kekasih’.Janganlah lagi kau mengejar bayang-

bayangmu semata. Pasrahkanlah dirimu pada Allah“.(Jalaludin Rumi)1

Kutipan diatas adalah syair cukup fenomenal dari Jalaludin Rumi, seorang sufi

asal Turki yang menciptakan sebuah tari sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri

dengan Tuhan, yang kini dikenal dengan whirling dervishatau tari sufi.

Whirling dervish(tari sufi) merupakan salah satu kesenian asing yang masuk dan

berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan oleh

seorang teolog islam sekaligus pujangga sufi dari bumi persia. Ia menciptakan tari ini sebagai

upaya untuk mendekatkan diri dengan Tuhan serta bentuk ekspresi rasa cinta dan kasih

sayang seorang hamba kepada Sang Pencipta dan kepada sosok tauladan yang sempurna

yaitu Muhammad SAW. Di Indonesia tari ini lebih dikenal dengan Tari Sufi, karena teolog

islam tersebut adalah seorang sufi.

Salah satu tuntunan Nabi Muhammad untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah

dengan berdzikir. Para murid Rumi mengembangkan metode berzikir dengan cara yang

1 Yunan Shalimow, “Sufi Mehfil : Orgasm Spiritual Ala Jalaluddin Rumi”, diakses dari http://www.shalimow.com/islam/sufi-mehfil-jalaludin-rumi.html, diakses pada tanggal 29 Desember 2013 pukul 12.31

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

berbeda, yaitu dengan gerakan berputar sehingga terciptalah tarian sema atau dikenal dengan

tari sufi.2

Tari Sufi terus dikembangkan oleh penerus Jalaluddin Rumi setelah kepergiannya

pada 1273 M sebagai sebuah penghormatan. Jalaluddin Rumi dengan nama asli yaitu Jalal

ad-Din Muhammad Balkhi Rumi, ia adalah seorang ahli hukum dari Persia sekaligus penyair

legendaris yang terkenal diseluruh dunia hingga saat ini. Jalaluddin Rumi menyatakan bahwa

tarian ini adalah sebagai cara khusyuk berdzikir kepada Allah SWT dengan memfokuskan

diri pada satu titik (putaran)3.

Pada perkembangannya, ajaran sufi ini terbagi menjadi beberapa cabang, dan hal

ini mempengaruhi pada whirling dervish (tarian darwis) yaitu sedikit perbedaan dalam

gerakan tari. Burckhardt menjelaskan bahwa pada perkembangannya, aliran sufi (penganut

ajaran tasawwuf) di Timur seperti Naqsabandiyyah mengambil teknik-teknik hatha-yoga

tertentu dan akhirnya menjadi demikian berbeda dalam bentuk tarian mereka. Jalaluddin

Rumi yang mendirikan aliran Mevelvi (salah satu aliran sufi), mengambil inspirasi bagi

dzikir bersama masyarakatnya dari tarian popular dan musik Asia kecil, yang kemudian

terciptalah whirling dervish atau tarian dan musik kaum Darqowiyah (Darvhis) yang dikenal

oleh masyarakat Indonesia sebagai tari sufi.

Dalam tradisi Rumi, dinamika perjalanan menuju kesatuan mesra dengan Yang

Ilahi ini tergambarkan secara artistik dan dramatik dalam tarian para darwis yang khas

2http://aceh.tribunnews.com/2013/05/14/sosok-rumi-dan-daya-pikat-tarian-sufi. diakses pada tanggal 26 Februari 2014 pukul 11.29 3http://www.merdeka.com/foto/dunia/223609/menjelajahi-asal-usul-lahirnya-tarian-sufi-di-kota-konya-001-isn.html. diakses pada tanggal 09 Januari 2014 pukul 10.21

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

(whirling dervish). Dalam tarian ini, para darwis berjalan perlahan membentuk lingkaran,

lalu menghormati sang guru Sufi mereka dengan mencium tangan sang guru, kemudian

memutar badan dengan ritmis seperti ritme doa dzikir, putaran tersebut berlawanan dengan

arah jarum jam, sesuai dengan ritme perputaran bumi, gerakan ini melambangkan alam

semesta yang selalu berputar mengelilingi garis edarnya masing-masing. Posisi tangan kanan

naik dengan telapak terbuka ke atas, melambangkan proses menuju ke Yang Ilahi serta

keterbukaan akan rahmat-Nya. Dan posisi tangan kiri menurun, dengan telapak mengarah

ke bawah, menandakan proses mengalirnya rahmat Ilahi ini ke sesama dan seluruh bumi.

Para penari melakukan gerakan terus-menerus sampai tercapai rasa persatuan mesra dengan

Yang Ilahi, dengan sesama dan alam semesta. Tarian mistis dan kosmis ini adalah bagian

khas dari tradisi tarekat Mevlevi yang dirikan oleh anak laki-laki Rumi, Veled (Bagus :

2012).

Tarian sufi memiliki filosifi mendalam baik pada gerakan ataupun kostum yang

dipakai saat menari. Gerakan memutar ke arah kiri melambangkan putaran alam semesta,

putaran tawaf di Ka'bah, dan putaran surgawi Ilahiah. Warna kostum asli (penari sufi) hitam

dan putih. Mengingat mati sebelum mati.Ini berguna untuk mengendalikan ego.Islam adalah

agama yang indah, mengajarkan kelembutan.Jihad yang sebenarnya adalah melawan ego,

bukan berperang dengan kemarahan4.

Gambar 1.1-4. Para Penari Whirling dervish dalam gerakan menari berputar dengan tangan

mengayun ke samping

4http://hot.detik.com/read/2013/07/25/130015/2314092/1017/2/kematian-dan-kostum-penari-sufi. diakses pada tanggal 09 Januari 2014 pukul 11.01

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

Gambar 1.5 Penampilan Whirling Dervish Pondok Rumi di salah satu Mall di Jakarta

Jalaluddin Rumi menciptakan tari sebagai bentuk dan rasa cintanya kepada Tuhan,

secara sosiologis tari yang diciptakan Rumi merupakan jalan lain seseorang untuk mencapai

transenden dan mendapatkan kenikmatan serta kepuasan batin karena telah mendekati

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

singgasana Tuhan melalui cara yang indah, yaitu dengan menari. Tari ini memiliki fungsi

yang cukup penting yaitu sebagai daya tarik masyarakat, khususnya orang yang beragama

islam, sehingga melalui seni seseorang dapat memperpendek jaraknya dengan Sang

Pengasih.

Indonesia merupakan negara dengan masyarakat yang mayoritas beragama islam.

Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik, sensus penduduk pada tahun

2010 memaparkan bahwa jumlah masyarakat indonesia yang beragama islam adalah

sebanyak 87,2% atau secara angka absolut berjumlah 207,2 juta jiwa5. Hal ini merupakan

salah satu jawaban atas hadirnya whirling dervish dan mulai berkembangnya di indonesia.

Keberagaman dalam islam, serta multikulturnya masyarakat indonesia ditambah dengan

globalisasi yang kian berkembang, menjadikan masyarakat mengenal berbagai macam

budaya dari luar indonesia, dan salah satunya adalah tari sufi yang berasal dari Turki ini.

Sosok fenomenal Jalaluddin Rumi juga merupakan sebab dari hadirnya tari sufi ini ke

indonesia, yang dibawa oleh para penganut salah satu aliran islam yaitu sufi.

Keberadaan tari sufi di indonesia masih begitu jarang ditemui di berbagai daerah,

hanya di kota-kota tertentu saja dan itu pun karena adanya komunitas-komunitas sufi atau

kelompok pecinta Jalaluddin Rumi di kota tersebut, dengan kata lain kehadiran tari sufi dan

perkembangannya di indonesia masih bergantung dan dibawah bayang-bayang pergerakan

komunitas-komunitas sufi yang ada di indonesia.

5http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/agama/item69. Diakses pada tanggal 9 Maret 2014, pukul 5.36

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

Persebaran komunitas yang mengembangkan dan melestarikan tari sufi di

indonesia terbilang masih terhitung jari. Beberapa komunitas berlabel “komunitas sufi”

dapat dikatakan masih seumur biji jagung dan lebih kepada perkumpulan para penganut

aliran sufisme yang berkumpul untuk mengkaji lebih mendalam akan ajaran atau aliran sufi

tersebut. Hasil penelusuran melalui akses internet, ditemukan beberapa komunitas tari sufi

di beberapa kota, diantaranya yaitu Sufi RabbaniWahid6 berasal dari Aceh, Zawiyah

Haqqani7 di Yogyakarta, TASURA(Tari Sufi Jepara)8 diJepara, dan Pondok Rumi9 yang

berada di Jakarta. Dari keempat komunitas berlain kota tersebut, komunitas di Jakarta lah

yang paling tua usianya dan sangat berkembang dibandingkan 3 komunitas lainnya.

Keberadaannya yang berlokasi di Jakarta Selatan memiliki nilai lebih bagi

komunitas ini untuk melestarikanTari Sufi sekaligus mengembangkankomunitas tersebut,

dimana Jakarta adalah ibukota Negara dan sentral dari segala macam aktivitas, terutama

bisnis.Jakarta pun dikenal dengan kota yang keras dalam upaya untuk bertahan hidup. Segala

profesi dapatditemukan dengan mudah di Jakarta, mulai dari pengemis, politisi sampai

pebisnis.Imageakan Jakarta pun begitu fenomenal di kalangan pelosok desa, mereka

mengatakan bahwa untuk menjadi orang kaya ataupun sukses, maka merantaulah ke

Jakarta.Pada hakikatnya manusia memang ditakdirkan untuk memilih ingin seperti apakah

hidupnya dan bagaimana agar iasurvive dibawah kerasnya dunia. Marx juga mengatakan

bahwa prioritas utama manusia adalah produksi sarana subsistensi melalui kerja.Ketika

6http://www.tempo.co/read/news/2012/10/16/111436086/Tari-Sufi-Aceh-Akan-Difilmkan. diakses pada tanggal 04 Maret 2014, pukul 09.57 7 http://www.tribunnews.com/regional/2012/08/06/mengintip-komunitas-sufi-di-yogyakarta. diakses pada tanggal 04 Maret 2014, Pukul 09.59 8 https://www.facebook.com/TariSufiJepara/info. diakses pada tanggal 04 Maret 2014, Pukul 10.03 9 http://pondokrumi.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 04 Maret 2014, Pukul 10.05

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

manusia menghasilkan makanan, pakaian dan semua alat yang bertujuan untuk mengubah

lingkungannya, maka mereka juga menciptakan dirinya10.

Sebuah komunitas begitu terlihat sepi dan tidak terasa keberadaannya, atau dapat

dikatakan hidup kurang lengkap jika tidak memiliki akun jejaring sosial, melihat dunia saat

ini berada dibawah ketiak mediamassa. Tidak terkecuali dengan Pondok Rumi, komunitas

pecinta tari sufi ini memilikisebuah situs jejaring sosial dan sebuah website sebagai alat

promosi dan wahana berkomunikasi dengan para pecinta tari sufi. Akun jejaring sosial

dengan namaTarian Sufi ini memberikan informasi sekaligus publikasi bahwa kegiatan-

kegiatan yang menjadi rutinitasnya saat ini adalah melakukan pertunjukan-pertunjukan tari

sufi dari berbagai macam acara, seperti acara-acara gathering,acara keagamaan islam, pesta

pernikahan bahkan acara launcing produk. Hal ini jelas telah menandakan bahwa terjadinya

pergeseran nilai dari filosofi penciptaan tari sufi tersebut, dimana tari tersebut dasar

penciptaannya adalah sebagai ritual untuk mendekatkan diri dengan tuhan.

Melihat segala aktivitas di Jakarta memiliki orientasi bisnis, belum lagi saat ini

entertainmen adalah lapangan pekerjaan bermodalkan seni yang paling banyak

diminati.Kian banyaknya acara, baik formal maupun informal, seni tari menjadi sebuah

suguhan wajibsebagai hiburan selingan yang dipersembahkan untuk para tamu dan peserta

acara.Bahkan saat ini banyak sekali panggung-panggung seni yang menyediakan pentas seni

tari dan untuk dapat melihatnya, harus membeli sebuah tiket dengan sejumlah uang

tertentu.Tidak terkecuali tari sufi yang terlihat pada gambar diatas, tim tari tersebut

10Chris Barker, Cultural Studies: Teori dan Praktik, Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2005, hlm. 13.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

menampilkan tari sufi di panggung mewah yang sedang dikelilingi oleh para penonton yang

mencoba mendokumentasikan pertunjukan tersebut.

Tari sakral yang kian diminati di pasaran ditemukan juga di Bali. Bali sangat

dikenal dengan pendudukannya yang berpegangan kuat terhadap ajaran dan tradisi

hindu.Adat serta budaya yang kental begitu dijunjung tinggi oleh masyarakat Bali, tidak

terkecuali dengan keseniannya, melihat banyak sekali upacara-upacara sakral yang

laksanakan setiap tahun.Salah satu seni dari budaya Bali yang terkenal sampai kancah

internasional adalah tari kecak.Hampir setiap ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat

Bali, dapat disaksikan pula penampilan tari kecak.

Bali adalah daerah tujuan wisata para turis mancanegara.Karena keunikan budaya

dan pantainya yang eksotik menjadikannya ramai oleh para wisatawan domestik maupun

asing.Hal ini lah yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat Bali untuk memperkenalkan

budayanya kepada dunia.Berbagai kesenian mulai dari sakral sampai yang bersifat hiburan

dikemas dengan baik kemudian disuguhkan kepada para wisatawan yang datang ke Pulau

Dewata ini, salah satu kesenian yang sering disuguhkan adalah tari kecak.Di layar televisi

pun tidak jarang muncul tayangan yang menampilkan tari kecak baik dalam liputan

mengenai Bali, ataupun sebuah tayangan komersial, seperti iklan produk tertentu. Hal ini

menandakan bahwa tari kecak di Bali mengalami negosiasi didalamnya, yaitu negosiasi

antara kekuatan global dengan kekuatan lokal yang komplek, dimana kekuatan lokal

mampumelewati proses globalisasi dan kekuatan global mampu melewati proses

lokalisasi,yaitu bertahannya seni-budaya Bali dan kian diminati oleh wisatawan

mancanegara. Nyoman Darma (2014) mengatakan bahwa proses negosiasi itu berlangsung

dua arah, bukan salah satu mendominasi dan meniadakan yang lain, tidak juga dengan yang

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

satu menaklukan dan menghabisi yang lain, tetapi yang terjadi adalah saling asah sesuai

dengan apa yang dianggap ideal oleh masyarakat pendukungnya.11

Pemilihan dan diangkatnya tema tentang whirling dervish dalam penelitian ini

dikarenakan peneliti melihat adanya sebuah kasus yang cukup menarik untuk diteliti, dimana

sebuah seni tari yang dianggap sakral oleh sekelompok ummat beragama, kemudian diubah

menjadi sebuah komoditi dan ditawar-tawarkan dengan kata lain dijual. Sama halnya dengan

tari kecak yang merupakan tarian sakral bagi umat hindu di Bali, yang kemudian

dikembangkan sebagai daya tarik pariwisata di Bali. Begitu pula pada whirling dervish,

dimana seorang sufi terna bernama Jalaluddin Rumi menciptakan tarian ini sebagai upaya

untuk mendekatkan diri dengan Tuhan, akan tetapi komunitas Pondok Rumi justru mencoba

melestarikan Tarian sufi ini dengan cara mempromosikannya melalui situs jejaring sosial

dengan menerima permintaan penampilan diberbagai acara yang sudah diberi patokan harga

disetiap penampilannya.

Selain adanya pemaketan dan pematokan harga di setiap penampilan whirling

dervish, perekrutan para penari pun terlihat janggal, dimana pada saat ini Pondok Rumi yang

memiliki banyak anggota, tetapi disetiap penampilannya justru para anak-anak lah yang

ditugaskan untuk menari diberbagai acara, bukan orang dewasa. Perekrutan dilakukan

dengan mendatangi suatu kampung di Jakarta, dimana kampung tersebut mayoritas

masyarakat yang secara ekonomi berada di level menengah kebawah. Hal unik lainnya yaitu

lokasi yang kini dipilih untuk melakukan kegiatan rutin Pondok Rumi, yaitu Masjid Pondok

Indah dimana tempat peribadatan tersebut berdiri ditengah tengah kawasan perumahan elite

11http://www.antarabali.com/berita/48699/bali-beruntung-dari-kekuatan-global. diakses pada tanggal 17 Maret 2014. Pukul 10.04 WIB

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

dan dikelilingi oleh banyak pusat perbelanjaan (mall), swalayan, super market dan

perkantoran.

Penelitian yang dilakukan pada komunitas tari sufi yaitu Pondok Rumi memiliki

maksud untuk mendalami seberapa jauh perkembangan tari sufi yang dilestarikan oleh

komunitas Pondok Rumi, dan untuk menjawab pertanyaan bagaimana proses terjadinya

komodifikasi pada tari sufi dan pergeseran nilai dari sebuah seni-ibadah menjadi ajang bisnis

bagi para penarinya dan tentunya bagi komunitas tersebut sertabagaimana proses negosiasi

terjadi didalamnya, melihat pondok rumi terletak di Jakarta, yang pada realitasnya Jakarta

adalah ibu kota sekaligus pusat bisnis Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Seperti pada umumnya sebuah komunitas, Pondok Rumi memiliki berbagai

kegiatan dan aktivitas sebagai upaya untuk melestarikan whirling dervish atau Tari

Sufi.Tetapi pada perkembangannya, Pondok Rumi lebih disibukkan dengan banyaknya

permintaan untuk melakukan pertunjukkan di berbagai macam acara. Padahal Tari Sufi

merupakan seni yang memiliki filosofi kuat akan nilai ritual dan spiritual, serta bertujuan

mendekatkan diri kepada Tuhan, dengan kata lain tari tersebut kini beralih menjadi ladang

bisnis yang mempertontonkan sebuah ritual dalam seni tari. Dari fakta tersebut, beberapa

rumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana proses pendirian Pondok Rumi dan bagaimana aktivitasnya dalam

pelestarian tari sufi

1.2.2 Apa yang dikomodifikasikan oleh komunitas Tari Sufi tersebut dan bagaimana

komodifikasinya

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

1.2.3 Apakah terjadi negosiasi dalam komodifikasi yang dilakukan Pondok Rumi dan

bagaimana prosesnya

1.2.4 Bagaimana pergeseran nilai yang terjadi pada komunitas tersebut saat

terjadi komodifikasi

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang meliputi:

1. Mengetahui proses terbentuknya Pondok Rumi sebagai Komunitaswhirling

dervish atau Tari Sufi

2. Menjelaskan perkembangan Pondok Rumi dalam melestarikan Tari Sufi

ditengah kota yang menjadi pusat bisnis Indonesia

3. Mengetahui bagaimana terjadinya pergeseran nilai-nilai seni pada tari sufi dan

terjadinya komodifikasi tari sufi menjadi sebuah ajang bisnis bagi komunitas

Pondok Rumi

4. Mengetahui adanya ruang negosiasi dari proses terjadinya komodifikasi di

Pondok Rumi

5. Mengenal lebih jauh perkembangan Tari Sufi dan komunitas-komunitasnya di

Indonesia

1.4 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang tari sufisaat ini masih sangat jarang sekali ditemukan. Karena

pada dasarnya perkembangan seni tari ini masih begitu muda di Indonesia.Beberapa literatur

yang menjadi tinjauan pustaka meskipun tidak semua membahas akan tari sufi atau

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

perkembangan komunitasnya di Indonesia, literature yang diambil adalah literatur yang

membahas tentang pengaruh globalisasi terhadap seni, pergeseran nilai seni dari spiritual

menjadi komoditi, serta ruang negosiasi dalam sebuah seni.

a. Sosiologi Tari, Sumandyo Hadi. 2005. Yogyakarta

Tari sebagai sebuah seni tidak serta merta hadir dan terlahir dengan sendirinya.Ia

bersifat dependen, berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan lainnya, seperti lingkungan,

sejarah dan budaya yang berlaku. Tari memiliki nilai-nilai dan makna yang terkandung

disetiap gerakannya.Ia juga dapat digunakan sebagai sistem simbol tertentu yang sarat akan

nilai dan makna. Secara sosiologis tari adalah bagian integral dari dinamika sosio-budaya

masyarakat.

Literatur ini mencoba membantu dalam menelaah seni tari dari kacamata

sosiologi.Bagaimana membaca keberadaan tari dengan menggunakan pandangan

fungsionalisme dan tinjauan sosio-historis. Selain itu juga memberikan gambaran akan

pelembagaan tari di masyarakat pluralis perkotaan dengan beberapa kasus yang sudah terjadi

sebelumnya. Analisis yang ditulis dalam buku ini membantu penulis dalam menganalisis

keberadaan whirling dervish dan kasus komodifikasi yang terjadi, karena disini Sumandyo

Hadi secara singkat dan jelas membahas akan korelasi seni dan ritual agama sebagai proses

simbolis dan salah satu contoh kasusnya adalah whirling dervish.

b. Peranan Musik Dalam Ritual Sufi As-Sama’ di Padepokan Rabbani Sufi Institut

Jakarta

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rico Somala ini adalah skripsi mengenai musik

dalam sebuah ritual para sufi di sebuah komunitas yaitu komunitas Rabbani Sufi Institut di

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

Jakarta. Ritual yang dilakukan adalah As-Sama’.As-Sama’ adalah Whirling dervishatau tari

sufi yang lebih dikenal masyarakat Indonesia. Meskipun yang dibahas dalam skripsi ini lebih

mengenai musik yang dibawakan dalam ritual tersebut, tapi skripsi ini sangat membantu

memberikan informasi mengenai sebuah komunitas sufi dan bagaimana tari sufi atau As-

Sama’ itu dapat berkembang di Indonesia, melihat saat ini masih jarang sekali literature yang

membahas akan komunitas dan tari sufi.

Pada abstrak skripsi tersebut, Rico memaparkan bahwa music selain sebagai alat

hiburan, terapi dalam pengobatan, propaganda dalam berpolitik, music juga berfungsi

sebagai alat stimulus (dorongan) ilahiah yang dapat meningkatkan kecintaan seorang hamba

kepada Tuhan, termasuk music yang menjadi pengiring dalam As-Sama’ (tari sufi).

Sedangkan ajaran tasawauf adalah ajaran yang berorientasi secara tulus kepada Sang Khalik,

pada ajaran tersebut para sufi menggunakan music dengan tarian sebagai ritual mereka, ritual

tersebut adalah As-Sama’ atau tari sufi. Para sufi mendengarkan syair-syair mistis yang

dilantunkan dan ditujukan kepada Tuhan sebagai bentuk ekspresi para sufi dalam

menjalankan ajaran tasawuf.

Literatur ini menjelaskan sedikit tentang bagaimana ajaran tasawuf, bagaimana

seorang guru yang memahami ajaran tasawwuf mengajarkan para muridnya rasa cinta

kepada Sang Pencipta, dan bagaimana ajaran berasaskan cinta ini masuk ke Indonesia. Selain

itu Rico juga menjelaskan tentang suatu komunitas sufi yang ditelitinya, bagaimana aktivitas

yang dilakukan terutama dalam pelaksanaan As-Sama atau tari sufi.

c. Komodifikasi Kesenian Tradisional Dan Representasinya Di Ranah Publik

Tinjauan pustaka satu ini adalah sebuah skripsi yang disusun oleh Indra Agung

Hanifah, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang meneliti komodifikasi kesenian

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

tradisional dan representasinya di ranah publik.Penelitian ini dijadikan tinjauan pustaka

karena melihat fokus dan diangkat untuk diteliti sama, yaitu komodifikasi terhadap kesenian,

sedangkan objek penelitiannyalah yang berbeda, dimana Indra mengangkat kesenian

tradisional Jawa yaitu Hip Hop Jawa di Yogyakarta, sedangkan objek penelitian yang

dipiliholeh penulisadalah Komunitas Pondok Rumi, sebuah komunitas yang melestarikan

dan mengembangkan kesenian Tari Sufi (whirling dervish) yang berada di Jakarta.

Hadirnya Globalisasi membawa perubahan yang besar pada kebudayaan, termasuk

pada kesenian tradisional. Globalisasi membawa budaya popular masuk ke Indonesia

kemudian menjadikan kesenian tradisional semakin terpuruk daya tariknya di masyarakat.

Para senimanmuda di Yogyakarta dintaranya yaitu kelompok Rak Dink Donk Boys dan

komunitas Kandang Sapi mencoba berkesenian dengan menciptakan karya-karya seni

dengan bahan dasarnya adalah kesenian tradisional, dengan melepaskannya dari nilai dan

fungsi religiusitasnya kemudian dimodernisasi sehingga terciptalah karya yang diminati

dipasaran.

Praktik komodifikasi yang dilakukan oleh para seniman ini ternyata memiliki

beberapa tujuan, baik itu konotatif maupun denotatif.Para seniman ini berkesenian ternyata

dikarenakan factor ekonomi yang kuat.Selain itu dengan melakukan komodifikasi, kedua

kelompok seniman muda ini ingin mempererat simpul komunitas dengan menghasilkan

karya sehingga intensitas tatap muka menjadi bertambah.Dan kemauan untuk eksis di jagat

musik Yogyakarta dan Indonesia mejadi factor kuat pemaknaan atas komodifikasi yang

dilakukan12.

12Indra Agung Hanifah.2007.Komodifikasi Kesenian Tradisional Dan Representasinya Di Ranah Publik.Skripsi. Jurusan

Sosiologi UGM. Yogyakarta

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

d. Kecak Desa Adat Junjungan Ubud Bali, Suatu Kajian Manajemen Seni

Pertunjukan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyah Hastuti Sri Rejeki pada tahun 2004 ini

memberikan hasil yang cukup menarik tentang fakta akan adanya manajemen seni

pertunjukan dalam kesenian tari kecak di salah satu Junjungan Ubud Bali. Skripsi mahasiswi

jurusan tari ISI Yogyakarta ini meneliti tari kecak yang merupakan tari Sanghyang, tarian

trance (kerawuhan), masuknya Hyang (spirit yang dapat menyebabkan penari tidak sadarkan

diri).Tari ini adalah tari tradisional sisa-sisa kebudayaan pra Hinduyang merupakan tari

sakral, dan bagi masyarakat setempat tari ini adalah ritual untuk penolak bala (penyakit

cacar)13.

Hastuti memaparkan dalam abstraknya bahwa penelitian ini difokuskan pada

manajemen seni pertunjukan Kecak Desa Adat Junjungan Ubud Bali yang berdiri pada tahun

1997.Kecak Desa Adat Junjungan Ubud Bali ini merupakan sebuah bentuk pertunjukan yang

dikemas untuk paket pariwisata.Didirikannya manajemen ini untuk suatu tujuan dan

keuntungan yang didapat kembali lagi untuk kebutuhan religius masyarakat setempat,

karena seperti yang disebutkan diatas, bahwa tari kecak merupakan tari sakral.

Kecak Desa Adat Junjungan Ubud Bali memiliki karakteristik dalam melaksanakan

manajemen ini.Seluruh masyarakat Desa Adat Junjungan Ubud Bali terlibat langsung

disetiap kegiatan pertunjukan maupun pengelolaan manajemennya.Sistem yang diterapkan

adalah gotong royong yang bersifat ngayah(suatu kewajiban yang harus dilaksanakan ketika

waktunya tiba).Dana yang diperoleh dari hasil pertunjukan digunakan untuk keperluan

13Dyah Hastuti Sri. 2004. Kecak Desa Adat Junjungan Ubud Bali, Suatu Kajian Manajemen Seni Pertunjukan.Skripsi. Jurusan Tari ISI. Yogyakarta

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

upacara pada tiap piodalan14dan perbaikan Pura.Tidak ada pembagian honorarium kepada

para penari maupun para pengelola manajeman, kecuali para penari putri, mereka diberikan

insentif sebesar Rp 10.000,00.Pertunjukan Tari Kecak Desa Adat Junjungan Ubud Bali

dilaksanakan 2 kali di setiap minggunya, dan pada hari-hari spesial tertentu. Setiap

pertunjukkan berdurasi satu jam dengan tiket masuk seharga lima puluh ribu rupiah, dan

untuk mendapatkan banyak penonton baik wisatawan domestik maupun asing, divisi

pemasaran dari manajemen ini bekerjasama dengan biro perjalanan, pariwisata, pemandu

wisatawan serta penyebaran brosur dan pemasangan pamflet di berbagai tempat.

1.5 Kerangka Teori

“seni tari” sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis, kehadirannya tidak bersifat

independen. Penjelasan yang bagaimanapun adanya “seni tari” dalam wacana ini, baik tari

yang berasal dari budaya primitive, tari tradisional yang berkembang di istana (biasa disebut

“klasik”), tari yang hidup dikalangan masyarakat pedesaan dengan ciri “kerakyatan”,

maupun tari yang berkembang di masyarakat perkotaan (sering mendapat label “pop”), dan

tari “modern” atau “kreasi baru”, kehadirannya sesungguhnya tak akan lepas dari masyarakat

pendukungnya. Keberadaan seni tari dengan lingkungannya, benar-benar merupakan

masalah sosial yang cukup menarik (Hadi : 2005).

Lahirnya sebuah komunitas pecinta sufi yang mengembangkan whirling dervish,

mencoba bertahan hidup dan terus berusaha melaksanakan tujuannya yaitu melestarikan

whirling dervish ke masyarakat khususnya kaum muda di kota Jakarta yang berlabel pusat

bisnis Indonesia. Untuk mencapai tujuannya dan berusaha bertahan hidup ditengah aturan

14Piodalan adalah hari ulang tahun Pura setiap enam bulan sekali

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

main kota bisnis menjadikan komunitas tari sufi ini melakukan berbagai usaha dengan

menyesuaikan sistem yang berlaku di masyarakat.

Usaha yang dilakukan Pondok Rumi untuk mendapatkan penghasilan agar dapat

bertahan hidup adalah dengan melakukan praktek komodifikasi, yaitu menjadikan setiap

penampilan whirling dervish menghasilkan rupiah.

Komodifikasi yang tercium dari adanya publikasi dalam jejaring sosial Pondok Rumi

tentu memunculkan hal-hal baru dalam aktifitas dan proses pelestarian whirling dervish, baik

itu berdampak baik positif maupun negatif pada perkembangan whirling dervish yang

dilestarikannya.

1.5.1 Komodifikasi

Komodifikasi merupakan proses dimana semakin banyak aktifitas manusia memiliki

nilai moneter dan menjadi barang yang diperjualbelikan di pasar. Komoditas adalah sesuatu

yang tersedia untuk dijual di pasar dan komodifikasi adalah proses yang diasosiasikan

dengan kapitalisme, dimana objek, kualitas dan tanda berubah menjadi komoditas. Tampilan

permukaan barang-barang yang dijual di pasar mengaburkan asal-usul komoditas yang

berasal dari hubungan eksploratif yang disebut Marx dengan fetisisme komoditas15

Dukungan teoritis datang dari pemikiran Marx yang berpendapat bahwa kapitalisme

(capitalism) adalah sistem ekonomi yang tumbuh dengan sendirinya.Pada tahap awal sejarah

manusia, orang memproduksi barang-barang untuk kebutuhan mereka sendiri.Seiring

dengan perkembangan masyarakat, orang mulai melakukan barter, saling menukar kelebihan

makanan dengan yang mereka butuhkan.Secara bertahap, pasar hadir sehingga pertukaran

menjadi lebih mudah dan uang digunakan sebagai media pertukaran.Akhirnya, orang mulai

15Chris Barker, Cultural Studies: Teori dan Praktik (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005) hlm. 14

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

memproduksi barang, bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk dijual di

pasar.Hasilnya, pada masyarakat modern, hal apapun berpotensi menjadi komoditas,

memiliki nilai monoter, dan diperjualbelikan.Selanjutnya, jangkauan komodifikasi pun

meluas.Jadi perundang-undangan menempeli harga terhadap kehidupan manusia.Di banyak

Negara, terdapat perdagangan organ tubuh manusia. Juga terdapat perdebatan mengenai

sejauh mana perusahaan swasta dapat diperbolehkan memiliki gen manusia

(Abercrombie,Hill, Turner : 2010)

Marx memandang komodifikasi sebagai apapun yang diproduksi dengan tujuan

diperjualbelikan, baik yang dapat digunakan maupun yang tidak berguna, yang utamanya

adalah memiliki nilai jual (Smith dan Evans, 2004: 32-33).Tidak berbeda dengan Marx,

Gleick menjelaskan Komodifikasi sebagai proses merubah barang atau layanan yang

sebelumnya merupakan subyek yang mengikuti aturan sosial non-pasar menjadi seuatu

subyek yang mengikuti pasar. Barker (2005: 517) mendefinisikan komodifikasi sebagai

proses yang diasosiasikan dengan kapitalisme dimana obyek, kualitas, dan tanda dijadikan

sebagai komoditas dengan tujuan utamanya adalah dijual di pasar16.

Komodifikasi dan pencarian pasar baru yang didorong oleh korporasi kapitalis

menjadikan mereka sensitif terhadap pertanyaan tentang lokasi keuntungan relatif yang

mereka peroleh. Upah kerja yang lebih rendah, unionisasi yang lebih lemah dan konsesi

pajak mengarahkan perusahaan untuk lebih memilih sejumlah tempat ketimbang tempat lain

sebagai lokasi perkebunan, pasar dan pembangunan. Mirip dengan itu, kebutuhan untuk

16Indra Agung Hanifah.“Komodifikasi Kesenian Tradisional Dan Representasinya Di Ranah Publik.Skripsi. Jurusan

Sosiologi UGM, 2007

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

menemukan bentuk investasi alternative, dan kondisi khas pasar dan intervensi Negara,

membantu sejumlah sektor ekonomi (dan beberapa tempat) untuk mendapatkan preferensi17.

1.5.2Ruang Negosiasi

Ruang negosiasi adalah sebuah ruang dari adanya tawar-menawar antar dua unsur

yang berbeda. Ruang negosiasi muncul sebagai jalan tengah dari pertemuan dua hal yang

berbeda dan bertentangan kemudian terjadi tarik ulur diantara keduanya dalam proses upaya

untuk mendominasi. Ruang negosisasi muncul karena terjadinya hibriditas diawali ketika

batasan-batasan yang ada dalam sebuah sistem atau budaya mengalami pelenturan, sehingga

kejelasan dan ketegasan mengenai hal-hal yang dapat dilakukan atau tidak dapat dilakukan

mengalami pengaburan, yang pada akhirnya menghasilkan suatu ruang baru, suatu sistem

tersendiri ‘Hibrid’ menurut Bhabha merupakan metafora untuk menggambarkan

bergabungnya dua jenis (bentuk) yang memunculkan sifat-sifat tertentu dari masing-masing

bentuk, sekaligus meniadakan sifat-sifat tertentu yang dimiliki keduanya.

Bhaba (1994:113-114) menambahkan bahwa postkolonialitas bukan hanya

menciptakan budaya atau praktek hibridasi, tetapi sekaligus menciptakan bentuk-bentuk

resistensi dan negoisasi baru bagi sekelompok orang dalam relasi sosial dan politik

mereka18.Namun, hibriditas juga memungkinkan adanya pengenalan bentuk-bentuk

produksi identitas baru dan bentuk-bentuk budaya.Jadi hibriditas, dapat diterima sebagai

suatu alat untuk memahami perubahan budaya lewat pemutusan strategis atau stabiliasi

temporer kategori budaya (Barker, 2005:210).

17Chris Barker,op. cit. hlm. 312 18 Homi K Bhaba, The Location Of Culture (London: Routledge, 1994), hlm.113-114

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

Dari proses terjadinya ruang negosiasi, hibriditasmemunculkan mimikri. Menurut

Bhabha, (l994: 86) mimikri adalah suatu hasrat dari subjek yang berbeda menjadi subjek

sang lain yang hampir sama, tetapi tidak sepenuhnya (as subject of a difference, that is

almost the same, but not quite). Konsep mimikri Bhabha ini mengandung ambivalensi karena

di satu sisi kaum pribumi ingin membangun identitas persamaan dengan kaum penjajah,

sedangkan mereka juga mempertahankan perbedaannya. Mimikri muncul sebagai

representasi dari perbedaan, yakni perbedaan tersebut merupakan proses pengingkaran.

Ambivalensi mimikri terlihat dalam tatanan berikut ini, pertama, mimikri adalah suatu

strategi yang rumit untuk menata kembali, mengatur, mendisiplinkan, dan mencocokkan

‘sang lain’ sebagai visualisasi kekuatannya.Kedua, mimikri juga merupakan

ketidakcocokan, sebuah perbedaan atau perlawanan yang melekat pada fungsi strategis

kekuatan dominasi kolonial. Pada prakteknya, mimikri juga mengusung paham mockery,

meniru tetapi juga memperolok-olok (Bhabha, l994: 86)

Seperti yang terekam pada situs jejaring sosialnya, aktivitas komunitas Pondok

Rumi saat ini yang lebih pada mempertunjukkan tari sufi dalam acara-acara istimewa, seperti

acara peringatan hari besar islam, acara kesenian, pesta pernikahan bahkan acara peresmian

suatu produk industri. Hal ini lah yang menjadi titik permasalah untuk diteliti, dimana tari

sufi yang dikenal sebagai tarian ritual untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, kini menjadi

sebuah aksi pertujukkan yang dipertontonkan di beberapa acara pesta. Oleh karena itu,

proposal ini memiliki judul; komodifikasi Whirling dervish, yang didalamnya berupaya

membahas pergeseran nilai dari seni ritual (Ibadah), kemudian menjadi ladang bisnis bagi

para penarinya.

1.6 Metode Penelitian

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

Penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode kualitatif.Menurut

Gorman & Clayton (dalam Santana : 2007), penulis kualitatif bertugas melaporkan meaning

of events dari apa yang diamati penulis. Laporannya berisi amatan dari berbagai kejadian

ataupun interaksi yang diamati langsung oleh peneliti (penulis).Peneliti secara partisipatif

terlibat dalam observasi, ia hadir di dalam kejadian tersebut. Inilah yang disebut sebagai

pengamatan langsung, maka sifat kejadiannya pun bersifat spesifik (specific

situations).Kejadian yang memiliki nilai spesial, mempunyai kekhususan tertentu. Gorman

& Clayton menambahkan, bahwa tujuan akhir tulisan kualitatif ialah memahami apa yang

dipelajari dari perspektif (sudut pandang) kejadian itu sendiri.

Riset kualitatif memroses pencarian gambaran data dari konteks

kejadiannya langsung, sebagai upaya melukiskan peristiwa sepersis

kenyataannya, yang berarti membuat pelbagai kejadiannya seperti merekat, dan

melibatkan perspektif (peneliti) yang partisipatif di dalam pelbagai kejadiannya,

serta menggunakan penginduksian dalam menjelaskan gambaran fenomena yang

diamatinya. (Gorman & Clayton, dalam Santana : 2007)

1.6.1 Jenis Penelitian

Varian yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah studi kasus.Studi

kasus adalah uraian dan penjelasan komperhensif mengenai berbagai aspek seorang

individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi

sosial(Dedi : 2001). Varian ini dipilih karena melihat keuntungan dan keistimewaan dari

studi kasus, seperti yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba, bahwa studi kasus

memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas, selain itu

studi kasus menyajikan uraian yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

1.6.2 Lokasi Penelitian

Terdapat 2 lokasi yang dipilih dalam penelitian ini, lokasi pertama adalah basecamp

atau kantor kesekertariatan komunitas Pondok Rumi. Lokasi ini adalah tempat pengurusan

yang berkaitan dengan perihal administrasi.Lokasi ini berada di Jalan Nipah 2, Prapanca,

Jakarta Selatan.Lokasi kedua adalah Masjid Raya Pondok Indah, tempat pengajian dan

pertunjukan rutin Pondok Rumi sekaligus tempat berkumpulnya para pecinta Tari Sufi yang

bertempat di Jalan Sultan Iskandar Muda No. 1 Pondok Indah, Jakarta Selatan

1.6.3 Teknik Pemilihan Narasumber

Teknik pemilihan narasumber yang digunakan adalah teknik purposive sampling,

yaitu anggota sampel dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya,dimana

narasumber yang diwawancarai yaitu pihak-pihak yang memiliki kaitan dengan pendirian

serta pengelolaan Pondok Rumi. Para narasumber tersebut ialah pendiri, pengurus, penari

maupun pecinta tari sufi yang tergabung dalam komunitas Pondok Rumi.

1.6.4 Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus ini dilakukan dengan beberapa metode

dan teknik pengumpulan data, diantaranya:

1.6.4.1 Observasi

Observasi barangkali mejadi metode paling dasar dan paling tua dalam suatu

penelitian. Karena dalam cara-cara tertentu, secara tidak langsung selalu terlibat dalam

proses pengamatan. Beberapa penelitian, baik kualitatif maupun kuantitatif, mengandung

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

aspek observasi di dalamnya (Tristiadi, Rahayu : 2004). Tristiadi dan Rahayu melanjutkan,

observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu

masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alatre-checking atau pembuktian

terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.

Observasi adalah tahap awal pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

langsung di setiap lokasi penelitian disertai dengan mencatat berbagai hal yang berkaitan

dengan analisis terhadap objek penelitian.Observasi dalam penelitian ini adalah dengan

mendatangi Masjid Raya Pondok Indah yang berlokasi di sebelah Mall Pondok Indah Jakarta

Selatan.Dari observasi yang dilakukan didapatlah informasi secara kasat mata bagaimana

lokasi dan tempat yang digunakan oleh Pondok Rumi untuk melakukan aktivitas

rutinnya.Observasi dilakukan secara rutin hingga data yang didapat dirasa sudah cukup. Pada

proses observasi ini, Alat yang digunakan adalah dengan menggunakan catatan berkala,

yaitu mengadakan observasi cara-cara orang bertindak dalam jangka waktu tertentu,

kemudian menuliskan kesan-kesan secara umum, dan melanjutkan observasi kembali pada

waktu lain yang sudah direncanakan dengan cara yang sama.

1.6.4.2 Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan Tanya-jawab sepihak

yang dikerjakan dengan sistematik, dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan (Hadi,

1993).Tristiadi dan Rahayu melanjutkan bahwa yang dimaksud dengan sepihak disini yaitu

menerangkan perbedaan tingkat kepentingan antara kedua belah pihak.Dalam wawancara

terjadi pula percakapan langsung dan tatap muka (face to face) dengan maksud

tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer)

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

yang mengajukan pertanyaan, dan yang diwawancarai (interviewer) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu.Maksud mengadakan wawancara secara umum, adalah untuk

menggali struktur kognitif dan dunia makna dari perilaku subjek yang diteliti.

Lincoln dan Guba lebih lanjut mengemukakan bahwa tujuan wawancara antara lain

mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi,

tuntutan, kependulian, dan lain-lain.

Wawancara merupakan bagian terpenting dalam pengumpulan data pada penelitian

ini, karena pada penelitian kualitatif data mendalam hanya didapatkan dengan wawancara.

Untuk melakukan wawancara dibutuhkan interview guide (pedoman wawancara). Hal ini

diperlukan untuk mengantisipasi sehingga tidak ada informasi yang terlewatkan karena lupa

ditanyakan oleh peneliti.Sebelum dilakukannya wawancara, pendekatan terhadap para

narasumber dilakukan sehingga terjalin suasana akrab dan pada saat wawancara para

narasumber merasa nyaman sehingga dapat memberikan informasi yang mendalam dengan

cukup mudah.

Wawancara dilakukan kepada beberapa responden yang sudah ditentukan dengan

menggunakan teknik purposive sampling yang telah dipaparkan sebelumnya, mereka

diantaranya adalah pendiri komunitas, pengelola, anggota komunitas, penari atau para

pecinta sufi yang mengikuti sepak terjang komunitas ini.

1.6.4.3 Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen (Usman dan Setiady: 2003). Observasi dan

wawancara adalah metode untuk mendapatkan informasi di lapangan, dan ini merupakan

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76669/potongan/S1-2014... · berkembang di Indonesia.Whirling dervish adalah kesenian tari ritual yang diciptakan

data primer, sedangkan untuk menguatkan analisis data, diperlukan data sekunder yang

berupa dokumentasi dari beberapa kegiatan ekstern komunitas tersebut.Dokumentasi

didapatkan baik dari situs jejaring sosial milik Pondok Rumi ataupun dokumentasi pribadi

dari beberapa kegiatan yang telah dilakukan selama komunitas ini berdiri.